Modul Pelatihan Guru

Page 1

Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar panduan Pelatihan GURU

Kumpulan Modul Kegiatan Pembelajaran Promosi Kesehatan di Sekolah Dasar November 2011

Water, sanitati on and hygiene in supp ort of school empowerment Supported by

ďŹ


Daftar Isi Daftar Isi

i

Kata Pengantar

iii

Prinsip Pelatihan untuk Guru

v

Memfasilitasi Pelatihan

vi

Menyiapkan Pelatihan untuk Guru

vii

Melaksanakan Pelatihan untuk Guru

viii

Modul 1 Pembukaan dan Perkenalan 1 Modul 2 Pengenalan Program WISE 5 Modul 3 Mengenal Pembelajaran Aktif

9

Modul 4 Fasilitator Pembelajaran Aktif

21

Modul 5 Metode dalam Kegiatan Belajar

31

Modul 6 Menyusun Langkah Metode Pembelajaran

39

Modul 7 Pembahasan Buku Modul

47

Modul 8 Penugasan Simulasi Modul

51

Modul 9 Pengembangan Media Pembelajaran Partisipatif

55

Modul 10 Simulasi Modul

69

Modul 11 Simulasi Modul Menggunakan Media

77

Modul 12 Mengintegrasikan Modul dalam Kurikulum Pembelajaran

83

Modul 13 Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut

89

Panduan Pelatihan Guru

i


ii

Panduan Pelatihan Guru


Kata Pengantar

L

atar belakang pemerintah menerapkan strategi nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air minum, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Sebagian masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sa­wah, kolam, kebun dan tempat terbuka. Sebaliknya perilaku masyarakat pada saat-saat penting mencuci tangan masih rendah, yaitu pada setelah buang air besar, setelah membersihkan tinja bayi dan balita, sebelum makan, sebelum mem­beri makan bayi, dan sebelum menyiapkan makanan. Sementara itu, meskipun sebagian besar rumah tangga merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi sebagian air tersebut masih mengandung Eschericia coli1. Berbagai kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare di Indonesia. Pada tahun 2006 tercatat kejadian diare di Indonesia sebesar 423 per seribu penduduk pad a semua umur dan 16 provinsi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,52. Menyadari hal tersebut di atas, pemerintah telah melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain melakukan uji coba implementasi Community Led Total Sa­nitation (CLTS) pada tahun 2005. Pada akhirnya pemerintah menyadari diperlukan strategi nasional sanitasi total berbasis masyarakat dengan melibatkan lintas sektor sesuai dengan tugas dan pokok dan fungsi masing-ma­sing dengan leading sektor Departemen Kesehatan karena sanitasi total berbasis masyarakat ini menekankan kepada 5 (lima) perubahan perilaku hygienis. Dalam konteks tersebut, pemerintah Indonesia bekerjasama dengan UNICEF untuk mendukung program yang bernama Water, Sanitation, and Hygiene (WASH) project in 6 provinsi di wilayah Indonesia Timur. Salah satu komponen dari program WASH adalah pengembangan program di sekolah dasar. Pada saat ini dengan melibatkan kerjasama antara UNICEF , CARE , dan Save the Children, dikembangkan program Wash in Schools Empowerment Project (WISE) di 4 area program (NTT, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua) yang bertujuan mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan pendekatan dan memberikan kontribusi dalam pendekatan “Creating Learning Communities for Children” (CLCC) untuk mempromosikan kesehatan di sekolah melalui peningkatan perawatan sarana kesehatan di sekolah dasar, peningkatan kualitas pembelajaran kesehatan, dan dukungan terhadap program Usaha Kesehatan Sekolah. Salah satu upaya promosi kesehatan di sekolah adalah dengan memperkaya materi Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat2.

1 Lihat Strategi Nasional Sanitasi Total berbasis Masyarakat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. 2 Lihat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Panduan Pelatihan Guru

iii


Dalam kepentingan itulah, disusun modul pelatihan untuk guru agar para guru dapat memperkaya proses belajar mengajar pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan di sekolah dasar dengan promosi kesehatan bagi anak. Panduan pelatihan untuk guru peserta program terdiri dari 13 pokok bahasan. Secara garis besar, buku Panduan Pelatihan untuk Guru kabupaten terdiri dari bagian materi : 1. Pendidikan Aktif 2. Pendalaman materi pada buku Panduan untuk Guru untuk promosi kesehatan

di Sekolah Dasar

3. Simulasi proses pembelajaran buku Panduan untuk Guru di Sekolah Dasar 4. Teknik fasiitasi dan penggunaan media pembelajaran 5. Merancang proses pembelajaran

Secara lengkap kerangka panduan pelatihan untuk guru adalah sebagai berikut : No 1

2 3

4 5 6 7

8 9

10 11

12

13

iv

Pokok Bahasan Pembukaan

Sub Pokok Bahasan

Pembukaan Perkenalan Materi dan alur pelatihan Kesepakatan aturan main Penilaian kemampuan diri Pengembangan dan Implementasi Pemaparan program WISE Program WISE Mengenal Pembelajaran Aktif Mengenal karakteristik pembelajaran aktif Memahami peran pembelajaran aktif dalam proses pendidikan kesehatan Fasilitator Pembelajaran Aktif Mengenal peran pendamping pembelajaran aktif Keterampilan dan sikap pendamping pembelajaran aktif Metode dalam Kegiatan Belajar Metode kegiatan belajar Membedakan karakter metode belajar Menyusun Langkah Metode Menyusun langkah-langkah metode pembelajaran Pembelajaran Pembahasan Buku Panduan Struktur buku Panduan untuk Guru Promosi Kesehatan di Sekolah Dasar Isu penting dalam buku Panduan untuk Guru di Sekolah Dasar mengenai Promosi Kesehatan Penugasan simulasi panduan terpilih Penugasan Simulasi Buku Panduan Pengembangan Media Fungsi, peran dan karakter media pembelajaran Pembelajaran Partisipatif partisipatif Tips memilih dan menggunakan media pembelajaran Simulasi Modul Simulasi panduan Teknis dasar fasilitasi dan cara bertanya Simulasi Modul Menggunakan Simulasi modul menggunakan media pembelajaran Media Teknik memilih dan menggunakan media pembelajaran Praktek penilaian perilaku unik positif Mengintegrasikan Modul dalam Tahapan menyusun alur pembelajaran Kurikulum Pembelajaran Penyusunan pokok bahasan dan sub pokok bahasan pembelajaran Penilaian diri dan proses pembelajaran Evaluasi Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak lanjut setelah pembelajaran Penutupan

Panduan Pelatihan Guru


Prinsip Pelatihan untuk Guru Pelatihan bagi guru peserta program dilaksanakan dengan memperhatikan prinsipprinsip pendidikan orang dewasa, seperti yang dikembangkan oleh Jane Vella3, yaitu:  Melibatkan peserta dalam menyusun materi pembelajaran melalui penjajakan

kebutuhan belajar. Termasuk mengembangkan materi yang sesuai dengan kebutuhan dan menjadikan pengalaman peserta sebagai sumber belajar.  Mengembangkan situasi belajar yang nyaman bagi peserta.  Menjalin hubungan yang nyaman. Baik antara fasilitator dengan peserta maupun sesama peserta.  Mengembangkan tahapan belajar yang menguatkan. Materi pembelajaran sebelumnya memperkuat materi pembelajaran berikutnya. Bermula dari materi yang mudah kepada materi yang sulit.  Proses belajar memberi ruang bagi peserta untuk melakukan refleksi dan aksi nyata.  Mengembangkan hubungan yang saling menghargai.  Menentukan bersama arah dan proses belajar. Memberi ruang bagi peserta untuk terlibat memberi gagasan terhadap arah dan proses sesuai dengan kebutuhan.  Mendorong pemenuhan kognitif, afektif, dan psikomotorik.  Relevan dan kontekstual dengan kebutuhan dan peran yang dikembangkan pe­ serta dalam kehidupan nyata. Menjadi penting karena peserta membutuhkan  Kesepakatan arah dan aturan main yang jelas.  Kerjasama tim. Mendorong diantara peserta dan fasilitator untuk saling mendukung dan bekerjasama selama proses pembelajaran.  Keterkaitan semua prinsip.  Hasil dapat diukur. Hasil pembelajaran dapat dirasakan dan diukur setelah proses pembelajaran selesai. Untuk mendukung prinsip-prinsip tersebut penting untuk mengembangkan alur pembelajaran dengan siklus pembelajaran berbasis praktek (dikembangkan oleh David Kolb). Proses pembelajaran dimulai dengan memberi ruang bagi peserta untuk mendapatkan atau menceritakan pengalaman konkrit yang berkaitan dengan ma­teri yang akan dipelajari. Selanjutnya peserta mendapat kesempatan untuk me­ref­leksikan makna dari pengalaman yang mereka alami sebelum akhirnya didiskusikan pengalaman tersebut dalam konsep yang lebih abstrak. Terakhir, proses pembelajaran ini ditutup dengan sebuah penerapan pengetahuan maupun keterampilan baru dalam kehidupan nyata mereka.

3 Sumber: Learning to Listen, Learning to Teach, Jane Vella, San Francisco: Jossey-Bass Publishers, 1994.) Panduan Pelatihan Guru

v


Memfasilitasi Pelatihan Dalam pendidikan orang dewasa peran fasilitator pembelajaran, yaitu:  Sebagai ”motivator” belajar, yaitu pemberi dorongan kepada peserta

untuk meningkatkan potensi belajarnya. Terutama ketika peserta mempunyai pengetahuan dan pengalaman terkait topik yang dipelajari.  Sebagai ”mediator”, yaitu penengah saat terjadi perbedaan pendapat atau konflik di antara peserta belajar; atau penghubung dengan sumber belajar lainnya; Terutama jika ada topik yang tidak diketahui oleh peserta maupun fasilitator.  Sebagai “narasumber”, yaitu pemberi informasi dan ilmu pengetahuan baru pada saat diperlukan. Hal ini dilakukan jika peserta membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki fasilitator mengenai topik tertentu.  Sebagai “pembimbing”, yaitu pengembang proses refleksi nilai-nilai lama untuk memperkenalkan nilai-nilai baru kepada peserta belajar;  Sebagai “pelatih”, yaitu pemberi tugas-tugas agar peserta memperoleh keterampilan baru yang diperlukan;  Sebagai perancang kegiatan belajar, yaitu perumus tujuan belajar, perancang proses, kurikulum, metodologi dan media belajar berdasarkan penjajakan kebutuhan belajar peserta.  Sebagai pengelola (manajer) kegiatan belajar, yaitu pengelola waktu, proses, logistik, dsb.

vi

Panduan Pelatihan Guru


Menyiapkan Pelatihan untuk Guru Pada dasarnya persiapan pelatihan untuk guru tidak berbeda dengan persiapan pembelajaran orang dewasa pada umumnya. Mulai dari penjajakan kebutuhan, mempelajari buku modul pelatihan, sampai mempersiapkan media dan bahan perlatihan. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam persiapan pelatihan untuk guru antara lain:  Mengumpulkan data mengenai kondisi peserta pelatihan. Termasuk data mengenai kegiatan promoi kesehatan di sekolah peserta. Data peserta ini pada akhirnya berguna untuk memperkaya materi dan kurikulum pelatihan.  Melakukan penjajakan awal terhadap kemampuan dan kebutuhan peserta pelatihan. Penjajakan sebagai bahan untuk menyusun kurikulum pelatihan ini dapat diperoleh melalui wawancara maupun kuesioner yang dibagikan sebelum pelatihan.  Mempersiapkan materi presentasi maupun referensi terkait dengan perkembangan kebijakan dan program promosi kesehatan di sekolah. Terutama kebijakan di lingkup kabupaten/ kota. Jika memungkinkan, lakukan wawancara dan pengumpulan data mengenai program pada instansi pemerintah daerah terkait.  Mempersiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang terdapat di lapangan. Media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di kabupaten akan membantu peserta untuk mempersiapkan diri untuk melaksanakan pelatihan.  Mempelajari komponen kurikulum pelatihan dan hasil penjajakan sebagai acuan merancang materi dan alur pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan peserta.

Panduan Pelatihan Guru

vii


Melaksanakan Pelatihan untuk Guru Pelatihan untuk guru ini dirancang untuk dilaksanakan selama empat hari. Adapun garis besar pelaksanaan pelatihan untuk pelatih kabupaten adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 7 6 8 9 10 11 12 13 14 15 16

viii

Pokok Bahasan Hari Pertama Pembukaan dan Perkenalan Pengenalan dan implementasi program WASE Mengenal pembelajaran aktif Fasilitator pembelajaran aktif Hari Kedua Review harian Metode dalam kegiatan belajar Menyusun langkah metode pembelajaran Pembahasan buku Panduan Untuk Guru Penugasan simulasi Panduan Untuk Guru Hari Ketiga Review harian Pengembangan media pembelajaran partisipatif Simulasi modul menggunakan media Mengintegrasikan modul dalam kurikulum pembelajaran Hari Keempat Praktek Sekolah Review dan evaluasi Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut

Panduan Pelatihan Guru


MODUL 1

Pembukaan dan Perkenalan

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti sesi belajar ini, peserta mampu. • Memperkenalkan diri dengan menceritakan gambar. • Mendiskusikan materi dan alur pelatihan. • Menyepakati aturan main selama pelatihan. • Menilai kemampuan diri.

Ringkasan Materi Pembelajaran • • • • •

Pembukaan. Perkenalan. Materi dan alur pelatihan. Kesepakatan aturan main selama pelatihan. Penilaian kemampuan diri.

