laporan studio analisis wilayah
kabupaten
tegal
anggota kelompok Amalia Fitria Hataul 42745
Deano Damario P. 42750
Baiq Muslida ShaďŹ ra 42749
Khaira Dhamira 42754
Bima Indra Permana 43541
Adellia Naura F. 43535
Naufal Ghalib Al Gabril 43563
Peter Togu Philip Manurung 44094
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal”. Laporan ini disusun sebagai tugas besar yang wajib dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa PWK UGM. Dengan disusunnya laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pembaca mengenai kondisi wilayah Kabupaten Tegal. Untuk itu, kami menyampakan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan laporan ini. Yaitu: Ÿ Bapak Doddy Aditya Iskandar, ST., MCP., Ph.D selaku dosen pembimbing Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan laporan ini, Ÿ Bapak Dr. Ir. Retno Widodo Dwi Pramono, M.T., Bapak Suryanto, MSP., Ibu Ratna Eka Suminar, ST., M.Sc., dan Ibu Beti Guswantari, S.Si., M.Eng., selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Studio Analisis Wilayah yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan laporan ini, Ÿ Instansi-instansi pemerintah Kabupaten Tegal yang telah membantu dalam mengumpulkan data sekunder Kabupaten Tegal sebagai bahan pertimbangan dalam analisis, Ÿ Orang tua dan teman-teman Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2015 yang telah senantiasa mendoakan, mendukung dan menyemangati dalam penyusunan laporan Studio Analisis Wilayah.
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi
1 10 17
BAB 1: Pendahuluan BAB 2: Review Dokumen Perencanaan & Good Region BAB 3: ProďŹ l& Karakteristik Wilayah
BAB 4: Analisis& Proyeksi
37
BAB 5: Konsep Pengembangan dan Rekomendasi
78
BAB 6: Isu Strategis
85
BAB 1
Penda -huluan
1
Latar Belakang Wilayah dalam UU No. 26 tahun 2007 diartikan sebagai ruang yang merupakan kesatuan geograďŹ s beserta segenap unsur terkait dengan batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Wilayah sebagai salah satu komponen pembentuk sebuah negara memiliki peran yang penting baik secara independen maupun dalam bentuk aglomerasi. Kompleksitas permasalahan dan pengembangan suatu wilayah membuat perencanaan menjadi proses awal yang begitu penting. Terutama dalam pembentukan sistem atau komponen non ďŹ sik yang pada akhirnya akan berkecimpung pula dalam penyediaan komponen ďŹ sik wilayah. Kabupaten Tegal sebagai salah satu bentuk representasi dari wilayah administratif juga memiliki masalah serta potensi baik dari tingkat mikro hingga tingkat makro. Keberadaan kawasan industri pada Kabupaten Tegal merupakan salah satu contoh masalah sekaligus potensi yang perlu direncanakan pengelolaannya. Ketimpangan antara kondisi eksisting wilayah dengan kondisi ideal yang diinginkan membentuk suatu isu strategis yang akan menentukan langkah intervensi yang perlu diambil. Analisis terhadap perkembangan Kabupaten Tegal dalam berbagai sektor p e r l u d i l a k u k a n s e b a g a i b e n t u k ev a l u a s i d a n pembentukan rekomendasi tindakan. Dalam dokumen perencanaan telah tertera tujuan, visi, misi, peran serta fungsi yang seharusnya dipenuhi oleh Kabupaten Tegal. Maka dari itu, laporan Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal ini disusun sebagai bentuk evaluasi dan pemberian rekomendasi. Evaluasi dan rekomendasi tersebut dirumuskan atas dasar analisis komprehensif baik dari sisi dokumen, hokum serta aturan maupun dari sisi kondisi eksisting, masalah, potensi serta isu-isu stategis yang terdapat pada Kabupaten Tegal.
2
Landasan Hukum
• Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Menteri Pertanian No 837/KPTS/UM/11/1980 tentang Kriteria dan • SK Tata Cara Penetapan Hutan Lindung
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 tentang RTRW • Jawa Tengah 2009-2029
• UU No.41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Peraturan Pemerintah no. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber • Daya Ikan Peraturan Menteri Pekerajaan Umum no. 41/PRT/M/2007 tentang • Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka • Alam dan Kawasan Pelestarian Alam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara • Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan • Penataan Ruang Keppres No. 32 Tahun 1990 Tentang Kawasan Lindung dalam Penataan • Ruang
• UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup • Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri Peraturan Menteri Perindustrian RI No 35/MIND/PER/3/2010 tentang • Pedoman Teknis Kawasan Industri 03-1733-2004 Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di • SNI Perkotaan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16/PRT/M/2009 tentang • Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
3
Sasaran Penulisan
Tujuan Penulisan 1. Mengumpulkan serta menyusun data menjadi kompilasi data yang memuat data Fisik Dasar, Kependudukan, Sosial dan Budaya, Ekonomi, Sarana Prasarana dan Fisik Ruang berdasarkan kondisi eksisting Kabupaten Tegal 2. Menganalisis ProďŹ l Kabupaten Tegal 3. Menganalisis kompilasi data Kabupaten Tegal untuk mengetahui potensi dan masalah yang terjadi 4. Menganalisis isu Kabupaten Tegal berdasarkan potensi dan masalah yang ditemukan 5. Menarik kesimpulan sebagai proďŹ l dari hasil analisis Kabupaten Tegal untuk kemudian diberi rekomendasi atau solusi.
Sasaran dari penyusunan laporan studio analisis wilayah Kabupaten Tegal adalah W i l a y a h K a b u p a t e n Te g a l s e c a r a keseluruhan yang meliputi kondisi ďŹ sik dasar, kependudukan dan sosial budaya, p e re ko n o m i a n s e r t a s a ra n a d a n prasarana. Pada tahap selanjutnya akan ditarik kesimpulan untuk menentukan potensi dan masalah yang ada di Kabupaten Tegal. Potensi dan masalah yang ada akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan wilayah pada tahap selanjutnya.
Ruang Lingkup 1. Ruang Lingkup Spasial Pada penelitian laporan ini lingkup spasial yang dianalisis adalah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: - Utara: Kota Tegal dan Laut Jawa - Timur: Kabupaten Pemalang - Barat: Kabupaten Brebes - Selatan: Kabupaten Brebes dan Banyumas 2. Ruang Lingkup Substansial Pada penulisan ini ruang lingkup substansi analisis dan perencanaan Kabupaten Tegal mencakupi: - Fisik dasar - Kependudukan - Ekonomi - Sarana dan Prasarana - Pola dan Struktur Ruang - Isu-isu strategis
3. Ruang Lingkup Temporal Pada penulisan laporan ini lingkup temporal terbagi menjadi dua, yakni: - Lingkup waktu data primer: 9-15 Desember 2017 - Lingkup waktu data sekunder: Tahun 2011-2036
4
Metode Analisis Fisik Dasar 1. Analisis Kesesuaian Lahan Berdasarkan SK Mentan 837/KPTS/UM/1980, suatu lahan dapat berfungsi dengan efektif apabila lahan tersebut digunakan secara efektif sesuai dengan kapasitasnya dalam mewadahi kegiatan-kegiatan yang ada diatasnya. Tingkat kesesuaian tersebut disebut dengan kesesuaian lahan. Untuk menganalisis dan menentukan kesesuasian lahan, dibutuhkan beberapa data geograďŹ s dari suatu kabupaten, seperti data curah hujan, kelerengan, jenis tanah, dan rawan bencana yang kemudian dilakukan skoring dan hasilnya di sesuaikan dengan skor peruntukan lahan yang berlaku Peruntukan
Total Skor
Kawasan Budidaya
<124
Kawasan Penyangga
125-174
Kawasan Lindung
>175
Tabel Skoring Peruntukan Lahan Sumber: SK Mentan 837/KPTS/UM/1980
2. Analisis Sumber Daya Alam Analisis Sumber Daya Alam digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumber daya alam yang telah di manfaatkan dan seberapa besar cadangan sumber daya alam yang tersedia guna mendukung modal pasar pembangunan ekonomi dan sistem penunjang kehidupan masyarakat. Pemanfaatan sumber daya alam harus mempertimbangkan aspek berkelanjutannya guna mendukung pembangunan yang efektif dan eďŹ sien. Analisis sumberdaya alam menggunakan metode Neraca Sumber Daya Alam dengan menggunakan data curah hujan, kelerengan, jenis tanah serta kriteria-kriteria masingmasing sumber daya alam yang dihitung. Formulasi dasar yang digunakan dalam menghitung neraca sumberdaya alam adalah : Cadangan = Potensi (Aktiva) - Eksisting (Pasiva) 3. Daya Dukung Lingkungan Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah, berikut adalah rumus perhitungannya: DDL = (7 x DDLh) + (3 x DDA) a. Daya Dukung Air DDA =
SA DA
Ketersediaan Air SA = 10xCxRxA Kebutuhan Air DA = N x KHLA
5
Keterengan: SA: Ketersediaan Air (m3/tahun) DA: Kebutuhan Air C: Koef. Limpasan Tertimbang R: Rata-rata curah hujan (mm/tahun) A: Luas wilayah (Ha) N: Jumlah penduduk KHLA: Kebutuhan Air untuk Hidup Layak
b. Daya Dukung Lahan Ltb = LB + Ltp DDLB =
a x LW Ltb
Keterengan: DDLB: Daya dukung lahan untuk bangunan LW: Luas wilayah (Ha) a: Koef. luas lahan terbangun (max. 70%) Ltb: Luas lahan terbangun (Ha) LB: Luas lahan bangunan (Ha) Ltp: Luas lahan untuk infrastruktur = 10% LB
Nilai DDLB berada pada rentang 1-3 semakin mendekati 3 maka semakin mendekati penggunaan lahan yang melampaui. Adapun syarat-syarat peningkatan daya dukung lahan se per t i penga tura n KDB, KLB, KDH, pengendalian konversi lahan , penyediaan RTH d a n R T H - P, s e r t a p e n g e m b a n g n s i s t e m vertikalisasi bangunan.
c. Daya Dukung Lingkungan DDL = (7xDDLh) + (3xDDA) d. Daya Tampung
Lw =
P H xDt.0,01+ xDt.0,03 P+H P+H
Keterengan: Lw: Luas wilayah (asumsi luas lahan budidaya) P: Jumlah penduduk non pertanian (jiwa) H: Jumlah penduduk pertanian (jiwa) Dt: Daya tampung 0,01: Kebutuhan lahan non pertanian (Ha/jiwa) 0,03: Kebutuhan lahan petanian (Ha/jiwa)
Kependudukan 1. Sex Ratio Sex Ratio merupakan perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui perbandingan komposisi jenis kelamin di suatu daerah dalam suatu waktu, tujuannya adalah untuk mengetahui pola atau perubahan rasio jenis kelamin. Berikut adalah cara perhitungan sex ratio: Sex Ratio =
Jumlah Penduduk Laki-laki Jumlah Penduduk Perempuan
x100
2. Dependency Ratio Dependency Ratio merupakan analisis untuk mengetahui perbandingan antara jumlah usia produktif (15-64) dengan usia non produktif (>65) di suatu daerah. Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk melihat angka ketergantungan masyarakat produktif yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Hasil perhitungan angka ketergantungan >50% maka dapat diasumsikan bahwa tingkat ketergantungan masyarakat di Kabupaten Tegal tergolong tinggi dan perekonomiannya rendah, sedangkan ketika perhitungan angka ketergantungan <50% maka tingkat ketergantungan Kabupaten Tegal rendah dan tingkat perekonomiannya tinggi. Berikut adalah cara perhitungan Angka Ketergantungan: Dependency Ratio =
P(0-14) + P65+ P(15-64)
x100
6
Keterengan: P(0-14): Jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) P(65+): Jumlah penduduk usia tua (65 tahun ke atas) P(15-64): Jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun)
3. Proyeksi Penduduk P e r h i t u n g a n p roy e k s i p e n d u d u k d i Kabupaten Tegal menggunakan rumus proyeksi geometri, tujuan memproyeksikan jumlah penduduk adalah untuk mengetahui jumlah penduduk di masa mendatang guna mempersiapkan perencanaan di Kabupaten Tegal. Berikut a d a l a h c a ra p e r h i t u n g a n p roy e k s i penduduk:
4. Indeks Pembangunan Manusia IPM merupakan suatu indikator/indeks untuk menukur tingkat kualitas sumber daya manusia dan tingkat perkembangan wilayah yang dilihat melalui empat kriteria, yaitu angka harapan hidup saat lahir, harapanlama sekolah, rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran perkapita di suatu wilayah (BPS).
Pt = Po (1+r)t
Ekonomi 1. Struktur Ekonomi Analisis struktur ekonomi digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan suatu sektro terhadap PDRB Kabupaten Tegal. Struktur ekonomi per sektor diperoleh melalui persentase perbandingan antara nilai PDRB ADHK tiap sektor dengan PDRB ADHK total. Semakin tinggi kontribusi yang diberikan suatu sektor maka semakin tinggi pula peran sektor tersebut dalam menyokong ekonomi wilayahnya. 2. Sektor Unggulan Karakter ekonomi suatu wilayah tidak hanya dilihat dari sektor basis yang menonjol di wilayah tersebut, namun juga dari kedudukan sektor ekonomi unggulan dan potensial di wilayah yang lebih luas (dalam kasus ini adalah Provinsi Jawa Tengah). Analisis sektor unggulan menggunakan tiga metode yaitu, analisis LQ (Location Quotient), Tipologi Klassen, dan Shift Share. Analisis LQ (Location Quotient) berfungsi untuk melihat tingkat spesialisasi suatu sektor Kabupaten Tegal terhadap Provinsi Jawa Tengah. Tipologi Klassen berfungsi untuk melihat potensi ekonomi sektro ekonomi Kabupaten Tegal serta potensi relatif terhadap Provinsi Jawa Tengah dengan membandingkan besar rata-rata pertumbuhan dan kontribusi sektor ekonomi tertentu. Sedangkan analisis Shift-Share digunakan untuk menganalisis kekuatan kontribusi sektor dengan melihat beberapa komponen yang mempengaruhi pertumbuhan sektor ekonomi suatu wilayah. Komponen yang dimaksud adalah pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat pertumbuhan sektoral (PS) dan tingkat kompetitif sektoral (DS). 3. Disparitas Wilayah Dalam menganalisis disparitas wilayah di Kabupaten Tegal menggunakan metode Indeks Williamson dan Indeks Entropy Theil. Indek Williamson merupakan koeďŹ sien persebaran dari rata-rata nilai sebaran dihitung berdasarkan estimasi dari nilai-nilai PDRB dan penduduk daerah-daerah yang berada pada lingkup wilayah kajian. IW =
sigma (Yi-Y)2 ďŹ /n Y
Keterengan: IW: Indeks Williamson ďŹ : Jumlah penduduk kabupaten n: Jumlah penduduk provinsi Yi: PDRB per kapita kabupaten Y: Rata-rata PDRB provinsi
7
Sedangkan Indeks Emtropy Theil merupakan metode untuk mengetahui pendapatan antar wilayah sehingga akan diketahui tigkat ketimpangan ekonomi yang terjadi. Semakin besar nilai indeks ET maka semakin besar pula ketimpangan yang terjadi, dan jika semakin kecil IET maka akan mendekati persebaran ekonomi yang merata.
Keterengan: I(y): Indeks Entrophy Teil Yj: PDRB per kapita kabupaten Y: Rata-rata PDRB per kapita provinsi Xj: Jumlah penduduk kabupaten X: Jumlah penduduk provinsi
Struktur Ruang Analisis struktur ruang dilakukan dengan menggunakan beberapa metode untuk menggambarkan distribusi simpul-simpul pusat kegiatan dan permukiman. Analisis struktur ruang dilakukan dengan tujuan unttuk melihat hubungan keterkaitan pada pemanfaatan ruang yang ada dengan peran pelayanan, kualitas konektivitas dan aksesibilitas keterjangkauannya. Terdapat 3 kerangka pikir utama dalam menganalisis struktur ruang, yaitu: 1. Evaluasi struktur/hierarki pusat-pusat kegiatan (ekonomi dan sosial) 2. Evaluasi jaringan dan konektivitas antar pusat kegiatan 3. Evaluasi ketersediaan infrastruktur (fasilitas umum dan fasilitas sosial)
Analisis struktur ruang dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu : 1. Meninjau relevansi kondisi eksisting dengan rencana struktur ruang pada dokumen RTRW 2012-2032 Kabupaten Tegal. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk melihat persebaran simpul-simpul permukiman dan pusat kegiatan wilayah Kabupaten Tegal. Tinjauan relevansi dilanjutkan dengan tahap pembobotan performa pelayanan pusat kegiatan hasil a n a l i s i s s u r v e i p r i m e r d a n s u r v ey sekunder. 2.Metode Skalogram, sebagai piranti/instrument penghutung ketersediaan sarana-prasarana di pusatpusat kegiatan sebagai penentuan hierarki pelayanan secara teoritis. 3.Penghitungan Indeks Konektivitas dan Aksesibilitas seagai penilaian kinerja jaringan jalan berdasarkan SK Mentri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001.
8
Pola Ruang Analisis pola ruang dilakukan dengan mengkaji guna lahan eksisting dan relevansinya dengan rencana tata ruang yang ada. Tujuan utama dari analisis pola ruang adalah sebagai penilaian terhadap upaya Kabupaten Tegal dalam menjaga keseimbangan dan keberlanjutan daya dukung dan daya tampung lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan menghitung peruntukan fungsi lindung, peruntukan fungsi budidaya, dan tingkat konversi lahan yang ada. Peta yang digunakan adalah peta guna lahan (land use map), peta tutupan lahan (land cover map), dan analisis land capability serta land suitability.
Sarana dan Prasarana Standar kebutuhan sarana prasarana dihitung berdasarkan SNI 03-1733-2004 t e n t a n g Ta t a C a r a P e r e n c a n a a n Lingkungan Perumahan di Perkotaan dengan rumus sebagai berikut : Standar = Jumlah penduduk per kecamatan Kebutuhan Jumlah penduduk pendukung
Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Terdiri dari latar belakang, landasan hukum, sasaran, tujuan, ruang lingkup, metode dan sistematika penulisan BAB II Review Dokumen Perencanaan dan Good Region Dokumen yang direview yaitu dokumen tata ruang dan dokumen pembangunan berupa RTRW, RPJMD dan RPJP serta penjabaran pandangan terkait Good Region BAB III Profil dan Karakteristik Teridiri dari profil tiap aspek, karakteristik kabupaten dan potensi masalah dari kabupaten BAB IV Analisis dan Proyeksi Terdiri dari hasil analisis dan proyeksi tiap aspek yaitu fisik dasar, fisik ruang, kependudukan, ekonomi, sosial budaya, struktur ruang, pola ruang, sarana prasarana utilitas, potensi dan masalah Kabupaten Tegal BAB V Konsep Pengembangan dan Rekomendasi Terdiri dari masalah, potensi, SWOT, alternatif konsep dan rekomendasi BAB VI Isu Strategis Isu-isu pembangunan yang terjadi di Kabupaten Tegal
9
BAB 2
Review Dokumen Perencanaan dan Good Region
10
Review RTRW Kabupaten Tegal 2002-2032 & RPJPD Kabupaten Tegal Tahun 2005-2025 Pada tahap pertamadalam rangkaian review dokumen merupakan perbandingan antara dokumen RTRW Kabupaten Tegal dengan RPJPD Kabupatan Tegal. Pada penjabaran RTRW terdapat kategori seperti struktur ruang, pola ruang, dan kawasan strategis, sedangkan dalam dokumen RPJPD memuat misi dan arahan pembangunan Kabupaten tegal. Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kedua dokumen tersebut saling mendukung dan memiliki hubungan dengan melihat tingkat relevansi dan tingkat ketercapaian antar dokumen.
Tahapan Analisis pembangunan RPJPD secara horizontal, untuk skoring tabel ketercapaian indikator secara vertikal. Ÿ Penilaian arah pembangunan dibagi menjadi 3 kategori yaitu : skor 1-3 tidak sesuai, skor 4-6 cukup sesuai, dan skor 7-9 sangat sesuai. Ÿ Penilaian tingkat ketercapaian.
Tabel vertikal merupakan tabel indikator RTRW dan tabel horizontal merupakan tabel arah pembangunan RPJPD (tabel terlampir) Ÿ Skoring dilakukan dengan metode 1 dan 0. Dimana 1 untuk arah pembangunan yang relevan dan 0 untuk yang tidak. Ÿ Penjumlahan skoring untuk tabel arah Ÿ
Arah Pembangunan RPJPD Tingkat Ketercapaian - Tingkat ketercapaian struktur ruang dengan keseluruhan arah pembangunan yang terdapat di RPJPD sebesar 28% - Tingkat ke t e rc a p a i a n p o l a r u a n g d e n g a n keseluruhan arah pembangunan yang terdapat di RPJPD sebesar 50 % - Tingkat ketercapaian kawasan strategis kabupaten dengan keseluruhan arah pembangunan yang terdapat di RPJPD sebesar 38%. Belum terdapat relevansi yang sampai diatas 50%, hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat relevansi RTRW dan RPJPD harus dikaji ulang. Keselarasan dua dokumen tersebut perlu diutamakan sehingga dapat mencapai pembangunan yang baik.
Hasil Analisis Dari 47 arah pembangunan dalam RPJPD, 27 arah pembangunan tidak sesuai, 20 arah pembangunan cukup sesuai, dan tidak ada arah pembangunan sangat sesuai. Sedangkan jika dilihat dari tabel indikator program RTRW, dari 9 total indikator program, terdapat 1 indikator program yang tidak relevan atau tidak terdukung oleh arah pembangunan RPJPD Sehingga total terdapat 8 (88%) yang terdukung oleh RPJPD Kabupaten Te g a l . T i n g k a t re l ev a n s i a n t a ra dokumen RTRW dengan RPJPD sebesar 38%. Dilihat dari presentase, dapat dikatakan bahwa kedua dokumen tersebut tidak terlalu relevan
11
RPJP RTRW
1 2
Struktur Ruang
Pola Ruang
Kawasan Strategis
Misi 2
Misi 1 3
Misi 3
Misi 4
1 2 3 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Misi 5 10
11
12
Misi 6
Misi 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PKL
1 0
0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1
0
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0
0
15
PKLP
0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1
0
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0
0
10
PPK
1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
0
0
0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0
0
15
Kawasan lindung
0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
1
Kawasan Budidaya
1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
46
Pertumbuhan Ekonomi
0 0
0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1
18
Sosial Budaya
1 1
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
21
Pendayaan SDA dan Teknologi tinggi
0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1
0
0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
15
Penyalamatan Lingkungan Hidup
0 0
0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1
18
4 2
2 4 4 5 3 2 2 2 4 3 3 3 3 5 5 3 5 5 6
2
2
2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 6 5 5 5 2 2 5 2 3
4
159
Total
8
13
16
44
29
10
39
Presentsase
38%
Tabel Matriks Review RTRW Kabupaten Tegal dan RPJPD Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
Review RTRW Kabupaten Tegal 2002-2032 & RPJMD Kabupaten Tegal 2014-2019 Tahap selanjutnya yang dilakukan dalam melakukan review dokumen adalah dengan membandingkan antara RPJPD Kabupaten Tegal tahun 2005-2025 dengan dokumen RPJMD Kabupaten Tegaltahun 2014-2019. Dimana dalam dokumen RPJPD memuat 7 arahan pembangunan untuk setiap misinya, sedangkan didalam dokumen RPJMD memuat program-program dari setiap misi yang ada. Analisis tahap II bertujuan untuk melihat relevansi antara arah pembangunan RPJPD dengan program RPJMD.
Tahapan Analisis program-program RPJMD secara horizontal, tujuannya adalah untuk mengeliminasi program yang tidak relevan. 타 S e r t a m e n g e l i m i n a s i p ro g ra m program dilakukan sesuai dengan kriteria yang dibuat, yaitu program dengan skor <10 tidak lolos, dan program dengan nilai.
Tabel vertikal merupakan tabel program-program RPJMD, sedangkan tabel horizontal merupakan tabel yang berisi mengenai arah pembangunan RPJPD (tabel terlampir) 타 Kemudian dilakukan skoring dengan mengisi angka 1 untuk program yang relevan dan angka o untuk program yang tidak relevan. 타 Lalu, penjumlahan skoring tabel 타
12
Hasil Analisis Misi IV: Dari total 47 arah pembangunan dalam RPJPD, terdapat 35 yang relevan (74,46%), dan 12 program yang tidak relevan atau belum sepenuhnya mendukung dari misi 4 dalam RPJMD. Sedangkan dari total 15 program RPJMD terdapat 13 program yang relevan (68,08%), dan 2 program yang tidak relevan atau mendukung dari arah pembangunan RPJPD (ditunjukkan dari tabal berwarna merah). Ÿ Misi V: Dari total 47 arah pembangunan dalam RPJPD, terdapat 32 yang relevan (31,91%), dan 15 program yang tidak relevan atau belum sepenuhnya mendukung dari misi 5 dalam RPJMD. Sedangkan dari total 31 program RPJMD terdapat 28 program yang relevan (90,32%), dan 3 program yang tidak relevan atau mendukung dari arah pembangunan RPJPD (ditunjukkan dari tabal berwarna merah). Ÿ Berdasarkan hasil penilaian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dari total 203 program RPJMD, terdapat 156 program yang relevan, 47 program RPJMD yang tidak relevan dengan arah pembangunan RPJPD Kabupaten Tegal. Maka, tingkat relevansi antara program-program RPJMD dengan arah pembangunan RPJPD Kabupaten 76,84%.
Misi I: Dari total 47 arah pembangunan dalam RPJPD, terdapat 40 yang relevan (85,1%), dan 7 program yang tidak relevan atau belum sepenuhnya mendukung dari misi 1 dalam RPJMD. Sedangkan dari total 34 program RPJMD terdapat 31 program yang relevan (91,17), dan 3 program yang tidak relevan atau mendukung dari arah pembangunan RPJPD (ditunjukkan dari tabal berwarna merah). Ÿ Misi II: Dari total 47 arah pembangunan dalam RPJPD, terdapat 15 yang relevan (31,91%), dan 32 program yang tidak relevan atau belum sepenuhnya mendukung dari misi 2 dalam RPJMD. Sedangkan dari total 111 program RPJMD terdapat 73 program yang relevan (65,76%), dan 38 program yang tidak relevan atau mendukung dari arah pembangunan RPJPD (ditunjukkan dari tabal berwarna merah). Ÿ Misi III: Dari total 47 arah pembangunan dalam RPJPD, terdapat 23 yang relevan (48,93%), dan 24 program yang tidak relevan atau belum sepenuhnya mendukung dari misi 3 dalam RPJMD. Sedangkan dari total 12 program RPJMD terdapat 11 program yang relevan (65,48%), dan 1 program yang tidak relevan atau mendukung dari arah pembangunan RPJPD (ditunjukkan dari tabal berwarna merah).
Ÿ
Ÿ
13
Tingkat Relevansi dan Efektifitas Antara Program-Program Pemerintah dengan Masalah-masalah yang terdapat di Kabupaten Tegal dan Masalah Hasil Analisis Kelompok Studio Tahap ketiga merupakan tahap terakhir untuk review dokumen dilakukan dengan membandingkan antara program-program dengan masalah yang Kabupaten Tegal, dimana keduanya terdapat di dalam dokumen RPJMD Kabupaten Tegal tahun 2014 – 2019. Tahapan ini bertujuan untuk melihat tingkat apakah program-programyang direncanakan dalam RPJMD apakah sesuai untuk mengurangi dan menghilangkan permasalahan yang ada di Kabupaten Tegal. Selain itu, bertujuan juga untuk melihat seberapa persen masalah yang dapat diatasi dari adanya program yang relevan tersebut.
Tahapan Analisis program dengan jumlah skor 0 berarti tidak memiliki relevansi, sedangkan jumlah skor >1 merupakan program yang memiliki relevansi. Ÿ Penilaian pada tabel vertikal yaitu : masalah dengan jumlah skor 0 berarti belum dapat diatasi, sedangkan masalah dengan skor > 1 sudah dapat diatasi.
Tabel vertikal merupakan tabel yang berisi program-program RPJMD, dan tabel horizontal merupakan tabel yang berisi masalah Kabupaten Tegal. Ÿ Kemudian dilakukan skoring dengan memgisi angka 1 untuk program yang relevan, dan 0 poin untuk program yang tidak relevan. Ÿ Penilaian untuk tabel horizontal yaitu : Ÿ
Hasil Analisis tersebut diperoleh dari akar-akar pohon masalah yang sudah dilampirkan pada bab sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah masalah yang kami temukan akan dapat diatasi dengan program-program yang relevan tersebut
Dilihat dari programnya, total dari 250 program terdapat 196 program yang efektif (78,4%), dan 54 program tidak relevan (21,6%). Selanjutnya, dilakukan perbandingan antara program dalam RPJMD dengan masalah hasil analisis yang kelompok kami dapatkan. Masalah
Kesimpulan Dari hasil analisis review program RPJMD Kabupetan Tegal 2014 – 2019, maka didapat kesimpulan bahwa dari total keseluruhan program, sebesar 57,42% program sudah efektif untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Kabupaten Tegal. Dengan demikian, diharapkan penyusunan RPJMD kedepannya bisa lebih memperhatikan unsur spasial serta memprioritaskan program-program yang lebih tepat guna dan relevan dengan kebutuhan dari Kabupaten Tegal saat ini serta untuk keberlanjutan kedepan nanti. Hal ini bertujuan agar dari pembangunan yang ada bisa lebih besar dirasakan kebermanfatannya oleh masyarakat Kabupaten Tegal.
14
Good Region Berdasarkan Group View “Kabupaten Tegal sebagai Kabupaten Yang Unggul dan Berdaya Saing dalam Industri Pengolahan dengan Pemanfaatan E-Commerce”
Unggul lebih cepat. Selain itu, Kabupaten Tegal juga memiliki kawasan industri dan terdapat rencana adanya pemindahan industri dari Jabodetabek ke Kabupaten Tegal. Dalam visi Kabupaten Tegal juga disebutkan bahwa 'unggul' merupakan salah satu komponen dalam visi. Visi Kabupaten Tegal berbunyi sebagai berikut: “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Tegal yang Mandiri, Unggul, Berbudaya, Religius dan Sejahtera”. Namun konteks unggul di visi ini lebih ke masyarakatnya, sedangkan unggul dari group view adalah dari segi sektor industri pengolahan. Masyarakat yang unggul menurut visi Kabupaten Tegal adalah masyarakat yang memiliki kemampuan berpikir, beraktualisasi dan memiliki kapasitas inovatif dan kreatif serta menjadi masyarakat yang unggul.
Unggul berarti terbaik, utama, lebih baik jika dibandingkan dengan yang lain. Suatu wilayah dapat dikatakan unggul apabila lebih baik dalam satu atau lebih indikator dibandingkan dengan wilayah yang lain. Berdasarkan group view, konsep yang diusung untuk Kabupaten Tegal adalah kabupaten yang unggul dalam industri pengolahan. Jika dilihat dari PDRB, sektor industri pengolahan merupakan sektor penyumbang PDRB terbesar untuk Kabupaten Tegal yaitu hampir mencapai 32% dari total PDRB Kabupaten Tegal pada tahun 2015 dan terus meningkat setiap tahunnya. Ini berarti, sektor industri pengolahan di K a b u p a t e n Te g a l l e b i h u n g g u l dibandingkan dengan sektor yang lain. Sektor industri juga didukung dengan adanya jalur pantura dan double-track sehingga distribusi barangnya menjadi
Berdaya Saing Konsep daya saing umunya digunakan p a d a ko n t e k s ke m a m p u a n s u a t u perusahaan, kota, daerah, wilayah, atau negara dalam mempertahankan atau meningkatkan keunggulan kompetitif secara berkelanjutan (Porter, 2000). Sebuah wilayah yang berdaya saing adalah wilayah yang mampu mempertahankan atau meningkatkan keunggulan kompetitif secara berkelanjutan.
European Commision, 1999 dalam Gardiner (2003) mendefinisikan daya saing sebagai kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan pasar internasional, diiringi oleh kemampuan mendapatkan pendapatan tinggi dan berkelanjutan, lebih umumnya adalah kemampuan wilayah untuk menciptakan pendapatan dan kesempatan kerja yang relatif tinggi yang terlihat pada daya saing eksternal.
