STELLARIUM PLANETARIUM TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSiTEKTUR ORGANiK STUDiO TUGAS AKHiR ARSiTEKTUR UNiVERSiTAS SEBELAS MARET 2021
AUTHOR : AUFA THAL’A FACHRUNNiSA / I0216011 DOSEN PEMBiMBiNG : TRi JOKO DARYANTO, S.T., M.T., IAI IR. AHMAD FARKHAN, M.T.
Foto halaman depan : peta langit Desa Gondosuli 26/04/2021 diambil dari https://stellarium-web.org/
DAFTAR ISI
Pendahuluan Rumusan Masalah Tujuan dan Sasaran Metode Desain Latar Belakang Lokasi Demogras Program Hubungan Antaruang Pendekatan Filosos Kenapa Apa Gubahan Massa Fasad Analisis Site Gerak Langit Aliran Udara Orentasi & Zonasi Lalu Lintas Topograp dan Kontur Akses & Sirkulasi Penghijauan Air Konsep Bangunan Struktur & Konstruksi HVAC Elektrikal Akustik Interior Eksterior Gambar Presentasi
PENDAHULUAN
RUMUSAN MASALAH : Permasalahan Desain Bagaimana menghasilkan desain planetarium di Tawangmangu sebagai fasilitas edukasi yang terintegrasi dan berdampingan dengan lingkungan alamiah?
Foto : Apollo 11 astronaut Buzz Aldrin walks on the surface of the moon on July 20, 1969, in a photograph taken by Neil Armstrong.
TUJUAN DAN SASARAN DESAIN Ÿ Menghasilkan konsep aktivitas dan ruang sebagai jawaban atas permaslahan program edukasi dan rekreasi dengan meningkatkan interaksi antara manusia dan lingkungan alami pada site. Ÿ Membentuk; guahan massa, orientasi, dan zonasi massa bangunan yang berkoordinasi dengan aliran energi di sekitar site. Ÿ Menampilkan bangunan sebagai bagian terintegrasi dengan site melalui konsep fasad, sirkulasi, dan lansekap. Ÿ Membangun lingkungan buatan secara berdampingan dengan unsur alam sesuai dengan Filsafat Arsitektur Organik oleh Frank Llyold Wright dan RTRW Kabupaten Karanganyar.
METODE DESAIN 1. Isu
KATA KUNCI DESAIN
= Planetarium sebagai fasilitas Edukasi & Rekreasi di Tawangmangu = Integrasi dengan 2. Konsep lingkungan alamiah 3. Teori Desain = Organic Architecture oleh Frank Llyold Wright
Perancangan & Perencanaan sebagai solusi permasalahan
LATAR BELAKANG APA Planetarium adalah sebuah bangunan yang menawarkan edukasi melalui multi media seperti penayangan lm, perpustakaan, galeri, dan observasi. Observatorium, umumnya menjadi bagian dari komleks planetarium, adalah rumah teleskop untuk pengamatan langit.
KENAPA Manusia sudah mengamati langit sejak zaman dahulu. Sejarah mencatat awal peradaban seperti Yunani, Mesir Kuna, dan Babilonia sudah melakukan pengamatan langit untuk berbagai keperluan. Bidang ilmu yang mempelajasi langit dan luar angkasa disebut Astronomy, dan sebagai salah satu cabang ilmu tertua astronomi akan terus berkembang seiring berjalanya peradaban modern. Kepopuleran astronomi di Indonesia terbilang cukup tinggi dilihat dari banyaknya klub pecinta astronomi yang tersebar di beberapa daerah seluruh negeri. Hal ini dilihat juga dari eningkatan jumlah penggunjung di Planetarium Jakarta setiap tahunnya. Sayangnya antusiasme in tidak diikuti oleh angka fasilitas edukasi dan pusat pembelajaran yang cukup untuk menampung pengunjung.
Gunung Lawu
DI MANA Provinsi Jawa Tengah memiliki presentase Remaja dan Dewasa dengan keterampilan Teknologi dan Informasi kelima tertinggi di Indonesia. Hal ini merupakan potensi demogras untuk perkembangan edukasi teknologi, sedangakan provinsi Jawa Tengah masih belum memiliki bangunan Planetarium. Kecamatan Tawangmangu memiliki kesesuaian lokasi dankunjungan pariwisata untuk didirikannya sebuah pusat edukasi bagi publik.
BAGAIMANA Lokasi terpilih bagi bangunan planetarium dikelilingi hutan lindung dan hutan wisata, kondisi eksisting ini memaksa bangunan yang direncakan untk terintegrasi dan memiliki hubungan baik dengan lingkungan alamiah. Aplikasi Arsitektur organik menekankan harmoni antara hidup manusia dan lingkungan alamiah melalui desain. Arsitektur organik memiliki integrasi yang baik dengan tapak dan memiliki sebuah komposisi utuh dan saling berkaitan antara bangunan dan lingkungan sekitarnya Wibisono, 2018).
