Modul Dokter Kecil

Page 1

Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar Panduan Pelatihan Dokter Kecil

Kumpulan Modul Kegiatan Pembelajaran Promosi Kesehatan di Sekolah Dasar November 2011

Water, sanitati on and hygiene in supp ort of school empowerment Supported by

ďŹ


Kata Pengantar WASH in School Empowerment (WISE), program yang pendanaanya didukung oleh Dubai Care merupakan program promosi higinitas yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan pencapaian pendidikan murid, melalui penciptaan lingkungan sekolah yang sehat, meningkatkan pengetahuan, perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, serta pemeliharaan kesehatan di sekolah. Disamping itu program WISE bertujuan membangun sinergi serta mendukung pendekatan CLCC (Creating Learning Communities for Children) sebagai upaya untuk meningkatkan pemeliharaan terhadap sarana kesehatan di sekolah (air dan sanitasi), meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas serta mendukung program UKS sebagai salah satu bagian dari promosi kesehatan dan higinitas di sekolah. Salah satu elemen penting program WISE terkait perubahan perilaku hidup bersih dan sehat bagi siswa Sekolah Dasar adalah memaksimalkan peran Dokter Kecil. Dokter Kecil dalam konteks WISE adalaah pendidik sebaya yang bertugas untuk menyampaikan pesan – pesan higinitas (preventive promotive), mengajak teman – temannya untuk menjalankan pola hidup bersih dan sehat serta menjadi panutan/teladan bersih dan sehat bagi siswa Sekolah Dasar lainnya. Untuk menunjang Dokter Kecil dalam menjalankan peran dan fungsi mereka di sekolah maka disusunlah panduan ini. Panduan ini disusun bagi para fasilitator yang akan melakukan pelatihan bagi para dokter kecil di sekolah dengan mempertimbangkan konsep bagaimana cara belajar anak. Metode – metode pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan diadopsi dalam menyusun panduan ini; dengan demikian tugas utama Dokter Kecil untuk memberi informasi tentang hidup bersih dan sehat, mengajak teman – temannya untuk menjalankan pola hidup bersih dan sehat serta menjadi panutan/teladan tentang kebersihan dapat terwujud. Akhirnya, selamat menggunakan panduan ini, mempraktekkan isinya serta mengembangkan gagasannya. Semoga generasi masa depan lebih peduli dan peka terhadap kebersihan dan kesehatan. “AKU BERSIH, PINTAR DAN PEDULI”

Salam WISE

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

i


Daftar Isi Pengantar

i

Daftar Isi

ii

Manajemen Pelatihan Dokter Kecil

iii

Modul 1 Pra Kondisi 1 Modul 2 Siapakah Aku

ii

9

Modul 3 Aku Bersih

23

Modul 4 Aku Peduli Pada Teman-Temanku

37

Modul 5 Proyek Informasi

67

Modul 6 Proyek Contoh

73

Modul 7 Proyek Ajak

79

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Manajemen Pelatihan Dokter Kecil Konsep Pelatihan Pelatihan dokter kecil ini mengadopsi cara belajar secara cepat dengan menggunakan basis pengalaman hidup yang kongkrit dan kontekstual dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang menjadi proses dalam pelatihan ini berkaitan kebiasaan kebersihan diri, kebersihan lingkungan dan kesehatan gigi dan mulut. Proses pembelajaran dirancang aktif kreatif dan partisipatif sehingga memuaskan peserta pelatihan dan fasilitatornya sendiri. Pengelolaan kelasnya merujuk pada prinsip : 1. Tumbuhkan – menumbuhkan minat siswa dengan cara memuaskan 2. Alami-mendatangkan pengalaman yang bisa dimengerti siswa 3. Namai – menamai kegiatan yang sedang dilakukukan dengan menyediakan kata kunci 4. Demonstrasikan-menyediakan kesempatan bagi siswa menunjukkan bahwa siswa tahu sesuatu 5. Ulangi-menunjuk beberapa siswa untuk mengulangi atau menegaskan apa yang mereka pahami 6. Rayakan-merayakan keberhasilan yang dilakukan oleh siswa.

Prinsip Belajar Fasilitator diharapkan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran aktif dan partisipatif, dimana prinsip-prinsip tersebut dilakukan dengan berbagai cara pelibatan anak-anak untuk : • Mengamati – anak-anak melihat tayangan presetasi, perilaku fasilitator, presentasi kawan-kawan sesame fasilitator • Mendengar – anak-anak mendengarkan penjelasan dari fasilitator dan penjelasan dari teman-temannya • Merefleksikan – anak-anak diajak mengingat apa yang telah mereka lakukan selama kegiatan pelatihan, bagaimana perasaan mereka, apa yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya • Melakukan – anak-anak diberi kesempatan melakukan kegiatan kongkrit berkaitan dengan kegiatan pelatihan dan simulasi kegiatan yang akan mereka lakukan di sekolah masing-masing • Merayakan – memberikan tepuk tangan, memberikan pujian dan memberikan semangat untuk merayakan setiap selesai sesi kegiatan.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

iii


Fasilitator Pelatihan Fasilitator adalah seorang pemandu kegiatan kelompok dengan mengatur lalu lintas pembicaraan dan kegiatan sehingga situasi kegiatan menjadikan partisipannya aktif. Kegiatan mengarahkan dan menyimpulkan suatu kegiatan hanya dilakukan pada waktu dibutuhkan saja. Peran fasilitator tidak dominan seperti seorang guru dalam pembelajaran klasik. Fasilitator pelatihan dalam pelatihan ini adalah petugas puskesmas, namun guru atau pun orang dewasa lainnya yang diharapkan bisa bersikap dan bertindak sebagai fasilitator pelatihan anak-anak. Hal-hal yang seharusnya dilakukan fasilitator adalah : • Mengarahkan tujuan belajar dengan cara mengajak peserta berpendapat dalam diskusi tanpa rasa takut untuk membuat kesalahan. • Tidak melakukan interupsi terhadap setiap pendapat peserta pada saat diskusi berlangsung kecuali diskusi sudah mengarah pada perkelahian dan keluar dari konteks diskusi. Fasilitator menunjukkan sikap menghargai pendapat anak, memberikan pujian dan dorongan kepada peserta. Hal ini tidak hanya diberikan kepada perorangan namun kepada peserta secara luas. Penghargaan terutama diberikan untuk merayakan proses dan hasil belajar supaya menyenangkan. Pada setiap akhir pokok bahasan berikan kesimpulan sehingga peserta memahami topik yang dibahas dengan benar. Berikan peluang bagi anak-anak untuk mengamati, merekam dan menjawab setiap dinamika belajar. • Fasilitator harus mengembangkan diri dengan cara-cara belajar aktif untuk kepuasan bersama. • Fasilitator harus peka terhadap situasi pada saat kegiatan, apabila suasana terasa membosankan maka harus dimeriahkan, namun bila suasana tidak terkendali maka harus ditertibkan. Setiap permainan dan sesi-sesi kegiatan merupakan alur kegiatan yang sesuai dengan tema belajar. • Fasilitator juga perlu mempersiapkan ruangan dan suasana pelatihan sehingga lebih nyaman, sehingga peserta dan fasilitor tidak merasa sebagai guru dengan murid.Tempatkan pengaturan tempat duduk dengan mempertimbangkan suasana belajar aktif dan demokratis, artinya ada kesetaraan dan keterbukaan antara fasilitator dengan anak-anak.

iv

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Guru Pendamping Pada saat anak-anak menjalani pelatihan, diharapkan seorang guru mendampingi. Guru UKS/Guru Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesenian/guru kelas harus hadir mendampingi anak dalam pelatihan. Selama proses pelatihan berlangsung, guru bertindak sebagai pengamat dan juga melakukan peran aktif pada sesi pelatihan hari ke 2. Selama proses pelatihan, ada yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh guru pendamping, yaitu sebagai berikut : Yang harus dilakukan antara lain : • Bertanggung jawab mengantar dan memulangkan siswa dari sekolah ke tempat pelatihan dan kembali ke sekolah • Bertanggung jawab mendorong, mendukung siswa selama pelatihan berlangsung • Bertanggung jawab mendorong, mendukung, memfasilitasi, memberi kesempatan siswa saat disekolah • Ikut serta dalam pelatihan untuk mendapatkan materi tentang tugas Dokter Kecil, diare, praktek 5 isu higinitas dan kesehatan gigi mulut • Ikut serta dalam kerja kelompok siswa sebagai pengamat dan narasumber Yang tidak boleh dilakukan antara lain : • Mengarahkan siswa selama pelatihan untuk sesuai keinginannya • Membuat keputusan untuk kelompok kerja anak-anak • Memarahi dan berkomentar negatif terhadap proses dan hasil dari anak-anak.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

v


Lingkungan Belajar Lingkungan belajar dalam pelatihan harus diciptakan semenarik mungkin dan merangsang keaktifan anak-anak dan fasilitatornya. Pengaturan lingkungan belajar merupakan tugas fasilitator dan untuk pengelolaannya bisa diatur dengan beberapa persiapan berupa penyediaan material mengacu pada hal-hal dibawah ini. Menyediakan poster ikon/symbol • Penggunaan gambar sImbol atau ikon untuk menciptakan, menyimpan dan mencairkan informasi • Pergunakan gambar-gambar berukuran 25 x 40 cm yang dipajang sesuai pandangan mata. • Gambar dipindahkan letaknya secara periodik.

Peletakan beberapa poster dan hasilhasil proses pelatihan menciptakan suasana pelatihan yang interaktif dan kaya akan informasi. Letakkan poster atau tempelan sesuai dengan sudut pandang anak.

Menyediakan poster penegasan diri • Penggunaan poster dalam bentuk kalimat penegasan “ saya bisa menjadi Dokter Kecil ”, “ saya Dokter Kecil yang sehat”, “ saya gembira mengikuti pelatihan ini”, “ saya anak yang sehat”, dst • Pasang poster tulisan yang dibuat peserta sesuai pandangan mata peserta. Mempersiapkan warna ruangan • Ruangan yang suram tidak memberikan suasana belajar menyenangan untuk peserta, suasana yang menyenangkan bisa di rancang dengan penggunaan kertas warna-warni untuk menghidupkan suasana pelatihan. • Persiapkan warna pada alat belajar, alas duduk atau perabotan bila memungkinkan untuk membangun suasana belajar lebih hidup. • Pergunakan warna- warna alat belajar dengan tujuan tertentu • Hijau, biru, ungu, merah untuk kata penting • JIngga, kuning untuk menggaris bawahi • Hitam, putih untuk penghubung (dan/dari)

vi

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Mempersiapkan pengaturan duduk/bangku Pengaturan duduk sangat dipengaruhi oleh kepekaan fasilitator dalam mengatur interaksi selama proses pelatihan berlangsung. Setiap pengaturan pelatihan juga memperhitungkan jumlah fasilitatornya. Secara umum pengaturan pelatihan yang disarankan untuk proses interaksi adalah dengan model circle dan letter U. Sebagai contoh adalah sebagai berikut : Contoh Letter U

Pengaturan duduk letter U digunakan untuk memberikan informasi dan semua partisipan focus pada informasi yang disampaikan fasilitator. Peserta dan fasilitator bisa saling berinteraksi.

Contoh Circle

Posisi duduk Circle untuk membuka ruang kebersamaan atara fasilitator dan pendamping pada saat dibutuhkan interaksi yang membutuhkan kesetaraan dan kebersamaan.

