Taman Aqdal Firdaus di Kota Maroko
ARSITEKTUR HLM C2 DZATUS SALASIL Saksi Ketaatan Pasukan Muslim Walaupun ada Abu Bakar RA dan Umar bin Khattab RA, namun Rasulullah SAW menunjuk Amru bin Ash karena lebih mengetahui kondisi Dzatus Salasil.
SITUS HLM C3
JULIANNE SCASNY Berkhidmat untuk Islam Ia tak pernah berhenti berdoa agar diberi kesempatan untuk mendalami Islam ketika dewasa. Kini, doa itu terkabul.
REPUBLIKA
MUALAF HLM C8
REPUBLIKA ● AHAD, 7 AGUSTUS 2011 ● C1
RAMADHAN MERUPAKAN AWAL DITURUNKANNYA SYARIAT DAN AJARAN ISLAM BAGI UMAT RASULULLAH SAW.
Oleh Heri Ruslan
amadhan. Bulan yang istimewa itu selalu dinanti dan dirindukan umat Islam di seantero jagad. Rasulullah SAW sangat memuliakan dan mengagungkan bulan kesembilan dalam kalender Hijriah itu. Saking spesialnya, Ramadhan biasa dijuluki sebagai “Syahr Allah” (bulan Allah SWT). Menjelang datangnya Ramadhan, Rasulullah SAW berkhutbah, “Wahai manusia, telah dekat kepadamu bulan yang agung lagi penuh keberkahan. Bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang di dalamnya Allah SWT menjadikan puasa sebagai fardhu dan bangun malam sebagai sunah…’’ Ramadhan yang agung dan mulia dikenal sebagai “Syahr Siyam” (bulan puasa). Selama sebulan penuh, manusia yang beriman diwajibkan untuk menunaikan shaum, sebuah ibadah yang sangat spesial di hadapan Sang
R
Khalik. Rasulullah SAW bersabda, “Telah berfirman Allah azza wajjala: Tiap-tiap amal anak Adam untuknya sendiri, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan aku sendiri yang akan membalasnya …’’ (HR Bukhari). Itulah mengapa Ramadhan dijuluki sebagai bulannya Allah SWT. Sejarah peradaban Islam mencatat ada sederet peristiwa penting dan bersejarah yang terjadi pada bulan Ramadhan. “Bulan Ramadhan memiliki hubungan yang erat dengan Alquran,” ujar Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi dalam Fadhilah Ramadhan. Pada Ramadhanlah, kitab suci Alquran untuk pertama kalinya diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga, Ramadhan juga dijuluki sebagai “Syahr Alquran”. Boleh dibilang, Ramadhan merupakan awal diturunkannya syariat dan ajaran Islam bagi umat Rasulullah SAW. “Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai Rasul Allah SWT ketika sedang berkhalwat di Gua Hira juga pada bulan Ramadhan,” tulis Ensiklopedi Islam. Wahyu pertama turun kepada Rasulullah SAW pada bulan yang mulia ini. Tak heran jika Ramadhan menjadi satu-satunya nama bulan yang disebut dalam Alquran. Allah SWT berfirman, “Bulan Ramadhan adalah (bulan) di dalamnya
diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang bathil) …’’ (QS Al-Baqarah [2]: 185). Menurut John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford, pada bulan Ramadhan, terjadi dua peristiwa besar dalam sejarah awal umat Islam. Peristiwa itu adalah dua perang besar yang dimenangkan oleh komunitas Islam. “Kedua perang adalah Gazwah Badr (Perang Badar dan Fathu Makkah (Pembebasan Makkah),” tutur Guru Besar pada bidang Studi Islam di Universitas Georgetown, Amerika Serikat. Perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan 2 H/624 M. Inilah peperangan pertama yang dilakukan kaum Muslim melawan kaum kafir Quraisy dari Makkah setelah hijrah ke Madinah. Pertempuran itu berakhir dengan kemenangan pihak Muslimin, sedangkan Fathu Makkah atau pembebasan Kota Makkah terjadi pada tahun Ramadhan 8 Hijriah/ 630 M. Masih banyak lagi peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Ramadhan. Menurut Esposito, dimensi historis dan komunal dari bulan Ramadhan terwujud dalam peristiwaperistiwa yang berlangsung setiap tahun dan sepanjang bulan tersebut. “Ketika Alquran dibaca dari awal hingga akhir, seperti halnya ia diterima oleh komunitas Muslim awal di Makkah dan Madinah empat belas abad yang lampau,” ungkap Esposito. Sejarah telah mengajarkan bahwa Ramadhan merupakan masa ketika tanggung jawab moral sebagai Muslim ditekankan. ■
JOKO SADEWO/REPUBLIKA
arsitektur
REPUBLIKA ● AHAD, 7 AGUSTUS 2011
C2
FOTO-FOTO: ARCHNET
MARRAKECH
Simbol Kejayaan Maroko
Oleh Heri Ruslan arrakech. Inilah kota yang fantastis yang menjadi simbol Maroko. Orang Barat menyebutnya Marrakesh dan literatur di Indonesia menamainya Marrakus. Kota ini dibangun pada 1062 M oleh Yusuf bin Tasyfin atau Ibnu Tasyfin dari Dinasti Murabitun. Dinasti ini menguasai Maroko setelah kekuasaan Dinasti Fatimiah di
M
TAMAN AGDAL BERBENTUK PERSEGI EMPAT DENGAN SEDIKIT BAGIAN DIHILANGKAN DI SUDUT SEBELAH BARAT LAUT TAMAN.
negeri itu tumbang. Kota itu merupakan kota terbesar kedua di Maroko setelah Casablanca. Penguasa Dinasti Murabitun memilih Marrakech sebagai pusat pemerintahannya yang jauh dari gunung dan sungai. Marrakech dipilih karena berada di kawasan yang netral di antara dua suku yang bersaing untuk meraih kehormatan untuk menjadi tuan rumah di ibu kota baru itu. Selama berabad-abad, Marrakech sangat
dikenal dengan sebutan ‘seven saint’ atau tujuh orang suci. Ketika sufisme begitu populer semasa kekuasaan Moulay Ismail, di Marrakech sering diadakan festival ‘seven saints’. Pada 1147 M, Marrakech diambil alih Dinasti Muwahhidun. Pada masa itu, bangunan penduduk dan ibadah dihancurkan. Namun, dinasti itu kembali merekonstruksi seluruh bangunan, termasuk pembangunan Masjid Koutoubia dan Menara Gardens— keduanya menjadi landmark Kota Marrakech hingga saat ini. Pada 1269 M, Marrakech diambil alih Dinasti Marrin dan ibu kota dipindah ke Fez. Dinasti ini sempat mengalami kemunduran pada 1274 M hingga 1522 M. Mulai tahun 1522 M, Saadians mengambil alih kekuasaan Marrakech. Kota Marrakech yang berubah miskin itu kembali bergairah setelah dijadikan ibu kota Maroko selatan. Pada akhir abad ke-16 M, Marrakech kembali mencapai kejayaannya. Secara budaya dan ekonomi, Marrakech menjadi kota terkemuka dan terdepan di Maroko. Saat itu jumlah penduduknya mencapai 60 ribu orang. Pada 1669, Marrakech dikuasai sultan Maroko dan ibu kota kembali pindah ke Fez. Pada pertengahan abad ke-18, Marrakech kembali dibangun Sultan Muhammad III.
Pada awal abad ke-20, Prancis banyak membangun bangunan bergaya Prancis. Ketika Maroko meraih kemerdekaan pada 1956, ibu kota kerajaan berpindah ke Rabat. Kini, Marrakech menjadi salah satu kota budaya yang dilindungi UNESCO. Di kota itu banyak berdiri masjid serta madrasah peninggalan masa kejayaan Islam, antara lain: Masjid Koutoubia, Madrasah Ben Youssef, Masjid Casbah, Masjid Mansouria, Masjid Bab Doukkala, Masjid Mouassine, serta banyak lagi yang lainnya. Di kota ini juga banyak ditemukan bangunan istana peninggalan kejayaan Islam, seperti Istana El Badi, Royal Palace, serta Istana Bahia. Di Marrakech juga banyak sentra kerajinan tangan. Sebagai kota tua yang dijadikan objek wisata, Marrakech juga banyak memiliki museum, seperti: Museum Dar Si Sa’ad, Museum Marrakech, Museum Bert Flint, dan Museum Islamic Art. ■
TAMANdAGDAL o k o r a M a t o K i Firdaus
WIKIMEDIA
asyarakat Muslim Arab (di era keemasan) suka sekali menghiasi lingkungannya,’’ ujar Gustave Le Bon dalam La Civilisation des Arabes. Karakteristik seni masyarakat Muslim Arab pada zaman kejayaan begitu imajinatif, cerdas, megah, dan rimbun dalam dekorasi. Detail-detailnya begitu fantastis. Hal itu tecermin dari taman-taman yang dibangun di kota-kota Islam pada masa itu. Salah satu kota yang dihiasi taman yang begitu indah adalah Marrakech, Maroko. Di kota itu terhampar sebuah firdaus dunia bernama Taman Agdal, tempat orang-orang menikmati hijaunya deretan pohon zaitun, jeruk, aprikot, lemon, dan tanaman lainnya. Taman itu dibangun atas perintah penguasa Dinasti alMuwahhidun, Sultan Abdul al Mukmin bin Ali al Kumi (berkuasa 1130-1163 M) pada 1157. Arsitektur Taman Agdal terinspirasi taman-taman yang menghiasi Andalusia pada masa itu. Taman itu diciptakan sebagai tempat peristirahatan pada musim panas. Taman Agdal hanya berjarak empat kilometer di selatan pusat Kota Jemaa al Fnaa, Marrakech. Menurut laman archnet, kata agdal berasal dari bahasa Barbar yang berarti padang rumput yang ditutupi oleh dinding. Konon, keindahan taman itu seperti pemandangan di Pegunungan Atlas. Daerah tempat tinggal bangsa Barbar berupa padang rumput hijau yang dibingkai pegunungan tinggi. Taman Agdal berbentuk persegi empat dengan sedikit bagian dihilangkan di sudut sebelah barat laut taman. Sumbu longitudinal taman ini membentang dari barat laut ke tenggara dengan panjang sekitar 3,1 kilometer dan lebar antara 1,2 km hingga 1,4 km. Pada bagian yang hilang berbentuk persegi dengan panjang 620 meter dan lebar 450 meter.