Indonesia, Asia
Javaisland, Indonesia
West Java, Java Island
Karanganyar Region, West Java
Tawangmangu, Karanganyar Region
URBAN VOID Area: 41.388 m2 Borders Ÿ North: Jumog Putri Waterfall forest park Ÿ East: Agriculture land eld Ÿ South: Conservation forest Ÿ West: Nature Conservation Zone of Sekipan Hill
SITE Lawu Alternative Road South Gondosul Villagei Tawangmangu, Karanganyar Central Java 57792
Bukit Sekipan
DEMOGRAFIS
Pengunjung adalah kelompok pengguna yang memiliki tujuan mendapat edukasi dan hiburan yang disediakan oleh planetarium
Pengunjung
90%
PENGGUNA
Kapsitas : 400 orang di waktu yang bersmaan Hari Kerja
Hari LIbur
200 orang grup/tur sekolah
300 orang pengunjung individu
100 orang amatir/hobi
100 orang pengunjung grup
Administrator adalah pengguna yang memiliki kewajiban menjalankan aktivitas dalam planetarium dengan membuat keputusan Ÿ Ÿ
4 Ekseutif 8 Anggota
Staff
Administrator
6%
4%
Staffs adalah kelompok pengguna yang memiliki kewajiban memelihara kegiatan planetarium dengan menjnalankan tugas dan berkoordinasi dengan administrator Pagi
8 Teknisi 4 Maintenance 4 Keamanan 2 Pelayan Tamu
Malam
4 Teknisi 2 Maintenance 2 Keamanan 1 Pelayan Tamu
KLIEN Klien yang akan mendanai desain ini adalah dewan gabungan dari perusahaan swasta dan pemangku kepentingan yang bekerja di bidang hiburan dan pendidikan. Kerja sama dengan pemerintah pusat akan dilakukan dengan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) untuk substansi informasi dan pendidikan, dan kerjasama dengan pemerintah daerah akan dengan Pemerintah Daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk pariwisata, infrastruktur, pengunjung, dll. Planetarium akan menjadi badan hukum mandiri dijalankan oleh pengurus dan staf.
Akan ada perkumpulan astronomi juga, terdiri dari sukarelawan yang dipilih oleh dewan pengurus planetarium dan ketua komite untuk melakukan kegiatan sosial. Anggota planetarium akan mencakup semua orang, amatir dan profesional, untuk berpartisipasi dalam kegiatan astronomi untuk menyebarkan pengetahuan, kesadaran, dan pengehtahuan dari ilmu astronomi. Anggota tersebar di kota-kota di Jawa Tengah dan Sebagian Jawa Timur, namun keanggotaannya tersebar di seluruh provinsi di Pulau Jawa.
PROGRAM BERDASARKAN WAKTU Aktivitas di dalam kompleks Planetarium dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan waktu, yaitu aktivitas siang hari, aktivitas malam hari, dan aktivitas sepanjang waktu.
aktivitas siang 10 am
aktivitas malam
sepanjang waktu
13 am
17 am
20 am
Library Activity
00 am
Observations Theatrical Show
Pers Activity
Camping Social Activity Gallery
Administration
Lecture Night
Service Activity
BERDASARKAN URUTAN Aktivitas di dalam kompleks Planetarium dapat dibagi berdasarkan pengguna dan jenis serta disusun dalam diagram alur. Service
Penunjang
Urutan Kegiatan Administrators & Staffs KOORDINASI
Utama
Servis
PEKERJAAN ADMINISTRASI
METABOLISME
MENYAMBUT TAMU
IBADAH
OPERASIONAL DATANG
PULANG
PARKiR BERKUMPUL
Urutan Kegiatan Pengunjung
MEMBELi TiKET MENCARi iNFORMASi
MENGHADIRI ACARA
METABOLiSME IBADAH
REKREASI DAN EDUKASI
BELANJA
ENTERANCE
KAFETARIA
MOSQUE
SECURiTY POST
MULTI P. R.
PARKING
MAINTENANCE
MASS TRANSPORT DIFABLE PARK. BICYCLES
LOBBY
MOTORCYCLE VIS. CARS
ADM. VEHICLE SERViCE VEHICLE
ASSEMBLY HALL
ATRIUM
SECURiTY POST INFO BOOTH TICKET BOOTH
SOUVENIR B.
PERS ROOM
OFFICE RECEPTION
MEETING R1.
DiR. OFFiCE
MEE
LAVATORY
COMMUNAL SP.
MEETING R2.
ARCHIVE R. ADMIN ROOMS
GENERATOR
WATER PUMP
TRAFO
PANTRY
LAVATORY
PRAYER R.
