1 4 1 5
a compilation of words
‘1415’ is in exchange of the twelfth edition of Arbor Vitae, a compilation of messages from the executive board and in addition; national team and representatives from the tenure 2014/2015.
1415 EXECUTIVE BOARD AMSA-INDONESIA
Regional Chairperson ABDI MARANG GUSTI ALHAQ
Menjadi RC aku ibaratkan sebagai bibit yg tumbuh. Di awal kamu adalah bibit mungil yang disiram oleh petani petani tak kenal lelah. Petani tersebut adalah teman dan mitra kerjamu termasuk tim suksesmu. Kualitas yang ada di dalam bibit adalah dirimu dan apa yang kamu lakukan. Lalu perlahan kamu tumbuh, tumbuh semakin tinggi dan tinggi. Ketika kamu tumbuh ada saja angin yang menerpa. Semakin tinggi kamu tumbuh semakin kencang angin yang mengganggu. Tapi tetap, kamu masih ditemani oleh petani-petani yang setia membantumu. Tak ada waktu yg lebih indah dibanding waktunya panen. Karena panen berarti kamu memberikan buah kepada banyak orang. Kamu menghasilkan, kamu membahagiakan, dan kamu menjadi bermanfaat. Bahkan ketika
orang iseng melemparmu dengan batu, kamu membalasnya dengan buah. Tak lupa sang Pohon berterima kasih dan meminta maaf kepada para petani. Karena berkat mereka, ia adalah ia yang sekarang. Terakhir sang Pohon pun akan mati, diganti dengan bibit bibit mungil yang baru. Tugas terakhir sang pohon adalah menyisipkan nutrisi di tanah bekas ia berpijak lalu membiarkan bibit yg baru tumbuh dengan kuat. Terima kasih temantemanku dan musuhku. Berkat kalian aku adalah aku yg skrg dengan segala kebaikan dan keburukan yang ada dalam diriku. Aku minta maaf atas segala kesalahanku dan semoga yg aku lakukan dpt bermanfaat utk kalian. Kepada penerusku, selamat tumbuh menjadi pohon yg cerdas, tak hanya kuat tp juga pintar. Selamat memberikan buah, walau terkadang kau diberikan batu.
General Secretary ERNESTINE VIVI SADELI
Dearest Representatives and my AMSA's colleagues across Indonesia, Greetings from me! Halo teman-teman semua, tak terasa kita sudah sampai pada akhir kepengurusan kita yang sudah berjalan selama satu tahun ini. Pertama saya ingin mengucapkan terimakasih, karena sudah mendapatkan kesempatan yang baik untuk bisa melayani AMSA lebih dalam dan mengenal setiap pribadi dari AMSA-universitas lebih dekat lagi. Hidup adalah sebuah proses pembelajaran, seperti layaknya seorang bayi yang belajar merangkak, hingga akhirnya bertumbuh besar menjadi manusia yang independen, terampil dan dapat mengatur kehidupannya sendiri. Begitu pula yang saya alami selama menjabat sebagai General Secretary AMSA-Indonesia 2014/2015, susah senang, letih dan semangat telah saya lalui. Seperti perumpamaan yang saya tuliskan
diatas, saya belajar banyak di AMSA mulai dari merangkak, tidak tahu cara berorganisasi dan manajemen diri, hingga akhirnya bisa menjadi bagian dari AMSA-UPH, EAMSC 2015 yang bertempat di Indonesia, AMSA-Indonesia, maupun menjadi delegasi di acara konferensi AMSA International. Satu hal yang ingin saya sampaikan untuk teman sejawat semua bahwa, janganlah merasa ragu dan menganggap bahwa semua hal terjadi karena sebuah "kebetulan" belaka. Kebetulan itu akan datang bagi mereka yang sudah berusaha dan siap untuk menerima, terus maju dan berkarya serta pantang menyerah! Kalian boleh bermimpi tinggi akan sesuatu hal, tapi pastikan kalian memulainya dengan langkah kecil namun mantap dan pasti, niscaya akan tercapai impian kalian yang awalnya terkesan setinggi bintang di langit itu. Jangan menyepelekan suatu hal yang kecil, karena tanggung jawab yang besar datang dari bagaimana cara kita bertindak dari tahap yang kecil.
Setiap pekerjaan yang kita lakukan pasti ada resiko serta untung ruginya, entah merasa lelah atau merasa pusing karena banyaknya pekerjaan yang menumpuk. Tidak mudah untuk tetap keep in touch dengan teman-teman yang terpisah oleh jarak dan waktu, tidak mudah pula untuk tetap berkoordinasi disaat genting walaupun kadang jarak menghadang. Tapi satu hal yang pasti, when there is a will, there is a way. Percayalah, setiap pekerjaan itu pasti ada hikmahnya. Jangan sampai menemui suatu kesalahan malah membuatmu terpuruk, tapi kamu harus bisa bangkit kembali! Karena, orang yang hebat bukanlah orang yang tidak pernah salah dan gagal, tetapi orang yang hebat adalah orang yang bisa bangkit kembali dan belajar dari kegagalan mereka sebelumnya. Terimakasih, terimakasih, dan terimakasih yang ingin saya ucapkan untuk semua keluarga AMSA, mulai dari para Advisory Board, teman-teman Executive Board, para Representative beserta jajarannya dan anggotanya, terimakasih sekali lagi. Kalian hebat! Sebuah kehormatan bagi saya untuk bisa mengenal dan bekerjasama dengan kalian. Sebagai seorang manusia saya juga ingin meminta maaf apabila ada kesalahan baik dari perilaku maupun perkataan saya, layaknya pepatah "tiada gading yang tak retak", begitupun diri saya. Tetap semangat untuk belajar, walaupun itu dalam situasi tersulit sekalipun. Seperti pepatah dalam bahasa Finlandia yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris,
“Iron must be forged when it is hot. You should hammer your iron, while it is glowing hot; strike while the iron's hot." Akhir kata, selamat berpisah teman-teman! Setiap cerita pasti ada akhir, tetapi saya berharap bahwa hal ini hanyalah suatu awal baru untuk pertemanan sejati kita. VIVA AMSA! STAY Awesome Medical Students' Association! Blessings, Ernestine Vivi Sadeli General Secretary of AMSA-Indonesia 2014/2015
Treasurer RIFA’ATUL MAHMUDAH
Being the treasurer of AMSAIndonesia wasn't one of my dreams in AMSA.
When I was chosen, I felt happy yet scared. Scared of many things, especially the big responsibility that i have to carry. For me, the treasurer has the easiest and the least work compared to other EBs, so i often felt guilty because i have nothing to do while other EBs have lots of things to do. i felt even more guilty to the secretary of finance, yeah, the cost estimation in this tenure has increased about 30% from the last tenure. But i promised to my self that i will cut the cost as low as i can. At the end of this tenure, I want to say thanks to
the all representatives from AMSA-Universities for their cooperation in paying the membership fee. Most of AMSA-Universities paid it on time :) Thank you! And for the next treasurer, please cut the budget as low as you can, so AMSAIndonesia's money will overflow (haha!)
Secretary of Research and Advocacy HANUM SALSABILA
Hi, I am Hanum Salsabila, for those who don’t know that name, I am Ume. I would like to share a little of my impression during my tenure as Secretary of Research and Advocacy AMSA-Indonesia 2014/2015. I started my journey as a part of RnA Team last year with just a little knowledge on research and advocacy, I was taken care of by Dina, the previous Secretary of RnA. She teaches me a lot of things I couldn’t get in my university, from serious matter like research to gossips. That time, I thought that being national team was great; I feel that I gained too much knowledge already, I work hard enough already, and I almost think that it was enough. I was content. The next year when I became an Executive Board, I thought: if being national team was busy, then becoming an EB would be…disastrous, but then I realized that what came with that 'disastrous' condition were many things that I will probably never experience if I wasn’t an EB. I got even more knowledge than when I was in the national team; I got friends and family more than I ever have. It was hard but it’s worth it! Truth be told, it wasn’t that bad. I got 10 other people
who stay on the same boat as I do, we laugh together and cry together, I got 8 people who always support me, I got 8 people who share burdens with me, so It was so… lively! If you are with them, you will certainly feel like you could accomplish everything! It was true that in every bad thing there are always good things! A bunch of it! I know Research and Advocacy seems scary for everyone, like an alien coming down to invade earth, or it seems like I was chanting a spells in an unknown language that maybe doesn’t even exist in this universe. I really thank everyone who still stayed with me despite that. I really do hope that I have shared something with everyone, and I could hm… change a little perspective on research? Haha!
