WARNA REDAKSI
C
apaian Unesa belakangan ini sudah cukup baik. Beberapa prestasi ditorehkan secara lembaga maupun inovidu baik dosen maupun mahasiswa. Namun demikian, kita tidak boleh berpuas diri dengan apa yang telah dicapai saat ini. Bahkan menurut rektor Prof. Warsono, M.S, Unesa yang dipimpinnya memang harus terus berusaha keras mengejar ketertinggalan dari perguruan tinggi negeri lainnya. Sesama LPTK pun Unesa masih harus terus mengejar ketertinggalannya, karena masih berada di bawah perguruan tinggi negeri lain. Sementara LPTK lain yang di luar Jawa, juga juga terus berbenah mengejar ketertinggalan. Di tingkat nasional rangking Unesa juga sudah membaik, meskipun belum bisa mencapai 20 besar perguruan tinggi ternama di Indonesia, namun sudah masuk ke 30 besar perguruan tinggi di Indonesia. Bahkan diharapkan
rangking Unesa tahun ini bisa menduduki posisi urutan ke-25 dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Meskipun demikian upaya untuk menuju perguruan tinggi di tingkat regional harus dimulai, karena untuk memperoleh sertifikasi akreditasi AUN perlu ada persiapan dan
tentu untuk memperoleh sertifikasi AUN keberadaan kelas internasional sangat diperlukan untuk menampung mahasiswamahasiswa dari negara-negara asing, khususnya dari negaranegara Asean yang ingin kuliah di Unesa. Langkah yang sudah dilakukan saat ini adalah berusaha menjadi anggota AUN, yaitu dengan cara mengirimkan dosen-dosen untuk mengikuti pelatihan sebagai asesor. Untuk langkah tersebut Unesa telah mengirimkan dua dosen untuk mengikuti pelatihan tersebut, yaitu Dr. Yuni Sri Rahayu yang saat ini menjabat wakil rektor bidang akademik dan ibu Bertha Yonata, S. Pd, M. Pd. Langkah tersebut perlu dilakukan, selain untuk menjadi anggota atau bagian dari AUN juga sebagai mentor dalam penyusunan borang akreditasi. Semoga kita semua tak pernah berhenti untuk terus meraih yang terbaik, demi Unesa. Selamat membaca. n
SAATNYA UNESA
TARGETKAN LEBIH BAIK tahapan yang harus dilalui dan dipersiapkan dengan matang. Paling tidak saat ini sudah dimulai dengan membuka kelas-kelas berbahasa Inggris untuk beberapa prodi yang telah terakreditasi A. Mereka diharapkan menjadi daya tarik bagi mahasiswa-mahasiswa asing yang ingin kuliah di Unesa. Meskipun kelas berbahasa asing bukan merupakan indikator dalam sertifikasi AUN, namun adanya kelas berbahasa asing bisa menjadi modal untuk menuju ke kelas internasional. Dan sudah
Majalah Unesa
ARM
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
3
DAFTAR RUBRIK
18
FOTO: DOK/ISTIMEWA
EDISI JULI 2 01 8
Edisi Ini
31
05
KABAR MANCA
2020 UNESA TARGET JADI ANGGOTA AUN-QA
PENGALAMAN CLARASHINTA CANGGIH, DOSEN FE KULIAH DI INTERNASIONAL INCEIF MALAYSIA
12
WUJUDKAN UNESA JAYA DALAM MUTU MELALUI TINDAKAN NYATA
30
UNESA JADI TUAN RUMAH BIMTEK TUTOR PENDI DIKAN KHUSUS
Majalah Unesa ISSN 1411 – 397X Nomor 119 Tahun XIX - Juli 2018 PELINDUNG: Prof. Dr. Warsono, M.S. (Rektor), Dr. Yuni Sri Rahayu, M.Si. (WR Bidang I), Drs. Tri Wrahatnolo, M.Pd., M.T. (WR Bidang II), Dr. Ketut Prasetyo, M.S. (WR Bidang III), Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M. Litt. (WR Bidang IV) PENANGGUNG JAWAB: Dra. Ec. Ratih Pudjiastuti, M.Si (Kepala BAAK) PEMIMPIN REDAKSI: Dra. Titin Sumarti, M.Pd (Kabag. Kerja Sama dan Humas) REDAKTUR: A. Rohman, Basyir Aidi PENYUNTING BAHASA: Syaiful R REPORTER: Wahyu Utomo, Syaiful H, Inayah, Suryo Waskito, Emir Musa, Mira Carera, Nely Eka, Tarida, M. Rizki, Titan, Hasna, Intan, Jumad, Fibrina, Intan, Royyan. FOTOGRAFER: Sudiarto Dwi Basuki, M. Wahyu Utomo, DESAIN/ LAYOUT: Abdur Rohman, Basyir Aidi ADMINISTRASI: Roni, ST. (Kasubbag. Humas), Supi’ah, S.E. DISTRIBUSI: Lusia Patria, S.Sos, Hartono PENERBIT: Humas Universitas Negeri Surabaya ALAMAT REDAKSI: Kantor Humas Unesa Gedung Rektorat Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya
4
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
Majalah Unesa
LAPORAN UTAMA
AUN-QA: Kegiatan Koordinasi dan Penguatan ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN-QA) di Auditorium Rektorat Unesa yang dilaksanakan beberapa waktu lalu dengan narasumber Prof. Satria Bijaksana dari ITB (Fasilitator Asesor AUN-QA tingkat ASEAN).
Unesa Persiapkan Diri di Tingkat Regional
2020 Target Sudah Jadi Anggota AUN-QA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TELAH MEMPEROLEH AKREDITASI A DARI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI (BAN-PT) PADA AWAL 2018. NAMUN PEROLEHAN AKREDITASI A TERSEBUT, TIDAK LANTAS MEMBUAT UNESA BERHENTI UNTUK TERUS MENINGKATKAN KUALITAS MUTUNYA BAIK DI TATARAN NASIONAL, REGIONAL, SAMPAI INTERNASIONAL. SETELAH MENDAPAT PENGAKUAN DI TARAF NASIONAL, KINI UNESA TENGAH MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK MEMPEROLEH PENGAKUAN DI TINGKAT REGIONAL MELALUI ASEAN UNIVERSITY NETWORK-QUALLITY ASSURANCE (AUN-QA). Majalah Unesa
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
5
LAPORAN
UTAMA
ANTUSIAS: Suasana koordinasi dan penguatan ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN-QA) di Auditorium Rektorat Unesa.
A
sean University Network (AUN) merupakan sebuah organisasi jejaring universitas di Asean yang didirikan untuk menjamin kualitas pendidikan tinggi di negara-negara Asean dan bertanggung jawab untuk mempromosikan jaminan kualitas lembaga pendidikan tinggi, meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan berkolaborasi dengan badan regional dan internasional untuk kepentingan komunitas Asean. Rektor Unesa, Prof. Warsono mengatakan bahwa perguruan tinggi saat ini terus dipacu untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas lulusannya. Oleh karena itu, banyak upaya yang harus dilakukan, salah satunya dengan meningkatkan kelas kita dari nasional ke regional. Beliau juga menambahkan bahwa akreditasi yang sudah diperoleh merupakan suatu bentuk penjaminan mutu bahwa suatu perguruan tinggi diakui di wilayahnya. “Unesa siap memberikan kontribusi demi perbaikan kualitas pendidikan dan lulusannya. Oleh sebab itu, informasi yang diterima dari narasumber diharapkan mampu menjadi daya pikat tersendiri untuk memberikan dorongan pada setiap prodi yang ada di Unesa, khususnya
6
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
prodi yang sudah berakreditasi A,” terang Warsono. Warsono mengutarakan persiap an apa saja yang tengah dilakukan Unesa untuk memperoleh sertifikasi AUN-QA. Persiapan pertama yang dilakukan yaitu mempelajari kriteriakriteria untuk AUN-QA. Beberapa waktu lalu, Unesa sudah mengundang salah satu asesor dari AUN-QA yakni Prof. Satria Bijaksana selak Fasilitator Asesor AUN-QA tingkat Asean untuk memberikan pencerah an tentang akreditasi AUN-QA itu, apa saja yang dinilai. “Dengan mempelajari kriteriakriteria penilaian dari AUN-QA, kita akan tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang harus disiapkan. De ngan begitu kalau sudah ada persiapan, kita sudah siap untuk mengajukan,” jelasnya. Persiapan kedua yang dilakukan adalah dengan mengirimkan dosendosen untuk ikut kegiatan pembinaan oleh asesor AUN-QA. Harapannya, dosen-dosen itu nanti menjadi motor penggerak atau mentor dalam penyusunan borang AUN-QA. “Ada dosen dari FMIPA dan Bu Yuni (WR bidang akademik Unesa) yang kemarin sudah dikirim ke pelatihan di Bangkok. Kalau kita sudah tahu apa saja yang dibutuhkan baru kita siapkan. Sekarang kan kita sedang
Majalah Unesa
proses mempersiapkan,” ujarnya. Menurut Warsono, AUN-QA itu merupakan komitmen bersama dari perguruan-perguruan tinggi yang menjadi anggotanya. Oleh karena itu, harus ada kesetaraan antara anggota-anggotanya itu. Karena kalau anggotanya tidak ada kesetaraan akan rancu. “Oleh karena itu, kalau kita mau menjadi member, kita harus setara baik dari segi kualitas dan lainnya,” tambahnya. Lebih lanjut Warsono mengatakan bahwa saat ini Unesa sedang meng ajukan menjadi member atau anggota AUN. Warsono berharap tahun 2020, Unesa sudah menjadi anggota AUN-QA sehingga prodi-prodi yang sekarang sudah mempersiapkan kelas internasional bisa disiapkan untuk mendapatkan sertifikasi AUN-QA. “Prodi yang sudah membuka kelas internasional itulah yang kita siapkan. Karena nanti kalau kita sudah AUN-QA bisa menerima mahasiswa asing,” ujarnya. Warsono juga menambahkan, bahwa prodi-prodi yang sudah memperoleh akreditasi A minimal satu kali dan siap untuk melaksanankan pembelajaran menggunakan bahasa Inggris juga akan disiapkan untuk memperoleh sertifikasi AUN-QA.n (INA/QQ/SIR)
LAPORAN UTAMA
W
akil rektor bidang akademik Universitas Negeri Surabaya, Dr. Yuni Sri Rahayu mengatakan, melalui sertifikasi AUN-QA diharapkan Unesa mendapatkan pengakuan secara regional yang tentunya berdampak dan memberikan manfaat bagi Unesa. Yuni menjelaskan, AUN-QA berbasis di tingkat prodi atau jurusan dan bukan universitas atau lembaga. Oleh karena itu, prodi-prodi yang diusulkan pada AUN-QA bukanlah prodi sembarangan. Prodi-prodi yang diusulkan adalah prodi yang sudah terakreditasi A, terutama yang sudah mendapatkan dua atau tiga kali akreditasi A. “Kan tidak mungkin selalu berada pada level itu seterusnya. Mereka sudah harus mengacu pada pengakuan di tingkat regional. Supaya apa? Untuk memacu Unesa sendiri secara internal menguatkan implementasi budaya mutunya,” tutur Yuni. Yuni menegaskan bahwa pihak universitas tentu akan memfasilitasi termasuk untuk menjadi asosiasi member dari AUN-QA. Karena langkah untuk mendapatkan sertifikasi AUN-QA itu harus terdaftar sebagai asosiasi member AUN-QA. Harapannya memang sampai akhir Juli ini paling tidak minggu depan, sudah mengapply atau mengrim. Sehingga pada Agustus sudah ada konfirmasi. “Untuk sekarang ini, sertifikasi AUN-QA kita dibatasi jumlah untuk pengajuan prodinya. Pertahun hanya ada 4 prodi yang mendaftar. Kita harus memilih prodi yang sudah mendapatkan akreditasi A dan yang memang telah berkomitmen untuk siap memenuhi segala dokumen dan seluruh persyaratan yang diminta untuk mengajukan,” ungkap Yuni. Yuni menjelaskan, di awal ini Unesa berfokus mendaftarkan diri menjadi member asosiasi. Oleh karena itu, pihaknya akan mengajukan prodi-prodi yang sudah lama bertengger di A dan telah siap berdasarkan 11 kriteria yang sudah ditentukan dari AUN-QA. Ke-11 kriteria itu adalah Expected Learning Outcomes, Programme Specification, Programme Structure and
OPTIMISTIS: Wakil Rektor Bidang Akademik Unesa, Dr. Yuni Sri Rahayu (kanan) hadir dalam kegiatan Koordinasi dan Penguatan ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN-QA) .
