ANALISIS KOTA
W O N O
G I R I
2016
LAPORAN
PROFIL
M. Tsaqif Wismadi
Gia Mega Nanda A. R
42755
43550
M. Abiid Arifbillah
Rifky Ikhwan Kusuma
43161
42761
KELOMPOK
Mutia Penita Putri
Amalia Fitria Hataul
43354
42745
Asalia Raudhati .I
Risti Ary Kardina
43540
42762
KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan hati sebagaimana ciri sosial masyarakat jawa, Kami persembahkan laporan akhir analisis kota wonogiri. Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga laporan ini tersusun hingga selesai.
Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini. Yaitu:
- Pembimbing kelompok studio 1 dan 2 analisis kota, Ibu Dr. Yori Herwangi, ST., MURP. yang senantiasa memberikan bimbingan terbaiknya kepada kami - Dosen pembimbing studio analisis kota yang lain - Pemerintah kabupaten wonogiri,Dan masyarakat kecamatan wonogiri dan kelurahan Giritirto,Giriwono,Giripurwo,Wonokarto,Wonoboyo,Wuryorejo dan Desa Bulusulur. - Teman-teman teknik perencanaan wilayah dan kota angkatan 2015 yang senantiasa mendoakan dan saling membantu pengerjaan studio analisis.
Laporan analisis kota wonogiri berisi gambaran umum kota wonogiri, analisis fungsi dan peran kota, proďŹ l kota ,potensi dan masalah, serta berbagai data dan analisis terkait ďŹ sik dasar, ďŹ sik kota, kependudukan, ekonomi, transpotasi, fasilitas, dan utilitas. Banyak hal dalam kota wonogiri yang tidak bisa tergambarkan dengan peta dan data tabulasi saja.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca. Semoga laporan yang kami susun dengan segenap kerja keras ini dapat gambaran tentang kota wonogiri secara mendalam.
I
DAFTAR ISI
1
Pendahuluan
37
Analisis Kependudukan
4
Konstelasi Kota
44
Analisis Ekonomi
6
Kompilasi Data
49
Analisis Sarana & Prasarana
27
Proď€ l Kota
62
Analisis Pola & Struktur Ruang
31
Analisis Fisik
64
Potensi & Masalah
II
Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk sosial akan selalu tumbuh dan berkembang secara populasi maupun secara kebutuhan. Dengan berbagai variasi kebutuhan dan aktivitas tersebut, maka semakin besar pula permintaan manusia akan ruang hidup yang layak secara kapasitas maupun secara kesesuaian.
PENDAHULUAN 1
Kota merupakan salah satu ruang hidup yang berfungsi menampung segala jenis aktiď€ tas manusia. Menurut World Urbaniztaion Prospects, 70% dari total penduduk dunia akan tinggal dan bermukim di perkotaan pada tahun 2050, itu berarti merencanakan perkembangan suatu kota sama saja merencanakan kepentingan dan hajat hidup dari orang banyak. Pemahaman inilah yang menjadi dasar utama mengapa suatu kota dalam perkembangan dan perencanaannya harus terukur dan teralokasi dengan jelas. Sama halnya dengan kota pada umumnya, Kota Wonogiri yang merupakan sebuah kota kecil dengan penduduk 48.000 orang, dalam perencanaannya tetap harus terukur dan memiliki arahan yang jelas. Untuk menciptakan suatu perencanaan kota yang terukur dan jelas, analisis yang menyeluruh dari berbagai aspek dalam kota harus dikaji terlebih dahulu, sehingga nantinya semua rencana dan keputusan yang ditetapkan memiliki dasar argumen dan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itulah diperlukan adanya laporan analisis yang dapat memetakan proď€ l, analisis aspek perkotaan, potensi dan masalah Kota Wonogiri, sehingga nantinya dapat menjadi dasar dalam melakukan perencanaan Kota Wonogiri di masa mendatang.
Tujuan
Tujuan penulisan laporan adalah untuk mengetahui dan memahami berbagai aspek yang membentuk dan membangun Kota Wonogiri, sehingga nantinya aspek-aspek tersebut dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Aspek tersebut diantaranya: - Aspek Fisik - Aspek Kependudukan - Aspek Ekonomi - Aspek Sarana dan Prasarana - Aspek Pola dan Struktur Ruang - Aspek Potensi Masalah
Sasaran yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah disusun adalah sebagai berikut :
Sasaran
- Melaksanakan kegiatan survey lapangan dan memperoleh data-data yang dibutuhkan baik data primer maupun data sekunder. - Menyusun basis data yang mempermudah dalam pengolahan data, serta mengolah data-data hasil dari kegiatan survey lapangan di Kota Wonogiri. - Mengidentiď€ kasi potensi dan permasalahan yang terdapat di Kota Wonogiri. - Menganalisis masing-masing potensi dan permasalahan yang terdapat di Kecamatan Wonogiri. - Mengidentiď€ kasi pola dan struktur ruang yang terdapat di Kota Wonogiri.
2
Ruang Lingkup
SPASIAL Lingkup spasial adalah Kota Wonogiri dengan luas amatan 23,84 km² dan batas administrasi sebagai berikut: -
Sebelah Sebelah Sebelah Sebelah
Timur: Kecamatan Ngadirejo Barat: Kecamatan Selogiri Utara: Kelurahan Purwosari Selatan: Kelurahan Sendang, Kelurahan Purworejo
M A T E R I AL Lingkup materinya adalah Kota Wonogiri yang mencakup aspek ď€ sik, kependudukan, ekonomi, sarana prasarana, pola struktur ruang, dan potensi masalah yang terjadi.
3
Kerangka Pikir
DELINEASI area amatan kota
PERSIAPAN kebutuhan survey data PRIMER
SURVEY
data SEKUNDER
PEMETAAN dan ANALISIS PENYESUAIAN berdasarkan aspek analisis
penarikan KESIMPULAN
4
KONSTELASI U LAUT JAWA
JABAR
KONSTELASI
PROVINSI JAWA TENGAH
D. I. Y
JATIM KAB. WONOGIRI
SAMUDERA HINDIA
KOTA
BOYOLALI SOLO DELANGGU
PKN
SUKOHARJO
KLATEN
PKW WONOGIRI
D. I. Y
PKL
KAB. WONOGIRI
JATIM
5
JALAN ARTERI
KOTA WONOGIRI HIERARKI KOTA Hierarki perkotaan menggambarkan jenjang fungsi perkotaan sebagai akibat perbedaan jumlah, jenis, dan kualitas dari fasilitas yang tersedia di kota tersebut. Atas dasar perbedaan itu, volume dan keragaman pelayanan yang dapat diberikan setiap jenis fasilitas juga berbeda.
Merujuk pada pengertian tersebut, pemerintah membagi jangkauan layanan sebuah kota dengan klasikasi PKN (Pusat Kegiatan Nasional), PKW (Pusat Kegiatan Wilayah), dan PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Klasikasi kota yang telah ditentukan selanjutnya disahkan melalui peraturan daerah supaya dalam pengaplikasiannya memiliki kekuatan hukum. Dalam konteks wonogiri, status PKL disahkan dalam Peraturan Daerah No.9 tahun 2011.
Kota Wonogiri sebagai pusat kegiatan lokal memiliki artian bahwa secara efektif jangkauan pelayanannya terbatas dalam 1 kabupaten saja, yaitu Kabupaten Wonogiri. Tentunya hal ini berbeda dengan Klaten, Sukoharjo, dan Boyolali yang merupakan pusat kegiatan wilayah dimana jangkauan pelayanan efektifnya adalah se-provinsi jawa tengah dan berbeda pula dengan Solo yang memiliki jangkauan pelayanan nasional.
KONSTELASI KOTA Kota Wonogiri terletak di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan Kabupaten Surakarta dan Kabupaten Karanganyar di sebelah utara , Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah barat, Provinsi Jawa Timur di sebelah timur dan Samudera Hindia di selatan. Kota ini berada di sisi barat laut Kabupaten Wonogiri.
Kota Wonogiri merupakan penghubung utama antara D.I.Y dan Jateng dengan Daerah Jatim Selatan, peran kota sebagai penghubung juga diperjelas melalui penetepan Kota Wonogiri sebagai “Jalur 3 Nasional”.
6
GAMBARAN UMUM
KOMPILASI DATA 7
- Letak Administratif Batas amatan Kota Wonogiri Sisi Timur : Kecamatan Ngadirejo Sisi Barat : Kecamatan Selogiri Sisi Utara : Kelurahan Purwosari Sisi Selatan : Kelurahan Sendang, Kelurahan Purworejo dan Kelurahan Pokoh Kidul
- Letak Astronomis Kota Wonogiri terletak pada koordinat 7°32'sampai 8°15' Lintang Selatan dan Garis Bujur 110°41'sampai 111°18'.
- Administrasi Luas Jumlah Penduduk Kepadatan Jumlah Kelurahan Jumlah Desa
- Fungsi dan Peran Kota Wonogiri yang terdapat di Kecamatan Wonogiri berfungsi sebagai pusat kegiatan lokal (PKL) dari Kabupaten Wonogiri, serta berperan sebagai ibukota Kabupaten dan sebagai jalur perhubungan nasional.
: 23,84 km² : 48.102 jiwa : 1.492,2 jiwa/km² :6 :1
FISIK DASAR KLIMATOLOGI Curah hujan di Kota Wonogiri sebesar 2500 mm/tahun atau sebesar 16.8 mm/ hari hujan. Dengan curah hujan tersebut, maka Kecamatan Wonogiri termasuk dalam wilayah dengan katagori curah hujan ringan, dikarenakan memiliki intensitas kurang dari 20 mm/ hari.
curah hujan 16.8 mm / hari hujan
LITOLOGI Jenis tanah di Kota Wonogiri terdiri dari tanah latosol, litosol, dan rawa-rawa. Jenis tanah latosol terdapat di Kelurahan Giripurwo, Giritirto, Wonoboyo, Bulusulur, sebelah barat laut Kelurahan Wonokarto, serta s e b a g i a n d a r i Ke l u r a h a n Giriwono.
jenis tanah latosol litosol rawa rawa
8
FISIK DASAR TOPOGRAFI Berdasarkan peta, Kelerengan lahan di Kota Wonogiri bervariasi. Kelurahan Wonoboyo, Wonokarto, Bulusulur, Giripurwo cenderung landai (berada di kelerengan 2%-8%). Sebagian Kelurahan Giriwono dan Wuryorejo memiliki kelerengan 8% - 15%, dan terdapat area curam, yaitu lahan bukit gandul (25%-40%).
kelerengan 25 - 40% 15 - 25% 8 - 15% 0 - 8%
KEPEKAAN EROSI
kepekaan tidak peka agak peka sangat peka
9
Berdasarkan peta kepekaan terhadap erosi, diketahui bahwa kawasan yang cenderung rawan mengalami bencana erosi adalah kawasan di sekitar Bukit Gandul, yaitu bagian selatan Kelurahan Wonokarto, Kelurahan Giriwono, Kelurahan Wuryorejo, dan sebagian dari Kelurahan Giritirto. Sedangkan Kelurahan Wo n o b o y o d a n B u l u s u l u r tergolong agak peka terhadap bencana erosi, dan Kelurahan Wonokarto bagian barat laut tergolong tidak peka terhadap erosi.
FISIK RUANG ADMINISTRASI
Kecamatan Selogiri
Kelurahan Giriwono Kelurahan Purwosari
Kecamatan Ngadirojo Kelurahan Purworejo
Desa Bulusulur Kel. Wonoboyo Kel. Giripurwo Kel. Giritirto Kelurahan Pokoh Kidul
Secara Administrasi, kota Wonogiri terdiri dari 6 kelurahan dan 1 desa. Kelurahan dan desa tersebut antara lain Kelurahan Giripurwo, Giritirto, Giriwono, Wonokarto, Wonoboyo, Wuryerejo dan Desa Bulusulur dengan luas secara keseluruhan adalah 23,84 Km2. Berdasarkan data yang kami dapat, kelurahan Wuryerojo merupakan kelurahan terluas di Kota Wonogiri, yaitu 47% dari total luas keseluruhan kota. Ditinjau dari skala kecamatan dan kabupaten, luas kota wonogiri 28.75 % dari luas kecamatan Wonogiri dan 1.3 % dari luas kabupaten Wonogiri.
Kel. Wuryorejo
Kelurahan Sendang
Kel. Giriwono Kel. Wonokarto
BLOCK PATTERN Berdasarkan peta block-pattern Kota Wonogiri, Pola Jalan kota cenderung terbentuk secara organik, yaitu perkembangannya mengikuti kontur dan jalan utama. Pola Jalan yang berbeda terdapat di Kelurahan Wonokarto, kelurahan ini memiliki pola jalan grid.
batas keseluruhan waduk sungai block
10
FISIK RUANG KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN
KLB 0
1.2
0.4
1.4
0.5
1.5
0.6
1.6
0.7
1.7
0.8
1.8
1.0
1.9
1.1
2.85
Koeď€ sien Lantai Bangunan (KLB) adalah sebuah indikator untuk mengetahui perbandingan antara lahan terbangun dengan jumlah lantai bangunan. KLB per blok di Kota Wonogiri dominan pada angka ≤. Blok-blok dengan KLB tinggi (yaitu KLB >1) cenderung mengikuti jalan arteri, yang merupakan jalur perhubungan nasional. Blok-blok di Kelurahan Giripurwo di dominasi oleh KLB yang tinggi, hal ini diasumsikan karena terdapat banyak instansi pemerintahan di kelurahan tersebut.