Metode Pembelajaran • • • • abc

Curah pendapat. Diskusi. Ceramah/ presentasi. Penugasan individu.

Media dan Sumber Belajar • Bahan presentasi: jadwal dan alur pembelajaran.

Panduan Pelatihan Guru

1


Alat dan Bahan • • • • • •

Kartu metaplan. Kertas plano. Spidol. Stiker warna. Isolasi kertas. LCD proyektor.

Waktu Pembelajaran 60 menit.

Persiapan • Salin materi dan jadwal pembelajaran pada kertas plano jika tidak tersedia LCD proyektor. • Buat tabel pada kertas plano.Tabel terdiri dari 10 kolom. Kolom pertama berisi materi pembelajaran dan kolom selanjutnya adalah angka 1-9. • Bagi stiker sebanyak materi yang akan ada pada tabel. Setiap peserta akan mendapat stiker sebanyak materi yang ada pada tabel.

2

Panduan Pelatihan Guru


Langkah-langkah Pembelajaran Pengantar (5 menit) 1. Fasilitator menyampaikan selamat datang kepada peserta.

Perkenalan (20 menit) 2. Fasilitator membagikan kartu metaplan dan spidol kepada peserta. Minta peserta untuk menggambarkan salah satu pe­nga­l­aman mereka pada masa kanak-kanak yang dianggap paling berkesan pa­da kartu metaplan. Gunakan kalimat kun­ci: Gambarlah pengalaman masa Sekolah Dasar Anda yang paling berkesan di kartu metaplan. Tidak diperkenankan menggunakan kata-kata. 3. Fasilitator memperkenalkan diri dengan menceritakan gambar yang dibuat­ nya. Selanjutnya minta peserta satu per­satu memperkenalkan diri sambil men­ceritakan gambar masing-masing. Sam­ paikan, bahwa setiap peserta ternyata mempunyai berbagai macam pengalaman masa anak-anak. Begitu sepanjang hi­dup sampai sekarang. Pengalaman ini akan menjadi sumber utama dalam pem­belajaran pelatihan saat ini.

Presentasi tujuan dan alur pembelajaran (10 menit) 4. Fasilitator mempresentasikan tujuan dan jadwal pembelajaran. Beri kesempatan peserta untuk menanggapi materi dan jadwal pembelajaran tersebut. Jelaskan beberapa hal yang ditanyakan peserta.

Diskusi kesepakatan aturan main pembelajaran (15 menit) 5. Fasilitator meminta peserta untuk m­enyampaikan aturan main yang perlu disepakati selama pembelajaran berlang­ sung. Dorong agar seluruh peserta berpartisipasi menyampaikan gagasan. Sepakati gagasan tersebut dan tuliskan pada kertas plano.

Penilaian diri (5 menit) 6. Fasilitator menempelkan kertas plano berisi tabel penilaian. Jelaskan cara pe­nilaian diri dengan menempelkan stiker berwarna sesuai lajur materi pada kolom yang dianggap mewakili penilaian kamampuan mereka terhadap materi tersebut. 7. Fasilitator membagikan stiker berwarna kepada peserta. Setiap peserta menda­pat­kan stiker sebanyak materi yang ada pada tabel. 8. Fasilitator meminta peserta menempel­kan stiker secara bergiliran.

Penutup (5 menit) 9. Beri kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan hal-hal lain yang perlu dibahas. 10. Tutup sesi ini dengan ucapan terima ka­sih. Sampaikan materi pada sesi berikutnya.

Panduan Pelatihan Guru

3


Catatan

4

Manual Pelatihan untuk Pelatih


MODUL 2

Pengenalan Program WISE

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti sesi belajar ini, siswa mampu: • Mendiskusikan Water, Sanitation and Hygiene (WASH) project, program WASH in Schools Empowerment Project (WISE) dan keterkaitan dengan pelatihan yang akan dilakukan.

Ringkasan Materi Pembelajaran • Pemaparan program WASH dan WISE oleh narasumber.

Metode Pembelajaran • Diskusi. • Ceramah/ presentasi.

abc

Media dan Sumber Belajar • Bahan presentasi: program Water, Sanitation and Hygiene (WASH) dan

program WASH in Schools Empowerment Project (WISE).

Alat dan Bahan • LCD proyektor

Waktu Pembelajaran 60 menit.

Persiapan • Salin materi pada kertas plano jika tidak tersedia LCD proyektor.

Panduan Pelatihan Guru

5


Langkah-langkah Pembelajaran Pengantar (5 menit) 1. Fasilitator memperkenalkan nara­ sum­ ber CHILDREN /CARE INTERNA­TIONAL.

dari

UNICEF/SAVE THE

Presentasi dan diskusi mengenai program WASH/WISE (45 menit) 2. Mempresentasikan program Water, Sani­ tation and Hygiene (WASH) project dan program Water, Sanitation and Hygiene in School Empowerment Project (WISE). Kaitkan program tersebut dengan upaya untuk mendukung peningkatan kualitas ke­ se­ hatan anak. Beri kesempatan peser­ ta untuk memberikan tanggapan. Sam­paikan beberapa hal seperti:  Apa tujuan program Water, Sanitation and Hygiene (WASH) project?  Apa tujuan program Water, Sanitation and Hygiene in School Empowerment Project (WISE)  Siapa saja yang terlibat dalam program ini?  Apa strategi dan pendekatan program Water, Sanitation and Hygiene (WASH) project?  Kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan dalam program Water, Sanitation and Hygiene (WASH) project? 3. Kaitkan pemaparan program WASH/WISE ini dengan program pemerintah dan tujuan perbaikan kesehatan ma­syarakat.

Penutup (10 menit) 4. Memberi kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan hal-hal lain yang perlu dibahas. 5. Menutup sesi ini dengan ucapan terima kasih. Sampaikan materi pada sesi berikutnya.

6

Panduan Pelatihan Guru


Catatan

Manual Pelatihan untuk Pelatih

7


8

Panduan Pelatihan Guru


MODUL 3

Mengenal Pembelajaran Aktif

Sumber utama: Modul Pelatihan Praktik yang Baik di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) Unit 1: Apa dan Mengapa PAKEM? yang dikembangkan konsorsium Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and Opprtunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS) 2013.

Tujuan Pembelajaran • Mengenali karakteristik pembelajaran aktif. • memahami peran pembelajaran aktif dalam proses pendidikan

kesehatan.

Ringkasan Materi Pembelajaran • Karakteristik pembelajaran aktif.

Metode Pembelajaran • Curah pendapat. • Diskusi. • Ceramah/ presentasi. • Praktek.

abc

Media dan Sumber Belajar • Gambar proses pembelajaran kelas.

Panduan Pelatihan Guru

9


Alat dan Bahan • Kertas plano • Spidol • Isolasi kertas • LCD Proyektor

Waktu Pembelajaran 90 menit.

Persiapan • Pilih dua buah gambar. Gambar pertama berupa suasana belajar yang

menggambarkan siswa sedang mencatat di buku sementara guru berdiri atau duduk di depan. Gambar kedua berupa suasana belajar anak berdiskusi kelompok dan guru berdekatan dengan kelompok siswa.

• Fotocopy dan tempelkan gambar dua suasana belajar sejumlah kelompok

peserta.

10

Panduan Pelatihan Guru


Langkah-langkah Pembelajaran Pengantar ( 10 menit) 1. Fasilitator menyampaikan tujuan dan proses sesi ini. 2. Fasilitator bertanya kepada peserta mengenai apa yang mereka ketahui mengenai pembelajaran aktif dan berbagai “istilah” yang mereka biasa gunakan. Tuliskan jawaban mereka pada kertas plano.

Curah pendapat dan diskusi mengenai pembelajaran aktif (40 menit) 3. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok diskusi. Masing-masing kelompok dapat beranggotakan 4-5 orang peserta. Bagikan setiap kelompok kedua gambar “suasana belajar”. 4. Fasilitator meminta setia kelompok mendiskusikan perbedaan suasana belajar dalam kedua gambar tersebut dan menjawab pertanyaan diskusi sebagai berikut:  Apa perbedaan kegiatan siswa dalam kedua gambar tersebut?  Apa perbedaan kegiatan guru dalam kedua gambar tersebut?  Apa perbedaan interaksi antar siswa dalam kedua gambar tersebut?  Apa perbedaan interaksi siswa dengan guru dalam kedua gambar tersebut? 5. Fasilitator meminta setiap kelompok menuliskan hasil diskusi mereka pada kertas plano dan mempelkan hasil diskusi mereka. 6. Fasilitator memberi kesempatan setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka. Simpulkan kesamaan jawaban dari setiap kelompok. Diskusikan jawaban peserta dengan mengajukan pemancing diskusi:  Apakah siswa hanya mendengarkan guru? Apakah siswa hanya mencatat? Apakah siswa berdiskusi bersama siswa lain?  Apakah guru hanya berceramah? Apakah guru terlibat dalam diskusi kelompokkelompok?  Apakah ada kerja sama antar siswa? Apakah mereka saling bertukar pendapat?  Apakah guru selalu berbicara pada seluruh kelas? Apakah guru berkomunikasi dengan siswa secara individual? Apakah guru berkomunikasi dengan kelompok?

Panduan Pelatihan Guru

11


7. Fasilitator menyampaikan mengenai konsep pembelajaran aktif yang dikenal yaitu model PAKEM (Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) atau PAIKEM (Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)dengan mengacu pada bahan bacaan.  PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.  Secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. 2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dalam membangkitkan semangat belajar dan membantu siswa membangun pengetahuan dan pemahaman. Cara-cara tersebut diantaranya adalah menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar 3. Guru mengatur kelas dengan bahan belajar yang lebih menarik. 4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. 5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. 6. Peran guru lebih sebagai fasilitator daripada penceramah, artinya guru mendesain kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 8. Fasilitator memberi kesempatan peserta untuk menanggapi dan berdiskusi dengan mengkaitkan konsep pembelajaran tersebut dengan kebiasaan dan pengetahuan yang dimiliki peserta selama ini.

Diskusi kelompok penerapan pembelajaran aktif (40 menit) 9. Fasilitator meminta setiap kelompok untuk membahas setiap unsur pembelajaran dengan memberi nama kelompok AKTIF, kelompok KREATIF, Kelompok EFEKTIF, dan kelompok MENYENANGKAN. Berikan nama yang sama jika jumlah kelompok banyak. 10. Setiap kelompok kemudian mendiskusikan satu unsur PAKEM yang sesuai dengan nama kelompoknya selama 15 menit dengan menuliskan ciri-ciri dan contoh kegiatan belajar yang sesuai dengan nama kelompoknya. Kelompok Aktif, misalnya menuliskan ciri-ciri dan contoh kegiatan pembelajaran yang dapat disebut aktif, begitu seterusnya sesuai dengan nama kelompoknya. 11. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergiliran. Beri komentar terhadap hasil diskusi kelompok mengacu pembelajaran aktif.

Penutup (10 menit) 12. Fasilitator menyampaikan hal-hal penting yang muncul dalam pembelajaran sesi ini. 13. Tutup sesi ini dengan ucapan terima kasih. Sampaikan materi pada sesi berikutnya.

12

Panduan Pelatihan Guru


Apa Itu PAKEM? PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif berpikir, bertanya, mempertanyakan, mengemukakan gagasan, bereksperimen, mempraktikkan konsep yang dipelajari, dan berkreasi. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya; bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Suatu konsep (misalnya demokrasi, kerjasama, fotosintesa, penjumlahan, dan kebersihan) yang dijelaskan melalui ceramah sebenarnya sangat sulit dipahami siswa karena konsep tersebut disampaikan secara abstrak. Hal yang abstrak sulit dipahami karena tingkat berfikir anak-anak yang cenderung kongkrit atau mencari bentuk nyata. Jika dalam mengajar guru menggunakan media seperti gambar, film, peragaan, dan sebagainya maka konsep yang dipelajari menjadi lebih kongkrit(nyata)dan lebih mudah dipahami anak. Namun, yang paling bisa membuat konsep menjadi kongkrit adalah ketika anak terlibat dalam pengalaman langsung dan aktif menemukan sendiri dari pengalaman tersebut suatu konsep yang menjadi tujuan pembelajaran. Misalnya, anak-anak menemukan sendiri makna dari penjumlahan setelah mereka terlibat dalam kegiatan jumlah menjumlah menggunakan benda nyata (kacang merah, batu-batuan, penjepit kertas misalnya). Contoh lain, siswa memahami konsep demokrasi setelah mereka terlibat aktif dalam penerapan prinsip-prinsip demokrasi dan musyawarah dalam kegiatan pemilihan ketua kelas yang dirancang serius oleh guru. Pengalaman nyata dan proses penerapan tersebut memberikan cara bagi mereka untuk membangun pemahaman sendiri secara aktif tentang konsep penjumlahan dan demokrasi. Di bawah ini adalah bagan dari Edgar Dale (1946) yang menunjukkan macam media atau kegiatan yang bisa dipakai untuk mengajarkan suatu konsep dan hubungannya dengan tingkat kekongkritan konsep yang bisa tersampaikan. Pembelajaran yang bergantung hanya pada verbal saja (ceramah, membaca) mengandung tingkat keabstrakan paling tinggi, sedangkan pengalaman langsung yang membuat siswa aktif menemukan dan menerapkan suatu konsep memiliki tingkat kekongkritan yang paling tinggi. Tingkat Keterlibatan

Yang Diingat 10% 20% 30%

Baca

Verbal

Dengarkan Lihat Gambar/ Diagram Lihat Video/Film

Visual

Lihat Demonstrasi

50% 70%

Terlibat dalam Diskusi Menyajikan/Presentasi

Terlibat

Bermain Peran

90%

Melakukan Simulasi

Berbuat

Mengerjakan Hal yang Nyata “Succesful Learning Comes fromdoing� (Wyatt$ Looper, 1999)