WAREK 1: KOMITMEN KUNCI PEROLEH AKREDITASI AUN-QA AUN-QA MERUPAKAN SEMACAM PENGAKUAN IMPLEMENTASI BUDAYA AKADEMIK DAN MUTU DI DALAM SUATU UNIVERSITAS DI TINGKAT REGIONAL ASEAN. SAAT INI, UNESA TENGAH MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK MENDAPATKAN PENGAKUAN ITU. Content, Teaching and Learning Approach, Student Assessment, Academic Staff Quality, Support Staff Quality, Student Quality Support, Facilities and Infrastructure, Quality Enhancement, dan Output. Yuni optimis Unesa mampu naik kelas. Namun, semua bergantung pada komitmen semua pihak, terutama prodi-prodi di Unesa. “Kalau dari sisi universitas Unesa sangat mendukung, artinya kita siap untuk memfasilitasi itu. Jadi memang harus ada komitmen untuk menyelesaikan itu,” tegas Yuni. Ke depan, Yuni akan menanyakan kepada dekan atau pimpinan fakultas prodi mana yang mau di AUN kan. Ia berharap dapat bersama-sama ber-
Majalah Unesa
sinergi dan berkomitmen prodinya diakui secara regional. Dan, tentunya 4 prodi itu memang dalam satu fakultas, supaya bisa membawa semangat itu untuk prodi-prodi di fakultas yang lain. Untuk dosen-dosen Unesa optimis sekali. Apalagi, dosen-dosen yang masih muda. Dosen-dosen yang sudah sepuh mereka juga sudah siap dengan kapasitasnya sendiri. “Semua itu, mempunyai level kapasitas yang berbeda-beda, ada yang kuat di bagian ini dan ada yang kuat di bagian itu. Yang penting itu bagaimana mensinergikan. Sama seperti puzzle, itu harus dirangkai sampai menghasilkan sebuah gambar,” pungkas Yuni. n (INA/QQ)
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
7
LAPORAN
UTAMA DEKAN FMIPA UNESA, PROF. DR. SUYONO, M.PD
TARGETKAN DUA PRODI PEROLEH SERTIFIKAT AUN-QA
TARGET: Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya, Prof. Dr. Suyono, M.Pd. menargetkan dua prodinya dapat sertifikat AUN-QA.
D
ekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya, Prof. Dr. Suyono, M.Pd, bercerita terkait sekilas pandang AUN-QA di fakultas yang tengah dipimpinnya saat ini. Menurut Suyono, AUN merupakan organisasi jejaring universitas di Asean yang mempunyai tujuan utama untuk memperkuat dan memperluas kerja sama di bidang pendidikan tinggi antarnegara-negara Asean. Suyono menegaskan bahwa AUN-QA bukan akreditasi melainkan penilaian (assessment). Penilaian dilakukan secara mandiri (self assessment) dengan melakukan penulisan SAR (Self-Assessment Report). Jadi bukan berarti jika prodi di Unesa telah mendapatkan sertifikasi AUN
8
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
kemudian tidak perlu lagi mendapat akreditasi BAN PT. Namun, prodi tetap harus mendapat akreditasi dari BAN PT sedangkan sertifikat AUN untuk menunjukkan bahwa prodi telah mampu memiliki standar minimum pendidikan universitas di negaranegara Asia Tenggara. “AUN-QA sangat memperhatikan prinsip PDCA yaitu plan do check and action misalnya pada OBE (outcome based education) . Prinsip PDCA ini menjadi fokus pendidikan tinggi.” Jelas Suyono. Dosen Lulusan S3 Unair tersebut menyampaikan, salah satu kegiatan yang dilakukan oleh AUN adalah AUN Quality Assurance (AUN- QA) yang bertujuan untuk melakukan penjaminan mutu program studi di universitas yang menjadi anggota AUN
Majalah Unesa
(member and associate member). Untuk menjadi associate member AUN- QA ada beberapa persyaratan. Pertama, universitas telah mengirim minimal 2 staf (atau university staff) untuk mengikuti workshop for accomplishing programme assessment. “Saat ini, Unesa telah mengirim 4 staf yaitu Prof. Dr. Muslimin Ibrahim (Ketua PPM), Dr. Fida Rachmadiarti, M.Kes (Ketua GPM FMIPA), Dr. Yuni Sri Rahayu, M.Sc. (WR Bidang Akademik) dan Bertha Yonata, M.Pd. (sekretaris GPM FMIPA),” terang Suyono. Kedua, Universitas telah diakreditasi di negaranya. Untuk syarat ini, Unesa telah memperoleh akreditasi APT dengan predikat unggul (A). “Saat ini, Unesa pada tahap pendaftaran menjadi associate member,” ujar Suyono. Ditanya terkait upaya yang dilakukan oleh FMIPA menuju AUN, Suyono memaparkan, sebagai salah satu langkah nyata keseriusan FMIPA untuk dapat diakui secara regional adalah dengan komitmen untuk mengantarkan 2 dari 9 prodi di FMIPA agar dapat memperoleh sertifikat AUN-QA. Kedua prodi itu adalah S1 Pendidikan Kimia dan S1 Pendidikan Biologi yang digadang-gadang untuk dapat memperoleh sertifikat AUN. “Selain sertifikat ISO 9001:2015 diharapkan FMIPA juga menjadi fakultas dengan prodi-prodi yang tersertifikasi regional misalnya AUNQA. Semuanya merupakan usaha FMIPA Unesa untuk menjamin mutu pendidikan tinggi” pungkasnya. n (INA)
LAPORAN UTAMA Apa Kata Para Kajur dan Mahasiswa Terkait AUN-QA
AUN-QA MERUPAKAN PENILAIAN (ASSESMENT) TERKAIT PENGAKUAN IMPLEMENTASI BUDAYA AKADEMIK DAN MUTU SUATU UNIVERSITAS DI TINGKAT REGIONAL ASEAN. MELALUI KOMITMEN BERSAMA, UNESA OPTIMIS MAMPU NAIK KELAS KE JENJANG REGIONAL ASEAN. SEPERTI APA KESIAPAN JURUSAN DAN PRODI SERTA KOMENTAR MAHASISWA UNESA? KAJUR BAHASA INGGRIS FBS, DRA. PRATIWI RETNANINGDYAH, PHD
AUN-QA PARAMETER MENCAPAI KUALITAS PEMBELAJARAN
K
etua Jurusan (Kajur) Bahasa Inggris, Dra. Pratiwi Retnaningdyah, PhD mengatakan bahwa di Unesa sudah cukup bagus pengawalan pembelajarannya. Salah satunya melalui sistem SSO. “Sistem ini akan sangat membantu Unesa dalam mengawal pembelajaran yang nantinya akan membantu mendapatkan akreditasi atau sertifikasi, salah satunya AUN-QA,” paparnya. Kajur yang akrab disapa Tiwik itu mengatakan, sebenarnya Unesa sudah memiliki bagian untuk penjaminan mutu mulai dari tingkat jurusan, fakultas, hingga universitas. Nah, salah satu tugas PPM itu memastikan semua kegiatan memiliki SOP yang jelas untuk menjamin kualitas atau tingkat mutunya. Tiwik mencontohkan, di jurusan lain untuk yudisium TEPnya 425, sedangkan di jurusan bahasa Inggris syarat untuk bisa ujian skripsi harus memiliki TEP mencapai 525. Untuk itu, mahasiswa jurusan bahasa Inggris sejak semester 1 harus nyicil tes TEP. Setiap semester sebelum melakukan KRS, mereka harus menyetorkan nilai TEP terbaru. “Hal itu dilakukan agar bisa melihat peningkatan atau proses perkembangan dari mahasiswa. Sehingga DPA harus menaikkan nilai TEP siswa yang terlampaui atau tertinggal jauh,” terangnya. Di jurusan bahasa Inggris, juga menerapkan aplikasi tearned in untuk mengoreksi pekerjaan siswa, apakah tergolong plagiasi atau bukan. Sejak Unesa berlangganan tearned in, jurusan bahasa Inggris sudah aktif menggunakan. Aplikasi itu tidak hanya dipakai untuk skripsi tapi juga untuk kegiatan perkuliahan sehari-hari karena tugas mahasiswa banyak yang berbasis paper. “Jika hasil tearned in mahasiswa di atas 20% pasti dikembalikan untuk direvisi. Namun bila di atas 50% pasti sudah banyak tidak lulusnya. Saya pernah tidak
meluluskan dua mahasiswa di kelas penulisan karya ilmiah kerena terbukti melakukan plagiasi,” ungkapnya. Mengenai AUN-QA, menurut Tiwik, sebenarnya bukan tujuan utama. Yang paling utama adalah bagaimana agar proses pembelajaran dan proses pengelolaan kegiatan akademik dan nonakademik bisa terukur mutunya. Namun, ia tak menampik dengan adanya AUN-QA parameter akan lebih jelas. “Saya pribadi tidak melihat AUN-QA sebagai tujuan kita, karena jika itu menjadi tujuan begitu tercapai maka selesai. Saya melihat AUN-QA sebagai cara yang kita pakai untuk mencapai kualitas pembelajaran dan kualitas pengelolaan pembelajaran secara struktur dengan standar yang tinggi. Nah, itu tujuannya. Kita menjadikan AUN-QA sebagai parameter,” tandasnya. Jurusan bahasa Inggris memang telah mendapatkan akreditasi A dan bertekad untuk terus mempertahankan akreditasi tersebut. Tak menutup kemungkinan, jurusan Bahasa Inggris juga akan mempersiapkan diri untuk mendapatkan sertifikasi AUN-QA. Namun, sejauh ini, masih banyak yang perlu dipersiapkan. Salah satu yang masih menjadi rintangan adalah mengenai tingkat kelulusan dan drop out. “Kita menetapkan skor TEP 535. Di sisi lain, masih banyak mahasiswa semester 8 yang belum mencapai skor TEP tersebut. Hal ini membuat drop out rate kita menjadi tinggi,” jelasnya. Ke depan, Tiwik berharap Unesa, terutama jurusan bahasa Inggris bisa menjadi besar bukan karena siapa yang menjadi kajur ataupun menjadi rektor, tapi karena memang sistemnya bagus, kuat, terarah, dan terukur. n (FBR/IC)
Majalah Unesa
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
9
LAPORAN
UTAMA
J
urusan Desain Grafis, termasuk salah jurusan yang mendapatkan akreditasi A. Tentu, jurusan Desgraf tidak akan berhenti pada pencapaian akreditasi A. Mereka akan meningkatan kualitas dengan mulai mempersiapkan untuk sertifikasi Asean University Network-Quality Assurance (AUN-QA). Dr. Dody Doerjanto, M.Sn, ketua jurusan Desain Grafis mengatakan sudah memulai melakukan pembenahan sebagai bentuk persiapan mendapatkan sertifikasi AUN-QA. Sejak awal, kata Dody, D3 jurusan Desain Grafis sudah memiliki bekal yang cukup kuat. Hanya saja, perlu banyak dukungan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan utama yang belum direalisasikan. “Sekarang sedang melaksanakan pembangunan serta peningkatan, jadi apabila nanti dukungan yang jadi persyaratan utamanya sudah mencukupi akan diusulkan ke yang lebih tinggi,” terangnya. Saat ini, Desain Grafis sudah mulai mempersiapkan, dan melakukan penyesuaian terhadap ISO sebagai targetnya. Jurusan Desain Grafis sedang memperbaiki struktur yang sebelumnya masih kurang baik akan menjadi baik. Untuk Desain Grafis yang sudah mendapat akreditasi A, sudah
KAJUR DESAIN GRAFIS FBS UNESA, DR. DODY DOERJANTO, M.SN
OPTIMISTIS MAMPU DAPAT SERTIFIKASI AUN-QA tidak ada masalah. Namun, yang masih menjadi kendala saat ini ialah jurusan DKV yang masih berakreditasi B. “Sekarang sedang direakreditasi agar bisa meningkat,” jelasnya. Desain Grafis percaya diri akan mendapatkan sertifikasi AUN-QA. Menurut Dody jurusan ini memang sudah mantab. Dari infrastruktur, Desain Grafis sudah punya. Paling tidak sudah kuat dalam infrastrukturnya. Kemudian, sarana dan prasarana sedang dibenahi, pelaksanaan perkuliahan sudah sejak dulu memang sudah baik hanya saja nanti lebih dilengkapi lagi. Selain itu, Desain Grafis juga sudah membangun gedung yang pada bulan Agustus ditargetkan sudah bisa ditempati. “Hal-hal yang belum sempat dibenahi akan secepatnya dibenahi karena pada saat ini Desain Grafis sangat banyak sekali hal yang perlu dibenahi, jadi bertahap,” tambah Dody. Desain Grafis secepatnya akan menyelesaikan tugastugas dan persyaratan yang belum terpenuhi. Selain itu, juga menunggu kesiapan dari pihak Fakultas Bahasa dan Seni. “Jurusan desain grafis sangat optimis mendapatkan sertifikasi AUN-QA,” tandasnya. n (FBR/IC)
10
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
Majalah Unesa
LAPORAN UTAMA KAJUR MANAJEMEN FE, DR. ULIL HARTONO, SE, M.SI
AUN-QA TARGET SELANJUTNYA SETELAH TERAKREDITASI A
