Media Indonesia

Page 1

SI KEMBAR BRYAN JAGA ASA AS

DEBAT KUSIR PT HAMBAT PERSIAPAN PEMILU

Jika Prancis dan Argentina bisa bernapas lega lantaran sudah memastikan tiket ke semifinal, tidak halnya dengan Spanyol, AS, Serbia, dan Swedia.

Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: cs@mediaindonesia.com

KPU dan peserta pemilu tak memiliki kesiapan cukup untuk mematuhi UU Pemilu yang baru jika diberlakukan.

Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Fokus Polkam, Hlm 28-29

Olahraga, Hlm 21 AP/KIRSTY WIGGLESWORTH

Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) MI/ SUSANTO

S E N I N , 11 J U L I 2 011 | N O .110 81 | TA H U N X L I I | 3 2 H A L A M A N

Aparat Dinilai Jadi Alat Kepentingan EDITORIAL

Keputusan yang Pahit PEMERINTAH terperangkap oleh haus popularitas mereka sendiri. Ingin selalu tampil prorakyat membuat pemerintah kecut mengambil keputusan yang pahit. Contohnya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Di awal 2011 harga minyak dunia sudah mendekati US$100/barel dan hingga pertengahan tahun harga belum melandai turun. Namun, hingga kini pemerintah kecut hati untuk bertindak realistis. Padahal, pemerintah paham benar bahwa tingginya harga minyak dunia berimplikasi pada membengkaknya anggaran subsidi BBM. Kendati demikian, pemerintah tetap memilih mempertahankan harga BBM bersubsidi itu demi citra sekalipun kantong anggaran jebol. Yang terjadi ialah pe merintah hanya terus berputar-putar pada berbagai wacana untuk membatasi konsumsi BBM bersubsidi. Sampai-sampai momentum untuk mengurangi subsidi terlewati. Silakan tanggapi Padahal, pemerinEditorial ini melalui: tah telah mendapat mediaindonesia.com restu dari legislatif. Pemerintah juga sudah mengantongi bermacam-macam kajian, termasuk dari para akademisi perguruan tinggi. Namun, boro-boro melaksanakan semua kajian itu, pemerintah justru tiba-tiba ingin mendapatkan fatwa dari ulama yang mengharamkan orang kaya membeli BBM bersubsidi. Langkah itu semakin menegaskan betapa takutnya pemerintah mengambil keputusan yang pahit karena bisa kehilangan popularitas. Padahal, mengulur hari tanpa mengambil keputusan berarti membiarkan anggaran subsidi yang terus membengkak dibakar percuma di jalan raya. Kementerian Keuangan memproyeksikan total uang yang dikucurkan selama 2011 untuk menyubsidi BBM bakal menembus Rp120 triliun. Angka itu lebih tinggi sekitar Rp25 triliun daripada angka subsidi BBM yang dipatok Rp95,9 triliun pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Proyeksi yang lebih gembung disodorkan Bank Dunia yang memperkirakan anggaran subsidi BBM pada tahun ini bakal melonjak menjadi sekitar Rp150 triliun, atau Rp54 triliun di atas patokan APBN 2011. Itu harga yang mahal, sangat mahal, untuk mempertahankan sebuah popularitas semu. Dana tersebut akan lebih bermanfaat jika dialokasikan untuk membangun transportasi massal yang hemat energi. Sikap realistis sekalipun pahit jelas diperlukan karena menunggu harga minyak dunia kembali murah merupakan mimpi. Namun, di situlah pula letak persoalan karena hanya pemimpin tegar yang berani menghadapi kenyataan pahit.

Ingin selalu tampil prorakyat membuat pemerintah kecut mengambil keputusan yang pahit.”

MI/SUSANTO

PERSIAPAN TAHUN AJARAN BARU: Seorang anak dibantu ibunya mencoba seragam sekolah di Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan, kemarin. Menjelang dimulainya tahun ajaran baru, penjualan seragam sekolah untuk siswa SD, SMP, dan SMA yang harganya sekitar Rp50 ribu hingga Rp85 ribu per setel meningkat lima kali lipat.

Hidup Rakyat kian Berat Pemerintah seharusnya telah memperkirakan kondisi ini dengan menjaga pasokan pangan agar harganya tidak melonjak. AKHMAD SAFUAN

J

uli ini menjadi bulan paling berat bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Di samping harus menyediakan dana dalam jumlah besar untuk membayar uang sekolah bagi anak-anak mereka, meroketnya harga kebutuhan pokok kian memukul masyarakat. Memasuki minggu ketiga Juli 2011, harga beras tetap tinggi, dengan kenaikan mencapai Rp500Rp1.000 per kilogram. Bahkan di beberapa daerah, kenaikan harga beras mencapai 40%. Di Babelan, Bekasi, Jawa Barat, harga beras kualitas medium yang semula dijual Rp6.000/ kg, sekarang menjadi Rp7.000/ kg. Demikian pula harga beras kualitas paling rendah, juga naik dari Rp4.500/kg menjadi lebih dari Rp5.000/kg. “Saya bingung. Sekarang sulit mencari beras yang Rp4.000-an per kg. Padahal, bulan lalu masih ada yang harga segitu. Apalagi, uang saya sudah habis Rp300 ribu untuk keperluan sekolah anak seperti buku tulis, seragam, dan buku sekolah. Yah dikurangkurangilah beli berasnya,” ungkap Sanih, warga Bekasi, yang anaknya kini duduk di kelas 6 SDN 05 Babelan Kota. Buruh cuci yang biasanya mem beli beras 3,5 kg setiap seminggu itu, mulai bulan ini terpaksa hanya membeli beras 2 kg per pekan. Pasalnya, kalau ia memaksakan membeli 3 kg per minggu, tidak ada uang lagi untuk membeli lauk dan bumbu dapur yang harganya juga naik.

