MENANTI YINGLUCK MENYATUKAN THAILAND
Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: cs@mediaindonesia.com
Bagi kaum perempuan Thailand, tampilnya Yingluck bisa menjadi angin segar. Mereka berharap dia bisa memprioritaskan persoalan-persoalan perempuan negeri itu.
Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks)
Fokus Internasional, Hlm 22-23
Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim)
REUTERS/SUKREE SUKPLANG
S E L A S A , 12 J U L I 2 011 | N O .110 8 2 | TA H U N X L I I | 2 8 H A L A M A N
Yudhoyono Rusuh Hati EDITORIAL
Inpres Mandek kok Bisa? PERNYATAAN sekaligus keluhan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap rendahnya kinerja Kabinet Indonesia Bersatu II tidaklah mengejutkan. Keluhan itu merupakan penegasan tentang realitas sesungguhnya kinerja pemerintahan yang sangat faktual dan kasatmata. Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) pekan lalu menegaskan lagi realitas kinerja kabinet yang amat rendah itu. Indikatornya, menurut UKP4, lebih dari 50% instruksi presiden yang dikeluarkan selama 2011 tidak jalan. Kok bisa? Angka yang dikeluarkan UKP4 membenarkan sejumlah tudingan kalangan kritis bahwa inilah pemerintah yang gigih memperjuangkan citra ketimbang kerja. Namun, hal itu selalu dibantah orang pemerintah, termasuk oleh SBY sendiri. Ketika citra sudah tidak bisa dipoles-poles lagi, tidak ada pilihan lain kecuali mengakui kegagalan. Namun, itulah pengakuan yang terlalu terlambat datang. Apa pun yang akan ditempuh untuk memperbaikinya, waktu yang tersedia terlalu sempit dan tidak banyak lagi momentum. Secara normatif, sebuah kekuasaan yang dibentuk koalisi oportunis hanya efektif tiga tahun. Satu tahun pertama periode konsolidasi, sedangkan satu tahun terakhir masa penyelamatan di ri masingmasing menjelang pemilu. Itu berarti waktu efektif pe merintahan Silakan tanggapi Editorial ini melalui: sekarang tinggal satu mediaindonesia.com setengah tahun menjelang Pemilu 2014. Dengan demikian, reshuffle kabinet yang mulai disuarakan lagi belakangan ini juga tidak efektif. Siapa pun menteri yang diganti dan dari partai apa pun sang pengganti datang tidak bakal bisa mengubah keadaan dengan waktu yang begitu singkat. Yang terbaik yang bisa dilakukan SBY ialah bertahan dengan kabinet sekarang. Walaupun, bagi banyak orang, mengharapkan prestasi dari kabinet sekarang seperti mendorong mobil yang kempes ban ke jalan tanjakan. Kendati demikian, baik juga dicari penyebab jebloknya prestasi kabinet. Itu tidak untuk memperbaiki yang sekarang, tetapi bisa menjadi pelajaran bagi pemerintahan mendatang. Pertama, politik citra harus didasarkan pada kerja nyata dan terasa bagi rakyat banyak, bukan perang pernyataan di media massa. Pemerintahan tidak akan efektif hanya ditempuh melalui statement. Kedua, pemerintah tidak boleh hanya terbuai pada indikator makro, tetapi juga harus mengindahkan indikator mikro. Angka perdagangan saham, inflasi, dan kurs tidak berkontribusi banyak bila tidak menjawab kemiskinan dan pengangguran. Ketiga, pemerintahan mendatang harus menemukan cara lebih efektif membentuk koalisi. Menteri harus dipercayakan kepada para profesional, bukan semata pembagian portofolio kementerian kepada partai politik. Banyak yang mengatakan inilah pemerintahan yang gagal sehingga pantaslah Indonesia disebut sebagai negara gagal. Mungkin terlalu ekstrem untuk mengatakan failed state. Namun, satu hal yang amat terasa, bahwa kita hidup di negara yang memiliki pemerintah, tetapi miskin pemerintahan. The government without governance.
Satu hal yang amat terasa, bahwa kita hidup di negara yang memiliki pemerintah, tetapi miskin pemerintahan.’’
Disayangkan, SBY cenderung menyalahkan pers, bukan membicarakan dugaan korupsi oleh kadernya.
Saya tahu yang hendak dirusak adalah rasa saling percaya di antara kader Partai Demokrat sehingga Partai Demokrat pecah dan kemudian hancur.”
