Jurnal Balairung Edisi 43: Rokok dari Hulu ke Hilir

Page 1

4

F=:. -




Paftar Fi rsu

?,tl{

lndustri Rokok, Dilema Tambang Emas Negara

I l::J,},i,.

hubungan rndust,,iar

Langgam Kemitraan di Lahan

@

Tembakau

@

Tembakau Rakyat Tak 5en*ikmat Tembakau lndustri

Menepis Ketidakadilan melaluiu Keharmcnisan Rokok Alternatif, sama rasa beda har8a

@

RISET

Mandu @

Serikat Buruh Rokok Jogja

Tidak Ada Makan Siang Gratis dari

CSR

BUNGA RAMPAI

Besar

@ l:1;*-ru;:;*'"Merokok @ @ Frs**ndsrl,

::;[:,x?:#Jrndustri

Pengendalian Tembakau melalui Kawasan Tanpa Rokok Fir.d Y*yr S" Kala Citra Tanding

@

Fr*fiwi M. ftizr:tAbdi INSAN WAWASAN -

Tembakau dalam

**!

$4glffis *.$8cffi

t"rr;;;;;;@

Paradoks Oei dalam Harmoni Kanvas Kehidupan Sang Grader

@ @

DAPUR

MenyambangiTanah Tak Bertuan APA KATA MEREKA

@

@

edisi #43:

Rol(ok Deri Hulu

tegur sapa tradisidan

KE Hilir industri


Industri Rokok, Dilema "Tambang Emas" Pendapatan Negara

Riflry Firmana dan lloorAlifa A

enda kecil itu, rokok namanya. Jangan

maju), to juta kematian (7o persen di anta-

tertipu oleh kecil penampakannya,

ranya terjadi di negara berkembang), dan

begitu digdayanya, sampai-sampai

sekitar 77o juta anak yang menjadi perokok pasif dalam setahunnya. Dua puluh sampai

Taufiq lsmail menyebutnya "Tuhan Sembilan

Senti".'Kecil ukurannya, panjang usia pun juga berliku sejarah hidupnya, hingga ia telah sedemikian lekat dengan realitas keseharian penduduk dunia. Setiap hari,

25 persen kematian di tahun tersebut dapat

terjadi akibat rokok. Di negara berkembang, jumlah perokoknya 8oo juta orang, hampir tiga kali lipat negara maju. Tentu saja salah

lebih darit5 miliar batang rokok dihisap

satunya lndonesia. Data terakhir yang dipu-

di dunia. Data Organisasi Kesehatan

blikasi WHO tahun zooz menyebutkan bah-

Dunia (WHO) menyebutkan terdapat t,z6

wa lndonesia setiap tahunnya mengonsumsi

milyar perokok di seluruh dunia, lebih dari zoo juta diantaranya adalah wanita.

zr5 milyar batang rokok, nomor 5 di dunia setelah Cina (t.6+3 milyar batang), Amerika

Dari sisi kesehatan bahaya rokok tak

Serikat (45t milyar batang), Jepang (gz8 mi-

terbantahkan lagi. Bukan hanya menurut

lyar batang), dan Rusia (zS8 milyar batang).

WHO, tetapi lebih dari 7o ribu artikel ilmiah membuktikan hal tersebut. Dalam

Rokok, sejak kedatangannya di lndonesia

kepulan asap rokok terkandung 4.ooo racun kimia berbah ava, 43 bersifat karsinogenik (merangsang tumbuhnya kanker) di

antaranya hidrogen-sianida, aceton, amonia, methanol, butane, cadmium.'

oleh penjajah Portugis, telah merebut hati warga lndonesia hingga kini. Tidak hanya para konsumen, tapi juga pelaku bisnis yang memainkan peran perekonomian

di lndo-

nesia. Sebelumnya, lndonesia-khususnya Pulau Jawa-hanya mengenal tembakau

Tembakau, bahan utama rokok itu, disinyalir

sebagai bahan medis. Nama tembakau

menjadi dalang pembunuhan massal sekitar satu milyar jiwa.3 Konsumsi rokok per

yang berasal dari bahasa Portueis

kapitanya niencapai r.37o batang per tahun, dengan kenaikan 12 persen hingga tahun

zooo. Kalau tidak ada penanganan memadai, maka di zo3o akan ada t,6 milyar perokok {r5 persen di antaranya tinggal di negara-negara

ffi

*u*tAL

sALArnuNG

toboco. *----/

selanjutnya digunakan untuk merokok pertama kali pada sekitar t6oo. Sejak saat itulah merokok menjadi kebiasaan mewah para raja atau petinggi kerajaan.4


il:s Sejarahnya membuat keberadaan rokok di

lndonesia menyata dimana-rnana, dari ruang publik hingga ruang privat, dari jalan, sekolah, sampai ruangan dalam rumah. Rokok

telah menjadi budaya, kebiasaan setelah sarapan, kebutuhan ketika lelah pikiran, bahkan jadi teman saat sendirian. Peminatnya

pun bertambah banyak. Sampai sekarang jumlah perokok di lndonesia sudah mencapai 70 persen penduduk lndonesia, 60 persen di antara perokok adalah kelompok penghasilan rendah. Tingginya konsumsi rokok menimbulkan implikasi negatif yang luas,

tidak saja terhadap kualitas kesehatan tetapi menyangkut juga kehidupan sosial ekonomi. Rokok sebagai konsumsi yang tak tergan-

tikan masih tetap melenggang hingga saat ini, meskipun tak sedikit pula yang menentangnya. Tembakau lndonesia menjadi

komoditas yang diekspor ke Bremen, Jerman. Pun dengan lndustrinya. lndustri rokok memang sebuah industri yang menjanjikan. lndustri rokok dianggap mampu menjawab permasalahan negara berkembang seperti

,^.

t'rc*\

:.

6bA..,,:,:.,.,.,.,.,.,.,,.,.





. Reporter : Eka.

S.

?tar*k &fixr if*wbt**gatt 1}r*z*trs*r$*$

Saputra, Rifky Firmansyah I Visual : Ade Chandra, M. Rizal Abdi

Tarik Ulur Hubungan

lndustrial

Unsur yang paling penting, kita irerlu sadar bahwa yang dilakukan adalah

memilih perspektif.

It &"1r,'

ebuah pembahasan tentang hubungan industrial, pertama-tama perlu diawali dengan pendedahan atas perspektif yang dibangu,n dalam memandang hubungan tersebut. Perspektif yang dimaksud tidak lain, dalam bahasa yang ekstrim atau menyeramkan menurut sementara orang,

ideologi. Sehingga, persoalannya adalah menentukan 5udut pandanB Yang, supaya tidak kelihatan subjektil biasa juga dikenal dengan asumsi. Apakah seseorang bisa

berpikir dan mengemukakan pendapat tanpa "sudut pandang" atau '1isme"? Memang tidak sesederhana yang diucapkan, karena pilihan sudut pandang akan menentukan pemahaman kita selanjutnya tentang wajah hubungan industrial. Pemahaman bahwa "hubungan industrial

melibatkan tiga pihak; buruh, negara, serta pemilik industrii', misalnya, sudah mengandung perspektiftertentu. Ungkapan ini cen-

derung menempatkan negara sebagai pihak yang tidak liersengketa. Padahal, dalam

tradisi marxisme sampai sebelum datangnya sosialisme, negara selalu berpihak kepada pemilik modal. Jadi, hubungan industrial pada dasarnya adalah hubungan konflik-

tual antara pekerja dan pemilik kapital.

rm*$! 4&/xXl'a/e03 0 r'


Ltpr*T&f*

Dalam penssalan cerita dunila iniftrstri rokok. akan berbeda kalau bul ruh memiliki kuasa atas saham perusahaan. Jika ada P'eraturan Daerah (perdal melarans rokok. r' misdlnya, burilh tidali akan tdrlalu khawatir. Karena, andai usaha rokok h'arus bereanti de1ga? yang lai"n sepagar oagran oan pemr-

.

lik-sahari, buruh tlapat memikirkan usaha baru

bersama-sama dengan pemilik modal.

Cara yang memungkinkan buruh, sudah

tentu dalam bentuk organisasi perwakilan, ikut menentukan kebijakan (nasional) yang menyangkut ekonomi dan sektor industri. Sebaliknya, tradisi yang nonmarxis-dapat dikatakan tradisi liberal-menerjemahkan posisi buruh yang lemah dalam kategori per-

tama. Yakni, persoalan upah, kondisi kerja, dan lainnya. Karena itu, penyelesaian persoalan buruh tidak perlu mengubah struktur

sisi yang dirugikan. Akan tetapi, pertanyaan

kekuasaan-akses terhadap penguasaan alat produksi, baik di tingkat perusahaan

mendasarnya adalah apa makna posisi buruh

maupun pada skala politik nasional. Cukup

yang lemah itu? Apakah lemah diartikan

dengan memenuhi hak-hak buruh saja.

Buruh sudah tentu selalu berada dalam po-

dalam wujud jumlah upah, serta kondisi kerja? Ataukah ditentukan berdasarkan akses dan kendali terhadap alat-alat produksi?

Dalam tradisi marxisme klasik, posisi buruh yang lemah dilihat dalam cara kedua, yakni persoalan kendali atas alat produksi. Sehingga, jalan keluarnya adalah pemilikan bersama

atas alat produksi. Sebuah pengertian lain dari apa yang dikenal dengan komunisme. Komunisme, sering kali diinterpretasi

menjadi kepemilikan publik lewat perusahan-perusahan negara. Hanya saja, dalam praktiknya negara berubah menjadi majikan baru yang sama menindasnya dengan pe-

milik modal. Di negara lain dengan tradisi sosial demokrat dan negara kesejahteraaan yang kuat, kepemilikan bersama diantaranya

diterjemahkan dengan cara korporatisme.

,u**AL

[

BALATRUNG

Gerakan buruh macam itulah-yang "hanya"

memperjuangkan persoalan upah dan kondisi kerja-dalam istilah Lenin disebut sebagai gerakan buruh borjuis. Vladimir

lllyich Lenin bukan hendak mengatakan bahwa upah dan kondisi kerja tidak pen-

ting untuk diperjuangkan. Bagi dia, dan juga Karl Marx atau Rosa Luxemburg, buruh dibayar murah dan bekerja dalam kondisi yang buruk lebih dikarenakan tidak memiliki kuasa atas pekerjaannya sendiri. Dengan

perkataan lain, tidak memiliki akses terhadap penguasaan alat-alat produksi.

Mengatakan buruh harus memiliki akses kekuasaan ke alat-alat produksi bukan perkara mudah. Menurut bayangan saya

ini berarti, pada bentuk yang paling moderat, buruh dengan modal "lobour" yang


8S1"4

lndonesia-pengangguran. Untuk penyera-

Menurut Suwarta Kosen (zoo7), biaya kese-

pan tenaga kerja, diperkirakan industri ini

hatan akibat rokok yang dikeluarkan lndone-

menyerap 6,5 juta pekerja, antara lain: z5o ribu orang bekerja di pabrik, 2,5 juta

sia pada tahun zoo6 sebesar

bekerja di sektor pertanian tembakau, r,9 juta bekerja di perkebunan cengkeh, t.t50 berprofesi sebagai pedagang asongan, dan

t8,t milyar do-

lar AS atau sekitar 5,r kali pendapatan negara dari cukai tembakau pada tahun yang sama.7 Tak cuma cukai dan pengangguran, citra

9 persennya bekerja di sektor distribusi.s

positif rokok kian memuai lewat iklan dan model Corporote Social Responsibility yang

Berawal dari budaya, ketika tembakau dita-

efektif. Rokok menjadi sponsor utama ber-

nam oleh suku Maya di Amerika Tengah dan

bagai kegiatan seni kemasyarakatan, acara-

dirokok (dihisap kemudian dibakar) pada

acara hiburan anak muda, sampai pembe-

setiap upacara keagamaan mereka, kini rokok

rian beasiswa. Dengan keadaan seperti ini,

telah mengalami transformasi lewat indus-

regulasi seolah selalu mentah. Terlalu sering

ffialiasi. Proses industrialisasi, dari sanalah kompleksitas itu berujung pangkal. lndustri

aturan di negeri ini ditawar dan ditekuk

yang membutuhkan pasar untuk menjual ha-

demi kepentingan pengusaha. Gerakan

lagi kalau bukan pemerintah. Sebagai salah

moral seperti kampanye penyadaran yang kian marak menjadi penanda pada pemerintah agar jangan sampai abai, ada jaminan

satu komoditas industri yang terkena beban

kesehatan warga negara yang tergadai.

sil industrinya membutuhkan rekanan. Siapa

cukai, dengan sumbangan terbesar; dapat

dikatakan industri rokok memegang peranan besar dalam dunia ekonomi lndonesia.

Pemerintah gamang. Kebimbangan pemerintah lndonesia tercermin dalam sikapnya yang hingga kini belum juga berkenan meratifikasi

Kontribusi cukai rokok yang cukup besar terhadap pendapatan negara, membuat

tion on Tobocco Control (FCTC). lndonesia

pemerintah seolah tak punya daya mengha-

adalah satu-satunya negara di Asia Pasifik.

dapi imperium kuasa industri. lndustri rokok

yang tidak menandatangani dan belum

diperkirakan mampu memberikan masukan

melakukan aksesi FCTC tersebut. FCTC adalah

90 persen dari total cukai yang pada 1998 mencapai nominal Z5 trilyun rupiah. Belum

suatu hukum internasional dalam pengendalian masalah tembakau yang telah di-

lagi, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak

sepakati secara aklamasi dalam sidang WHO

Penghasilan (PPh). lndustri rokok juga men-

2oo3.8 Sulit memang posisi pemerintah.

dorong peningkatan surplus perdagangan komoditas tembakau dan hasil olahannya

Apalagi merekalah sekutu terbaik industri rokok guna memperbesar pasar. Komplek-

yang mencapai 147,79 juta dolar 45.6 Sampai

sitas permasalahan yang menyelubungi

sekarang mahadaya puntung itu masih meny-

rokok bukan lagi semata tentang untung rugi namun juga jejaring kehidupan yang lebih

isakan devisa setidaknya 27 triliun rupiah setiap tahun (data zooa). Pendapatan pemer-

Konvensi Antirokok atau Framework Conven-

intah dari penetapan cukai rokok memang

luas. Sementara asap rokok kian membuat pengap, banyak orang angkat bicara. Yayasan

kian merayap naik dari tahun ke tahun. Ter-

Lembaga Konsumen lndonesia (YLKI), Fo-

buai, pemerintah seolah menggadai jaminan

rum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Lembaga

kesehatan warganya dengan untung cukai.

Menanggulangi Masalah Merokok (LMg),

,u**Ar

BALATRUNG


Eb{"$

Pengalaman dimanapun di dunia ini menun-

jangan sampai lalai memberikan hak sehat

jukkan bahwa penurunan tenaga industri

pada warga negara. Penanaman kesadaran

rokok akan terjadi karena: r) penerapan

membutuhkan konsistensi dan komitmen

teknologi canggih, dan z) kenaikan upah buruh dimana pekerja memiliki posisi tawar

pengajaran bukan hanya sekadar aturan yang didengungkan di setiap seremonial.

yang cukup tinggi dan berani menggunakan

Kesadaran dalam bentuk kepentingan ber-

haknya. Pertimbangan ekonomi untuk

sama, shared values, shared culture, don

meningkatkan volume dan efisiensi biaya produksi akan memaksa industri memilih

shared point of view-seperti dikatakan

teknologi tinggi daripada memekerjakan

bina dan direproduksi. Apalagi sumber-

tenaga manusia yang berupah tinggi." Penu-

sumber pembinaan kesadaran kelas

runan pekerja industri rokok terjadi secara alamiah sebagai dampak jangka panjang in-

semacam sekolah, media massa, serta

dustrialisasi yang mensyaratkan hal ini. Bukan

ra'da di bawah pengaruh pemilik

karena penanggulangan masalah tembakau.

Lenin dan Gramsci, seringkali harus di-

lembaga-lembaga agama cenderung be-

modal."

Perimbangan peran dari ketiga aras; negara,

Polemik sekian sisi sang "Tuhan Sembi-

industri, dan masyarakat dalam posisi

lan Senti" tak lantas makin menyurutkan

yang pas menjadi suatu hal yang didamba.

kiprahnya. Perlu lebih dari sekadar fatwa, imbauan, pendidikan, dan regulasi untuk

Tapi, bukankah jauh lebih penting untuk mendedah, merunut masalah asal jangan

menumbuhkan kebijakan bersikap agar

sampai bertindak gegabah dan salah arah?

x

[

,u**AL

TALATR,NG


{

r{dL

Y;:ari?r

#F:r

F4a;$3Eili:+4+ffi

i#da*$trie$

dimilikinya dalam memproduksi barang

lik saham, buruh dapat memikirkan usaha

harus dipertimbangkan sebagai salah satu "pemegang saham" perusahaan. Saham

baru bersama-sama dengan pemilik modal. Akan tetapi, karena buruh tidak memiliki kekuasaan politik dalam perusahaan, perda

sama artinya dengan "kekuasaan politik" perusahaan. Dan, karena "kerja" yang

menghasilkan barang sama pentingnya dengan "Llang"-yang diinvestasikan oleh

pengusaha-(modal "labour" tanpa investasi

tidakjadi barang dan jasa, juga sebaliknya) maka besar saham buruh dalam sebuah industri harus "separuh atau lima puluh

persen" dari total jumlah saham perusahaan' Kebanyakan orang memang memafhumkan bahwa yang punya hak atas perusahan

semacam ini berarti PHK massal. Pemilik modal sebagai setu-satunya pemegang saham dapat langsung angkat kaki tanpa perlu mengindahkan nasib pekerjanya.

Memang cukup sulit menentukan langkah yang harus dilakukan agar buruh bisa memperoleh akses kekuasaan untuk mengendalikan alat-alat produksi. Masalahnya sangat kompleks. Di lndonesia, sebelum benar-

(hanya) pemilik modal-dalam bentuk

benar tumbuh, gerakan buruh sudah dibabat habis nrelalui korporatisme yang dilakukan

uang yang diinvestasikan. Sementara buruh adalah pekerja yang tidak punya hak

Orde Baru (Orba). Hal serupa terjadi di negara-negara berkembang, yang mungkin lebih

apa-apa atas perusahan, dengan implikasi

tepat disebut sebagai negara "revblusi industri generasi belakangan" dalam konteks ini.

kerjanya tidak pernah dihitung sama sekali. Beberapa pendapat juga mengemukakan

bahwa buruh sudah digaji dan karenanya sudah "menjual diri" kepada pengusaha. Sehingga, terlihat sudah cukup adil. Hanya saja pendapat tersebut melupakan sesuatu yang disebut nilai tambah. Sudah

tentu buruh diupah sebagai jaminan atas "tubuhnya", tetapi reward atas kerjanya yang terwujud dalam nilai tambah sebuah barang atau jasa yang diproduksi tidak pernah dikembalikan. Nilai tambah tersebut diambil dan dikuasai sepenuhnya oleh pemilik modal

Sementara, di negara maju gerakan buruh sudah lama kehilangan tajinya karena: (t) "Kontra revolusi dari atas", yang dilakukan

oleh pemimpin-pemimpin konservatif seperti Margaret Thatcher dan Ronald Reagen; (z) Krisis ideologi setelah percobaan komunisme yang gagal di Uni Soviet, Eropa Timur, Cina dan beberapa negara lain; dan (3) Gelombang pemikiran baru, terutama diinspirasikan oleh poststru ktura lisme,

mendebat beberapa asumsi dasar sosialisme.

dalam bentuk profit, selisih antara nilai komoditi praproduksi dan pascaproduksi. Dalam penggalan cerita dunia industri rokok, akan berbeda kalau buruh memiliki kuasa atas saham perusahaan. Jika ada

Peraturan Daerah (perda) melarang rokok, misalnya, buruh tidak akan terlalu khawatir. Karena, andai usaha rokok harus berganti dengan yang lain sebagai bagian dari pemi-

ya ng

( \r

,


:L*pui%L$$

trial yang berat sebelah, di manapun dan dalam bentuk apapun industri tersebut. Selanjutnya, kedua perspektif memahami posisi buruh yang lemah tersebut memi-

liki implikasi panjang dalam pemahaman kita tentang dunia industri. Semisal, terkait kehadiran Corporote Sociol Responsibility (CSR). Jika

kita menganggap persoalan bu-

ruh dan industri adalah upah dan kondisi kerja, maka perlu dilakukan pengawasan pelaksanaan CSR agar dilakukan secara sungDengan demikian, beberapa hal penting

guh-sungguh untuk meningkatkan kualitas dan pada gilirannya kesejahteraan buruh.

yang perlu dilakukan sekarang ini adalah:

(t) Mengembalikan "ikon" buruh itu sendiri

Hanya saja, menurut saya, sudut pandang

sebagai agen perubahan sosial. Dapat dilaku-

tersebut tidak seberapa meyakinkan. Masih

kan dengan pendidikan politik, propaganda

dalam tradisi marxisme, sebelum sanggup

yang dimaksudkan sebagai counter discourse,

bekerja dan mendapat upah, buruh memer-

dsb. Penggunaan istilah'buruh' ketimbang

lukan sesuatu yang disebut dengan "sosial-

'tenaga kerja' atau 'Sumber Daya Manusia'

isasi". Maksudnya tidak lain, adalah proses

(SDM), contohnya, merupakan sebuah lang-

memberikan pemahaman pada buruh ten-

kah maju dalam konteks counter discourse. Karena, buruh secara politik mencerminkan

tang cara mengoperasikan mesin, atau bekerja di pabrik secara umum. Sosialisasi biasanya

kekuasaan, penindasan, tidak "netral", dan

memakan waktu panjang, juga melibatkan

"bersih ideologi" seperti istilah tenaga kerja

pelbagai sarana seperti: media, sekolah,

atau SDM yang sering digunakan, terutama

lembaga agama, atau asosiasi sosial lainnya.

oleh teman-teman kita yang belajar llmu

Catatan penting dalam proses sosialisasi,

Ekonomi. (z) Memupuk kesadaran buruh,

yakni ia dapat berbentuk brutal maupun

dalam bahasa marxisme menerjemahkan alienasi yang dideritanya menjadi ideologi

berwajah beradab. Yang pasti tujuannya satu, agar pemilik modal selalu memiliki

dan program politik. (3) Membuat masalah buruh, yakni masalah hubungan industrial,

buruh yang siap digunakan dari waktu ke waktu tanpa harus terganggu oleh perali-

sebagai persoalan politik. Karena, yang diper-

han generasi dalam kelas pekerja. Selain

lukan bukan sekadar perubahan kebijakan

sosialisasi, buruh juga harus selalu dipenuhi

melainkan juga-mungkin dalam

basis material yang memungkinkan eksis-

bahasa

yang agak berlebihan-perebutan negara

tensinya sebagai pekerja tetap bertahan.

daritangan pemilik modal. (4) Menempatkan masalah buruh sebagai masalah nasional

atau bahkan global, bukan masalah buruh pada tiap industri masing-masing. Sumber persoalannya sama, yakni hubungan indus-

[

,u**AL

BALATRUNG

Unsur terakhir inilah, pemenuhan basis

material buruh, yang tidak gampang dipenuhi. Secara matematis saja, upah (harga) buruh selalu lebih rendah dari nilai (harga) barang yang diproduksinya. Kalau pemilik


modal tidak mengatasi situasi ini, suatu saat akan ada keadaan krisis dimana produksi mandeg karena buruhnya tidak mampu memenuhi nilai kebutuhan hidup-yang selalu lebih tinggi dari nilai kerjanya sen-

diri. Nah, agar buruhnya tidak "kelaparan" atau tidak miskin-miskin sekali, pemilik modal, sering dengan bala bantuan negara, memberikan "kesejahteraan" kepada para pekerja. Bentuknya bisa berupa subsidi atau macam bantuan lainnya. Artinya, bagi saya, CSR paling baik dilihat dalam kerangka "sosialisasi" dan "upaya menjaga eksistensi pekerja sebagai labour". Sehingga, jika mema nfaatkan perspektif ma rxisme, dapat dikatakan sebagai bentuk penindasan yang lebih halus dan beradab

CSR

ketimbang, misalnya, sistem tanam paksa. Adapun memandang aspek manfaat dalam CSR,

sangat tergantung pada pemaknaan

dari yang dimaksudkan dengan "manfaat". Apakah gaji yang tinggi, akses pendidikan yang lebih baik, atau seperti yang berulang-ulah saya sebut, akses pada penguasaan atas alat-alat produksi yang dapat disebut manfaat? Begitu juga soal etika. Apakah menaikkan gaji ataukah mem-

berikan kekuasaan politik kepada buruh dalam perusahan yang jauh lebih etis?

Jika kita menganggap

oersoalan buruh-ilah industri adalah uoah dan kondisi keria, maka oerlu dilakukair beneawasan pelaksanaan csn asar dilakukan secara sunigu h;su_nggu h u ntuk meninskatkan kualitas dan o5da eilirannva kesejahtera5n buruh.

T x-/ Pemahaman tentang perspektif dalam me-

ninjau hubungan industrial tidak terlepas dari peran golongan intelektual. Dalam golongan tersebut juga terjadi perdebatan tentang keberpihakan yang seharusnya diterapkan. Semisal bagi akademisi yang berniat mengubah keadaan dengan memasuki sistem

kapital. Mungkin saja mereka tidak melihat "kapitalisme" sebagai sumber persoalan. Atau ada juga yang percaya kapitalisme dapat

dilumpuhkan-atau dijinakkan-dengan

EDrSr4sr(XilrlzfiS

E


3-$SSY&ru

menggunakan kapitalisme itu sendiri. Seperti

Untuk mengukur kedekatan kepentingan

"politik etis" Belanda pada zaman dahulu yang justru mencetak sejumlah tokoh nasio-

intelektual dengan modal pun dapat diilustrasikan dengan posisi manajer tersebut.

nal, yang kemudian berada di garda terdepan

Seorang manajer tidak dibayar dengan upah

perjuangan nasional menentang penjajahan.

melainkan insentif yang ditentukan berdasar-

Guna mengamati peran dan pengaruh

golongan ini dapat dimanfaatkan sudut pandang Antonio Gramsci. Menurutnya,

golongan intelektual memiliki fungsi pen-

ting untuk memproduksi ideologi dan pengetahuan yang menjadi basis pembenar bagi keberadaan kelas sosial

tertentu-is-

tilahnya intelektual organik. Sudah tentu ada intelektual yang kerjanya memproduksi gagasan yang mendukung pemilik modal,

namun ada juga yang sebaliknya.

kan jumlah keuntungan perusahaan. Semakin

besar keuntungan perusahan semakin besar

pula penghasilannya. Karena itu, masuk akal jika manajer selalu menindas buruh dan berada satu gerbong dengan pemilik modal. Sedangkan untuk posisi intelektual, kita

dapat menerapkan argumen sederhana ini dengan sebuah pertanyaan: darimana sumber penghasilannya berasal? Sudah tentu ini bukan satu-satunya cara untuk membedakan dua jenis intelektual, ada hal lain yang juga

berpengaruh seperti tradisi inetelektual,

Perdebatan antara kedua jenis intelektual

latar belakang keluarga, ataupun ideologi.

ini menggambarkan konflik buruh dan majikan. Permasalahannya, bagaimana kita

Saya ingat sewaktu masih menjadi maha-

membedakan kedua jenis intelektual tersebut? Kenyataan jelas bahwa hampir semua

tentang boleh atau tidaknya menerima

intelektual adalah kelas pekerja. Begitupun, tidak semua kelas pekerja bisa dianggap bu-

tion. Ada beberapa sikap waktu itu.

ruh atau proletar. Contohnya, bagaimana kita mengategorikan manajer perusahaan? Apakah dia pekerja atau pemilik modal? Dalam tradisi marxisme juga pernah ada perdebatan panjang tentang hal ini. Salah seorang pemikir neomarxis, yang bernama NicoS Poulantzas, mengeluarkan ide membedakan kedua jenis intelektual berdasarkan jarak

kepentingannya dengan pemilik modal. Semakin dekat kepentingannnya maka intelek-

tual atau manajer tersebut dikategorikan sama dengan majikannya, dan sebaliknya.

!

,u**AL

BALATRUNG

siswa St dulu pernah berdebat panjang beasiswa yang diberikan Toyota FoundaPertama, menolak sama sekali. Kedua,

menerima jika tidak bersifat mengikat karena itu hak kita-dengan asumsi pengusaha menjadi kaya karena menindas

orang miskin. Ketiga, menerima sebagai strategi perlawanan, tentu jika tidak bersifat mengikat. Seperti yang dilakukan pejuang nasional, ketika memanfaatkan politik etis Belanda, untuk melawan kolonialisme.


Ye:riik

ersoalan hubungan industrial

akhirnya menyisakan perdebatan panjang dalam kaitan dengan negara.

Seperti pernah disebutkan, merunut

tinjauan marxisme, negara merupakan aktor yang berpihak pada pemilik modal. Dengan alasan demikian, salah satu tujuan pertama revolusi dalam tradisi marxisme klasik adalah merebut negara dari tangan

pemilik modal. Hanya saja, memang, dalam marxisme ada perdebatan luas dan tidak selesai sampai sekarang menyangkut

ii3$c:rir lf4aifu

wng*ttr

11xalllars*r*e$

rnteleKtual Golonean intelektual Golongan ryremilfki fungsi pen: FnS yntuF m-emprodu ksi rdeologr dan penge-.. tahuan- vans inen-iadi basis pqm oeinbEnar baei a.r 6agi ba.sis keberadaan kelas s6isti la h nva sia I terte ntu intelektual organik. ini memistifikasi hubungan kekuasaan,

politik kelas, ideologi, bahkan represi.

"bagaimana keberpihakan itu terjadi?". Meneruskan pemahaman dari tinjauan Pandangan paling ekstrim akan mengatakan

neomarxis, sekurangnya ada dua cara pan-

negara tak lebih dari organizing committee

dang yang melihat hubungan negara dan

para pemilik modal. Pandangan ini diambil

pengusaha. Pertama, melihat hubungan

dari tulisan Marx,The Communist Manifesto. Tetapi, pada sisi ekstrim yang lain, negara

tersebut bersifat subjektif. Yakni, karena pejabat negara dan pengusaha sekolah di

dianggap jauh lebih independen. Tindakan-

universitas yang sama, makan di restoran

nya yang cenderung berpihak pada pemilik

modal, menurut anggapan ini, lebih karena pertimbangan tindakan tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi, investasi asing, serta prospek lain yang menguntungkan negara. Jadi, negara mendukung kapital karena secara otonom memerlukannya. Cara pan-

dang ini juga bersumber dari tulisan Marx, The Eighteenth Brumaire of Louis Bonoporte.

yang sama, atau sama-sama main golf. Dari kebersamaan macam itulah keber-

pihakan negara terhadap dunia usaha bermula. Kedua, menganggap hubungan seperti ini sudah tentu ada tetapi tidak bisa dipertahankan terus menerus karena akan merusak kapitalisme dan sistem pasar.

Seperti kita ketahui, hubungan ini menimbulkan sesuatu yang di lndonesia dikenal

Tentu kita bisa saja melihat negara sebagai penengah konflik dalam hubungan indus-

trial-terutama antara pemilik modal dan pekerja. Tetapi, dalam kaitan kesadaran

memilih perspektif, saya tergolong orang yang skeptis dengan "netralitas", "win-win sol utio n",

"

dialog", "akomodasi kepentin-

gan semua orang", "kepentingan umum", dan sejenisnya. Seringkali jargon-jargon

dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Agar sistem pasar tidak dirasuki korupsi, dan kapi-

talisme bisa tumbuh sempurna maka hubungan negara dan kapital harus bersifat objektif. Terlebih jika mengingat keduanya memiliki

tujuan yang sama, menghendaki pertumbuhan ekonomi, serta investasi asing yang masuk. Negara terkadangjuga dapat bertindak

"tidak sesuai" dengan kepentingan pemilik

FDr$r

43r(Xilt/2fi0

g


Ltp{3Y&tu

modal. Terutama jika menganggap perilaku

view-seperti dikatakan Lenin dan Gramsci,

sebuah perusahaan atau industri dalam jangka panjang justru membahayakan per-

seringkali harus dibina dan direproduksi. Apalagi sumber-sumber pembinaan kesada-

tumbuhan ekonomi, investasi, dan akumulasi

ran kelas semacam sekolah, media massa,

kapital berkelanjutan lain. Sehingga, negara

serta lembaga-lembaga agama cenderung berada di bawah pengaruh pemilik modal.

boleh mengambil inisiatif melakukan sesuatu sebelum dipikirkan para pengusaha demi perhitungan akumulasi kapital di masa de-

Jika kesadaran kelas buruh tidak dibina maka

pan. Lihat misalnya upaya pemerintah Ameri-

tidak sejalan dengan kelas sosialnya. Buruh

ka Serikat dalam memelopori internet sekitar

tiga dekade setelah Perang Dunia ll dan im-

tanpa kesadaran kelas adalah bentuk kontrol, dari pemilik modal dan negara terhadap

plikasinya terhadap dunia usaha sekarang ini.

pekerja, yang sangat canggih dan murah.

Konstelasi relasi yang dibangun negara

Dalam konteks lndonesia, depolitisasi yang

dalam hubungan industrial akan berpenga-

dialami buruh merupakan cerita panjang dan kompleks. Orba mewarisi gerakan buruh yang sangat politis dibawah pengaruh PKl. Upaya

ruh pada atmosfer dunia buruh yang ambil bagian dalam proses produksi industri. Menanggapi kenyataan minimnya tuntutan buruh terhadap akses atas penguasaan alatalat produksi, dapat diajukan pertanyaan; apakah buruh merasa tidak ingin, takut,

atau enggan melakukan perlawanan untuk sekadar protes? Ataukah memang sudah

mereka akan memiliki kesadaran lain yang

yang dilakukan Orba adalah mengambil alih kendali atas gerakan buruh dengan mengorganisasikannya ke dalam asosiasi yang

bersifat tunggal. Maksudnya, tidak boleh ada organisasi atau serikat buruh tandingan, dan semua buruh harus menjadi anggota organisasi

merasa cukup karena gajinya memadai? Jika jawabannya yang pertama, maka salah

satu persoalannya adalah depolitisasi buruh yang terjadi selama Orba. Setelah Soeharto

jatuh banyak muncul serikat buruh baru dan banyak usaha untuk membuat dunia buruh

"lebih politis". Akan tetapi, upaya ini belum berhasil karena mungkin kita terlalu sibuk dengan isu-isu lain seperti masyarakat sipil,

dialog, dan rekonsiliasi. Hampir tidak ada yang berbicara dalam konteks kelas politik.

tersebut-di bawah kendali pemerintah.

Bahkan, pada awalnya pemimpin asosiasi

ini, pertama Federasi Buruh Seluruh lndonesia (FBSI) kemudian diubah namanya

menjadi Serikat Pekerja Seluruh lndonesia (SPSI), berada

di bawah kendali militer atau

setidaknya figur yang berkaitan dengan

Angkatan Bersenjata Republik lndonesia (ABRI). Selain itu, Orba juga melakukan beberapa strategi untuk mencegah perlawanan kelas dengan cara memecah-belah kelas

pekerja berdasarkan kategori profesi yang

Padahal, salah satu langkah penting untuk

ditempatkan dalam organisasi korporatis

menumbuhkan "kesadaran politik buruh" adalah membuat mereka memiliki "kesada-

berbeda-beda. Sebut saja Korps Pegawai Republik lndonesia (Korpri) dan Persatuan

ran kelas". Seorang buruh tidak otomatis me-

Guru Republik lndonesia (PGRI). Selain itu,

miliki kesadaran sebagai buruh. Kesadaran dalam bentuk kepentingan bersama, shared

dibuat aturan hubungan industrial yang sangat berpihak pada pemilik modal dan

volues, shared culture, dan shared point

mengutamakan kendali atas pekerja. Mereka

!

,u**AL

BALATRUN*

of


{*fl0( {ttff r F{$it}ur:&&f'$ lfl {Iu!$fl

8d]l

juga mengganti istilah "buruh" yang jauh lebih politis, dengan "tenaga kerja"-yang

Adalah fakta bahwa kelas pekerja, tidak se-

cenderung netral dan bersifat ekonomis.

perti yang dibayangkan Marx, menerima dan

Sudah tentu depolitisasi ini tidak sepenuhnya

setuju dengan kapitalisme. Dalam bahasa lain, jika kita ingin mengubah kapitalisme,

berhasil. Setidaknya tercatat sejak awal '9oan muncul kembali gerakan buruh dan juga gerakan petani, yang menurut saya merupbkan faktor penting yang terlupakan dan ber-

menggunakan konsep "kesadaran kelas".

maka kelas pekerja bukan lagi agen pe-

rubahan sosialnya. Mereka menjadi sama konservatifnya dengan pemilik modal.

peran signifikan bagi gerakan mahasiswa dan

Di beberapa negara maju, seperti Amerika,

gerakan kelas menengah di tahun 1997-1998.

salah satu pendukung utama pemerintahan

Walaupun, kedua gerakan tersebut hanya bertahan sampai sekitar paruh kedua 'go-an.

konservatif-seperti George W Bush, ialah kelas pekerja. Begitupun, gejala ini tidak berarti kapitalisme sudah tidak perlu didebatkan lagi atau kapitalisme tidak membawa

Adapun gerakan buruh yang marak dalam sepuluh tahun terakhir, diantaranya merupakan sisa dari gerakan buruh yang meng-

geliat di awal 'go-an tersebut. Pengalaman lndonesia memang sedikit berbeda dengan negara-negara otoriter birokratik lainnya. Di beberapa negara Amerika Latin,

kemunculan pemerintah otoriter yang didominasi perwira militer tidak berhasil memberangus kelas pekerja. Salah satunya disebabkan kelas pekerja memiliki tradisi politik yang jauh lebih lama dan tua dibanding rezim otoriternya. Sehingga, ketika rezim otoriternya tumbang, tidak ada persoalan yang berarti dalam hal mengem-

malapetaka seperti yang dijelaskan Marx. Sebaliknya, kapitalisme tetap menindas dan tetap menyebabkan dislokasi sosial, kemiskinan, eksploitasi, dan kesengsaraan. Hanya saja, penindasan serta eksploitasi

tersebut memerlukan cara pandang baru. Untuk memahami kapitalisme, yang sekaligus menjelaskan gejala bahwa saat ini buruh bukan satu-satunya kekuatan revolusioner. Sekarang, sudah banyak muncul kekuatankekuatan baru yang bersumber dari gerakan

lingkungan, budaya tandingan, atau juga gerakan pembelaan terhadap suku minoritas. []

balikan kesadaran politik para pekerja. Kembali ke konteks gerakan buruh, jika jawabannya yang kedua, yakni buruh tidak protes karena merasa gajinya sudah memadai, maka persoalannya lebih rumit. Perlu dipahami, di negara-negara maju pun kecenderungan umumnya adalah buruh industri tidak akan lagi protes jika mereka sudah menerima gaji yang

cukup. Buktinya, hampir semua perdebatan

Disarikan dari hasil wawancara.