Come on guys, research is not that scary, it's just a bunch of words and numbers.
Forget it, this year was superb! I know, no word could express my gratitude for all representatives, academic officers and everyone that helped me through this tenure, I hope you could gain something from that. I am sorry for everything, I know I am bad with words, but I never mean any harm. And I wish the best of luck for the next tenure's Executive Boards and Representatives, I know everything will be hard, but strive for it and everything will be in your favors. BREAK A LEG GUYS!!!!! Mit allen Liebe in dieser Welt Ume
Secretary of Academic STEVEN PHILIP SURYA
Dear people of tomorrow, My Name is Steven Philip and you can call me Philip. I’m third year student form Atma Jaya Catholic University of Indonesia and this is also my third year in AMSA-Indonesia. AMSA is not just an organization for me; it’s what I call with home. I first knew about AMSA when I had orientation in my University. At first, I love AMSA because it has national and international academic activities. I joined Skill Development Division in AMSA-UAJ (it’s like academic team in AMSA-Indonesia) and my first national event I attended was IMSTC held by AMSA-Unsri. Since that time, I was actively involved in many competitions to increase my skill in academic competitions and joined in the Academic Team (ATeam) AMSA-Indonesia. I met many inspiring partners in crime in A-Team especially Fabianto Santoso as Secretary of Academic AMSA-Indonesia in that tenure. In the middle of the tenure, I was honored to be chosen as a general delegate to 27th EAMSC in Seoul, South Korea and watched all the academic presentations from other chapters. It was a really amazing experience and I got motivated to improve the academics in AMSAIndonesia. After I was chosen as Secretary of Academic in AMSA-Indonesia 2014/2015 tenure, I realized the reason I still join in AMSA is not about academic
activities anymore; it’s more than that. I found my second home in AMSAIndonesia. I learned a lot not only about knowledge, but lessons of life. I found my own reason why I’m still in AMSA in my third year in medical school, which is the most hectic time in pre-clinic phase before clerkship, and I believe you would find your own because they call it organization, we call it family. Lastly, I would like to thank to all members of AMSA-Indonesia and sorry to all mistakes I did during my tenure.
”What you do today is important because you are exchanging a day of your life for it” Regards, Steven Philip S.
Secretary of Finance AL IMROATUS SHOLIHAH
Assalamualaikum Wr.Wb. Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan yang begitu besar untuk saya kerjakan dalam satu tahun ini. Dalam satu tahun kepengurusan ini banyak sekali yang saya alami, mulai dari suka duka pengalaman dan teman baru yang saya dapatkan. Mulai dari mencari vendor yang begitu banyak dan yang paling murah, mendata semua pemesanan, sampai mengirimkan barang yang dibeli. Hal ini pasti tidak dapat saya lakukan tanpa bantuan finance team tercinta yang saya miliki, mereka bekerja keras untuk menjualkan merchandise AMSA-Indonesia. Bersyukur sekali saya memiliki mereka. Dalam satu tahun kepengurusan ini, saya dan finance team tidak hanya menjual merchandise saja, saya juga membantu mereka dalam evaluasi kesulitan yang didapatkan dan pelatihan proposal sponsorship.
Semoga apa yang saya berikan bermanfaat bagi finance team dan membuat mereka berkembang kedepannya. Berkat amanah yang saya dapatkan, saya mendapatkan banyak relasi baru, baik dari member AMSAIndonesia sendiri maupun pihak produsen yang terlibat dalam pembuatan merchandise AMSAIndonesia. Terimakasih juga saya ucapkan untuk seluruh member AMSA-Indonesia yang telah membantu membeli merchandise dan menyukseskan program yang saya kerjakan. Saya harap AMSAIndonesia kedepannya semakin Berjaya dan bermanfaat bagi anggotanya. Viva AMSA!
Secretary of Community Outreach AFRISKA CHANDRA PRATIWI YAQIN
Hello, I’m Afriska! But people call me Ata. All right, this is my third year of joining AMSA and I would like to share a little of my story as Secretary of Community Outreach AMSAIndonesia 2014/2015. Before becoming an EB, I was a community outreach team of AMSAIndonesia 2013/2014 under Michy’s tenure. At that time, I never thought to become an Executive Board. I really enjoyed my period of being the community outreach team. I got a lot of experience and Michy taught me many things and my love for AMSA grew stronger. Two months before open recruitment of Executive Board opened, I decided to sign up. Why? Well, I love AMSA from the very first moment I join it. I love the people inside it. I love how AMSA organized everything and developed myself. I want to contribute in AMSA, I want to be a decision maker, especially for the social projects. Determining and considering, which projects contain entertainment and have the best benefits for the community. I did not want to stop there. I want to contribute more to AMSA on my third year and one of them is becoming the Secretary of Community Outreach. The next year I became an Executive Board. The first impression was… very stressful, but I had other Executive Boards, with whom I shared happiness and sadness together. Do not think that being an EB is difficult. By becoming an EB, I
got a lot of things. I can meet friends who have different ideas, visit the cities I have never visited, got a very solid Community Outreach team, I can learn to manage time between my assignments as an Executive Board and as a medical student, I learned to organize a system, and got a family. Because AMSA is a complete package! You will get the things that will never be taught in medical school.
My third year in AMSA was very meaningful and changed my life and my way of thinking. I never regretted becoming an EB. I hope anyone who would later replace me in this position or who will become Executive Board of other divisions will be people who are capable of carrying AMSAIndonesia better yet, can provide benefits to his/her own self, others, and community. Time flies, the years have passed, many sweet memories and some bitter memories I feel here, at first I never expected to become an EB. I never thought that I would be given this mandate, a mandate that provided many lessons for me. Thank you AMSA-Indonesia
Director of AMSEP AMELIA VICTORIA TAMSIL
Hello people of tomorrow! 24 Februari 2013, kira kira pukul 04.30 pagi menjelang sholat subuh. Saya dipasangkan slayer biru AMSAUnhas oleh Putra Imanullah selaku Representative AMSA-Unhas saat itu dan resmi menjadi AMSA-UH 011-009. Slayer biru tersebut merupakan tanda saya telah diterima oleh keluarga besar AMSAUnhas dan AMSA-Indonesia. Awalnya kesibukan saya di akademik dan urusan kampus lainnya membuat saya tidak terlalu aktif di AMSA. Hingga pada Juni 2013, AMSA-Unhas menjadi Host untuk AMSEP Indonesia for Taiwan. Saat itu, saya diberikan amanah untuk menjadi Koordinator LO, Akomodasi dan Transport. Jabatan yang memaksa saya untuk harus ada terus mulai dari delegasi membuka mata sampai delegasi menutup mata dan membuat saya merasakan langsung keseruan AMSA. Setelah AMSEP yang di Host oleh AMSAUnhas, saya berangkat untuk menjadi delegasi AMSC 2013 Malaysia. Saya belajar banyak pada acara ini dan bertemu dengan
banyak orang baru. Kedua acara ini akhirnya membuat saya untuk memilih betul betul aktif di AMSA. Awalnya, saya jatuh cinta pada AMSA karena pendelegasiannya. Namun seiring berjalannya waktu, saya belajar AMSA membuat berbagai hal menjadi “AMSA�. Maksudnya, ada beberapa kegiatan yang cukup saya hindari namun AMSA membuatnya jadi menyenangkan. Contohnya Social Activity ataupun mengikuti lomba lomba yang sebelumnya tidak pernah saya terpikir akan ikut lomba video atau sejenisnya. Di dorong oleh rasa nyaman ini, akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar menjadi Executive Board AMSA-Indonesia. Dengan harapan saya bisa tetap aktif dan memberikan kontribusi di AMSA. Saya tidak pernah berhubungan langsung dengan hal-hal mengenai AMSEP, bahkan menjadi delegasi AMSEP pun saya tidak pernah. Namun saya belajar,dan saya akhirnya terpilih untuk menjadi Director of AMSEP 2014/2015. Dari awal terpilih tujuan saya adalah saya
ingin membuka kesempatan AMSEP yang sebanyak-banyaknya untuk seluruh member AMSA-Indonesia. Saya ingin agar seluruh universitas member kita bisa memiliki kesempatan untuk merasakan AMSEP. Saya memang berhasil membuat begitu banyak kontrak dengan Negara lain, bahkan dengan 4 negara baru. Namun, ternyata belum member yang menjadi delegasi atau universitas yang menjadi Host masih belum bervariasi dikarenakan begitu banyak alasan. Saya masih tetap berharap Director of AMSEP selanjutnya dapat melanjutkan keaktifan AMSA-Indonesia di Internasional dan dapat merangkul member AMSAIndonesia dari district 1-6. AMSA telah mengubah saya menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya, mengubah saya menjadi orang yang lebih peduli dengan sekitar, dan menjadi orang yang mampu berpikir lebih terbuka dibanding sebelumnya.
