• Dimensi Vertikal • Struktur Atap
STRUKTUR BANGUNAN 1
Dimensi Vertikal
Gaya yang bekerja pada bangunan
Pembebanan
Kontinuitas vertikal
Kontinuitas vertikal
Kolom miring • Untuk menyalurkan beban terpusat yang tidak sejajar • Dimensi harus lebih besar dari kolom vertikal serupa.
• Kolom baja miring 50 m menyangga kemiringan tower 5.9° • Menempel pada titik tegah fasad
KPN Telecom, Rotterdam
Kolom miring
Centra Metropark, New Jersey
• Kolom serupa pohon asimetris dan truss lantai menyangga lantai gantung • Kolom difabrikasi dalam empat bagian, disatukan dengan las di lokasi
Kolom beton bertulang • Kolom 30 x 30 cm dapat menopang atap dan lantai hingga185 m2 • Kolom 40 x 40 cm dapat menopang atap dan lantai hingga 280 m2 • Kolom 50 x 50 cm dapat menopang atap dan lantai hingga 372 m2
Kolom baja/komposit • Kolom baja dapat diekspos atau dibungkus dengan beton (kolom komposit) • Kolom tabung baja 10 x 10 cm dapat menopang atap dan lantai hingga 70 m2 • Kolom tabung baja 15 x 15 cm dapat menopang atap dan lantai hingga 223 m2 • • • • •
Kolom W 15 x 15 cm = 70 m2 Kolom W 20 x 20 cm = 279 m2 Kolom W 25 x 25 cm = 418 m2 Kolom W 30 x 30 cm = 557 m2 Kolom W 35 x 35 cm = 1115 m2
Dinding pemikul beban Ketebalan dinding minimum • Dinding pemikul beban • Dinding non struktural • Dinding basement
= min. 15 cm = min. 10 cm = min. 20.5 cm
Dinding tirai (curtain wall)
Hubungan dinding tirai dengan rangka struktur 1. Dinding tirai di depan rangka struktural
Hubungan dinding tirai dengan rangka struktur 2. Dinding tirai di dalam bidang rangka struktural
Hubungan dinding tirai dengan rangka struktur 3. Dinding tirai di belakang bidang rangka struktural
Diagrid
TOD’S, Omotesado
Sistem Core
Pendahuluan
Core atau inti bangunan adalah suatu tempat untuk meletakkan transportasi vertikal dan distribusi energi (seperti lift, tangga, WC, dan shaft mekanis). Inti memuat sistem transportasi mekanis dan vertikal serta menambah kekakuan bangunan. Utilitas di dalam core: - Perancangan lift - Perancangan tangga darurat - Perancangan sistem plumbing - Perancangan pengolah udara - Perancangan instalasi listrik - Perancangan jaringan komunikasi (telepon) - Perancangan sistem pengamanan / CCTV - Perancangan tata suara - Perancangan pembuangan sampah
Perancangan Sistem Inti Bangunan
Perancangan Sistem Inti Bangunan
DILATASI STRUKTUR
Pendahuluan ď Ž Sebuah
sambungan/garis pada sebuah bangunan sehingga memiliki sistem struktur berbeda.
ď Ž Bertujuan
untuk menghindari kerusakan atau keretakan pada bangunan yang ditimbulkan oleh gaya vertikal maupun horisontal, seperti pergeseran tanah, gempa bumi, angin, dan lainnya.
ď Ž Sudah
diterapkan pada bangunan sejak mulainya perkembangan arsitektur.
Perancangan Sistem Dilatasi Pada bangunan yang memiliki tingkat tekanan yang berbeda, bagian bangunan dengan tekanan yang rendah akan berbeda dengan bagian bangunan dengan tingkat tekanan lebih tinggi. Contoh: 1. Pada bangunan tingkat tinggi yang memiliki podium memiliki tingkat tekanan lebih tinggi sehingga memiliki struktur yang lebih kuat dibandingkan tower bangunan. 2. Misalkan ada struktur tanah yang lemah dan yang kuat dalam satu rencana bangunan, maka pondasi akan dibuat dengan sesuai dengan struktur tanah tersebut
DILATASI STRUKTUR • Bangunan yang mempunyai tinggi berbeda – beda. (pertemuan antara bangunan yang rendah dengan yang tinggi). • Pemisah bangunan induk dengan bangunan sayap. • Bangunan yang memiliki panjang >30m. • Bangunan yang berdiri diatas tanah yang kurang rata. • Bangunan yang ada didaerah gempa. • Bangunan yang mempunyai bentuk denah bangunan L, T, Z, O, H, dan U.
Sistem dilatasi digunakan pada pertemuan antar bangunan yang memiliki tinggi yang berbeda. Hal ini dikarenakan beban gaya yang diterima bangunan berbeda-beda antara bangunan yang tinggi dengan bangunan yang lebih rendah. Bangunan di atas bisa menggunakan sistem dilatasi kolom, kantilever, gerber, maupun konsol. Tetapi biasanya sistem dilatasi yang sering digunakan adalah sistem dilatasi kolom.
1. Dilatasi dengan 2 kolom • Dilatasi dengan 2 kolom biasanya digunakan untuk bangunan yang bentuknya memanjang ( linier ). • Dengan adanya dilatasi maka jarak kolom akan menjadi pendek.
2. Dilatasi dengan balok kantilever • Dilatasi juga bisa dilakukan dengan struktur balok kantilever. • Bentang balok kantilever maksimal 1/3 dari bentang balok induk. • Pada lokasi dilatasi bentang kolom dirubah (diperkecil) menjadi 2/3 bentang kolom yang lain.
3. Dilatasi dengan balok gerber • Sistem ini dipergunakan apabila diinginkan jarak kolom tetap sama. • Sistem ini memiliki kelemahan apabila ada beban horizontal yang cukup besar (akibat gempa bumi) akan berakibat fatal (lepas dan jatuh).
4. Dilatasi dengan konsol • Dengan sistem ini jarak kolom dapat dipertahankan sama. • Umumnya dipergunakan pada bangunan yang menggunakan material prefabrikasi.
Struktur Atap
• Struktur Atap (beton, kayu, baja) • Penutup atap (sirap, genteng, membrane)
FUNGSI • • • •
Melindungi ruang interior Mengalirkan air hujan Mengendalikan uap air dan udara panas Menahan penyebaran api
Atap Datar
Atap Datar • Kemiringan minimum 1:50 • Kemiringan mengarah ke saluran drainase air hujan/ talang airc
TIPE PENGATURAN KEMIRINGAN PADA ATAP DATAR
Atap Miring Kemiringan atap mempengaruhi: • Pilihan material penutup atap • Ketentuan lapisan dan flashing tepi • Desain beban angin Plafon dapat digantung pada struktur atap atau memiliki struktur terpisah
Atap Miring Ketebalan dan kemampuan bentang lapisan penutup atap menentukan interval penopangnya
Cara merangkai struktur atap: Balok atap sejajar terhadap kemiringan Balok atap tegak lurus terhadap kemiringan
Atap Melengkung
Struktur atap dengan penopang internal dan struktur atap bentang lebar