Narasumber: Eric Hiariej, SIB M.Phil, Staf Pengajar Jurusan llmu Hubungan

lnternasional, Fakultas llmu Sosial Politik UGM serta Peneliti di Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian.

tentang nasib buruh adalah soal gaji, kondisi kerja, tunjangan sosial, bonus, dan hari libur. Bagi beberapa pengamat yang "radikal"

situasi ini tidak bisa lagi dijelaskan dengan

EDrSr4sr(Xilr/zfio

E


.dlr

4{s



Kernitnaan menjadi &:asis hubungan kerja

di lingkungan perkebunan tembekau VorstenNanden dan Virginia. lVleski

elipraktikkan dalam waj*h yang be rbeda,

tetapi sama-sanra melanggengkan struktur patronasi yang timpang.

elombang reformasi t998 berhasil membuka pekikan suara dari masyarakat akar rumput untuk

mengubah struktur pemerintahan Orde Baru yang konvensional, kaku, bahkan

represif. Peristiwa itu diikuti dengan menjamurnya arus gerakan sosial yang mengusung keberpihakan pada kelompok yang terpinggirkan oleh birokrasi

tertutup. Kecenderungan tersebut meletup juga di lingkungan perkebunan tembakau Vorstenlanden di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang dikelola PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X). Sebelum reformasi, kehidupan petani

tembakau Vorstenlanden dilumuri kebijakan yang sepihak dan memaksa. Petani

dibonsai lewat Surat Keputusan (SK) Bupati Kabupaten Klaten menyangkut penyerahan tanah sebagai lahan perkebunan dan harga pembelian tembakau Vorstenlanden yang mesti dibayarkan PTPN X. SK Bupati itu merupakan tindak lanjut dari perundingan antara Himpunan Kerukunan Tani lndonesia




petani tersebut dapat dipahami karena status lahan perkebunan yang merupakan milik petani, meskipun keseluruhan biaya pengolahan lahan bersumber dari PTPN X. Setelah adanya tuntutan petani melalui

Wening menengarai, PTPN X sekaligus pemerintah tentu merasa diberatkan. Saat FPTV,

dua tahun awal pengadaan perundingan,

t998 dan 1999,

PTPN X

tak pernah absen

menghadirkan Komisi ll Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Subdinas Perkebunan Dinas Pertanian, Klaten. Kedua institusi

itu merupakan delegasi pemerintah untuk mendampingi PTPN X dalam perundingan. Tetapi, setahun kemudian, FPTV'menolak kehadiran wakil kedua institusi itu lantaran

dinilai tidak berpihak pada petani, justru cenderung membantu PTPN X. Sejak saat itu, tidak ada lagi campur tangan kedua institusi dalam perundingan. "Kalau orang Pemkab datang, ditolak sama petani yang banyak dari Lembaga Swadaya Masyarakat,"

ujar Murtono sembari meluapkan tawa. berperan dalam memperjuangkan kepentingan petani dengan jalan menuntut FPTV

pengadaan perundingan perjanjian KTVL. Saat perundingan berlangsung, setiap indi-

vidu petani yang terlibat, otomatis berstatus wakil desa. Setiap desa mengirimkan personel sesuaijumlah kelompok tani yang aktif

di masing-masing desa. ltu pun dapat terjadi pergantian personel karena keberadaan wakil desa diputuskan lewat perundingan kelompok tani. "Kami mengadakan pertemuan

kelompok tani terlebih dulu, baru kemudian memilih wakil untuk berunding dengan PTPN X," terang Waluyo (48), Ketua Kelompok Tani Desa Gadungan, Kecamatan Wedi, Klaten. Secara birokratis, pemerintah desa mesti

mengedarkan surat kuasa dengan diketahui

ketua kelompok tani dan kepala desa terkait. Surat kuasa yang menerangkan nama dan

jumlah personel yang disepakati sebagai wakil desa tersebut diturunkan sebelum perundingan FPTV dengan PTPN X dimulai. Terkait mekanisme penentuan wakil desa, PTPN X

menilainya sebagai bagian dari

otonomi desa. "ltu merupakan kebijakan masing-masing desa," ujar Murtono. Perundingan antara FPTV dan PTPN X dimulai

sebelum memasuki musim tanam tembakau

Erlt$l

43/xxilyzfio

n



L*F?$$#dir$'it R*as:l[*:rteee *$i

warga desa dengan meminta agar buruh

di lahan perkebunan dan gudang diutamakan dari desa setempat. Upah antara

laki-laki dan perempuan pun tidak boleh dibedakan. Wening mengisahkan, sebelum FPTV berdiri, upah antara laki-laki dan perempuan tidak disamakan dan semua buruh diganjar upah di bawah Upah Mini-

li-*h;*lt

?aa?gfum]lqaâ‚Ź$

Selama ini. rneski keeiatan ekonomi perkebur nan tembakau Vorstenlanden terus berputar, Pemkab Klaten tidak oernah "disumbans" kontri busi penda pitan.

mum Kabupaten (UMK). "Seharusnya acuan upah buruh sesuai UMK," tegasnya. Jika buruh dibayar di bawah UMK, lanjut

Wening, FPTV bakal mengajukan komplain ke PTPN X atau bahkan mengadukan ke Dinas Tenaga Kerja (Disnakertrans), Klaten.

Misalnya, pada musim tanam 2oo8 ini, upah buruh tidak boleh di bawah Rpt8.z35 per hari. Upah minimal merupakan standar kesejahteraan hidup bagi buruh di lahan perkebunan dan gudang. Mereka berstatus tenaga lepas yang bisa masuk kerja setiap saat, pun

memutuskan hubungan kerja setiap saat. Tukirah (+S) dan Yati (+6), misalnya. Kedua

buruh di lahan perkebunan di Desa Gadungan itu mengaku diupah Rp18.235 per hari. Di lahan yang terletak di belakang Gudang

Wedi-Birit itu, mereka tekun menyirami tiga kali dalam sehari benih tembakau VBN dalam polybag kecilyang masih berjajar di bedeng, bidang tanah yang digunakan

untuk perkecambahan biji di persemaian. Upah harian itu baru diterima mereka setiap akhir pekan. Pemberian upah yang sama dengan Tukirah dan Yati diterapkan pula

oleh Waluyo terhadap z4 buruhnya di la'han

seluas 5.3893 hektar di Desa Dukunan, Kelurahan Bakung, Kecamatan Jogonalan, Klaten. "selain upah harian," lelaki yang juga

mandor PTPN X ini melanjutkan, "Tidak ada bonus atau uang kesejahteraan lain yang diberikan PTPN X kepada buruh perkebunan." Seperlakuan dengan buruh lahan, buruh gudang pun mendapatkan upah secara ha-

rian. Menurut Purwanto (g8) selaku Penanggung Jawab Sortasi di Gudang Sorogedug,

pengupahan buruh gudang secara harian

tidak lepas dari kebutuhan PTPN X akan jumlah tenaga kerja yang tidak tetap (Lihat Skema

t). "Kalau harus mengekspor dalam

EDtSt

I

43ixxfl,2010 FFI

g


Pelaksanaan lntensilikasi Tembakau Virginia di Xabupaten Ba_ntul {Tabel 5}

I:Petatri{grang} a:Oven{Unit} lrl-uas{Ha}

ffi

ffi

ffi

*unrueL

BALATRUFeff

V:

Prsduksi {T6n}



L8iip{l.rY,qN

Transformosi Sosial (zoo4) yang menyitir

petani dan buruh dalam hierarki yang lebih

Antonio Gramsci, perjuangan gerakan kelas mesti dilakukan melalui dua strategi utama.

rendah daripada PTPN X. Apabila terdapat upaya-upaya yang bertendensi memotong

Pertama, melalui "perang manuver" yang di-

tujukan untuk mengubah kondisi dalam rang-

mekanisme KTVL, gerakan petani mesti menolak upaya pemotongan tersebut. Kondisi

ka memenuhi kebutuhan praktis dan jangka

demikian sempat terjadi pada zooT ketika

pendek. Kedua, "perang manuver" tersebut

PTPN X menyewa

mesti diinternalisasikan sebagai "perang posisi" dalam kerangka perjuangan ideologis

matan Jogonalan, Klaten. Tanpa melalui

perjanjian KTVL, PTPN X langsung menyewa lahan pada petani-petani setempat, artinya

dan kultural jangka panjang. Kedua strategi itu menuntut peran dan signifikansi pendidikan kritis guna meyakinkan kelas buruh akan

politik perjuangan nilainya. Yakni, supaya tidak tunduk kepada disiplin tetap dari budaya. Birokratisasi di lingkungan perkebunan tem-

to hektar lahan di Keca-

.

bakau Vorstenlanden merupakan bentuk di-

siplin tetap ala Orde Baru yang memosisikan

tidak melalui kelompok tani. Saat itu, harga yang diperoleh petani ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan melalui KTVL, yakni hanya 7 juta rupiah per hektar. Terlebih lagi, uang sewa itu diserahkan di awal musim tanam sehingga petani tidak akan menikmati imbalan sesuai produktivitas yang dihasilkan saat panen. Politik perkebunan serupa juga dilancarkan PTPN X

u:. -j--*s*Sltg!@'4

di Kecamatan Manjung, Klaten.

a: \

...

@e@ql@@

Untuk merespons balik upaya yang tidak melalui perjanjian

Pembagian Keria dalam Kemilraan PT $adlana Arilnusa {Tabel 6}

KTVL

$adhana A,rifnusa

tersebut, karena dite-

ngarai bakal lebih merugikan

VI Uenyediofon seluruh sorcno produk i yang be*oflon dengon leknelogi budidcyo lgng melipdilclano pembjrritan, sorcno pertonomon, dan sorcnc proceslng. Teknologi budidayq yong dibows okon drtronsfer te peloni oleh Petugss Penyuluh Lopangon {PPL).

petani, FPTV selalu mengawal setiap ada pembukaan

glMembuol perencsnoqn produksi be.ssmo peloni tembokou peserto kemilroqn

perkebunan tembakau oleh

oecr dicopqi efKien$l p{oses produkri $ehinego dgdbisnis iembokou \,{rginio lqyok don mengunlungkon kedLio @loh plhak. m Be&ewaiibsn membeli $eniuo hssil tembokou pesedq kemifuoon berdosarkon rnulu dan grqde iembokdu ssuqi standor internosicnol, ElMembsnfu menccdkan dukungon pendonoon modot keio dori ped)onkon otou pinjaman lonlsung do* Pl Sodhdrc Arifnuso. ElEerhok mengevcluc${ don menyelelcl petoni peserto kemitroon,

PTPN X. Strategi

dipakai yakni dengan mene-

mui langsung pihak kelompok

tani. Rumusan sikap yang disebarluaskan FPTV dalam

@ ,/--%

MMenyedickan lohon yang memenuhi syorot teknls minimol 0,8 Hc sebagoi kegiolon ogrbi$nis iemilokau Vl€inio.

ElMelckoncton slondorteknologi hrdldoya

teknis yang

ae|ar

dicapsi

hcsit

pengawalan tersebut adalah

iffipd

menolak penerapan sistem

plodulsidon mdu

\rang diinginkon sehinggo petsni memperoleh keuntungan yong loyak. mBe*nk mendopotkon fmiiilos kredii yang di$iapkon perusohodn. meiipljti k€dit modd ke{a {pupuk obotobcion, don *orano plocegng) don kredn inve$losi oven sesuoi dengon lohopqn pekedodn di ldpong{:n. Ulgerkewoiibon merit,al se1uruh ho$il produksa ke pemsahoon pengelolo dcn hous mengembolikfln sernuo fdsilitos kedit yong diteimo.

(-t--\ Pemerintah) \.-#

mFosilitolor don regulolor onldro pelonidcn perusohoon guno kelcrcorcn proses kemilraon sehingga dspat dicopfli kss€imb'qngon ontqro kedus b€loh pihok.

sewa seperti di Jogonalan dan

Manjung. "Untungnya produk-

'

tivitas di dua tempat tersebut ternyata kecil. Ya, kita syukuri saja;" ketus Wening. FPTV,

menurutnya, dengan tegas menyatakan bahwa kemitraan


3te:nggcr+*x Kea:titr#x?'a

srll[

ilshe$

Y{s*$l*i]*r{4*{il

X harus melalui mekanisme KTVL.

Rpl.ooo untuk tiap meter persegi sehingga Darto mengantongi 1o,2 juta rupiah.

Meskipun terus meluaskan pengaruh guna

Menyangkut kesepakatan harga sewa, Darto

mentransformasikan gagasan keberpihakan terhadap kelompok petani dan buruh,

menilai, posisi tawar PTPN X terbilang lebih kuat dibandingkan pemilik tanah. "PTPN

wilayah gerakan yang tercakup oleh FPTV rupanya belum menyentuh kawasan sekitar

X

perkebunan tembakau dengan PTPN

Dusun Sorogedug. Di daerah itu berdiri gu-

itu prinsipnya kalau kita nggok mau, ya, sudahi' ujarnya. Dengan demikian, para pemilik tanahlah yang menuruti ketentuan

dang PTPN X yang masih beroperasi untuk

yang ditentukan PTPN X, termasuk menge-

pengolahan daun tembakau isi cerutu, baik

nai kisaran harga sewa. Darto menekankan,

tembakau VBN, F1K, maupun Vorstenlanden

kesediaannya untuk menyewakan lahan ke PTPN X lebih karena alasan teknis, yakni

Na-Oogst. Menurut keterangan Kepala Dusun Sorogedug Lor, Hartono, pada 2oo4 dan

zoo6, setidaknya sepuluh perangkat desa

untuk memotong siklus tahunan penanaman di lahan. "Tanah di sini baik untuk padi.

yang memiliki tanah lungguh atau bengkok,

Tetapi, untuk kacang, misalnya, ketika panen

tanah yang dalam tradisi Jawa merupakan upah kepada perangkat desa, seperti kepala

sulit dicabut. Jadi, lebih baik ditanami tembakau," urainya. Meskipun demikian, Darto

dusun, masih menyewakan lahan ke PTPN X. Tanah yang disewakan itu terpisah di

dan para pemilik tanah yang lain tetap tidak menggantungkan penghidupan pada PTPN

dua lokasi, yakni 4 hektar di sebelah barat Dukuh Majasem dan 5 hektar di sebelah

X. ltu terlihat dari keengganan mereka un-

utara Dukuh Candi Songo (Lihat Tabel 3). Darto Sumantri (+t), Kepala Dusun Ketandan,

membenarkan bahwa dirinya pernah menyewakan tanah lungguh ke PTPN X. Tak hanya

tuk tidak meminta PTPN X agar menyewa kembali tanah lungguh pada musim tanam 2oo8. Hingga Juni zoo8, tak kunjung ada penawaran sewa dari PTPN X. Tanah lungguh milik Darto justru ditanami jagung.

pada zoo4 dan 2006, tetapi juga 2oo2.

Selain ke PTPN X, sebagian tanah lungguh

Lelaki yang sekaligus bekerja sebagai kon-

traktor bangunan itu memegang hak milik

di Desa Madurejo juga disewakan ke Perusahaan Gula (PG) Madukismo untuk dita-

1,o2 hektar dari lima hektar tanah lungguh di

nami tebu. Tanah yang disewakan tersebut

utara Dusun Candi Songo. Karena tanahnya terhitung paling luas daripada empat pemilik

umumnya tandus dan tidak produktif. Jika dibandingkan, harga sewa lahan dari PTPN

yang lain, pada 2oo2, Dartolah yang ber-

X

hubungan langsung dengan PTPN X terkait

dukismo yang berkisar antara 2,75 juta rupiah sampai 3,25 juta rupiah per hektar. Per-

kesepakatan harga sewa. Saat itu, dengan sistem sewa borongan, ia mengantongi 8,7

juta rupiah. Dengan sistem sewa serupa, pada zoo4, terjadi peningkatan harga berkat negosiasi para pernilik lahan. Darto pun menerima 9,7 juta rupiah. Sementara itu, pada zoo6, penentuan uang sewa dihitung

terhitung lebih tinggi daripada

PG

Ma-

hitungan harga sewa itulah yang membuat para pemilik tanah lungguh kepincut untuk menyewakannya ke PTPN X. Selain itu, mereka juga diuntungkan dengan lamanya waktu sewa yang disesuaikan dengan lama musim

tanam. Untuk tembakau Vorstenlanden, berlangsung selama tujuh bulan, mulai Mei

EDt$t

43ilnilt/zfi0

E


$-::r#rAN

sampai Novembe6 sementara perkebunan

jumlah persisnya menyesuaikan dengan

tebu menghabiskan hampir setahun penuh.

tingkat permintaan ekspor PTPN X. "Sejak zaman penjajahan Belanda, tenaga di sini

Di Desa Madurejo, PTPN X hanya menyewa

tanah lungguh untuk membuka perkebunan tembakau Vorstenlanden. Tidak ada

memang dikenal terampil-terampil sebagai

tenaga kasar di gudang," pungkas Hartono.

tanah penduduk sipil yang diberdayagu-

Sebagian tanah lungguh di Desa Madurejo

nakan untuk hal ierupa. Adanya perke-

dimanfaatkan untuk perkebunan tembakau Vorstenlanden walau tanpa melalui perjan-

bunan tembakau Vorstenlanden ternyata tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan lahan pertanian di Desa Madurejo. Menu-

rut Hartono, itu karena petani menganggap hasil tembakau Vorstenlanden tidak

jian

pun setiap hari menampung ratusan tenaga buruh perempuan. Meskipun demikian, Desa Madurejo KTVL. Gudang Sorogedug

secara institusional tetap tidak memperoleh

lebih menguntungkan ketimbang kalau ditanami padi ataupun tanaman palawija.

kontribusi materi. Situasi bertambah tidak

"Lagipula, petani umumnya memiliki tanah

sekitar Gudang Sorogedug baru akan dimanfaatkan PTPN X apabila produktivitas

yang sempit. Paling-paling 6oo atau r.zoo

menguntungkan karena lahan-lahan di

yang lokasinya sudah mengelompok," ung-

dari areal perkebunan di Klaten tidak lagi menutupi jumlah permintaan ekspor. "Pada

kap Darto. Kondisi tersebut berkaitan pula

zooT kemarin kon kita tidak tanam. Areal

dengan mata pencaharian bertani di Desa

sini, Klaten, sudah mencukupi," elak Subagio.

meter. PTPN X menyewa tanah lungguh

Madurejo yang hanya dijadikan sambilan.

"Mayoritas Pegawai Negeri Sipil. Kalau toh sudah pensiun, justru banyak yang ambisius ke ternak, bukan pertanian," tambahnya.

Situasi hubungan timbal balik antara PTPN X

dan masyarakat di sekitar Gudang Soroge-

dug di Sleman itu menunjukkan konfigurasi permasalahan yang berbeda dengan di

Selain tak berpengaruh terhadap peman-

Klaten. Lahan di desa-desa di Klaten setiap

faatan lahan pertanian setempat, adanya Gudang Sorogedug pun tidak memberikan

tahun dikelola PTPN X sebagai areal perkebunan tembakau. Desa pun secara otomatis

kontribusi material ke Dusun Sorogedug Lor

mendapatkan kontribusi dana pembangunan

maupun Desa Madurejo.'fDalam hati kecil, saya juga bertanya-tanya. Ada perusahaan,

dari PTPN X. Dengan begitu, PTPN X sebagai perusahaan negara tidak berdiri otonom di

kok tidak ada pemasukan?" kesah Hartono.

tengah-tengah medan interaksi dengan ma-

Paling banter, urainya, Dusun Sorogedug

syarakat sekitar. Karena itu, terfokusnya ge-

Lor hanya meminta sumbangan untuk r7

rakan FPTV pada perjanjian KTVL sejak perta-

Agustus-an, pengecoran jalan, ataupun

ma kali dibentuk dapat dinilai tepat sasaran.

rehabilitasi masjid. Hartono melanjutkan, dampak positif yang dinikmati penduduk Desa Madurejo dengan adanya Gudang So-

rogedug sebatas terserapnya tenaga kerja

perempuan sebagai buruh kasar di gudang. Gudang Sorogedug bisa menjadi ladang

pencaharian ratusan buruh perempuan yang

,u**AL

[

BALATRUNG


i-a*r+{$q*e* i{efl*Atr;iiitinn

ubungan kemitraan dalam pengusahaan perkebunan tembakau

tidak hanya diterapkan

PTPN X di

Klaten, tetapi juga PT Sadhana Arifnusa (PTSA) di Sleman, Yogyakarta. Di hadapan

petani tembakau Vorstenlanden, posisi tawar PTPN X lebih kuat karena memiliki modal dana dan jaringan pemasaran global. Demikian pula dengan PTSA, anak perusahaan PT HM Sampoerna itu berwenang dalam menentukan prasyarat sebelum menjalin kemitraan dengan petani. Pasalnya, PTSA memberikan jaminan harga sekaligus kemudahan untuk menjual tembakau langsung ke PTSA. Gambaran yang berbeda juga tampak dari keterlibatan pemerintah daerah (pemda)

dalam kemitraan. Di Klaten, petani melalui FPTV tidak menginginkan keterlibatan

4i i*fu ;:4ft i+ellt*l*etua{il

Pemkab setempat. Sementara itu, di Yog-

yakarta, hubungan kemitraan PTSA justru banyak dicampuri peran pemda, baik tingkat propinsi maupun kabupaten. Namun, campur tangan pemda tidak banyak membantu petani, terutama dalam penentuan tugas dan kewajiban serta harga pembelian

tembakau yang masih ditentukan PTSA. Dimulai pada zooz silam, Gubernur Daerah lstimewa Yogyakarta (DlY) Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta petinggi Dinas Kehutanan dan Perkebunan, DIY mengadakan studi

banding ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kunjungan itu dimaksudkan untuk mengeksplorasi lebih dekat tentang keberhasilan perkebunan tembakau Virginia yang

dikelola PTSA. "NTB merupakan pemasok 70 persen kebutuhan nasional tembakau Virginia," terang Lalu Kertanah, S.Pt. (gg) se

6m'$x

â‚Źslxx|||/2ws

w


proyek percobaan itu pun terealisasi. Hasil yang ditunjukkan ternyata memuaskan. "Tanamannya tumbuh baik. Begitu pula kualitas daun yang dihasilkan," ungkap lr.

Mashudi, M.Si., Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Kehutanan, Sleman. Saat itu, total produksi tembakau Virginia

mencapai 88.739 ton dari 4z hektar lahan yang tersebar di empat kecamatan, yakni Cangkringan, Ngemplak, Pakem, dan Kalasan. Pengembangan perkebunan tembakau Virginia terus berlanjut. Memasuki sewindu

kiprah PTSA di Yogyakarta, perkebunan tembakau Virginia tidak hanya terkonsentrasi di Sleman, tetapi juga Bantul (Lihat Tabel 4 dan 5). Seluruh kegiatan itu dikontrol dari kantor PTSA Gudang Yogyakata di Jalan Cangkring-

an 234 Kecamatan Pakem, Sleman. Kantor laku Kepala Teknis PTSA Gudang Yogyakarta. Perkembangan perkebunan tembakau Virginia di NTB mulanya termasuk lambat. Meski-

pun, PTSA menerapkan sistem kemitraan dengan petani, produktivitasnya tetap saja rendah, yakni sekitar 1 ton per hektar. "Baru pada r994, produktivitas tembakau meningkat pesat sampai 2,5 ton per hekta4" ujarnya.

tersebut memiliki r8 karyawan. Terdiri atas seorang penanggung jawab kegiatan, empat orang bagian administrasi dan keuangan, seorang groder atau penilai mutu tembakau, dua orang koordinator wilayah, dan sepuluh petugas penyuluh lapangan (Lihat Bagan z).

Melengkapi kronologis keberadaan PTSA di Yogyakarta, Mashudi menuturkan, kedata-

Mencermati perkembangan pesat di NTB, Sri Sultan selaku Gubernur DIY pun me-

tanggung jawab pemda (Lihat Tabel 6). "Pem-

minta

menerapkan model kemitraan serupa di provinsinya. Langkah awal yang

da sebatas menjalankan fungsi fasilitasi dan

ditempuh, observasi lahan yang cocok dijadikan perkebunan tembakau Virginia.

tasi, di antaranya, menjamin PTSA bertempat tinggal dan menyiapkan petani sebagai mitra.

Dari hasil observasi, wilayah Sleman layak

Sementara itu, fungsi regulasi atau perlin-

dijadikan proyek percobaan. Pada zoo3,

dungan terwujud dalam bentuk kewenangan

S

PTSA

,u**AL

*ALATRUN*

ngan PTSA berpdngaruh terhadap tugas dan

regulasi," sebutnya. Penerapan fungsi fasili-


X-sFlSSesrii Keffi *â‚Źrt*&s?

di

li-*i*ktxm T*sxt*x*kaa;:

untuk mengkaji penerapan peraturan atau pun teknologi perkebunan yang mutakhir.

Selain polemik dampak kenaikan BBM yang telah mencuat, sumber konflik yang potensial

Selain kedua fungsi tersebut, pemda juga

melibatkan PTSA dan petani adalah mengenai penentuan mutu dan harga tembakau.

berkewajiban moral untuk menengahi setiap konflik yang melibatkan PTSA dan petani. "Kami bisa memanggil kedua pihak untuk bermusyawarah," tutur lr. Joko Susilo, M.M.A. (St) dari Dinas Kehutanan

dan Perkebunan (Dishutbun), DlY. Seperti dicontohkan Kertanah, pemda mesti menyelesaikan polemik pada Maret 2oo5

menyangkut dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap petani. Dalam kasus tersebut, petani tidak

mendapatkan BBM bersubsidi untuk memanggang daun tembakau dalam oven (Lihat Tabel 7) seperti yang diterima pegiat

industri kecil dan menengah. Untuk menyelesaikan polemik ini, Komisi B DPRD Provinsi DIY bersama Paguyuban Petani Tembakau Virginia (PPTV) akhirnya menggelar audiensi yang melibatkan Dishutbun Provinsi DIY Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Provinsi

Dll

Pertamina

Perwakilan DIY beserta PTSA Gudang Yogyakarta. Hasilnya, petani berhak menerima BBM bersubsidi karena digolongkan sebagai pegiat industri kecil dan menengah. Paguyuban yang terlibat dalam audiensi tersebut, P,PTV, meru pakan organisasi

nonformal untuk pengoordinasian petani tembakau Virginia. Di Sleman, r9z petani tembakau Virginia tergabung di dalamnya. Paguyuban secara teknis tersebut masih dikembangkan dalam paguyuban

wilayah, yakni wilayah Sleman bagian barat dan timur. Pelebaran struktur itu dimaksudkan untuk mempercepat arus informasi dan evaluasi. Sistem paguyuban

"Meski di awal musim tanam selalu diselenggarakan forum bersama, kami tetap tidak berwenang menentukan mutu dan harga tembakau," ungkap Sri Setyowati (4o), petani

mitra

PTSA dari Desa Sidokarto, Kecamatan

Godean, Sleman. Adanya kewenangan PTSA

untuk menentukan harga dan membeli tembakau sesuai mutu memang membuat petani tidak memiliki pilihan. "Mereka akan

tetap melepaskan hasil produksinya karena berstatus mitra PTSA," terang Mashudi. Dalam hubungan kemitraan yang dibangun PTSA, sistem pembagian hasil vang

dite-

rapkan berwujud peminjaman modal dari PTSA. Modal tersebut tidak berbentuk uang

tunai, tetapi bahan material perkebunan seperti pupuk, obat antihama, dan bibit tembakau. Dalam hal ini, tidak terdapat retribusi ataupun pemasukan pendapatan ke pemda. "Modal diberikan dalam bentuk

material agar tidak disalahgunakan dan benar-benar tepat sasaran," jelas Mashudi. Melalui sistem peminjaman modal ini, petani yang menaati teknis pelaksanaan dari PTSA tentu menuai dampak positif berupa keuntungan (Lihat Tabel 8). Sebaliknya, bagi petani yang tak mengindahkan, sering tidak memperoleh keuntungan karena impas dalam pengembalian modal. Kondisi demikian terjadi karena dalam budidaya tembakau Virginia, teknologi yang diterapkan mesti benar-benar te-

pat. "Kalau tidak, tembakau yang dihasilkan dapat bernilai jual rendah," kata Sri

Setyowati yang juga alumnus UGM ini.

per wilayah baru diterapkan pada zoo7.

rmr$r wtxwe4l2il-*

M


g.{tr{.i?&&

rrY-E$iififfiEiliiiii Tembakau Virginia

proses negosiasi," tutur Prof. Dr. Suhar-

tono, dosen Jurusan llmu Sejarah Universitas Gadjah Mada. Dengan demikian,

tanpa terkecuali, mesti dirumuskan satu keseimbangan kolektivitas yang menga-

komodasi ketiga kutub kepentingan demi hubungan kerja yang berkeadilan sosial. Beranjak dari perkebunan tembakau Vors-

tenlanden di Klaten, lantas menyambangi lahan tembakau Virginia di Yogyakarta,

tampak dua struktur perkebunan tembakau yang sama-sama menerapkan prinsip hubungan kerja yang diadik. Diadik ber-

arti mendasarkan pada relasi resiprokal, timbal balik, antara perusahaan pengelola perkebunan dan petani. Di Klaten, PTPN X membangun struktur timbal balik dengan Jalinan kemitraan dalam sruktur perkebunan

tembakau Virginia di Yogyakarta lahir karena inisiatif pemda. Kebijakan itu mencerminkan iktikad baik negara untuk memberdayakan kalangan petani. Sayangnya, justru merupakan tindakan yang mengerdilkan petani

jika pembagian kerja dan penentuan harga saja tidak melibatkan partisipasi langsung mereka. Pemda, petani, dan perusahaan mula-mula mesti reflektif, untuk kbmudian bersikap korektif. Reflektif karena lang-

kelompok tani. Sedangkan di Yogyakarta, lebih menekankan pada interaksi dengan individu petani. Hubungan yang PTSA

memang berbeda, tetapi melanggengkan lagu pemberdayaan atas minoritas petani yang memiliki lahan. Sementara dari sisi

buruh perkebunan, kenyataan akan terputusnya kegiatan di lahan tanpa kontribusi mereka selalu ditempatkan sebagai isu

pinggiran. Lagu lama praktik patronasi yang berjenjang dan selalu timpang.

[]

gam kemitraan yang dibangun dapat di-

M. Lubabun

maknai sebagai hubungan patron-klien.

llihm 4.5.

Petani tembakau Virginia dengan kondisi sosial ekonomi lebih rendah merupakan

klien. Sedangkan PTSA merupakan patron dengan hak istimewa tertentu yang dapat

Editor: Upik Dyah Eka

menggunakan pengaruhnya pada petani. "Namun, tidak perlu memutus hubungan

Ridwan Nugroho S., Latifah Fitriyanti, Rita Pamilia, Yuliana Yuli Astuti I Visual : Kirana

patron-klien. Yang penting adalah adanya

Yunita

fl

,u*rAL BALnnuHs

N.

I

Reporter

:



Tembakau raki/at muncul sebagai kesernpatan eknnorni hagi masyarakat. Dalam alur distnibusi, tembakau kerap

berhr:bungan dengan industri r*kok. l-antas, apakah hubungan tembakau rakyat dengar:

industr! rokok merigunturT gk*n petani?

angan kecil kurus itu dengan cekatan

mencabuti rumput yang berada di lahannya. Sejak pagi sampai sore, Siti (Zo) mencabuti tanaman yang dinilai mengganggu dari bibit tembakau yang

tengah ditanamnya, semisal rumput atau bibit yang mati kehujanan. Siti merupakan petani sekaligus penjual bibit tanaman tembakau di Desa Solodiran dan Desa Nangsri, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, Jawa Tengah. Untuk setiap bibit, ia jual

seharga Rpz5 sampai RpSo. Aktivitas yang sama dilakukan Gunardi (42), yang ketika

ditemui tengah mencabuti hama di lahan tembakau miliknya, tidak jauh dari kebun Siti. Di lahan 50 m', Gunardi rajin menyambangi

lahannya, sebelum bibit-bibit tembakau itu bisa dipindah ke pot. la juga menyediakan

plastik memanjang dengan tiap sisi ditopang kayu untuk melindungi bibit tembakau

apabila kehujanan. "Kalau kehujanan, bibit tembakau bisa mati," ujarnya sembari membuka-tutup plastik yang sewa ktu-waktu bisa digulung untuk menunjuk bibit yang

kuning kecokelatan akibat kehujanan.


'Il*e*h*k;:a*

X4aiic:ril*â‚Ź

:iafu

SaFc?i6<rffi

ae l#ek*lk ifi e*eiistlvi

Berbeda dengan Siti yang petani nonkemi-

segala kebutuhan petani dari penanaman

traan, Gunardi harus merawat bibit tem-

hingga pengolahan dibiayai pabrik. Walau-

bakau Fertila lebih cermat. Pasalnya, bibit

pun, nantinya pendapatan hasil penjualan tembakau akan dipotong untuk modal yang sebelumnya dipinjamkan pabrik. Pabrik

tembakau yang ia tanam merupakan hasil kerjasama atau kemitraan dengan PT Djarum. la mengaku seluruh pembiayaan tanam di lahan seluas dua hektar miliknya ditanggung oleh PT Djarum. Biaya total bisa menghabiskan 6 juta rupiah tiap hektar. Berarti, PT Djarum membiayai hingga 12

juta rupiah

untuk pengelolaan lahannya. Apabila hasil panen Gunardi dijual ke PT Djarum, maka

memberikan jaminan pasti akan pembelian tembakau dari mitranya. Sistem ini yang membuat Gunardi betah menjalin kemitraan dengan PT Djarum selama tiga tahun terakhir. Tak hanya Gunardi, ada juga warga yang

perusahaan itu menagih modal awal yang

menjalin kernitraan dengan perusahaan lain, yakni PT Gudang Garam, Tbk. Dedi (aZ) merupakan salah seorang penilai mutu atau

sebelumnya diberikan kepadanya. Sementara itu, pabrik menghargai tembakau Gunardi

groder dari PT Gudang Garam Tbk. di Desa Kebondalem Lor, Prambanan, Klaten. Groder

Rpz8.ooo per kilogram. Dari dua hektar lahannya, Gunardi dapat menghasilkan 5 ton

ialah orang yang dapat mengetahui harga

tembakau. "setiap kali panen, ya, untung bersihnya sekitar to jutai' selorohnya. Kerjasama atau kemitraan di Solodiran telah

tembakau dengan mengukur kualitasnya melalui warna, aroma, dan rupa. Sebagai

grader,dia harus memiliki gudang untuk menampung hasil pembelian tembakau dari petani di desa tersebut dan desa lain

dilakukan sejak r9Zg. Menurut Jumiyo (S+), Kepala Desa Solodiran, Manisrenggo, Klaten,

yang ada di Prambanan atau Manisrenggo.

saat itu industri-industri rokok besar datang

Selain sebagai grader, Dedi juga menjalin

ke Manisrenggo untuk menyurvei potensi

kualitas tembakau. Hasilnya, beberapa in-

dustri rokok seperti PT Djarum,:PT Gudang Garam, dan PT Bentoel getol menjalin kemitraan dengan warga karena kualitas tembakau asal Manisrenggo dianggap cocok dengan kebutuhan industri rokok. lndustriindustri rokok itu pun mendirikan gudang cabang di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah,

untuk menampung tembakau dari petani di Daerah lstimewa Yogyakarta (DlY) dan Klaten.

kemitraan bersama warga sekitar dengan memberi pinjaman modalpada petani sebelum musim tanam. Besaran pinjaman yang diberikan Dedi disesuaikan dengan luas

kepemilikan lahan petani. Model pemberian pinjamannya menggunakan sistem piramida terbalik dari atas ke bawah. Pinjaman diberikan pada salah seorang petani, kemudian dilanjutkan kepada petani lainnya. Model seperti ini dinilai efektif untuk mengontrol mitra yang dipercayainya. Dengan demikian, Dedi bisa membeli tembakau dari petani

Untuk kemitraan dengan PT Djarum, warga diberi modal mulai dari penanaman, pengo-

yang dipinjami modal untuk memenuhi

lahan, pengepakan dalam keranjang, hingga

kebutuhan stok gudangnya. Kemudian, dia

pengangkutan. Seperti yang dialami Gunardi,

menjualnya ke

PT

Gudang Garam, Tbk.

EDtst4s/xxilt/2fio

E



lI**$:**a:iiiir&ir! X?akget Yafu $*m+!i{r*?e1x 1lrl{t${d}k

kemitraan pabrik dinilai murah dan harga

setelah penyimpanan itu menentukan

tembakau nonkemitraan yang spekulatif.

golongan tembakau beserta harganya.

Tanaman tembakau milik warga Solodiran

dibeli olehnya saat daun belum dipetik, istilahnya sebagai penebas. Gunardi membeli daun tembakau yang masih di pohon dengan satuan hitung patok. Satu patoknya berukuran 18oo m'zdan untuk setiap pa-

toknya ia harus merogoh kantong sampai z juta rupiah. Dengan modal r5 juta rupiah, dia dapat mempekerjakan 15 orang buruh untuk menebas daun tembakau petani lalu dirajang di rumahnya dengan dua mesin perajang. Setelah itu, Gunardi menjual tembakau rajang kering ke tengkulak seharga Rpso.ooo per kilogram. anyak faktor penentu harga tembakau, salah satunya warna daun (Lihat Tabel

z). Beda warna, harga pun berbeda. Menurut Sriharto, buruh tani yang bekerja di lahan Jumiyo, perbedaan warna daun ini menentukan aroma. Perbedaan warna daun diperoleh berdasar lama penyimpanan tembakau. Penyimpanan disesuaikan dengan pemetikan daun tembakau yang dipetik dari tangkai bawah ke atas dalam dua minggu sekali. Warna daun tembakau

Fltd{$stri

Tembakau berwarna hitam mengkilat dijual paling tinggi karena disimpan lebih lama. Setelah melalui proses pemetikan dan

penyimpanan, tembakau tidak langsung dijual. Gudang-gudang pabrik di Muntilan, Magelang hanya menerima tembakau pascarajang. Secara tak langsung, petani harus

memiliki mesin perajang. Sedangkan, harga satu mesin rajang mencapai 15 juta rupiah. Seperti diakui Sriharto, menggunakan mesin rajang hasilnya lebih cepat. Hasil rajangan mesin per hari bisa menghasilkan 8 ton, sementara memakai parang hanya 75o

kilogram. Belum lagi kualitas rajang hasil mesin lebih halus, sedangkan alat rajang parang cenderung kasar. "Pabrik itu minta yang halus dan bagus," kata Sriharto. Selama ini, petani bisa untung jika pabrik-

pabrik semacam PT Djarum, PT Bentoel dan PT Gudang Garam, Tbk. membutuhkan tembakau rakyat sebagai pasokan industri tersebut. Apabila permintaan pabrik semakin meningkat, harga tembakau rajang kering bisa mencapai Rp8o.ooo/ per kilogram. Namun, ketika permintaan pabrik tidak

Warna Daun $aat Ditebas {Tabel 2}

;w{ffiffwr@lrlffiA **-ffililr2ll:t.rrrl;:ffi !.#

w *

Rp 6,000,-

Rp 24.00O-

Rp 30.000,-

Rp 36,000,-

Sumber; hasil wawanoara dengan Sihatto{sl), buruh tombakau.

EDtst43fi(xlili2fio

g


naik, maka harga tembakau rajang kering

harga tembakau di bawah ketentuan harga

bisa merosot hingga Rp3o.ooo. Sistem

pabrik. Harga yang turun menjadi keuntungan groder. Ditambah lagi, subjektivitas

inilah yang disebut "buka-tutup gudang". Hasil panen petani tembakau di Solodiran kemudian mengalami ketergantungan terhadap pabrik atas pembelian tembakau. Pabrik memanfaatkan kondisi tersebut

untuk menekan harga tembakau dengan alasan stok tembakau yang masih tersedia.

penilaian grader bisa seenaknya menentukan harga tembakau. "Penilaian rasa dan

aroma itu kon abstrak," tambah Didik. Sementara itu, Didik Purwadi Nugroho menilai terdapat ketidakpastian harga tembakau.

Hal itu disebabkan oleh posisi petani tem-

Jumiyo sebagai penadah tembakau dari

bakau yang lebih lemah dibanding industri.

masyarakat desanya mengungkapkan,

Walaupun tembakau sebagai komoditas yang berbiaya tinggi, tapi bisa dijual murah

pabrik kerap kali mempermainkan harga tembakau lewal groder. Pabrik menentu-

ke industri. "lstilahnya bisa diinjak," ujarnya

kan harga untuk pembelian tembakau dari

sembari memeragakan kaki kanannya diang-

petani. Tapi, dengan siasat perbandingan harga di wilayah lain, grader menekan agar

kat dan diputarkan posisi sandalnya. Penghasilan panen tembakau selama tiga bulan masa tanam tembakau harus mencukupi

segala kebutuhan petani selama satu tahun.

Seperti petani lain, Gunardi juga merasa bahwa menanam tembakau kadang bisa beruntung besar, sekaligus bisa membangkrutkan petani. Petani diuntungkan jika pabrik rokok tengah membutuhkan tembakau atau yang disebut sistem "buka gudang". Menurut Didik, keuntungannya dapat berlipat dari modal yang dikeluarkan petani. "sampai-sampai kalau petani tengah untung, dealer motor yang keliling di desa, ada warga yang memanggil, dan saat itu juga langsung dibeli," ujarnya sembari tertawa.

S

,u**AL

BALArauNs


Yerll**Esnt: &a$rlpar'i';ti: !ul::ik*'r*:l lâ‚Źe*k.,*k 11tl{l*:ll"i!

