![](https://assets.isu.pub/document-structure/220321105740-a6b169c234afa64c651013ca36aa968e/v1/a36e7aeb773677c04d546129f5e5e660.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
1 minute read
Detak ATBM
Detak ATBM Sejatidesa
Proses pembuatan tenun di Indonesia sangat beragam. Meskipun secara sederhana definisi tenun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri adalah hasil kerajinan berupa bahan (kain) yang dibuat dari benang (kapas, sutra, dan sebagainya) dengan cara memasuk-masukkan pakan secara melintang benang lungsin, namun proses menenun sendiri tidak terjadi hanya 1-2 hari. Misalnya di Flores, para penenun menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menghasilkan sehelai kain tenun berkualitas. Mengapa proses menenun itu sangat lama? Menenun membutuhkan alat dan bahan yang cukup banyak serta prosesnya cukup rumit dan panjang. Mulai dari pemilihan benang, pewarnaan, hingga hasil akhir menjadi kain tenun. Tak hanya panjang, banyak filosofi yang terjadi dalam setiap proses itu. Penamaan sesuai ciri khas daerah masing- masing dalam proses menenun juga menjadi keunikan tersendiri dalam memahami keseluruhan proses menenun ini.
Advertisement
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220321105740-a6b169c234afa64c651013ca36aa968e/v1/1897689a4ba033ae29a59f4ee521aff4.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Dusun Sejatidesa seperti daerah lainnya di Indonesia memiliki kearifan lokal tersendiri dalam budaya menenun. Bagian ini meneropong lebih dekat proses pembuatan tenun dengan ATBM di dusun ini. Leonardo Da Vinci mempunyai satu pernyataan yang selalu diingat oleh berbagai seniman di dunia, salah satunya kesederhanaan dalam seni merupakan kompleksitas yang tercanggih. Seakan mengamini pernyataan tersebut, tenun yang termasuk dalam seni kriya membuat takjub dan tenggelam dalam segala kecanggihan alat dan bahan yang dipakai para penenun di Sejatidesa. Proses ngeklos guna memintal benang sebelum memasuki proses menyekir