Mempergunakan tumbuhan dan tanaman • Berikan sentuhan tanaman hijau pada ruangan untuk memberikan kesan teduh dan memberi oksigen.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

vii


Metode Belajar Keberhasilan proses belajar dalam pelatihan ini juga ditentukan antara kombinasi-kombinasi metode belajar. Metode belajar melihat–mendengar–merefleksikan dan melakukan merupakan kombinasi yang tepat untuk meningkatkan pemahaman atas pengetahuan dan keterampilan. Fasilitator diharapkan melaksanakan dan mengembangkan motode-metode pembelajaran ini secara terus menerus.

Presentasi

Metode belajar dengan cara menyampaikan informasi dalam suatu kelas terbuka.

Diskusi Kelompok

Metode belajar bersama antara 3-5 anak dalam suatu kelompok dimana terjadi proses komunikasi multiarah dan mengarah pada kesepakatan kelompok.

Bertukar Pendapat

Proses curah pendapat bersama anak bisa menggunakan media gambar dan alat karena untuk membantu mengatasi kemampuan anak dalam berpendapat.

viii

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Demonstrasi

Metode memeragakan suatu proses dan langkah kegiatan didepan siswa dan siswa kemudian mempraktekkannya.

Praktek

Metode belajar mempraktekkan langkah suatu kegiatan secara langsung untuk membuktikan sesuatu.

Simulasi

Metode praktek dengan cara memindahkan situasi nyata ke dalam ruang belajar sehingga seolah anak-anak merasakan langsung proses belajarnya.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

ix


Media Belajar Fasilitator perlu mempersiapkan media belajar untuk pelatihan berupa :

Persiapan Belajar 1. POSTER SIMBOL – poster gambar anak laki-laki dan anak perempuan sebagai symbol dokter kecil 2. POSTER PENEGASAN – poster dalam bentuk tulisan capital tentang “Aku dokter kecil” atau “Aku anak sehat” , dsb 3. POSTER TUGAS – poster gambar tugas dokter kecil dalam modul yang di cetak dan di tempelkan di dinding setelah diskusi sesi Aku Bersih. Gambar-gambar tersebut selain untuk kegiatan diskusi kelompok juga bisa digunakan untuk Poster Tugas Dokter Kecil. 4. F DIAGRAM – gambar alur penularan diare dalam modul yang di cetak dan di tempelkan di dinding setelah diskusi sesi Aku Peduli Teman-Temanku. Gambargambar alur penularan diare yang terpisah-pisah digunakan dulu sebagai bahan diskusi anak-anak. 5. 2 PILE SHORTING –gambar perilaku baik dan buruk dalam modul yang di cetak dan di tempelkan di dinding setelah Sesi Aku Bersih. Gambar-gambar tersebut sebelumnya digunakan dulu untuk kegiatan diskusi anak-anak.

Material untuk Kerja Kelompok 1. KARTU PERSONAL HIGINITAS – Kartu belajar tentang kebersihan pribadi pada sesi Siapa Aku 2. KARTU PESAN BERANTAI – Kartu berisi pesan rahasia pada sesi Aku Siapa Aku 3. KARTU HIGINITAS – Kartu Informasi yang dibuat oleh dokter kecil pada Proyek Informasi hari ke dua 4. GAMBAR HIGINITAS – Gambar-gambar yang dibuat anak-anak untuk menggambarkan isi Kartu Informasi. Gambar higinitas ini bisa juga dibuat seperti wayang atau boneka kertas. 5. TIPPI TAP – Wadah Air untuk kegiatan demo cuci tangan atau demo sikat gigi pada Proyek Contoh hari ke dua. 6. KARTU SAMPAH – kartu-kartu berisi nama-nama jenis sampah untuk digunakan pada saat demostrasi Proyek Contoh hari ke dua. 7. TABEL PENGAMATAN – Tabel pengamatan perilaku yang bisa dibuat anak-anak untuk kegiatan observasi. Digunakan pada Proyek Ajak hari ke dua.

x

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Persiapan Material 1. ALAT TULIS berupa alat tulis untuk proses fasilitasi di pelatihan dan kegiatan belajar anak-anak. 2. BOTOL BEKAS MINUMAN, TALI RAFIA akan digunakan untuk pembuatan tippi tap 3. SABUN, SIKAT GIGI, PASTA GIGI adalah material untuk praktek cuci tangan dan sikat gigi 4. POSTER merupakan gambar-gambar yang dibuat oleh fasilitator atau dari poster-poster yang sudah ada untuk menghidupkan dan membangun inspirasi dalam proses pelatihan. 5. BAMBU/TANGKAI KAYU/SEDOTAN PLASTIK adalah material yang digunakan untuk membuat gambar higinitas. 6. SAMPAH TANAMAN adalah material sampah organic untuk digunakan dalam Proyek Contoh hari ke dua. 7. SAMPAH PLASTIK/KERTAS/DLL – material sampah non organic untuk digunakan dalam Proyek Contoh hari ke dua.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

xi


Cara Menggunakan Modul Pelatihan Modul Fasilitator Pelatihan Dokter Kecil ini berisi tentang ---- Manajemen Pelatihan Dokter Kecil dan Modul Pelatihan Dokter Kecil. Secara keseluruhan modul ini disusun berdasarkan pengalaman dan referensi dari berbagai sumber yang telah menyelenggarakan pelatihan-pelatihan pendidik sebaya berbasiskan pembelajaran aktif, berbasiskan pendekatan anak ke anak dan teknik-teknik pemicuan yang dikembangkan untuk pembelajaran tentang air bersih, sanitasi dan hygiene promosi. Menu utama dalam pembelajaran adalah topik-topik berkaitan dengan diare, perilaku hidup bersih dan sehat serta kesehatan gigi mulut yang disusun menjadi langkah-langkah pembelajaran aktif dengan mengadopsi teknik belajar cepat. Pelatihan berlangsung selama 2 hari dimana pada hari pertama adalah kegiatan pembelajaran bersifat muatan pengetahuan dan aktivitas untuk mengakrabkan antara peserta dengan fasilitator. Hari kedua diselenggarakan sebagai kegiatan praktikum, demontrasi, bermain peran, dan perencanaan untuk tugas-tugas dokter kecil di sekolah masing-masing. Sebelum melakukan pelatihan, setiap fasilitator diharuskan membaca modul ini langkah demi langka secara runut karena setiap sesi dalam modul merupakan satu rangkai kegiatan bersifat serial. Dengan mengikuti sesi-sesi serta langkahlangkahnya siapa pun bisa melakukan pelatihan dokter kecil dengan cara menyenangkan dan membuat anak-anak paham dengan tugas-tugas yang harus dilakukan. Modul pelatihan bisa dipergunakan oleh Pelatih/Fasilitator yang berasal dari : 1. Staff puskesmas yang menjadi fasilitator pelatihan Dokter Kecil 2. Staff Dinas Kesehatan yang menjadi fasilitator pelatihan Dokter Kecil 3. Staff Dinas Pendidikan yang menjadi fasilitator pelatihan Dokter Kecil 4. Guru pengajar sekolah yang memfasilitasi pelatihan Dokter Kecil 5. Fasilitator pelatihan pendidik sebaya yang memfasilitasi kegiatan pendidik sebaya. Setiap sesi diberikan judul-judul atau penamaan supaya fasilitator dan peserta bisa saling mengingat dengan baik kegiatan yang dilakukannya. Pelatihan akan berlangsung antara 6-7 jam dengan diseling istirahat 2 kali supaya anak-anak tidak akan mengalami kebosanan dan kelelahan. Selain itu topik yang disampaikan juga tidak terlalu banyak sehingga pengetahuan dan keterampilan yang akan diajarkan bisa diserap oleh anak-anak.

xii

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Program Belajar Hari Pertama JUDUL SESI

TUJUAN SESI Peserta dan fasilitator saling mengenal Peserta mengenal tempat pelatihan Peserta mengenal siapakah profil/figur dirinya Peserta paham tugas Dokter Kecil Peserta beristirahat

Pre Kondisi • 07.30 – 08.40 (70 menit) • Sesi I • “Siapakah Aku” 08.40-09.50 (70 menit) • Istirahat • 09.50 – 10.20 (30 menit) Sesi II • Peserta mengenal praktek perilaku baik “Aku Bersih” dan buruk dalam kebersihan lingkungan 10.20 – 11.30 (70 menit) Sesi III • Peserta paham daur penularan penyakit “Aku Peduli Pada Temen-Temanku” (11.30 diare 14.30 (105 menit) • Peserta paham tentang kesehatan gigi dan Diseling istirahat siang jam 12.40 – 13.40 mulut Hari Kedua JUDUL SESI Pre Kondisi 07.30 – 08.00 (30 menit) Proyek Informasi 08.00 – 09.35 ( 105 menit )

Istirahat 09.35 – 10.05 Proyek Contoh 10.05 – 12.00 ( 105 menit)

Istirahat 12.00 – 13.00 (60 menit) Proyek Ajakan 13.00 – 14.10 ( 70 menit)

• • •

TUJUAN SESI Peserta dan fasilitator saling berinteraksi untuk mencairkan suasana. Peserta paham maksud tugas informasi Peserta membuat bahan informasi Peserta mensimulasikan cara memberi informasi Peserta istirahat

• Peserta paham maksud tugas contoh • Peserta membuat bahan untuk demonstrasi • Peserta mensimulasikan cara memberi contoh • Istirahat makan • Peserta paham maksud tugas ajakan/ inisiatif • Peserta membuat rencana kerja bersama • Penutupan

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

xiii


xiv

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Water, sanitati on and hygiene in supp ort of school empowerment Supported by

ďŹ

PELATIHAN HARI 1


xvi

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


MODUL 1

Pra Kondisi

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, peserta mampu : • Memahami tujuan pelatihan dokter kecil • Menjalin hubungan dengan fasilitator dan sesama peserta selama pelatihan berlangsung • Memahami situasi dan ruang lingkup pelatihan

Ringkasan Pembelajaran Peserta saling mengenal satu sama lain dan tercipta suasana yang menyenangkan untuk memulai kegiatan, memahami tujuan pelatihan dan menyepakati aturan bersama yang diberlakukan selama pelatihan. Permainan dan nyanyian popular bisa diperkenalkan kepada anak-anak pada sesi ini. Peserta dan fasilitator menjadi nyaman satu sama lain untuk berkegiatan selama pelatihan dokter kecil berlangsung.