Pola Hubungan ruang didapatkan dari pola kegiatan yang dilakukan oleh pengguna bangunan. Kelompok pengguna dapat memiliki ruang yang beririsan maupun terpisah, maka hubungan ruang dapat ditentukan dengan sebuah pola untuk memisahkan sifat ruangan dan kemudahan aksesnya. Pola hubungan ruang dibahas menggunakan menggunakan diagram balon untuk menunjukkan kluster ruang berbasis kesamaan kegiatan dan kemudahan akses.
LIBRARY READING R.
ADM R.
COMPUTER R.
GALLERY MAINTENANCE
TEATER MAINTENANCE DARK ROOM PREPARATION R.
SiFAT AKSES
OUTDOOR PLAZA
OBSERVATORY TRANSITION R.
CONTROL R. OFFICE
INDOOR OUTDOOR BEBAS TERBATAS
HUBUNGAN iNDOOR-OUTDOOR HUBUNGAN VISUAL ERAT AKSES PENGHUBUNG MELEWATi PiNTU
AKSES PENGHUBUNG BEBAS/TANPA PiNTU
PENDEKATAN FILOSOFIS APA
KENAPA
Arsitektur Organik menurut Ganguly (2008) adalah loso arsitektur yang menekankan harmoni antara lingkungan binaan manusia dan kondisi alamiah melalui pendekatan desain. Terintegrasi dengan baik dan memiliki kesatuan komposisi, saling menyat antara bangunan dan sekitar1. Prinsip dan loso Arsitektur Organik untuk desain planetarium diadaptasi dari buku New Organic Architecture : The Breaking Wave by Pearson (2001)2.
Lokasi ferpilih untuk fasilitas edukasi dan rekreasi memerlukan desain yang kontekstual dan mendukung lingkungan alamiah pada site. Pendekatan losos dilakukan dengan adaptasi menyeluruh dan/atau sebagian. Aplikasi dari prinsip Arsitektur Organik diharapkan mengakomodasi kebutuhan desain untuk melakukan integrasi dan aksi hidup berdampingan dengan lingkungan di sekitarnya.
GUBAHAN MASSA
A
Building as nature, yaitu bangunan memiliki prinsip ketidakteraturan dan alam sebagai inspirasi bentuk dasar.
B
Form follows ow, yaitu massa dan orientasi bangunan yang mengikuti ritme aliran energi yang berada di sekitar site.
C
Of the hill, dengan memakai prinsip alam yaitu dinamis dan kokoh, massa bangunan dibuat dengan menggabungkan antara massa linear dan kurva.
D
Living music, sebagai bangunan yang memiliki ritme seperti musik, gubahan massa bangunan planetarium dibuat asimetris terhadap struktur maupun proporsi massa keseluruhan.
E
1. Ganguly, M. (2008). What is Organic in Architecture. ARCHITECTURE Time Space & People. 2. Pearson, D. (2001). New Organic Architecture : The Breaking Wave. In Gaia Book Limited.
Of the material pemilihan material yang dapat memproduksi bentuk sesuai karakteristiknya dan material lokal. Atap dome teater dibangun dengan baja spaceframe. Selubung bangunan merupakan hybrid antara cast-in beton, dinding kaca, dan susunan bata.
A
puncak gunung lawu bukit sekipan site
Dome 1 sebagi atap ruang teather
Dome 2 sebagi atap observatorium
1
Lingkungan alamiah sebagai inspirasi dasar bentuk bangunan
C
2 Bentuk dasar massa bangunan = Dinamis + Kaku
C
3 B
4
D
Gerak aliran energi sebagai kongurasi interaksi massa Kaku-Dinamis dan Solid-Void
Kongurasi 3D massa dengan ritme ketinggian massa dan sumbu asimetris
FASAD
C
Of the hill, bangunan arsitektur organik bersifat seakan-akan merupakan bagian dari alam bidandingkan bangunan yang dibangun di atas alam.
Fasad merepresentasikan karakter dan sifat bangunan. Tujuan dari fasad Planetarium adalah terbentuknya integrasi antara lingkungan ke dalam bangunan secara visual dan fungsional. Kompetensi fasad planetarium adalah untuk memunculkan karakter tidak hanya dari kulit maupun tampilan tapi juga dengan hubungan aktivitas indooroutdoor yang diakomodasi
Elemen Fasad A
Outline Kombinasi antara garis lurus dan lengkung membantu untuk meningkatkan kesatuan dari kekauan sturktur banguan dan aliran gerak yang dinamis. Outline dalam hal ini didapatkan dari prol bentuk massa. Pada atap dome terbentuk outline lengkung dengan aksen linear pada teritisan. Pada atap datar terbentuk outline linear dengan aksen lengkung oleh rangka jendela lantai atas.