15
Industri Pengolahan Te r d a p a t k a w a s a n i n d u s t r i d i K a b u p a t e n Te g a l , t e p a t n y a d i Kecamatan Margasari, Kramat, dan Warureja Ÿ Industri yang mendominasi di Kabupaten Tegal adalah industri logam dan mesin elektronik (ILME) Ÿ Terdapat jalur pantura dan doubletrack sehingga distribusi barang menjadi lebih cepat Ÿ Adanya rencana pemindahan industri dari Jabodetabek ke Kabupaten Tegal
Kabupaten Tegal terkenal sebagai Jepangnya Indonesia karena terdapat banyak industri baik industri skala besar, skala menengah, maupun skala kecil. Kondisi industri di Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut: Ÿ Sektor industri pengolahan merupakan sektor yang memiliki persentase tertinggi untuk PDRB Kabupaten Tegal Ÿ Kontribusi sektor industri pengolahan pada PDRB memiliki tren meningkat setiap tahunnya
Ÿ
E-Commerce bisa digunakan untuk memasarkan produk dari Kabupaten Tegal (khususnya dalam bidang industri pengolahan) yang sesuai dengan perkembangan tren masa kini. Pada jaman yang sudah modern ini, strategi e-commerce dirasa cukup efektif dalam memasarkan produk dibandingkan dengan pemasaran produk secara tradisional. Kabupaten Tegal sudah mencoba melakukan inovasi ini, namun sepertinya masih belum berhasil. Jika strategi e-commerce lebih dimaksimalkan bisa mendorong K a b u p a t e n Te g a l a g a r m e n j a d i kabupaten yang unggul dan berdaya saing dalam bidang industri pengolahan maupun bidang-bidang lainnya. Ecommerce dapat memasarkan produk secara lebih luas sehingga dinilai mampu untuk mengembalikan dan memperkuat branding Kabupaten Tegal sebagai Jepangnya Indonesia.
E-commerce atau electronic commerce secara singkat merupakan perdagangan yang dilakukan secara elektronik. Menurut David Baum, e-commerce adalah satu set dinamis teknologi, a p l i k a s i , d a n p ro s e s b i s n i s y a n g menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu m e l a l u i t ra n s a k s i e l e k t ro n i k d a n perdagangan barang, pelayanan, dan i n f o r m a s i y a n g d i l a k u k a n s e c a ra elektronik (David Baum dalam Onno W. Purbo, 2000). Menurut Munir Fuady (2005), e-commerce merupakan suatu proses berbisnis dengan memakai teknologi elektronik yang menghubungkan antara perusahaan, konsumen, dan masyarakat dalam b e n t u k t ra n s a k s i e l e k t ro n i k d a n pertukaran/penjualan barang, servis, dan informasi secara elektronik. Kaitan e-commerce dengan konsep menurut group view adalah sebuah inovasi yang
16
BAB 3
Profil dan Karakteristik Wilayah
17
Fisik Dasar Karakteristik Geografis Kabupaten Tegal Kabupaten Tegal terletak antara 1080 57' 6” – 1090 21' 30” Bujur Timur dan 60 50' 41” - 70 15' 30” Lintang Selatan. Luas Wilayah Kabupaten Tegal adalah 878.79 km2. Kabupaten Tegal terdiri atas 18 kecamatan, yaitu; Margasari, Bumijawa, Bojong, Balapulang, Pagerbarang, Lebaksiu, Jatinegara, Kedungbanteng, Pangkah, Slawi, Dukuhwaru, Adiwerna, Dukuhturi, Talang, Tarub, Kramat, Suradadi, dan Warureja. Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Tegal memiliki batas-batas: Utara – Kota Tegal dan Laut Jawa; Selatan – Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas; Barat – Kabupaten Brebes; Timur – Kabupaten Pemalang.Pada tahun 2036, distribusi penduduk yang akan ada terdapat perbedaan. Di kecamatan dengan laju pertumbuhan yang tinggi akan menjadi lebih padat dibandingkan yang lain.
Peta Batas Administratif Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Iklim Kabupaten Tegal beriklim tropis, dengan ratarata curah hujan sepanjang tahun 2016 sebesar 184,27 mm/bulan atau 2.211,24 mm/tahun. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember sebanyak 463,40 mm dengan kelembapan 81%. Suhu udara rata-rata di Kabupaten Tegal adalah 27,9 0C. Peta Curah Hujan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Jenis Tanah Jenis batuan yang terdapat di Kabupaten Tegal secara umum terdiri dari tiga jenis batuan, yaitu; batuan beku, batuan sedimen, dan batuan endapan. Sedangkan jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Tegal secara umum terdiri dari lima jenis tanah, yaitu; Alluvial, Grumusol, Latosol, Litosol, dan Regosol.
18
Peta Jenis Tanah Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Topografi Kabupaten Tegal terdiri dari 3 kategori topografi, yaitu: a. Daerah pantai – Kecamatan Kramat, Kecamatan Suradadi, dan Kecamatan Warureja b. Daerah dataran rendah – Kecamatan Adiwerna, Kecamatan Dukuhturi, Kecamatan Talang, Kecamatan Tarub, Kecamatan Pagerbarang, Kecamatan Dukuhwaru, Kecamatan Slawi, Kecamatan Lebaksiu, sebagian dari Kecamatan Suradadi, Kecamatan Warureja, Kecamatan Kedungbanteng, dan Kecamatan Pangkah c. Daerah dataran tinggi/pegunungan – Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Margasari, Kecamatan Balapulang, Kecamatan Bumijawa, Kecamatan Bojong, sebagian dari Kecamatan Pangkah dan
Peta Kelerengan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Kecamatan Kedungbanteng. S e l a i n i t u , ke l e re n g a n d i K a b u p a t e n Te g a l diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yaitu; 0-8%, 8-15%, 15-25%, 25-40%, dan >40%.
Kesesuaian Lahan di Kabupaten Tegal Kesesuaian lahan merupakan cocok tidaknya sebuah lahan dalam mendukung kegiatan manusia di atasnya. Analisis Kesesuaian Lahan di Kabupaten Tegal dikalkulasikan melalui penjumlahan skor kelerengan, skor jenis tanah, dan skor intensitas curah hujan melalui skoring peruntukan lahan berdasarkan SK Mentan. Untuk intensitas curah hujan didapatkan melalui rata-rata curah hujan dalam mm setahun dibagi dengan rata-rata jumlah hari hujan setahun. Kelas lereng 1 2 3 4 5
Kelerengan 0% - 8% 8% - 15% 15% - 25% 25% - 40% 40% atau lebih
Keterangan datar landai agak curam curam sangat curam
Skor 20 40 60 80 100
Tabel Skor Kelerengan Sumber: SK Mentan 837/KPTS/UM/1980
Kelas Intensitas Curah Curah H ujan H ujan 0 s/d 1 13.6 13.6 2 20.7 20.7 3 27.7 27.7 4 34.8 34.8 5 keatas
Keterangan Skor Sangat rendah
10
Rendah
20
Sedang
30
Tinggi
40
Sangat tinggi
50
Tabel Skor Intensitas Curah Hujan Sumber: SK Mentan 837/KPTS/UM/1980
19
Kelas Jenis Tanah 1 2 3 4 5
Jenis Tanah Aluvial, Tanah Glei Planosol Hidromorf Kelabu,Literita Air Tanah Latosol Brown Forest Soil, Non Calcis Brown, Mediteran Andosol, Laterit, Grumosol, Podsol, Podsolik Regosol, Litosol, Organosol, Renzina
Keterangan
Skor
tidak peka
15
agak peka kurang peka peka sangat peka
30 45 60 75
Tabel Skor Jenis Tanah Sumber: SK Mentan 837/KPTS/UM/1980
Setelah melalui skoring ketiga kriteria tersebut, kemudian ditotal dengan menghasilkan tiga peruntukan, yakni:
Peruntukan Kawasan Budidaya Kawasan Penyangga Kawasan Lindung
Total Skor < 124 125-174 >175
Tabel Skoring Peruntukan Lahan Sumber: SK Mentan 837/KPTS/UM/1980
Melalui perhitungan ini, klasifikasi kesesuaian lahan di Kabupaten Tegal dibagi menadji tiga, yaitu: Ÿ
Kawasan Lindung
Ÿ
Kawasan Penyangga
Ÿ
Kawasan Budidaya
Peta Kesesuaian Lahan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Transek Kabupaten Tegal
Utara-Selatan
20
No
Kecamatan
Karakteristik
Tutupan Lahan
Kebencanaan Rawan banjir
yang dilalui 1
Kramat
Perkotaan
Sawah basah
2
Tarub
Perkotaan
Sawah basah
Rawan banjir
3
Pangkah
Perkotaan,
Sawah basah
Rawan banjir,
4
Kedung
Perkotaan,
Sawah kering
Rawan erosi tinggi
Banteng
Pedesaan
5
Jatinegara
Pedesaan
Sawah kering,
Rawan erosi tinggi
Pedesaan
rawan erosi tinggi
sawah tahunan 6 7
Bojong
Pedesaan
Sawah tahunan
Rawan erosi tinggi
Bumijawa
Pedesaan
Hutan
Lereng gunung
Tabel Karakteristik dan Tutupan Lahan Kabupaten Tegal Bagian Utara-Selatan Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
Barat-Timur Kecamatan yang
Karakteristik
Tutupan Lahan
Kebencanaan
Pagerbarang
Pedesaan
Sawah kering
Rawan erosi ringan
Dukuhwaru
Pedesaan
Sawah kering
Rawan erosi ringan
Slawi
Perkotaan
Permukiman
Rawan erosi ringan
Pangkah
Perkotaan
Sawah kering
Rawan erosi ringan
Kedung Banteng
Perkotaan
Sawah tahunan
Rawan erosi
dilalui
menengah -tinggi Jatinegara
Pedesaan
Sawah tahunan
Rawan erosi tinggi
Tabel Karakteristik dan Tutupan Lahan Kabupaten Tegal Bagian Barat-Timur Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
Cadangan Sumber Daya Wilayah Kabupaten Tegal Perhitungan cadangan sumber daya
Tegal, dikaji 8 sektor yang berpotensi
w i l a y a h d i K a b u p a t e n Te g a l
dalam bentuk NSDA, yaitu Pertanian
menggunakan Neraca Sumber Daya
Pangan, Holtikultura Buah-buahan,
Alam (NSDA) dengan tujuan sebagai
Hortikultura Sayur-sayuran, Kehutanan,
manajemen budidaya sumber daya alam
Perikanan Air Tawar, Perikanan Air
agar pertumbuhan di Kabupaten Tegal
Payau, Perkebunan, Peternakan Hewan
tetap ada dan berkelanjutan. Pada
Besar dan Kecil, dan Peternakan Unggas.
Studio Analisis Rencana Kabupaten
21
Pertanian Pangan Peta potensi pertanian pangan didapatkan dari overlay peta-peta dengan kriterian: Ÿ
Peta kelerengan <40%
Ÿ
Guna lahan (bukan kawasan lindung, kawasan permukiman dan bukan kawasan hutan
Ÿ
Ketinggian <1000 meter
Ÿ
Curah hujan >1500 mm/tahun
Ÿ
Jenis tanah
Ÿ
Kawasan budidaya Peta Potensi Pertanian Pangan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Analisis Neraca Fisik
Setelah itu melakukan analisis neraca fisik dari lahan pertanian dengan jumlah cadangan lahan pertanian pangan sebesar 17.676,82 Ha yang mampu memproduksi Tabel Neraca Fisik Pertanian Pangan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
85.472 ton tanaman pangan.
Analisis Neraca Moneter Kemudian, untuk mengetahui nilai cadangan lahan pertanian pangan, dilakukan analisis neraca moneter dengan hasil perhitungannya seperti di samping. Tabel Neraca Moneter Pertanian Pangan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
Hortikultura Sayur Untuk mendapatkan potensi lahan pertanian hortikultura sayur, dilakukan analisis skoring dengan ovelay peta yang memiliki kriteriakriteria berikut: Ÿ
Berada di kawasan budidaya
Ÿ
Bukan lahan dengan fungsi hutan, sawah irigasi, permukiman, perkebunan
Ÿ
Bukan merupakan area badan air
Ÿ
Berada pada kelerengan 8%-40%
Ÿ
Curah hujan >1500 mm/tahun
Ÿ
Jenis tanah alluvial, grumusol dan latosol
22
Peta Potensi Hortikultura Sayur Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Analisis Neraca Fisik Berdasarkan tabel NSDA, Kabupaten Tegal memiliki cadangan lahan Tabel Neraca Fisik Hortikultura Sayur Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
pertanian subsector hortikultura komoditas sayuran seluas 9.040,21 Ha dengan hasil cadangan produksi
Analisis Neraca Fisik
sebesar 1.308.751 Kwintal.
Tabel Neraca Moneter Hortikultura Sayur Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
Melalui perhitungan neraca moneter di atas, Kabupaten Tegal memiliki cadangan moneter sebesar Rp. 151.853.596.451 dengan nilai lahan potensi sebesar Rp. 267.252.929.831. Hal ini menunjukkan belum optimalnya pemanfaatan lahan pertanian subsector hortikultura komoditas sayuran di Kabupaten Tegal.
Hutan Produksi Adanya potensi fisik mengenai hutan produksi di Kabupaten Tegal dapat diketahui dengan cara melakukan analisis terhadap kesesuain lahan Kabupaten Tegal dengan kriteria: Ÿ
Kelerengan <25%
Ÿ
Mempunyai jumlah nilai (skor) 124 atau kurang
Ÿ
Kawasan budidaya atau kawasan penyangga
Ÿ
Bukan lahan pertanian hortikultura, lahan basah, lahan kering
Ÿ
Bukan merupakan hutan suaka alam dan jenis hutan lain
Ÿ
Bukan lahan terbangun (permukiman, terbangun kota) Peta Potensi Hutan Produksi Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Analisis Neraca Fisik
untuk mendapatkan cadangan hutan produksi di Kabupaten Tegal dapat dilakukan dengan selisih antara lahan aktiva dengan pasiva sehingga memperoleh hasil cadangan lahan hutan produksi
23
seluas 26.075,95 Ha.
Analisis Neraca Moneter
Tabel Neraca Moneter Hutan Produksi Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
Tabel di atas menunjukkan bahwa hutan di Kabupaten Tegal dapat menghasilkan Rp. 999.166.219.200,00 sehingga jika dimanfaatkan dengan optimal dapat meningkatkan perekonomian Kabupaten Tegal apabila dilihat dari prospek profit yang dihasilkan.
Perkebunan Analisis potensi lahan untuk sumber daya perkebunan Kabupaten Tegal dilakukan dengan cara overlay peta kesesuaian lahan dengan guna lahan yang memiliki kriteria: Ÿ
Kawasan lindung
Ÿ
Fungsi hutan, sawah irigasi dan permukiman
Ÿ
Badan air
Ÿ
Kelerengan >40%
Ÿ
Curah hujan <1500 mm/tahun Peta Potensi Perkebunan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Analisis Neraca Fisik
Tabel Neraca Fisik Perkebunan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
Analisis Neraca Moneter
Berdasarkan tabel perhitungan neraca fisik sub sektor perkebunan, didapatkan bahwa t o t a l p ro d u k s i y a n g d a p a t dihasilkan dari pemanfaatan potensi cadangan lahan seluas 34.563,33 Ha ialah 69.676 ton tiap tahunnya
Tabel perhitungan neraca moneter sub sektor perkebunan Kabupaten Tegal menujukkan bahwa bila sesuai dengan harga petani (dibeli pengepul), penggunaan cadangan lahan perkebunan secara maksimal dapat menghasilkan Rp. 193.324,64 juta tiap tahunnya Tabel Neraca Moneter Perkebunan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
24
Peternakan Untuk memperoleh peta potensi ekologis ternak dilakukan dengan cara overlay: Ÿ
Peta curah hujan
Ÿ
Peta jenis tanah
Ÿ
Peta kelerengan
Ÿ
Peta guna lahan
Ÿ
Peta rawan bencana Peta Potensi Peternakan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Analisis Neraca Fisik
Berdasarkan tabel perhitungan neraca fisik sub sektor perkebunan, didapatkan bahwa total produksi yang dapat dihasilkan dari pemanfaatan potensi cadangan lahan seluas 34.563,33 Ha ialah 69.676 ton tiap tahunnya
Tabel Neraca Fisik Peternakan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
Analisis Neraca Moneter Tabel Neraca Moneter Peternakan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
Dengan jumlah cadangan lahan di atas, dapat diketahui bahwa cadangan tersebut bernilai Rp. 52.796.410.000 untuk batas aman tercukupinya kebutuhan ternak dan Rp. 122.440.660.000 untuk besar minimum kebutuhan ternak untuk dipenuhi.
Perikanan Air Payau Analisis potensi lahan untuk budidaya perikanan air payau dilakukan dengan metode overlay beberapa karakteristik wilayah yang relevan dan mendukung proses kegiatan budidaya tersebut, antara lain: 1.
Jarak dari sungai
2.
Jarak dari batas pantai
3.
Jenis tanah
4.
Kelerengan tanah
5.
Curah hujan
6.
Tutupan lahan
Peta Potensi Perikanan Air Payau Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
25
Analisis Neraca Fisik Apabila melihat hasil perhitungan, masih ada lahan-lahan potensial di K a b u p a t e n Te g a l y a n g belum dimanfaatkan secara optimal yakni seluas 1.454,4785 Ha untuk budidaya perikanan air
Tabel Neraca Fisik Perikanan Air Payau Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
payau.
Analisis Neraca Moneter Cadangan produksi Ikan Bandeng adalah 1438.04 ton senilai 25,88 miliar rupiah dan cadangan produksi Udang adalah 66.57 ton senilai 4 miliar rupiah. Tabel Neraca Moneter Perikanan Air Payau Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
Perikanan Air Tawar Untuk memperoleh potensi lahan perikanan air tawar dilakukan melalui analisis kesesuaian lahan dengan menggunakan metode skoring dari beberapa komponen, yakni: Ÿ
Jenis tanah
Ÿ
Curah hujan
Ÿ
Kelerengan
Ÿ
Guna lahan
Ÿ
Buffer sungai, waduk dan jalan
Peta Potensi Perikanan Air Tawar Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Analisis Neraca Fisik
Tabel Neraca Fisik Perikanan Air Tawar Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
Berdasarkan hasil perhitungan, total neraca fisik sumber daya perikanan air tawar di Kabupaten tegal adalah sebanyak 2.475.339,07 ton dengan luas cadangan sebesar 18.698,47 Ha.
26
Analisis Neraca Moneter Berda sa r ka n per hitunga n nera ca moneter sumber daya perikanan air t a w a r d i K a b u p a t e n Te g a l d a p a t disimpulkan bahwa neraca moneter sebesar Rp. 44.239.205.254.818 triliun. Tabel Neraca Moneter Perikanan Air Tawar Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
Hortikultura Buah Untuk memperoleh potensi lahan pertanian hortikultura sub-sektor buah-buahan, terlebih dulu dilakukan analisis kesesuaian lahan dengan komponen: 타
Peta jenis tanah (alluvial, grumusol, latosol dan regosol)
타
Peta curah hujan ( >1500 mm/tahun)
타
Peta kelerengan (<40%)
타
Guna lahan bukan permukiman, kehutanan, sawah dan kebun
Peta Potensi Hortikultura Buah Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Analisis Neraca Fisik
Tabel Neraca Fisik Hortikultura Buah Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
Sesuai dengan perhitungan neraca di atas, Kabupaten Tegal memiliki cadangan lahan pertanian hortikultura sub-sektor buah-buahan seluas 20.661,38 dengan cadangan produksi sebesar 16.415.673 Kw
Analisis Neraca Moneter
Tabel Neraca Moneter Hortikultura Buah Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
Dengan luas cadangan sebesar 20.661,38 Ha, Kabupaten Tegal melalui 8 komoditas buah-buahan dapat memperoleh Rp. 259.300.310 dengan nilai potensi lahan Rp. 269.511.250.000. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurang optimalnya pemanfaatan lahan hasil pertanian hortikultura jenis buah-buahan di Kabupaten Tegal.
27
Kebencanaan Berdasarkan peta di samping, bencana yang krusial di Kabupaten Tegal adalah longsor dan banjir. Daerah rawan longsor ditandai dengan daerah yang memiliki rawan erosi tinggi. Selain itu terdapat juga daerah berbahaya seperti sempadan sungai dan rawan longsor. Kecamatan yang mayoritas daerahnya rawan banjir adalah Kecamatan Dukuhturi, Kecamatan Talang, Kecamatan Kramat, Kecamatan Suradadi, dan Kecamatan Warureja. Kecamatan Bumijawa dan Bojong rawan akan bencana longsor yang diakibatkan kelerengannya yang relatif tinggi.
Peta Rawan Bencana Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Daya Dukung Wilayah Daya Dukung Air Analisis ketersediaan air di Kabupaten Tegal:
Analisis kebutuhan air di Kabupaten Tegal:
SA = 10 x C x R x A
DA = N x KHL = 1.429.386 x 1.600
= 10 x 0,35 x 184,27 x 87.879
= 2.287.017.600 m3/tahun
3
= 57.609.197,46 m /tahun
DDA = SA / DA
Keterengan: SA: Ketersediaan Air (m3/tahun) DA: Kebutuhan Air C: Koef. Limpasan Tertimbang (0,497) R: Rata-rata curah hujan (mm/tahun) A: Luas wilayah (Ha) N: Jumlah penduduk KHLA: Kebutuhan Air untuk Hidup Layak
= 57.609.197,46 / 2.287.017.600 = 0,025
Daya Dukung Air sudah terlampaui karena nilai DDA <1 sehingga dibutuhkan upaya untuk mengatasi keterlampauan daya dukung air ini. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan mengatur pemanfaatan air tanah dan rain water harvesting seperti peningkatan dan pengoptimalan sumursumur resapan, lubang biopori, embung dan lainnya serta melakukan rekayasa keairan seperti recycle air kotor menjadi air baku.
Daya Dukung Lahan Ltb = LB + Ltp = 15.414 + (10%x15.414) = 16.955,4 DDLB = =
a x LW Ltb 70% x 87.879 = 3,63 16.955,4
Keterengan: DDLB: Daya dukung lahan untuk bangunan LW: Luas wilayah (Ha) a: Koef. luas lahan terbangun (max. 70%) Ltb: Luas lahan terbangun (Ha) LB: Luas lahan bangunan (Ha) Ltp: Luas lahan untuk infrastruktur = 10% LB
DDLB bernilai 3,63 sehingga daya dukung lahan untuk bangunan tergolong baik.
28
Daya Dukung Lingkungan DDL = (7xDDLh) + (3xDDA) artinya daya dukung lingkungan = (7x3,63) + (3x0,025) terlampaui karena skor DDL < 33 = 26,0175
Kesimpulan Dengan kondisi ďŹ sik alam berupa jenis tanah, curah hujan dan topograďŹ yang beragam dari dataran rendah yang dekat dengan pantai (daerah utara) sampai dengan dataran tinggi yang dekat dengan Gunung Slamet (daerah selatan) menyebabkan munculnya potensi berupa pemanfaatan lahan sebagai cadangan sumber daya alam yang beragam selain itu hal tersebut juga dapat memunculkan masalah berupa potensi rawan bencana yang beragam seperti tanah longsor, banjir, rob maupun erosi. daya dukung lingkungan wilayah juga secara keseluruhan sudah terlampaui.
Kependudukan Penduduk Kabupaten Tegal pada tahun 2017 sebanyak 1.429.386 jiwa. Dalam kurun waktu tahun 2012-2016, Kabupaten Tegal selalu mengalami pertambahan penduduk, dan dalam kurun w a k t u 5 t a h u n l a j u pertumbuhannya mencapai 1%.
GraďŹ k Jumlah Pendudum Kabupaten Tegal Th. 2012-2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Peta Persebaran Penduduk Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Untuk persebaran penduduk di Kabupaten Tegal, penduduk terbanyak berada di kecamatan Adiwerna dengan jumlah penduduk 119.751 jiwa dan terendah di kecamatan Kedung Banteng dengan jumlah penduduk 40.440 jiwa. Dapat dilihat dari persebarannya, kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak berada di dekat jalan Slawi-Adiwerna yang menuju ke selatan dan yang berada di dekat Kota Tegal, sedangkan bagian timur yang berbatasan dengan Kabupaten Pemalang memiliki persebaran penduduk yang lebih sedikit.
29
Struktur Penduduk Berdasarkan kelompok umur, Kabupaten Tegal memiliki bentuk piramida penduduk stasioner dimana jumlah penduduk dengan umur muda lebih banyak dibandingkan dengan umur tua. Dalam struktur penduduk di Kabupaten Tegal, dari umur 0-4 menuju 10-14 selalu meningkat atau membesar namun ketika sampai di umur 15-19 makin mengecil sampai pada umur 75+ tahun. Berdasarkan agama, Kabupaten Tegal didominasi oleh penduduk pemeluk agama Islam yaitu sebesar 99,48% diikuti oleh Protestan sebesar 0,22%, Katolik sebesar 0,19%, Hindu sebesar 0,05%, Budha sebesar 0,04%, dan lainnya sebesar 0,02%. Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Tegal tahun 2016 masih didominasi oleh lulusan SD dan yang tidak/belum pernah sekolah dan tidak/belum tamat SD masih banyak sehingga perlu adanya pengingkatan kualitas SDM melalui pendidikan di Kabupaten Tegal. Tenaga kerja di Kabupaten Tegal terbagi menjadi lima sektor berdasarkan mata pencaharian utamanya, yaitu pertanian, industri pengolahan, perdagangan, jasa, dan lainnya (pertambangan, listrik, gas dan air, bangunan, angkutan, pergudangan, keuangan, asuransi, jasa perusahaan). Sektor yang paling mendominasi adalah sektor perdagangan dengan persentase sebesar 28,8%.
Piramida Penduduk Kabupaten Tegal Tahun 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Diagram Pendidikan Tertinggi Penduduk Kabupaten Tegal Tahun 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Dependency Ratio Dependency ratio atau angka ketergantungan adalah salah satu cara untuk melihat perbandingan banyaknya penduduk usia produktif (15-64 tahun) dengan penduduk usia nonproduktif (0-14 tahun dan >65 tahun). Kabupaten Tegal memiliki angka ketergantungan sebesar 37,2% yang berarti setiap 100 penduduk angkatan kerja yang bukan pengangguran menanggung 37 penduduk berumur tidak produktif. Angka tergantung masih tergolong sedang karena belum mencapai angka 50%. Cara menghitung dependency ratio adalah sebagai berikut: Dependency Ratio =
P(0-14) + P65+ P(15-64)
x100
Diagram Tenaga Kerja Kabupaten Tegal Tahun 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Keterengan: P(0-14): Jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) P(65+): Jumlah penduduk usia tua (65 tahun ke atas) P(15-64): Jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun)
30
Sex Ratio Sex Ratio merupakan salah satu cara untuk mengetahui komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin. Komposisi penduduk Kabupaten Tegal terdiri dari 49,7 % laki-laki atau 710.513 jiwa dan 50.3% perempuan atau 718.873 jiwa dengan sex ratio sebesar 98,8. Yang berarti setiap 100 orang perempuan terdapat 98 laki-laki. Perhitungan sex ratio adalah sebagai berikut: Sex Ratio =
Jumlah Penduduk Laki-laki Jumlah Penduduk Perempuan
x100
Kepadatan Penduduk Distribusi penduduk yang ada dapat diketahui selain dengan persebaran penduduk namun juga dengan menggunakan kepadatan penduduk. Dengan membandingkan luas lahan keseluruhan dan jumlah penduduk. Kami menganalisis kepadatan penduduk menggunakan tiga cara perhitungan, yaitu: 1. Kepadatan Penduduk Bruto Perbandingan jumlah penduduk dengan luas lahan keseluruhan. Kecamatan yang memiliki kepadatan tinggi berada di daerah perkotaan Slawi-Adiwerna dan juga yang berbatasan dengan Kota Tegal, sedangkan wilayah yang berada di daerah selatan dan timur memiliki kepadatan yang lebih rendah. 2. Kepadatan Penduduk Netto Perbandingan jumlah penduduk dengan luas lahan terbangun. Berdasarkan perhitungan ini, kepadatan tertinggi berada di kecamatan yang berbatasan dengan Kota Tegal. Sedangkan kepadatan terendah berada di kecamatan yang berada di selatan dan timur. 3. Kepadatan Penduduk Fisiologis Perbandingan jumlah penduduk dengan luas pertanian. Berdasarkan perhitungan, kecamatan yang memiliki penduduk paling banyak terhadap luas pertanian adalah kecamatan Slawi yang merupakan ibukota kabupaten.
GraďŹ k Kepadatan Bruto, Netto dan Fisiologis Kabupaten Tegal Tahun 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
31
Migrasi Penduduk
GraďŹ k Angka Migrasi Masuk dan Keluar Kabupaten Tegal Tahun 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Dari perhitungan angka migrasi masuk Kabupaten Tegal yaitu sebesar 10,11, dapat disimpulkan bahwa terdapat sebanyak 10 migran yang masuk per 1000 penduduk dalam satu tahun. Dan dari perhitungan angka migrasi keluar Kabupaten Tegal yaitu sebesar 13,65, dapat disimpulkan bahwa terdapat sebanyak 14 migran yang keluar dari Kabupaten Tegal per 1000 penduduk dalam satu tahun. Angka migrasi netto menunjukkan selisih antara migrasi masuk dan keluar. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan angka migrasi netto Kabupaten Tegal sebesar -3,53. Angka dengan nilai negatif (-) atau biasa disebut mingrasi netto negatif menunjukkan bahwa pada Kabupaten Tegal, migrasi masuk lebih sedikit bila dibandingkan dengan migrasi keluar. Dari 1000 penduduk Kabupaten Tegal dalam satu tahun terdapat perbedaaan jumlah penduduk akibat migrasi dengan jumlah kumulatif 3 atau 4 migran keluar dari Kabupaten Tegal.
Kualitas Hidup Penduduk Kualitas hidup penduduk Kabupaten Tegal dapat dilihat melalui kualitas ketenagakerjaan serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Untuk ketenagakerjaan, angka partisipasi angkatan kerja membuktikan bahwa lebih dari setengah penduduk usia kerja/usia produktif telah berkegiatan produktif. Dengan angka pengangguran terbuka masih terdapat 10% atau 59.905 jiwa. Diagram Pengangguran Kabupaten Tegal Tahun 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Diagram Angkatan Kerja Kabupaten Tegal Tahun 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
32
Untuk Indeks Pembangunan Manusia, dalam tujuh tahun terakhir terjadi peningkatan IPM di Kabupaten Tegal. Terjadi pergeseran kategori di mana pada awalnya Kabupaten Tegal termasuk dalam IPM rendah, namun saat ini IPM Kabupaten Tegal masuk dalam kategori sedang. Sehingga dapat dikatakan bahwa saat ini Kabupaten Tegal sedang berada dalam proses transisi, di mana dibutuhkan dukungan dari berbagai sektor dalam rangka peningkatan kualitas SDM.
GraďŹ k IPM Kabupaten Tegal Tahun 2010-2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Walaupun terjadi peningkatan, bila dibandingkan dengan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten dan Kota dalam Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Tegal masih berada dalam peringkat empat terbawah. Di mana besaran IPM Kabupaten Tegal berada di bawah rata-rata IPM Provinsi Jawa Tengah. Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh sektor pendidikan, kesehatan serta ekonomi masyarakat Kabupaten Tegal. GraďŹ k IPM Kab/Kota di Jawa Tengah Tahun 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Berdasarkan data statistik persentase masyarakat miskin Kabupaten Tegal, dapat dilihat bahwa dalam tujuh tahun terakhir terjadi perubahan angka yang cenderung menurun. Penurunan persentase masyarakat miskin dapat menjadi salah satu indikator meningkatnya kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tegal.
Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Tegal Tahun 2010-2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
33
Selain itu, bila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Tegal termasuk dalam urutan ke sembilan persentase penduduk miskin terendah. Bila dibandingkan pula dengan rata-rata provinsi, angka persentase penduduk miskin Persentase Penduduk Miskin Kab/Kota di Jawa Tengah Tahun 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Kabupaten Tegal masih berada dibawah angka rata-rata persentase penduduk miskin Provinsi.
Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Tegal memiliki persentase penduduk miskin yang cukup sedikit bila dibandingkan dengan kabupaten atau kota lain di Provinsi Jawa Tengah.
Ketenagakerjaan
Grafik Penduduk Usia Kerja Kab. Tegal Tahun 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Grafik Angkatan Kerja Kab. Tegal Tahun 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
tahunnya sejak tahun 2011 hingga tahun 2015 dan Jumlah angkatan kerja yang mencari kerja/ pengangguran mengalami penurunan sejak tahun 2011 hingga tahun 2013 namun sejak tahun 2013 mengalami kenaikan hingga tahun 2015.
