Media Indonesia

Page 1

GLAMORNYA KEBAYA NUSANTARA

SERBAMANIS DARI TEMPO DULU

Kebaya boleh saja kaya aksen mode Barat, tapi karakter kain adat tidak boleh tersingkirkan. Valentino Napitulu menunjukkan itu lewat koleksi terbarunya.

Mari menelusuri masa lalu, mengudap makanan kecil yang dilestarikan para perajin juga pedagang yang gerobaknya kini kian sulit ditemui.

Style, Hlm 13

Kuliner, Hlm 15

MI/PANCA SYURKANI

Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: cs@mediaindonesia.com Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim)

MI/ ANGGA YUNIAR

M I N G G U , 7 AG U S T U S 2 011 | N O .1110 8 | TA H U N X L I I | 2 4 H A L A M A N

Skenario Terburuk, RI Tetap Tumbuh

Bertaruh Nyawa Melawan Ganasnya Api PENGANTAR: Suhu Jakarta yang semakin panas memantik sejumlah kebakaran di beberapa lokasi. Petugas pemadam kebakaran pun harus bekerja ekstra meski tidak ada jaminan keselamatan. Berikut laporannya di halaman 1 dan 6. KEBAKARAN sepertinya sudah semakin akrab menyapa masyarakat Jakarta terutama yang tinggal di permukiman padat, kumuh, hingga ruko. Suara sirene petugas pemadam kebakaran pun sering terdengar meraung-raung di tengah kemacetan jalanan kota. Kesigapan petugas pemadam yang bekerja 24 jam menjadi mutlak. Di balik keterbatasan fasilitas, hanya keberanian dan pengabdian menjadi taruhannya. Sebutlah Eko Suroni, seorang petugas senior pemadam kebakaran di sektor Kembangan, Jakarta Barat, yang sudah mengakrabi profesinya lebih dari 25 tahun. Bersama dua rekannya, siang itu, ia tampak sibuk mengisi tangki air di mobil pemadamnya. “Ini untuk berjaga-jaga. Kalau ada informasi kebakaran, personel sudah siap ke sasaran. Biasanya bulan-bulan ini bertepatan dengan bulan Ramadan kasus kebakaran meningkat. Mungkin udara Jakarta makin panas ya,” tuturnya, Kamis (4/8). Ia pun menyatakan tidak keberatan jika selama bertugas harus bertaruh nyawa. “Saya bisa menerima nasib.” Eko teringat saat ia hampir tewas pada tahun 2000-an ketika ia hendak memadamkan api di sebuah pabrik di kawasan Cengkareng. Kepalanya terbentur tembok dan mengeluarkan banyak darah. “Saya tak merasakan sakit. Saat sudah pulang, baru terasa ngilu,” kenangnya. Sedikit berbeda dengan Nurcahyo, 30, yang mengaku masih terselip rasa khawatir saat harus berjibaku melawan api, terutama saat bertugas di malam hari. Setelah enam tahun menjadi petugas pemadam kebakaran, ia merasa cukup tertantang. Istrinya, Suryani, 19, sangat mendukung profesinya itu. “Sebenarnya, saya juga khawatir. Apalagi, istri sedang hamil tua.” Sebuah pengalaman pahit masih berbekas di memorinya ketika memadamkan api di sebuah bengkel di kawasan Jelambar. Bersama dengan delapan rekannya, Nurcahyo hampir kehilangan nyawa. Api yang berada di atas atap tiba-tiba jatuh bersama puing-puing yang sudah hangus dan hampir menimpa mereka. “Bekerja di sini, nyawa memang menjadi taruhannya dan disayangkan kami tidak menerima asuransi jiwa,” pungkasnya. (Iwa/M-6)

MI/RAMDANI

BERJIBAKU: Petugas pemadam kebakaran menyiapkan selang sebelum berjibaku dengan api yang menghanguskan gudang di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

ANCAMAN krisis utang yang menghantui Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa memunculkan kekhawatiran terjadinya kembali pelambatan ekonomi global, termasuk Indonesia. Meski begitu, fundamental ekonomi yang baik akan menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk lebih tahan terhadap ancaman krisis. “Seburuk-buruknya, kalau memang kembali terjadi krisis, tahun depan ekonomi Indonesia masih akan mengalami pertumbuhan 4%-6%. Pertumbuhannya ini lebih baik ketimbang negara-negara lain,” ujar Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa di Jakarta, kemarin. Kekhawatiran akan masuknya AS ke dalam resesi baru serta krisis utang yang mulai meluas ke zona euro, khususnya Spanyol dan Italia, menimbulkan kepanikan di ka-