KOEFISIEN DASAR TERBANGUN
KDB
11
5%
55%
10%
60%
15%
65%
20%
70%
25%
75%
30%
80%
35%
85%
40%
90%
45%
95%
50%
100%
KDB per blok Kota Wonogiri bervariasi, mulai dari 0% hingga 100%. Dominasi KDB per blok tiap kelurahan berbeda-bada. Blok di Kelurahan Wonokarto memiliki dominasi KDB yang sangat tinggi, yaitu >75%. Kelurahan Giriwono, Giripurwo, dan Giritirto blok-blok bangunannya didominasi oleh KDB tinggi, yaitu 60% - 74%. elurahan Wuryorejo dan Wonoboyo memiliki dominasi KDB per blok yang sedang, yaitu 40% - 59%. Desa Bulusulur memiliki blok-blok bangunan dengan dominasi KDB rendah yaitu < 40%.
KEPENDUDUKAN
kepadatan penduduk 0 - 50 jiwa/km2 51 - 100 jiwa/km2 101 - 150 jiwa/km2 > 150 jiwa/km2
- Jumlah Penduduk Kelurahan / Tahun Kelurahan/Tahun
2012
2013
2014
2015
Giritirto
7942
7939
8063
8116
Giripurwo
8393
8400
8531
587
Giriwono
5367
5366
5449
5485
Wonoboyo
7345
7394
7510
7559
Wonokarto
6473
6491
6592
6635
Wuryorejo
5125
5166
5247
5280
Bulusulur
6180
6300
6398
6440
Jumlah
46825
47056
47790
48102
12
Piramida Penduduk
Presentase Penduduk Berdasar Pendidikan
Presentase Penduduk Produktif-Nonproduktif
Penduduk Berdasar Umur
Migrasi Penduduk 2015
13
Presentase Penduduk Berdasar Jenis Kelamin
Migrasi Perkelurahan
Presentase Penduduk Berdasar Agama
Kelahiran Kematian
Penduduk Menurut Ketenagakerjaan
14
NARASI DATA KEPENDUDUKAN Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk kota Wonogiri pada tahun 2015 adalah sebanyak 48.102 jiwa. Penduduk tersebut tersebar tidak merata di wilayah Wonogiri. Kelurahan yang berada di pusat kota seperti Giritirto memiliki jumlah penduduk terbanyak dan kepadatan yang paling tinggi. Semakin jauh dari pusat kota, jumlah penduduk dan kepadatan semakin berkurang. Kelurahan yang memiliki jumlah penduduk dan kepadatan paling rendah adalah kelurahan Wuryorejo dan desa Bulusulur. Kota wonogiri memiliki jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang cukup berimbang, dengan kelompok umur yang paling banyak berada pada usia 0-4 tahun. Namun secara keseluruhan, jumlah penduduk usia produktif di Wonogiri lebih banyak daripada usia tidak produktif yaitu dengan perbandingan 60:40. Penduduk usia produktif tersebut paling banyak bekerja sebagai buruh industri, pedagang dan pegawai negeri. Kualitas SDM di Wonogiri sendiri tergolong rata-rata dengan mayoritas tamat SMA dan masih ada 3% yang tidak sekolah serta 9% penduduk tidak tamat SD. Mayoritas penduduk kota Wonogiri menganut agama Islam. Selama 4 tahun terakhir, jumlah penduduk kota Wonogiri selalu mengalami peningkatan. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah kelahiran dan kematian serta migrasi yang terjadi di Wonogiri. Berdasarkan data, jumlah kelahiran yang terjadi dalam satu tahun hampir dua kali lipat daripada jumlah penduduk yang mati. Sementara jumlah migrasi yang terjadi, lebih banyak migrasi keluar daripada migrasi masuk. Ada beberapa kelurahan dengan jumlah migrasi masuk lebih banyak daripada migrasi keluar, yaitu kelurahan Wonokarto, Wonoboyo, dan Giritirto.
15
PEREKONOMIAN 2013
PDRB
Lapangan Usaha
1.
2014
Harga
Harga
Harga
Harga
Berlaku
Konstan
Berlaku
Konstan
PERTANIAN
187.635,17
77.033,83
203.497,34
79.111,43
a.
151.414,88
61.807,08
163.383,16
62.969,94
b. Tanaman Perkebunan
9.850,49
3.743,51
11.216,41
4.049,41
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
16.858,31
7.551,58
18.206,25
7.885,44
d. Kehutanan
745,70
124,40
762,04
122,73
e. Perikanan
8.765,78
3.807,26
9.929,49
4.083,92
160,55
89,64
186,74
93,89
INDUSTRI PENGOLAHAN
17.957,69
6.183,56
20.446,61
6.734,45
a.
Industri Migas
0,00
0,00
0,00
0,00
b.
Industri Non Migas
17.957,69
6.183,56
20.446,61
6.734,45
4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH
8.222,37
2.319,52
9.434,16
2.576,30
6.276,62
1.878
7.285,20
2.104,63
b. Gas
0,00
0,00
0,00
0,00
c. Air Bersih
1.945,75
441,34
2.148,96
471,67
BANGUNAN
70.136,63
32.350,88
79.227,17
34.426,58
98.436,42
38.507,48
111.073,32
41.230,85
96.737,96
37.819,36
109.074,77
40.479,84
b. Hotel
1.028,56
322,75
1.263,16
370,01
c. Restoran
669,90
365,37
735,40
381,00
148.594,37
67.239,91
181.523,90
74.617,95
140.056,06
62.333,75
171.619,88
69.043,75
8.538,31
4.899,16
9.904,01
5.574,20
62.032,58
27.711,39
72.028,06
30.598,77
10.259,67
4.040,18
11.365,88
4.246,49
42.981,56
18.771,93
50.665,30
21.046,20
c. Jasa Penunjang Keuangan
0,00
0,00
0,00
0,00
d. Sewa Bangunan
7.894,16
4.516,49
9.004,84
4.907,99
e. Jasa Perusahaan
897,20
382,80
992,03
398,09
JASA-JASA
420.725,13
159.763,45
477.364,31
169.749,86
a.
349.928,44
126.843,55
396.451,42
134.332,29
70.796,69
32.919,90
80.912,89
35.417,57
1.013.900,91
411.192,65
1.154.781,61
439.140,09
Tanaman Bahan Makananan
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3.
a.
5.
Listrik
6. PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN a.
Perdagangan
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a.
Pengangkutan
b. Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN a.
Bank
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
9.
Pemerintahan Umum
b. Swasta PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
16
STRUKTUR
PDRB
NARASI DATA KEPENDUDUKAN Jika dilihat dari tabel PDRB, sektor jasa-jasa merupakan sektor yang menyumbangkan nilai terbesar pada PDRB di Kecamatan Wonogiri yaitu sebesar 420.725.130.000 rupiah pada tahun 2013 dan tidak jauh berbeda dengan tahun 2014 yaitu sebesar 477.364.310.000 rupiah. Dari sektor jasajasa tersebut, jasa pemerintahan umum menjadi subsektor yang mendominasi. Hal ini dikarenakan kota Wonogiri merupakan ibukota dari Kabupaten Wonogiri yang idealnya dari sebuah ibukota Kabupaten yaitu mampu memenuhi pelayanan berupa jasa pelayanan umum maupun swasta. Sektor yang menyumbangkan nilai terkecil pada PDRB yaitu sektor industri pengolahan yaitu sebesar 17.957.690.000 rupiah pada tahun 2013 dan meningkat menjadi sebesar 20.446.610.000 rupiah pada tahun 2014 yang semuanya bersumber pada subsektor industri nonmigas. Kota Wonogiri sebagai ibukota Kabupaten tentunya memiliki banyak instansi dan lembaga pemerintahan yang berskala kabupaten ataupun regional yang mendukung meningkatnya sektor jasa-jasa. Hal ini membuktikan bahwa setiap tahun angka PDRB sektor jasa-jasa terus meningkat. Instansi â&#x20AC;&#x201C; instansi yang ada di kota Wonogiri juga terpusat di pusat kota tepatnya di Kelurahan Giripurwo.
17
PRASARANA
Akses penduduk kepada prasarana dan sarana air limbah permukiman, persampahan dan drainase pada dasarnya erat kaitannya dengan aspek kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan, sosial budaya serta kemiskinan. Semakin besar akses penduduk kepada fasilitas prasarana dan sarana air limbah permukiman, persampahan dan drainase (serta pemahaman tentang hygiene) semakin kecil kemungkinan terjadinya kasus penyebaran penyakit yang ditularkan melalui media air (waterborne diseases).
18
Prasarana Jaringan Jalan Kota Wonogiri memiliki peran yaitu salah satunya sebagai kota yang menghubungkan Sukoharjo dengan kota-kota di Jawa Timur bagian selatan seperti Pacitan dan Ponorogo . Hal tersebut didukung dengan aksesibilitas yang dimilikinya. Menurut analisis kami, kelas jalan yang ada di Kota Wonogiri terbagi menjadi 3 kelas jalan, yaitu:
ARTERI
KOLEKTOR
LOKAL
LINGKUNGAN
19
- Arteri Sekunder Jalan arteri adalah jalan umum yang berfungsi untuk melayani angkutan utama dengan ciri perjalan jarak jauh, kecepatan rataâ&#x20AC;&#x201C;rata tinggi, dan jumlah jalan masuk (aksesnya) dibatasi. Jalan di Kota Wonogiri yang masuk dalam kategori jalan arteri sekunder adalah Jalan Ahmad Yani, Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Diponegoro yang juga merupakan Jalur Rute 3 Nasional Pulau Jawa yang menghubungkan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. - Kolektor Sekunder Menurut pasal 8 UU No.38 tahun 2004 tentang jalan, jalan kolektor merupakan jalan yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang. Jalan di Kota Wonogiri yang merupakan jalan kolektor diantaranya adalah Jalan Ahmad Yani, Jalan Diponegoro, Jalan Pemuda dan Jalan Raya Wonogiri. - Lokal Menurut pasal 8 UU No.38 tahun 2004 tentang jalan, jalan lokal merupakan jalan yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan di Kota Wonogiri yang merupakan jalan lokal diantaranya adalah Jalan Bima, Jalan Salak, dan Jalan Palem. - Lingkungan Jalan lingkungan adalah jalan yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat dan kecepatan rata-rata rendah. Jalan lingkungan merupakan jalan diantara permukiman penduduk dan memiliki lebar kurang lebih 2 meter.
Prasarana Jaringan Drainase
Eksisting pengelolaan drainase di Kota Wonogiri dibedakan menjadi 2 input yaitu grey water dan air hujan. Jaringan drainase di Kota Wonogiri cukup terintegrasi dengan baik. Jaringan drainase tersebut terdiri dari saluran drainase primer,sekunder dan tersier. Saluran primer berupa anak-anak sungai yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran sekunder di Kota Wonogiri dan merupakan drainase terbuka. Drainase sekunder pada jalan utama yang berupa drainase tertutup yang menerima aliran dari saluran-saluran tersier dan meneruskan ke saluran primer. Drainase tersier pada jalan lingkungan yang berupa drainase terbuka yang menerima aliran air langsung dari saluran-saluran pembuangan rumah warga yang memiliki pola mengikuti jaringan jalan. Sebagian drainase sekunder dan tersier yang ada di Kota Wonogiri bermuara ke Sungai Bengawan Solo yang membelah kota tersebut. Sungai Bengawan Solo sebagai saluran primer sekaligus badan air yang mengalirkan airnya menuju ke Waduk Gadjah Mungkur. Dari segi kondisi ď&#x20AC; sik, drainase yang ada di Kota Wonogiri sudah berupa drainase permanen dengan pengerasan.
20
Prasarana Jaringan Persampahan
PETA TRAYEK ANGKUT SAMPAH KOTA WONOGIRI
"
" " "
" "
Menuju TPA
""
"
LEGENDA jalan "
batas keseluruhan sungai waduk
"
rel
"
persebaran TPS trayek truk sampah
Sistem pengelolaan sampah yang sudah dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum selama ini di antaranya terwujud dalam kegiatan berikut: 1.Mengangkut sampah rumahtangga/perumahan, RT/RW dari TPS yang telah terkumpul, yang telah diangkut petugas sampah dari desa dan kelurahan setempat. 2.Mengangkut sampah dari pasar yang telah dikumpulkan oleh petugas pasar 3.Mengangkut sampah dari ruas jalan dan guguran daun yang dikumpulkan oleh penyapu jalan. 4.Mengangkut sampah dari saluran yang dikumpulkan oleh petugas â&#x20AC;&#x153;olor-olorâ&#x20AC;? 5.Mengangkut sampah kotoran kuda yang tercecer di jalan yang dikumpulkan oleh penyapu jalan. Cakupan pelayanan masih terbatas di wilayah perkotaan Wonogiri dan beberapa lokasi di luar kota yang diambil secara insidental. Sistem pengelolaan sampah di Kota Wonogiri saat ini dilakukan oleh seksi kebersihan Bidang PKP DPU Kab. Wonogiri. TPA Kabupaten Wonogiri berada di Desa Kerjo Kidul Kecamatan Ngadirojo yang mempunyai jarak +- 11 km dari Pusat Kota Wonogiri.