“M
Taman Agdal menempati tanah produktif yang biasa menghasilkan berbagai jenis buah dan sesemakan. Penanaman pohon diberi jarak sekitar lima hingga sepuluh meter pada setiap pohon bergantung jenisnya. Setiap kebun di dalam taman yang memiliki luas 500 hektare ini dipisahkan oleh jalan setapak. Setiap kebun membudidayakan tanaman yang berbeda. Setiap jalan setapak dibatasi oleh barisan pohon zaitun yang ditanam 10 meter menuju pusat. Untuk mengairi taman yang luas itu, Taman Agdal dilengkapi dua waduk yang terletak sekitar 820 meter di utara dari tepi bagian selatan taman. Kedua cekungan tersebut diisi dari Lembah Ourika melalui jaringan saluran bawah tanah (khettara) yang dibangun pada awal abad ke-12 M. Pada saat itu, di bawah pemerintahan Ali bin Yusuf (berkuasa pada 1107-1142). Waduk terbesar bernama alManzeh, memiliki luas 205 x 180 m. Arsitektur waduk dan teras perimeter pada taman ini didesain oleh Abu Yaqub Yusuf. Model waduk ini kemudian dipakai untuk cekungan yang sama di Rabat (1171) dan Sevilla (1171). Tidak jauh dari Waduk al-Manzeh terdapat sebuah paviliun yang dikenal dengan nama Dar al-Hana. Bangunan terbuka yang berukuran 8 x 30 meter itu berfungsi sebagai loggia (semacam saung), tempat Sultan menghibur tamu-tamunya dengan pemandangan hamparan air di cekungan. Dar al-Hana juga digunakan oleh sultan untuk mengamati kegiatan pelatihan militer yang sering dilakukan di waduk al-Manzeh, termasuk renang dan berperahu. Waduk kedua dinamakan Waduk Gharssya Agdal. Cekungan ini berukuran lebih kecil dibandingkan waduk al-Manzeh, yaitu hanya 200 x 150 meter. Sebuah pulau persegi dengan panjang sisi 16 meter itu dibangun di tengah danau buatan. Di tengah ‘pulau’ tersebut berdiri sebuah paviliun kecil dengan ukuran 12 meter pada setiap sisi. Paviliun itu berfungsi sebagai tempat hiburan dan
dapat dijangkau dengan menggunakan perahu kecil untuk menyeberangi waduk. Karena berada di tempat yang lebih tinggi, seseorang dapat melihat pemandangan bagian atas pepohonan yang spektakuler dari waduk tersebut. Karya arsitektur penting lain di dalam Taman Agdal adalah Dar al-Baida, yaitu istana cadangan yang digunakan oleh keluarga kerajaan Alawi ketika mereka berkunjung ke Marrakech. Arsitektur istana ini relatif sederhana, tetapi didekorasi dengan indah dan terawat. Tempat itu juga berfungsi sebagai kediaman keluarga kerajaan. Istana yang berukuran 120 x 142 meter itu berjarak 330 meter dari tepi barat Taman Agdal. Sedangkan dari tepi utara, istana ini berjarak sekitar 870 m. Dengan demikian, posisi Istana Dar al-Baida terletak di barat laut kuadran taman. Istana ini dibangun setelah pembangunan Taman Agdal atas perintah Alawi Syarif Moulay Abdul Rahman bin Hisham (1822-1859). Pembangunan istana itu menjadi periode kedua pembangunan Taman Agdal. Istana dan paviliun-paviliun di Taman Agdal direno-
vasi oleh penerus Alawi, Sidi Muhammad IV bin abdul Rahman (1859-1873). Pada abad ke-19 M, taman tersebut diperluas dan dinding dari tanah liat dibangun mengelilinginya. Kini, Taman Agdal dapat diakses untuk umum setiap Jumat dan Ahad, selama beberapa jam ketika keluarga kerajaan sedang tidak berada di Dar al-Baida. Ketika keluarga kerajaan berkunjung ke taman tersebut, taman ditutup dan disiapkan untuk kerajaan. Taman Agdal tercatat sebagai situs warisan dunia UNESCO pada 1985. Di Marrakech juga terdapat Taman Menara. Taman itu terletak di perbatasan menuju Pegunungan Atlas. Nama ‘Menara’ diambil dari paviliun yang berdiri di taman tersebut. Paviliun ini seperti piramida hijau kecil (menzeh). Paviliun tersebut dibangun selama abad ke-16 M oleh penguasa Dinasti Saadi dan direnovasi pada 1869 oleh Sultan Abdul Rahman, yang senang menghabiskan waktu di paviliun ini selama musim panas. Empat kilometer dari Taman Agdal terdapat Jemaa al Fnaa, yaitu alun-alun yang terletak di jantung Kota Marrakech. Tidak ada yang tahu apa arti nama tempat tersebut. tidak ada pula yang mengetahui seberapa tua tempat yang dikelilingi oleh bangunan, kantor polisi, dan lapangan parkir ini. Sepanjang hari tempat ini dipenuhi oleh pedagang yang menjajakan makanan dan minuman dengan pakaian warna-warni dan kantong air yang terbuat dari kulit dan cangkir kuningan. Pada siang dan malam hari alun-alun itu semakin ramai dengan pemuda penari dari Chleuh, pesulap, dan penjual obat tradisional. Ketika malam menjelang, tempat ini semakin ramai dengan penjual makanan. ■ c02 ed: heri ruslan
WIKIMEDIA WIKIMEDIA
situs
REPUBLIKA ● AHAD, 7 AGUSTUS 2011
VISUALPHOTO
C3
D Z AT U S S A L A S I L
PANORAMIO
Saksi Ketaatan Pasukan Muslim PANORAMIO
WALAUPUN ADA ABU BAKAR RA DAN UMAR BIN KHATTAB RA, NAMUN RASULULLAH SAW MENUNJUK AMRU BIN ASH KARENA LEBIH MENGETAHUI KONDISI DZATUS SALASIL.
GGPHT
ebuah kabar tak sedap terdengar Rasulullah SAW. Kabar buruk itu datang dari Bani Qudha’ah yang menetap di sebuah daerah bernama Dzatus Salasil. Penduduk yang tinggal di wilayah itu bersekutu dengan pasukan Romawi alias Bizantium untuk menyerang umat Islam yang berbasis di kota Madinah. Mendengar ancaman itu, Nabi SAW segera memanggil Amru bin Ash. Sebagai seorang tentara Muslim, Amru segera mengencangkan pakaian dan senjatanya. Ia seakan sudah mengetahui bahwa Rasulullah akan menugaskannya ke medan pertempuran. Amru pun menghadap Nabi Muhammad yang sedang berwudlu. “Hai Amru, sungguh aku ingin mengirimmu ke satu tujuan, lalu Allah menyelamatkanmu dan memberimu ganimah. Aku pun harapkan untukmu harta itu, harapan yang baik,” kata Rasulullah SAW. “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku masuk Islam bukan karena menginginkan harta, tapi ingin berjihad dan tetap bersamamu,” ungkap Amru. Rasulullah SAW lalu membelitkan bendera putih di kepala Amru dan menyerahkan bendera hitam kepadanya. Nabi lalu melepas Amru bersama 300 orang Muhajirin dan Anshar. Menurut Abu Muhammad Harist, sebanyak 30 orang di antara tentara Islam itu adalah pasukan berkuda. Rasulullah menyarankan agar mereka meminta tolong kepada suku Bali, Udhra, dan Balqain. Amru bin Ash beserta pasukannya melangkah ke medan Perang Dzatus Salasil. Pertempuran itu terjadi pada Jumadil Akhir tahun ke-8 Hijriah. “Beberapa hari setelah kembalinya pasukan Muslimin dari Perang Mu’tah ke Madinah,” ujar Dr Akram Dhiya alUmuri dalam Shahih Sirah Nabawiyah.
S
●●●
Bukan tanpa alasan Rasulullah menugaskan Amru untuk memimpin pasukan.
Amru bin Ash Sang Penakluk Mesir mru bin Ash adalah komandan militer Islam yang berhasil menaklukkan Mesir pada 640 M. Ia merupakan salah satu sahabat Nabi yang masuk Islam pada tahun ke-8 Hijriah (629 M). Ia mendirikan pusat kota Mesir, Fustat, dan mendirikan masjid di pusat kota yang dinamakan Masjid Amru bin Ash. Itulah masjid pertama yang dibangun di benua Afrika. Amru berasal dari Bani Syam, bangsa Quraisy. Ia lahir pada 573 M. Sebelum meniti karier dalam bidang militer, Amru adalah seorang pedagang yang menemani kafilah di sepanjang rute perdagangan melalui Asia dan Timur Tengah, termasuk Mesir. Amru adalah seorang yang Quraisy yang cerdas. Sebelum memeluk Islam, ia sempat berjuang bersama kaum kafir Quraisy melawan kekuatan tentara Islam. Ia berperang melawan Muslim, hingga akhirnya melihat Rasulullah melaksanakan shalat. Sejak itu, dia tertarik dengan Islam. Begitu menjadi seorang Muslim, ia
A
dipercaya menjadi seorang komandan yang berjuang di jalan Islam. Ditemani oleh Khalid bin Walid, ia pergi dari Makkah ke Madinah, tempat mereka bersyahadat. Ia memimpin Abu Bakar, Umar, dan Abu Ubaidah dalam Perang Dzatus Salasil. Amru juga memainkan peranan penting dalam penaklukan pemimpin Oman, Jayfar dan Abbad bin Juland dan meminta mereka menganut Islam. Ia menjadi gubernur di daerah tersebut hingga Rasulullah wafat. Amru sempat dikirim Khalifah Abu Bakar bersama pasukan Arab ke Palestina setelah wafatnya Muhammad. Ia dipercaya memainkan peranan penting dalam penaklukan daerah tersebut. Amru juga mengikuti pertempuran Ajnadayn, Yarmouk, serta pengepungan Damaskus. Setelah berhasil menaklukkan Mesir, Amru ditunjuk sebagai gubernur. Sampai Kekhalifahan Usman bin Affan, Amru tetap menjadi gubernur Mesir. Amru meninggal pada 664 M dalam usia 91 tahun. ■ c02 ed: Heri Ruslan
Padahal, kala itu, ada Abu Bakar RA dan Umar bin Khattab yang lebih senior dan mumpuni. Ternyata, Amru adalah seorang tentara Muslim yang nenek moyangnya berasal dari daerah itu. “Hal itu menunjukkan bolehnya mengangkat pimpinan yang kurang keutamaannya dari yang lebih utama, jika yang kurang keutamaannya itu memiliki sifat-sifat istimewa yang berkaitan dengan tugas itu,’’ tutur Dr Akram. Pasukan tentara Muslim pun berjalan menuju medan perang dengan berjalan kaki pada malam hari. Mereka beristirahat sambil mengintai musuh pada siang hari. Amru sengaja menerapkan taktik itu agar stamina pasukannya tetap kuat. Selain itu, pergerakan mereka pada malam hari tak diketahui musuh. Saat mendekati wilayah musuh, Amru mendapat laporan bahwa kekuatan pasukan lawan begitu besar. Ia pun mengambil langkah cepat dengan memohon penambahan pasukan kepada Rasulullah. Nabi SAW segera mengirim 200 orang tentara, termasuk di dalamnya Abu Bakar dan Umar bin Khattab. “Pasukan bantuan itu dipimpin Abu Ubaidah Amin bin al-Jarrah,” ungkap Dr Akram. Menurut Amir asy-Sya’bi (wafat 103 H), Abu Ubaidah ditempatkan sebagai penanggung jawab rombongan Muhajirin, sedangkan Amru menjadi pimpinan kaum Badui. Kedua pasukan yang dikirimkan dari Madinah pun bertemu. Sempat terjadi perselisihan ketika Abu Ubaidah hendak maju memimpin pasukan. Namun, Amru menolak kepemimpinan Abu Ubaidah. “Engkau adalah komandan pasukanmu ini, sedangkan Abu Ubaidah komandan orang-orang Muhajirin,” tutur sebagian pasukan. Amru berkata, “Kalian adalah bala bantuan yang saya minta.” “Tahukah engkau wahai Amru, yang ditetapkan Rasulullah terakhir adalah, ‘Jika engkau sampai kepada teman-temanmu, maka hendaklah kalian saling menurut (kerja sama).’ Dan, apabila engkau tidak menaatiku, maka aku tetap akan menaatimu,” kata Abu Ubaidah. Tongkat komando pun sepenuhnya berada di tangan Amru. Abu Ubaidah sadar bahwa pasukan tentara Muslim tak akan kuat jika di dalamnya terjadi perpecahan. ●●●
Malam begitu dingin. Pasukan tentara Muslim menggigil kedinginan. Mereka pun berinisiatif untuk menyalakan api unggun. Mengetahui pasukannya akan menyalakan api, Amru segera melarangnya. “Siapapun yang berani menyalakan api, saya akan lemparnya ke dalam api itu,” cetus Amru. Pasukan tentara Muslim pun kaget mendengar jawaban itu. Sejumlah tokoh Muhajirin berusaha untuk membujuk Amru agar mengizinkan pasukan menyalakan api.