Berdasarkan kedua grafik diatas, jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Tegal mengalami fluktuasi tiap tahunnya namun untuk angkatan kerjanya selalu menurun tiap tahunnya dan bukan angkatan kerja selalu naik tiap tahunnya. Sedangkan Jumlah angkatan kerja yang bekerja mengalami penurunan tiap
34
Ekonomi Struktur Ekonomi Wilayah
Diagram Struktur Perekonomian PDRB ADHk Sektora Kabupaten Tegal Tahun 2012-2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Struktur perekonomian berfungsi untuk melihat seberapa besar kontribusi sektoral terhadap perekonomian suatu wilayah. Dari g ra ďŹ k s t r u k t u r e ko n o m i w i l a y a h Kabupaten Tegal dapat dilihat sektorsektor yang memiliki pengaruh besar terhadap PDRB Kabupaten Tegal, yaitu sektor industri pengolahan, sektor pertanian kehutanan dan perikanan serta sektor perdagangan besar dan e c e ra n . S e k t o r y a n g m e n g a l a m i kenaikan signiďŹ kan ada pada sektor industri pengolahan, sementara sektor
perdagangan stabil di angka 17% sejak tahun 2012 hingga tahun 2016 dan sektor pertanian mengalami penurunan yang signiďŹ kan. Hal ini mengindikasikan terjadi tren pregeseran sektor primer menuju sektor sekunder dan tersier.
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal dapat dilihat dari pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten Tegal dari tahun 2012 hingga 2016. Berikut adalah PDRB Kabupaten Tegal: PDRB ADHK Lapangan Usaha Kabupaten Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016 pertanian, kehutanan, dan perikanan 2835913,46 2878663,32 2755341,24 2832654,6 2935344,86 pertambangan dan penggalian 691859,63 733207,6 778437,77 794797,71 848474,09 industri pengolahan 4863890,3 5475267,74 5920278,6 6314825,65 6802682,83 pengadaan listrik dan gas 13293,41 14264,96 14869,27 14623,63 14677,59 pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 8978,5 8918,24 9266,72 9294,84 9413,22 kontruksi 1359733,28 1418500,5 1482494,95 1564698,24 1648467,47 perdagangan besar dan ecaran 3032317,47 3167242,71 3331113,77 3468214,13 3648221,49 transportasi dan pergudangan 462832,73 505815,32 551915,09 600869,73 645314,42 penyediaan akomodasi dan makan minum 774271,92 791786,17 846713,92 907506,46 983764,89 informasi dan komunikasi 534810,64 583970,08 635456,39 692670,72 745335,96 jasa keuangan dan asuransi 389531,55 397941,26 412037,35 442095,37 473875,08 real estate 308104,99 320938,3 340514,94 365375,63 393993,84 jasa perusahaan 63758,08 71113,47 76873,96 83967,53 91048,23 administratif pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 404498,75 412744,48 415894,01 437110,91 450068,43 jasa pendidikan 666065,98 725443,05 795930,56 851008,2 931281,14 jasa kesehatan dan kegiatan sosial 129523,47 136904,74 148536,6 155940,58 166751,02 jasa lainnya 372865,6 407570,03 443165,91 457021,52 477002,67 TOTAL 16912249,76 18050291,97 18958841,05 19992675,45 21265717,23
Tabel PDRB ADHK Lapangan Usaha Kabupaten Tegal Tahun 2012-2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
35
Laju Pertumbuhan Ekonomi Analisis pertumbuhan ekonomi dapat digunakan untuk mengetahui kenaikan produksi riil yang dihasilkan oleh suatu daerah. Berdasarkan data diatas, pertumbuhan ekonomi mengalami fluktuasi namun secara linear dari tahun 2012 hingga tahun 2016 mengalami peningkatan. Ratarata pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tegal dari tahun 2012-2016 sebesar 5,67% Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tegal Tahun 2012-2016 menurut PDRB ADHK Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
PDRB Per Kapita
Grafik PDRB per Kapita ADHK Kabupaten Tegal Tahun 2012-2016 dalam satuan juta rupiah Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Analisis dan perhitungan PDRB per kapita dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kemakmuran ratarata dari penduduk di suatu daerah. Grafik diatas menunjukkan bahwa PDRB perkapita Kabupaten Tegal selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa p e r t u m b u h a n e ko n o m i d a n l a j u pertumbuhan ekonomi lebih cepat daripada laju pertumbuhan penduduk.
Elastisitas Kesempatan Kerja Tahun 2012 2013 2014 2015 Laju Pertumbuhan (%)
Tenaga Kerja 1160222 981084 1024804 1033386 -4,38
PDRB ADHK 16911249,76 18050291,9 18958841 19992675,4 5,42
Tabel Elastisitas Kesempatan Kerjan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal 2
EKK atau Elastisitas Kesempatan Kerja didapati dari hasil pembagian antara laju pertumbuhan rata-rata tenaga kerja dengan laju pertumbuhan rata-rata PDRB ADHK. Maka, didapati hasil EKK = -0,8%.
Hasil perhitungan menunjukkan nilai negatif dikarenakan laju pertumbuhan Tenaga Kerja mengalami fluktuasi dengan penurunan yang signifikan antara tahun 2012 menuju tahun 2013. Sehingga rata-rata laju pertumbuhannya mengalami penurunan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten Tegal tidak elastis dengan pertumbuhan tenaga kerja.
36
BAB 4
Analisis & Proyeksi
37
Analisis
38
Ekonomi
Analisis Penentuan Sektor Unggulan
Dalam menganalisis sektor unggulan dalam perekonomian Kabupaten Tegal, kami menggunakan tiga metode analisis yaitu; location quotient, shiftshare, dan tipologi klassen. Tujuan analisis sektor unggulan adalah untuk mengetahui sektor mana yang memiliki day saing dalam beberapa tahun terakhir dan memiliki kemungkinan prospek di masa mendatang untuk mengoptimalkan pembangunan di Kabupaten Tegal.
Local Quotient
LAPANGAN USAHA
Analisis LQ dipengaruhi oleh analisis SLQ (Static LQ) yaitu menunjukkan tingkat spesialisasi sektor dalam wilayah Kabupaten Tegal, sedangkan analisis DLQ (Dinamic LQ) menunjukkan tingkat pertumbuhan sektor tertentu di wilayah Kabuopaten Tegal dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas (Provinsi Jawa Tengah). Hasil analisis LQ diatas didapatkan 4 sektor unggulan (U) yaitu, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor perdagangan besar dan eceran, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, dan sektor jasa pendidikan.
Lapangan Usaha pertanian, kehutanan, dan per ikanan pertambangan dan penggalian industri pengolahan pengadaan listrik dan gas pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang kontruksi perdagangan besar dan ecaran transportasi dan pergudangan penyediaan akomodasi dan makan minum informasi dan komunikasi jasa keuangan dan asuransi real estate jasa perusahaan administratif pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib jasa pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial jasa lainnya
SLQ
DLQ
Kategori LQ
2016
2016
2016
pertanian, kehutanan, dan perikanan
1,008
1,66
pertam bangan dan penggalian
1,781
0,39
P
industri pengolahan
0,917
1,71
B
pengadaan listrik dan gas
0,636
0,16
T
pengadaan air, pengelolaan sam pah,lim bah dan daur ulang
0,571
0,72
T
kontruksi
0,758
0,81
T
perdagangan besar dan ecaran
1,203
1,01
U
transportasi dan pergudangan
U
0,899
1,10
B
penyediaan akomodasi dan m akan m inum 1,475
1,27
U
inform asi dan kom unikasi
0,831
0,92
T
jasa keuangan dan asuransi
0,796
0,77
T
real estate
0,995
1,13
B
jasa perusahaan
1,194
0,81
P
adm inistratif pemerintahan, pertahanan, dan jam inan sosial wajib
0,794
1,18
B
jasa pendidikan
1,177
1,21
U
jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0,951
0,73
T
jasa lainnya
0,56
P
1,427
Tabel Analisis LQ Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Kategori Potensial Potensial Berkembang Potensial Tertinggal Potensial Berkembang Unggulan Potensial Potensial Potensial Potensial Potensial Tertinggal Unggulan Potensial Potensial
Tabel Analisis Shift-share Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
39
Shift-share Analisis sektor unggulan menggunakan metode shift share digunakan untuk mengetahui komponen-komponen yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal terhadap struktur ekonomi Provinsi Jawa Tengah, hasil dari analisis shift share terdapat 2 sektor unggulan yaitu sektor transportasi dan p e rg u d a n g a n d a n s e k t o r j a s a pendidikan.
Analisis Tipologi Klassen Klassen Potensi Wilayah
LAPANGAN USAHA
Klassen Potensi Relatif
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Sektor potensial
Sektor Berkembang
Pertambangan dan Penggalian
Sektor tertinggal
Sektor Berkembang
Industri Pengolahan
Sektor unggulan
Sektor Potensial
Pengadaan Listrik dan Gas
Sektor tertinggal
Sektor Tertinggal
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Sektor tertinggal
Sektor Tertinggal
Konstruksi
Sektor potensial
Sektor Tertinggal
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Sektor potensial
Sektor Unggulan
Transportasi dan Pergudangan
Sektor berkembang
Sektor Potensial
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Sektor berkembang
Sektor Berkembang
Informasi dan Komunikasi
Sektor berkembang
Sektor Tertinggal
Jasa Keuangan dan Asuransi
Sektor tertinggal
Sektor Tertinggal
Real Estate
Sektor berkembang
Sektor Berkembang
Jasa Perusahaan
Sektor berkembang
Sektor Berkembang
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Sektor tertinggal
Sektor Tertinggal
Jasa Pendidikan
Sektor berkembang
Sektor Unggulan
Sektor berkembang
Sektor Berkembang
Sektor tertinggal
Sektor Berkembang
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
Analisis sektor unggulan menggunakan metode klassen, dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama adalah dari potensi wilayah itu sendiri, menunjukkan bahwa yang merupakan sektor unggulan adalah sektor industri pengolahan. Sedangkan dari sudut pandang potensi relatif terhadap wilayah yang lebih luas, menunjukkan bahwa yang merupakan sektor unggulan adalah sektor perdagangan besar dan eceran dan sektor jasa pendidikan.
Tabel Analisis Tipologi Klassen Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Kesimpulan Analisis Sektor Unggulan TIPOLOGI KLASSEN
LAPANGAN USAHA
LQ
SHIFT SHARE
Wilayah
Relatif
pertanian, kehutanan, dan perikanan
U
P
P
B
4
3
3
2
pertam bangan dan penggalian
P
P
T
B
3
3
1
2
B
B
U
P
2
2
4
3
T
P
T
T
1
3
1
1
pengadaan air, pengelolaan T sampah, lim bah dan daur 1 ulang
T
T
T
1
1
1
industri pengolahan pengadaan listrik dan gas
T
P
P
T
1
3
3
1
perdagangan besar dan ecaran
U
B
P
U
4
2
3
4
transportasi dan pergudangan
B
U
B
P
kontruksi
2
4
2
3
penyediaan akomodasi dan U makan minum 4
P
B
B
3
2
2
T
P
B
B
1
3
2
2
T
P
T
T
informasi dan komunikasi jasa keuangan dan asuransi real estate jasa perusahaan administratif pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib jasa pendidikan jasa kesehatan dan kegiatan sosial jasa lainnya
1
3
1
1
B
P
B
B
2
3
2
2
P
P
B
B
3
3
2
2
B
T
T
T
2
1
1
1
U
U
B
U
4
4
2
4
T
P
B
B
1
3
2
2
P
P
T
B
3
3
1
2
Hasil 3 2,25 2,75 1,5
1
2 3,25 2.75 2,75 2 1,5 2,25 2,5
1,25
3,5 2 2,25
Berdasarkan analisis dengan menggunakan metode Location Quation, Tipologi Klassen, dan Shift Share, untuk menentukan sektor unggulan dilakukan skoring. Kategori Unggulan mendapat skor 4, kategori potensial mendapat skor 3, kategori berkembang mendapat skor 2 dan kategori tertinggal mendapat skor 1. Setelah dilakukan skoring, sektor jasa pendidikan mendapat nilai tertinggi yaitu 3,5 (Unggulan) dan setelah itu disusul oleh sektor perdagangan besar dan eceran dengan nilai 3,25 (Potensial) dan sektor pertanian dengan nilai 3 (Potensial). Namun sektor jasa pendidikan dirasa kurang relevan jika dijadikan sebagai sektor unggulan karena fasilitas pendidikan di Kabupaten Tegal masih kurang dari segi kuantitas, dan masih ada beberapa daerah yang tidak terjangkau fasilitas pendidikan. Maka dari itu, sektor unggulan Kabupaten Tegal ada pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran.
Tabel Sektor Unggulan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
40
Persentase PDRB Sektor Perdagangan Besardan Eceran Kabupaten Tegal di Jawa Tengah Persentase PDRB sektor perdagangan besar & eceran se-Jawa Tengah dapat menunjukkan posisi kontribusi sektor perdagangan Kabupaten Tegal terhadap provinsi Jawa Tengah. Hasil menunjukkan b a h w a K a b u p a t e n Te g a l penyumbang terbanyak ke 8 dari 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Hal ini menunjukkan sektor perdagangan besar & eceran Kab. Te g a l m e m i l i k i p o t e n s i d a l a m kontribusi sektor perdagangan besar & eceran di Jawa Tengah.
Analisis Disparsitas Wilayah Indeks Williamson Berdasarkan perhitungan Indeks Williamson, nilai yang didapatkan adalah 0,081. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa ketimpangan antar kecamatan di Kabupaten Tegal rendah. Tingkat ketimpangan yang rendah memiliki dua kemungkinan yaitu antara meratanya ke m i s k i n a n a t a u m e ra t a n y a kesejahteraan.
Indeks Entropi Theil
GraďŹ k Indeks Williamson Kabupaten Tegal Tahun 2012-2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Berdasarkan hasil perhitungan analisis indeks entropi theil yang dilakukan selama lima tahun terakhir (2012-2016), dapat dilihat bahwa kesenjangan ekonomi yang terjadi di Kabupaten Tegal m e m i l i k i t re n y a n g t e r u s menurun dari tahun ke tahun. GraďŹ k Indeks Entropi Theil Kab. Tegal Tahun 2012-2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
41
Kesimpulan sektor perdagangan merupakan multiplier eďŹ&#x20AC;ect dari sektor industri pengolahan dan sektor lainnya. Sedangkan untuk ketimpangannya, Kabupaten Tegal memiliki tingkat ketimpangan yang rendah atau merata akan tetapi ketimpangan yang kecil masih bisa mengindikasikan dua hal, yaitu meratanya kesejahteraan atau meratanya kemiskinan di Kabupaten Tegal.
Dapat disimpulkan bahwa sektor industri merupakan sektor dengan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Tegal dengan persentase kontribusi yang terus meningkat tiap tahunnya, akan tetapi keberadaannya masih kalah dengan sektor industri pada kabupaten lain di Provinsi Jawa Tengah. Sektor unggulan di Kabupaten Tegal adalah sektor perdagangan besar dan eceran, hal ini membuktikan bahwa
SaranaPrasarana
Pendidikan
Sarana pendidikan di Kabupaten Tegal terdiri dari TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA baik swasta maupun negeri. Sarana pendidikan dikelompokkan berdasarkan kecamatan kemudian dianalisis menurut SNI berdasarkan jumlah penduduk yang terlayani. Kecamatan
Jumlah Penduduk
Margasari Bumijawa Bojong Balapulang Pagerbarang Lebaksiu Jatinegara Kedungbanteng Pangkah Slawi Dukuhwaru Adiwerna Dukuhturi Talang Tarub Kramat Suradadi Warureja
95838 84549 62072 82040 52684 83952 54133 40440 101064 71795 59677 119751 89029 101558 78266 110591 81623 60324
SNI 77 68 50 66 42 67 43 32 81 57 48 96 71 81 63 88 65 48
Jumlah
1429386
1144
TK SD/MI SMP/MTs 1250 1600 4800 Eksisting Kurang SNI Eksisting Kurang SNI Eksisting Kurang 38 39 60 72 0 20 19 1 40 28 53 82 0 18 21 0 23 27 39 59 0 13 11 2 30 36 51 70 0 17 30 0 20 22 33 40 0 11 10 1 31 36 52 76 0 17 21 0 33 10 34 49 0 11 22 0 17 15 25 26 0 8 4 4 35 46 63 84 0 21 16 5 56 1 45 46 0 15 8 7 27 21 37 42 0 12 7 5 38 58 75 75 0 25 13 12 43 28 56 64 0 19 12 7 19 62 63 61 2 21 14 7 34 29 49 62 0 16 13 3 49 39 69 62 7 23 7 16 32 33 51 52 0 17 16 1 24 24 38 44 0 13 10 3 579
565
893
1066
0
298
254
44
SMA/SMK/MA 4800 SNI Eksisting Kurang 20 12 8 18 2 16 13 3 10 17 12 5 11 3 8 17 15 2 11 5 6 8 1 7 21 9 12 15 13 2 12 5 7 25 12 13 19 5 14 21 5 16 16 4 12 23 4 19 17 5 12 13 3 10 298
118
180
Tabel Analisis Sarana Pendidikan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sarana TK dan SMA/SMK/MA masih belum memenuhi standar di tiap kecamatan. Sarana SD/MA sudah memenuhi standar kecuali di Kecamatan Talang dan Kramat. Sementara untuk sarana SMP/MTs hanya terdapat 4 kecamatan yang sudah memenuhi standar, yaitu Kecamatan Bumijawa, Balapulang, Lebaksiu, dan Jatinegara.
42
Kesehatan Sarana kesehatan di Kabupaten Tegal terdiri dari rumah sakit (umum dan swasta), puskesmas, serta posyandu. Pada tahun 2016, terdapat 4 rumah sakit yaitu 3 rumah sakit umum di Kecamatan Slawi, Dukuhturi, dan Suradadi, serta 1 rumah sakit swasta di Kecamatan Slawi. Menurut Peraturan Kemenpan 534-2011, skala pelayanan rumah sakit yaitu sebesar 240.000 jiwa. Kabupaten Tegal dengan jumlah penduduk sebesar 1.429.386 memiliki standar sebanyak 6 rumah sakit yang berarti jumlah rumah sakit saat ini masih belum memenuhi standar (kurang 2 unit rumah sakit).
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Margasari Bumijawa Bojong Balapulang Pagerbarang Lebaksiu Jatinegara Kedungbanteng Pangkah Slawi Dukuhwaru Adiwerna Dukuhturi Talang Tarub Kramat Suradadi Warureja Jumlah
95838 84549 62072 82040 52684 83952 54133 40440 101064 71795 59677 119751 89029 101558 78266 110591 81623 60324 1429386
SNI 3 3 2 3 2 3 2 1 3 2 2 4 3 3 3 4 3 2 48
Puskesmas Posyandu Eksisting Kurang SNI Eksisting Kurang 2 1 77 87 0 1 2 68 102 0 2 0 50 89 0 2 1 66 109 0 1 1 42 54 0 2 1 67 92 0 1 1 43 92 0 1 0 32 56 0 2 1 81 101 0 1 1 57 70 0 1 1 48 67 0 2 2 96 118 0 2 1 71 98 0 2 1 81 78 3 2 1 63 91 0 2 2 88 89 0 2 1 65 82 0 1 1 48 43 5 29 19 1144 1518 8
Tabel Analisis Sarana Kesehatan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah puskesmas di tiap kecamatan di Kabupaten Tegal masih belum memenuhi standar kecuali pada Kecamatan Bojong dan Kedungbanteng. Terdapat kekurangan jumlah puskesmas sebanyak 19 unit. Untuk posyandu, hampir semua kecamatan sudah tercukupi kebutuhannya sesuai SNI, kecuali Kecamatan Talang (kekurangan 3 unit) dan Kecamatan Warureja (kekurangan 5 unit).
Peribadatan Dari data persebaran rumah ibadah setiap kecamatan di Kabupaten Tegal. Masjid dan musholla tersebar secara merata disetiap kecamatan dengan jumlah paling banyak. Lalu disusul dengan gereja berjumlah 18, terlihat persebaran gereja didominasi di Kecamatan Slawi. Kemudian untuk pura, vihara, dan klenteng jumlahnya tidak merata diseluruh kecamatan di Kabupaten.
43
Kecamatan
Penduduk
Margasari Bumijawa Bojong Balapulang Pagerbarang Lebaksiu Jatinegara Kedungbanteng Pangkah Slawi Dukuhwaru Adiwerna Dukuhturi Talang Tarub Kramat Suradadi Warureja
95838 84549 62072 82040 52684 83952 54133 40440 101064 71795 59677 119751 89029 101558 78266 110591 81623 60324
Total
1429386
Masjid SNI 38 34 25 33 21 34 22 16 40 29 24 48 36 41 31 44 33 24
Musholla
Eksisting Kurang SNI 59 89 66 54 28 45 54 16 58 66 38 66 61 49 65 100 46 30
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gereja
Pura
Vihara
Klenteng
Eksisting Kurang Eksisting Eksisting Eksisting Eksisting
383 338 248 328 210 336 216 162 404 287 239 479 356 406 313 442 326 241
990
208 338 183 214 252 247 203 134 316 138 135 246 189 188 280 134 215 125
175 0 65 114 0 89 13 28 88 149 104 233 167 218 33 308 111 116
2 0 0 1 0 0 0 0 2 6 0 2 0 1 0 2 1 1
3 0 0 1 0 0 0 0 1 5 0 2 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
3745
2011
18
13
1
2
Tabel Analisis Sarana Peribatadan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Jika dilihat dari segi SNI nya kita dapat melihat adanya Masjid sudah cukup akan tetapi untuk jumlah musholla masih banyak kecamatan yang kurang. Sebenarnya mengenai kekurangan jumlah musholla sudah terbantu dengan adanya masjid yang sudah merata. Sedangkan untuk sarana ibadah seperti Gereja, Pura, Vihara, Klenteng Tergantung sistem kekerabatan / hirarki lembaga.
Transportasi A n a l i s i s s a ra n a t ra n s p o t a s i p a d a
Jenis Sarana Jumlah Stasiun 2 Terminal 5 Dermaga 2 Pendaratan Ikan 2 Total 11
Kabupaten Tegal ini dilihat dari jenisnya. Pada tabel jumlah sarana disamping, dapat dilihat bahwa Kabupaten Tegal memiliki 2 stasiun kereta api, 4 terminal, 2 dermaga dan 2 pendaratan ikan. Stasiunstasiun tersebut berada di Kecamatan Slawi dan Margasari. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, tidak ada masalah
Tabel Analisis Sarana Transportasi Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
mengenai kekurangan dalam jumlah sarana transpotasi ini. Tetapi ketika dilihat dan dikaji dari SNI yang telah ditetapkan, Jumlah terminal yang ada di
Kabupaten Tegal dapat dikatakan kurang. Jika dilihat dari SNI, Terminal yang seharusnya ada di Kabupaten Tegal sebanyak 12 buah.
44
Jalan nasional yang terdapat di
untuk jumlah jalan yang tergolong rusak
Kabupaten Tegal tergolong baik, dengan
(rusak sedang dan rusak berat) tidak
jenis permukaan yang sudah di aspal dan
mendominasi di total jumlah/total jalan.
kondisi yang mayoritas baik. Lalu untuk
Jadi dapat dikatakan bahwa keadaan
jalan provinsi pun sama, walaupun
jalan masih baik pada jalan kabupaten
secara statistik angka kondisi jalan baik
dengan kombinasi jenis permukaan
menurun dari 2015- 2016, tetapi statistik
aspal, beton, krikil dan didominasi oleh
tetap menunjukan bahwa jalan provinsi
aspal. Kelas jalan pada jalan kabupaten
Kabupaten Tegal masih tergolong baik.
ada kelas I, kelas II, kelas III, kelas IIIA,
Mayoritas merupakan jalan yang sudah
kelas IIIB, dan kelas IIIC. Kesimpulannya
diaspal lalu sisanya beton. Lalu pada
untuk prasarana transpotasi pada
jalan kabupaten, angka yang dapat
Kabupaten Tegal perihal jalan dapat
dilihat dari keadaan jalan memang tidak
dikategorikan baik.
sebaik jalan provinsi dan nasional, tetapi
Sanitasi Kondisi sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Tegal pada dasarnya berupa pelayanan sanitasi sistem setempat (individual) untuk limbah tinja berupa pengumpulan tinja dari septik tank ke pengelolaan akhir. Saat ini, Kabupaten Tegal mempunyai Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) di Desa Penujah, Kecamatan Kedung Banteng, namun sayangnya tidak berfungsi. Sehingga secara umum pengelolaan limbah tinja di Kabupaten Tegal sendiri oleh masyarakat secara individual, sedangkan limbah cair langsung ke saluran drainase dan hal ini tentunya sangat tidak sesuai dengan prinsipprinsip sanitasi yang baik. Kondisi sarana dan prasarana pengelolaan limbah air domestik yang ada di Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut: SPAL Setempat (Sistem Onsite), terdiri atas: Ÿ MCK berbasis kamunal terdapat 40 unit, yang berfungsi 25 unit sisanya 15 unit tidak berfungsi karena belum optimalnya dalam perawatan dan pemeliharaan Ÿ IPLT terdapat 1 unit namun tidak berfungsi Sistem komunal, berupa IPAL Komunal terdapat 37 unit dan berfungsi dengan baik
Diagram Persentase Tempat BAB Kabupaten Tegal Tahun 2013 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
45
Berdasarkan graďŹ k persentase buat air besar, dapat menunjukkan bahwa sebesar 59,25% penduduk Kabupaten Tegal menggunakan kloset duduk leher anga dan masih terdapat penduduk yang tidak punya kloset yakni sebesar 28,97%. Untuk sistemnya sendiri, air limbah domestik masih dikelola oleh masyarakatnya sendiri melalui program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) dan SLBM dengan cara pembuatan septic tank komunal untuk sekelompok permukiman penduduk sehingga penduduk yang tadinya membuang limbah domestiknya di saluran drainase tidak lagi menggunakan sistem tersebut karena banyak terdapat saluran drainase alam. Namun, air limbah domestik yang diproduksi oleh masyarakat Kabupaten Tegal tidak diolah terlebih dulu sehingga berdampak pada penurunan kualitas air pada perairan di wilayah Kabupaten Tegal terutama kualitas air tanah yang diakibatkan oleh terkontaminasinya air tanah dengan air limbah dari permukiman penduduk. Padahal sebagian besar penduduk Kabupaten Tegal masih menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih dan air minum, hal ini tentunya sangat berbahaya apabila air tanah tercemar karena dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Persampahan Sarana Truk Sampah Truk Kontainer Kontainer Gerobak Sampah TPS Becak Sampah TPA
SNI 11 11 11 47 31 18 1
Eksisting 20 4 26 70 72 18 1
Keterangan Mencukupi Kurang (5) Mencukupi Mencukupi Mencukupi Mencukupi Mencukupi
Tabel Analisis Sarana Persampahan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Persoalan sampah di Kabupaten Tegal menjadi wewenang Dinas Pekerjaan Umum bidang Tata Ruang Pertamanan dan Kebersihan, sementara itu peran swasta dan masyarakat masih kurang. Mayoritas sampah yang merupakan sampah permukiman dan pasar masih dikelola dengan cara dibakar bahkan ada yang mengelola dengan cara dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk, hal ini tentu saja dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar karena pengangkutan sampah tidak menyeluruh sampai ke permukiman warga.
46
Jenis Sampah
2016 (%)
J u m l a h p ro d u k s i s a m p a h i n i ke d e p a n
Kertas Kayu Kain Karet/Kulit Plastik Metal/Logam Gelas/Kaca
15 2 7 1.5 47 1 3.5
dimungkinkan akan terus meningkat
Organik Lain-lain Total
21.5 1.5 100
volumenya, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan perilaku konsumsi yang tidak ramah lingkungan. Hal ini harus disikapi dengan penyediaan TPA yang cukup dan teknologi pengolahan sampah.
Tabel Produksi Sampah Kab. Tegal Tahun 2016 Menurut Jenis Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Listrik Berikut merupakan jumlah pelanggan listrik Kabupaten Tegal. Terlihat dari jumlah desa yang ada di tiap kecamatan sudah berlistrik. Hal ini merupakan salah satu bukti tumbuh kembangnya Kabupaten Tegal apabila dilihat dari sektor infrastrukturnya. Selain itu dari graďŹ k terlihat sedikit penurunan jumlah pelanggan ditahun 2015 ke 2016, akantetapi penurunan tidak terlalu signiďŹ kan. Kecamatan Margasari Bumijawa Bojong Balapulang Pagerbarang Lebaksiu Jatinegara Kedungbanteng Pangkah Slawi Dukuhwaru Adiwerna Dukuhturi Talang Tarub Kramat Suradadi Warureja Total
Jumlah Desa 13 18 17 20 13 15 17 10 23 10 10 21 18 19 20 20 11 12 287
Desa Berlistrik PLN Jumlah Presentase 13 100 18 100 17 100 20 100 13 100 15 100 17 100 10 100 23 100 10 100 10 100 21 100 18 100 19 100 20 100 20 100 11 100 12 100 287 100
Jumlah Pelanggan 25002 17220 12607 23361 11408 24256 10447 4232 33363 26349 6750 36840 13202 4722 14863 23954 20041 16343 324960
Tabel Pengguna Jaringan PLN di Kab. Tegal Tahun 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
47
GraďŹ k Jumlah Pelanggan PLN Kabupaten Tegal Tahun 2014-2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Perniagaan Jika dilihat dari jumlah yang tertera pada tabel dan juga berdasarkan survey lapangan, kondisi eksisting perniagaan di Kabupaten Tegal terlihat tidak terdapat masalah. Dengan jumlah pasar dapat dilihat pada Tabel Jumlah Pasar Kabupaten Tegal 2016.
Tabel Analisis Jumlah Pasar di Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Jenis Pasar Dept. Store Pasar Swalayan Pusat Perbelanjaan Pasar Umum/Tradisional Pasar Hewan Pasar Buah Pasar Sepeda Pasar Ikan Pasar Lainnya (Pasar Desa) Total
Jumlah 1 14 2 25 1 0 0 0 6 49
Pasar Tradisional SNI Eksisting Kurang
Margasari
95838
3
2
1
Bumijawa Bojong Balapulang Pagerbarang Lebaksiu Jatinegara Kedungbanteng Pangkah Slawi
84549 62072 82040 52684 83952 54133 40440 101064 71795
3 2 3 2 3 2 1 3 2
2 1 2 0 1 3 1 2 2
1 1 1 2 2 0 0 1 0
Dukuhwaru
59677
2
0
2
Adiwerna Dukuhturi Talang Tarub Kramat Suradadi Warureja
119751 89029 101558 78266 110591 81623 60324
4 3 3 3 4 3 2
2 2 1 0 2 1 1
2 1 2 3 2 2 1
Jumlah
1429386
48
29
19
Tabel Analisis Kebutuhan Pasar di Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Dari tabel jumlah pasar tradisional perkecamatan disamping, dapat kita lihat bahwa ternyata masih banyak kecamatan yang kurang dari standar yang sudah ditetapkan nasional. Padahal seharusnya pasar tradisional merupakan tempat perniagaan yang cukup memiliki urgensi dan kebutuhan yang pokok. Pada tabel diatas dapat dilihat juga pada pusat perbelanjaan, Kabupaten Tegal hanya memiliki 1
48
departement store dan 2 pusat perbelanjaan lainnya. Menurut SNI, pusat perbelanjaan yang seharusnya ada di Kabupaten Tegal sebanyak 12 tempat. Beberapa kekurangan dalam perniagaan juga ditunjukan dalam kluster warung dan pertokoan.
Rekreasi Sarana Rekreasi di Kabupaten Tegal tersebar luas dan merata diseluruh kecamatan baik di utara maupun selatan. Wisatanya beranekaragam mulai dari wisata alam, budaya, hingga wisata khusus. Contohnya pemandian air panas Guci yang terletak di kecamatan Bumijawa. Potensi wisata dipengaruhi karena Kabupaten Tegal memiliki letak yang strategis, yakni mulai dari wilayah daratan rendah (pantai), dataran, hingga dataran tinggi pegunungan (segala transect) selain itu Kabupaten Tegal juga kaya dengan budaya.
Kesimpulan terdapat 11 sarana yang mencakup stasiun, terminal, dermaga, dan TPI. Sanitasi di K a b u p a t e n Te g a l s u d a h c u k u p b a i k , persampahan masih kekurangan jumlah untuk truk kontainer, listrik sudah melayani seluruh kabupaten, dan rekreasi tersebar luas dan merata.