Metode Pembelajaran • Presentasi • Curah Pendapat • Pengamatan/Observasi

abc

Media dan Sumber Belajar • Lembar Informasi untuk Fasilitator “Dokter Kecil adalah Pendidik Sebaya” • Lagu “Disini senang disana senang”; Lagu “Aku anak sehat “ • Presentasi “Tujuan Pelatihan”

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

1


Alat dan Bahan • Plano, kertas hvs warna warni, spidol kecil, spidol besar, selotip kertas, • Bila ada di sekolah : papan tulis, kapur tulis

Waktu Pembelajaran 2 x 35 menit (70 menit)

Persiapan • • • •

2

Tuliskan judul pelatihan di plano dan tempelkan di dinding Tuliskan jadwal pelatihan di plano tempelkan di dinding Tuliskan Dokter Kecil di plano Atur pengaturan tempat duduk berbentuk U

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Langkah-langkah Pembelajaran Pencairan suasana dan tujuan belajar (20 menit) 1. Fasilitator mengucapkan salam, mengajak peserta bernyanyi mencairkan suasana dengan lagu-lagu yang dikenal seperti “Disini senang disana senang”, “Aku anak sehat”, dsb 2. Fasilitator mengajarkan salam “hai” dan “halo”, setiap fasilitator mengucapkan kata hai peserta menjawab halo dan sebaliknya ketika fasilitator mengucapkan salam hai maka peserta menjawab halo. Salam ini bisa digunakan dengan cara mengulang-ngulang dan bolak-balik saat mengucapkan untuk memfokuskan perhatian anak-anak pada fasilitator. 3. Fasilitator bertanya kepada peserta apa alasan mereka diundang di acara tersebut. Tanyakan kepada peserta apakah bapak ibu guru pendamping telah menjelaskan tujuan acara tersebut atau belum. Fasilitator menegaskan bahwa peserta diundang untuk mengikuti pelatihan Dokter Kecil. Fasilitator menempelkan tulisan “Pelatihan Dokter Kecil ” di dinding/papan tulis dan biarkan tulisan tetap menempel sampai kegiatan selesai. 4. Fasilitator melakukan eksplorasi tujuan pelatihan dengan partisipan dan selanjutnya menyampaikan tujuan pelatihan yang sebenarnya.Tempelkan tulisan tujuan pelatihan di dinding dan biarkan ada di ruangan tersebut sampai kegiatan berakhir.

Perkenalan (30 menit) 1. Fasilitator membagikan kertas dan spidol untuk memulai kegiatan perkenalan. Jelaskan supaya peserta membuat profil wajah mereka. Berikan waktu 1015 menit untuk melakukan kegiatan ini. Buatlah gambar dengan jelas sesuai dengan ukuran kertas. 2. Setelah kegiatan menggambar selesai, mintalah anak-anak berpasangan dan menukarkan gambar mereka tersebut dengan pasangannya. Berikan instruksi supaya mereka melakukan wawancara dengan pasangannya berkaitan nama, kelas, asal sekolah.Tulisakan hasil wawancara di kertas yang berisi profil wajah temannya tersebut. 3. Fasilitator memberikan kesempatan semua peserta membacakan hasil wawancaranya. Setelah selesai tempelkan gambar wajah mereka ke dinding ruangan pelatihan. Biarkan gambar tersebut tetap ditempel sampai kegiatan pelatihan berakhir. 4. Fasilitator mengajak peserta menuliskan nama panggilan peserta di selotip kertas dengan menggunakan spidol. Bantulah peserta apabila masih mengalami kesulitan.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

3


Observasi Area Pelatihan (10 menit) 1. Setelah selesai perkenalan, fasiltator mengajak peserta mengenali lokasi pelatihan. Tunjukkan letak kamar mandi/WC, letak tempat cuci tangan, letak tempat sholat. Tunjukkan batas-batas lokasi yang aman bagi anak-anak berkegiatan, dll. Kegiatan ini sebaiknya dengan mengajak peserta melakukan observasi lokasi.

Kesepakatan Belajar (10 menit) 1. Peserta berkumpul kembali untuk membuat kesepakatan belajar. Tujuan kesepakatan belajar adalah untuk paham apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama pelatihan. Tuliskan kesepakatan dalam kertas plano dan tempelkan di dinding untuk dibaca oleh peserta setiap saat. Kesepakatan sebaiknya berdasarkan ide-ide dari anak-anak, fasilitator bertugas mengeksplorasi dan memperjelas maksud mereka.

4

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Lembar Informasi Untuk Fasilitator Dokter Kecil Adalah Pendidik Sebaya Dokter Kecil Anak-anak adalah individu pembelajar yang unik dan hebat. Mereka mampu menunjukkan peran dan tanggung jawabnya untuk berpartisipasi ketika diberikan kesempatan, mendapatkan pembelajaran dan lingkungan yang kondusif sesuai dengan kapasitas serta kebutuhan mereka. Anak-anak mampu belajar sekaligus mengambil tindakan atau pun peran perubahan yang positif bagi dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat sekitarnya. Ada berbagai cara anak-anak bisa berperan langsung dalam perubahan, misalnya dengan membantu anak yang usianya lebih muda, membantu teman sebayanya, atau bahkan memimpin teman-temannya. Kemampuan anakanak untuk mempengaruhi teman sebayanya menjadi salah salah strategi perubahan perilaku. Pada Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), para pendidik sebaya disebut sebagai Dokter Kecil.Tujuan Program Dokter Kecil adalah untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam UKS terutama menjadi penggerak hidup bersih dan sehat di sekolah, di rumah dan lingkungannya. Selain itu seorang dokter kecil mampu menolong dirinya sendiri, sesame dan orang lain untuk hidup sehat. Program WISE memberikan fokus peran dokter kecil untuk menjalankan peran sebagai penggerak hidup bersih dan sehat melalui tugas yang bersifat preventif dan promotif. Tugas dokter kecil adalah memberikan informasi, memberikan contoh dan mengajak teman-temannya melakukan perilaku hidup bersih seperti perilaku cuci tangan pakai sabun, sikat gigi 2 kali sehari, membuang sampah di tempatnya dan lain-lain.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

5


Dokter Kecil adalah siswa terpilih yang dilatih sebagai pendidik sebaya untuk mempromosikan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Kriteria anak-anak untuk mengikuti pelatihan dokter kecil adalah sebagai berikut • Siswa kelas 3 atau kelas 4 yang terdiri laki-laki dan perempuan • Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan menulis karena salah satu tugas dokter kecil adalah membuat membuat pesan dan membaca pesan kesehatan untuk teman-temannya • Siswa sehat memiliki kesehatan fisik yang baik dan berpenampilan bersih dan rapi • Siswa yang memiliki semangat belajar, memiliki kegembiraan dan antusiasme • Siswa yang memiliki kemampuan dalam memimpin, komunikasi aktif dan persuasif.

Pelatihan Dokter Kecil Secara umum tujuan pelatihan Dokter Kecil adalah meningkatkan pengetahuan, sikap positif dan keterampilan anak berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Setelah mengikuti pembelajaran, maka diharapkan siswa mampu : 1. Menjalankan tugasnya untuk memberikan informasi, memberi contoh dan mengajak temannnya berperilaku sehat dan bersih 2. Bersikap dan berperilaku sehat bersih 3. Membantu guru memimpin kegiatan promosi cuci tangan dan sikat gigi di sekolah 4. Melakukan pengamatan kebersihan lingkungan sekolah dan rumah 5. Melaporkan dan merencanakan kegiatan promosi informasi di sekolah.

6

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Catatan

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

7


8

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


MODUL 2

Siapakah Aku

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, peserta mampu : • Mengenali figure dokter kecil yang memahami kebersihan pribadi sebagai contoh bagi teman-temannya. • Memahami tugas Dokter Kecil pada saat menjalankan tugas di sekolah dan lingkungannya.

Ringkasan Materi Pembelajaran • Kebersihan pribadi merupakan hal penting yang harus dijaga oleh dokter kecil dan menjadikannya perilaku hidup sehari-hari baik di rumah, sekolah dan masyarakat. Keteladanan dokter kecil berkaitan kebersihan pribadi akan di tiru teman sebayanya. Tugas dokter kecil yang diperkenalkan adalah tugas informasi, tugas demosntrasi dan tugas ajak baik di sekolah dan di rumah.

Metode Pembelajaran • Presentasi • Curah Pendapat • Diskusi abc

Media dan Sumber Belajar • Lembar Informasi untuk Fasilitator “ Kebersihan Pribadi” • Lembar Presentasi tentang Kebersihan Pribadi • Yel-yel Tepuk Tangan Dokter Kecil

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

9


Alat dan Bahan • Plano • Metaplan warna-warni • Kertas 25 x 40 cm dengan 3 warna hijau biru merah untuk ditulis symbol penegasan • Gambar contoh info, contoh, ajak yang di fotocopy pada kertas warna kuning pada kertas warna kuning • Spidol • Selotip kertas

Waktu Pembelajaran 2 x 35 menit (70 menit)

Persiapan • • • • •

10

Buat gambar tubuh manusia Buat kartu personal hygiene Buat pesan permainan komunikasi Buat tulisan info, contoh, ajak di kertas ukuran 25 x 40 cm berbeda warna Anak dibagi dalam kelompok berjumlah 2 kelompok besar untuk permainan komunikasi

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Langkah-langkah Pembelajaran Kebersihan Pribadi (25 Menit) 1. Fasilitator menjelaskan tujuan sesi ini adalah peserta mengenal pentingnya kebersihan pribadi dan tugas sebagai dokter kecil. 2. Fasilitator membagi peserta berdasarkan jenis kelamin dan meminta salah seorang anak dari kelompok tersebut menjadi relawan dengan maju ke depan. Kelompok anak laki-laki dan anak perempuan berkerumun di sekeliling 2 relawan tersebut. 3. Fasilitator membagikan kertas plano dan spidol dan menjelaskan peserta bahwa mereka akan menggambar tubuh atau disebut “Body mapping�. Setiap kelompok didampingi untuk membuat “body mapping� salah seorang anggota kelompok tersebut. Buatlah gambar tubuh manusia disertai anggota-anggota tubuhnya ( mata, telinga, tangan, dll). 4. Fasilitator kemudian membagikan kartu personal hygiene kepada peserta setelah gambar tubuh selesai. Fasilitor mengajak peserta bertukar pendapat tentang isi dan manfaat dari kartu personal hygiene. (Gunakan Bahan Belajar Kartu Personal Hygiene). 5. Fasilitator kemudian meminta peserta menempelkan kartu personal hygiene ke gambar tubuh manusia sesuai dengan letaknya. Ajaklah peserta berdiskusi dan mengenal personal hygiene dirinya sendiri dengan dengan cara memeriksa dan mengkoreksi kebersihan tangan, kuku, rambut, kerapihan baju, dsb. 6. Fasilitator memberikan penjelasan tentang kebersihan anggota tubuh dan manfaatnya bagi kesehatan fungsinya menegaskan profil fisik seorang dokter kecil. Abila dibutuhkan maka fasilitator bisa membuat materi presentasi ringkas dari kertas karton dan plano untuk memperjelas maksudnya kebersihan diri tersebut.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

11


Permainan Komunikasi (15 menit) 1. Setelah kegiatan ini selesai, lanjutkan dengan permainan komunikasi dari kelompok yang sudah ada atau dibuat kelompok baru. Ajak anak-anak berkompetisi dengan permainan komunikasi ini. Buatlah kalimat yang sesuai dengan topic hygiene promotion. (Lihat bahan belajar Pesan Berantai) 2. Refleksikan tujuan permainan ini sebagai permainan komunikasi dimana sebuah komunikasi yang baik dipengaruhi oleh beberapa factor. Salah satu factor yang mempengaruhi adalah jenis pesan yang jelas.

Tugas Dokter Kecil (30 menit) 1. Fasilitator membentuk kelompok dan membagikan gambar tugas dokter kecil. dan mintalah anak-anak mengidentifikasi tugas apa yang dilakukan menurut gambar tersebut. (Gunakan gambar serial tugas dokter kecil). 2. Fasilitator menuliskan tugas dokter kecil dan meminta anak-anak menempelkan gambar tersebut sesuai kelompok tugas sebagai berikut yaitu Informasi, Contoh dan Ajak. Gambar-gambar tugas dokter kecil kemudian dipasang di ruang pelatihan untuk digunakan sebagai poster symbol. 3. Fasilitator menegaskan tugas dokter kecil adalah Informasi, Contoh dan Ajak. Kemudian ajaklah peserta bertepuk tangan. Teriakkan “Tepuk Bersih !!� Prok prok prok info bersih Prok prok prok contoh bersih Prok prok prok ajak bersih Yes!!