ANTARA/M AGUNG RAJASA

Masyarakat kini menunggu bagaimana penuntasan kasus Nazaruddin secara menyeluruh. Ia tidak mungkin bekerja sendiri.”

Di Purwokerto, Jawa Tengah, selain harga beras, harga daging ayam melonjak dari Rp20 ribu per kilogram, pekan lalu, menjadi Rp25 ribu/kg. Di Pasar Manis, Ciamis, Jawa Barat, harga telur yang tadinya Rp14 ribu/kg kini menjadi Rp16 ribu/kg. Kenaikan harga gula pasir di pasar tersebut bahkan mencapai 100%, dari Rp8 ribu/kg menjadi Rp16 ribu/kg. Melangitnya harga kebutuhan pokok

yang bersamaan dengan waktu pembayaran keperluan sekolah menyebabkan sejumlah petani dan petambak di Demak, Jawa Tengah, menggadaikan sawah dan mengijonkan hasil tambak. Tidak antisipatif Suyuti, Warga Desa Gemulak, Kecamatan Sayung, Demak, misalnya, menggadaikan tambaknya ke petambak lain yang lebih mampu dengan harga Rp10 juta-Rp15 juta per hektare untuk lima tahun. Saat menanggapi meroketnya harga beras, Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengakui operasi pasar (OP) belum dapat meredam lonjakan harga. “Karena itu, Bulog akan membentuk tim OP dan satgas (satuan petugas) beras,” ujarnya

APARAT penegak hukum dinilai bersikap mulur-mungkret dalam penanganan tersangka dugaan suap Wisma Atlet SEA Games XXVI Muhammad Nazaruddin. Hal itu memunculkan kecurigaan bahwa aparat menjadi alat kepentingan. “Seharusnya tidak ada alasan memperlambat. Masyarakat kini menunggu bagaimana penuntasan kasus ini secara menyeluruh. Ia (Nazaruddin) tidak mungkin bekerja sendiri,” tukas Ketua Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Twedy Noviady Ginting di Jakarta, kemarin. Twedy merujuk pada sikap kurang trengginasnya KPK, Kemenlu, Kemenkum dan HAM, serta kepolisian dalam menghadirkan Nazaruddin. Menurut dia, saat ini masyarakat lebih menangkap adanya kompromi-kompromi ketimbang iktikad baik penuntasan kasus Nazaruddin. Dia berharap aparat hukum memiliki kesadaran bertindak untuk kepentingan negara. Jika

Twedy Noviady Ginting Ketua Presidium GMNI

melalui pesan singkat kepada patan dengan tahun ajaran baru sekolah semakin menegaskan Media Indonesia, kemarin. Pengamat ekonomi Tony Pra- kebijakan ekonomi pemerintah sentiono mengkritik pemerintah belum berpihak pada peningkatyang tidak antisipatif. “Peme- an kesejahteraan rakyat. “Biaya sekolah seharusnya rintah seharusnya telah memperkirakan kondisi ini dengan tidak membebani masyarakat. Demikian juga pemenjaga pasokan ningkatan pembapangan agar tidak Kirimkan tanggapan ngunan pertanian. terjadi lon jakan Anda atas berita ini Namun, pemerinharga yang drasmelalui e-mail: interupsi tah belum serius. @mediaindonesia.com tis. Setiap Juli pasti terjadi tekanan in- atau mediaindonesia.com Padahal, harga pangan masih berpoflasi tinggi karena ten si me ningkat bertepatan dengan liburan anak sekolah dan tahun saat puasa dan Lebaran. Tapi, ajaran baru sehingga terjadi kon- saya tidak melihat ada strategi mengatasi hal ini,” paparnya. sumsi (demand) tinggi,” ujarnya. Pengamat ekonomi UGM Yog- (*/LD/OL/EM/YK/X-7) yakarta, Revrisond Baswir, mengatakan kenaikan harga berte- safuan@mediaindonesia.com

alat bukti sudah kuat, lanjutnya, tidak perlu ada pertimbangan efek politik. “Semua aparat harus berperan sesuai tugas masing-masing. Harus ada political will dari penegak hukum, supaya semua ini tidak saling menyandera,” ujarnya. Hal senada disampaikan Ketua Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Noer Fajriensyah. “Kami curiga ada pihak-pihak tertentu yang merawat kompromi politik segala lini,” ujarnya. Dia mengkhawatirkan penyebab lambannya penanganan Nazaruddin itu memang karena faktor politik. “Kalau punya niat baik, seharusnya bisa menyelesaikan,” tuturnya. Pada bagian lain, juru bicara KPK Johan Budi mengaku timnya masih bekerja keras melacak keberadaan Nazaruddin di luar negeri. “Kami tidak bisa memberi tahu seluruh hasil kerja mereka,” ujarnya. Mengenai temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tentang 109 transaksi mencurigakan aliran dana kasus Kemenpora, Johan mengatakan hal itu bisa dijadikan pertimbangan untuk membekukan aset Nazaruddin. (SZ/*/X-5)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Media Indonesia by Asmat - Issuu