Sarana dan prasarana di Kabupaten Tegal terdiri dari pendidikan, kesehatan, p e r i b a d a t a n , t ra n s p o r t a s i , s a n i t a s i , persampahan, listrik, perniagaan, dan rekreasi. Sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan perniagaan masih belum mencukupi secara keseluruhan di tiap kecamatan. Untuk sarana transportasi,
Struktur Ruang
Identifikasi Struktur Ruang
Identifikasi struktur ruang menggunakan data persebaran permukiman dan lahan terbangun, klasifikasi desa-kota(kawasan perkotaan) dan jaringan jalan. Dengan datadata tersebut, identifikasi dilakukan dengan beberapa tahap, meliputi : 1. Identifikasi Kawasan Perkotaan 2. Delineasi Lahan Terbangun 3. Identifikasi Jaringan Jalan.
Identifikasi Kawasan Perkotaan Identifikasi Kawasan Perkotaan dilakukan dengan menggunakan peraturan Kepala Badan Pusat Statistik no 37 tahun 2010 t e n t a n g K l a s i fi k a s i P e r ko t a a n d a n P e rd e s a a n . B e rd a s a r k a n k l a s i fi k a s i perkotaan tersebut dapat digambarkan dan dipetakan persebaran kawasan perkotaan dan perdesaan yang ada di Kabupaten Tegal. Salah satu contoh kawasan perkotaan di Kabupaten Tegal adalah kawasan perkotaan SlawiAdiwerna.
49
Peta Kota Desa Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Delineasi Lahan Terbangun Setelah melakukan identifikasi kawasan perkotaan menggunakan data klasifikasi perkotaan dan perdesaan, data tersebut diintersect dengan data persebaran lahan permukiman/lahan terbangun. Dari proses tersebut, dapat diperoleh delineasi lahan terbangun perkotaan.
Peta Persebaran Permukiman Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Peta Simpul Perkotaan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Setelah melakukan delineasi, maka dari persebaran lahan terbangun perkotaan tersebut terdapat aglomerasi perkotaan yang membntuk simpul-simpul perkotaan. Hasil identifikasi simpul perkotaan Kabupaten Tegal terdapat 13 simpul yang berada di 13 kecamatan yaitu : Warureja, Suradadi, Kramat, Dukuhturi, Adiwerna, Slawi, Dukuhwaru, Lebaksiu, Jatinegara, Balapulang, Margasari, Bojong dan Bumijawa.
Identifikasi Jaringan Jalan Identifikasi jaringan jalan untuk menentukan kelas jalan yang ada di Kabupaten Tegal seperti jalan arteri, jalan kolektor atau jalan lokal. Berdasarkan klasifikasi kelas jalan tersebut, dapat dilihat jaringan jalan yang ada di Kabupaten Tegal pada peta di samping:
Peta Jaringan Jalan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
50
Identifikasi Hierarki Identifikasi hirarki perkotaan menggunakan 2 metode yaitu metode Skalogram dan Sentralisasi Marshall. Skalogram Analisis skalogram dilakukan untuk mengetahui hirarki pusat kota di Kabupaten Tegal. Penentuan hierarki kota dengan metode ini berdasarkan pada ketersediaan fasilitas kesehatan, pendidikan, perdagangan, transportasi,peribadahan, dan rekreasi. Ÿ
PENDIDIKAN KECAMATAN Margasari Bumijawa Bojong Balapulang Lebaksiu Jatinegara Slawi Dukuhwaru Adiwerna Dukuhturi Kramat Suradadi Warureja Total
SMP
SMA
PT
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 3
Rumah Sakit 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 3
KESEHATAN Puskesma Posyandu s 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 13
Pasar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
PERDAGANGAN Toko Koperasi Swalayan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 13
PERIBADA TRANSPOR REKREASI HAN TASI
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 5
1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 4
TOTAL 9 9 9 9 9 8 11 8 9 10 9 11 8 119
Tabel Analisis Skalogram Hirarki Pusat Kota di Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Dari analisis tersebut, klasifikasi hirarki Kabupaten Tegal adalah: Tingkat 1 : Slawi dan Suradadi Tingkat 2 : Dukuhturi Tingkat 3 : Margasari, Bumijawa, Bojong, Balapulang, Lebaksiu, Adiwerna, Kramat Tingkat 4 : Jatinegara , Warureja dan Dukuhwaru Sentralisasi Marshall Analisis sentralisasi Marshall dilakukan untuk mengetahui hirarki pusat kota di Kabupaten Tegal. Penentuan hierarki kota dengan metode ini tidak hanya didasarkan pada ketersediaan fasilitas namun juga pembobotan jumlah fasilitas. Fasilitas yang tersedia berupa fasilitas kesehatan, pendidikan, perdagangan, transportasi, peribadahan dan rekreasi. Ÿ
KECAMATAN Margasari Bumijawa Bojong Balapulang Lebaksiu Jatinegara Slawi Dukuhwaru Adiwerna Dukuhturi Kramat Suradadi Warureja Total
PENDIDIKAN SMP
SMA
PT
9,64 10,66 5,58 15,23 10,66 11,17 4,06 3,55 6,60 6,09 3,55 8,12 5,08 100
12,50 2,08 3,13 12,50 15,63 5,21 13,54 5,21 12,50 5,21 4,17 5,21 3,13 100
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 33,33 0,00 0,00 33,33 0,00 33,33 0,00 100
Rumah Sakit 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 50,00 0,00 0,00 25,00 0,00 25,00 0,00 100
KESEHATAN Puskesma Posyandu s 9,52 7,64 4,76 8,96 9,52 7,82 9,52 9,58 9,52 8,08 4,76 8,08 4,76 6,15 4,76 5,89 9,52 10,37 9,52 8,61 9,52 7,82 9,52 7,21 4,76 3,78 100 100
Pasar 4,55 6,82 11,36 4,55 6,82 6,82 9,09 2,27 18,18 11,36 6,82 6,82 4,55 100
PERDAGANGAN Toko Koperasi Swalayan 4,67 8,55 2,80 4,89 8,41 6,11 1,87 5,30 5,61 5,70 2,80 3,67 15,89 22,40 0,93 4,68 22,43 11,41 9,35 5,70 16,82 11,81 5,61 6,52 2,80 3,26 100 100
PERIBADA TRANSPOR REKREASI HAN TASI
8,05 12,64 7,37 7,99 8,64 7,61 6,39 5,12 9,38 7,40 7,02 7,76 4,62 100
Tabel Analisis Sentralisasi Marshall Hirarki Pusat Kota di Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
51
0,00 40,00 30,00 10,00 10,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,00 0,00 100
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 50,00 0,00 25,00 0,00 25,00 0,00 0,00 100
TOTAL 65,14 93,62 89,31 76,53 80,67 50,12 215,63 32,42 125,39 121,58 92,53 125,09 31,97 1200
Dari analisis tersebut, klasiďŹ kasi hirarki Kabupaten Tegal adalah: Tingkat 1 : Slawi Tingkat 2 : Adiwerna, Dukuhturi, Suradadi Tingkat 3 : Margasari, Bumijawa, Bojong, Balapulang, Lebaksiu, Kramat Tingkat 4 : Jatinegara, Warureja dan Dukuhwaru Dari kedua analisis diatas, maka didapati hierarki simpul yang ada di Kabupaten Tegal sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Simpul Slawi Adiwerna Dukuhturi Suradadi Margasari Balapulang Bumijawa Bojong Lebaksiu Kramat Warureja Dukuhwaru Jatinegara
Hirarki Hirarki I Hirarki II Hirarki II Hirarki II Hirarki III Hirarki III Hirarki III Hirarki III Hirarki III Hirarki III Hirarki IV Hirarki IV Hirarki IV
Tingkat 1: Slawi Tingkat 2: Adiwerna, Dukuhturi, Suradadi Tingkat 3: Margasari, Bumijawa, Bojong, Balapulang, Lebaksiu, Kramat Tingkat 4 : Jatinegara, Warureja dan Dukuhwaru Tabel Hirarki Simpul Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Evaluasi Struktur Ruang
Evaluasi struktur ruang membahas tentang aksesibilitas, konektivitas, mobilitas dan hubungan antar simpul. Evaluasi struktur ruang meliputi analisis 1. Analisis Aksesibilitas 2. Analisis Konektivitas 3. Analisis Mobilitas 4. Interaksi Antar Simpul
Analisis Aksesibilitas Analisis tingkat aksesibilitas dilakukan untuk mencari tingkat kemudahan masyarakat di suatu titik dalam mengakses suatu fasilitas. Tingkat kemudahan yang ada didasarkan pada jarak atau jangkauan fasilitas yang tersedia. Berdasarkan peta jangkauan fasilitas diketahui bahwa Kabupaten Tegal memiliki fasilitas yang masih mengumpul dibeberapa titik sehingga di beberapa area masih belum akses terhadap fasilitas. Terpusatnya fasilitas- fasilitas ini membentuk simpul-simpul kegiatan/permukiman sehingga wilayah yang terdapat aglomerasi fasilitas tersebut pada umumnya memiliki hirarki yang lebih tinggi.
52
Peta Jangkauan Fasilitas Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Analisis Mobilitas Indeks detour (DI) digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari jaringan transportasi terhadap jarak antar simpul permukiman wilayah. Dari analisis detour yang dilakukan, terdapat beberapa simpul yang memiliki mobilitas yang cukup baik seperti : Kramat – Suradadi, Dukuhturi – Kramat, Dukuhturi – Adiwerna, Adiwerna – Slawi, Warureja – Jatinegara, Slawi – Lebaksiu, Lebaksiu – Balapulang, Balapulang – Bumijawa dengan indeks mendekati atau sama dengan 1 memiliki mobilitas yang baik. Sedangkan antara simpul Kramat – Adiwerna memiliki nilai indeks 0,56 yang kurang baik. Tabel Analisis Mobilitas Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
SIMPUL
JARAK JARAK DETOUR TERDEKAT SESUNGGU INDEX (KM) HNYA (KM)
Kramat - Suradadi
10,43
12,3
0,85
Adiwerna - Suradadi
16,94
26,5
0,64
Suradadi - Warureja
6,9
10,3
0,67
Dukuhturi - Kramat
9,35
11,7
0,8
Kramat - Adiwerna
7,72
13,8
0,56
Kramat - Warureja
15,79
21,2
0,74
Dukuhturi - Adiwerna
5,01
5,2
0,96
Adiwerna - Dukuhwaru
5,71
8,8
0,65
Adiwerna - Slawi
5,75
5,77
1
Warureja - Jatinegara
17,55
19,6
0,9
Dukuhwaru -Slawi
4,13
5,9
0,7
Slawi - Lebaksiu
7,17
7,2
1
Slawi - Jatinegara
14,83
19
0,78
Lebaksiu - Balapulang
4,74
5,1
0,93
Balapulang - Margasari
12,71
18
0,71
Balapulang - Bojong
9,77
14,9
0,66
Balapulang - Bumijawa
13,52
16,4
0,82
Lebaksiu - Bojong
8,98
13,3
0,68
Jatinegara - Bumijawa
17,25
28,2
0,61
Analisis Konektivitas Beta Index Beta index digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari jumlah simpul (nodes) dan jumlah jaringan penghubung (links) dalam suatu wilayah. Keterangan : β=Beta Indeks; e=jumlah penghubung; v=jumlah simpul; β<1=konektivitas kurang baik; β>1=konektivitas baik; e=19; v=13; β=1,46
Kabupaten Tegal memilik beta indeks sebesar 1,46. Nilai yang melebihi 1 ini menggambarkan konektivitas antar simpul-simpul yang ada sudah baik. Simpul- simpul yang ada sudah sepenuhnya terhubung dan memiliki susunan jalur penghubung yang cukup kompleks, yang berarti satu simpul tidak hanya terhubung dengan satu simpul lainnya saja.
53
Alpha Index Alpha Index adalah indeks konektivitas yang diperoleh denganmengevaluasi jumlah cycle (jaringan tertutup) yang ada dan dibandingkan dengan jumlah maksimal yang mungkin terbentuk. Keterengan: α=Alpha Indeks; u=jumlah cycle (jaringan tertutup); e=jumlah penghubung; v=jumlah simpul; u=7; e=19; v=13; α=0,33
Alpha index memiliki nilai maksimal 1, yang bearti jumlah cycle yang adasama dengan jumlah cycle yang mungkin terbentuk dan semakin tinggi nilai indeks semakin banyak jaringan yang terhubung struktur ruang Kabupaten Tegal memiliki alpha index 0,41 yang berarti masih jauh dari angka maksimal yang bisa dicapai. Rendahnya angka alpha index inimengindikasikan masih banyak simpul yang belum terhubung secara optimal. Gamma Index Gamma Index adalah indeks konektivitas yang dihitung denganmempertimbangkan hubungan antara jumlah jaringan penghubung (link) yang ada dengan jumlah seluruh jaringan penghubung yang memungkinkan. Gamma index memiliki rentang nilai antara 0 (min) hingga 1 (max).Semakin tinggi nilai indeks, semakin baik konektivitas yang adadan nilaimaksimal diperoleh jika jumlah link yang ada sama dengan jumlah link yang Keterangan: γ=Gamma Indeks; bisaterbentuk (jaringan telah sepenuhnya terhubung). e=jumlah penghubung; Nilai Gamma index 0,57 yangada di Kabupaten Tegal v=jumlah simpul; menggambarkan bahwa konektivitas yang adabelum β<1=konektivitas kurang cukup baik dalam menghubungkan antar simpul yang baik; β>1=konektivitas ada. baik; e=19; v=13; γ=0,57 Simpul Kecamatan Jumlah Penduduk A Suradadi 81623 Interaksi Antar Simpul Kramat 110591 Interaksi antara dua simpul permukiman B Dukuhturi 89029 wilayah dapat dihitung dengan C Adiwerna 119751 menggunakan Gravity Model. Semakin D Warureja 60324 besar nilai Tij maka semakin tinggi pula E Dukuhwaru 59677 interaksi antar simpul. Rumus dari model F G Slawi 71795 gravitasi adalah: H Balapulang 82040 Keterangan: I Lebaksiu 83952 Tij: Interkasi antara lokasi J Jatinegara 54133 asal dan lokasi tujuan; K Margasari 95838 Vij=jumlah penduduk daerah asal; Wij=jumlah L Bojong 62072 penduduk daerah tujuan; M Bumijawa 84549 Sij=jarak antar simpul
Tabel Simpul Permukiman Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
54
Si m p u l
Jarak (km )
OD
TO D
A-B
10,43
9026769193
82998515,27
A-D
16,94
9774435873
34063759,54
A-E
6,9
4923825852
103499176,9
B-C
9,35
9845806139
112514440,4
B-D
7,72
13243382841
221999828,3
B-E
15,79
6671291484
26769204,01
C-D
5,01
10661311779
425514121,3
D-F
5,71
7146380427
219477816,3
D-G
5,8
8597523045
255934353,3
E-J
17,51
3265519092
10647739,53
F-G
4,13
4284510215
251189267,4
G-I
7,17
6027333840
117340521,5
G-J
14,83
3886478735
17671380,56
H-I
4,74
6887422080
306823475,4
H-K
12,71
7862549520
48701339,52
H-L
9,77
5092386880
53333465,81
H-M
13,52
6936399960
37963516,27
I-L
8,98
5211068544
64614589,16
J-M
17,25
4576891017
15378726,41
Jadi, interaksi tertinggi antara dua simpul permukiman wilayah terjadi antara simpul C dan D yaitu Kecamatan Dukuhturi dan Kecamatan Adiwerna, sedangkan simpul dengan interaksi terendah adalah simpul E dan J yaitu Kecamatan Warureja dan Kecamatan Jatinegara. Tabel Interaksi Antar Simpul di Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Analisis Struktur Ruang Rencana Pada RTRW Kabupaten Tegal tahun 2012-2032, rencana struktur ruang terdiri dari rencana sistem perkotaan wilayah dan rencana sistem jaringan prasarana wilayah. Rencana sistem perkotaan wilayah Kabupaten Tegal terdiri dari PKL, PKLp, PPK, dan PPL. PKL berada di Kecamatan Slawi dan Adiwerna, yang diarahkan sebagai pusat pemerintahan, pusat p e n d i d i k a n , p u s a t pengembangankegiatan perdagangan dan jasa, sedangkan PKLp Dukuhturi berfungsi sebagai sebagai pusat pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa. PPK yang ada memiliki fungsi utama sebagai pusat pengembangaan kegiatan perdagangan dan jasa, industri, pertanian, dan pariwisata. Sedangkan PPL yang ada dimaksudkan untuk menjalankan fungsi sebagai pusat pengembangan kegiatan kegiatan pertanian dan pariwisata. Sementara itu, jaringan prasarana utama yang terdapat di Kabupaten Tegal berupa jaringan transportasi darat yang utamanya terdiri dari jalan arteri, jalan kolektordan jalan lokal.
Sistem Perkotaan di Kabupaten Tegal dipengaruhi oleh masuknya Kabupaten Tegal dalam sistem Bregasmalang sehingga hirarki perkotaan yang ada di kabupaten Tegal juga menyesuaikan dengan arahan dari sistem wilayah Bregasmalang tersebut. Dan dalam RTRW Kabupaten Tegal memiliki arahan untuk meningkatkan di sektor Industri, Pertanian dan Pariwisata sehingga ketersediaan prasarana penghubung antar pusat kegiatan, terutama berupainfrastruktur jalan, menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting dalam mendukung kinerja sektor-sektor prioritas tersebut. Untuk mengetahui kinerja dari rencana struktur ruang yang ada dilakukan analisis konektivitas. Analisis tersebut berkaitan dengan hubungan dan keterkaitan antar simpul perkotaan sehingga dengan keterhubungan yang baik akan mengoptimalkan kinerja dari wilayah. Analisis yang dilakukan sama seperti analisis konektivitas sebelumnya yaitu menggunakan Beta indeks, Alpha indeks, Gamma indeks.
55
Beta Index Beta index digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari jumlah simpul (nodes) dan jumlah jaringan penghubung (links) dalam suatu wilayah. Keterangan : β=Beta Indeks; e=jumlah penghubung; v=jumlah simpul; β<1=konektivitas kurang baik; β>1=konektivitas baik; e=51; v=35; β=1,45
Kabupaten Tegal memilik beta indeks sebesar 1,45. Nilai yang melebihi 1 ini menggambarkan bahwa dalam rencana konektivitas antar simpul-simpul yang ada sudah baik. Simpul- simpul yang ada sudah sepenuhnya terhubung dan memiliki susunan jalur penghubung yang cukup kompleks, yang berarti satu simpul tidak hanya terhubung dengan satu simpul lainnya saja. Alpha Index Alpha Index adalah indeks konektivitas yang diperoleh denganmengevaluasi jumlah cycle (jaringan tertutup) yang ada dan dibandingkan dengan jumlah maksimal yang mungkin terbentuk. Keterengan: α=Alpha Indeks; u=jumlah cycle (jaringan tertutup); e=jumlah penghubung; v=jumlah simpul; u=17; e=151; v=35; α=0,26
Alpha index memiliki nilai maksimal 1, yang bearti jumlah cycle yang ada sama dengan jumlah cycle yang mungkin terbentuk dan semakin tinggi nilai indeks semakin banyak jaringan yang terhubung. Rencana struktur ruang Kabupaten Tegal memiliki alpha index 0,26 yang berarti masih jauh dari angka maksimal yang bisa dicapai. Rendahnya angka alpha index ini mengindikasikan masih banyak simpul yang belum terhubung secara optimal Gamma Index Gamma Index adalah indeks konektivitas yang dihitung denganmempertimbangkan hubungan antara jumlah jaringan penghubung (link) yang ada dengan jumlah seluruh jaringan penghubung yang memungkinkan.
Keterangan: γ=Gamma Indeks; e=jumlah penghubung; v=jumlah simpul; β<1=konektivitas kurang baik; β>1=konektivitas baik; e=51; v=35; γ=0,81
Gamma index memiliki rentang nilai antara 0 (min) hingga 1 (max).Semakin tinggi nilai indeks, semakin baik konektivitas yang adadan nilaimaksimal diperoleh jika jumlah link yang ada sama dengan jumlah link yang bisaterbentuk (jaringan telah sepenuhnya terhubung). Nilai Gamma index 0,81 yang ada di rencana struktur ruang Kabupaten Tegal menggambarkan bahwa konektivitas yang adabelum cukup baik dalam menghubungkan antar simpul yang ada.
56
Kesimpulan Hasil analisis hierarki simpul-simpul permukiman eksisting yang sudah diidentiďŹ kasi kemudian dibandingkan dengan rencana struktur ruang yang tercantum pada RTRW Kabupaten Tegal Tahun 2012-2032 dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tegal No. 10 Tahun 2012. Dari 13 simpul, terdapat 2 simpul yang belum sesuai dengan RTRW, yaitu simpul Suradadi dan Adiwerna. Suradadi diusulkan menjadi diusulkan sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal), namun secara eksisting simpul tersebut dapat melayani sebagai PKLp (Pusat Kegiatan Lokal Promosi). Kinerja simpul Adiwerna juga secara eksisting masih lebih rendah daripada yang diusulkan dalam RTRW yaitu, simpul tersebut diusulkan menjadi PKL pada RTRW namun secara eksisting hanya dapat melayani sebagai PKLp. SIMPUL
KECAMATAN
STRUKTUR EKSISTING
STRUKTUR RTRW
HIRARKI
KETERANGAN
A
Suradadi
PKLp
PPK
II
Belum sesuai (lebih tinggi)
B
Kramat
PPK
PPK
III
Sesuai
C
Dukuhturi
PKLp
PKLp
II
Sesuai
D
Adiwerna
PKLp
PKL
II
Belum sesuai (lebih rendah)
E
Warureja
PPK
PPK
IV
Sesuai
F
Dukuhwaru
PPK
PPK
IV
Sesuai
G
Slawi
PKL
PKL
I
Sesuai
H
Balapulang
PPK
PPK
III
Sesuai
I
Lebaksiu
PPK
PPK
III
Sesuai
J
Jatinegara
PPK
PPK
IV
Sesuai
K
Margasari
PPK
PPK
III
Sesuai
L
Bojong
PPK
PPK
III
Sesuai
M
Bumijawa
PPK
PPK
III
Sesuai
Tabel Hirarki Simpul Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Dari hasil evaluasi struktur ruang yang m e n c a k u p m o b i l i t a s , ko n e k t i v i t a s , a k s e s i b i l i t a s , d a n i n t e ra k s i , d a p a t disimpulkan bahwa struktur ruang eksisting di Kabupaten Tegal sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan nilai beta indeks yang sudah di atas 1 serta mobilitas pada beberapa simpul sudah mencapai indeks angka 0,8-1.
No
As p ek
E ks i s ti n g Ren c an a
1
Jumlah Simpul
13
35
2
Jumlah Jaringan
19
51
- Alpha Index
0,33
0,26
-Beta Index
1,46
1,45
-Gamma Index
0,57
0,81
Kinerja 3
Tabel Evaluasi Struktur Ruang Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
57
Dari evaluasi yang dilakukan, jumlah simpul dan jaringan pada rencana jauh lebih banyak dari jumlah eksistingnya. Peningkatan jumlah dan sebaran yang ada ini seharusnya akan memperluas keterhubungan antar simpul yang ada dalam wilayah. Akan tetapi dilihat dari beberapa nilai kinerjanya justru menunjukkan angka yang lebih kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan jumlah simpul dan jaringan yang ada akan meningkatkan keterhubungan, namun performa yang ditunjukkan belum optimal.
Peta Struktur Ruang Eksisting Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Peta Struktur Ruang Berdasarkan RTRW Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Tantangan Pengembangan Struktur Ruang - Kondisi topograďŹ yang beragam memberikan tantangan tersendiri dalam pengembangan infrastruktur jalan untuk menghubungkan antar wilayah. Prospek Pengembangan Struktur Ruang - Pengembangan infrastruktur atau jaringan penghubung akan meningkatkan keterkaitan antar simpul dan dapat meningkatkan sektor industri, pariwisata dan pertanian.
58
Pola Ruang
Kerangka Berpikir
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Fungsi lindung adalah kawasan yang ditetapkan untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan alam mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Sedangkan fungsi budidaya adalah kawasan yang memiliki fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Berikut adalah kerangka berpikir yang menjadi metode analisis Pola Ruang di Kabupaten Tegal.
IdentiďŹ kasi Pola Ruang Pola ruang adalah delineasi ruang berdasarkan guna lahan dan aktivitas di atasnya. Berdasarkan SK Mentan 837/KPTS/UM/1980, pola ruang wilayah mencakup kawasan budidaya, penyangga, dan lindung. Dalam identiďŹ kasi pola ruang eksisting digunakan peta guna lahan Kabupaten Tegal dimana terdapat 14 klasiďŹ kasi guna lahan di Kabupaten Tegal dan didominasi oleh tutupan lahan basah. Untuk Kecamatan Slawi-Adiwerna dan Dukuhturi didominasi oleh perkotaan, sedangkan Kecamatan Kedungbanteng dan Bumijawa didominasi oleh hutan produksi dan kawasan lindung.
59
Legenda
Legenda AIR LAUT
PEMUKIMAN
Badan Air
AIR TAWAR
PENGGARAMAN
Hutan
BELUKAR/SEMAK
RAWA
EMPANG
RUMPUT
GEDUNG
SAWAH IRIGASI
Pertanian Lahan Basah
HUTAN
SAWAH TADAH HUJAN
Pertanian Lahan Kering
KEBUN
TANAH BERBATU
PASIR DARAT
TEGALAN
Peta Guna Lahan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Permukiman
Pertanian Tahunan
Peta Guna Lahan Kabupaten Tegal Setelah Dilakukan Identifikasi Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Tabel Tutupan Lahan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Tabel IdentifikasiTutupan Lahan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
60
Dari hasil identifikasi pola ruang di samping, pola ruang eksisting Kabupaten Tegal yang terdiri dari P e r t a n i a n Ta n a m a n Ta h u n a n , Permukiman, Pertanian Lahan Basah, Pertanian Lahan Kering, dan Hutan. Dari lima peruntukan pola ruang tersebut, peruntukan yang paling besar adalah peruntukan pertanian lahan basah dan yang paling kecil adalah peruntukan pertanian lahan kering dan peruntukan pertanian yang paling kecil adalah peruntukan hutan. Setelah teridentifikasi maka diklasifikasikan menjadi kawasan lindung dan kawasan budidaya atau disebut juga Peta Pola Ruang Eksisting.
Kawasan Budidaya
Dari peta klasiďŹ kasi lahan tersebut, didapatkan luasan kawasan lindung seluas 3163,644 Ha yang terdiri dari fungsi hutan dan badan air. Sedangkan luasan kawasan lindung yaitu 84715,36 Ha.
Kawasan Lindung
Peta Pola Ruang Eksisting Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
IdentiďŹ kasi Kesesuaian Lahan Analisis kesesuaian lahan digunakan untuk menentukan kawasan lindung, penyangga dan budidaya yang mengacu pada SK Menteri Pertanian No. 837/KPTS/UM/11/1980 tentang penentuan kawasan lindung dan budidaya. Berikut adalah indikator kesesuaian lahan:
Tabel Skoring Kesesuaian Lahan Sumber: SK Menteri Pertanian No. 837/KPTS/UM/11/1980
Dari analisis tersebt, didapatilah peta kesesuaian lahan Kabupaten Tegal yang terdiri dari Kawasan Lindung, Kawasan Penyangga dan Kawasan Budidaya.
Kawasan Budidaya Kawasan Penyangga Kawasan Lindung Peta Kesesuaian Lahan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
61
Evaluasi Pola Ruang Evaluasi pola ruang dilakukan dengan mempertimbangkan analisis kesesuaian lahan dan juga tingkat kerawanan bencana di Kabupaten Tegal. Maka teridentiďŹ kasilah lahan yang sesuai/tidak sesuai untuk dibangun (lahan developable), kemudian di overlay dengan guna lahan eksisting dan dievaluasi kesesuaian guna lahannya dengan menggunakan matriks guna lahan.
Tabel Matriks Evaluasi Pola Ruang Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
62
Legenda Legenda
Daerah Rawan Bencana Rawan Bencana Rendah Rawan Bencana Sedang
Kawasan Budidaya Kawasan Penyangga
Rawan Bencana Tinggi Waduk Cacaban
Kawasan Lindung
Peta Kesesuaian Lahan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Peta Rawan Bencana Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
overlay
Legenda
Peta IdentiďŹ kasi Lahan Developability Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Tabel Luasan Developability Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
63
Selanjutnya adalah melakukan overlay peta Identifikasi Developable dengan Peta Guna Lahan Kabupaten Tegal sehingga menghasilkan peta evaluasi kesesuaian guna lahan Kabupaten Tegal, Berikut adalah pentahapannya:
Legenda Badan Air
Legenda
Hutan Permukiman Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering Pertanian Tahunan
Peta Identifikasi Lahan Developability Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Peta Identifikasi Guna Lahan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Sesuai Sesuai Bersyarat Tidak Sesuai
Peta Evaluasi Pola Ruang Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Berdasarkan hasil analisis tersebut didapati bahwa luasan daerah yang sesuai, sesuai bersyarat dan tidak sesuai adalah sebagai berikut: EVALUASI POLA RUANG Sesuai Sesuai Bersyarat Tidak Sesuai
Hectares (Ha) 38481.04 42568.51 6829.45 87879.00
Tabel Luasan Evaluasi Pola Ruang Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
64
Persentase (%) 43.79 48.44 7.77 100.00
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terdapat beberapa guna lahan yang penggunaannya masih tidak sesuai. Mengacu pada RTRW Kabupaten Tegal 2012-2032 yang mengarahkan pembangunan tetap untuk memerhatikan aspek kawasan lindung, budidaya dan penyangga demi mempertahankan asas keberlanjutannya. Sektor industri, pertanian, perdagangan dan pariwisata merupakan sektor yang ingin dikembangkan Kabupaten Tegal. Semakin banyaknya sektor industri yang masuk ke Kabupaten Tegal maka semakin tinggi pula permintaan permukiman, dan hal tersebut tentunya dapat mengurangi jumlah lahan pertanian. Hal tersebut haruslah diantisipasi dengan memperhitungkan seberapa besar kebutuhan permukiman dan menganalisis daya dukung & daya tampung Kabupaten Tegal agar tidak mengganggu kegiatan pertanian serta keseimbangan dan asas keberlanjutan tetap dapat tercapai di Kabupaten Tegal pada masa mendatang.
Rekomendasi pariwisata bisa saja mengurangi luasan k a w a s a n l i n d u n g . H a s i l ev a l u a s i developability, seluas 43,93% merupakan lahan potentially undevelopable dikarenakan lokasinya berada di daerah rawan bencana. Pada kawasan tersebut di dominasi penggunaan lahan permukiman, industri dan pertanian lahan basah. Di masa mendatang pertanian lahan basah berpotensi untuk beralih fungsi menjadi lahan permukiman dan industri sehingga hal ini harus dikendalikan dengan berbagai persyaratan agar alih fungsi lahan tidak menimbulkan permasalahan di masa mendatang.
Berdasarkan arah pengembangan RTRW, Kabupaten Tegal memiliki fokus pengembangan pada sektor PERTIWI yaitu Pertanian, Industri, dan Pariwisata dengan tetap mengutamakan keseimbangan pemanfaatan kawasan lindung, penyangga dan budidaya untuk menjamin keberlanjutannya. Kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan lindung merupakan Kecamatan Bumijawa dan Bojong yang merupakan daerah kaki Gunung Slamet dan daerah badan air yang terdiri atas waduk dan sungai. Lokasi pariwisata Guci berada pada sekitar kawasan lindung, hal tersebut harus diperhatikan keberadaannya karena daya tarik
65
Masalah dalam Pengembangan Pola Ruang persyaratan teknis. Ÿ Perlunya mempertahankan fungsi lindung untuk menjaga keseimbangan ekosistem Ÿ Perlunya alat pengendalian alih fungsi lahan agar perubahan fungsi lahan tetap terkendali dan tidak menimbulkan masalah di masa depan. Untuk mengantisipasi permasalahan yang terjadi, perlu dilakukannya evaluasi setiap 5 tahun agar rencana dapat mengakomodasi kegiatan eksisting dan tujuan perencanaan dapat tercapai.
