Islam Digest

Page 1

Taman Shalimar Warisan Dinasti Mughal

ARSITEKTUR HLM C2 AL-MADAIN Metropolitan Kuno di Tepi Sungai Tigris Al-Madain terletak di tepi Sungai Tigris sebelah timur, sekitar 30 kilometer dari Baghdad, Irak.

SITUS HLM C3

JAMES FRANKEL Menemukan Tuhan dalam Alquran Alquran secara tegas menjelaskan fakta tentang penguasa bumi.

REPUBLIKA

MUALAF HLM C8

INDIAADVICES

REPUBLIKA ● AHAD, 28 AGUSTUS 2011 ● C1

Oleh Heri Ruslan

HAKIKAT IDUL FITRI ADALAH PERAYAAN KEMENANGAN IMAN DAN ILMU ATAS NAFSU DI MEDAN JIHAD RAMADHAN.

auh sebelum ajaran Islam turun, masyarakat jahiliah Arab ternyata sudah memiliki dua hari raya, yakni Nairuz dan Mahrajan. Kaum Arab Jahiliyah menggelar kedua hari raya itu dengan menggelar pesta pora. Selain menari-nari, baik tarian perang maupun ketangkasan, mereka juga bernyanyi dan menyantap hidangan lezat serta minuman memabukkan. “Nairuz dan Mahrajan merupakan tradisi hari raya yang berasal dari zaman Persia Kuno?” tulis Ensiklopedi Islam. Setelah turunnya kewajiban menunaikan ibadah puasa Ramadhan pada 2 Hijriah, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan an-Nasa’i, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mengganti kedua hari raya itu dengan hari raya yang lebih baik, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.” Setiap kaum memang memiliki hari raya masing-masing. Al-Hafiz Ibnu Katsir dalam Kisah Para Nabi dan Rasul, mengutip sebuah hadis dari Abdullah bin Amar, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Puasanya Nuh adalah satu tahun penuh, kecuali hari Idul Fitri dan Idul Adha’.” (HR Ibnu Majah). Jika merujuk pada hadis di atas, maka umat Nabi Nuh AS pun memiliki hari raya. Sayangnya, kata Ibnu Katsir, hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah itu sanadnya dhaif. Rasulullah SAW membenarkan bahwa setiap kaum memiliki hari raya.

J

Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, pernah memarahi dua wanita Anshar memukul rebana sambil bernyanyi-nyanyi. “Pantaskah ada seruling setan di rumah Rasulullah SAW?” cetus Abu Bakar. “Biarkanlah mereka wahai Abu Bakar! Karena tiap-tiap kaum mempunyai hari raya, dan hari ini adalah hari raya kita,” sabda Rasulullah SAW. Hari Raya Idul Fitri untuk pertama kalinya dirayakan umat Islam, selepas Perang Badar yang terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriah. Dalam pertempuran itu, umat Islam meraih kemenangan. Sebanyak 319 kaum Muslimin harus berhadapan dengan 1.000 tentara dari kaum kafir Quraisy. Pada tahun itu, Rasulullah SAW dan para sahabat merayakan dua kemenangan, yakni keberhasilan mengalahkan kaum kafir dalam Perang Badar dan menaklukkan hawa nafsu setelah sebulan berpuasa. Menurut sebuah riwayat, Nabi SAW dan para sahabat menunaikan shalat Id pertama dengan kondisi luka-luka yang masih belum pulih akibat Perang Badar.

IDINDIA

Rasulullah SAW pun dalam sebuah riwayat disebutkan, merayakan Hari Raya Idul Fitri pertama dalam kondisi letih. Sampai-sampai Nabi SAW bersandar pada Bilal RA dan menyampaikan khutbahnya. Menurut Hafizh Ibnu Katsir, pada Hari Raya Idul Fitri yang pertama, Rasulullah SAW pergi meninggalkan masjid menuju suatu tanah lapang dan menunaikan shalat Id di atas tanah lapang itu. Sejak itulah, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat menunaikan shalat Id di lapangan terbuka. Sebelum datangnya Hari Raya Idul Fitri, umat Islam diwajibkan menunaikan zakat fitrah. Tepat pada 1 Syawal, kaum Muslim disunahkan melaksanakan shalat Id, baik di lapangan terbuka maupun di masjid, sebanyak dua rakaat dan kemudian dilanjutkan dengan khutbah. Hingga kini, Idul Fitri telah dilakukan kaum Muslimin sebanyak 1.430 kali. Di setiap wilayah atau daerah, umat Islam memiliki tradisi masingmasing untuk merayakan dan mengisi hari raya itu. Bahkan, di setiap daerah dan negara, umat Islam memiliki istilah sendiri untuk menyebut Idul Fitri Sejatinya, menurut Prof HM Baharun, hakikat Idul Fitri adalah perayaan kemenangan iman dan ilmu atas nafsu di medan jihad Ramadhan. Setelah berhasill menundukkan nafsu, kaum Muslim yang berpuasa di bulan Ramadhan dapat “kembali ke fitrah” (Idul Fitri), yakni kembali ke asal kejadian. Semoga. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H. ■


REPUBLIKA ● AHAD, 28 AGUSTUS 2011

C2

TAMAN SHALIMAR TERDIRI ATAS BANGUNAN MARMER PUTIH, YANG MENJADI CIRI KHAS SYAH JAHAN.

Tam an S hali mar

Warisan Dinasti Mughal FLICKR

ada abad ke-16 M, tepatnya 1526 M, di Anak Benua India berdiri sebuah kerajaan Islam bernama Mughal. Kekaisaran yang didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur itu sempat menjadi satu dari tiga kerajaan besar Islam di dunia, setelah Turki Usmani dan Safawi. Dinasti Mughal mencapai puncak keemasan di bidang arsitektur pada era kepemimpinan Pangeran Khurram yang bergelar Syah Jahan (Raja Dunia), sultan kelima yang berkuasa pada 1627 hingga 1658 M. Para sejarawan arsitektur menjulukinya sebagai bapak pembangunan. Betapa tidak. Pada masa kekuasaannya, Dinasti Mughal gencar membangun gedunggedung yang menggunakan batu marmer dan terletak di tengah-tengah kebun dan taman nan indah. Selain membangun gedung dan istana yang megah, Syah Jahan juga menciptakan taman-taman yang indah di wilayah kekuasaannya. Di Kabul terdapat Taman Bagh-e Babur. Di Agra, India terbentang Taman Ram Bagh. Di wilayah Lahore, Pakistan, terdapat pula sebuah taman warisan Dinasti Mughal bernama Taman Shalimar. Taman yang hijau dan rindang itu terletak sekitar delapan kilometer di sebelah timur Kota Lahore. Taman itu dirancang dan dibangun pada 1637. Dalam waktu setahun, Taman Shalimar pun terbentang menghias wilayah Lahore. Bentuk taman itu terinspirasi dari sebuah taman dengan nama yang sama di Kashmir. Kemudian taman ini ditiru pula oleh Taman Shalimar di Delhi. Pengerjaan megaproyek Taman Shalimar itu dilakukan di bawah pengawasan Khalilullah Khan dan bekerja sama dengan Ali Mardan Khan dan Mulla Alaul Maulk Tuni. Terdapat lima sumber geografis yang menjadi inspirasi taman ini, yaitu Asia Tengah, Kashmir, Punjab Barat, Persia, dan Kesultanan Delhi. Taman yang juga kerap disebut Taman Shalamar itu panjangnya mencapai 658 meter dan lebar 258 meter, yang membentang dari utara ke selatan. Kompleks taman Persia ini dibagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh sebuah teras persegi.

P

FLICKR

Setiap taman dipisahkan oleh kanal-kanal, petak bunga. Bentuk Taman Shalimar mengikuti tradisi Persia, charbagh, yaitu taman rangkap empat. Taman ini dibagi menjadi tiga tingkat yang berbeda sehingga bagian paling atas taman tidak dapat dilihat oleh pengunjung yang masuk di tingkat bawah. Setiap tingkatan memiliki tinggi sekitar empat hingga lima meter. Teras di setiap tingkat memiliki nama Urdu tersendiri. Tingkat teratas bernama Farah Baksh, yang berarti ‘pemberi kenikmatan’. Taman paling atas, yang paling tersembunyi, diperkirakan dipakai oleh wanita-wanita kerajaan. Teras yang kedua bernama Faiz Baksh, yang memiliki arti ‘pemberi kebaikan’. Dan teras terbawah bernama Hayat Baksh, yang artinya ‘pemberi kehidupan’. Untuk menghidupi aneka tanaman yang menghias Taman Shalimar, dibangunlah saluran air yang berasal dari kanal yang dirancang dan dikelola oleh Ali Mardan Khan atau Inayat Khan. Ia terkenal karena keahliannya dalam arsitektur dan bangunan. Kanal tersebut dinamakan Shah Nahar, yang berarti Kanal Kerajaan. Kanal itu juga dikenal sebagai Hansti EXOTICINDIAART