baik dari Amru, maka Rasulullah pastilah akan memilihmu.” Umar pun terdiam. ●●●
“Bukankah kalian diperintah untuk mendengar dan taat kepadaku?” Tanya Amru kepada tokoh Muhajirin itu. “Ya, benar,” jawab kaum Muhajirin. “Maka kerjakanlah!” Umar bin Khattab sempat marah mendengar sikap Amru itu. Umar berniat untuk melabrak Amru. Untunglah Abu Bakar segera mengingatkannya. “Wahai Umar, sesungguhnya Rasulullah tidak akan mengangkatnya menjadi panglima, melainkan karena keahliannya dalam berperang.” Umar pun terdiam. Dinginnya udara malam menusuk tulang. Tak ada api unggun yang dinyalakan pasukan tentara Muslim. Mereka menaati perintah komandan perang. Ketaatan mereka sungguh luar biasa. Dengan penuh keikhlasan mereka melewati malam dengan tubuh yang menggigil kedinginan. ●●●
Pada malam yang dingin itu Amru mimpi basah. “Aku mimpi basah pada malam yang sangat dingin. Aku yakin sekali bila mandi pastilah celaka. Maka aku bertayamum dan Shalat Subuh mengimami teman-temanku,” ujarnya seperti tercantum dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, al-Hakim, Ibnu Hibban, dan ad-Daruquthny itu. Pasukan tentara Muslim pun mengobrakabrik pasukan tentara musuh yang lemah. Setelah bertempur sekitar satu jam, tentara musuh kocar-kacir diserbu pasukan yang dipimpin Amru. Awalnya, kaum Muslimin hendak mengejar mereka, namun Amru melarangnya. “Mengapa Amru melarang kita untuk mengejar mereka, padahal kita nyaris memenangkan peperangan?” Tanya sejumlah pasukan. Keputusan Amru itu kembali menuai protes dari Umar bin Khattab. “Bagaimana mungkin dia memerintahkan kita untuk berkumpul, padahal pasukan kita sudah dekat sekali dengan kemenangan?” ujar Umar. Lagi-lagi, Abu Bakar menenangkan Umar. “Wahai Umar, Rasulullah tidak akan mengangkatnya menjadi panglima, melainkan karena keahliannya berperang. Jika kau lebih
Setelah memenangkan peperangan, Amru mengutus Auf bin Malik al-Asyja’i menemui Rasulullah untuk menyampaikan berita tentang apa yang terjadi di Dzatus Salasil dan melaporkan kondisi pasukan. Auf pun menjelaskan semua yang terjadi di tempat tersebut, termasuk kebijakan Amru yang kontroversial selama di medan perang. Begitu pasukan Amru tiba di Madinah, Rasulullah berbincang dengan Amru. Nabi SAW mengklarifikasi kabar yang didengarnya dari Auf bin Malik. “Mengapa engkau melarang pasukanmu menyalakan api unggun?” Tanya Nabi SAW. “Aku tak setuju pasukanku menyalakan api, seperti pasukan musuh, karena khawatir mereka akan melihat betapa sedikitnya pasukan Muslimin,” jawab Amru. Rasulullah juga menanyakan sikapnya yang melarang pasukan kaum Muslimin mengejar musuh yang telah dilemahkan. “Wahai Rasulullah, aku khawatir pasukan musuh mempunyai bala bantuan yang bersembunyi di balik bukit Sehingga mereka akan balik menyerang kami.” Mendengar penjelasan itu, Rasulullah tersenyum dan memuji tindakan Amru yang sangat berhati-hati itu. Nabi SAW kembali bertanya, “Mengapa engkau melaksanakan shalat bersama pasukanmu, sedangkan dirimu sedang junub?” “Sesungguhnya saya mendengar Allah berfirman, ‘Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang terhadap kalian,’ (an-Nisa: 29).” Mendengar hal tersebut, Rasulullah tertawa dan tidak mengomentarinya. Perang Dzatus Salasil mengajarkan umat Islam untuk taat kepada pemimpin. Kisah itu juga menggambarkan betapa ketaatan dan kerja sama tim yang baik akan membuahkan hasil. Kewaspadaan dan kehati-hatian juga akan menghindarkan umat dari kesalahan dan kekalahan. ●●●
Dzatus Salasil adalah saksi ketaatan kaum Muslimin. Dzatus Salasil adalah nama sebuah tempat yang bisa ditempuh dalam 10 hari perjalanan kaki. Letaknya berada di bagian utara Madinah. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas al-Hadits al-Nabawi, Dzatus Salasil merupakan sumur Bani Judzam. “Sekarang, Dzatus Salasil terletak di barat laut Kerajaan Arab Saudi, di timur pelabuhan al-Wajh dan Duba,” tutur Dr Syauqi. ■ c02 ed: heri ruslan
PANORAMIO
tema utama
REPUBLIKA ● AHAD, 7 AGUSTUS 2011
C4
tema utama
REPUBLIKA ● AHAD, 7 AGUSTUS 2011
WALLPAPERPASSION
C5 HMNS.ORG
RAMADHAN
dalam Lintas Sejarah Islam
MENURUT JHON L ESPOSITO, DIMENSI HISTORIS DAN KOMUNAL DARI BULAN RAMADHAN TERWUJUD DALAM PERISTIWA-PERISTIWA YANG BERLANGSUNG SETIAP TAHUN DAN SEPANJANG BULAN TERSEBUT.
Oleh Heri Ruslan amadhan adalah bulan ke-9 dalam kalender Hijriah. Menurut bahasa, Ramadhan berarti “amat panas”. Nama bulan yang agung dan mulia bagi umat Islam itu diberikan oleh orang-orang Arab karena pada bulan itu, padang pasir sangat panas oleh terik matahari. “Bangsa Arab pada zaman dahulu memiliki kebiasaan memindahkan suatu istilah dari bahasa asing ke bahasa mereka sesuai dengan keadaan yang terjadi pada masa tersebut,” tulis Ensiklopedi Islam. Lantaran suhu udara pada bulan ke-9 itu panas, lalu mereka menamakannya Ramadhan. Bagi umat Islam, Ramadhan adalah bulan yang agung dan istimewa. Betapa tidak, pada bulan ini, manusia yang beriman kepada Allah SWT diwajibkan untuk berpuasa, menahan diri dari makan, minum, dan melakukan hubungan seksual sepanjang siang hari. Karena keistimewaannya, Ramadhan dijuluki sebagai Syahr Allah (bulan Allah SWT). Rasulullah SAW bersabda, “Telah berfirman Allah azza wajjala: Tiap-tiap amal anak Adam untuknya sendiri, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan aku sendiri yang akan membalasnya…” (HR Bukhari). Karena itulah, kaum Muslim di seluruh dunia selalu menantikan datangnya bulan nan agung ini. Selain mulia dan agung, karena pada bulan
R
●
bunuhmu, wahai Ali.” Kemudian, Rasulullah menunjuk kening Ali, tempat pedang pembunuhnya nanti akan menancap. Tanggal 21 Ramadhan 40 H adalah waktu yang direncanakan para pembunuh Ali. Pelakunya adalah Ibnu Muljam. Menjelang Subuh, Ali tengah berjalan menuju masjid untuk shalat Subuh. Wajahnya bersinar, menanti jalan yang telah ditentukan Allah. Tiba-tiba, Ibnu Muljam menghunuskan pedangnya yang telah diolesi racun tepat di kening Ali. Orang-orang yang ada di masjid sangat terkejut dan segera membopong Ali ke rumahnya. Kepalanya dibalut kain agar darah tidak mengucur. Namun, Ali tidak bisa bertahan lebih lama lagi karena racun yang terdapat di pedang yang menebasnya. Ia meninggal dua hari kemudian. Ali dimakamkan di Kota Najaf, dekat Kota Kufah. Pemakaman tersebut dilakukan dengan rahasia dan selesai pada malam hari. Dengan meninggalnya Khalifah Ali bin Abi Thalib, berakhir pulalah masa kekhalifahan dalam Islam. Kekhalifahan setelah itu digantikan dengan sistem dinasti. ■
ini Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada hamba-hambanya, Ramadhan juga bulan spesial dalam pusara sejarah peradaban Islam. Sederet peristiwa penting dan bersejarah terjadi pada bulan yang berjuluk Syahr al-Qur’an (bulan Alquran) itu. Menurut Jhon L Esposito, dimensi historis dan komunal dari bulan Ramadhan terwujud dalam peristiwa-peristiwa yang berlangsung setiap tahun dan sepanjang bulan tersebut. Ramadhan, kata Esposito, menjadi masa ketika tanggung jawab moral sebagai Muslim ditekankan. “Puasa Ramadhan merupakan refleksi untuk menghidupkan moral dan etik,” papar Guru Besar pada bidang Studi Islam di Universitas Georgetown, Amerika Serikat itu. Karena itu, bagi umat Islam, Ramadhan merupakan bulan untuk mendongkrak kesadaran ketuhanan (takwa), perjuangan menegakkan kebenaran, mengamalkan nilai-nilai kebaikan, dan menunjukkan kesalehan sosial. Sejarah telah mencatat berbagai peristiwa penting yang terjadi di bulan yang istimewa itu. Umat Islam pada era Rasulullah berhasil menorehkan sederet prestasi penting pada Ramadhan. Haus dan lapar tak menjadi penghalang bagi mereka untuk merebut kemenangan di medan perang. Ramadhan telah memompa semangat juang umat Islam untuk menegakkan kebenaran. Berikut ini adalah berbagai peristiwa bersejarah yang terjadi dalam bulan Ramadhan. ■
PERISTIWA PENGEPUNGAN KONSTANTINOPEL
S
PERANG BADAR eristiwa besar dan bersejarah yang terjadi pada Ramadhan adalah Perang Badar, tepatnya terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriah. Perang ini merupakan pertempuran pertama yang dilakukan kaum Muslimin setelah mereka hijrah ke Madinah. Menurut Dr Akram Dhiya al-Umuri, perang itu dimulai ketika kaum Muslimin menekan jalur perdagangan kaum Quraisy ke Syam (Suriah). Kaum Muslimin selalu mengintai pergerakan kaum kafir Quraisy. Hingga suatu hari, terdengar kabar kabilah dagang milik bangsa Quraisy bergerak dari Syam. Kafilah tersebut dipimpin oleh Abu Sufyan Sakhr bin Harb yang membawa sejumlah besar harta dari Quraisy. Ia dikawal oleh 30 hingga 40 orang. Rasulullah mengirim Basbas untuk mematamatai rombongan itu. Setelah mendapatkan informasi yang dbutuhkan, Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk berangkat. “Mereka berangkat tergesa-gesa sehingga jumlah pasukan kaum Muslimin tidaklah mewakili kekuatan militer mereka yang sebenarnya,” ujar Dr Akram dalam Shahih Sirah Nabawiyah. Pasukan Muslimin berangkat ke Badar dengan kekuatan 319 tentara. Mereka terdiri atas 100 orang Muhajirin dan selebihnya kaum Anshar. Di tengah jalan, ia bertemu dengan seorang pendekar kaum Musyrikin yang meminta ikut bersama kaum Muslimin. Namun, Rasulullah menolaknya karena warna akidah dalam peperangan harus terlihat nyata dalam Islam. Akhirnya, pendekar tersebut masuk Islam dan diperbolehkan mengikuti perang oleh Rasulullah. Pergerakan pasukan Muslimin menghadang kafilah Quraisy terdengar oleh Abu Sufyan. Kafilah itu lalu berbelok melewati jalan tepi