Panduan Pelatihan Guru

13


Pesan dari bagan Edgar Dale tersebut diperkuat oleh kata-kata Confucius, orang bijak dari Timur, sebagai berikut: a.Yang saya dengar, saya lupa. b.Yang saya lihat, saya ingat. c.Yang saya kerjakan, saya pahami. Melvin L. Silberman penulis “101 Cara Belajar Aktif� mendukung juga keaktifan siswa ntuk memberikan hasil belajar yang maksimal dengan mengatakan: d.Yang saya dengar, saya lupa. e.Yang saya dengar dan lihat, saya ingat. f. Yang saya dengar, lihat, tanyakan, atau diskusikan, saya mulai pahami. g. Yang saya dengar, lihat, dan diskusikan, serta lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan. h.Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa yang bisa mengoptimalkan potensi diri siswa. Karena dalam PAKEM siswa banyak bekerja dan berbuat maka terdapat banyak kesempatan bagi siswa untuk menghasilkan produk belajar. Produk itu bisa berupa karya seni, jalan keluar terhadap suatu permasalahan, grafik, diagram, tabel, puisi, karangan, pantun, lagu, tarian, model tiga dimensi, dan lain- lain. Dengan demikian, daya imajinasi dan daya cipta/kreasi siswa bisa berkembang dengan optimal. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang jauh dari rasa bosan dan takut sehingga siswa dapat memusatkan perhatiannya secara penuh pada pembelajaran sehingga waktu curah perhatiannya pada pembelajaran tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif. Proses pembelajaran yang efektif menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

14

Panduan Pelatihan Guru


Secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut: a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat belajar siswa dan membantu siswa membangun pengetahuan dan pemahaman. Cara-cara tersebut diantaranya adalah menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’. d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. f. Peran guru lebih sebagai fasilitator daripada penceramah, artinya guru mendesain kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selama kegiatan pembelajaran, guru tidak lagi hanya berdiri di depan kelas tetapi berkeliling memantau kegiatan siswa dan membantu siswa dalam proses belajar.

Apa Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan Pakem? 1. Memahami sifat dasar anak Pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu dan suka berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia —selama mereka normal— terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur bagi rasa ingin tahu dan imajinasi tersebut.

Panduan Pelatihan Guru

15


2. Mengenal perbedaan setiap anak Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Karena itu semua anak dalam kelas tidak harus selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan bisa berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya ketika dia mendapat kesulitan sehingga anak tersebut bisa belajar secara optimal.

3. Memahami anak sebagai makhluk sosial Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami cenderung melibatkan anak lain dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.

4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi masalah sehingga pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Keterampilan pemecahan masalah memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sesering mungkin memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan katakata “Apa yang terjadi jika ‌â€? lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapanâ€?, yang umumnya tertutup (jawaban yang betul hanya satu).

5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menyenangkan Ruang kelas yang menyenangkan merupakan unsur tak terpisahkan dari PAKEM. Dalam kelas yang menerapkan PAKEM, anak-anak banyak belajar melalui bekerja dan berbuat sehingga banyak menghasilkan produk. Hasil pekerjaan siswa tersebut sebaiknya dipajangkan untuk membuat kelas menjadi hidup dan menarik. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan bisa memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya.

16

Panduan Pelatihan Guru


Guru perlu memastikan bahwa setiap siswa mempunyai karyanya yang dipajangkan. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.

6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar denganmenggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis(membuat dugaan), mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.

7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugastugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru yang berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka (nilai).

8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut. Banyak siswa merasa takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menciptakan suasana kelas di mana guru tidak marah kepada siswa dan siswa tidak menertawakan siswa lain jika mereka memberi jawaban yang tidak benar. Siswa harus didorong untuk mencoba, dan berbuat kesalahan adalah bagian penting dari belajar. Guru juga tidak menyepelekan siswa. Pada dasarnya guru harus berusaha menghilangkan penyebab rasa takut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEM.

Panduan Pelatihan Guru

17


Bagaimana Pelaksanaan PAKEM? Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh KBM dan kegiatan guru. Kegiatan Guru Kegiatan Belajar Mengajar 1. Guru merancang dan mengelola KBM Guru melaksanakan berbagai KBM seperti: yang mendorong siswa untuk berperan • Percobaan dan berpikir aktif dalam pembelajaran. • Diskusi kelompok • Memecahkan masalah • Mencari informasi • Menulis laporan/cerita/puisi • Berkunjung keluar kelas • Bermain peran 2. Guru menggunakan alat bantu dan Sesuai mata pelajaran, guru dapat menggunakan: sumber belajar yang beragam. • Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri • Gambar • Studi kasus • Narasumber • Lingkungan 3. Guru memberi kesempatan kepada siswa Siswa: untuk mengembangkan keterampilan. • Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara • Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri • Menarik kesimpulan • Memecahkan masalah atau mencari rumus sendiri • Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri 4. Guru memberi kesempatan kepada Melalui: siswa untuk mengungkapkan gagasannya • Diskusi sendiri secara lisan atau tulisan. • Lebih banyak pertanyaan terbuka • Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri 5. Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan • Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan belajar dengan kemampuan siswa. (untuk kegiatan tertentu) • Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut • Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan 6.

Guru mengaitkan KBM pengalaman siswa sehari-hari.

dengan • Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri • Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari

7. Guru menilai KBM dan kemajuan belajar • Guru memantau kerja siswa siswa secara terus menerus. • Guru memberikan umpan balik

18

Panduan Pelatihan Guru


Catatan

Manual Pelatihan untuk Pelatih

19


20

Panduan Pelatihan Guru


MODUL 4

Fasilitator Pembelajaran Aktif

Tujuan Pembelajaran: Setelah mengikuti sesi belajar ini, peserta pelatihan mampu : • Mendiskusikan perbedaan pengajar dan belajar. • Mendiskusikan peran fasilitator pembelajaran aktif. • Merefleksikan sikap dan ketrampilan yang dimiliki fasilitator pembelajaran aktif.

Ringkasan Materi Pembelajaran: • Peran pendamping pembelajaran aktif. • Ketrampilan dan sikap pendamping pembelajaran aktif.

Metode Pembelajaran: • Curah pendapat. • Diskusi. • Ceramah/ presentasi. abc

Media dan Sumber Belajar: • Bahan presentasi: fasilitator pembelajaran.

Panduan Pelatihan Guru

21


Alat dan Bahan: • Kertas plano. • Spidol. • Isolasi kertas. • LCD Proyektor.

Waktu Pembelajaran: 60 menit.

Persiapan: • Salin bahan presentasi pada kertas plano jika tidak tersedia LCD

proyektor.

22

Panduan Pelatihan Guru


Langkah-langkah Pembelajaran: Pengantar ( 10 menit) 1. Fasilitator menyampaikan tujuan dan proses sesi ini. 2. Fasilitator menanyakan apa saja peran seorang guru dalam mendampingi proses pembelajaran sesuai dengan pengalaman peserta? 3. Fasilitator menyampaikan, bahwa dalam proses pembelajaran aktif, maka seorang guru berkembang perannya sebagai seorang fasilitator.

Diskusi mengenai sikap dan ketrampilan fasilitator (20 menit) 4. Fasilitator menjelaskan mengenai arti fasilitasi dalam pembelajaran orang dewasa. Presentasikan “Jendela Johari�. Minta peserta untuk memberikan komentar berdasarkan pengalaman mereka selama ini. Pernahkah sebagai guru mereka mengalami berbagai posisi seperti yang digambarkan dalam “Jendela Johari�? Peran manakah yang paling sering mereka alami sebagai guru? Kenapa hal itu dapat terjadi? 5. Fasilitator meminta setiap peserta untuk menyampaikan sikap dan ketrampilan sebagai fasilitator. Sikap apa saja yang harus dipunyai seorang fasilitator? Ketrampilan apa saja yang harus dimiliki seorang fasilitator? Diskusikan perbedaan antara sikap dan ketrampilan sebagai fasilitator. 6. Fasilitator menjelaskan mengenai perbedaan antara sikap dan ketrampilan yang perlu dimiliki fasilitator. Sikap sangat tergantung dan hanya dapat dilatih oleh diri sendiri. Sedangkan ketrampilan dapat ditingkatkan melalui berbagai pelatihan dan pendidikan.

Penilaian diri terhadap sikap dan ketrampilan fasilitator (20 menit) 7. Fasilitator meminta peserta menuliskan sikap sudah mereka miliki dan ketrampilan yang belum mereka miliki. Tuliskan juga buktinya. Misalnya sikap fasilitator yang sudah saya miliki adalah sabar. Buktinya saya selalu memberi kesempatan bagi orang lain menyelesaikan perkataaanya. Ketrampilan yang belum saya kuasai adalah mengembangkan tehnik permainan. Buktinya saya tidak dapat menciptakan permainan yang menghidupkan suasana belajar 8. Fasilitator mempresentasikan mengenai “rumah fasilitator�. Jelaskan setiap lantai dari rumah fasilitator tersebut dikaitkan dengan sikap dan ketrampilan sebagai fasilitator. Beri kesempatan peserta menanggapi penjelasan tersebut.

Penutup (10 menit) 9. Fasilitator menyampaikan hal-hal penting yang muncul dalam diskusi dan pembelajaran sesi ini. 10. Tutup sesi ini dengan ucapan terima kasih. Sampaikan materi pada sesi berikutnya.

Panduan Pelatihan Guru

23


Lembar Informasi Kunci (LIK) Fasilitator Pembelajaran Sumber utama: Modul Pelatihan untuk Pelatih PRA-Studio Driya Media. Istilah fasilitator semula lebih banyak diterapkan untuk kepentingan pendidikan orang dewasa (andragogi), khususnya dalam lingkungan pendidikan non formal. Namun sejalan dengan perubahan makna pengajaran yang lebih menekankan pada aktivitas siswa,istilah fasilitator pun mulai diadopsi dalam lingkungan pendidikan formal di sekolah, yakni berkenaan dengan peran guru pada saat melaksanakan interaksi belajar mengajar1. Pekerjaan fasilitator adalah membelajarkan atau mengelola kegiatan pembelajaran.

Pengertian Fasilitator Fasilitator berasal dari bahasa latin “fasilis” yang artinya: mempermudah. Jadi, fasilitator adalah orang yang bertugas mengelola proses dan kegiatan belajar untuk mengantar peserta mencapai tujuan belajarnya. Dalam filosofi pembelajaran orang dewasa, peran fasilitator harus dikurangi secara bertahap dan diserahkan kepada peserta. Hanya dengan mengurangi ‘dominasi’ fasilitator, proses pembelajaran bisa diambil alih oleh peserta sehingga pembelajaran bisa berkembang.

Peran Fasilitator Peran fasilitator semakin bertambah

Peran fasilitator semakin berkurang

Peran Peserta

1 Akhmad Sudarajat: Peran Guru sebagai Fasilitator

24

Panduan Pelatihan Guru


Peran/Tugas Fasilitator Sementara, tugas/peran fasilitator pembelajaran, yaitu:  Sebagai motivator belajar, yaitu pemberi dorongan kepada peserta untuk meningkatkan potensi belajarnya;  Sebagai mediator, yaitu penengah saat terjadi perbedaan pendapat atau konflik di antara peserta belajar; atau penghubung dengan sumber belajar lainnya;  Sebagai “pembimbing”, yaitu pengembang proses refleksi nilai-nilai lama untuk memperkenalkan nilai-nilai baru kepada peserta belajar;  Sebagai “narasumber”, yaitu pemberi informasi dan ilmupengetahuan baru pada saat diperlukan;  Sebagai “pelatih”, yaitu pemberi tugas-tugas agar peserta memperoleh keterampilan baru yang diperlukan;  Sebagai perancang kegiatan belajar, yaitu perumus tujuan belajar, perancang proses, kurikulum, metodologi dan media belajar berdasarkan penjajakan kebutuhan belajar peserta;  Sebagai pengelola (manajer) kegiatan belajar, yaitu pengelola waktu, proses, logistik, dsb.

Peran Seorang Fasilitator menurut Jendela Johari Ada cara lain untuk melihat peran fasilitator dalam hal pertukaran belajar antara fasilitator dengan peserta, peserta dengan peserta, dan dengan sumber belajar lainnya, seperti diagram yang dikenal “Johari Windows” di bawah ini: AKU TAHU, KAMU TAHU

AKU TIDAK TAHU, KAMU TAHU

Fasilitator berperan sebagai MODERATOR

Fasilitator berperan sebagai MOTIVATOR

AKU TAHU, KAMU TIDAK TAHU

AKU DAN KAMU TIDAK TAHU

Fasilitator berperan sebagai NARASUMBER

Fasilitator berperan sebagai MEDIATOR

Panduan Pelatihan Guru

25


Kemampuan yang Dimiliki Fasilitator Untuk menjalankan berbagai peran/tugas di atas, perlu dikembangkan berbagai kemampuan seorang fasilitator, antara lain: No

Jenis Kemampuan

1

Materi teori, konsep, prinsip/filosofi yang merupakan substansi (content) belajar; materi aplikasi atau terapan dari teori yang merupakan substansi (content) belajar

2

Penguasaan teori-teori dan filosofi pembelajaran; psikologi pendidikan; dan berbagai bidang studi terkait pendidikan dan pembangunan (multi disiplin)

3

Keterampilan sebagai perancang kegiatan belajar (penjajakan kebutuhan belajar, penyusunan kurikulum, pembuatan satuan acara pembelajaran/ SAP, dsb.)