POOL TRUK SAMPAH
21
Prasarana Jaringan Sanitasi
PETA PELAYANAN IPAL KOTA WONOGIRI
LEGENDA jalan sungai waduk rel batas keseluruhan
area pelayanan tidak terlayani terlayani IPAL
Pengelolaan sanitasi khususnya dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Wonogiri pada saat ini baru beberapa kelurahan yang terlayani oleh Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yaitu Kelurahan Wonokarto, Giripurwo, dan Wuryorejo.Untuk kelurahan lain sudah ada yang melakukan dengan menggunakan septic tank komunal walaupun jumlahnya masih sangat sedikit. Namun, sebagian besar warga membuang limbah kakus atau yang juga dikenal sebagai black water belum menggunakan septic tank yang dirancang dan dibangun dengan baik sehingga tidak memberikan pengolahan optimal kepada limbah tersebut. Demikian juga air limbah mandi, cuci dan masak (grey water) dalam pengelolaanya tidak jauh berbeda dengan black water, yaitu dibuang langsung ke kolam, kebun, tanah resapan dan saluran drainase mikro maupun ke saluran terbuka lainnya.
22
Prasarana Jaringan Air Bersih
PETA SUMBER AIR KOTA WONOGIRI
LEGENDA jalan batas keseluruhan sungai waduk rel
sumber_air PDAM sumur dan PDAM
Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan yang tercermin antara lain dari akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi dasar. Berdasarkan data layanan air bersih Kabupaten Wonogiri, sebanyak 99,69% masyarakat di Kecamatan Wonogiri sudah terlayani air bersih, baik itu jaringan layanan PDAM maupun layanan non PDAM, dan hanya 242 jiwa yang tidak mendapat pelayanan air bersih.
23
SARANA Sarana Pendidikan PETA PERSEBARAN SARANA PENDIDIKAN KOTA WONOGIRI
LEGENDA AKADEMI SD SMA
Berdasarkan survey lapangan 2016, Kota Wonogiri memiliki 2 TK, 16 SD, 11 SMP, 11 SMU, serta 2 unit akademi. Persebaran sarana pendidikan tersebut dapat dilihat pada peta disamping. Secara keseluruhan, persebaran sarana pendidikan pada kota ini cenderung sudah menyebar pada seluruh wilayah kota. Akan tetapi, jumlah TK yang ada masih sangat minim dan terpusat di Kelurahan Wonokarto.
SMK SMP TK batas keseluruhan jalan sungai waduk rel
Sarana Kesehatan PETA PERSEBARAN SARANA KESEHATAN KOTA WONOGIRI
LEGENDA batas keseluruhan jalan sungai waduk POSYANDU PUSKESMAS RUMAH SAKIT
Sarana Kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dan memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat, sekaligus mengendalikan pertumbuhan penduduk. Berdasarkan peta persebaran sarana kesehatan, terlihat bahwa sarana kesehatan tersebar cukup merata. Sarana kesehatan yang ada yaitu berupa 3 unit posyandu, 2 unit Puskesmas dan 1 Rumah Sakit. Rumah Sakit yang ada di kota Wonogiri merupakan Rumah Sakit daerah dengan skala pelayanan kabupaten.
Sarana Peribadatan PETA PERSEBARAN SARANA PERIBADATAN KOTA WONOGIRI
LEGENDA ibadah gereja
Berdasarkan hasil survey lapangan 2016, di Kota Wonogiri terdapat 34 masjid dan 3 gereja. Tidak terdapat sarana peribadatan lain seperti vihara, kelenteng, pura dll. Hal ini disebabkan karena sedikitnya penganut agama tersebut. Mayoritas (hampir 93%) penduduk Wonogiri merupakan penganut agama Islam, sehingga lebih banyak terdapat masjid daripada sarana peribadatan lainnya.
masjid batas keseluruhan jalan sungai waduk rel
24
Sarana Pemerintahan PETA PERSEBARAN SARANA PEMERINTAHAN KOTA WONOGIRI
LEGENDA batas keseluruhan rel waduk jalan sungai
Jenis Badan DPRD Dinas Kantor Bupati Kantor Kecamatan Kantor Kelurahan Kepolisian Militer Pemerintah Daerah Perusahaan Daerah Rumah Tahanan
Persebaran instansi pemerintahan di Kota Wonogiri terpusat di kelurahan Giripurwo, dan dekat dengan alun-alun. Beberapa instansi lainnya tersebar di Kelurahan Wonokarto, Bulusulur dan Giritirto. Terdapat 7 kantor kelurahan yang tersebar di setiap kelurahan, 1 kantor kecamatan serta 2 kantor polisi. Tidak hanya melayani pada tingkat kelurahan dan kecamatan, sejumlah instansi yang ada di kota Wonogiri juga melayani pada tingkat kabupaten. Hal ini dikarenakan kota Wonogiri yang merupakan ibukota dari Kabupaten Wonogiri.
Sarana Perekonomian PETA PERSEBARAN KOMERSIL KOTA WONOGIRI
LEGENDA jalan batas keseluruhan sungai waduk rel pasar kota toko
25
Persebaran sarana perdagangan dan jasa di kota ini membentuk koridor komersil yang berada di kelas jalan arteri yaitu jalan Ahmad Yani, Jalan Jendral Sudirman dan Jalan Diponegoro. Kota Wonogiri memiliki 3 pasar yang terletak di kelurahan Wonokarto, Wonoboyo, dan Giritirto. Selain itu, terdapat pusat perbelanjaan yaitu Toserba Baru yang menjual kebutuhan sehari-hari. Pasar yang berada di kelurahan Wonokarto dan Wonoboyo merupakan pasar kecil yang memiliki skala pelayanan lokal. Sementara pasar kota Wonogiri dan Toserba Baru melayani skala perdagangan regional. Pada skala perdagangan lingkungan terdapat warung dan toko yang tersebar merata di wilayah kota Wonogiri.
Sarana Ruang Terbuka
Sekitar 40% dari wilayah perkotaan Wonogiri merupakan ruang terbuka. Open Space tersebut berupa alun-alun, lapangan olahraga, taman kota, pemakaman umum, sempadan sungai, ladang/kebun serta Gunung Gandul. Alun â&#x20AC;&#x201C; alun yang berada di kota Wonogiri terletak di pusat kota dan dekat dengan instansi pemerintahan serta pendidikan. Alun-alun ini dioptimalkan fungsinya sebagai sarana rekreasi, tempat berkumpul, berolahraga serta berdagang. Alun-alun kota ini melayanani pada tingkat regional (kabupaten). Kegiatan rutin yang diadakan adalah car free day di hari minggu pagi di sekitar alun-alun. Kota Wonogiri juga memiliki lapangan olahraga yang umumnya terletak di dekat kawasan pendidikan. Selain itu terdapat taman kota yaitu taman Selopadi, yang terletak di tepi jalan arteri, akan tetapi kurang dikunjungi oleh masyarakat. Jumlah pemakaman umum di kota Wonogiri cukup banyak, dan terdapat taman makam pahlawan di kota Wonoboyo. Sementara lokasi sawah dan ladang di Wonogiri umumnya berada di kelurahan Wuryorejo dan desa Bulusulur. Open Space terbesar di Kota Wonogiri adalah Gunung Gandul. Gunung Gandul termasuk gugusan gunung seribu yang terletak di kelurahan Giriwono dan memiliki potensi wisata. Dari puncak gunung gandul kita dapat menikmati keindahan alam serta melihat pemandangan kota Wonogiri dan waduk Gajah Mungkur. Gunung Gandul juga dijadikan wisata religi umat katolik, yaitu peringatan upacara penyaliban â&#x20AC;&#x153;Yesus Kristusâ&#x20AC;? yang dilakukan pada hari paskah dan dihadiri oleh umat Katolik dari berbagai daerah.
26
Proď&#x20AC; l.
Ibukota
Kabupaten
yang terletak di kaki bukit gandul sehingga memiliki
topograď&#x20AC; unik
migrasi
sekaligus merupakan kota
sirkuler.
Kecamatan Wonogiri(23.84 km2)
Peran Kota Wonogiri berperan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kabupaten Wonogiri dan Ibukota Kabupaten Wonogiri. Hal dikarenakan Kota Wonogiri menjadi pusat oemerintahan. Terdapat banyak instansi pemerintahan tingkat kabupaten yang beada di kota Wonogiri. Selain itu, kota Wonogiri juga menjadi pusat perdagangan dan jasa kabupaten Wonogiri. Salah satu indikasinya adalah adanya pasar induk kabupaten Wonogiri yang terletak di kota Wonogiri.
27
6
+1Desa
Kelurahan
Wonokarto, Giriwono, Giripurwo, Giritirto, Wonoboyo, Wuryorejo
Bulusulur
Fungsi Fungsi yang dimiliki kabupaten Wonogiri adalah sebagai kota pemerintahan dan pergadangan. Karena, terdapat banyak instansi pemerintahan tingkat kabupaten yang memiliki cakupan pelayanan hingga satu kabupaten seperti misal Kantor Bupati dan DPRD. Sedangkan sebagai kota perdagangan dikarenakan terdapat banyak kegiatan perdagangan di kota Wonogiri yang cakupan pelayanannyaluas bukan sekedar tingkat kecamatan. Bahkan untuk pasar induk kabupaten Wonogiri memiliki cakupan transaksi hingga ke Semarang dan Sukoharjo. Selain itu terdapat Bank BPD Jawa Tengah di kota Wonogiri maka tak heran jika kota Wonogiri juga memiliki fungsi sebagai kota perdagangan.
Mengapa Topograď&#x20AC; Unik? Karena kota Wonogiri terletak di kaki gunung Gandul. Hal ini membuat topograď&#x20AC; kota Wonogiri tidak dapat dikatakan datar melaikan sedikit landai. Rata-rata kelerengan di kota Wonogiri adalah sebesar 0-8%. Olehkarena itu membuat kota Wonogiri memiliki topograď&#x20AC; yang unik.
tampak samping
tampak atas
Apalagi selain topograď&#x20AC; yang unik? 28
Migrasi Sirkuler.
Peta Migrasi Penduduk
Migrasi sirkuler terdiri dari migrasi musiman dan penglaju. Migrasi musiman adalah migrasi yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu, sedangkan migrasi penglaju adalah migrasi yang dilakukan pada satu waktu dan kembali lagi ke daerah asal pada waktu yang sama.
29
Peta Persebaran Perguruan Tinggi Penduduk kota Wonogiri mempunyai ciri khas sebagai penduduk migrasi sirkuler. Terkait dengan migrasi musiman, banyak penduduk kota Wonogiri yang bekerja dan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di luar kota dan akan kembali ke kota Wonogiri pada waktu tertentu seperti pada saat liburan, hari raya, atau natal. Sedangkan penduduk kota Wonogiri sebagai penglaju adalah penduduk yang bekerja di sekitar kota Wonogiri seperti Sukoharjo dan akan kembali ke kota Wonogiri pada hari yang sama.
Migrasi sirkuler yang dilakukan oleh penduduk kota Wonogiri dikarenakan kota Wonogiri tidak memiliki cukup sarana untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Pada kota Wonogiri hanya terdapat dua pendidikan tinggi yaitu akademi keperawatan dan akademi kebidanan. Minimnya fasilitas pendidikan tinggi membuat penduduk kota Wonogiri tamatan SMA atau SMK harus pergi keluar kota untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Selain minimnya sarana pendidikan tinggi, penduduk kota Wonogiri melakukan migrasi sirkuler untuk mendapatkan pekerjaan di luar kota. Kota-kota seperti Jakarta dan Semarang menjadi tujuan penduduk kota Wonogiri untuk mencari pekerjaan. Status kota Jakarta sebagai ibukota negara dan kota Semarang sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah membuat penduduk kota Wonogiri tertarik untuk mengadu nasib ke kedua kota tersebut. Sedangkan penduduk kota Wonogiri yang menjadi penglaju terdapat di kota Sukoharjo. Jarak kota Sukoharjo dan Wonogiri yang tidak terlalu jauh membuat penduduk kota Wonogiri memilih untuk menglaju ke kota Sukoharjo.
30
ANALISIS FISIK Analisis Kesesuaian Lahan
ANALISIS
Kesesuaian Lahan adalah tingkat kecocokan suatu jenis lahan untuk penggunaan fungsi tertentu. Kesesuaian lahan di Kota Wonogiri dapat dianalisis menggunakan metode tumpang tindih dengan pengharkatan. Variabel data yang digunakan dalam melakukakan analisis kesesuaian lahan adalah data kelerengan, jenis tanah dan data curah hujan Kota Wonogiri. Berikut Langkah-langkah dalam menganalisis kesesuaian lahan menggunakan metode tumpang tindih: 1. Overlay peta jenis tanah, peta kelerengan, dan peta curah hujan. Ketiga data tersebut merupakan data-data dasar yang dibutuhkan untuk menganalisis kesesuaian lahan. Penggabungan data ini bertujuan untuk mengetahui lahanlahan yang memiliki karakteristik yang berbeda. (sertain peta jenis tanah, kelerengan dan curah hujan) Çź Kelerengan: Kota Wonogiri memiliki 4 jenis kelerengan, yaitu 0-8%, 8-15%, 15-25% dan 25-45%. Di Kota Wonogiri bagian timur merupakan wilayah dengan topografi yang datar, dan dibagian barat didominasi oleh topografi agak curam sampai curam. Çź Jenis Tanah: Jenis tanah di Kota Wonogiri terdiri atas 3 yaitu aluvial, latosol dan litosol.