B
Solid & Void Elemen solid menciptakan batas dan penutup, sedangkan void membuka akses dan menghubugkan antarruang. Elemen solid dan void dibentuk dengan elemen struktural vertikal (dinding/kolom/jendela) Ÿ
Ÿ
Ÿ
Dominasi bukaan pada bagian barat bangunan dibentuk vertikal menyempit dan berfungsi sebagai jendela. Dominasi bukaan di Utara dan Selatan dibentuk horizontal dengan akses terbatas Dominasi bukaan di Timur bangunan dibentuk vertikal dan berfungsi sebagai pintu / akses antarruang
C
Surfaces Mengintegrasi lingkungan dalamiah di sekitar site dengan; Ÿ
Ÿ
Ÿ
Reection. Panel kaca sebagai selubung bangunan memiliki kecenderungan untuk memantulkan kondisi dan bayangan lingkungan dan pada bangunan. Jika dilihat dari luar pada siang hari maka pengungjung akan melihat reeksi diri dan lingkungan. Manifestation. kisi-kisi jendela geometris berbentuk seperti cabang pohon untuk tujuan dekoratif sekaligus menciptakan bayangan yang selalu berubah sepanjang hari. Color & Texture. Pelapis untuk dinding dan permukaan bervariasi antara cat dan bahan penutup lainnya. Cat eksterior yang terutama digunakan untuk dinding adalah warna-warna yang bernuansa tanah seperti krem dan abu-abu dengan lapisan non-reektif. Keputusan tersebut berasal dari keinginan untuk memberikan massa bangunan hasil akhir yang tidak terlalu mencolok dan mengurangi pernyerapan panas matahari.
A
beige
pearly white
A Tan
Light grey
Akses tertutup
beige
Akses bebas
HUBUNGAN AKTiViTAS INDOOR-OUTDOOR
Hubungan visual
A B.Void beige
B. Solid
A
manifestation
reection
dark grey
ANALISIS SITE Kondisi Eksisting
aug
aug nov
may
nov
mar
dec
mar
jan
may
dec
jan
GERAK LANGIT
VIEW
Gerak langit di representasikan dengan gerak semu matahari sepanjang tahun. Site berlokasi di area dengan ketinggian dan kepadatan bangunan yang rendah. dengan demikian sinar matahari akan berlangsung sepanjang hari tanpa pembayangan selain dari vegetasi sekitar. Kondisi ini optimal untuk kegiatan observasi langit.
Pemandangan di sekitar tapak didominasi oleh vegetasi dari hutan dan lahan pertanian. View menarik berupa hutan pinus berlokasi di utara site dan hutan pulai dengan semak semak bunga di bagian selatan. Pemandangan sekunder terletak di arah entrance berupa jalan raya dan pemukiman.
Kegiatan utama di kompleks planetarium adalah teater dan observasi. Teater yang terletak di tengah site dengan tanda visual yang jelas yaitu kubah. Observatorium ditempatkan di wilayah selatan, di mana gangguan visual dan getaran relatif rendah. Kawasan ini juga memiliki pengatur iklim yang masif dengan perimeter hijau yang juga berfungsi sebagai dinding penahan tanah untuk mencegah longsor.
Orientasi Bangunan menuju view optimal
Jam matahari dan kolam pada enterance
Bangunan utama yang berorientasi pada sumbu utara-selatan memberikan lapang pandang yang luas bagi kegiatan pengamatan di observatorium. Orientasi ini juga mengarah pada pada view optimal dan cahaya alami situs. Kontrol sinar dan panas matahari pada bangunan utama didominasi oleh kanopi/teritisan dan kaca berinsulasi di sisi Timur dan Utara. Kontrol matahari di sisi barat berupa kanopi/teritisan, vegetasi, dan jendela vertikal. Gerak langit juga digunakan sebagai sumber pembelajaran dengan menempatkan jam matahari sebagai elemen lanskap menghadap pintu masuk. Air mancur terintegrasi pada tur ini bertujuan untuk mengenalkan tema situs dan bangunan.
Dominasi arah gerak kubah observatorium
Sumbu Dominasi Bangunan utama
ORIENTATSI DAN ZONASI
AIR FLOW Panah biru menunjukan aliran udara dari gunung yang terjadi pada malam hari. Panah kuning menunjukkan aliran udaha lembah pada siang hari. Aliran udara siang hari lebih kencang dibandingkan saat malam namun suhu bersifat kebalikan.
Area barat site digunakan sebagai inlet untuk aliran udara pada siang hari, area ini difokuskan pada pemasangan beberapa penahan (windbreak) dan pengarah angin (windscreen) untuk mengurangi tekanan udara yang masuk ke dalam gedung. Wind screen yang digunakan adalah item landscape seperti semak dan pepohonan. Area timur di situs digunakan sebagai outlet untuk aliran udara pada siang hari. Outdoor Plaza ditempatkan di area ini untuk memanfaatkan aliran udara, dimana pergerakan udaranya relatif netral dan nyaman. Aliran udara juga digunakan sebagai kontrol suhu pasif di interior gedung. Bangunan utama terdiri dari satu massa besar dan terutama menghadap ke arah aliran udara. Bukaan ditempatkan di setiap ujung sisi bangunan untuk menciptakan ventilasi silang (cross ventilation).