nahar, yang artinya ‘kanal tertawa’. Kanal itui mengalirkan air dari Rajpot (kini bernama Madhpur di India), yang jaraknya menuju taman sekitar 161 km. Kanal ini memisahkan taman-taman dan mengakhiri alirannya di sebuah kolam marmer raksasa di tengah teras. Dari kolam ini dan kanal-kanalnya, terdapat 410 air mancur yang menyembur ke kolam marmer tersebut. Air mancur mampu menciptakan nuansa kesejukan di area sekitar kolam. Kehadiran air mancur juga membantu pengunjung selama musim panas di Lahore, yang suhunya dapat mencapai 120 F (49 C). Teras tertinggi memiliki 105 air mancur. Teras kedua memiliki lebih banyak air mancur, yaitu 152 buah dan teras terbawah terdiri atas 153 air mancur. Taman Shalimar Lahore ini juga memiliki lima air terjun kecil, termasuk air terjun marmer raksasa dan Sawan Bhadoon. Taman Shalimar terdiri atas bangunan marmer putih yang menjadi ciri khas Syah Jahan. Taman ini dikelilingi oleh dinding yang terbuat dari batu pasir merah dan dihiasi dengan kios-kios kecil. Bangunan lain yang menghiasi taman ini adalah Sawan Bhadum (paviliun), Naqar Khana dan bangunan-bangunannya, Khwabgah (kamar tidur), Hamam (pemandian), Aramgah (ruang istirahat), Baradaries atau paviliun musim panas tempat menikmati cipratan dingin air mancur, dua gerbang masuk, serta menara di sudut-sudut taman. Berbagai tanaman dan pohon yang tumbuh di lingkungan Taman Shalimar mampu menciptakan suasana teduh dan sejuk. Aneka tumbuhan atau pohon yang menghias taman itu, antara lain, apel, ceri, mangga, pir, dan plum. Di taman ini juga berbagai bunga yang menyejukkan mata para pengunjung. Taman Shalimar merupakan salah satu taman terindah di antara taman dengan arsitektur Mughal lainnya. Taman ini menjadi situs warisan dunia UNESCO pada 1981, bersama dengan Benteng Lahore. ■ c02 ed: heri ruslan FLICKR

SULTAN MUGHAL

Pecinta Keindahan aja-raja Kesultanan Mughal adalah para pecinta keindahan. Sejak pertama kali berdiri, penguasa dinasti itu sudah mulai membangun taman-taman untuk memperindah istana dan kota. Sultan Mughal pertama, Zahiruddin Muhammad Babur, telah membangun taman di Lahore dan Dholpur. Putranya, Humayyun, sepertinya tidak punya waktu untuk membangun satu taman pun. Namun, ia dikenal banyak menghabiskan waktu di taman yang dibangun ayahnya. Keturunannya, Akbar, membangun beberapa taman di Delhi, lalu di Agra, ibu kota baru Dinasti Mughal di era kekuasaannya. Tamannya cenderung dibangun di tepi sungai, alih-alih taman benteng seperti yang dibangun pendahulunya. Akan tetapi, taman benteng inilah akan memengaruhi bentuk arsitektur taman Mughal. Pewaris takhta Dinasti Mughal berikutnya, Jahangir, tak terlalu sering membangun, namun ia banyak membantu pembangunan Taman Shalimar yang terkenal. Jahangir dikenal sebagai raja yang menyukai bunga-bunga. Anak Jahangir, Shah Jahan, menjadi penguasa yang memiliki kecintaan untuk membangun istana dan tama-taman yang indah. Syah Jahan dikenang sebagai penguasa yang telah membangun Taj Mahal untuk almarhum istri tercinta, Mumtaz Mahal. Ia juga bertanggung jawab atas pembangunan

R

Benteng Merah di Delhi, yang dihiasi Mahtab Bagh, sebuah taman malam yang penuh dengan bunga-bunga yang mekar pada malam hari, seperti melati. Paviliun-paviliun di dalamnya dibuat dari marmer putih yang bersinar di bawah cahaya rembulan. Karya-karya arsitektur Dinasti Mughal banyak terinsiprasi oleh ayat-ayat Alquran. Selain itu, pembuatan taman arsitekturnya juga menyandingkan numerologi dan zodiak yang terhubung dengan sejarah keluarga atau budaya. Angka delapan dan sembilan dianggap menguntungkan bagi bangsa Mughal. Kedua angka ini dapat ditemukan dalam jumlah teras atau arsitektur taman seperti kolam persegi delapan. Desain taman Mughal berasal dari taman Islam abad pertengahan, meskipun terdapat pengaruh nomaden dari keturunan TurkiMongol Dinasti Mughal. Taman Islam, menurut Julia Scott Meisami dalam nigaahart.com, adalah taman yang berdinding dan terlindung dari dunia luar. Desainnya kaku dan ruangan dalamnya diisi dengan elemen natural. Fitur penting yang terdapat di dalamnya adalah air mengalir dan kolam yang mencerminkan keindahan langit dan taman. Pepohonan yang terdiri atas berbagai jenis buah ditanam di dalam taman tersebut, pun bunga-bunga yang berwarnawarni dan berbau harum, dan ada pula burung-burung yang berkicau. ■ c02 ed: heri ruslan

METBLOG

arsitektur


situs

C3 PANORAMIO

REPUBLIKA ● AHAD, 28 AGUSTUS 2011

AL-MADAIN

PANORAMIO

WIKIMEDIA

Metropolitan Kuno di Tepi Sungai Tigris WIKIMEDIA

AL-MADAIN TERLETAK DI TEPI SUNGAI TIGRIS SEBELAH TIMUR, SEKITAR 30 KILOMETER DARI BAGHDAD, IRAK.

uatu hari, Hudzaifah Ibnul Yaman ditugaskan di al-Madain. Dalam sebuah kesempatan, ia meminta minum. Dihqaan datang dengan membawa air dalam gelas yang terbuat dari perak. Hudzaifah melempar Dihqaan dengan gelas perak tersebut. “Sesungguhnya, aku melemparnya karena ia sudah pernah aku larang (menggunakan gelas perak), namun masih saja melakukannya,” ujar Hudzaifah. Ia lalu berkata, “Sesungguhnya, Rasulullah SAW bersabda: ‘Emas, perak, sutra, dan sutra dibaaj untuk mereka orang kafir di dunia dan untuk kalian nanti di akhirat’.” Dalam kisah yang tercantum dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari [5632] dan Muslim [2067] itu tercantum nama Al-Madain. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith al-Nabawi, alMadain adalah nama sebuah kota yang dibangun Raja Anu Syirwan bin Qabadz. “Dia adalah raja Persia yang bijaksana, pandai, cerdas, dan berbaik budi,” ujar Dr Syauqi. Menurut dia, Raja Anu Syirwan beserta raja-raja Sasan tinggal di kota itu

S

hingga ditaklukkan pasukan tentara Islam pada era kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 16 H. Pada tahun itu, tentara Muslim di bawah komando Sad bin Abi Waqas menaklukkan al-Ahwaz dan alMadain di Perang Jawala. Dalam pertempuran itu, Kaisar Persia kalah dan melarikan diri di Perang Yazidiger. Lalu, di manakah kota al-Madain itu berada? “Al-Madain terletak di tepi Sungai Tigris sebelah timur, sekitar 30 kilometer dari Baghdad,” ungkap Dr Syauqi. Sejatinya, al-Madain adalah sebuah kota metropolitan kuno yang dibentuk oleh Dinasti Sasan. Al-Madain berarti ‘kota-kota’. Menurut Wikipedia, al-Madain merupakan salah satu kota di Babilonia yang didirikan oleh seorang Rabbi Yahudi yang dikenal dengan nama Rava. Dalam bahasa Persia, al-Madain dikenal dengan sebutan Tespon atau Tesiphon. Kota ini pernah menjadi ibu kota Kekaisaran Parthian Arsacids dan Sasan Persia. AlMadain merupakan kota besar di Mesopotamia kuno. Reruntuhan kota ini dapat dilihat di bagian timur Sungai Tigris, berseberangan dengan kota Hellenistik, Seleucia. Kota ini berWIKIMEDIA

8. Al-Madain pun berubah menjadi kota hantu karena ditinggalkan penduduknya. Penduduknya ramai-ramai bermigrasi.

jarak sekitar 30 km di sebelah selatan Baghdad, Irak. Al-Madain sangat menonjol selama Kekaisaran Parthian pada abad ke-1 Sebelum Masehi (SM). Kota tersebut sempat menjadi pusat pemerintahan. AlMadain menjadi sangat penting karena kota itu menjadi pusat sasaran militer bagi pemimpin Kekaisaran Romawi pada perang timur mereka. Sejarah mencatat, kota tersebut sempat lima kali direbut Roma, tiga kali di antaranya pada abad ke-2 M. Kaisar Trajan menguasai Ctesiphon pada 116, namun penerusnya, Hadrian, memutuskan untuk mengembalikan Ctesiphon tahun berikutnya sebagai bagian dari penyelesaian damai. Jenderal Romawi, Avidius Cassius, merebut kota ini pada 164 M, selama Perang Parthia, namun ditinggalkan ketika perang berakhir. Pada 197 M, Kaisar Septimius Severus menguasai alMadain dan membawa ribuan penduduk yang kemudian dijual sebagai budak. Pada akhir abad ke-3 M, setelah Parthia digantikan oleh Sassanis, kota ini kembali menjadi sumber konflik dengan Roma. Pada 283 M, Kaisar Galerius dikalahkan di luar kota tersebut. Setahun kemudian, ia kembali lagi dan meraih kemenangan pada pengepungan kelima. Al-Madain pun dikuasai oleh bangsa Romawi pada 299. Ia mengembalikan kota tersebut kepada Raja Persia Narses dan menukarnya dengan Armenia serta Mesopotamia Barat. Al-Madain di era Islam Al-Madain jatuh ke tangan tentara Muslim selama penaklukan Islam atas Persia pada 637 di bawah komando Sad bin Abi Waqqas. Masyarakat yang ada di wilayah itu tak dirugikan dengan datangnya pasukan tentara Islam. Sayangnya, istana dan arsip mereka dibakar. Kota itu mulai kehilangan pamor ketika wilayah itu tak lagi menjadi pusat politik dan ekonomi. Terlebih, di era Abbasiyah muncul metropolitan baru bernama Baghdad pada abad ke-