Kalau memang kembali krisis, tahun depan ekonomi Indonesia masih akan tumbuh 4%-6%.” Purbaya Yudhi Sadewa Kepala Ekonom Danareksa langan investor dunia. Alhasil, bursa-bursa global terkoreksi tajam, tidak terkecuali indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia yang ditutup terjun 200,443 poin (4,87%) ke level 3.921,643 pada perdagangan Jumat (5/8). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga terkoreksi meski tipis dengan bertengger di level 8.555 jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya di 8.505 per dolar AS. Situasi menjadi lebih buruk setelah lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s (S&P) untuk pertama kalinya menurunkan peringkat utang luar negeri negara adidaya tersebut menjadi AA+ dari sebelumnya AAA, yang telah diperoleh sejak 1917. S&P juga memberi prospek negatif pada peringkat utang jangka panjang AS. Meski demikian, menurut Purbaya, pusat potensi krisis kali ini bukan berasal dari AS, melainkan di Eropa. Pasalnya di kawasan ‘Benua Biru’ itu indikator pertumbuhan ekonomi selama enam bulan ke depan mulai menunjukkan pelambatan. (Atp/*/Reuters/E-1)

REUTERS/KIM KYUNG-HOON

PERINGATAN 66 TAHUN HIROSHIMA: Warga berdoa sambil melepaskan lentera kertas di sungai yang menghadap kubah yang hancur akibat bom atom, saat peringatan pengeboman Kota Hiroshima oleh Amerika Serikat 66 tahun lalu, di Jepang, kemarin. Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengampanyekan untuk melawan energi dan senjata nuklir agar tidak terulang lagi peristiwa yang merengut 140 ribu korban jiwa itu.

Potensi Zakat Rp217 Triliun Realisasi penyaluran zakat melalui Baznas dan lembaga amil zakat lainnya pada 2010 baru Rp1,5 triliun. SYARIEF OEBAIDILLAH

J

UMLAH penduduk Indonesia yang besar, dengan komposisi 87% muslim dan asumsi 20% adalah muzaki atau pemberi zakat, membuat nilai potensi zakat berdasarkan penelitian Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dengan Institut Pertanian Bogor pada Januari-April 2011 sekitar Rp217 triliun. Jumlah tersebut amat signifikan untuk mengatasi kemiskinan. Namun kenyataannya, realisasi penyaluran zakat melalui Baznas dan lembaga amil zakat lainnya pada 2010 baru Rp1,5 triliun atau belum mencapai 1% dari potensi zakat yang ada. Data belum mencakup penyaluran zakat secara pribadi langsung ke mustahik atau penerima zakat. Direktur Eksekutif Baznas Teten Setiawan mengemukakan ada dua faktor penyebab belum optimalnya zakat. Pertama, masih banyak orang kaya yang wajib berzakat tapi belum paham tentang zakat. Kedua,

zakat di Indonesia masih bersifat sukarela seperti tercantum pada UU No 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. “Berbeda dengan Malaysia, ada sanksi administratif bagi yang tidak berzakat, seperti perpanjangan paspor dipersulit. Risikonya di Sudan malah penjara satu tahun,” kata Teten di Jakarta, Jumat (5/8). UU Pengelolaan Zakat kini tengah diamendemen Komisi VIII DPR dan pemerintah. Ada tiga poin penting, yaitu pertama, soal kesepakatan operator zakat ada di tangan badan amil zakat (BAZ) dan lembaga amil zakat (LAZ). Kedua, adanya sanksi administratif, dan terakhir wacana zakat sebagai pengurang pajak. Ketua Komisi Bidang Fatwa MUI Pusat KH Makruf Amin menyatakan perlu ada aturan yang mendorong muzaki untuk mengeluarkan zakat. Saat menyinggung kemungkinan perlunya kementerian zakat, KH Makruf Amin mencontohkan di negara Timur Tengah memang ada kementerian tersebut.