ANALISIS SITE Kondisi Eksisting Jalan Utama Jalan Lokal
?
Site
LOKASI
SITE TERPILIH
Lawu Alternative Road, South Gondosuli, Tawangmangu, K a r a n g a n y a r R e g e n c y, Central Java 57792
Luas site: 41.388 m2 Batas site Ÿ Utara: Hutan wisata Air Terjun Jumog Putri Ÿ Timur: Perkebunan Ÿ Selatan: Hutan Konservasi Bukit Sekipan Ÿ Barat: Hutan Konservasi Bukit Sekipan
Sisi lembah sebelah Utara dari Bukit Sekipan dan sisi lembah sebelah selatan dari Gunung Lawu.
LALU LINTAS Jalan Utama
10m Jalan Lokal
TOPOGRAFI Topogra dan kontur di dalam site relatif datar di tengah dengan kecuraman rendah di sisi-sisi site. Kontur ini dikarenakan lokasi site yang berada di sisi bukit. Titik terendah pada site terletak di utaea dengan 1690mdpl dan titik tertinggi berada di selatan dengan 1720mdpl.
5m
AKSES DAN SIRKULASI
Jalan Eksisting Rencana Jalan Akses
Perbedaan ketinggian antara jalan utama dan site sekitar 20m. Jalan eksisting memiliki sudut deklinasi 120-150, tidak memadai untuk akses kendaraan berkala. Jalan akses ke lokasi dirancang dengan sudut deklinasi 60 (standar maks 80) dengan lebar 8m untuk mengakomodasi lalu lintas dua arah mobil dan sepeda motor, trotoar pejalan kaki, dan area penyangga.
Main Enterance
Dari Jawa Timur
MAIN ROAD ACCESS Interprovince road, Type II Two-way trafc 10m wide
Penanda bagi jalan menuju Planetarium
Dari Jawa Tengah
Bus Kapasitas Parkir: 4
AKSES DAN SIRKULASI Akses langsung dari pintu masuk ke tempat parkir diperlukan untuk menciptakan zona bebas gangguan di sekitar observatorium yang berisi peralatan sensitif terhadap getaran dan cahaya. Akses langsung menciptakan arus kendaraan yang sederhana dari pintu masukparkir-keluar tanpa kendaraan mendekati sisi lain bangunan. Rancangan ini mengakibatkan perlunya akses khusus untuk service/ transportasi darurat untuk berkeliling lokasi jika terjadi situasi darurat.
Motorcycle Kapasitas Prkir : 126 Pengunjung 25 Pengelola Cars Kapasitas Parkir : 90 Pengunjung 10 Pengelola
Truck/ Servis/ Kendaraan darurat Kapasitas parkir : 2
zona bebas mobil
Jalur sepeda ditandai dengan cat di jalan bersama dengan mobil, sepeda motor, dan bus. Sepeda diperbolehkan di zona bebas mobil tetapi dibatasi pada jalur pejalan kaki. Akses kendaraan hanya diperbolehkan di area pintu masuk dan area depan site. Pengunjung didorong untuk berjalan kaki di sekitar lokasi dari tempat parkir - gedung utama - layanan - alun-alun. Pejalan kaki difasilitasi dengan jalan setapak yang terlindung oleh atap dan tanaman hijau sebagai penyangga.
Jalur Sepeda Sepeda Kapasitas Parkir : 10
Jalur Pejalan Kaki
Jarak jalan khaki dari zona ke zona
+150m Parkir Mobil
+50m
+75m
Bangunan Utama
Masjid
Restaurant Parkir Bus/Sepeda Motor
AKSES DAN SIRKULASI Akses untuk memasuki gedung utama dipusatkan di lobi utama, tetapi pintu masuk khusus juga tersedia. Berdasarkan klasikasi pengguna, akses ke gedung utama bervariasi antara pengunjung, administrator, dan staf. Variasi akses ini merupakan hasil dari berbagai aktivitas yang terjadi secara alami antar pengguna.