Taq-i Kisra Di bekas kota al-Madain hingga kini masih berdiri sebuah monumen peninggalan Dinasti Sassan bernama Taq-i Kisra. Monumen itu berdiri di atas reruntuhan kota kuno al-Madain. Kini, monumen ini terletak di Salman Pak, Irak. Taq-i Kisra juga disebut dengan nama Iwan-e Kisra atau Iwan Khosrau. Konstruksi monumen ini dibangun pada pemerintahan Khosrau I setelah pertempuaran melawan Bizantium pada 540 M. Lorong iwan yang melengkung dan membuka pada bagian depan berdiri setinggi 37 m dan lebar 26 m. Lorong ini memiliki panjang 50 m dan menjadikan monumen ini sebagai kubah terbesar yang pernah dibuat. Lengkungan di pintu masuk merupakan bagian dari kompleks istana kekaisaran. Ruang tahta—kemungkinan berada di bawah atau belakang lengkungan—berdiri lebih dari 30 m, lebar 24 m, serta panjang 48 m. Bagian atas lengkungan memiliki ketebalan satu meter, sementara dinding di bagian dasar memiliki ketebalan sekitar tujuh meter. Bangunan ini merupakan yang terbesar yang pernah dibangun di Persia. Lengkungan gerbang depan tersebut dibuat terbalik tanpa memiliki pusat. Beberapa teknik digunakan untuk membangun lengkungan ini. Batu bata diletakkan sekitar 18 derajat dari vertikal yang memungkinkan mereka didukung oleh dinding belakang selama konstruksi. Semen yang cepat mengering digunakan sebagai plester, memungkinkan batu bata dapat menopang batu bata yang berikutnya. Hingga kini, Taq-i Kisra masih tetap berdiri tegap di bekas kota tua itu selama tujuh abad. Pada tahun 637 M, monumen itu dikuasai oleh bangsa Arab. Kaum Muslim menggunakan bangunan itu sebagai masjid untuk beberapa lama hingga daerah tersebut akhirnya ditinggalkan. Pada 1888 M, banjir telah menghancurkan sepertiga bangunan bersejarah itu. Monumen tersebut akhirnya dibangun kembali oleh pemerintahan Saddam Hussein pada 1980-an. Rezim Saddam membangun sayap utara yang runtuh. Namun, pembangunan kembali monumen tersebut terpaksa harus dihentikan karena Irak terlibat dalam Perang Teluk pada 1991. Pemerintah Irak bekerja sama dengan Universitas Chicago dalam ‘Proyek Diyala’ untuk mengembalikan situs tersebut. ■ c02 ed: heri ruslan


tema utama

REPUBLIKA ● AHAD, 28 AGUSTUS 2011

C4

tema utama

REPUBLIKA ● AHAD, 28 AGUSTUS 2011

C5

WIKIMEDIA

yang artinya malam sebelum bulan. Muslim di negara-negara ini mengunjungi pasar dan toko untuk membeli keperluan Lebaran. Anak-anak gadis akan memakai henna di tangan dan kaki mereka dan memakai gelang berwarna-warni. Mereka mengucapkan “Eid Mubarak” dan diikuti dengan pemberian hadiah dan baju. Setelah mereka melaksanakan shalat Idul Fitri, biasanya masyarakat berkunjung ke pemakaman untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal. Di India, masjid-masjid terkenal penuh oleh Muslim yang ingin melaksanakan shalat Idul Fitri. Di Bangladesh Sholakia menjadi pusat shalat Idul Fitri. Sekitar 300 ribu Muslim melaksanakan shalat Idul Fitri di sana setiap tahunnya. Kebanyakan masyarakat di Asia Selatan merayakan Idul Fitri selama tiga hari.

beragam juga terdapat a op Er n ta ra da nia mengenallam tri. Orang Bos miliar umat Is Fi ,5 ul 1 Id ri h da la ti ih is eb ania menyeu dunia d, Muslim Alb ur Ei nj i pe ga l h ba ru se lu a ny di se roasia dikena yambut i Bajram, di K en ga m ba a se it ac ya uk tn bu bers i Bajram. i Kemenangan, lah Ramazansk ti is duk datangnya Har h gara berpendu 3 H, yang jatu i beberapa ne D kan ya Idul Fitri 142 ra di i ul Fitr yah, kaum itas Muslim, Id or Di setiap wila . ay al m ng aw ya Sy a 1 pada ing-masing ri. Hal pertam i ki tradisi mas selama tiga ha i. tr Fi uslim pada Har Muslim memili ul Id n oleh umat M merayakan ka n alat ku da sh la si n di gi ka en na m untuk melaksa aria ah uk al rs ad be n n ga da an bira Kemen ngan terbuka. Semua bergem unaikan ibadah jid atau di lapa as en f m m n di la Id bu se g meminta maa setelah u, mereka salin it h ah la m te ru Se ke ng shaum. emiliki t dan berkunju dan negara m kepada keraba selamat Idul an i Setiap daerah ar pk H ca t menyebu tuk mengu k un tu a un ar ri ud di sa en istilah ters sia menyei. Orang Indone Fitri. geap Muslim Raya Idul Fitr n fitri itu, seti rang Jawa men na O ri n. ha ra i ba D Le i menyucikan nis butnya Har di kalangan et ngun pagi, lalu o, ba oy ya iy an R i as ga bi n masjid atau ke nalnya seba yam, sedangka berangkat ke Si a an ek or er ob M B . t ri di an pakaian Sunda disebu an menggunak lnya sebagai ng na de ge an en m ng h pa la a. Muslim di Ace terbaik merek atau pakaian sa. ru ua ba at Islam P a um , ay R a, an e ur Uro a, Singap dilaksanak si at ay al al sh M m di lu Sebe yang Kaum Muslim trah. Jamaah ya Hari ibkan zakat fi a memanggiln aj as w bi di i engum ne ru ya B dan jid biasan uslim as M m . ri ke it i ilf rg id pe A n akan anan Raya Puasa da sebagai selama perjal but Idul Fitri ngkan takbir ye da en an m gar dari m h en es rd ad te Bangl ng takbir da yebutnya an en m um i K rk a. Tu ng merek n dari bahasa Rojar Eid. Ora eras suara da -corong peng Bayramı. Dalam ng an ro az co am R i sebaga n bahasa Muslim. n t Eid Nimaz da mulut setiap yang dilakuka Sindhi, disebu adalah tradisi llah. ut Sa ik t er bu B k se tu di a un ra Hausany tri dikenal berbagai nega Persia, Idul Fi umat Islam di i Raya Idul ar ng H Dalam bahasa ra si O gi . t dan men ’eed-e Fitr Sa bu e m dya Ei en h m la ti dengan is ya Choti Eid u memanggiln Fitri. ■ berbahasa Urd rapa negara di be be i D d. Ei i atau Meeth

L

SETIAP DAERAH DAN NEGARA

AMERIKA SERIKAT

DI SEANTERO JAGAT WIKIMEDIA

UNTUK MENYEBUT HARI RAYA IDUL FITRI.

YOGI ARDHI/REPUBLIKA

Setelah shalat Idul Fitri, umat Muslim mengunjungi tetangga, teman, dan saudara mereka untuk mengucapkan selamat hari raya. Biasanya mereka mengucapkan, “Eid Mubarak”. Pada hari pertama Lebaran, seluruh warga wajib mengunjungi sanak saudara mereka sehingga pada hari kedua dan ketiga warga dapat menikmati liburan dengan pergi ke taman, pantai, atau bioskop. Beberapa warga pergi ke Sungai Nil, namun Sharm El Sheikh juga menjadi titik favorit warga Mesir. Anak-anak biasanya diberi baju baru pada hari Idul Fitri. Mereka memperoleh Eid-ey-yah dari orang dewasa, yaitu sejumlah uang yang dapat mereka pakai di hari raya tersebut. Para perempuan juga diberi hadiah spesial dari orang yang mereka sayangi. Berkumpul keluarga juga menjadi tradisi di hari yang suci ini. Mereka memasak makanan seperti fata, khaka, yaitu penganan yang diisi kacang dan ditutupi oleh taburan gula.

Meski tergolong negara sekuler, perayaan Idul Fitri di Nigeria juga amat meriah. Di negara itu, pemeluk Kristen pun ikut berpartisipasi. Idul Fitri dikenal sebagai Sallah kecil atau Lebaran kecil. Setiap orang saling menyapa dan mengucapkan selamat Idul Fitri, “Barka da Sallah”. Kaum Muslim melaksanakan shalat Id di lapangan yang ditetapkan. Sebelum pulang ke rumah, mereka makan bersama keluarga yang telah disiapkan oleh para ibu. Hari libur ini dilaksanakan selama dua hari di Nigeria. Apabila Idul Fitri jatuh pada akhir pekan atau berlanjut dengan akhir pekan, orang-orang Nigeria akan memanfaatkan hari libur tersebut dengan pulang ke daerah masing-masing untuk mengunjungi sanak saudara.

Umat Islam Tunisia merayakan Idul Fitri selama tiga hari dengan persiapan selama beberapa hari sebelumnya. Masyarakat Tunisia membuat biskuit spesial untuk diberikan kepada keluarga dan teman-teman mereka, termasuk Baklawa dan beberapa jenis kaak, yaitu makanan asli Pakistan yang berbentuk roti keras. Para lelaki akan berangkat ke masjid lebih dulu, sementara para perempuan boleh ikut bersama mereka atau tinggal di rumah. Di rumah mereka mempersiapkan rumah untuk perayaan dengan meletakkan pakaian dan mainan baru untuk anak-anak mereka. Setelah itu, mereka mempersiapkan makan siang di rumah keluarga besar. Biasanya makan siang dilaksanakan di rumah orang yang dituakan. Membagi-bagikan kado adalah bagian dari tradisi. Berbagai hidangan disajikan. Setiap keluarga saling mengunjungi sanak famili. Biasanya anak-anak menemani ayah mereka untuk berkunjung ke paman, bibi, kakek dan nenek serta teman-teman mereka untuk mengucapkan selamat hari raya. Mereka akan ditawari minuman dan kue-kue. Para wanita dan beberapa anak tinggal di rumah untuk menyambut para keluarga yang datang berkunjung ke rumah dan mengucapkan selamat Idul Fitri.