12

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Lembar Informasi Untuk Fasilitator Kebersihan Pribadi Kebersihan pribadi merupakan salah satu hal penting karena kesehatan yang baik dipengaruhi oleh kebersihan tubuh. Jika seseorang ingin sehat dan merasa nyaman maka kebersihan diri sendiri merupakan tindakan penting yang harus dilakukan secara terus menerus. Kegiatan manusia sehari-hari menyebabkan tubuh terpapar panas matahari, asap, debu, air dan banyak partikel lingkungan. Selain itu, kegiatan manusia juga mengakibatkan keluarnya ekskreta atau kotoran yang secara alamiah dikeluarkan tubuh pada saat meningkatnya metabolism karena kegiatan yang dilakukannya tersebut. Kebiasaan membersihkan anggota-anggota tubuh yang perlu diperhatikan terutama menyangkut hal-hal sebagai berikut :

Bau Badan Dipengaruhi oleh keringat yang dikeluarkan oleh tubuh melalui permukaan kulit. Anak-anak tidak mengalami bau badan sampai mereka mencapai usia pubertas dimana pada usia itu kelenjar keringat yang mucul dari bawah lengan/ketiak akan memunculkan bau. Bau badan pada anak-anak sebenarnya sangat dipengaruhi oleh kebersihan baju yang dipakai oleh mereka.

Pakaian Pakaian melekat pada kulit dimana sel-sel kulit mati, keringat dan noda akan berkumpul dengan bakteri akan memunculkan bau yang berbeda dalam hal ini bau yang kurang enak pada hari berikutnya. Asap atau bau pembakaran akan menambah bau tidak enak pada baju. Mengganti baju lebih sering atau memakai baju bersih disarankan bagi kebersihan tubuh.

Mandi Mandi setiap hari merupakan salah satu langkah kecil untuk menghindarkan kemungkinan sakit flu, demam, diare, sakit kulit, dsb. Mandi setiap hari berarti menjadikan tubuh bersih dan berarti berkontribusi untuk menjadi sehat. Saat mandi maka bakteri yang melekat pada kulit dan baju akan dibersihkan terutama yang mandi dengan sabun. Sabun akan membantu membersihkan lemak atau kandungan minyak pada tubuh tempat dimana bakteri melekat pada tubuh.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

13


Keramas/Mencuci Rambut Kebersihan kepala dipengaruhi oleh sel-sel minyak, keringat di kulit kepala dan kulit-kulit mati pada kulit kepala. Ketiga hal inilah yang membuat rambut berminyak, terlihat kotor dan bau. Kebersihan rambut pada kepala dijaga dengan mencuci secara teratur dengan shampoo karena shampoo seperti halnyanya sabun memiliki kandungan detergen yang bisa membersihkan lemak dan minya dari kulit kepala. Mencuci rambut sebaiknya dilakukan dengan menggunakan air yang bersih.

Menyikat Gigi Kebersihan gigi mulut merupakan indikator kesehatan tubuh yang harus di jaga dengan cara menyikat gigi dua kali sehari pada saat pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Menyikat gigi yang baik dilakukan dengan cara memutar sikat gigi secara lembut pada permukaan gigi. Penggunaan pasta gigi berfloride sangat disarankan pada saat menyikat gigi karena membantu menjaga ketahanan email gigi.

Kuku Setiap kali makan, manusia pasti menggunakan tangannya dan jika kuku tangan dalam keadaan kotor mana bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti penyakit diare, penyakit kecacingan, dan penyakit menular lainnya karena aktivitas tangan. Kuku pada jari tangan dan kaki terbentuk dari proses keratinisasi yang terus bertumbuh setiap bulannya. Kuku pada jari tangan akan bertambah sekitar 2 ½ milimeter setiap bulan dan kuku kaki tumbuh sekitar 1 milimeter setiap bulan. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan kuku adalah mencuci setiap hari dan memotong secara teratur setiap minggunya. Cara terbaik memotong kuku dilakukan setelah mandi karena kuku dalam keadaan lembut dan mudah dipotong.

14

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Kartu Personal Hygiene

MANDI 2 KALI SEHARI SIKAT GIGI 2 KALI SEHARI CUCI TANGAN SETELAH BAB DAN SEBELUM MAKAN GUNTING KUKU 2 KALI SEMINGGU SISIR RAMBUT SETELAH MANDI KERAMAS SECARA RUTIN BERSIHKAN TELINGA SETIAP MANDI BERSIHKAN HIDUNG SETIAP MANDI Pesan Berantai CUCILAH TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR MENGALIR SETIAP HABIS BAB DAN SEBELUM MAKAN UNTUK MENCEGAH DIARE

SIKAT GIGI 2 KALI SEHARI SETIAP PAGI DAN MALAM SEBELUM TIDUR UNTUK MENCEGAH GIGI BERLUBANG

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

15


Lembar Informasi Untuk Fasilitator Tugas Dokter Kecil Dokter kecil bisa menjalankan tugas sebagai fasilitator sebaya apabila diberikan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan karakter usianya. Anak-anak pada usia sekolah dasar sudah memiliki keinginan memimpin apabila dilihat dari sudut perkembangan social emosionalnya. Keinginan memimpin ini pada dasarnya sudah dianggap sebagai kebutuhan penting bagi mereka. Aktualisasi untuk menyalurkan bakat kepemimpinannya bisa disalurkan bentuk-bentuk tugas rutin seperti memberi informasi, memberikan contoh dan mengajak bersih. Bentuk-bentuk tugas tersebut adalah : Memberi Informasi Siswa bertugas membaca informasi-informasi yang disusunnya sendiri dengan tematema kebersihan dan kesehatan seperti 5 tema PHBS, kebersihan gigi mulut. Kegiatan membaca informasi bisa dilakukan di dalam kelas maupun di saat upacara bendera. Dokter kecil bisa difasilitasi dengan diberikan waktu 5 menit membaca pesan kesehatan dan kebersihan. Tugas ini bisa dilakukan sendiri atau bersama satu orang kawannya.

16

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Memberi Contoh Tugas memberi contoh adalah tugas demonstrasi dalam rangka pembelajaran maupun dalam kegiatan sebenarnya sebagai bagian perilaku. Tugas contoh diarahkan pada satu bentuk kegiatan yang bisa diperagakan oleh dokter kecil. Contoh juga berarti penampilan dokter kecil yang bersih dan rapi.

Mengajak Bersih Berarti memberi tahu teman atau keluarganya untuk melakukan perilaku bersih seperti membuang sampah pada tampatnya, mengajak temannya mencuci tangan sebelum makan, dsb. Membuat perencanaan dengan guru tentang kegiatan promosi kesehatan dan kebersihan serta berbicara di depan umum untuk mengajak hidup bersih juga termasuk tugas mengajak bersih.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

17


Serial Gambar Tugas Dokter Kecil

18

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Panduan Pelatihan Dokter Kecil

19


20

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Panduan Pelatihan Dokter Kecil

21


Catatan

22

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


MODUL 3

Aku Bersih

Tujuan Pembelajaran • Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, peserta mampu : • Menjelaskan praktek perilaku baik dan buruk berkaitan kebersihan lingkungan • Memahami masalah kesehatan lingkungan akibat perilaku manusia

Ringkasan Materi Pembelajaran • Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang terdiri dari factor keturunan, factor pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan faktor lingkungan. Diantara ke empat faktor tersebut yang paling banyak pengaruhnya adalah faktor perilaku. • Penyakit-penyakit akibat kondisi lingkungan yang buruk sebenarnya merupakan akibat dari perilaku manusia yang buruk sebagai contoh penyakit diare, kecacingan, infeksi saluran pernafasan,dsb. Identifikasi perilaku baik dan perilaku buruk serta pengaruhnya bagi kesehatan merupakan pembelajaran penting bagi anak-anak untuk memahami hubungan sebab akibat dari terjadinya penyakit

Metode Pembelajaran • Diskusi kelompok • Curah pendapat • Presentasi

abc

Media dan Sumber Belajar • Serial gambar baik dan buruk • Nyanyian “Aku bersih aku pintar aku peduli”

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

23


Alat dan Bahan, Media dan Sumber Belajar • Kertas Plano • Selotip • Spidol besar

Waktu Pembelajaran 2 x 35 Menit (70 menit)

Persiapan • Persiapkan gambar perilaku baik dan buruk • Persiapkan gambar anak laki-laki dan perempuan • Buatlah kelompok dengan anggota 3-5 orang setiap kelompoknya.

24

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Awal (10 menit) 1. Fasilitator menjelaskan tujuan sesi ini adalah supaya dokter kecil mengenal perilaku baik dan buruk dalam hidup mereka sehari-hari. 2. Fasilitator bertanya dalam hidup sehari-hari berkaitan kebiasaan-kebiasaan anak-anak dan keluarganya terutama menyangkut kebersihan pribadi.

Diskusi Kelompok : Belajar Perilaku Baik dan Buruk (20 menit) 1. Fasilitator membentuk kelompok baru supaya peserta saling mengenal dan selanjutnya membagikan serial gambar perilaku baik dan buruk kepada masing-masing kelompok. Ajaklah anak-anak mengenal kegiatan manusia dalam gambar dengan mencontohkan beberapa gambar. (Gunakan bahan belajar gambar perilaku baik dan buruk). 2. Fasilitator menugaskan pemilahan gambar berdasarkan kriteria “PERILAKU BAIK� dan “PERILAKU BURUK�. Berikan kertas plano, spidol dan selotip kepada masing-masing kelompok untuk menempelkan setiap gambar yang dimiliki. Pisahkan gambar perilaku baik dan gambar perilaku buruk. 3. Fasilitator mendampingi anak-anak dalam kelompok untuk mengenal gambargambar tersebut merupakan perilaku baik atau buruk serta apa alasan dari pemilahan gambar tersebut berdasarkan pemahaman anak-anak.

Presentasi Kelompok (40 menit) 1. Fasilitator menugaskan peserta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing. Pastikan bahwa setiap kelompok diberi kesempatan untuk presentasi. Pada setiap presentasi apabila ada peletakan perilaku baik dan perilaku buruk yang salah dalam pengelompokannya maka kelompok tersebut diberi kesempatan untuk memperbaikinya. 2. Pada kesempatan presentasi, fasilitator bertanya mana diantara perilaku tersebut yang terjadi di lingkungan hidup mereka sehari-hari baik di rumah, masyarakat dan sekolah. Ajaklah anak-anak berdiskusi akibat perilaku buruk dan bahayanya terhadap kesehatan. Misalnya kaitkan dengan jenis-jenis penyakit yang disebabkan karena penyebab lingkungan. Fasilitator bisa menuliskan satu jenis perilaku buruk dan jenis penyakitnya berdasarkan pemahaman anakanak.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

25


3. Fasilitator kemudian menyimpulkan tentang kegiatan belajar perilaku baik dan perilaku bersih berkaitan dengan kebiasaan hidup bersih. Setiap dokter kecil diharapkan menerapkan berilaku hidup bersih supaya bisa menjadi contoh bagi teman-temannya, keluarganya dan masyarakat sekitarnya. 4. Fasilitator menegaskan bahwa tugas dokter kecil adalah INFO BERSIH, CONTOH BERSIH, AJAK BERSIH 5. Fasilitator kemudian meminta 2 orang anak laki laki dan perempuan maju ke depan dan mengikrarkan tekad perilaku baik yang harus dilakukan dokter kecil Dokter Kecil tidak BAB di sungai atau ladang Dokter Kecil cuci tangan pakai sabun Dokter Kecil kecil menyikat gigi 2 kali sehari Dokter kecil minum air yang telah dimasak Dokter Kecil membuang sampah ditempatnya Fasilitator mengajarkan nyanyian “aku bersih aku pintar aku peduli� Aku bersih aku pintar aku peduli 2x Marilah kawan-kawan Jaga kebersihan Cuci tangan selalu tiap hari Hore!