Pengguna Pengunjung
Tujuan Akses Ÿ Ÿ Ÿ
Ÿ Admin & Staffs
Ÿ Ÿ
Menyajikan edukasi Memberkan informasi tentang tempat dan waktu kegiatan Memberikan arah yang jelas terhadap aktivitas di dalam site Rute mudah ke kantor/ruang perawatan Mengamati kegiatan Mengamati keamanan di dalam bangunan
Sirkulasi di dalam gedung merupakan gabungan antara pola terpusat dan organik. Pintu masuk ke gedung dipusatkan ke lobi dan pintu masuk utama. Dari lobby, pengunjung memasuki area berkumpul utama yaitu Atrium yang berfungsi sebagai galeri, ruang berkumpul, dan ruang penyambutan. Sirkulasi organik di dalam gedung memungkinkan pengunjung untuk mengeksplorasi tur dan instrumen bangunan sebanyak yang diinginkan. Interaksi ini difasilitasi oleh jalan nonlinier, koridor melingkar, bukaan bentuk bebas (pintu, lorong, void) dimana pengunjung dapat dengan mudah bergerak dari luar-dalam ruangan. Sirkulasi jenis ini juga mendukung kongurasi ruangan yang dinamis ketika berbagai aktivitas dilakukan.
Menuju Observatorium
Menuju R. Seminar & R.Serbaguna Menuju R.Theater
3 1
2
Sirkulasi Pengunjung di dalam Bangunan Planetarium
Sirkulasi Penggelola di dalam bangunan
Titik/Area Berkumpul Pengunjung
Titik/Area Berkumpul Pengelola
Akses Keluar Bangunan bagi pengunjung
Akses Pengunjung Terbatas
1 1.
2
3
Lobby sebagai pintu masuk utama bagi pengunjung 2. Ruang Tunggu Planetarium sebagai ruangan berkumpul dilengkapi kursi, diorama, dan monitor 3. Galeri berbentuk lorong memiliki bukaan sebagai akses bebas indoor-outdoor
PENGHIJAUAN Perencanaan penghijauan di sekitar lokasi utamanya untuk memberikan perlindungan, menciptakan keseimbangan, dan menunjukkan keragaman. Vegetasi yang ada di lokasi digunakan sebagai pedoman dalam pemilihan tanaman.
VEGETASI Karena lokasinya yang berada di pegunungan, sebagian besar kawasan sekitarnya dipenuhi dengan taman dan kawasan konservasi hutan. Sebelah utara didominasi oleh hutan pinus sebagai taman rekreasi air terjun Jumog. Vegetasi sisi selatan bervariasi dari pohon Pulai hingga Bunga Terompet. Semak dan tumbuhan rendah tersebar di sekitar lokasi yang didominasi oleh Edelweiss & Pucuk merah. Warna hijau muda di sebelah timur menunjukkan lahan pertanian / kebun yang didominasi oleh tanaman teh dan sayuran.
Area utara situs dipenuhi oleh pohon pinus untuk menciptakan kesinambungan dengan hutan cemara (Pinus) di taman Jumog. Daerah selatan dipenuhi pohon Pulai dengan alasan yang sama. Pohon berakar dalam seperti Trembesi juga dimanfaatkan di dua kawasan ini karena kemampuannya menahan air di dalam tanah dan mencegah longsor. Area barat dipenuhi vegetasi kurus yang berfungsi sebagai pengarah angin. Pohon seperti Pucuk merah dan Bunga Terompet dipilih karena perawatannya yang rendah. Krena kawasan ini perlu dikontrol sebagai zona obstruksi rendah untuk tujuan observasi. Sisi atas timur dipenuhi pohon kanopi yang rendah dan lebar sebagai peneduh pada siang hari. Sisi timur bawah relatif terbuka dan memiliki bidang pandang yang luas sehingga berfungsi untuk legiatan pengamatan. Area tersebut juga didukung oleh lahan berkebun dalam parameternya, oleh karena itu dipilih semak seperti teh.
Pinus
Edelweiss
The-tehan
Trembesi
2
Pulai
3
1 Pucuk Merah
Bunga Terompet
1
3
2
Sungai
Aliran Alami
Reservoir Hulu
Dipping Pool Plaza
Rain Garden Storm Water Reecting Pool
Sundial + Fountain
Floor Drain IPAL
Grease Trap
Bak Cuci
Riol Kota
Aliran Air Alami Aliran Air Buatan
A B
B
A
C B D B
A A
B
WATER Pengelolaan dan perencanaan air di lokasi dirancang untuk melindungi ekosistem yang ada, mengurangi penggunaan air, memanfaatkan elemen air untuk tujuan estetika dan pembelajaran.
ALIRAN AIR Saluran air existing mengalir melalui situs dari Tenggara ke Barat Laut. Aliran air berupa sungai kecil (selokan), dengan kedalaman 50-60 cm dan lebar 50-100 cm. Air tawar yang mengalir di lokasi diasumsikan berasal dari cabang kecil air terjun terdekat. Pada musim hujan, air mengalir dengan ketinggian dan kapsitas penuh. Pada musim kemarau, jumlah air setengah dari tinggi sungai tetapi tidak mengering.