4

Keterampilan sebagai fasilitator pembelajaran: teknik fasilitasi, penggunaan berbagai metode dan media belajar, teknik presentasi, komunikasi interpersonal, dsb.

5

Keterampilan menulis (kurikulum, bahan bacaan, media belajar atau bahan presentasi, dsb.)

6

Penguasaan teknologi belajar (manual, komputer, cetak, audio, audio visual, dsb.)

7

Mengelola pelaksanaan kegiatan belajar: lay-out ruangan, pengelolaan waktu, logistik dan sarana pendukung kegiatan belajar

8

Mengelola ‘bisnis’ pelatihan: menghitung biaya kegiatan, promosi/publikasi, dsb.

Fasilitator seharusnya seperti sebuah “Spon” Seorang fasilitator adalah sebuah “spon” yang tidak pernah merasa penuh dan selalu ingin menyerap banyak ilmu pengetahuan dan keterampilan baru. Belajar bagi seorang fasilitator adalah selamanya (long-life learning) dan dilakukan dengan bermacam-macam cara: dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, membaca, pengamatan, pengkajian, pengembangan gagasan, dsb.

26

Panduan Pelatihan Guru


Peran Guru sebagai Fasilitator2 Berbeda dengan pola hubungan “top-down”, hubungan kemitraan antara guru dengan siswa, guru bertindak sebagai pendamping belajar para siswanya dengan suasana belajar yang demokratis dan menyenangkan. Oleh karena itu, agar guru dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator seyogyanya guru dapat memenuhi prinsip-prinsip belajar yang dikembangkan dalam pendidikan kemitraan, yaitu bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila: •

Siswa secara penuh dapat mengambil bagian dalam setiap aktivitas pembelajaran

Apa yang dipelajari bermanfaat dan praktis (usable).

Siswa mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuan dan keterampilannya dalam waktu yang cukup.

Pembelajaran dapat mempertimbangkan dan disesuaikan dengan pengalamanpengalaman sebelumnya dan daya pikir siswa.

Terbina saling pengertian, baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Di samping itu, guru seyogyanya dapat memperhatikan karakteristikkarakteristik siswa yang akan menentukan keberhasilan belajar siswa, diantaranya: 1. Setiap siswa memiliki pengalaman dan potensi belajar yang berbeda-beda. 2. Setiap siswa memiliki tendensi untuk menentukan kehidupannnya sendiri. 3. Siswa lebih memberikan perhatian pada hal-hal menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannnya. 4. Apabila diminta menilai kemampuan diri sendiri, biasanya cenderung akan menilai lebih rendah dari kemampuan sebenarnya. 5. Siswa lebih menyenangi hal-hal yang bersifat kongkrit dan praktis. 6. Siswa lebih suka menerima saran-saran daripada diceramahi. 7. Siswa lebih menyukai pemberian penghargaan (reward) dari pada hukuman (punishment).

2 Akhmad Sudarajat: Peran Guru sebagai Fasilitator Panduan Pelatihan Guru

27


Selain dapat memenuhi prinsip-prinsip belajar dan memperhatikan karakteristik individual, juga guru dapat memperhatikan asas-asas pembelajaran sebagai berikut: 1. Kemitraan, siswa tidak dianggap sebagai bawahan melainkan diperlakukan sebagai mitra kerjanya 2. Pengalaman nyata, materi pembelajaran disesuaikan dengan pengalaman dan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa. 3. Kebersamaan, pembelajaran dilaksanakan melalui kelompok dan kolaboratif. 4. Partisipasi, setiap siswa dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan sehingga mereka merasa bertanggung jawab atas pelaksanaan keputusan tersebut, sekaligus juga bertanggung atas setiap kegiatan belajar yang dilaksanakannya. 5. Keswadayaan, mendorong tumbuhnya swadaya (self supporting) secara optimal atas setiap aktivitas belajar yang dilaksanakannya. 6. Manfaat, materi pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat memberikan manfaat untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi siswa pada masa sekarang mau pun yang akan datang. 7. Lokalitas, materi pembelajaran dikemas dalam bentuk yang paling sesuai dengan potensi dan permasalahan di wilayah (lingkungan) tertentu (locally specific), yang mungkin akan berbeda satu tempat dengan tempat lainnya. Pada bagian lain, Wina Senjaya (2008) mengemukakan bahwa agar guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator, maka guru perlu memahami hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar. Dari ungkapan ini, jelas bahwa untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator, guru mutlak perlu menyediakan sumber dan media belajar yang cocok dan beragam dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan tidak menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar bagi para siswanya. Terkait dengan sikap dan perilaku guru sebagai fasilitator, di bawah ini dikemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan guru untuk dapat menjadi seorang fasilitator yang sukses: 1. Mendengarkan dan tidak mendominasi. Karena siswa merupakan pelaku utama dalam pembelajaran, maka sebagai fasilitator guru harus memberi kesempatan agar siswa dapat aktif. Upaya pengalihan peran dari fasilitator kepada siswa bisa dilakukan sedikit demi sedikit. 2. Bersikap sabar. Aspek utama pembelajaran adalah proses belajar yang dilakukan oleh siswa itu sendiri. Jika guru kurang sabar melihat proses yang kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, maka hal ini sama dengan guru telah merampas kesempatan belajar siswa.

28

Panduan Pelatihan Guru


3. Menghargai dan rendah hati. Guru berupaya menghargai siswa dengan menunjukan minat yang sungguh-sungguh pada pengetahuan dan pengalaman mereka. 4. Mau belajar. Seorang guru tidak akan dapat bekerja sama dengan siswa apabila dia tidak ingin memahami atau belajar tentang mereka. 5. Bersikap sederajat. Guru perlu mengembangkan sikap kesederajatan agar bisa diterima sebagai teman atau mitra kerja oleh siswanya 6. Bersikap akrab dan melebur. Hubungan dengan siswa sebaiknya dilakukan dalam suasana akrab, santai, bersifat dari hati ke hati (interpersonal realtionship), sehingga siswa tidak merasa kaku dan sungkan dalam berhubungan dengan guru. 7. Tidak berusaha menceramahi. Siswa memiliki pengalaman, pendirian, dan keyakinan tersendiri. Oleh karena itu, guru tidak perlu menunjukkan diri sebagai orang yang serba tahu, tetapi berusaha untuk saling berbagai pengalaman dengan siswanya, sehingga diperoleh pemahaman yang kaya diantara keduanya. 8. Berwibawa. Meskipun pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang akrab dan santai, seorang fasilitator sebaiknya tetap dapat menunjukan kesungguhan di dalam bekerja dengan siswanya, sehingga siswa akan tetap menghargainya. 9. Tidak memihak dan mengkritik. Di tengah kelomp ok siswa seringkali terjadi pertentangan pendapat. Dalam hal ini, diupayakan guru bersikap netral dan berusaha memfasilitasi komunikasi di antara pihak-pihak yang berbeda pendapat, untuk mencari kesepakatan dan jalan keluarnya. 10. Bersikap terbuka. Biasanya siswa akan lebih terbuka apabila telah tumbuh kepercayaan kepada guru yang bersangkutan. Oleh karena itu, guru juga jangan segan untuk berterus terang bila merasa kurang mengetahui sesuatu, agar siswa memahami bahwa semua orang selalu masih perlu belajar 11. Bersikap positif. Guru mengajak siswa untuk mamahami keadaan dirinya dengan menonjolkan potensi-potensi yang ada, bukan sebaliknya mengeluhkan keburukan-keburukannya. Perlu diingat, potensi terbesar setiap siswa adalah kemauan dari manusianya sendiri untuk merubah keadaan.

Panduan Pelatihan Guru

29


Catatan

30

Manual Pelatihan untuk Pelatih


MODUL 5

Metode dalam Kegiatan Belajar

Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti sesi belajar ini, peserta pelatihan mampu : • menyatakan metode-metode dalam kegiatan belajar yang biasa digunakan; • membedakan karakter metode ceramah dari metode diskusi kelompok; • membedakan karakter metode demonstrasi dari metode percobaan; • membedakan karakter metode tanya jawab dari metode curah pendapat; • mendaftarkan upaya untuk meningkatkan dampak penggunaan metode dalam kegiatan belajar.

Ringkasan Materi Pembelajaran : • menyatakan metode-metode dalam kegiatan belajar yang biasa digunakan; • membedakan karakter berbagai metode pembelajaran

Metode Pembelajaran : • Curah pendapat. • Diskusi pleno. • Kerja kelompok. • Diskusi kelompok kecil, • Ceramah,

Panduan Pelatihan Guru

31


abc

Media dan Sumber Belajar : • Tabel perbandingan karakter metode ceramah vs diskusi kelompok

(sejumlah kelompok); • Tabel perbandingan karakter metode demonstrasi vs percobaan (sejumlah kelompok); • Tabel perbandingan karakter metode tanya jawab vs curah pendapat (sejumlah kelompok).

Alat dan Bahan • Kertas plano berisi tugas Diskusi Kelompok 1, Diskusi Kelompok 2, dan

Diskusi Kelompok 3; • Set kartu karakter metode ceramah vs diskusi kelompok (sejumlah kelompok); • Set kartu karakter metode demonstrasi vs percobaan (sejumlah kelompok); • Set kartu karakter metode tanya jawab vs curah pendapat (sejumlah kelompok);

Waktu Pembelajaran : 60 menit.

32

Panduan Pelatihan Guru


Langkah-langkah Pembelajaran : 1. Fasilitator menyampaikan kepada peser­ta mengenai topik bahasan, yaitu mengkaji ulang metode-metode dalam kegiatan belajar! Tanyakan metode-metode dalam kegiatan belajar yang biasa mereka gunakan. Catatkan jawaban jawaban peserta pada kertas plano. 2. Setelah peserta menyebutkan beberapa metode yang biasa mereka gunakan, fasilitator menyampaikan bahwa saat ini mereka akan mengkaji ulang beberapa metode yang digunakan dalam Modul Promosi Kesehatan bagi Sekolah Dasar. Bagilah peserta menjadi 2 kelompok, dan berikan kepada setiap kelompok set kartu karakter metode (dari naskah 1) dan poster-tabel perbandingan karakter Metode Ceramah vs Metode Diskusi Kelompok! Tempelkan flipchart tugas ‘Diskusi Kelompok 1’ sambil me­nyampaikan bahwa peserta diminta men­diskusikan setiap kartu apakah me­ ru­ pakan karakter metode ceramah atau­ kah metode diskusi kelompok, dan tempelkan pada kolom yang sesuai! Sampaikan bahwa hasilnya akan dibahas 10 menit lagi! 3. Setelah selesai, fasilitator meminta kedua kelompok untuk menempelkan hasilnya di depan! Ajak peserta membandingkan keduanya dan mencari yang berbeda di antara hasil kerja kedua kelompok! Mintalah pendapat kedua kelompok atas hal yang berbeda tersebut! Sampaikan penjelasan dan perbaikan pada hal-hal yang kurang tepat! 4. Fasilitator memberikan kepada setiap kelompok set kartu karakter metode (dari naskah 2) dan poster tabel perban­dingan karakter metode Metode Demonstrasi vs Metode Percobaan! Tempelkan flipchart tugas ‘Diskusi Kelompok 2’ dan sampaikan bahwa pe­ser­ta diminta mendiskusikan setiap kartu apa­kah termasuk karakter metode demons­ trasi ataukah percobaan, dan tempelkan pada kolom yang sesuai! Sampaikan bah­wa hasilnya akan dibahas 7 menit lagi! 5. Setelah selesai, mintalah kedua kelompok untuk menempelkan hasilnya di depan! Ajak peserta membandingkan keduanya dan mencari yang berbeda di antara hasil kerja kedua kelompok! Mintalah pendapat kedua kelompok atas hal yang berbeda tersebut! Sampaikan penjelasan dan perbaikan pada hal-hal yang kurang tepat!

Panduan Pelatihan Guru

33


6. Berikan setiap kelompok set kartu ka­rak­ter metode (dari naskah 3) dan pos­ter-tabel perbandingan karakter metode Tanya Jawab vs Curah Pendapat! Tempelkan flipchart tugas diskusi kelom­pok 3 dan sampaikan bahwa peserta di­minta mendiskusikan setiap kartu apa­kah termasuk karakter metode tanya jawab ataukah curah pendapat, dan tem­pelkan pada kolom yang sesuai! Sampaikan bahwa hasilnya akan dibahas 10 menit lagi! 7. Setelah selesai, mintalah kedua kelompok untuk menempelkan hasilnya di depan! Ajak peserta membandingkan keduanya dan mencari yang berbeda di antara kedua kelompok! Mintalah pendapat kedua kelompok atas hal yang berbeda tersebut! Sampaikan penjelasan dan perbaikan pada hal-hal yang kurang tepat! 8. Ajaklah peserta untuk menengok kembali poster ‘Cara Belajar dan Daya Ingat Rata-rata’! Tanyakan kepada para peserta mengenai dampak dari penggunaan masingmasing metode belajar jika dikaitkan dengan ‘Cara Belajar dan Daya Ingat Rata-rata’! Bahaslah bersama peserta mengenai apa yang perlu dilakukan untuk me­ning­ kat­kan dampak dari penggunaan metode-metode belajar! Catatkan butir-butir penting pembahasan tersebut pada kertas flipchart!

Penutup (10 menit) 9. Fasilitator menyampaikan hal-hal penting yang muncul dalam diskusi dan pembelajaran sesi ini. 10. Tutup sesi ini dengan ucapan terima kasih. Sampaikan materi pada sesi berikutnya.