31
Tanah aluvial berada di wilayah dekat waduk dan agak bersifat rawa. Bagian timur dan utara merupakan wilayah dengan jenis tanah litosol yang cocok untuk pemukiman, dan di bagian barat merupakan wilayah dengan jenis tanah latosol. Çź Curah Hujan: Kota Wonogiri memiliki intensitas hujan yang homogen (sama) yaitu 23,34 mm/ hari hujan, hal ini dapat dikategorikan dalam curah hujan sedang 2. Buat peta satuan lahan yang diperoleh dari hasil overlay peta kelerengan, jenis tanah dan curah hujan, kemudian klasifikasikan lahan-lahan berdasarkan karakteristik yang sama. (sertain peta satuan lahan kota Wonogiri, yag udh di klasifikasiin) Dari hasil overlay peta kelerengan, jenis tanah, dan curah hujan, pada peta satuan lahan kota Wonogiri, terdapat 7 daerah yang memiliki karakteristik berbeda. Daerah tersebut di simbolkan dengan dengan daerah A, B, C, D, E, F, dan G. 3. Peta satuan lahan tersebut dianalisis berdasarkan gradasi gelap-terangnya dengan menggunakan pengharkatan.
Kelas Lereng 1 2 3 4 5
Kelas Tanah
1 2 3 4 5
Kelas Intensitas Hujan 1 2 3 4 5
Kisaran Lereng
Keterangan
0-8 8-15 15-25 25-45 >45
Datar Landai Agak Curam Curam Sangat Curam
Jenis Tanah Auvial, Tanah Glei Planosol Hidromorf Kelabu, Literita Air Tanah Latosol Brown Forest Soil, Non Calcis Brown, Mediteran Androsol, Laterit, Grumosol, Podsolik Regosol, Litosol, Organosol, Renzina
Harkat Kelas x Bobot 20 20 40 60 80 100
Keterangan (Kepekaan Terhadap Erosi)
Harkat Kelas x Bobot 15
Tidak Peka
15
Agak Peka
30
Kurang Peka
45
Peka
60
Sangat peka
75
Kisaran Curah Hujan
Keterangan
Harkat Kelas x Bobot 10
8-13,6 13,6-20,7 20,7-27,7 27,7-34,8 >34,8
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
10 20 30 40 50
Jenis tanah di Kota Wonogiri ada tiga, yaitu Latosol dengan bobot : 30, Aluvial 60, dan Litosol 75. Curah hujan di Kota Wonogiri sebesar 23,34 mm/hari termasuk ke dalam kategori sedang dengan bobot harkat 30. Kota Wonogiri memiliki 4 jenis kelerengan, yaitu 0-8%, 8-15%, 15-25% dan 25-45% dengan bobot kelas berturut-turut 20,40,60, dan 80. Dari hasil pengharkatan inilah didapat kawasan-kawasan mana saja yang termasuk dalam kawasan lindung, penyangga dan Budidaya.
32
kesesuaian kawasan budidaya kawasan penyangga kawasan lindung
Berdasarkan peta diatas, kesesuaian lahan Kota Wonogiri secara keseluruhan sudah tepat berada di tempat yang ditentukan, yaitu kawasan budidaya. Namun di beberapa kawasan penyangga yang seharusnya tidak cocok untuk digunakan sebagai tempat permukiman, masih terdapat permukiman-permukiman warga.
Analisis daya tampung ruang Kota Wonogiri untuk Permukiman Analisis daya tampung ruang Kota Wonogiri penting dilakukan untuk mengetahui keseimbangan antara jumlah penduduk dengan kapasitas daya tampung yang dimiliki Kota Wonogiri. Analisis daya tampung ruang kota ini dapat menjadi tolak ukur kemampuan kota dalam menampung penduduknya, sehingga tidak terjadi lonjakan pertumbuhan penduduk yang dapat menyebabkan kota kehilangan kemampuan dalam mengakomodasi penduduknya. Pada tahun 2015, jumlah penduduk Kota Wonogiri sejumlah 48.102 jiwa sedangkan jumlah penduduk di Kecamatan Wonogiri adalah 78.678 jiwa. Luas Kota Wonogiri seluas 23,84 Ha.
33
Berdasarkan data-data diatas, daya tamping Kota Wonogiri dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: µ Perhitungan daya tampung ruang Kota Wonogiri: M M M MM MMM
MMMM
L P H DT 0,01 0,03
M M M MM MMMM
M MM MM MMM M
M MM MM MM
: Luas Kota (Ha) : Jumlah Penduduk Kota Wonogiri (Jiwa) : Jumlah Penduduk Kecamatan Wonogiri (Ha) : Daya Tampung (Jiwa) : Standar Kebutuhan Lahan Non Pertanian (Ha/Jiwa) : Standar Kebutah Lahan Pertanian
M M M M M M MMMM M MM MM MM MMM M M MM MM MM MM MM M M M MM W W M M MMMM M MM MM MM MMM M W MW W MW W MMMM W
W M MM MM M MM M W
MMMMMM W
M MM MM M MM MMM W
MM M MM W W
M M MM W
MM MM W
M M M MM MM MM MM M
M MM MM M M M MM MM M M
M MM
M MM
X MM MM W İ Ô Â QPVNSUR ĊĹŌ Ï
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, Kepadatan penduduk maksimal yang mampu ditampung oleh Kota Wonogiri adalah 106.352 jiwa/Ha. Melihat kepadatan penduduk eksisting Kota Wonogiri pada tahun 2015 sebesar 20,17 jiwa/Ha, ini mengidentifikasikan bahwa daya tampung ruang Kota Wonogiri masih sangat tinggi dan mampu untuk mengakomodasi penduduk kotanya. Jika dipresentasikan Kepadatan Penduduk Kota Wonogiri pada tahun 2015 sebesaar 0,019% dari total daya tampung. Ä
M N
Ã
R M X
M Á
MM
à Ä
M X
M Á
MM
M X
M Á
MM MMÁ
R
MN
I
M M M M I
M M L
M Ǽ M
M M M Ǽ
M M
M I
M MM W M
M MM W
M
M M
34
Analisis Daya dukung ruang Kota Wonogiri a. Air Agar kehidupan di Kota Wonogiri tetap berjalan, Kota Wonogiri harus dapat mencukupi kebutuhan vital kotanya. Salah satu kebutuhan yang paling penting adalah kebutuhan akan air. Sumber utama yang digunakan oleh Kota Wonogiri berasal dari Waduk Gajah Mungkur. Volume Waduk Gajah Mungkur 79.500.000 liter. Daya Dukung ketersedian air di Kota Wonogiri dapat diukur dengan perhitungan berikut : ÄÄÄÄÄÄÄÄ???????????? ?????? =
??????????h ?????? ???????? ???????????????? ???????????? ???????????????? ?????????????? ????????????h???? ?????? ???????????? ?????? =
79.500.000 150
???????????? ?????? = 530.000 ????????
Jumlah Kebutuhan air Kota Wonogiri dapat dihitung dengan mengalikan jumlah penduduk kota dengan standar kebutuhan air per hari. Berdasarkan standar kebutuhan air, setiap individu mebutuhkan air sebanyak 150 l/hari. ÄÄÄÄÄÄÄÄÄÄh ????????????h???? ?????? = ??????????h ???????????????? ???????? ?????????????????? ?????????????? ????????????h???? ?????? h ????????????h???? ?????? = 48.102 ???????? ?? 150 h ????????????h???? ?????? = 7.215.300 ??????????
Berdasarkan perhitungan di atas, sebanyak 48.102 jiwa penduduk Kota Wonogiri menggunakan air sebanyak 7.215.300 liter/hari. Sedangkan berdasarkan perhitungan daya dukung air, Kota Wonogiri mampu menyediakan kebutuhan air untuk 530.000 jiwa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kota Wonogiri msih mampu menyediakan kebutuhan air hingga beberapa tahun kedepan.
35
b. Daya Dukung Ruang Hidup Berdasarkan Keputusan Mentri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403. Tahun 2002 Kebutuhan ruang minimal per individu ialah 9 m2. Daya dukung ruang Kota Wonogiri dapat dihitung dengan cara membagi Luas Wilayah Kota dengan Standar Luasan Ruang Hidup Minimal. Luas Kota Wonogiri adalah 2384 Ha. 0
0
00
0
0
0
0 0
0% 0Ų 0 0
0 0
0ÄŞ
0 00 000 000U 00 0 000
0 0 00 0 000 000U 0
0 U
Berdasarkan perhitungan di atas, daya dukung ruang hidup Kota Wonogiri sebesar 2.608.888,89 jiwa. Jumlah ini masih sangat besar dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Wonogiri pada tahun 2015 yaitu sebanyak 48.102 jiwa. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ruang hidup Kota Wonogiri masih sangat mencukupi untuk mendukung penduduk kota
36
Analisis Kependudukan Analisis Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah Penduduk Tahun T - Tahun Sebelumnya x 1000 Laju Pertumbuhan Penduduk = Jumlah Penduduk Tahun T
Giritirto Giripurwo Giriwono Wonoboyo Wonokarto Wuryorejo Bulusulur Jumlah
Laju 20122013 -0.00378 0.00833 -0.00186 0.06627 0.02773 0.07937 0.19048 0.04909
Laju 20132014 0.15379 0.15356 0.15232 0.15446 0.15322 0.15437 0.15317 0.15359
Analisis Kepadatan Penduduk
37
Kelurahan / Jumlah Desa Penduduk
Luas Wilayah
Giritirto Giripurwo Giriwono Wonoboyo Wonokarto Wuryorejo Bulusulur Jumlah
65 102.5 213.68 269.75 116.5 1138 478.57 2384
8116 8587 5485 7559 6635 5280 6440 48102
Luas Wilayah Terbangun 58 71 160.02 234.35 62.5 128.5 116.13 830.5
Kepadatan Bruto
Kepadatan Netto
124.861538 83.7756098 25.669225 28.0222428 56.9527897 4.6397188 13.4567566 20.1770134
139.9310345 120.943662 34.27696538 32.25517389 106.16 41.08949416 55.45509343 57.91932571
Laju 20142015 0.06530 0.06521 0.06563 0.06482 0.06481 0.06250 0.06522 0.06486
Kepadatan penduduk ada 2, yakni: a. Kepadatan Penduduk Bruto Kepadatan penduduk bruto merupakan jumlah penduduk suatu wilayah dibagi 2 dengan luas wilayah. Di kota Wonogiri, pada luas wilayah 2384 hektar atau 23,84 km dihuni oleh 48102 jiwa. Dapat dilihat pada tabel di atas kepadatan penduduk bruto kota Wonogiri adalah 20,177 jiwa/hektar. Jumlah kepadatan ini masih tergolong rendah. Meskipun demikian, kepadatan penduduk di kota ini belum merata karena pada beberapa kelurahan seperti giritirto tergolong cukup padat yaitu dihuni oleh 125 jiwa/ hektar, sedangkan pada kelurahan Wuryorejo dan Bulusulur hanya dihuni oleh 4-5 jiwa/hektar. Klasiď&#x20AC; kasi Kawasan Standar (Jiwa/Ha)
Kepadatan Sedang Tinggi 151-200 201-400
Rendah <150
Sangat Tinggi >400
b. Kepadatan Penduduk Netto Kepadatan penduduk netto merupakan jumlah penduduk suatu wilayah dibagi luas wilayah terbangun. Di kota Wonogiri kepadatan penduduk nettonya adalah 57,919 jiwa/hektar. Ini menunjukkan bahwa di setiap 1 hektar lahan terbangun dihuni oleh 58 jiwa. Kepadatan ini masih tergolong rendah. Wilayah dengan kepadatan netto paling tinggi adalah kelurahan Giritirto, Giritirto dan Wonokarto. Analisis Sex Ratio Sex Ratio (rasio jenis kelamin) menunjukkan perbandingan jumlah penduduk laki â&#x20AC;&#x201C;laki dibandingkan dengan 100 penduduk perempuan. Berikut ini merupakan perhitungan rasio jenis kelamin kota Wonogiri :
=
25484 x 100 = 99,23 25681
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit daripada jumlah penduduk perempuan, dengan perbandingan 99:100. Perbedaan yang tidak terlalu signiď&#x20AC; kan ini mengakibatkan tidak perlunya penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang berlebih untuk jenis kelamin tertentu. Untuk perencanaan seterusnya diperlukan fasilitas yang dapat digunakan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Analisis Angka Kelahiran Kasar Pengukuran terhadap tingkat kelahiran di suatu wilayah dapat diketahui melalui perhitungan CBR (Crude Birth Rate) atau tingkat kelahiran kasar, yaitu banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Nilai CBR dari masa ke masa dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan (kenaikan-penurunan) populasi penduduk. Perhitungan CBR dengan rumus sebagai berikut: CBR =
Jumlah Kelahiran x 1000 Jumlah Penduduk Tengah Tahun
Kriteria angka kematian kasar (CDR) dibedakan menjadi 3 macam :
? ? ?
