32
Halaman
Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim)
Harian Umum Media Indonesia
@ MIdotcom
Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: cs@mediaindonesia.com
SABTU, 22 DESEMBER 2012 | NO.11589 | TAHUN XLIII
LEGENDA DAN NILAI DALAM MASYARAKAT PULO
BUKAN PEREMPUAN BIASA
Masyarakat Kepulauan Seribu, yang sebagian besar hidup dalam sistem masyarakat air (laut), ternyata memiliki budaya dan nilai-nilai kehidupan yang tinggi dan khas.
NATAL UNTUK SEMUA Tak harus mewah dan meriah. Begitulah spirit Hari Natal tahun ini.
Setiap tahun Hari Ibu diperingati, tapi apa sih maknanya bagi orang Indonesia?
Khazanah, Hlm 29
Natal dan Tahun Baru, Hlm 13
Hari Ibu, Hlm 23-26 EBET
EDITORIAL
Percepat Bangun Kilang Minyak
Semangat Perempuan
Impor minyak mentah dinilai lebih menguntungkan daripada minyak jadi. AYOMI AMINDONI
P
EMERINTAH dianjur kan mempercepat pembangunan kilang minyak untuk mengatasi membeludaknya impor bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium. Selain itu, produktivitas kilang-kilang yang ada harus ditingkatkan. Pendapat itu disampaikan anggota Komisi VII DPR RI Satya Yudha ketika dihubungi kemarin. “Perlu reformasi kilang melalui pembangunan kilang baru dan upgrade kilang yang sudah ada,” ujar Satya.
Konstruksinya pada 2016 dan ditargetkan
RAMPUNG 2019. Saat ini, ada sembilan kilang minyak di Indonesia, tiga di antaranya dikelola asing. Total kemampuan produksi dari semua kilang itu sebanyak 704 ribu barel per hari (bph), sedangkan kebutuhan dalam negeri 1,194 juta bph (lihat grafik). Menurut data Pertamina, porsi impor premium hingga November 2012 mencapai 70% jika dibandingkan dengan kontribusi produksi dalam negeri. Kondisi itu sa ngat mengkhawatirkan karena pada 2010, porsi produksi dalam negeri dan impor masih seimbang, yakni 50% berbanding 50% (Media Indonesia, 21/12). Lebih lanjut Satya menyarankan, untuk mempercepat pembangunan itu, pemerintah perlu memberikan kemudahan insentif bagi investor. “DPR berkali-kali mengatakan bahwa kilang tidak hanya domain Kementerian ESDM, tetapi juga domain Kementerian Keuangan karena berkaitan dengan insentif fiskal,” ujarnya. Selain itu, seiring dengan p e m b a -
ngunan dan upgrade kilang, Satya berpendapat sebaik nya jenis BBM yang diimpor yang masih mentah. Menurutnya, impor minyak mentah (crude
oil) jauh lebih meng untungkan daripada mengimpor BBM jadi.
Tiga kilang Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini menyatakan untuk mengatasi masalah itu pemerintah telah merencanakan pembangunan tiga kilang minyak yang diperkirakan rampung pada 2019. Satu kilang berkapasitas produksi 300 ribu bph dibangun di Sumatra Selatan dengan dana APBN. Adapun dua lainnya dibangun swasta, yakni Saudi Aramco di Balongan (300 ribu bph) dan Kuwait Petroleum di Tuban (300 ribu bph). Namun, untuk sementara pembangunan kedua kilang itu masih terganjal permintaan insentif kedua perusahaan. Menurut rencana, pada 2013, studi kelayakan berupa basic engineering design dan front engineering design mulai dilakukan. Konstruksinya akan mulai dilakukan pada 2016 dan ditargetkan rampung pada 2019. Lambatnya realisasi pemba ngunan kilang minyak antara lain karena besarnya investasi dan rendahnya margin. Karena itu, Menteri ESDM telah mengusulkan tambahan insentif kepada Menteri Keuangan. Secara terpisah, Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan studi kelayakan (feasibility study/FS) kilang minyak yang akan dibangun sudah rampung. Pemerintah juga akan merespons permintaan insentif fiskal yang diajukan para investor. “FS-nya sudah selesai dan sudah dibahas. Kini pemerintah sedang merespons harapan dari para investor. Kelihatannya itu sesuatu yang bisa dicapai dan prosesnya akan lebih baik dan akuntabel,” ujar Agus di Kantor Kemenkeu, Jakarta. (AD/X-5)
amindoni @mediaindonesia.com
ANTARA/YUSRAN UCCANG
FOTO-FOTO: REUTERS/UESLEI MARCELINO
SIAPKAN RUMAH KHUSUS: Dokter Augusto Vinholis (kanan) melihat bangunan miliknya yang dirancang berbentuk pesawat ruang angkasa di luar Kota Paraiso de Goias, Brasil, kemarin. Augusto percaya kiamat akan datang seperti yang diramalkan suku Maya pada Jumat (21/12). Untuk itu, dia membangun rumah khusus yang dipercaya akan menyelamatkan dirinya dan keluarga dari berakhirnya dunia.