34

Panduan Pelatihan Guru


Naskah Kartu 1 : Ceramah

Diskusi Kelompok

Fasilitator dapat menangani peserta dalam jumlah besar pada saat yang sama

Fasilitator tidak dapat menangani peserta dalam jumlah besar pada saat yang sama

Dapat memuat banyak topik pembi­ caraan dalam waktu relatif singkat

Tidak dapat memuat banyak topik pembicaraan dalam waktu relatif singkat

Isi dan alur pembicaraan dikendalikan pe­nuh oleh fasilitator

Isi dan alur pembicaraan dipengaruhi oleh pe­serta

Hasil yang baik hanya dapat diperoleh jika dilengkapi alat bantu visual/alat peraga

Hasil yang baik tergantung kemampuan fa­silitator

Tidak cocok untuk mempengaruhi per­ ubahan perilaku atau untuk mempelajari suatu keterampilan

Tidak cocok informasi baru

Tidak mendorong interaksi dan ke­ terlibatan aktif dari peserta

Mendorong interaksi dan keterlibatan aktif dari peserta

Tidak memberi kesempatan kepada peserta untuk menerapkan informasi dan prinsip-prinsip

Memberi kesempatan kepada peserta untuk menerapkan informasi dan prinsip-prinsip

Ketertarikan dan perhatian peserta mudah terganggu

Ketertarikan dan keterlibatan peserta lebih mu­dah dipertahankan

Tidak memungkinkan umpan balik secara langsung mengenai pemahaman pe­ serta atas suatu topik/materi

Menghadirkan umpan balik mengenai pema­ham­an peserta atas suatu topik/ materi

Tidak memungkinkan peserta untuk berlatih memecahkan masalah

Memungkinkan peserta untuk berlatih meme­cahkan masalah

Peserta hanya belajar dari satu orang

Peserta belajar dari banyak orang

Memposisikan peserta menjadi pasif

Mendorong peserta

waktu Batasan penceramah

dikendalikan

Peserta harus menyadari batasan waktu

Pembicaraan tidak akan didominasi oleh sedikit peserta

Pembicaraan dapat didominasi oleh 2-3 peserta saja

untuk

pemikiran

dari

penyampaian

kritis

dari

Panduan Pelatihan Guru

35


Naskah Kartu 2 : Demonstrasi

36

Percobaan

Mudah menarik perhatian dan minat peserta

Perlu membangkitkan terhadap topik/materi terlebih dahulu

Sangat baik untuk memperlihatkan penerapan praktis suatu metode

Sangat bermanfaat sebagai metode untuk menemukan pemecahan masalah

Sangat dibutuhkan bagi peningkatan keterampilan psikomotor (fisik), pro足sedur, ataupun interpersonal

Sangat bermanfaat jika digunakan untuk melengkapi metode lainnya, sebagai pembuktian

Melibatkan peserta secara aktif ketika mereka mencobanya sendiri

Merangsang peserta berpikir ilmiah

Memudahkan ingatan

dan

Lebih membantu ingatan karena belajar dari menemukan sendiri

Membutuhkan perencanaan dan persiapan matang

Membutuhkan persiapan yang cermat un足tuk menjamin lancarnya kegiatan belajar

Harus dijamin kebutuhan alat dan bahan bagi setiap peserta

Memerlukan peralatan dan bahan yang memadai untuk peserta

Peserta dalam jumlah besar perlu dikelola dengan baik

Sebagian peserta mungkin tidak dapat mencapai hasil yang diinginkan

Membutuhkan umpan balik dari peserta ketika mereka mencobanya sendiri

Membutuhkan waktu lebih lama (diban足dingkan metode lain)

Panduan Pelatihan Guru

pemahaman

minat belajar


Naskah Kartu 3 : Tanya Jawab

Curah Pendapat

Mudah dirancang oleh fasilitator yang berpengalaman

Merangsang minat peserta

Mendorong partisipasi aktif dari peserta melalui panduan fasilitator

Memungkinkan berpartisipasi

Menyediakan umpan balik mengenai ingatan dan pemahaman dasar peserta atas suatu topik/materi

Dapat digunakan untuk memperoleh umpan balik mengenai pemahaman peserta atas suatu topik/materi

Tidak dirancang untuk memperkenalkan topik/materi baru

Memungkinkan munculnya kebutuhan peserta untuk klarifikasi isu

Sangat baik digunakan untuk informasi atau fakta-fakta dasar

Peserta mudah ‘keluar jalur’

Membantu peserta untuk mengingat informasi

Mendorong kreativitas peserta

Peserta harus memiliki informasi dan pengalaman yang cukup untuk dapat mengikuti

Merangsang mempelajari sendiri

Sulit untuk memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta

Melibatkan semua peserta secara aktif

Menuntut penguasaan teknik bertanya yang baik

Menuntut keterampilan fasilitasi yang baik agar tidak muncul kritik dan evaluasi

Harus menggunakan terbuka

pertanyaan

Sulit untuk diterapkan bersama peserta dalam jumlah besar

Kualitas hasil sangat dipengaruhi oleh tingkat keahlian fasilitator

Kualitas hasil dipengaruhi kreativitas semua peserta

Peserta dapat merasa ‘terpojok’/ malu/’tertekan’

Sebagian peserta dapat mengalami kesulitan berimajinasi

semua peserta

peserta untuk pengalamannya

Panduan Pelatihan Guru

37


Catatan

38

Manual Pelatihan untuk Pelatih


MODUL 6

Menyusun Langkah Metode Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti sesi belajar ini, peserta pelatihan mampu : • Menyusun langkah-langkah metode ceramah; • Menyusun langkah-langkah metode diskusi kelompok; • Menyusun langkah-langkah metode demonstrasi; • Menyusun langkah-langkah metode tanya jawab; • Menyusun langkah-langkah metode curah pendapat; • Menyusun langkah-langkah metode percobaan.

Ringkasan Materi Pembelajaran : • Menyusun langkah-langkah metode pembelajaran

Metode Pembelajaran : • Diskusi kelompok kecil, • Diskusi pleno, • Ceramah.

abc

Media dan Sumber Belajar : • Set Kartu Langkah metode pembelajaran.

Panduan Pelatihan Guru

39


Alat dan Bahan • Kertas Flipchart & Spidol; • Lem kertas (stick) untuk setiap ke­lom­pok; • Set Kartu Langkah metode ceramah, sejumlah kelompok; • Set Kartu Langkah metode diskusi kelompok, sejumlah kelompok; • Set Kartu Langkah metode demons­trasi, sejumlah kelompok (gunakan • • • • • •

kartu warna hijau); Set Kartu Langkah metode peng­amat­an percobaan, sejumlah kelompok (gunakan kartu warna putih); Set Kartu Langkah metode tanya jawab, sejumlah kelompok (gunakan kartu warna merah); Set Kartu Langkah metode curah pendapat, sejumlah kelompok (gu­nakan kartu warna kuning); Flipchart-tugas-kelompok ’Langkah-langkah metode’; Flipchart-tugas-kelompok ’Langkah-langkah metode tanya jawab dan curah pen­da­pat’; Flipchart-tugas-kelompok ’Langkah-langkah metode demonstrasi dan pengamatan percobaan’.

Waktu Pembelajaran 75 menit.

40

Panduan Pelatihan Guru


Langkah-langkah Pembelajaran 1. Fasilitator menyampaikan bahwa peserta akan mengkaji-ulang langkah-langkah dari beberapa metode yang digunakan dalam buku Panduan Promosi Kesehatan di Sekolah dasar. 2. Fasilitator membagi peserta menjadi 2 kelompok dan berikan kepada setiap kelompok set kartu langkah metode ceramah dan selembar flipchart kosong serta lem kertas! 3. Fasilitator menempelkan kertas plano berisi tugas-kelompok ‘Langkah- langkah metode’ sambil menjelaskan kepada pe­ serta bahwa mereka diminta untuk mendiskusikan urutan langkah dalam metode ceramah dalam waktu 5 menit! 4. Setelah 5 menit, mintalah masing-masing kelompok menempelkan hasil susunan langkah mereka di depan! • Ajak peserta membandingkan keduanya dan mencari yang berbeda di antara kedua kelompok! • Mintalah kedua kelompok menyampaikan pemikirannya atas hal yang berbeda tersebut! • Sampaikan penjelasan dan perbaikan pada hal-hal yang kurang tepat! 5. Fasilitator membagikan kepada setiap kelompok set kartu langkah metode diskusi kelompok dan selembar flipchart kosong serta lem kertas! • Sampaikan kepada peserta bahwa mereka diminta untuk mendiskusikan urutan langkah dalam metode diskusi kelompok dalam waktu 5 menit! 6. Setelah 5 menit, mintalah masing-masing kelompok menempelkan hasil susunan langkah mereka di depan! • Ajak peserta membandingkan keduanya dan mencari yang berbeda di antara kedua kelompok! • Mintalah kedua kelompok menyampaikan pemikirannya atas hal yang berbeda tersebut! • Sampaikan penjelasan dan perbaikan pada hal-hal yang kurang tepat! 7. Fasilitator membagikan kepada masing-masing kelompok set kartu langkah me­tode tanya jawab (yang dituliskan pada kartu warna merah) dan set kartu langkah metode curah pendapat (yang dituliskan pada kartu warna kuning)! • Tempelkan flipchart-tugas-kelompok “Langkah- langkah metode tanya jawab dan curah pendapat’! Sampaikan kepada peserta bahwa mereka diminta untuk mendiskusikan urutan langkah dalam metode tanya jawab dan metode curah pendapat dalam waktu 10 menit, serta menentukan set langkah mana yang merupakan metode tanya jawab, dan yang mana yang merupakan curah pendapat!

Panduan Pelatihan Guru

41


8. Setelah 10 menit, mintalah masing-masing kelompok menempelkan hasil susunan langkah mereka di depan! Ajak peserta membandingkan keduanya dan mencari yang berbeda di antara kedua kelompok! • Mintalah pendapat kedua kelompok atas hal yang berbeda tersebut! Sampaikan penjelasan dan perbaikan pada hal-hal yang kurang tepat! 9. Fasilitator membagikan kepada masing-masing kelompok set kartu langkah me­tode demonstrasi (yang dituliskan pada kartu warna hijau) dan set kartu langkah metode percobaan (yang dituliskan pada kartu warna putih)! Tempelkan flipchart-tugaskelompok “Langkah-langkah me­tode demonstrasi dan pengamatan per­co­baan’! • Sampaikan kepada peserta bahwa mereka diminta untuk mendiskusikan urutan langkah dalam metode demonstrasi dan metode pengamatan percobaan dalam waktu 10 menit, serta menentukan set langkah mana yang merupakan metode demonstrasi, dan yang mana yang me­rupakan pengamatan percobaan! Je­las­­­kan bahwa metode pengamatan per­cobaan adalah metode percobaan yang disederhanakan (karena untuk tingkatan anak SD), sehingga fokusnya bukan pada pengujian hipotesa, melainkan pada pengamatan proses! 10. Setelah 10 menit, mintalah masing-ma­sing kelompok menempelkan hasil susunan langkah mereka di depan! • Ajak peserta membandingkan keduanya dan mencari yang berbeda di antara kedua kelompok! • Mintalah kedua kelompok menyampaik­an pemikirannya atas hal yang berbeda tersebut! • Sampaikan penjelasan dan perbaikan pada hal-hal yang kurang tepat! 11. Fasilitator menyampaikan bahwa ke­giat­an tadi hanyalah sekedar untuk menyegarkan ingatan saja!

Penutup (10 Menit) 12. Fasilitator menyampaikan hal-hal pen­ ting yang muncul dalam diskusi dan pembelajaran sesi ini. 13. Tutup sesi ini dengan ucapan terima ka­sih. Sampaikan materi pada sesi berikutnya.

42

Panduan Pelatihan Guru


Set Kartu Ceramah Perkenalkan topik/materi yang akan disampaikan! Sampaikan apa yang ingin Anda sampaikan, menggunakan alat bantu visual! Sampaikan rangkuman hal-hal kunci/inti dari ceramah/presentasi Anda! Undang peserta-belajar untuk mengajukan pertanyaan!

Set Kartu Diskusi Kelompok Aturlah peserta-belajar dalam kelompok kecil (4-7 orang)! Sampaikan tugas yang menjelaskan mengenai apa yang harus didiskusikan! Minta kelompok menetapkan fasilitator diskusi dan pencatat! (Fasilitasi juga dapat dilakukan oleh Anda) Yakinkan kelompok memahami tugas yang diberikan! Berikan waktu yang cukup bagi kelompok untuk berdiskusi! (Lakukan diskusi) Minta salah seorang anggota kelompok menyampaikan rangkuman temuan/hasil diskusi kelompok! Tanyakan peserta-belajar mengenai apa yang telah mereka pelajari dari kegiatan diskusi tadi!

Set Kartu Demonstrasi Perkenalkan tujuan kegiatan kepada peserta belajar! Hadirkan dan jelaskan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan ini! Peragakan! Peragakan lagi sambil menjelaskan langkah demi langkah! Undang peserta-belajar untuk mengajukan pertanyaan! Minta peserta-belajar mencoba dan berlatih melakukannya! Diskusikan kesulitan atau mudahnya ‘melakukan’ hal itu bagi mereka! Rangkumlah hasil diskusi tersebut!

Panduan Pelatihan Guru

43


Set Kartu Percobaan Sampaikan tujuan kegiatan kepada peserta belajar! Siapkan alat dan bahan yang diperlukan! Jelaskan garis besar langkah-langkah yang harus dilakukan! Undang peserta belajar untuk mengajukan pertanyaan! Sampaikan apa yang harus diamati oleh peserta belajar! Sampaikan instruksi langkah demi langkah dengan jelas! Mintalah peserta belajar untuk menyampaikan hasil pengamatannya! Bahaslah hasil pengamatan sambil mengaitkannya dengan informasi atau teori yang berkaitan!