P ●
Gua Hira
surah pertama. Aisyah meriwayatkan, “Lalu, tiba-tiba, datang malaikat kepadaku dan berkata: ‘Bacalah!’ Aku menjawab: ‘Aku tidak bisa membaca.’ Lalu, ia memelukku erat-erat hingga aku tidak bisa bernapas, kemudian melepasku dan berkata: ‘Bacalah!’ Aku menjawab: ‘Aku tidak bisa membaca.’ Ia kembali memelukku kuatkuat, lalu melepaskan aku dan berkata: ‘Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan….’” Nabi Muhammad pulang ke rumahnya dengan tubuh yang gemetar dan segera menemui istrinya, Khadijah. “Selimuti aku, selimuti aku,” ujar Nabi. Setelah diselimuti dan hilang rasa takutnya, Khadijah membawa Rasulullah ke rumah anak pamannya, Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai. Setelah Rasulullah menceritakan pengalamannya, Waraqah berkata, “Itu adalah Namus yang diturunkan Allah kepada Musa. Andai aku masih hidup ketika kaummu mengusirmu. Beliau bertanya, “Benarkah mereka mengusirku?” Waraqah menjawab, “Benar. Tidak seorang pun yang membawa risalah seperti yang engkau bawa, melainkan akan dimusuhi. Andaikan aku masih hidup pada masamu nanti, tentu aku akan membantumu.” Sejak hari itu, Muhammad SAW menjadi pembawa pesan agama Allah, yaitu Islam. Allah SWT berfirman, “Bulan Ramadhan adalah (bulan) di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)…” (QS alBaqarah [2]: 185). ■
pantai. Mereka mengirim Dhamdham bin Amru al Ghifari untuk memobilisasi penduduk Makkah untuk melawan kaum Muslimin. Sebanyak 1.000 penduduk Makkah dikerahkan membantu kaum kafir Quraisy. Mereka dipimpin oleh Abu Jahal. Sesampainya di Badar, kaum Muslimin mencari tempat strategis sebelum kedatangan kaum Musyrikin. Dengan izin Allah, seluruh pasukan tertidur dengan nyenyak sebelum perang dimulai agar mereka dapat berperang dengan tenaga yang cukup. Sementara itu, Rasullullah mengerjakan shalat dan berdoa. Dalam hadis sahih, Ali bin abi Thalib berkata, “Dalam doanya, beliau berkata: ‘Ya Allah, jika Engkau binasakan pasukan ini, niscaya Engkau tidak akan disembah.’” Keesokannya, Nabi Muhammad membangunkan seluruh pasukannya, mengerjakan shalat, lalu membentuk barisan perang. Peperangan diawali dengan duel satu lawan satu. Utbah bin Rabiah maju diikuti oleh putranya, al-Walid dan saudaranya, Syaibah. Rasulullah menyuruh Hamzah, Ali, dan Ubaidah maju menantang mereka. Hamzah berhasil menewaskan Utbah dan Ali berhasil menewaskan Syaibah. Duel ini memberi pengaruh yang besar terhadap pasukan Musyrikin dan mereka pun menyerang. Rasulullah memerintahkan para sahabat menghujani pasukan Musyrikin dengan panah dan perang dahsyat pun terjadi. Abu Jahal dibunuh oleh Muadz bin Amru bin al Jamuh dan Muadz bin Afraa. Peperangan tersebut membuat jumlah kaum Quraisy berkurang. Sebanyak 70 di antara mereka mati terbunuh dan 70 dari mereka ditawan oleh pasukan Muslimin. Sisanya melarikan diri karena kehilangan pemimpin. Kaum Muslimin pun memenangkan perang tersebut. ■
FATHU MAKKAH ejarah peradaban Islam mencatat sebuah peristiwa besar yang terjadi pada 10 Ramadhan 8 Hijriah/630 M. Peristiwa itu bernama Fathu Makkah atau Pembebasan Kota Makkah. Peristiwa itu dipantik oleh sikap kaum kafir Quraisy yang melanggar Perjanjian Hubaidiyah. Peristiwa bersejarah di Hudaibiyah terjadi pada bulan Zulqadah tahun ke-6 Hijriah. Saat itu, Rasulullah SAW bersama umat Islam yang tinggal di Madinah hendak menunaikan umrah ke Makkah. “Rasulullah SAW berupaya menampakkan hakikat syiar kaum Muslimin terhadap Ka’bah dan sekaligus membantah propaganda kaum Quraisy bahwa kaum Muslimin tak mengakui kemuliaan Ka’bah,” papar Dr Akram Dhiya Al-Umuri. Namun, upaya Rasulullah SAW dan umatnya untuk umrah di Makkah berusaha dijegal kaum Quraisy. Nyaris terjadi pertempuran antara kaum Muslimin dan kaum kafir. Umat Islam mencoba menghindari peperangan. Awalnya, kaum kafir menolak tawaran dialog yang diusulkan kaum Muslimin. Gentar melihat kesetiaan kaum Muslim terhadap Nabi SAW, kaum kafir Quraisy akhirnya bersedia menempuh dialog damai. Kafir Quraisy mengirimkan dua utusannya, yakni Mikraz bin Hafs dan Suhail bin Amru. Mereka
S
REOCITIES.COM
●
Makkah tempo dulu
●
●
Sultan Murad II
ada Ramadhan 825 H, Sultan Murad II dari Kekhalifahaan Turki Usmani mengepung Kota Konstantinopel (sekarang Instanbul). Akan tetapi, setelah perang berkepanjangan melawan tentara Romawi, Sultan Murad II dan pasukannya tidak berhasil menguasai kota milik Kerajaan Bizantium tersebut. Konstantinopel baru berhasil direbut oleh tentara Turki Usmani di bawah pimpinan Sultan Mehmed II atau Sultan Muhammad al-Fatih. Pengepungan terjadi dari 6 April 1453 hingga 29 Mei 1453 ketika tentara Turki Usmani (Ottoman) berhasil menguasai kota tersebut. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Ottoman menandai kehancuran Kekaisaran Romawi yang bertahan 1.500 tahun lamanya. Kemenangan umat Islam atas Bizantium telah diprediksi oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis, Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata, “Saat kami menulis di sekeliling Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya tentang kota manakah dari kedua kota yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Rasulullah SAW menjawab, ‘Kota Heraclius akan dibebaskan terlebih dahulu.’ Maksudnya adalah Konstantinopel.” (HR Ahmad). Dalam sebuah kesempatan yang lain, Rasulullah bersabda, “Konstantinopel benar-benar akan ditaklukkan. Sebaik-baik amir (khalifah) adalah amir (khalifah) yang memimpin penaklukkannya dan sebaik-baik tentara adalah tentara yang
P
PEMBANGUNAN MASJID AL-AZHAR KAIRO ami Al Azhar (Masjd Al Azhar) didirikan bersamaan dengan berkuasanya Dinasti Fatimiyah di Mesir, yaitu tidak lama setelah dinasti ini memasuki Kairo. Pembangunannya dimulai pada 539 H dan memakan waktu sekitar dua tahun. Secara resmi, masjid ini dibuka oleh panglima perang Fatimiyyah Jauhar Al Shiqilli yang melaksanakan shalat Jumat di masjid tersebut pertama kalinya pada 7 Ramadhan 361 H /21 Juni 972 M. Peradaban Islam tak pernah lupa mendirikan sebuah masjid di kota yang dikuasainya. Pertama kali diresmikan masjid itu bernama Jami al Qahirah. Namun, ketika banyak masjid lain yang dibangun di Mesir, masjid ini berganti nama menjadi Al Azhar. Pada tahun 378 H, fungsi masjid ini ditambah menjadi pusat pendidikan (universitas) dengan membentuk staf pengajar. Pembahasan utama dalam universitas ini adalah masalah hukum keislaman. Di universitas ini, terdapat berbagai fasilitas, seperti tempat tinggal, kebutuhan hidup, bahkan halaqah (kelompok belajar). Dengan adanya kelompok belajar ini, mahasiswa yang masuk ke universitas tersebut bebas memilih kelompok belajar apa yang ia inginkan. Universitas Al Azhar menjadi universitas tertua di dunia. ■ c02 ed: heri ruslan
J
JAMAAT-REUNION
Masjid Ali, Najaf, Irak
WAFAT ALI BIN ABI THALIB eristiwa pembunuhan Usman bin Affan mengakibatkan kegentingan dalam dunia Islam yang pada saat itu telah terbentang hingga ke Persia dan Afrika Utara. Kematian Usman menjadikan Ali bin Abi Thalib sebagai penggantinya. Selama pemerintahannya, Ali mewarisi kekacauan yang terjadi sejak masa kekhalifahan sebelumnya. Setelah kematian Usman, dua kelompok sesat yang paling bertolak belakang dengan ajaran Islam semakin berkembang, yaitu Khawarij dan Rafidhah. Rafidhah dianggap sesat karena terlalu mengagungkan Ali, sementara Khawarij dianggap sesat karena mengkafirkan khalifah sehingga darah beliau pun dihalalkan oleh mereka. Berdasarkan catatan sejarah, kaum Khawarij telah merencanakan pembunuhan Ali, bahkan Rasulullah pun pernah memperingati Ali mengenai bencana yang akan menimpanya. Beliau bersabda, “Orang yang paling binasa dari umat terdahulu adalah penyembelih unta (dari kaum Nabi Shalih). Dan manusia yang paling celaka dari umat ini adalah yang mem-