ARAB SAUDI

Islam adalah agama resmi di Arab Saudi karena di sinilah Islam pertama kali diturunkan. Idul Fitri dirayakan dengan meriah di negara yang memiliki dua kota suci, Makkah dan Madinah itu. Menjelang Idul Fitri tiba, orang Arab akan menghiasi rumah mereka dan para ibu memasak untuk dihidangkan di hari raya ini. Festival Idul Fitri di Arab Saudi sangatlah beragam, bergantung daerahnya. Di hari nan fitri itu, kedermawanan dan keramahtamahan tampak dengan jelas. Keluarga Arab memiliki tradisi berkumpul bersama keluarga besar seusai shalat Idul Fitri. Sebelum masakan khas Idul Fitri dihidangkan, anak-anak akan berbaris di depan setiap orang dewasa di dalam keluarga yang membagi-bagikan riyal kepada mereka. Anggota keluarga juga memberikan hadiah kepada anak-anak yang hadir. Hadiah yang berbentuk tas ini biasanya berisi mainan dan permen yang telah dibungkus dengan indah. Bahkan, pemilik toko pun menunjukkan kemurahan hati mereka dengan memberikan hadiah gratis pada pembelinya. Orang-orang turun ke jalan dan menunjukkan kemurahan hati mereka. Kadang-kadang orang asing memberikan hadiah kepada anak-anak yang tidak mereka kenal. Di Arab juga terdapat tradisi pria Arab pergi membeli beras dan bahan pokok lain dalam jumlah besar, lalu menaruhnya di depan pintu orangorang dhuafa secara acak.

AFRIKA SELATAN

Di Kota Cape Town, Afrika Selatan, sebagian kaum Muslim akan berkumpul di Green Point pada malam hari di akhir Ramadhan untuk mengamati bulan. Mereka berasal dari tokoh-tokoh Islam di wilayah itu. Setelah mengamati bulan, mereka akan mengumumkan 1 Syawal sebagai Hari Raya Idul Fitri. Setelah shalat Id, kaum Muslim saling mengunjungi sanak saudara dan tetangga. Anak-anak memperoleh hadiah dan uang dari yang lebih tua, baik orang tua, tetangga, maupun famili yang lain. Kebanyakan

TURKI

Di Turki libur hari raya ini disebut dengan Bayram dan Idul Fitri disebut dengan Seker Bayrami dan Ramazan Bayrami. Hari Idul Fitri adalah hari libur nasional, yaitu ketika seluruh kantor pemerintah dan sekolah ditutup selama tiga hari berturut-turut untuk memeriahkan perayaan ini. Perayaan ini diresapi dengan tradisi tradisional. Biasanya orang-

DIA

IME

WIK

Meskipun Idul Fitri tidak menjadi hari libur nasional di Inggris, Muslim di sana diwajibkan untuk mengikuti shalat Idul Fitri pada pagi hari. Di wilayah yang mayoritas berpenduduk Muslim, sekolah dan bisnis lokal sering memberikan keringanan bagi Muslim untuk merayakan hari ini dengan memberi mereka libur. Setelah shalat, biasanya umat Muslim mengunjungi pemakaman lalu pulang ke rumah. Mereka akan memberikan selamat pada keluarga, mengunjungi keluarga terdekat dan tetangga Muslim. Mereka juga sering memasak masakan tradisional daerah masing-masing.

Idul Fitri menjadi hari terbesar di Indonesia dan Brunei Darussalam, sedangkan di Malaysia dan Singapura Idul Fitri menjadi salah satu hari besar yang dirayakan masyarakat setempat. Mudik menjadi tradisi di Indonesia. Mudik dilakukan oleh mayoritas masyarakat yang tinggal di Jakarta dan Surabaya. Biasanya, pemudik kembali ke daerah mereka di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa. Hal itu mereka lakukan hanya untuk berkumpul bersama keluarga di hari besar tersebut. Pemerintah menyediakan jasa transportasi dan mempersiapkan infrastruktur sebelum tradisi mudik ini dilaksanakan. Tradisi mudik ini menyebabkan kemacetan luar biasa di beberapa tempat. ■ c02 ed: heri ruslan

NIGERIA

TUNISIA

INGGRIS

ASIA TENGGARA

orang memakai pakaian baru dengan warna-warna cerah. Biskuit, kue, samosa, kacang, dan kue tart disuguhkan untuk tamu di rumah. Makan siang dilaksanakan bersama sekelompok besar keluarga di satu tempat.

MEMILIKI ISTILAH TERSENDIRI

Kebanyakan Muslim di Amerika Serikat melaksanakan shalat Idul Fitri di pusat kebudayaan Islam di kota besar. Muslim dari budaya dan negara yang berbeda datang untuk merayakan Idul Fitri bersama-sama. Di beberapa kota, shalat dilakukan beberapa kali untuk mengakomodasi jamaah yang ada. Secara umum, mereka mengunjungi setiap rumah Muslim atau komunitas.

QATAR

orang bertemu dengan orang lain dan mengucapkan, “Bayraminiz kutlu olsun” atau “Mutlu Baylamar”. Di hari itu orang-orang datang ke masjid dengan pakaian terbaik mereka, mengunjungi orang-orang yang mereka cintai seperti saudara, teman, dan tetangga. Mereka juga melayat ke pemakaman untuk mendoakan saudara yang telah meninggal. Di pemakaman terdapat sebuah bazar sementara tempat orang menjual bunga, air, dan buku doa bagi pelayat. Bazar ini berlangsung selama tiga hari Idul Fitri. Hari pertama adalah hari yang paling penting karena orang-orang datang ke masjid untuk melaksanakan shalat. Hari ini juga menjadi kehormatan bagi orang tua karena yang lebih muda menyalami yang lebih tua dan mencium tangan kanan orang tua. Biasanya anak-anak juga pergi ke sekitar lingkungan rumahnya, dari pintu ke pintu, dan memberikan ucapan selamat Bayram. Dari para tetangga yang dikunjungi mereka memperoleh permen, cokelat, dan permen tradisional seperti baklava dan penganan Turki. Mereka juga memperoleh uang meskipun tidak banyak.

MESIR

Idul Fitri dirayakan selama tiga hari di Mesir dan menjadi hari libur nasional. Sama seperti di Turki, seluruh sekolah, universitas, dan kantor pemerintahan libur. Beberapa toko dan restoran pun tutup pada Idul Fitri dan baru buka beberapa hari kemudian. Hari yang fitri ini dimulai dengan penganan kecil, diikuti dengan shalat Idul Fitri yang diikuti oleh lakilaki, perempuan, dan anak-anak yang mengingatkan orang-orang Mesir akan kebaikan yang harus mereka lakukan pada orang lain.

Momen Idul Fitri menjadi hal yang penting bagi masyarakat Qatar karena di hari ini seluruh keluarga berkumpul dan merayakan Idul Fitri bersama-sama. Persiapan Idul Fitri dilakukan sekitar seminggu hingga sepuluh hari sebelum Ramadhan berakhir. Akhir Ramadhan adalah hari-hari sibuk bagi perempuan Qatar karena merekalah yang melakukan hampir seluruh persiapan. Para penjahit kelebihan pesanan karena banyaknya perempuan yang menjahitkan pakaian untuk Idul Fitri. Sepuluh hari menjelang Idul Fitri di ibu kota Qatar, Doha, lalu lintas menjadi mimpi buruk bagi orangorang di sana. Bak banjir melanda, orang-orang datang ke toko baju, penjahit, dan pasar untuk membeli keperluan Idul Fitri mereka. Akhir Ramadhan polisi disiagakan di tempat-tempat tertentu untuk mengatur lalu lintas.

AFGHANISTAN

Di negara berbudaya Islam Sunni, Idul Fitri memegang peranan yang sangat penting. Masyarakat Afghanistan mulai mempersiapkan Idul Fitri sepuluh hari sebelumnya dengan membersihkan rumah mereka. Hal ini dikenal dengan Khana Takani. Masyarakat pergi ke bazar dan membeli baju baru, permen, dan kue yang dihidangkan untuk para tamu. Pada hari Idul Fitri, mereka melaksanakan shalat berjamaah dan pulang ke rumah untuk makan bersama kelarga besar. Mereka saling mengunjungi rumah saudara dan tetangga sambil mengucapkan “Eid Mubarak”.

ASIA SELATAN

Malam sebelum Idul Fitri di Pakistan, India, Bangladesh, Sri Lanka, dan Nepal disebut Chaand Raat

ADAB DI HARI RAYA IDUL FITRI Oleh Heri Ruslan

mat Islam di berbagai tempat, daerah, dan negara memiliki tradisi masing-masing dalam menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri. Intinya, pada saat hari raya, setiap keluarga bisa berkumpul, saling mengunjungi, dan bersilaturahim, serta saling memaafkan. Nah, agar perayaan Idul Fitri 1432 H benarbenar bermakna, sebaiknya setiap Muslim meniru teladan dan perintah Rasulullah SAW dalam mengisi hari nan fitri ini. Dalam Kitab Mausuu’atul Aadaab Al-Islaamiyyah, Syekh Abdul Azis bin Fathi As-Sayyid Nada menjelaskan adab berhari raya ala Rasulullah SAW. Berikut ini adab berhari raya.