21 Desember bukan Kiamat Suku Maya Sambut Era Baru
D
ALAM kegelapan sebelum fajar, kemarin, para penganut kebatinan mempersiapkan kain-kain putih, genderang, kulit kerang, dan kemenyan. Berdasarkan kalender Maya yang siklus tahun panjangnya disebut baktun, siklus tahun 5.125 berakhir hari itu. Mereka pun berkumpul di depan Piramida Kukulkan di Chichen Itza, Meksiko. Sebelum baktun berakhir, ratusan penganut kebatinan dari Asia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan tradisi shaman Eropa, turut berkumpul di Merida (20/12). Berbeda dengan banyak kalangan beberapa tahun belakangan yang mengatakan 21 Desember 2012 akan menjadi hari datangnya kiamat, mereka justru menanti mentari yang diyakini akan membawa kelahiran zaman baru yang jauh lebih baik. “Matahari baru, era baru,” begitulah seruan-seruan yang diperdengarkan banyak orang yang datang ke semenanjung Yucatan untuk acara
itu, kemarin. Kendati begitu, di jantung tanah Maya yang berada di tenggara Meksiko itu, ada juga sebagian yang belum betul-betul merasa aman sebelum matahari
Tunggu sampai fajar ke-22 (Desember) nanti, itulah saatnya kami orang Maya akan bicara.” Rigoberta Menchu Peraih Nobel Perdamaian
tenggelam. Di Brasil, Augusto Vinholis, seorang warga, bahkan telah menyambut kiamat dengan membuat rumah khusus yang dipercaya akan menyelamatkan dia dan keluarganya. Sebagian warga meyakini tahun 5125 sudah berakhir tepat tengah malam pergantian dari Kamis ke Jumat. Ada pula yang memperkirakan tahun itu baru berakhir
Jumat, dan lainnya bahkan memandang perhitungan tahun kalender Maya belum berakhir. Saat berbicara di Guatemala yang menjadi area Maya lainnya, peraih penghargaan Nobel Perdamaian Rigoberta Menchu mengatakan, “Tunggu sampai fajar ke-22 (Desember) nanti, itulah saatnya kami orang Maya akan bicara.” Di sisi lain, Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko menyatakan perhitungan historis untuk menyesuaikan kalender Maya dengan kalender Masehi, mungkin meleset beberapa hari. Pada akhirnya, seiring berlalunya Jumat, 21 Desember 2012, di berbagai belahan dunia tidak tampak tandatanda terjadinya akhir dari dunia. Yang ada justru aparat setempat yang berjaga-jaga di Meksiko, bertugas sembari khawatir kerumunan orang mungkin bisa merusak situs-situs bersejarah mereka. (AP/*/X-9)
HARI Ibu di negeri ini diperingati setiap 22 Desember. Namun, setiap kali momentum itu tiba, setiap kali itu pula kita merayakan hari tersebut dengan semangat salah kaprah. Salah kaprah terjadi karena yang lebih banyak muncul ke permukaan ialah seremoni yang justru melupakan substansi dari semangat yang semestinya diperingati pada hari itu. Selama ini semangat perayaan Hari Ibu di Indonesia lebih mengedepankan model perayaan Mother’s Day yang diperingati di banyak negara, terutama Amerika Serikat. Ekspresi yang lebih banyak muncul ialah ungkapan kasih sayang dan terima kasih kepada kaum ibu. Orang pun berlomba-lomba untuk menunjukkan empati terhadap peran ibu dengan menggelar rupa-rupa lomba. Memasak, berkebaya, merangkai bunga, dan kompetisi keterampilan lain digelar untuk menunjukkan kita peduli dan menghargai peranan kaum ibu. Sesungguhnya, semangat yang diharapkan muncul, sesuai Dekrit Presiden 316/1959 yang dikeluarkan Presiden Soekarno kala itu, ialah agar setiap 