Tamu Kita
Harian Umum Media Indonesia
AKIBAT HUMOR ZAINUDDIN MZ Kaset-kaset khotbah Zainuddin MZ menjadi perkenalan pertama Soleh kecil pada gaya bicara yang penuh humor.
@ MIdotcom
Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: cs@mediaindonesia.com Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim)
SABTU, 6 APRIL 2013 / NO. 11688 / TAHUN XLIV / 28 HALAMAN
For those who have it all.
SAROGHOL Siapa yang saya ajak menyembah berhala?
PERSAINGAN JUARA SEMAKIN KETAT
(But want more.)
A Daimler Brand
Cerpen
Meskipun Casey Stoner sudah pensiun, persaingan akan tetap ketat. Para rookie bukan tidak mungkin membuat kejutan besar.
It’s time for a new Mercedes-Benz. Book your test drive now at (021) 500050
Fokus Olahraga, Hlm 22-23
EDITORIAL
Peradilan Militer
REUTERS/Y T HARYONO
MENJAGA IMIGRAN: Polisi bersiaga di depan imigran asal Myanmar di dalam Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan, Medan, Sumatra Utara, kemarin. Saat ini sekitar 262 pengungsi dari berbagai negara menghuni Rudenim Belawan, yang hanya memiliki daya tampung 120 orang.
Berita halaman 5
Pengungsi Myanwar Bentrok di Medan, 8 Orang Tewas DELAPAN pengungsi asal Myanmar tewas dalam bentrok antarimigran di tempat penampungan Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim), Jalan Selebes, Belawan, Medan, Sumut, kemarin dini hari. “Pemicunya ada masalah dari daerah asal. Di sisi lain, kondisi penampungan dan petugas tidak memadai,” ujar Wakil Menkum dan HAM Denny Indrayana, di Medan, kemarin. Insiden dilaporkan bermula tatkala seorang ustaz Rohingya cekcok mulut dengan pengungsi Myanmar lainnya. Pengungsi lantas menusuk ustaz itu hingga tewas. Tidak berhenti sampai di situ, pelaku kemudian mengajak teman-temannya dan menghabisi tujuh orang lainnya. S a a t ke j a d i a n , hanya ada delapan petugas yang berjaga di rudenim tersebut sehingga mereka tidak berani membuka sel dan mengatasi situasi. Tindakan baru diambil seusai beberapa petugas kepolisian dari Polres Belawan datang. Ketika sel dibuka, Denny Indrayana petugas menemuWakil Menkum dan HAM kan 8 pengungsi tewas dan 15 lainnya luka-luka ringan. Korban tewas dibawa langsung ke RSU Pirngadi Medan untuk dilakukan visum. “Petugas kepolisian sudah mengamankan 21 tersangka dari kejadian itu. Saat ini sedang dalam pemeriksaan,” ujar Denny. Denny juga meminta maaf karena pihaknya gagal mengantisipasi bentrokan. “Ini tanggung jawab kami. Meski petugas sudah berusaha semaksimal mungkin, kejadian di lapangan berbeda,” ujarnya. Kapolres Belawan AKB Endro Kiswanto mengatakan pengungsi yang tewas diserahkan ke Kedutaan Myanmar di Jakarta, sedangkan pengungsi yang lain dibawa ke Polres Belawan untuk diperiksa sebagai saksi. Menlu Marty Natalegawa menyatakan pihaknya akan segera mengambil langkah untuk mencegah kemungkinan meluasnya konflik horizontal di Myanmar ke negara Asia Tenggara lain setelah terjadi bentrokan mematikan yang melibatkan pengungsi Rohingya di Medan. “Kami segera mengambil langkah yang diperlukan agar konflik horizontal di Myanmar tidak meluas sampai ke Indonesia,” kata Menlu. (YN/ Ant/X-9)
Ini tanggung jawab kami. Meski petugas sudah berusaha semaksimal mungkin, kejadian di lapangan berbeda.’’