Tapi yang terpenting adalah AMSA memberikan saya keluarga baru. Sejak dari Slayer tersebut terpasang pertama kali di leher saya hingga hari ini saya mengenakan jas Abu-abu, tidak pernah sekalipun saya menyesali keputusan saya untuk mendaftar menjadi anggota AMSA dan untuk menjadi member yang aktif. Untuk seluruh member AMSA-Indonesia, saya ingin mengucapkan terimakasih atas seluruh kerjasama kita selama ini, seluruh memori yang telah tercipta dan hubungan yang telah terjalin. Semoga kita tetap satu keluarga, yaitu keluarga AMSAIndonesia.
Liaison OďŹƒcer for Non-Governmental Organizations NARISHA SMARADHANTIA
Halo semuanya! Ga kerasa udah hampir setahun semenjak diberi amanah sebagai Liaison Officer for NGO AMSAIndonesia 2014/2015. Ada banyak banget suka dukanya.. Awalnya aku pikir menjadi LO for NGO itu simple dan ga ribet ternyata engga sama sekali. Mulai dari searching di internet tentang NGO apa aja yang ada di Indonesia sampai udah hubungin NGO, udah online meeting, eh taunya mereka deal sm organisasi lain. Tapi walaupun begitu jadi LO for NGO itu ada enaknya juga. Kita jadi bisa kenalan sama banyak orang selain anggota AMSA. Kita juga dapat pengetahuan tentang program-program inovatif yang ternyata ada dan dilakuin sama NGO lain loh! Itu dia kenapa sampai kerjasama dengan NGO ini sangat penting buat dilakuin. Selain menambah teman, kita juga bisa mencari inspirasi untuk kegiatan AMSA khususnya untuk AMSA universitas,
selain itu dengan melakukan kerjasama dengan NGO ini kita dapat membantu
masyarakat dan memperkenalkan AMSA-Indonesia ataupun AMSA universitas kepada masyarakat luas. Aku mungkin punya banyak kekurangan ketika menjadi LO for NGO AMSA-Indonesia tapi aku sangat berharap untuk ke depannya akan lebih banyak lagi AMSA universitas yang aware dan mau bekerjasama dengan NGO di daerah sekitar mereka. Kalau kemarin kerjasamanya melalui district project aku harap kepengurusan berikutnya melalui kegiatan antar AMSA universitas dengan NGO. Aku mau mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota AMSAIndonesia yang telah berpartisipasi dalam bekerjasama dengan NGO dan juga aku mau ngucapin banyak terima kasih sama orang-orang yang telah banyak membantu selama hampir setahun ini, terutama kepada para Ambassador of Public Health AMSA-Indonesia, Inggrid, Ressy, Ayu, Nana, Thalia, Dina dan Inin. Tanpa kalian aku ga bisa apa-apa. Thank you my SNSD! Thank you AMSAIndonesia!
Secretary of Publication and Promotion JEVONDA EDRIA BAMITHA
Hi people of tomorrow! Just saying that I shouldn’t even begin writing in this book because I edit it myself! Yes, I’m Jeje/Jepo/ Jevo/Popo or whatever name you want to call me and I am the editor of ‘1415’ a.k.a the Twelfth Edition of Arbor Vitae. With humongous gratitude, I am glad to say that this is my last Arbor Vitae and I have finished my days as the Secretary of Publication and Promotion for AMSA-Indonesia. My years in AMSA were well-spent. Too many memories, too many places, too many people, too many experiences, I am indeed too much indebted to AMSA-Indonesia! H o n e s t l y , A M S A i s t h e fi r s t organization that I joined in and it feels good to watch it (and me, myself) grow since the first time I joined. Going into the topic of PnP, I believe that PnP isn’t deemed very important in many organizations, but AMSA isn’t like that. In AMSA, we take PnP to the highest limit it can go, and if it couldn’t, we make sure that it will. I am seriously very lacking; I lack skills, I lack time-management, I lack in almost everything, I guess. This is why I am glad to be able to join AMSA, moreover PnP the field that I like most. I learn to little by little cover them up with the help of so many people. You should try this!
On to the thank you messages. From the bottom of my heart, I really want to thank AMSA-Indonesia’s members as whole. I want to thank my Executive Board members, I love you guys too much! Also I want to thank my PnP puzzle fitters, District SUPERvisors; Shali, Emily, Gezta, Izhar, Zain, Alvin, Adhe and Rara, also kak Auk, the greatest PnP mentor (thank you for the free consultations!) Lastly, I want to apologize for every unpleasing things or job that I have done, everything in this tenure will be a huge source of reference for me! My seniors in AMSA-UKI said this, this is something I keep and will never forget in my entire life:
Kalau udah nyemplung dan basah, berenang sekalian If you are involved in something, do it all out! #dearnewAMSAmembers
With limitless gratitude and love, Jevonda Edria Bamitha
Secretary of Membership and Development JANICE TANUMIHARDJA
When I first read my name in the announcement mail, anxiety came over me and I doubted myself. A year seemed like a very long period, will I be able to stay committed throughout the year? The tenure started, and the workload was as I expected. Programs and problems came and went side by side. What I didn’t expect was that all that happened shaped me so much that I am no longer looking from the same eyes.
though I thought membership and development equals to internal. But of course, the best of all is that I joined a new family called Executive Board of AMSA-Indonesia 2014/2015. Passing through hardships and fun time together, I really believe that this is the best “mess” I got myself into.
To my dismay, people develop an image of an ideal Secretary of MnD, and they came to me dictating how I should and shouldn’t be. The reason kicked in to me pretty soon as I r e a l i z e d fi r s t h a n d t h a t t h e experience is shaving me into an MnD. Heaps of decisions to be made let me grow to be more critical. It is much easier now for me to approach people and do a public speaking. Hence, please don’t tell people how they should be. Just give them advice and you are good to go!
And as I am writing this, I am telling myself that I love AMSA. I am going to finish my tenure and I am not signing up for anything anymore, but I believe that this is not the end of the line. I will be bringing this lessons learned all my life.
I met so many new people from different cities and background. Before I know it, I got excited whenever a development happens in a university member. Interestingly, I made acquaintances with people aside from AMSA members, even
I signed up to be AEC because I was interested in AMSA. I applied for EB because I grew to like AMSA.
So do not realize too late, you could be the next one who have this journey.
1415 REPRESENTATIVES AMSA-INDONESIA
Assalamualaikum Wr.Wb Dear People of Tomorrow, I’m Isma Dewi Masithah as Representative of AMSA-Brawijaya in 2014/2015 tenure. Terima kasih telah memberi saya kesempatan untuk membagi sedikit cerita indah yang saya dapatkan di AMSA. Sejak pertama kali mengikuti kegiatan AMSA-Indonesia saat IMSTC 2014 di Universitas Jendral Achmad Yani, saya yakin banyak sekali pengalaman yang akan saya dapatkan. Saya terus mengeksplor skill saya dalam bidang akademik baik dengan mengikuti berbagai perlombaan maupun training yang diadakan oleh AMSAIndonesia. Tidak sekedar akademik saja, dalam acara nasional tersebut saya mengenal banyak orang baru dari seluruh penjuru Indonesia. Banyak cerita dan pengalaman unik yang saling kami sharingkan di acara nasional, karena kapan lagi kami mendapatkan teman baru jika tidak aktif di AMSA-Indonesia ? Dari ketiga filosofi AMSA, filosofi Action yang paling saya gemari. Karena saya bisa mengembangkan filosofi tersebut di AMSA-Brawijaya dengan membuat berbagai project yang berkaitan dengan kegiatan sosial. Jiwa sosial yang sangat dibutuhkan oleh tenaga kesahatan nantinya sudah saya pupuk sejak dini.