Fasilitator mengajarkan “tepuk Bersih� Prok prok prok info bersih Prok prok prok contoh bersih Prok prok prok ajak bersih Yes!!

26

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Bahan Belajar Bahan Belajar Gambar Perilaku Baik dan Buruk

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

27


28

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Panduan Pelatihan Dokter Kecil

29


30

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Panduan Pelatihan Dokter Kecil

31


32

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Panduan Pelatihan Dokter Kecil

33


34

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Panduan Pelatihan Dokter Kecil

35


Catatan

36

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


MODUL 4

Aku Peduli Pada Teman-Temanku

Tujuan Pembelajaran • • • •

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, peserta mampu : Memahami alur penularan penyakit diare Memahami cara mencegah penyakit diare Memahami kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut

Ringkasan Materi Pembelajaran • Penyakit diare yang disebabkan oleh kotoran manusia merupakan sumber utama penularan. Adapun rantai penularannya terdiri dari air terkontaminasi, lalat, tanah terkontaminasi, tangan yang terkontaminasi tinja. Perilaku yang bisa mencegah penyakit diare adalah kebiasaan mencuci tangan pakai sabun, perilaku BAB di WC yang sehat, perilaku mengkonsumsi air dan makanan yang matang dan bersih, dan menutup makanan dari lalat. • Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu indikator kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kebiasaan menggosok gigi merupakan salah satu langkah penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. Penyakit gigi mulut yang sering dialami anak-anak adalah gigi berlubang (caries) dan radang gusi (gingivitis). Waktu-waktu penting untuk menggosok gigi adalah setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur.

Metode Pembelajaran • • • •

Presentasi Diskusi kelompok, Curah pendapat Demonstrasi

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

37


abc

Media dan Sumber Belajar • • • •

Gambar penularan penyakit diare Gambar penyakit gigi dan mulut Bentuk tanda panah dari kertas Informasi untuk Fasilitator (Materi tentang Diare, CTPS, Sampah, Makanan dan Kesehatan Gigi Mulut)

Alat dan Bahan • • • • •

Plano Selotip Spidol besar Kertas warna-warni Gunting

Waktu Pembelajaran 3 x 35 menit (105 menit)

Persiapan • • • • • •

38

Fasilitator menyiapkan set jalur penularan diare dan panahnya. Fasilitator menyiapkan satu gambar jalur penularan diare Fasilitator menyiapkan sikat gigi, pasta gigi dan segelas air Fasilitator menyiapkan phantom gigi jika ada. Fasilitator menyiapkan poster langkah cuci tangan- jika ada Fasilitator menyiapkan poster langkah menyikat gigi jika ada.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Awal (10 menit) 1. Fasilitator menjelaskan bahwa dalam sesi ini akan belajar tentang penularan penyakit diare dan kesehatan gigi dan mulut. 2. Fasilitator bertanya kepada peserta adakah diantara mereka pernah mengalami sakit diare atau sakit gigi? Tanyakan bagaimana kondisi pada saat mereka mengalami sakit ke dua jenis penyakit tersebut.

Diskusi Kelas Besar : Alur Penularan Penyakit Diare (40 menit) 1. Fasilitator menjelaskan kepada peserta tujuan belajar penularan penyakit Diare yaitu supaya anak-anak memahami rantai penularan dan penghambat penyakit diare. 2. Fasilitator menggali dahulu pengalaman peserta mengenai kejadian diare yang pernah dialami oleh mereka. Setelah itu tunjukkan gambar-gambar pada penularan penyakit diare dan mengajak peserta untuk bersama-sama mengenali persepsi dari gambar-gambar tersebut. Gunakan gambar serial penularan diare. 3. Bagikan gambar-gambar yang dipegang fasilitator kepada beberapa orang peserta, setiap satu peserta memegang satu gambar. 4. Fasilitator meminta peserta meletakkan gambar orang BAB di ujung kiri dan orang sakit perut di ujung kanan. Gambar bisa diletakkan dilantai atau ditempelkan di kertas plano. 5. Ajaklah peserta mengidentifikasi 4 hal yang menjadi rantai utama penularan diare yang disebabkan perilaku BAB di tempat terbuka. Letakkan gambargambar tersebut setelah gambar orang BAB. Selanjutnya instruksikan 2 gambar yang tersisa untuk diletakkan sebagai rantai penularan berikutnya. 6. Hubungkan gambar-gambar tersebut dengan tanda panah dari kertas atau menggunakan garis dari spidol tergantung media yang digunakan untuk menempelkan gambar. 7. Fasilitator menjelaskan bahwa penyakit diare yang disebabkan oleh kotoran manusia merupakan sumber utama penularan diare. Adapun rantai penularannya terdiri dari air terkontaminasi, lalat, tanah terkontaminasi, tangan yang terkontaminasi tinja. Keempat hal tersebutlah yang mengkontaminasi makanan yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan kegiatan makan. 8. Bagikan gambar hal-hal yang bisa menghambat penularan diare. Minta anakanak mengidentifikasi perilaku atau hal-hal yang bisa menghambat penularan kotoran manusia ke tangan. Instruksikan supaya mereka meletakkan gambar penghambat penularan diare pada diagram yang ada.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

39


9. Selanjutnya mintalah salah seorang anak atau beberapa anak secara bergantian untuk mempresentasikan tentang diagram F yang sekaligus sudah diidentifikasi penghambatnya. Sebagai referensi fasilitator bisa menggunakan bahan belajar poster penularan diare. 10. Fasilitator memberikan rangkuman berkaitan perilaku manusia yang bisa mencegah kejadian diare sebagai berikut : cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, BAB di WC, minum air yang telah dimasak, makan-makanan bersih yang ditutup dengan aman. 11. Fasilitator bisa menggunakan Lembar Informasi untuk Fasilitator tentang materi Diare dan membuat materi presentasi bila dibutuhkan. Gunanya seabgai alat bantu untuk menjelaskan penyakit diare terutama berkaitan dengan tanda-tanda penyakit, pencegahannya dan pengobatan yang bisa dilakukan.

Diskusi kelompok besar : Kesehatan Gigi dan Mulut (40 menit) 1. Fasilitator menjelaskan tujuan belajar tentang kebersihan dan kesehatan gigi mulut. 2. Fasilitator melakukan curah pendapat dengan peserta tentang “apa manfaat gigi bagi kehidupan manusia?� tuliskan jawaban peserta dalam sebuah kertas plano. 3. Fasilitator meminta anak-anak meniupkan udara dari rongga mulut mereka sendiri ke tangan dan dibaui. Tanyakan apa yang mereka rasakan dengan bau tersebut. Apabila bau mulut tidak enak, maka jelaskan penyebabnya karena gigi mereka kotor akibat makanan yang mereka makan selama kegiatan atau dikarenakan ada gigi dan gusi yang sakit. 4. Setelah itu lanjutkan dengan curah pendapat tentang apa saja komponen rongga mulut dan jenis-jenis gigi pada mulut.Tuliskan jawaban peserta dalam kertas plano. 5. Tanyakan tentang jenis-jenis makanan yang telah mereka makan dan tuliskan dalam plano. Ajaklah anak-anak mengenali makanan yang aman untuk gigi dan makanan yang berbahaya bagi gigi. 6. Fasilitator kemudian memaparkan tentang : manfaat gigi pada manusia dan pengaruh makanan pada kesehatan gigi dan mulut. Jelaskan juga tentang penyakit gigi berlubang (caries) dan radang gusi (ginggivitis). 7. Fasilitator kemudian menjelaskan tentang manfaat sikat gigi dengan menggunakan materi presentasi berkaitan waktu penting sikat gigi dan cara sikat gigi yang efektif. Apabila ada phantoum gigi maka demonstrasikan cara menyikat gigi yang efektif. Apabila dibutuhkan gunakan Lembar Informasi Untuk Fasilitator sebagai referensi mater presentasi.

40

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Kesimpulan Belajar (15 Menit) 1. Setelah mempelajari kedua topik belajar yaitu penularan diare dan kesehatan gigi mulut fasilitator membuat rangkuman belajar dengan anak-anak berkaitan dengan : • Apa penyebab utama penyakit diare dan apa saja rantai penularan diare? • Apa perilaku-perilaku yang bisa mencegah diare? • Mengapa mencuci tangan pakai sabun bisa mencegah diare? • Apa penyebab utama penyakit gigi dan mulut? • Apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi mulut? • Mengapa sebaiknya menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride 2. Fasilitator menutup kegiatan dengan mengajak peserta bertepuk tangan atau bernyanyi.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

41


Serial Gambar Penularan Diare

42

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Panduan Pelatihan Dokter Kecil

43


44

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Panduan Pelatihan Dokter Kecil

45


46

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Referensi Gambar Diagram Penularan Diare tanpa Penghambat

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

47


Referensi Gambar Diagram Penularan Diare dengan Penghambat

48

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Lembar Informasi Untuk Fasilitator Diare Laporan WHO tahun 2009 menyebutkan bahwa sekitar 1,1 juta anak usia di atas lima tahun meninggal karena Diare. Sementara UNICEF memperkirakan bahwa setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal karena Diare. Kematian Diare pada balita di negara-negara berkembang mencapai 1,5 juta jiwa. Data di Indonesia menunjukkan Diare adalah pembunuh balita ke dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Di Indonesia setiap tahun 100.000 balita meninggal karena Diare. Penyakit diare bisa digambarkan sebagai salah satu penyakit karena sebab lingkungan yang terutama terkontaminasi oleh tinja manusia yang bersifat pathogen. Penyakit ini bisa menular karena bakteri Eschericia coli pada kotoran manusia yang bisa masuk ke dalam mulut melalui berbagai macam rantai penularan seperti tangan, lalat, makanan, air, atau lingkungan yang terkontaminasi bakteri pada tinja manusia. Escherichia coli adalah tipe bakteri fecal coliform yang biasanya terdapat pada alat pencernaan binatang dan manusia. Adanya E.coli di dalam air adalah indikasi kuat adanya kontaminasi adanya kotoran manusia dan hewan. Saat turun hujan E.coli dapat terbawa ke sumber-sumber air misalnya ke sungai, danau, dan air bawah tanah. Bayangkan jika sumber-sumber air ini tidak diolah dengan baik maka E.coli akan masuk ke dalam makanan dan minuman kita.