22 Desember kita memperingati perjuangan kaum perempuan dalam ikut mewujudkan kemerdekaan dan meniadakan diskriminasi. Itulah semangat dari 30 or ganisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra kala menyelenggarakan kongres pertama di Yogyakarta, 22 Desember 1928. Dengan kontribusi kaum perempuan itulah negeri ini akhirnya meraih kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Silakan tanggapi Semangat yang digelorakan Editorial ini melalui: 84 tahun lalu itu tetap relevan mediaindonesia.com untuk terus digelorakan dan diperjuangkan. Diskriminasi terhadap kaum perempuan masih banyak terjadi. Di bidang politik misalnya, meskipun kebijakan afirmasi untuk menciptakan keterwakilan perempuan sekurangkurangnya 30% dalam politik sudah dicanangkan dan diundang-undangkan, dalam kenyataannya hal itu masih jauh dari terwujud. Hingga Pemilu 2009, keterwakilan perempuan dalam politik sebagai calon anggota legislatif baru mencapai 18%. Perempuan di Indonesia juga belum terbebas dari penderitaan dan bahaya saat mereka menjalankan peran sebagai ibu. Misalnya, angka kematian ibu saat melahirkan di Indonesia masih relatif tinggi. Kementerian Kesehatan mencatat dalam setiap 100 ribu kelahiran terdapat 228 kematian ibu. Di Malaysia, angka itu bisa ditekan hingga 29 dan di Norwegia hanya 7 kematian. Perlindungan terhadap kaum perempuan pun masih jauh dari mencukupi. Kekerasan terhadap perempuan yang bekerja di dalam dan luar negeri masih menjadi kenyataan buruk yang belum bisa kita hentikan. Karena itu, momentum Hari Ibu tahun ini harus menjadi titik balik dari peringatan yang hanya bersifat seremonial menjadi upaya untuk memaknainya secara substansial. Tema Peran perempuan dan laki-laki dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan menuju kesejahteraan bangsa yang diusung pemerintah tahun ini tidak boleh hanya berhenti sebagai slogan. Negara harus mampu mengubah tema itu menjadi gerakan sosial untuk menyetarakan peran perempuan dengan laki-laki. Dengan semangat itu, kita berharap perlakuan tidak adil terhadap perempuan dapat disudahi.
Hingga Pemilu 2009, keterwakilan perempuan dalam politik sebagai calon anggota legislatif baru mencapai 18%.”
SELA
Bintang dan Mati Muda BINTANG musik rock dan pop yang sukses berkarier solo punya kemungkinan mengalami mati muda. Kecenderungan mati muda di kalangan mereka itu bahkan dua kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan SENO kelompok musikus (band) yang sama tenarnya. Itulah hasil dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal daring BMJ Open. Ada 1.489 bintang rock dan pop dari Amerika Utara dan Eropa yang diteliti. Mereka ialah yang memiliki karier bersinar dalam kurun 50 tahun sejak era Elvis Presley (1956) hingga era Regina Spektor, The Arctic Monkeys, dan Snow Patrol (2006). Peneliti menemukan rata-rata bintang Amerika Utara yang sukses sudah meninggal saat usia menginjak 45 tahun. Di Eropa, rata-rata mereka meninggal di usia 39 tahun. Setengah dari mereka yang mati muda itu meninggal akibat penggunaan obat-obatan, alkohol, dan tindak kekerasan. Peneliti menyarankan agar penyanyi yang sukses berkarier solo didampingi pihak-pihak tertentu untuk menghindari sang bintang dari perbuatan yang merugikan. (Science Daily/*/X-5)
Koleksi tapakjejak.blogspot.com