IDPAKISTAN

U

Pertama, niat yang benar. Menurut Syekh Sayyid Nada, wajib bagi seorang Muslim menghadirkan niat yang benar dalam segala perkara berkaitan dengan hari raya, seperti berniat ketika keluar rumah untuk shalat demi mengikuti Nabi SAW. Kedua, mandi. Pada hari Idul Fitri hendaknya setiap Muslim mandi. Sehingga, dapat berkumpul bersama kaum Muslimin lainnya dalam keadaan bersih dan wangi. Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, bahwa ia mandi pada hari raya Idul Fitri, sebelum berangkat ke tempat shalat. (HR Malik dalam kitab al-Muwaththa). Ketiga, memakai wewangian. Saat akan shalat Idul Fitri, hendaknya setiap Muslim memakai wewangian dan dalam keadaan bersih. Keempat, memakai pakaian baru. Jika seorang mampu, disunahkan memakai pakaian baru pada hari raya Idul Fitri. Hal itu menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT dan menunjukkan

menuju tempat shalat walaupun sedang haid. Sehingga, mereka dapat menyaksikan dan mendapat kemuliaan hari raya serta merasakan kebahagiaan bersama orang lain. Kesembilan, anak-anak diajak untuk shalat. Ibnu Abbas RA berkata, ‘’Aku keluar bersama Nabi SAW pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, kemudian beliau shalat dan berkhutbah .…’’ (HR Bukhari-Muslim).

kegembiraan pada hari raya. Ibnu Umar RA memakai pakaian terbaiknya pada kedua hari raya. (HR al-Baihaki). Kelima, mengeluarkan zakat fitrah sebelum melaksanakan shalat. Sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW, seorang Muslim hendaknya mengeluarkan zakat fitrah sebelum shalat untuk menggembirakan fakir-miskin dan orang yang membutuhkan pada hari Id tersebut. Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk mengeluarkan zakat fitrah sebelum orang-orang keluar untuk shalat. (HR Bukhari-Muslim). Keenam, memakan kurma sebelum berangkat dari rumah pada hari raya Idul Fitri. Dalam sebuah hadis disebutkan, Rasulullah SAW sebelum berangkat shalat pada hari raya Idul Fitri memakan kurma terlebih dahulu. Dalam riwayat lain disebutkan, Nabi SAW tak berangkat shalat Idul Fitri kecuali setelah makan, sedangkan beliau tidak makan pada hari raya Idul Adha, kecuali setelah pulang dan makan dari hewan kurbannya. (HR at-Tirmidzi) Ketujuh, bersegera menuju tempat shalat. Pada hari raya Idul Fitri, hendaknya setiap Muslim bergegas menuju tempat dilakukannya shalat Id. Kedelapan, keluarnya wanita ke tempat shalat. Kaum wanita dianjurkan untuk keluar

Kesepuluh, ketempat shalat dengan berjalan kaki. Keluar berjalan kaki untuk shalat termasuk sunah. Sebagaimana Nabi SAW keluar pada dua hari raya dengan berjalan kaki, shalat tanpa azan dan iqamat, dan pulang berjalan kaki melalui jalan lain. (HR Ibnu Majah). Perbuatan inilah yang disukai selama tak memberatkan orang yang shalat. Kesebelas, bertakbir dengan suara keras sampai ke tempat shalat. Disunahkan bertakbir mulai dari keluar rumah sampai ke tempat shalat. Hal ini untuk menunjukkan syiar Islam. Kedua belas, bersalaman dan saling mengucapkan selamat di antara orang yang shalat. Bersalaman dan saling mengucapkan selamat akan membahagiakan jiwa yang merasa gembira pada hari Id. Bisa pula sambil mengucapkan, ‘’Semoga allah menerima amal kami dan amal kalian.’’ Ketiga belas, bersilaturahim. Keempat belas, saling bertukar hadiah dan makanan. Sudah menjadi tradisi, pada hari raya setaip tetangga bertukar makanan dan hidangan. Bahkan, dianjurkan untuk memberikan hadiah bagi mereka yang tak mampu. ■


kitab

REPUBLIKA ● AHAD, 28 AGUSTUS 2011

C6

TILKA HIYA AL-ARZAQ

MENGUAK Rahasia Rezeki Oleh Nashih Nashrullah

DALAM KONSEP ISLAM, REZEKI TAK SELALU IDENTIK DENGAN HARTA KEKAYAAN.

etiap orang selalu berharap dan berdoa agar senantiasa mendapat rezeki yang melimpah. Namun, tak ada yang bisa mengetahui kepastian mengenai rezeki. Soal kapan, di mana, dan jumlah rezeki yang akan diperoleh berada di luar batas kemampuan akal dan rasio manusia. Sang pemegang kendali dan pembagi rezeki bagi umat manusia hanyalah Allah SWT. Sang Khalik telah menentukan rezeki setiap anak Adam yang hidup di muka bumi ini. Ada yang mendapatkan limpahan rezeki, namun banyak pula yang pundi-pundi rezekinya terbatas. Upaya manusia untuk mengais rezeki pun sangat beragam. Ada orang yang bisa meraup jutaan atau bahkan miliaran rupiah dalam sekali tanda tangan. Namun, banyak pula orang yang bekerja berat hanya mendapatkan belasan hingga puluhan ribu. Malah, tak sedikit orang yang pulang ke rumahnya dengan tangan hampa. Di balik setiap rahasia pasti terkandung hikmah. Syekh Muhammad Mutawwalli Sya’rawi, seorang tokoh yang piawai menafsirkan Alquran, dengan analisisnya yang

S

ROSA PANGGABEAN/ANTARA

tajam mencoba menuliskan hasil pemikiran dan renungannya terhadap satu dimensi utama manusia, yakni mencari rezeki. Syekh menjabarkan hal ihwal rezeki yang kerap ditanyakan banyak pihak. Menteri Urusan Wakaf dan Al-Azhar Republik Arab Mesir pada 1976-1978 itu menulis kitab berjudul Tilka Hiya al-Arzaq. Sebuah risalah sederhana yang berusaha menguak hikmah di balik sejumlah fenomena menarik soal pencarian rezeki. Tokoh kelahiran Daqadus, sebuah desa di Provinsi Daqahlia, Republik Arab Mesir, memulai kitabnya dengan mengupas sebuah pertanyaan yang kerap dilontarkan anak Adam, “Mengapa manusia ditakdirkan memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda. Bukankah jika berkehendak, Allah pasti jadikan mereka dengan kapasitas dan kualitas diri yang sama?” Menurut Syekh Sya’rawi, di balik perbedaan tersebut ada manfaat dan hikmahnya. “Allah SWT hendak menunjukkan dengan adanya perbedaan itu umat manusia bisa saling melengkapi satu sama lain, sebagaimana malam yang membutuhkan siang,” ujarnya. Allah SWT berfirman dalam surah al-Lail [92] ayat 1-4: “Demi malam apabila menutupi. Demi siang apabila terang-benderang. Demi penciptaan laki-laki dan perempuan. Sungguh usahamu memang beraneka macam.” Menurut Syekh Sya’rawi, ayat itu menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan, lemah dan kuat, mempunyai tugas dan peranan masing-masing. Sedangkan ayat keempat surah al-Lail, kata Syekh Sya’rawi, menunjukkan betapa usaha setiap manusia dalam menjemput rezeki amat beraneka ragam. “Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika kemampuan tersebut sama rata, tak akan ada lagi orang yang mau berprofesi sebagai pembantu, guru, tukang kebun, petani, ataupun nelayan.” Syekh Sya’rawi menegaskan, dengan perbedaan itulah manusia saling melengkapi dan menguatkan.

Rezeki tak sekadar harta

ADITYA PRADANA PUTRA

Dalam konsep Islam, menurut Syekh Sya’rawi, rezeki tak selalu identik dengan harta kekayaan. Prinsip ini kerap luput dari pemahaman umat. Mereka mengira Allah hanya memberikan rezeki berupa uang, emas, perak, ataupun jenis kekayaan lainnya. Padahal, kata dia, hakikat rezeki itu amat luas. “Segala sesuatu yang dimanfaatkan oleh manusia dinamakan rezeki. Ilmu, akhlak, rupa yang cantik dan tampan, atau pangkat, kesemuanya itu dikategorikan sebagai rezeki yang diberikan oleh Allah,” papar alumnus Universitas Al-Azhar itu. Menurutnya, rezeki bisa dibagi ke dalam dua kutub besar: rezeki halal dan haram. Perbedaan antara keduanya sangat jelas. Rezeki haram manfaatnya tidak bertahan lama, akan habis dalam waktu sekejap. Sedangkan rezeki yang halal, sekalipun manfaatnya sedikit di mata sebagian orang, tetapi sejatinya harta itu terus bertambah keberkahannya. Syekh Sya’rawi mengajak umat Islam untuk merenungkan makna ayat ke-71 dari surah an-

