Media Indonesia - 17 Desember 2010

Page 1

Inter Jaga Gengsi Unggulan Nerazzurri bakal menghadapi tim kejutan dari Afrika Mazembe di final Europa.

Layanan Berlangganan & Customer Service SMS: 08121128899 T: (021) 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: cs@mediaindonesia.com

Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim)

Olahraga, Hlm 27 AP

MEDIAINDONESIA.COM

JUJUR BERSUARA

JUMAT, 17 DESEMBER 2010 | NO.10886 | TAHUN XLI | 36 HALAMAN

EDITORIAL

Selamatkan BUMN Telekomunikasi

REUTERS/CRACK PALINGGI

DPR Bungkam Mendagri Pramono Anung tidak izinkan Gamawan Fauzi berbicara RUU Keistimewaan DIY. nya, tapi dicegah Pramono. Setelah Ketua Komisi II Chairuman Harahap melaporkan haARI pertama RUU sil akhir RUU Parpol, giliran K e i s t i m e w a a n Gamawan memberikan sikap Daerah Istimewa pemerintah atas RUU Parpol. Setelah itu, Mendagri henYogyakarta (DIY) masuk ke DPR diwarnai reaksi dak menanggapi pernyataan keras anggota DPR dalam Ra- Aria. Namun, Pramono mengpat Paripurna DPR kemarin. ingatkan Gamawan bahwa Agenda rapat mengenai penge- rapat tersebut bukanlah forum sahan RUU Partai Politik seolah berbicara hal lain di luar RUU menjadi pengadilan terhadap Parpol. Tetapi Mendagri berkeras dan menyebut hal itu seMendagri Gamawan Fauzi. Sesaat setelah Wakil Ketua bagai ketidakadilan. “Maaf, ini DPR Pramono Anung (F-PDIP) forum paripurna. Agendanya membuka rapat dan membaca- membahas RUU Parpol, tolong kan surat yang masuk, di an- dihargai,” kata Pram. Anggota dewan yang lain ta ranya surat tertanggal 16 Desember 2010 tentang RUU berteriak meminta Gamawan DIY, anggota DPR Aria Bima turun dari podium. “Mendagri turun! Turun!” (F-PDIP) menginterupsi. Pramono mengarahkan agar Rapat dihadiri Mendagri Gamawan Fauzi dan Menteri keberatan Gamawan disampaiHukum dan HAM Patrialis kan pada forum lain. Gamawan kemudian turun dari podium. Akbar mewakili pemerintah. Seusai rapat, Gamawan me“Tentang RUU Keistimewaan ngatakan kekeDIY, saya mengcewaannya terimbau karena hadap DPR. Dia proses ini sudah Kirimkan tanggapan Anda menilai DPR tisampai ke DPR, atas berita ini melalui dak demokratis. semuanya harus mediaindonesia.com ‘’Masak yang lain menahan diri, teratau e-mail: interupsi@ boleh bicara, teutama Mendagri mediaindonesia.com tapi pemerintah yang terlalu latah enggak boleh.’’ merespons dinaGamawan pun menegaskan mika Yogya,” kata Aria. Aria yang juga Wakil Ke- dirinya tidak takut ancaman retua Komisi VI DPR menilai shuffle jika kasus itu dipolitisasi. Mendagri tidak bijak mengha- ‘’Kapan pun reshuffle, saya siap. Dikirain saya mengemis. Saya dapi persoalan Yogya. “Saya kecewa dengan per- punya harga diri kok.” Di tempat yang sama Patrialis nyataan bahwa mekanisme pengambilan keputusan di Akbar mengatakan pemerintah DPRD tidak ada kaitan dalam tidak memaksakan kehendak mekanisme pembuatan UU. dalam RUU DIY. RUU DIY menjadi prioritas Ini menunjukkan ketidakmampuan melihat persoalan secara pada masa sidang berikutnya komprehensif dan menyeluruh. yang dimulai 7 Januari 2011. Ini menunjukkan kependekan (AO/*/X-4) akal dari Saudara,” katanya. Pernyataan Aria memancing dinny@mediaindonesia.com interupsi anggota dewan lain- Berita terkait hlm 2 Dinny Mutiah

H

MI/RAMDANI

RAYAKAN KEMENANGAN: Pencetak gol untuk timnas Indonesia Cristian Gonzales (kedua dari kiri) bersama rekan-rekannya dan para suporter meluapkan kegembiraan setelah mengalahkan Filipina 1-0 dalam semifinal AFF Suzuki Cup 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, tadi malam.

El Loco Bawa Indonesia Buka Peluang ke Final AFF Cup TIDAK sia-sia PSSI melakukan program naturalisasi kepada Cristian Gerard Alvaro Gonzales. Striker Persib Bandung itulah yang menjadi penentu kemenangan timnas Indonesia saat menundukkan Filipina 1-0 pada laga pertama babak semifinal AFF Suzuki Cup 2010 di Stadion Gelora Utama Bung Karno, tadi malam. Dengan disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Ani Yudhoyono, dan sejumlah menteri, El Loco (si gila)--begitu ia dipanggil--menceploskan gol ke gawang Neil Etheridge pada menit ke-32 karena kejeliannya menerima umpan panjang Firman Utina. Dengan tenang, pemain kelahiran Montevideo, Uruguay, 34 tahun lalu itu menyundul bola dan mengarah ke sudut kanan kiper Filipina. Bola memang