Dalam pengembagan Pola Ruang di Kabupaten Tegal, memiliki beberapa kendala, seperti: Ÿ Masih adanya guna lahan yang belum sesuai dengan fungsi yang ditetapkan, sehingga perlu adanya relokasi atau perubahan fungsi pada zona tersebut. Ÿ Pada bagian utara Kabupaten Tegal merupakan daerah rawan bencana banjir karena lokasinya berdekatan dengan pantai utara, sehingga dalam pemanfaatan lahan pada zona t e r s e b u t d i p e r l u k a n b e b e ra p a
Prospek Pengembangan Konsep pengembangan PERTIWI tetap memperhatikan kelestarian lingkungan sebagai pendukung asas keberlanjutan Kabupaten Tegal melalui penambahan kawasan industri, penetapan sawah lestari dan pengembangan sektor pariwisata. Adapun perkembangan Kota Tegal juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan beberapa kawasan di Kabupaten Tegal seperti kecamatan Adiwerna, Talang, Ÿ Adiwerna, Talang, Kramat, Suradadi, Warureja: Daerah sekitar pantura berpotensi sebagai lokasi industri Ÿ Bumijawa, Bojong: Pengembangan daerah pariwisata Ÿ Slawi: Pusat pemerintahan yang berpotensi sebagai pusat permukiman, jasa dan komersial
66
Proyeksi
67
Kependudukan
Skenario Pertumbuhan Penduduk pertimbangan pertimbangan yang ada. Penentuan skenario pertumbuhan penduduk, menggunakan beberapa pertimbangan, antara lain: Ÿ Trend Pertumbuhan Penduduk Ÿ Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Ÿ Analisis Daya Tampung
Skenario pertumbuhan penduduk adalah penentuan jumlah penduduk mendatang yang menggunakan asumsi buatan yang disesuaikan dengan pertimbangan/keadaan yang akan d i h a ra p k a n d i m a s a m e n d a t a n g . Skenario pertumbuhan pendudukan didasarkan dengan berbagai
Trend Pertumbuhan Penduduk Trend pertumbuhan penduduk didapatkan melalui rata-rata laju pertumbuhan penduduk tiap tahunnya dimana Kabupaten Tegal mengggunakan data jumlah penduduk dari tahun 2012-2016. Trend pertumbuhan penduduk didapatkan melalui pertumbuhan penduduk dalam suatu jangka waktu yang cukup lama (lebih dari 3 tahun). Tahun Jumlah Penduduk R (laju pertumbuhan penduduk)
2012 2013 2014 2015 2016 1.409.424 1.414.983 1.420.106 1.424.891 1429386 0,00394
0,00362
0,00337
0,00315
Tabel Trend Pertumbuhan Penduduk Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Dari tabel diatas didapatkan, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tegal sebesar 0,00352 atau 0,352%. Sehingga diketahui trend pertumbuhan penduduk Kabupaten Tegal adalah 0,352%.
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Proyeksi penduduk memperkirakan jumlah penduduk pada masa mendatang. Proyeksi penduduk yang ada menggunakan laju pertumbuhan / berdasarkan trend yang ada. Dalam perhitungannya menggunakan metode geometrik dikarenakan dikarenakan metode tersebut lebih akurat dalam memproyeksikan dengan data yang kurun waktu yang cukup lama (5-10 tahun) dengan perbedaan pertambahan tiap tahun. Metode tersebut dapat memproyeksikan dalam kurun waktu lama karena dari data yang didapat dapat menunjukkan tren pertumbuhan. Dengan menggunakan laju pertumbuhan sebesar 0,00352 atau 0,352% didapatkan proyeksi penduduk sebagai berikut:
68
2012
2013
2014
2015
2016
1409424
1414983
1420106
1424891
1429386
2017
2018
2019
2020
2021
1434421
1439473
1444543
1449631
1454737
2022
2023
2024
2025
2026
1459861
1465003
1470163
1475341
1480537
2027
2028
2029
2030
2031
1485752
1490985
1496237
1501507
1506795
2032
2033
2034
2035
2036
1512103
1517429
1522773
1528137
1533519
Tabel Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Analisis Daya Tampung
[ [[ [ 130016 439550 77.854 = [ 439550+130016 x Dt 0,01[+[ 439550+130016 x Dt 0,03[ P H LW = P+H x Dt 0,01 + P+H x Dt 0,03
77.854 = [0,77xDt0,01]+[0,23xDt0,03] 77.854 = 0,0077 Dt + 0,0069 Dt 77.854 = 0,0146 Dt Dt = 5.332.465
Keterengan: LW : Luas Wilayah (Asumsi luas lahan budidaya) P : Jumlah penduduk nonpertanian H : Jumlah penduduk pertanian DT : Daya tampung 0,01: Kebutuhan lahan non pertanian (ha/jiwa) 0,03: Kebutuhan lahan pertanian (ha/jiwa)
Lahan budidaya Kabupaten Tegal dapat menampung 5.332.465 jiwa penduduk. Pada tahun 2016, jumlah penduduk di Kabupaten Tegal mencapai 1.429.386 jiwa dan proyeksi penduduk tahun 2036 mencapai 1533519 jiwa (pada subbab berikutnya) sehingga dapat dikatakan bahwa daya tampung Kabupaten Tegal masih dapat menampung penduduk hingga 20 tahun kedepan.
Kesimpulan Untuk daya tampung selama 20 tahun mendatang diperkirakan Kabupaten Tegal dapat menampung 5.332.465 jiwa penduduk dimana jika berdasarkan proyeksi penduduk berdasarkan trend masih dapat menampung jumlah tersebut.
Pada tahun 2036, Kabupaten Tegal akan mengalami kenaikan penduduk sebesar 104133 jiwa dimana kenaikan tersebut hanya berdasarkan trend pertumbuhan penduduk yang ada. Kemungkinan adanya pertambahan penduduk yang lebih banyak dapat terjadi jika terdapat multiplier eďŹ&#x20AC;ect di Kabupaten Tegal.
69
Ekonomi
Proyeksi PDRB Kabupaten Tegal Tahun PDRB (juta rupiah)
2016
2021
21265717,23
26490697,7
2026
2031
31815356 ,67 37140015, 64
2036 42464675
Tabel Proyeksi PDRB Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Tabel Proyeksi PDRB Metode Kuadrat Terkecil Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Metode Kuadrat Terkecil atau Least Square Method (Y = a + bX) merupakan metode yang digunakan dalam analisis proyeksi PDRB Kabupaten Tegal hingga tahun 2036 dengan melihat kecendrungan trend data PDRB ADHK tahun 2012 hingga 2016. Metode ini dipilih karena metode ini memiliki karakteristik error yang paling kecil.
Kesimpulan 42.464.674.610.000 atau selama 20 tahun kedepan PDRB Kabupaten Tegal akan meningkat sekitar dua kali lipat dari tahun 2016.
Berdasarkan hasil proyeksi PDRB menggunakan metode kuadrat terkecil, diketahui PDRB Kabupaten Tegal pada tahun 2036 mencapai Rp.
70
Sarana& Prasarana Berdasarkan proyeksi penduduk Kabupaten Tegal 20 tahun yang akan datang (tahun 2036, maka dapat diproyeksikan kebutuhan akan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada tahun 2036.
Pendidikan Kecamatan
Jumlah Penduduk
SNI
TK
SD/MI
SMP/MTs
SMA/SMK/MA
1250
1600
4800
4800
Eksisting Kurang SNI Eksisting Kurang SNI Eksisting Kurang SNI Eksisting Kurang
Margasari
99414
80
38
42
62
72
0
21
19
2
21
12
9
Bumijawa
87704
70
40
30
55
82
0
18
21
0
18
2
16
Bojong
64260
51
23
28
40
59
0
13
11
2
13
3
10
Balapulang
84931
68
30
38
53
70
0
18
30
0
18
12
6
Pagerbarang
54504
44
20
24
34
40
0
11
10
1
11
3
8
Lebaksiu
86622
69
31
38
54
76
0
18
21
0
18
15
3
Jatinegara
55855
45
33
12
35
49
0
12
22
0
12
5
7
Kedungbanteng 41726
33
17
16
26
26
0
9
4
5
9
1
8
Pangkah
108019
86
35
51
68
84
0
23
16
7
23
9
14
Slawi
81728
65
56
9
51
46
0
17
8
9
17
13
4
Dukuhwaru
64637
52
27
25
40
42
0
13
7
6
13
5
8
Adiwerna
123477
99
38
61
77
75
0
26
13
13
26
12
14
Dukuhturi
91799
73
43
30
57
64
0
19
12
7
19
5
14
Talang
118946
95
19
76
74
61
13
25
14
11
25
5
20
Tarub
85336
68
34
34
53
62
0
18
13
5
18
4
14
Kramat
136644
109
49
60
85
62
23
28
7
21
28
4
24
Suradadi
84219
67
32
35
53
52
0
18
16
2
18
5
13
Warureja
62325
50
24
26
39
44
0
13
10
3
13
3
10
1532146
1226
589
637
958
1066
37
319
254
94
319
118
201
Jumlah
Tabel Proyeksi Sarana Pendidikan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Perniagaan Kecamatan
Kesehatan
Jumlah Penduduk
Pasar Tradisional SNI Eksisting Kurang
Margasari
99414
3
2
1
Bumijawa Bojong Balapulang Pagerbarang Lebaksiu Jatinegara Kedungbanteng Pangkah Slawi
87704 64260 84931 54504 86622 55855 41726 108019 81728
3 2 3 2 3 2 1 4 3
2 1 2 0 1 3 1 2 2
1 1 1 2 2 0 0 2 1
Dukuhwaru
64637
2
0
2
Adiwerna Dukuhturi Talang Tarub Kramat Suradadi Warureja
123477 91799 118946 85336 136644 84219 62325
4 3 4 3 5 3 2
2 2 1 0 2 1 1
2 1 3 3 3 2 1
Jumlah
1532146
51
29
28
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Puskesmas
Margasari Bumijawa Bojong Balapulang Pagerbarang Lebaksiu Jatinegara Kedungbanteng Pangkah Slawi Dukuhwaru Adiwerna Dukuhturi Talang Tarub Kramat Suradadi Warureja
99414 87704 64260 84931 54504 86622 55855 41726 108019 81728 64637 123477 91799 118946 85336 136644 84219 62325
SNI 3 3 2 3 2 3 2 1 3 3 2 4 3 4 3 4 3 2
Jumlah
1532146
50
Posyandu
Eksisting Kurang 2 1 1 2 2 0 2 1 1 1 2 1 1 1 1 0 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 29
21
SNI Eksisting Kurang 79 87 0 70 102 0 51 89 0 68 109 0 43 54 0 69 92 0 45 92 0 33 56 0 86 101 0 65 70 0 52 67 0 99 118 0 73 98 0 95 78 17 68 91 0 109 89 0 67 82 0 50 43 7 1222
1518
Tabel Proyeksi Sarana Kesehatan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Tabel Proyeksi Sarana Perniagaan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
71
24
Peribadatan Kecamatan
Penduduk
Margasari Bumijawa Bojong Balapulang Pagerbarang Lebaksiu Jatinegara Kedungbanteng Pangkah Slawi Dukuhwaru Adiwerna Dukuhturi Talang Tarub Kramat Suradadi Warureja
99414 87704 64260 84931 54504 86622 55855 41726 108019 81728 64637 123477 91799 118946 85336 136644 84219 62325
Total
1532146
Masjid SNI
Musholla
Eksisting Kurang SNI
40 35 26 34 22 35 22 17 43 33 26 49 37 48 34 55 34 25
59 89 66 54 28 45 54 16 58 66 38 66 61 49 65 100 46 30 990
613
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gereja
Pura
Vihara
398 351 257 340 218 346 223 167 432 327 259 494 367 476 341 547 337 249 1 6129
208 338 183 214 252 247 203 134 316 138 135 246 189 188 280 134 215 125
190 13 74 126 0 99 20 33 116 189 124 248 178 288 61 413 122 124
2 0 0 1 0 0 0 0 2 6 0 2 0 1 0 2 1 1
3 0 0 1 0 0 0 0 1 5 0 2 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
3745
2418
18
13
1
2
Tabel Proyeksi Sarana Peribadatan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan Rumah Tangga Kran Umum Total Domestik Non Domestik Total Kebutuhan Air Kehilangan Air Total Kebutuhan Harian Rata-Rata Total Kebutuhan Harian Maksimal Kebutuhan Debit PDAM Kebutuhan pada jam puncak
Klenteng
Eksisting Kurang Eksisting Eksisting Eksisting Eksisting
Perhitungan Jumlah Penduduk x 130 liter/Hari
Kebutuhan Air Bersih
Jumlah Penduduk x 30 Total Domestik X 10% Domestik + Non Domestik Total Domestik x 30%
45.964.380 liter/hari 245.143.360 liter/hari 24.514.336 liter/hari 269.657.696 liter/hari 73.543.008 liter/hari
Kebutuhan + Kehilangan
343.200.704 liter/hari
TKHR x 1.2
411.840.845 liter/hari 4.767 liter/detik
TKHR x 2
9.533 liter/detik
199.178.980 liter/hari
Tabel Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
72
Produksi Air Limbah Keterangan Konsumsi Air Bersih Domestik Rumah Tangga
Perhitungan Jumlah Penduduk x 130 liter/Hari
Hasil Perhitungan
Konsumsi Air Bersih Konsumsi Air Bersih Domestik Produksi Air Limbah Domestik Produksi Air Limbah Non Domestik Total Produksi Air Limbah
Jumlah Penduduk x 30
45.964.380 liter/hari
199.178.980 liter/hari
245.143.360 liter/hari Total Domestik X 80%
196.114.688 liter/hari
Total Domestik X 10%
24.514.336 liter/hari 220.629.024 liter/hari
Tabel Proyeksi Produksi Air Limbah Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Kesimpulan Berdasarkan proyeksi penduduk Kabupaten Tegal 20 tahun yang akan datang (tahun 2036, maka dapat diproyeksikan kebutuhan akan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada tahun 2036.
Rekomendasi Guna Lahan Proyeksi guna lahan atau rekomendasi wilayah Kabupaten Tegal dilakukan dalam berbagai tahap seperti dalam alur berpikir berikut :
73
Tahap-tahap/pertimbangan dalam penentuan proyeksi Guna Lahan meliputi: Identifikasi Potensi Sumber Daya Alam (BestUse & MixUse) Ÿ Identifikasi Guna Lahan Permukiman Eksisting Ÿ Proyeksi Kebutuhan Lahan Permukiman Ÿ Identifikasi Potensi Lahan Permukiman Ÿ Identifikasi Kesesuaian Lahan Ÿ Identifikasi Potensi Pengembangan Lahan
Identifikasi Potensi Sumber Daya Alam Dalam proses proyeksi guna lahan Kabupaten Tegal, salah satu tahap yang dilakukan adalah mengetahui potensi Sumber Daya Alam dari beberapa tahap. Dalam penentuan peta potensi sumber daya alam, dilakukan proses overlay potensi NSDA dari berbagai subsektor. Setelah itu, digunakan dua metode dalam penentuan Potensi Sumber Daya Alam yaitu MixUse dan BestUse.Kedua metode tersebut digunakan dikarenakan terdapat lahan-lahan yang saling tumpang tindih. Metode MixUse adalah metode yang menggunakan modifikasi lahan yang saling tumpang tindih. Sedangkan BestUse adalah metode yang menggunakan prioritas lahan pada potensi yang saling tumpang tindih. Dalam penentuan prioritas tersebut menggunakan Utility Value Analysis dengan berbagai kriteria pertimbangan sebagai berikut: Ÿ Cadangan Moneter SDA. SDA yang memiliki cadangan moneter lebih tinggi lebih diprioritaskan karena dapat menambah pendapatan wilayah. Urutan cadangan moneter yang terbesar dari SDA Perikanan, Pertanian, Hutan Produksi, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan Ÿ Lokasi Lahan. kedekatan dengan badan air lebih diprioritaskan, seperti NSDA Perikanan yang sebenarnya lahan potensialnya lebih sedikit namun lebih membutuhkan kedekatan dengan badan air. Ÿ Kondisi Topografi. Keadaan fisik alam seperti kelerengan, ketinggian, jenis tanah dan kerawanan bencana menjadi pertimbangan dalam penentuan NSDA Ÿ Arahan Pengembangan. Arah pengembangan wilayah yang memetingkan sektor PERTIWI (Pertanian, Industri dan Pariwisata) sehingga NSDA Pertanian lebih diprioritaskan untuk membantu arah pengembangannya. Hutan Produksi partial transvalue utility value
Hortikultura partial transvalue utility value
Perikanan partial transvalue utility value
Kategori Kriteria
Weight
Cadangan moneter
0,4
75
30
75
30
100
40
lokasi lahan
0,3
100
30
100
30
100
30
topografi
0,2
100
20
75
15
100
20
arahan pengembangan
0,1
75
7,5
100
10
75
7,5
Kategori Kriteria
Weight
Cadangan moneter
0,4
lokasi lahan topografi arahan pengembangan
87,5 Perkebunan partial transvalue utility value
85 Pertanian partial transvalue utility value
97,5 Peternakan partial transvalue utility value
75
30
100
40
50
20
0,3
75
22,5
100
30
50
15
0,2
100
20
75
15
50
10
0,1
75
7,5
100
10
75
7,5
80
95
52,5
Tabel UVA Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
74
Potensi Hutan Produksi
Potensi Perikanan
Potensi Peternakan
Potensi Perkebunan
Potensi Pertanian
Potensi Hortikultura
overlay
Peta Potensi Sumber Daya Alam Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Potensi NSDA Perikanan Darat Pertanian Pangan Hutan Produksi Hortikultura Perkebunan Peternakan
Lahan Potensial (Ha) 27809 21507 18658 17913 62556 68150
Potensial Hasil Overlay (Ha) 12521 847 18658 6501 44229 7707
Tabel Potensi Sumber Daya Alam Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
75
IdentiďŹ kasi Guna Lahan Permukiman Eksisting Untuk memproyeksikan guna lahan, identiďŹ kasi lahan permukiman eksisting diperlukan guna membahas kemungkinan lahan permukiman eksisting yang tumpang tindih dengan potensi SDA yang ada ataupunlahan tersebut berada di lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya. Lahan permukiman eksisting di Kabupaten Tegal memiliki luas sebesar 13825,60 ha yang tersebar di seluruh kecamatan.
Peta Guna Lahan Permukiman Eksisting Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Proyeksi Kebutuhan Lahan Permukiman Dalam menentukan potensi lahan permukiman yang ada, diperlukan proyeksi kebutuhan lahan permukiman yang ada. Proyeksi lahan permukiman berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 403/Kpts/M/2002 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat dengan ditetapkan kebutuhan ruang/lahan yang dibutuhkan satu orang adalah minimal 9 m2. Maka, proyeksi kebutuhan lahan permukiman pada 20 tahun mendatang Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut : Penduduk 2016
Proyeksi Penduduk 2036
Selisish penduduk
Kebutuhan lahan minimal
1429386
1533519
104133
9 m2/jiwa
Kebutuhan Lahan Permukiman tahun 2036 13801671 m2 1380,17 ha
Proyeksi Kebutuhan Lahan Permukiman 937197 m2 93,7197 ha
Tabel Proyeksi Kebutuhan Lahan Permukiman Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Jika dilihat, maka kebutuhan lahan untuk permukiman pada 20 tahun mendatang adalah 1380,17 ha padahal kondisi eksisting lahan permukiman adalah 13825,60 ha yang berarti masih dapat menampung atau mengakomodasi proyeksi lahan mendatang
76
Identifikasi Potensi Lahan Permukiman Potensi Lahan Permukiman didapatkan dari lahan-lahan potensial non permukiman yang dapat dijadikan sebagai lahan permukiman. Kriteria lahan yang dapat dijadikan sebagai lahan permukiman adalah lahan yang memiliki kelerengan 0-8%, lahan pertanian lahan kering, lahan perkebunan. Dengan mengoverlay ketiga peta tersebut, didapatkan potensi permukiman Kabupaten Tegal dengan luasan 46016 ha. Luasan tersebut masih dapat menampung luasan dari proyeksi kebutuhan lahan permukiman.
Legenda Tidak Berpotensi Berpotensi
Peta Potensi Lahan Permukiman Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Identifikasi Kesesuaian Lahan Identifikasi Kesesuaian Lahan merupakan peta hasil overlay dari peta curah hujan, jenis tanah, dan kelerengan. Tujuannya adalah untuk mengetahui mana lahan yang dapat dijadikan sebagai kawasan lindung, budidaya maupun penyangga. Selain itu, dalam proses rekomendasi guna lahan ini, tujuan dari kesesuaian lahan adalah mempertahankan kawasan lindung yang ada dan agar berjalan sesuai fungsinya.
Legenda
Peta Kesesuaian Lahan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Identifikasi Potensi Pengembangan Lahan Setelah melakukan overlay dari peta kesesuaian lahan, peta permukiman eksisting, peta permukiman potensial, peta potensi SDA dan peta evaluasi pola ruang, didapatilah peta rekomendasi guna lahan dengan fungsi kawasan lindung, hutan produksi, hortikultura, kebun, perikanan darat, pertanian pangan, dan permukiman. Terdapat beberapa guna lahan yang semakin detail seperti pertanian pangan dan hortikultura. Perikanan d a ra t d a n l a h a n p e r t a n i a n b a n y a k y a n g mengalami tumpang tindih saat melakukan overlay, maka di lahan tersebut dapat dilakukan penggunaan lahan mix use dengan modifikasi lahan serperti mina padi. Selain itu penggunaan lahan mix use juga dapat dilakukan pada daerah yang pertanian pangan dengan hortikultura, lahan tersebut juga dapat dikembangkan sebagai mix use dengan penggunaan modifikasi lahan seperti tumpang sari.
Legenda
Peta Rekomendasi Guna Lahan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Legenda Badan Air Hutan
Peta Identifikasi Tutupan Lahan Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Permukiman Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering Pertanian Tahunan
77
BAB 5
Rekomendasi & Konsep Perencanaan
78
Pohon Masalah
berdampak pada menurunnya produktivitas pertanian. Di sisi lain masalah infrastruktur b e rd a m p a k p a d a re n d a h n y a t i n g k a t konektivitas dan aksesibilitas pada beberapa daerah. Dimana rendahnya konektivitas dan aksesibilitas dan ditambah dengan kualitas SDM yang rendah menyebabkan terkendalanya proses pendistribusian barang. Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia yang dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dan kesenjangan wilayah yang tinggi yang dilihat melalui data persebaran penduduk bruto, netto dan piramida penduduk per kecamatan merupakan dampak dari akar masalah pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana yang tidak merata.
Hasil analisis menyatakan bahwa akar permasalahan Kabupaten Tegal berada pada ketidakmeratannya pembangunan sarana dan infrastruktur. Sarana yang dirasa paling tidak merata jumlah dan lokasinya adalah sarana pendidikan. Kurangnya sarana pendidikan salah satunya berdampak pada rendahnya kualitas SDM, hal ini dibuktikan d e n g a n d a t a ra t a - ra t a l a m a s e ko l a h Kabupaten Tegal yaitu 6,7 yang masih berada lebih rendah dari rata-rata Provinsi Jawa Tengah. Kualitas SDM yang lebih rendah dari provinsi berujung pada eďŹ siensi dan efektiďŹ tas dalam pengelolaan sektor pertanian dan industri pengolahan yang menyebabkan buruknya pengolahan limbah, tingkat pencemaran yang tinggi dan
79
Pohon Tujuan
menoptimakan pemanfaatan p o t e n s i p a d a t i a p ke c a m a t a n , menciptakan branding Kabupaten yang lebih kuat dan terukanya lapangan pekerjaan. Jika hal ini terlaksana maka dapat mengatasi masalah Kabupaten Tegal yaitu dengan meratanya pembangunan di Kabupaten Tegal dan IPM Kabupaten Tegal lebih tinggi dari IPM Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Tegal memiliki potensi besar pada sektor pertanian, industri dan pariwisata. Hal itu didukung oleh faktor bentang alam, lokasi yang strategis, branding Kabupaten Tegal, peran Kabupaten Tegal sebagai lumbung padi Jawa Tengah dan hal lainnya. Jika potensi ini dimanfaatkan dan dikelola dengan peningkatan aksesibilitas dan konektivitas serta peningkatan kualitas sumber daya manusia maka akan dapat
80
Analisis SWOT Strength (Kekuatan): Ÿ Kabupaten Tegal memiliki sektor Industri yang mana sektor ini berkontribusi paling banyak terhadap struktur ekonomi Kabupaten. Ÿ Kabupaten Tegal juga memiliki sektor unggulan di bidang perdagangan besar dan eceran sebagai dampak dari industri di Kabupaten Tegal. Ÿ Kabupaten Tegal memiliki berbagai macam pariwisata yang sekaligus menjadi Kawasan Strategis Kabupaten dan Kawasan Strategis Provinsi. Ÿ Di dalam Kabupaten Tegal juga terdapat beragam macam topografi, mulai dari pesisir hingga pegunungan sehingga beragam macam budidaya dapat diberdayakan di kabupaten ini Ÿ Selain itu, Kabupaten Tegal juga memiliki tingkat kemiskinan rendah yang mengindikasikan kesejahteraan masyarakatnya lumayan mencukupi. Weakness (Kelemahan): Ÿ Tingkat penguasaan teknologi di Kabupaten Tegal masih tergolong rendah melihat banyaknya home industry berskala kecil yang ada. Ÿ Terindikasi banyaknya pencemaran limbah terhadap lingkungan di sekitar industri logam di Kabupaten Tegal. Ÿ Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tegal masih berada di bawah ratarata IPM Jawa Tengah. Ÿ Infrastruktur yang ada di Kabupaten Tegal masih belum sepenuhnya merata melihat focus pengadaan infrastruktur terorientasi ke utara dan barat. Opportunity (Peluang) : Ÿ Adanya jalur Pantai Utara (pantura) di sebelah utara Kabupaten Tegal meningkatkan konektivitas kabupaten ini terhadap kabupaten-kabupaten lain. Ÿ Adanya rencana pembangunan tol trans-jawa yang melintasi Kabupaten Tegal. Ÿ Adanya rencana relokasi industri dari Jabodetabek ke Kabupaten Tegal. Ÿ Kabupaten Tegal dilalui oleh jalur double-track kereta api. Ÿ Di dalam RTRW, Kabupaten Tegal diamanahkan sebagai lumbung padi Jawa Tengah. Ÿ Kabupaten Tegal dikenal dengan sektor industrinya, dijuluki “Jepangnya Indonesia”. Threat (Ancaman) : Ÿ Kota-kota dan kabupaten-kabupaten memiliki daya saing yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Kabupaten Tegal. Ÿ Kabupaten Tegal rawan terhadap bencana kekeringan, banjir, dan longsor.
81
Strategi SWOT Strategi SO (Strength and Opportunity) adalah strategi untuk menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Ÿ Kabupaten Tegal memiliki sektor industri dengan kontribusi PDRB tertinggi dan sektor unggulan di bidang perdangan besar dan eceran. Melalui pemanfaatan potensi konektivitas Kabupaten Tegal yang luas terhadap kota-kota di sekitarnya ataupun kota-kota besar di jawa yaitu; Jalur Pantura, Jalur tol rencana TransJawa, Jalur double-track kereta yang melintasi Pulau Jawa, harapannya Kabupaten Tegal dapat mengoptimalkan kedua sektor ini agar Kabupaten semakin dikenal akan julukannya sebagai “Jepangnya Indonesia” Strategi ST (Strength and Threats) adalah strategi untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman. Ÿ Keunggulan yang dimiliki Kabupaten Tegal seperti sektor industri, sektor unggulan perdagangan besar dan eceran, serta beragamnya sektor wisata berpotensi terancam melihat adanya ancaman yang ada misalnya daya saing kabupaten atau kota di sekitarnya dan adanya rawan bencana kekeringan, banjir, dan longsor. Melihat ini, dibutuhkan pengendalian penggunaan lahan untuk sektorsektor ini agar tidak terletak di kawasan-kawasan rawan bencana yang ada.
Strategi WO (Weakness and Opportunity) adalah strategi untuk memanfaatkan peluang yang ada dan meminimalkan kelemahan Desa Catur Ÿ Kabupaten Tegal berpeluang besar dilalui oleh berbagai macam jalur lintasprovinsi misalnya Jalur Pantura, Jalur double-track kereta, dan jalur tol rencana Trans-jawa serta ada rencana relokasi beberapa industri dari Jabodetabek. Sehingga, dengan adanya peluang dan potensi ini, kelemahan yang dimiliki Kabupaten Tegal dapat diminimalisir, yaitu infrastruktur yang ada bisa lebih merata hingga ke bagian tegah kabupaten, penguasaan teknologi meningkat dengan adanya relokasi industri besar sehingga tingkat pencemaran di kabupaten menurun, serta sarana-prasarana di sekitar industri menjadi bertambah sehingga mampu meningkatkan IPM. Strategi WT (Weakness and Threats) adalah strategi untuk meminimalisir kelemahan dan berusaha menghindari ancaman Ÿ Penyelesaian masalah-masalah yang ada seperti penguasaan teknologi industri yang rendah sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan, IPM di bawah rata-rata Jawa Tengah, serta persebaran infrastrukur yang merata harus mempertimbangkan ancaman daya saing kabupaten atau kota sekitar serta kerawanan bencana sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan ekonomi kabupaten tanpa memperparah kondisi lingkungan yang ada.
82
Konsep Perencanaan Kabupaten Tegal memiliki karakter yang berbeda untuk tiap bagian wilayahnya, maka dari itu konsep pengembangan Kabupaten Tegal dibedakan berdasarkan
1
tiga karakteristik (Pesisir, Dataran dan Perbukitan) tersebut. Dimana tiap karakter wilayah memiliki potensi dan masalahnya masing-masing. Dalam konsep ini ditekankan bahwa akan dilakukan sistem pengintegrasian antar sektor guna meningkatkan pemerataan antar kecamatan di Kabupaten Tegal.
Industri
Perdagangan
Kegiatan industri besar dikembangkan
Kegiatan perdagangan dapat dikembangkan
pada daerah pesisir (bagian utara
pada seluruh bagian Kabpaten Tegal,
Kabupaten Tegal). Arah pengembangan
utamanya pada daerah dataran (tengah).
ini dilakukan dengan pengintegrasian
Kegiatan perdagangan yang menyeluruh
terhadap kondisi lingkungan dalam
dapat meningkatkan ketersediaan serta
bentuk daya dukung dan daya
akses terhadap kebutuhan masyarakat.
tampung. Kegiatan industri kecil
Pariwisata
menengah dikembangkan pada bagian
Kegiatan Pariwisata dapat dikembangkan
dataran (bagian tengah Kabupaten
pada daerah selatan Kabupaten Tegal
Tegal) dengan pemanfaatan sumber
(daerah pegunungan), dimana daerah
d a y a l o k a l s e r t a b a s i s e ko n o m i
tersebut memiliki banyak sumber daya alam
kerakyatan berupa koperasi. Koperasi
yang dapat dikembangkan untuk kegiatan
dimaksudkan sebagai upaya
rekreasi atau pariwisata.
pelestarian kegiatan ekonomi lokal serta peningkatan tingkat ekonomi masyarakat.
Infrastruktur Peningkatan serta pengembangan infrastruktur terutama terkait akses dinilai merupakan kunci dari peningkatan pemerataan di Kabupaten Tegal. Pengembangan sistem serta moda transportasi yang apik dapat membantu masyarakat untuk mengakses fasilitas yang tidak terjangkau sebelumnya.
83
2
Kabupaten Tegal sebagai kabupaten yang unggul dan berdaya saing dalam industri pengolahan dengan pemanfaatan e-commerce
Sesuai dengan potensi dan masalah
pemanfaatan e-commerce lah yang
yang telah dibahas dan dirumuskan,
p e r l u d i m a n f a a t k a n . Te n t u n y a
Kabupaten Tegal memiliki tujuan yang
pemanfaatan ini hanya akan berjalan
terfokuskan dalam pengembangan
secara efesien jika kualitas sumber daya
industri melalui sektor perdagangan. Hal
manusia Kabupaten Tegal mendukung.
tersebut menjadi bahan untuk
Pada intinya konsep ini akan
menentukan alternatif konsep yang
direncanakan untuk menjawab
cocok untuk Kabupaten Tegal. Berbicara
permasalahan dan memanfaatkan
mengenai perkembangan zaman sama
potensi yang ada. Diharapkan dengan
dengan berbicara mengenai
adanya peningkatan kualitas sumber
perkembangan teknologi. Hal tersebut
daya manusia dapat meningkatkan daya
harus disadari setiap kota/ kabupaten
saing kabupaten Tegal sesuai dengan
supaya dapat tumbuh pesat secara
perkembangan zaman saat ini.
efektif dan efesien. Pada hal ini
84
BAB 6
Isu Strategis
85
Berkurangnya Daya Tampung Air Irigasi sebagai Akibat dari Fenomena Sedimentasi di Waduk Cacaban Oleh: Deano Damario Putrayurin 42750
86
Latar Belakang Kabupaten Tegal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lahan pertanian yang mendominasi. Sebanyak 45,84% dari 878,79 km persegi dari total luas wilayah Tegal adalah lahan sawah. Lahan sawah ini mencakup pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan pertanian tahunan yang tersebar di seluruh penjuru Kabupaten Tegal. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki pengaruh penting dalam perekonomian Kabupaten Tegal. Kondisi ini juga didukung oleh RTRW Jawa Tengah yang mengamanahkan Kabupaten Tegal sebagai lumbung padi Jawa Tengah untuk menjaga ketahanan pangan. Salah satu sumber pengairan atau irigasi bagi lahan pertanian yang terdapat di kabupaten ini adalah dari Waduk Cacaban. Waduk Cacaban adalah sebuah waduk yang terletak di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1952, Waduk Cacaban awal mulanya digagas pada tahun 1914 dan direncanakan secara detil pada tahun 1930 oleh pemerintah colonial. Waduk yang berluaskan 928,7 hektar ini pada dasarnya berfungsi untuk mengairi sawah-sawah di sekitarnya, namun tidak lama kemudian waduk ini juga difungsikan sebagai objek wisata. Lokasi Waduk ini berada di sebelah tenggara Kota Tegal yang jaraknya kurang lebih 23 km atau sekitar 11 km di sebelah timur Kota Slawi.