Kapolda Dicopot Pangdam Dievaluasi Diduga ada komunikasi antara pihak Kopassus dan Polda DIY terkait dengan rencana penyerangan. ANATA SYAH FITRI
S
ETELAH Tim Investiga si TNI-AD melansir temuan bahwa pelaku penyerangan ke Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta, ialah 11 anggota Grup II Kopassus Kandang Menjangan Kartasura, Jateng, kini giliran bersih-bersih di tubuh Polri dan TNI. Kapolda DIY Brigjen Sabar Rahardjo dicopot dari jabatannya. “Iya, sertijabnya Senin, bersama kapolda lainnya,” tulis Kepala Divisi Humas Polri Irjen Suhardi Alius melalui pesan singkat, kemarin. Dia mengatakan mutasi dilakukan berdasarkan evaluasi Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi Polri. Polda DIY dianggap ikut bertanggung jawab dalam kasus penyerangan yang menewaskan empat tahanan, pelaku pengeroyokan Sersan Satu Heru Santoso, anggota Kopassus yang bertugas di De tasemen Intelijen Kodam IV/ Diponegoro. Keempat tahanan yang tewas dalam penyerangan itu sebelumnya berada di Rumah Tahanan Polda DIY, tetapi mendadak dititipkan ke LP Cebongan. Secara terpisah, TNI berjanji akan mengevaluasi Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen Hardiono Saroso. “Bilamana ada kelemahan dan bertolak belakang dengan hasil tim investigasi Mabes AD, semua pihak dari atas hingga bawah akan dievaluasi, termasuk Pangdam,”
Sabar Rahardjo
ANTARA/M AGUNG RAJASA
Hardiono Saroso
ANTARA
Kapolda DIY
Pangdam IV/Diponegoro
kata Kapuspen TNI Laksamana Madya Iskandar Sitompul. Seperti diketahui, beberapa jam setelah penyerangan di LP Cebongan, Mayjen Hardiono Saroso langsung membantah anggotanya terlibat. “Aksi terlatih itu relatif, semua orang ya terlatih. Teroris lebih terlatih, lo, bisa buat bom dia, bisa menghancurkan gedung di mana-mana.”
tria, dan siap mendapatkan sanksi hukum apa pun,” akunya. Terkait dengan aksi 11 anggota Kopassus ke LP Cebongan, menurut sumber Media Indonesia, ada komunikasi antara intelijen Kopassus dan Polda DIY sebelum penyerangan terjadi. Sedianya, kata sumber itu, penyerbuan akan dilakukan pada Kamis (21/3), sebelum reka ulang kasus penusukan di Hugo’s Cafe. “Tapi pada waktu itu pengamanan sangat ketat di polda. Akhirnya batal,” ujar sumber itu. Kapolda pun menentang rencana itu. “Kapolda me nolak jika dilakukan ketika menjadi tahanan polda karena akan merusak citra kepolisian. Maka, tahanan-tahanan itu kemudian dipindahkan,” terang sumber itu. Akhirnya, penyerangan dilakukan pada Sabtu (23/3) dini hari ke LP Cebongan. Namun, kapolda membantah mengetahui rencana penyerbuan itu. (Fid/GG/FU/X-6)
Danjen bertanggung jawab Saat menanggapi temuan Tim Investigasi TNI-AD, Danjen Kopassus TNI-AD Mayjen Agus Sutomo me nyatakan siap bertanggung jawab. “Itu semua (11 pelaku) bawahan organisasi saya. Saya yang paling bertanggung jawab. Saya orang terdepan yang bertanggung jawab,” tegas Agus di Jakarta, kemarin. Secara terpisah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengapresiasi temuan tim investigasi TNI-AD. “Para prajurit yang melakukan tindakan itu tampil secara bertanggung jawab, secara kesa-
anata@mediaindonesia.com
REPUTASI peradilan militer dalam mengadili anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) berada dalam persoalan serius. Peradilan militer, selama ini, dinilai telah menjalankan praktik yang kurang memenuhi rasa keadilan saat mengadili anggota TNI yang melanggar hukum. Maka, ketika pemerintah melalui Menko Polhukam Djoko Suyanto dan Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin mengisyaratkan akan mengadili ke-11 anggota Kopassus penyerang LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, 23 Maret lalu, di pengadilan militer, reaksi pun datang dari berbagai