ada bulan Ramadhan, juga tercatat sebuah pertempuran besar bernama Perang Ain Jalut, berlangsung pada 3 September 1260, bertepatan dengan Ramadhan 658 H. Pertempuran ini terjadi antara kaum Muslimin (Mesir) dan kaum Tartar (Mongol). Sejumlah sejarawan menganggap perang itu amat penting dalam sejarah penaklukan bangsa Mongol di Asia Tengah. Dalam perang tersebut, Mongol mengalami kekalahan telak, padahal mereka telah berhasil menguasai banyak daerah Islam dan bahkan menjatuhkan Kekhalifahan Abbasiyah. Mereka juga membunuh Khalifah Mutashin Billah di Baghdad pada 656 H. Di bawah pimpinan Hulagu Khan, cucu Genghis Khan, ekspansi Mongol meluas hingga ke wilayah Gaza. Mereka pun berniat menaklukkan Mesir dan Maghrib (Afrika Utara) yang menjadi kubu akhir terkuat kaum Muslimin. Hulagu kemudian mengirim kurir untuk mengantarkan surat ancaman bagi penguasa Mesir saat itu, Mahmud Saifudin Qutuz. Penguasa Muslim tidak mau tunduk kepada Mongol. Kaum Muslim memberikan jawaban tidak terduga. Delegasi Mongol dibunuh dan mayatnya dibiarkan tergantung di dalam kota. Karena itu, meletuslah perang di wilayah Ain Jalut, Palestina Utara, antara pasukan Quds dan Panglima Baibars berhadapan dengan tentara Mongol. Dalam perang tersebut, pasukan Mesir menggunakan meriam genggam yang pertama kali dilakukan dalam sejarah. Pertempuran Ain Jalut menjadi tempat pertama kali digunakannya peluru bubuk mesiu yang digunakan Mesir pada tombak api dan meriam genggam. Umat Islam pun meraih kemenangan. ■
P
ASK.COM
membawa misi untuk menggagalkan rencana umrah kaum Muslim pada tahun itu. Perundingan antara utusan kafir Quraisy dan Rasulullah SAW berlangsung alot. Dalam perundingan yang menghasilkan Perjanjian Hudaibiyah itu boleh dikatakan umat Islam lebih banyak mengalah demi kebaikan. Rasulullah SAW memang menginginkan agar kaum Quraisy bisa memeluk agama Islam. Tahun itu, kaum Muslimin tak bisa mengunjungi Ka’bah. Perjanjian Hudaibiyah itu ternyata dilanggar oleh kafir Quraisy. Mereka membantu Bani Bakr menyerang Bani Khuza’ah yang merupakan sekutu Muslim. Berdasarkan kesepakatan damai, dalam perjanjian tersebut, Bani Khuza’ah telah bergabung ikut dengan Nabi Muhammad, sedangkan Bani Bakr bergabung dengan musyrikin Quraisy. Rasulullah SAW beserta umat Islam tak tinggal diam. Nabi Muhammad SAW bersama 10 ribu kaum Muslim pada 10 Ramadhan 8 Hijriah/630 M bergerak dari Madinah ke Makkah. Kota Madinah untuk sementara dikuasai kepada Abu Ruhm al-Ghifary. Rasulullah SAW membagi pasukannya ke dalam tiga bagian. Pertama, Khalid bin Walid memimpin pasukan untuk memasuki Makkah dari bagian bawah. Kedua, Zubair bin Awwam memimpin pasukan memasuki Makkah bagian atas dari bukit Kada’, dan menegakkan bendera di Al-Hajun. Ketiga, Abu Ubaidah bin al-Jarrah memimpin pasukan dari tengah-tengah lembah hingga sampai ke Makkah. Dari Al-Hajun, Nabi Muhammad memasuki Masjid AlHaram dengan dikelilingi kaum Muhajirin dan Anshar. Setelah tawaf mengelilingi Ka’bah, Nabi Muhammad mulai menghancurkan berhala dan membersihkan Ka’bah. Penduduk Kota Makkah pun berbondong-bondong memeluk Islam. Hampir tak terjadi pertumpahan darah dalam peristiwa pada bulan Ramadhan itu. ■
menaklukkannya.” (HR Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim). Setelah 53 hari berjibaku angkat senjata, dengan semangat jihad, pasukan Sultan Muhammad atau Mehmed II akhirnya berhasil menguasai Konstantinopel. Harapan dan impian umat Islam untuk menundukkan Bizantium yang telah dirintis sejak tahun 664 M akhirnya tercapai. Kemenangan yang tertunda selama 800 tahun itu akhirnya tiba juga. Sejak saat itu, bendera Kerajaan Turki Usmani berkibar di langit Konstantinopel, kota impian para raja, kaisar, dan sultan. Konstantinopel pun memasuki era baru. Kota itu lalu berganti nama menjadi Istanbul yang berarti kota Islam sekaligus menjadi ibu kota Kerajaan Ottoman. Kali pertama menduduki kota penting itu, Kerajaan Turki Usmani mulai menegakkan hukum di kota itu. Tak ada pembantaian terhadap penduduk Konstantinopel. Bahkan, pemerintahan Islam Usmani bekerja sama dengan umat Kristen untuk kembali membangun perekonomian, menjalin persahabatan dengan Yunani. ■
PERANG AIN JALUT WIKIMEDIA
WAHYU PERTAMA DAN KENABIAN MUHAMMAD SAW ebelum diangkat menjadi Rasul Allah SWT, Muhammad SAW memiliki kecintaan untuk mengasingkan diri dengan tujuan untuk beribadah. “Nabi Muhammad SAW mengasingkan diri dari kaumnya yang Jahiliyah di Gua Hira yang terletak di Bukit Hira,” ujar Dr Akram Dhiya al-Umuri dalam Sahih Sirah Nabawiyah. Menurut dia, posisi gua itu berada di tempat yang lebih tinggi dari Ka’bah. Ibnu Abi Jamrah menuturkan, selama menyendiri di Gua Hira, Nabi Muhammad melakukan tiga bentuk ibadah sekaligus: menyepi, beribadah, dan melihat Baitullah. Rasulullah menyendiri di gua yang sempit itu selama beberapa malam, kemudian kembali kepada keluarganya, dan kembali lagi untuk menyepi. Kebiasaan itu berlangsung hingga turunnya wahyu dan diangkatnya Muhammad SAW sebagai utusan Allah. Dalam Fathu Bari dan Shahih Muslim disebutkan bahwa Rasulullah SAW diangkat sebagai nabi pada usia 40 tahun. Imam Baihaqi berkata, “Turun kepada beliau kenabian itu pada usia 40 tahun.” Nabi mulai menyendiri di Gua Hira selama tiga tahun sebelum masa kerasulan. Pada bulan Ramadhan, uzlah itu dilaksanakan selama sebulan penuh. Imam Muslim dalam sahihnya mengungkapkan, pertama kali wahyu turun pada Senin siang bulan Ramadhan. Ada yang menyebut pada 10 Agustus 610 M. Malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad yang sedang berada di Gua Hira secara tiba-tiba. Pada hari itu, Allah menurunkan Malaikat Jibril untuk mewahyukan surah al-Alaq, yaitu
Perang Ain Jalut
P
●
Masjid Al Azhar
kitab
REPUBLIKA ● AHAD, 7 AGUSTUS 2011
C6
Nahwul Qulub
NAHWU HATI Oleh Makmun Nawawi*
DI KALANGAN ULAMA ISLAM, PENGUASAAN ILMU NAHWU MERUPAKAN LANDASAN FUNDAMENTAL YANG TIDAK BISA DITAWARTAWAR LAGI.
alam khazanah tasawuf, nama Imam al-Qusyairi tentu sudah tak asing lagi. Karya magnum opus-nya bertajuk Risalatul Qusyairiyah, ringkasan mengenai tasawuf awal yang ditulis pada tahun 1046 yang begitu masyhur. Di Barat, risalah itu menjadi rujukan utama dibandingkan dengan buku apa pun mengenai tasawuf. Setidaknya, itulah analisis Annemarie Schimmel, profesor Kebudayaan Indo-Muslim dari Harvard University dan peneliti sufisme terkemuka dan paling berpengaruh di abad ke-20 M. Selain sufi, sejumlah gelar keahlian juga menempel padanya: mufassir (ahli tafsir), faqih (ahli fikih), ushuli (ahli ushul fikih), muhaddits (ahli hadis), mutakallim (ahli ilmu kalam atau teolog), adib (budayawan), natsir (ahli prosa), nazhim (penggubah syair), dan wa‘izh (pemberi nasihat). Sebagai wa‘izh, nasihat-nasihat al-Qusyairy sangat indah. Abul Hasan Ali bin Hasan al-Bakhrazy berkata, “Seandainya batu itu dibelah dengan cambuk peringatannya, pasti batu itu meleleh. Seandainya iblis bergabung dalam majelis pengajiannya, bisa-bisa iblis bertobat. Dan, seandainya harus dipilah mengenai keutamaan ucapannya, pasti terpuaskan.” Namun dari sejumlah gelar disiplin ilmu yang disematkan pada Imam al-Qusyairi, masih ada yang luput dari para pengkajinya— termasuk di Indonesia—karena memang dunia tasawuflah yang lebih dominan dan sudah melambungkan namanya. Padahal, salah satu karyanya, Nahwul Qulub (Nahwu Hati), cukup repsentatif untuk mengukuhkan sang tokoh sebagai ahli nahwu (gramatika bahasa Arab). Di kalangan ulama Islam, penguasaan terhadap ilmu nahwu memang merupakan landasan fundamental yang tidak bisa ditawartawar lagi, baik sebagai sarana untuk mendalami ilmu lain yang referensinya bahasa Arab maupun sebagai tujuan utama atau spe-
D
IMAM BUDI UTOMO/REPUBLIKA
sialisasi linguistik bahasa Arab. Itulah sebabnya, banyak di antara mereka yang pakar di bidang disiplin ilmu tertentu, sekaligus ahli di bidang ilmu nahwu. Lihat saja, misalnya Imam Nawawi, Imam Syafi‘i, Imam Jalaluddin as-Suyuthi, Imam Ibnu Katsir, dan tentu masih banyak tokoh lainnya. Kendati ada pula Abul Aswad, alKhalil, Sibawaih, al-Kisa’i, Tsa‘lab, Abu Ali alFarisi, dan Ibnu Jinni, ia tetap berkibar namanya sebagai tokoh yang ahli di bidang ilmu nahwu. Jika dibandingkan dengan era sekarang, ketika kitab-kitab nahwu sudah hadir dengan halaman yang cukup tebal, semisal kitab Jami‘ud Durus al-‘Arabiyyah karya Syekh Mushtafa al-Ghalayaini, Mu‘jamul I‘rab walImla’ karya Dr Emil Badi Ya‘qub, atau beragam syarah kitab Alfiyah Ibnu Malik, buku Nahwul Qulub ini bisa dibilang sangat ringkas dan padat. Kehadirannya mirip dengan kitab Matan al-Ajrumiyyah karya Imam ash-Shanhaji yang biasa dikaji di pondok-pondok pesantren tradisional negeri ini, sekalipun buku ini agak lebih tebal: 46 halaman. Beberapa bab yang dibahas di dalam Matan al-Ajrumiyyah juga ada dalam kitab Nahwul Qulub ini, seperti bab “al-I‘rab”, bab “al-Af‘al”, bab “an-Na‘t”, dan tema-tema lainnya. Namun, berbeda dengan kitab Matan al-Ajrumiyyah dan kitab-kitab nahwu pada umumnya, kitab ini menyajikan amstal (contoh-contoh) dan ilustrasinya dengan halhal yang bertalian dengan aspek spiritualitas manusia, yakni hati yang merupakan poros utama. Itulah sebabnya buku ini dinamai dengan Nahwul Qulub, yang artinya ‘Nahwu Hati’. Dan inilah keunikan buku ini, sekaligus menyiratkan orisinalitas keilmuan seorang Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin alQusyairi. Sejak awal bahasan, aroma sufistik terasa begitu kental. Rupanya, menantu sekaligus murid Syekh Abu Ali al-Hasan bin Ali anNaisaburi—yang populer dengan panggilan ad-Daqqaq— ini tidak bisa melepaskan diri dari atribut kesufiannya. Contohnya, ketika membahas al-Kalam (kalimat)—suatu tema yang biasa tampil di bagian awal kitab-kitab nahwu. Menurut ilmu nahwu, kalam adalah lafal (kata-kata) yang tersusun dan memberikan pengertian, dan terdiri atas isim, fi‘il, dan harf yang mempunyai makna. Sementara itu, Imam Qusyairi menulis dalam bukunya, “Wa fi nahwil (qulub): al-ismu huwallah wal-fi‘lu ma kana minallah. Wal-harfu imma yukhtashshu bil-ismi fayujibu lahu hukman au yukhtashshu bil-fi‘li fayaqtadhi lahu nisbatan. Wa kama annal harfa idza dakhala ‘ala ismin aujaba lahu imma hukman-nashbi awilkhafdhi au ghairahu, fal-washfu alladzi huwal-‘ilmu (matsalan) yujibu lillahi hukmal‘alim … wa kadzalikal-qudratu wal-hayatu wa sa’iru shifatidz-dzat.” (Dalam Nahwu [Hati]: Isim adalah Allah, dan fi‘il adalah apa yang ada dari Allah. Huruf