Peta Lokasi Waduk Cacaban Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Sebagai sarana irigasi, waduk berfungsi sebagai tempat penampungan air di waktu hujan dan menyalurkannya bila dibutuhkan. Fungsi waduk sebagai irigasi sawah merupakan salah satu bentuk dalam mewujudkan peran ketahanan pangan. Peran Kabupaten Tegal sebagai salah satu lumbung pertanian di Jawa Tengah menjadikan irigasi dari waduk sebuah kebutuhan yang esensial, yaitu infrastruktur pendukung yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian Kabupaten Tegal. Waduk Cacaban mengalami masalah berupa sedimentasi selama beberapa tahun terakhir. Sedimentasi yang berlebihan pada suatu waduk dapat mengurangi kapasitas tampung dan fungsi waduk, mengakibatkan meningkatnya biaya pengelolaan dan pemeliharaan. Permasalahan ini akan berdampak secara langsung kepada peran vital waduk ini sebagai pemasok aliran irigasi terhadap sawah yang menjadi titik tumpu peran Kabupaten Tegal sebagai salah satu lumbung padi di Provinsi Jawa Tengah.
87
Kerangka Berpikir
Pembahasan DeďŹ nisi Sedimentasi Sedimentasi adalah fenomena menumpuknya material sedimen di suatu lokasi sebagai akibat dari terjadinya erosi permukaan ataupun erosi tebing di daerah tangkapan air (catchment area) dan terbawa oleh aliran air hingga sampai di GraďŹ k Terjadinya Sedimentasi Di Waduk (Mays et al., 1996 lokasi tersebut (Loebis et Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2 al.,1993). Konversi lahan untuk budidaya ataupun permukiman yang mengabaikan aspek ďŹ siologis di daerah sekitar Waduk Cacaban ataupun di daerah hulu aliran sumber air waduk akan berimbas kepada daya dukung lingkungan yang akan berimbas kepada terjadinya erosi tanah sehingga menyebabkan permasalahan sedimentasi di Waduk Cacaban.
88
Potensi Pariwisata Waduk Cacaban Dapat dilihat pada tabel di samping bahwa PENGUNJUNG jumlah pengunjung obyek wisata Waduk Cacaban NO BULAN JUMLAH DEWASA ANAK mengalami kecenderungan kenaikan dari tahun 1 2011 11,494 3,505 14,999 2011 hingga tahun 2017 dan diperkirakan akan 2 2012 13,170 4,440 17,610 meningkat di masa yang akan datang. Apabila 3 2013 20,330 5,388 25,718 melihat potensi ini, sudah sewajarnya warga sekitar maupun pemerintah lokal berinisiatif 4 2014 16,775 5,550 22,325 untuk memfasilitasi sarana dan prasarana 5 2015 25,272 8,729 34,001 penunjang pariwisata demi menjaga angka 6 2016 32,175 11,180 43,355 pengunjung tersebut. Sehingga, terbukti bahwa JUMLAH 145,774 50,931 196,705 terdapat berbagai macam sarana dan prasarana Tabel Pengunjung OW Waduk Cacaban penunjang di sekitar Waduk Cacaban, sepertiSumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2 bumi perkemahan, playground, hotel bintang melati, rumah makan, dan lain-lain. Beberapa faktor-faktor tersebut berperan dalam terjadinya fenomena erosi di Waduk Cacaban, salah satunya adalah guna lahan yang terdapat baik di sekitar Waduk Cacaban maupun di dataran hulu sumber air waduk. Dapat dilihat bahwa terdapat kawasan permukiman yang terletak di sekitar Waduk Cacaban.
Peta Guna Lahan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
89
Faktor Penyebab Sedimentasi Kawasan berwarna jingga yang terletak di dekat waduk merupakan kombinasi dari perumahan warga sekitar dengan beberapa fasilitas penunjang pariwisata Waduk Cacaban. Tercatat bahwa terdapat berbagai macam fasilitas penunjang di daerah sekitar Waduk Cacaban, seperti bumi perkemahan, playground, panggung hiburan, hotel bintang melati, rumah makan, dan seterusnya. Hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya jumlah pengunjung ke Waduk Cacaban. Adanya fasilitas-fasilitas ini ditambah dengan kesesuaian lahan yang terkategorikan sebagai kawasan penyangga, mengindikasikan kurang sesuainya penggunaan lahan.
Tabel Tingkat Kepekaan Tanah Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Mayoritas jenis tanah yang terdapat di wilayah Waduk Cacaban adalah Tanah Latosol (61,37%) dan Tanah Podsolik (36,19%). Meskipun Tanah Latosol merupakan jenis tanah yang stabil, Tanah Podsolik merupakan jenis tanah yang peka terhadap erosi.Sehingga, dapat diperkirakan bahwa jenis tanah yang banyak berkontribusi dalam fenomena sedimentasi di Waduk Cacaban adalah jenis tanah Podsolik.
Kapasitas total waduk awal mulanya diperkirakan sebanyak 90 juta meter kubuk yang memperhitungkan volume tampungan air tanpa adanya sedimentasi. Seiring berjalannya waktu, selama pengoperasian waduk, proses sedimentasi terakumulasi secara perlahan di areal genangan yang mana hal ini menyebabkan berkurangnya kapasitas tampungan dari yang awalnya 90 juta m3 pada tahun 1958 berkurang hingga 53 juta m3 di tahun 2002.
GraďŹ k Kapasitas Tampung Waduk Cacaban Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
90
Kesimpulan Berdasarkan data dan deskripsi yang telah penulis paparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa fenomena sedimentasi di Waduk Cacaban bukanlah suatu hal yang dapat diremehkan, melihat fungsi dan perannya air yang ditampung oleh waduk ini terhadap perekonomian Kabupaten Tegal. Proses sedimentasi yang akan terus berlanjut tiap harinya akan menyebabkan volume tampung air yang semakin berkurang, menyebabkan kurangnya suplai air untuk irigasi daerah pertanian yang menjadi amanah Provinsi Jawa Tengah kepada Kabupaten Tegal sebagai salah satu lumbung padi untuk menjaga ketahanan pangan bagi; tidak hanya masyarakat kabupaten, namun juga untuk konstelasi wilayah-wilayah yang lebih luas.
Daftar Pustaka Anggara, W. W. S., & Sundary, N. (2017). STUDI PERUBAHAN VOLUME WADUK CACABAN DENGAN SURVEI PEMERUMAN WADUK. Jurnal Teknik Pengairan, 7(2), 310-315. Kurnianto, I. R. (2008). Pengembangan Ekowisata (Ecotourism) di Kawasan Waduk Cacaban Kabupaten Tegal (Doctoral dissertation, program Pascasarjana Universitas Diponegoro). Permatasari, R. (2008). PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SITEKI KABUPATEN BANJARNEGARA (Design of The Siteki Hidro Power Plan of Banjarnegara Regency)(Doctoral dissertation, F. TEKNIK UNDIP). SK Menteri Pertanian No 837/KPTS/UM/11/1980 Wahyudi, S. I. (2004). Pengaruh Sedimentasi Terhadap Kapasitas dan Operasional Waduk: Studi Kasus Waduk Cacaban. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL (Vol. 1, No. 2).
91
Mengembalikan Kembali Branding Kabupaten Tegal sebagai Jepangnya Indonesia melalui Pengembangan Industri Kecil Pengolahan Logam dan Mesin Oleh: Baiq Muslida ShaďŹ ra 42749
92
Latar Belakang “Desa itu bukannya mereka tidak mampu memproduksi, mereka terkendala pemasaran” -Prof. Bakti Setiawan
Sejak tahun 1940 Kabupaten Tegal telah menjadi pemasok kebutuhan perang bagi tentara Jepang. Adanya industri logam yang memperkerjakan masyarakat Tegal menyebabkan masyarakat teredukasi untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk mengolah logam. Setelah Indonesia merdeka, masyarakat yang memiliki keterampilan keluar dari industri dan memulai membuka usaha kecil-kecilan yang dimulai dengan bengkel. Bengkel-bengkel tersebut tersebar di Kecamatan Talang dan Adiwerna yang saat ini dikenal sebagai sentra industri di Kabupaten Tegal. Pada tahun 1982, industri logam Kabupaten Tegal mencapai masa kejayaan sebagai penghasil produk untuk kebutuhan sektor perumahan, pertanian, transportasi, kesehatan, pompa air, dan alat penyemprot hama hingga Kabupaten Tegal mendapat julukan sebagai “Jepangnya Indonesia”. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, slogan tersebut mulai hilang dan dipertanyakan oleh masyarakat Kabupaten Tegal itu sendiri. Industri logam rumahan yang dimiliki masyarakat saat ini keberadaannya rentan, kalah saing dengan produk dari China yang memiliki kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih rendah. Oleh karena itu, saat ini produk logam asal Tegal mulai redup dan jarang terdengar lagi.
Akan tetapi, ditinjau dari PDRB Kabupaten Tegal kontribusi terbesar datang dari sektor industri dan sejak tahun 2012 hingga tahun 2016 kontribusinya selalu mengalami peningkatan Belum lagi, lokasi Kabupaten Tegal yang dilewati pantura dan memiliki jalur double track kereta api mendukung keberadaan sektor industri. Pengembangan sektor industri mendapat dukungan penuh dari pemerintah, beragam upaya telah dilakukan pemerintah untuk membangkitkan kembali kejayaan sektor industi di Kabupaten Tegal. Oleh karena itui, Kabupaten Tegal masih memiliki potensi dan harapan besar untuk dapat menjayakan kembali slogan “Jepangnya Indonesia” tentunya hal ini berlandaskan analisis dari beragam aspek dan mengambangkan inovasi sesuai dengan perkembangan zaman saat ini.
Landasan Hukum Peraturan Daerah Pasal 2 tentang arah pengembangan Kabupaten Tegal Ÿ Peraturan Daerah Pasal 4 ayat 1 tentang kegiatan industri Ÿ RTRW Kabupaten Tegal 2012-2032 Ÿ
93
Tinjauan Teori Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah kriteria usaha/industri kecil adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 sampai dengan Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000 sampai dengan Rp. 2.500.000.000. Pengertian OVOP Menurut Kementrian Koperasi dan UKM RI, OVOP adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah produk unggulan suatu daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam wadan koperasi atau UKM. Prinsip-prinsip OVOP berdasarkan Kementrian Koperasi dan UKM RI adalah : 1. Lokal tapi Global Pengembangan OVOP bertujuan untuk mengembangkan produk lokal yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat untuk dapat dipasarkan secara nasional maupun internasional. 2. Kemandirian dan Kreativitas Pengembangan OVOP juga bertujuan agar masyarakat mampu mandiri secara ekonomi dan kreatif dalam menghasilkan produksi. 3. Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemerintah daerah harus menyadari dan mampu mendorong sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif. Mampu melakukan terobosan baru di sektor pertanian, industri, pariwisata, jasa serta pemasaran produknya sehingga mampu meningkatkan kualitas, produktivitas dan daya saing.
Kerangka Berpikir
94
Analisis & Pembahasan
Peta Persebaran Industri Kecil Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Peta Persebaran Industri Sedang Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Sektor industri di Kabupaten Tegal di dominasi oleh industri kecil dan industri menengah. Terdapat sebanyak 2963 industri kecil yang bergerak pada bidang industri logam mesin dan elektronik (ILME). Industri ini menyerap tenaga kerja sebanyak 31.528 jiwa. Sedangkan industri menengah pada bidang ILME di Kabupaten Tegal terdapat 22 industri yang menyerap tenaga kerja sebanyak 2963 jiwa. Industri kecil maupun menengah di Kabupaten Tegal tersebar di beberapa kecamatan, yaitu kecamatan adiwerna, talang, dukuhturi, tarub, kramat, lebaksiu, dan pangkah. Saat ini kondisi industri logam mesin dan elektronik di Kabupaten Tegal mengalami penurunan. Produksi logam asal Kabupaten Tegal yang biasanya diminati dan dinanti pasar, saat ini tergantikan dengan produk asal luar negeri, yaitu Cina. Barang impor asal Cina yang masuk ke Indonesia mengganggu pasar produksi indusri logam asal Kabupaten Tegal. Faktor yang mempengaruhi adalah harga barang asal Cina jauh lebih murah daripada harga barang asal Kabupaten Tegal dengan kualitasnya yang sama baiknya. Hal ini menjadi dilema tersendiri bagi produsen asal Kabupaten Tegal lantaran harga bahan baku yang semakin tinggi dan terbatasnya teknologi yang mereka miliki pun mereka kuasai. Karena produk yang kalah saing dengan produk luar negeri, sektor industri di Kabupaten Tegal mengalami dampak negatifnya. Banyak produsen yang mulai mengurangi jumlah tenaga kerjanya dan bahkan banyak yang gulung tikar. Hal ini menyebabkan eksistensi Kabupaten Tegal sebagai â&#x20AC;&#x153;Jepangnya Indonesiaâ&#x20AC;? mulai dipertanyakan. Apakah iya, sektor industri di Kabupaten Tegal dapat jaya kembali seperti sedia kala? Melihat dari sisi lain, Kabupaten Tegal memiliki potensi besar untuk dapat mengembangkan dan menjayakan kembali sektor industrinya. Sesuai dengan arah pengembangan pemerintah Kabupaten Tegal yang menjadikan sektor industri sebagai sektor penggerak perekonomian sesuai dengan tujuan Kabupaten Tegal yaitu mewujudkan ruang Kabupaten berbasis industri yang didukung oleh pertanian berkelanjutan dan kepariwisataan yang berwawasan lingkungan. Selain itu arah pengembangan Kabupaten Tegal memiliki fokus pada tiga sektor yaitu pertanian, industri dan pariwisata atau yang disebut sebagai PERTIWI. Dari hal ini dapat mengindikasikan bahwa Pemerintah Kabupaten Tegal mendukung adanya sektor industri di Kabupaten Tegal.
95
Peta Klasifikasi Jalan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Peta Diagram Struktur Ruang Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Meninjau dari lokasi Kabupaten Tegal, posisinya dapat dikatakan strategis karena dilalui oleh jalan Nasional yaitu jalan Pantura dan juga memiliki jalur double track kereta api. Dimana kedua hal ini dapat mendukung Kabupaten Tegal dalam mengembangkan potensi industri. Lokasi yang strategis ini pula dapat memudahkan pendistribusian barang dari kabupaten Tegal ke daerah-daerah lain ataupun sebaliknya. Pemerintah daerah telah berperan dalam meningkatkan eksistensi sektor industri di Kabupaten Tegal, terdapat beberapa pogram yang diterapkan seperti sertifikasi SNI terhadap produk asal Kabupaten Tegal dan juga menerapkan program OVOP (One Village One Product). Program SNI yaitu pemberian seritifikasi standar pada barang-barang produksi Kabupaten Tegal agar memiliki nilai lebih dalam bersaing dengan produk lokal. Sedangkan OVOP (One Village One Product) adalah program agar setiap daerah memiliki produk khas yang unggul dan berbeda dengan daerah lainnya. Kedua program ini sangat baik diterapkan untuk membangkitkan kembali branding Kabupaten Tegal sebagai “Jepangnya Indonesia”. Akan tetapi kedua program ini masih dalam proses sehingga keberadaanya masih belum dapat terasa secara maksimal. Saat ini keberadaan sektor industri dalam PDRB Kabupaten adalah sebagai kontributor terbesar sejak tahun 2012 hingga tahun 2016 dengan persentase yang selalu meningkat tiap Struktur Ekonomi Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis tahunnya. Meninjau dari sisi ekonomi, sektor Wilayah Kabupaten Tegal 2 industri di Kabupaten Tegal masih dapat dikatakan masih lebih rendah dari pada kabupaten lainnya yang dilihat dari analisis tipologi klassen relatif terhadap Provinsi Jawa Tengah
96
Klassen Potensi Wilayah
LAPANGAN USAHA
Klassen Potensi Relatif
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Sektor potensial
Sektor Berkembang
Pertambangan dan Penggalian
Sektor tertinggal
Sektor Berkembang
Industri Pengolahan
Sektor unggulan
Sektor Potensial
Pengadaan Listrik dan Gas
Sektor tertinggal
Sektor Tertinggal
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Sektor tertinggal
Sektor Tertinggal
Konstruksi
Sektor potensial
Sektor Tertinggal
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Sektor potensial
Sektor Unggulan
Transportasi dan Pergudangan
Sektor berkembang
Sektor Potensial
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Sektor berkembang
Sektor Berkembang
Informasi dan Komunikasi
Sektor berkembang
Sektor Tertinggal
Jasa Keuangan dan Asuransi
Sektor tertinggal
Sektor Tertinggal
Real Estate
Sektor berkembang
Sektor Berkembang
Jasa Perusahaan
Sektor berkembang
Sektor Berkembang
Administrasi Pem erintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Sektor tertinggal
Sektor Tertinggal
Jasa Pendidikan
Sektor berkembang
Sektor Unggulan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Sektor berkembang
Sektor Berkembang
Jasa lainnya
Sektor tertinggal
Sektor Berkembang
Tabel Analisis Tipologi Klassen Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Daftar Produk Informasi Detail Tentang Produk Konfirmasi Akun Konfirmasi Pesanan
Customer
Salah satu kelemahan industri di K a b u p a t e n Te g a l a d a l a h p a d a pemasarannya, produk yang biasanya di jual ke pasar glodok Jakarta saat ini kurang diminati karena adanya produk asal Cina yang memiliki harga yang lebih murah, p a d a h a l k u a l i t a s p ro d u k s i i n d u s t r i Kabupaten Tegal sama baiknya. Setelah meninjau beragam aspek, sektor industri dapat berkembang kembali dan menemukan kejayaannya hanya saja perlu adanya pembaharuan baik dari segi produksi, hingga pemasarannya. Salah satu hal yang dapat diterapkan oleh Kabupaten Tegal adalah mulai memasarkan produknya menggunakan sistem e commerce. Dengan menerapkan sistem ini, pasaran produk asal Tegal jadi lebih luas dan tidak lagi terkendala dengan sistem pemasaran secara konvensional. Ketika branding Kabupaten Tegal sebagai “Jepangnya Indonesia” kembali jaya, produk logam asal Tegal akan memiliki nama dan kendala harga dapat teratasi asalkan kualitas yang ditawarkan lebih baik
Data Produk Informasi Detail Tentang Produk Data Shipping Rate Data Coupon Konfirmasi Pesanan
Sistem E-Commerce
Data Registrasi Data Pemesanan Produk
Info Customer Daftar Pemesanan Produk
Diagram Cara Kerja Sistem E-Commerce Sumber: Teori E-Commerce, Yogyakarta : Gava Media.
97
Admin
Kesimpulan & Rekomendasi Kesimpulan Kabupaten Tegal memiliki potensi besar yang belum dimanfaatkan dalam mengembangkan sektor industri, dan cara-cara yang digunakan masih tergolong ketinggalan zaman. Untuk itu, sangat diperlukan metode pengembangan yang sesuai dengan perkembangan saat ini. Kawasan industri di Kabupaten Tegal kalah saing dengan produk luar bukan karena mereka tidak bida memproduksi barang yang baik, namun seringkali terkendala dalam sistem pemasarannya.
Rekomendasi Untuk memasarkan barangnya sebaiknya Kabupaten Tegal menerapkan sistem ecommerce agar pasar produk menjadi lebih luas. Akan tetapi, sebelum menerapkan itu Kabupaten Tegal harus memiliki branding yang baik sebagai produsen barang-barang berbahan dasar logam. Untuk memiliki branding yang baik, perlu adanya kerjasama yang baik antara masyarakat, pemerintah, dan produsen. Pemerintah yang mengeluarkan program, produsen melaksanakan program, dan masyarakat menggunakan barang-barang asli asal Kabupaten Tegal. Karena branding yang baik berasal dari masyarakatnya itu sendiri.
Daftar Pustaka Kabupaten Tegal Dalam Angka Tahun 2016 Ÿ RTRW Kabupaten Tegal 2012-2032 Ÿ Ariyanti, N. 2014. Peranan Usaha Kecil Pada Industri Pengolahan Logam dan Mesin dalam Memecahkan Masalah Pengangguran di Kabupaten Tegal Jawa Tengah Ÿ
98
Dampak Jalan Tol Pejagan-Pemalang Terhadap Kabupaten Tegal Oleh: Peter Togu Philip Manurung 44094
99
Latar Belakang Berbicara mengenai jalan artinya sedang berbicara mengenai aksesibiltas. Dapat diibiratkan untuk heidupan seharihari bahwa mobilitas dan aksesibiltas akan membantu manusia untuk beraktivitas lebih efesien dan produktif. Hal tersebut tidak beda dengan kondisi suatu wilayah. Suatu wilayah akan menjadi lebih produktif dan efesien jika ada aksesibilitas antar wilayah dan dalam wilayah yang memadai. Aksesibilitas ini juga dapat menjadi kunci kesuksesan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pada penulisan isu strategis ini akan dibahas mengenai Jalan Tol PejaganP e m a l a n g .
Jalan Tol Pejagan- Pemalang merupakan bagian dari proyek besar Jalan Tol Trans Jawa. Jalan Tol Transjawa ini adalah jalan tol yang dibuat untuk menghubungkan antar kota di Pulau Jawa. Tol tersebut bermaksud untuk menghubungan beberapa kota besar seperti JakartaBandung- Semarang- Surabaya. Tol Tra n s J a w a d i h a ra p k a n d a p a t memperudah aksesibilitas kota- kota di Jawa agar dapat memberi keuntungan bagi setiap kota.
Sumber: property.compas.com
Peta Jalur Trans Jawa Sumber: property.kompas.com
Tol Pejagan- Pemalang ini merupakan salah satu bagian kecil dari proyek Tol Trans Jawa yang memiliki alur Pejagan- Brebes- Pemalang. Pada rute Brebes- Pemalang, Tol ini melewati Kabupaten Tegal di beberapa kecamatannya. Lahan di Tegal yang terkena jalur Tol ini merupakan objek yang akan dibahas pada penulisan isu strategis ini. Jalur tol yang meliputi daerah Kabupaten Tegal disebut sebagai Simpang Susun Tegal Timur. Wilayah yang meliputi daerah tersebut Dukuhturi, Adiwerna, Tarub, Suradadi, Warureja, dan ada pintu keluar di Slawi. Pada pintu keluar akan terdapat di Slawi, Adiwerna, dan Warureja. Isu dampak Jalan Tol Pejagan- Pemalang terhadap Kabupaten Tegal ini diangkat karena hal tersebut dampat menimbulkan masalah dan sekaligus potensi yang cukup krusial. Sebaik mungkin Kabupaten Tegal harus meminimalisir segala permasalahan yang mungkin terjadi dan memanfaatkan dengan sebijak-bijaknya untuk potensi yang memungkinkan untuk ada. 100
Kerangka Berpikir
Pembahasan Kondisi Eksisting Jalan Tol Pejagan-Pemalang alan Tol Pejagan- Pemalang merupakan sepenggal jalan tol dari rangkaian Jalan Tol Transjawa. Jalan tol ini terdapat pada Pejagan- Brebes- Pemalang. Jalan tol ini juga melewati beberapa kecamatan pada Kabupaten Tegal seperti Warureja, Suradadi, Tarub, Talang, Adiwerna, dan Dukuh Turi. Pintu masuk dan keluar jalan tol akan diletakan di sekitar perbatasan kecamatan Talang dan Adiwerna. Pintu masuk dan keluar tersebut dinamai Simpang Susun Tegal Timur. Sampai saat ini jalan tol pada bagian Kabupaten Tegal masih dalam pembangunan (belum dapat diakses).
Pintu masuk dan keluar Tol
Peta Jalur Tol Pejagan-Pemalang Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
101
Alih Fungsi Lahan Sangat relevan kaitan antara pintu masuk dan keluar jalan tol terhadap alih fungsi lahan pada daerah disekitarnya. Karena dapat diproyeksikan bahwa pintu masuk dan keluar jalan tol tersebut akan menghadirkan pusat perkotaan atau wilayah industri yang baru. Hal ini disebabkan karena adanya keterkaitan mengenai aksesibilitas dan sistem transpotasi dengan pertumbuhan ekonomi dan kota. Hal ini dikemukakan pada teori â&#x20AC;&#x153;Axial Growthâ&#x20AC;?. Alih fungsi lahan cenderung menjadi titik potensi bagi beberapa Kabupaten yang ada di Indonesia. Karena tingkat perkembangan suatu kota dapat dihitung dari pertumbuhan ekonomi suatu kota. Berbicara mengenai alih fungsi yang awalnya merupakan lahan basah dan berpotensi untuk berubah menjadi wilayah perkotaan atau industri, biasanya hal tersebut mengindikasikan perkembangan suatu kota. Tetapi kasus tersebut tidak akan semudah itu untuk terjadi di Kabupaten Tegal.
Peta Jalur Tol Pejagan-Pemalang Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Masalah Alasan mengapa perubahan alih fungsi lahan tidak akan semudah itu diterima adalah karena Kabupaten Tegal telah diamanahkan pada RTRW Jawa Tengah untuk menjadi lumbung padi Jawa Tengah. Pertanian juga terdapat di peringkat ketiga pada PDRB Kabupaten Tegal. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Jawa Tengah menaruh harapan besar pada lahan- lahan basah yang ada di Kabupaten Tegal. Sedangkan pada daerah sekitar pintu masuk tol masih berupa lahan basah, khususnya bagian timur pintu tol (pada kecamatan Talang dan Tarub). Kendala berikutnya merupakan rentetan efek yang diakibatkan setelah berkurangnya lahan basah atau lahan hijau. Dapat diperkitakan bahwa proyeksi pangan Kabupaten Tegal berkemungkinan untuk berkurang, akibatnya terjadinya alih fungsi lahan. Lalu supply kebutuhan pokok maupun impor untuk Kabupaten Tegal dan Jawa Tengah akan berkurang. Hal ini tidak berarti bahwa Kabupaten Tegal tidak lagi dapat diandalkan untuk menjadi Lumbung Padi Jawa Tengah, karena pada Kabupaten Tegal masih banyak lahan yang berpotensial 102
Potensi Pada kali ini memang potensi lebih diutamakan daripada masalah yang ada. Karena dengan adanya Jalan tol ini berarti akan ada pertambahan aksesibilitas dan hal tersebut menjadi hal yang vital karena akan mempengaruhi adanya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal. Hal tersebut mengindikasikan akan adanya pertambahan wilayah ekonomi, baik tempat investor luar maupun ekonomi lokal, tergantung penataan kota selanjutnya. Hal tersebut akan membuat semakin tingginya pertumbuhan industri dan infrastruktur yang ada di Kabupaten Tegal. Bertambahnya aksesibilitas seperti Jalan Tol akan menggiurkan beberapa pihak untuk membeli dan mengolahnya menjadi suatu usaha atau industri pada daerah tersebut. Dengan itu, maka dengan mudah beberapa masalah yang terdapat di Pohon Masalah Kabupaten Tegal sepeti kurangnya infrastuktur dan sarana. Terdapat juga Potensi yang berupa pariwisata. Hal tersebut merupakan suatu efek yang dihasilkan dari adanya aksesibilitas baru dan sektor pariwisata yang cukup berkembang. Hal ini juga dapat memberi dukungan perkembangan sektor yang sesuai dengan arahan RTRW, yaitu PERTIWI (petanian, industri, dan pariwisata). Pada buďŹ&#x20AC;er kali ini, diperkirakan yang akan mengalami banyak perubahan adalah Kecamatan yang berada di timur pintu masuk tol seperti Talang, Tarub, Kramat, Pangkah, dan sedikit Suradadi. Memang dapat dilihat bahwa daerah selatan dan barat memang sudah merupakan daerah perkotaan dan industri. Bahkan kecamatan yang paling banyak berkenaan dengan industrial adalah Adiwerna. Pada bagian selatan ke barat juga terdapat Slawi yang merupakan ibu kota kabupaten. Sehingga perubahan tidak akan begitu banyak terjadi pada kecamatan yang disebelah barat melainkan lebih ke timur.
Keadaan eksisting sudah perkotaan Perkiraan daerah yang ahli fungsi
Peta BuďŹ&#x20AC;er Potensi Alih Fungsi Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
103
Kebijaksanaan Pada Buffering untuk Proyeksi Alih Fungsi Lahan Buffer yang digunakan juga merupakan perpaduan antara Axial Growth dengan Concentric Growth. Hal ini terjadi karena suatu perkembangan yang terjadi adalah pada jalan tol, bukan jalan biasa. Sehingga yang menjadi pusat pemicunya adalah Pintu masuk yang akan mengakibatkan pertumbuhan dengan model Concentric. Lalu pertumbuhan akan menjalar di pelipir jalan lokal disebelah Jalan Tol (Axial) dan menyambungkan ke pusat perkotaan yang lain/baru.
Kesimpulan & Rekomendasi Kesimpulan B e rd a s a r k a n p e m a p a ra n analisis dan data diatas, dapat disimpulkan bahwa Jalan Tol PejaganPemalang akan membawa perkembangan yang besar bagi K a b u p a t e n Te g a l . P o t e n s i pertumbuhan Kabupaten Tegal semakin tinggi dan pemerintah harus memanfaatkan momentum dari Transjawa ini. Jika jalan tol ini dapat membawa banyak lapangan kerja, industri, sarana, dan infrastruktur yang maju maka sepertinya permasalahan inti dari Kabupaten Te g a l d a p a t p e r l a h a n - l a h a n berkurang.
Rekomendasi Rekomendasi paling vital yang dapat diberikan pada saat ini berupa suatu pengawasan dari pemerintah. Pengawasani ini dapat berupa segala sesatu yang berkaitan dengan pengaturan dan penataan. Suatu pertumbuhan tetap harus ada dalam kontrol pihak yang berwenang. Tidak disarankan sampai membuat suatu eksploitasi potensi yang mengakibatkan ahli fungsi lahan yang berlebihan, mengingat Kabupaten Tegal masih menjadi Lumbung Padi Jawa Tengah.