CDR kurang dari 10, merupakan kategori rendah CDR antara 10-20, tergolong kategori sedang CDR lebih dari 20, tergolong kategori tinggi
38
Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus di atas didapatkan CBR kota Wonogiri pada tahun 2015 adalah 20,46. Angka ini tergolong kategori tinggi karena >20. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kelahiran yang terjadi di kota Wonogiri cukup tinggi dan dapat menyebabkan pertambahan jumlah penduduk untuk tahun â&#x20AC;&#x201C; tahun yang akan datang. Analisis Angka Kematian Kasar Tingkat kematian pada suatu wilayah dapat diketahui dengan pengukuran CDR (Crude Death Rate) yang dideď&#x20AC; nisikan sebagai banyaknya kematian pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Angka ini disebut kasar karena belum mempertimbangkan umur penduduk. Penduduk usia tua memiliki resiko kematian yang lebih tinggi daripada penduduk usia muda. Angka kematian kasar berguna untuk memberikan gambaran mengenai kesejahteraan penduduk pada satu tahun yang bersangkutan. CDR =
Jumlah Kematian x 1000 Jumlah Penduduk Tengah Tahun
Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus di atas didapatkan CBR kota Wonogiri pada tahun 2015 adalah 10,22. Angka ini tergolong kategori sedang karena berada dalam rentang 10-20. Hal ini dapat menggambarkan bahwa kesejahteraan penduduk Wonogiri termasuk dalam kategori sedang. Analisis Migrasi Netto Migrasi netto merupakan selisih antara peristiwa migrasi masuk dengan migrasi keluar. Perhitungan migrasi netto dapat menggambarkan mobilitas penduduk, serta daya tarik dari suatu kota. Kecenderungan angka migrasi netto yang positif artinya jumlah penduduk yang masuk lebih banyak daripada yang keluar. Berikut rumus untuk mengetahui migrasi netto: Migrasi Netto =
Migrasi masuk - migrasi keluar x 1000 Jumlah Penduduk
Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan hasil angka migrasi netto sebesar -0.561. Angka negatif ini menunjukkan bahwa migrasi keluar yang terjadi lebih banyak daripada migrasi masuk. Terjadinya migrasi keluar ini dapat disebabkan oleh penduduk wonogiri yang pindah ke luar kota untuk bekerja ataupun melanjutkan pendidikan tinggi. Kurangnya sarana rekreasi, lapangan pekerjaan dan sumber daya juga dapat memicu terjadinya migrasi keluar dari kota Wonogiri. Analisis Dependency Ratio Dependency Ratio merupakan angka yang menunjukkan jumlah penduduk belum produktif (usia 0-14 tahun) dan tidak produktif (usia 65 tahun keatas) yang ditanggung oleh penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun). Dependency Ratio =
P0-14 + P65+ P15-64
Dependency Ratio dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukan keadaan ekonomi apakah sudah maju atau masih berkembang. Semakin rendah persentase dependency ratio, maka akan semakin baik. Ada 3 kriteria DR, yaitu: ¡ ¡ ¡
39
70, artinya dependency ratio tinggi 51-69, artinya dependency ratio sedang <50, artinya dependency ratio rendah.
Kota Wonogiri memiliki angka Dependency Ratio sebesar 65,29. Hal ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang produktif di kota Wonogiri harus menanggung sebanyak 65 orang tidak produktif. Angka tersebut tergolong kategori sedang, namun jika tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang cukup dapat mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan. Untuk itu, kota wonogiri harus mengimbangi dengan banyaknya lapangan kerja, supaya ekonomi kota dapat berkembang pesat. Proyeksi Penduduk Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang berdasarkan seperangkat asumsi-asumsi yang telah ditentukan. Proyeksi penduduk Kota Wonogiri dilakukan dengan metode agregat eksponensial yang menggunakan data tahun 2012-2015 serta asumsi bahwa pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun meningkat mengikuti tren data yang ada. Dapat dilihat bahwa proyeksi penduduk Kota Wonogiri pada setiap kelurahan dan desa jika ditotal selalu mengalami peningkatan setiap tahun selama 20 tahun mendatang. Dan jumlah proyeksi penduduk pada tahun 2035 meningkat hamper 4 kali lipat dibandingkan jumlah penduduk pada tahun 2015. Rumur menghitung proyeksi penduduk: P= Po (1+r)n t Keterangan : Pn = jumlah proyeksi penduduk P0= jumlah penduduk awal r = laju pertumbuhan penduduk n = selisih tahun proyeksi penduduk dengan tahun awal Kelurahan
Laju Pertumbuhan
2015
2020
2025
2030
2035
Giritirto Giripurwo Giriwono Wonoboyo Wonokarto Wuryorejo Bulusulur Jumlah
0.0653 0.0652 0.0656 0.0648 0.0648 0.0625 0.0652 0.0649
8116 8587 5485 7559 6635 5280 6440 48102
11135 11777 7537 10348 9082 7150 8832 65862
15278 16152 10358 14166 12432 9681 12113 90180
20962 22151 14233 19392 17018 13109 16613 123479
28761 30380 19558 26547 23295 17751 22785 169077
Pertimbangan dalam Proyeksi Penduduk Salah satu hal yang menjadi pertimbangan dalam proyeksi penduduk adalah daya dukung dan daya tampung suatu kota. Analisis daya dukung dan daya tampung kota Wonogiri memperhatikan aspek ruang hidup yang di analisis dengan perhitungan sebagai berikut:
2 Luas kota Wonogiri keseluruhan adalah 23,84 km, maka:
Berdasarkan perhitungan di atas , jumlah penduduk yang dapat tinggal di kota Wonogiri yaitu 2.648.889 jiwa, dengan asumsi bahwa semua lahan dapat menjadi tempat tinggal.Namun perhitungan akan berbeda jika mempertimbangkan kebutuhan ruang terbuka, yaitu perbandingan 70% lahan terbangun untuk ruang hidup dan 30 % untuk ruang terbuka hijau yaitu kebun, sawah, sempadan sungai dan RTH lainnya, maka perhitungannya sebagai berikut :
40
2
2
Luas lahan untuk ruang hidup : 70% x 23.840.000 m = 16.688.000 m. Rincian lahan terbangun : ¡ Tempat tinggal : 60% dari total luas lahan terbangun 2 60% x 16.688.000 = 10.012.800 m ¡ Fasilitas umum dan sosial : 20% dari luas total lahan terbangun 2 20% x 16.688.000 = 3.337.600 m ¡ Lainnya (non perumahan) : 20% dari luas total lahan terbangun 2 20% x 16.688.000 = 3.337.600 m Dengan pertimbangan di atas kemudian dilakukan perhitungan jumlah penduduk yang dapat ditampung dengan luasan lahan tersebut, yaitu :
Berdasarkan perhitungan tersebut, luas lahan yang dapat diperuntukkan sebagai ruang hidup masyarakat dengan pertimbangan 30% dari keseluruhan luas lahan 2 merupakan ruang terbuka hijau (lahan non terbangun), adalah sebesar 7.152.000 m. Kemudian dipertimbangkan kembali luas lahan untuk untuk fasilitas umum dan sosial serta lainnya sehingga lahan untuk tempat tinggal menjadi sebesar 10.012.800 m 2 dan dapat menampung sebanyak 1.112.533 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk kota Wonogiri saat ini yaitu sebanyak 48.102 jiwa, maka dapat disimpulkan bahwa untuk saat ini ruang hidup kota Wonogiri masih dapat menampung hingga batas daya dukung 1.112.533 jiwa penduduk. Skenario Proyeksi Penduduk Skenario proyeksi penduduk adalah suatu alternatif pilihan yang diambil dan diperoleh dari analisis serta pertimbangan logis yang dijadikan sebagai acuan untuk fondasi keputusan dalam proyeksi penduduk. Dengan mempertimbangkan ruang hidup yang dapat mendukung kehidupan masyarakat, maka diperlukan scenario proyeksi penduduk agar dapat mengoptimalkan potensi ruang hidup yang tersedia. Berikut ini terdapat 2 skenario proyeksi kependudukan kota Wonogiri - Skenario penduduk mengikuti tren Skenario kependudukan mengikuti laju pertumbuhan yang sudah ada yaitu menggunakan laju pertumbuhan penduduk tiap kelurahan yang menunjukkan peningkatan setiap tahunnya dan diproyeksikan pada tahun 2035 jumlah penduduk kota Wonogiri baru mencapai 15% dari batas maksimal jumlah penduduk yang dapat ditampung oleh kota Wonogiri. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat potensi lahan di kota Wonogiri yang masih tersedia dan dapat dioptimalkan.
41
-
Skenario Penduduk Naik
Skenario ini adalah skenario kependudukan yang menginginkan pengendalian jumlah penduduk dengan meratakan sebaran penduduk di setiap kelurahan dan meningkatkan jumlah penduduk dengan laju pertumbuhan yang terkendali. Skenario penduduk ini memperhatikan indikator kepadatan lahan terbangun pada setiap kelurahan/desa, pemanfaatan ruang disekitarnya, fasilitas yang tersedia dan harga lahan. Kelurahan
Laju Skenario Laju Skenario Pertumbuhan pertumbuhan
Giritirto
0,0653
0,063
Giripurwo
0,0652
0,064
Giriwono
0,0656
0,065
Wonoboyo
0,0648
0,066
Wonokarto 0,0648
0,065
Wuryorejo
0,0625
0,066
Bulusulur
0,0652
0,067
Jumlah
0,0649
0,0651
Pertumbuhan penduduk dibatasi karena daerah ini sudah padat akan bangunan dan kondisi lahan yang cenderung bergelombang di bagian barat Pertumbuhan penduduk dibatasi karena daerah ini sudah padat akan bangunan dan terletak di pusat kota yang dekat dengan jalan arteri sehingga harga lahan cukup tinggi Pertumbuhan penduduk mengikuti tren karena meskipun kepadatan penduduk di Kelurahan ini rendah namun ada beberapa daerah yang merupakan kawasan penyangga dan sebaiknya tidak dibangun Pertumbuhan penduduk dinaikkan karena ketersediaan lahan cukup banyak, fasilitas tersedia, pemanfaatan ruang disekitarnya memang perumahan Pertumbuhan penduduk dinaikkan karena dekat dengan fasilitas sosial seperti rumah sakit, namun pertambahan lahan untuk perumahan lebih kecil karena keterbatasan lahan Pertumbuhan penduduk dinaikkan dengan asumsi bahwa daerah ini sesuai untuk perumahan karena jauh dari pusat kota dengan harga lahan relatif terjangkau. Selain itu, dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi diharapkan sebagai perangsang pertumbuhan fasilitas umum dan sosial di tempat ini Pertumbuhan penduduk dinaikkan karena ketersediaan lahan masih cukup untuk tempat tinggal, dan harga lahan relatif murah karena tidak terlalu dekat dengan pusat kota. Namun, karena daerah sekitar masih berupa sawah, maka diperlukan pengendalian pertumbuhan penduduk dan pembangunannya.
Berdasarkan pertimbangan di atas, dengan scenario penduduk yang baru, dilakukan proyeksi penduduk sehingga didapatkan hasil seperti di dalam tabel berikut :
Kelurahan
Laju Skenario 2015 Pertumbuhan Laju pertumbuhan
2020
2025
2030
2035
Giritirto Giripurwo Giriwono Wonoboyo Wonokarto Wuryorejo Bulusulur Jumlah
0.0653 0.0652 0.0656 0.0648 0.0648 0.0625 0.0652 0.0649
11068 11765 7550 10602 9219 7545 9075 66824
15092 16119 10393 14870 12810 10781 12787 92853
20581 22084 14307 20856 17800 15406 18019 129052
28066 30258 19693 29251 24732 22015 25391 180265
0.064 0.065 0.066 0.07 0.068 0.074 0.071 0.0683
8116 8587 5485 7559 6635 5280 6440 48102
42
Jumlah penduduk pada tahun 2035 berdasarkan scenario penduduk baru sebanyak 180.265 jiwa, ini menunjukkan peningkatan dari proyeksi yang mengikuti tren sebesar 11.258 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk ini diharapkan dapat mengoptimalkan daya dukung ruang hidup yang dapat ditampung kota dan merangsang pertumbuhan fasilitas umum dan fasilitas sosial untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
43
Analisis Ekonomi Analisis PDRB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi dalam suatu daerah tertentu dalam kurun waktu satu tahun tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari wilayah tersebut atau tidak. PDRB sendiri berfungsi untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah, mengukur tingkat kemakmuran masyarakatnya, dan untuk mengetahui tingkat inď&#x20AC;&#x201A;asi dan deď&#x20AC;&#x201A;asi. PDRB dapat dihitung dalam dua cara, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. 1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Berlaku PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. 2013
2014
Kenaikan
(Juta Rp)
(Juta Rp)
(%)
187.635,17
203.497,34
8,45
160,55
186,74
16,31
Industri Pengolahan
17.957,69
20.446,61
13,85
Listrik, Gas, dan Air
8.222,37
9.434,16
14,73
Bangunan
70.136,63
79.227,17
12,96
Perdagangan, Hotel,
98.436,42
111.073,32
12,83
148.594,37
181.523,90
22,16
62.032,58
72.028,06
16,11
420.725,13
477.364,31
13,46
1.013.900,91
1.154.781,61
13,89
Sektor
Pertanian Pertambangan dan Penggalian
Bersih
dan Restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Pendapatan Domestik Regional Bruto
Tabel. PDRB Kota Wonogiri Berdasarkan Lapangan Usaha Atas Harga Berlaku Tahun 2013-2014
44
Grak: Struktur PDRB Kota Wonogiri Atas Harga Berlaku Tahun 2013-2014
Jika dilihat dari grak PDRB, sektor jasa-jasa merupakan sektor pertama penyangga perekonomian di Kecamatan Wonogiri sebesar 41,49% pada tahun 2013 dan tidak jauh berbeda dengan tahun 2014 yaitu sebesar 41,33%. Hal ini dikarenakan kota Wonogiri merupakan ibukota dari Kabupaten Wonogiri yang idealnya dari sebuah ibukota Kabupaten yaitu mampu memenuhi pelayanan berupa jasa pelayanan umum maupun swasta. Kota Wonogiri sebagai ibukota Kabupaten tentunya memiliki banyak instansi dan lembaga pemerintahan yang berskala kabupaten ataupun regional yang mendukung meningkatnya sektor jasa-jasa. Hal ini membuktikan bahwa setiap tahun angka PDRB sektor jasa-jasa terus meningkat. Instansi – instansi yang ada di kota Wonogiri juga terpusat di pusat kota tepatnya di Kelurahan Giripurwo. 2. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Konstan PDRB atas harga konstan merupakan nilai PDRB yang digunakan untuk melihat tingkat pertumbuhan PDRB di kota Wonogiri dikarenakan PDRB atas dasar harga konstan (riil) disusun berdasarkan harga pada tahun tertentu dan bertujuan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.