dan diajukan dalam sertifikasi AUN-QA tersebut. “Kami sangat berharap jurusan manajemen menjadi satu dari 4 prodi yang diajukan untuk AUN-QA.” ungkap Ulil. Ulil yang juga mejabat sebagai Ketua Aliansi Prodi Manajemen dan Bisnis di Indonesia tentu memiliki peran yang strategis untuk mewujudkan mimpi jurusan yang dipimpinnya. Ia menjelaskan, jika jurusan Manajamen mampu mendapatkan sertifikasi AUN-QA akan banyak kelebihan dan keuntungan yang bisa didapatkan. Di antaranya, standar pengelolaan prodi/jurusan akan berstandar internasional, jumlah mahasiswa yang dikirim ke luar negeri lebih banyak terutama dikirim ke negaranegara yang perguruan tingginya menjadi member AUN, dan bisa lebih banyak dan leluasa berkirim dan bertukar pelajar ke luar negeri. “Visi kita itu bagaimana berdaya saing secara internasional khususnya di kawasan asia di tahun 2025. Oleh karena itu, perlu disiapkan roadmap agar dapat tercapai sesuai visi yang telah dicanangkan,” tegasnya. n (QQ) Komentar Mahasiswa
SENANG DAN BANGGA BERSERTIFIKASI AUN-QA
K
egiatan Koordinasi dan Penguatan ASEAN University Network-Quality Assurance (AUNQA) yang dilaksanakan beberapa waktu lalu dengan narasumber yakni Prof. Satria Bijaksana dari ITB (Fasilitator Asesor AUN-QA tingkat ASEAN) membuat jurusan Manajemen FE Unesa lebih bersemangat dalam menyiapkan hal apa saja untuk mewujudkan sertifikasi AUN-QA. Dr. Ulil Hartono, SE, M.Si, Ketua Jurusan Manajemen mengatakan bahwa AUN-QA merupakan impian jurusan manajemen setelah terakreditasi A. Untuk mendapatkan itu, jurusan Manajemen FE sudah melakukan beberapa persiapan. Mulai dari membentuk tim persiapan akreditasi AUN-QA yang melibatkan SDM dari unsur dosen-dosen muda, melakukan studi banding ke perguruan tinggi yang jurusannya sudah mendapatkan sertifikasi AUN-QA , dan mempersiapkan hal-hal lain lain terkait ISO. Ulil menambahkan, beberapa waktu lalu prodi-prodi yang akreditasinya sudah A dikumpulkan karena tahun 2018 Unesa sebagai institusi berusaha menjadi anggota assosiasi. Setiap tahun, hanya ada 4 prodi yang diusulkan
SEMENTARA itu, Gita Kusuma Dewi dan Ainnun Masita mahasiswa manajemen angkatan 2016 mengatakan bahwa adanya Sertifikasi AUN-QA tentu merupakan salah satu dambaan dan impian dari jurusannya agar dapat meningkatkan kualitas baik taraf nasional maupun internasional. “Saya sebagai mahasiswa merasa bangga dan senang apabila Jurusan Manajemen terpilih dan dapat diusulkan untuk sertifikasi AUN-QA yang tentunya akan menaikkan kelas dan mutu jurusan,” ungkap Gita Gita juga menjelaskan bahwa mahasiswa-mahasiswa manajemen sendiri tidak kalah dengan mahasiswa di universitas bonafit lain. Apalagi Jurusan Manajamen sejauh ini selalu menjadi jurusan favorit di Unesa karena selalu meningkatkan kualitasnya. “Ketika kita harus meningkatkan mutu, siap ataupun tidak tentu harus diupayakan karena kalau tidak sekarang, kapan lagi,” ujarnya Senada, Ainnun juga mengatakan bahwa sangat antusias mendengar adanya AUN-QA. Hal itu, juga akan mendorong program kerja dan kegiatan-kegiatan dari Himpunan Mahasiswa Jurusan yang juga sudah merambah ke tingkat ASEAN yaitu dengan 3 negara Malaysia-Brunei-Indonesia. “Artinya, sudah ada sinergi yang mengarah ke tingkat ASEAN. Tidak hanya pihak jurusan saja tetapi dari pihak mahasiswa juga mendukung adanya hal tersebut” tandas Ainun yang berharap jurusan Manajemen dapat mewujudkan visinya berdaya saing di tingkat ASEAN di tahun 2025. n (QQ)
Majalah Unesa
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
11
BINCANG
UTAMA
WAWANCARA : Kepala Pusat Penjaminan Mutu Unesa, Prof Dr. Muslimin Ibrahim, saat diwawancarai reporter majalah Unesa.
WANCANCARA DENGAN KEPALA PPM UNESA TERKAIT SERTIFIKASI AUN-QA
“MARI BANGUN KOMITMEN WUJUDKAN UNESA JAYA DALAM MUTU MELALUI TINDAKAN NYATA”
P
rof. Dr. Muslimin Ibrahim, Kepala Pusat Penjaminan Mutu Unesa menyampaikan banyak hal terkait AUN-QA dan upaya Unesa untuk mendapatkannya. Menurut Prof. Muslimin Ibrahim, salah satu manfaat sertifikat AUNQA adalah bukti pengakuan kualitas Unesa yang diberikan pihak eksternal pada level regional. Dengan demikian merupakan wujud akuntabilitas Unesa kepada stakeholder. Berikut wawancara Tim Majalah Unesa dengan Prof Muslimin. Bagaimana pendapat Bapak tentang AUN-QA di Unesa? AUN-QA bagi Unesa adalah keharusan, karena tuntutan milestone Unesa yang dirumuskan di dalam RENIP (Rencana Induk
12
Pengembangan) 2011-2035. Milestone III Unesa (2021-2025) adalah terwujudnya Unesa sebagai Recognized Regional Teaching University. Sementara itu AUNQA adalah Lembaga sertifikasi regional yang menjadi acuan untuk memperoleh salah satu bukti apakah suatu perguruan tinggi termasuk Unesa untuk dikenal secara regional. Seperti halnya pada milestone II (2016-2020) yaitu terwujudnya Unesa sebagai Recognized National Teaching University dan bukti yang berhasil disediakan adalah sejak Desember 2017 Unesa secara nasional sudah terakreditasi unggul (peringkat A) sesuai surat keputusan BAN-PT Nomor 5245/SK/BAN-PT/Akred/PT/ XII/2017. Apakah AUN-QA sertifikasi tingkat prodi saja?
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
Majalah Unesa
AUN-QA adalah Lembaga sertifikasi semi-pemerintah pada tingkat regional untuk program studi dan institusi, yang melakukan asesmen terhadap semua jenis program studi maupun institusi berbasis OBE (Outcome Based Education) melalui SAR (Self Assessment Repot) dan Visitasi ke lapangan. AUN QA merupakan sebuah assessment, dan bukan akreditasi. Akreditasi sendiri merupakan bagian dari QA. Penilaian dilakukan secara mandiri (self assessment) dengan melakukan penulisan SAR (Self-Assesment Report). Apakah manfaat yang didapat Unesa apabila mendapatkan sertifikat AUN-QA? Manfaat diperolehnya sertifikat AUN-QA sangat jelas bagi Unesa. Sertifikat AUN-QA adalah bukti
BINCANG UTAMA pengakuan kualitas Unesa yang diberikan pihak eksternal pada level regional. Dengan demikian merupakan wujud akuntabilitas Unesa kepada stakeholder. Selain itu proses asesmen yang dilakukan untuk memperoleh sertifikat sebenarnya merupakan proses pembelajaran bagi warga Unesa untuk dapat mengelola mutu dengan baik. Di dalam interaksi itu banyak best practices yang dapat diperoleh. Keuntungan itu sebenarnya juga secara langsung sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena dengan Unesa memperoleh sertifikat: mahasiswa dapat memastikan bahwa (a) mereka mendapat pengalaman belajar berkualitas dari Unesa; (b) memudahkan lulusan mendapat pekerjaan, karena seringkali pihak pemberi kerja menetapkan persyaratan peringkat akreditasi tertentu bagi program studi tempat calon pegawainya belajar. Sebelumnya, Unesa pernah mengadakan konferensi AUN-QA dengan mengundang perwakilan ITB, apakah selanjutnya akan ada kegiatan yang sama? Untuk mendapatkan sertifikat yang notabene adalah pengakuan pihak regional, tidaklah mudah. Semua itu harus dimulai dari membangun komitmen. Komitmen akan lebih mudah dibangun kalau para pihak memahami apa makna dari mutu, apa makna dari AUN-QA bagi institusinya dan bagi dirinya sendiri. Aktivitas mengundang asesor AUN-QA dari ITB (Prof. Satria Bijaksana) adalah bentuk awal membangun komitmen, yaitu memulai dari pemberian wawasan tentang AUN-QA dan hal-hal apa yang perlu diantisipasi. Sudah barang tentu kegiatan permulaan akan ditindaklanjuti dengan tahapantahapan selanjutnya yang diminta oleh sekretariat AUN-QA sendiri. Hal apa saja yang dilakukan oleh Unesa untuk mendapatkan sertifikat AUN-QA? Banyak hal yang harus dilakukan dan dipersiapkan oleh Unesa untuk
dapat memperoleh pengakuan secara regional dalam bentuk sertifikat AUN-QA. Hal-hal yang dimaksud adalah sebagai berikut. a. Unesa harus membuktikan komitmen mutunya dengan jalan mengirim stafnya untuk mengikuti pelatihan AUN-QA dan mengimplementasikan hasil pelatihan itu di Unesa. b. Bukti hasil implementasi hasil pelatihan harus dikirimkan ke sekretariat AUN-QA c. Mengirim aplikasi ke pihak AUNQA agar Unesa dapat diterima sebagai member (anggota) dengan melampirkan persyaratan tertentu yang diminta, misalnya yang penting(1) Rencana Pengembangan Unesa 5 tahun ke depan; (2) SK tentang penetapan gelar; (3) fasilitas safety yang terdapat di Gedung-gedung Unesa; (4) LoI dari rektor Unesa. d. Secara internal Unesa harus melakukan gerakan “perubahan� sehingga tampak lebih nyata bahwa Unesa telah menerapkan Outcome Based Curriculum. Unesa harus dapat menunjukkan bukti kontribusi setiap matakuliah terhadap pencapaian learning outcome. e. Unesa harus menunggu minimal 30 hari sebelum mendapat keputusan diterima atau tidak. f. Jika diterima barulah Unesa mendaftar sebagai anggota dan proses penyiapan dokumen SAR sampai saat asesmen dilakukan. Siapakah yang berperan penting untuk menunjang Unesa dalam mendapatkan sertifikat AUN-QA? Tidak ada pihak yang berperan paling penting di dalam proses untuk pemerolehan sertifikat AUN-QA. Semua pihak bertanggungjawab, karena sertifikat pada dasarnya adalah pengakuan saja atas STANDAR MUTU yang dicapai. Hal itu mengandung makna bahwa sebelum pengakuan itu dapat diperoleh proses pembudayaan mutu sudah merupakan kegiatan seharihari, pengakuan adalah muara dari proses panjang yang dilakukan oleh
Majalah Unesa
segenap warga Unesa. Pemimpin dan dosen, tendik semuanya menjalankan tupoksi sesuai prosedur mutu yang ditetapkan. Begitu pula mahasiswa haruslah beraktivitas di dalam kampus sesuai prosedur mutu yang ditetapkan. Kalau semua tuntutan (standar) sudah dipenuhi, PASTILAH pengakuan itu dapat diperoleh. Berapa lama jenjang waktu sertifikasi AUN-QA? Apakah setiap tahun atau bagainya? Masa berlaku sertifikat AUN-QA 5 tahun, sebagai contoh Program Studi Pendidikan Dokter di UGM disertifikasi tahun diases 2009 kemudian tahun 2015 diases lagi untuk kedua kalinya. Apakah universitas anggota AUN atau Universitas yang sudah pernah mendapat AUN-QA bisa membantu universitas lain untuk mendapatkan sertifikasi? Ya sudah barang tentu, universitas atau fakultas lain yang sudah memperoleh AUN QA Certificate dapat melakukan sharing pengalaman baik untuk saling membantu sehingga maju bersama secara bermutu. Unesa pernah mendatangkan berbagai pakar yang berpengalaman terkait AUN-QA di Unesa. Apa harapan bapak terkait AUNQA? Harapan saya terkait dengan AUN-QA. Saya pernah menyaksikan sendiri bagaimana bersatunya Unesa saat warganya berkomitmen untuk memperoleh akreditasi institusi A dari BAN-PT. Mulai dari level tertinggi pimpinan sampai level bawah semua berpikir dan bertindak bagaimana mewujudkan komitmen itu dan nyatanya kita berhasil. Harapan saya, marilah kita semua membangun komitmen yang serupa untuk mewujudkan Unesa yang semakin Jaya dalam MUTU melalui tindakan nyata. Itu adalah ikhtiar mendahului DOA yang dipanjatkan untuk memperoleh perkenan Allah azza wa jalla. n (FBR/IC)
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
13
INSPIRASI
ALUMNI Nur Syamsi, Alumni Unesa yang Jadi Ketua KPU Surabaya
POLITIK ITU INDAH, MAHASISWA HARUS BERFUNGSI JADI AGEN PERUBAHAN NUR SYAMSI MERUPAKAN ALUMNI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FT IKIP SURABAYA (RED, UNESA) TAHUN 2001. PRIA KELAHIRAN LAMONGAN 14 APRIL 1976 ITU, SEBELUMNYA MENJADI AREA SALES MANAGER DI PENERBIT ERLANGGA DAN KEPALA CABANG JAWA TIMUR PENERBIT PIRANTI. KINI, PRIA JANGKUNG INI TERJUN DI AKTIVITAS POLITIK SEBAGAI KETUA KPU SURABAYA. SEPERTI APA KIPRAHNYA?