Rantai penularan diare yang disebabkan karena kontaminasi bakteri E. Coli dan cara-cara penghambat penularannya dapat dilihat pada Diagram F.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

49


Diare adalah keadaan buang-buang air besar cair selama 3 kali atau lebih dalam sehari. Orang yang mengalami Diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh menjadi lemas, tubuh juga tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak dan balita. Diare memperparah kondisi kekurangan gizi pada diri seseorang, karena gizi makanan yang ada terbuang,sisa gizi makanan yang ada dalam tubuh dipakai untuk menyembuhkan jaringa yang rusak sehingga proses pertumbuhan menjadi terhambat. Apabila pada saat diare tidak tercukupi asupan makanannya maka kondisi tubuh akan makin buruk. Tindakan penting yang harus dilakukan untuk mengatasi penderita Diare adalah memberikan minum yang banyak (tentunya air minum yang telah dimasak), memberikan Oralit, memberikan ASI bagi anak yang masih disusui ibunya. Jenis makan atau minuman yang mengandung banyak air seperti makan kuah sup, makan air tajin, minum sari buah, teh encer, air kelapa. Tetap memberikan makan padat dan meminta bantuan tenaga media jika gejala tidak berkurang. Penggunaan obat-obat herbal tradisional tetap bisa dilakukan asalkan di olah dengan cara-cara yang bersih dan aman.

50

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Lembar Informasi Untuk Fasilitator Cuci Tangan Pakai Sabun Kotoran manusia bersifat patogenik karena berisi virus atau mikroorganisma yang menyebabkan diare. Mikroorganisma tadi juga menjadi sumber penyakit, seperti Shigellosis, tipus, kolera, penyakit-penyakit infeksi saluran pencernaan dan juga infeksi saluran infeksi saluran pernapasan seperti influenza dan pneumonia. Satu gram kotoran manusia dapat mengandung 10 juta virus dan satu juta bakteri. Mikroorganisme atau virus atau bakteri ditularkan dari inang yang terinfeksi ke tubuh manusia melalui berbagai rute. Salah satunyanya melalui kontak tangan dengan kotoran. Pada Diagram F dibawah ini terlihat bahwa tangan merupakan anggota tubuh manusia yang bisa terpapar kotoran.

Tangan akan terkontak langsung dengan tinja maupun media lingkungan yang terkontaminasi kotoran manusia misalnya debu, tanah, air, dsb akan menjadi media penularan utama dan dekat dengan aktivitas hidup manusia sehari-hari. Membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir bisa mencegah transmisi virus, bakteri, atau mikroorganisme yang menyebabkan diare. Bahkan mencuci tangan pakai sabun juga mencegah penularan penyakit influenza sampai dengan sakit kulit.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

51


Di Indonesia diperkenalkan 5 waktu penting mencuci tangan yaitu 1) setelah buang air besar (BAB), 2) Setelah membersihkan anak yang buang besar (BAB), 3) sebelum menyiapkan makan, 4) sebelum makan, 5) setelah memegang/menyentuh hewan. Secara lebih jelas bisa dilihat pada Poster Waktu Penting Cuci Tangan Pakai Sabun. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup karena penggunaan sabun mampu menghilangkan kotoran/minyak/lemak yang melekat pada permukaan tangan dimana virus, bakteri, mikroorganisma melekat karena berbagai aktivitas manusia. Penggunaan sabun juga menimbulkan perasaan positif karena bau yang harum dan perasaan yang segar. Semua jenis sabun efektif untuk membersihkan tangan. Praktek CTPS yang benar prinsipnya adalah penggunaan air mengalir dan sabun dimana langkah-langkah cuci tangan yang utama adalah dengan cara membasahi tangan dengan air dan sabun, menggosok bagian telapak dan punggung tangan serta bawah kuku selama 20 detik. Bilas tangan dengan air mengalir dan dikeringkan dengan kain bersih atau dikibas-kibaskan di udara. Secara lebih jelas bisa dilihat pada Poster Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun.

52

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Panduan Pelatihan Dokter Kecil

53


54

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Lembar Informasi Untuk Fasilitator Sampah Sampah adalah semua benda padat sisa hasil aktivitas manusia yang sifatnya tidak bisa dimanfaatkan lagi ini tidak termasuk kotoran manusia. Peradaban manusia menciptakan berbagai macam karya dan aktivitas sehingga menghasilkan keragaman sampah. Kaitannya dengan kejadian diare, bahwa ada jenis-jenis sampah yang karena aktivitas pembusukannya sangat dipengaruh oleh bakteri dan mikroorganisme yang bersifat patogenik pada tubuh manusia. Aktivitas pembusukan sampah juga mengundang datangnya vektor-vektor seperti lalat, kecoa, tikus, dll yang perpotensi merugikan manusia dan mengganggu secara kesehatan. Lalat akhirnya menjadi salah satu media pembawa mikroorganisma patogen yang potensial karena biasanya hinggap pada makanan, minum atau pun bahan-bahan makanan seperti sayuran, buah, daging dan ikan segar. Dari tahun ke tahun, masa kemasa, jenis sampah teridentifikasi dan terklasifikasikan berdasarkan beberapa criteria. Salah satunya jenis sampah sebagai berikut: 1. Sampah Organik seringkali disebut sebagai sampah kering yaitu sampah yang mudah membusuk atau terurai contohnya gelas, besi, plastik, dan lain-lain. 2. Sampah Anorganik seringkali disebut sebagai sampah basah yaitu sampah yang mudah membusuk dan bisa terurai seperti contohnya sisa makanan, daun, ranting, bangkai binatang, sayuran, buah, dll. 3. Sampah Beracun Berbahaya atau disebut sampah B3 yaitu sampah yang sifatnya beracun dan berbahaya secara langsung kepada manusia contohnya sampah material rumah sakit, sampah barang elektronik, sampah barang-barang kimia, dan lain lain. Setiap sampah mengandung bahaya bakteri, kuman ataupun memancing datangnya vektor serangga seperti kecoa, nyamuk dll ataupun binatang pengerat macam tikus. Sampah juga berpotensi menimbulkan racun karena diproduksi secara sintetik sehingga sulit terurai oleh alam. Kemajuan teknologi menciptakan banyak produks berkaitan dengan limbah sintetik. Perilaku manusia berkaitan sampah yang sering ditemui adalah perilaku mengumpulkan dan memusnahkan sampah contohnya adalah menimbun lubang galian dengan tanah supaya tidak terjangkau serangga, tikus atau binatang lainnya. Ada juga yang memusnahkan dengan cara membakar apabila dirasa itu beracun. Kecenderungan pemilihan tempat pembuangan sampah yang sehat biasanya berkaitan dengan criteria mudah dibersihkan, tidak mudah dijangkau serangga dan tikur, bisa dibuka dan ditutup dengan mudah dan tidak berada di tanah terbuka. Pengolahan sampah yang lebih maju dan progresif serta berpihak pada keseimbangan lingkungan pada saat ini dikenal dengan istilah Reused, Reduce dan Recycle. Ketiganya mewakili konsep pemanfaatan kembali barang-barang yang sudah menjadi sampah, mengurangi sampah dan mendaur ulang sampah menjadi barang lain yang berguna.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

55


Lembar Informasi Untuk Fasilitator Makanan Bergizi yang Bersih, Aman dan Menyehatkan Pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh asupan gizi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Guna makanan terutama sebagai : 1. Zat pembangun (penyusun sel-sel tubuh) adalah kelompok protein dan mineral yang terdapat dalam telur, tahu, tempe, daging, ikan, dan lain lain. 2. Sumber tenaga adalah kelompok hidrat arang dan lemak terdapat dalam makanan pokok, seperti nasi, bihun, mie, tepung-tepungan, gula, minyak goreng, mentega, dan lain-lain. 3. Zat pengatur adalah kelompok sayuran dan buah : di dalam tubuh zat-zat makan itu (vitamin dan mineral) berfungsi mengatur proses pencernaan, penyerapan dan penggunaan zat-zat gizi yang lain. Ketiga fungsi makanan tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Berkaitan dengan waktu-waktu sekolah, maka ada perilaku lazim yang dijumpai pada setiap anak sekolah yaitu mengkonsumsi makanan jajanan. Konsumsi nutrisi dari jajanan menyumbang sekitar 36% dari total energy yang dikonsumsi oleh anak-anak. Pada jam istirahat sekolah, anak-anak akan mengalami lapar sementara dan jumlah kalori yang sebaiknya dikonsumsi pada jeda jam belajar itu sekitar 50 – 300 kalori, yaitu seperempat sampai sepertiga energi untuk asupan makanan siang. Jenis jajanan pun sebaiknya memenuhi unsur tenaga, unsur pengatur dan unsur pembangun Peredaran makanan jajanan di sekolah mengundang kekhawatiran orang tua dan para pemerhati nutrisi anak-anak karena banyaknya makanan yang tidak aman untuk dikonsumsi oleh anak-anak baik dari sisi keamanan fisik, kimiawi dan biologis. Ketidakamanan jajanan tersebut dimulai dari jenis bahan, proses pengolahan dan penyajiannya. Secara umum prinsip-prinsip penting dalam pengolahan dan penyajian makanan berkontribusi atas terjadinya kejadian penyakit menular terutama penyakit diare yang disebabkan penularan melalui tangan, mulut, aspek lingkungan seperti air dan tanah serta lalat. Pada saat pengolahan makanan, perlu diperhatikan mengenai keamanan pengolahan makanan dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :

56

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Pengolahan Makanan Pada saat pengolahan makanan ada 5 kunci keamanan pengolahan makanan yang harus diperhatikan yaitu : 1. Menjaga kebersihan dapur, peralatan, bebas serangga pengganggu dan kebersihan perorangan (cuci tangan pakai sabun sebelum memasak, memakai pakaian bersih, dll)

2. Memisahkan makanan mentah dan matang untuk menghindari kontaminasi mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan makanan. Memisahkan penyimpanan daging, atau ikan dari bahan makanan lain seperti sayuran, menyimpan bahan makanan dalam kotak bersih. 3. Memasak bahan makanan dengan sempurna terutama daging, telur, ikan (setidaknya memanaskan minimal 70 derajat celcius, memanaskan kembali makanan matang

60째C 5째C

Danger Zone!

4. Menyimpan makanan matang pada suhu aman <5 derajat celcius, memanaskan makanan panas pada suhu>60 derajat celcius, tidak menyimpan makanan dalam jangka waktu lama dalam kulkas.

5. Menggunakan bahan makanan dan air bersih seperti jenis makanan segar dan utuh, memilih makanan dalam kemasan yagn aman, menggunakan air bersih untuk mencuci bahan makanan, mencuci buah dan sayuran jika makan mentah dan tidak makan jenis makanan kadaluarsa.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

57


Lembar Informasi Untuk Fasilitator Penyajian Makanan Pengemasan dan penyajian makanan merupakan salah satu rantai kontaminasi mikroorganisme (bakteri, virus) pada makanan, vektor (lalat, tikus, serangga) dan tangan manusia. Kasus-kasus diare, tipus, disentri dan penyakit-penyakit fecal oral serta keracunan makanan seringkali berhubungan dengan penyajian dan kemasan makanan. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Perilaku menutup sajian makanan rumah tangga atau sajian jajanan supaya terhindar dari serangga dan binatang. 2. Penggunaan peralatan makanan dan minuman yang aman saat makanan dituangkan dalam wadah dan diambil dari wadah makanan. 3. Penggunaan kemasan yang food grade terutama berbahan plastik pada makananmakanan masak. Misalnya hindarkan penggunaan tas kresek plastik dan koran bekas untuk membungkus makanan gorengan, hindarkan penggunaan ulang botol kemasan plastik untuk diisi dengan air minum.