Sanksi administratif Dosen Islamic economic finance Universitas Trisakti, Rahmat Hidayat, menyatakan setuju perlunya sanksi administratif disertai denda yang besarnya minimal sama dengan zakat yang harusnya dikeluarkan. Namun, dia menilai kementerian zakat belum perlu karena butuh anggaran besar. “Sekadar perbandingan, pajak saja yang menyumbang sekitar 70% penerimaan negara cukup diurus setingkat ditjen,” ujar Rahmat. Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini menilai belum optimalnya pemanfaatan potensi dan penyaluran zakat bukan akibat kegagalan pihak LAZ dalam manajerial zakat, melainkan pada kurangnya koordinasi dan sinergi antara lembaga zakat swasta dan pemerintah. “Pengelolaan zakat di Indonesia juga memerlukan lembaga negara independen yang berwenang meregulasi, mengawasi, dan mengakreditasi LAZ, serupa Bank Indonesia dalam dunia perbankan,” kata Ahmad. Sementara itu, pengumpulan zakat di daerah berlangsung tanpa campur tangan pemerintah. Namun, Wali Kota Yogya-

karta Herry Zudianto menyatakan pihaknya memiliki bagian yang mengumpulkan zakat dari pegawai negeri sipil (PNS) dan dikembalikan juga ke PNS. “Tahun lalu terkumpul Rp1,4 miliar dan digunakan untuk kesejahteraan para PNS golongan rendah,” terang Herry, kemarin. (*/AT/I-1) oebay@mediaindonesia.com

SBY Dikelilingi Penabuh Genderang Perang PAUSE

Deteksi Cepat Virus Flu PENELITI dari University of Georgia di Amerika telah berhasil mengembangkan metode deteksi terbaru yang menggunakan partikel nano emas untuk mendiagnosis flu dalam hitungan menit. Caranya, partikel nano emas dilapisi dengan antibodi yang mengikat tipe virus flu spesifik. SENO Kemudian penyebaran partikel nano diukur lewat bantuan sinar laser. Teknologi itu mampu mendeteksi influenza secara cepat dan murah. Para peneliti yakin partikel nano emas bisa mendiagnosis secara dini penyebaran flu sehingga membantu dokter segera memulai pengobatan, seperti pemberian Tamiflu di waktu yang tepat. Teknik ini juga dipercaya dapat digunakan oleh produsen unggas untuk mendeteksi jumlah bakteri salmonela di dalam air. (*/Sciencedaily/I-1)

PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono biasanya dikelilingi para menteri, juru bicara, dan staf khusus. Namun, Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Dewan Pers, Agus Sudibyo, menambah satu lingkaran lagi, yakni para ‘penabuh genderang perang’ alias orang-orang kontroversial dengan tugas mengalihkan isu yang sedang hangat. Seusai menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Jakarta kemarin, Agus menyebut tiga ‘penabuh genderang perang’ di sekitar SBY, yakni Ketua DPR Marzuki Alie yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul, dan Dipo Alam, Sekretaris Kabinet Indonesia Bersatu II. “Mereka terkesan sengaja

FOTO-FOTO: MI/SUSANTO

Marzuki Alie mengajak perang komentar di ruang media,” kata Agus. Kontroversi yang dibuat para ‘penabuh genderang perang’ itu kenyataannya bisa meruntuhkan citra SBY di mata publik karena komunikasi yang buruk. Untuk memberikan contoh, Agus merujuk pada pernyataan Marzuki mengenai wacana pemaafan koruptor dan pembubaran Komisi Pemberantasan

Dipo Alam Korupsi. Mencuatnya isu itu langsung meredakan pemberitaan tentang ‘nyanyian’ mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin mengenai dugaan suap yang melibatkan elite Demokrat, termasuk Ketua Umum Anas Urbaningrum. “Marzuki tiba-tiba kontroversial. Pemberitaan Nazaruddin mereda dan semakin jauh dari

Ruhut Sitompul selesai,” kata Agus. Ia menambahkan kekuatan media itu besar sehingga tidak perlu mengikuti irama penabuh genderang. Agus juga menyayangkan kritik Presiden terhadap pers mengenai pemberitaan atas dirinya. Kritik itu terkesan apriori. Seharusnya, kata Agus, Presiden ataupun Marzuki bisa langsung menyebutkan media yang dinilai telah memelintir

pernyataan mereka. Juru bicara Partai Demokrat Hinca Panjaitan menilai apa yang diungkapkan orang-orang dekat SBY, termasuk ucapan Marzuki mengenai keberadaan KPK, merupakan hal yang bisa dipahami. Usulan Marzuki itu justru dalam rangka memperbaiki lembaga pemberantasan korupsi tersebut. “Itu hal yang lumrah dalam demokrasi walaupun dalam hal ini media terkesan mengambil sepotong-sepotong ucapan Marzuki,” ujarnya. (Che/X-4) Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: interupsi@mediaindonesia.com atau mediaindonesia.com

Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @MIdotcom


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.