WAWANACARA: Ketua KPU Kota Surabaya, Nur Syamsi melayani pertanyaan wartawan.
N
ur Syamsi, yang juga penggemar sepak bola itu masuk IKIP Surabaya tahun 1996. Kala itu, namanya memang masih IKIP Surabaya, belum bernama Unesa. Baru, tahun 1998 IKIP Surabaya berubah menjadi Unesa. Menurut pengakuan Syamsi, selama kuliah tidak banyak pengalaman menarik yang didapat.
14
Ia banyak menghabiskan aktivitasaktivitas di jalan karena masa itu, taun 1998 masih masa reformasi. “Aktivitas saya lebih banyak demo dan aktivitas organisasi di ekstra kampus,” terangnya. Kegiatan ekstra kampus, menarik buat Syamsi karena hal itu tidak akan didapat jika hanya di bangku kuliah. Dari keaktifan ikut organisasi ekstra, ia dapat belajar berargumen,
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
Majalah Unesa
menganalisis perilaku sosial, gejolak sosial, memecahkan masalah, dan menempatkan diri di tengah pergolakan sosial. “Hal-hal itu tidak ada di bangku kuliah yang terkait kurikulum. Apalagi, saya ini jurusan teknik elektro bukan jurusan sosial. Kemudian, mengkaji sosial dan gerakan-gerakan sosial maka menjadi penting dan menarik
INSPIRASI ALUMNI buat saya kegiatan ekstra kampus yang saya jalani selama di kampus,” paparnya. Mengenai dosen yang masih dikenang sampai saat ini, Syamsi mengatakan ada satu dosen yang selalu diingatnya. Namanya Pak Edi (lupa nama panjangnya). Menurut Syamsi, beliau ini berpikiran yang substantif. Tidak murni prosedurprosedur perkuliahan. Tapi, substantif kuliah itu apa? Waktu itu beliau jadi sekretaris Jurusan. Syamsi masuk ke IKIP Surabaya melalui jalur normal/jalur tes. Saat itu masih dinamakan UMPTN pada tahun 1996. Ia lulus SMA tahun 1995, dan masuk ke kampus tahun 1996. Di Unesa, ia kuliah hingga 10 semester atau lima tahun. Pada tahun 2002, ia sudah dapat pekerjaan. Kemudian, tahun 2014 sudah di KPU Surabaya. Sepanjang tahun 2002 sampai 2014, Syamsi masih tetap aktif di gerakan sosial dan aktif menjadi kader salah satu organisasi kemasyarakatan ternama di Surabaya maupun Jawa Timur. Politik itu Indah Mengenai kiprahnya di dunia politik, Syamsi mengatakan bahwa baginya politik itu indah. Kenapa indah? Karena dengan terjun dunia politik menjadi pintu masuk untuk berbuat lebih kepada masyarakat dan berbuat lebih kepada bangsa dan negara. Syamsi memaparkan, seluruh tatanan kehidupan kebangsaan dan bernegara dimulai dari dunia politik. “Adanya mahasiswa di Unesa, misalnya, mau tidak mau kan dampak dari kebijakan politik baik itu yang dilakukan oleh Rektorat maupun Kementrian Ristekdikti. Kira-kira itulah bagi saya yang menarik terjun di dunia politik,” ungkapnya. Lebih lanjut, Syamsi menjelaskan, hampir semua tatanan kehidupan dan aktivitas di tengah masyarakat tidak lepas dari kebijakan-kebijakan politik yang dibuat oleh pemerintah setempat. Mengapa memilih KPU, Syamsi mengatakan karena KPU merupakan lembaga independen
AKTIVITAS: Sebagai pejabat publik yang bekerja sebagai ketua KPU Kota Surabaya, Nur Syamsi (tengah) banyak beraktivitas dalam menyosialisasikan Pemilihan Umum.
“Tidak harus saya Unesa, tidak. Bagaimana kemudian kita ini menunjukkan kerja dengan betul dan baik. Orang akan dengan sendiri melihat dari mana sih Syamsi? Dari mana sih dia? Kan begitu.” dan juga sebagai pelaksanaan UUD. Terkait dengan yang posisinya sebagai alumni Unesa, tentu Syamsi akan melakukan tugas dengan baik dan bersungguh-sungguh dan sepenuh hati agar orang bisa melihat bahwa ini lho alumni Unesa. Sekali pun, tidak punya basic sosial politik tetapi mampu beradaptasi cepat dengan cara bersungguhsungguh melaksanakan seluruh tugas. “Tidak harus saya Unesa, tidak. Bagaimana kemudian kita ini menunjukkan kerja dengan betul dan baik. Orang akan dengan sendiri melihat dari mana sih Syamsi? Dari mana sih dia? Kan begitu,” tandasnya. Syamsi sendiri tidak pernah membayangkan sebelumnya bisa
Majalah Unesa
berkiprah di KPU. Itu semua bisa terwujud lantaran bergesekan dan berteman dengan banyak orang melalui pengalaman berorganisasi. “Banyak kawan yang mendorong dan menuntun sehingga saya berhasil berkiprah di lembaga ini (KPU Surabaya),” paparnya. Oleh karena itu, Syamsi meyakini bahwa dalam konsep agama itu silaturahim akan memperbanyak rezeki dan menambah usia. Ya, begitulah. Tidak harus rezeki itu didapat dari teman/sahabat dalam berupa uang, tapi berupa jaringan/ kesempatan itu salah satu sangat penting. Aktivis BEM dan UKM Di kampus, Syamsi tergolong aktif di kegiatan BEM dan UKM. Tercatat, ia pernah menjadi Ketua BEM Jurusan Teknik Elektro, Wakil Ketua BEM Fakultas dan juga aktif di UKM. Sedangkan, ekstra kampus aktif di IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah). “Banyak hal yang kita tidak mendapatkan dari kurikulum kampus. Hidup ini tidak hanya murni soal buku. Tetapi, banyak hal yang kemudian kita dapat di luar itu,” jelasnya. Menurut Syamsi, kunci agar bisa berhasil di setiap lini kehidupan
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
15
INSPIRASI
ALUMNI
hanya satu. Yakni, dimana berpijak, di situlah langit dijunjung. Dimana kita berada, sepenuh hatilah melaksanakan tugas-tugas. Tidak harus ditunjukkan ke orang tetapi orang akan mencari sendiri. Sebagai alumni Unesa dan sebagai salah satu dari eks pengurus IKA Unesa, Syamsi berharap Unesa terus mengembangkan diri dari berbagai disiplin ilmu. Tidak hanya disiplin ilmu keguruan. Karena faktanya, semua alumni Unesa mampu ditampung di dunia pendidian. Ada banyak pekerjaan lain, yang bisa dilirik oleh Unesa. Seperti -dunia politik dan dunia sosial. “Saya lihat, mahasiswa Unesa dulu dengan mahasiswa Unesa sekarang banyak perbedaan. Dulu, selain menjalankan aktivitas normal jadi mahasiswa, kita banyak terlibat di berbagai diskusi dan kegiatan sosial yang bersentuhan dengan dunia fakta riil di lapangan. Sekarang ini kegiatan yang seperti itu sudah sangat jarang dijumpai,� paparnya. Bagi Syamsi, sebagai mahasiswa tentu tidak hanya melulu soal pendidikan dan kurikulum. Mahasiswa tetap harus mencari sisi lain yang harus diisi, terutama terhadap kepekaan sosial dan kepekaan terhadap kondisi masyarakat. “Tidak bisa mahasiswa ikut alur dan arus. Kembalilah pada fungsi mahasiswa yang sebagai agent of change (agen perubahan). Agen perubahan itu orang yang tidak pernah puas dengan sebuah kemapanan dan kondisi. Dimana,kondisi itu kan stagnan. Ini kan mapan yang tidak boleh puas harus terus mencoba berpikir bagaimana memperbaiki kondisi diri dan sosial? Dan itu hanya bisa dilakukan salah satunya dengan aktif di dunia pergerakan,� pungkasnya. (sh) . n (SIR)
SOSIALISASI: Ketua KPU Kota Surabaya, Nur Syamsi dalam berbagai aktivitas sosialisasi atas tanggung jawabnya menyampaikan informasi seputar pemilu.
16
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
Majalah Unesa
KABAR PRESTASI
JUARA: Paduan Suara Gita Pramawisesa FBS Unesa yang mewakili Unesa di ajang 7th Bali International Choir Festival, di Bali.
DARI GELARAN 7TH BALI INTERNATIONAL CHOIR FESTIVAL DI BALI
PADUAN SUARA GITA PRAMAWISESA BAWA PULANG DUA MEDALI EMAS
M
ahasiswa Unesa menorehkan prestasi yang sangat luar biasa. Kali ini prestasi itu diraih mahasiswa dari Fakultas Bahasa dan Seni yang berhasil menunjukkan prestasinya di kancah internasional. Adalah Paduan Suara Gita Pramawisesa yang berhasil meraih dua medali emas di ajang 7th Bali International Choir Festival di Bali. Dengan persiapan minim, Paduan Suara Gita Pramawisesa mampu menciptakan poin maksimal, yakni 33.03 di babak kompetisi serta poin 85.15 di babak championship sekaligus berhak menggondol medali emas. Meskipun meraih medali emas di dua
babak sebelumnya, namun tidak dapat membantu Gita Pramawisesa lolos ke tahap berikutnya, yakni tahap grand prix. Ajang ini dibagi menjadi tiga babak yakni babak kompetisi, babak championship dan babak grand prix. Persaingan sangat ketat karena diikuti oleh 16 negara yang memiliki kemampuan luar biasa. Gita Paramawisesa terdiri atas 43 orang di antaranya 31 penyanyi, seorang conducter, dan 11 official. Lagu yang dibawakan pada kompetisi tersebut antara lain “Ma Rencong-Rencong”, “Toki Tifa”, dan “Seblang Subuh”. Ketiga lagu tersebut mendapatkan apresiasi yang lebih dari dewan juri.