REZA FITRIYANTO/ANTARA

Nahl: “Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka, mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?” Lalu, mengapa rezeki yang diterima oleh individu berbeda satu dengan yang lain? Menurut figur yang pernah dinobatkan sebagai anggota komite tetap untuk konferensi keajaiban ilmu dalam Alquran dan Sunah Nabawi Organsiasi Konferensi Islam itu, perbedaan tersebut dimaksudkan agar rezeki dapat mengalir ke individu dengan cara yang berbeda-beda. Jika terjadi perbedaan rezeki, Allah akan memberikan haknya dalam bentuk yang lain. Hal ini karena—sekali lagi—rezeki bukan hanya uang semata, tetapi rezeki adalah segala sesuatu yang dirasakan manfaatnya oleh manusia. Karenanya, bentuk rezeki yang diberikan Allah tidak terbatas. “Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS al-Baqarah [2]: 212). Dalam ketentuan dan hitungan matematis besaran output akan ditentukan oleh besaran input. Tetapi, tidak dalam konteks rezeki yang Allah berikan, Allah tidak memberikan batas. Bahkan, tak jarang Allah memberikan rezeki di luar batas usaha yang telah ditempuh oleh

seorang hamba, apa yang diperoleh bisa lebih banyak dari yang dikira dan telah diusahakan. Sebagian Muslim lalu bersikap sinis dan terheran dengan rezeki lebih yang diterima oleh orang kafir. Tetapi, mengapa kaum Muslim itu tidak mencoba menghitung betapa besarnya nilai kebajikan yang Allah berikan kepada mereka. Belum lagi rezeki berupa rasa nyaman yang dirasakan oleh hati. Terlebih jika mereka mengetahui bahwa hari pembalasan pasti akan tiba. Allah akan memberikan balasan sesuai dengan keyakinan dan amal yang telah diperbuat selama di dunia (QS an-Nahl [16]: 96-97). Menurut Syekh, di sinilah umat Islam perlu bersikap qanaah, menerima bagian yang telah diterima. Hidup akan tambah bermakna dengan sikap qanaah terhadap rezeki yang halal. “Hendaknya menjaga etika jika melihat orang lain telah diberikan rezeki lebih.” Tidak ada yang tahu apa hikmah di balik pemberian yang berlimpah itu. Tetapi, kata dia, perlu diperhatikan bahwa rezeki adalah ujian. Rezeki yang dianugerahkan tak boleh digunakan sebagai sarana untuk saling menyanjung ataupun menghina satu sama lain. Kemuliaan bukan terdapat pada bertambahnya rezeki. “Kemuliaan itu terletak pada sejauh manakah ia mampu memanfaatkan sebaikbaiknya dalam pendayagunaan rezeki itu,” ujar Syekh Sya’rawi. Minimnya rezeki yang diperoleh bukan berarti rendah dan hina. “Maka, tenanglah wahai mereka kaum miskin dhuafa. Allah tak akan menelantarkan hamba-Nya tanpa rezeki sedikit pun. Dan, bersikaplah mawas bagi mereka yang berkecukupan dan lebih rezekinya. Apa yang mereka peroleh adalah ajang ujian untuk mereka,” tuturnya mengingatkan. Simaklah surah al-Fajr [89]: 14-15. “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Dia akan berkata: ‘Tuhanku telah memuliakanku.’ Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya, dia berkata: ‘Tuhanku menghinakanku.” ■ ed: Heri Ruslan


sastra

C7

PU RE A/ AM RN PU RA ND RE

“B

ang Zein...” seru Wina bahagia melihat sang suami dari kejauhan dengan abaya putihnya yang cemerlang seperti dilapisi taburan cahaya. Dengan senyum menawan menyambut

BL

IK

A

REPUBLIKA ● AHAD, 28 AGUSTUS 2011

kedatangannya. Dengan berlari kecil, Wina menuju sang suami tercinta yang berdiri di tengah padang rumput yang terlihat bak permadani hijau, di belakang sang suami terhampar permadani merah menuju sebuah rumah, bak istana megah ratu inggris, bahkan menurutnya lebih dari itu. Istana itu bagai berlapis cahaya yang dihiasi mutiara dan permata. ●●●

Tangan Zein setengah terentang menyambut sang istri ke dalam pelukannya. Dipeluknya erat sang istri tercinta, bagai telah lama tak bersua dan tak ingin terlepas kembali. Diciumnya sang istri yang terlihat sangat cantik dengan gamis sutra kuning gading. Rambut panjang sebahunya yang biasa tertutup jilbab, terurai di terpa angin lembut, tercium wangi harum bunga. Bibirnya yang biasa terlihat pucat, kini merah, ranum, dan menggairahkan. Benar-benar seperti bidadari tercantik dari surga. “Umi, abi...” terdengar panggilan riang dari sebuah jendela lantai atas rumah bak istana itu. Seorang putri kecil cantik bak bidadari kecil memanggilnya dengan senyum merekah dan melambai-lambaikan tangannya. Zein dan istrinya yang sedang bermesraan, tersenyum dan membalas lambaian putri kecilnya, anak semata wayang mereka. “Akhi... bangun, sebentar lagi kita shalat lail berjamaah” suara seorang pria sambil menepuk lembut punggungnya. Zein terbangun, “Astaghfirullah... ya Akhi... syukron,” jawabnya sambil mengambil posisi duduk, dilihatnya jam dinding menunjukkan pukul dua dini hari. Sejenak dia terdiam, “Ah... rupanya hanya mimpi...” desahnya. Namun, tasbih, tahmid, takbir terlantun lembut dari bibirnya. Dia bahagia walau hanya sekadar mimpi karena mimpi itu masih menyisakan kebahagiaan yang telah lama tak dirasakannya. ●●●

“Umi... bangun Mi.. sebentar lagi kita shalat lail berjamaah...,” suara dan sentuhan lembut seorang wanita membangunkannya. Wina terbangun, mengambil posisi duduk, mengucek-ngucek matanya, dan tersenyum kepada wanita yang membangunkannya. “Syukron ya Ukhti..,” jawab Wina sambil tersenyum. Senyum itu terus mengembang hingga shalat lail akan dimulai. Teringat olehnya mimpi singkat yang sangat membahagiakannya dan masih tersisa kebahagiaan itu di hatinya yang telah lama dalam kesedihan. Tasbih, tahmid, dan takbir pun terlantun dari bibirnya yang pucat dan bergetar. ●●●

“Diberitahukan kepada seluruh peserta itikaf, hidangan sahur mulai hari ini prasmanan. Untuk peserta akhwat, silahkan menuju ruangan sebelah kanan aula di belakang masjid yang bertuliskan ruang Safa, sedangkan untuk ikhwan di sebelah kiri, yang bertuliskan ruang Marwa,” pengumuman dari seorang panitia masjid terdengar jelas ke setiap penjuru masjid dan sekitarnya. Wina yang mendengar itu menelan ludahnya, dipandangi putri semata wayangnya yang masih tertidur lelap di teras mesjid, tempat dia dan suaminya beriktikaf mengharapkan kemuliaan dan keberkahan malam seribu bulan di sepuluh terakhir Ramadhan. Di dalam masjid mulai sepi, orang-orang sibuk untuk bersantap sahur. Peserta iktikaf resmi—terdaftar dan dikelola oleh sebuah kepanitiaan—sudah menuju ruangan yang tadi diumumkan panitia melalui TOA mesjid. Sedangkan peserta tidak resmi sibuk mencari santapan sahur di depan mesjid yang ramai oleh pedagang beraneka makanan dan barang-barang perlengkapan muslim lainnya. Sedangkan Wina kembali terpekur dengan Alquran kantung lusuhnya sambil sesekali mengipasi putrinya dari serbuan nyamuk. Dia dan suaminya adalah peserta itikaf tak resmi. ●●●

“Assalamu’alaikum... maaf mengganggu... ada yang mau membeli celana ini Akhi? Bekas memang, tapi baru dipakai sekali dan asli merek terkenal,” kata Zein pada sekumpulan ikhwan yang sedang duduk melingkar, bersantap sahur bersama. Dengan agak sungkan Zein menawari celana yang menurutnya saat ini sangatlah bagus karena hanya itu celana bagusnya yang terselamatkan dari kobaran api sebelas hari yang lalu. “Nggak Bang... makasih.. dah bawa celana banyak,” kata salah seorang ikhwan tanpa basa-basi, sedang yang lain mengangkat tangan. Zein hanya tersenyum dan meninggalkan mereka

CAHAYA DI MALAM SERIBU BULAN Oleh La Birruni

dengan menelan ludah yang terasa olehnya kali ini sangat pahit. Dadanya sesak. Dipandanginya teras masjid bagian akhwat dari kejauhan, dilihatnya sang istri masih terpekur dengan Alquran kecilnya. Tak terasa bulir-bulir air matanya jatuh satu per satu. “Maafkan abang, Sayang...” bisik Zein dalam hati. ●●●

Sebulan yang lalu, Zein di-PHK dari perusahaannya. Pesangon yang tak seberapa di pakainya untuk modal berjualan abaya dan perlengkapan muslim lainnya. Namun, Allah memiliki rencana lain untuknya. Sebelas hari yang lalu, rumahnya yang berada di perkampungan padat penduduk di bilangan senen Jakarta, habis dilalap api dini hari menjelang sahur. Hanya beberapa pakaian layak pakai yang tersisa untuknya, istri, dan anaknya. Karena masih tertinggal dalam ember cucian yang belum terjemur di luar rumah. Dua hari mengungsi di penampungan, menjelang sepuluh hari terakhir, Zein mengajak istri dan anaknya untuk beriktikaf, agar tak kehilangan momen sepuluh terakhir Ramadhan yang penuh fadilah, terutama kemuliaan Laitul Qadar. Karena belum tentu mereka akan bertemu di Ramadhan tahun depan. Hari ini, memasuki hari kesembilan, Zein bersama keluarganya beriktikaf di salah satu masjid yang dinamakan Masjid Da’wah di Jakarta. Dengan Imam dan pemberi tausiah dari ulama-ulama yang sangat dikagumi

dan dihormatinya selama ini. Dan, baru satu kali mereka merasakan santap sahur, hanya berbuka takjil gratis yang selalu disediakan pihak masjid. Mereka hanya menelan ludah serta tumpahnya air mata ketika selesai shalat tarawih dan Subuh ditemukannya banyak kotak berisi nasi dengan lauk pauk yang terlihat sangat lezat, tersisa di koridor-koridor halaman masjid dan tempat sampah. ●●●