Melalui berbagai kegiatan AMSAIndonesia, saya mengembangkan skill tersebut untuk memberi manfaat bagi sesama. Manfaat demi manfaat terus saya dapatkan disini, hingga saya menganggap AMSA bukan hanya sekedar organisasi belaka tapi AMSA adalah sebuah keluarga yang membentuk karakter dan mewarnai kehidupan perkuliahan saya. Dan tibalah saatnya pemilihan Representative AMSA-Brawijaya periode 2014/2015, awalnya saya ragu untuk mengambil kesempatan itu. Karena sebelumnya saya tidak pernah memegang amanah sebesar itu. Tapi kecintaan saya terhadap AMSA yang menantang saya untuk mengambil tantangan tersebut. Benar apa kata pepatah “If your dreams don’t scare you, They aren’t big enough”. Walaupun awalnya saya ragu, namun tak henti-hentinya pelajaran yang dapat saya petik melalui kesempatan ini. So, buat seluruh member AMSA di seluruh Indonesia, jangan ragu untuk mengembangkan diri di AMSA. Cari manfaat sebanyak-banyaknya di sini dan juga jangan lupa membuat AMSA bangga karena kamu adalah salah satu member yang membuat nama AMSA semakin mendunia. Viva AMSA!
UB
Undip Helena A. K. Cantika / Representative AMSA-Undip 2015 The beginning Bergabung di keluarga besar AMSA selama 1,5 tahun berkuliah di Fakultas Kedokteran sungguh membawa warna tersendiri. Masih segar di ingatan saya ketika pertama kali mendaftar untuk menjadi member, merencanakan gathering perdana bersama teman-teman sesama member baru, dan untuk pertama kalinya ikut acara nasional – IMSTC 2014, di Universitas Jenderal Ahmad Yani, Bandung. Bermula dari mengikuti serangkaian kegiatan di AMSA itulah saya merasakan langsung atmosfer Knowledge, Action, Friendship dan berkesempatan untuk mencicipi banyak hal baru. Just later then, I assured myself that AMSA is where I belong. Story in AMSA Saya terinspirasi oleh individu-individu di AMSA yang mempunyai semangat yang besar untuk mewujudkan AMSA sebagai home for all, tidak hanya sekadar organisasi mahasiswa kedokteran saja. Dorongan inspirasi itulah yang membuat saya memberanikan diri mendaftar dan akhirnya terpilih menjadi Representative
AMSA-Undip 2015 pada Februari lalu. Peran representative tidak hanya menjadi perwakilan sebuah AMSA universitas, namun juga terlibat langsung dalam mengembangkan AMSA universitas itu sendiri. Selama kurang lebih 4 bulan menjabat, banyak pelajaran yang saya peroleh. Mulai dari cara untuk merencanakan waktu berkegiatan bersama AMSA-Undip di tengah kondisi perkuliahan modul yang padat dan kesibukan masing-masing, mencari keputusan terbaik untuk setiap permasalahan, dan yang paling menantang adalah bagaimana menjaga semangat dalam diri sendiri dan juga menjaga semangat setiap lapisan AMSAUndip agar senantiasa berinovasi dan berkembang. Rasa kekeluargaan yang erat saya rasakan di lingkungan inti AMSA Indonesia. Ketika suatu AMSA universitas mengadakan kegiatan, sesama representative saling menyemangati, di kala ada yang membutuhkan bantuan, kawan representative yang lain selalu membantu mengarahkan, dan suasana yang timbul selalu cair, tidak sekaku yang saya bayangkan dulu. Sebagai gambaran, tugas representative di lingkup AMSA Indonesia misalnya mengikuti online meeting, mewakili AMSA universitas di acara-acara nasional, dan sebagai salah satu pintu masuk
informasi kegiatan dan kerjasama dari AMSA Indonesia. Kegalauan menjalankan jabatan dan segala tugas representative menjadi hilang karena banyak pihak yang membantu dan kita selalu bisa belajar seiring waktu. Being a representative of such a reputable organization is a big leap in my life. Tak pernah terbayangkan perjalanan saya di AMSA akan membawa saya menjadi seorang representative. There are endless opportunities available in AMSA. Once you put aside the fear and doubt inside yourself, none will hind you to gain fruitful experience that AMSA always provide.
Unpar Selama kurang lebih satu tahun menjalankan tugas sebagai Representative AMSA-UNPAR saya banyak sekali mendapat pengalaman yang luar biasa dari AMSA-Indonesia, yang paling saya rasakan adalah suasana kekeluargaan yang begitu erat. Di AMSAIndonesia saya diajarkan untuk tidak membeda-bedakan teman dilihat dari Universitas, daerah asal, warna kulit, jenis kelamin, maupun tinggi badan. Di AMSAIndonesia semua terasa satu dan saat berteman tidak membawa jabatan sebagai suatu kesombongan tersendiri. Manfaat lain yang aku rasakan adalah dimana kita yang berasal dari Universitas yang berbeda bisa saling bertukar ilmu satu sama lain sehingga bisa saling menambahkan, dan saya sangat-sangat mengacungi jempol karena AMSAIndonesia selalu peduli dengan musibahmusibah yang menimpa baik dalam negeri maupun luar negeri. Dan sepertinya, saya tidak akan bisa melupakan hal indah bisa RTM yang berujung tidak tidur dan keesokannya
pasti ketiduran di dalam bus, itu akan menjadi sesuatu yang akan selalu saya rindukan. Hal yang sangat saya perhatikan dari teman-teman pengurus AMSA-Indonesia 2014/2015 adalah bekerja dengan setulus hati. Meskipun kita tahu bahwa mahasiswa FK merupakan mahasiswa yang sibuk sekali dan yang terkadang suka sibuk-sibukin diri sendiri (kerjain laporan, kerjain tugas, paper, belajar bahan PBL, dan lain-lain), tapi semua kegiatan dan semua pekerjaan serta segala sesuatunya tetap disempetsempetin dan dibisa-bisain, pokoknya bisa di manage dengan baik. Menurut saya, hal tersebut patut untuk diberikan penghargaan, karena tidak semua orang dapat dan sanggup melakukan hal tersebut.
1. Bekerja dengan hati dan selalu jadi orang yang rendah hati. 2. Jangan pernah lupa bahwa kita ada dengan berbekalkan pengetahuan yang kita punya, mari kita bersama-sama dengan program-program kerja yang ada melakukan gerakan bersama dengan satu tujuan untuk menunjukkan bahwa kita peduli terhadap kesehatan di Indonesia. 3. Meskipun kita sudah tidak pengurus, meskipun mungkin beberapa member tidak begitu aktif di acara nasional atau di acara-acara AMSA lainnya, ingatlah kita masih keluarga! Karena kita, AMSAIndonesia! Viva AMSA!
Salam, Pesanku untuk semua teman-teman pengurus AMSA-Indonesia 2014/2015 dan kepada seluruh anggota AMSA ‘lawas’ maupun yang daun muda:
Yolanda Priscilla Putri Representative of AMSA-Universitas Palangka Raya 2014/2015
AMSA for me is more than a medical organization. If I flash back these three years, I bravely can say that AMSA has brought a big impact for my life. In AMSA, I have another family to share all stories and burdens. I also believe AMSA has developed me into a better person in every aspect. Being representative is another accomplishment that I can be thankful of. Despite all tight schedules and a steep learning curve, there are so many experiences, tons of joyfulness, and sometimes a little bit of disappointment that I have gained in AMSA. The thing I thank most is the bond I got with my favorite members of AMSA-UAJ. How they respect and support me not only for AMSA stuff but also in daily life, I really couldn’t be happier! After all, I’d also like thank EBrepresentative 2014/2015 and all members of AMSA-Indonesia for being great partners and friends to me. I really hope that you guys will get the benefits and also indulgences as much as I do! Cheers!