Majalah Unesa
Menurut salah satu personel Gita Paramaisesa, Supali bahwa timnya sudah melakukan semaksimal tenaga. Supali merasa senang atas prestasi yang mereka torehkan, karena dengan persiapan yang minim timnya masih dapat membawa pulang dua medali emas dalam dua babak. “Dengan kami memperoleh dua medali emas, ini dapat menjadi pemompa semangat untuk menghadapi kompetisi-kompetisi berikutnya dengan lebih baik lagi. Tak lupa kami juga berterima kasih kepada Universitas dan Fakultas yang selalu memberi dukungan dan motivasi kepada kami,” ujarnya.n (WHY/ARM)
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
17
LENSA
UNESA
HALAL BIHALAL UNESA
Bersama dalam Kebersamaan
S
egenap sivitas akademika Universitas Negeri Surabaya menggelar Halal Bihalal di depan Gedung Rektorat Kampus Lidah, (28/6). Pimpinan universitas, fakultas, tenaga pendidik, dosen, mahasiswa dan purna tugas berkumpul untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama. Acara semakin meriah oleh iringan orkes melayu. Selain itu, ada pula doorprize dari panitia dan BTN berupa televisi, mesin cuci, kipas angin, sepeda gunung, dan hadiah utama lemari es dua pintu. n (WHY/TONI)
18
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
Majalah Unesa
LENSA UNESA
FBS Saling Bermaafan
F
akultas Bahasa dan Seni menyelenggarakan Halal Bihalal di Joglo FBS, pada 25 Juni 2018. Dosen, tendik, dan mahasiswa berkumpul dalam suasana saling memaafkan. Tidak hanya itu saja purnawirawan dosen dan tendik juga ikut serta meramaikan acara yang digelar setiap tahunnya ini. Peserta yang hadir juga disajikan siraman rohani oleh KH. Qosim Mustafis dan ditutup dengan doa serta pembagian doorprize. n (WHY/MIRA)
Halbil di FIO Dihadiri Mantan Rektor
H
alal Bihalal yang dilaksanakan Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) berlangsung meriah. Selain dihadiri jajaran dekan, dosen, dan perwakilan mahasiswa, kegiatan tersebut juga dihadiri mantan-mantan pejabat FIO. Salah satunya, mantan rektor Unesa, Prof. Toho Cholik Mutohir. Selain itu, hadir pula Wakil Rektor Bidang Perencanan dan Kerja Sama, Prof. Djodjok Soepardjo. Acara semakin meriah dengan hiburan musik dan doorprize. n (WHY)
FISH Hadirkan Penceramah Dokter
F
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Universitas Negeri Surabaya menggelar kegiatan Halal Bihalal di Auditorium Gedung I6 Srikandi, pada Senin 25 Juni 2018. Hadir dalam acara tersebut Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Ketut Prasetyo, M.S., Dekan FISH, Prof. Dr. Sarmini, M.Hum, beserta jajaran pimpinan fakultas, tenaga pendidik, dosen, dan purna tugas. Acara semakin khidmat dengan ceramah yang dibawakan oleh Dr. H. Agus Ali Fauzi, PGD, Pall Med (ECU) dari Kepala Instalasi Paliatif dan Bebas Nyeri RSU Dr. Soetomo Surabaya. n (WHY/SH/TNI)
Majalah Unesa
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
19
KOLOM
REKTOR Penilaian AUN-QA lebih ditujukan kepada apa yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, arah pengembangan Unesa ke depan harus dirumuskan kembali. Apakah tetap konsisten kepada perguruan tinggi LPTK atau menjadi universitas? Prof. Dr. Warsono, M.S.
S
etelah Unesa berhasil memperoleh akreditasi A untuk perguruan tinggi dan 50% prodinya juga memperoleh akreditas A dari BAN-PT, maka langkah selanjutnya adalah mendorong prodi-prodi yang telah terakreditasi A, terutama yang sudah dua kali untuk mempersiapkan akreditas Asean University Network Quality Assurance(AUNQA). Unesa harus melangkah dari perguruan tinggi nasional ke perguruan tinggi di tingkat regional. Perolehan sertifikasi AUN-QA merupakan langkah yang harus dilalui untuk menuju ke perguruan tinggi berkelas internasional. Unesa tidak boleh berpuas diri dengan apa yang telah dicapai saat ini. Unesa memang harus terus berusaha keras mengejar ketertinggalan dari perguruan tinggi negeri lainnya. Sesama LPTK pun Unesa masih harus terus mengejar ketertinggalannya, karena masih berada di bawah Unnes Semarang, UM Malang, UNY dan UPI. Sementara LPTK lain yang di luar Jawa, seperti Unimed, UNM, dan UNP juga terus berbenah mengejar ketertinggalan. Di tingkat nasional rangking unesa juga sudah membaik, meskipun belum bisa mencapai 20
besar perguruan tinggi ternama di Indonesia, namun sudah masuk ke 30 besar perguruan tinggi di Indonesia. Bahkan diharapkan rangking Unesa tahun ini bisa menduduki posisi urutan ke-25
sertifikasi AUN keberadaan kelas internasional sangat diperlukan untuk menampung mahasiswamahasiswa dari negara-negara asing, khususnya dari negaranegara Asean yang ingin kuliah di Unesa. Langkah yang sudah dilakukan saat ini adalah berusaha menjadi anggota AUN, yaitu dengan cara mengirimkan dosen-dosen untuk mengikuti pelatihan sebagai asesor. Untuk langkah tersebut Unesa telah mengirimkan dua dosen untuk mengikuti pelatihan tersebut, yaitu Dr. Yuni Sri Rahayu yang saat ini menjabat wakil rektor bidang akademik dan ibu Bertha Yonata, S. Pd, M. Pd. Langkah tersebut perlu dilakukan, selain untuk menjadi anggota atau bagian dari AUN juga sebagai mentor dalam penyusunan borang akreditasi. Memang persyaratan dan tatacara untuk memperoleh sertifikasi AUN berbeda dengan akreditasi BAN-PT. Jika BAN-PT lebih menekankan kepada apa yang telah dicapai, berbasis data dan dokumen yang dimiliki, AUN-QA lebih bertumpu kepada komitmen apa yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Dengan demikian,masingmasing perguruan tinggi bisa berbeda, sangat tergantung dari karakteristik perguruan tinggi yang bersangkutan. Konsistensi dan rasionalitas terhadap apa yang akan dicapai dan bagaimana cara
PENTINGNYA SERTIFIKASI AUN-QA BAGI UNESA
20
| Nomor: 119 Tahun XIV - Jul i 2018 |
dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Meskipun demikian upaya untuk menuju perguruan tinggi di tingkat regional harus dimulai, karena untuk memperoleh sertifikasi akreditasi AUN perlu ada persiapan dan tahapan yang harus dilalui dan dipersiapkan dengan matang. Paling tidak saat ini sudah dimulai dengan membuka kelas-kelas berbahasa Inggris untuk beberapa prodi yang telah terakreditasi A. Mereka diharapkan menjadi daya tarik bagi mahasiswa-mahasiswa asing yang ingin kuliah di Unesa. Meskipun kelas berbahasa asing bukan merupakan indikator dalam sertifikasi AUN, namun adanya kelas berbahasa asing bisa menjadi modal untuk menuju ke kelas internasional. Dan sudah tentu untuk memperoleh
Majalah Unesa
KOLOM REKTOR mencapainya merupakan bagian dari penilaian AUN-QA. Persoalannya adalah bagaimana Unesa merumuskan apa yang akan dicapai, dalam arti konstruksi lulusan seperti apa yang akan dihasilkan dan bagaimana cara mewujudkannya. Latar belakang Unesa sebagai lembaga pendidikan tinggi tenaga kependidikan yang bernama IKIP Surabaya, perlu dikaji dan dipertimbangkan dalam merumuskan apa yang ingin dihasilkan. Meskipun sejak tahun 1999 IKIP Surabaya telah berubah menjadi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), tugas utamanya tetap menjadi pencetak tenaga kependidikan, dengan diberi kewenangan tambahan untuk membuka program studi non kependidikan yang bidang ilmunya relevan dengan tugas dan profesi guru. Dalam rangka memperteguh posisinya sebagai perguruan tinggi pencetak guru, Unesa ditugasi oleh pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan profesi guru. Bahkan kedudukan sebagai LPTK ini juga secara sadar terus dipertahankan oleh seluruh warga Unesa. Dalam perkembangannya sampai saat ini, prodi-prodi non kependidikan justru semakin berkembang lebih cepat daripada prodi kependidikan. Prodi-prodi non kependidikan seperti akuntansi, manajemen, komunikasi, teknik informatika, hukum peminatnya terus meningkat dan menjadi prodi yang favorit. Beberapa prodi kependidikan peminatnya justru semakin menurun. Hal ini perlu ada pengkajian lebih dalam lagi mengenai posisi Unesa, apakah terus tetap ingin memposisikan diri sebagai perguruan tinggi yang fokus kepada teaching university atau bergeser kepada eforia sebagai perguruan tinggi umum. Dengan adanya perluasan mandat, Unesa telah memiliki cakupan bidang ilmu yang sangat luas yang melebihi Unair maupun ITS. Unesa memiliki berbagai bidang ilmu yang ada di Unair, terutama yang termasuk dalam rumpun ilmu sosial. Tetapi juga memiliki rumpun bidang teknik seperti yang dimiliki oleh ITS, serta bidang kependidikan yang tidak dimiliki oleh Unair maupun ITS.
Arah pengembangan Unesa ke depan yang tertuang dalam rencana jangka panjang menjadi research university pada tahun 2025, pernah dikritisi oleh salah seorang asesor pada saat visitasi akreditasi perguruan tinggi. Unesa yang memiliki latar belakang IKIP, dan sekarang ditugasi melaksanakan pendidikan profesi guru (PPG), seharusnya tetap konsisten dengan tugasnya menjadi teaching university. Kritik yang disampaikan oleh asesor tersebut tampaknya perlu direnungkan untuk memperjelas posisi Unesa ke depan. Hal ini harus ditegaskan kembali sebelum bergabung dengan AUN-QA. Unesa memang memiliki dilema, apakah akan terus berkembang menjadi suatu universitas atau menjadi LPTK. Hal tersebut juga pernah ditanyakan oleh Dirjen Kelembagaan Kemenristekdikti Pak Patdono, pada saat rapat senat dalam rangka pilrek 2018-2022 tahap pertama. Bahkan Pak Patdono juga mengingatkan Unesa jangan latah ikut-ikutan membuka fakultas kedokteran, dan diharapkan fokus pada menghasilkan guru yang profesional. Dalam rangka mencetak guru-guru profesional, Unesa dan sebagian LPTK yang lain diberi kewenangan untuk menyelenggarakan PPG. Bahkan dalam Undang-undang guru dan dosen, dengan tegas dijelaskan bahwa PPG hanya diselenggarakan oleh LPTK yang ditunjuk oleh Pemerintah. Kewenangan yang telah diberikan kepada LPTK, termasuk Unesa untuk menyelenggarakan PPG harus dijaga dan ditingkatkan mutunya. Di tengah persaingan global, Negara sangat berharap bahwa PPG bisa menghasilkan guruguru yang sesuai dengan tuntutan jaman yang sangat cepat berubah, termasuk guru-guru yang bisa mendidik generasi milenium, yang memiliki karakteristik, cepat bosan, kritis, dan akrab dengan teknologi. Dalam diskusi dengan para pimpinan LPTK, telah disadari bahwa penguasaan teknologi dan bidang ilmu para guru saat ini masih lemah. Oleh karena itu, kurikulum di PPG juga harus dikaji ulang, agar lulusan PPG nantinya benar-
benar bisa memenuhi kebutuhan guru masa depan, sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Bahkan seharusnya para dosen yang mengampu di PPG harus benarbenar diseleksi, sehingga mereka benar-benar memiliki kompetensi yang lebih tinggi daripada yang mengajar di S1. Tentu sebelum masuk ke AUNQA, Unesa harus merumuskan profil guru masa depan seperti apa yang akan dihasilkan. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, profil guru masa depan tentu berbeda dengan guru yang ada saat ini. Penguasaan teknologi dan bidang ilmu yang diajarkan serta kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif sangat diperlukan, selain kemampuan komunikasi, integritas, dan jiwa pendidik. Indikator-indikator operasional mengenai guru masa depan harus dirumuskan secara jelas dan terukur sebelum memperoleh sertifikasi AUN-QA. Penilaian AUN-QA lebih ditujukan kepada apa yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, arah pengembangan Unesa ke depan harus dirumuskan kembali. Apakah tetap konsisten kepada perguruan tinggi LPTK atau menjadi universitas? Ketika ingin tetap konsisten sebagai LPTK, maka harus dirumuskan profil guru masa depan yang akan diwujudkan. Setelah itu perlu dirumuskan bagaimana cara mencapainya dan harus secara konsisten dilakukan langkah-langkahnya. Dalam bidang kependidikan, khususnya guru, Indonesia pernah menjadi rujukan pendidikan guru bagi negara-negara tetangga Asean, khususnya Malaysia. Indonesia pernah mengekspor guru ke Malaysia. Bahkan pada tahun 80an, ada beberapa mahasiswa dari Malaysia yang belajar di Unesa, (waktu itu masih IKIP Surabaya). Mereka dikirimkan oleh pemerintahnya untuk kuliah di IKIP Surabaya. Salah satu nama yang masih saya ingat bernama Kemal, yang kuliah di pendidikan sejarah. Ini menunjukan bahwa dalam bidang pendidikan Indonesia masih bisa menjadi “pemimpin� di kawasan Asia Tenggara. n
Majalah Unesa
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
21
GURU
BESAR
ATASE: Prof. Aisyah Endah Palupi (paling kanan) bersama kolega di Singapore Institute of Technology.