Zein terus berusaha untuk mendapat sebungkus nasi untuk santap sahur Wina, istri yang sangat dicintainya dan untuk putri kecilnya yang sudah mulai terserang flu itu. Dari menawarkan celana yang dimilikinya hingga menawarkan tenaga untuk menjadi kuli, bahkan tenaga cuci piring di kedai sekitar masjid. Namun, tak ada satu pun yang membutuhkan tenaganya. Waktu menunjukkan 25 menit lagi memasuki waktu imsak. Ada kepanikan dalam diri Zein. Terpikir olehnya untuk melobi kedai nasi untuk bersedia membarter sebungkus nasi dan lauk sekadarnya dengan celana yang baginya merupakan celana terbagus dan terbaik. Dia menghentikan langkahnya, memandang kedai pecel lele di seberang jalan. Tekadnya bulat, dia akan mulai mengiba agar sang pemilik kedai merasa kasihan dan mau membarter sebungkus nasi dengan celana bagus satu-satunya. Dengan langkah ragu, Zein mulai melangkahkan kakinya. “Astaghfirullah aladzim..., bis-

millah..,” bisiknya memulai langkah. Tak disadarinya, dari sebelah kanan jalan yang merupakan tikungan, melaju dengan cepat sebuah sepeda motor dan.. “Ciiit.... Gubrak!!”. Zein tertabrak, dia terjatuh. Sang pengemudi sepeda motor berhenti sejenak, membantu Zein yang berusaha untuk berdiri. “Afwan Akhi... Antum nggak kenapa-napa? Sekali lagi, afwan, ana terburu-buru.. ada keperluan mendesak,” kata sang pengemudi motor itu mengajak Zein bersalaman ketika dilihatnya tak ada luka pada diri Zein, sang pengemudi itu pun pamit dan kembali mengendarai sepeda motornya dengan laju. Sedangkan Zein masih berada dalam keterkejutannya. Berkali-kali dia istigfar, bertasbih, dan bertahmid. Namun, kunang-kunang di sekitar kepalanya terasa sangat banyak dan semakin sering mengelilingi kepalanya. Tubuh Zein gemetar. Dalam keadaan seperti itu, yang diingatnya adalah bungkusan celana bagusnya yang akan dia tukar dengan sebungkus nasi untuk anak dan istrinya. Dicarinya di sekitar jalan, diraba-rabanya tanah di bawah pohon rindang pinggir jalan, pencahayaan jalan yang redup dan kepala yang berkunangkunang membuat penglihatannya semakin tak jelas. Terus dia mencarinya, hingga ditemukannya bungkusan itu di pinggir comberan, namun isinya tak lagi dia temukan di dalamnya. Dipaksakan olehnya melongok ke dalam comberan dan memasukkan tangannya untuk memastikan apa yang dilihatnya saat ini. Ya, celana terbaiknya kini telah penuh dengan kotoran comberan dan berbau busuk. Tubuh Zein semakin gemetar. Zein berjongkok di bawah pohon besar di pinggir jalan untuk menenangkan diri sejenak dengan berzikir. Namun, sisi kemanusiaannya dan rasa kasih sayang pada istri dan anaknya membuat Zein dihinggapi kepanikan. Dalam kepanikan itu, terlintas olehnya untuk mencuri. Ditepisnya keinginan itu dan semakin deras zikirnya. Lalu, terlintas olehnya untuk meminta-minta, namun segera juga ditepisnya. Dia bukanlah tipe seperti itu, bahkan sekadar berkeluh kesah pun tak pernah dia lontarkan pada manusia, selain kepada-Nya. Badannya semakin gemetar, kali ini dingin menyelimutinya hingga melinukan tulang-tulang, dadanya sesak. Zikir Zein semakin deras, dipandanginya langit, dilihatnya hanya satu bintang yang menghiasinya. Dilantunkannya surat al-Qadar “Sesungguhnya, kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah malam itu hingga terbit fajar”. Lalu dirasakan olehnya seakan-akan dihujani cahaya dengan gemerlap bintang-bintang, terasa hangat dan menenangkan “Oh... Lailatul Qadar, Lailahaillallah... Muhammadar rasulullah..” bisiknya lirih, namun penuh harap. Azan subuh berkumandang, Wina membetulkan selimut putri kecilnya untuk mengurangi serbuan nyamuk yang berebut mengigit kulit putih putri kecilnya selama ia menjalankan shalat berjamaah. Namun, saat ia mencoba berdiri, dirasakannya bumi mulai berputar. Wina memaksakan dirinya berusaha untuk mencapai saf untuk dapat shalat Subuh berjamaah. Namun, baru beberapa langkah, dirasakannya bumi semakin berputar dan semburat cahaya dengan taburan bintang-bintang mengenai wajahnya. Ada kehangatan dirasakannya dari semburat cahaya itu, menghangatkan tubuhnya yang menggigil kedinginan dari sepertiga malam tadi. Wina tersenyum “Oh... Lailatul Qadar, Lailaahaillallahh... Muhammadar rasulullah..” terlantun dari bibirnya yang semakin pucat. ●●●

Sehabis shalat Subuh, di bagian tempat ibadah akhwat heboh dengan ditemukannya mayat perempuan di teras mesjid dengan mayat seorang anak perempuan dengan tubuh yang telah membiru. Dan di saat yang bersamaan, para pedagang dihebohkan dengan ditemukannya mayat laki-laki yang sedang tersenyum, harum, dan bercahaya di bawah pohon yang rindang. Sementara, di koridor mesjid ramai orang-orang memandangi langit, terlihat cerah namun sejuk, serta dihiasi pelangi. ■

Penulis mempunyai nama lengkap Lisa Adhani. Ia lebih senang mencantumkan nama La Birruni sebagai nama penanya. Lahir di Jakarta 24 Desember 1974. Suka membaca sejak kecil, terutama buku cerita. Suka menulis sejak SMP, tapi nggak pede-an sama hasil tulisannya. Saat ini penulis sudah menghasilkan karya antologi Puisi Islami dan sebuah antologi diary bunda; Ketika Buah Hati Sakit.


mualaf

James Frankel Menemukan Tuhan dalam Alquran

REPUBLIKA ● AHAD, 28 AGUSTUS 2011

JAMES FRANKEL

C8 DEENSHOW

MENEMUKAN TUHAN DALAM ALQURAN ALQURAN SECARA TEGAS

MENJELASKAN FAKTA TENTANG PENGUASA BUMI.

ada suatu hari, ketika tinggal di Washington DC, James Frankel mendapat undangan makan malam dari sepupunya. James sedikit terkejut karena neneknya turut hadir pada jamuan makan malam itu. Ia dan sepupunya asyik membicarakan masalah kuliah. Setelah makan malam berakhir, James mengantar neneknya ke mobil. Ketika berjalan, neneknya tersandung. “Nenek baik-baik saja kan?” tanya James. “Jangan khawatirkan aku, khawatirkan saja dirimu sendiri.” “Kurasa kita akan bertemu lagi ketika thanksgiving kalau aku ke New York,” kata James. “Kalau Tuhan mengizinkan,” jawab neneknya. James tidak mengambil pusing dengan kejadian itu, sampai ia menerima telepon keesokan harinya. Pagi buta, telepon di kamarnya berdering. Ternyata, yang menelepon adalah sepupunya. “Ada apa menelepon sepagi ini?” tanya James. “Nenek meninggal.” James amat terkejut. Rasa percaya dan tak percaya berkecamuk di dalam pikirannya. Ia sempat berpikir sepupunya sedang bercanda karena baru kemarin ia melihat neneknya baik-baik saja. “Nenek terkena serangan jantung saat tidur,” ucap sepupunya meyakinkan. James benar-benar lemas. Ia masih teringat pembicaraannya dengan sang nenek.

P

●●●

James kembali ke New York untuk menghadiri pemakaman tradisional Yahudi. Rabbi Yahudi yang berpidato di pemakaman neneknya berkata, “Sarah adalah harta yang langka dan Tuhan telah mengambilnya kembali.” Ketika Rabbi itu datang ke rumah untuk mengucapkan belasungkawa, James kemudian menemui dan menanyainya beberapa pertanyaan tentang ritual-ritual yang dilakukan orang-orang Yahudi di rumah seseorang yang meninggal. Ia berkata kepada James untuk tidak menghkawatirkan hal tersebut. “Itu hanya tradisi,” kata Rabbi itu. Kini, James diliputi rasa penasaran dengan isi khutbah sang Rabbi. “Apa maksudnya Tuhan telah mengambilnya kembali? Ke mana manusia akan pergi setelah mati? Dan, mengapa manusia ada di bumi ini?” tanya James kepada sang Rabbi. Alih-alih menjawab, Rabbi itu malah berkata, “Maaf saya harus segera pergi.” James sangat marah dan Rabbi itu tidak menyadarinya.