ARYO BHAWONO
S
EJAK mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin rajin mengirim BBM (Blackberry Messenger) dan SMS (short message service) kepada wartawan yang isinya menuding elite Demokrat menerima aliran fulus ilegal, Demokrat menjadi bulan-bulanan politik. Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono rusuh hati (risau) de ngan kabar yang dikirim tersangka Nazaruddin dari tempat persembunyiannya itu. Tadi malam SBY menggelar konferensi pers di kediamannya di Cikeas, Bogor, menanggapi perkembangan kasus Nazaruddin. Dalam konferensi pers tanpa tanya jawab itu, SBY menyatakan kerisauannya mengenai empat hal, yakni pemberitaan pers yang dinilainya mendiskreditkan Demokrat, isu kongres luar biasa (KLB) untuk mengganti Ketua Umum Anas Urbaningrum, isu Anas ingin menggulingkan SBY, serta isu kader Demokrat dan orangorang dekat SBY yang tidak tersentuhh ukum. Mengenai pers, SBY risau karena pers memuat berita yang hanya bersumber BBM atau SMS. ‘’Yang saya tidak pernah paham dengan akal dan logika saya, justru berita yang hanya bersumber dari SMS dan BBM dijadikan judul besar, tema utama, dan headline yang mencolok,” katanya. Yang dimaksud SBY ialah SMS dan BBM dari Nazaruddin. Menurut SBY, dirinya ingin Nazaruddin bisa ditemukan agar prosesnya tidak seperti memancing di air keruh. SBY mempercayakan Anas memecat Nazaruddin. Nazaruddin ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus dugaan suap pembangunan Wisma Atlet untuk SEA Games di Palembang, Sumsel. Nazaruddin meninggalkan Jakarta menuju Singapura pada 23 Mei, sehari sebelum KPK mencekalnya. Namun, kini ti-
dak diketahui keberadaannya. Mengenai isu KLB untuk menggantikan Anas, SBY menjelaskan bahwa isu itu tidak benar. SBY memastikan Demokrat tidak merencanakan KLB seperti itu, juga tidak benar isu Anas ingin menggulingkan SBY. “Berita itu bohong besar. Sungguh cara-cara dan intrik politik yang tidak bertanggung jawab. Saya tahu yang hendak dirusak adalah rasa saling percaya di antara kader Partai Demokrat sehingga Partai Demokrat pecah dan kemudian hancur,” tudingnya. Adapun terhadap isu kader Demokrat dan orang-orang dekat SBY tidak tersentuh hukum, SBY mempersilakan masyarakat bertanya kepada penegak hukum dari kepolisian, kejaksaan, KPK, dan lain-lain.
MI/M IRFAN
SAMPAIKAN PERNYATAAN: Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pernyataan kepada wartawan di Puri Cikeas, Jawa Barat, tadi malam.
Disembunyikan Dalam mengomentari pernyataan SBY itu, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Komaruddin Hidayat, menilai pernyataan tersebut cenderung membela diri, dan bahkan kelihatan SBY sedang menyembunyikan sesuatu yang lebih krusial. Masyarakat, kata dia, justru menunggu SBY berbicara lebih substantif menyentuh inti persoalan, yaitu korupsi oleh kadernya, Nazaruddin. “Tapi itu tidak tampak. Malah cenderung menyalahkan media.’’ Di tempat terpisah pengamat politik Universitas Indonesia, Iberamsjah mengatakan, dalam pidato itu SBY tampak tidak sportif. Sebab, SBY tidak sama sekali menjawab persoalan besar yang dihadapi Demokrat, yakni masalah Nazaruddin. SBY malah sibuk menyalahkan orang lain dan pers. “Ini perilaku yang tidak sportif. Selalu menyalahkan pihak lain dan media massa. Padahal, masalah korupsi terang-benderang terjadi di internal Demokrat,” jelasnya. (SZ/*/X-4) bhawono@mediaindonesia.com
Kenaikan Harga Pangan Ancam Stabilitas Negara WAKIL Presiden Boediono memerintahkan semua kepala daerah untuk menstabilkan harga pangan. Pasalnya, jika harga pa ngan fluktuatif, stabilitas negara akan goyah, termasuk politik juga akan goyang. “Yang paling sensitif biasanya harga beras. Kalau goyang, semua goyang termasuk politiknya. Pangan diawasi dengan benar, harga harus distabilkan, jangan melonjak dan juga suplainya jangan sampai kurang. Intinya jangan sampai lepas ken dali,” ujar Wapres dalam pertemuan dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Se-
Provinsi Nusa Tenggara Barat di Mataram, kemarin. Dalam memasuki Juli 2011, harga sejumlah komoditas memang dilaporkan naik. Kenaikan harga beras bahkan mencapai 40% di sejumlah daerah. Kondisi tersebut memaksa warga mengalihkan konsumsi mereka dari nasi ke bahan makanan lain, seperti nasi jagung, tiwul, dan singkong (Media Indonesia, 9/7). Selain beras, harga bahan pangan lain seperti daging ayam, daging sapi, dan sayur-mayur jugan aik. Di Depok, harga daging sapi
MI/ROMMY PUJIANTO
Boediono Wakil Presiden RI melonjak Rp12.000/kg dalam satu hari. “Hari Sabtu (9/7) dan Minggu (10/7), harga daging sapi masih Rp60.000/kg. Seka-
rang (Senin, 11/7), naik menjadi Rp72.000/kg,“ kata Paula, pedagang di Pasar Agung, Sukma Jaya, Depok, kemarin. Untuk ayam potong, harga naik Rp5.000/ekor. Menurut Mujaini, pedagang di pasar yang sama, harga satu ekor ayam potong saat ini Rp35.000/ekor. Pekan lalu Rp30.000/ekor. Ironisnya, kenaikan harga bahan pangan terjadi hampir setiap hari. Seperti dikeluhkan Munawaroh, pedagang ayam potong di Pasar Mangli, Jember, Jawa Timur. “Naiknya harga ayam potong hampir terjadi setiap hari sehingga banyak
pembeli yang mengeluh.” Dalam menanggapi kenaikan harga-harga tersebut, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan kenaikan harga masih di dalam ambang batas yang belum mengkhawatirkan, yaitu di bawah 10%. “Pemantauan kami rata-rata masih di bawah 5%. Belum ada daerah yang (harga berasnya) sedemikian tinggi, di atas 5%-10%.” Kendati demikian, Mari melanjutkan, Kementerian Perdagangan, Bulog, dan semua pihak terkait terus memantau kenaikan harga bahan pokok yang terjadi. (Tim/Ant/X-10)