PROF. AISYAH ENDAH PALUPI, ATASE PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KBRI DUA NEGARA
KERJA SAMA DI BIDANG BAHASA INDONESIA DAN BUDAYA PALING DIMINATI PROF. DR. AISYAH ENDAH PALUPI SUDAH LAMA MENGGELUTI DUNIA PENDIDIKAN YAKNI SEJAK TAHUN 1998. SAAT INI, GURU BESAR JURUSAN TEKNIK MESIN FT UNESA ITU MENJABAT SEBAGAI ATASE PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KBRI SINGAPURA. SEBELUMNYA IA BERTUGAS SEBAGAI ATASE PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KBRI MANILA, FILIPINA PADA TAHUN 2014 SAMPAI 2015. SEPERTI APA KIPRAHNYA?
22
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
Majalah Unesa
P
rof. Aisyah Endah Palupi, atau yang lebih akrab dipanggil Bu Upik menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Singapura. Sebagai atase pendidikan, ia mendapat tanggung jawab terkait dengan pendidikan mulai dari jenjang TK sampai S-3, termasuk juga Program Kerja Paket B dan C dan Universitas Terbuka yang pesertanya adalah para Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau dikenal dengan istilah Penata Laksana Rumah Tanga (PLRT). Selain tugas tersebut, yang menjadi tanggungjawabnya adalah pertukaran pelajar (student exchange), joint research khusus kalangan bagi dosen, training/short course dan lainlain. “Ya, semuanya terkait pendidikan antara Indonesia dan Singapura,” ujarnya. Sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan ia bertugas menjembatani, menyebarluaskan, dan membuat kerja sama di bidang pendidikan dan kebudayaan antara Indonesia dengan negara dimana atase tersebut ditugaskan. Khususnya, Singapura, kerja sama yang diharapkan dapat terjalin adalah kerja sama antara kementerian (Goverment to Goverment), baik melalui Kemendikbud, Kemenristekdikti, maupun kementerian yang lain. “Jarang sekali kerja sama yang bersifat terbatas U to U (University to University), yang diterima oleh pihak Singapura,” terangnya. Prof. Palupi mengatakan, kementerian Singapura yang mengatur bidang Pendidikan hanya satu, yaitu Ministry of Education (MOE) sebagai lembaga sentral yang memegang kendali administrasi serta pengembangan primary school, secondary school, junior college, sampai universitas baik yang dimiliki Pemerintah (government school) maupun sekolah swasta (private school). Hal itu, tentu berbeda dengan di Indonesia dimana ada dua kementerian yang mengatur
GURU BESAR pendidikan yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang membawahi sub Pendidikan Dasar (SD/MI, SMP/ MTS, dann SMA/MA/SMK) dan Kemenristekdikti yang menangani Riset dan Pendidikan Tinggi. Oleh karena itu, kerja sama dengan Singapura tentu harus disesuaikan. Misalnya, jika terkait pertukaran pelajar atau kebudayaan maka kerja samanya dengan Kemendikbud. Jika terkait mahasiswa, dosen, teknisi, dan semuanya tentang kampus maka dengan Kemristekdikti/MORTHE (Ministry of Research Technology and Higher Education). “Meskipun di Singapura hanya memiliki satu kementerian bidang Pendidikan yaitu MOE. Namun, di situ ada dua Menteri yang menangani Pendidikan Dasar dan Pendidikan Tinggi.” terangnya. Mengenai pengelolaan pendidikan, terang Prof. Palupi hampir sama dengan di Indonesia. Hanya saja, dengan satu kementerian (one gate system) semuanya lebih terintegrasi. Sistem yang terintegrasi itu sangat kecil kemungkinan terjadi overlap program/kegiatan dengan anggaran yang berbeda dalam satu kementerian atau antar kementerian dengan program yang sama. “Semuanya terkait dengan pendidikan di Singapura, diatur melalui MOE lebih terstruktur dan
terorganisir dengan baik,” tutur Prof. Palupi. Sekolah Indonesia Singapura Menurut Prof. Palupi, sejauh ini, hanya Indonesia yang mendapatkan izin mendirikan sekolah khusus anak Indonesia di Singapura. Berbeda dengan negara lain yang mendirikan sekolah di Singapura, mereka diwajibkan berstandar Internasional dan harus menerima siswa dari lokal (warga negara Singapura). “Mungkin, disebabkan karena Indonesia dianggap sebagai saudara tua (older brother) oleh singapura sehingga, mendapatkan kemudahan,” jelasnya. Selain lain itu, hubungan diplomatik kedua negara Indonesia-Singapura terjalin cukup baik selama lebih dari 50 tahun. Sekolah Indonesia Singapura (SIS) Ltd bertujuan menyiapkan pendidikan bagi anak-anak WNI yang bertempat tinggal di Singapura. Sekolah ini berfungsi sebagai tempat membangun dan mengembangkan nasionalisme Indonesia dengan memperkokoh rasa persatuan dan kepribadian Indonesia di negara Singapura yang dikenal dengan 1001 larangan itu. Selain SIS ltd juga turut berpartisipasi memperkenalkan dan menyebarluaskan seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat Singapura khususnya dan masyarakat
AKTIF: Prof. Aisyah Endah Palupi (berhijab) di antara rekan-rekannya dalam sebuah kesempatan,
Majalah Unesa
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
23
GURU
BESAR
internasional yang ada di Singapura pada umumnya. Lebih lanjut Prof. Palupi mengatakan, dalam pembinaan SIS Ltd, Atdikbud salah satu kewajibannya adalah mengevaluasi guru-guru dan kepala sekolah yang disampaikan ke Sekretaris Jenderal dan Kepala Biro PKLN (Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri) Kemendikbud. Sedangkan, tugas lainnya adalah mencari peluang kerja sama antara SIS Ltd dengan sekolah-sekolah lokal. “Sebenarnya, banyak bentuk kerja sama yang memungkinkan namun yang lebih diminati adalah kerja sama di Bidang Bahasa Indonesia dan Budaya. Karena, bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling diminati oleh warga Singapura, dibandingkan dengan bahasa lain seperti bahasa Inggris, Tamil, Mandarin, dan Bahasa Melayu,” ungkapnya. Pendidikan di Singapura Singapura merupakan salah satu yang terbaik di Asia dalam hal pendidikan. Singapura selalu menjaga standar sistem pengajaran dan pembelajarannya. Yang membuat mutu pendidikan tinggi Singapura menonjol adalah hubungan yang kuat dengan industri,
24
sehingga setiap mahasiswa akan memperoleh pengalaman praktis. Dimana, nantinya akan lebih mudah mendapat pekerjaan sesuai bidang yang ditekuni. Negara Singapura memiliki 6 Perguruan Tinggi Nasional. Di antaranya terdapat universitas terbesar yang memiliki jumlah mahasiswa sangat banyak. Universitas paling bergengsi di Singapura adalah Nanyang Technology University (NTU) yang menduduki posisi 11 terbaik di dunia dan terbaik pertama di Asia. Sedangkan, terbaik kedua di Asia adalah National University of Singapore dan terbaik no.15 di dunia menurut QS World University Rangkings pada tahun 2018. Universitas di Singapura selalu berafiliasi dengan universitas terkemuka di dunia. Dimana koneksi dan afiliasi itu memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kualitas pendidikan yang telah ditawarkan. “Sekarang ini, siswa internasional di Singapura mencapai 18% dari seluruh jumlah pelajar di negara itu,” paparnya. Selain itu, Singapura merupakan negara dengan tingkat kejahatan yang sangat rendah. Menurut informasi dari TripAdvisor, Singapura
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
Majalah Unesa
menempati posisi sebagai negara teraman di dunia setelah Tokyo. Singapura dipandang sebagai negara yang aman bagi warga asing untuk tinggal dan belajar. Pemerintah Singapura juga sangat menerima keberagaman dan senang hati menerima pendatang yang ingin studi di Singapura. Seluruh mahasiswa, baik warga Singapura maupun warga asing, dapat mengajukan beasiswa untuk biaya sekolah ke MOE, Singapore. Namun, beasiswa tersebut baru diperoleh bila mahasiswa tersebut sudah dinyatakan diterima di salah satu universitas di Singapura. Menurtu Prof. Palupi, beasiswa tersebut sangat bermanfaat untuk mengurangi besarnya biaya selama studi. “Sebagai dosen dan pengalaman saya selama bertugas menjadi Atdikbud di Singapura sangat luar biasa. Selain bekerja sebagai seorang diplomat yang melakukan soft diplomacy di bidang pendidikan dan budaya antara kedua negara, saya dapat mengenal lebih jauh terkait sistem pendidikan di negara tersebut. Selain itu, juga dapat memperluas networking di bidang penelitian dan kerja sama lain terkait pendidikan tinggi,” pungkasnya. n (SH)
SEPUTAR UNESA
PPP: Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono, M.S. melepas 2,800 mahasiswa kependidikan yang akan melakukan praktik ajar nyata (PPL) di sejumlah sekolah mitra. Program wajib ini memberi bekal dan pengalaman langsung bagi mahasiswa yang akan terjun menjadi guru.
2.800 MAHASISWA DIBERANGKATKAN PRAKTIK AJAR NYATA DI SEKOLAH MITRA
L
embaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) menggelar upacara pemberangkatan mahasiswa Praktik Ajar Nyata ke sekolah mitra pada 6 Juli 2018 di halaman LP3M. Upacara dihadiri oleh Rektor Unesa, Prof. Dr. Warsono, M.S, Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr. Yuni Sri Rahayu, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Drs. Sujarwanto, M.Pd, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik, Dr. Mochamad Cholik, M.Pd, Ketua LP3M, Prof. Dr. Rusijono, M.Pd, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), dan mahasiswa Prodi Pendidikan yang bersangkutan.
Unesa megirimkan lebih kurang 2.800 mahasiswa dari 7 fakultas untuk melaksanakan Praktik Ajar Nyata ke 174 sekolah mitra d an 12 sanggar kegiatan belajar. Nantinya, mereka akan menyebar di 17 Kab/ Kota di Jawa Timur, sedangkan untuk mahasiswa yang melakukan praktik ajar internasional, mereka akan diberangkatkan ke sekolah mitra yang ada di Surabaya, Semarang, Jakarta, dan Medan. Selain itu, mereka juga akan melaksanakan praktik ajar nyata di sekolah luar negeri yang ada di wilayah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Dalam sambutannya, Rektor Unesa, Prof. Warsono mengatakan bahwa kegiatan Praktik Ajar Nyata ini
Majalah Unesa
dilaksanakan untuk mempraktikkan ilmu-ilmu dan teori yang didapat selama mengikuti pembelajaran di bangku kuliah. Di sisi lain, guru adalah sebuah profesi, sehingga harus mampu mengaplikasikan ilmu dan teori yang sudah didapat. “Inilah bedanya guru dengan ilmuwan. Oleh karena itu, kita harus mampu membuktikan dengan memberikan inovasi-inovasi pembelajaran saat proses Praktik Ajar Nyata,� terang Warsono. Upacara ini ditutup dengan pemberangkatan mahasiswa Praktik Ajar Nyata. Secara simbolik Rektor memberikan buku panduan Program Pengenlolaan Pembelajaran (PPP). n (SH/AYU)
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
25
SEPUTAR
UNESA
SELAMAT: Drs. H. Fauzan, M.Pd disaksikan Rektor Unesa mendapat ucapan selamat dari Dewan Penguji, usai mempertahankan disertasi dalam ujian terbuka di gedung Pascasarjana Unesa kampus Ketintang.