kadang dikhususkan terhadap isim sehingga mengharuskan suatu hukum (ketetapan) baginya, kadang juga dikhususkan terhadap fi‘il sehingga menuntut adanya suatu nisbah (hubungan). Sebagaimana huruf yang jika masuk ke dalam isim mengharuskan adanya hukum nashab atau jar atau lainnya. Demikian pula sifat ilmu (misalnya), hal itu mengharuskan bagi Allah untuk mempunyai hukum Mahatahu, juga sufat qudrah, hayat, dan semua sifat Zat-Nya.” Uraian seperti ini memang agak sulit dipahami bagi peminat tasawuf yang tidak punya wawasan ilmu nahwu, demikian pula sebaliknya, sehingga keduanya mempunyai hubungan yang sangat sinergis. Dalam hal ini, hasyiyah (catatan kaki) yang diberikan oleh Mursi Muhammad Ali ikut mempertajam karya ini. Pada bagian lain, ketika menjelaskan masalah fi‘il (kata kerja), Imam Qusyairi menulis, “Al-Af‘alu ‘ala dharbain: lazimin wa muta‘addi.” (Fi‘il itu dua macam: fi‘il lazim dan fi‘il muta‘addi). Kita tahu bahwa dalam ilmu nahwu, fi‘il lazim adalah fi‘il (kata kerja) yang tidak membutuhkan maf‘ul (objek), sedang
fi‘il muta‘addi adalah fi‘il yang memerlukan maf‘ul, bahkan hingga dua atau tiga maf‘ul (objek). Imam sufi yang semula bercita-cita ingin menjadi pegawai pemerintahan lalu merivisinya dengan memilih jalan tarekat ini lebih lanjut menjelaskan bahwa af‘al (perbuatan) hamba pun terbagi menjadi dua, yaitu lazim dan muta‘addi. Yang lazim adalah perbuatan yang keberkahannya hanya terbatas bagi pemiliknya sendiri, sedang yang muta‘addi adalah perbuatan yang kebaikannya melampaui orang lain. Bahkan jika dalam fi‘il muta‘addi itu melintasi satu, dua, bahkan tiga maf‘ul, hal yang sama juga dalam fi‘il (amal) manusia, yang terkadang keberkahannya melampaui segenap umat manusia, sehingga ada seorang syekh sufi yang berujar: “Jika ada waliyullah yang memaafkan sebuah negeri, niscaya Allah akan mengampuni warga negeri itu.” Tidak bisa dimungkiri bahwa buku Nahwul Qulub ini memang berbicara tentang hati. Namun, pisau pembedah yang digunakan untuk mengkajinya adalah istilahistilah yang digunakan dalam ilmu nahwu. Maka, karya ini baru bisa ditemukan cita rasanya kalau pembaca juga memahami ilmu nahwu. Mungkin, inilah sebabnya mengapa buku ini masih tergolek dalam bahasa Arab, dan—sepengetahuan penulis— belum ada yang menerjemahkannya dalam khazanah bahasa Indonesia. ■ Alumnus Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, narasumber kajian Islam di 102.8 fm Bekasi. Email: noen_yarabb@yahoo.com
Kadar Gula Darah Stabil, Badan Terasi Fit
G
ula Aren tidak hanya memiliki rasa yang manis, tapi juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, salah satunya ialah dapat menormalisir kadar gula darah. Kini, hadir Gentong Mas yang salah satu bahan utamanya adalah Gula Aren. Slamet Riyadi adalah salah seorang penderita diabetes yang telah merasakan manfaat herbal ini. Sudah 7 tahun lamanya, ayah 4 anak ini merasakan kenyamanan hidupnya terganggu karena menderita penyakit berbahaya ini, “Ketika kadar gula darah tinggi, badan saya sering terasa lemas, mudah mengantuk, sering kencing ketika malam dan gampang haus.” Cerita Slamet. Setelah bertahun-tahun berobat, akhirnya ia tertarik untuk mencoba minum Gentong Mas, “Saya tertarik mencoba karena Gentong Mas itu terbuat dari bahan-bahan yang alami. Ternyata setelah 1,5 tahun minum dengan rutin, Alhamdulillah kadar gula darah saya sekarang stabil ( 106mg/ dL), badan pun terasa fit.” Ujar pria berusia 58 tahun tersebut. Indonesia saat ini menduduki peringkat keempat dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah Shina, India, dan Amerika. Diperkirakan, jumlah penderitanya akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Diabetes adalah peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik yang sifatnya absolut maupun relatif atau resistensi reseptor insulin. Diabetes melitus sangat erat
kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula normal. Karena kepercayaannya terhadap pengobatan yang alami ini berbuah manis, warga Cengkareng Pulo, Jakarta Barat tersebut tergerak untuk membagi pengalaman sehatnya tersebut dengan orang lain, “Mudah-mudahan pengalaman saya ini dapat bermanfaat bagi orang lain.” Harap pria yang berprofesi sebagai driver tersebut. Gentong Mas adalah minuman kesehatan herbal alami dengan bahan utama Gula Aren dan Nigella Sativa (Habbatussauda) yang terbukti manfaatnya bagi penderita dari berbagai penyakit, termasuk diabetes. Habbatussauda dipercaya dapat meningkatkan fungsi insulin dan mengurangi resistensi reseptor insulin, sedangkan Gula Aren berperan dalam optimalisasi kerja reseptor insulin. Gentong Mas juga mengandung Chromium yang efektif memperlancar metabolisme gula darah dan mengatur kepekaan sel terhadap insulin sehingga meringankan kerja pankreas. Selain itu, indeks glisemik dalam Gula Aren yang sangat aman bagi kesehatan yaitu hanya 35 (aman jika indeks glisemik dibawah 50), mampu menjaga dan merawat pankreas agar tetap berfungsi dengan baik. Meski demikian, untuk mendapatkan hasil maksimal, disarankan untuk mengatur pola makan, olahraga, pengaturan berat badan seideal mungkin, diet rendah lemak, kontrol stress, dan menghindari
rokok serta alkohol. Dengan aturan penggunaan yang tepat, manfaat bagi kesehatan dan kelezatan rasanya membuat semakin banyak masyarakat yang mengkonsumsi Gentong Mas. Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi www.gentongmas.com. Bagi Anda yang membutuhkan silahkan hubungi: Jakarta Pusat (021) 7150-3671 Jakarta Selatan (021) 71201834, Jakarta Barat (021) 71537244, Jakarta Timur (021) 71503618, Jakarta Utara (021) 37460843 Bekasi (021) 70495100, Depok (021) 37713090, Kota Tangerang (08121926-9571), Tangerang Selatan (081210344355), Kab. Tangerang (081389651580), Bogor (085-2210 19518), Cirebon (0812 216 9618), Banten (0818474322), Jawa Barat (08134689449), Yogyakarta (0813200 01013), Jawa Tengah (081313322669), Jawa Timur (081316821146), Bali (08133 7571457) Lampung (0812 108-83349) Sumatra Selatan (0813 230-17741) Bengkulu (085273023491) Jambi (081366971641) Sumatera Utara (081384777717) Riau (0813 876-50717) Aceh (081362900792) Kalimantan Timur (08522 398 2705) Sulawesi Selatan (081322262366) Sulawesi Tenggara (0813 14952303) Kalimantan Selatan (0812 50980 570) Kalimantan Barat (0813 76179880) Kalimantan Tengah (0813 4638 2718), Sumatra Barat (0812 833 07337) NTB (081338 3556 61), Bangka Belitung (0813 2236 4969). G Depkes: PIRT812.3205.01.114 www.gentongmas.com
sastra
C7
A/R
EP
erasaan Doja (penjaga masjid) Rasyid sangat RN
AM
gundah. Saat hendak mengirim isyarat RA
PU
ketiga sebelum Jumat, tanpa dia sengaja, ND
pukulannya memecahkan satu-satunya
RE
P
UB
LIK A
REPUBLIKA ● AHAD, 7 AGUSTUS 2011
beduk di masjid itu. Semua jamaah yang sudah hadir duluan, terperangah, bahkan
Rasyid menghela nafas berat. Jika pun dia harus menawar, uangnya sangat jauh dari cukup. “Hendak kau buat apa kambing kurus ini?” Tanya si penjual kambing yang melihat Rasyid bergeming setelah mendengarnya menyebut harga. “Jika kau hendak beternak, sebaiknya pilihlah yang betina ini. Tubuhnya gemuk dan
ada yang terkejut dan mulai menyalahkan Doja Rasyid.
sehat. Jika hendak kau sembelih, hendaknya yang jantan
Menyalahkan, mengapa Doja Rasyid tak mengira-ngira
gemuk ini.” Penjual kambing itu memberi saran.
tenaganya saat hendak memukul beduk.
Merah muka Doja Rasyid karena malu. “Sebenarnya
Beduk itu sama tuanya dengan umur masjid ini, begitu
hendak aku potong saja. Aku berniat memberikan
alasan mereka mempersalahkan Doja Rasyid. Tentu saja,
dagingnya buat beberapa janda miskin di sekitar kampung.