Luas Area Lahan dan Produklivitas Tembakau Rakyat Kabupaten Banlul (Tabel 3)

Piyungan

mw

5,5 6,6

Dlingo

.t:":;<:'::.

iPlergt

,-,L\;:>'

Jetis

Piyunga n

",r''l

3,00

Dli{tgo

6, 18

6|:9" 5,00 5,50

18,00

6,00

1q08,'ql

6, 59

245, O0

4,4 6,59

-b.

sl-*'

6,2

Sumber: Dinas Peftanian dan Kehutanan Bantul 2004-07

tembakau telah surut. Ketika pabrik

sembari terkekeh. Padahal, sekitar 9o persen warga Kebondalem Lor, Prambanan,

tidak membutuhkan tembakau dari petani, pabrik bahkan sampai tidak membeli

merupakan petani tembakau. Karena dinilai merugikan, Didik berencana mengganti

sama sekali tembakau dari petani. Saat

komoditas tembakau ini dengan varietas

itu, ada petani yang tidak bisa membayar

tanaman sayuran organik yang pasarnya jelas dan bisa menguntungkan petani.

ain dulu, lain sekarang. Kini, penjualan

hutang pada bank. Sampai-sampai, menurut Gunardi, Solodiran itu sudah dicap negatif sehingga tidak diberi pinjaman oleh bank. "Sudah di-blocklist," ujarnya

Serupa halnya dengan upaya Didik di Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, peralihan tanam dari tembakau ke tanaman lain juga

fiffi1$!

*3/XX'll/H{}I#

ru ffi


Sunbsr. fiasil wawanGara dangan Srmardranto f34J, Kepab nukuh S,lsk t Seiopatriom dan petani tenbakau

mulai diintensifkan oleh Pemerintah Dae-

Meskipun demikian, di Bantul, petani

rah (Pemda) Kabupaten Bantul lewat Dinas

tembakau masih banyak dijumpai. Hal itu dikarenakan kondisi tanah di Bantul cocok

Pertanian dan Kehutanan. Oleh karena arah penjualan dan harga tembakau yang tidak pasti, ldham Samawi, Bupati Bantul,

Dll

untuk ditanami tembakau. Masyarakat menanam padi saat musim hujan dan

menginstruksikan agar tembakau diganti

menanam tembakau ketika musim kemarau

dengan tanaman yang bisa menguntung-

sekitar awal Mei. Warga Desa Selopami-

kan petani, seperti tebu. Tebu dinilai tidak

oro, lmogiri, Bantul,

berisiko terkena hama dan tak membu-

menanam tembakau karena tekstur tanah

tuhkan pengairan seperti halnya padi.

di wilayah itu berbukit. Kondisijenis tanah

Sebelumnya, penginstruksian dari bupati itu disebabkan oleh kerugian yang dialami pet-

ani beberapa tahun belakangan. Akibatnya, menurut Andar Arwiyati (Sg), Kepala Seksi Perkebunan Dinas Pertanian dan Kehutanan, Bantul, banyak lahan pertanian beralih

tanam ke komoditas pertanian yang menguntungkan saat musim kemarau. Semisal jagung, Iombok, tebu, palawija, dan lainnya. Di beberapa kecamatan di Bantul sejak

2oo4, keinginan petani untuk menanam tembakau setelah menanam padi mulai susut (Lihat Tabel g). Misalnya, di lmogiri pada zoo4 luas pertanian tembakau seluas 275 hektar kemudian zoo5 menjadi zot hektar, dan zoo5-o7 menjadi 153 hektar.

"lni keberhasilan petani mengganti tembakau dengan tanaman lain," ujar Andar.

tE g

,***AL

*ALAIHLJ$''

Dll

memilih masih

latosol yang berwarna merah kuning dan

memiliki kandungan tanah liat dinilai cocok untuk tembakau. Sementara itu, daerah datarannya terdapat jenis tanah aluvial atau berpasir yang persebarannya pada Sungai Oya dan Celeng. Perbukitan ini mengalami

kesulitan dalam penyediaan air. ltu sebabnya padi hanya ditanam saat musim peng-

hujan, setelah itu masyarakat Selopamioro menanam lombok, jagung, dan tembakau.


lle:r$s$*iqax **i!*ya4

T*it S*ctikel$44

f:t{r}${{r}k E!tâ‚Ź*â‚Źr}s*ri

Selain kecocokan tanah, bertanam tembakau

lagi menerima pemasukan dari masyarakat

di Bantul telah menjadi tradisi sekaligus sebagai pendapatan tambahan. Penana-

dalam bentuk hasil bumi seperti tembakau.

man tembakau di Bantul telah berlangsung sejak masa kolonialisme Belanda di Jawa,

termasuk di Desa Selopamioro. "Dari dulu kakek-nenek saya sudah menanam," ujar Sumardianto (g+), Kepala Dukuh Siluk 1, Desa Selopamioro. Tembakau di Desa Selopamioro dikenal dengan tembakau Siluk. Sebab, dua di antara t8 dusun yang ada di Selopamioro ialah Dusun Siluk (Siluk t dan z), dan di kedua dusun itu sebanyak 45 persen

penanam padi sekaligus petani tembakau. Menurut Tirtowardoyo (86), warga Siluk 1RTc1/04, Desa Selopamioro, sejak masa kolonialisme Belanda masyarakat desa ini sudah menanam tembakau. Pak Tirto, begitu biasa dipanggil, lahir padalgz't, dan saat itu orangtuanya sudah menanam tembakau. Masyarakat Selopamioro saat itu juga rutin menyetor tembakau Siluk ke Keraton Yogyakarta untuk bahan konsumsi. Tembakau Siluk dinilai wangi, sebab tembakau ini dibungkus dengan daun jati. Sampai Tirto mewariskan lahan pertanian ke sembilan anaknya pada

'7o-an, warga Selopamioro tidak pernah lagi mengirim tembakau Siluk ke keraton. Alasannya, setelah kemerdekaan, keraton tidak

Menurut laporan penelitian Prof. Dr. Suhartono pada t995, 'Agroindustri dan Protes Petani di Yogyakarta 1870-1920" menyebutkan bahwa pertanian tembakau dikenalkan

pemerintah kolonial sejak pemberlakuan masa sewa tanah t87o. Menurut guru besar Jurusan llmu Sejarah Fakultas llmu Budaya UGM itu, pada t87o para pengusaha swasta Belanda mulai mengintensifkan ekonomi perkebunan melalui sewa tanah perke-

bunan dari pejabat daerah di Kesultanan Yogyakarta. Tembakau adalah salah satu

komoditas yang saat itu banyak ditanam. Prof. Dr. Soegianto Padmo, M.Sc., ber5ama Drs. Edhie Djatmiko dalam buku "Tembakau: Kajian Sosial Ekonomi" juga menambahkan

bahwa tembakau rakyat dikenal karena perjumpaan kapitalisme Belanda yang menyewa lahan petani Jawa. Menurut Soegianto Padmo, hal itu bermula dari hubungan antara ekonomi petani yang subsisten dengan

ekonomi perkebunan yang padat modal. Pada kenyataannya, hubungan itu tidak mesti dikaitkan dengan eksploitasi. Justru ekonomi perkebunan ternyata mampu menciptakan peluang ekonomi yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pendapa

Harga Tembakau Rakyai 2gt7 ($kema 2)

Sumber: hasil wawanean dengan Sumardianto, Kepala Dukuh Situk 1

EDr$r

43r(Xilr/2fi0

E


tan kala itu. Tak heran, sampai sekarang masyarakat masih melakukan kegiatan pertanian tembakau sebagai usaha tambahan. engertian tembakau rakyat sering dikaitkan dengan tembakau lokal, yang notabene berbeda dengan

tembakau Virginia. Mulai dari perajangan hingga penjualan tembakau, petanilah yang menentukan sendiri. Di Desa Selopamioro, petani merajang tembakau dengan parang, lalu dikeringkan, hingga dibungkus dengan plastik dalam satuan kilogram, dan

menjualnya. Dalam penjualan tembakau, petani ada yang menjualnya ke bakul kampung, tengkulak desa, atau tengkulak yang berasal dari daerah lain yang sengaja datang ke Selopamioro (Lihat Skema t). Dalam hal penjualan, tembakau rakyat cenderung tidak punya pangsa pasar sendiri.

Mulai dari penanaman, perajangan, dan pengolahan sampai harga jual tembakau ditentukan oleh petani. Selain sebagai penanam, petanijuga menjadi penjual tembakaunya. Petani mempunyai kewenang-

an untuk menjual tembakaunya ke pasar

tertentu sampai menentukan harganya. Di dalam alur penjualan tembakau rakyat

pun ada pihak yang mendapat keuntungan yakni para pedagang perantara. Drs. Edhie Djatmiko menjelaskan dua sebab keberadaan tengkulak dalam ritme penjualan tembakau rakyat. Pertama, petani tidak dapat memasarkan hasil produksi tembakau, entah langsung ke konsumen atau ke industri rokok. Hal

itu bisa disebabkan oleh tempat tinggal dan lahan petani yangjauh dari pabrik dan hasil panen yang jumlahnya sedikit. Sedangkan,

pabrik tidak menerima tembakau dalam jumlah sedikit dan pengangkutan hasil tembakau yang akan dijual memerlukan biaya

mahal. Kedua, pabrik rokok tidak mempunyai tenaga penilai mutu dan aroma tembakau. Oleh sebab itu, pabrik memerlukan grader yang memiliki kemampuan dapat menilai kualitas tembakau serta mempunyai jaringan dengan petani. Pabrik memanfaatkan

grader untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan stok tembakau dari petani.


Yw*s**afu*tt

11t***gaâ‚Ź Y*tk $**iXsrllrii:llt

S$!!{$k

$*rtjllx*$te$

aat petani memerlukan orang lain

Namun, selain petani yang memerlukan

untuk memasarkan tembakaunya, maka keberadaan perantara menjadi

orang lain untuk memasarkan tembakaunya, ada sebagian petani yang memilih menjual

penting. Di setiap desa, ada perantara yang punya hubungan dekat dengan petani tembakau, seperti bakul kampung. Bakul kampung ialah orang yang biasa mengambil

tembakaunya langsung ke pasar. Petani menjual tembakaunya ke pasar dalam kemasan yang dibungkus plastik dalam satuan

dengan hutang maupun dibayar kontan.

kilogram. Tembakau yang dibungkus tersebut biasanya digunakan untuk kebutuhan konsumsi masyarakat (rokok trngwe, "linting

Mereka adalah orang kampung sekitar yang berkeliling dan menawari penduduk

dhewe"). Dengan demikian, harga tembakau bisa ditentukan oleh petani. Harganya pun

agar menjual tembakau kepadanya. Bakul

cenderung lebih tinggi ketimbang dijual kepada tengkulak sehingga dapat mengun-

hasil panen tembakau penduduk, baik

kampung bisa melanjutkan penjualan tembakaunya kepada tengkulak di kampung atau tengkulak dari daerah luar yang sengaja datang ke Selopamioro. Adanya tengkulak kampung, yaitu orang yang membeli tembakau dari petani dengan harga

tidak lebih dari modal tanam merupakan kelanjutan dari siklus tembakau rakyat. Mereka meneruskan penjualan tembakau kepada tengkulak asal daerah lain. Tembakau

rakyat bisa dijual ke tengkulak dalam bentuk tebas, tembakau basah, atau rajang kering. Tembakau tebas merupakan tembakau yang

dijual saat masih ditanam dengan harga per pohon. Sementara, tembakau basah dijual dalam bentuk daun sebelum dirajang, dan tembakau rajang kering ialah tembakau yang dijual setelah melalui proses perajangan. Namun, biasanya tengkulak membeli tembakau sebelum ditebas. Sebab, harga daun

tembakau yang belum dirajang lebih murah ketimbang yang telah dirajang (Lihat Skema z). "Biasanya tengkulak membeli saat musim

tungkan petani. Seperti yang dituturkan Sumardianto, masyarakat Selopamioro yang memilih menjual tembakaunya ke pasar. Petani menjual tembakau yang telah dipak plastik ke Pasar Pundong, Bantul dan Pasar Sentolo, Kulonprogo, DlY. Selain ke Pasar Pundong dan Sentolo, masyarakat juga biasa menjual tembakaunya tidak jauh dari pemukiman dan lahan pertanian warga yakni di pertigaan Desa Selopamioro yang ramai saat panen. Dengan sendirinya, para pembeli atau tengkulak datang ke pertigaan tersebut.

Dalam hal peniualan,

tembakau iakvat cenderung tidak p.V[ya oangsa Dasar sendln. MulEi dhri pe.nanaman, perafant?h, oan oensolanan samlral hars-a iual tembakau dite-ntL ka n oleh peta ni.

tebas," ujar Sumardianto, yang selain kepala dukuh juga berprofesi sebagai petani tembakau. Kemudian, tengkulak kampung pun

bertindak sebagai pengumpul untuk dijual lagi ke tengkulak yang berasal dari daerah lain seperti Muntilan dan Temanggung.

EDtst

43/xxilt/2fi0

E



Yees'afue*qau $*afuge{

rokok. Harga tembakau di kedua tempat pun berbeda. Di Selopamioro harga tembakau

tertinggi Rp3o.ooo sementara di Prambanan dan Manisrenggo harga tertinggi bisa mencapai Rp8o.ooo per kilogram. Perbedaan harga ini ditentukan berdasar kualitas dan

aroma. Sedangkan aroma sangat dipengaruhi oleh kesesuaian cuaca dan pengolahan. Selain itu, keempat industi rokok besar di Bantul tidak dapat menjamin pembelian

tembakau dari petani, sehingga cenderung arogan. Menurut Andar, arogansi industri rokok itu tampak pada penolakan pembelian tembakau rakyat dengan alasan stok tembakau sudah tercukupi. Pabrik-pabrik itu juga

Tak $*m}l!{$we* F!*k*k

llnid6;t$erll

Tidak pernah bertemunya keiinginan petani $ap kepentingan tndustrr roKoK menvebabkan harsa tem tia ka u tida k pa-sti. Alasan industri rbkok tidak menerima peniualan tembakau iakvat ini dikarenakan perbed.aa.n h.asil rajang antara Kerngrnan industri dan-tembakau raiang petani

selalu beralasan bahwa keberadaan pabrik rokoknya di Bantul sekadar untuk kerje pelin-

Namun, kerjasama itu tidak berjalan mulus,

tingan. Sedangkan stok tembakaunya diakui pabrik sudah mendapat pasokan dari Suraba-

sehingga tahun berikutnya pemda tidak lagi

ya. Padahal itu merupakan siasat untuk

membeli tembakau dari petani. Sebab, lan-

menurunkan harga tembakau yang dijual petani. Lewat orang suruhannya, pabrik rokok

jut Andar, tembakau itu bukan komoditas

tetap saja membeli tembakau dari petani. Karena permainan industri rokok terhadap harga pasar tembakau, pada zoo6, Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul pernah bekerjasama dengan petani untuk membeli hasil tembakau rajang kering. Kerjasama ini

dimaksudkan untuk membeli tembakau petani yang tidak laku dijual ke gudang pabrik. Pemda membelinya seharga Rpr5.ooo sampai Rpzz.ooo per kilogram dengan "sistem

tunda jual". Artinya, pemda sekadar menampung tembakau hasil rajangan petani

utama yang pembeliannya harus dilakukan oleh pemda, seperti padi dan sayuran. Selain

itu, pemda juga mengalami kesulitan ketika harus menjual tembakau ke pasar. Tembakau yang terjual pun jumlahnya sedikit. Maka,

pemda Bantul menganjurkan supaya petani mengganti tembakau ke tanaman yang arah pasarnya jelas dan meminimalkan risiko kegagalan panen akibat hama. Sebagai imbalan

ganti alih tanam, pemda menawarkan bibit gratis dan pembinaan bagi petani oleh petugas Dinas Pertanian dan Kehutanan, Bantul.

Komoditas tembakau tidak begitu saja mu-

yang kemudian oleh Pemda Bantul dijual ke

dah diganti. lmogiri sebagai daerah dengan

pasar. "Tidak ke industri rokok," ujar Andar.

lahan pertanian tembakau yang paling luas

di Bantul, masih menanam tembakau. Oleh sebab itu, pemda memfasilitasi petani tembakau agar tetap bisa berkembang, salah satu caranya dengan pendirian koperasi.

EDt$t

43/xxilvzfio

E


e; $_$p{j}Y&ru

dengan jambu mete dan rempah

titik ini, Koperasi Triarumsari bisa menjadi alternatif untuk mengembang-

obat ke dalam suatu unit, Koperasi

kan ekonomi tembakau rakyat agar tetap

i Bantul Timur, tembakau digabung

Pada

Triarumsari namanya. Koperasi Triarumsari

bertahan dan bisa menguntungkan peta-

didirikan sejak zoo3 untuk membantu pengembangan pertanian ketiga komoditas

ni. Saat industri rokok cenderung arogan atas kebutuhan tembakau rakyat, aktivitas

itu. Kegiatan pengembangan ketiga tanaman pertanian itu dengan cara pemberian pinjaman modal bagi petani. Menurut

pertanian tembakau tidak lagi dapat menguntungkan bagi petani. Bagaimana tidak,

Sogiyanto 1S6), Kepala Koperasi Triarumsari, kerja koperasi bersifat "semidinas" yang

tangan kepentingan industri. Ketidakpastia harga yang sengaja diciptakan membuat

berarti petani bisa meminjam modal ke pemda Bantul. Pengajuan pinjaman

posisi petani semakin tidak berdaya.

melalui koperasi yang kemudian dilanjutkan ke Dinas Pertanian dan Kehutanan

Bantul. Petani boleh mengembalikan pinjaman modal setelah panen. 'Apabila panennya gagal, bisa diundur," tambahnya. Tetapi, saat pengembalian, petani wajib membayar bunga pinjaman untuk pemasukan,kas koperasi.

bila harga tembakau sepenuhnya berada di n

Upaya antisipatif pemerintah mulai dilakukan meski efektifi tasnya masih dipertanyakan. Pemda Bantul telah berusaha mengalih-

tanamkan tembakau dengan komoditas yang menguntungkan petani, seperti tebu. Namun, mental tradisi penanaman tembakau oleh petani tidak mudah menggantikan tembakau dengan komoditas pertanian lain. Koperasi Triarumsari kemudian hadir menjadi

Berbeda dengan model koperasi lainnya, Ko-

secercah harapan bagi petani menggantikan

perasi Triarumsari tidak berkegiatan jual-beli

peran industri rokok. Tidak harus berpindah

hagil komoditas anggotanya. Kegiatan jual-

tanam, namun pemasaran terbantu.[]

beli komoditas diserahkan pada ketua kelom-

lryan Ali

pok tani setiap komoditas. Koperasi hanya

H

membantu dalam hal pemasaran setiap komoditas petani, misalnya berhubungan de-

Al

ngan industri. Hal itu, menurut Siswodiardjo

Editor: Noor Alifa

(6o) bendahara Koperasi Triarumsari, untuk membantu petani agar hasil panennya laku.

Akmala Rahmasanti, Robertus Roni Setiawan,

!

,u**AL

BALATRUNG

Rosmawati Siregar

I

Reporter:Rika Akmala,

Visual : Kirana Yunita



Keperrtingan perrilik modal denrgan kaun'l pekerja atau buruh ffiemang berbeda.

Namun harm*nisasi anta:"keduanya pe

nting untuk diimplentasikan.

alam kajian mengenai hubungan industrial setidaknya tiga pihak bermain di sana. Pemilik modal, buruh dan negara. ldealnya negara merupakan pihak yang tidak bersengketa atau netral. Akan tetapi, dalam tradisi marxisme, negara cenderung lebih berpihak kepada

pemilik modal. Oleh karena itu, buruh selalu berada dalam posisi yang lemah. Buruh hanyalah pihak yang menawarkan jasa berupa tenaga dalam proses produksi. Sehingga setelah memberikan upah, pe-

milik modal menganggap dirinya telah memenuhi kewajibannya kepada buruh. Namun, seringkali para pemodal mengingkari hak-hak buruh dan terus-menerus mengeksploitasi tenaga mereka demi mengejar keuntungan perusahaan. Kondisi semacam itu hampir terjadi di seluruh

industri, tak terkecuali di industri rokok. lndustri roliok di lndonesia merupakan industri yang banyak menyerap tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM). SDM

Q

,u**AL

BAN-ATRUNG


$&a*t**p**

dibutuhkan mulai dari penanaman tembakau dan cengkeh di perkebunan, pengeringan

114*t9i*

aV.xt&*lwvt

&il!,i:::i!a11ali il4$JJts;rlnn!*$fiidl+i?

sifikasi industri didasarkan pada besarnya

jumlah pekerja yang dapat ditampung.

tembakau dan cengkeh, perajangan tembakau, pelintingan tembakau di pabrik-

Jumlah pekerja di bawah roo orang di-

pabrik, hingga pedagang asongan yang memasarkan rokok di jalanan. Menurut data

pekerja antara 1oo sampai 5oo orang dikategorikan sebagai industri menengah, dan

jurnal Swosembodo (tgg+|, industri rokok di lndonesia menyerap sekitar 5oo ribu karyawan yang bekerja langsung pada pabrik,

jumlah tenaga kerja lebih dari 5oo orang dikategorikan sebagai industri besar.

dan pada seluruh level struktur organisasi'

kategorikan sebagai industri kecil, jumlah

Ada beberapa pabrik rokok baik berskala besa6 menengah, dan kecil di provinsi ini.

lndustri rokok berskala besar adalah PT Ca-

Penyerapan tenaga kerja tidak.hanya di pabrik rokok. Akan tetapi, ditambah dengan

haya Mulia Persada Nusa (PT CMPN) dan

orang yang terlibat dari hulu ke hilir yang diawali dari petani tembakau dan cengkeh,

industri rokok berskala menengah ialah Merapi Agung Lestari, dan PD Tarumar-

karyawan produksi pembungkus kertas

tani. Sementara yang berskala kecil, salah

rokok, sampai karyawan dalam jalur distribusi (pengecer, outlet, pedagang aso-

satunya yaitu PT Yogyakarta Tembakau.

ngan). Menurut sumber dari majalah Gotro (zooo), jumlah tenaga kerja yang terserap dalam industri ini sekitar 18 juta jiwa. Pada mulanya, industri rokok terkonsen-

trasi di Jawa Timur dan sebagian daerah Jawa Tengah. Hal itu ditandai dengan berdirinya beberapa industri rokok besar seperti PT

Gudang Garam, Tbk. yang berpusat di

PT

ore itu gerombolan orang berkaos oranye sambil bercanda tawa sedang keluar dari sebuah pabrik. ltulah yang menjadi pemandangan setiap sore di PT CMPN, sebuah pabrik rokok yang baru berumur sekitar lima tahun.

PT

CMPN merupakan

mitra dari PT HM Sampoerna ,Tbk., sebuah pabrik rokok yang didirikan oleh almarhum Liem Seng Tee pada r9r3. Pada awal berdiri,

Kediri, PT Djarum yang berpusat di Kudus, PT HM Sampoerna, Tbk. yang berpusat di

pabrik rokok yang berpusat di Surabaya ini memproduksi merek "Dji Sam Soe". Merek

Surabaya, dan PT Bentoel yang berada di

ini berarti angka"23l'dengan filosofi apa-

Malang. Namun, pada'9o-an, industri rokok mulai merambah ke wilayah Yogyakarta.

bila dijumlahkan akan menghasilkan angka

Perkembangan industri rokok di Yogyakarta cukup menjanjikan. lni terlihat dengan semakin banyaknya industri rokok yang

berproduksi di Kota Gudeg. lndustrinya pun cukup variatif, ada yang berskala kecil, menengah dan berskala besar. Klasifikasi ini mengacu pada kategori yang dibuat oleh Dinas Tenaga Kerja Provinsi

DlY.

Menurut Dinas yang berkantor di seputaran Ring RoodTimur Yogyakarta ini, kla-

sembilan, yang menurut kepercayaan orang Cina dianggap sebagai pembawa keberuntungan. Sedangkan produk yang dimiliki PT HM Sampoerna, Tbk. saat ini antara lain "Dji Sam Soe" dan "Sampoerna Hijau". Untuk menopang roda produksi dan kualitas mutu produk, perusahaan cabang melakukan kerjasama atau bermitra dengan perusahaan induk. Seperti yang dilakukan PT CMPN

yang merupakan mitra PT HM

Sampoerna, Tbk. Surabaya. Pengawasan

Ent$t

{3/xxilvzfiB

E



iXâ‚Źe*ir*p!*

${#t*qi}&$qaa$:}Niit&*

**l}&*a*x* ffi*&aenaais*Et

laki-laki. Biasanya mereka dipekerjakan sebagai sopir pabrik, satpam, dan staftetap.

terkuras. "Kadang kala sampai mendapat upah satu juta per bulan," ungkap Eni.

Mengenai upah, para pekerja menerima

Sesungguhnya, kerja lembur yang diberlaku-

upah sesuai dengan Upah Minimum Provinsi (UMP), yaitu diatas RpS8S.ooo per bulan. Baik untuk pekerja di bagian produksi mau-

kan oleh perusahaan merupakan strategi untuk mengeruk keuntungan yang lebih

pun nonproduksi. Yang dimaksud bagian nonproduksi yaitu seperti staftetap, keama-

bahwa para pemilik modal mendapatkan surplus volues, yaitu keuntungan yang di-

nan, dan lainnya. Banyak pekerja yang sudah

dapatkan perusahaan atau majikan dari apa

merasa bahwa upah yang diterima dari perusahaan yang berlokasi tepat di jantung Kota

yang dilakukan oleh para pekerja yang sesungguhnya upah sehari satu pekerja sama

Bantul itu sesuai dengan harapan mereka' Namun, bagi sebagian yang lain merasa bah-

nilainya dengan biaya produksi satu jam kerja. Berarti jika para pekerja melakukan

wa upah yang mereka terima masih kurang untuk hari yang akan datang dimana kebutu-

sepuluh jam kerja per hari, maka majikan

han semakin banyak. "Gajiyang saya terima

dari perusah.aan sudah mencukupi saya. Tapi tidak tahu besok di kemudian hari," ungkap Asmawati. Sebagian besar buruh di PT CMPN masih lajang, sehingga wajar bila gaji mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Akan tetapi, kelak ketika mereka berumah tangga, gaji yang mereka terima itu tentu belumlah cukup. Sebab, di perusahaan itu

tidak ada perbedaan tingkat upah baik pekerja yang masih lajang ataupun sudah menikah. Hal inilah yang seringkali menimbulkan persoalan mengenai kesejahteraan buruh.

banyak. Seperti diungkapkan oleh Karl Marx

untung sembilan jam kerja. Dalam waktu sembilan jam itu kita bisa bayangkan berapa keuntungan yang didapat pemilik modal. Sel'ain itu, cuti kehamilan juga diberikan oleh PT CMPN bagi para

pekerja perempuan. Ber-

dasarkan UU No. t3 Tahun 2oo3 tentang ketenagakerjaan pasal 8zayall berbunyi "Pe-

kerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama r,5 bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan". Eni menambahkan,'Ada

cuti hamil tiga bulan, mas, di sini (PT CMPN)."

Kerja lembur kerap kali dijalani oleh para pekerja, tak lain juga di industri rokok. Kerja lembur tersebut harus berdasarkan

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara buruh dan majikan atau pengusaha. Di PT CMPN sendiri rata-rata tiap hari para pekerja melakukan kerja lembur sampai dua

jam. Jadi kalau dihitung waktunya, mereka rata-rata bekerja sepuluh jam. Dimulai dari pukul enam pagi sampai pukul empat sore. Kerja lembur yang dilakukan para pekerja tentu menuai hasil. Upah yang

diterima bertambah banyak tetapi tenaga

rotst4s/xKw3ffis

a


!!-li]f$r1,fTs*!d .

Untuk menunjang keselamatan para pekerja, PT CMPN juga memberikan jaminan asuransi.

gotakan 25 orang. Kegiatan SPTP PT CPMN

Perusahaan itu menggandeng PT JAMSOSTEK

bersifat internal, artinya ia hanya bergerak

sebagai mitra asuransi keselamatan kerja.

di level intern perusahaan. Organisasi ini

Sebenarnya, pemerintah telah menetapkan

bersifat independen, tidak berafiliasi den-

bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan

gan asosiasi buruh yang lain. Sehingga,

sistem manajemen keselamatan dan kese-

bisa dikatakan serikat pekerja ini masih

hatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Hal itu berdasar-

berada dalam pengawasan perusahaan.

kan UU No. t3 Tahun zoo3 pasal 87 ayat

1.

Pada awal berdiri, organisasi ini baru berang-

PT CMPN

yang memiliki buruh yang men-

capai t.5oo orang menyebabkan saling tidak

Seperti perusahaan lainnya, berdasarkan

kenal antarburuh. Beberapa buruh tidak

UU ketenagakerjaan, para buruh atau pe-

mengetahui adanya serikat pekerja di peru-

kerja berhak mendirikan serikat pekerja.

sahaan tersebut. Hal itu ditunjukkan dengan

PT CMPN

pun menamainya Serikat Pekerja

Tingkat Perusahaan PT CMPN Bantul

(SPTP

PT CMPN Bantul). Serikat pekerja yang

ketidaktahuan Eni bahwa ada serikat pekerja di pabrik tempat dia telah bekerja selama

diketuai oleh Sukono (periode zooT-zoo9)

tiga tahun. "Wah, aku tidak tahu-menahu tentang serikat pekerja di sini, apalagi ketu-

ini disahkan pada z7 Agustus 2oo7. Untuk

anya," paparnya. Menurut Eni lagi, yang

menjalankan fungsinya, bentuk organisasi ini

penting dia bekerja dibayar dan tidak penting

adalah organisasi anggota yang berbentuk

siapa bosnya. Hal tersebut mengindikasikan

serikat. Serikat pekerja ini bertujuan mengakomodasi kepentingan pekerja jika berselisih

adanya ketidakefektifan SP di perusahaan

dengan pihak manajemen perusahaan.

Anggota serikat pekerja ini adalah seluruh pekerja yang berada di PT CPMN Bantul, kecuali pekerja yang menduduki jabatan

tertentu yang dapat menimbulkan benturan kepentingan di perusahaan. Misalnya,

yang berdiri kurang lebih lima tahun itu.

Mengenai hubungan pekerja dengan pihak manajemen juga terjadi jarak yang cukup jauh antara buruh dan atasan. Di PT CMPN jarang terjadi sarasehan ataupun tatap muka dengan pihak manajemen kecuali waktu

manajer personalia atau manajer keuangan.

gajian. Komunikasi antara majikan dan buruh pun pada akhirnya jarang terjadi. Me-

Bantul berdiri atas dasar ke-

mang, bagi sebagian pekerja, hal itu tidak

SPTP PT CPMN

sadaran para anggotanya tanpa ada unsur

jadi masalah. Namun, untuk membangun

paksaan dari pihak manapun dan siapapun.

hubungan yang baik antara majikan dan

Sementara itu, Prof. Dr. Susetyawan, SU.,

buruh dalam suatu perusahaan, kiranya komunikasi perlu dimassifkan agar terjalin

berpandangan bahwa adanya serikat pekerja itu bukan kemauan dari para pekerja, namun kemauan dari undang-undang. Akibatnya,

serikat pekerja tersebut mudah didikte oleh perusahaan. "solusinya, buruh harus

memiliki basis material yang cukup, Misalnya, melalui koperasi,'r saran Susetiawan.

fl

,r**AL

BALATHUNG

hubungan yang harmonis di antara mereka.


i$**:=:ls

ii{ci:g:{;:::k;**iiae'a *i+i;+lltr;i â‚Źefu are;::*is+at

3ooo pekerja pada periode mendatang. Pekerja itu terdiri dari perempuan dan lakilaki yang terbagi ke dalam beberapa divisi. Divisi-divisi yang ada di dalam PT MAL ham-

pir sama dengan perusahaan rokok lainnya. Pembagian divisidiPT MAL juga didasarkan pada tingkat kemahiran pekerja sehingga proses produksi berjalan lancar. Divisi-divisi tersebut meliputi produksi penggilingan, linting, pengemasan, distribusi , serta pemasaran. Namun, para pekerja dibagi

menjadi beberapa kelas mulai A sampai

E.

Pengklasifi kasian kelas berdasarkan seberapa

bal (r bal=zo slok, t slok=to bungkus) yang mampu diproduksi oleh para pekerja. Jika hanya mampu menghasilkan satu bal maka

dikategorikan kelas A, dua bal kelas B, tiga bal kelas C, dan seterusnya. Pengklasifikasian itu juga memengaruhi tingkat upah yang erusahaan rokok yang berskala

diterima oleh buruh. Jika mampu menghasil-

menengah di Yogyakarta, yaitu PT

kan banyak bal, maka upahnya juga akan

Merapi Agung Lestari (PT MAL). Perusahaan ini juga berlokasi di Kabupaten Bantul, tepatnya di Jalan Parangtritis Kilometer 8 Yogyakarta. Lokasi pabrik yang

tepat berada di pinggir jalan membuatnya mudah diakses oleh siapa saja termasuk para buruh. Umur dari perusahaan ini pun masih terbilang muda, yaitu tiga tahun. PT MAL merupakan perusahaan

mitra dari

sebuah perusahaan rokok skala besar di Malang, Jawa Timur. Bahan baku tembakau yang digunakan untuk dijadikan rokok

banyak. Upah per bal sama dengan Rp6.ooo.

Menurut informasi Lilik (zt), salah satu buruh kemas resmi di PT MAL, para pekerja biasanya mampu menghasilkan 4zbal per minggu. Jadi, upah yang diterima para pekerja rata-rata zoo ribu rupiah per minggu.

Seperti halnya di PT CMPN, mayoritas pekerja di PT MAL merupakan pekerja lokal (Bantul) dan perempuan. Namun, cukup banyak juga pekerja laki-laki, terutama di divisi pemasaran. Jam kerja yang harus dilakukan oleh para pekerja pun juga tidak

vestasi awal yang cukup besar, maka perusa-

jauh berbeda dengan perusahaan rokok lainnya, yaitu minimum delapan jam kerja

haan ini mencoba bersaing dengan perusa-

per hari dan enam hari kerja mulai o6.oo

haan-perusahaan rokok besar di lndonesia.

sampai 16.00 termasuk dua jam lembur.

Dalam menjalankan roda produksi agar ber-

Tidak mudah untuk mendapatkan status

jalan lancar, perusahaan ini mempekerjakan sekitar 4oo pekerja dan ditargetkan menjadi

sebagai pegawai resmi atau tetap. Seorang

didatangkan dari Malang. Dengan nilai in-

pekerja harus mampu menghasilkan mini

EE'S|

4&lxxilUzfi0

H


t-*f,sY&#

mal dua ribu batang rokok per hari (kelas Sebelum diangkat menjadi pekerja resmi,

E).

status mereka masih sebagai buruh kontrak. Selama kurun waktu enam bulan, para pe-

kerja kontrak diharapkan mampu beradaptasi untuk bekerja keras sehingga mampu menghasilkan jumlah rokok dalam jumlah banyak. "Kalau selama enam bulan belum bisa mencapai kelas E, kontraknya bisa diperpanjang. Tapi, bisa juga tidak diperpanjang bila tidak bisa melampaui target dua ribu

batang per hari," jelas Fitri Nur Hayati (t9), buruh linting (Kelas B) Pabrik Rokok PT MAL. Walaupun dalam UU No. t3 Tahun 2oo3 para pekerja/buruh berhak mendirikan serikat pekerja, namun para pekerja di

PT.

MAL be-

lum mendirikan serikat pekerja. Alasannya, serikat pekerja sebenarnya ada, tapi berpusat di Malang. Selain itu, jumlah pekerja di PT.

MAL belum mencapai target. "Sampai

sekarang kami masih membuka lowongan

ergeser ke perusahaan rokok ber-

untuk mengatasi kekurangan pekerja," ujar

skala kecil, PT Yogyakarta Tembakau

Pribadi, manajer personalia PT MAL. la pun

(PT YTI). Perusahaan ini berlokasi di

mengaku lebih memprioritaskan warga

Jalan lmogiri Timur kilometer 12, tepatnya

sekitar daripada pekerja dari luar kota.

di Dusun Jati, Wonokromo, Pleret, Bantul.

Untuk memenuhi kepuasan para konsumen,

Dari luar gedung, perusahaan ini tidak ter-

PT MAL memproduksi tiga merek rokok ung-

lihat seperti sebuah perusahaan rokok. Namun, lebih mirp gudang penyimpanan milik

gulan. Produk pertama bermerek ONCE.

Kraton Yogyakarta. Gedung itu dipagari tem-

Merek ini dikhususkan untuk rokok kretek. Kedua, bermerek MERAPI, juga produk rokok

bok tinggi serta di luarnya terdapat lambang

kretek. Sementara itu, produk yang dikhu-

Kraton Yogyakarta. Suasananya pun sepi.

suskan untuk rokok mild bermerek NESS.

didirikan oleh tiga putri Kraton Yogyakarta, mereka adalah Gusti Kanjeng

Namun, dalam implementasinya, oara pekeria terutama bu ru h' pr.o{ u ksi bekerja mtnlmal delapdn iam sehari dari ndkul '06.00 sampai t4.oo.

f,

,r**AL

BALATRUN'

PT YTI

Ratu (GKR) Pembayun, Gusti Raden Ayu

Nurmagupita dan Gusti Kanjeng Nurkamnari Dewi pada awal 2oo3. Putri-putri kra-

ton itu memiliki tujuan mulia mendirikan industri rokok, yakni mengurangi angka pengangguran di Bantul yang relatiftinggi. Maka, sistem industri yang dipakai pun


ll*e*i:tg*lz Ka{i*:ll;:ke#iiex *$ells5*i ffi*&avnt*if sxs:t

menggunakan sistem padat karya yang bisa menyerap banyak tenaga kerja. Dalam meningkatkan mutu produk dan

menjalankan bisnisnya, PT YTI menggandeng pihak ketiga, yaitu PT HM Sampoerna, Tbk. sebagai konsultan teknisi atau supervisi. Perusahaan besar yang berpusat

di Surabaya itu menjadi "kawan" dalam pengawasan mutu serta memberikan pela-

tihan kepada para pegawai dan buruh PT YTl. PT HM Sampoerna, Tbk. turun tangan dalam proses perekrutan pekerja di PT YTI' "Saya dulu seleksi di Sampoerna Bantul (PT CMPN)terus dipindah di

sinii'terang

Yuli(28), salah satu pekerja diPTYTl. memproduksi rokok bermerek "Kraton Dalem" yang pertama kali diluncurkan pada 9 September 2oo3. Rokok "Kraton Dalem" tersebut merupakan jenis rokok PT YTI

sigaret kretek tangan (SKT) yang diperuntukkan bagi pribadi yang mewarisi nilai-nilai kraton dan tradisi Jawa. Selain itu, keinginan untuk mempekerjakan banyak pekerja

merupakan salah satu alasan PT YTI tidak memproduksi rokok jenis filter. "Gusti Pembayun ingin turut serta dalam mengurangi pengangguran di Bantul, nah, industri rokok

Pengklasifikasian PT YTI sedikit membingungkan. Berdasarkan klasifi kasi yang

dibuat Dinas Tenaga Kerja,

PT YTI

seharusnya

tergolong industri menengah sebab memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak t34 pekerja. Akan tetapi, pada akta pendirian yang melekat pada tembok pabrik, PT YTI adalah in-

dustri kecil. Jika mengacu pada kategori besarnya nilai investasi yang ditetapkan Dinas Koperasi Perdagangan, Perindustrian, dan Perkoperasian Provinsi

Dll

memang benar

merupakan industri kecil dengan nilai investasi di bawah dua ratus juta rupiah.

PT YTI

Pekerja PT YTI terbagi ke dalam beberapa divisi kerja, yaitu divisi produksi; divisi

finonce srid accounting; serta divisi morketing, Supaya terkontrol, setiap divisi dipimpin oleh masing-masing koordinator yang membawahi setiap pekerja. Semen-

tara itu, berdasarkan Peraturan Perusahaan pasal 7 PT YTI menggolongkan karyawannya menjadi tiga bagian. Pertama, karya-

wan manajemen, yaitu karYawan Yang menerima gaji tetap setiap bulan namun tidak mendapatkan upah lembur. Biasanya, yang menjabat sebagai karyawan manajemen adalah para manajer dan supervisor.

nyerap banyak tenaga kerja," jelas Totok

Kedua, karyawan nonmanajemen, yaitu karyawan yang mendapatkan gaji berdasarkan

Subroto, SE., manajer personalia

perhitungan gaji bulanan dan diperhitungkan

kretek bersifat padat karya sehingga mePT YTl.