Aliran air existing (sungai) diperkuat dengan membangun dinding batu permeabel di sisi-sisinya untuk menghindari longsor. Taman di sepanjang aliran air yang juga dibangun sebagai llter ahan basah untuk air hujan yang membawa polutan termasuk nutrisi dari pupuk, limbah, dan sedimen ke badan air alami. Menutupi bagian bawah talang dengan kerikil juga berfungsi sebagai ltrasi agar mikroorganisme tetap hidup dan sehat. Pengelolaan air hujan diperlukan karena lokasi berada di daerah tropis. Setiap massa bangunan di situs memiliki taman hujan (Rain Garden) khusus atau kolam reeksi. Taman hujan digunakan di daerah yang terlalu jauh dari jalur air alami dan kolam reeksi digunakan untuk lokasi yang terlalu dekat dengan pondasi bangunan.
A
B
C
D
Reecting Pool
Rain Garden
Dipping Pool on Plaza
Fountain + Sundial
Adalah kolam buatan ditempatkan di luar gedung. Relatif dangkal dengan kedalaman 3050 cm dan luas sekitar 10 m2. Kolam pemantul yang digunakan untuk estetika dan penampung air hujan yang deras. Kolam reeksi bekerja terutama dengan luapan, dengan atau / dan tanpa ikan di dalamnya untuk bertindak sebagai indikator ekosistem air yang sehat.
adalah taman yang direncanakan dengan vegetasi, tanah, mulsa, dan mikroba untuk memperlambat dan menangani limpasan air hujan. Praktik ini mengikuti model ekosistem alami dan telah terbukti secara efektif mengurangi logam berat, nutrisi, bakteri, suhu air, dan polutan lainnya. Kebun menahan genangan air untuk sementara dan biasanya mengalir dalam waktu 24 hingga 48 jam.
Fitur lain di Planetarium plaza adalah gabungan dari kolam renang anakanak dan rain garden. Fitur di plaza ini secara fungsional adalah kolam di mana pengguna dapat mencelupkan kaki mereka atau bermain bersama di dalam air. Debit air dikendalikan dari kolam di hulu untuk menjaga kuantitas yang relatif konstan. Taman hujan juga digunakan pada tur tersebut untuk mengambil limpasan air hujan deras dari bangunan utama.
Jam matahari di kompleks Planetarium merupakan kombinasi dari kolam reeksi dan taman hujan. Air terutama berasal dari limpasan air hujan bangunan, air limbah yang disaring, kemudian disusul oleh sumber air alami. Efek tambahan untuk tujuan estetika adalah penyemprot air untuk membuat cipratan air. Elemen air pada jam matahari mewakili keseluruhan tema pada site.
KONSEP BANGUNAN
Dome Teater
Balok Atap
Rusuk Dome Plat Lantai 2
Observatorium
Kolom Lantai 2
Balok Lantai 2
Cincin Kompresi Dome
Kolom Lantai 1
Plat Lantai 1 Shaft Elevator
Pondasi Bangunan
STRUKTUR
Atap Datar/Dek Ÿ
Dek : dek atau atap datar diganakan pada sisa bagian bangunan selain teather dan observatorium. Atap dek memiliki konstruksi plat beton dengan sistem rigid sehingga memungkinkan penggunaan atap sebagai ruangan mekanisme listrik, air, pemadam dan penghawaan dalam bangunan. Atap dek planetarium memiliki 2 meter offset dari dinding bangunan yang digunakan sebagai teritisan atau kanopi.
Struktur dan konstruksi dibahas dengan pertimbangan beban dan kemampuan sistem untuk membuat bentuk massa yang sesuai dengan analisis gubahan massa. Struktur berfungsi sebagai sistim penyalur beban bangunan menuju tanah. Konstruksi berupa teknologi dan material pembentuk struktur seperti konstruksi baja, beton, dan alumunium.
Ÿ
Ÿ
Dome sebagai atap dibuat dengan konstrusksi space frame baja yang membentuk sistem kubah rusuk. Terdiri dari sejumlah balok penopang atau rangka yang identik meridional, saling berhubungan di puncak dengan cincin kompresi di beberaoa bagian sepanjang tinggi kubah. Konstruksi baja space frame memungkinkan penggunaan ruang interior yang luas tanpa pengahalang sehingga cocok untuk digunakan pada ruang teater. Dome interior dibuat dengan truss frame dari bahan alumuium dan lapisan reektif di bagian dalam. Dome pada interior ruang teater berfungsi sebagai layar untuk proyeksi gambar bagi pertunjukan dalan ruang teater. Dome interior berdiri di atas tiang-tiang besi untuk menyalurkan bebannya menuju pondasi.
STRUKTUR Observatorium : Rumah teleskop adalah sebuah ruang pengamatan yang dirancang khusus untuk melindungi teleskop dan pengamat dari terpaan cuaca seperti hujan, angin, debu dan salju.