Doja Rasyid kecut dibuatnya. Dia memang tak sengaja dan
Dan kulitnya hendak aku pakai sebagai pengganti kulit
dia sendiri tak tahu entah mengapa tiba-tiba saja ada keja-
beduk yang sobek.”
dian macam itu. Setiap hari, dia melakukan tugasnya
Lelaki tua gemuk itu terkekeh. “Jika beduk itu besar,
dengan baik. Memberi ingat pada orang banyak perihal
tentu saja kulit kambing kurus ini tak akan cukup.”
datangnya waktu sholat. Tanpa disangkanya, beduk itu
Sekali lagi Rasyid menghela nafas, masygul. “Entahlah,
justru robek saat digunakan pada Jumat kali ini.
Pak. Bahkan uangku sekarang tak cukup buat kambing
Ada kebiasaan di kampung ini sebelum proses Jumatan
kurus ini.”
dimulai. Seorang Doja harus mengirim tanda panggilan
Lelaki tua gemuk itu terdiam sesaat. “Berapa jumlah
sebanyak tiga kali. Tanda pertama, sebelum azan dikuman-
uangmu?” Tanyanya kemudian.
dangkan, beduk harus dipukul tiga kali dengan interval
Rasyid merogoh sakunya, lalu mengeluarkan semua
ritme yang pendek, lalu disusul pukulan pendek dan ber-
isinya. “Hanya sejumlah ini...” Ujarnya sambil menunjukkan
ulang kali ke pinggiran beduk. Tanda kedua, setelah sha-
uang sejumlah 450 ribu rupiah.
lawat, dipukul tiga kali tanpa memukul pinggiran beduk.
Lelaki tua gemuk itu tersenyum. “Uang sebegitu tentu
Dan, tanda ketiga, sebelum ikomat dikumandangkan, beduk
tak cukup membayar kambingku ini,” ujarnya, “Tapi jika kau
akan dipukul sebanyak lima kali dengan ritme yang lambat.
bersedia membantuku menggiring pulang kambing-
Karena itu adalah tanda terakhir, maka semua orang harus
kambing ini, maka aku akan bersedia menukar kambing itu
sudah berada di masjid sebelum tanda itu dibunyikan.
dengan berapapun sisa uang di sakumu,” Jelas lelaki tua
Ketika inilah, Doja Rasyid memecahkan kulit beduk tua itu.
gemuk itu. Rasyid langsung mengangguk. Wajah Rasyid berbinar
●●●
mendengar tawaran yang tak terlampau sukar itu. Tanda setuju, Rasyid menjabat tangan lelaki tua yang ternyata
Berhari-hari, Doja Rasyid mengandung rasa bersalah dan
bernama Ama (bapak) Jalad.
malu. Dia takut jadi sasaran amarah penduduk kampung,
Petang hampir habis ketika mereka tiba di rumah Ama
sebab sebagian kecil warga masih percaya tahayul tentang
Jalad. Sebelum membersihkan tubuh, Rasyid harus mem-
beduk tua yang katanya keramat itu. Dia malu akan diang-
bantu memasukkan dua ekor kambing tersisa ke kandang
gap tak becus menjadi doja. Padahal, tugas itu dia-
sederhana yang tepat berada di bawah rumah panggung
manahkan almarhum bapaknya. Tugas yang sukarela
Ama Jalad. Sedang kambing yang hendak dibayarnya,
diemban bapaknya selama berpuluh tahun tanpa pamrih,
diikatkan terpisah pada tiang dekat kandang.
kemudian pindah padanya.
Ama Jalad tak memiliki anak, itulah mengapa rumah ini
Pada saat-saat inilah, Rasyid merasakan perannya
terasa sepi. Tapi, melihat suami-istri itu hidup rukun, Rasyid
sebagai doja bukan peran sembarang. Doja dan beduk tak
sungguh bersyukur. Jarang ada suami-istri yang bisa rukun
luput memegang peran penting dalam komunitas macam
bertahun-tahun walau hidup mereka tak dihibur anak-
ini. Kejadian ini ikut membuktikan bahwa menjadi doja
turunan.
bukanlah pekerjaan yang ringan, walau sepele terlihat di mata orang. Sejak hari di mana musibah itu datang, Doja Rasyid harus berdiri di atas sebuah batu besar di depan masjid dan mengumandangkan azan dari atasnya. Imam masjid Ustaz Abduh dan sebagian pemangku adat untuk sementara melihat cara itu sebagai jalan keluar. Tetapi, tidak bagi sebagian kecil warga lainnya. Mereka mulai menertawakan dan mengolok-olok Doja Rasyid, mengira bahwa itulah karma akibat merusak beduk keramat. Pada hari kedua setelah peristiwa itu, Doja Rasyid dipanggil oleh Kepala Kampung Amran. Saat Doja Rasyid tiba di rumah kepala kampung, telah hadir pula imam masjid dan para pemangku adat. Doja Rasyid tak banyak bicara dalam pertemuan itu. Dia hanya mendengar saja keluhan para pemangku adat perihal berbagai hal yang tibatiba tak teratur semenjak beduk masjid itu rusak.
“Rasyid, terima kasih kau sudah mengantarku pulang.
BEDUK MASJID TUA Oleh Ilham Q Moehiddin
Mendengar semua itu, perasaan Rasyid bagai remuk. Wajah bapaknya tiba-tiba melintas di benaknya. “Oh, Bapak...” Bisik Rasyid, berusaha tak terdengar oleh lainnya. ●●●
Rasyid memang tak pernah berniat menjadi doja.
Kau boleh bawa pulang kambing itu sesuai tawaranmu dan juga ini,” kata Ama Jalad sambil mengangsurkan bungkusan di tangannya pada Rasyid. Rasyid mendongak, menatap wajah Ama Jalad. Lelaki tua itu sedang tersenyum padanya. “Terimalah. Bawalah kambing itu juga. Uang darimu, rasanya, sudah cukup banyak untuk kambing dan kulit kerbau itu. Lagipula, kambingku masih ada dua,” kata Ama Jalad, sambil mengangguk tegas. “Aku tak tahu hendak kuapakan kulit kerbau itu semenjak aku memilikinya. Kini, aku tahu dengan siapa kulit kerbau itu berjodoh,” terang Ama Jalad. “Aku senang dan bahagia bisa ikut memperbaiki beduk di masjidmu,” pungkasnya. Lidah Rasyid kelu sesaat, tak bisa bicara. Pemberian Ama Jalad adalah rejeki yang benar-benar di luar dugaannya. Hal yang tak pernah diharapkannya sedikit pun. Jika
mengecat rumah orang di kampung ini, boleh dibilang tak
dia memang mengharapkan sesuatu, semisal korting yang
banyak. Sudah cukup lama uang itu dia kumpulkannya, tapi
pantas untuk harga kambing itu, maka yang diberikan Ama
suatu ketika, menolak ajakan Ustaz Abduh untuk shalat
tetap saja jumlahnya jauh dari cukup untuk membeli kulit
Jalad lebih dari sekadar potongan harga. Betapa berun-
bersama sehari setelah dirinya dipanggil kepala kampung.
kering yang terbaik. Harga selembar kulit kerbau yang ter-
tungnya Rasyid yang telah menahan sabar dan mencari
Ustaz Abduh hendak mencari penyebab mengapa Rasyid
samak sempurna sangatlah mahal.
jalan keluar selama berhari-hari.
menjadi doja di masjid itu. “Biar aku shalat di bilik ini saja, Ustaz!” Ujar Rasyid
mengurung diri macam itu. “Apa tidak sebaiknya kau mene-
Tetapi, Doja Rasyid tetap menuju pasar hewan pada
Sebelum pergi, Doja Rasyid berpamitan sambil mele-
Bapaknya tidak berencana bahwa kelak nasib anaknya akan
maniku Shalat Zhuhur berjamaah saja, Rasyid?” Ajak Ustaz
keesokan paginya. Setelah lama berkeliling, melihat-lihat
takkan punggung telapak tangan Ama Jalad ke keningnya.
seperti dirinya. Sebelum dipinjami sebidang tanah untuk
Abduh dengan lembut.Rasyid tak menjawab lagi. Karena
dan menaksir, Rasyid berhenti di depan seorang lelaki tua
Tak putus syukurnya dan tak henti terima kasihnya pada
berhuma, hidup bapaknya sekeluarga benar-benar bergan-
malu, tak berani dia menatap wajah Ustadz Abduh. Orang
gemuk yang menjual tiga ekor kambing, dua jantan, dan
Ama Jalad. Perjalanan pulang terasa begitu singkat bagi
tung dari sumbangan orang pada masjid.
tua itu membiarkannya. Tapi, Doja Rasyid berusaha tetap
seekor betina. Lelaki tua gemuk dengan misai memenuhi
Rasyid. ■
sadar. Robeknya kulit beduk itu bukan kehendaknya.
wajahnya.
Ladang itu pula yang telah ‘membunuh’ ibunya. Perempuan yang sangat disayanginya itu tertimpa pohon
Nasibnya sekarang ini pun yang menjadi bulan-bulanan
yang batangnya lapuk saat mengambil air untuk menyiram
diolok orang, juga di luar kuasanya. Beberapa hari lalu,
sayuran. Masih mujur, bapaknya tidak ikut tertimpa.
Rasyid sudah memikirkan masalah ini dan sudah pula
Maka dari itu, Doja Rasyid sedikit kecewa pada per-
mengambil sebuah keputusan perihal beduk itu.
lakuan warga kampung terhadapnya. Mereka bahkan tak memandang barang sedikit sosok bapaknya dan tentunya
bisa menjalankan wasiat bapaknya meneruskan tuga
“Mengapa tak memilih yang gemuk ini?” Tanya lelaki tua gemuk itu keheranan. Menganggap aneh pada pilihan Rasyid, pada kambing kurus miliknya itu.
●●●
pengorbanan Rasyid yang telah setia melayani mereka semua. Rasyid mengorbankan sekolahnya sekadar untuk
“Berapa harga kambing yang ini?” Tanya Rasyid sambil menyentuh kepala seekor kambing jantan kurus.
Rasyid tersenyum takzim. “Tak mengapa, Pak. Aku suka yang ini saja. Kira-kira berapa harganya?” Rasyid bersike-
Rasyid menemukan jalan keluar atas masalah robeknya
ras. Tak mau berpanjang-kata, lelaki tua gemuk itu menye-
kulit beduk itu. Upah yang diperolehnya tatkala membantu
butkan harganya. “600 ribu rupiah. Boleh kurang sedikit.”
Ilham Q Moehiddin. Mantan wartawan. Cerpen-cerpennya dipublikasikan di sejumlah media seperti Republika dan beberapa media online. Buku kumpulan cerpen dan puisi pertamanya berjudul Kitab & Tafsir Perawan Nemesis (2000). Novel-novelnya (crime suspense); Unabomber: Gadis Kecil di Elliot House (2002), dan Kabin 21 (2003). Terlibat dalam perhimpunan The Indonesian Freedom Writers. Kini, bermukim di Jakarta dan Kendari (Sulawesi Tenggara).
mualaf
REPUBLIKA ● AHAD, 7 AGUSTUS 2011
C8
Julianne Scasny
BERKHIDMAT UNTUK ISLAM IA TAK PERNAH BERHENTI BERDOA AGAR DIBERI KESEMPATAN UNTUK
MENDALAMI ISLAM KETIKA DEWASA. KINI, DOA ITU TERKABUL.