kalangan. Dalam beberapa kasus, peradilan militer dinilai telah bertindak tidak fair, tidak transparan, dan tidak akuntabel ketika mengadili kasus hukum yang diduga melibatkan anggota militer. Lembaga pembela hak asasi manusia (HAM) seperti Human Rights Watch dan Kontras, misalnya, mencatat tidak sedikit kasus pelanggaran hukum serius oleh anggota TNI tidak diproses serius di peradilan militer. Tidak jarang pelanggaran HAM berat divonis dengan pasal pelanggaran disiplin. Tiga prajurit Batalyon 753/ Kodam Cendrawasih yang terlibat kasus penyiksaan dua petani di Papua, misalnya, divonis melanggar disiplin dan dihukum 8-10 buSilakan tanggapi lan penjara oleh pengadilan Editorial ini melalui: militer pada 2011. metrotvnews.com Contoh lain, pengadilan kasus penculikan para aktivis di era 1997/1998 yang melibatkan 11 anggota Tim Mawar Kopassus. Dalam sidang terungkap bahwa seluruh kegiatan penculikan itu dilaporkan kepada Komandan Grup Tim Mawar Kopassus, tetapi sang komandan tidak pernah diajukan ke pengadilan sehingga kasus itu tidak bisa dituntaskan. Publik tentu tidak ingin kasus penyerangan LP Cebongan oleh 11 anggota Kopassus menambah panjang daftar kasus yang diadili di pengadilan militer tanpa memenuhi rasa keadilan. Janji Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo, bahwa peradilan kasus Cebongan akan dilakukan terbuka dan transparan di pengadilan militer, cukup menggembirakan. Namun, hal itu tidak menjamin kasus itu akan selesai secara tuntas dan adil. Menangani kasus Cebongan di peradilan umum merupakan opsi terbaik. Namun, UU Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer masih mengatur anggota TNI yang melanggar hukum harus diadili di pengadilan militer. UU Peradilan Militer berbasiskan orang, yakni anggota TNI, bukan perbuatan melanggar hukum anggota TNI. Itulah sebabnya pelanggaran hukum apa pun yang dilakukan anggota TNI diadili di pengadilan militer. Bila, misalnya, anggota TNI korupsi, berdasarkan UU itu, dia harus diadili di pengadilan militer, bukan pengadilan tipikor. Oleh karena itu, kita mendorong revisi UU tersebut agar berbasiskan perbuatan melanggar hukum, bukan orang. Itu membuka peluang anggota TNI diadili di peradilan umum atau peradilan tipikor. Bila anggota TNI membunuh seperti di Cebongan, akan diadili di pengadilan sipil. Namun, bila anggota TNI desersi, diadili di pengadilan militer. Akan tetapi, merevisi undang-undang itu sama saja membeli waktu. Karena itu, desakan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerbitkan Perppu tentang Peradilan Militer yang memungkinkan anggota TNI diperiksa di peradilan umum sangat kita dukung. Sangat tepat saatnya bagi Presiden Yudhoyono untuk membuat terobosan hukum yang akan menciptakan rasa keadilan bagi masyarakat.
Sangat tepat saatnya bagi Presiden Yudhoyono untuk membuat terobosan hukum yang akan menciptakan rasa keadilan bagi masyarakat.”
SELA
Lapar dan Alzheimer RASA lapar ternyata dapat melindungi otak dari penyakit alzheimer. Menurut sebuah studi gabungan yang EBET dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE baru-baru ini, sinyal hormonal ialah perantara antara usus kosong dan persepsi kelaparan di otak. Hal itu memanipulasi otak secara efektif untuk melawan penurunan kognitif yang berkaitan dengan usia. Dalam penelitian, para ahli menggunakan tikus yang diberi pil hormone ghrelin. Hormon tersebut menyebabkan rasa lapar. Sensasi rasa lapar, tulis jurnal itu, sebetulnya menimbulkan stres ringan pada otak. Stres itu kemudian membuat sinyal metabolis yang mencegah saraf otak dari kekurangan sinyal. Kekurangan sinyal dapat merusak saraf-saraf otak yang akhirnya menyebabkan alzheimer. (Science Daily/MN/X-8)
~ KOLEKSI TAPAK JEJAK ~