UJIAN TERBUKA DI UNESA, REKTOR UMM LULUS DENGAN PREDIKAT CUMLAUDE
S
etelah sekitar dua jam mempertahankan disertasi di depan para dewan Penguji, Drs. H. Fauzan, M.Pd akhirnya dinyatakan lulus dengan predikat Cumlaude dalam ujian terbuka Doktoral Program Studi S-3 Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Pria yang saat ini menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut memaparkan disertasi yang berjudul “Tuturan Oposisi Dalam Negosiasi Rembuk Desa (Kajian Etnopragmatik)� dengan penelitian dilaksanakan di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.� Dalam ujian yang berlangsung Selasa pagi 24 Juli 2018 di gedung Pascasarjana Unesa kampus Ketintang itu, hadir sebagai dewan penguji Prof. Dr. Warsono, M.S (Rektor Unesa), Prof. Dr. Rustono,
26
Prof. Dr. Bambang Yulianto, Prof. Dr. Ismet Basuki, M.Pd, Prof. Dr. Subandi, Dr. Suhartono, dan sebagai promotor adalah Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A serta Dr. Budinuryanta Yohanes, M.Pd. Dalam disertasinya, Drs. Fauzan, M.Pd menyampaikan bahwa penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik sosiokultural penggunaan tuturan oposisi orang Jawa dalam rembuk desa. Dimana dalam kajian teoritis, terdapat delapan bentuk tuturan oposisi dalam rembuk desa yakni menolak, menuntut, mengeluh, mengkritik, mengejek, membentak, menuduh, dan menyindir. Hasil penelitiannya, bentuk tuturan oposisi yang digunakan masyarakat bersosiokultural Jawa dalam rembuk desa di Kelurahan Tlogomas Malang lebih sering bersifat asertif
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
Majalah Unesa
yakni menolak dan terus terang. Kecenderungan keterusterangan tersebut berlawanan dengan pemahaman masyarakat Jawa yang selama ini dikenal pemalu, takut, dan rikuh. Menurut Fauzan, telah terjadi perubahan sosiokultural masyarakat Jawa terutama dalam mengungkapkan ketidaksetujuannya kepada mitra tutur. Masyarakat Jawa yang suka pasrah dan penurut, secara sosiokultural telah mengalami perubahan ke arah sebaliknya. Dalam ujian tersebut dihadiri Prof. Abdul Malik Fadjar, MSc, mantan Menteri Agama dan Menteri Pendidikan Nasional RI. Dalam penyampaian kesimpulan dari dewan penguji, Drs. Fauzan dinyatakan sebagai lulusan tercepat di Program Doktoral UNESA karena berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun. n (VIN/EMR)
SEPUTAR UNESA
CINDERAMATA: Direktur Pascasarjana Unesa, Dr. Ismet Basuki, M.Pd (kanan) menyerahkan cinderamata kepada Dirjen Sumber Daya Iptek Kemenristekdikti, Prof. Dr. Ali Gufron Mukti, M.Sc, Ph.D dalam The 1st International Conference on Education, Language, and Literature (IConElite) pada Rabu (18/07 di Gedung Serba Guna (GSG).
PASCASARJANA UNESA SELENGGARAKAN ICON-ELITE 2018
P
rogram Pendidikan Bahasa dan Sastra Pasca Sarjana Unesa menggelar The 1st International Conference on Education, Language, and Literature (ICon-Elite) pada Rabu (18/07 di Gedung Serba Guna (GSG) Unesa mengusung tema “Learning Language and Literature Teacher Us to be More Humane”. Adapun keynote speaker adalah Prof. Dr. Ali Gufron Mukti, M.Sc, Ph.D (Dirjen Sumber Daya Iptek Kemenristekdikti), Prof. Budi Darma MA., Ph.D, Andrzej Cirocki, Ph.D (Univercity of York), Dr. Budinuryanta Yohanes, M.Pd (Unesa), Christopher
Allen Woodrich (International of Indonesian Forum Canada), Luvdhy SE, S.Hum., M.A (Univercity of Exester). Dalam sambutannya, ketua panitia Ahmad Munir mengatakan bahwa konferensi ini dihadiri kurang lebih 150 peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di indonesia. Turut hadir pula Rektor Universitas Negeri Surabaya, Prof. Dr. Warsono, MS dan Rektor Univesitas Muhammadiyah Malang, Drs. Fauzan, M.Pd. Dirjen Sumber Daya Iptek Kemenristekdikti, Prof. Dr. Ali Gufron Mukti, M.Sc, Ph.D menyampaikan adanya peningkatan publikasi
Majalah Unesa
ilmiah internasional yang terindeks Scopus dari tahun 2014 sampai akhir 2017. Pada akhir 2017, jumlah artikel ilmiah internasional sudah mencapai 12.098 publikasi. Indonesia saat ini berada di peringkat tiga setelah Malaysia dan Singapura. Kemajuan yang siginifikan itu, menurut Ali bisa terjadi dengan cara mengubah kultur dari kebiasaan budaya bahasa ngomong menjadi bahasa tulis. ”Jadi dosen-dosen harus bisa menulis dan produktif, termasuk mahasiswa S3. Sebentar lagi saya yakin Malaysia akan mampu kita lampaui, tapi tentu butuh kerja keras,” tandas Ali. n (INA)
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
27
SEPUTAR
UNESA
PENGARAHAN: Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan melakukan penga rahan kepada PNS di lingkungan Unesa, saat acara pengarahan dan penyerahan surat keputsan (SK) PNS di Auditorium Lt.11 Kantor Pusat Kampus Unesa Lidah Wetan.
PENGARAHAN DAN PENYERAHAN SURAT KEPUTUSAN (SK) PNS
S
ebanyak 78 pendidik dari 7 fakultas selingkung Unesa dan 18 Tendik menerima Surat Keputusan (SK) PNS. Pengarahan dan Penyerahan Surat Keputusan (SK) PNS bagi pendidik dan tendik tersebut dilaksanakan di Auditorium Lt.11 Kantor Pusat Kampus Unesa Lidah Wetan, (08/06). Dalam pengarahannya, Wakil
28
Rektor Bidang Umum dan Keuangan Drs. Tri Wrahatnolo, M. Pd berpesan pada dosen dan tenaga kependidikan yang akan disumpah untuk bisa menjalankan tugasnya sesuai dengan jabatan yang diduduki. “Sebagai PNS, kita harus bertanggung jawab dalam menjalankan tugas. Selain itu, kita harus senantiasa membiasakan sikap disiplin.”
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
Majalah Unesa
Tidak lupa juga, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan juga mengucapkan terima kasih sudah menjalankan tugasnya selama ini dengan baik. Harapannya, setelah dilaksanakannya pengarahan dan penyerahan SK pendidik dan tendik semakin semangat dalam menjalankan tugasnya dan bisa berkontribusi positif bagi lembaga tempat mereka bernaung.n (AY/LUS)
SEPUTAR UNESA
CINDERAMATA: Wakil Rektor Bidang Akademik Unesa, Dr. Yuni Sri Rahayu, M. Si menerima cinderamata dari salah satu pembicara dalam Science Education International Conference (MISEIC) pada Sabtu (21/07).
P
MISEIC KE-2 BERHASIL MENARIK MINAT RATUSAN PESERTA
enyelenggaraan Mathematics Informatic Science Education International Conference (MISEIC) pada Sabtu (21/07) berlajalan sukses. Acara yang digelar di Best Western Papilio Hotel tersebut merupakan acara MISEIC ke-2 yang dilakasanakan oleh Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Imu Pengetahuan Alam (FMIPA). Wakil Rektor Bidang Akademik Unesa, Dr. Yuni Sri Rahayu, M. Si, membuka acara MISEIC tahun 2018 yang dihadiri kurang lebih 300 peserta. Beberapa di antaranya berasal dari universitas luar negeri, yakni National Dong Hwa University (Taiwan), The Islamic Universityof Gaza (Palestina), University of Malbourne (Australia), dan Universitas Brunei Darussalam. Tahun ini, MISEIC mengusung tema “Emerging Trend of Research in
Mathematics, Informatic, Science, and Education” dengan keynote speaker Prof. Chih-Hsiung Ku dari National Dong Hwa University (Taiwan), Husam Al-Najar, Ph.D dari The Islamic Universityof Gaza (Palestina), Prof. Dr. Rajkumar Buyya dari University of Malbourne (Australia), dan Dr. Abadi, M.Sc., dari Universitas Negeri Surabaya (Indonesia). Rooselyna Ekawati, Ph.D selaku ketua pelaksana MESEIC 2018 mengatakan, tema yang diangkat merupakan gabungan tiga tema besar yakni Matematika, Informatika, dan Pendidikan IPA. Ekawati juga menyampaikan bahwa ada peningkatan jumlah peserta pada MISEIC tahun ini. “Ada 411 abstrak yang kita terima, tetapi kurang lebih hanya sekitar 300-an fullpaper yang kita terima. Itu pun setelah melalui seleksi yang ketat”, ujar Ekawati.
Majalah Unesa
Meningkatnya jumlah peserta pada MISEIC tahun ini juga disampaikan oleh Prof. Dr. Suyono, M.Pd, Dekan Fakultas Matematika dan Imu Pengetahuan Alam (FMIPA). Menurut Suyono, peserta MISEIC tahun ini kuantitasnya sudah oke, tinggal kualitasnya yang harus terus ditingkatkan lagi. Tidak hanya jumlah peserta yang mengalami peningkatan, tetapi tingkat antusias para peserta juga perlu diberikan apresiasi. Salah satunya adalah Donne Jone Panizales Sodusta Mahasiswa S3 yang berasal dari National Dong Hwa University (Taiwan). Mahasiswa kelahiran Filipina beserta rekan satu timnya Beny Setiawan, pada konferens itu melakukan penelitian kualitatif dengan judul “Navigating New Waters: Indonesian Muslims Practicing Islam in a Taiwanese University”. n (INA/TON)
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
29
SEPUTAR
UNESA
BIMTEK: Kepala Seksi Pendidikan Khusus, Galuh Ajeng Rasika saat menyampaikan materi dalam imbingan Teknis Tutor Pendidikan Khusus di Auditorium Lantai 11 Gedung Rektorat, (31/07).
D
UNESA JADI TUAN RUMAH BIMTEK TUTOR PENDIDIKAN KHUSUS
emi menunjang fasilitas mahasiswa berkebutuhan khusus, Unesa menjadi tuan rumah pelaksanakan Bimbingan Teknis Tutor Pendidikan Khusus di Auditorium Lantai 11 Gedung Rektorat, (31/07). Acara dibuka langsung oleh Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Drs. Tri Wrahatnolo, M.Pd., M.T. Hadir pula Kepala Seksi Pendidikan Khusus, Galuh Ajeng Rasika, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Drs. Sujarwanto, M.Pd dan para tamu undangan. Kepala Seksi Pendidikan Khusus, Galuh mengatakan bahwa tujuan dilaksanakannya program ini adalah untuk mempercepat
30
upaya peningkatan mutu layanan pendidikan tinggi bagi mahasiswa berkebutuhan khusus di perguruan tinggi, serta memberi informasi bagi para dosen dalam penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi yang inklusif. Sementara itu, Sujarwanto, Dekan FIP mengatakan, Unesa sudah lama mengakomodir mahasiswa yang memiliki kebutuhan khusus. Saat ini ada sekitar 27 mahasiswa berkebutuhan khusus yang tersebar di beberapa fakultas selingkung Unesa. “Sangat tepat jika Unesa ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksanaan bimtek,” terangnya. Memperjelas apa yang
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
Majalah Unesa
dikatakan Dekan FIP, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Drs. Tri Wrahatnolo, M.Pd., M.T, mengatakan bahwa selain memiliki prodi S1 Pendidikan Khusus (PLB), Unesa juga sudah memiliki pusat dan layanan disabilitas atau Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD yang merupakan program unggulan. “Intinya, mari kita semua memberi perhatian, memberi motivasi kepada mereka supaya bisa maju, supaya bisa berkembang dan lebih lagi bisa meningkatkan mutu kualitas dan prestasi (achievement) di dalam kampus maupun sebagai manusia,” tambahnya. n (AY/TNI)
KABAR
MANCA
PENGALAMAN CLARASHINTA CANGGIH, DOSEN FE KULIAH DI INTERNASIONAL INCEIF MALAYSIA
PERBANYAK REFERENSI DAN DORONG MAHASISWA AKTIF BERDISKUSI MENDAPAT KESEMPATAN BERKULIAH DI KAMPUS INTERNASIONAL, TENTU MENJADI PENGALAMAN YANG SANGAT BERARTI BAGI SIAPA SAJA. TERMASUK. CLARASANTI CANGGIH, SE, CIFP, DOSEN FE YANG PERNAH MENGENYAM STUDI PASCASARJANA DI INTERNATIONAL CENTER FOR EDUCATION IN ISLAMIC FINANCE (INCEIF), KUALA LUMPUR, MALAYSIA. SEPERTI APA PENGALAMANNYA?