AN DA’
mengulang syahadatnya sebagai seorang Muslim, tepat pada bulan Ramadhan. Ia pun berkomitmen, akan mendalami Islam dan tidak lagi peduli dengan larangan kedua orang tuanya. “Saya merasa seperti Nabi Yunus yang berada di perut ikan paus. Namun, saya bertekad untuk keluar dari kebiasaan buruk itu,” kenangnya.
IKA UBL REP YA/ H A Y
●●●
uatu hari, Julianne Scasny mengikuti kelas sejarah. Tema yang dipelajari hari itu tentang sejarah agama-agama besar di dunia. Di depan ruang kelas, sang guru tengah menjelaskan agama Islam. Saat guru itu tengah asyik bercerita tentang Islam, seorang teman Julianne protes. Siswa yang berasal Mesir dan beragama Islam itu tak sependapat dengan penjelasan gurunya. Pelajar Muslim itu mengoreksi dan meluruskan informasi yang salah tentang Islam. “Wow, dia berani sekali membantah guru,” ujar Julianne. Sejak terjadi perdebatan antara temannya yang Muslim dan guru sejarah itulah, wanita kelahiran Michigan, Amerika Serikat (AS), tersebut mulai tertarik pada Islam. Julianne sangat penasaran dengan Islam. Pada suatu hari, ia pun bertanya kepada temannya yang beragama Islam tentang perbedaan antara Katolik—agama yang saat itu dianutnya—dan Islam. Sayangnya, temannya itu tak banyak memberi penjelasan. Rasa ingin tahunya tentang Islam pun tak terpenuhi. Ia tak menyerah. Untuk mencari tahu tentang Islam, Julianne pun mengunjungi rumah teman sekelasnya yang Muslim itu. Ia lalu meminjam Alquran dari orang tua temannya. Tentu saja, Alquran yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Hati Julianne bergetar saat membaca Alquran. Gadis pecinta sastra dan pemuja puisi itu sangat terpesona dengan bahasa kitab suci umat Islam yang amat indah. Ketertarikan pada keindahan bahasa Alquran mendorongnya untuk membaca seluruh ayat suci itu. Dalam kalbunya, tebersit sebuah keyakinan. “Andai kitab ini ditulis dalam bahasa Inggris sekali pun, penulisnya tak mungkin seorang manusia. Ini firman Tuhan,” ujar Julianne dalam hati. Ia begitu yakin dengan kebenaran dari Alquran. “Dan saya menjadi Muslim di dalam hati,” kata wanita yang pernah berkeinginan menjadi seorang biarawati itu. Julianne pun mengucap dua kalimah syahadat. Ia bertekad menjadi seorang Muslimah meski tantangan berat harus dihadapinya. Dalam hatinya telah tertanam sebuah keyakinan bahwa Islam adalah agama yang paling benar.
S
●●●
Julianne berasal dari keluarga keturunan PolandiaSuriah. Ia terlahir pada 25 April 1982. Ayahnya adalah seorang campuran Polandia dan Slovakia, sedangkan ibunya seorang Halab, Suriah, yang lahir di Detroit. Julianne pun lahir sebagai Katolik di Detroit, Michigan. Kedua orang tuanya murka begitu tahu bahwa Julianne telah memeluk Islam. Mereka tak bisa menerimanya, terutama sang ibu. Sebenarnya, ia amat berharap, orang tuanya dapat menerima Islam sebagai agamanya, namun ternyata sebaliknya. Ibunya berusaha melarangnya berteman dengan orang-orang Muslim. Sang ibu juga kerap menelepon orang tua temannya agar tak lagi mendakwahkan Islam kepada Julianne. Saat itu, ia begitu bingung. Namun, imannya tak goyah sedikit pun. Setiap hari, sang ayah membongkar kamarnya. Semua barang-barang bernuansa Islam yang ada di kamar Julianne, seperti sajadah, hijab, dan Alquran disita ayahnya. Julianne terpaksa menyembunyikan Alquran di ventilasi pendingin udara agar tak dapat terjangkau ayahnya. Ia amat khawatir kedua orang tuanya akan membuang Alquran itu.
●●●
Berbagai upaya dilakukan kedua orang tuanya agar Julinanne melepas keyakinannya sebagai Muslim. Mereka berusaha mengajaknya ke gereja. Suatu hari, ibunya berupaya mempertemukannya dengan seorang pendeta. Di hadapan pendeta, Juliane mengatakan amat cinta kepada Islam. “Aku tak habis pikir. Bagaimana sesuatu yang indah ini (Islam) dianggap buruk oleh orang-orang,” ucap Julianne. Pendeta tersebut mengatakan bahwa mimpi Julianne yang pergi ke negara Muslim sambil berhijab adalah perbuatan setan. “Saya tidak dapat melupakan wajahnya, ia terlihat seperti setan ketika ia mengatakan itu,” ujarnya menggebu-gebu. Julianne juga mengisahkan bagaimana ibunya sering berbohong. Sang ibu kerap menghidangkan masakan yang terbuat dari babi, namun mengaku terbuat dari daging sapi. Sebagai seorang Muslimah, Julianne amat selektif dalam memilih makanan. Ia harus memastikan hidangan yang disantapnya halal. Ia pun memeriksa pembungkus makanan yang dihidangkan ibunya. Ternyata, dugaannya benar, masakan yang disajikan itu terbuat dari daging babi. Ayahnya pun pernah membuatnya memilih untuk tinggal di rumah sebagai seorang Katolik atau meninggalkan rumah. “Shalat adalah sesuatu yang sangat sulit dilakukan di rumah, mereka mengolok-olok ketika saya shalat,” ujarnya. Sejujurnya, Julianne mengaku, sangat sakit hati diperlakukan seburuk itu. Keluarganya selalu menghina Islam, agama yang dianutnya.
Julianne pun mulai memakai hijab meski kedua orang tuanya melarang. Iman dalam hatinya sudah mantap. Islam adalah jalan hidupnya. Ia sudah tak lagi menghiraukan perintah kedua orang tuanya untuk meninggalkan Islam. Agar bisa mengenakan jilbab, terkadang Julianne memakainya di mobil. Ibunya sangat kecewa. “Ia mengatakan, aku seperti seorang wanita tua ketika aku mengenakan hijabku. Ketika ia berusaha mengambil hijab itu dari kepalaku, aku memukulnya. Astaghirullah,” tuturnya. Julianne benar-benar mengalami kehidupan yang berat pada saat itu. Sang ibu menilai ia telah membuat malu keluarga. Ibunya mengatakan, tidak ingin melihat Julianne di kota tempatnya tinggal. Ia akhirnya tinggal di rumah neneknya. Lagi-lagi Julianne mengalami kesulitan. Ketika sedang menunaikan shalat, sang nenek berteriak padanya, “Tidakkah kau mendengarku ketika aku berbicara denganmu?” Mereka menertawakan dan mengolok-oloknya ketika membaca Alquran. Kakeknya bahkan tidak mau lagi berbicara dengannya. Ibunya sempat membawa Julianne
●
Suasana Kota di Michigan
●
MAsjid di Michigan, AS
●●●
Ketika usianya menginjak 20 tahun dan sudah berstatus sebagai mahasiswi, doa Julianne yang ingin mendalami Islam terkabul. Ia mendapat kabar di sekitar lingkungannya dibangun sebuah masjid. Untuk memastikan kabar itu, ia menelepon wanita yang memberinya Alquran dan menanyakan tentang masjid yang baru dibangun di dekat rumahnya. Sebelum berdiri rumah ibadah itu, masjid terdekat di daerahnya tinggal harus ditempuh selama 45 menit hingga satu jam perjalanan. Berdirinya masjid itu membuatnya amat bahagia. Julianne pun memutuskan untuk
●●●
“Satu-satunya hal yang dapat kulakukan agar keluar dari kesulitan ini adalah dengan menikah,” tuturnya. Julianne pun mengganti namanya menjadi Noora Alsamman. Pernikahannya pun dilalui dengan sejumlah hambatan. Ia bertemu dengan seorang Muslim dari Damaskus, Suriah. Sang ibu tidak menyetujui pernikahannya dengan calon suaminya. Julianne memutuskan untuk menikah secara Islam. Hal inilah yang membuat ibunya tidak setuju. Selain itu, suaminya juga adalah seorang Muslim. “Ibu ingin aku menikah dengan seorang Kristen dan melaksanakannya di gereja,” tuturnya. Ia ingin melihat anaknya memakai gaun putih dan pernikahan tersebut disahkan di gereja. Keteguhan hatinya pada Islam membuat pernikahan itu akhirnya berjalan dengan lancar meskipun sang ibu terus berusaha membatalkannya. Sang ibu memaksa Julianne untuk berpacaran terlebih dahulu dengan suaminya agar mereka saling mengenal. Setelah menikah, Julianne alias Noora pindah dari Atlanta ke Houston. Setahun kemudian, mereka dikaruniai seorang putra bernama Yousuf. “Alhamdulillah, saya berharap, insya Allah bisa pindah ke Madinah,” katanya. Di akun Facebook-nya, Noora memadukan nama asli dengan nama Islamnya menjadi Julianne Noora Scasny Alsamman. Status-statusnya diisi dengan pesan-pesan keislaman dan rasa syukurnya menjadi seorang Muslimah. “Kami bersyukur kepada Allah SWT untuk semuanya! Ya Allah, bantulah kami agar tetap bersyukur pada Ramadhan tahun ini. Terima kasih atas karunia dan rahmat-Mu selama ini. Alhomdulileh wa shokerlileh,” tulisnya dalam status Facebook-nya. Kini, ia berkhidmat untuk Islam. ■ c02 ed: heri ruslan PANORAMIO
●●●
Julianne mengaku, mempelajari shalat dalam bahasa Arab secara otodidak melalui video dan buku-buku. Ia juga mulai menjelaskan tentang Islam kepada adik perempuannya. Mengetahui hal itu, kedua orang tua Julianne mengancam akan mengusirnya dari rumah. Julianne pun berhenti mengajarkan Islam kepada adiknya. Meski begitu, ia sempat mengatakan banyak hal kepada adiknya tentang Islam. Adiknya pun mulai tertarik dan bahkan mulai mempertanyakan sejumlah hal tentang Islam. Berada di bawah tekanan dari kedua orang tuanya, Julianne pun mulai kesulitan untuk menunaikan shalat. Ia sempat berhenti melakukan shalat. Ia tak pernah berhenti berdoa di dalam hati agar diberi kesempatan untuk mendalami Islam ketika dewasa. Tidak seorang pun mendukung keislamannya, kecuali orang tua teman-temannya yang meminta Julianne agar mendengarkan nasihat kedua orang tuanya. Temanteman Muslimnya juga tidak benar-benar mengerti apa yang dialaminya. Barangkali, mereka sendiri belum benar-benar dewasa dan mengerti tentang Islam secara baik.
ke seorang psikoterapi. Ia pun diberi obat psikotik. Tentu saja ia tidak mau memakannya, justru membuangnya.