Ÿ
Atap rumah teleskop berbentuk dome yang dpat berputar 360o dan memiliki atap geser (jendela) untuk membuat celah bukaan. Konstruksi dome observatorium dibuat dari campuran besi dan alumunium dengan sistem kubah rusuk. Atap dan jendela dome bergerak dua arah dengan roda besi yang terpasang pada cincin kompresi. Jendela dome terbuka dengan cara bergeser searah dengan kurva dan turun seperti meja lipat. Lebar jendela sebesar 2 meter atau dua kali appeture teleskop.
Ÿ
Dinding observatorium berupa shear wall yang terbuat dari pasangan bata. Struktur penyalur beban utama berupa baja prol. Dinding observatorium memiliki rel beroda yang mengunci atap dibagian atas untuk jalur bergerak dome dan mencegah atap terbang/terangkat
Ÿ
Teleskop berdiri pada struktur pondasi khusus berupa tiang yang terpisah keseluruhan rumah teleskop. Tiang teleskop dibuat dari beton bertulang yang berdiri di atas foot-plat. Pondasi terpisah diperlukan untuk meminimalisir getaran dari bangunan menuju teleskop yang dapat mengganggu pengamatan.
360o
360o
Jendela Atas
Dome
Jendela Bawah
Cincin Kompresi + Roda
Ring Balok + Rel
Lantai Pengamatan
Lantai 2
Pasangan dinding bata
Tiang Teleskop
Solar Panel
Cooling Tower Water Tank
AC Machine
Exhaust
Electrical Housing
HVAC Pemilihan sistem penghawaan utamanya mempertimbangkan efektitas dan kenyamanan pengguna bangunan. Sistem penghawaan planetarium mempertimbangkan juga aspek ekologis dengan menggunakan penghawaan alami. Penghawaan buatan sentral (AC) pada bangunan planetarium diperlukan untuk mengatur temperature udara agar sesuai dengan perangkatperangkat sensitive pada beberapa ruangan seperti teather, observatorium, perpustakaan. Penghawaan campuran antara alami dan buatan digunakan umumnya pada area pengelola dan ruang berkumpul. Cooling Tower
Inlet
AC Machine Condensor
Compressor
Outlet
AHU Chiller
Pompa
Cooling Tower Exhaust
Water Tank
Electrical Housing
ELEKTRIKAL Penentuan sistem kelistrikan didasarkan pada pemenuhan kebutuhan dan menunjang aktivitas pelaku di dalam kawasan. Kriteria lain adalah sistem jaringan listrik yang tidak mengganggu pengguna bangunan baik dari ekologis, kesehatan, lingkungan, dan visual. Sumber utama listrik dalam site berasal dari PLN dan sumber sekunder berasal dari panel surya yang utamanya memasok listrik untuk penerangan area pengunjung. Generator digunakan pada keadaan darurat saat sumber PLN mati.
PLN
Generator
Panel Surya
Meteran
Transformator
Batreai
MAIN SWITCHBOARD Inverter
Panel
Distribusi
Panel
Distribusi
AKUSTIKA Permukaan dinding berpori dengan ruang udara untuk kontrol gema, getar, dan volume.
Akustika pada bangunan planetarium dibuat khusus berdasarkan kebutuhan tiap ruangannya. Penggunaan dinding berpemantul dengan material kayu lapis, beton, keramik, dan gypsum digunakan pada ruangan observatorium, ruang serbaguna, Masjid dan ruangan pers. Permukaan penyerap menggunakan pelapis busa, karpet, dan tirai digunakan pada dinding teater, perpustakaan, ruang seminar, dan ruangan MEE. Permukaan dengan sifat membaurkan suara menggunakan permainan bentuk dinding maupun pelapis digunakan pada atrium, kantin, dan galeri.
1
Atrium, as assembly and welcoming area for visitors
INTERIOR
2
Various displays and Infographic at atrium
3
Library, as supporting facility on education and recreation
4
4
2 3 1
Denah Lantai Dasar
Computer room at library as means of education facility
1 Planetary Theater, for Theatrical and Film Playing
2 Planetary Theater, for concert, lecture, and show
3 Observatory, used for observing and for learning activity
1
2
Denah Lantai 2
4 Observatory, used for amateur and hobby observing
4 3
1
Theater waiting room, ramp to upper oor
2
3
Theater waiting room, information desk, ticket booth
Gallery, diorams, hallway to observatorium
4
5
Woman bathroom, nursery room
Man bathroom
2 4 Denah Lantai Dasar
5
1
3
1
Administrator’s & Staff’s communal area for lunch and casual gathering
3 2 Denah Lantai Dasar
5
4
1
2
Reception room for Planetary guests
3
Pers Room
4
Planetary Administartors Ofce
5
Planetary Staffs Ofce
EXTERIOR
5
3
1 2
Siteplan
4
1
2
4
3
PRESENTATION DRAWING