Grak: Pertumbuhan PDRB Atas Harga Konstan Kota Wonogiri Tahun 2013-2014
45
Sektor
Pertumbuhan( %)
Pertanian
0,02
Pertambangan dan
0,04
Penggalian Industri Pengolahan
0,08
Listrik, Gas, dan Air
0,11
Bersih Bangunan
0,06
Perdagangan, Hotel,
0,07
dan Restoran Pengangkutan dan
0,10
komunikasi Keuangan,
0,10
Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Tabel: Pertumbuhan Ekonomi Kota Wonogiri Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2014
Angka pertumbuhan ekonomi suatu kota dapat diperoleh dengan cara membandingkan nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun tertentu pada sektor x dengan PDRB atas harga konstan tahun berikutnya. Dari hasil perbandingan tersebut akan diketahui bagaimana perkembangan ekonomi suatu kota dari tahun ke tahun dimana jika hasilnya negatif maka kota tersebut mengalami penurunan ekonomi, sedangkan apabila hasilnya positif maka kota tersebut mengalami peningkatan ekonomi. Dari hasil perhitungan angka pertumbuhan ekonomi, Kota Wonogiri selama 2 tahun tersebut menunjukkan angka yang positif, hal tersebut berarti selama 2 tahun tersebut kecamatan Wonogiri mengalami peningkatan ekonomi. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh sektor ekonomi di Kecamatan Wonogiri mengalami peningkatan walaupun tidak signiď&#x20AC; kan. Dilihat dari tabel juga dapat disimpulkan bahwa perkebangan tiap sektor di kecamatan Wonogiri rendah karena ratarata perkembangan seluruh sektor hanya mencapai 0,2 dengan pertumbuhan terkecil pada sektor pertanian (0,02) dan perkembangan terbesar pada sektor listrik, gas, dan air bersih (0,11).
46
Nilai LQ Tiap Lapangan Usaha di Kota Wonogiri Tahun 2014 Sektor
(1) Pertanian Pertambangan dan
PDRB Kota
PDRB
Local Quotient
Wonogiri
Kabupaten
(LQ) [(2/3) /
2014 AHK
Wonogiri
(Total 2/Total
2014 AHK
3)]
(3)
(4)
(2) 79.111,43
5.266.837,33
0,551
93,89
568.873,52
0,006
Penggalian Industri Pengolahan
6.734,45
2.416.949,67
0,102
Listrik, Gas, dan Air
2.576,30
25.339,32
0,268
Bangunan
34.426,58
1.164.442,37
1,084
Perdagangan, Hotel,
41.230,85
3.146.932,63
0,480
74.617,95
1.222.851,34
2,239
30.598,77
514.627,41
2,181
Jasa-Jasa
169.749,86
1.788.133,43
3,483
Pendapatan Domestik
439.140,09
16.114.987,02
Bersih
dan Restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Regional Bruto
47
Analisis Local Quotien (LQ) digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi sektor-sektor ekonomi di suatu daerah atau sektor-sektor apa saja yang menjadi sektor basis atau leading sector. Nilai PDRB Atas Harga Konstan juga digunakan untuk melihat sektor basis dari suatu kota. Sektor basis adalah sektor yang mampu menggerakkan ekonomi wilayah melalui keterkaitan dengan sektor lain melalui keterkaitan produksi dan konsumsi. Untuk sektor dengan nilai LQ > 1 dapat disimpulkan bahwa sektor tersebut mengalami surplus sehingga mampu memenuhi kebutuhan dari luar kota Wonogiri, untuk sektor dengan nilai LQ = 1 dapat disimpulkan bahwa sektor tersebut hanya mencukupi untuk melayani kotanya sendiri, sedangkan untuk sektor dengan nilai LQ <1 dapat disimpulkan bahwa sektor tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan kotanya sehingga harus mengimpor dari daerah lain. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, sektor yang memiliki nilai LQ tertinggi adalah Jasa-jasa sebesar 3,483, selanjutanya pengangkutan dan komunikasi (2,239), Keuangan persewaan dan jasa perusahaan (2,181), bangunan (1,084) dan sektor dengan nilai LQ terendah adalah Pertambangan dan Penggalian.
Jasa-jasa menjadi sektor basis di Kota Wonogiri didukung oleh banyaknya instansi dan lembaga pemerintahan yang berskala kabupaten ataupun regional yang mampu melayani kebutuhan dari dalam maupun luar Kota Wonogiri serta menyumbangkan nilai PDRB terbesar yaitu 38,65% dari total PDRB pada tahun 2014.
48
ANALISIS SARANA & PRASARANA Prasarana Sistem Jaringan Pergerakan Sistem transportasi publik yang ada di kota wonogiri terdiri dari angkutan kota, bus kota, kereta dan bus antar kota. Rute angkutan kota di kota wonogiri belum menjangkau seluruh daerah perkotaan. Kawasan permukiman yang sudah terjangkau jaringan transortasi publik dengan baik antara lain kelurahan Wonokarto, Giripurwo, Giriwono dan Giritirto. Sedangkan tiga kelurahan lainnya, Wonoboyo, Wuryorejo dan Bulusulur, jalur utamanya sudah dilalui transportasi umum, namun kawasan permukimannya belum terjangkau oleh transportasi publik. Berdasarkan hasil survey primer dan wawancara, bus yang melalui kota wonogiri merupakan bus pariwisata maupun bus kota. Skala jangkauan bus kota melayani pergerakan masyarakat dalam kota ataupun antar kecamanatan. Sedangkan bus pariwisata antar kota melalaui kota wonogiri dikarenakan kota wonogiri merupakan kota penghubung yang dilalui oleh jalur tiga nasional, yang menghubungkan kota Solo, Jawa Tengah dengan kota Pacitan, Jawa Timur.
49
Selain bus dan angkutan kota, juga terdapat stasiun yaitu Stasiun Wonogiri yang terletak di belakang pasar Kota Wonogiri dan terminal. Stasiun Wonogiri merupakan stasiun kereta api kelas III kecil dan termasuk dalam daerah operasi VI Yogyakarta. Stasiun Wonogiri melayani rute Wonogiri â&#x20AC;&#x201C; Solo Purwosari dengan layanan kereta api Bathara Kresna dua kali keberangkatan dalam satu hari.
Sistem Jaringan Drainase / Air Hujan
Drainase primer sekunder tersier Sistem Drainase Perkotaan adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah perkotaan (urban). Sistem tersebut berupa jaringan pembuangan air yang berfungsi mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan di daerah permukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan manusia.
dari saluran-saluran sekunder di Kota Wonogiri dan merupakan drainase terbuka. Drainase sekunder pada jalan utama yang berupa drainase tertutup yang menerima aliran dari saluran-saluran tersier dan meneruskan ke saluran primer. Drainase tersier pada jalan lingkungan yang berupa drainase terbuka yang menerima aliran air langsung dari saluran-saluran pembuangan rumah warga.
Jaringan drainase di Kota Wonogiri cukup terintegrasi dengan baik. Jaringan drainase yang digunakan adalah jaringan drainase mayor yang terdiri dari saluran drainase primer,sekunder dan tersier yang mengikuti pola jaringan jalan. Saluran primer berupa anak-anak sungai yang menerima masukan aliran
Masalah yang terjadi pada jaringan drainase terjadi di kelurahan Wonokarto berupa banjir tahunan. Permasalahan banjir ini disebabkan oleh adanya penyempitan pada saluran drainase sekunder sehingga runoff yang dialirkan menjadi terhambat dan menyebabkan banjir.
50
Sebagian drainase sekunder dan tersier yang ada di kota Wonogiri bermuara ke Sungai Bengawan Solo yang membelah kota tersebut. Sungai Bengawan Solo sebagai saluran primer sekaligus badan air yang mengalirkan airnya menuju ke Waduk Gadjah Mungkur. Dari segi kondisi fisik, drainase yang ada di Kota Wonogiri sudah berupa drainase permanen dengan pengerasan. Topografi yang landai (2-8%) membuat saluran drainase yang ada dapat saling terintegrasi dengan baik sehingga diharapkan dapat mengalirkan air hujan dengan lancar.
51
Sistem Jaringan Air Bersih / Air Minum Umumnya, penggunaan air bersih di Kota Wonogiri bersumber dari PDAM Giri Tirta Sari yang bersumber dari air Waduk Gajah Mungkur . Kebutuhan air bersih di Kota Wonogiri dipenuhi melalui jaringan perpipaan oleh PDAM Giri Tirta Sari, sumur bawah tanah, dan sumber mata air gunung di sekitar Kecamatan Wonogiri. Dalam penggunaannya, mayoritas warga mengunakan sumber air bersih dari PDAM. Hal tersebut dikarenakan Kecamatan Wonogiri termasuk wilayah perkotaan sehingga mempermudah jaringan PDAM untuk masuk ke wilayah perkotaan dan memiliki kualitas air yang jernih serta kuantitas air yang melimpah. Ada sebagian warga yang kebutuhan airnya dipenuhi tanpa pelayanan PDAM yaitu dengan memanfaatkan air dari sumur. Hal tersebut dikarenakan kualitas dan kuantitas yang lebih melimpah daripada air bersih yang bersumber dari PDAM Giri Tirta Sari. Dengan adanya pertumbuhan penduduk Kecamatan Wonogiri dari tahun ke tahun, akan sangat memungkinkan bahwa kebutuhan air bersih juga turut meningkat, dan tidak menutup kemungkinan rentan akan kelangkaan air bersih dari sumur bawah tanah ketika musim kemarau.
52
Sistem Jaringan Persampahan
" "
persebaran TPS trayek truk sampah
" " "
" "
Menuju TPA
""
"
"
"
Sistem persampahan di Kota Wonogiri dilakukan dengan cara mengumpulkan sampah yang kemudian diangkut oleh petugas kebersihan dari dinas pekerjaan umum menuju TPS setempat. Masyarakat mengumpulkan sampah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di tiaptiap kelurahan seperti di TPS Pasar Kota Wonogiri, Giripurwo; TPS Lingkungan Bauresan, Giritirto; TPS GOR Giri Mandala, Wuryorejo; dan TPS Kajen, Giripurwo. Sampah dari tiap-tiap TPS tersebut kemudian diangkut menuju ke TPA Ngadirojo.
53
Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan !
!
! !
! !!
!
!
!
!
!
! !
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
! !
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
! !
!
!
! !
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!! !
!
! !
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
! !
! !
!
!
! !
!
!
!
!
! !
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
! !
! ! ! ! ! !! ! ! !! ! !
!
!
!
!
!
!
!
!!
! !
! !!
!
!
!
!
!
!!!
! !
!
!
!
!!
! ! !
!
! !
!
!
! ! !
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
! !
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
! !!
!
!
!
!
!
! !!
!
! !
!
!
! !
!
!!
! !
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
! !
!
! !
!
!
!
!!!
!!
!
! !
!
!
!
!
! ! !
!
!
!
!!
!
!
! !
!!
!
! !
!
!
!
! !
!
!
!
!
! !
! ! !
! !
!
!
!
! !
!
! !
! !!
!!
! !
!
! ! !
! !
!
!
!
! !
! !
! !
! !
! ! !
!! !!
!
!
!
!
!
! !
!
! !
! ! !
!
!
!
!
! ! !
!
!
!
! !! ! ! ! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!!
!
!
!
!! !
! !
!
!
!
! !
! ! !
!
!
!!
! !
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!! !
!
!!
!
!!
!
! ! !
! !
!
!
!
!
!!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!!
!!
!
!
!
!
! !
!
!
! ! ! !
!
!
!
!
!!
!
!
! ! !
!
!
!
!
!
! !
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!!
! !
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
! ! ! !
!
!
!