UAJ
Untar I have joined AMSA since my first year of medical school and never expected to be entrusted as a Representative of AMSAUntar before. As time goes by, I realize that I learn a lot from AMSA. AMSA has taught me many skills and experiences which could not be obtained in other organizations, especially in my campus, Untar. Being a Representative allows me to see AMSA in other different ways. Therefore I always reassure myself that I am not making a wrong decision. Joining AMSA has always been a great pleasure and being a Representative is another extra bonus for me. A lot of things had happened in this tenure and I believe they will not be in vain. All the ups and downs of course have taught us some things, but overall, I enjoyed being a Representative so as my Executive Boards. We always remind each other that no matter what you do , do it with your heart. As long as you love what you do, you will never regard it as a burden. Thank God, now we have finally come to the end of the tenure with major laughs and minor cries. The moral of the story is, you never know what will happen if you do not try. Do not be afraid to fail because it’s normal. Be afraid not to try! Cheers, Vanessa Priscillia Representative of AMSA-Untar 2014/2015 Faculty of Medicine, 2012 Tarumanagara University
Assalamualaikum Wr.wb Perkenalkan nama saya Chici. Pada awalnya saya tidak pernah berpikir akan bergabung dengan AMSA-UHO, waktu itu saya bru semester 1 dan tidak tahu apaapa tentang organisasi. Berjalan panjang sampai tahun lalu, saya terpilih menjadi representative periode 2014/2015. Banyak pengalaman dan unek-unek terkenang selama itu, dimulai dari orang tua saya tidak tahu kalau saya terpilih menjadi representative. Sedikit cerita ya, awalnya saya hanya memberitahu ibu saya kalau saya mencalonkan diri tapi ini membuat ibu saya marah dan bisa ditebak beliau marah pada saya haha! Ya memang orang tua saya terkhusus ibu lebih menyukai anak-anaknya untuk meningkatkan akademik saja, hal ini membuat saya merasa tidak didukung oleh keluarga, tapi diluar dari itu sangat mendapat dukungan positif dari salah satu senior yang saya segani dan menaruh harapan untuk saya agar bisa memajukan nama AMSA-UHO dan inilah yg memberi saya sedikit kekuatan, akhirnya Mubes AMSA-universitas di adakan dan saya terpilih sampai hari ini dan masih menjabat menjadi representative. Alhamdulillah pasti banyak kesan selama menjabat dimulai dari perdebatan pendapat antar orang tua yg sudah saya sedikit ceritakan di atas, pusing karena berpikir bagaimana akan menyinkronkan
keadaan agar setara antara aktivitas akademik dengan organisasi, dikejar deadline (entah itu deadline kegiatan atau LPJ), di kejar jadwal OLM yang kadang tidak pas karena besoknya mau ujian, perdebatan pendapat antar anggota AMSA baik itu senior, junior maupun teman seangkatan, punya banyak teman dan kenalan baru (apalagi pas acara nasional et internasional), saling sharing plus-minus buat kegiatan dengan para repre distrik lain, dll. tapi over all semua itu akan membuat saya rindu situasi ini karena tahun 2015 ini akan demisioner dan diganti dengan adik-adik member yang pastinya lebih baik dalam memajukan nama AMSAIndonesia terkhusus untuk AMSA-UHO. Pesan saya kepada RC dan para EB terpilih tahun 2015 untuk bisa lebih fleksibel jalan-jalan ke AMSA Distrik 6 khususnya AMSA-UHO hehe kemudian untuk semua teman-teman yang tergabung dalam kepengurusan AMSAIndonesia 2014/2015 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu namanya lantaran banyaknya. Saya ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan dukungan kalian selama saya menjabat selama ini. Semoga Allah SWT selalu mendekatkan kita dalam kebaikan di masa depan, VIVA AMSA!
UHO
UKI I no longer see AMSA as just an organization, instead I see it as my second family. To me, it is a place of learning and self-improvement in many aspects including the academic and social areas, and much more. The first thought which came to my mind when hearing the word ‘representative’ is how this position could take up a lot of my time and energy, and possibly disturb my studies in the university. However, after I have experienced what it was like being representative, I see that what I thought back then was vastly different to what I have gone through. I have acquired new things and experiences which I may not have achieved if I had stayed a passive student. I learned how to co-operate with many different kinds of people, all of them unique, some remarkable, others geniuses, and more. They are the ones who helped me improve my
quality as a person. Another interesting thing I learned is how to lead people who are older than myself. Besides that, I also learned how to manage my time and how to manage situations of conflict. Still, I admit that being representative could be very tiring and may disturb studies due to the many responsibilities within the organization. However, all those positive things I mentioned earlier are much more meaningful in comparison to the sacrifices that have to be made. Everything I have learned as a representative is one of the most valuable things in my entire life. In conclusion, being a representative is challenging but remember, some great responsibility will not be so easily achieved and hold. Just enjoy the process.
Unsri Menjadi jembatan penghubung antara AMSA universitas dan keluarga besar AMSAIndonesia bukanlah tugas yang mudah, terutama bagi Representative sebuah universitas yang berada di luar pulau Jawa. Setidaknya pemikiran seperti itulah yang terbangun dalam benak saya sebelum resmi menjadi Representative dan aktif mewakili AMSA-Unsri di nasional. Faktanya, pemikiran tersebut bertolakbelakang dengan apa yang saya alami sekarang. Menyatakan bahwa pengurus AMSAIndonesia telah membantu AMSA-Unsri merupakan suatu peremehan. AMSAIndonesia, baik melalui program kerja maupun acara nasional, telah menjadi bagian vital dari upaya menggerakkan kembali roda-roda AMSA-Unsri dan merupakan inspirasi bagi anggota-anggota muda yang akan meneruskan pengabdian
sebagai penggerak. Saya sebagai Representative AMSA-Unsri mengucapkan terima kasih atas semua usaha pengurus AMSA-Indonesia 2014/2015. Setengah tahun berelasi dengan pengurus AMSA-Indonesia 2014/2015 merupakan pengalaman manis yang menjadi bukti nyata bahwa tradisi kekeluargaan AMSA tidak terpengaruh jarak atau waktu. Kebersamaan inilah yang kami percaya akan terus menyalakan api semangat organisasi anggota AMSA dan juga menjadi pelita yang menerangi jalan AMSA ke depannya. Viva AMSA!
UPN Buat saya, satu tahun bergabung dan saling bekerjasama dalam kepengurusan AMSAIndonesia merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga. Saling mengenal para perwakilan AMSA-universitas se-Indonesia pasti merupakan suatu kebanggaan tersendiri untuk pribadi saya. Tak hanya itu, 3 phylosophy AMSA yaitu Friendship, knowledge, and action sangat memberikan pengaruh baik terhadap diri saya dan temanteman AMSA-UPN khususnya sebagai calon dokter. Terimakasih AMSA-Indonesia sudah menjadi bagian dari hidup saya bahkan saya sudah menganggapnya seperti keluarga. Terimakasih sudah membantu memberikan pengaruh baik untuk member AMSA di UPN, dan menebar manfaat untuk masyarat dari program-program AMSA yang sangat hebat. Pesan untuk teman-teman AMSA-Indonesia, semoga dengan berakhirnya masa jabatan
kita bukan berarti berakhirnya kontak kita. Dengan berakhirnya masa jabatan kita, bukan berarti kita tidak dapat lagi bertukar ilmu baik itu mengenai AMSA maupun dalam pelajaran akademik. Tetap semangat mengemban amanah baru sebagai Advisory Board kawan. Agar AMSA tetap berprogress maju tiap tahunnya. Semangat untuk periode AMSA-Indonesia selanjutnya. Semoga amanah dalam menjabat untuk mempertahankan bahkan memajukan AMSA-Indonesia dalam setahun kedepan. Tetap tebar manfaat untuk anggota bahkan lingkungan sekitar dari 3 filosofi AMSA.
#VIVAAMSA !