Daftar Pustaka Kabupaten Tegal Dalam Angka 2016 RTRW Kabupaten Tegal 2012-2032 Ÿ John Wiley & Sons. 2006. Planning and Urban Design Standards. American Planning Association, New Jersey. Ÿ Nazar, N. (2017). Ini Perkembangan Tol Trans Jawa di Jawa Tengah - Kompas.com. [ o n l i n e ] K O M P A S . c o m . A v a i l a b l e a t : http://properti.kompas.com/read/2017/10/24/104242121/ini-perkembangan-toltrans-jawa-di-jawa-tengah [Accessed 2 Dec. 2017] Ÿ
Ÿ
104
Ancaman Bencana Banjir Rob dan Dampalknya Terhadap Potensi di Wilayah Pesisir Kabupaten Tegal Oleh: Adellia Naura Fatina 43535
105
Latar Belakang Pesisir adalah wilayah bertemunya daratan dan lautan, sebagaimana kita tahu darat dan laut memiliki karakteristik yang berbeda. Pergabungan dari dua karakteristik tersebut membuat kawasan pesisir memiliki sumber daya yang berlimpah, berupa pertanian, perikanan, dan pariwisata. Di samping melimpahnya sumber daya tersebut, kawasan pesisir juga memiliki resiko bencana yang cukup banyak. Resiko bencana untuk wilayah pesisir Kabupaten Tegal di antaranya adalah banjir rob, abrasi/erosi, kenaikan muka air laut, dan gelombang pasang. Dari keempat resiko bencana tersebut, bencana yang sering terjadi dan merugikan wilayah sekitar karena membawa dampak negatif berupa kerusakan dan kerugian baik secara ďŹ sik maupun material adalah banjir rob. Banjir rob disebabkan oleh pasangnya air laut hingga air yang pasang tersebut menggenangi daratan. Banjir rob biasanya melanda daerah yang permukaan daratannya lebih rendah daripada permukaan air laut. Di Pulau Jawa, banjir rob biasanya terjadi di pesisir utara Pulau Jawa, salah satunya adalah di Kabupaten Tegal. Terdapat tiga kecamatan yang terkena dampak dari bencana banjir rob di kawasan pesisir Kabupaten Tegal, yaitu Kecamatan Kramat, Kecamatan Suradadi, dan Kecamatan Warureja. Kabupaten Tegal dikenal sebagai jepangnya Indonesia karena terdapat banyak industri yang tumbuh dan berkembang, baik itu industri rumah tangga (industri kecil), industri skala menengah, maupun industri besar yang berorientasi ekspor. Di Kecamatan Kramat, industri yang berkembang adalah industri kimia dan kertas. Di Kecamatan Suradadi hanya terdapat industri skala kecil. Di Kecamatan Warureja terdapat industri tekstil yang merupakan industri besar, dan beberapa industri skala kecil dan sedang. Jika terjadi bencana, maka industri tersebut akan terkena dampaknya. Bukan hanya industri, tapi juga fungsi permukiman, pertanian, dan perikanan akan terkena dampak dari bencana tersebut.
Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Peta Rawan Bencana Banjir Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
106
Kerangka Berpikir
Pembahasan Pesisir Pantai Utara Jawa umunya sering terkena bencana banjir, baik banjir rob (pada musim kemarau) maupun banjir ďŹ&#x201A;uvial (pada musim penghujan). Banjir tersebut disebabkan karena curah hujan yang tinggi pada daerah hulu (bagian selatan Kabupaten Tegal), sedangkan daerah hilir (bagian utara Kabupaten Tegal) merupakan dataran dengan material lempung dan sedimentasi yang intensif, sehingga dapat menyebabkan banjir dan genangan.
Berita Mengenai Banjir Rob di Kabupaten Tegal Sumber: tempo.co, pmi.or.id
107
Menurut Nonsom (2000), banjir rob adalah kejadian alam, yaitu air masuk ke wilayah daratan pada waktu air laut mengalami pasang. Banjir rob dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat berbeda di setiap tempat. Perbedaan faktor tersebut menyebabkan adanya perbedaan besar genangan, luas genangan, frekuensi terjadinya rob, dan lama genangan. Banjir rob yang melanda Pantai Utara Jawa termasuk Kabupaten Tegal biasanya disebabkan karena berbagai faktor menurut Kodoatie, dkk. (2002), yaitu: 1) Faktor-faktor alam, seperti kondisi iklim, oseanograďŹ , geomorfologi, geologi, dan kondisi hidrologi; 2) Kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang yang berdampak pada perubahan alam; 3) Degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup lahan pada daerah tangkapan hujan (catchment area), pendangkalan sungai akibat sedimentasi, dan penyempitan alur sungai; 4) Jebolnya tanggul pembatas antara daratan dan lautan. Di Kabupaten Tegal sendiri, aktivitas manusia yang dinamis di atas wilayah pesisir menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir rob. Guna lahan di bagian utara kabupaten yang merupakan daerah rawan banjir adalah industri, permukiman, pertanian, serta perikanan. Setidaknya terdapat 4905 hektar lahan sawah, 4 unit industri besar, 21 industri sedang, 1807 unit industri kecil, dan ribuan unit perumahan yang terkena dampak dari banjir rob tersebut. Objek wisata Purwahamba yang terletak di Kecamatan Suradadi harusnya bisa menjadi salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi orang dan memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah setempat. Namun karena adanya ancaman bencana, objek wisata ini kurang diminati oleh turis khususnya turis manca negara. Berdasarkan data dari Dinas Pemuda, Pariwisata, dan Olahraga Kabupaten Tegal, jumlah turis manca negara yang mengunjungi objek wisata Purwahamba hanya 18 orang. Untuk mencegah terjadinya bencana banjir rob, pemerintah setempat sudah mencoba menanam mangrove. Sistem pengelolaan ekosistem hutan mangrove di Indonesia umumnya adalah sistem
Parameter
Unit
%
Panjang pantai (km)
20,3
-
Luas mangrove (Ha)
88,62
-
0
0
88,62
100
20,3 km x 130 km = 263,9
-
Mangrove kondisi baik (Ha) Mangrove kondisi kritis (Ha) Luas mangrove ideal (Ha)
Tabel Kondisi Pohon Mangrove di Kabupaten Tegal Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tegal
agroforestry dan sistem silvoďŹ shery. Wilayah pesisir di Kabupaten Tegal (Kecamatan Kramat, Suradadi, dan Warureja) menggunakan sistem agroforestry yaitu sistem penanaman mangrove dicampur dengan tanaman pertanian (sistem tumpangsari). Tetapi hal tersebut belum memberikan manfaat yang berarti bagi lingkungan sekitar. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tegal, kondisi mangrove yang kritis mencapai 100%, yang artinya semua mangrove yang berada di kawasan pesisir Kabupaten Tegal kondisinya kritis.
108
Salah satu penyebab kritisnya kondisi mangrove adalah akibat konversi lahan dan eksploitasi hutan mangrove. Adanya konversi lahan dan eksploitasi yang berlebihan menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan masih kurang. Bahkan di bagian utara yang berbatasan dengan laut jawa guna lahannya adalah industri. Banyaknya alih fungsi lahan di bagian utara disebabkan karena Kabupaten Tegal bagian utara dilewati Jalur Pantura.
Potensi Wilayah Pesisir Pertanian Pertanian lahan basah di Kabupaten Tegal terdiri dari padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau. Dari analisis kesesuaian lahan pertanian, hampir semua lahan di Kabupaten Tegal cocok untuk pertanian dengan luas keseluruhan mencapai 64314 ha dari total luas kabupaten sebesar 87879 ha. Apabila lahan pertanian terkena banjir rob maka tanaman akan rusak dan tidak bisa dipanen. Padahal sektor pertanian jika dikembangkan akan memberikan keuntungan dalam segi rupiah pada masa mendatang. Harus ada pencegahan banjir rob di wilayah pesisir agar potensi pertanian di Kabupaten Tegal dapat termanfaatkan secara optimal dan menambah pendapatan daerah. Saat ini, masih tersisa cadangan lahan pertanian sebanyak 17676,82 ha yang belum dimanfaatkan. Peta Kesesuaian Lahan Pertanian Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Pertanian Perikanan di Kabupaten Tegal terbagi atas perikanan air tawar dan perikanan air payau. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan untuk perikanan, didapatkan hasil seperti pada peta di mana lahan yang sesuai untuk perikanan air tawar adalah sebesar 18708 ha dan lahan yang sesuai untuk perikanan air payau adalah sebesar 1889 ha.
Peta Kesesuaian Lahan Perikanan Air Tawar Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Peta Kesesuaian Lahan Perikanan Air Payau Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
109
Sumber daya perikanan di Kabupaten Tegal didukung dengan lokasi Kabupaten Tegal yang dilewati Jalur Pantura dengan arus mobilitas yang sangat tinggi dan cepat sehingga distribusi hasil produksi semakin baik. Selain dilewati Jalur Pantura, terdapat juga sarana pendukung untuk perikanan yaitu dua buah TPI atau Tempat Pelelangan Ikan. Subsektor perikanan yang termasuk dalam sektor perikanan mempunyai produktivitas yang tinggi dan waktu panen yang lebih cepat jika dibandingkan dengan subsektor pertanian yang lain. Harga per kilogram perikanan juga cukup tinggi. Jika potensi perikanan lebih dikembangkan dan tidak terancam bencana banjir rob maka perekonomian Kabupaten Tegal akan meningkat.
Industri
Peta Kesesuaian Lahan Industri Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Industri di Kabupaten Tegal umumnya didominasi oleh industri skala kecil/rumah tangga sehingga tidak banyak terdapat kawasan yang khusus diperuntukkan untuk industri. Di Kabupaten Tegal, kawasan peruntukan industri berada di bagian utara dan barat kabupaten, tepatnya di Kecamatan Kramat, Kecamatan Warureja, dan Kecamatan Margasari. Namun Kecamatan Kramat dan Kecamatan Warureja yang merupakan kawasan industri bersama degan Kecamatan Suradadi di bagian utara merupakan kawasan rawan bencana banjir.
Adanya kawasan industri di bagian utara kabupaten salah satunya karena dekat dan dilewati oleh Jalur Pantura sehingga distribusi barang menjadi lebih mudah. Di Kecamatan Suradadi hanya terdapat industri skala kecil. Di Kecamatan Kramat, industri yang berkembang adalah industri kimia dan kertas. Di Kecamatan Warureja terdapat industri tekstil yang merupakan industri besar, dan beberapa industri skala kecil dan sedang. Selain industri-industri tersebut, terdapat juga wacana adanya pemindahan industri dari Jabodetabek ke Kabupaten Tegal sehingga dimungkinkan kawasan industri di Kabupaten Tegal akan bertambah luas. Namun, kawasan industri tersebut merupakan kawasan yang terancam terkena dampak dari bencana banjir rob.
Pariwisata Terdapat beberapa objek wisata di Kabupaten Tegal, yaitu Guci, Pur'in, Waduk Cacaban, Pantai Purwahamba, dan Kalibakung. Kegiatan pariwisata akan memicu munculnya berbagai kegiatan baru seperti perdagangan, jasa, perhotelan, transportasi, dan lain sebagainya. Kegiatan pariwisata juga bisa membantu perkembangan ekonomi pada wilayah tersebut.
110
Pada daerah pesisir Kabupaten Tegal terdapat satu objek wisata yang terletak di Kecamatan Suradadi, yaitu Pantai Purwahamba yang menyuguhkan pemandangan alam yang indah. Berdasarkan data dari Dinas Pemuda, Pariwisata, dan Olahraga Kabupaten Tegal, wisatawan yang berkunjung ke Pantai Purwahamba selalu meningkat setiap tahunnya. Namun, daya tarik Pantai Purwahamba bagi wisatawan mancanegara masih kurang, terbukti dari jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung hanya sedikit, yaitu 18 orang pada tahun 2016. Pantai Purwahamba memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi lebih baik lagi agar jumlah wisatawan terus bertambah dan bisa meningkatkan pendapatan daerah. Adanya ancaman bencana banjir rob dapat diminimalisir dengan penanaman dan pengelolaan hutan mangrove di sempadan pantai.
Pantai Purwahamba Kabupaten Tegal Sumber: google
Kesimpulan & Rekomendasi Sebagai bentuk pencegahan banjir rob agar potensi di wilayah pesisir Kabupaten Tegal dapat dimanfaatkan secara optimal maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut: · Menanam tanaman bakau pada sempadan pantai · Mengembangkan bangunan pemecah ombak · Membuat perencanaan pengelolaan sumberdaya pesisir · Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar · Mitigasi bencana
111
Urgensitas Infrastruktur Jalan Sebagai Konektivisitas Pariwisata di Kabupaten Tegal Oleh: Bima Indra Permana 43541
112
Latar Belakang “Wisata merupakan kegiatan yang dilakukan manusia baik perorangan maupun kelompok untuk mengunjungi destinasi tertentun dengan tujuan rekreasi, mempelajari keunikan daerah wisata, pengembangan diri dsb dalam kurun waktu yang singkat atau sementara” - UU RI no 10 tahun 2009
wisata tempat saja, wisata lain yaitu wisata kuliner dan wisata budaya religi.
Indonesia merupakan salah satu negara di Indonesia yang terkenal dengan pariwisatanya. Pariwisata di Indonesia menyajikan keindahan alam serta didukung dengan adanya berbagai landscape daya tarik wisata. Indonesia memiliki kondisi geografi ruang yang berbeda-beda, hal tersebut yang menyebabkan wisata di Indonesia sangat beragam. Keanekaragaman hayati dan budaya yang dimiliki Indonesia merupakan salah satu hal yang mencirikan keunikan pariwisata Indonesia. Faktor keindahan alam membuat Indonesia dikenal sebagai salah satu negara tujuan wisata terbaik dunia d e n g a n e k s o t i s m e ke p u l a u a n d a n tropisnya.
Hal itu yang membuat Kabupaten Tegal menjadi kian menarik untuk dikunjungi. Kabupaten Tegal tidak hanya terkenal sebagai jepangnya Indonesia oleh adanya sektor industri yang berkembang pesat, akantetapi sektor pariwisata di Kabupaten Tegal juga menyimpan potensi yang besar. Seharusnya adanya potensi pariwisata yang besar di Kabupaten Tegal haruslah dibersamai dengan adanya aksesibilitas yang baik supaya meningkatkan arus mobilitas daripada wisatawan sehingga konektivitas pariwisata di Kabupaten Tegal dapat meningkat. Hambatan bagi pariwisata di Kabupaten Tegal adalah segi infrastruktur yang masih kurang khususnya dalam hal aksesibilitas menuju tempat wisata. Hal ini tentu menjadi faktor penghambat bagi berkembangnya pariwisata Kabupaten Tegal dan merupakan embrio bagi masalah-masalah lain.
Kabupaten Tegal berada di wilayah pesisir utara bagian barat dari Jawa Tengah. Selain itu, Kabupaten Tegal merupakan wilayah yang memiliki keragaman topografi. Kabupaten Tegal terdiri dari tiga bentuk yaitu pantai, dataran rendah dan dataran tinggi (perbukitan). Keanekaragaman topografi di Kabupaten Tegal mencerminkan keindahan alam. Di sebelah utara dari Kabupaten Tegal merupakan pantai dan dataran rendah yang beriklim tropis. Sementara sebelah selatan merupakan tanah perbukitan yang merupakan lereng dari Gunung Slamet yang diapit oleh bukit dan lembah serta memiiki iklim yang sejuk. Objek wisata di Kabupaten Tegal dibagi menjadi beberapa jenis yaitu wisata alam, wisata budaya, wisata religi, wisata buatan dan lain-lain. Wisata di Kabupaten Tegal tidak hanya berupa
Pada dimensi pariwisata, perencanaan pariwisata berbasis sistem dibutuhkan untuk menciptakan sektor pariwisata yang terintegrasi, berkelanjutan, serta memiliki aksesibilitas. Perencanaan pariwisata tersebut tentu akan mengacu pada komponen pariwisata. Menurut Leiper (2008) komponen sistem pariwisata yaitu jumlah wisatawan, objek tujuan wisata, tempat tinggal wisatawan, aksesibilitas, dan industri pariwisata.
113
Adanya konsep perencanaan pariwisata tersebut akan membantu memperhitungkan arahan perkembangan pariwisata ke arah yang diinginkan. Tentu selaras dengan K a b u p a t e n Te g a l y a n g m e m i l i k i p e m b a n g u n a n p a r i w i s a t a b e r b a s i s aksesibilitas. Adanya aksesibilitas yang baik maka akan merangsang adanya konektivitas yang baik pula.
Landasan Hukum Landasaran hukum yang digunakan dalam penyusunan isu ini adalah : - Undang-undang No. 38 Tahun 2014 tentang Jalan - RTRW Kabupaten Tegal 2012 â&#x20AC;&#x201C; 2032 - Undang-Undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Kerangka Berpikir OPTIMALISASI PARIWISATA
PELUANG
Peningkatan Sistem Infrastruktur Pariwisata
Kelengkapan Infrastruktur Penunjang Pariwisata Masih Kurang & Buruk
Angka Wisatawan Bertambah
Kurangnya Aksesibilitas
TANTANGAN Aksesibilitas Meningkat
Analisis Sistem
Tingkat Konektivitas Objek Pariwisata masih rendah
Peningkatan Konektivitas Antar Objek Pariwisata
Analisis Komponen: Metode Leiper
Tingkat Kecelakaan Meningkat
ANALISIS
REKOMENDASI
114
Analisis SWOT Strengths :
Weaknesses :
Pembangunan sektor pariwisata merupakan
Akan tetapi pembangunan infrastruktur jalan untuk pariwisata menyimpan sedikit
pembangunan infrastruktur fisik jalan, akan
permasalahan yaitu kemungkinan adanya penambahan jalan yang dibangun di lahan
berdampak pada wilayah yang dileatinya
produktif pertanian. Je las hal tersebut akan menyebabkan konversi lahan
yaitu untuk memeperlancar arus distribusi
produktif menjadi lahan yang terbangun baik di lahan dibangunnya jalan utama tersebut
barang
maupun lahan -lahan disekitarnya.
dan
jasa
hingga
meningkatnya
dari lahan
konektivitas antar objek wisata di Kabupaten Tegal.
Opportunities :
Threats :
Pembangunan dan pengembangan jalan
Tantangan yang dihadapi dalam adanya pembanguan infrastruktur pariwisata ini adalah
untuk pariwisata di Kabupaten Tegal akan
adanya ancaman kesenjangan antara daerah yang dekat dengan pariwisata dengan
menyebabkan
yang. Meskipun secara umum akan menumbuhkan ekonomi akan tetapi tidak merata di
mening katnya
peluang
ekonomi, tentu akan menambah pendapatan
semua wilayah Kabupaten Tegal. Tapi perlu menjadi catatan khusus bahwa ketika akses
daerah dan menambah lapangan kerja.
jalan dibuka maka perkembangan pariwisata akan kian menggelora, ketika daerah lain yang bukan merupakan daerah pariwisata akan terjadi ketimpangan kontribusi pendapatan daerah antar wilayah di Kabupaten Tegal.
Pembahasan Sistem Pariwisata menurut Jordan (Leiper, 2004:48) adalah tatanan komponen dalam hal industri pariwisata dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan membentuk sesuatu yang bersifat holistik. Komponen sistem pariwisata dari analisis Leiper (2004) yaitu: Wisatawan
: merupakan elemen manusia yaitu orang yang melakukan perjalanan wisata. Tempat Tinggal Wisatawan : elemen geograďŹ yaitu tempat dimana wisatawan mengawali dan mengakhiri perjalanan. Objek Tujuan : elemen geograďŹ yaitu tempat utama yang dikunjungi wisatawan. Industri Wisata : elemen organisasi atau kumpulan dari adanya organisasi yang bergerak dibidang usaha pariwisata, bekerjasama dalam hal pemasaran pariwisata untuk menyediakan barang, jasa, dan fasilitas pariwisata. Aksesibilitas : elemen geograďŹ atau spatial mengenai tempat dimana perjalanan wisata utama berlangsung. Dari adanya beberapa hal diatas akan dilakukan analisis dengan cara pendekatan sistem. Metode yang digunakan menggunakan metode Causal Loop Diagram. Metode ini memungkinkan guna mengidentiďŹ kasi adanya inteverensi yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan sektor kepariwisataan Kabupaten Tegal. Berikut hasil analisis :
115
Peningkatan Sektor + Jasa
+ Peningkatan Konektivitas+
Jumlah + Wisatawan
+ Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi
R + Aksesibilitas
Potensi Sumber Daya Setempat +
+ Kualitas Objek Wisata
Optimalisasi Informasi dan Teknologi
Kualitas Pemasaran + + +
Causal Loop Diagram Sumber : Analisis Kelompok 2017
+ Subsidi Sektor Wisata
Analisis Komponen Pariwisata Komponen pariwisata menurut Leiper (2004) yaitu: - Wisatawan - Tempat Tinggal Wisatawan - Objek Tujuan - Industri Wisata - Aksesibilitas Dari adanya komponen-komponen tersebut akan dianalisis antar komponen menggunakan metode tertentu.
Jumlah Wisatawan
Jumlah Wisatawan 1000000 800000 600000 400000 200000 0 2016
2015
2014
GraďŹ k Jumlah Wisatawan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Data disamping merupakan wisatawan yang masuk di empat wisata terbesar di Kabupaten Tegal yaitu Guci, Pur'in, Waduk Cacaban, Kablibakung). Untuk data seluruh wisatawan yang masuk ke 24 objek wisata tersebut tidak tersedia akantetapi data dari empat o b j e k w i s a t a tersebut kurang lebih sudah m e r e p r e s e n t a s i k a n mengenai jumlah dan ďŹ&#x201A;uktuasi wisatawan karena empat objek wisata tersebut merupakan yang terbesar di Tegal. Adanya peningkatan jumlah wisatawan harus disesuaikan dengan kebutuhan jasa dan daya tampung i n f r a s t r u k t u r (aksesibilitas).
116
Objek Wisata Tujuan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Objek Wisata di Kabupaten Tegal Nama Objek Wisata Jenis Pariwisata Bukit Baper Bumijawa Kawasan Pariwisata Alam Curug Kali Kawasan Pariwisata Alam Curug Sigeyong Kawasan Pariwisata Alam Curug Monyet Kawasan Pariwisata Alam Pantai Larangan Kawasan Pariwisata Alam Taman Rakyat Kota Slawi Kawasan Pariwisata Buatan Sulaku Bumijawa Park Kawasan Pariwisata Buatan Waterboom Yogya Kawasan Pariwisata Buatan Waduh Cacaban Kawasan Pariwisata Buatan Agrowisata Herbal (Kalibakung) Kawasan Pariwisata Agro Agrowisata Loco Antik Kawasan Pariwisata Budaya Makam Pangeran Purbaya Kawasan Pariwisata Budaya Makam Sunan Amangkurat Kawasan Pariwisata Budaya Situs Semedo Kawasan Pariwisata Budaya Curug Cantel Kawasan Pariwisata Alam Batu Agung Balapulang Kawasan Pariwisata Alam Curug Jejeg Kawasan Pariwisata Alam Goa Lawa Kawasan Pariwisata Alam Curug Putri Kawasan Pariwisata Alam Curug Penganten Kawasan Pariwisata Alam Curug Jedor Guci Kawasan Pariwisata Alam Pantai Purwahamba Indah Kawasan Pariwisata Alam Curug Luhur Kawasan Pariwisata Alam Wisata Pemandian Air Panas Guci Kawasan Pariwisata Alam
Tabel disamping menjelaskan mengenai jumlah dan nama objek wisata yang ada di Kabupaten Tegal serta jenis pariwisata yang ada. Ada empat tipologi pariwisata yang ada yaitu : - Kawasan Pariwisata Alam - Kawasan Pariwisata Buatan - Kawasan Pariwisata Agro - Kawasan Pariwisata Budaya
Pantai Purwahamba
Wisata Air Panas Guci
Tabel Objek Wisata di Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Legenda Batas Kecamatan Desa Wisata
Peta Desa Wisata Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Desa wisata adalah salah satu bentuk integrasi dari beberapa atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang mana melahirkan mengenai tata cara dan tradisi. Desa Wisata biasanya merupakan kawasan pedesaaan yang memiliki kekhasan dan daya tarik akan wisata yang sama, mudahnya bahwa suatu kawasan pedesaan membentuk suatu sistem wisata yang saling berkaitan. Bisa berupa objek wisata dengan objek wisata, fasilitas pendukung dengan objek wisata. Menurut ahli Desa wisata dilihat sebagai bentuk industri pariwisata yang berupa aktivitas untuk mengaktualisasikan perjalanan wisata yang identik meliputi sejumlah kegiatan yang bersifat menghimbau, merayu, mendorong wisatawan sebagai konsumen agar menggunakan produk dari desa wisata tersebut atau mengadakan perjalanan wisata ke desa wisata tersebut atau disebut pemasaran desa wisata. Komponen produk pariwisata itu sendiri terdiri atas angkutan wisata, atraksi wisata, dan akomodasi pariwisata (Soekadijo, 2000). 117
Aksesibilitas Objek Wisata Peta Aksesibilitas Wisata
Jarak 750 meter Jarak 1000 meter
Peta Aksesibilitas Wisata Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Aksesibilitas terhadap objek wisata di Kabupaten Tegal dapat diukur dengan menggunakan keterjangkauan objek wisata dari jalan utama. Dari Peta diatas dapat diluhat, bahwa area yang terkena radius jangkauan 750 meter sampai 1000 meter dari jalan utama. Belum tentu yang merupakan kawasan area yang tidak terkena jangkauan radius jangkauan jalan memiliki tingkat aksesibilitas yang buruk. Hanya saja diperlukan penyesuaian seperti jalan-jalan diperuntukkan sebagai arus pariwisata sehingga memiliki pengkhususan dan aspek pendukung pariwisata. Ada 24 objek wisata yang ada di Kabupaten Tegal, semuanya haruslah memiliki akses yang baik sehingga konektivitas
Kondisi Infrastruktur Jalan di Kabupaten Tegal Rincian Baik Sedang Rusak Sedang Rusak Sedang Rusak Berat Jumlah/Total
Jalan Nasional 2015 2016 50,4 50,4 17,767 17,767
68,167
Status Jalan Jalan Provinsi 2015 2016 51,91 49,75 3,3 5,46
68,167
55,21
Jalan Kabupaten 2015 2016 302,68 374,79 120,56 117,37
55,21
Tabel Status Jalan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
118
177,37 246,66 847,27
150,93 204,18 847,27
Foto Jalan Rusak di Kabupaten Tegal Peta KlasiďŹ kasi Administrasi Jalan Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Pariwisata di Kabupaten Tegal sebagian besar dihubungkan dengan jalan kabupaten. Sedangkan apabila melihat kondisi infratruktur jalan Kabupaten di Kabupaten Tegal mengalami kondisi yang cukup memprihatinkan. Dari data yang ada menunjukkan bahwa 18% memiliki kondisi rusak sedang dan 24% memiliki kondisi rusak berat. Jadi ada sekitar 32% jalan Kabupaten Tegal yang harus segera diperbaiki untuk meningkatkan aksesibilitas pariwisata. Adanya aksesibilitas yang buruk menyebabkan konektivitas yang masih rendah.
Jumlah Kendaraan Yang Masuk Data Kendaraan Yang Masuk Di Empat Obyek Wisata 250000 200000 150000 100000 50000 0 Roda Dua
Roda Empat 2016
2015
Bus/Truck 2014
GraďŹ k Data Kendaraan Yang Masuk di Empat Objek Wisata Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Jumlah
Adanya jumlah kendaraan yang masuk ke objek wisata juga dapat dijadikan suatu data yang menggambarkan mengenai kondisi infrastruktur jalan. Dapat dilihat bahwa total kendaraan yang masuk ke objek wisata mengalami penurunan di tahun 2016, kemungkinan hal ini disebabkan oleh adanya jalan yang rusak serta mengakibatkan volume kendaraan yang masuk menjadi berkurang. Jenis kendaraan yang mengalami penurunan yang cukup signiďŹ kan yaitu sepeda motor. Hal ini juga menggambarkan bahwa konektivitas menuju objek wisata di Kabupaten Tegal mengalami penurunan di tahun 2016 kemarin sehingga dirasa perlu adanya perbaikan secara komprehensif mengenai infrastruktur jalan supaya arus kendaraan menuju objek wisata dapat meningkat.
119
Kesimpulan & Rekomendasi Kesimpulan Melihat kondisi infrastruktur jalan dan potensi pariwisata di Kabupaten Tegal, diperlukan langkah guna mengembangkan sektor pariwisata serta meningkatkan konektivitas menuju objek wisata. Sebab pariwisata juga sebagai salah satu sektor untuk menopang pendapatan daerah sehingga ketika sektor pariwisata ditingkatkan aksesnya maka kemungkinan pendapatan daerah akan meningkat pula. Adanya permasalahan pariwisata harus diselesaikan dengan orientasi spatial (keruangan) berupa infrastruktur jalan, policy (kebijakan) yang lebih mengarah mengembangkan sektor pariwisata. Dibutuhkan peran dari semua pihak untuk menyelesaikan permasalahan ini. Keseriusan pemerintah, kontribusi swasta serta peran aktif masyarakat menjadi hal yang paling fundamental untuk keberhasilan mengatasi permasalahan yang ada. Dimulai dari penyusunan rencana perbaikan prasarana berupa jalan, khususnya jalan Kabupaten sebagai media akses untuk mencapai objek wisata yang ada. Lalu mengenalkan objek wisata supaya dikenal dengan masyarakat luas.
Rekomendasi Rekomendasi yang dapat diajukan untuk meningkatkan aksesibilitas pariwisata di Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut: z Meningkatkan kualitas jalan atau akses menuju destinasi wisata serta penambahan penanda jalan, penerangan jalan, perbaikan jalan. Kondisi jalan yang sempit dan kontruksi jalan yang tidak bagus akan menurunkan data tarik objek wisata yang ada di Kabupaten Tegal sehingga akan berdampak pada tingkat jumlah penunjung untuk mengunjungi objek wisata. z U n t u k m e n i n g k a t k a n ko n e k t i v i t a s diperlukan adanya promosi yang baik untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Promosi dapat dilakukan d e n g a n c a ra m e d i a c e t a k h i n g g a elektronik, serta pengemasan wisata menjadi tempat alternatif terbaik untuk berwisata. Supaya kian banyak masyarakat yang mengetahui dan tertarik untuk berkunjung.
Daftar Pustaka - Kabupaten Tegal dalam Angka 2016 - RTRW Kabupaten Tegal 2012 - 2032 - http://disparbudkabtegal.com - http:// informasiana.com/pengertian-sistem-menurut-para-ahli/
120
Migrasi Penduduk Usia Sekolah Akibat Kurangnya Fasilitas Pendidikan Tingkat Menengah ke Atas di Kabupaten Tegal Oleh: Khaira Dhamira 42754
121
Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kualitas Sumber Daya Manusia pada suatu wilayah. Dimana isu pendidikan juga tercantum dalam salah satu dari sembilan agenda prioritas (Nawa Cita) pemerintah nasional saat ini terkait dengan peningkatan kualitas hidup. Melalui kualitas pendidikan yang baik, akan terjadi peningkatan kualitas pula pada sektor lain seperti sosial, budaya, ekonomi, lingkungan, teknologi dan lain sebagainya. Mayoritas Kabupaten di Indonesia saat ini telah menerapkan program wajib belajar sembilan tahun, tak terkecuali pada Kabupaten Tegal. Pada beberapa tahun terakhir telah diterapkan pula program wajib belajar 12 tahun, walaupun belum semua Kabupaten menerapkan program ini. Penerapan program wajib belajar (wajar) tentunya memerlukan dukungan dari berbagai aspek, salah satunya adalah fasilitas sosial pendidikan. Ketercukupan jumlah sekolah menjadi salah satu penentu keberhasilan program tersebut baik tingkat dasar hingga tingkat atas. Berdasarkan perhitungan dan analisis yang dilakukan terhadap jumlah serta ketercukupan fasilitas pendidikan Kabupaten Tegal, didapatkan kesimpulan bahwa terdapat kekurangan jumlah fasilitas pendidikan untuk tingkat menengah ke atas. Kurangnya jumlah fasiltas diduga menjadi penyebab dari rendahnya angka rata-rata lama sekolah sekolah Kabupaten Tegal yaitu hanya 6,54 tahun. Angka tersebut berada di bawah rata-rata lama sekolah Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, angka partisipasi sekolah tingkat SMP dan SMA mengalami tren menurun pada tahun 2016. Kurangnya jumlah fasilitas pendidikan juga akan menyebabkan perpindahan penduduk usia sekolah ke kota atau kabupaten sekitarnya. Baik berupa migrasi keluar ataupun migrasi pulang-pergi. Kemungkinan lain yang dapat terjadi bagi masyarakat yang tidak memiliki pilihan akses pendidikan lain yaitu meningkatnya angka putus sekolah. Fenomena tersebut tentu menjadi masalah, dimana secara sederhana dapat dikatakan Kabupaten Tegal belum dapat memberikan layanan pendidikan yang baik bagi masyarakatnya.