Dalam membangun jaringan pemasaran

produknya,

PT YTI

juga menjalin kerja sama

dengan perusahaan dagang dan industri sebagai distributornya. Dan hasilnya, walaupun masih berumur 4,5 tahun pemasaran

rokok "Kraton Dalem" telah meraih pangsa pasar yang cukup luas yakni di daerah Yogyakarta, Solo, Magelang, Temanggung, bahkan telah dipasarkan sampai Lampung.

mungkin mendapat upah lembur. Termasuk di dalamnya adalah koordinator; staf, dan pegawai keamanan (satpam). Ketiga, karyawan berstatus kontrak, yaitu karyawan yang bekerja pada perusahaan yang

dibatasi oleh waktu tertentu, disepakati oleh perusahaan dan karyawan yang diwujudkan dalam suatu surat perjanjian.

Untuk meningkatkan mutu, pengetahuan, dan keterampilan dalam menjalankan tugas

FDtst4s/xx[u2fi0

g



lllillemarp$* S+eâ‚Ź$dx$***llle* i?11*$;+i** ii{e&*:rrllt*:ls*tl}

tersebut, status mereka adalah sebagai pekerja borongan resmi. Mengenai gaji atau upah, mereka menerima upah pada hari Jumat setiap minggunya. Dan, tingkat pengupahan yang diperoleh oleh para

pekerja berbeda-beda, yakni berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh perusahaan yang meliputi tiga hal. Pertama, seberapa banyak batang rokok yang mampu mereka hasilkan. Kedua, tingkat kesulitan dan

risiko pada pekerjaannya, dan yang ketiga ialah kualitas dari barang yang dihasilkan.

eberadaan sebuah industri atau perusahaan selalu dinantkan masyarakat karena mampu men-

ciptakan pekerjaan. Hal itu mengindikasikan bahwa para pemilik modal dan penguasa alat produksi menjadi "dewa penolong" bagi masyarakat . Apalagi di lndonesia,

begitu terbatasnya jumlah lahan atau lowongan pekerjaan, persaingan mendapatkan pekerjaan pun semakin sengit. Begitu melimpahnya tenaga kerja membuat harga pekerja pun jadi murah. Se-

perti laiknya hukum ekonomi, banyak penawaran maka harga semakin murah. Mereka kebanyakan dibayar dengan murah dan dieksploitasi tenaganya untuk menga-

kumulasi kapital. Kerja lembur kerap kali diberlaku(an oleh perusahaan dengan alasan permintaan pesanan yang meningkat. Sehingga, surplus volues hanya diperoleh perusahaan sebagai pemilik modal. Pemandangan seperti itu juga berlaku di

industri rokok. Kebanyakan industri rokok bersifat padat karya sehingga kehadirannya diasumsikan akan mampu menyerap banyak tenaga kerja. Dalam industri rokok, pekerja

atau buruh perempuan tidak bisa dianggap

remeh. Kita bisa melihat bahwa mayoritas buruh di industri rokok merupakan kaum hawa. Karena begitu vital fungsi dan perannya dalam menjalankan roda produksi, maka

perempuan mendapat perlindungan dari undang-undang dan semestinya juga mendapat perlakuan khusus dari perusahaan. Perlindungan dari undang-undang tersebut salah satunya ialah bahwa para pekerja

diberi hak untuk membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja. Hal itu dimaksudkan untuk menjalin komunikasi antarpekerja. Tetapi, karena para pekerja kadangkala telah merasa puas dengan upah yang diterima

dari perusahaan, mereka merasa tidak memerlukan adanya serikat pekerja. "Saya bekerja di sini yang penting mendapatkan uang," gurau Eni, pekerja yang tidak tergabung dalam serikat pekerja di PT CMPN. Eksploitasi tenaga sebenarnya juga menjadi

faktor mengapa para pekerja tidak terlalu memikirkan adanya serikat pekerja. Karena

telah bekerja kurang lebih sepuluh jam per-

EDr$r43r(Xilr/zfi0

g


*

$*!ff&ru

hari, hal itu tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk melakukan diskusi dan sarase-

terjadi pada serikat pekerja di

han bersama yang menyebabkan komuni-

yang memfungsikan serikat pekerja se-

kasi antarburuh tidak terbangun. Sehingga,

batas sebagai wadah perkumpulan ang-

seperti yang dikatakan oleh Susetiawan

gota daripada menyoal ketimpangan

bahwa serikat pekerja seringkali dibentuk

hubungan industrial yang mereka alami.

sebagai pesanan dari undang-undang. Se-

jauh ini, baru sedikit perusahaan rokok di Yogyakarta yang memiliki serikat pekerja, salah satunya serikat pekerja di PT CMPN.

Namun, serikat pekerja yang ada bukan

terbentuk dari kesadaran para pekerjanya melainkan bentukan perusahaan. Akibatnya, serikat pekerja yang ada

la mulai bergeser orientasi. Seperti yang PT CMPN,

Apalagi buruh di industri rokok hampir se-

luruhnya perempuan. Tentu bukan tanpa alasan pihak perusahaan lebih memililih pekerja perempuan dibanding laki-laki dalam proses produksi rokok. Perempuan dinilai lebih patuh dan nrimo. Karakter mereka yang demikian akan menguntungkan perusahaan, sebab buruh perempuan

hanya menjadi "alat"

tidak akan berani melawan ke-

bagi perusahaan un-

bijakan-kebijakan yang dibuat

tuk mengontrol para

pengusaha sekalipun merugikan

pekerjanya. Serikat pekerja seolah ke-

mereka. Ketika buruh perempuan mengalami ketidakadilan,

hilangan semangat

mereka akan lebih memilih diam

untuk melawan

daripada melawan. Akibatnya,

ketidakadilan.

buruh selalu berada dalam posisi yang lemah.


sS**r*p*s N*f Faliak***F$**t

ll&{&?allcii K*ch*rmx**sc*qt

Dalam tradisi marxisme klasik, posisi lemah

Untuk membangun hubungan kerja yang

buruh dilihat dari soal kepemilikan alatalat produksi. Oleh karena itu, menurut

bagus di dalam sebuah perusahaan dibutuh-

Eric Hiariej, S.lP., M.Phil., Dosen Hubungan

pekerja dan majikan (pengusaha). Karena

lnternasional UGM, salah satu jalan keluarnya adalah pemilikan bersama alat-alat

pengusaha memiliki capitol powerl semen-

kan komunikasi yang jelas dan efektif antara

tara pekerja pun memiliki labour poweryang

produksi, yang seringkali diinterpretasi menjadi kepemilikan publik melalui perusa-

notabene keduanya saling membutuhkan.

haan-perusahaan negara. "Di negara dengan

buruh dan majikan semestinya dijalankan

tradisi sosial demokrat, kepemilikan bersama

secara nyata. Negara sebagai pihak yang

diterjemahkan melalui koorporatisme. Cara ini memungkinkan buruh untuk ikut menen-

juga terlibat dalam hubungan industrial

tukan kebijakan nasional yang menyangkut ekonomi dan sektor industri, " jelas Eric.

jelas dalam mencapai harmonisasi tersebut. Sehingga, cita-cita ideal untuk memberikan rasa keadilan di kedua pihak bisa terwujud. []

Anggapan yang selalu diyakini bahwa

Untuk itu, harmonisasi kepentingan antara

selayaknya memberikan kontribusi yang

yang memiliki hak penuh atas perusahaan adalah pemilik modal. Sementara, buruh

Setiawan, Sri Zuliari

adalah pekerja yang tidak mempunyai hak atas perusahaan. "Labour" yang di-

miliki buruh tidak pernah dihitung sama sekali karena buruh telah mendapat gaji dari pengusaha. "Upah buruh hanyalah sebagai jaminan atas'tubuhnya' tetapi

Editor: lndra Hari

P

I Reporter : Retno lndriani,

Attiroqul, Nur Kumala Hapsari I Fotografer: M. RizalAbdi, lnfo Grafis : Monika Windriya S

reword atas 'labour'-nya dikuasai sepenuhnya oleh pemilik modal," tambahnya. Penguasaan alat-alat produksi oleh buruh

bukanlah perkara mudah. Menurut pandangan Eric;buruh dengan modal "labour" yang dimilikinya dalam memproduksi barang, harus dipertimbangkan sebagai salah satu

"pemegang saham" perusahaan. Dalam hal ini, saham sama artinya dengan "kekuasaan politik" dalam perusahaan. Karena "labour" yang menghasilkan barang sama pentingnya dengan uang yang diinvestasikan oleh pengusaha, maka besar saham buruh dalam sebuah industri mestinya setengah dari total

jumlah saham yang dimiliki perusahaan.

Entsl

43/xxilt/zfi0

E


_ . -*H'

.H fu.,g

ruF {qru

fir-

aC*ru:v"@

frru;xrSl*

lijiiiiiF.

=6:lrlr'

]]1:

'il

,:,,&l

,,,,St,,

!!$$

-ffiw;r*l '.ffi

Rp::

l,5;ffi$ 1;ffiS



Ei balik ge merlap prcduk industri rokok besar, terdapat tcmbakae.r linting dan rokok

lokal. *ua produk t*nse but, bisa me njadi pilihan di tengah harga-harga

roE<ok

yang

kian nnahal" Meski keberadaan rokok lokal semakin sulit terlacak, a{ternatif rokok murah

tersebut masih dapat dinikmati.

ore itu, Endi Maryadi (zg) dengan lancar meramu racikan rokok lintingan. Endi, warga kelurahan Mergangsan,

Yogyakarta lebih memilih menikmati rokok

lintingan ketimbang mengonsumsi produk rokok industri besar. "Tak selamanya rokok enak harus mahal," ujarnya. Di tengah

melonjaknya harga barang-barang akibat kenaikan harga BBM, kebutuhan rokok semakin sulit terpenuhi. Para penikmat rokok pun menyiasati kesulitan itu. Berbeda dengan Endi, Azwar Anas (zo), mahasiswa Jurusan Sastra lndonesia

Universitas Negeri Yogyakarta, lebih suka membeli rokok kemasan berharga murah. Kisaran harga rokok yang sering ia beli,

antara Rp2.ooo sampai Rp4.ooo. Rokok lintingan menjadi salah satu alternatif

bagi penikmat rokok kala harga rokok

melambung. Dengan sedikit berlatih meracik tembakau dan cengkeh, seseorang sudah bisa menikmati rokok. Tembakau pun tak

sulit dicari. Hampir di seh'ap pasar tradisional terdapat penjual tembakau. Di Daerah

p

,u**AL

BALATRUNG


?8,r*lk:*k &$Ben:*x*iâ‚Ź"

#;**nx ]|{a*x

lf$*,l$;t

Boyolali; Siluk, lmogiri, Bantul; Garut; Man-

lstimewa Yogyakarta banyak tersebar pasar jenis tersebut, seperti Pasar Beringharjo.

tup, Lamongan; Madura; Lombok; Ngiri,

Di pasar ini terdapat lebih dari sepuluh

Semarang; dan Kalitidu, Tulungagung.

penjual tembakau, mulai dari penjual grosir

}d*rg;*

Meski tidak semua jenis tembakau tersedia,

sampai eceran. Biasanya mereka mulai

Pasar Beringharjo tidak sepi dari proses jual

menjajakan barang dagangannya sejak 09.3o hingga sekitar 17.oo. Tiap kios pun

beli antara tengkulak dan penjual tembakau. Tengkulak yang datang tiap hari tak lantas

menawarkan beragam jenis tembakau. 'Ada sekitar lima belas jenis tembakaui' ungkap lndro Jatmiko (36), warga Wonosari, Yogyakarta, yang sudah enam tahun bekerja

tembakaunya dibeli."Kami akan membeli kalau barang dan harganya sesuai," ujar Sriyadi (35), salah satu penjual tembakau yang berdagang di Beringharjo sejak1998. Setiap

sebagai karyawan penjual tembakau.

transaksi jual beli, sekitar 40 juta rupiah

Menurut lndro, tiap jenis tembakau berasal

harus dikeluarkan penjual tembakau untuk membeli satu ton tembakau. "ltu baru satu

dari daerah yang berbeda-beda. Meski hanya ada tiga jenis tanaman tembakau yang ada di lndonesia, yakni; Virginia, Jawa, dan Vorstelanden. Namun, nama daerah penghasil tembakau lebih banyak digunakan penjual untuk membedakan tembakau ketimbang nama jenisnya. Mereka menyepakati nama tersebut karena daerah penanaman menentukan rasa tembakau. "Tembakau Jawa dari Prambanan rasanya lebih berat, biasanya

jenis," ujar Sriyadi. Kemudian, mereka menjualnya dengan beragam ukuran. Mulai dari partai besar yang berkisar satu sampai tiga kuintal, partai kecil sekitar satu sampai lima kilogram, dan eceran dengan ukuran per ons. Pembeli partai besar umumnya penjual

tembakau di pasar-pasar kecil di daerah. Penjual tembakau di pasar Beringharjo biasanya kulak dua kali dalam satu bulan dari para

simbah-simboh yang pakai," ungkap Sukarti (6o), salah satu pedagang tembakau

tengkulak. Melalui Pasar Beringharjo, tembakau tersebut menyebar ke Bantul, Sleman,

di Prambanan. Daerah asal penanaman juga menentukan harga jual tembakau di

Wates, Wonosari, dan Magelang. Dari bebe-

pasar. "selama ini tembakau terbaik dengan

harga paling tinggi dipegang tembakau asal Temanggung, Jawa Tengah," ujar lndro.

rapa daerah tersebut, penjual tembakau asal Wates yang intensitas kulaknya paling tinggi. Dalam dekade terakhir, tingkat penjualan tem ba ka u di Beringharjo relatif-stabil. "Rata-

Tembakau asal Temanggung sulit ditemui di

rata penjualan tembakau sekitar satu juta

pasar-pasar tradisional. Sebabnya, sebagian masuk ke gudang industri-industri rokok be-

rupiah per hari," ujar Tuwul Muji Lestari (+g), penjual tembakau di Pasar Beringharjo. la telah berprofesi sebagai penjual

sar, seperti perusahaan PT Djarum, PT H.M.

tembakau sejak t985. Menurutnya, tingkat

Sampoerna Tbk., dan PT Gudang Garam.

penjualan tertinggi terjadi pada t998. Su-

Meski tergolong pasar besar; sulit menemu-

yadi (S6), penjual tembakau grosir di Pasai

kan tembakau Temanggung di Pasar Bering-

Beringharjo, mengatakan dala#satu ming-

harjo. Selama ini, tembakau yang dijual di

gu bisa menjual sekitar satu sampai dua

sana berasal dari daerah Trowono, Gunung

kuintal tembakau untuk ukuran pembelian

Kidul; Pakem, Sleman; Kalituri, Bojonegoro;

kiloan. Sementara untuk tembakau yang

besar hasil panen tembakau Temanggung

HDr$r 43/XXil#A{t1C

ru

ffi il


i...ir#?&ffi

dibungkus, seminggu ia dapat menjual roo

Penjual tembakau tak hanya ditemukan di

sampai zoo pak. Tak hanya dari Pulau Jawa,

pembeli tembakau di Kios Yadi ada yang

pasar tradisional. Di beberapa sudut kota Yogyakarta, juga terdapat beberapa toko

berasal dari Sumatera dan Kalimantan.

yang menjual tembakau. Namun, sedikit

Tak seperti kebanyakan penjual tembakau di

Beringharjo yang menjual secara grosir, lda Ratnaningsih 1+o) juga menjual dagangannya secara eceran. "Kalau grosir biasanya

per pak atau per kilo, tapi ada juga yang eceran, biasanya tukang parkir yang beli, per ons," tuturnya. Wanita yang mewarisi kios dari nenek mertuanya ini menjual

berbeda dengan pasar tradisonal yang sebagian besar pedagang menjual tembakau asli atau belum diolah. Di toko-toko

tersebut tembakau telah diracik dengan cengkeh serta telah dibumbui dengan saus

tembakau. Sehingga, saat melinting pembeli tak perlu kesulitan mengukur komposisi campuran tembakau dan cengkeh.

tembakau dengan harga sekitar Rp5.ooo per ons. Meski demikian harga jual tetap

bisa didapat di "Warung Tingwe". Tempat ini

tergantung rasa tembakau. Namun, kisa-

melayani transaksi tembakau, oslok atau alat

ran harga tak lebih dari Rp5.ooo. Pembeli

melinting, dan beberapa pernak-pernik alat

tembakau di pasar Beringharjo berasal dari berbagai kalangan, mulai dari tukang parkir;

merokok seperti dompet rokok, cangklong alias pipa rokok, filter, dan kertas rokok.

mahasiswa, hingga penjual yang nantinya

Layaknya warung, sang pemilik, Panji lndra-

untuk dijual eceran. "Yang paling sering

lesmana (zZ) pun menyediakan bangku dan

membeli adalah mahasiswa," tambah lda.

meja panjang untuk tempat para pelanggan

Faktor harga murah menjadi daya tarik yang

bersantai dan menikmati rokok lintingannya.

paling besar bagl para pembeli eceran.

Oleh karenanya, banyak pelanggan yang sa-

Pasar tradisional lain di luar daerah Yogya-

karta yang menjual tembakau adalah Pasar Prambanan. Namun, biasanya para pedagang

Produk tembakau siap linting semacam itu

ling bercengkerama di tempat itu. Panji pun

tak mempermasalahkan bila ada orang yang hanya mengobrol tanpa membeli tembakau.

di sana tidak khusus menjual tembakau. Mereka juga menjual barang dagangan lain

Bagi masyarakat Yogyakarta, tak sulit me-

seperti kembang kuburan, gula, jamu, atau

yang terletak di Jalan Kapten Pierre Ten-

barang lain. Sukarti menyebutkan bahwa

dean No. z6 Yogyakarta terpampang papan

tembakau yang dijual di Pasar Prambanan

nama bertuliskan "Warung Mbako Tingwe".

biasanya berasal dari Boyolali, Prambanan,

Warung ini pun selalu ramai terlebih pada

Siluk, dan lmogiri. la biasanya membeli tembakau dari para tengkulak yang datang ke

malam minggu. Banyak pelanggan yang duduk bertengger di bangku atau duduk

Pasar Prambanan di hari Legi, salah satu hari

bergerombol di trotoar dengan beralas-

di penanggalan Jawa. Tidak setiap Legi Sukarti membeli jika tembakau dagangannya ma-

kan tikar. Warung Tingwe memang kerap

sih banyak. Sebagian besar klos yang menjual

Khusus malam Minggu, Panjijuga menjual

tembakau di pasar ini tergolong Btsar. Karenanya, disamping pembeli rumahan, banyak

kopi. Tak heran bila pelataran di pertokoan

Wirobrajan itu dipenuhi oleh kerumunan

orang yang kulak untuk dijual kembali.

orang. Mereka datang dari berbagai golo-

!

,u**AL

BALATRUNG

nemukan warung tingwe. Di depan warung

menjadi tempat bersantai para pelanggan.


**rpk**$r

&89*:rnx?if" Ssame

$Aiese

*s$ris

?4#sd$;;*

ngan. Panji mengatakan, "Hampir semua

Meski gratis, tak setiap pengunjung berse-

golongan bisa membaur, mulai dari kaum

dia mencobanya. "Mungkin karena malu,

cerdik mahasiswa, pegawai negeri, tukang

atau khawatir dipaksa membeli," ungkap

becak, seniman, sampai remaja masjid."

Panji. Padahal bagi mereka yang bersedia,

Di "Warung Mbako Tingwe", beragam rasa

berapa batangpun disediakan oleh Panji.

dan aroma tembakau disediakan oleh Panji.

Asal-usul istilah hngwe yang dipakai untuk

Mulai dari rasa rokok mentol, rasa Sam-

warung ini berasal dari kata dalam bahasa

poerna Hijau, Djarum Super, sampai rasa

jawa nglinting dhewe, artinya melinting

Dji Sam Soe Refill yang terkenal mahal pun

tersedia. Nainun bedanya, Panji menye-

senbiri. Konsep toko bernuansa warung dan istilah tingwe yang Panji gunakan untuk

diakan tembakau rasa rokok yang harganya

menamai warungnya digagas oleh Anton

mahal dengan harga yang jauh lebih murah.

Prihardiyanto (So). Jauh sebelum Panji

la menyematkan nama yang berbeda untuk masing-masing jenis produk tembakau-

membuka warungnya, Anton menggunakan konsep tingwe di Jakarta. la mendirikannya

nya. Diantaranya, tembakau rasa Dji Sam

sejak 6 Juni zoo6. Se[agaimana Panji,

Soe dengan nama Samsuri singkatan dari

saat awal mendirikan warungnya, Anton

"'samsu sehari-hari", Sampoerna mentol

mendapat apresiasi dari warga. Alhasil,

dengan nama Saminul, Marlboro namanya

banyak pelanggan berdatangan. Bahkan,

Margono, Sampoerna hijau dengan nama

kini sudah bermunculan warung serupa

Samsi, Djarum Super dengan Sukri, dan Gu-

di Bali, Semarang, Bandung, Sumedang,

dang Garam dengan nama tembakau Gofur.

Makassar, Manado, Sampit, hingga

Bagi mereka yang tidak sempat melinting

Bengkulu. Tak heran bila di Jakarta sudah ada komunitas pelanggan tingwe.

sendiri, Panji menyediakan jasa melinting dengan ongkos Rproo per batang. Meski baru berdiri zr Februari zoo8, jumlah pelanggannya sudah relatif banyak. Tiap hari sekitar zo sampai 3o pelanggan datang. Panji menambahkan, "Selama ini

grafik pengunjung selalu meningkat." Kesimpulan itu berdasarkan data hasil penjualan dan jumlah pelanggan baru yang datang. Padahal, ia sebatas mengandalkan pam-

flet untuk mengiklankan produknya pada bulan-bulan awal pendirian. Karena itu, rata-rata pelanggan tembakau tingwe Panji mendapatkan informasi dari sesama teman. "Saya mendapat informasi alamat warung

ini dari seorang kawan," ujar Endi, salah satu pengunjung. Bagi mereka yang baru pertama datang, Panji menyediakan ber-

Asal-usuI istilah tinswe yang dip.akai untukwarune ini berasal dari ka-ia dalam Bahasa Jawa ngrlinfimg dhewe, artinva melintfng seddiri.

bagai rokok hasil lintingannya untuk dicoba.

EDt$l

43/xxilt/2fi0

H



$4*il*qr!* dtFt*mtr+*:*ii$,

tingwe pun tak kalah nikmat dengan rokok kemasan produk industri besar," ujar Endi. Tak hanya itu, bahkan ada pelanggan yang suka tembakau tingwe karena senang de-

ngan kreasi melinting dan suka mencampurcampur jenis tembakau. Dengan semakin banyaknya warung tingwe, Anton berharap nama tingwe akan lebih akrab dikenal masyarakat untuk menyebut berbagai jenis rokok lintingan. Sebagaimana nama "aqua" yang sering digunakan oleh masyarakat

untuk menyebut air minum kemasan. Warung tembakau tingwe hanyalah salah satu warung maupun toko yang menjual tembakau di seantero kota Yogyakarta. Di sudut

$*:in* JJt**a i$*s:lii:r:

*{e v#a

paling mahal sampai paling murah, dari rokok berbatang paling kecil sampai cerutu. Diantara toko penjual rokok lintingan di Yog-

yakarta, "Toko Arum" adalah satu-satunya toko yang mengolah tembakaunya secara mandiri. Toko yang berdiri di Jalan Nyai A. Dahlan No tB ini dirintis oleh almarhum Hilal sejak rgS+. Kelik Danang Andrianto (25), pengelola toko ini menuturkan, bahwa

keterampilan mengolah tembakau diajarkan secara turun-temurun. Untuk meracik dan menciptakan rasa yang bermacam-macam, Kelik membutuhkan t5 jenis tembakau dan bahan lain seperti cengkeh dan saus. la mendapatkan tembakau mentah dari

kota yang lain, penjualan tembakau murah

Pasar Beringharjo. Sedangkan, saus yang

terdapat di perempatan Tugu Yogyakarta.

ia pakai dijual bebas di toko kimia. Untuk

Sejak berdiri 1935, "Toko Tembakau dan Cerutu" sudah menyediakan tembakau murah

menjaga kekhasan, ia enggan menjelas-

bagi masyarakat. Sebagai toko tembakau

"Toko Arum" melayani pembelian secara grosir. Beberapa toko daerah yang kulak di

yang sudah lama berdiri, tak heran bila toko ini menjadi toko tembakau yang paling akrab di telinga masyarakat Yogyakarta. "Toko ini-

kan komposisi racikan tembakaunya.

toko ini diantaranya berasal dari Muntilan, Kebumen, Purworejo, dan Bantul. Menurut

lah yang paling terkenali' ungkap Endi, salah

Kelik, kini pejualan tembakau ditoko ini

satu pelanggan "Toko Tembakau dan Cerutu". "Tiap hari hampir 5o pelanggan yang datang," ujar Gino (88), pengelola toko ini.

telah banyak mengalami penurunan. Pada

Sama halnya dengan "Warung Mbako Ting-

hari. "Saat itu kami mampu mengunduh t5o juta rupiah per bulan," kenangnya. Namun,

we", "Toko Tembakau dan Cerutu" juga menyediakan beragam jenis tembakau. Be-

2oo3, toko yang ia kelola bersama bapaknya ini bisa meraup uang 4 juta rupiah per

kinf ia hanya mampu mendapatkan uang

berapa diantaranya tembakau rasa Dji Sam

sekitar 8oo ribu rupiah per hari. Penurunan

Soe, Sampoerna Mild, Sampoerna mentol,

Sampoerna Hijau, Djarum Super, Gudang

itu terjadi akibat bermunculannya pesaing baru, baik toko-toko tembakau maupun

Garam, Marlboro, Marlboro Mentol, Wis-

pengolah tembakau. Untuk itu, ia hanya

milak, Trowono, Boyolali, dan tembakau

meracik dua kali dalam satu minggu di luar

Mole. Tembakau-tembakau tersebut di-

pesanan. Sekali meracik biasanya menghasil-

dapatkan dari distributor asal Boyolali dan

kan enam kilogram tembakau siap linting.

Kotagede (Yogyaka rta). Bedanya dengan

warung tingwe, selain menjual tembakau,

Dari beberapa penjual tembakau siap pakai, terdapat banyak variasi harga yang dita-

toko ini menjual beberapa rokok kemasan. Beragam rokok tersedia, mulai dari rokok

warkan terhadap tiap jenis tembakaunya

FDr$t43r(Xllyzfi0

E


i :irtc?;;S*

(Lihat Tabel Harga). "Satu ons tembakau bisa untuk melinting 5o sampai 70 batang

rokok," ujar Endi. Apabila dihitung, harga

mendaftarkan produknya pada lembaga cukai, yakni Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Dengan kebijakan cukai, harapannya peme-

tersebut lebih murah dibanding dengan rokok produk industri besar. Tak heran jika

rintah dapat memantau keberadaan industri

model rokok lintingan menjadi salah satu pilihan bagi penikmat asap tembakau.

semua industri rokok mendaftarkan in-

Di samping tembakau, beberapa konsumen

industri rokok lokal yang seringkali hanya

rokok ada yang memilih membeli rokok lokal.

berupa industri rumahan. Model rokok

Rokok semacam ini biasanya menawarkan

ini biasanya berbasis pada industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

harga yang relatif lebih murah dibanding

rokok kemasan yang lain. Eksistensi in-

dustri rokok lokal menjadi fenomena yang menarik di tengah terus bertumbuhnya

industri rokok besar di lndonesia. Banyak perusahaan rokok-rokok lokal yang kesulitan

untuk memperkuat keberadaan produknya di tengah masyarakat. Hal ini tak lepas dari

intervensi pemerintah yang selalu ada dalam berbagai sektor kehidupan. Bentuk campur

tangan pemerintah pada produksi rokok, salah satunya dalam hal kebijakan cukai. Pasalnya, selain ditujukan pada produk hasil

olahan etil alkohol dan produk yang mengandung kadar alkohol, cukai juga tertuju pada produk yang berbahan baku tembakau atau disebut juga lndustri HasilTembakau (lHI). Konsekuensinya, setiap industri rokok harus

rokok. Namun realitas berbicara lain, tak dustrinya ke pemerintah. Mereka adalah

Secara umum, karakteristik industri UMKM

memiliki permasalahan pada keterbatasan modal dan juga omzet yang tak terlalu besar.

Menurut Marsiyamto,

SE

selaku konsultan di

Small and Medium Enterprises Development Centre (SMEDC) UGM, industrijenis UMKM

memiliki model produksi yang berbeda dengan jenis industri besar. Jika indutri besar melakukan produksi didasarkan atas moss product atau dijual umum ke masyarakat, jenis UMKM hanya melakukan produksi kecil berdasarkan pesanan. Perbedaan model produksi inilah yang kemudian turut memengaruhi pangsa pasar mereka. Dengan cara itulah UMKM mencoba tetap bersaing

ditengah gempuran industri-industri besar.


*slkqlii &llâ‚Ź*r;:;:;i, Sa#t,$ frar;: G=::1* lh::v#a

Begitu pula dengan gambaran industri

sematan ilegal. lndikator yang paling kentara

rokok lokal, dengan modal kecil yang pas-

dari rokok-rokok semacam ini adalah tidak

pasan, tak sedikit dari mereka kesulitan

adanya label bukti cukai pada bungkus rokok.

untuk mendaftarkan cukai untuk produknya. Apalagi jika dihadapkan dengan birokrasi

Seakan tak kalah ulet, beragam strategi di-

perizinan yang rumit dan sarat akan biaya. Mereka akan menghadapi kesulitan yang tak mudah diselesaikan. Faktor yang membuat aspek legalitas ini cenderung diabaikan karena tingginya biaya administrasi. "Bagi pengusaha keciljumlah biaya untuk mengurus izin gangguan yang pada 2006 saja mencapai 1oo juta rupiah, itu sudah amat besar bagi mereka," ujar Marsiyamto.

gunakan oleh para pengusaha rokokhome

industry. "Untuk menyiasati label cukai, tak sedikit home industry rokok yang menggunakan label tiruan," ujar Butet Kartaredjasa, salah satu kolektor rokok. lnformasi

tersebut ia peroleh saat mendatangi industri rokok lokal di Kudus. Disamping itu, modus lain yang biasa digunakan adalah dengan bergonta-ganti nama produk. Sebab, umumnya para pelanggan rokok

Bentuk penyiasatan pengusaha industri rokok

murah sering mencoba rokok-rokok de-

lokal terhadap cukai tentu sangat beralasan

ngan label dan nama yang baru ia kenal.

jika keterbatasan modal menjadi problem usaha mereka sehari-hari. "Keputusan in-

Dihadapkan pada situasi demikian, mereka

dustri rokok kecil ternyata harus dibayar mahal," ujar Sumbo Tinarbuko seorang kolektor rokok yang juga staf pengajar tetap pada prodi Desain Komunikasi Visual pada lnstitut Seni lndonesia (lSl) Yogyakarta. Disamping

dituduh tidak mematuhi kebijakan cukai dan keberadaaanya selalu dikejar-kejar oleh pemerintah, mereka juga terpaksa menerima

.-

,,,".':t.

D.ii Sanr

akhirnya terpaksa bergerak dengan jalur yang sulit. Justru dengan tidak mendaftarkan cukai pada produknya malah menjadi

pilihan bagi mereka untuk dapat bertahan hidup. Kondisi rokok home industry semakin diperburuk dengan terus melonjaknya beban cukai terhadap lHT. Selagi mereka

mengumpulkan modal untuk mendaftarkan produknya, ternyata harga cukai malah naik.

50e

5ampoerna lWentol Sampoernil,Hij Djarum 5uper Gudang param

_-f. JVlanborc

..::.::. .. a}llillillilrr:t:::r:l:'i

.a.aaaa:::.:,:::..,,:,,,,,.,,,

..,,,ii:i:r::i.j.

rr::l:=:i:::r"

i,r,i.:,,rtr,t,r,rtrrutrt,ut:itri]]]]]]t]:uut:luttltlltllllt:l:i]l]ll,]]]]]lll,:,1,];:tlllllll

....4.

:..:::.::::...:....

:1t1,1t,]]]]]]]]r]]?u:::::::::::::::.:.:::.:::::::::::::::,:.,,,.:,::::.:,:.:::::::::

l

Lk!gt

r

':â‚Źlt:tuuuutt,u*:ull


r"gp{t?&N

Kenaikan bea cukai rokok yang tinggi pada

Konsekuensi dari pilihan yang diambil,

2ooo-2oo5 rata-rata sebesar 22,89 persen.

pengusaha rokok ilegal harus bermain

Hal ini semakin menjauhkan kemampuan

petak umpet di bawah ancaman pemerin-

mereka dari harga pendaftaran cukai. Tak

tah. Pemerintah pun tak kalah aktif, usaha

heran kalau masih banyak ditemui industri

penggrebekan gencar dilakukan. Alasan

rokok memilih jalur ilegal. Fenomena itu dilatarbelakangi juga dengan anggapan para

peraturan cukai menjadi senjata ampuh bagi pemerintah untuk menggerus ke-

pengusaha UMKM bahwa tidak perlu izin

beradaan mereka. Tak ayal, para pemilik

untuk membuat usaha tetap jalan. "Menurut mereka yang penting bisa jalan, asal

industri ilegal selalu dirundung ancaman denda maupun sanksi dan penutupan.

ada izin gangguan, dan usaha sudah lancar itu sudah cukup," ujar Marsiyamto.

Meskipun mendapat ancaman penutupan dan denda dengan jumlah nominal yang tak

Kini, tak heran bila fenomena rokok lokal

kecil, keberadaan industri kecil ini tetap bisa

tanpa cukai terus marak dalam persaingan

dilihat. Mudahnya ditemukan produk terse-

industri rokok di lndonesia. Berdasar data

but menjadi salah satu indikasinya. Sumbo

yang diberitakan Warto Bea Cukai bulan

menyebut rokok tersebut dengan nama "rokok indie". Sebutan definitif tersebut

Februari 2oo8, menyebutkan bahwa pada

mensyaratkan beberapa hal. Pertama, rokok

zoo5 saja terdapat 2o2 kasus rokok ilegal. Dari kasus yang diungkap pada 2oo5,148

tersebut adalah rokok hasil produksi horne

kasus diantaranya kasus penggunaan pita

industry atau rokok rumahan. Kedua, harga

yang bukan haknya dan 3z kasus rokok polos, sedangkan lainnya kasus penggunaan

rokok tidak melebihi atau sama dengan lima

pita cukai palsu, kasus pabrik tanpa izin atau mengantongi Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Pajak (NPPBKP) serta tidak me-

laporkan kegiatan usahanya. Jumlah tersebut baru data yang berhasil ditelusuri oleh Dirjen Bea dan Cukai, belum lagi rokok lokal tanpa

cukai yang tidak tersentuh oleh mereka.

ribu rupiah. Menurut penuturan Sumbo, rokok jenis ini biasanya ditemukan di daerah Prambanan, Tempel, dan Godean. "Rokok seperti ini gampang ditemukan di pasar-pasar tradisional yang menggunakan hari Jawa,

seperti Pasar Pon, Legi atau Wage," ujarnya.


$twka*$< &*termx{$$" $*amei* !?*a:;;:a &elelia ?'11xv{;llx

etertarikan Sumbo untuk

dari masyarakat atau produsen yang me-

mengoleksi "rokok indie" berawal

lapor tentang hal tersebut," ungkap Kepala Minreskrim Kepolisian Resor Bantul ini.

dari pengalamannya melihat kemasan rokok yang memiliki corak unik. Karena banyak bergumul dengan "rokok indie", akhirnya ia juga tertarik untuk

mengetahui seluk-beluk dari rokok jenis itu. la menuturkan, tak banyak yang menggunakan nama label dan desain kemasannya sendiri, keba nya kan rokok-rokok tersebut menggunakan nama atau gambar dari produk yang sudah memiliki merek terkenal. Misalnya, corak kemasannya mirip bungkus rokok Dji Sam Soe, Djarum 76,

Akibat adanya cukai dan keleluasaan rokokrokok besar, industri-industri kecil kesulitan untuk bertahan. Hal inilah yang dialami Panji saat menjadi distributor rokok lokal. Sebagai seorang distributor rokok lokal, banyak

kendala yang sering ia temui. Menurutnya,

rokok lokal sudah terlanjur mendapatkan stigma negatif. Sehingga, tidak mudah untuk bisa masuk di tengah masyarakat. Kesulitan

itu tak bisa diselesaikan dengan menawarkan produk yang berharga murah. "Ternyata

Sampoerna Hijau, dan sebagainya. "Rokok indie" kebanyakan berjenis rokok kretek, dan hanya sedikit yang berjenis filter.

harga murah saja tak cukup untuk merayu

Mudahnya mendapati jenis produk lokal alias indie lantas tak membuat industri rokok

salahan para pengusaha rokok-rokok lokal.

semacam ini gampang dijumpai. Pasalnya, ketika dikonfirmasi ke beberapa Kepolisian

di daerah Yogyakarta, mereka mengaku tak tahu-menahu tentang keberadaan industri rokok ilegal. Menurut penuturan Aiptu Heru Purwanto, tak ada kasus di kantor kepolisannya yang berkaitan dengan rokok ilegal. "Nggok ada kasus tentang rokok ilegal, karena sampai saat ini belum ada laporan

pembeli agar tertarik membeli," ungkapnya. Kesulitan distribusi rokok menjadi perma-

Di samping harus menghindar dari incaran

pemerintah karena tak bercukai, mereka masih harus menghadapi persoalan pada proses penjualan yang tidak menguntungkan.

"seringkali kami harus menerapkan sistem transaksi konsinyasi," ujar Sastoro (42), salah satu distributor rokok lokal produksi Solo. Dengan sistem transaksi ini, distribu-

tor harus menitipkan terlebih dahulu rokok pada pemilik toko kemudian uang hasil

penjualan diserahkan beberapa hari sesudahnya. Biasanya, setelah dua minggu uang tersebut baru diambil. Akibatnya, uang hasil penjualan tak bisa mereka peroleh secara langsung. Sistem transaksi ini juga turut

menjadi permasalahan pada aliran uang. Karena penjual rokok eceran terkadang molor dan pernah tak dibayar. Dengan demikian, distributorlah yang harus aktif memeriksa produknya di toko tersebut. Setiap harinya para distributor harus mampu memasarkan minimal sesuai target perusa-

EDt$t

43/xxtruzfio

n



MAN:D



S+rsi$t;*9 ?Salri"nilt &**câ‚Ź;tu S$$$*a $tt;*xdu&

sional (lnternational Labour Organization) 2oo3, lndonesia menduduki peringkat ke z6

Selain ketidakadilan pendapatan, sistem kerja buruh rokok juga merupakan ma-

dari z7 negara dalam hal keselamatan kerja

salah krusial. Salah satunya sistem kejar target batang pada buruh linting. Umum-

(Presiden: keselqmaton dan kesehatan keria Indonesia rendoh, Tempo,6 Januari 2oo3)'

nya, sistem tersebut berlaku pada perusahaan rokok kretek. Para peracik rokok

Buruh pun tak tinggal diam. Mogok kerja jadi pilihan. Kalau seluruh 'isi' pabrik tumpah ke jalan, kegiatan produksi mau

kretek mengolah tembakau, cengkeh dan campuran lainnya secara manual (linting)'

tidak mau mandek. Jika dibiarkan, pabrik

Buruh linting tidak bekerja dalam patokan jam per hari tetapi batang rokok per hari'

akan mengalami kerugian. Kekuatan komunal inilah potensi yang dimiliki kaum

Data Aliansi Buruh Yogyakarta (ABY) zoo8

buruh untuk meneriakkan suara mereka' Namun, saat keran demokrasi terbuka lebar, gerakan buruh kehilangan orientasi. Teriak lantang tuntutan tersisa saat hari buruh saja. Pada 'hari raya buruh'tersebut, mereka

berkonsolidasi lewat aksi massa. Selebihnya, buruh bersatu ketika ada isu insidental. Semi-

menyebutkan, perusahaan rokok di Jogja mewajibkan setiap buruh memproduksi rata-rata 35oo batang rokok pâ‚Źr hari' Masalihnya, buruh linting didominasi kaum hawa. Kesepakatan kerja target batang memberatkan buruh perempuan. Di ranah domestik, mereka disibukkan

sal ketika perusahaan melakukan pemecatan

urusan rumah tangga. Tak manusiawi jika buruh perempuan harus pulang larut

sepihak atas rekan kerja mereka. lronis, ia mati suri kala tekanan negara kian longgar.

malam untuk memenuhi target batang.

lnkonsistensi gerakan juga dialami buruh

rokok. Perusahaan rokok memiliki tingkat perputaran uang yang besar. Cukai tembakau yang dibebankan kepada pabrik rokok menyuplai penerimaan negara sebesar Rp 29,t7 triliun (zoo4l atau't,zo Yo dari produk domestik bruto (PDB). (Rokok llegal dan Dompoknya, Kompas, Sabtu,

21

Dengan latar tersebut, patut rasanya

buruh memiliki kesadaran untuk mengorganisasi diri. Lewat serikat, mereka dapat mendongkrak nilai tawar yang kerap dipandang sebelah mata. ldealnya, organisasi buruh menjadi jembatan antara buruh dan dua unsur lain dalam hubungan industrial, perusahaan dan negara.