This past year has been a challenging yet memorable journey with AMSA-Indonesia. Prior to becoming representative of AMSAUPH 2014/2015, I have done my ‘homework’ learning about AMSAIndonesia from various sources. However, throughout this past year, I realize there were more than meet the eyes, the things I have learnt were just the tip of the iceberg. Experience, friendship, knowledge, connections, those are just a few things I can mentioned and the list goes on. AMSAIndonesia, to me, is the only organization that offers strong friendship among medical students across Indonesia, across Asia even. During one of my visit to a fellow university in district 2, my AMSA junior was surprised at how welcomed we are in that university even though it was her first time coming to that university. That is AMSA-Indonesia for you. We help each other and care about each other. When the earthquake in Nepal took place, I was amazed by the number of AMSA-UPH members who were touched when the official statement from AMSA Nepal’s RC was posted. It was just another tragedy, but it become close to us since it took place in a fellow AMSA chapter. This strong
friendship bond is the biggest reason why I love AMSA-Indonesia and whole-heartedly enjoy my time serving in AMSA-Indonesia as representative. Serving in AMSA-Indonesia as representative has its ups and downs. During all the hard times in the academic, we, representatives, have to lead a good example both in academic and organization. Let’s not forget the late night RTMs and the very fact that we are still, after all, medical students. I clearly remembered that time when we had an RTM which ended at around 4 a.m. in the morning. I was told that RC and EBs even stayed later to finish up the work. However, the experience and friendship gain through AMSA-Indonesia outweighs everything. Never once I regretted being a part of AMSA-Indonesia and serving as representative. To the point that I would say I kind of miss RTM, which honestly brought many of us closer together. There was never a dull moment in AMSAIndonesia. When you do more in AMSAIndonesia, you only get more. VIVA AMSAIndonesia!
UPH
Being a representative of AMSA-Ukrida is such an honor for me personally. I could find so many people with different characters and cultures this whole year. I feel blessed because this opportunity takes me to higher level in my life. Being a representative means that you have the perfect amount of respect for other people and yourself, the right amount of strength to handle what you need to, the right amount of drive and determination, and so on. You also need to be able to make decisions in a split second. Furthermore, a leader needs to be someone that cares about the people and what they want and someone who is not selfish but generous. Being a leader can help you in many different areas in your life. As the end of this tenure approaches, I learned a lot how to manage the team, also how to manage my myself. It's not easy at the beginning but it becomes easier from time to time. My AMSA-mates all around Indonesia especially in Ukrida mean more than just friends. They're my partner and also my family. This whole year is superb, fun, yet challenging at the
same time, but I'm so glad that I have my team and the people who support me. Through every up and down, I really am happy that they're there to celebrate it with me. Big thankyou for everyone who are involved in AMSA-Ukrida this whole year and also for some of the hard working and selfless people that I couldn't ask for more. Thankyou AB and EB AMSA-Ukrida 2014/ 2015! Thankyou AMSA-Ukrida! You rock! Thankyou Amgah and the team who taught me a lot! Grateful to be a part of you! VIVA AMSA-Ukrida!
Ukrida
MCU Halo, AMSA-Indonesia! Kumaha Damang? Salam Hangat dari Bumi Parahyangan, Bandung yang bukan lagi lautan api. Perkenalkan, Dilanny Puspita Sari AKA Lala Dilanny, dari AMSA – MCU, Maranatha Christian University (Baca: emsiyu, tapi pelefalan emce’u masi diperkenankan). Mahasiswa kedokteran, anggota AMSA, dan chorister, semuanya di tahun ketiga. Tahun pertama, sebagai anak perantauan, yang belum tahu apa-apa, yang haus pengalaman dan temanteman baru, AMSA benar-benar menjadi langit ketujuh. Bayangkan perasaan sperma menemukan sel telur dan berhasil masuk ke dalam, melepaskan ekor yang melambangkan kekuperan dan kegalauan. Masih teringat waktu itu saat wawancara, welcoming party, lalu mulai bertugas. Dimana saya menjadi danus abadi, kira-kira buat 3 acara AMSA. Tahun kedua, dibawah kepemimpinan Kak Hardy Wibowo Soenarto, Representative AMSA-MCU 2013/2014, saya ditunjuk sebagai Chief of PnP Department. Saya benar-benar tenggelam dalam AMSA. NAE UI menjadi National Event pertama saya, dan saya beruntung bisa menjadi team Debate AMSA-MCU. Departemen PnP membuka mata saya tentang AMSA, tentunya dibawah
Secretary of PnP saat itu, kak Aulia Rizaly. Saya bisa melihat betapa indahnya dunia AMSA diluar sana, bagaimana dengan kegiatannya AMSA tidak hanya membangun anggota namun juga orang-orang sekitarnya. Dimana kamu bisa mengembangkan diri dalam berbagai bidang dengan semua yang AMSA sudah sediakan di dalamnya. Tak terasa, sudah tiga perempat tenure saya lalui. Dan saya belajar banyak, bahkan lebih dari yang saya kira. Tidak hanya soal manajemen organisasi, tak cuma tentang trik-trik pedekate dengan para atasan supaya bantuan dana cepat turun, tak cuma tentang cara berhemat dan diet setelah khilaf konsumtif 3 hari acara nasional. Saya belajar tentang diri saya sendiri, tentang kekurangan kekurangan saya. Bagaimana meminimalisasi, bagaimana menerimanya, belajar menerima diri saya sendiri sebagai seorang manusia yang pasti bercacat. Juga saya belajar menghadapi orang lain, dengan keunikan mereka dengan sifat mereka dengan talenta mereka masing-masing. Saya beruntung mempunyai temanteman dalam organisasi ini yang luar biasa. Yang menerima saya apa adanya, yang brani mengkritik dalam rangka membangun. Yang selalu eager to learn more, yang pantang
menyerah, dan haus akan pengalaman-pengalaman baru. Bagai sebuah tubuh, pemimpin adalah otak, anggota adalah sang anggota tubuhnya. Dan tanpa satu sama lain tidak bisa menghasilkan suatu gerakan, tidak bisa mencapai satu tujuan. Dan untuk semua orang, yang mungkin tanpa sengaja terhenti di halaman ini. Always keep this on your mind: “Every ACCOMPLISHMENT starts with the DECISION TO TRY” Itulah yang saya selalu pegang di AMSA dan selalu saya bisikkan ke teman-teman saya. Jangan pernah takut mencoba, jangan pernah takut tidak kesampaian. Kereta masih melaju, perjalanan masih panjang, dan dalam perjalanan banyak tempat-tempat buat selfie dan icipi kulinernya. Mungkin tidak berhenti di tempat yang kamu harapkan sebelumnya, tapi mungkin membawamu ke tempat yang kamu tidak pernah bayangkan. Namun kamu enggak bakal pernah mencicipi semuanya itu kalau kamu tidak pernah berani menapakkan kaki ke dalamnya. AMSA-MCU FIT! VIVA AMSA!
Minggu, 25 Mei 2014, merupakan hari yang paling berpengaruh dalam kehidupan saya. Mengawali hari sebagai orang biasa yang terbiasa tidur 8 jam sehari, dan mengakhiri hari sebagai pemimpin dalam keluarga kecil AMSA-UGM. Ya, saya diamanahkan untuk menjadi Representative AMSA-UGM 2014/2015. Hal yang paling saya senangi selama menjadi Representative adalah ketika saya mendapatkan relasirelasi baru. Saya selalu percaya bahwa ada ilmu yang bisa dipetik ketika berinteraksi dengan orang lain. Maka darii tu saya sangat senang ketika mendapat kesempatan membuka relasi baru. Di lingkup KMFK UGM, saya banyak berinteraksi dengan banyak lembaga, bertukar pikiran dengan ketua lembaga serta memahami jalannya lembaga mahasiswa di KMFK UGM. Saya menjadi mempelajari cara kerja dan struktural organisasi lembaga lain. Di lingkup AMSA-Indonesia, saya sangat senang dapat berinteraksi dengan member AMSA dari Aceh hingga Maluku. Seringkali saya berdiskusi mengenai program kerja di universitas masing-masing. Banyak hal yang bisa saya ambil dari komunikasi yang terjalin antar AMSA-universitas. Dan masih banyak hal lain yang saya dapatkan dari AMSA-Indonesia yang tidak bisa saya tuliskan. Hal berkesan lainnya adalah ketika saya sudah memiliki adik-adik AMSA-UGM 2014. Atau bisa saya bilang memiliki 98 orang ‘anak’ yang sangat beragam sifat dan latar belakang. Ada yang bisa jadi sutradara pementasan, ada yang mau masuk divisi sosial karena mau berinteraksi dengan orang yang kurang beruntung seperti pemulung, ada juga yang design grafisnya jago luar biasa. Semua beragam, dan dalam keragaman, mereka masih bisa menyatukan pikiran, mengalahkan ego, dan bersatu sebagai kesatuan AMSA-UGM 2014.