Set Kartu Tanya Jawab Ciptakan suasana alami! Tujukan pertanyaan kepada seluruh peserta (kelas), tetapi tanyakan jawabannya hanya kepada satu orang peserta! Berikan waktu yang cukup untuk tanggapan/jawaban! Dorong peserta untuk mencoba menjawab dan bertanya setelahnya! Pandulah peserta dalam menjawab, tanpa memberikan petunjuk! Berikan penghargaan bagi yang menjawab benar! Berikan peserta hak untuk tidak setuju dengan menyertakan alasannya! Pastikan jawaban peserta benar dan bermakna!

Set Kartu Curah Pendapat Tuliskan topik dan tujuan dengan jelas pada kertas flipchart sehingga semua peserta dapat melihatnya! Nyatakan topik dan tujuan, serta berikan contoh dari gagasan yang dicari! Tempelkan dan jelaskan Aturan Dasar Curah Pendapat! Tetapkan batas waktu yang memadai! Jawablah pertanyaan-pertanyaan peserta sebelum curah pendapat dimulai! Beri waktu beberapa saat kepada peserta untuk berpikir tenang dan mencatatkan gagasan-gagasannya! Lakukan curah pendapat dan catat semua gagasan pada kertas flipchart! Tempelkan flipchart di dinding jika sudah penuh, agar terlihat oleh semua peserta! Minta peserta menyampaikan gagasan yang belum ada

44

Panduan Pelatihan Guru


Catatan

Manual Pelatihan untuk Pelatih

45


46

Panduan Pelatihan Guru


MODUL 7

Pembahasan Buku Modul

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti sesi belajar ini, peserta pelatihan mampu : • Mendiskusikan isi dan proses buku Panduan Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar. • Menuliskan gagasan pengayaan metode pembelajaran. • Mendiskusikan isu-isu terkait dengan promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar.

Ringkasan Materi Pembelajaran • Struktur buku Panduan Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar. • Isu penting dalam buku Panduan Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar.

Metode Pembelajaran • Ceramah/Presentasi. • Diskusi kelompok abc

Media dan Sumber Belajar • Bahan presentasi: Panduan Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar. • Buku Panduan Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar.

Panduan Pelatihan Guru

47


Alat dan Bahan • Kertas plano. • Kartu metaplan. • Spidol. • Isolasi kertas. • LCD proyektor.

Waktu Pembelajaran 120 menit.

Persiapan • Salin bahan presentasi pada kertas plano jika tidak tersedia LCD proyektor. • Persiapkan buku Panduan Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar

sebanyak peserta. • Penyelenggara dapat mengundang narasumber untuk memberi masukan mengenai isu-isu penting terkait promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar. Minta narasumber memberikan makalah untuk difotocopy sebanyak peserta.

48

Panduan Pelatihan Guru


Langkah-langkah Pembelajaran Pengantar (5 menit) 1. Me­nyampaikan tujuan dan proses sesi ini.

Presentasi dan diskusi pembahasan modul (45 menit) 2. Mempresentasikan struktur buku Panduan Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar. 3. Membagi peserta dalam kelompok sesuai jumlah modul (sesi) dalam buku Panduan Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar. Setiap kelompok mendapatkan tugas untuk membaca 1-2 modul (sesi). Masing-masing kelompok diminta untuk:  Mencatat pesan penting yang disampaikan setiap mosul (sesi).  Mencatat materi dan garis besar proses pembelajaran setiap modul (sesi).  Mendiskusikan masukan terhadap materi dan proses pembelajaran setiap modul.  Mencatat hal-hal yang perlu diperdalam lebih lanjut lagi. 4. Meminta setiap kelompok bergiliran menyampaikan hasil pekerjaan mereka. Minta peserta lain memberikan tanggapan atau pertanyaan.

Diskusi mengenai penerapan promosi kesehatan (55 menit) 5. Memberi masukan mengenai isu yang dibahas. Beberapa hal yang dianggap perlu untuk didiskusikan adalah:  Kebijakan dan program di sekolah terkait promosi kesehatan.  Permasalahan dalam promosi kesehatan di sekolah dasar. diskusi mengenai berbagai isu terkait 6. Memberi kesempatan peserta untuk ber­ Promosi Kesehatan berdasarkan pengalaman mereka selama ini.

Penutup (15 menit) 7. Menyampaikan catatan penting dari diskusi pembahasan promosi kesehatan di sekolah. Gunakan pertanyaan kunci:  Apa hal-hal penting terkait promosi kesehat­an di sekolah?  Masalah-masalah apa saja yang sering muncul dalam melaksanakan promosi kesehatan di sekolah?  Apa hal-hal penting apa yang perlu disampaikan dalam pelatihan kepada guru terkait promosi kesehatan di sekolah? 8. Tutup sesi ini dengan ucapan terima kasih. Sampaikan materi pada sesi berikutnya.

Panduan Pelatihan Guru

49


Catatan

50

Manual Pelatihan untuk Pelatih


MODUL 8

Penugasan Simulasi Modul

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti sesi belajar ini, peserta pelatihan mampu : • membahas penugasan simulasi modul terpilih.

Ringkasan Materi Pembelajaran • Penugasan Simulasi modul terpilih.

Metode Pembelajaran • Ceramah/ Presentasi. • Diskusi. Media, dan Sumber Belajar: • Undian penugasan simulasi. • Tabel penugasan simulasi. abc

Media dan Sumber Belajar • Undian penugasan simulasi. • Tabel penugasan simulasi.

Alat dan Bahan • Kertas plano. • Kertas HVS. • Spidol. • Gunting.

Panduan Pelatihan Guru

51


Waktu Pembelajaran 30 menit.

Persiapan • Pilih beberapa modul dari buku Panduan Promosi Kesehatan untuk

Sekolah Dasar yang akan disimulasikan sesuai jumlah kelompok. • Potong kertas HVS dalam ukuran sekitar 2X3 cm. • Tulis judul modul dalam potongan kertas HVS dan gulung kecil. • Salin tabel penugasan simulasi kelompok pada kertas plano.

Langkah-langkah Pembelajaran Pengantar (5 menit) 1. Menyampaikan tujuan dan proses sesi ini.

Pembagian penugasan (20 menit) 2. Membagi peserta dalam kelompok. Masing-masing beranggotakan 2-3 orang. 3. Meminta setiap kelompok bergiliran untuk mengambil satu gulungan kertas HVS yang berisi judul modul yang akan disimulasikan. 4. Menempelkan kertas plano berisi tabel penugasan simulasi. Minta setiap kelompok menyebutkan judul modul yang diambilnya. Tuliskan judul modul dan kelompok yang bertugas melakukan simulasi. 5. Menyampaikan jadwal pelaksanaan simulasi setiap kelompok. Sampaikan agar setiap kelompok memperlajari modul dan mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan bagiannya.

Penutup (5 menit) 6. Menutup sesi ini dengan ucapan terima kasih. Sampaikan materi pada sesi berikutnya.

52

Panduan Pelatihan Guru


Catatan

Manual Pelatihan untuk Pelatih

53


54

Panduan Pelatihan Guru


MODUL 9

Pengembangan Media Pembelajaran Partisipatif

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti sesi belajar ini, siswa mampu: • Mendiskusikan fungsi, pesan, dan karakter media pembelajaran partisipatif. • Mempraktekan membuat media pembelajaran sederhana. • Mendiskusikan tips memilih dan menggunakan media pembelajaran.

Ringkasan Materi Pembelajaran • Fungsi, peran, dan karakter media pembalajaran partisipatif. • Tips memilih dan menggunakan media pembelajaran.

Metode Pembelajaran • Ceramah/ Presentasi. • Praktek. • Diskusi.

abc

Media dan Sumber Belajar • Bahan presentasi: Media Pembelajaran Partisipatif.

Panduan Pelatihan Guru

55


Alat dan Bahan • Kertas plano. • Kartu metaplan. • Kertas/ majalah bekas sebagai bahan pengembangan media. • Gunting. • Lem kertas. • Spidol. • Isolasi kertas. • LCD proyektor.

Waktu Pembelajaran 90 menit.

Persiapan • Salin bahan presentasi pada kertas plano jika tidak tersedia LCD proyektor. • Persiapkan bahan-bahan untuk membuat media sederhana.

56

Panduan Pelatihan Guru


Langkah-Langkah Pembelajaran Pengantar (5 menit) 1. Menyampaikan tujuan dan proses pem­belajaran. 2. Menanyakan mengenai jenis media yang dipakai peserta selama ini.Tanyakan pula mengenai kelebihan dan kelemahan media yang dipakai selama ini.

Presentasi media pembelajaran (15 menit) 3. Mempresentasikan jenis media dan fungsi media. Beri kesempatan peserta untuk membandingkan dengan media yang mereka gunakan selama ini. 4. Mempresentasikan pesan dan karakter media. Diskusikan perbedaan media informasional, motivasional, dan instruk­sional. Berikan contoh-contoh lainnya. Sepakati ciri khas dari ketiga pesan media tersebut.

Praktek mengembangkan media sederhana (60 menit) 5. Membagi peserta dalam 4 kelompok. Pilih modul dalam buku Panduan Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar sesuai jumlah kelompok. 6. Meminta setiap kelompok mengembang­kan media sederhana menggunakan bahan yang ada. Minta kelompok membuat media yang interaktif, baik motivasional dan informasional. 7. Meminta setiap kelompok bergiliran me­nyampaikan hasil pekerjaan mereka. Beri kesempatan peserta lain memberi tanggapan mengacu pada pesan media. 8. Memberi masukan mengenai tips memilih media. Diskusikan mengenai kemungkinan pengembangan media bersama kader.

Penutup (10 menit) 9. Menyampaikan catatan penting dari penugasan dan diskusi peserta. Tanyakan: Apa kendala pengembangan media seder­hana di lapangan? Bagaimana cara meng­ atasinya? 10. Menutup sesi ini dengan ucapan terima kasih. Sampaikan materi pada sesi berikutnya.

Panduan Pelatihan Guru

57


Lembar Informasi Kunci (LIK) Teknik Fasilitasi dengan Menggunakan Media1 Fungsi dan Cara Menggunakan Media Belajar Media dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, tujuan atau fungsi. Terkadang, sebuah media dikembangkan untuk beberapa tujuan atau fungsi berbeda. Tetapi, sebuah media tidak selalu bisa mencapai banyak tujuan sekaligus. Berikut ini adalah beberapa cara menggunakan media berdasarkan fungsi media tersebut.

Cara Menggunakan Media sebagai Alat berbagi Pengalaman (Media Diskusi)  Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media sebagai bahan diskusi (misal: media gambar atau lembar kasus untuk diskusi kelompok).  Peserta melaksanakan diskusi kelompok dengan menggunakan media tersebut.  Pada saat pleno, media digunakan lagi untuk mendukung partisipasi peserta, misalnya: o gambar-gambar ditempelkan o hasil analisa kasus ditampilkan dengan flipchart o pelajaran-pelajaran ditulis di atas metaplan, dsb. Pengertian kunci: Media sebagai alat berbagi pengalaman adalah media yang bisa mendorong semua peserta untuk berdiskusi dan bertukar pikiran/informasi (dalam diskusi kelompok atau pleno).

Cara Menggunakan Media sebagai Alat Berbagi Peran  Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media untuk melaksanakan suatu kegiatan (tugas tim), misalnya: Lembar praktek/kerja kelompok, panduan simulasi/bermain peran, media untuk melakukan permainan (games)  Peserta menggunakan media untuk melaksanakan suatu kegiatan dan melakukan pembagian tugas di antara mereka (siapa mengerjakan apa). Pengertian kunci: Media sebagai alat berbagi peran adalah media yang mendorong kegiatan bersama (melibatkan sesama peserta atau peserta dengan fasilitator untuk melaksanakan kegiatan bersama).

1

58

Sumber kutipan: Modul Pelatihan PRA-Studio Driya Media

Panduan Pelatihan Guru


Cara Menggunakan Media sebagai Alat Penyadaran  Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media untuk melakukan suatu kegiatan.  Peserta menarik pelajaran (lesson learned) dari kegiatan tersebut dan melakukan perenungan bersama. Fasilitator mempersiapkan pertanyaan kunci yang bersifat refleksi sikap-nilai. Pengertian kunci: Media penyadaran adalah media yang bersifat menggugah perasaan dan mendorong peserta merefleksi sikap-nilai mereka. Metode yang memiliki ‘rana sikap-nilai’ (games, role-play,simulasi, analisa kasus) diperkuat dengan media yang tepat, akan memperbesar efektivitas proses penyadaran.

Cara Menggunakan Media sebagai Alat Bantu Penjelasan  Fasilitator menggunakan media untuk menjelaskan, misalnya: o transparansi atau power point untuk menjelaskan materi belajar (metode ceramah) o flipchart untuk menjelaskan penugasan kepada peserta (instruksional) o kartu-kartu metaplan untuk menjelaskan kesimpulan diskusi pleno, dsb.  Media juga bisa digunakan oleh peserta untuk menjelaskan sesuatu (misal: gambar, flipchart, metaplan, transparansi, power point, dsb.).  Fasilitator kemudian meminta semua peserta untuk memberikan tanggapan, masukan, komentar, atau pertanyaan terhadap penjelasan. Pengertian kunci: Media sebagai alat bantu adalah media yang bisa digunakan oleh fasilitator maupun peserta untuk menjelaskan sesuatu pembahasan (presentasi, ceramah, memberi instruksi, dsb.).