58

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Kesehatan Gigi Mulut Gigi dan mulut adalah bagian tidak terpisahkan dari anggota tubuh manusia. Manusia menggunakan kedua anggota tubuh tersebut untuk mengekpresikan emosi dalam bentuk ekspresi muka seperti senyuman, tawa dan muka berkerut. Mulut dengan seluruh bagian-bagiannya berperan membentuk ekspresi disertai dengan fungsifungsi fungsional lainnya. Bagian dari rongga mulut terdiri dari : 1. Gigi dengan jenis-jenisnya yaitu gigi seri, gigi taring, gigi geraham kecil dan gigi geraham besar 2. Lidah 3. Bibir 4. Langit-langit mulut 5. Saliva/kelenjar ludah Gigi sebagai bagian dari ekspresi tersebut secara fisiologis dan anatomis memiliki manfaat tersendiri. Manfaat dari gigi adalah : 1. Fungsi Mengunyah yaitu berperan menghaluskan makanan dan membantu kerja organ pencernaan. 2. Fungsi Berbicara yaitu diperlukan untuk mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu seperti huruf T,V, D, F dan S. Tanpa gigi maka bunyi tersebut tidak sempurna. 3. Fungsi Estetik yaitu diperlukan untuk penampilan. 4. Menjaga kesehatan rongga gigi dan mulut yaitu menjaga fungsi mengolah makanan, menjaga rahang gigi, menjaga fungsi oklusi gigi.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

59


Pada bagian permukaan gigi terdiri dari mahkota gigi dan akar gigi, sedangkan pada bagian lapisan gigi terdiri dari : 1. Email adalah jaringan keras pelindung gigi paling luar, lapisan yang keras namun bila sudah rusak tidak bisa digantikan. 2. Dentin adalah lapisan gigi dibawah email yang bersifat lebih lunak dan berwanrna kuning. Lapisan ini bisa bertumbuh kebagian dalam pulpa sehingga inilah yang menyebabkan rasa sakit apabila gigi berlubang. 3. Pulpa adalah jaringan lunak yang berisi saraf dan pembuluh darah. 4. Saraf dan pembuluh darah berfungsi memberikan suplai nutrisi pada bagian saraf gigi.

60

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Pertumbuhan gigi manusia ada 2 1. Gigi sulung adalah gigi yang terbentuk sejak anak masih dalam kandungan dan akan tumbuh saat bayi berusia 6 bulan – 1 tahun dan akan mulai tanggal saat berusia 6-7 tahun. 2. Gigi tetap adalah gigi yang menggantikan gigi sulung, dan mulai bertumbuh saat anak berusia sekitar 6-7 tahun dan berakhir pada usia 21 tahun. Pada usia 21 tahun gigi yang tumbuh ini adalah gigi molar terakhir dan pada beberapa orang tidak tumbuh atau tumbuh tidak sempurna. Jenis-Jenis Gigi antara lain : 1. Insisivus /Seri – bersifat tajam terletak pada bagian depan dan berfungsi untuk memotong makanan. 2. Caninus/Taring - gigi ini memiliki satu gundukan tajam pada bagian permukaan yang bisa berfungsi untuk menyobek makanan. 3. Premolar/Semi geraham – gigi ini memiliki 2 gundukan pada permukaan gigitannya berfungsi untuk meremukkan makanan. 4. Molar/Geraham digunakan untuk menggerus.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

61


Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Penyebab masalah pada gigi dan mulut adalah Plak. Plak adalah lapisan lengket yang terdiri dari kumpulan bakteri. Karbohidrat dan gula berubah menjadi asam yang merusak gigi karena plak.plak yang berkumpul tanpa dibersihkan dengan baik menjadikan gigi berlubang (caries) atau radang gusi (gingivitis). Plak pada gusi yang makin lama makin mengeras akan menyebabkan gigi bergoyang dan menyebabkan gusi terasa nyeri. Bateri yang menyebabkan plak adala streptococcus mutans. Langkah menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara : 1. Menjaga pola makan • Pilihlah makanan dan cemilan yang sehat seperti buah dan sayuran. • Apabila mengemil makanan seperti karhohidrat dan gula berikan jeda atau tidak terus menerus makan. Mulut membutuhkan waktu 20 menit untuk membersihkan diri dengan ludah yang ada dimulut untuk membersihkan mulut sendiri. • Hindarkan makanan yang terlalu asam karena bias mengikis permukaan gigi. • Makan permen karet dengan kandungan gula dari xylithol diperbolehkan karena permen karet merangsang produksi air ludah yang bias membersihkan mulut. Namun bila permen karet itu mengandung banyak gula maka permen karet ini tidak disarankan. 2. Menyikat gigi • Menyikat gigi yang baik adalah dengan menggerakkan sikat gigi secara perlahan lembut dan dengan gerakan memutar. Lihat gambar cara menyikat gigi. Ada beberapa teknik menyikat gigi, namun langkah kita menyikat gig dengan perlahan lembut dan gerakan memutar pada permukaan gigi merupakan salah satu teknik yang dianjurkan. • Mulai menyikat gigi dari rahan bagian atas lalu ke rahang bagian bawah. Bersihkan juga lidah karena lidah ada banyak bakteri. • Lakukanlah kegiatan sikat gigi selama 2 menit • Waktu penting menyikat gigi adalah setiap pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Saat malam sebelum tidur merupakan waktu yagn sanagt disarankan karena saat tidur kandungan saliva berkurang sehingga kondisi mulut makin asam dan menyebabkan plak. • Gantilah sikat gigimu secara rutin, sikat gigi yang sudah mekar atau berusia lebih dari 3 bulan sudah kehilangan fungsi. • Bersihkan sikat gigi dengan baik. • Satu sikat gigi digunakan oleh satu orang. • Menyikat gigi dengan pasta gigi berfluoride karena berfungsi melindungi gigi. Gunakan pasta gigi tidak terlalu banyak dan saat berkumur tidak harus terlalu bersih sehingga kandungan flouridenya hilang. 3. Memeriksakan gigi ke pelayanan kesehatan gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali dengan tujuan memeriksa gigi dan membersihkan gigi.

62

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


GAMBAR GIGI BERLUBANG

CARA MENYIKAT GIGI

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

63


Catatan

64

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Water, sanitati on and hygiene in supp ort of school empowerment Supported by

ďŹ

PELATIHAN HARI 2


66

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


MODUL 5

Proyek Informasi

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, peserta mampu : • Mengidentifikasi masalah kesehatan dan kebersihan di sekolah • Menyusun pesan higinitas • Mempraktekkan cara mengkomunikasikan pesan di sekolah • Memahami masalah kesehatan lingkungan akibat perilaku manusia.

Ringkasan Materi Pembelajaran • Siswa membuat materi informasi secara sederhana yang bisa dikembangkan oleh peserta sendiri di sekolah dengan sumber daya yang ada seperti alat tulis untuk belajar. Mereka diajak memformulasikan kalimat sederhana tentang : apa itu diare, mengapa harus BAB di WC, kapan cuci tangan sabun, apa manfaat cuci tangan sabun, mengapa makanan harus dilindungi dari lalat, apa itu lalat, apa itu air yagn sehat, mengapa harus minum air yang dimasak, mengapa sampah harus dipilah, mengapa harus sikat gigi, kapan waktu sikat gigi. Selanjutnya kalimat sederhana itu dibuatkan simbol gambarnya. Gambar bisa sederhana yang bisa dibuat peserta, bisa diambil dari sumber lain. • Informasi merupakan tugas yang mudah untuk dilakukan oleh siswa. Mereka berlatih untuk membacakan kartu higinitas dan menunjukkan symbol dari isi kartu higinitas pada upacara bendera atau setiap hari membacakan 1 kartu higinitas di kelas- kelas. Waktu yang dibutuhkan untuk membacakannya adalah 2 menit saja.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

67


Metode Pembelajaran • • • • • • • • • • • • • •

Praktek berkelompok Bermain peran Media dan Sumber Belajar Lembar Informasi untuk Fasilitator tentang materi Diare, CTPS, Makanan Sehat, Sampah, Kesehatan Gigi Mulut Lembar diskusi pelatihan ( lembar plano pada sesi Siapa Aku, Aku Bersih, Aku Peduli) Alat dan Bahan Karton manila Kertas warna-warni/kertas origami Spidol Crayon atau pinsil warna Gunting Cutter Lem Tusuk sate/sedotan

Waktu Pembelajaran 3 x 35 menit (105 menit)

Persiapan • Buat contoh kartu higinitas • Buat contoh wayang higinitas

68

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Langkah-Langkah Pembelajaran Review dan Membangun Suasana Pelatihan • Peserta dikumpulkan lagi dalam forum bersama untuk mengingat lagi pembelajaran hari 1 pertama pelatihan. • Kumpulkan peserta pelatihan dan guru untuk mendapatkan briefing kegiatan pelatihan hari ke 2. Seluruh partisipan pelatihan dibagi dalam 3-4 kelompok. • Fasilitator menjelaskan sesi pembelajaran ini dan peran keterlibatan guru. Pastikan guru untuk mengikuti kegiatan namun berperan sebagai pendamping yang positif.

Proyek Kartu Higinitas 1. Setiap kelompok membuat identikasi masalah perilaku kebersihan dan kesehatan di sekolah mereka. Formulakan masalah tersebut untuk dijadikan pesan promosi kesehatan di sekolah. 2. Setiap kelompok membuat 6 kartu higinitas yang berisi kalimat yang mengandung pesan-pesan tentang diare, cuci tangan pakai sabun, membuang sampah, sikat gig, dsb. 3. Satu kartu berisi satu topik yang menjelaskan tentang satu 1 pesan higinitas yang terdiri dari 15 – 30 kata. 4. Setiap satu pesan akan dibacakan dengan durasi minimal 1-2 menit. 5. Kartu higinitas dibuat bersama antara peserta dan guru pendamping di kelompok.

Proyek Wayang Higinitas/Gambar Higinitas 1. Berdasarkan pesan yang disusun, makan dibuat visualisasi gambar dari pesan tersebut. Wayang higinitas setidaknya mewakili kartu higinitas 2. Setiap kelompok membuat minimal 6 buah wayang higinitas yang dibuat sendiri gambarnya atau menggunakan gambar yang sudah ada. 3. Wayang higinitas dibuat dari gambar yang ditempelkan di karton/kardus bekas. 4. Wayang higinitas bisa dirancang atau digunakan dalam suatu rangkaian scenario seperti dalam kegiatan pertunjukan boneka/pertunjungan wayang.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

69


Mari Lakukan 1. Setelah seluruh proyek kartu higinitas dan wayang higinitas selesai, maka lakukan simulasi seolah anak-anak berada di sekolah dan akan membacakan pesan tersebut. 2. Satu anak membacakan 1 kartu higinitas. 3. Satu anak berdiri disampingnya menunjukkan wayang yagn mewakili pesan dalam kartu higinitas. 4. Berikan kesempatan kepada beberapa kelompok. 5. Fasilitator bisa memberikan kesempatan kepada siswa saling mengomentari cara menyampaikan pesan. Lakukan refleksi bersama sehingga saat simulasi antara satu dengan lainnya semakin baik cara membacakan pesan. 6. Fasilitator menyimpulkan pembelajaran baik yang diperoleh dari sesi ini dan menegaskan kepada siswa bahwa apa yang mereka lakukan pada sesi ini sebaiknya dilakukan di sekolah.Tugas memberi informasi adalah salah satu tugas Dokter Kecil .