Ia dibesarkan di Manhattan tanpa agama oleh kedua orang tuanya meskipun terlahir dari keluarga yang memiliki latar belakang Yahudi. Keluarganya sangat sekuler. Satu-satunya koneksinya dengan agama berasal dari keluarga ayahnya. Dari sang nenek, ia belajar tentang sejarah Yahudi, cerita Alkitab, dan kisah tentang para nabi. Ayahnya bahkan pernah memasukkannya ke sekolah Yahudi, namun James merasa tidak terlalu nyaman di sana. “Saya bahkan di keluarkan karena terlalu banyak bertanya,” ungkap James seperti dikutip onislam.net. ●●●

James memiliki sebuah pengalaman yang cukup mengesankan. Menginjak usia 13 tahun, ia membaca sebuah buku Karl Marx dan memutuskan untuk menjadi seorang komunis. Ia berpikir bahwa pemikiran-pemikiran dan filosofi komunis yang dituliskan Karl Marx sangat bermanfaat bagi orang-orang. Pada saat yang sama, James juga memiliki pengalaman dengan seorang temannya yang berasal dari Pakistan. Sahabatnya itu memberinya sebuah Alquran dan menyuruhnya membaca. “Aku tidak ingin kau masuk neraka,” kata temannya itu. Tentu saja, saat itu dalam hidupnya, James tidak benar-benar memercayai adanya neraka. Namun, ia menghormati temannya dengan mengambil Alquran yang diberikan dan meletakkannya di rak buku di rumahnya. Alquran itu diam di rak selama bertahun-tahun. ●●●

Beberapa tahun kemudian, James mulai meninggalkan pikiran komunisnya setelah mempelajari lebih lanjut tentang paham itu. Ketika menimba ilmu di universitas, ia mulai mempertanyakan tentang makna kehidupan. Ia sering sekali bertanya-tanya, “Untuk apa manusia dilahirkan, ke mana manusia akan pergi dan mengapa manusia menderita?” James pun berpikir untuk mencari jawabannya COUNCIL.NYC.GOV

●●●

Sejak kematian neneknya itulah, James mulai mencari Tuhan. Sejatinya, James dilahirkan di New York pada 1969. BLOGUE.US

sendiri. Ia mencoba mencarinya di komunitas Yahudi. Saat itu, usianya telah menginjak 19 tahun. Sayangnya, komunitas tersebut tidak mampu membuatnya puas. Sejak kecil, ia selalu diberi tahu bahwa Tuhan hanyalah bagi orang-orang Yahudi. “Lalu, bagaimana dengan orang lain?” tanya James dalam hati. Ia mulai mencari Tuhan. James membaca Alkitab pada musim panas saat berada di Inggris. Di sana, beberapa orang Kristen Protestan mengajaknya untuk menganut keyakinan mereka. “Mengapa tidak?” piker James. Sebenarnya, ia tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Setelah membaca Alkitab, muncullah rasa cinta dan hormat terhadap Yesus dalam diri James. Namun, orangorang Kristen itu ingin James menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamatnya. Hal itu tidak dapat diterima James. Bagi dia, Yesus seperti kakak kandung atau seorang guru. “Yesus adalah seorang Yahudi dan saya tidak bisa menerima klaim yang mereka buat atas Yesus,” tegasnya. Lalu, James mempelajari hal lainnya. Ia sempat mempelajari filsafat ketimuran, seperti Buddha. Ia juga mempelajari filsafat Barat, seperti Yunani dan Romawi. Namun, semuanya tidak memberikan jawaban yang tepat bagi pertanyaan-pertanyaan yang berkelebat di pikirannya. ●●●

James kembali ke New York sebelum semester baru dimulai. Suatu hari, ia jalan-jalan ke Times Square, tempat banyak pengkhutbah berkeliaran. James sering sekali mengobrol dengan mereka tentang agama, tentunya dengan sikap skeptis. Ia pernah berbicara dengan seorang Yahudi. “Maaf, saya tidak memercayai apa yang kau percayai,” kata James. “Kau percaya Tuhan, kan?” pria itu kembali bertanya. “Aku rasa, ya,” jawab James. “Kalau begitu, mari kita berdoa kepada Tuhan,” ajaknya. Pria Yahudi itu meletakkan tangannya ke bahu James, menutup matanya, lalu mulai berdoa kepada Bapa. Ketika si Yahudi berdoa, James melihat ke sekeliling. Ia melihat orang Afro-Amerika di sana dan mereka lebih menarik perhatian James. “Bolehkah saya bergabung?” tanya James kepada salah satu dari mereka. “Maaf, tak bisa,” cetus pria Afro-Amerika itu melarang. “Mengapa tidak?” tanya James. “Karena kau adalah setan,” jawab orang itu. “Benarkah? Aku setan?” “Semua orang kulit putih adalah setan,” “Oke, kalau aku adalah seorang setan, bagaimana mungkin aku sangat ingin tahu tentang Tuhan?” cetus James. Mereka menjelaskan kepada James, bahkan setan pun memercayai Tuhan. Lalu, James bertanya, dari mana mereka mengetahui semua ini? James telah membaca banyak hal tentang Malcolm X dan Nation of Islam. James pun telah mengetahui keberadaan kelompok ini sebagai kedok pergerakan orang kulit hitam. James bertanya, dari mana mereka mengklaim bahwa dirinya adalah setan? Orang Negro itu memberi James Alkitab. Namun, bukan itu yang ia maksud. Akhirnya, mereka memberi James beberapa ayat dari surat al-Kahfi. James membawanya pulang. ●●●

Di rumah, James membongkar raknya dan mengambil Alquran yang diberikan teman Pakistannya, Mansour. Ia mulai membacanya dan terus membaca. Namun, tidak ada indikasi ayat yang menyatakan ia adalah setan atau orang kulit putih lain adalah setan. Ia pun terus membaca hingga terlelap. Bahkan, ketika bangun tidur, ia segera membaca lagi. Alquran memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan James. Alquran menjelaskan dengan sangat jelas mengenai fakta tentang penguasa bumi. Penulis buku itu seolah-olah berbicara langsung padanya. James merasakan sesuatu yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. “Terkadang, saya menangis membacanya, kadang

bulu kuduk saya pun merinding karenanya. Di satu sisi, saya menyadari apa yang saya baca adalah tulisan Tuhan,” kata James. ●●●

Pada Januari 1990, ia bersama beberapa teman di SMA menggelar reuni. Mereka bernostalgia sambil membicarakan kegiatan masing-masing. Seorang teman bertanya kepada James. “James, apa yang kau percayai saat ini?” tanya seorang teman. Mereka sangat mengenal James yang dulu adalah seorang komunis. “Aku memercayai Tuhan,” jawab James. Teman-temannya terkejut. “Benarkah? Tuhan yang mana?” “Hanya ada satu Tuhan di dunia ini.” “Dari mana kaupelajari itu?” “Aku mempelajarinya dari Alquran,” Mansour, temannya yang beragama Islam, kaget mendengar jawaban yang dilontarkan James. “Kau membaca Alquran, jadi kau memercayai itu sebagai pesan dari Tuhan dan Muhammad sebagai utusan-Nya?” James dengan ragu-ragu menjawab, “Saya rasa iya.” “Biar kuperjelas, kau memercayai hanya kepada satu Tuhan dan Muhammad sebagai utusan-Nya?” Mansour mengulangi lagi kata-katanya. “Ya, karena kau menempatkannya seperti itu, aku percaya,” ujar James santai. “Maka, kini kau seorang Muslim,” cetus Mansour. “Aku seorang Muslim? Kaulah yang Muslim. Kau berasal dari Pakistan. Aku hanya seorang manusia yang memercayai Tuhan,” “Tidak, tidak. Kau adalah seorang Muslim. Kau memercayai hanya ada satu Tuhan dan Muhammad sebagai utusan-Nya. Maka, kau adalah seorang Muslim. ●●●

Setelah itu, James meminta Mansour untuk mengirimkan beberapa literatur mengenai Islam dan kehidupan seorang Muslim. Mansour pun mengirimkan beberapa buku dan satu buku yang memiliki pengantar yang sangat bagus, baik tentang kepercayaan dalam Islam maupun lima pilar Islam. Dari buku itulah, James belajar tentang shalat, bagaimana mengucapkan syahadat, dan bagaimana berwudhu. Kemudian, James belajar shalat. James merasa dirinya menjadi Muslim kloset karena harus kucing-kucingan dengan keluarganya ketika melaksanakan shalat. Bahkan, ia harus merahasiakan puasa Ramadhan yang dilakukannya. Ia melihat pergerakan matahari untuk menentukan waktu imsak dan berbuka. “Saya mencari tahu kapan matahari terbit dan tenggelam,” ujarnya. Begitulah kehidupannya selama enam sampai delapan bulan pertama sebagai seorang Muslim. Petunjuknya hanyalah Alquran dan buku yang diberi temannya. Selama itu, ia mempelajari segalanya tentang Islam. Pada suatu malam, ia berkata kepada keluarganya bahwa dirinya membaca Alquran. Dan, keluarganya berkata kepadanya, “Ya, kami dapat melihat kau membawanya kemana-mana.” Reaksi ibu James mendengar anaknya menjadi seorang Muslim sangatlah keras. Ia menangis dan bertanya kepada ayah James. Ia terus berucap bahwa bagaimana hal ini bisa terjadi kepada keluarganya. Namun, ayahnya lebih tenang menanggapi hal tersebut. “Anakku adalah seorang komunis ketika ia berumur 13 tahun dan ia seorang skinhead ketika ia berumur 16 tahun. Ia telah melewati banyak fase dan mungkin ini adalah fase lain,” ucap ayahnya. Islam telah membuat James menjadi orang yang lebih baik. Awalnya, sang ibu takut James akan menjadi seorang monster ketika menganut Islam. “Setiap orang memiliki jalan yang berbeda-beda,” kata James. Dan hal ini pun telah memengaruhi kariernya. Ia tidak akan pernah tahu apakah ia akan menjadi seorang profesor seperti saat ini apabila ia tidak menjadi seorang Muslim. Perjalanannya menemukan Tuhan sudah berbilang 20 tahun. “Dan, hanya Allah yang tahu kapan perjalanan ini akan berakhir.” ■ c02 ed: heri ruslan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.