Cara Menggunakan Media sebagai Alat Analisa Masalah  Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media sebagai bahan diskusi (misal: media gambar, lembar kasus, panduan role play, format analisa SWOT atau analisa pohon masalah, dsb.).  Peserta menggunakan media untuk melakukan analisa masalah, sebab-akibat masalah, dan mengembangkan alternatif pemecahan masalah dan pilihan tindakan. Pengertian kunci: Media analisa masalah digunakan sebagai alat bantu untuk melihat semua sudut pandang dan faktor yang saling berkaitan terhadap suatu permasalahan. Media ini harus bisa menggambarkan suatu kerangka atau sistem pemikiran agar mudah dianalisa.

Panduan Pelatihan Guru

59


Cara Menggunakan Media Berfungsi Tunggal  Fasilitator membagikan media berfungsi tunggal (misalnya: bahan serahan, referensi, media acuan, dsb.) dan menjelaskan topik (isinya) secara garis besar. Media dibawa pulang oleh peserta. Pengertian kunci: Media berfungsi tunggal adalah media yang digunakan peserta secara mandiri dalam kegiatan belajarnya sendiri.

Tips dalam penggunaan media  Perhatikan keterjangkauan pandangan peserta terhadap media (jarak pandang).  Kalau media akan digunakan peserta, selalu jelaskan terlebih dahulu bagaimana cara menggunakannya.  Apabila fasilitator menulis sesuatu di atas papan tulis, flipchart, atau metaplan, ukuran huruf harus tepat (terbaca) dan jenis huruf balok terutama kalau tulisan tangan jelek.  Gunakan media lebih banyak untuk mengembangkan partisipasi peserta, bukan untuk menceramahi peserta.

60

Panduan Pelatihan Guru


Catatan

Manual Pelatihan untuk Pelatih

61


62

Panduan Pelatihan Guru


MODUL 10

Simulasi Modul

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti sesi belajar ini, peserta pelatihan mampu : • Simulasi 2 modul Panduan Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar. • Mendiskusikan teknik dasar fasilitasi.

Ringkasan Materi Pembelajaran • Simulasi modul Panduan Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar. • Teknik dasar fasilitasi dan cara bertanya.

Metode Pembelajaran • Simulasi. • Diskusi.

abc

Media dan Sumber Belajar • Buku Panduan Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar. • Lembar periksa: Teknik fasilitasi pembelajaran. • Lembar periksa: Mengajukan pertanyaan dan pembelajaran. • Bahan presentasi: Teknik fasilitasi pembelajaran.

Panduan Pelatihan Guru

63


Alat dan Bahan • Kertas plano. • Kartu metaplan. • Spidol. • Isolasi kertas. • LCD Proyektor.

Waktu Pembelajaran 90 menit.

Persiapan • Salin bahan presentasi pada kertas plano jika tidak tersedia LCD

proyektor.

• Fotocopy lembar periksa sebanyak peserta. • Minta kelompok untuk mempersiapkan media pembelajaran yang

dibutuhkan.

64

Panduan Pelatihan Guru


Langkah-langkah Pembelajaran : Pengantar (10 menit) 1. Menyampaikan tujuan dan proses sesi ini. 2. Menyampaikan aturan main simulasi. Kelompok harus memberi pengantar terhadap bagian yang akan disimulasikan dan peran yang diperankan oleh peserta lain.

Simulasi modul pengelolaan pelatihan dengan guru (60 menit) 3. Membagikan lembar periksa mengenai fasilitasi dasar kepada peserta lain. 4. Kelompok melakukan simulasi modul selama 20 menit. 5. Meminta tanggapan dari peserta lain dengan mengacu pada lembar periksa. 6. Memberi masukan mengenai fasilitasi dasar. Presentasikan fasilitasi pembelajaran. Beri kesempatan peserta untuk bertanya jik ada hal yang belum dimengerti. 7. Meminta kelompok berikutnya melakukan fasilitasi. Bagikan lembar periksa. Mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran. 8. Kelompok melakukan simulasi modul selama 20 menit. 9. Meminta tanggapan dari peserta lain dengan mengacu pada lembar periksa. 10. Memberi masukan mengenai cara mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran. Presentasikan cara mengajukan pertanyaan. Beri kesempatan peserta untuk bertanya jika ada hal yang belum dimengerti.

Penutup (20 menit) 11. Menyampaikan catatan penting dari penugasan dan diskusi peserta. Sampaikan beberapa tips dan kendala yang sering dihadapi fasilitator. Minta peserta untuk berbagi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman. 12. Menutup sesi ini dengan ucapan terima kasih. Sampaikan materi pada sesi berikutnya.

Panduan Pelatihan Guru

65


Media Pembelajaran Lembar Periksa Memfasilitasi Proses Diskusi Dalam Pembelajaran No. Aspek Fasilitasi 1 Memperhatikan dan mengatur posisi/tempat duduk peserta diskusi agar mendukur proses pembelajaran partisipatif 2 Menyampaikan topik dan proses diskusi dan pembelajaran 3 Menyampaikan pesan dengan efektif dan mudah dimengerti 4 Memberi kesempatan kepada peserta mengajukan pertanyaan dan klarifikasi atas penjelasan 5 Mendorong peserta mengajukan pendapat dan tanggapan 6 Memberi perhatian merata kepada peserta 7 Terbuka dan sabar menanggapi pendapat dan gagasan peserta yang berbeda 8 Fokus pada materi dan proses yang direncanakan 9 Memberikan rangkuman terhadap topik dan hasil diskusi yang berlangsung 10 Sikap tubuh fasilitator memberikan rasa nyaman dan penghormatan

Ya

Tidak

Catatan

Digunakan sebagai evaluasi simulasi memfasilitasi diskusi/pembelajaran. Dirangkum dari berbagai sumber.

66

Panduan Pelatihan Guru


Lembar Cek Mengajukan Pertanyaan Dalam Diskusi Pembelajaran No.

Bertanya

Dengan Cara

1

Mengembangkan banyak pertanyaan terbuka

2

Paraphrasing

3

Drawing People Out

4

Mirroring

5

Making Space

Menggunakan pertanyaan yang memancing peserta berdiskusi Menggunakan kalimat sendiri untuk mengulang kalimat peserta Mengulang pertanyaan peserta lalu meminta penjelasan lebih lanjut Mengulang kalimat penting yang diucapkan peserta Menyampaikan kalimat dorongan kepada peserta yang pasif agar terlibat dalam diskusi (tapi tidak memaksa)

Tepat

Tidak Tepat

Catatan

Digunakan sebagai evaluasi simulasi memfasilitasi diskusi/pembelajaran. Dirangkum dari berbagai sumber.

Panduan Pelatihan Guru

67


Lembar Informasi Kunci (LIK) Teknik Fasilitasi Dasar1 Sopir angkutan umum menyetir dari terminal A ke terminal B dengan rute tertentu. Fasilitator bekerja memfasilitasi proses dan kegiatan belajar. Proses belajar adalah rute, tujuan umum belajar adalah jarak antara terminal A dengan terminal B. Tujuan khusus adalah jarak antara suatu titik (penumpang naik) ke titik lain (penumpang turun). Secara umum, tujuan belajar adalah menghantarkan semua peserta ke tujuan belajarnya yang mungkin memiliki variasi kebutuhan.

Strategi Belajar Strategi pembelajaran yaitu pendekatan yang digunakan agar tujuan dan materi belajar bisa tercapai. Secara umum, strategi pembelajaran itu biasanya sebagai berikut: Dari materi yang sederhana menuju ke yang kompleks (rumit) Dari materi yang cukup dikenal ke materi yang sangat baru Dari materi yang mudah menuju ke yang sulit Dari materi yang operasional, pengalaman praktis, realita sehari-hari, menuju ke yang abstrak, konsep, teori

Teknik Fasilitasi secara Umum Proses yang partisipatif pada awalnya akan sulit apabila cara ini masih merupakan hal baru bagi seorang yang terbiasa dengan cara penyuluhan, ceramah, atau cara-cara yang searah. Berikut ini adalah cara praktis untuk melibatkan peserta dalam proses yang partisipatif:

1 Sumber kutipan: Modul pelatihan Participatory Rural Appraisal (PRA) Studio Driya Media

68

Panduan Pelatihan Guru


Fasilitator mengajukan pertanyaan APA terle足bih dahulu, sehingga masyarakat bisa menceritakan pengalamannya; Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaanpertanyaan yang bersifat menceritakan lainnya, misalnya: KAPAN hal itu terjadi? DIMANA hal itu terjadi? SIAPA yang terlibat?; Fasilitator bisa mengembangkan berbagai cerita kejadian yang sama untuk membandingkan suatu peristiwa dengan melontarkan pertanyaan: apakah ada peserta lain yang mengalami kejadian sama? KAPAN? DIMANA? SIAPA? Sama seperti di atas, merupakan pertanyaan untuk menceritakan;

Apabila diskusi mulai hidup dengan cerita-cerita peserta, fasilitator bisa melontarkan pertanyaan tentang proses: BAGAIMANA KEJADIAN ITU TERJADI? Ceritakan secara runtut.

Panduan Pelatihan Guru

69


Setelah itu dilanjutkan dengan pertanyaan analitis: MENGAPA hal itu terjadi menurut Anda? Apakah Bapak/Ibu yang lain setuju tentang penyebabnya itu?

Kemudian dilanjutkan lagi dengan analisa: APA ARTI dari gambaran itu atau APA PELAJARAN dari gambaran itu? Jelaskan pemikiran, uraikan pendapat, penilaiannya, dsb.

Kemudian analisa dikembangkan sampai tahap merumuskan gagasan kongkrit: APA AKIBAT hal itu terhadap hidup Anda? APA TINDAKAN yang bisa dilakukan? BAGAIMANA cara melakukannya dsb.? Jelaskan gagasan, argumentasi, alasannya, dsb.

70

Panduan Pelatihan Guru


Sepuluh (10) Tips dalam Memfasilitasi2 Meyakinkan. Fasilitator perlu benar-benar menguasai materi dan proses belajar yang dikelolanya karena fasilitator harus menentukan arah dan proses belajar. Dengan begitu, fasilitator harus selalu punya persiapan yang baik, juga memiliki beberapa alternatif rencana apabila rencana pertama tidak dapat dijalankan.

Bersikap terbuka. Fasilitator membangun suasana yang mendorong proses saling belajar dan bertukar gagasan dengan membuat semua peserta merasa diterima dan dianggap penting. Fasilitator membangun kerjasama tim agar peserta berkontribusi terhadap kegiatan belajar. Fasilitator sendiri harus siap menerima perbedaan pendapat dan penuh perhatian.

Fokus. Seorang fasilitator akan mendorong setiap peserta untuk berbagi pengalaman-nya. Resikonya, pembicaraan bisa melebar kemana-mana. Fasilitator harus menjaga agar diskusi tetap berada di jalurnya.

Menyadari keterbatasan diri sendiri dan orang lain. Seorang fasilitator yang baik paham hal-hal apa saja yang bisa dicapai dalam satu kurun waktu, dan apa saja yang bisa dibahas lain kesempatan. Juga paham gagasan apa yang bisa diterapkan dan gagasan apa yang tidak praktis.

Selalu belajar mengkalkulasi. Fasilitator selalu tahu, berapa orang peserta yang berbicara dan berapa yang diam saja. Siapa orang yang mengantuk, suka meninggalkan ruangan, atau tidak memperhatikan lagi. Fasilitator kemudian mencari cara untuk mengatasinya.

2 Sumber: “Creative Training; A User Guide�,VSO, IIRR, and PEPE, 1998. Panduan Pelatihan Guru

71


Menggunakan waktu secara efektif. Kadang-kadang karena pembicaraan melebar, waktu yang disediakan menjadi tidak cukup. Seorang fasilitator harus pandai menjaga agar waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik. Hal ini membutuhkan subyektivitas fasilitator untuk memperhitungkan: agar penggunaan waktu tidak terlalu kaku, atau sebaliknya terlalu bebas.

Kreatif. Seorang fasilitator adalah seperti seorang seniman, yang menggabungkan berbagai unsur (dinamika kelompok, penggunaan metode, penggunaan media) agar tercipta sebuah keharmonisan dalam proses belajar. Fasilitator adalah “seniman� yang berkreasi dalam menciptakan semangat dan motivasi belajar peserta.

Pandai membaca situasi. Fasilitator yang baik, tahu betul kapan harus berhenti, kapan harus menambah kecepatan, dll . Layaknya seorang pengemudi, seorang fasilitator harus paham rambu-rambu lalulintas agar bisa berkendara secara aman dan nyaman.

Menghormati dan memberi penghargaan. Fasilitator perlu belajar mengenali kontribusi seseorang dan kemudian menyatakan penghargaannya. Fasilitator juga selalu berpandangan positif terhadap semua peserta, menghargai pengetahuan, pengalaman, tradisi atau kepercayaan yang dianut peserta.

Mengenali kekuatan dan kelemahan pribadi. Fasilitator selalu menganggap evaluasi belajar sebagai masukan untuk memperbaiki diri. Fasilitator juga mengenali keberhasilan dan ketidakberhasilan apa yang dicapai dalam kegiatan belajar yang sudah dilaksanakan.