122
Kerangka Berpikir
Pembahasan Analisis Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kecamatan
Jumlah Penduduk
Margasari Bumijawa Bojong Balapulang Pagerbarang Lebaksiu Jatinegara Kedungbanteng Pangkah Slawi Dukuhwaru Adiwerna Dukuhturi Talang Tarub Kramat Suradadi Warureja
95838 84549 62072 82040 52684 83952 54133 40440 101064 71795 59677 119751 89029 101558 78266 110591 81623 60324
SNI 77 68 50 66 42 67 43 32 81 57 48 96 71 81 63 88 65 48
Jumlah
1429386
1144
TK SD/MI SMP/MTs 1250 1600 4800 Eksisting Kurang SNI Eksisting Kurang SNI Eksisting Kurang 38 39 60 72 0 20 19 1 40 28 53 82 0 18 21 0 23 27 39 59 0 13 11 2 30 36 51 70 0 17 30 0 20 22 33 40 0 11 10 1 31 36 52 76 0 17 21 0 33 10 34 49 0 11 22 0 17 15 25 26 0 8 4 4 35 46 63 84 0 21 16 5 56 1 45 46 0 15 8 7 27 21 37 42 0 12 7 5 38 58 75 75 0 25 13 12 43 28 56 64 0 19 12 7 19 62 63 61 2 21 14 7 34 29 49 62 0 16 13 3 49 39 69 62 7 23 7 16 32 33 51 52 0 17 16 1 24 24 38 44 0 13 10 3 579
565
893
1066
0
298
254
44
SMA/SMK/MA 4800 SNI Eksisting Kurang 20 12 8 18 2 16 13 3 10 17 12 5 11 3 8 17 15 2 11 5 6 8 1 7 21 9 12 15 13 2 12 5 7 25 12 13 19 5 14 21 5 16 16 4 12 23 4 19 17 5 12 13 3 10 298
118
Tabel Kebutuhan Sarana Pendidikan Kabupaten Tegal 2016 Sumber: Kabupaten Tegal dalam Angka 2017 ; Analisis Kelompok 2017
123
180
Berdasarkan tabel analisis ketercukupan fasilitas pendidikan Kabupaten Tegal, diketahui bahwa hanya pendidikan tingkat dasar (SD/MI) yang telah memenuhi jumlah kebutuhan pada mayoritas kecamatan yang ada. Sedangkan untuk tingkat menengah ke atas (SMP/MTs dan SMA/SMK/MA) belum terpenuhi pada mayoritas kecamatan dalam Kabupaten Tegal.
IPM dan Rata-rata Lama Sekolah Kurangnya fasilitas pendidikan akan berdampak salah satunya pada ratarata lama sekolah dan IPM Kabupaten Tegal. Walaupun secara keseluruhan angka IPM mengalami kenaikan, namun bila dibandingkan dengan Provinsi diketahui bahwa angka tersebut masih dibawah ratarata IPM Provinsi Jawa Tengah.
Tabel Kebutuhan Sarana Pendidikan Kabupaten Tegal 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Tabel Kebutuhan Sarana Pendidikan Kabupaten Tegal 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Bila dilihat berdasarkan Rata-Rata Lama Sekolah, Kabupaten Tegal mendapatkan peringkat ke 7 terendah dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain dalam Provinsi Jawa Tengah. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk Kabupaten Tegal hanya menempuh pendidikan hingga tingkat sekolah dasar (SD) dengan rata-rata lama sekolah 6,54 tahun. 124
Sebaran Fasilitas Pendidikan ! !
! !
! !
!
!
!
!
! !
!
!
! ! !
!
!
! !
!
! !
!
!
!
!
!!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
! !
!
! ! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
! !
!
!
! ! ! ! ! !! ! ! ! ! !
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
! ! !
!
!
!
!
!
!
! ! ! ! ! ! !
!
!
!
!
! !
!
! !
!
!
!
!
! !
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
! !
!
! !
!
!
!
!
!
Batas Kabupaten Tegal !
!
! ! !
!
!
!
!
!
!
Legenda
!
!
!
!
!
!
Legenda
! !
SMA
Batas Kabupaten Tegal
Jangkauan SMA
!
Daerah Terbangun
!
!
!
SMP
!
Jangkauan SMP !
Daerah Terbangun !
Peta Jangkauan Sarana Pendidikan SMA dan SMP Kabupaten Tegal 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Berdasarkan sebarannya, dapat dilihat bahwa fasilitas pendidikan tingkat menengah ke atas pada Kabupaten Tegal belum dapat menjangkau seluruh wilayah terbagun. Fasilitas masih terpusat pada bagian utara dan bagian barat wilayah kabupaten. Sedangkan pada bagian selatan masih banyak wilayah yang tidak terjangkau fasilitas pendidikan tingkat menengah atas. Hal ini dapat disebabkan oleh karakteristik wilayah pada bagian selatan yang berbukit-bukit, sehingga penyediaan fasilitas dinilai cukup sulit.
Migrasi
Tabel Migrasi Keluar Kabupaten Tegal Tahun 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Dari perhitungan angka migrasi keluar Kabupaten Tegal yaitu sebesar 13,65, dapat disimpulkan bahwa terdapat sebanyak 14 migran yang keluar dari Kabupaten Tegal per 1000 penduduk dalam satu tahun. Migrasi tersebut salah satunya dapat disebabkan oleh tidak mencukupinya fasilitas pendidikan bagi penduduk Kabupaten Tegal, sehingga penduduk lebih memilih untuk menempuh pendidikan di luar Kabupaten Tegal. Daerah tersebut antara lain adalah Kota Tegal, atau Kabupaten lain di sekitar Kabupaten Tegal. Selain ketercukupan serta jangkauan fasilitas pendidikan, faktor lain yang mempengaruhi pemilihan tempat sekolah yaitu kualitas dari fasilitas pendidikan itu sendiri. Dimana masyarakat condong mencari sekolah dengan kualitas yang lebih bak. 125
Angka Putus Sekolah Berdasarkan keterangan dari Kepala Dikbud Kabupaten Tegal, Retno Suprobowati dalam Kasi Pendidikan SD Ramdlon, Angka Putus Sekolah (APS) untuk anak usia 7-12 tahun setara SD sebanyak 2.695 anak. Sedangkan usia 13-15 tahun setara SMP sebanyak 9.225 anak. (dikutip dari BeritaEkspres.com, 2017). Fenomena tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu permasalahan ekonomi masing-masing keluarga. Dimana terdapat disparitas partisipasi sekolah antara masyarakat berpenghasilan rendah sengan masyarakat ekonomi menengah ke atas. Selain itu, hal tersebut dapat diakibatkan pula oleh tidak tersedianya akses terhadap pendidikan pada beberapa daerah. Sehingga masyarakat memilih untuk tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Kesimpulan & Rekomendasi IPM merupakan salah satu tolok ukur untuk menentukan maju atau tidaknya suatu wilayah. Dimana dalam kasus Kabupaten Tegal, pendidikan menjadi salah satu komponen penyumbang terbesar dalam rendahnya IPM Kabupaten. Rendahnya kualitas dan kuantitas fasilitas pendidikan dianggap dapat mempengaruhi aktivitas keruangan antar daerah, salah satunya adalah migrasi keluar. Baik migrasi tetap maupun commuting. Sehingga beberapa rekomendasi yang ditawarkan untuk penyelesaian isu tersebut adalah: 타
Penambahan fasilitas pendidikan tingkat menengah ke atas
타
Pengembangan pendidikan non formal berbasis komunitas
타
Penyediaan fasilitas pendidikan lain, seperti perpustakaan dan lain sebagainya.
타
Meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas antar kecamatan dalam Kabupaten Tegal.
126
Keefektifan Kebijakan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Terhadap Sektor Pertanian di Kabupaten Tegal Oleh: Naufal Ghalib Al Gabril 43563
127
Latar Belakang Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 10 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tegal tahun 2012-2032, disebutkan bahwa tujuan penataan ruang kabupaten Tegal adalah mewujudkan ruang Kabupaten berbasis industri yang didukung oleh pertanian berkelanjutan dan kepariwisataan yang berwawasan lingkungan. Dalam tujuan tersebut, fokus dari penataan ruang kabupaten adalah pada sektor PERTIWI (Pertanian, Industri dan Pariwisata). Salah satu sektor yang cukup penting adalah sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki kontribusi dalam struktur ekonomi tahun 2016 sebesar 13,8%, sedangkan sektor industri memiliki kontribusi sebesar 31,99%. Namun berkebalikan dengan sektor industri yang selalu meningkat tiap tahun, sektor pertanian selalu mengalami penurunan tiap tahunnya. Oleh karena itu, pemerintah daerah memertahankan produksi di sektor pertanian dengan menetapkan peraturan sawah berkelanjutan. Peraturan sawah berkelanjutan tersebut berfungsi untuk menghindari dampak dari beberapa ancaman yang dapat mengurangi produktivitas pertanian di Kabupaten Tegal. Selain itu pada tingkat provinsi, Kabupaten Tegal ditunjuk sebagai lokasi lumbung padi nasional. Hal ini diperkuat dengan adanya 3 gudang bulog yang berada di Kabupaten Tegal juga luas lahan pertanian di Kabupaten yang mencapai 56%. Namun disisi lain, Kabupaten Tegal juga mendapat amanah nasional sebagai pengganti kawasan industri Jabodetabek yang rencananya akan berada di sepanjang jalan Pantura. Amanah tersebut dapat mengancam kelestarian pertanian yang ada di kabupaten Tegal. Selain itu, terdapat pembangunan Tol Jawa dimana pembangunan tersebut harus merelakan atau menggusur lahan pertanian yang ada. Selain itu, pertumbuhan penduduk Kabupaten Tegal yang tiap tahun meningkat juga berimbas pada alih fungsi lahan pertanian meningkat. Oleh karena itu, keefektifan dari peraturan lahan pertanian berkelanjutan penting dalam mempertahankan lahan pertanian yang ada di wilayah. Keberadaan peraturan tersebut tidak hanya dapat mengatasi isu seperti alih fungsi lahan namun juga dapat mengatasi isu seperti ketahanan pangan wilayah.
Sawah Irigasi
Peta Persebaran Sawah Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Sawah Tadah Hujan
128
Kerangka Berpikir Kebijakan Lahan Pertanian Berkelanjutan Masalah
Potensi
Pertanian
Ketidakjelasan Peraturan
Ketahanan Pangan
Lahan Pertanian Terancam
Potensi Tidak Maksimal Sektor Pertanian Terancam (Fisik dan Moneter)
Rekomendasi
Analisis SWOT Strength (Kekuatan) :
Weakness (Kelemahan) :
· Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki kontribusi cukup besar tiap tahunnya dalam struktur ekonomi. Dengan keefektifan kebijakan yang ada, maka dapat meningkatkan atau mempertahankan sektor tersebut dan dapat meningkatkan perekenomian wilayah . · Keberadaan kebijakan tersebut sudah memberi nilai plus dalam mempertahankan lahan pertanian yang ada sebagai salah satu sumber potensial dalam sektor pertanian.
· Tiap tahunnya, kontribusi sektor perta nian selalu mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam struktur sehingga lambat laun sektor ini dapat digantikan oleh sektor lain yang ada. · Kebijakan yang belum jelas /detail masih membingungkan dalam interpretasi serta implementasinya.
Opportunity ( Peluang) :
Threat (Ancaman) :
· Kebijakan yang efektif dapat meningkatkan ketahanan pangan wilayah yang juga dapat diikuti oleh swasembada pangan yang dapat membantu ketahanan pangan yang ada serta menguatkan peran Kabupaten Tegal sebagai lumbung padi provinsi . · Pengelolaan yang baik dari pemerintahan maupun dinas terkait dapat mempertahankan lahan yang ada lebih lanjut serta kebijakan tersebut telah masuk dalam program yang tercantum dalam RPJMD.
· Pembangunan lain seperti proyek kawasan industri besar dan t ol Trans Jawa dapat mengancam keberadaan lahan potensial -lahan potensial yang dilindungi jika kebijakan tersebut tidak efektif dan tidak jelas. · Pergantian rezim pemerintahan dapat mengubah prioritas serta penanganan isu -isu yang ada, jika isu yang ada tida k ditangani dengan baik oleh rezim pemerintahan selanjutnya maka akan menjadi ancaman bagi sektor pertanian yang ada serta ekonomi wilayah.
129
Pembahasan Kebijakan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Dalam RTRW Kabupaten Tegal disebutkan bahwa Kabupaten Tegal memiliki Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan seluas kurang lebih 41.296 hektar yang tersebar di setiap kecamatan padahal secara eksisting Kabupaten Tegal memiliki luas lahan sawah sebesar 46.637 hektar. Dengan peraturan yang ada tersebut membingungkan karena tidak disebutkan secara rinci lokasi detailnya sehingga susah untuk membedakan lahan berkelanjutan dengan lahan biasa pada sawah berkelanjutan berpotensi dalam mempertahankan ketahanan pangan wilayah. Selain itu, pengawasan dan pengendalian lahan tersebut menjadi terbatas dan dikhawatirkan menjadi tidak efektif karena tidak jelasnya peraturan tersebut.
Proyeksi Penduduk PROYEKSI PENDUDUK KABUPATEN TEGAL 1.560.000 1.540.000 1.520.000 1.500.000 1.480.000 1.460.000 1.440.000 1.420.000 1.400.000 1.380.000 1.360.000 1.340.000 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 Aritmarik
Geometrik
Eksponensial
Peta Jangkauan Sarana Pendidikan SMA dan SMP Kabupaten Tegal 2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Hasil analisis proyeksi penduduk Kabupaten Tegal menunjukan bahwa dalam waktu 20 tahun mendatang, akan terdapat kurang lebih 1.533.000 jiwa di Kabupaten Tegal dengan kondisi eksisting sekarang yaitu 1.429.386 jiwa. Proyeksi penduduk ini belum mempertimbangkan kemungkinan adanya migrasi masuk yang besar di Kabupaten Tegal karena potensi wilayah. Dengan adanya penambahan penduduk tersebut maka lahan yang akan dipakai sebagai lahan permukiman juga akan semakin banyak. Lahan yang potensial sebagai lahan pengganti permukiman tentunya adalah lahan pertanian yang ada. 130
Proyeksi Lahan Permukiman Dari hasil proyeksi tersebut diperkirakan akan diperlukan 1379,7 hektar permukiman pada 20 tahun mendatang. proyeksi tersebut baru memperkirakan untuk lahan permukiman belum tersebut fasilitas sosial, fasilitas umum dan lahan lindung yang mungkin dapat lebih luas. Lahan total = 87879 hektar Lahan pertanian = 46637 hektar Sisa lahan = 41242 hektar Masih terdapat sisa lahan 41242 hektar yang dapat digunakan untuk pemanfaatan lainnya namun jika tidak dikendalikan dapat menjalar dan mengacam kawasan pertanian.
Dengan terdapatnya kurang lebih 1.533.000 jiwa di Kabupaten Tegal pada tahun 2036 mendatang, maka perhitungan luas lahan permukiman tentunya perlu diperkirakan yaitu dengan asumsi tiap jiwa memerlukan lahan sebesar 9 m2 maka sebagai berikut: Jumlah proyeksi penduduk tahun 2036= 1.533.000 Kebutuhan lahan per jiwa = 9 m2 Proyeksi lahan permukiman =1.533.000 x 9 =13.797.000 m2 =13,797 km2 =1379,7 ha
Cadangan Lahan Pertanian
Potensi Pangan
Sawah Irigasi Sawah Tadah Hujan
Peta Potensi Lahan Pertanian Pangan Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Peta Lahan Pertanian Eksisting Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
a. Aktiva b. Pasiva c. Cadangan
64314,38 ha 46637,56 ha 17676,82 ha
Tabel Luas Lahan Aktiva , Pasiva dan Cadangan Pertanian Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
Grafik Luas Pertanian tahun 2008-2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2
131
Dalam perhitungan Cadangan Lahan Pertanian Wilayah masih terdapat 17676,82 hektar cadangan yang ada namun cadangan lahan pertanian tersebut dapat berkurang dengan adanya kebutuhan lahan permukiman dan juga fasilitas umum dan sosial. selain itu, kebutuhan akan RTH juga dapat mempengaruhi jumlah cadangan yang ada. Pada kenyataannya, setiap tahun selama kurun waktu 8 tahun, jumlah lahan pertanian selalu berkurang. Hal tersebut semakin memrihatinkan kondisi pertanian wilayah
Cadangan Konsumsi Pertanian Jen is Tan am an Pan g an Pad i Jag u n g U b i Kay u U b i Jalar Kac an g Tan ah Ked elai Kac an g Hijau
Pro d u ks i (to n ) 394023 118288 6710 637 363 108 48
as u m s i ko n s u m s i p er kap ita (kg / kap ita/ tah u n ) 98,05 1,969 3,598 3,389 0,4197 5,95 0,143
as u m s i ko n s u m s i ko n s u m s i p er kap ita (to n ) (to n / kap ita/ tah u n ) 0,09805 0,001969 0,003598 0,003389 0,00042 0,00595 0,000143
140151,3 2814,461 5142,931 4844,189 599,9133 8504,847 204,4022
c ad an g an (to n ) 253872 115473 1567 -4207 -237 -8397 -156
Tabel Analisis Cadangan Konsumsi Pertanian Sumber: Analisis Kelompok Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal 2 Keterangan : -Asumsi konsumsi per kapita didapat melalui Buku Statistik Konsumsi tahun 2015
Dalam perhitungan Cadangan Konsumsi Pertanian Wilayah masih terdapat kekurangan konsumsi pada beberapa komoditas seperti ubi jalar, ubi kayu, kacang hijau, kedelai dan kacang tanah. Kebutuhan konsumsi untuk beberapa komoditas masih kurang dalam pemenuhannya. salah satu cara untuk memenuhinya adalah ekspor dari wilayah lain. Hal ini menandakan produktivitas yang seharusnya masih kurang memenuhi kebutuhan yang ada.
Ancaman Pemindahan Industri Jabodetabek menuju Kabupaten Tegal bukan merupakan isu atau wacana karena Pemerintah Kabupaten telah menyetujui hal tersebut. Dengan UMR yang rendah menjadi alasan pemindahan tersebut. Lokasi pemindahan merupakan lokasi kawasan industri tepadu Pantura dan Margasari yang sebelumnya telah ditetapkan pada RTRW Kabupaten Tegal. Namun di wilayah-wilayah tersebut masih terdapat lahan pertanian yang menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat. Selain itu, tentunya dengan adanya relokasi tersebut maka lahan potensial yang akan dijadikan lahan industri tentunya lahan pertanian. hal ini mengancam keadaan lahan pangan berkelanjutan yang ada di Kabupaten Tegal. Sumber : https://ekbis.sindonews.com
132
Kesimpulan & Rekomendasi Kesimpulan Kebijakan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang ada di Kabupaten Tegal masih kurang efektif dalam pengendaliannya. Dengan jumlah lahan yang selalu menurun tiap tahun serta cadangan konsumsi yang masih belum memenuhi menandakan produktivitas lahan masih belum mencukupi di beberapa komoditas. Selain itu, jika tidak terdapat tindak lanjut maka dapat mempengaruhi jumlah lahan eksisiting lebih lanjut.
Rekomendasi Evaluasi kebijakan LP2B lebih lanjut. Evaluasi kebijakan yang ada secara detail meliputi persebaran lahan pertanian yang ada dan juga lahan pertanian yang lebih potensial untuk dimanfaatkan serta penetapan program-program yang dapat melindungi kebijakan tersebut. Selain itu, pengawasan tersebut juga wajib dilakukan untuk melindungi lebih lanjut Ÿ Menetapkan Perda LP2B secara menyeluruh. Penetapan Perda secara menyeluruh serta program-program perlindungan yang ditetapkan akan mencegah adanya tumpang tindih antar kebijakan dan pembangunan yang melibatkan lahan pertanian pangan. Ÿ Mengadakan penyuluhan tentang program-program pengendalian terhadap masyarakat. Program pengendalian yang direncanakan harus disosialisasikan atau terdapat penyuluhan terhadap masyarakat untuk menghindari adanya salah persepsi dari masyarakat tentang lahan tersebut. Selain itu, dengan adanya penyuluhan tentang pengendalian kepada masyarakat dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perlindungan lahan tersebut Ÿ
133
Pemerataan Pembangunan Guna Mengurangi Kesenjangan Wilayah melalui Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten Tegal Oleh: Amalia Fitria Hataul 42745
134
Latar Belakang Pemerataan pembangunan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengurangi kesenjangan wilayah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tidak hanya melalui pembangunan manusia yakni pendidikan dan kesehatan, melainkan juga melalui pembangunan infrastruktur. Kesenjangan wilayah sendiri merupakan salah satu masalah yang muncul diakibatkan oleh beberapa hal, antara lain adalah perbedaan kondisi demograďŹ s, ketidakmerataan pembangunan antar daerah dan rendahnya mobilitas social. Pemerataan pembangunan di Kabupaten Tegal merupakan jawaban terhadap masalah kesenjangan wilayah yang terjadi di Kabupaten Tegal itu sendiri, yang salah satunya melalui pembangunan infrastruktur melalui kebutuhan antarwilayah.
K a b u p a t e n Te g a l m e m i l i k i 1 8 kecamatan dan hanya 5 kecamatan diantaranya yang menjadi pusat pertumbuhan. Jika dilihat dari konsep yang terdapat di RTRW Kabupaten Tegal bahwa arah perkembangan Kabupaten Tegal yang difokuskan ke sektor pertanian, industry dan pariwisata (PERTIWI), tentunya dibutuhkan sebuah benang merah yang dapat menghubungkan ketiga sektor tersebut yang tentunya dimiliki oleh masing-masing kecamatan agar dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh kecamatan tersebut, dalam hal ini adalah pembangunan infrastruktur. Sehingga, diharapkan dapat mendorong investasi baru, lapangan kerja baru, juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sebagai dampak dari bergeraknya ekonomi lokal sesuai dengan arah perkembangan Kabupaten Te g a l t e r s e b u t d a n m e n g u r a n g i ketimpangan antar kecamatan.
Kerangka Berpikir Kesenjangan Wilayah
Aksesibilitas
Konektivitas
Relevansi Terhadap Dokumen Perencanaan di Kabupaten Tegal Rekomendasi 135
Pembahasan Kesenjangan Wilayah Kesenjangan wilayah Kabupaten Tegal menurut hasil analisis dengan metode indeks Williamson ialah 0,081 dari nilai maksimal 1. Dapat dikatakan bahwa ketimpangan antar kecamatan di Kabupaten Tegal rendah, dengan memiliki dua kemungkinan yaitu antara meratanya kemiskinan atau Grafik Indeks Williamson Kabupaten Tegal Tahun 2012-2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal, 2017
meratanya kesejahteraan.
Na m un, jika diliha t da r i pe ta persebaran penduduk di Kabupaten
109453 Kramat 88912 Dukuh Turi
Tegal, sebarannya tidak merata, karena
100780 Talang
119595 Adiwerna
kecamatan dengan penduduk yang
59453 Dukuhwaru
relative lebih tinggi ini berada pada kawasan perkotaan, terutama kawasan
Pagerbarang 52606
Suradadi 81518
77945 Tarub
60239 Warureja
100753 Pangkah 71348 Slawi
Kedung Banteng 40387
83843 Lebaksiu 54063 Ja negara
yang dilalui oleh jalur regional, ibukota kabupaten yakni kecamatan Slawi, dan
81915 Balapulang 95685 Margasari
kawasan yang berbatasan dengan kota Bojong 61981
Tegal. Hal ini juga terjadi karena kawasan-
LEGENDA Batas Kabupaten Jalan Nasional
84415 Bumi Jawa
kawasan tersebut merupakan pusat
Jalan Kabupaten Jalan Lokal Jalan Kereta Api 40387 - 60000 60000 - 80000 80000- 100000
aktivitas ekonomi sehingga memiliki
100000 - 120000
sarana dan prasarana pendukung yang
Grafik Indeks Williamson Kabupaten Tegal Tahun 2012-2016 Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal, 2017
lebih baik. Jika dilihat lebih lanjut, kesenjangan yang terjadi diakibatkan oleh:
1. Kegiatan yang ada di sekitar wilayah dengan jumlah penduduk tinggi, yakni di bagian utara Kabupaten Tegal yang sangat berdekatan dengan Kota Tegal dan pusat industry pantura yang memiliki daya tarik kuat berupa lapangan kerja dan rekreasi 2. Perbedaan kondisi fisik dasar tiap kecamatan sehingga memengaruhi perkembangan kecamatan 3. Keterbatasan jaringan sarana dan prasaran fisik dan ekonomi di setiap kecamatan dalam mendukung pengembangan kawasan dan produk unggulan daerah 136
Aksesibilitas dan Konektivitas Aksesibilitas Kdy. Tegal
Kramat
Dukuh Turi
Talang
Suradadi
Warureja
Tarub Adiwerna
Pangkah
Dukuhwaru
Kedung Banteng
Slawi
Pagerbarang Lebaksiu Ja negara
Balapulang Margasari
Bojong
LEGENDA Batas Kabupaten
Bumi Jawa
Jalan Nasional Jalan Kabupaten Jalan Lokal Jalan Kereta Api Pasar Jangkauan Pasar
Peta Jangkauan Pasar Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal, 2017
Peta Jangkauan Rumah Sakit Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal, 2017
Kramat Kramat
Dukuh Turi
Talang
Suradadi
Warureja
Dukuh Turi
Tarub
Talang
Adiwerna
Suradadi
Warureja
Tarub Adiwerna
Pangkah
Dukuhwaru
Kedung Banteng
Slawi
Pangkah
Dukuhwaru
Kedung Banteng
Slawi
Pagerbarang Pagerbarang
Lebaksiu Ja negara
Lebaksiu Ja negara
Balapulang Margasari
Balapulang Margasari
Bojong
LEGENDA
LEGENDA
Batas Kabupaten Bojong
Jalan Nasional Bumi Jawa
Jalan Kabupaten
Batas Kabupaten Jalan Nasional Jalan Kabupaten
Jalan Lokal
Bumi Jawa
Jalan Lokal
Jalan Kereta Api
Jalan Kereta Api
SMP
SMA
Jangkauan SMP
Jangkauan SMA
Peta Jangkauan SMP Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal, 2017
Peta Jangkauan SMA Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal, 2017
137
Aksesibilitas di Kabupaten Tegal jika dilihat dari peta jangkauan fasilitas, masih terdapat beberapa kecamatan yang tidak terjangkau oleh fasilitas, yakni: 타
Rumah sakit: Warureja, Jatinegara, Bojong, Bumi Jawa, Margasari, Balapulang, Pagerbarang dan sebagian Kedung Banteng
타
Pasar: Margasari, sebagian Warureja dan sebagian Pagerbarang
타
SMA: Pagerbarang, Kedung banteng, Sebagian Bumi Jawa, Sebagian Bojong, sebagoan Margasari dan sebagian Kedung Banteng
타
SMP: sebagian Kramat, Kedung Banteng, Jatinegara, Margasari, Bumi Jawa, Bojong, Balapulang
Sebagian kecamatan yang tidak dijangkau oleh fasilitas dengan baik tersebut letaknya dibagian setatan Kabupaten Tegal, dan sebaliknya kecamatan yang letaknya di utara Kabupaten Tegal memiliki akses yang sangat baik dengan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pemerintah Kabupaten Tegal. Peta Jangkauan Fasilitas di Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal, 2017
Konektivitas Sebagian kecamatan yang tidak dijangkau oleh fasilitas dengan baik tersebut letaknya dibagian setatan Kabupaten Tegal, dan sebaliknya kecamatan yang letaknya di utara Kabupaten Tegal memiliki akses yang sangat baik dengan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pemerintah Kabupaten Tegal. Tabel Analisis Konektivitas Kabupaten Tegal Sumber: Analisis Kelompok Studio Wilayah Kabupaten Tegal, 2017
138
Hasil Temuan & Relevansi Terhadap Dokumen Perencanaan di Kabupaten Tegal Hasil Temuan Ÿ
Kesenjangan wilayah menurut index Williamson rendah dengan memiliki dua kemungkinan, meratanya kemiskinan atau kesejahteraan
Ÿ
Jumlah penduduk relative lebih tinggi berada di kecamatan yang berbatasan dengan kota Tegal, dilalui jalur regional dan Kota Slawi
Ÿ
Aksesibilitas tinggi terdapat di bagian utara Kabupaten Tegal
Ÿ
Konektivitas antar kecamatan masih tergolong rendah
Relevansi Terhadap Dokumen Perencanaan Dalam arah pengembangan Kabupaten Tegal yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Tegal tahun 2012-2032, arah pengembangan Kabupaten Tegal adalah PERTIWI yang mana merupakan akronim dari Pertanian, Industri dan Pariwisata. Sesuai dengan RPJMD Kabupaten Tegal Tahun 2014-2019, terdapat beberapa arahan pengembangan melalui beberapa strategi, yakni: 1. Misi 1: Ÿ
Membangun infrastruktur pertanian
2. Misi 2: Ÿ
Memprioritaskan pembangunan infrastruktur pendukung perdagangan lokal berdasarkan kebutuhan wilayah
Ÿ
Membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur pusat pertumbuhan
Ÿ
Memprioritaskan pembangunan infrastruktur berdasarkan kebutuhan wilayah
Ÿ
Meningkatkan akses jalan dan terminal, air bersih dan sanitasi ke wilayah tertinggal
3. Misi 5: Ÿ
Melakukan pembangunan infrastruktur perdesaan
Ÿ
Melakukan pembangunan infrastruktur pelayanan dasar perdesaan
139
Kesimpulan & Rekomendasi Kesimpulan
Rekomendasi
Jika dilihat kembali, pembangunan
Ÿ
Pengalokasian investasi dan
infrastruktur merupakan salah satu
pembangunan ke kecamatan-kecamatan
focus pembangunan di Kabupaten Tegal.
yang berada di luar kawasan yang
K e t e r s e d i a a n i n f ra s t r u k t u r s e r t a
berbatasan dengan Kabupaten Tegal,
prasarana pengubung sangat diperlukan
Kota Slawi dan yang dilalui jalur regional
guna meningkatkan kinerja ketiga sektor
sehingga dapat meningkatkan daya tarik
prioritas yang telah disebutkan di atas.
kecamatan tersebut dan dapat
Ketiga sektor tersebut dianggap mampu
meningkatkan pertumbuhan
untuk menciptakan lapangan kerja dan
ekonominya guna tidak terjadi
memiliki multiplier effect kepada sektor-
penumpukan penduduk pada kecamatan
sektor yang dimiliki oleh setiap
tertentu
kecamatan sehingga dapat memajukan
Ÿ
Peningkatan sarana penghubung antar
kecamatan tersebut. Olehkarena itu,
kecamatan melalui perbaikan jalan rusak
perlu adanya perbaikan aksesibilitas dan
guna meningkatkan konektivitas antar
konektivitas melalui pembangunan
ke c a m a t a n s e h i n g g a t i d a k t e r j a d i
infrastruktur di Kabupaten Tegal
ketimpangan antar kecamatan,
sehingga koneksi antar pusat kegiatan
khususnya di Kabupaten Tegal bagian
maupun antar kecamatan semakin
selatan
m u d a h , s e t i a p ke c a m a t a n d a p a t
Ÿ
Peningkatan aksesibilitas masyarakat
mengembangkan sektor-sektor yang
untuk mengakses fasilitas dasar, seperti
potensial serta masyarakat juga dapat
air bersih, pendidikan dan kesehatan
mengakses sarana dan prasarana dasar
m e l a l u i p e n a m b a h a n s a ra n a d a n
yang dibutuhkan dengan mudah.
p ra s a ra n a y a n g m e ra t a d i s e t i a p
Daftar Pustaka Ÿ Ÿ
kecamatan agar tidak terjadi ketimpangan antar kecamatan
A, A. (2016). Laporan Analisis Wilayah Karanganyar. Yogyakarta: Kelompok 6 Studio Analisis Wilayah, pp. 98-102.
Joga, N. (2015). Memadukan Infrastruktur Atasi Kesenjangan Wilayah. [online] SINDONEWS.com. Available at: https://nasional.sindonews.com/read/1052363/18/memadukan-infrastruktur-atasi-kesenjangan-wilayah-1444627074 [Accessed 3 Dec. 2017].
Ÿ
Kemenkeu.go.id (2017). Pembangunan Infrastruktur Tekan Kesenjangan Antar Wilayah di Indonesia. [online] Available at: https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/pembangunan-infrastruktur-tekan-kesenjangan-antar-wilayah-di-indonesia/ [Accessed 3 Dec. 2017]
Ÿ
P e ra t u ra n D a e ra h R T R W K a b u p a t e n Te g a l Ta h u n 2 0 1 2 - 2 0 1 3 . ( 2 0 1 2 ) . [ e b o o k ] K a b u p a t e n Te g a l . A v a i l a b l e a t : http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/opac/themes/bappenas4/templateCari.jsp?kategori=&tipekoleksi=&query=RTRW+Kabupa ten+Tegal&lokasi=lokal&submit=search [Accessed 3 Dec. 2017]
Ÿ
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN TEGAL 2014 – 2019. (2014). [ebook] Kabupaten Tegal.
140 Available at: http://www.tegalkab.go.id/page.php?id=38 [Accessed 3 Dec. 2017]
Studio Analisis Wilayah Kabupaten Tegal Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2017