! !
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
! !
!
!
!
! !
! !
!
! !
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
! !
!
!
! !
!
!
!
! !
!
!
! !
!
! !
! !
!
!
!
!
! !
!
!
!
! !
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
! !
!
!
!
! !
!
!
!
! !
!
! !
!
!
! !
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
! !
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
! !
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!
! ! ! ! ! !! ! ! !
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
! !
! ! !
!
!
!
!
!
!
! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !
! !
!
!
!
!
!
!!
!
! !!
!!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!!
!
!
! !!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
! ! !!
!
!!
! !
!
!
!
!!
!
!
!!
! !!
!
!
!
!!
!
! ! ! ! !! ! ! ! !! ! ! ! !
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! ! ! ! !
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
! !
! !
!
!
!
!
!!
!
!
!
!!
!!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!!
!!
!
! ! ! !
!
!
!
! !!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
! !
! !
! !!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
! !
!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!!
!
!
! ! !
!
!
!
!!
! !
!
!
!
!
!
!
! !
!
! !!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!! !
!!
! !
!!
!
!
!
! !
!
!
! !
!!
!
!
!
!!
!
! ! !!
! ! ! !
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
! !
!
!
!!
!
! ! ! !
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!!
! ! !
! ! !
!
! ! !!
!
! !! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
! !
!
!
! !
!!
!!
!!
!
!
!!
!
! !
!
! !
!
!
!
!
! ! ! ! !
!
! !
!
!
!!
! ! !
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!!
!
!
! !
!
!!
!
!!
!
!
! !
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
! !
!
!
!
!
! ! !!
!
!!
!
!
!
!! !!
!
! !
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
! ! !
!
!
! !
! !
!
!!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
! !
! ! !
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
! !!
! ! !
! !
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
! !
!
! ! !
!
!
!
!!
!
!
!! !! ! ! ! ! ! ! ! !! ! ! ! !! ! !!
!
!
!
!
!
!
!! ! !
!!
!!
!
! !
!
!
!
!
!! !
! !
!
!
! ! ! !!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
! ! ! !!
!! !
!
!
! ! ! ! ! !!
!
!
!
!
!
!
!
! !
! ! ! ! !
!!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
! ! !
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
! !
!
!
! !
!!
!
!
!
!
!
!
!
! !!
! ! !
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
! ! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!!
!
!
!
jaringan listrik sekunder
!
!
!!
!
!
! !
!
!
!
!!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!! !
!
jaringan listrik primer
!
!
!
!
! !
!
!
!
!! !
!
!
!
!
!
!
! ! !
!
!
!!
!
!
! !
!!
!
! !
!
!
! ! !
!
!!
!
!
! !
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
! ! !
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !!
!
!
!
!
!
! ! ! !
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
! ! ! ! ! !
!
!
!
!
!
!
! !
!
!!
!
!
!!
! !
!
!
!
! ! !
! !
!
!
!
! ! ! ! ! ! ! !
!
!
! !
!
! !!
!
!
!
! !
!
!
!
!
! !
!
! !
!
! ! !! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
! !
!
!
! !
!
! ! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! ! ! !
!
!
!
!
!
!
! ! ! !
!
!!
!
!
!
!
! ! ! !
!
!
!
!
!
!
!
! !
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!!
!
! !
terlayani IPAL
!
! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! !
!
! ! ! ! !
!
!
! ! ! ! !
!
!
!
tidak terlayani
!
!
!
! !
! !
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
area pelayanan
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
Sistem Jaringan Sanitasi
!
!!
!
!
!
!
!
! !
!
! !
!
!
!
!
Sistem jaringan sanitasi yang digunakan di Kota Wonogiri adalah sistem septik tank dan IPAL, yaitu dengan memanfaatkan jaringan pipa untuk digunakan sebagai saluran air limbah rumah tangga. Limbah yang dihasilkan di kota Wonogiri berupa limbah domestik dan tidak terdapat limbah berbahaya beracun karena hanya terdapat industri kecil skala rumahan yang limbahnya tidak berbahaya. Layanan IPAL di Kota Wonogiri belum menjangkau seluruh kota, dan hanya melayani tiga kelurahan saja yaitu Kelurahan Wonokarto, Kelurahan Giripurwo, dan Kelurahan Wuryorejo.
Sumber energi listrik di Kota Wonogiri berasal dari PLN area Surakarta. Layanan pendistribusian listrik sudah menjangkau kota Wonogiri secara keseluruhan. Jaringan listrik yang ada mengikuti jalan utama dan jalan lokal kota Wonogiri.
54
PETA JANGKAUAN PASAR KOTA WONOGIRI
Kota Wonogiri memiliki tiga buah pasar umum yaitu Pasar Wonokarto di Kelurahan Wonokarto, Pasar Sidorejo di Kelurahan Wonoboyo dan Pasar Kota Wonogiri yang terletak di kelurahan Giritirto dan Giripurwo . Pada July 2016, total penduduk kota Wonogiri sejumlah 51.165 jiwa. Luas total kedua pasar di Kota Wonogiri 9.236 m2 dengan jumlah pedagang 1.533. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, kota Wonogiri belum mampu memenuhi 10.000 m2 standar luas minimum pasar, sehingga harus ditambah luasnya menjadi minimal 10.000m2. Barang â&#x20AC;&#x201C; barang yang dijual di pasar Wonogiri umumnya berasal dari luar kota seperti kota Semarang, Sukoharjo dan daerah lainnya. Pasar ini melayani kebutuhan penduduk skala regional, dan merupakan pusat perbelanjaan dan niaga paling besar dan utama di kota ini.
60
Analisis Sarana Ruang Terbuka
-Lapangan
Ruang terbuka Kota Wonogiri teridiri dari alun-alun kota, taman kota, lapangan, RTH pinggir sungai, kebun dan sawah, pemakaman umum, serta bukit Gandul.
Lapangan olahraga di Kota Wonogiri persebarannya sudah cukup merata. Di setiap kelurahan dan desa di Kota Wonogiri sudah memiliki lapangan olahraga sendiri. Contoh lapangan olahraga yang sering digunakan oleh masyarakat adalah Stadion Pringgodani di Kelurahan Wonokarto.
-Alun-alun Lapangan Giri Krida Bakti atau alunalun Kota Wonogiri merupakan salah satu ruang terbuka yang banyak digunakan masyarakat. Alun- alun Kota Wonogiri biasanya ramai digunakan pada hari kerja di sore hari sebagai tempat masyarakat berolahraga dan terdapat beberapa aktivitas pedagang kaki lima. Khusus pada MInggu pagi, alun-alun Kota Wonogiri menjadi tempat berkumpul warga kota karena diadakannya kegiatan mingguan Car Free Day.
-Ruang Terbuka Hijau Pinggir Sungai Ruang terbuka hijau pinggir sungai di Kota Wonogiri berupa sepadan yang terletak di pinggir sungai Bengawan Solo dan di sepanjang anak sungainya
PETA RUANG TERBUKA HIJAU KOTA WONOGIRI
-Taman Kota Di Kota Wonogiri terdapat dua taman kota yaitu Taman Selopadi dan Taman Kota Wonogreen. Taman Selopadi terletak di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Giripurwo. Dilihat dari pemeliharannya, taman ini cukup terawat namun masih belum dapat menarik minat masyarakat sehingga pemanfaatan taman ini tidak optimal. Taman Kota Wonogreen terletak di Kelurahan Wuryorejo. Taman ini merupakan fasilitas sosial dengan skala regional, namun terletak di jalan lokal. Pemanfaatan taman ini juga masih kurang optimal dikarenakan kondisi taman yang kurang terawat dan letaknya yang sulit dijangkau masyarakat luas.
61
RTH Alun-alun Bukit Gandul Kebun Lapangan Pemakaman umum RTH pinggir sungai Sawah Taman Taman Wonogreen
ANALISIS POLA & STRUKTUR RUANG PETA STRUKTUR RUANG KOTA WONOGIRI
! 5 ! 3" 4! 4 ! 4 ! 4
4 " ! 4 4 "
! 4! 4 ! 4! 4
! 3 4 "
! 5 ! 5 3! ! 6" 4
4 3 !4 ! 5 " " 1 " 1! " 2 5 ! 5 ! ! 4" 5 ! 4 ! 4 ! 4 ! 4 4 4 4! ! 4 " ! ! 4! 4! 4 ! 4! 4 4! 4! 8 ! 4! ! ! 4! 4 4 ! ! 4! 44! 4 5 4 ! ! " 4 4 ! 4 ! 4 ! 4 4 ! 4! 4! 4! 4! " 4! 4! 4! 4 ! ! 4! 4! 4! " 7 ! 4! 44! 4 4! 4! ! 5 ! 4! 4! 4! 4! 4! ! 4 4! ! 4! 4! 4 44 44 4 ! 44! 4 4 ! ! 4 4 4! ! ! 4! ! ! 44! ! 4! 4! ! 4 4! ! ! 5! 5! 4! ! 4! 4! ! 4! 54 ! 4! " 1 " ! 4! 4 4! 4! 4! " 2 44! 4! ! 4 4! 4! ! 4 4 ! 4 ! ! 5 4 1 ! 4 ! 5! 5 4 ! ! 4" 4! ! 4 ! 3 4" ! 4 ! 4 ! 4 ! 4 44 ! 5 4 " ! 54 4 ! ! ! ! 4 3 ! ! 4 ! 4 ! 5! ! 4 5 ! 4 ! 4 ! 4 ! ! ! 4! 4 6 4 ! 4 ! ! 4! 4 3! ! 4 4! ! 4! ! 4 4 4! ! 4 ! 44 4! 4 5 ! 54! ! 4 !! ! 4 4 ! ! 4 ! 5 4 4 ! 4 ! ! 4 3! ! ! 4! 4!! ! 4 4 4 6 4 " 4! ! 4 ! 4! ! 4 ! 4 ! 4 4! 4 ! 4 ! ! 4! 4! 5 ! 4 4 4! 5 ! 4 ! ! ! 5 4 ! 4 ! ! 4! 4 ! 4! 5 ! 4! !! ! 4 4 4 3 ! ! ! 4! 4! ! ! 5 ! 4 4! 4 4 45 4! ! ! 4! 5! 4 4 4! ! 2" 5! ! 5 ! 4! 44! ! 3! 5! 4 4 ! 5 4! 4! 4 4! ! ! 44 ! ! 4 ! ! 44! 5! 5 4 5! 5 ! 5! ! 5 4! ! ! ! 4! 3 4! 4! ! 4! 5! 4! ! 44 ! 4 4! 4 ! 4! ! 4! 4 4 ! ! ! 4 4 4 !! 5 4 ! ! 4! 4 5! 4 4 4 ! 4 4! 4! ! ! 4! 4! ! 5 ! ! 4! ! ! 4! ! 5 4! 4! 4 44 4! ! ! 5! 5! ! 5! ! 4 ! 5 4! 6! 44! 44 4! 4! 4! 4 ! 4! 4! 4 4 4! 5 ! ! 4! 4 4! 4 ! 4! ! 4! 5! 4 4 ! ! ! 4! 4! " ! ! ! 4! ! 3 4 3! 4 4 ! 6! ! 4 ! 4! 44! 5 ! ! ! 4 4! 4! 4 !! 4! ! 4 ! 4! 3 5 ! 4 ! 4! 4! ! 4 ! 4! ! 44! ! ! 4! 2! 3 ! 4! ! ! 4 3 4 6 ! ! 4 4 ! 4 ! 4 ! 4 ! 4 ! 5 5 4 ! 4 ! ! 5 4 4!! 5 4 ! ! ! 4 4 ! 5 ! 4 ! 5 4 ! ! 5 ! 4 ! 4 3 4 ! ! 4 4 ! 5! 5! 4! 4 " ! ! 4 4 4! " 4 4! ! ! 4 4! ! " 4 4! 1! 5 4 ! 4! 5 3 ! 4 ! ! 4! ! ! ! 4! ! ! 4! 44 ! 4 4! ! 4! 4 4 4 4 " 2 ! 3 9! 6 " 4! 4! 4! 54 ! ! 4 4 ! 4! ! ! 4 44! 4 4! 4! " 4! 4 9 ! ! ! 4 4 6 ! ! ! 4 4 3 ! ! 5 ! 5 4 4 ! 4 4 ! 4 2 4! " 9 " ! 4! ! 4 ! 4 ! ! 3 5! 4! " 9 !4!!4 1 4" 4 0" 4! ! 2 4 ! !5 ! ! 5 ! 4! 4! 4" 4" 4" 4 4" " ! 44! 9" 9" " 9 " 6" ! ! " 45! 4 ! 9 9 ! 4 ! 4 3 ! ! ! " 4! 3 ! 4 1 ! 4 4 ! " ! 2 4! ! 4 ! 3 ! ! 4 4 ! 44 ! 4" ! 1 ! 4 4 1 " ! " " 9 3 3 ! 4 " 2 ! 4 ! ! 4 ! 4 5" " 2! ! 9" 4 45! ! 5! 4 ! ! 4 4 ! " 3! 3! 3 ! 4 44! ! ! ! 5 ! 3 4 4 ! 5 6 4 ! 4 " 1 " 5 4! ! 44 ! ! 5 2! ! 4 43 ! 4 4! 4 5 ! 4 ! 4 " ! 3" 4 ! 4 3! 6 ! 4 ! ! " 44 4 45 ! ! 4! ! 4 ! ! 4! ! 4 ! 5! 4 4 ! 4 4 ! 5 ! ! 3 33 " 2 ! 44" 2! !4 ! 5 2 ! 4" 8 ! 45 ! 4 4 ! 4 ! ! ! 4" 45! ! 4 ! ! 4 3 ! 3 4! ! 44 ! 4! 4! ! 4! ! 4 4! ! 4 5 ! 4 4 ! ! 454! ! 4 ! 4 5 LEGENDA ! 4 4 5" ! 4 ! 4 ! ! 4 ! 4 ! 4 ! 3 4! ! ! ! ! 5 6 3! ! 4 6! 4! 4! batas kota kepolisian, 4 ! 4 5" 3! ! 4 ! 4 ! 2 3! regional 4! 3 45 sungai " 2!5! 3! 5! ! ! 44 3 ! ! 5! militer, 3 ! ! 4 3! waduk 9 4! ! 4" ! 4 ! regional 4 ! 4 ! ! 3 5 ! 4 ! 6 ! 3 prasarana " 7 5 ! 4! ! 5! pemda, ! 4 transportasi 4 ! ! 4 3 regional ! 4 ! 5! 4! ! 4 4 Stasiun, ! 4! 4! ! 4 ! 4 ! 4 ! 4 4 4 perusahaan !! " 1 Stasiun ! 4 4 ! 5! 54! ! 4 daerah, 4 ! 4 ! 4 ! 2 Terminal regional ! 3 Induk, 4 " ! 4 ! 4
! 4 3!