suatu permasalahan, saya menjadi lebih siap dan bisa memutar otak mencari solusi yang terbaik untuk mengatasinya. Manajemen waktu saya pun terasa lebih baik. Saya menjadi lebih bisa untuk memberikan proporsi yang sesuaiantaraakademik, organisasi, sertaurusanpribadi. Saya juga berterima kasih kepada AMSA-Indonesia yang telah memercayai AMSA-UGM untuk menyelenggarakan NLT 2015. Sebuah kebanggan kami dapat menjadi tuan rumah kegiatan nasional yang sangat diminati. Saya, mewakili panitia NLT 2015, berterima kasih atas partisipasi teman-teman dalam kegiatan yang kami selenggarakan. Kami memohon maaf apa bila terdapat hal yang kurang berkenan dalam pelaksanaan kegiatan NLT 2015. Menjadi Representative AMSA-UGM merupakan sebuah kesempatan luar biasa bagi saya. Begitu banyak hal berharga yang saya dapatkan. Terima kasih kepada temanteman Executive Board AMSA-UGM 2014/2015, kakak-kakak AMPUH, adik-adik AMSA-UGM 2014, teman-teman AMSAUGM 2013, PnP AMSA-UGM, serta teman-teman AMSAIndonesia. Terima kasih atas segala kerja sama dan hubungan yang terjalin selama ini. Terima kasih juga terkhusus kepada AMSA-UB, AMSA-Unsyiah, AMSAUnismuh, AMSA-UNS, AMSA-Unhas, dan AMSA-UGM yang telah memberikan pengalaman berharga dalam setiap acara nasional yang sayaikuti. Semoga AMSA-Indonesia semakin kokoh, semakin sukses dan semakin besar. Dan untuk adik-adik AMSA-UGM 2014,titip AMSA-UGM ya. Titip keluarga kecil kita dengan baik. Tetaplah menjadi insan yang kreatif dan luar biasa. Tetap jaga atmosfir keluarga di AMSA-UGM.Kalian siap, karena kalian hebat! Bang Nopsayang kalian “Kami disini, satu harapan, satu impian, meraih cita. Tak pernah takut, untuk gagal mencoba. Karena kami yakin, kita bersama.” AMSA! Friendship, Action, Science!
Hal signifikan yang berkembang dalam diri saya salah satunya adalah manajemen stress. Ketika saya dihadapkan
UGM
Halo semua, nama saya Agitha Billy Laksana Duarsa and you can call me Billy, di sini saya mau sharing nih tentang pesan dan kesan aku yang sudah menjadi representative AMSA-Unismuh periode 2014-2015, banyak sekali pelajaran yang aku pelajari dan aku ambil selama menjadi representative. Aku belajar menjadi seorang pemimpin yang benar-benar pemimpin seperti aku belajar menjadi orang yang sabar dalam menghadapi seluruh member AMSA-Unismuh, menjadi contoh yang baik bagi seluruh member AMSA-Unismuh pokoknya tuh seorang pemimpin harus bisa menjadi contoh anak-anaknya soalnya kalo gak gitu nanti anak-anaknya bakalan gak merasa nyaman dengan kita.
Unismuh
Saat pertama aku jalani memang susah banget tapi bertahap demi bertahap aku lewati akhirnya aku bisa beradaptasi dengan itu. Suatu saat ada feel yang kami rasa bahagia jika program kerja terlaksana atau bila ada kumpul-kumpul bersama untuk bersilaturahmi tetapi di satu sisi juga ada hal yang kadang membuat aku kadang sedih contohnya seperti member yang kurang aktif dan pasif tapi aku gak diam aja, aku dan teman-teman yang lain berusaha untuk mengajak seluruh member AMSA walaupun sesulit apapun itu, sulit loh menyatukan 3 angkatan dalam 1 rumpun kerja, susahnya itu kayak mukul kambing yang kalo dipukul bukannya malah masuk kandang tapi malah lanjut dianya makan rumput haha! Tetapi dari itu semua aku bisa belajar bahwa menjadi pemimpin itu bukanlah eksistensi yang dicari, jika eksistensi yang kita cari ndak perlulah kita menjadi pemimpin, cukup kita membuat suatu hal yang heboh. Yang dicari adalah belajar untuk bisa mengatur banyak orang, belajar sabar menghadapi hal yang berat, belajar menjadi orang yang sangat bertanggung jawab, dan belajar mempersatukan semua orang menjadi 1 rumpun. Saya Billy Representative AMSA-Unismuh mengucapkan terima kasih kepada AMSA-Unismuh yang telah mau mempercayakan saya memimpin AMSA-Unismuh selama 1 periode dan saya juga berterima kasih kepada AMSAIndonesia karena telah mau menerima saya menjadi perwakilan pemimpin dari AMSA-Unismuh.
Untad Selama menjabat dan menjalin keakraban dengan teman-teman AMSA-Indonesia 1 tahun kepengurusan sangat memberi banyak pelajaran dan kebahagiaan. Dimulai dari awal-awal penyambutan saat baru jadi repre, perjalanan kepengurusan sampai saat ini, teman-teman EB dan repre-repre AMSA-Indonesia sangat banyak membantu AMSA-Untad dalam melaksanakan kepengurusan. Suka duka bersama AMSA-Indonesia adalah saat awal mengikuti kegiatan Nasional setelah menjadi repre (pada waktu IMSTC 2015 di Makassar) di mana saya dikenalkan langsung oleh RC (Amgah) kepada teman-teman repre lainnya. Kata yang bisa mengungkapkan moment itu hanya satu, yaitu FRIENDLY. Dukanya bersama AMSA-Indonesia bagi saya adalah ketika saya berhalangan untuk menghadiri salah satu kegiatan nasional, rasanya sedikit tidak ikhlas tapi ya sudah lah. Semoga kegiatan-kegiatan selanjutnya saya tetap bisa berpartisipasi aktif kembali. Harapan untuk AMSA-Indonesia: semoga kebersamaan dan kehangatan yang sudah tercipta dapat terus terjalin dan tidak pernah pudar hingga akhir hayat.
AMSA-Indonesia 2014/2015, I'm gonna miss you all!