70

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Catatan

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

71


72

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


MODUL 6

Proyek Contoh

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, siswa mampu : • Mengidetifikasi pesan penting untuk kebersihan • Membuat alat demonstrasi : tippi tap dan kotak sampah • Mendemonstrasikan cara berkomunikasi di depan umum

Ringkasan Materi Pembelajaran • Siswa yang telah memahami tentang diare, 5 topik higinitas dan kesehatan gigi mulut kemudian menunjukkan cara mempraktekkan perilaku tersebut di depan temanteman di sekolah dalam hidup sehari-hari. Siswa membuat 1 topik pengamatan perilaku teman-temannya dan perilaku tersebut kemudian dibuat pesan di dalam kartu higinitas. Bicarakan objek amatan dengan guru pembimbing. • Membuat proyek contoh yaitu membuat tippi tap tujuanya untuk menyediakan fasilitas cuci tangan sederhana di sekolah. Proyek contoh adalah kegiatan yagn bertujuan memberikan kesempatan praktek kepada Dokter Kecil . Ketika ada anak menjadikan kebiasaan cuci tangan sebagai kebiasaan maka dia sudah memberikan contoh. • Proyek contoh lain adalah pemilahan sampah, kegiatan ini bisa dijadikan bahan simulasi dihadapan peserta lain.

Metode Pembelajaran • Diskusi berkelompok • Bermain Peran abc

Media dan Sumber Belajar • Lembar Informasi untuk Fasilitator tentang materi Diare, CTPS, Makanan Sehat, Sampah, Kesehatan Gigi Mulut • Lembar diskusi pelatihan ( lembar plano pada sesi Siapa Aku, Aku Bersih, Aku Peduli) • Poster Langkah Mencuci Tangan Pakai Sabun • Poster Langkah Menyikat Gigi.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

73


Alat dan Bahan • • • • • • • • • •

Kertas warna-warni Spidol/bolpoint Gunting Cutter Tali raffia Galah Air Sabun Botol aqua Kardus bekas

Waktu Pembelajaran 3 x 35 menit (105 menit)

Persiapan • • • •

74

Persiapkan ruang demonstrasi. Tuliskan lagu-lagu dalam plano. Menyiapkan plano berisi langkah mencuci tangan. Mintalah anak-anak membawa sikat gigi dan pasta gigi dari rumah untuk kegiatan demonstrasi menyikat gigi.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Langkah-langkah Pembelajaran Mengamati Perilaku • Membuat table pengamatan perilaku setiap 1 sekolah memilih 2 topik Utama yang penting untuk diamati. • Table pengamatan didiskusikan dengan guru pendamping setelah disekolah dan menjadi bahan kartu higinitas yang baru. • Table dibuat pada selembar kertas, boleh dihias atau diwarnai sesuai dengan keadaan yagn dimiliki anak-anak.

Membuat Tippi Tap • Membuat tippi tap dari botol bekas air minum, atau botol jenis lain. • Anak-anak berkreasi membuat tippi tap menurut yang mereka rancang. Secara prinsip tippi tap maksudnya air yang mengalir dari lubang adalah kecil. • Botol juga mudah diisi kembali. • Botol air dan sabun tidak terpisah sehingga tidak hilang salah satunya. • Buatlah scenario simulasi cara menggunakannya untuk mencuci tangan dan gunakan langkah mencuci tangan yang paling benar.

Gambar Tippi Tap

Ikatkah tali pada leher dan bagian bawah botol.

Lubangi botol.

Ikatkan botol-botol pada tiang gantungan.

Isi dengan air dan sertakan ikatan sabun untuk melengkapi kegaitan mencuci tangan.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

75


Pemilahan Sampah • Anak-anak membuat potongan kertas atau mengumpulkan jenis sampah basah dan kering. • Buatlah kotak sampah yang paling interaktif menurut anak untuk 2 jenis sampah. • Buatlah scenario simulasi cara menjelaskan pemilahan sampah. Prinsip nya adalah anak mengenali jenis sampah.

Mari Lakukan 1. Fasilitator mengarahkan kegiatan bermain peran anak-anak untuk kegiatan demonstrasi mencuci tangan dan menyikat gigi dengan menggunakan tippi tap yang dibuat bersama peserta. 2. Pada saat melakukan kegiatan cuci tangan, ajarkan lagu-lagu sebagai berikut : Lagu cuci tangan dengan irama “happy birthday to you” sebagai berikut : (lagu ini disosialisasikan oleh team Manokwari) ayo cuci tangan, ayo cuci tangan, cuci tangan pakai, hidup bersih sehat. Atau lagu mencuci tangan dengan irama lagu “Heli guk guk” sebagai berikut : (Lagu ini disosialisasikan oleh Team Takalar) aku punya adik kecil, kuberi nama -- , dia suka mencuci tangan, sambil memakai sabun, satu gosok-gosok, dua gunung-gunung, tiga kura-kura, empat kucing-kucing, lima mobil-mobil, enam jam tangan. Lalu cuci dan keringkan.

76

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Bisa juga diajarkan lagu cuci tangan yang lain sebagai berikut : (lagu ini disosialisasikan oleh project ESP) Yuk Bapak Ibu Sehat iya iya o Jangan malas cuci tangan iya iya o Wak wak BER Wak wak SIH Karena pakai sabun YES Iya iya oo Yuk anak anak pintar iya iya o Jangan malas cuci tangan iya iya o Wak wak BER Wak wak SIH Karena pakai sabun YES Iya iya oo 3. Lakukan juga kegiatan bermain peran untuk melakukan untuk demonstrasi menyikat gigi dan membuang sampah pada tempatnya 4. Fasilitator melakukan refleksi dari kegiatan ini bahwa kegiatan demonstrasi merupakan salah satu tugas Dokter Kecil yaitu Contoh Bersih.

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

77


Catatan

78

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


MODUL 7

Proyek Ajak

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, siswa mampu : • Mengidentifikasi kegiatan apa saja yang bisa dilakukan Dokter Kecil • Mendapatkan dukungan seluruh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan tugasnya dari Guru Pendamping.

Ringkasan Materi Pembelajaran • Siswa dan guru diberikan penjelasan mengenai konsep Ajak adalah konsep untuk melakukan inisiatif, merencanakan dan mulai berperilaku memimpin. Baik guru dan siswa kemudian membuat sebuah proyek rencana yang bisa dilakukan dokter kecil di sekolahnya. Setiap kelompok meski dari sekolah yang berbeda-beda, mulai menyusun kapan waktu membacakan kartu higinitas di upacara bendera dan di kelas- kelas, kapan membuat proyek tippi tap untuk digunakan cuci tangan bersama dan sikat gigi bersama, kapan kegiatan jumat bersih bersama. Proyek rencana ini adalah setiap sekolah membuat satu lembar rencana aksi yang riil dan terjadwal.

Metode Pembelajaran • Diskusi berkelompok • Presentasi

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

79


abc

Media dan Sumber Belajar • Plano rencana tindak lanjut di sekolah

Alat dan Bahan • • • •

Kertas plano Spidol Kertas HVS ATK

Waktu Pembelajaran 2 x 35 menit (70 menit)

Persiapan • Menyiapkan plano berisi contoh table rencana tindak lanjut.

80

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Langkah-langkah Pembelajaran Memainkan permainan kapal karam 1. Anak-anak dalam kelompok diberikan kertas Koran/plano. 2. Berkompetisi menuju suatu tujuan denga menggunakan kertas Koran. 3. Semua anak harus muat dalam kertas tersebut saat bergeser. 4. Fasilitator akan memberikan perintah melipat kertas dan kapan bergerak. 5. Fasilitator mengajak anak-anak berefleksi mengenai kegiatan permainan tersebut.

Refleksi Permainan Kapal Karam Sebuah tim harus saling mendukung, menyemangati dan tidak meninggalkan salah satu anggotanya untuk mencapai tujuan kegiatan.

Membuat proyek rencana • Peserta bergabung menurut sekolah dan bersama guru pendamping berdiskusi • Membuat rencana dalam kertas dan dibuat seinteraktif mungkin. • Rencana ditandatangani Dokter Kecil, Guru Pendamping dan Kepala Sekolah (tanda tangan Kepala Sekolah diperoleh saat di sekolah). • Rencana di buat untuk disekolah untuk dilakukan dengan teman-temannya. • Rencana dibuat di rumah sebagai rencana pribadi sesuai dengan pesan yang menurut anak akan dibuat untuk keluarganya.

Contoh TABEL RENCANA ANAK Nama Kegiatan Membaca kartu dikelas

Waktu

Pesan

Sumber Daya

Membaca kartu di Upacara Bendera Demostrasi cuci tangan Demonstrasi sikat gigi Jumat Bersih

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

81


Daftar Rujukan • Andlaw, R.J and Rock, W.P. Perawatan Gigi Anak Edisi 2, Widya Medika. Jakarta. 1992. • Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No HK.03.1.23.07.11.6664 Tahun 2011 tentang Pengawasan Kemasan Pangan. Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kementrian Kesehatan RI, 201. www.pom.go .id/pom/hukum_perundangan/ pdf/ggab_4_25112011.pdf. Diakses pada April 2012. • Child to Child Ed. Hanburry, C., A Resource Book Part 1. Implementing the Child to Child Approach, Edited by Donna Bailey, Hugh Hawes and Grazyna Bonati, The Child to Child Trust. 1994. • Colgate. Artikel-artikel oral health. http: //colgate.com/app/Cp/US/EN/OC/ Information/Articles/Oral-and-Dental-Health-Basics/Oral-Hygiene/Oral_ Hygiene-Basics/articles.cvsp. diakses Oktober 2011. • Direktorat Bina Kesehatan Anak. Pedoman Pelatihan Dokter Kecil. Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementrian Kesehatan RI, 2011. • Ferron, Suzanne; Morgan, Joy and O’Reilly, Morgan. Hygiene Promotion, A Practice Manual for Relief and Development, Intermediate Technology Publication, on behalf of CARE International. 2000. • Fit for School Project. EHCP Teacher Manual. http://www.fitforschool.ph/. Diakses pada Oktober 2011. • International Relief and Development. Modul Pelatihan Duta Higinitas. Yogyakarta. 2007. • Kementrian Kesehatan RI. Panduan Penyelenggaraan Kegiatan. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) ke 5. 15 Oktober Oktober 2012. Anak Sehat Dimulai dari Tangan Sehat. Diakses pada Oktober 2012. Link globalhandwashingday_Indonesia dari milis_ampl@yahoogroups.com yang dikirimkan pada 5 Juli 2012 (00:29:01 -0700(PDT). Diakses 5 Juli 2012 • Program Air, Sanitasi dan Higiene (ASaH),Tim. Pedoman Pembelajaran Partisipasi Berkelompok Air, Sanitasi, dan Higiene di Sekolah Bagi Siswa. Kerja sama Pemerintah Indonesia dan UNICEF, Jakarta. 2010. • Ramadhan, Ardyan Gilang. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut, Bukune. Jakarta. 2010. • Tjahjo, Nur., Rahadian P. Paramita (ed). Kumpulan Modul: Kegiatan Cuci Tangan untuk Anak Setingkat Sekolah Dasar. Save the Children, Jakarta. 2005.

82

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Catatan

Panduan Pelatihan Dokter Kecil

83


84

Panduan Pelatihan Dokter Kecil


Produce by

Water, sanitati on and hygiene in supp ort of school empowerment Supported by

ďŹ


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.