! 4 4 ! 4!
4 ! 4 ! ! 6
" 2 Terminal
"
! 4
4 ! " 4! 4! 4
! 4 ! 4! 4
! 4 ! 4! 4 ! 4 ! 4 ! 3 ! 4 ! 3
Induk Terminal Angkutan
! 3 Kota, Terminal
Angkutan Kota
4 ! 4! ! 4
! 3
sarana pemerintahan
1 bupati, " regional kantor
2 "
kantor kecamatan, regional
! 3
kantor kelurahan, lokal
4 dinas, " regional 5 badan, " regional 6 dprd, " regional
" 7 " 8 " 9 " 0
rumah
" tahanan, regional
sarana ruang terbuka
1 "
regional, lapangan stadion
! 2 lokal, taman ! 4 lokal, lapangan ! 3 lokal, pemakaman sarana perdagangan & jasa
sarana pribadatan
1 regional, " masjid agung " 2 regional, gereja ! 3 lokal, masjid ! 4 lokal, gereja
sarana kesehatan
regional, " 1 rumah sakit ! 3 lokal, posyandu ! 2 lokal, puskesmas
sarana pendidikan
regional, " 1 akademi " 2 regional, sma " 3 regional, smk
komersil, "1 regional ! 4 lokal, tk 5 lokal, smp 2 jasa, regional ! " ! 6 lokal, sd 3 " pasar, regional
komersil, ! 4 lokal ! 5 jasa, lokal
jalan arteri jalan kolektor jalan lokal
Analisis Struktur Ruang Kota Wonogiri Struktur ruang menunjukkkan hubungan fungsional secara hierarkis antara pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Analisis struktur ruang ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesesuaian peletakan fasilitas dengan jalan. Pusat-pusat pelayanan Kota Wonogiri sudah cukup menyebar, namun cenderung berpusat di koridor utama Kota Wonogiri yaitu jalan A. Yani, jalan Jendral sudirman, dan jalan Diponegoro. Mengenai hirarki pelayanannya, pusat pelayanan di kota Wonogiri dibagi menjadi dua yaitu pelayanan regional dan lokal. Pelayanan regional meliputi pasar, rumah sakit, swalayan, stadion, akademi, stasiun, terminal, dan SMA. Sedangkan pelayanan lokal meliputi kantor kelurahan, SD, SMP dan pertokoan kecil. Jika dilihat dari peta struktur ruang di atas, terlihat beberapa pusat pelayanan yang letaknya kurang sesuai, yaitu : 1.
SDN 3 Wonogiri terletak di jalan arteri sekunder yaitu jalan Jendral Sudirman. Peletakkan sekolah dasar ini kurang tepat karena untuk anak seumuran SD masih rawan keselamatannya apabila area bermain dan belajarnya di jalan arteri.
2.
Beberapa dinas, perkantoran, dan hotel yang memiliki skala pelayanan regional terletak di pinggiran lokal dan di dalam kawasan permkiman, sehingga selit diakses oleh masyarakat.
3.
Penempatan sarana olahraga yang berupa GOR yang berskala regional di jalan lingkungan dianggap tidak tepat sehingga memiliki aksesibilitas yang kurang baik.
62
PETA POLA RUANG KOTA WONOGIRI
pola_ruang Kesehatan Lindung Pendidikan Perdagangan dan Jasa Perkantoran Permukiman RTH
Analisis Pola Ruang & Intensitas Ruang Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kota yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan untuk fungsi budidaya. Pola ruang eksisting Kota Wonogiri terdiri dari kawasan lindung, yaitu kawasan Bukit Gandul dan sekitarnya, serta kawasan budidaya yang terbagi menjadi fungsi permukiman, kesehatan, pendidikan, perkantoran (instansi pemerintahan dan swasta), perdagangan dan jasa, serta ruang terbuka hijau. Pada peta pola ruang Kota Wonogiri dapat dilihat bahwa fungsi kawasan ruang budidaya yang mendominasi adalah fungsi permukiman. Fungsi perdagangan dan jasa cenderung terdapat di sepanjang jalan arteri sekunder Kota Wonogiri yaitu Jalan A. Yani, Jalan Sudirman, dan Jalan Diponegoro yang juga merupakan koridor strategis dan jalur perhubungan nasional. Fungsi perkantoran dominan terdapat di Kelurahan Giripurwo dan beberapa tersebar di Kelurahan Wonokarto, Giriwono, Wuryorejo dan Desa Bulusulur. Fungsi pendidikan tersebar cukup merata, yaitu terdapat di setiap kelurahan dan desa. Fungsi kesehatan terdapat di Kelurahan Giriwono, yaitu RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso. Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH), yang terdiri dari RTH pinggir sungai, terdapat di sepanjang Sungai Bengawan Solo dan sungai-sungai kecil, lapangan, taman, permakaman umum, sawah, serta kebun yang dominan terdapat di Desa Bulusulur. Intensitas pemanfaatan ruang di Kota Wonogiri di dominasi oleh fungsi permukiman yang terbagi dalam 6 kelurahan dan 1 desa. Intensitas fungsi permukiman dapat mencapai 6-7 layer dari jalan utama Kota Wonogiri. Intensitas fungsi perdagangan dan jasa cenderung tumbuh 1-2 layer di sepanjang jalan A. Yani, Jalan Sudirman, dan .Jalan Diponegoro yang juga merupakan koridor strategis dan jalur perhubungan nasional.
63
Sesuai dengan analisis kami, kota Wonogiri memiliki dua potensi, yakni:
1. Ibukota Kabupaten Kota Wonogiri merupakan Ibukota Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Tentu saja dengan menjadi Ibukota Kabupaten semua hal yang menyangkut dengan layanan administrasi pemerintahan terjadi di kota Wonogiri. Hal ini menimbulkan banyak penduduk dari Kabupaten Wonogiri datang ke Kota Wonogiri sehingga terjadinya demand kebutuhan meningkat juga penyediaan supply kebutuhan. Olehkarena itu, dengan potensinya sebagai Ibukota Kabupaten dapat meningkatkan pendapatan ekonomi kota. Apabila kota Wonogiri bukan sebagai Ibukota Kabupaten maka akan kota Wonogiri akan sulit berkembang karena tidak adanya instansi pemerintahan yang mana dapat membuat kota kehilangan sumber pendapatan terbesar juga masyarakat kehilangan pekerjaan. Selain itu, fasilitas pendukung regional ibukota tidak ada.
Potensi Potensi
adalah semua sumberdaya yang dimiliki kota yang dapat menggerakan suatu kota ke arah yang lebih baik. Jika potensi tersebut dihilangkan maka dapat menyebabkan kelumpuhan suatu kota.
Peta Persebaran Sarana Pemerintahan Kota Wonogiri
100%
Jasa-Jasa
420.725,13
159.763,45
477.364,31
169.749,86
a. Pemerintahan Umum
349.928,44
126.843,55
396.451,42
134.332,29
b. Swasta
70.796,69
32.919,90
80.912.89
35.417,57
PDRB
1.013.900,91
411.192,65
1.154.781,61
439.140,09
90%
80%
41,49
41,33
Tabel: Penghasilan PDRB dari sektor jasa-jasa
Jasa-Jasa
70%
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 60%
6000 5261
Pengangkutan dan Komunikasi 6,11
6,23 Perdagangan, Hotel dan Restoran
5000
50% 14,65
15,71
40%
Bangunan
4000 Listrik, Gas, dan Air Bersih
3234 9,7 30%
9,61
3000 Pertanian
6,91
3142
Industri Pengolahan
2643
2529
6,86
20%
2000 1497
1402 10%
18,5
17,62
1000
2013
2014
0
0%
Struktur PDRB Kota Wonogiri Tahun 2013 dan 2014
1315
982
46 Tani
Nelayan
Pengusaha
Buruh Bangunan
Buruh Industri
Pedagang
Pengangkutan Pegawai Negeri ABRI/ POLRI
Pensiunan
Data Ketenagakerjaan Kota Wonogiri
64
2. Koridor Strategis (Jln. A. Yani, Jln. Jendral Sudirman, dan Jln. Diponegoro) Selain sebagai Ibukota Kabupaten, kota Wonogiri memiliki potensi lain yakni koridor strategis. Mengapa demikian? Karena perdagangan dan jasa terus tumbuh mengikuti koridor yang ada yakni Jalan Ahmad Yani, Jalan Jendral Sudirman, dan Jalan Diponegoro. Dengan adanya koridor strategis ini membuat lowongan kerja meningkat sehingga kegiatan ekonomi semakin intens hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan hidup penduduk kota Wonogiri. Namun, koridornya mati maka dapat memperhambat pertumbuhan kota. Hal ini disebabkan oleh Kebutuhan masyarakat yang sulit terpenuhi, PDRB menurun, Pedagang kecil sulit mendapatkan barang, Lapangan pekerjaan berkurang, dan Terputusnya jalur perhubungan nasional.
Peta Struktur Ruang Kota Wonogiri
NGAWI
MADIUN
PONOROGO
PACITAN
Peta Konstelasi Kota Wonogiri terhadap Kota Lain
65
Masalah Selain potensi, di Kota Wonogiri juga terdapat masalah yakni kurangnya daya tarik di Kota Wonogiri yang menyebabkan terjadinya tren migrasi keluar oleh penduduk kota wonogiri dan minimnya investasi. Migrasi keluar yang terjadi menyebabkan berkurangnya SDM yang berkualitas sehingga industri di Kota Wonogiri kekurangan tenaga kerja. Selain itu, minimnya investasi menyebabkan tidak adanya bantuan teknologi pendukung infrastruktur seperti buruknya pengolahan drainase dan sanitasi.
Pohon Masalah Kurangnya daya tarik di Kota Wonogiri Tren migrasi keluar oleh penduduk Kota Wonogiri
Minimnya investasi
SDM berkualitas berkurang
Minim pembangunan sektor ekonomi di dalam kota (komersil dan rekreasi)
Tidak adanya bantuan teknologi pendukung infrastruktur
Industri di Kota Wonogiri kekurangan tenaga kerja
Buruknya pengolahan drainase
Buruknya pengolahan limbah
Mayoritas masyarakat menghabiskan uang di luar kota Berkurangnya jumlah uang yang berputar di dalam kota
Kota Wonogiri belum memiliki pengelolaan infrastruktur ramah lingkungan dan belum mampu menjalankan fungsi sebagai PKL dengan optimal
Sektor potensial tidak berkembang
Banjir di perkotaan
Selain itu, juga terjadi minimnya pembangunan pada sektor ekonomi di dalam kota, yakni komersil dan rekreasi sehingga berkurangnya jumlah uang yang berputar di dalam kota. Berangkat dari kurangnya daya tarik di Kota Wonogiri membuat kami mengambil kesimpulan bahwa Kota Wonogiri belum memliki pengelolaan infrastruktur ramah lingkungan dan belum mampu menjalankan fungsi sebagai PKL dengan optimal sehingga mengakibatkan banjir di perkotaan dan sektor potensial tidak berkembang.
100%
90%
80%
41,33
70%
60% 6,11
6,23
14,65
15,71
50%
5261
9,7
9,61
6,91
6,86
30%
5000 4000 3234 2643
20%
3142
Jasa-Jasa Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Pengangkutan dan Komunikasi Perdagangan, Hotel dan Restoran Bangunan
40%
6000
3000
41,49
Listrik, Gas, dan Air Bersih Industri Pengolahan
2529
10% 2000
1497
1402 982
1000 46
18,5
17,62
2013
2014
1315
0%
0
Sektor Potensial Tidak Berkembang
66
TERIMA K A S I H :)
Kelompok 2 Studio Analisis Kota Wonogiri
2
Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Departemen Arsitektur & Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2016
LAPORAN STUDIO ANALISIS KOTA WONO GIRI 2016