Janu-

ari zoo6). Di lndonesia,6oo ribu pekerja,

Di hadapan perusahaan, serikat buruh men-

yang tersebar di 3.x7 perusahaan, terlibat langsung dalam industri rokok. Pendapatan

jadi penyampai gagasan maupun keluhan

negara dari cukai rokok mencapai Rp 38,53

perusahaan dan buruh dapat terjalin. Pun

triliun

ketika buiuh berurusan dengan negara. Seri-

(Rokok dan Kemiskinan

,Tempo,4

para pekerja. Komunikasi dua arah antara

kat buruh selayaknya mengadvokasi lewat

Maret 2oo7). Tak adiljika buruh sebagai ujung tombak produksi rokok hanya di-

jalur birokrasi legal kala terjadi diskriminasi.

jatah tak sampai sepersatu juta bagian

Tanpa keberidaan serikat yang legal, buruh

keuntungan perusahaan tiap bulannya.

akan kesulitan memperjuangkan haknya.

EDt$t

43/xxiluzfio

E



;1,,,,,r,:,::t::::::trrr.rl.

$e*adt(pryv$$*,&tu$q,es$*l rsnt**i

u$lfixcfwil${,il|'

Metodologi Penelitian

43 orung

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Survei merupakan salah

'l

I

orans 26-30 tahun

21-25 tahun

16-20 tnhun

satu varian dari penelitian kuantitatif yang menggunakan kuesioner sebagai pengum-

.,

34 orang

pul data pokok. Setelah terkumpul, data

1:;1'

31-35tahun

akan diuji deskripsi dan korelasi. Uji korelasi digunakan untuk mengetahui korelasi dari

.::

ttt,t,,,:,:::::ll'

:::.:l:,

>40tahvrn

36-40tahun

.

,::

at I orang

4 .l.lt,.' 3 ::.::::::.::: orang ,,,:t'1".. gnng ";',1,,,''

:

..,,:'

rr,,'r::,iiirL1.indr*,r::'rrr\::i-

beberapa variabel. Sedangkan, uji deskripsi digunakan untuk generalisasi keadaan popu-

;Jei'il:]:::::, :,::''

.

t}.'sls

":r;:rrl:lll:,,,'::

::....

:,:t.'..: ..',

lasi. Penelitian dengan cara ini menggunakan analisis statistik, baik secara manual maupun

ti*m,

menggunakan bantuan program komputer.

I',s %

Para buruh di enam perusahaan rokok di DIY

l{}jnm

menjadi subjek populasi penelitian ini. Enam perusahaan tersebut antara lain, Perusahaan

trhm

ss,s 1f'

, $,*%

Daerah (PD) Tarumartani, Perseroan Terbatas (PT) Mitra Adi Jaya, PT Jogja Tembakau,

ltslqsl,

PT Merapi Agung Lestari, PT Cahaya Mulya

:,:t&?&

Persada, serta PT Putra Patria Adi Karsa.

Penarikan sampel menggunakan simple ran-

.

dom sampling. Jumlah populasi sebesar 5371 pekerja. Data tahun 2oo7 ini didapat dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) DlY. Jumlah sampel yang

}::[.fl OI fifiI[ TTRRXH,I R

'

diambil sebanyak 94 orang dengan presisi sampling error 1o %. Selanjutnya, jumlah sampel tersebut dibagi proposional terhadap keenam perusahaan. Semakin banyak buruh

terdaftar di perusahaan tersebut, semakin banyak pula sampel yang harus diambil. Seluruh sampel penelitian penelitian yang dilakukan pada bulan mei hingga juni zoo8 ini adalah buruh rokok berjenis kelamin perem-

puan. Dari 94 responden,3 orang buruh berpendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD). Sejumlah t7 responden mengaku lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sisanya

alau14 responden merupakan lulusan Sekolah Menengah Umum (SMU) atau sederajat' :

E

B!$ !rr:r43W!

I

Yg0ii$

)irrril


Kesejahteraan, antara Pendapatan dan Perlindungan

$,,,,,,,,,,-ffi

ebanyak 38,3% responden merasa gaji yang diperoleh mencukupi

[

kebutuhan sehari-hari. Bahkan

..,"'

3,2%o responden sangat

setuju dengan

pernyataan gaji pokoknya telah mencukupi

>

ruu,uuu-

iOO^OOO

kebutuhan. Sebaliknya zt,3 % responden

*fr*

tidak setuju dan 9,5 % menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

r.uw.uuu --- -'j-

Sementara

r,7

% masih membutuhkan

penghasilan tambahan di luar gaji pokok. Upah minimum provinsi (UMP) DIY saat ini sebesar Rp S6+ ribu. Upah tersebut dirumuskan oleh dewan pengupahan. Dewan

pengupahan berada di bawah komando Depnakertrans. Dalam dewan tersebut,

terdapat unsur triportheid. Komposisi dari ketiga pihak tersebut yakni, 6 orang wakil

< 500.800 53,2o/o

500.000 - 1.000.00 4Q,3Yo

r.000.000 -2.500.{ 3,2o/a

>2.500"000 l.t ,t,t.,:;',;,,,,,::,,:',t,;,-,,,,,,-,,,.,,:;.,;;ptll[

,ruARAN

{'milf,l?'i.'r

7d


5*:r*k&*

perusahaan, 6 orang dari perwakilan bu-

ruh serta 12 orang wakil pemerintah. Sayang besaran gaji minimum itu tak lepas

dari polemik. Detkri Badirun sekretaris divisi rokok, tembakau, makanan,dan minuman ABY mengungkapkan, upah minimum provinsi DIY saat ini tak layak. "Kami dari kon-

federasi serikat pekerja sebenarnya memiliki hitungan UMP yakni Rp 7oo ribu. Namun, tawaran batas besaran upah tersebut tak disetujui Dewan Pengupahan DlY", tukasnya. ABY merumuskan UMP ideal sebesar Rp 7oo ribu itu setelah melakukan survei terhadap

4?srirti!h

*wk*r$t

J**ia

iBllxn*dw*

kesehatan kerja sebagai hak dasar buruh dianggap angin lalu oleh perusahaan. Proporsi jam kerja bagi pegawai rokok

juga layak disorot. Hasil penelitian menunjukkan, 56,4 yo responden bekerja rata-rata 10 jam sehari. Sebesar t7 %

DIY

bekerja 9 jam sehari, 't2,7 %obekeriatt jam sehari dan 75 % responden bekerja 8 jam sehari. Bahkan, masih ada 5,3 %

responden yang bekerja tz jam sehari. Padahal, menurut Depnakertrans DIY jam kerja normal seorang pegawai dalam satu

yang disesuaikan dengan harga kebutuhan.

hari adalah 8 jam. Ketika buruh bekerja lebih dari batas waktu itu, berarti pekerja tersebut berstatus pekerja lembur. 83 %

Masalah kesehatan buruh rokok

buruh rokok masih memilih bekerja lembur demi memperoleh insentif tambahan. Terlepas dari parameter kebutuhan pokok

nominal kebutuhan minimal seorang pekerja

uruh rokok memiliki resiko tak jauh beda dengan perokok aktif. Keduanya mempertaruhka n kesehatannYa. Perokok aktif melawan racun asap tembakau. Sementara, buruh rokok bertarung dengan bau tembakau kering yang menyengat. Bau tembakau merupakan contoh

masalah kesehatan yang dihadapi buruh

rokok. Bau menyengat tersebut dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan. Kurangnya pemenuhan hak kesehatan

buruh seolah diamini hasil penelitian. Mayoritas responden yaitu 76,6 % tidak setuju dengan pernyataan, perusahaan

telah memenuhi jaminan kesehatan. mentara 7,4

Yo

tiap buruh yang relatif, buruh merasa gaji pokok yang diterima belum memenuhi llebutuhan. Perusahaan rokok memang memiliki sistem kerja target batang, tapi tak berarti mereka berhak mempekerjakan buruh melebihi waktu kerja normal. Meski begitu, tak dapat dipungkiri bahwa perusahaan masih memiliki iktikad baik terhadap kesejahteraan buruh. 7zB

%o

buruh

setuju dengan pernyataan bahwa perusahaan memberika tunjangan diluar gaji pokok, seperti tunjangan hari raya. 4,4% lainnya bahkan memberikan pernyataan sangat setuju perusahaan memberi tunjangan.

Se-

lainnya menyatakan ragu-

ragu perusahaan telah memenuhi jaminan kesehatan. Pasal 86 UU ketenagakerjaan No 13 tahun 2oo3 tentang keselamatan dan

FAt$r

4$fl(Xll'1zffs

g


tersebut membuat serikat buruh kurang masif. Tak cukup waktu bagi buruh untuk mengorganisasi diri. Keberadaan serikat juga

belum menjamin kemandirian buruh. Lebih dari z5 % responden menyatakan belum mendapatkan kebebasan untuk berserikat. Tingkat kepercayaan buruh kepada serikat belum menunjukkan tren positif. 't3,8%o responden menyangsikan serikat buruh mampu mewadahi suara mereka. Bahkan

Kemandulan Serikat Pekerja

2,1 yo responden sangat tidak setuju dengan

pernyataan, serikat buruh mampu menyaeberadaan serikat buruh seharusnya dapat menutup celah itu. lni tertuang dalam UU No. zt Th 2ooo tentang serikat pekerja, "serikat pekerja berfungsi

untuk memperjuangkan kepentingan pekerja/buru h serta meningkatka n kesejahteraan pekerja/buruh dan

lurkan aspirasi buruh. Sebanyak 33,oyo responden ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. Tingginya angka keragu-raguan tersebut menunjukkan, buruh belum percaya sepenuhnya kepada serikat pekerja

untuk menyalurkan aspirasi pekerja. Latar belakang pembentukan serikat buruh

keluarganya." Sayang, fakta keterlibatan

pada enam perusahaan yang menjadi sam-

buruh rokok dalam serikat masih rendah.

pel juga perlu disimak. PT Jogja Tembakau,

Sebanyak 48,9%o responden mengaku tahu tentang peraturan yang menjamin kebebasan bagi buruh untuk berserikat. Hampir separuh atau-45,8 % responden juga mengetahui keberadaan serikat buruh di tempat mereka bekerja. Namun, pernyataan tersebut

yang berada di Jalan lmogiri Km.tt Bantul,

merupakan perusahaan rekanan PT Hanjaya Mandala (HM) Sampoerna. Perusahaan rokok ini memproduksi rokok kretek bermerek dagang Kraton Dalem. Pabrik rokok yang

mempekerjakan tz7 buruh tersebut tak punya serikat buruh pada tingkat perusahaan.

tak sangggup mendongkrak keterlibatan buruh dalam serikat pekerja. Hanya z4,5To

Pun dengan PT Merapi Agung Lestari.

sampel yang terlibat dalam serikat buruh.

Perusahaan yang berkantor pusat di

Padahal, 6c,6 yo responden mengamini pernyataan, buruh membutuhkan keberadaan

serikat pekerja. Bahkan 8,5 % diantaranya sangat setuju. Sungguh aneh, buruh mengaku

membutuhkan keberadaan serikat tetapi keterlibatan buruh akan serikat masih rendah. Fakta ini tentu perlu ditelisik lebih cermat.

Buruh bekerja minimal delapan jam sehari dan libur pada Minggu saja. Kepadatan kerja

,'**AL'BALATH,NG

Malang ini baru membuka cabang di DIY pada zoo6. "Di sini belum ada serikat karena memang baru berdiri dua tahun yang lalu", tutur Pribadi, kepala bagian

personalia pabrik rokok

tersebut.

I

Tiga perusahaan lain, PT Mitra Adi jaya, PT Cahaya Mulya Persada, dan PT Putra Patria

Adi Karsa telah memiliki serikat pekerja pada tingkat perusahaan. Ketiga pabrik rokok tersebut merupakan mitra kerja sekaligus


x,rrr!$c*i isrlr*Fn

&i*il*$a.i*6j:

&g*FlS*$

penyuplai produk rokok Sampoerna. lkatan kerja tersebut memengaruhi !atar belakang pendirian serikat pekerja pada tiap-tiap perusahaan. "HM Sampoerna mewajibkan seluruh anak perusahaannya untuk memiliki serikat buruh tingkat perusahaan," ungkap Fajar,

SilTUS TTMPff TINOOAT

bagian personalia PT Cahaya Mulya Persada' Padahal, UU no.zr tahun zooo tentang serikat pekerja pada bab

1

ayat 1 menyebutkan,

"serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk

pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan

pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya." Serikat buruh yang 'berdiri' atas nama

formalitas, cenderung tertutup. Ketika diwawancarai, salah seorang ketua serikat pekerja dari tiga perusahaan tersebut menolak. la sempat menghindar sembari berdalih harus melapor dulu kepada perusahaan. Ketergantungan terhadap perusahaan menunjukkan kemandirian

serikat buruh belum terjamin. lntervensi perusahaan mengurangi otonomi serikat. Fenomena berbeda ditemukan pada serikat buruh PD Tarumartani yang berdiri sejak r972. Serikat tersebut lahir dari inisiatif buruh dengan persetujuan perusahaan. Serikat buruh Tarumartani kerap mengadvokasi masalah buruh di tingkat perusahaan.

"Terakhir terjadi pemogokan akibat permohonan buruh terhadap perusahaan untuk menambah gaji mereka pada tahun 2ooo", tutur Riyanto, ketua serikat buruh PD Tarumartani. Serikat pekerja di Tarumartani melakukan reorganisasi dua tahun sekali.

En$$t

43txxtil/281s

-m EE

u



5+esifu*1 #:ttr*.rit

*ar!*it i*6;* *i:rcs**i

Saya terlibat langsung tiengan kegiatan di iirihat pekeria

{mlssing 2,1}

':::_

:::1 ,:1,.,

',r$o6,

" .,ilill,".

.l

10;6 ,.

. lruuu,.i.

)'g[r

#{ffi.

IX

Urtl

gffirsE

43fix:lt/3010

ilr


*{$sff?

Korelasi ji korelasi dilakukan demi mengetahui hubungan antar beberapa variabel yang menjadi turunan utama

dalam penelitian. Dua variabel dikatakan berpengaruh jika nilai signifi kansinya (p-value) kurang dari o,o5. penghitungan tersebut didapatkan lewat parameter peqrsons. Korelasi atau hubungan antar turunan tersebut terbagi menjadi dua macam, positif dan negatif.

Namun, variabel keterlibatan buruh di serikat pekerja dengan gaji pokok yang diterima pekerja tidak korelatif. Pada penghitungan, keduanya menunjuk pada angka -o,146 alias

lebih dari ambang batas o,o5. Berarti, gaji sebagai indikator utama penghasilan sebagai

buruh rokok tak berpengaruh sama sekali dengan keterlibatan di serikat pekerja.

Epilog

Korelasi positif berarti dua variabel memunyai hubungan dan kecenderungan yang searah. Kenaikan nilai salah satu variabel

uruh adalah mereka yang tidak memiliki alat produksi...kecuali

akan diikuti dengan kenaikan pada varia-

tenaga untuk bekerja (Sandbrook,

bel lain, begitu pula sebaliknya. Sedang-

dalam Aditya ,2oo5i27). Kekuatan komunal

kan korelasi negatif berarti kedua variabel

merupakan peluang untuk menutupi

memiliki hubungan atau keterkaitan tetapi

kelemahan tersebut. Serikat buruh

sifatnya berkebalikan. Artinya, saat satu

hadir sebagai sarana untuk menyatukan

variabel naik, variabel lainnya akan mengalami penurunan, atau sebaliknya.

persepsi demi arah gerakan yang lebih

jelas. Dengan catatan, organisasi tersebut

Dua variabel utama dalam penelitian ini

muncul atas kesadaran buruh.

ialah kesejahteraan dan serikat pekerja. Ked-

Akan tetapi, selama serikat buruh masih

uanya diturunkan ke beberapa pertanyaan

ditunggangi kepentingan tertentu, belum

tersurat dalam kuesioner. Tujuan utama pencarian korelasi turunan kedua variabel

layak buruh bersenang hati. Pun ketika

yakni mengetahui keterkaitan antara serikat pekerja dan kesejahteraan buruh rokok DlY.

serikat buruh 'didirikan' pihak perusahaan. Hasil penelitian di 6 perusahaan rokok skala besar di DIY menunjukkan, 3 serikat buruh

Setelah melakukan uji korelasi didapat

merupakan bentukan perusahaan. Malah,

simpulan, ada hubungan antara gaji yang,, diterima buruh dengan pernyataan bahwa

z perusahaan lain tak punya serikat buruh.

buruh membutuhkan keberadaan serikat pekerja. Hubungan antar keduanya negatif.

Sosiologi : sejoroh, teori dan metodologi

Hal ini dibuktikan dari angka -o,oz4. Berarti,

palsu (/a/se consciousness). Kelompok borjuis

semakin mencukupi gaji buruh, semakin buruh tidak membutuhkan keberadaan serikat

ditempatkan pada posisi yang tinggi karena telah memberikan nafkah kepada buruh.

pekerja. Sebaliknya, saat gaji buruh semakin

tidak mencukupi, mereka akan menyatakan

Akibatnya, buruh merasa bahwa dirinya telah diperlakukan adil ofeh perusahaan.

membutuhkan keberadaan serikat pekerja.

Meski, buruh harus bekerja dua belas jam

S

,u*rAL

BALArnur{G

Menurut Karl Marx, dalam Sunyoto Usman, (zoo4:341, buruh mengalami kesadaran


$eeik*ail

ffi

r*snnh llillrp*ac$a Saagg"i;x &l}xtl*el1latl

Kalau serikat buruh kehilangan orientasi, ja-

dalam sehari. Kondisi itu mengonstruksikan buruh sebagai pihak yang selalu menerima

ngan harap kebijakan yang memihak kepenti-

nasib dan kehilangan daya untuk melawan.

ngan buruh lahir. Lagu lama mogok kerja saat

Kesadaran yang muncul dari kaum bu-

hari buruh akan terus terulang. Hari Buruh sekedar selebrasi tahunan tanpa arti. Tanpa

ruh merupakan kebutuhan utama untuk mewujudkan serikat buruh yang ideal.

konsolidasi yang kuat, teriakan buruh akan

tergerus. Organisasi diri menjadi keniscayaan. Buruh bersatu tak bisa dikalahkan! [ ]

Ketika posisi serikat buruh tak lagi dipandang sebelah mata, mereka dapat mem-

perjuangkan hak-haknya. Saat nilai tawar buruh sudah mantap, persoalan klasik semacam kontroversi UMP dapat dihindari.

KTBERADAAI{ SERITAT

B

Dt,6 PERUSAI|AAil sAtu

URUH

ptt

PT TARUMAftTANI Serikat nurui UiCi*kan atas inisiatif buruh. Jumlah pekerja : 155 orang

PT Mitra AdiJaya (mitra HM Sampoerna)

Sampoerna mewajibkan anak perusahaan svs, rqql,

y.ljr.k.*:Loirikan ierikat burul : I4TS orang

Jumtah pEkerja

3ffi:ff'#;,f*x*ii y.lly,l,rlr"dirikan serikat buru.h' pekerja

Jurnlah

:

tSi*

*

- - u Luu,'

orang

PT Jogja Tembakau ,''orn,,^:::ouseiikit

buruh. Jumtah pekerja :121 orang

PT MerapiAgung Lestari Tidak ada serilrai

luih.

Jumtah pekerja :300

oranq

Etll$l


o

TID IDAK ADA Makan Siang G ratis dari

CSR

Peron perusohoan rokok di

dunia pendidikon memunculkan kontrovesi di kalangon akodemisi. Rokok diakui sebagai penggonggu ke sehata

n.

Se me

nta ra Coorporate

Social Responsibi lity

1/CSR/

perusahoan rokok didukung kq re

no

ko

ntri b usi nya

kegiotan okodemis.

CSR

te rh ad a p

kemudian

dijadikan alat legitimasi oleh perusahoan.

,rot,,Al

BALATRUNG


Tak Ada Mafican $iang Gratil dari

CSR

Tim Riset: Tuti Elfrida (koordinator), Pratiwi, Ant. M. Z Galih, Farid Fatahilah, Kahai Atit Toiri, Muhammad Ghofur, Manggala lsmanto, Rendy, Rhea Febriani Tritami, Yuliyanti Retno Wibowo, Adilia Rosa Hastarini, Ahmad Musthofa Harun, Eka Yuliyanti Wijaya, Hesti Pratiwi, Niken Ayu Pratiwi, Nurul Azizah Tayzda, Jems Arison Zacharias, Olivia Elfatma. I Editor : Pratiwi I Visual : abdi

Iutitlftida ksistensi rokok menuai pertentangan

dari ranah kesehatan. Rokok berbahaya tidak hanya bagi konsumen tetapi

juga orang-orang di sekitarnya. Bahkan, peringatan kesehatan "Merokok dapat mengakibatkan kanker, serangan jantung,

Perusahaan rokok kemudian memberikan perhatiannya pada aspek-aspek sosial, pen-

didikan, dan kesehatan melalui CSR. Konsep CSR perusahaan rokok lahir sebagai tanggung jawab sosial perusahaan untuk masyarakat karena efek-efek buruk produk rokok.

impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin" wajib dicantumkan di setiap produk

Di bidang pendidikan, CSR perusahaan

dan iklan rokok. Menurut penelitian World Health Organization (zoo7), setiap tahunnya

hatiannya. Misalnya, beasiswa dari

diperkirakan 2oo.ooo-4oo.ooo penduduk lndonesia meninggal akibat merokok. Sementara itu, jutaan jiwa terkena penyakit yang diakibatkan kebiasaan merokok.'

rokok mulai gencar menunjukkan perDjarum Kudus Tbk., dan

PT.

PT.

PT.

Gudang Garam,

Hanjaya Mandala (H.M.)Sam-

poerna Tbk. Selain itu, CSR perusahaan rokok juga menyumbang fasilitas fisik sep-

Bahaya rokok disebabkan kadar nikotin

Wismilak lnti Makmur dan perpustakaan Sampoerna

yang dikandungnya. Nikotin (B-pyridil-a-

Corner dari PT. H.M. Sampoerna Tbk.

N-methyl pyrrolidinel adalah senyawa organik spesifik yang terkandung dalam daun

tembakau. Apabila dihisap, senyawa ini menimbulkan rangsangan psikologis dan mengakibatkan ketagihan.' Nikotin merupakan racun yang menyerang langsung ke

otak, merusak pikiran, dan tubuh. Nikotin yang menempel di paru-paru beresiko menumbuhkan kanker. Selain itu, lapisan paru-paru yang tertutup nikotin mengurangi

erti, sepeda hijau dari

PT.

Kehadiran CSR perusahaan rokok menyulut pelbagai respon dari akademisi. Terkait

haltersebut, Divisi Riset BPPM Balairung UGM ingin mengetahui respon mahasiswa sebagai pihak yang sering bersinggungan dengan CSR perusahaan rokok. Rumusan masalah yang hendak dijawab, bagaimana respon akademisi tentang produk rokok dan CSR perusahaan rokok di UGM?

daya serap paru-paru terhadap oksigen.

Ent$l

{3/xxilrzHo

E



?ak &d* l\E*kan Siang {3rxti*

mahasiswa sepakat fasilitas yang didanai

erbagai macam bentuk CSR perusahaan rokok masuk ke UGM.

Namun, beberapa mahasiswa tidak mengetahui keberadaannya, Lebih dari separuh responden atau 56% mahasiswa mengetahui bentuk-bentuk CSR perusahaan rokok di UGM; t8% menyatakan raguragu; t3%o sa ngat mengetahui bentukCSR

perusahaan rokok. Namun,

9% responden mengaku tidak mengetahui bentuk-bentuk

CSR

CSR

tersebut bermanfaat bagi kegiatan

akademis. 53% responden menyatakan setuju dengan pernyataan, CSR sangat

bermanfaat untuk menunjang kegiatan akademis; zz%; ragu-ragu; r5% menyatakan sangat setuju; 7% Edak setuju; dan 3% sangat tidak setuju. Fakta ini bisa menjadi

pemicu perusahaan rokok untuk terus 'berinvestasi' di dunia pendidikan. Sayangnya pemanfaatan fasilitas CSR

perusahaan rokok.

Bahkan 4% diantaranya benar-benar tidak

perusahaan rokok kurang maksimal. Se-

mengetahui. Ketidaktahuan tersebut

bagian kecil saja mahasiswa yang meng-

memunculkan dua argumen. Pertama,

akses fasilitas-fasilitas CSR tersebut.

mahasiswa. Kedua, mahasiswa tidak peka

Sebanyak 38% mahasiswa tidak pernah menggunakan fasilitas CSR perusahaan

terhadap bentuk

rokok.

bentuk

bentuk

CSR

CSR

tidak dapat dirasakan semua CSR

($R

Meskipun beberapa mengaku tak tahu bentuk CSR perusahaan rokok, mayoritas

Pengetahuan tentang CSR

bentuk

**erâ‚Ź

di sekitarnya. Ketiga,

tidak gamblang ditunjukkan.

Ba h ka

o,

21o/o

ffiel't\atakan sama

sekali tidak pernah menggunakannya.

Rupanya, ketidakterangan bentuk CSR

Sampoerna Corner (SC) salah satunya.

perusahaan rokok ini justru merupakan

Hingga Mei zoo8, perpustakaan mini yang

yang tidak terang-teran-

terletak di lantai 2 Unit Pelayanan Teknis (UPT) ll Perpustakaan ini telah diakses

gan memberikan sumbangan ke bidang

4257 pengunjung dan 4o9r pengguna in-

pendidil(an. Seperti beasiswa, bentuk

ternet. Menurut buku daftar pengunjung,

suatu bentuk

itu adalah

CSR

CSR

ideal. "CSR yang ideal

CSR

tersebut diketahui beberapa orang sajai'

mayoritas pengunjung adalah mahasiswa

ujar Hanif Kusuma, mahasiswa Teknik Sipil zooT penerima beasiswa. Dengan demikian,

yang letak kampusnya dekat dengan UPT ll

perusahaan rokok dianggap cukup sopan

Teknik. Selain itu, tak banyak mahasiswa tahu

dan tidak terkesan sedang beriklan.

SC

Perpustakaan, seperti mahasiswa MIPA dan karena letaknya relatif 'tersembunyi'.

Erltst

430(xlili2fio

q


fixg*#v

Pencitraan

tidak berusaha merugikan pihak perusahaan. Keseimbangan pasar akan

berjalan dengan sendirinya. Korten

ftT;:rilT:::af:"?i#il dan Nancy Lee, dalam bukunya Corporate Socia I Respon si bi I ity, menjelaskan, sejati nya

merupakan instrumen penting dalam menunjang strategi perusahaan.s Ketika citra perusahaan bagus maka masyarakat CSR

cenderung loyal terhadap perusahaan. Ternyata konsep ini juga berlaku di kalangan

akhirnya mempersembahkan sepuluh kaidah untuk pasar yang peduli.8"

lnti dari sepuluh kaidah tersebut yaitu kepedulian atau kemanusiaan di dalam bisnis. Penerapan CSR merupakan salah satu usaha perusahaan untuk menjadi tetangga yang baik. CSR memang tidak memberikan keuntungan finansial dalam jangka

akademisi UGM. Sejuml ah 3't% responden menyatakan setuju dengan pernyataan, CSR perusahaan rokok di bidang pendidi-

pendek. Apabila perusahaan melakukan

kan akan memengaruhi pencitraan saya

gram-program

terhadap perusahaan rokok. Namun, 3t% juga yang menyatakan ragu-ragu. Semen-

sebagai investasi, laba berkelanjutan dan

tara itu, z3% responden tidak setuju; 8%

jutan laba tak dapat dijamin tanpa ada

sangat setuju; dan 6% sangat tidak setuju.

keberlanjutan lingkungan dan sosial.

program-program CSR, keberlanjutan perusahaan terjamin. Oleh karena itu, proCSR

lebih tepat digolongkan

strategi bisnis perusahaan.e Keberlan-

Kecenderungan tersebut diamini Drs.

Hendrie Adjie Kusworo, M. Sc, dosen llmu Sosiatri UGM. Sisi altruisme perusahaan

Legitimasi

dapat memengaruhi tingkat konsumsi.6 "Misalnya, ada dua produk dengan kuali-

encitraan lewat

tas sama. Akan tetapi yang satu diproduksi

dukungan. Mayoritas responden

entitas yang jelas-jelas membagi keuntungannya pada rakyat miskin, pasti kita

atau 79 % mengharapkan kontribusi

cenderung memilih yang kedua kan?" tutur ketua Forum Sepeda Hijau Jogja ini. Lewat konsep altruisme, David

C.

CSR

berbuah

berkelanjutan bagi kegiatan akademik melalui CSR tersebut. Hanya 6%yang menolak kontribusi berkelanjutan dari

CSR

perusahaan rokok. Dukungan yang diberikan mahasiswa ini menguatkan legitimasi

Korten menerjemahkan kembali pemikiran Adam Smith tentang the in-

akademisi UGM terhadap perusahaan rokok.

visible hondl Adam Smith dalam

Upaya perusahaan untuk mendapat legiti-

Ko rte

n (zooz: 182-18 4) berasu

m si,

"Orang yang perdagangannya mem-

berikan kepedulian kepada masyarakat tak ubahnya tetangga yang baik. Dengan menjadi tetangga (baca; perusahaan) yang baik maka masyarakat

S

,u**AL

BALATRUN*

masi semacam ini dimulai pada era pascakorporasi.'o lstilah ini muncul sebagai reaksi atas

fenomena kapitalisme yang mengakumulasi modal. Menurut analisis Karl Marx, dalam sistem kapitalis terjadi dua proses yang berlawanan. M. Dawam Raharjo, dalam Esei-Esei Ekonom i Pol iti k t ako rta, mengu ngka pkan,


Y*iq.

r&d]:dr

{Wakem 5i**t91 t{S*eâ‚Ź}s *aed tli$li&

"Di satu sisi, proses peningkatan surplus value (nilai lebih) akan berlanjut dengan proses akumulasi modal,

monopoli dan konsentrasi industri. Di sisi lain, proses peningkatan nilai lebih akan berlanjut dengan proses penu-

runan tingkat upah, makin kecilnya

tingkat laba yang selanjutnya mengakibatkan proses pemiskinan, menurunnya data beli, pengangguran dan runtuhnya,perusa haa n-perusa haan kecil yang tak mampu bersaing.""

Akibatnya, muncul tuntutan masyarakat untuk mewujudkan sistem yang lebih adil. Jika tuntutan ini tak diperhatikan maka

legitimasi perusahaan dari masyarakat berkurang. Pun dengan laba perusahaan. Joko Guntoro menyatakan, CSR merupakan

alat untuk mendapat legitimasi sosial." Legitimasi menurut Suchman, dalam Guntoro

(zool ;zo), meru pakan generalisasi persepsi bahwa suatu tindakan dari sebuah entitas

disebut layak menurut sistem norma, nilai, kepercayaan, dan pengertian.t3 Sejumlah sistem tersebut dikonstruksikan secara sosial. Legitimasi dapat dicapai lewat tindakan yang bermanfaat langsung bagi publik. Ada tiga cara untuk mencapai sebuah legifimasi, yaitu konsensus elit, analisis rasional,

,,,.

l.,::r:ris*,:,r,,,,,,.:

W,,......

dan partisipasi warga.'a CSR perusahaan rokok di ranah pendidikan termasuk dalam konsensus elit. Cara mencapai legitimasi le-

wat konsensus elit melibatkan institusi utama di komunitas sehingga mendapat dukungan darinya. UGM merupakan salah satu institusi utama dalam pendidikan tinggi di lndonesia. Legitimasi dari institusi utama akan mem-

perkecil kemungkinan penolakan masyarakat. Saat perusahaan mendapat legitimasi berarti

juga mendapat pembenaran secara sosial.

EDr$t 43/xxlil/2810

E

I


$t$

s$uLu

cg

c'3*Sf *:rrrrrrrr,:3r:,illll*ffi

rrr,rrrrr,r,.t:

tfofsRAet*Acu

?YO !o/9

'roqxseturL't

*llffi

s+.rcrr r.orx serulu

I

CSR SEHARUSNYA MEMBERIKAN KONTRIBUSI SERKELANJUTAII, RAGU-RAGU

11% 22Ya $AI]GATSETUJU:,

33%

**turr,,,,,,,,

40% SAF6AI$ETUJU

RACU-RASU i

,:::SA|IGATTIDAK ,,:,$EllJlJU ...

,

\',*$,"

r

T|D*ilfsE?uJu-''r'rrrrr"

.'

$ET1{QU: ...

'4%. ,tlt::,.:: W

rr.:.-''l,,r,r,i:.,rlr,l]tr:,1],:r,,:,..,i,

W

l'

E

I

,u**AL

1,, -,,,,.,

RAAUiR{Gllr:

,,,,-r,? , W

.,,..,,

..r ..,,r,r,,,r,,,.

BALA'RUN'

'l ...

":'

utri,i

:8Or.

,,,,, 31e/o ,:t':,,,t,ttt.,tf,,$,.

TlsAt{,8ETUJU:,

,,. !3Yo

sa$€4t:TlFAx,,sETUJu

Ij,.,',,,,.,,,,6%

II

,l

.Mr33t&6

.

t'tttt"tttt

1%


llalla

&ds M*ksn $l*fi;{c

#e;:atlis

d*rF {$#ii

Pembatasan Asap Rokok sampai mengganggu orang lain," tutur

erokok merupakan hak setiap individu. Namun, asap rokok membahayakan tak hanya bagi si perokok tetapi juga orang di sekitarnya.

Pemerintah pun lantas merancang regulasi pembatasan asap rokok. Sejumlah 38% responden mengaku tahu perda pembatasan asap rokok di beberapa

daerah. Bahkan, 40 orang (to%) memiliki pengetahuan lebih tentang perda terse-

but. Sebanyak

zE% tidak mengetahui.

Hanya 7%ioyang benar-benar awam dengan

perda tersebut dan sisanya ragu-ragu.

Direktur PSKK Prof Dr Muhadjir Darwin. Hingga saat ini belum ada larangan merokok di area universitas. Akan tetapi, tak semua mahasiswa sepakat dengan perilaku

merokok tersebut. Sejumlah 30% responden tidak setuju dengan perilaku merokok di area universitas dan z7% sangat

tidak setuju. Sedangkan 25yo menganggap merokok di area universitas merupakan tindakan yang sah-sah saja. Asap rokok mengandung ribuan zat berbahaya yang merusak kesehatan. Tak heran,

83 % responden merasa tak nyaman den-

Tak tahu bukan berarti tak setuju. Meski beberapa belum mengetahui perda

gan asap bakaran tembakau tersebut. Hal ini menunjukkan peraturan pembatasan

pembatasan asap rokok, mayoritas

konsumsi rokok perlu diberlakukan di area

responden atau 88 % mendukung peraturan tersebut. Hanya 5 %yang

universitas. Di UGM, 77yo responden mendukung pemberlakuan peraturan terse-

tidak mendukung. Sisanya ragu-ragu.

but.

Penelitian lain juga menemukan kecenderungan selupa. Pusat Studi Kebijakan dan

Se me nta

t?

1oo/o ra

gu-ragu; 7% Itdak

setuju; dan 5% sisanya menyatakan sangat tidak setuju dengan peraturan tersebut.

Kependudukan (PSKK) UGM melakukan quick

Merokok memang hak tiap individu. Namun,

survey tentang regulasi pembatasan asap

tak semua orang nyaman dengan asap rokok.

rokok terhadap 3oo responden.'s Hasilnya,

Tak terkecuali akademisi UGM. Mahasiswa

8z% responden mengharapkan peraturan

pun mendukung pemberlakuan regulasi pembatasan asap rokok. Dukungan akade-

pembatasan asap rokok. Namun, mereka meminta peraturan itu ditetapkan terpisah dengan Perda Pengendalian Pencemaran Udara.

misi terhadap regulasi tersebut membuktikan mereka menolak rokok masuk kampus.