sempat menyentuh gawang, tetapi kemudian bergulir ke dalam jala. Sekitar 80 ribu penonton pun bersorak. Bagi Mustafa Habibie, nama lain Gonzales setelah resmi meminang Eva Siregar, itu adalah gol kedua sepanjang turnamen dua tahunan tersebut digelar. Sebelumnya, ia mencetak satu gol ke gawang Malaysia yang berkesudahan 5-1 di babak penyisihan Grup A. ‘’Saya sudah bermain maksimal. Ini yang bisa saya berikan kepada negara saya,’’ ujar Gonzales. Selain Gonzales, Irfan Bachdim juga bermain lumayan dengan kemampuannya membuka ruang di zona pertahanan lawan. Pujian juga patut diberikan untuk kiper Markus Horison. Selain satu penyelamatan gemilang di babak pertama,

penjaga gawang Persib ini kerap mengamankan bola-bola atas. Kecuali itu, seluruh barisan belakang timnas patut mendapat acungan jempol karena kegigihan mereka dalam meredam skuat Filipina yang diisi sembilan pemain naturalisasi. Seusai pertandingan, Presiden mengaku puas dengan permainan timnas. “Bagus, bagus kombinasi menyerang dan bertahan kita. Saya lihat tim kita cukup agresif dan cukup banyak berinisiatif,’’ katanya. Indonesia akan kembali menghadapi Filipina pada laga kedua, Minggu (19/12), di tempat yang sama. Pemenang laga ini akan menghadapi Vietnam atau Malaysia di babak final pada 26 dan 29 Desember, juga menggunakan sistem home and away. (Nav/ Rin/Tup/*/*/R-1)

SERING kali melalui forum ini kita mengingatkan pemerintah, juga elite politik dan ekonomi, untuk menghentikan kebiasaan mengobok-obok badan usaha milik negara (BUMN). Adalah omong kosong menjadikan BUMN profesional dan bermain di level global jika para pemangku kepentingan membiarkan tangan-tangan nakal menggerogoti BUMN demi kerakusan mereka. Namun, desakan itu sepertinya masih membentur tembok. Pemegang otoritas BUMN menganggap sepi kritik berbagai kalangan itu. Di sisi lain, pihak-pihak di luar BUMN kian ‘kreatif’ mencari cara agar intervensi mereka tidak terkesan ugal-ugalan. Untungnya, sikap waspada di internal BUMN masih tumbuh. Itulah setidaknya yang terbaca dari aksi ribuan karyawan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk, kemarin. Mereka berunjuk rasa ke Kantor Kementerian BUMN dan Istana Merdeka mendesak pemerintah membatalkan rencana merger anak usaha Telkom, yakni Flexi, dengan Esia milik PT Bakrie Telecom Tbk. Basis argumentasi mereka jelas, merger tersebut mengakibatkan aset negara berpindah tangan ke swasta dan amat mungkin berpindah lagi ke tangan asing. Selain itu, menurut mereka, penggabungan dua operator layanan berbasis code division multiple access Data-data tersebut (CDMA) itu riskan bagi Telkom. BUMN telekomu- secara kasatmata nikasi itu berpotensi kehisudah mengingatkan langan pendapatan sekitar Rp3 triliun per tahun. justru merger Flexi-Esia Bahkan, mengingat Bakrie bukanlah simbiosis Telecom masih terbelit utang dalam jumlah besar, sekitar mutualisme, melainkan Rp2,4 triliun, bukan tidak malah simbiosis mungkin Telkom ikut menanggung sebagian beban parasitisme.” utang tersebut. Bukan kali ini saja--juga bukan sekadar oleh karyawan Telkom--desakan agar pemerintah membatalkan rencana merger Flexi-Esia digaungkan. Pengamat pasar modal Edwin Sebayang dan Yanuar Rizky, anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nonot Harsono, dan Pelaksana Harian Kepala Biro Humas dan Hukum Kepala Bagian Advokasi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Zaki Zein Badroen adalah mereka yang meminta pemerintah membatalkan rencana tersebut. Pengamat pasar modal meminta Telkom mewaspadai laporan keuangan Bakrie Telecom yang sarat utang. Dalam laporan keuangan Bakrie Telecom pada kuartal I 2010 tampak nilai kewajiban lancar perusahaan itu membengkak 83,33% menjadi Rp2,4 triliun. Kewajiban itu termasuk pinjaman ke beberapa bank senilai Rp654,65 miliar yang harus dilunasi tahun ini. Satu di antaranya pinjaman dari Credit Suisse AG cabang Singapura senilai Rp410,17 miliar. Dari segi persaingan usaha, menurut KPPU, merger keduanya juga bisa memicu praktik monopoli. Pasalnya, kedua perusahaan telekomunikasi itu adalah penguasa pasar di segmen fixed wireless access (FWA). Bila digabung, kedua perusahaan akan menguasai 80% pelanggan FWA. Saat ini Flexi memiliki sekitar 16,2 juta pelanggan dan Esia 11,1 juta. Data-data tersebut secara kasatmata sudah mengingatkan justru merger Flexi-Esia bukanlah simbiosis mutualisme, melainkan malah simbiosis parasitisme dengan Telkom sebagai korbannya. Kalau kekhawatiran seperti ini masuk akal dan beralasan kuat, tidak ada pilihan lain kecuali selamatkan PT Telkom sebagai BUMN yang sehat. Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi: mediaindonesia.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.