Dimulai dari mendengar kata “AMSEP� waktu masih mahasiswa baru, hingga sekarang menjelang penunaian tugas sebagai Representative AMSA-UNS 2014/2015. Kurang lebih 1,5 tahun sudah member banyak pengalaman yang pastinya membekas pada diri ini. Di suatu perjalanan pasti ada suka maupun dukanya, tapi percaya deh! Sukanya menjadi Representative lebih banyak, dan dukanya sih saya anggap sebagai pembelajaran untuk kedepannya. Sukanya yang pertama, waktu masih jadi member baru, langsung diberi tanggung jawab menjadi salah satu bagian dari panitia di bidang dokumentasi Sukanya yang kedua, waktu dapet pengalaman banyak dengan mencalonkan diri sebagai Representative, mulai dari belajar mengkonsep, meyakinkan orang, dan mempersiapkan diri untuk mengemban kepercayaan teman-teman Sukanya yang ketiga, waktu mendarat di Makassar untuk ikut RAKERNAS, bertemu member AMSAIndonesia, ketemu dengan teman-teman yang diberi kepercayaan serupa, yaitu my dearest fellow Representatives. Sukanya ke empat, saat AMSA-UNS diberi kepercayaan menjadi tuan rumah acara nasional, merupakan kehormatan buat AMSA-UNS Sukanya ke lima, bisa bekerja sama penuh riang dengan teman-teman AMSA-UNS yang luar biasa, apalagi waktu mulai expo dan open recruitment melihat darah-darah muda yang bersemangat ingin aktif di AMSA, tak tergantikan deh pokoknya, Sukanya ke enam, banyak belajar tentang realita dunia kerja. Belajar melihat dari sudut pandang yang
berbeda, memahami keinginan dan harapan universitas kepada mahasiswanya, belajar berkomunikasi dengan cara yang tepat dengan berbagai orang. Sukanya ke tujuh, senang dapat membuat AMSAUNS menjadi wadah untuk teman-teman menyalurkan bakat, minat, serta keaktifan mereka Sukanya ke delapan, ketika dapat memberikan sesuatu kepada AMSA-UNS, seperti dapet hosting, pengiriman delegasi, dan lain sebagainyaaa Sukanya ke sembilan, melihat teman-teman, khususnya adik tingkat yang bersemangat untuk melanjutkan perjuangan AMSA-UNS, penuh kobaran api yang membara tiada tara. Sebenarnya masih banyak suka-suka yang lainnya, tapi berhubung dibatasi untuk penulisan isinya, jadi baru segitu aja yang saya bisa paparkan di sini, Untuk dukanya, Cuma dikit kok, gak ada apa-apanya dibandingkan dengan sukanya Ya paling hanya sedikit pusing mengatur pembagian waktu hidup (tapi di sini jadi belajar juga), lalu kadang miscommunication dengan orang (lagi-lagi ada yang bisa dipelajari), terus yang paling membuat duka adalah ketika lengser sudah didepan mata, ya ampun itu yang paling membuat sedih hati ini But believe me, if you ask me to exchange this experience with anything valuable you might offer me, I would never exchange it. I do not regret my decision to become Representative AMSA-UNS
UNS
UI You may have heard people say AMSA is more than just a medical organization. Maybe you often hear that saying but never understand why they say it. Well, I’m fortunate enough to know why. AMSA is not just an organization that gives the opportunity to go abroad like most people may think, but with our philosophies (knowledge, action, and friendship) we are a family. A family with goals to empower the young doctors to be, to strengthen the bonds between the members, and most importantly, simply to let young people become better men and women in the future. Being involved in this organization let me meet amazing people that I built friendships with and learn valuable lessons from. There are so many lessons that I learnt from joining AMSA both from members from other universities and also from inside. As a representative I can’t be more grateful with the constant support and respect that I get from the awesome and brilliant people from AMSA-UI. They made all the work worth it, because although sometimes the things we do in this organization is too big to be done by a pure student led organization, the unity that
we have is all that matter. Honestly, I really love what I do in AMSA because to work and achieve something big is one thing but to have a community I consider family and close friends work and achieve many great things together is a completely different thing. I thank God for everything and everyone here in AMSA. I hope all members can have their own superb journey in AMSA and can write these testimonies in the future themselves. Looking forward for great things to come in this organization! Gb people of tomorrow (y)! - Hoshea Jefferson Nainggolan (Representative of AMSA-UI 2014-2015)
Usakti Christopher Adhisasmita Yandoyo Representative AMSA-Usakti 2014/2015 Menjadi bagian dalam kepengurusan AMSA-Indonesia serta memiliki koneksi serta mengalami keberagaman yang luar biasa dari aceh hingga Maluku, dan terus bertambah di AMSA-Indonesia hingga berelasi dengan teman sejawat hingga luar negeri merupakan suatu hal yang luar biasa bagi saya. Didalamnya kita belajar dan berproses bersama menjadi sebuah pribadi yang lebih baik dari sebelumnya baik secara personal maupun dalam professional melalui berbagai program AMSA local, distrik, nasional, maupun internasional serta dalam kesehariannya yang selalu meliputi 3 filosofi keren AMSA, Knowledge, Action dan, Friendship. Dalam perjalanan 1 Tahun yang Indah ini sebagai Representative AMSA-Usakti saya dan kami di AMSA- Usakti sebagai sebuah organisasi telah melewati berbagai macam halangan rintangan dan tantangan yang silih berganti menerpa. Melaluinya kami memahami arti pembelajaran untuk mendewasakan diri sebagai pribadi dan organisasi yang dinamis sebagai Human Resource development based organization yang menjadi salah satu tujuan AMSA-Usakti 2014-2015
Berkaca setahun kebelakang, masih sangat banyak potensi yang dapat dikembangkan oleh AMSAIndonesia maupun AMSAUniversitas serta AMSA-International sebagai induk dari AMSA. Keberagaman serta warna yang ada di Indonesia menjadi potensi terselubung yang terus harus digali untuk tetap menjaga konsistensi dan eksistensi AMSA-Indonesia sebagai organisasi mahasiswa kedokteran di Indonesia. Pembangunan wilayah, serta komando desentralisasi dan pengembangan tiap distrik saya rasa masih perlu ditingkatkan juga maksimalisasi NGO dan aksi yang nyata ke masyarakat juga ke stakeholder harus lebih diperhatikan karena AMSA dapan menjadi jembatan yang efektif untuk perbaikan kesehatan serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia di kemudian hari. Terjalinnya komunikasi yang santun serta efektif serta saling menghargai dan terbangunnya rasa saling percaya pun menjadi hal yang wajib dimiliki oleh tiap anggota AMSAIndonesia lebih-lebih kepada setiap EB dan National Team yang menjadi penghubung antar AMSAIndonesia dan AMSA Universitas. Maksimalisasi National Team yang dalam periode ini saya rasa masih kurang dan ekspansi AMSAIndonesia selain memaksimalkan potensi yang sudah ada juga menjadi hal yang dapat harus diperhatikan sebagai sebuah organisasi yang basisnya adalah manusia yang adalah kita untuk
lebih dibangun dan di nyatakan potensinya. Kami mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada EB AMSAIndonesia, Amgah beserta jajarannya, yang terus berusaha berbenah serta mendukung AMSAUsakti baik dalam program yang kita jalankan dan rencanakan (GASTRO, AMSEP, Rakernas, dll), maupun untuk mengakomodir setiap anggota AMSA-Usakti secara individu (EAMSC, AMSC, National Team, Shave for Hope dll) dan menjadikan AMSA-Indonesia menjadi organisasi yang komplit untuk mempersiapkan mahasiswa kedokteran menghadapi berbagai tantangan zaman termasuk menjadi dokter di kemudian hari. Akhir kata, saya sungguh bersyukur dan berterimakasih kepada keluarga saya yang selalu mendukung dalam menjalankan amanah ini dan kepada seluruh insan AMSA-Indonesia, kepada teman-teman Executive Board, Representative dari Aceh hingga Maluku, National Team, and my beloved AMSA-Usakti’s Executive Board especially for bro, Andhika RB (Finally it is done bro !), and members in AMSA-Usakti. You guys are really my Inspiration!! Sukses selalu AMSA-Indonesia dan kita semua! God Bless AMSA Indonesia!
Andhika Rezky Bahrizal President AMSA-Usakti 2014-2015 Adalah pengalaman yang sangat bermanfaat dan menyenangkan dapat bekerjasama dengan AMSA Indonesia dalam menjalankan berbagai program kerja baik lokal, distrik, nasional, maupun internasional dalam periode kepengurusan ini. Tentunya, sekecil apapun bentuk kontribusi AMSA Universitas sangat mempengaruhi keberhasilan AMSA Indonesia secara keseluruhan. Dalam konteks ini, AMSA Usakti senantiasa memberikan kontribusi positif dalam bentuk apapun , mulai dari berbagai program kerja lokal, kerja sama dengan berbagai NGO, aktif diberbagai kepanitiaan acara AMSA distrik, nasional, maupun internasional, seperti EAMSC, pendelegasian lomba dan pengiriman karya, serta secara aktif mengambil tanggung jawab acara nasional RAKERNAS.
Semua kontribusi tersebut tentunya tidak akan terlaksana tanpa adanya koordinasi yang baik dengan AMSA Indonesia. Walaupun masih banyak kekurangan disana sini, terutama masalah komunikasi, kami berharap kedepannya segala kerjasama yang baik ini dapat semakin dipererat dan mendapat perhatian lebih. Kedepanya, kami mengharapkan AMSA Indonesia dan AMSA Universitas dapat bekerjasama secara lebih profesional dalam membangun AMSA. Kami juga mengharapkan kinerja AMSA Indoensia dapat lebih,transparan dan berintgritas. Untuk mewujudkan itu semua, dibutuhkan komitmen yang kuat dari masing-masing insan anggota AMSA. Dan melalui AMSA Universitas kami mulai bangun komitmen tersebut sebagai bentuk kontribusi kami.