Hasil penelitian tersebut juga mencatat , 83 responden meminta dilakukan pembatasan asap rokok di tempat umum. Di antaranya kantor pemerintah, mal, dan

kampus. "Pembatasan asap rokok bukan berarti merokok itu dilarang. Hanya jangan

EDr$r43r(Xilti201t

E


-

SANGATSTTUJU

i0 % t' DAERAH {PERDA} stiuJU

$A'AMENGETAHUTRAN.AN.AN PERATURAN TENTANG

PEMBATASAN

AsApRoKoKDryocyAKnRTA ATAU DTDAERAH

LAIN

SAYA

TERGANGGU

A$AP ROKOX

sANGArT,DAKSEruru

z%

/l (

KONSUMSI ROKOK HARUS DIBATASI

E

JURNAL BALAIRUNG

ffi

SANGATTIDAKSTTUJU

.,,,,',,,,,,'

l,Lorrru.,u

"':',,t:,* -;"*

23

0lo

38%%.ry.*W\ "Z|V;" RAcu-RAcL


?ak Ad* Makan Slang

Kesimpulan

Korelasi

D

:::"?:

6rattt dari 45R

::l IT: J

:

n:ilIH:: "

I

dan fenis kelamin, status Perokok' pencitraan, dukungan atas pembatasan asap rokok, ketergangguan' Uji korelasi bertujuan

menemukan hubungan antarvariabel' faktorDengan demikian dapat diketahui faktor yang memengaruhi suatu variabel''6 penerima Tidak ada korelasi antara status signifibeasiswa dan semua variabel' Nilai semua kansi antara status beasiswa dan status variabel kurang dari o,o5' lni berarti beasiswa responden tidak berpengaruh pada pencitraan terhadap perusahaan pemrokok. Begitu juga dengan pendapat dan batasan asap rokok di universitas ketergangguan terhadap asap rokok' Status Lain halnya dengan jenis kelamin' identitas ini berkorelasi dengan ketergangcenguan terhadap asap rokok' Perempuan derung terganggu asap rokok' Sebaliknya'

laki-laki relatif bersahabat dengan asap rokok. Nilai korelasi antara kedua variabel disebesar 0,24r..'7 Namun, hasil berbeda dapatkan ketika jenis kelamin dikorelasikan pencitraan terhadap perusahan rodengan

pada kok. Jenis kelamin tidak berpengaruh

pencitraan terhadap perusahaan rokok' deStatus perokok responden berkorelasi perokok ngan semua variabel' Responden

cenderung bersahabat dengan asap rokok Akan dan menolak pembatasan asap rokok' mereka tidak terpengaruh pen-

tetapi,

citraan perusahaan rokok' Hubungan antara dua variabel tersebut sebanyak -o'184''8

ain Produk lain CSR' Akademisi menentang keberadaan Produk lrokok. Penolakan itu terbukti dengan

I I

dukungan mereka terhadap peraturan pembatasan asap rokok di universitas' juga berpendapat' Di sisi lain, akademisi perusahaan rokok seharusnya memberikan sosial' sumbangan terhadap lingkungan Salah satunya lewat CSR berkelanjutan

di bidang pendidikan. Fenomena ini menunjukkan inkonsistensi sikaP rokok' akademisi terhadap perusahaan

teori pilihan

Dualisme sikap ini membuktikan E' Colerasional yang dicetuskan James

perilaku man.'s Teori tersebut menjelaskan' pada suatu atau tindakan manusia mengarah keuntungan atau hadiah' serta rugi

tujuan,

atau biaya. Tujuan serta tindakan tersebut (preferensi)' ditentukan nilai atau pilihan ini Dua unsur utama dalam teori Coleman daya adalah sumber daya dan aktor' Sumber atau dalam konteks ini merupakan kekuatan Sumber sesuatu yang menarik perhatian' tudaya tersebut digunakan untuk mencapai juan yang dapat dikontrol aktor' Sedangkan' aktor merupakan individu yang mempunyai

tujuan dan memakai sumber dayanya untuk mencapai tujuan itu' CSR dan akademisi merupakan aktor. Sedangkan, faktor mateyang dirial yang diberikan CSR serta ilmu akademisi merupakan sumber daya'

miliki

tindaBasis minimal untuk sistem sosial kan adalah dua orang aktor' Masing-mayang sing mengendalikan sumber daya

menarik perhatian pihak lain' Perhatian yang satu orang terhadap sumber daya dikendalikan orang lain membuat keduanya terlibat dalam tindakan saling membutuhkan dan sistem tindakan'

EBtsl4sr(xltyzfi0

E


Perusahaan rokok sebagai pemberi

CSR

berinteraksi dengan akademisi. lnteraksi merepresentasikan pertukaran kepentingan dan pencapaian tujuan. Universitas *ii*tp.r;

berkepentingan untuk menunjang kegiatan akademik. Sedangkan, perusahaan rokok

liltti:gt

berkepentingan mendapatkan legitimasi

',:,iiidBf

akademisi. Pada akhirnya, bagi perusahaan

,

proses interaksi tersebut menjadi alat keber-

]]r:.,.3iSi\lsrirtjrii\;aii

langsungan laba berkelanjutan. Bagaimana-

;:::4tAffi.PLPq1Y:1

pun juga, CSR diberikan tidak secara cumacuma. Seperti apa yang pernah diungkapkan

Adam Smith, "There's no free lunch.'o"

|

l dt6!:

|

;'; dem dem$lffitis; iilft tit;r@blliil*:$;(ffi

.rnarii&6ti.ffiltd]ffi t :

b*n*iair,pii*iiRhiuu-

rrrl:,Fa:n€bebqga$rrrg-rtdi!$tjn,i,,bilkairareD,rti,b.6rh$gl,gtitirk,,

,,,

qdi,r$pe

m

€:i!lp9t

!$liihl*eie

i*i1,ffi;t*61&:,i,::,fi6.: jehte{aarni<eseli('q t!qll;]]l

q.ElLrk rlB$sabdi dgtgqjlli rn ;.:,libl,:@n,,sy,alt,,kt?c!g}!-lawaU ;

bebas dan bertanggLhg

senagai masyarakai

t,rrtivang""p'dii&t tl{6tpQr;3i,.:,p;il&,i:6uuirrir ha,n,€it ri,rt hwar,l ',,Sem b'qya{\liwaktu a d al a h,itisiil4{rrrrt€l a h, beii&ahrrrrrw*n :. r,

! sepelrx:::*&s.:

:,

'

Bes{f:'1j6M;:

i i:i

Fi(,'USM, qlcn Pusit,Stqd,|Ke?'_endudvka'n,daiiXebiilkan

Puqq1,,3sl4:4aj$rin ernrrrrrRelryrtarl::'K€liCfrnlat1

:lUGMrrrrtBltang,r,:Prihlika'qi Diikui'li:Kon!$versi,,rle6i;;O

:::'Rs-{<skl$tdra.igctr har Pcty4kii:da,n Pe*trit:bi:iihrn

; :':':: :,:,:

..:.',: $kd:ilijlfj;,5abt*..31',:,:lt4ei:2oa8];:.' p n iiatfll:af. *e an*in::f1{tan.q.',iip*ii i al l'$;'6 i 6; i ; 71 ,,,,,,,di*liies padat,l:$Mei 2dtlS,i "46. meniaiirni piosram: Si :,rnon penAii.ma 2

'r?Mrrhasiswrrrrvrn€r

]rbetiiiawA di"S]tAkdFU,nivei5ilat,:-

.:::

-,'r',...,r.rr:r :.i:lrrrrr,,:,. '':..a:.

,::aaa::::::,::.:::::::,.

.ke,mahasiswairh

:::45UmbCir,,,:rdata:t:,,&,gd/|laii'....,.d:.iral(totat_.

U@l'rrrr,&espqnd"n'::p&--'-' beasiiini,r,,teisebulil,.l terbSCii

menjlNiiitrresporidilii bener,iriid,,beasiiw6:dnti:lP7::l

,:,Djai!inl, Plitetei.Salnpiierna,tuqt'da!i9a,,,::ifirii

PillrrrrGu-

6A

a.6sl,-68fu ?l&insin6;ta;a;i$.

.'i?Si:Sl:e,ei{;e:i:rrpada'i$:lunir':br6 e ni.l., ',;|t&lial1 :,:,Aarupaka n iieen dl ll:6q1,,;;;; ^lm ' iiriiigkanlllkdpdntitE n berslrmeii.omrsiFeig?/sqhd-is,,lr,rl ltr,,r,.,. . .,,..,,,lrillllll:::,,.,1r::.,::,::,,:,r,;rl,::lt,:-

,]t,&r1e$fui Ceta('ni*Efi6e.i€66irBfla,i,,F,uitrke,,,,,.,=.,],],]']]]]]],,]]"]' :,.,.7Adi4:,A,shij1i::::trre

:,kefr.*q:k

n*

uGtnata&n,G ai

,,lili.d

tingt'n ttktEiliffitiatnen*in

nyiiiiir'bailgkd:iqll€r,p..*esiip

:':::.::i:r'erj@ ,hg:.:a.Inaiyeraka$]:lrr,m .

zte n$lrm i tLd€rAi9:::::akanl,l]eri

eingan,',,,tkonsu'inlti:

,,1,,,651i1r6!il,:rlmhiqkan'ada

e

nylii m baNanr$lta' jadi:

egr:ntui::..ta:ngeiiher ja

rper{tte,hagn,,,r.n!*k$eny€l$i ba* gm

.,,.

Iagi,,,,Bqcarr,lrr,Det!4:111C,.

j

n,,,m

i

nairrrkiiitggmen

iin:,:,2&2,,IlgP-a.sl4o$brste,,r,

.:t,vvqii$iirlarrrta'l*ttrsrii.oboi:ii;a66i4it&..:',:j.rtl]mltdil::::::::,:, "

$wia,&*a#,t

ru.N'l i a&1 e4 ::sapi' trifr*iA:ey*zreiie.:,,

:::;bul yalnipei:ta1f1$11:1i \n]l:]fd]hidiJpan sehaeai,lrj<Urdrn, K6diiil'' b6h?irkah,:::N1yd::::i4dra.l:ig pqiltian: Ke:,rrr ::ijgarrrrda hDlgrkan: peiiila haantva6g::lb$ke16,: m$n usiiir: rr,6|eNgak€huJdbi'i(i'eerfifur,6fi:t g;:,

j*lrlt

rlrll

:',',&n:,,1

r,kan keadi tan':,:!Gti&A:,,.FtAAmq_Ra.rt::Wtq&i*ga1i penu,h. ::""'&944.,i:,1,:,'':*pr9i$rrr"unlij!' , hgib'6i$f:::lgensfehu4:na.jld:t1::::

$knnlbei'.i:l(et{&fu /";**'f*"@m#deA:::::iwisimr.

t sEl

r

trrigat*:rildi,trtsj,jiiaten$A$:pwttt)t1firp, $@.ql!f1beR5j*,rdain,:: r:ihjd*$ilidalem:€ararrrrYa*gr,:t'id!:k:::menirnbu.lkah,:,:dampai<,' 11,;peg{:$f

;unzuAl E*LA|fiuNG

berjangke,,:plnjing terhqdqp rrfingkrngai,,.'

.::'taneg*lt6'/itti;ia,bbt',leni1!

Pdrili'i

:setft_ot:,kn ps?asi.Ai?'rn,riehi nF

:...b{tlkaii:*t|ku:r}den.le'bih besa:rri!'ihada$teiaiiiliaAistruk

...tura*dfig dipertu,karniurpqvCr:itli':a,ka,n,jlfi€nguntnngken :::::i&iiry,:g.lmnprliii,.':',:,.b4*:.$,elytqh1irl.:,|,,.,.i'6tti,E.,..bgj,taftgguni . jii;;tiab::(a**id.,:,:c. {qrleai.;: :,16152. The' Poii:tu'iporote :,:,:,llll!?iild.'ldli6i:t€zlbyasan oboit11,ir$binesia:rr,Hliin."'i64q78)

']1M; oavrimr,rnali*r,ujs', rg8-}irrrrrs ei:e.sei: tidtomi Pontik j okdf{s t:, !}' &ES.,,lt,HI iii:'rrrl'64.-:!.95,,r,l1,Kilti k t€rhada:p':'r'M a rx::,::i$me da,nrrrrM4ixis,me sebaBai.. Kritik,ler.hadiip Peabert: :r.

.:)1j1ang,"'Gaf.arr.-....:::::,::::::::,..,::,..,.,-'r'.rll.tl1

::::ry:tu: l/,\)lis a.

]aui "waktu.]]iu&t| kehiduipaniitrFii$iet<nvat**Ndiin ,lioil,tlrt,'jii*Inj,tg!ffi daz saqiraA:::"ffie1,;11;6.5$1l1,hGli$ar

di:ir;*rlr,,,se,,Bli$*ld*#bitaOg]$jii$*,, l{,

gUA.an KarFit8lj

.]lb ''

ft a

il;::..:..,.:.:::.:,::,,.:,::::..::r,,::::.t:

unt&s,DSltm,,!fu1p6l-&rforpomte Social:

rijjbh,' Meniiiiip

tffte. giqffiA'd:tnsiijl;,'{5iudi:fu lns.pids

Ek*,V,1&9.*i::::,:Daqd.g.:Ri$ti'r,

Prr" rNe!v*!dn!,,,, Nqsair TeiE&:(A;,

t,r,t(6C.,,Riipt n&utiKlB]::5.Urt;ba14{i$:Jl€M,

..,isosiatiir,z0o}lhl:i1j;::21 19,:|

biiA::::'iiiiii,::t6::::,;-'..'ii

,!.cibrd:41i;:a

j::::::r::::,r

..

;'.

rrrYbg$akrft ,,,l lmrtl

..',:

lrllllllllll:lllr:,l:,, .,,l:'llllllrrrrrrrrrr,,,r,.

..

.1sh$,/1 $aots_ttltta*llliiiesirmf

aia*ies.faAa

:'::..13:Atilli:::21:'::",:lr:uutii,,,,,,.,,;]:]:-:]i:.ti..,,,,,

,l6o*ilrruaiilnita

:iii:ii4-lp,Aiieailhrrr

jikanii}illii#i.fr .

.:kari.wi:,,,,1,t&rl0ii:.:kuaia'iicllliilSri v,,17':;#agd;:::,,. ,&tii,,::Bu-

ruh

Rokok Jogja Mondul.

lllie ma.kin.

ni la i.rl:kqrr Ai,i,,::m

"':'sub!l,6s8_n,:l'riii*w}iabel

-

ntrruhirrrnollTrnt il

ktA,:,,,.

eiii


Anda tentu tahu Jakarta, pusat ekonomi

dan pemerintahan lndonesia. Deretan perkantoran multinasional, mal-mal sampai monumen nasional menjadi magnet bagi siaPa saja Yang gemar wisata kota.

ltffilllt, $llllffiilnH ffinfiBIt[R-Slt[R

BTRIIUilUTSff

tRltfiRT[p TEMuKAN JAwABANNYA ur

nlllvnru 'l{1



ilP&TS &{#&#$}*lt$

ii$*S$"$S"ll1*4:}

$t#K{:tit{ H*$i$Sffi

Editor: lndra Hari P I Infografis: Warsini Handayani llustrasi: M. Rizal Abdi

Arif l{urniarrah$!am Mahasiswa Sastra lndonesia UGM. Saat ini sedang bertarung dengan problem "psikologisnya", baik itu berbentuk skripsi maupun hati. Baginya, segala hal perlu dinikmati bukan ditegaskan dengan bahasa, sehingga setiap interaksi harus dimaknai sebagai "manfaat." Bukan "terikat."

Kaum lntelektual rnerurpakan "deputi" dari

0mpok dominan Yang menjalankan fungsi khuus dari hegemoni sosial

dan pemerintahan sosial

{Antonio Gramscl}

erbicara rokok, maka imajinasi kita tidak bisa lepas dari fakta sosial sejarah yang membuatnya menjadi Penting. Selain legitimasi kultural yang menjadi asumsi, relevansi sosial-ekonomi-politik yang melingkupinya pun menjadi sederet kajian yang pantas untuk digali. Pantas, jika

Kuntowijoyo mengatakan bahwa sejarah sosial mempunyai bahan garapan yang luas

Dalam daya kekuatan refl eksi

diri, pengetahuan

dan kepentingarr adalah 4 14.. )dtu

{"!urg*n tlabermas}

dan beraneka ragam karena mempunyai relevansi dengan sejarah ekonomi sehingga, menjadi semacam sejarah sosial-ekonomi.' Salah satu hal yang perlu disorot adalah regulasi yang dibuat pemerintah terkait rokok, PP No.

81

tanggal

S

Oktober tggg

dan PP No. tg Tahun 2oo3. Muncul asumsi telah terjadi korporasi yang dominan antara negara dan industri besar melalui legitimasi moral "intelektual kampus". Tujuannya memonopoli pasar agar konsumen mengarah pada produk industri besar sehingga melahirkan cukai yang melimpah kepada negara. Benarkah demikian?

fDt$t ffin(xilt/z01r

E


st5sd6&,a&{t{p&*

menggunakan daun enau. Di Jawa Tengah,

tembakau dicampur dengan bermacam rempah dan getah, termasuk pala, kayu manis,

dan kemenyan menurut selera perokok.s Pasar untuk industri rokok yang diproduksi

oleh orang lndonesia, yaitu jenis rokok gulung banyak dikonsumsi oleh orang lndonesia sendiri. Produksi ini dianggap menjadi

simbol perlawanan dominasi rokok putih yang banyak diekspor. Perlahan-lahan proses

perubahan rasa pun dilakukan dalam proses meramu. Ada campuran cengkeh dalam

Rokok Produk lndustri yang Dilematis Sebelum mengupas lebih jauh, mari me-

tembakau, tujuannya untuk menyesuaikan lidah orang lndonesia. Selanjutnya, rokok baru ini dikatakan kretek karena ada suara merintik yang terdengar ketika rokok dibakar.6 Produk

ini menjadi komersial ketika

nyimak proses dialektika sejarah rokok.

penjaja duduk di tepijalan menggulung

Menurut Barthes, kajian sejarah penting

kretek untuk konsumen yang sedang melin-

untuk melakukan demistifikasi ideologi dari

tas. Selera kretek kemudian meluas di Jawa

sebuah kebudayaan dengan membeberkan

Tengah dan Jawa Timur. Pada permulaan

asumsi-asumsinya sebagai ideologi.3 Tem-

abad ke-zo, industri ini menjadi sumber

bakau sebagai bahan baku rokok berasal dari

pendapatan untuk wilayah tersebut.

Amerika, sebelum dipopulerkan orang Eropa pada bangsa-bangsa jajahannya. Di lndone-

Sekarang, lebih dari 20 juta penduduk ln-

sia, tembakau pertama kali dibawa pelaut

donesia bergantung pada industri rokok.

Portugis yang melakukan penetrasi dagang.

lndustri rokok diperkirakan mampu mem-

Menurut data, sudah sejak t6z4 tembakau dihisap raja-raja Jawa di Mataram, tetapi

berikan masukan 90 persen dari total cukai pada t998 yang mencapai nominal Z5 triliun

dipastikan belum menjadi barang konsumen

rupiah. Kondisi di atas belum termasuk

bagi rakyat jelata.aSelama masa politik liberal

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak

kolonial Belanda, yaitu pada akhir abad ke19, tembakau menjadi hasil perkebunan ter-

Penghasilan (PPh). lndustri rokok juga men-

dorong peningkatan surplus perdagangan

penting di Jawa Tengah, Jawa Barat, sebagian

komoditas tembakau dan hasil olahannya

Jawa Timur, dan Deli Sumatera. Produksi je-

yang mcncapai t47,79 juta dollar

nis ini, khususnya cerutu menjadi langganan

Sumbangan yang sangat besar terhadap

ekspor ke luar negeri. Pada waktu yang sama, produsen lndonesia banyak yang menanam

negara ini, tidak selaras dengan kondisi

daerah penghasil rokok. Hal ini sesuai de-

tembakau untuk memenuhi kebutuhan

ngan amanat UU No. z5 Tahun 1999 tentang

dalam negeri. Di Jawa Barat, tembakau keras

Pengaturan Cukai Rokok untuk Pusat dan

digulung menjadi rokok yang tipis dengan

Daerah. lsinya menyebutkan cukai rokok

p

,o*tAL

BALATRUT',*

AS.7


q.rllryttYs,

$*6sN$p{:i!}L*

{M*#sT${l $t*S#K

&ffi $,&ffi

masih masuk ke kas pemerintah pusat. Aki-

industri rokok PT Djarum memberikan cukai

batnya, beberapa daerah belum menikmati hasil cukai rokok di kotanya sendiri. Dari

sebesar 6 miliar rupiah. Anehnya lagi, realisasi PAD Kabupaten Kudus pada 2ooo tidak

data Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok lndonesia (Gappri) disebutkan bahwa pada

mencapai

lggg/zooo, nilai hasil cukai rokok di seluruh lndonesia berjumlah 9 triliun rupiah. Tentu saja, seluruh cukai rokok itu masuk ke kas pemerintah pusat, Pemerintah Daerah

(Pemda) hanya mendapat realisasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak daerah

(pajak reklame, air bawah tanah, sampah, dan penerangan jalan) dari pabrik itu. Sebagai contoh, pada t999 Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Kota Kediri mencapai 7,t4

miliar rupiah. Realisasi PAD tahun anggaran 2ooo mencapai 6,'t7 miliar rupiah. Sementara, realisasi PBB di kota itu pada t999 dan zooo masing-masing telah mencapai 5,46 miliar rupiah dan 5,95 miliar rupiah. Dari sisi PAD, PT Gudang Garam, Tbk. memang menjadi kontributor terpenting. Pada r999, kontribusi PAD dari

PT

Gudang Garam, Tbk.

untuk Kota Kediri mencapai 28,47 persen, sementara pada zooo kontribusinya mening-

to miliar rupiah, sebuah anggaran

yang relatif kecil dibanding cukai yang di-

berikan PT Djarum Kudus kepada Pusat.e lndustri hasil olahan tembakau dengan produksi utama rokok juga berperan dalam sektor lain. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek. Untuk penyerapan tenaga kerja, diperkirakan industri ini menyerap 5,5

juta pekerja, antara lain: z5o ribu bekerja di pabrik, 2,5 juta bekerja di sektor pertanian tembakau, t,9 juta bekerja di perkebunan cengkeh, 1.150 berprofesi sebagai pedagang asongan, dan 585 ribu orang bekerja

di sektor distribusi.'o lndustri rokok juga mendorong berkembangnya industri dan jasa lain seperti percetakan, periklanan, perdagangan, transportasi, dan penelitian.

Walaupun begitu, kampanye antirokok demi kesehatan, meningkatkan kesejahteraan buruh dan petani tembakau, merupakan tantangan yang harus dijawab dalam kerangka pengembangan industri nasional.

kat menjadi 42,5 persen. Kontribusi PT Gudang Garam, Tbk. itu diberikan melalui PBB (985,6 juta rupiah pada 1999 dan 995,48 juta rupiah pada zooo) dan melalui pajak daerah

(t,o5 miliar rupiah pada 1999;'1,63 miliar rupiah pada zooo).8 Kudus pun sebagai salah satu produsen rokok mengalami kondisi serupa. Penerimaan cukai rokok dari PT Djarum selalu mengalami peningkatan antara 15-53 persen tiap tahun. Penerimaan cukai rokok

tahun anggaran 1999-2ooo mencapai t,7 triliun rupiah atau meningkat 52 persen dari tahun anggaran sebelumnya. Namun, Pemerintah Kabupaten Kudus masih mengeluhkan tidak adanya kontribusi langsung industri rokok terhadap PAD. Padahal, pada t998/t999

EDlst 43ixxilt/201r

n



#FeY& frr*###!3#{-? *li+ll}#ST#ll $q#K#ffi

$$ffi$&*?

nufaktur kapas menjadikan lnggris sebagai negara maju dalam perkembangan industrial.

Bonaparte. Akibatnya, negara kuat mampu mengontrol seluruh aktivitas politik dan eko-

Kedua, Prancis. Bagi Marcuse, tujuan revolusi

nomi masyarakat. Negara menghalangi aksi bersatunya kaum borjuis dengan cara me-

Prancis adalah menemukan tempat istirahatnya dalam proses kapitalisme industrial.'4 Wajar bila kemudian produk industri yang

semakin meluas mampu menyediakan sarana penting untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berbeda dengan lnggris, revolusi Prancis pada t789 merupakan usaha kaum borjuis Prancis untuk menggulingkan tata aristokratik rezim lama dan untuk membentuk sebuah masyarakat yang berdasarkan prinsip-prinsip kead ilan serta kebebasa n.'s Revolusi berhasil

menginstitusionalisasikan perubahan poli-

tik sebagai sebuah kelengkapan organisasi masyarakat. Revolusi di Prancis membu-

tuhkan waktu lama. Rasionalisme sekuler sebagai prinsip berpikir dan bertingkah laku sebetulnya telah berkembang sejak abad ke-t6, tetapi kondisi ini belum membuahkan revolusi. Abad ke-t9 situasi politik Prancis berubah, posisi kuat pemerintah yang di-

ngooptasinya ke dalam rezim yang berkuasa. Semangat republik di Prancis bangkit kembali pada t83o, t848, dan t87t, sebelum kembali dihancurkan oleh pemerintahan yang

berdiri pada periode berikutnya. Beberapa hal yang berhasil dicapai dalam revolusi Prancis, yaitu kontrol harga, partisipasi

dalam pemerintahan lokal, dan kemerdekaan para budak Afrika. Perubahan-perubahan konstitusional yang menjadi hasil revolusi Prancis pada t789 secara kuat memengaruhi pemerintahan monarkis, imperial, serta republik yang mengikutinya di abad ke-19.'6 Ketiga, Jerman. Perkembangan ekonomi di

Jerman tertinggal dengan lnggris dan Prancis. Kelas menengah Jerman yang lemah

dipastikan tidak bisa memikirkan revolusi. Memang muncul perusahaan industri di beberapa wilayah, tetapi masih berada dalam

pegang oleh kaum borjuis liberal merosot

mekanisme feodal. Jerman diidentifi kasi

akibat menguatnya kekuasaan otokratis yang ditandai dengan munculnya Napoleon

mengambil bagian restorasi Eropa modern tanpa pernah melakukan revolusi. Abad ke19, Jerman

terkomposisi atas negara-negara

berdaulat yang terikat dalam agregasi. Kondisi ini berakhir ketika Prusia mampu mencapai persatuan Jerman di bawah kepemimpinan Bismarck. lndustrialisasi Jerman dimulai se-

belum terjadinya unifikasi politis, tetapi momentum besarnya baru berlangsung setelah

t87t. Proses industrialisasi Jerman dimulai dari perkembangan segala sektor ekonomi, kemudian migrasi berskala besar, radikalisme sosial (dianggap ancaman terhadap wakil rezim aristokrasi lama), hingga kebijakan sosial dan ekonomi kekaisaran Prusia yang

lebih responsif terhadap perubahan yang sedang berlangsung. Kebijakan ekonomi

â‚Źwx$t

*s/xxil'1z{tIr

m


s{.$ffi#& &iaM[5]a!

modern Monarki Prusia awalnya berlangsung di bawah pemerintahan Frederick lhe

untuk mengekploitasi tenaga kerja untuk. menanam produk-produk ekspor, rokok bisa

Great. Jerman diidentifikasi belum pernah

menjadi contoh. Pun dengan periode Orde Lama dan Orde Baru, pola hubungan ini

mengalami revolusi borjuis yang berhasil. Sebuah tata otokratis yang kuat, beroperasi

melalui kontrol birokrasi negara serta angka-

tetap dipertahankan. Kondisi yang berlarut ini diakibatkan konsep masyarakat Jawa

tan-angkatan bersenjata. I nstitusi tersebut

dalam memaknai kekuasaan.'e Anderson

mampu menjaga kaum borjuasi yang sedang bangkit agar tetap berposisi tersubordinasi.

mengungkapkan bahwa upacara adalah salah satu simbol kuasa. Semakin luas upacara itu

Negara memberikan peluang, tetapi juga

menjangkau kelompok politik, semakin be-

memiliki kekuasaan untuk mengontrol, sehingga kaum borjuis tidak memlliki kesem-

sarlah kuasa yang nyata yang dipersepsikan.'o

patan untuk menumbangkan kekuasaan.'7

Persepsi tentang upacara di Jawa sangatlah

kompleks. Selain sebagai salah satu bentuk

Walaupun terdapat hubungan historis yang berbeda antarnegara dalam pengertian

ritual, upacara juga dipahami sebagai instru-

hubungan industrial, tetapi kita dapat me-

terhadap lingkungan tidak bisa dilakukan secara individual, namun perlu adanya ke-

nyimpulkan bahwa aristokratis-monarki, borjuis-kapitalis, dan populasi pekerja in-

men kontrol pusat ke pinggiran. Kontrol

sadaran kolektif antarelemen yang dianggap

dustrial masih relevan untuk mengungkap

berpengaruh. Muncul pemahaman bahwa

fenomena hubungan industrial kontemporer. Dalam perkembangan industrialisasi,

seorang penguasa harus menghimpun benda

industri manufaktur telah berubah menjadi sektor utama perekonomian. Akibatnya,

dan orang di sekitarnya untuk menjamin kekuasannya. Hal inilah yang kemudian

sumbangan sektor pertanian dalam produksi

memunculkan konsep korporasi. Dalam perkembangannya, muncullah dua kekua-

ekonomis menurun. Lowongan pekerjaan

tan besar yang dominan, yaitu kekuatan

bergeser dari sektor agrikultur ke sektor

negara dan industri. Korporasi antara industri dan negara mampu menjadi kekuatan dominan dalam laju pasar. Dalam hal ini industri mampu berdiplomasi dengan negara dalam membuat regulasi yang menguntungkan mereka. Negara pun diidentifi kasi mendapatkan kontribusi berupa cukai yang menggiurkan dari regulasi yang dibuat.

manufaktur. Logika perkembangan ekonomi pun bergeser dari 'pemerataan' menjadi 'pertumbuhan'. Makna kebebasan menjadi sangat sempit sesuai kepentingan borjuasi,

yaitu tota literisme. Artinya, satu orga nisasi monopolistik borjuasi berpura-pura membagi kekuasaannya kepada semua pihak.'8 Bagaimana di lndonesia? Proses perkembangan industri di lndonesia selalu dikarakterisasikan institusionalisasi nilai-nilai budaya

tradisional demi kepentingan penguasa. Kelahiran kapitalisme pada masa kolonial tidak memengaruhi struktur feodal Jawa. Pemerintah kolonial Belanda selanjutnya menggunakan aristokrasi Jawa sebagai instrumen

,u**AL m*Lrunur{*

lndustri

I'legara




1t$NisSY;l&

&.*$*'il#11**$'ll Uljl$S{.$S?gilli $X*K4|}K &ffi $;&ft

yang rentan terhadap bahaya kebakaran. Kedua, Kawasan Terbatas Merokok (KTM).

kat. Masyarakat Yogyakarta memiliki tingkat kesungkanan yang tinggi, termasuk eng-

Adapun kawasannya meliputi semua tempat

gan menolak rokok yang ditawarkan ketika

umum, seperti: tempat kerja yang tertutup, stasiun kereta api, hotel, mal, bandara, dan terminal bus. Di tempat tersebut pemilik,

berkumpul bersama komunitasnya. Rokok merupakan salah satu suguhan wajib dalam

pengelola atau penanggungjawab wajib

pertemuan-pertemuan di masyarakat setiap kali ada upacara pernikahan, kematian, rapat

menyediakan ruangan untuk merokok.'e

warga, ataupun kumpul-kumpul santai.

Studi di beberapa daerah mengambarkan bahwa aplikasi peraturan tersebut tidak

Kondisi ini tentu sangat dilematis. Di satu sisi, kebudayaan merupakan aktivitas yang sudah

mampu dijalankan secara maksimal. Andriano Chaniago mengatakan bahwa Pemer-

mengental dalam masyarakat-meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum,

intah Propinsi DKI Jakarta dianggap masih belum memberikan contoh yang baik. Menu-

dan adat

istiadatj

yang perlu dilestarikan

rutnya, Perda Rokok termasuk perda yang tidak berwibawa.3o Semua ruangan yang,

melawan dominasi modernitas sebagai imbas global. Di lain sisi, hal ini menyangkut persoalan HAM yang kesadarannya perlu disosiali-

semula disediakan untuk perokok perlahan hilang, akibatnya banyak pegawai merokok

sasikan ke masyarakat. Kondisi ini tentu memunculkan kontradiksi psikologis dalam ma-

di ruangan kerja yang sebenarnya terlarang untuk merokok, banyak orang yang merokok

syarakat yang berefek pada perilaku. Terkait dengan persoalan tersebut, apa yang diung-

di rumah sakit dan angkutan umum tanpa

kap Kurt Lewin mungkin benar bahwa peng-

ditegur, apalagi dikenakan sanksi. Ketentuan sanksi yang berat ternyata tidak mendapat-

gambaran fa kta-fakta sosiopsikologis dengan

kan respon yang positif bagi masyarakat,

konsepsi yang dinamis memungkinkan derivasi kondisi yang memengaruhi perilaku.3'

bahkan menuai protes. Wajar bila sanksi

Bila pada awalnya tercipta komunikasi yang

peraturan tersebut diturunkan, dari hukuman kurungan 6 bulan menjadi 3 bulan, dari

harmonis dengan mementingkan kebutuhan kolektif, bisa jadi pascaregulasi ini dilegalkan,

denda 5o juta rupiah menjadi 20 juta rupiah.

masyarakat menjadi lebih individual. Rokok

Kondisi ini menjadi sebuah evaluasi, bukan pada kondisi ketegasan regulasinya, tetapi

sebagai alat tata kelakuan individual untuk

berinteraksi menjadi lenyap. Padahal, tata kelakuan masyarakat berefek pada solidari-

lebih mengarah pada objek yang memiliki ruang sosial kebudayaan tersendiri. Artinya,

tas antara anggota sosial masyarakat.33

kadang kondisi sosial kebudayaan tersebut

Dalam konteks lain, adanya sanksi yang

berlawanan dengan model regulasi. Be-

represif di era modern memosisikan huku-

berapa daerah, seperti Yogyakarta masih

man hanya sebagai alat penangkal. Hukuman yang diinstitusikan membuat ukuran morali-

menganggap bahwa implementasi larangan merokok yang termuat dalam perda

tas dihomogenkan. Akibat pola ini, bentuk

budaya yang masih menempatkan rokok

solidaritas yang dibangun pun mengarah pada ketergantungan fungsional, bukan hanya berasal dari penerimaan suatu pe-

sebagai bagian dari kehidupan bermasyara-

rangkat bersama dari kepercayaan. Durkheim

tentang Pengendalian Pencemaran Udara di Yogyakarta akan menghadapi tantangan

Fnrsr 43n{xill/?01-

m



ii$$&ge r*g#F4*S#Lll iru*#STSll $q*ffi#t3{ Fm$&*t

ditafsirkan sebagai suatu hubungan yang tidak hanya politis dalam pengertian sempit, tetapi juga persoalan mengenai gagasan atau kesadaran.3T Hegemoni yang dibangun oleh suatu kelas dominan sebetulnya didasarkan pada mekanisme konsensus. Melalui konsensus muncul komitmen aktif dari seluruh kelas sosial yang secara historis

lahir dari hubungan produksi. Kondisi inilah yang memunculkan pandangan terhadap legitimasi.

kesadaran yang memungkinkan mereka

memahami realitas sosial secara efektif. Terdapat dua hal mendasar yang dianggap Gramsci sebagai biang keladinya, yaitu pen-

didikan dan mekanisme kelembagaan. Untuk pendidikan sebagai mesin pencetak intelektual, Gramsci mengatakan pendidikan yang ada tidak pernah mungkin membangkitkan

Kelas minor pada dasarnya menerima konsesus

kemampuan secara kritis.38 Di lain pihak, mekanisme kelembagaan menjadi tangan dari

ini secara pasif. Hal itu terkondisi karena mereka kekurangan basis konseptual pembentuk

kelompok orang yang berkuasa. Konflik sosial dibatasi karena ideologi yang ada membentuk keinginan-keinginan, nilai-nilai, dan harapan menurut sistem yang ditentukan. lntelektual sebagai produk pendidikan menempati posisi yang penting. Gramsci menguji persoa lan kau m i ntelektual ketika i ntelektua

I

memahami kesatuan nyata dari basis-struk-

tur dan suprastruktur. Kerangka analisis ini dimaksudkan untuk menolak pengertian intelektual yang berkiblat pada filosof beraliran idealis. Kondisi ini memunculkan pertanyaan, apakah intelektual merupakan suatu

kelompok yang otonom dan independen? Kemudian, apakah setiap kelompok mempunyai kategori khusus intelektual? Terkait dengan itu, Gramsci memandang intelek-

tual bukan dari hakikat intrinsik, melainkan posisi kegiatan itu yang masuk dalam suatu hubungan-hubungan sosial yang kompleks.3e Agar lebih memudahkan melakukan kategorisasi, maka Gramsci membagi lntelektual

menjadi dua, yaitu intelektual organik dan intelektual tradisiona l. ntelektua I organi k dimaknai sebagai intelektual yang berasal I

dari kelas tertentu, bisa berasal dari kelas borjuis, kelas buruh dan berpihak kepada perjuangan buruh. Kelompok ini berpenetrasi ke massa dengan memberikan pandangan

dunia baru. Sedangkan intelektual tradi-

Km!$n

effi/xxll,lz$1t

m


I }}ti$$il$& $4&&Siffe$

sional dimaknai sebagai intelektual otonom.

karena industri kecil tidak dapat membuat

Kelompok ini memisahkan inteligensia dengan tatanan sosial. lntelektual jenis ini ter-

rokok mild, ternyata berdampak pula pada

loyalitas konsumen. lndustri besar pun takut

bungkus dalam karakter mereka sendiri.ao

kehilangan segmentasi konsumennya yang

Kompleksitas inilah yang membedakan posisi

intelektual. Hubungan intelektual tidak bisa dimaknai vis a vis, dalam pengertian seper-

ti hubungan antara kapitalis dan proletar. Dalam dunia suprastruktur kaum intelektual

berkembang sebagai agen moral. Kenyataan ini membuat kaum intelektual diasumsikan sebagai pelegitimasi produk negara, terutama dikaitkan dengan peraturan pemerintah pusat atau daerah. Bila dominasi negara le-

mah, maka intelektual selalu menjadi perisai untuk menggodok model kebijakan baru atas

'tinta" dengan produk sebelum mild. Berdasarkan data Gapri, dari zooo hingga

sudah

zoo3 produksi rokok mengalami penurunan. Jika pada zooo produksi rokok mencapai 232,5 miliar batang, maka pada 2oo1 turun menjadi zz7,t miliar batang. Pada zooz, produksi rokok terus turun dibanding tahun sebelumnya menjadi zt5 miliar batang. Terakhir, produksi rokok mencapai titik terendah sejak krisis ekonomi pada zoo3, yaitu hanya t94 miliar batang.a'Kondisi ini mem-

buat negara banyak kehilangan cukainya.

nama dunia akademik, untuk menguatkan

Konsep baru pun dirumuskan. PP No.8t

hegemoninya. Biasanya, masyarakat akan menerima kondisi tersebut karena kelompok

tanggal 5 Oktober t999 seakan tidak ter-

intelektual mampu memberikan argumentasi

intelektual, terutama akademisi kampus

yang rasional. Simak kasus Asian Agri yang

dikeluarkanlah PP No. 19 Tahun 2oo3 yang

menjadikan dunia kampus sebagai senjata

salah satu isinya memuat kawasan bebas

untuk menye rang Tempo karena dianggap

rokok di tempat umum yang diserahkan

telah mencemarkan nama baiknya.a' Terkait rokok, regulasi yang berkenaan dengan pengurangan kadar nikotin rokok dan pelarangan

sepenuhnya kepada pemda atau instansi

terkait. Merespon hal tersebut,

merokok di depan umum adalah sederet

dung membuat Perda No.

regulasi yang muncul dari wacana dunia in-

tentang Penyelenggaraan K3, dan Bogor

tektual, lebih spesifik lagi dunia universitas.

mengeluarkan Perda Ketertiban Umum.

Atas nama moral, akademisi kampus ini me-

nyerukan agar regulasi itu segera dilakukan, mengingat banyak efek negatif yang dimunculkan bila regulasi ini terlambat diputuskan. Menariknya, justru seruan moralitas dari intelektual inilah yang dijadikan argumentasi atas pola monopoli rokok. Monopoli ini

dengar lagi. Berbekal legitimasi moral dari

DKI Jakarta

membuat Perda No. z Tahun 2oo5, Ban11

Tahun 2oo5

Setelah diberlakukannya beberapa perda

tersebut sebagai respon dari PP No. 19 Tahun 2oo3, maka cukai rokok pun dinaikkan. Mulai dari kenaikan harga jual eceran (HJE) rokok sebesar 15-2o persen 1

terhitung

Juli 2oo5, kenaikan HJE ro persen yang

diberlakukan

1

April 2006 dan Permenkeu

berujung pada kenaikan cukai oleh negara karena justifikasi produk rokok. Lihat feno-

negara kembali diuntungkan. lndustri besar

mena regulasi yang dibuat, diberlakukan-

kembali bernafas lega mengingat industri

nya PP No. 8r tanggal S Oktober rg99 selain

kecil tidak akan mampu membeli cukai.

berdampak positif terhadap industri besar

fr

,***AL

EALNRU*G

No. tg+/PMK.o+/zool. Kondisi ini membuat


-ss#* Kondisi ini semakin menguatkan bahwa peran emansipatoris dunia universitas dan

intelektual organik sudah digilas. Praktis emansipatoris pada level makna sebenarnya sudah tidak ada karena para pendidik secara langsung berkaitan secara organis dengan

efek hubungan sosial kapitalis. Situasi tersebut muncul karena kegagalan institusi universitas untuk menolak bahaya kapitalisme secara tegas. Terkait dengan hal itu, Gramsci

menyebutkan bahwa kaum intelektual merupakan deputi dari kelompok dominan yang menjalankan fungsi khusus dari he-

gemoni sosial dan pemerintahan sosial'a3

ltil1,*fi{:F#!: ]}#g:lj$Y*$ F*${{:{ ffi llls:iii{

Dekontruksi Konsep: Pandangan Tentang Emansipasi Keadilan eadilan harus dilandasi sikap bahwa tidak ada manusia vang berhak begitu saja menguasai manusia lain.4 Artinya, masyarakat sendiri yang berhak menentukan sejauh mana partisipasi dirinya dalam mekanisme sosial. lronisnya, masa sekarang muncul penyeragaman produksi yang khas, yaitu industri' lmbasnya

terjadi kemiskinan global yang terstruktur. Golongan-golongan masyarakat miskin bukan tidak memiliki kemampuan untuk hidup dengan wajar; melainkan karena mereka tidak menguasai sarana hidup. Mereka

tergantung dengan golongan-golongan yang

Regulasi Publik Tentang Rokok

memegang kekuasaan. Bagaimana efek industrialisasi di lndonesia? Boeke,

menjelaskan bahwa kapitalisme membuat masyarakat lndonesia terpecah menjadi dua. Sebagian kecil penduduk

lndonesia bisa langsung beradaptasi, tetapi sebagian besar tidak. Bahkan, mereka

melakukan kegiatan ekonomi bermobilitas rendah dan terlokalisasi. Boeke menambahkan bahwa hampir semua masyarakat di daerah

kolonial memiliki nilai dan harapan yang jauh bertentangan dengan apa yang dibutuhkan bagi terciptanya pertu

m bu ha

n ekonomi.as

Cukai sebagai representasi

pertumbuhan ekonomi tentu menjadi sebuah kajian yang

rn rBrsr 43/xxilyz8rfi m

r re



${*AY& ft&4}***pSr-' $ruSr"rsYffi! RsKsK

sâ‚ŹssR

hierarkis.4T lmbasnya adalah semakin ter-

Jika teori Marx memosisikan kaum prole-

asingnya pengertian yang lebih rendah.

tar sebagai pengawal revolusi, golongan teori kritis periode pertama memosisikan

Untuk menjembatani kondisi tersebut, perlu memunculkan kehidupan bersama yang dicirikan adanya fakta individu yang hanya dapat disatukan oleh keanggotaan bersama, yaitu kebutuhan bersama untuk kelangsungan hidup. Dalam kehidupan yang demikian,

orang-orang yang berkepentingan diharapka n berkompromi. Jika dikaitkan dengan regulasi, diharapkan seluruh komponen dapat berpartisipasi dengan tidak memosisikan negara sebagai "pusat" atau "penentu', sehingga regulasi yang dimunculkan tidak bersifat elitis.