C
larashinta yang mengawali pendidikan S1 di Universitas Airlangga menjelaskan bahwa banyak perbedaan dalam proses menempuh S2 di INCEIF. Di antaranya penggunaan bahasa, mahasiswa yang multikultural, iklim akademik atau budaya akademik yang aktif dan gemar berdiskusi antar mahasiswa maupun dengan dosen. “Yang pasti sangat berbeda ialah penggunaan bahasa. Di luar negeri, full menggunakan bahasa Inggris pada perkuliahan, diskusi sampai dengan ujiannya. Di sana, budaya diskusinya lebih terbuka, fasilitas ruang baca, referensi segala macam, akses jurnal internasional tersedia kapan saja dan memadai,” terang Clara. Ia juga menjelaskan bahwa kampusnya merupakan kampus bertaraf internasional sehingga banyak sekali mahasiswa maupun dosen yang tidak hanya berasal dari Malaysia sendiri namun juga berasal dari berbagai daerah seperti Indonesia, Amerika bahkan dari Afrika. “Kebetulan, kampus saya di international university. Jadi, campuran dari beragam ras dan asal daerah mulai dari Melayu Indonesia, Malaysia, Amerika, Afrika. Mereka lebih aktif bertanya, berdiskusi saat dosen di depan kelas sedang menjelaskan sehigga kelasnya terkesan hidup,” ujarnya. Clarashinta menjelaskan bahwa banyak -hal yang dapat diambil dan bisa diterapkan di dalam negeri, khususnya di tempat ia mengajar yakni Universitas Negeri Surabaya. Hal yang bisa diterapkan salah satunya tentang bagaimana memperkaya mahasiswa dengan referensi dari Universitas maupun jaringan jurnal serta membiasakan mahasiswa untuk lebih aktif berdiskusi. “Hal lain yang paling berbeda adalah pada saat ujian seperti UTS, durasi waktunya 3 jam karena isinya uraian panjang. Kalau disini, hanya 90 menit. Di sana minimal 3 jam untuk ujian saja,” lanjutnya Clara berpesan kepada mahasiswa Unesa, khususnya yang ingin melanjutkan kuliah S2 di luar negeri agar sering membiasakan menggunakan bahasa Inggris karena hal tersebut wajib dikuasai pertama kali. “Kalau disini mahasiswa dikasih tugas dari jurnal
internasional seperti keberatan karena menurut mereka bahasa Inggris masih merupakan sebuah momok. Kalau di luar negeri mau tidak mau kita dipaksa menggunakan bahasa Inggris dan butuh pembiasaan. Saya rasa kualitas mahasiswa di sini juga tidak kalah dengan di sana, tapi mungkin perbedaannya pada keaktifan saja. Di sana, partisipasi mengikuti kompetisi lebih banyak dan lebih bersemangat,” pungkasnya. n (QQ) BIOGRAFI SINGKAT: Nama Lengkap : Clarashinta Canggih, S.E, CIFP Jenis Kelamin : Perempuan Program Studi : Ekonomi Islam Tempat & Tal Lahir : Bojonegoro, 4 September 1987 RIWAYAT PENDIDIKAN S-1 Manajemen Keuangan Unair S-2 Keuangan Islam International Centre for Education in Islamic Finance PENGHARGAAN YANG PERNAH DIRAIH Juara III Kategori Akademisi Call Paper EJAVEC Unair – BI 2014 Presentasi Terbaik EJAVEC Unair – BI 2014
Majalah Unesa
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
31
KABAR
PENGABDIAN
KARYA BAKTI MENWA 804 UNESA DI KABUPATEN BLITAR
S
atuan Rasimen Mahasiswa 804 Universitas Negeri Surabaya, salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa, (UKM) menggelar kegiatan karya bakti sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat di Desa Karang Rejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Kegiatan tersebut berlangsung selama 4 hari dimulai pada Sabtu, 6 hingga 9 Juli 2018. Tim menwa membawa kurang lebih 20 personil Satmenwa. Acara dimulai dengan sambutan Kepala Desa Karang Rejo, Sugiana. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa penyelenggaraan kegiatan karya bakti Satmenwa 804 Unesa dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Desa Karang Rejo dalam pertumbuhan dan perkembangan masyarakatnya. “Saya atas nama Kepala Desa Karang Rejo, menyambut baik kegiatan ini karena berdampak sangat positif bagi masyarakat desa. Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat menambah dan meningkatkan pertumbuhan masyarakat,” ujarnya. Sementara itu, sambutan dari Unesa diwakili Kabag Kemahasiswaan Suyanto, S.Psi, M.Pd. Ia menyampaikan bahwa kegiatan karya bakti menjadi suatu kegiatan yang menambah dampak positif bagi warga Desa Karang Rejo. Kegiatan karya bakti Rasimen Mahasiswa 804 Unesa merupakan kegiatan rutin tahunan. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Kepala Desa Karang Rejo yang telah merima kami dan semoga teman-teman bisa berbaur dan juga bisa berkolaborasi dengan baik,” ujarnya. Kegiatan karya bakti terdiri dari beberapa rangkaian acara, yaitu pengabdian kepada masyarakat,
32
BAKTI MENWA: Kegiatan karya bakti Menwa Unesa sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat di Desa Karang Rejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Beberapa kegiatan yang dilakukan di antaranya pengobatan dan kerja bakti serta aneka lomba.
pendidikan dan pengajaran, sosialisasi perekonomian masyarakat, outbound, perlombaan olahraga, cek kesehatan gratis, seminar, malam keakraban, jalan sehat, dan senam zumba. Selain itu, antusiasme masyarakat Desa Karang Rejo sangat tinggi terlihat pada saat masyarakat berbondong-bondong untuk melakukan cek kesehatan.
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
Majalah Unesa
Pembukaan karya bakti tersebut dihadiri oleh Kasubbag Kemahasiswaan, Kasubbag Minat dan Bakat, Pembina Rasimen Mahasiswa 804, Dr. Theodorus Wiyanto Wibowo, M.Pd., Koramil dan Polsek Kecamatan Garum, dan Masyarakat Desa Karang Rejo. n (TNI/ SIR)
KABAR PKM
MELEG: Tiga mahasiwa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin berhasil menemukan mesin pembuat permen legen.
MAHASISWA UNESA TEMUKAN ALAT PEMBUAT PERMEN LEGEN Sebuah alat berupa mesin pembuat permen legen berhasil diciptakan mahasiswa Teknik Mesin Unesa. Diharapkan temuan alat bernama MELEG ini bisa membantu para pengusaha Usaha Kecil Menegah meningkatkan produktivitas.
D
alam kreativitas dan inovasinya, mahasiswa Unesa berhasil menciptakan sebuah alat yang dapat mengidentifikasikan pola permen legen siwalan yang diperoleh dengan cara menyadap tanda bunga jantan dimulai mekar dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning. Alat yang diberi nama “MELEG (Mesin Pembuat Permen Legen)� ini berharap bisa membantu para UKM (Usaha Kecil Menegah). Mahasiswa kreatif dan inovasi tersebut adalah Agus Suhendri, Ari Ardiantoro, Nur Afini F.P, dan Awalia Oktaviani (Angkatan 2017) dari
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT Unesa serta Huzaimatul Khalisah dari Jurusan S1 Biologi FMIPA Unesa. Mereka di bawah bimbingan Firman Yasa Utama, S.Pd., MT. Mereka menuangkan ide kreatif dan inovasi baru ini dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penarapan Teknologi (PKM T), dan berhasil lolos didanai tahun 2018 . Dijelaskan oleh Agus Suhendri, selaku ketua Tim PKM T mengatakan bahwa permen merupakan makanan ringan yang sebagian besar terdiri dari glukosa yang sangat digemari semua kalangan masyarakat. akan menjadi produk luar biasa jika legen dijadikan sebuah permen. Tetapi, pihak UKM
Majalah Unesa
legen belum memiliki SDM dalam pembuatan alat dapat membuat permen legen dengan mudah. Untuk itulah kami berikan solusi dengan alat MELEG (Mesin Pembuat Permen Legen) dapat diolah menjadi produk yang lebih tahan lama,� ujar Agus. Agus dan kawan-kawan berharap dengan adanya alat MELEG itu dapat mengolah menjadi permen legen yang dapat dikenal ke seluruh masyarakat Indonesia maupun internasional. Bahkan, permen legen yang mudah diproduksi itu produknya bisa menjadi ikon dari daerah Tuban. n(SH)
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
33
POJOK KETINTANG
RISET DI TENGAH KETERBATASAN ANGGARAN
T
anggal 7 Juni 2018 saya mengikuti rapat Senat Unesa dan duduk bersebelahan dengan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Prof Lies Amin). Sebelum rapat dimulai kami berdua sempat berbincang singkat tentang tantangan penelitian, khususnya di Unesa. Saya menangkap kesan bahwa Unesa kerepotan merancang penelitian dengan anggaran yang terbatas ditambah dengan ego dosen untuk melakukan penelitian pada bidangnya masing-masing. Akhirnya anggaran yang tidak besar itu dibagi kepada orang banyak, sehingga merupakan paket penelitian kecil-kecil, sehingga sulit untuk menghasilkan temuan yang fundamental. Sambil mengikuti rapat Senat saya mencoba memikirkan kerisauan Prof. Lies Amin dan kemudian menuliskan naskah ini. Penelitian pada sebuah perguruan tinggi merupakan bagian dari pelaksanaan tridarma, sehingga mestinya sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi yang bersangkutan. Pertanyaannya bagaimana membingkai keinginan dosen yang sangat beragam agar sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi. Inilah tampaknya yang harus kita pikirkan, yaitu memiliki penelitian “besar” yang potensial menghasilkan temuan fundamental. Sudah saatnya perguruan tinggi seperti Unesa memiliki rencana induk penelitian (research grand design) yang disusun berdasarkan visi dan misi Unesa. Visi Unesa saat ini berbunyi “unggul dalam pendidikan kukuh dalam keilmuan”. Ketika IKIP Surabaya bertransformasi menjadi
34
Penelitian pada sebuah perguruan tinggi merupakan bagian dari pelaksanaan tridarma, sehingga mestinya sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi yang bersangkutan. Pertanyaannya bagaimana membingkai keinginan dosen yang sangat beragam agar sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi. Universitas Negeri Surabaya (Unesa), tampaknya tetap memegang tugas utamanya sebagai LPTK. Dengan visi itu tampaknya Unesa ingin menjadi perguruan tinggi yang mampu menjadi mata air sekaligus sumber inspirasi dalam bidang pendidikan, baik dalam tataran keilmuan maupun praksisnya. Penggalan kalimat “kukuh dalam keilmuan” dimaknai sebagai penopang. Artinya fokus utama tetap dalam bidang pendidikan, sedangkan bidang lain merupakan penopang. Bukan berarti bidang non kependidikan tidak penting, tetap penting. Tetapi harus diarahkan untuk menopang agar Unesa mampu menghasilkan guru yang baik. Guru yang baik tentu harus menguasai bidang ilmu yang diajarkan dan di situlah peran penting penggalan kalimat Jika pemikiran tersebut di atas disepakati, kemudian Unesa perlu menyusun grand design induk penelitian yang hasilnya dapat dipakai sebagai landasan pengembangan
| Nomor: 119 Tahun XIX - Juli 2018 |
Majalah Unesa
OLEH MUCHLAS SAMANI
universitas yang mampu menjadi mata air dan inspirasi bidang kependidikan, sekaligus mampu menghasilkan guru yang profesional. Grand design itulah yang kemudian “di-break down” menjadi berbagai judul penelitian, sesuai dengan bidang kelimuan fakultas, jurusan dan dosen. Apakah dengan begitu dosen tidak boleh melakukan penelitian lain yang mungkin tidak segaris dengan grand design penelitian universitas? Apa berarti penelitian hasil break down itu bidang pendidikan. Tidak juga, tetapi yang memiliki kaitan langsung dengan bidang pendidikan. Misalnya meneliti terapan bidang ilmu tertentu dalam kehidupan sehari-hari yang nanti dapat digunakan sebagai contoh dalam bidang pendidikan. Struktur keilmuan juga dapat menjadi kajian yang penting karena akan menjadi dasar menyusun struktur kurikulum, sehingga dapat mendukung bidang kependidikan. Apakah dengan demikian dosen tidak boleh melakukan penelitian yang tidak terkait dengan grand design universitas? Boleh dan sangat boleh, namun bukan menjadi prioritas penelitian yang dibiayai. Dipersilakan yang bersangkutan menggali dana dari sumber lain, yang sekarang banyak ditawarkan. Dengan begitu universitas tidak menghalangi tetapi tidak memberikan prioritas. Grand design penelitian pada saatnya akan menjadi ciri khusus Unesa sekaligus menjadi kompas pengembangannya. Semoga. n *http://muchlassamani.blogspot.co.id