72

Panduan Pelatihan Guru


Kesalahan-kesalahan yang harus dihindari dalam fasilitasi Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dalam fasilitasi: • Menggurui, merasa diri lebih tahu atau ‘sok tahu’, tidak menghargai pendapat peserta • Memihak • Tidak mampu memediasi konflik atau perbedaan pendapat • Tidak mampu mengelola waktu • Terlalu serius/kaku • Kurang improvisasi • Tidak punya pendirian • Mendominasi proses • Kurang menguasai materi, sehingga tidak sistematis atau berkesinambungan antar materi • Metode yang digunakan tidak sesuai • Salah menafsirkan pendapat peserta • Menggunakan bahasa yang sulit dimengerti oleh peserta • Kurang sopan • Tidak memanfaatkan media atau alat bantu yang disediakan • Emosional • Tidak mampu memancing peserta untuk berpendapat • Memotong pembicaraan orang lain.

Panduan Pelatihan Guru

73


Memperhatikan Karakteristik Peserta Belajar

“Ini sih begitu-begitu juga, tak ada yang baru…”

“Semua ini tak ada yang cocok dengan keadaanku…”

“Itu kan teorinya… Prak­ teknya da­lam kenyataan bagai­mana….?”

“Hebat sekali! Bermanfaat sekali untuk kita…”

“Katakan bagaimana mestinya… Kan Anda ahlinya…”

“Kebiasaan kita kan sudah baik. Mengapa mesti merubahnya…?”

Seorang fasilitator dituntut untuk mengenali karakter peserta belajar, dan mempersiapkan diri untuk mengembangkan sikap positif peserta terhadap proses dan kegiatan belajar. Gambar di atas3 merupakan ilustrasi beberapa karakteristik peserta yang sering kita temui dalam kegiatan-kegiatan belajar, antara lain: • Orang yang menuntut untuk dihargai terutama dalam hal pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan kehidupannya, dan cenderung merasa tersinggung jika caranya dianggap salah. • Orang yang selalu to the point, ingin diberitahu apa yang mesti ia lakukan dan tidak suka banyak teori. • Orang yang antusias, dan merasa bahwa materi yang diikutinya memberikan masukan yang sangat bermanfaat bagi dirinya. • Orang yang berpikiran empiris, tidak gampang percaya, dan menuntut bukti yang nyata dan bukan sekedar teori. • Orang yang pesimis, menganggap materi pelatihan omong kosong belaka dan tidak akan banyak manfaatnya, dan orang yang merasa tidak mendapat hal yang baru dari kegiatan ini.

3 Sumber: “17 Courses on Leadership Training” dalam buku “Pendidikan Orang Dewasa”, A.G. Lunandi, Gramedia, 1993.

74

Panduan Pelatihan Guru


Catatan

Manual Pelatihan untuk Pelatih

75


76

Panduan Pelatihan Guru


MODUL 11

Simulasi Modul Menggunakan Media

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti sesi belajar ini, siswa mampu: • Simulasi 2 modul Pengenalan dan Implementasi PD. • Mendiskusikan teknik memilih dan menggunakan media pembelajaran

Ringkasan Materi Pembelajaran • Simulasi modul menggunakan media pembelajaran. • Teknik memilih dan menggunakan media pembelajaran

Metode Pembelajaran • Simulasi. • Diskusi. abc

Media dan Sumber Belajar • Buku modul Panduan Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar.. • Lembar periksa: Menggunakan media pembelajaran. • Bahan presentasi: Media pembelajaran.

Panduan Pelatihan Guru

77


Alat dan Bahan Belajar • Kertas plano. • Kartu metaplan. • Spidol. • Isolasi kertas. • LCD proyektor.

Waktu Pembelajaran 90 menit.

Persiapan Belajar • Salin bahan presentasi pada kertas plano jika tidak tersedia LCD proyektor. • Fotocopy lembar periksa sebanyak peserta. • Minta kelompok untuk mempersiapkan media pembelajaran yang

dibutuhkan

78

Panduan Pelatihan Guru


Langkah-langkah Pembelajaran : Pengantar (10 menit) 1. Fasilitator menyampaikan tujuan dan proses sesi ini. 2. Fasilitator menyampaikan aturan main simulasi. Kelompok harus memberi pe­ngantar terhadap bagian yang akan disi­mu­la­sikan dan peran yang diperankan oleh peserta lain.

Simulasi modul Pengenalan dan Implementasi PD (60 menit) 3. Membagikan lembar periksa mengenai meng­gunakan media pembelajaran ke­pada peserta lain. 4. Melakukan simulasi modul selama 20 menit. 5. Meminta tanggapan dari peserta lain dengan mengacu pada lembar periksa. be­ lajaran yang digunakan dalam simulasi. 6. Memberi masukan mengenai media pem­ Kaitkan dengan materi pembelajaran media pembelajaran sebelumnya. Beri kesempatan peserta untuk bertanya jika ada hal yang belum dimengerti. 7. Meminta kelompok berikutnya me­laku­kan fasilitasi. 8. Melakukan simulasi modul selama 20 menit. 9. Meminta tanggapan dari peserta lain. Terutama mengenai pembelajaran.

penggunakan media

beri masukan mengenai cara meng­ gunakan media dalam simulasi. Re­ view 10. Mem­ pembelajaran mengenai media pem­be­la­jaran. Beri kesempatan peserta un­tuk bertanya jika ada hal yang belum dimengerti.

Penutup (20 menit) 11. Menyampaikan catatan penting dari pe­nugasan dan diskusi peserta. Sam­pai­kan beberapa tips dan kendala dalam penggunaan media pembelajaran. Minta peserta untuk berbagi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman. 12. Menutup sesi ini dengan ucapan terima kasih. Sampaikan materi pada sesi berikutnya.

Panduan Pelatihan Guru

79


Media Pembelajaran Lembar Periksa Lembar Cek Menggunakan Media Pembelajaran No. Bertanya 1 Penguasaan fasilitator terhadap materi dalam media yang dipakai 2 Penguasaan fasilitator terhadap cara penggunaan media yang dipakai 3 Penempatan media agar nyaman dilihat peserta 4 Penggunaan media tidak mengurangi fokus peserta 5 Menggunakan media sebagai alat untuk memancing diskusi dan keterlibatan peserta 6 Pemberian kesempatan kepada peserta untuk memperjelas informasi dalam media yang dipakai

Ya

Tidak

Catatan

Digunakan sebagai evaluasi simulasi memfasilitasi diskusi/pembelajaran. Dirangkum dari berbagai sumber.

80

Panduan Pelatihan Guru


Catatan

Manual Pelatihan untuk Pelatih

81


82

Panduan Pelatihan Guru


MODUL 12

Mengintegrasikan Modul dalam Kurikulum Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti sesi belajar ini, peserta pelatihan mampu : • Mendiskusikan tahapan penyusunan kurikulum atau alur pembelajaran. • Menyusun kurikulum atau alur pembelajaran.

Ringkasan Materi Pembelajaran • Tahapan penyusunan kurikulum atau alur pembelajaran. • Penyusunan pokok bahasan dan sub-pokok bahasan pembelajaran

Metode Pembelajaran • Ceramah/ Presentasi. • Diskusi. • Praktek.

abc

Media dan Sumber Belajar • Bahan presentasi: penyusunan kurikulum atau alur belajar. • Bahan presentasi: kerangka kurikulum. • Buku Panduan Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar.

Panduan Pelatihan Guru

83


Alat dan Bahan • Kertas plano. • Kartu metaplan. • Spidol. • Isolasi kertas. • LCD Proyektor.

Waktu Pembelajaran 90 menit.

Persiapan • Salin materi dan jadwal pembelajaran pada kertas plano

tersedia LCD proyektor.

84

Panduan Pelatihan Guru

jika tidak


Langkah-langkah Pembelajaran Pengantar (10 menit) 1. Fasilitator menyampaikan tujuan dan proses sesi ini. 2. Fasilitator mempresentasikan penyusunan kurikulum atau alur belajar sampai dengan “tulang ikan� kurikulum. Beri kesempatan peserta belajar memberi tanggapan terhadap pemaparan tersebut.

Praktek penyusunan kurikulum alur pembelajaran ( 30 menit) 3. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 3-4 orang. Minta setiap kelompok untuk menyusun kurikulum atau alur pembelajaran berdasarkan tahapan penyusunan kurikulum atau alur pembelajaran. Penugasan menggunakan kunci pertanyaan:  Mengapa peserta belajar membutuhkan materi pembelajaran? Jawaban berupa permasalahan yang akan diselesaikan.  Apa yang akan dipelajari peserta belajar? Berupa pengetahuan/ sikap/ ketrampilan yang akan dipelajari peserta belajar.  Uraikan pokok bahasan dan sub-pokok bahasan dalam bentuk tulang ikan kurikulum. 4. Fasilitator meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil penugasan mereka. Beri kesempatan peserta lain memberikan tanggapan. Gunakan juga kesesuaian ranah pembelajaran sebagai acuan diskusi.

Panduan Pelatihan Guru

85


Praktek menyusun Rencana pembelajaran (40 menit) 5. Fasilitator mereview materi daur pembelajaran pendidikan orang dewasa yang sudah dipelajari sebelumnya. 6. Fasilitator meminta setiap kelompok untuk memilih satu pokok bahasan untuk dikembangkan menjadi rencana pembelajaran. Fasilitator menyampaikan satu contoh format rencana pembelajaran (terdiri dari tujuan, pokok bahasan, metode, media pembelajaran, alat dan bahan, serta alur proses pembelajaran). 7. Fasilitator meminta setiap kelompok menyusun rencana pembelajaran. 8. Fasilitator meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil penugasan mereka. Beri kesempatan peserta lain memberikan tanggapan. Gunakan daur pembelajaran pendidikan orang dewasa sebagai acuan diskusi.

Penutupan (10 menit) 9. Fasilitator memberi kesempatan peserta bertanya jika ada materi yang belum dimengerti. 10. Tutup sesi ini dengan ucapan terima kasih. Sampaikan materi pada sesi berikutnya

86

Panduan Pelatihan Guru


Catatan

Manual Pelatihan untuk Pelatih

87


88

Panduan Pelatihan Guru


MODUL 13

Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti sesi belajar ini, peserta pelatihan mampu : • Mengevaluasi kemampuan diri dan proses pembelajaran. • Menyusun rencana tindak lanjut setelah pembelajaran.

Ringkasan Materi Pembelajaran • Penilaian diri dan proses pembelajaran. • Rencana tindak lanjut setelah pembelajaran. • Penutupan.

Metode Pembelajaran • Curah pendapat. • Diskusi. • Penugasan.

abc

Media dan Sumber Belajar • Tabel evaluasi diri pada saat pembukaan.

Panduan Pelatihan Guru

89


Alat dan Bahan • Kartu metaplan. • Kertas plano. • Spidol. • Stiker warna. • Isolasi kertas. • LCD Proyektor.

Waktu Pembelajaran 90 menit

Persiapan • Siapkan tabel evaluasi diri yang diisi pada saat pembukaan. • Bagi stiker sebanyak materi yang akan ada pada tabel. Setiap

peserta akan mendapat stiker sebanyak materi yang ada pada tabel.

90

Panduan Pelatihan Guru


Langkah-langkah Pembelajaran Pengantar (5 menit) 1. Menyampaikan review dari seluruh proses pembelajaran.

Penilaian diri dan proses pembelajaran (30 menit) 2. Membagikan kartu metaplan dan spidol kepada peserta. Masing-masing peserta mendapat 3 buah kartu metaplan. Minta peserta untuk memberikan komentar terhadap proses (cara belajar, cara memfasilitasi), materi (topik), dan dukungan lain (konsumsi, perlengkapan, dll) selama pembelajaran. Setiap kartu metaplan berisi satu komentar. Tempelkan komentar tersebut pada kertas plano. 3. Mengelompokkan kartu metaplan. Bacakan beberapa kartu metaplan yang mewakili komentar peserta. Jika diperlukan, minta peserta untuk menjelaskan lebih lanjut. Ucapkan terima kasih untuk komentar peserta. 4. Menempelkan kertas plano berisi tabel penilaian diri yang telah diisi pada saat pembukaan. Jelaskan kembali cara penilaian diri dengan menempelkan stiker berwarna sesuai lajur materi pada kolom yang dianggap mewakili penilaian kamampuan mereka terhadap materi tersebut. 5. Membagikan stiker berwarna (berbeda dengan warna stiker yang sudah ditempel) kepada peserta. Setiap peserta mendapatkan stiker sebanyak materi yang ada pada tabel. 6. Meminta peserta menempelkan stiker secara bergiliran. 7. Membahas perbandingan hasil penilaian diri pada saat pembukaan dan penutupan. Jika diperlukan minta peserta untuk menyampaikan tanggapan terhadap materi yang masih dinilai kurang baik.

Panduan Pelatihan Guru

91


Rencana tindak lanjut (25 menit) 8. Membagikan dua buah kartu metaplan kepada setiap peserta. Minta peserta untuk menuliskan:  Kartu metaplan 1: Kebutuhan yang perlu didukung/ disediakan dalam rangka persiapan pelatihan guru.  Kartu metaplan 2: Gagasan kegiatan bersama dalam rangka persiapan dan program agenda pelatihan guru 9. Mengelompokkan kartu yang mempunyai gagasan sejenis. Bahas rencana tindak lanjut tersebut dengan pihak-pihak terkait yang hadir. Tulis rencana tindak lanjut yang disepakati semua pihak.

Penutup (15 menit) 10. Mempersilahkan pihak penyelenggara untuk menutup rangkaian pembelajaran ini. Jika dimungkinkan, tutup acara dengan sebuah permainan. 11. Menutup sesi ini dengan ucapan terima kasih.

92

Panduan Pelatihan Guru


Catatan

Manual Pelatihan untuk Pelatih

93


Produce by

Water, sanitati on and hygiene in supp ort of school empowerment Supported by

ďŹ


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.