Dalam konteks rokok, bentuk partisipasi ini

dapat dilakukan dengan bermacam bentuk. Keterlibatan para produsen rokok kecil dan

kaum intelektual sebagai lokomotifnya, maka Habermas sebagai tokoh teori kritis kedua menawarkan konsep yang sangat

umum sebagai agen, yaitu rasio manusia. Habermas memaknai rasio sangat dekat dengan aspek bahasa yang mengacu pada

paradigma komunikasi. lmplikasi praktis dari paradigma baru tersebut adalah memahami emansipatoris sebagai bagian dari dialog dan tindakan komunikasi. Perjuangan kelas dalam pandangan klasik diganti dengan pembicaraan rasional, dalam hal ini

argumen berperan sebagai unsur emansipatoris. Habermas memang terkesan netral dengan tidak memihak kepada kepentingan

masyarakat dalam pembuatan regulasi bisa

manapun, tetapi secara implisit kita bisa

menjadi salah satu bentuk konkretnya. Selain itu, adanya kebijakan "subsidi silang" bagi produsen rokok golongan kecil bisa men-

menafsirkan bahwa konsep ini berpihak

jadi bentuk lain partisipasi. Mekanismenya bisa berupa sebagian cukai industri rokok golongan kecil dibebankan pada industri rokok golongan besar dan menengah sebagai konsekuensi dari gaya monopoli industri rokok tersebut di tingkat konsumen. Konsep ini minimal sebagai apresiasi negara kepada usaha kecil yang memang sering

dirugikan akibat regulasi yang dibuat.

kepada kepentingan emansipatoris.a8

lntegritas intelektual dan moral dunia universitas tergantung tanggung jawabnya dalam mempertahankan suasana kritis dan bebas bagi kemajuan intelektual. Artinya, konsep kritis saja tidaklah cukup. Jika Paulo Freire mengonsepkan'bahasa alternatif' yang berpangkal pada visi filosofis, yakni manusia yang terbebaskan. Kemudian, memaknai dominasi telah dipraktikkan lewat

Solusi jangka panjang atas kondisi terse-

kekuasaan, teknologi, dan ideologi dengan bersama-sama menghasilkan ilmu pengeta-

but adalah ikut menempatkan intelektual

huan, hubungan sosial dan ekspresi budaya

sebagai kelompok yang ikut bertanggung

yang berfungsi membuat masyarakat diam.ae

jawab atas terbentuknya korporasi, tidak

Maka, konsep "bebas" pun perlu diaplikasi-

lagi sebagai subjek yang otonom, tetapi

kan. Jangan sampai intelektual dijadikan

sebagai bagian dari masyarakat. Artinya,

stempel" untuk melegitimasi regulasi yang

perlu dirumuskan landasan epistemologis yang mendorong sesuatu yang praktis de-

justru menghancurkan masyarakat kecil.

ngan mengalamatkannya kepada golongan

intelektual, khususnya dunia universitas.

'tap

Langkah awal yang harus dilakukan adalah

mengenalkan keberpihakan kepentingan emansipatoris kepada intelektual. Artinya,

snt$r 43/xxmt/201r

&


]l'#Nse

&&j;$il]*&$

kebebasan intelektual harus dipertang-

gungjawabkan kepada kelompok yang termarjinalisasi secara akses. Tidak lagi memaknai intelektual sebagai agen perubahan secara otonom yang selalu mengarah pada isu elit, tetapi memahami intelektual se-

bagai seorang pekerja yang hidup, bekerja

dan beremansipasi di tengah masyarakat. Konkretnya, seorang intelektual tidak lagi

muncul di kampus tetapi muncul di tengah masyarakat, bisa sebagai petani, buruh, pelaku industri kecil, dan lain sebagainya. Kemunculan sekolah-sekolah tandingan dengan mendesain kurikulum yang berpihak

. 4-5r

kepada buruh, tani, dan pelaku industri kecil bisa menjadi alternatif. Dengan kemunculannya di tengah masyarakat, keberpihakan

intelektual pun diasumsikan jelas.[]

'aJ6ii1l.

ir"iiriill,,:

.i',rr,.,

,lri

''*'8-i*is:(eririiillai:ifn,&q.*yaA:ii'Ju-{etSq*.hl$t:.'2. ,.i

ai ,,lililrrstf

),::,,,,:,,,::,:

i:kd{ds:17.&zleh::::ia6 ii,&iil6,kld$i\9ifl.:?:,,'rr,tr:

:: mod€l ktaF;fi

€rtiiliki:r:5rkt:l€&i*trirb[iii]l::iririib na,N:,

r:,

,:, darnlriberyenga*lirrrtbagj,,penddpatan':aukei.i':;egi^,i:ri'i:

,.::,::,:.Onal:'piiTilL;af,i6an:peiU:l*,Ct:ii:,,r1Uik.,.&a',:,6;..','

perti PT Djarum, PT Gudang Garamfbk., PT H. M. Sampurna, Tbk., dan PT Bentoel dapat -,.d.!$en'ffikiti:.bagi':t4:::da.f.r.&1as...tr]ia::.:t::::::::::::.'t.::':'::"

.:":::::t::'::::::::

,,rrrilllliidustil irrrltadalahrjiitl{ittririioka(s€tcali,,,rrrl ':',:rnad :llLeryeWrh, i9?nya:r:hAii$$':rberadll:ri?}: piediA.ley4l::de|srah.'Aristidijai:i1tft;'ldji{iiiifilfilff'fi!]i ,r:rr,

:::.:,:

tn Etrl lunt'lAl :

BALAERuffG


s"|1P&TS

{H*&ll*tr#it ]ll!q*#s?iiqi $a*K#{ $aiigsR

i*sni :i m€iitrrrdaii

iNili6ierrrrr*tr,:::::l

,,,,9g., ...

Notebooks. New. York: lnte

|

;::::gu

i!{:,,,,'t

blilh€rrrrrrrl:l]:

hlm. rz.

d

Baca Frans Nilagnis Suseno. r Kahteks. Jakarta: PT Gramel hlm. ro5.

llllll:l:a.6r:rr:'i'.lllllllr:t

::r,,:.N:::EaC{:Fr

.,rrrrrr:.rFi{s::SaaIgxr:.: ::,,,Lfl$U&;s

*irrrBerSffia,iiEiil'El

=illlger3ffC

,,a,..,1'.:.:.:a.:8;'i;tfu-::g?nk,t1t'in

llr,.

44llDliii,*Itti:1l*Ei;

Enrst 43/xxHv2s1r

s


Rokok dan Tindakan Merokok: Antara Aksiologi, Kemanusiaan, dan Industri

dr^i tr, I t\I

l.

I

^(t --$t{

1..

m

ill

T

,runmAL BALATRTJNG

t\\

\l


I ffilrxfuerk e$aglr Ytrrudmk*x frSer*kr*$q

Editor: Rifky Firmana I lnfografis: warsini Handayani llustrasi: Ade chandra

&usthaN? Abqary{ la baru saja menyelesaikan studi di Fakultas Filsafat UGM. Saat ini ia sedang berusaha agar di kemudian

hari tidak menjadi salah seorang dari satu miliar orang yang diprediksikan akan meninggal karena rokok. la

dapat ditemui di kelindonkoto.word press.com

pakah rokok dan tindakan menghisap

rokok (berikut industri Yang menyertainya) netral, bebas, atau tidak bebas terhadap nilai (volue)? Sebelum beranjak lebih jauh, maka perlu ditegaskan di sini bahwa saya tidak membedakan antara rokok dan tindakan merokok sebagai dua hal yang terpisah secara tegas. Penyempitan

ruang dan waktu melalui proses globalisasi telah membuat keduanya menjadi satu kesatuan yang utuh. Rokok telah dibungkus

sedemikian rupa sehingga menjadi lebur dengan tindakan merokok yang dicitrakan banyak periklanan sebagai bagian dari gaya hidup, citra seseorang, hingga menjadi semacam stimulus bagi peningkatan kualitas hidup.' Dengan demikian, rokok dan tindakan merokok pada masa sekarang

tidak bisa dipisahkan secara tegas. Sebagian orang percaya bahwa tindakan

tersebut netral nilai3 sebagai "jalan tengah" bagi dikotomi antara tidak bebas nilai dan bebas nilai. Saya percaya bahwa kita perlu

ED'$t4$lxxil!12s1-

w



6?arllc,ilk d*$ila Yiln*efu atrt

hadirnya tanggungjawab sebagai ambang batas (minimal) dalam menjamin terselenggaranya kebebasan positif bagi setiap orang. Di sisi lain, pilihan untuk tidak merokok dapat

digolongkan sebagai bagian dari kebebasan positif yang membatasi dirinya sebagai "kondisi terbebas dari kekuatan kultural dan sosial yang diterima sebagai halangan bagi realisasi diri secara penuh (ful/ self-reolization1".e Dengan kata lain, seorang yang tidak

merokok menyadari secara penuh bahwa pilihannya dapat membantu untuk meningkatkan aktualisasi diri karena didukung oleh kondisi kesehatan diri yang relatif lebih sehat ketimbang perokok. Apabila sebuah masyarakat pedesaan di ketinggian tertentu percaya bahwa tindakan merokok adalah sebuah "keharusan" dalam menyiasati cuaca, maka di sisi lain, seorang yang tidak merokok

dalam komunitas tersebut justru sedang membebaskan diri dari kekuatan sosial dan

3ffi

aYglil$*k

Seratus iuta kematian

tercatat'akibat tembakau pada abad kezo lalu. Jika tren ini terus berlaniut, akan ada kenaikair hinsga satu miliar kemafian pade *bad lEe*af " Mesin Pembunuh

||tyt percaya, reaksi sumbang \r"rr"our aKan semaKtn oerKurang ll*"o*" ctrhadapkan paoa argumen bahwa tindakan merokok, dalam konteks global, merupakan ancaman serius bagi kemanusiaan. Alasannya sederhana. Sebuah laporan yang dirilis World Health

Orgonization (WHO) pada Kamis, 7 Februari zoo8 lalu memperkirakan bahwa r miliar orang di seluruh dunia akan meninggal

kultural yang dominan. Hal tersebut tentu akan terdengar sumbang di telinga pero-

akibat rokok apabila pemerintah di berbagai negara tidak serius dalam mengatasi

kok akan tetapi orang memang sering tidak

kondisi epidemik terhadap penggunaan

berkenan untuk mengakui penilaian objektif atas pilihannya; dan reaksi sumbang tersebut tidak menegasikan kategorisasi pilihan

tembakau. Margaret Chan, Direktur

merokok dalam bentuk kebebasan negatif.

New York, mengatakan demikian:

Umum WHO, dalam jumpa Pers bersama dengan Michael Bloomberg, Walikota

"seratus juta kematian tercatat akibat tembakau pada abad ke-zo lalu. Jika tren ini

terus berlanjut, akan ada kenaikan hingga satu miliar kematian pada abad ke-zt. Bila tidak dikendalikan, kematian yang berkaitan dengan tembakau akan meningkat lebih dari delapan juta per tahunnya pada zo3o, dan 8o persen dari kematian tersebut akan

terjadi di negara-negara berkembang".T Hal tersebut memang cukup mengejutkan

dan seketika saya teringat pada laporan riset Susan George mengenai sebuah sistem

snt$t

4sn(xilrzfis

g


&&rs*sd& ia&Mpd&E

ekonomi yang mendominasi dunia pada saat ini. Laporan tersebut menyimpulkan bahwa

tambahan kepada dokter yang berhasil me-

untuk mempertahankan sistem kapitalisme di abad ke-zr, jumlah penduduk dunia ha-

kok.'o WHO merekomendasikan agar setiap

rus dikurangi sedikitnya z miliar.8 Dengan

guna menekan angka perokok dan tinda-

hati-hati, maka dapat dikatakan bahwa in-

kan merokok di masing-masing wilayahnya.

dustri rokok akan menyumbang setengah

Pertama, memperbaiki kualitas data peng-

dari upaya untuk mempertahankan sistem kapitalisme dan pemusnahan manusia ter-

gunaan tembakau di wilayahnya. Kedua,

besar dalam abad ini. Angka z miliar tentu

seperti di lrlandia. Ketiga, mengintensifkan

jauh melampaui jumlah korban Holocaust

upaya untuk membujuk dan membim-

maupun Zionisme.e Perhitungan tersebut belum termasuk ancaman kemiskinan global,

bing para perokok untuk meninggalkan

HIV/Aids, pemanasan global, serta "tsunami

dakan lainnya mengenai upaya agar para

diam" berjudul krisis pangan. Jumlah terbe-

perokok tidak merokok di tempat umum."

sar penyumbang eliminasi nyawa manusia adalah negara-negara yang sedang berkembang dan miskin. lndonesia tentu salah satu di antaranya. Kualitas tembakau serta

kuantitas lahan perkebunan yang memadai merupakan kekayaan yang cukup besar, namun tidak berarti apapun karena hasil dari

pengolahan tembakau lari ke negara-negara maju. Sedangkan, kaum agamawan masih berjalan di tempat sambil berkhotbah dengan dalil bahwa tindakan merokok adalah

makruh. ldealnya, fakta global tersebut direspon oleh seluruh sektor kehidupan bernegara di lndonesia (khususnya sektor agama dan kesehatan), namun hal tersebut hanya akan menjadi mimpi di siang bolong ketika masih terdapat sebagian orang masih

larut dalam belenggu kenikmatan tembakau.

nyugesti pasiennya hingga berhenti meronegara untuk melakukan enam tindakan

meniru pelarangan keberadaan tembakau

kebiasaan merokok. Sedangkan, ketiga tin-

Di luar keenam hal tersebut, rekomendasi

yang paling ampuh yang ditawarkan oleh WHO ialah agar setiap negara memberlakukan pajak yang sangat tinggi untuk

tembakau. Hasil studi yang dilakukan WHO merekomendasikan agar pajak tembakau dinaikkan hingga sepuluh kali lipat, dengan demikian diharapkan akan menurunkan 4 persen konsumsi rokok di negara-negara kaya dan 8 persen di negara-negara miskin.

Keduanya dapat meningkatkan pendapatan negara di sektor pajak tembakau, namun dengan mengecualikan penurunan angka

penjualan rokok di setiap perusahaan. Dalam hal ini, WHO menginginkan agar setiap negara menerapkan kenaikan harga ritel rokok hingga 70 persen guna menghindari

Antisipasi beberapa negara mengenai tinda-

lebih dari seperempat kematian di seluruh dunia yang disebabkan oleh rokok.'2

kan merokok justru muncul secara mengejut-

Sebagian orang akan berpendapat secara

kan dari lrlandia yang melarang keberadaan

serentak bahwa perusahaan rokok (berikut

tembakau di seluruh tempat kerja. Bergeser

para pekerja yang terlibat) akan menjadi

sedikit ke kontinen, pada awal 2oo8, seluruh kafe di Prancis dilarang mengizinkan

tumbal utama dari upaya penyelamatan kuantitas umat manusia di muka bumi ini

pelanggannya merokok di dalam ruangan.

dalam jangka waktu seratus tahun ke depan.

Pemerintah lnggris bahkan memberi bonus

[

,o**Ar

BALATRUN*


${ttlls.tpk â‚Ź$as}

Tir}*allq*n *$crd}]l{c:k

Namun, pihak industri rokok di lndonesia selalu bereaksi berlebihan atas rencana pe-

Kretek Mesin (SKM), Sigaret Kretek Tangan (SKT), dan Sigaret Putih Mesin (SPM) berupa:

ngaturan rokok yang ketat. Ketua Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok lndonesia, lsmanu

(t) "Konsumsi rokok SKM dipengaruhi harga

Soemiran pada zooT pernah menyatakan bahwa jika cukai yang pada tahun tersebut

harga SKM akan direspon dengan penurunan konsumsi rokok SKM. Dengan elastisitas

sebesar 31,5 persen dinaikkan, maka sektor industri akan terpukul. Akan tetapi, hal terse-

konsumsi rokok SKM terhadap harga SKM inelastic, maka kenaikan harga SKM sebe-

but dibantah oleh seorang anggota Komisi lX DPR-RI Hakim Sorimuda Pohan. Menurut Hakim, pengendalian terhadap rokok secara ketat tidak pernah menurunkan tingkat konsumsi, bahkan di negara maju sekalipun.

rokok SKM secara negatif, yaitu kenaikan

persen akan menyebabkan penurunan konsumsi rokok SKM sebesar 0,475 persen'

sar

1

(z) Terhadap harga SKf,, konsumsi rokok SKM tidak memiliki hubungan yang signifikan' Hal

Hakim juga melansir bahwa di negara maju yang memiliki pengendalian rokok secara

ini dikarenakan faktor selera yang sangat dominan bagi perokok dalam mengonsumsi suatu jenis rokok maupun berganti jenis

ketat hanya mampu untuk menurunkan

rokok. Sama halnya dengan harga SKT.

tingkat konsumsi sebesar 1 persen, sedang-

Harga SPM tidak berpengaruh terhadap

kan di lndonesia jumlah perokok meningkat sebesar 1,32 persen per tahun. "lndustri yang

konsumsi rokok SKM. (4) Karena faktor selera, tidak mudah bagi perokok SKM untuk

terpukuljika ada regulasi itu hanya mitos,"

melakukan substitusi kepada jenis rokok yang lain (SKT maupun SPM)' Selain masalah

ungkap Hakim.'3 Tegangan antara lsmanu dan Hakim tersebut memberikan ruang bagi

hadirnya rekomendasi WHO di lndonesia. Selama terdapat komitmen yang kuat dari para legislator maupun eksekutif, untuk memberikan jaminan bagi setiap orang agar tidak dirugikan dalam proses perumusan sistem

(:)

selera terhadap satu jenis rokok, serta faktor

addiction terhadap rokok dapat menyebabkan konsumsi rokok SKM tidak dipengaruhi oleh pendapatan dari konsumennya".'a

legal yang akan digunakan. Bahkan, bagi warga negara yang tidak merokok sekalipun. Akan tetapi, aplikasi dari rekomendasi WHO tersebut masih dapat dibenturkan dengan sebuah penelitian yang dilakukan

oleh Departemen Keuangan (Depkeu) Republik lndonesia. Bahwa pola konsumsi rokok masyarakat lndonesia, khususnya antara tingkat konsumsi dan harga rokok di pasaran memiliki hubungan yang negatif. Hal tersebut dikarenakan sifat adiksi dan

selera perokok. Laporan penelitian tersebut memberikan perbedaan pola antara Sigaret

Harst4s/xxltraffic

K



ficlllc*,k

yaitu dari pemasangan bonner yang mahal hingga penggunaan jasa sales promotion girl/ boy (SPG/B) yang tidak menyumbang apapun

terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Corporate Social Responsibility (CSR) tidak

berarti apapun. Terlebih, jika hanya berkutat pada pembangunan pojok internet di dalam

*:r$ ?!;*S*ks* li$*:*ll4*ic

Waris enemuan bahwa tindakan merokok dapat menurun melalui gen daPat dimaknai sebagai penguat bagi pendapat yang mengatakan bahwa tindakan tersebut memang merupakan ancaman bagi kemanusiaan. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh deCODE, dari t3.945

perpustakaan sebuah universitas, terhadap

perokok di lslandia, mereka menemukan

ancaman bencana kepunahan manusia.

bahwa kromosom t5 pada manusia berperan mewariskan kebiasaan merokok orang tua.'7 Hal tersebut berarti kita tidak

\N :tl

l)*

bisa menyelamatkan nyawa satu miliar orang dalam abad ke-zt ini dengan hanya melakukan salah satu dari mengurangi jumlah perokok, atau menaikkan pajak

tembakau, atau menaikkan harga ritel rokok hingga sekurangnya 70 persen seperti yang disarankan oleh WHO'8 karena kebiasaan merokok tersebut diam-diam terwariskan secara alamiah melalui gen. Sedangkan, WHO melansir bahwa jumlah rokok yang dihisap setiap harinya tidak kurang dari t5 miliar batang rokok di seluruh

dunia pada tahun ini.'s Dengan kata lain, kebiasaan merokok juga sedang diwariskan melalui r5 miliar batang rokok setiap harinya di seluruh penjuru muka bumi. Meski akan selalu muncul keraguan publik

terhadap kesuksesan menekan angka kematian yang disebabkan oleh rokok, namun bukan berarti kampanye WHO guna menaikkan harga ritel rokok hingga mencapai 7o persen tidak bermakna. Akan-tetapi, makna

dari rekomendasi WHO tersebut terbentur pada relasi antara 'angka kematian karena rokok' dan 'kenaikan harga ritel rokok'yang dipisahkan dua "jurang", di antaranya: (ta) daya beli perokok dan (za) asumsi bahwa

tindakan merokok sebagai budaYa.

EDiSt

43nfiilt/2010

illi

il



Rnltok dax ?indakan Marokck

Kita tahu bahwa komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai

mahluk sosial, sedangkan pilihan (tbltentu akan selalu membuat seorang yang tidak

Demikian pula sebaliknya dengan lndonesia,

yangnotabene sebuah negeri tropis dengan perolehan cahaya matahari berlimpah,

merokok menjadi dilematis dalam melakukan

namun tidak melarang penduduknya untuk merokok di luar ruangan secara serampangan

komunikasi interpersonal. Dalam konteks

adalah bentuk kekejaman yang secara diam

ini, tindakan merokok secara tidak langsung mengganggu upaya seseorang yang tidak

dilakukan negara terhadap penduduknya yang tidak merokok. Pemberian ruangan

merokok untuk menjalankan proses interaksi secara nyaman dengan perokok. Dikatakan

khusus merokok di bandara internasional

tidak langsung karena hal tersebut memang tidak berhubungan langsung dengan pilihan seorang yang tidak merokok dalarn

lainnya patut digalakkan. Dengan demikian,

jadi jalan tengah untuk sementara waktu'

merespon seorang perokok di sekitarnya.

Udara, laiknya air, merupakan properti yang

Pilihan (zb) secara langsung menjegal upaya seorang perokok maupun yang bukan pero-

dimiliki bersama dan harus dikelola secara

kok untuk berkomunikasi secara nyaman. Pilihan (zb) diterima secara mudah oleh

Soekarno-Hatta dan beberapa fasilitas publik lokalisasi ruang bagi perokok dapat men-

memadai untuk kepentingan bersama. Argumen fundamental mengenai kedua sumber daya tersebut berpangkal dari asumsi dasar

banyak perokok dan yang tidak merokok, namun kerapkali hanya diposisikan sebagai

mengenai kehidupan manusia dan kepemilikan atas segala sesuatu di muka bumi. Se-

fenomen yang "dapat ditoleransi"' Padahal,

bagian orang percaya bahwa hak kepemilikan seseorang atas sumber daya paling tepat jika

toleransi sejatinya menuntut kerelaan setiap pihak yang terlibat tanpa perlu mendapat kerugian yang mendasaq semisal menghirup udara bersih secara bebas. Toleransi juga tidak sama dengan membiarkan segala sesuatu yang buruk terus dibiarkan

berlangsung begitu saja tanpa hadirnya check and balance di antara sesama. Larangan merokok di tempat umum seperti Jakarta, misalnya, patut diapresiasi sebagai regulasi yang positif. Akan tetapi, hal

tersebut tidak selalu menjamin setiap orang akan mendapatkan udara yang bersih untuk dihirup. Apabila The Economisf, media yang mengklaim sebagai moncong kapitalisme

ditentukan oleh siapa pun yang pertama kali mengelola dan mengolahnya. Sedangkan sebagian orang yang lain, percaya bahwa segala sumber daya alam sedari awal didedikasikan untuk kepentingan bersama kemanusiaan. Yang terakhir ini lebih meyakinkan ketimbang yang sebelumnya karena beberapa hal. Pertama, asal-muasal setiap orang berbeda secara arbitrer antara satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut sedikit-banyak akan menimbulkan ketimpangan-ketimpangan yang sejatinya dapat diatasi. Semisal, orang yang terlahir di tengah keluarga yang salah satu anggotanya menjadi perokok, di kemudian

liberal, dalam sebuah laporannya mengatakan bahwa sebuah negeri yang memiliki

hari akan menerima risiko menjadi perokok (aktif maupun pasif) lebih besar ketimbang

cuaca mengerikan seperti lnggris melarang

mereka yang terlahir di dalam keluarga yang

penduduknya untuk merokok di dalam ru-

anggotanya sama sekali tidak merokok. Hal

angan sebagai suatu kebijakan yang kejam.'3

tersebut senada dengan hasil riset deCODE

EDtst4s/xxilt/zfi0

E



Rex*o|c dxn

Dengan kata lain, untu-k konteks I ndonesia persoala nnva memane b'ukan Pada

Sebagian orang melalui basis,penilaian Sandberg, dapat melegitimasi bahwa kolonialisme dan imperialisme dapat diterima selama diletakkan dalam bingkai hukum rimba, "siapa yang kuat dia yang berkuasaf'; :

dan dengan demikian segala transfer sumber daya yang ber.langsung di dalamnya dengan sendirinya menjadi adil. Akan tetapi, saya menolak hal tersebut karena kekuasaan tidak selatu hanya dibangun melulu dengan kekuatan, namun rnelibatkan pengetahuan,

:

informasi, kecerdikan, dan kecerdasan. Sejarah mencatat, beberapa perang telah

wilayah-kepatuhan warga negara, namun mengenal konsistensi dalam mene.rapkan regulasi serta konsekuensl atau hukumbnnya.

menunjukkan kekuatan pasukan yang besar misalnya, tidak selalu menjadi penentu ke' menangan. Dengan kata lain, mendasarkan penerimaan,terhadap kolonialisrne dan' imperialisme hanya pada hukum rimba sama saja dengan melarikan persoalan.

Argumen mengenai orang pertama tidak akan memadaiapabila diterapkan pada udffi

*:. seseorang dapat mengklaim bahwa udara '''*l ra. Siapakah yang dapat menerima bahwa

di wilayah tertentu adalah properti pribadi miliknya (terkecuali pemerintahan suatu negara) layaknya tanah? Baik tanah maupun udara sama-sama sumber daya yang seja-

tinya dikelola secara bersama sedari awal. Perbedaan perlakuan manusia terhadap kedua sumber daya tersebut menunjukkan ketimpangan argumen mengenai orang

pertama dalam membingkai sejarah kepemilikan di muka bumi. Tepat di sini keunggulan argumen bahwa segala sumber daya sedari awal didedikasikan guna kemanusiaan.

Yi*da*ta*l fi&arok**l

:â‚Ź[ ,,.:*i

.'7.:g* ...:::.:tc

.;*l



I $il{*kcn*c dt*ilt

bagus dan ia merasa lebih berhak untuk mengelolanya ketimbang Barat yang berhasrat

mengeksploitasinya. Namun, pada era sekarang ini, upaya untuk menikmati tembakau tidak harus selalu dengan menghisapnya. Pendapat tersebut juga tidak sedang menyiratkan bahwa pribumi dapat disamakan dengan orang pertama yang mengelola dan

mengolah kemudian dapat memilikinya secara berlebihan. Gagasan mengenai pribumi berdiri di wilayah yang berbeda dengan gagasan mengenai orang pertama sehingga membandingkan keduanya sama sekali tidak memadai. Pribumi adalah salah satu konsep dalam bingkai nasionalisme dan lebih sering mengacu kepada bentuk resistensi masyarakat lokal terhadap eksistensi pihak asing. Sedangkan, orang pertama ialah gagasan

mengenai kepemilikan atas properti (salah satunya sumber daya alam yang terdapat di bumi) dalam ranah global. Haji Agus Salim sebagai pribumi merasa'berhak' namun

'tidak lebih berhak' ketimbang Barat untuk mengelola dan mengolah potensi tembakau yang terdapat di Nusantara. Perasaan 'berhak' tersebut dapat meningkat menjadi 'lebih berhak' ketika kolonialisme hadir. Dengan kata lain, apabila kolonialisme tidak eksis di Nusantara, bukan tidak mungkin

akan terjadi perdagangan tembakau yang foir anlara pihak Nusantara's dengan Barat.

Yim*ak;xt*

jl$sraxllqai}$t

dalam menghasilkan keuntungan terbesar bagi pemilik modal. Kedua, industri rokok selama ini selalu berupaya untuk mengukuhkan asumsi bahwa tindakan merokok adalah pilihan yang bersifat bebas bagi setiap

orang. lnilah argumen terakhir yang masih relatif imun terhadap kritik dari empat argumen historis industri rokok yang dibangun sejak abad ke-r7. Keempat argumen tersebut adalah (tc) perusahaan rokok mengklaim,

tidak ada bukti konklusif bahwa merokok dapat menyebabkan kanker atau penyakit hati; (zc) perusahaan rokok mengklaim bahwa merokok tidak menyebabkan kecanduan; (3c) tindakan merokok adalah bentuk manifestasi daripada tindakan bebas; dan (+c) perusahaan rokok mengklaim bahwa mereka

telah berbuat sesuatu untuk menyikapi hasil penelitian ilmiah, salah satunya dengan cara melakukan riset internal dan membiayai riset yang dikerjakan oleh pihak luar.3o Argumen {tc) dan (zc) sudah terpatahkan sejak dekade' 5o-an dengan ditemukannya fakta bahwa tindakan merokok dapat menimbulkan kanker dan kecanduan. Jauh hari sebelumnya sudah terdapat penelitian sejenis, namun tidak cukup kuat untuk menggoyahkan industri dan bisnis rokok. Bahkan jauh abad sebelumnya, filosof Cina bernama Fang Yizhi pada 16oo-an sudah mengingatkan kita bahwa tindakan merokok dalam waktu menahun dapat "menghanguskan paru-paru".3'

Rokok adalah properti yang tidak bebas nilai

terutama mengenai ancamannya terhadap eksistensi kemanusiaan dalam abad ke-zt. Ancaman tersebut berkait dengan proses

industrialisasi yang membungkus rokok dan kemudian terbagi menjadi beberapa hal. Pertama, apabila rokok menjadi komoditas

industri maka berbagai kepentingan ekonomi akan menjadi prioritas dan tak tertutup kemungkinan untuk menggunakan segala cara

FB!$r43lxxl'l/2$S

ry



S*k$l,t]]];t* T!*dll;tk,*er &ll**"*}q€!t(

ongan publik sekurangnya selama

tahun sejak 1968. Penipuan bekecemasan masyarakat terhadap ran kanker pada dekade'5o-an dan disusul dengan hasil penelitian General pada t964 yang melegitinelitian sebelumnya.3a Oleh karesejak t968, B&W dan BAT lndustries

riset tandingan yang dilakukan ihak internal dan eksternal perusahaan enghapus kekhawatiran masyarakat.3s lsu tersebut sukses mendorong

ouhan konsumsi rokok di seluruh dalam rentang dekade'6o-an hingga

lndikator kesuksesan tersebut termeningkatnya konsumsi batang ,'ringga dua setengah kali

lipat dalam

dekade'6o-an hingga'9o-an. buhan konsumsi rokok tersebut

K*xan8€*as 6klam rmko3q

yqns berlebih dapat

me rh bt.tet p ki ra n.era ng menE;$g! tmun Eernau&o E

fafrta *bfiekttf m#nsdefek l*arE meroligtg tertxacap k*seh.atan

naE

$Yleupiln KemarEus*aaR=

cilihat dalam tabel berikut.36

Konsum$i Batang ftokrk

frlr Hari

td*Iam hitun€an l*Iiliar)

&frP €Hffi. $urni:er: Diolah dari WH0, 7he ?bbacco Atlas" gm'$E d&ffiffK&fi!lg$33tr


"{*ktr

c{

q:isi! ei

'*dt k t n &$ s, r+ke;k

kan kebohongan publik sekurangnya selama tiga puluh tahun sejak 1968, penipuan be_ rawal dari kecemasan masyarakat terhadap

kekhawatiran kanker pada dekade ,5o_an dan kemudian disusul dengan hasil penelitian Surgeon Generalpada r964 yang melegiti_ masi penelitian sebelumnya.3a Oleh kare_ nanya, sejak 1968, B&W dan BAT lndustries membuat riset tandingan yang dilakukan oleh pihak internal dan eksternal perusahaan guna menghapus kekhawatiran masyarakat.3s Riset palsu tersebut sukses mendorong

pertumbuhan konsumsi rokok di seluruh dunia dalam rentang dekade,6o-an hingga '9o-an. lndikator kesuksesan tersebut ter_ lihat dari meningkatnya konsumsi batang rokok hingga dua setengah kali lipat dalam rentang dekade'6o-an hingga,9o-an. Pertumbuhan konsumsi rokok tersebut

Kuantitas iklan rokok Y?ng berlebih dapat membuat pikiran orans mgnjadi i.mun terhada6 fakta obiektif menee* nai efek -dari meroliok terhadap kesehatan maupun kemanusiaan.

dapat dilihat dalam tabel berikut.36

Kansnm$i Batang *okCIk P*r" Hari tdnlam }itunslan Miliar)

$frE

Sumber: Diolah dari WHO, Ifte Ibbaceo Atlas.

EDr$l

{3nffiiltizsl0


I ,::iir;:r* ti:e* ?i*ilfti.,:*c

kan kebohongan publik sekurangnya selama tiga puluh tahun sejak t968. Penipuan berawa I d a ri kEieiir 16 k ha

w'ati ra n

t"nirdiin s

a

s'air-m

r

sya

ffnr.L'l d i.'d

dii,Li,'r

ri'kat' te rlia eiA

d

da

* r e,*.

p' :

e' ;'o-:jii u";h

38ie#iielii f"fi"iitf ; "r.'

u, d287"€e i3i;1 fd

r.

a

b..'"isj

dd

V.'nd'Li aeiti: "

i'pi ?ieiitdh'# f"r I lli riVi.i:' 6 1[]r

k2]gl'''

i9e8,ttW iii"garr, a'usltie{j li!8f t, n fr nia I i,i'n H' hi t';ti,] tah'' " 'J"n'i.ii;;ii "' ol;i i"tE iJ)14 Ai'lil;;iOBri,"#;5'il "; fi iiih:'per i fllih?'i"?fi i',i ii.'iv 5'! t ; i:' er n nanya, b;jak

;t

il:..{

iyald

n

i

i

:i

t

rr

ri

b i.i i:.i ?

I r,,

$

!

i:!

gs r!*lai

q

""ri['. ;; ; o

n,irirlilnJnSfi

r

#,'Jr'l

l;nfttr

'{iti' h" ri;

i

: In

Im

q n i? r: 1 t il n,; /-

fr!

d S# i{] ri.l i',ia:

ir"l!r !h r.'*r4rtbarJib 1n';e h

S*i:t '

.fl ir.i.l rl, :h: t:,,-.i i: :i5,,; 5;i: /i/-)/l: t';f:- i ' l',16d .tri;f ii: r liii.li,fii iir'i', i:iji titJ!l dliVt tr1,/r l,: e

i

il sH r"! 9il :'l C;"lCr c ;r rl f.llle .1,1'l-', ' ',i flF.,1r'J-1 ,':.,-(j lL:lr.ri1,

i:;l i t,.x,'ri

e 1 ;.

i--

r

I

I

s

! i.i

sii

inl,li,i; ai;"iuir du:itisl in

.

1r-r>l*i:r1

rlnlnlrl

t

ii j

i'

hingga 'g'6-5ii:''

'

rti lofiit tu rlat..]f di ?;i:lrl! ?t fi F;ff til6ff ]i ;:li; n6 6 u

hih'rlo ;;r;

*p$kXs#**-ffi$&%?ffi

i

fr,1

,"niidg a"r.'r'dtieiot;n rtu

i t'1'! rJ

"''

3rB h E'''' i'*':,tr)r un{ : }'

nb

r5t i iC t J ;iil ii-=l i6* di f a,iJ e Ji,l n e"l','ka i i i'i p';'i dll ;

i lii'J'ft

ro ko r, ri i n

pe

fi

I iy,,.i Eri :jii-r

*_lS

tarin"ii iild]"' a " iiSii'+'i.it'tEF-"*' "i:'''6'lia}.'g jJ"':il;i?':t,lPrl"tri,ie""ifi '"'" r,

.{

"

ili i;jr, u'iEilEt "t -;J,?Lt, "#

o

f

-s? *(;>ijill-,w:+r* gvfl]!,i!..iir cic;l*a ri$i"i .glle

r

"'

b

&S:Fca:i,*li;

I'n

iii'

o''

'1"

"

T

-s*

:'$mhFS r;Xtnrxm$

**xt*Q

Hx*1,l:ffii *:*

-i-#**ffi8ffi*#ffi$S&ri '

(datarR' pl : :

1;-','J{

hltmgnn

rtS}'e*fli

S't

x,h****** $X$;

#lltar)

uf iJl'^ B

ffig?sf 9s"$a'

X*X*g,*.r$a-t

X;*ffi

$urnber: Diolah deri WF{O, Ihe Tbbacco Atla$.

:trffit$g4*lxKlw*e1e

re


8U*GA &A,iilp*l

Apabila tiap menit jumlah penduduk dunia bertambah 24orang37, maka kalkulasi kasar yang dapat dihadirkan di sini ialah z4bayi yang lahir setiap menitnya mewariskan se-

lera merokok jika dan hanya jika sekurangnya ayah atau ibu dari masing-masing bayi

merokok. Dengan kata lain, dalam kalkulasi tersebut, angka maksimal penambahan

sebagai KanselirJerman dari koalisi partai

melalui proses pewarisan gen dari orangtua. Bagaimana dengan lndonesia? Dalam se-

tiap menit, penduduk lndonesia bertambah empat orang.38 Apabila ayah atau ibu dari empat bayi yang dilahirkan setiap menitnya di lndonesia merokok, lndonesia memiliki kemampuan maksimal memproduksi empat perokok dalam setiap menitnya.

Persoalannva tidak sesederhana intara mendukune atau melaranse

4

tingkat konsumsi rokok di negara maju tidak lepas dari lobitingkat tinggi industri rokok dengan pemerintah masing-masing negara maju. Raksasa perusahaan rokok seperti Philip Morris sukses melobi Helmut Kohla"

jumlah perokok di seluruh dunia dalam hitungan menit ialah z4bayi yang terjadi

a

per orang setiap tahunnya.3s Besarnya

tindak5n merokok, namun juga berkait_dengan pe_-rsba lan tradisi kultural tertentu vans sudah lama meng'aka-r di masvarakat sefta kepundan kekuatan modal'dan periklanan Gerilya lndustri Rokok

konservatif seperti CDU/CSUa' dalam dekade '7o-an dan sebagian anggota Bundestag.e Tidak hanya Pemerintahan Jerman, Pemer-

intah UK juga mendapat perhatian khusus dari Philip Morris. Philip Morris selalu membangun komunikasi intensif dengan Perdana

Menteri Margaret Thatcher, bahkan setelah ia turun dari masa jabatannya direkrut sebagai konsultan selama tiga tahun dengan bayaran per tahun mencapai Sz5o,ooo kepada dirinya dan $z5o,ooo lainnya untuk

Margaret Thatcher Foundation.4 Menurut laporan The Sunday Times, Philip Morris percaya bahwa Thatcher masih tetap berpengaruh di Eropa untuk mencegah munculnya resistensi minoritas di masing-masing negara

anggota Uni Eropa.4 Tidak hanya Thatcher, Philip Morris juga mendekati Kenneth Clarke yang ketika itu menjabat sebagai Sekretaris Negara untuk Bidang Pendidikan dan Sains. Uniknya, Philip Morris mengetahui bahwa Kenneth Clarke hobi menonton Formulo One Grand Prix dan kemudian mengajaknya

menonton bersama sembari melakukan lobi agar Pemerintah UK tetap konsisten melawan pelarangan periklanan serla sponsor-

ata lain yang dipublikasiWHO

shrp perusahaan rokok

menunjukkan, lndonesia berada

itu, koneksi Philip Morris dengan Clarke semakin intens hingga yang terakhir ini dipe-

dalam jenjang konsumsi rokok yang

{i

Uni Eropa. Setelah

sama dengan Amerika Serikat, Rusia, Cina,

kerjakan sebagai Deputy Chairman dengan

United Kingdom (UK), dan Jerman, yaitu pada rentang angka r.5oo-2.499 batang

bayaran

f;

,u*rAL

BALATRUN'

floo,ooo per tahun sejak rggS

sembari masih duduk di kursi birokrasi

UK.as


lllll'$*qclk

d*m Ti*$a*aka*t

*!$*n{rHs,t}k

Kesimpulan

D il';lilxti :ilxl:T JI.li :n I

sangat gencar dan mahir dalam

melakukan lobi bisnis hingga sukses memengaruhi sekurangnYa dua nama berpengaruh di Eropa dalam paruh akhir abad yang lalu. Kesesuaian kepentingan

antara politisi, birokrat, dan industri rokok telah terbukti meminggirkan "kebaikan bersama" yang merupakan nilai sekaligus

tujuan dalam tata kehidupan bersama kemanusiaan. Asumsi bahwa tindakan merokok merupakan sebentuk budaya dan salah satu manifestasi dari kebebasan sudah tidak relevan pada masa sekarang' Perokok tidak dapat secara egois mengklaim bahwa dirinya yang paling berhak untuk

mengontaminasi udara karena Yang terakhir ini merupakan properti bersama yang harus dikelola secara kolektif. Meski demikian, sejarah panjang perjalanan rokok

nya. Kebebasan negatif tersebut justru mengancam eksistensi kemanusian dalam abad ke-zr. Sedangkan pertanyaan retoris lainnya yang dapat diajukan adalah: bagaimana bisa

industri rokok mengklaim bahwa merek tertentu dengan kadar nikotin dan tar yang rendah tidak akan adiktif dan membahayakan seseorang, sedangkan di sisi lain kebiasaan

merokok dapat terwaiiskan melalui gen? Agaknya industri rokok sedang menyembunyikan fakta bahwa pewarisan kebiasaan merokok melalui gen jauh lebih berbahaya

ketimbang konstruk periklanan bahwa kadar nikotin dan tar yang rendah tidak akan adik-

tif. Sekelumit fakta dan data di atas lebih dari cukup untuk mengatakan bahwa rokok, tindakan merokok, dan industrinya pada masa sekarang ini dan di masa yang akan datang,

tidak akan bebas dari nilai yang mengancam eksistensi kemanusiaan di muka bumi. []

tidak selamanya menciderai manusia. lndustrialisasi adalah proses yang paling bertanggungjawab dalam menyulap status aksiologis rokok dan tindakan merokok i

t

menjadi ancaman bagi kemanusiaan. Sebagai pemungkas tulisan ini, perlu ditegaskan bahwa rokok dan tindakan merokok tidak bersifat netral terhadap nilai dan juga tidak

bersifat bebas terhadap nilai. Namun, keduanya mengandung riilai yang mengancam eksistensi kema nusiaa n, terlebih ketika sudah

menjadi komoditas bagi industri. Pertanyaan bagi industri rokok adalah kebebasan yang bagaimana lagi yang masih dapat dipertahankan, sekaligus berkait dengan tindakan merokok? Citra bebas yang dibangun industri

rokok bersifat semu atau negatif seperti yang telah ditunjukkan dalam bagian sebelum-

EDrSr

43r(Xlll/201t

tr


PENGENDALIAN TEMBAKAU MELALUI KAWASAN

rANPA RoKoK:

Perlu dan Efektifkah?


#l*xk,&$*

d*tx Y*c*dxfqa$]

rffi

*rak$*s

Editor: Rifky Firmana I Infografis: Warsini Handayani llustrasi: Ade Chandra

*{p rri,

PhD

Imu Kesehatan Masyarakat

FK

, Program Studi llmu Kesehatan rter for Health Behavior & Prorordinator Quit Tobacco lndonesia

#

eskipun kampanye antirokok telah dilakukan oleh DePartemen Kesehatan, beberaPa LSM, dan perguruan tinggi, kebiasaan merokok di

lndonesia masih dianggap hal yang "biasa".

fi

)

Berdasar Survei Kesehatan Nasional (Susenas) diperoleh gambaran bahwa sebanyak 63 persen laki-laki dan 4,5 persen

perempuan di lndonesia berumur t5 tahun ke atas mempunyai kebiasaan merokok.' Tingginya jumlah perokok di lndonesia dan

meningkatnya angka kejadian penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan

merokok memicu pemerintah lndonesia untuk mulai menerapkan beberaPa kebijakan pengendalian tembakau.'z Kebijakan pengendalian tembakau di ln-

donesia masih menimbulkan perdebatan panjang. Mulai dari hak asasi seorang perokok sampai dengan dampak antirokok terhadap perekonomian dan tenaga kerja di lndonesia. Padahal, hasil kajian di beberapa negara menunjukkan bahwa ke

EDlsl

43/xxilt/2fi0

I


ffi?"rN{5e *&$stp&,,

Kebiasaan Merokokdan

bijakan merupakan cara yang efektif untuk mengendalikan tembakau atau lebih khusus

Akibatnya

lagi untuk mengurangi kebiasaan merokok. TCSS-|AKMl bekerjasama dengan Southeast

ebiasaan merokok dan akibatnya

Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lndonesia

melaporkan 4 alternatif kebijakan terbaik untuk pengendalian tembakau, yaitu: r) Me-

an.a Menyusul hasil kajian tersebut, pada

tahun 1964, Surgeon General Departemen

naikkan pajak (6S persen dari harga eceran); z) Melarang semua bentuk iklan rokok; 3)

Kesehatan Amerika menerbitkan laporan resmi yang menyimpulkan bahwa merokok

Mengimplementasikan 1oo persen Kawasan

berbahaya bagi kesehatan.s Semenjak

Tanpa Rokok (KTR) ditempat umum, tempat

itu, penelitian yang mengkaji akibat

kerja, tempat pendidikan; dan 4) Mem-

rokok atau hubungan kebiasaan merokok

perbesar peringatan merokok di bungkus rokok dan menambahkan gambar akibat

dengan berbagai penyakit semakin banyak, hingga pada tahun t986 terbit publikasi

kebiasaan merokok pada bungkus rokok.3

Sm*x $x smKex

c$$*wrmgxkwm

q$$

yang melaporkan bahwa perokok pasif

;lx#â‚Źwrn*x:*,9*$$

Weffiffi #qrke.{p

terhadap kesehatan sudah mulai dipublikasikan sejak tahun '5o-

(mereka yang tidak merokok namun

terpapar asap rokok) juga menerima $mrym$<

$redmssws$m

risiko yang setara dengan para perokok. Puncak hasil kajian tersebut adalah

laporan di tahun zoo4vang menyatakan ,lt:il1lmm6*xr i:rre $'trruffi

&"?

g

ffiru ll*xm

mg

kwhrrurm *emfu*$mkwm twe.wwllhrl;x& *$m

dmr$ W#trffi ffi tr$x.l;*m .1

t

gxa;r1ll;

d

iii ttrTr":a

r* $m

6

bahwa merokok merusak hampir seluruh organ tubuh manusia, menyebabkan berbagai penyakit, dan berpengaruh pada kesehatan seseorang secara menyeluruh.

i$sxs'{N:*Sq,*w$ mtcla ax

Menurut WHO dan World Bank, tembakau

$w#qal*$ m*rj*m $mfu

membunuh 8 orang setiap menit dan lebih dari 4juta orang setiap tahun.6 Pada zoo8

$':a

mm$m$qs#yBffi$â‚Źffim KY$ry.

kematian akibat tembakau adalah 5,4 juta per tahun, dan diprediksikan pada tahun

Salah satu alternatif yang cukup layak

zo3o sebanyak 8 juta orang terbunuh karena

diterapkan di lndonesia dengan menimbang bahwa kebijakan tersebut dapat

tembakau setiap tahunnya. Sebesar 8o persen kematian terjadi di negara berkembang.T

dimulai dari institusi atau pemerintah lokal adalah melaksanakan KTR. Tulisan ini akan

menjelaskan efektivitas KTR, setelah sebelumnya memaparkan kebiasaan merokok dan akibatnya serta pola perokok pasif

di lndonesia. Uraian akan diakhiri dengan aplikasi KTR di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM).

,u**AL BALffnuNG

Di lndonesia pada zoor, angka yang dil-

aporkan cukup fantastis, sebanyak 22,6 persen alau 427.948 kematian disebabkan karena penyakit yang berkaitan dengan rokok, sebanyak 5.r6o.o75 kasus penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok (laki-laki: 2.95r.239 dan


X*kak d*r Tladakan lVlercktrh

perempuan: 2.2o8.839) dan setiap hari ada kematia n sebanyak't :t7z yang ber'

Pola Perokok Pasif dan DamPak Kesehatan pada Perokok Pasif

hubungan dengan kebiasaan merokok.s

Melihat akibat yang ditimbulkan oleh tembakau, muncullah Framework Convention on Tobacco Control (FcTc), pada zooz yang

di dalamnya terdapat beberapa strategi untuk melakukan pengendalian tembakau. Pertama, adalah pengurangan permintaan (reducing demand) melalui kenaikan harga dan pajak, pengaturan dan pelarangan iklan,

zoot menunjukkan proporsi perokok pasif di lndonesia untuk semua kelompok umur adalah 66 persen wanita dan 3r,8 persen laki-laki. Angka ini berubah pada Susenas

zoo4, sebanyakS4,z persen Perokok

promosi, sponsorship rokok serta edukasi, pelatihan, peningkatan kesadaran, dan

di lndonesia merokok di dalam rumah bersama dengan keluarga lainnya."

bantuan untuk berhenti merokok. Strategi kedua adalah melalui regulasi terhadap kandungan, pengemasan dan label rokok,

Sementara data yang dikeluarkan dalam Tobacco Atlas menunjukkan sebanyak 67,9

pengurangan perdagangan, pembatasan penjualan pada anak-anak, serta. perlind-

rokok di rumah. Angka ini cukup tinggi

ungan perokok pasif. Strategi berikutnya, proteksi lingkungan dan kesehatan pekerja

tembakau, dukungan terhadap alternatif ekonomi yang memungkinkan, riset, survei dan pertukaran informasi, serta dukungan terhadap aktivitas legislatif. Negara yang menandatangani dan meratifikasi FCTC diharuskan melaksanakan strategi tersebut. Selain itu, pada zoo5 WHO mengamPanyekan berhenti merokok sebagai salah satu

*

Dff :",:?:?#;lilil*i::fu ".,

dari tiga perilaku sehat untuk mencegah berbagai penyakit kronis, selain melakukan aktivitas fisik dan mengatur pola makan.s Sayang sekali, lndonesia merupakan satu-

satunya negara di Asia Tenggara yang belum

menandatangani FCTC, di luar t67 negara yang telah menandatangani. Meskipun demikian, lndonesia telah melakukan be-

persen remaja lndonesia terpapar asap bila dibandingkan dengan remaja Singapura yang terpapar asap rokok di rumah yang hampir separuhnya, 36Tersen'" Dampak perokok pasif ini pada orang dewasa adalah stroke, kanker paru, memperburuk masalah paru seperti emphysema, serangan

jantuifg, angina, dan berpengaruh pada arteri. Pada ibu hamil, paparan rokok menyebabkan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan kelahiran sebelum waktunya. Sementara itu,

perokok pasif usia anak-anak mendapatkan dampak kesehatan berupa infeksi telinga, infeksi pernafasan dan pneumonia, asma, gejala pernafasan kronik (batuk, "mengi', dan kesulitan nafas), dan mengurangi fungsi paru. Selain itu, asap rokok juga menyebabkan sindrom kematian tiba-tiba pada bayi (Sudden lnfant Death Syndrome/S|DS).'3

berapa hal yang merupakan bagian FCTC,

Data kematian pada perokok pasif cu-

yaitu menaikkan pajak, meskipun kenaikan-

kup tinggi. Di Amerika sebanyak 38.ooo perokok pasif meninggal setiap tahunnya

nya tidak bermakna dan dampaknya tidak

terasa, serta melindungi perokok pasif me-

lalui implementasi KTR di beberapa tempat.lo

akibat kanker paru dan penyakitjantung. Sementara, data di lnggris pada zoo3

EDtsr

43/xxilyzuo

E



$texkcrk dmn Tii*rd&*am &Serr*k43k

sebesar dua kali dibandingkan dengan la-

Aplikasi KTR di FK UGM

rangan merokok di sebagian rumah atau

tidak ada larangan merokok sama sekali.

ebagai salah satu inStitusi pendidikan

Dampak negatif KTR untuk perekonomian rupanya tidak seperti yang dikhawatirkan.

yang mendidik calon dokter; FK UGM pada zoo4 menetapkan kamPus FK UGM sebagai Kampus Bebas Rokok atau

Communicable Disease Center (CDC) melaporkan bahwa KTR tidak menurunkan

sebagai KTR. Penetapan kampus bebas

penghasilan restoran maupun bar yang mengimplementasikan kebijakan tersebut.'o

rokok ini dilakukan untuk mendukung "lndonesia Sehat 2o1o" dan "Yogyakarta

Laporan dari California menunjukkan bahwa

Sehat 2oo5". Penetapan Kampus Bebas

implementasi KTR di restoran dan bar justru menaikkan penghasilan restoran dan bar tersebut dari t,8 milyar dolar menjadi 3 mi-

Rokok FK UGM disahkan dengan SK Dekan

lyar dolar dalam kurun waktu t99z-zoo4'"

zoo5 dengan kebijakan bahwa mahasiswa

UGM / KU / 4078 /UM / ot /

lg.

Pe

neta pa n

kampus bebas rokok ini ditindaklanjuti pada FK UGM harus menandatangani kontrak

perilaku profesional, yang salah satunya

Dampak negatif KTR untuk perekonomian rupanya tid5k seperti

adalah tidak boleh merokok selama masa

Vang dikhawatirkan.

positif. Udara di kampus terasa segar, jarang sekali ditemukan sampah puntung rokok,

Communicable Disease Center (CDC) melaporkan bahwa KTR tidak menurunkan penghasilan restoran maupun bar yang t mengimplementasikan kebijakan tersebut.'o .!t

studi. Melalui adanya dua kebijakan, KTR dan pemberlakukan larangan merokok '

.

bagi mahasiswa, dampak yang dirasakan

dan mahasiswa belajar untuk menerapkan perilaku profesional sebagai calon dokter. Seorang dokter diharapkan menjadi

tokoh panutan untuk tidak merokok. Efektivitas pemberlakuan kebijaka n KTR

terlihat dari penurunan jumlah perokok di kalangan mahasiswa FK UGM. Survei yang

dilakukan terhadap mahasiswa FK UGM pada zoo3 yang melibatkan 3rt mahasiswa, menunjukkan jumlah perokok laki-laki to,9 persen, angka tersebut menurun menjadi 8,5

persen dizooT dengan responden sebesar t89 mahasiswa, 3 tahun setelah pember:lakukan KTR. Sementara jumlah perokok eksperimen (tidak selalu merokok setiap hari) menurun dari 36 persen di zoo3 menjadi 21 persen pada zoo7. Selanjutnya, jumlah mahasiswi yang merokok menurun dari o,7 persen pada

zoo3 menjadi o,4 persen dizooT. Sementara

EDt$t

43/xxilt/zHo

E



mtsnn ilIil8nil[ [[Rl nillnTn

s$rluill 3tnlill$ffn lfi tl]rllil ffiPllt [tG01.

MEI\IJADI PILIHAN ANAK MUDA

DUNIA FANTASI

Rekreasi airyang dikemas dalam petualangan seru seperti Kota Atlantis yang hilang, lengkap dengan tampilan reruniuhan bangunan dan kapal-kapei karam. Tersedia bermacam kolam renang yang mempunyai ciri khas masing-masing seperti kolam renang air terjun,

Dunia Fantasi hadir sebagai wahana yang menarik dengan tantangan dan adrenalin kita. wahana yang cocok untuk remaja ysng menghadirkan sensasi seru

GETANGGANG SAMUDERA ,!

TAW,ARAN YANG TERLALU SAYANG NI LEWATKAN " BTRANTKA WAHANA RTKRTASI

ATLANTIS WATER ADVENTURE

kolam renang rain balls, kolam arus, kolom ombak, kolam pelangi, kolam riam jeram dan spiral' Di Atlantis Water Adventure kila dapat bermaln air sepuasnya lengkap dengan semua fasilitas pendukungnya'

*

SEBAGAI KAWASAN WISATA TERPADI.' DAN IKON WISATA NASIONAL, AI{COL MEN]A'DI

Pariwisata dengan menghadirkan pertunjut .n ilt*" seperti pertunjukan lumba-lumba dan arsitektur dengan konsep Negeri Seribu Satu Malam. Ditambah lagi wahana baru sinema 4 D yaitu pertunjukan film 3 Dimensi yang ditambah dengan berbagai efek yang memberi kejutan bagi anda seperti hembusan angin, cipratan air, getaran dan gerakan ternpat duduk yang telah disesuaikan dengan jalan cerita. Pâ‚Źngunjungpun serasa ikut berpetualang dalam film di sinema 4 D.

TAMAN & PANTAI Taman rekreasi dan pantai merupakan wahana hiburan yang memberikan kesegaran suasana pantai bagi semua kalangan dan usia. Taman danpantai Ancol dilengkapi dengan fasilitas berenang di paniai, fasilitas olah raga pantai, pentas musik serta dilengkapi dengan fasilitas kuliner antara lain Jimbaran Resto, Segarra, Le Brldge. gackstaâ‚Źe, Planet 8aso, Bandar Djakarta, dll,

seperti Halilintar {Roller Coaster}, Kincir-kineir, Tornado, Air Terjun Niagara-gara dan masih banyak lagi. Siapkan jantung anda dan kalahkan rasa takut anda ketika memulai menaiki berbagai permainan menantang di Dunia Fantasi. Sementara itu apabila anda ingin menikmati Dunia Fantasi dengan santai tanpa perlu banyak memacu adrenalin, anda bisa rnenikmati istana boneka atau balada kera' Dan masilr banyak lagi wahana santai tapi seru. Dunia Fantasi terbagi dalam berbagai kawasan yang tersebut dibedakan berdasarkan ciri khas negara.negara di dunia seperti kawasan Asia, kawasan Eropa, kawasan Amerika, dll. Dunia Fantasi hadir untuk kesenangan dan pilihan anda. lengkap dengan semua rvahana serta fasilitas pendukung lainnya, sehingga anda merasa aman dan nyaman di Dunia tantasi. KFBAYANGKAN BAGAIMA$IA SENUNYA? ! KALAU KE JAKARTA, JANCAN LUPA KE ANCOL

n

"f4*lg Taman lrnrian


ffi m

;uniu&g" BetAEfte.jft\gfr


'

Sx$m #&**'& ?and*nirtt

Editor: Nurainil Visual : M. RizalAbdi

muhammad r,abdi Pegiat b4, bukan berita bergambar biasa. Wirausahawan media ini tengah meretas gelar akademis pertamanya di Komunikasi UGM. Bersama rekan seprofesi, ia getol merintis Sekolah Desain Gratis lndonesia.

Fratiwi Penikmat musik genre swing dan smoothiozz, sempat pula menjadi penggembira di Balairung UGM. Bagi mahasiswa Sosiologi UGM 2oo5 ini,

jazzmenladi pemuas kebutuhan akan inspirasi dan ketenanagan.

Lelaki

itu agak gontai di tengah

keramaian.

Seorang wanita tergopoh menyusul. Sejurus,

sang wanita menarik tangan si lelaki dari belakang. "Mau apa sih lo?t' yang ditarik

tangannya membalas sembari menepis tangan sang wanita. Mata mereka bertatap. "Cutl" Suara asing tiba-tiba memotong pertengkaran. "Mana ekspresinya?" Dengan gaya bak sutradara, lelaki tak dikenal coba

mengarahkan ekspresi kedua pasangan tersebut. Yang diarahkan tentu saja bingung, lantaran mereka sedang berada di mal bukan

di lokasi syuting. Beberapa detik berselang, sebuah tulisan dipampang, "MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN

JANTUNG, IMPOTENSI, DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN."

"

o h, iklan r okok to h . K i r a i n

p r ev i e

w frl m," t

u ka

s

seorang anak pada suatu acara menonton televisi bersama keluarga.

EDISI 43/Xxilr/2010



F{te&ag

{il{ra]la:n+*irlw

Geliat lklan diTengah Gempuran aksud hati memeluk bulan, apa daya

Turunnya Presiden Soeharto dari tampuk kekuasaan bukan berarti perlawanan terha-

dikibuli praktisi iklan. "Pepatah"

dap asap rollok surut. Pada masa Habibie,

tersebut cocok disematkan pada pemerintah lndonesia. Konon, punggawa-

lewat UU Pers No. 4o tahun tg99, iklan rokok kian dibatasi. UU ini menyebutkan,

punggawa Nusantara ingin mengenyah-

"Perusahan Pers dilarang memuat iklan pe-

kan asap rokok dari bumi pertiwi. Asap

ragaan wujud rokok atau penggunaan rokok."

tersebut, menurut tabib-tabib sakti negeri, menggerogoti paru-paru kawula. Padahal,

UU No.8 tahun t999 tentang Perlindungan

asap bakaran tembakau itu salah satu pe-

duet industri rokok dari periklanan. UU ini mensyaratkan setiap produk mencantumkan kandungan dan dampak produk'

nyumbang terbesar pundi-pundi negara' Agar tidak terjadi geger nagari, pemerin-

tah pun mengeluarkan beragam kebijakan untuk membatasi produksi rokok. Dari

Tak cukup dua, PP No. 81 tahun 1999

pemberian cukai sampai pembatasan tata

tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan dipasang agar tak lagi kecolongan.

cara berjaja. Apa lacur, para cukong rokok

Peraturan kali ini lebih detail meregulasi

punya seribu jurus mengakali kebijakan

iklan dan pengonsumsian rokok. Dari kadar maksimum tar dan nikotin, regulasi

tersebut. Asap rokok pun kian bergeliat di tengah gempuran regulasi pemerintah. Enam belas tahun silam, UU No. z3 tahun

iklan rokok, sampai kawasan tanpa asap rokok. Secara eksplisit, PP ini membatasi

1992 tentang Kesehatan digelontorkan.

penayangan iklan rokok hanya pada media

Undang-undang ini menyinggung masalah zat aditifi yang menjadi titik mula regu-

massa cetak dan media luar ruang. Aturan

lasi pengendalian tembakau di lndonesia.

pencatuman peringatan pemerintah tentang kesehatan juga mula'i diberlakukan.8

Lima tahun kemudian, UU Penyiaran No.

Tatkala PP ini disahkan, muncul tantangan

z4 tahun tggT dilempar untuk mengha-

keras dari produsen rokok, petani tembakau,

dang maraknya iklan rokok di media. Regu-

dan media massa. Bahkan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan ikut "menolak"

lasi ini secara tegas melarang iklan yang

l

Konsumen juga diusung untuk menandingi

menggambarkan penggunaan rokok. Bukan industri rokok jika tak mampu berkelit.

tersebut. Respon ini baru diakomodasi tatkala Presiden Abdurrahman Wahid (Gus

Pembatasan inijustru membuka jalan lem-

Dur) naik menggantikan Habibie. PP yang be-

pang hubungan mesra antara industri rokok

rumur tak lebih dari setahun itu diganti dengan PP No. 38 tahun 2ooo tentang Perubahan PP no. 8r tahun t999. lsinya lebih permisif

dan periklanan. Meminjam tangan dingin dan otak kreatif praktisi iklan, para produsen rokok mencipta iklannya lewat permainan citra. Strategi ini untuk mengakali regulasi UU penyiaran No. z4 tahun t997. lklan-iklan rokok dengan atributif kejantanan dan keeksotisan pun berseliweran di media massa.

PP

dibanding regulasi sebelumnya. lklan rokok di media elektronik diperbolehkan pada jam tayang tertentu dan produsen rokok diberi kesempatan melakukan penyesuaian kadar nikotin dengan jangka 7-1o tahun.

Entsl

43/xxilti2fio

E


&&3lllii#& H&ffilrr$&lil

Era Megawati merevisi dua regulasi tentang

rokok. UU Penyiaran No.3z tahun zooz diberlakukan sebagai revisi UU Penyiaran tahun

t997. lsinya takjauh beda. Peraturan baru ini melarang siaran iklan niaga yang memperagakan wujud rokok. Pada era ini diberlakukan pula PP No. t9 tahun 2oo3 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan. PP ini

merupakan penyempurnaan atas PP No.38. Regulasi ini mempertegas atribusi peringatan kesehatan, pencantuman kadar kandungan

Pembatasan ini iustru

membuka'ialan lempang hubuhgan mesra antaE rndustn rokok dan periklanan. Meminiam tanean dinein dan o"tak kreatif pTaktisi i klan, produsen- rokok -para meincipta iklannva lewat permainan citr'a.

tar-nikotin dan kewajiban produsen rokok untuk mengakreditasi kadar tembakaunya.

Penghujung Mei zoo7, Hakim S. Pohan

berkunjung ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Bersama Aisyah Hamid Baid-

lowi, Tuti Loekman, Alvin Lie, Elva Hartati dan Nidalia Djohansyah, kelima anggota Forum Legislasi Nasional ini hendak beraudiensi dengan Agung Laksono, ketua DPR 2oo4-

2oo9, terkait RUU Pengendalian Tembakau. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bersama DPR, tengah menggodok RUU

kontroversial tersebut. Jika RUU ini gol menjadi program legislasi nasional, maka ini bisa menjadi penutup aib lndorresia di dunia internasional. lndonesia merupakan salah satu pengusul aktif draf Konvensi Kerja Pengendalian Tembakau atau Fromework Convention

on Tobacco Control (FCTC) dan satu-satunya negara asia yang tidak meratifikasinya.

S

,u**AL

BALATRUN*


'

Kta$e {*{ra*

Taxdixg

Gelitik Citra di Dua Dunia itra membentuk pengetahuan in-

de Saussure merupakan salah satu yang

dividu terhadap sebuah produk. la merupakan gambaran idealyang coba

menonjol dalam studi semiotik.'o

ditanamkan pembuatnya kepada sasaran dengan maksud tertentu. Tak jarang, citra

Saussure berangkat dari sumber

strukturalisme modern yakni linguistik.

yang melekat pada sebuah produk sal-

Strukturalisme ala Saussure bergeser pada pemusatan struktur bahasa. Berbeda dengan

ing tumpang tindih. Rokok salah satunya.

teoretikus fungsionalis struktural yang

Pelbagai macam citra melekat pada benda

ini antara lain, berbahaya bagi kesehatan,

berpija k pada struktu r sosial, stru ktu ra lisme beranggapan makna, pikiran dan akhirnya

mencerminkan maskulinitas, hingga faktor pelicin berkomunitas. Bahasa pencitraan terhadap rokok bermain di dua ranah. Per-

kehidupan sosial dibentuk lewat struktur bahasa. Konsentrasi strukturalisme

tama, media massa melalui iklan. Kedua,

kemudian berkembang dari bahasa ke studi sistem tanda. Lebih lanjut, Saussure

interaksi sosial, melalui pengaruh pergaulan dalam komunitas (lihat bagan). Kedua ra-

mengungkapkan terdapat dua aspek dalam

nah ini bermuara pada konsumsi rokok.

analisis semiotik, aspek penand a (signifier) dan pertanda (signifiedl )' Penanda merujuk

Ada Udang di Balik lklan

pada ungkapan dan memPunYai wujud atau merupakan bagian fisik seperti bunyi,

lklan merupakan alat pemasaran sebuah produk. Pemasaran bertujuan memersuasi

huruf, kata, gambar, warna, obyek. Pertanda terletak pada tingkatan isi atau gagasan dari

calon konsumen agar mengonsumsi suatu

apa yang diungkapkan. Hubungan antara kedua unsur melahirkan citra atau makna.

produk. Persuasi dapat dilakukan melalui permainan citra untuk mengonstruksi kesadaran konsumen. Salah satunya lewat bahasa iklan' Bahasa merupakan salah satu kunci penting

dalam membangun citra. Bahasa tak sekadar '* alat komunikasi tetapi juga menunjukkan q

keadaan komunitas pemakai bahasa. la menjadi penanda dan penunjuk bagi orang baru yang ingin masuk dalam sebuah komunitas. Studi tentang bahasa dan tanda dapat

ditelisik melalui kajian semiotika, studi mengenai tanda. Kajian ini mengupas cara bahasa digunakan untuk melahirkan makna yang kemudian dikomunikasikan dalam masyarakat.e Karya Ferdinand

Buah pemikiran Saussure ini dapat dipin-

jam guna mengupas cara kerja permainan citra iklan-iklan rokok. Tag line atau bahasa iklan merupakan penanda karena ia dapat ditangkap oleh indra manusia yakni berupa bahasa dan kata-kata. Sedangkan gagasan dari tog /ine merupakan pertanda. Tag line rokok sengaja disajikan melenceng dari caracara persuasi langsung. Gagasan dalam tog /rne rokok memiliki kecenderungan mudah dicerna dan menghasilkan sebuah citra yang

menarik, populer serta persuasif. Berikut ini beberapa tog line dalam iklan rokok dan penafsiran tanda serta citra tentangnya:

lBrsr

43rfilll/zfis

n


Digambarkan melalui beberapa

Seorang petualang yang melalui medan

situasi yang tidak menguntungkan.

berisiko seperti hutan rimba, dan tebing

Seorang pelajar harus mengenakan

tinggi. Namun, ia tetap menganggap

atribut memalukan saat orientasi

medan berisiko tersebut sebagai

siswa baru. Namun, pelajar tersebut

petualangan yang menyenangkan

tetap menyunggingkan senyumnya. lklan tersebut memiliki pesan yakni

dalam keadaan serugi apapun, calon konsumen akan merasa bahwa dirinya

Merupakan sebuah kritik bagi makin

orang yang fleksibel, tak acuh, tetap

sulitnya akses pendidikan akibat

santai, tak membesarkan masalah dan

mahalnya biaya akhir-akhir ini, tag line

menikmati (enjoy) keadaan. Selain itu,

"Tanya kenapa?" merupakan salah

iklan ini seperti melegitimasi kebiasaan

satu pesan yang disampaikan pada

merokok remaja sekolah menengah

calon konsumen untuk bersikap kritis

karena yang menjadi tokoh dalam iklan

terhadap setiap kebijakan dan keadaan

tersebut yakni seorang pelajar

yang terjadi.

Seorang pria sedang memotret seekor

Sekelompok anak muda hendak

harimau. Sang harimau mengejar

makan di sebuah warung tetapi tak

pria yang memotretnya seakan ingin

mempunyai cukup uang. Kemudian

memangsa. Pada akhirnya, pria dan

salah satu pemuda memperlihatkan

harimau tersebut bertemu di sebuah

cara makan murah ramai-ramai.

rumah dengan adegan sang pria yang

Pemuda tersebut menyertakan kuah

mengelus kepala harimau. Ternyata

rendang tanpa menyertakan dagingnya.

harimau tersebut telah jinak oleh sang

Dengan demikian membayarnya jadi

pria. Gagasan yang ditekankan dalam

lebih murah. Jika harus menanggung

iklan ini menunjukan bahwa ternyata

rasa malu, maka rasa itu akan

pria dapat berteman dengan sesuatu

ditanggung bersama. Pesan yang ingin

yang buas.

disampaikan bahwasanya, melakukan hal beramai-ramai dapat meningkatkan

solidaritas dan meringankan beban apapun.



#ufl{fie

3t&i*&p&$

Serdaya Minta Api Citra yang diciptakan media bahkan melebihi

'Apinya dong, mas?" pinta seorang

apa yang menjadi realitas. Akhirnya, sulit

pelanggan sebuah caf6 pada ses-

membedakan antara yang nyata di masyara-

eorang di meja sebelahnya. "Oh,

kat dan yang menjadi tontonan di media.

silakani' jawab yang dimintai api sambil menyodorkan pemantik api.

Citra yang ditanamkan dalam iklan rokok

menjadi larut dengan konsumsi rokok. Kebutuhan merokok tak hanya didorong kenikmatan dalam tubuh, rasa asap yang cocok--awalnya sebagai realitas yang dapat dirasakan panca indra, tapi juga kebutuhan

Si peminta api segera mengeluarkan

rokok berlambang jarum gramafon dari sakunya. Perlahan, ia mulai menyalakan pemantik api sambil mendekatkan ujung rokok pada api.

akan kepuasan citra-- melebihi realitas- yang kemudian larut dalam realitas itu

sendiri. Akibatnya, media iklan sebagai alat produksi citra akan terus berpola un-

tuk memasok kebutuhan akan citra.

"Terimakasih," si peminta api mengembalikan pemantik rokok sembari menghisap rokoknya dalamdalam. "Woh, srJka rokok itu juga ya?" ujar si pemilik pemantik rokok setelah melihat rokok yang dinikmati pelanggan kafe di sebelahnya.

Kemudian percakapan dua orang yang tak saling kenal itu pun berlanjut lantaran keduanya penikmat rcikok dari merk yang sama. Kendati tak pernah mengenal dan tak saling

ai-AY

i:*j\h1 !|

et t\

lT'

cq

Lb It

tr

*-.N\\\,,

menukar tanda sebelumnya, interaksi sosial terjadi. Masing-masing sadar akan pihak lain yang menyebabkan perubahan dalam perasaan dan syaraf orang yang bersangkutan.'7 Budaya minta api tersebut menggam-

barkan bagaimana rokok berfungsi sebagai

simbol atau tanda dalam interaksi sosial. Dalam tinjauan sosiologis, kebiasaan merokok dibesarkan lewat lingkungan pergaulan. Kebiasaan merokok yang bermula dari dorongan orang peer group (teman sebaya)

kemudian memunculkan motivasi untuk mencobanya. Selanjutnya, rokok menjadi

alat sosialisai dan adaptasi yang efektif. Hasiljajak pendapat dalam jurnal Bolairung

n

T'


h{ai!* {lgye ?*rad*e36

edisi 37 (zoo+:t8S) tentang fenomena konsumsi rokok pelajar SMU di Yogyakarta

menunjukkan, sebanyak 85, 4 Yo responden mengakui bahwa pola konsumsi rokok mereka dipengaruhi oleh orang terdekat

disekitranya. Jajak pendapat ini dilakukan terhadap 4oo reponden di to SMU. Data terkini dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas lndonesia (FKM Ul)

tentang fenomena merokok pada remaja menujukan kecenderungan serupa' Mereka melibatkan 4oo responden dibawah t8 tahun sepanjang z5 titikjalur kereta api Jakarta-Bogor. Hasil penelitian menunjukan 6't

Yo

dari responden adalah perokok,

sedangkan motivasi mereka salah satunya karena dorongan peer group anak jalanan. "Kalau kami tak merokok berarti bukan anak jalanani' ungkap salah satu responden.'8 Data tersebut menguatkan, kebiasaan

merokok dilanggengkan melalui sistem pergaulan. Merokok menjadi simbol anak jalanan dan dikenalkan dari mulut ke mulut. Tak hanya dari mulut ke mulut, budaya

merokok berlangsung turun temurun. Budaya orang dewasa yang suka mengunyah

dan menghisap sesuatu dalam mulut dipahami Sigmund Freud sebagai fase oral yang n

tidak sempurna di masa kecil.'s Penyaluran kebiasaan merokok yang turun temurun merupakan proses yang bermula sejak masa anak-anak. Anak-anak yang melihat orang tuanya merokok dan orang-orang

disekitarnya yang juga merokok dapat memberikan dampak pada cara anak tersebut mempersepsikan kebiasaan merokok. Herbert Mead, teoretikus interaksionisme simbolik memaparkan latar belakang dan asal-usul kecenderungan sikap seseorang.'o Teori interaksionisme simbolik merupakan

gagasan-gagasan, asumsi-asumsi tentang manusia dan hubungannya dengan masyarakat. Awalnya kajian ini disebut psikologi sosial " karena judul-judul referensi tentang teori ini banyak menggunakan istilah psikologi sosial. Pertanyaan mendasar dalam kajian ini adalah bagaimana individu mempengaruhi yang

lain lewat makna dan bagaimana pengaruh tersebut ditransformasikan dalam perubahan masyarakat. Penekanan terhadap dua

istilah: 'simbol' dan 'interaksi' menjadi benang merah karya-karya filsuf, sosiolog dan psikolog sosial dalam interaksionisme simbolik. Para imam interaksionisme simbolik meyakini, simbol yang berupa benda, gagasan, isyarat memiliki makna-makna

tertentu yang dapat menjadi salah satu unsur dalam interaksi sosial. Makna-makna

itu dipahami dan dimodifikasi melalui suatu proses interpretasi yang dilakukan seseorang terhadap sesuatu yang ia hadapi.

Mead melihat percakapan isyarat sebagai tahap awal latar belakang diri. Asal-usul

diri dijelaskan dalam dua tahap masa anakanak. Pertama bermain-main (p/oy) dan

permainan (gome). Pada tahap pertama, anak cenderung mengambil sikap orang lain untuk dijadikan sikapnya sendiri. Misalnya, ketika anak melihat ayahnya yang merokok kemudian dapat memerankan 'mami' dan

Er!*sr4sn(K1,12CI1-

w



Ha&a fl ii*ra lla*l*fi

Kala Citra Tanding etiap senjata punya kelemahan, setiap digdaya bisa dilawan. Pun dengan citra. Genderang perang terhadaP

Secara fisik dan perencanaan, bentuk

ILM tak jauh beda dengan iklan komer-

pemerintah menggelontorkan UU Penyiaran

merupakan media komunikasi visual un-

tahun 1997. Lembaga swadaya masyarakat dan institusi kesehatan juga tak tinggal diam.

tuk mempengaruhi persepsi khalayak.

Lewat berbagai penyuluhan bahaya rokok,

Strategi ini punya beberapa kelemahan. Repetisi merupakan unsur penting dalam

iklan rokok coba ditandingi keampuhannya. Namun, lagi-lagi, permainan citra industri

permainan citra dalam lingkup massal. Gobbel, menteri propaganda Hittler,

rokok rupanya terlalu ampuh. Para "gerilyawan" anti-rokok ini pun mulai menggunakan

dalam perang dunia ll mengirim pesan

permainan citra untuk balik menggempur keangkuhan industri rokok. Perang citra

dan Nazi pada masyarakatnya. Perlahan tapi pasti, konsepsi yang dikoar Gobbel merasuk ke pikiran masyarakat Jerman. Tak heran, Hittler mendapat dukungan

citra yang dikembangkan gerilyawan anti rokok : konfrontasi, atribusi, dan parodi.

luas dari masyarakEt Jerman kala itu'

perlawanan frontal dengan membuat sim-

Jurus repetisi ini juga dipakai industri rokok' Dengan modal melimpah, industri rokok mampu menayangkan iklannya secara massif dan kontinyu. lni sulit ditandingi lLM. Menilik muasalnya, ILM merupakan iklan

bol atau citra tandingan. Bentuknya bisa bermacam-macam. Salah-satunya lewat

sosial dan didanai secara independen.

lklan Layanan Masyarakat (lLM). Kehadiran ILM dimaksudkan sebagai citra tandingan

penayangannya cenderung rendah. Tak

terhadap keberadaan iklan komersial (baca: rokok). Sumbo Tinarbuko dalam Semio-

tika lklan Sosial (zoo6)" memaparkan, Sebagai sebuah citra tandingan,

,

berulang-ulang tentang.kejayaan Jerman

Bila dipetakan, ada tiga strategi permainan

Bak sabung silat, strategi ini melakukan

t

pada umumnya berisi Pesan tentang kesadaran nasional dan lingkungan'

sial. Karena pada dasarnya, keduanya

Konfrontasi : Adu Kuat Citra Tandingan

.1

bergerak dalam bidang sosial, ILM

permainan iklan rokok sudah dimulai tatkala

pun tak terelakkan, closh of imaginotion."

*tt6

Dengan kondisi semacam ini, frekeunsi

heran, pesan-pesan sosial yang terkandung muskil diposisikan dalam benak khalayak Kondisi ini diperparah dengan penggarapan lLM, terutama di lndonesia, yang tak

pada dasarnya ILM adalah alat untuk

seserius iklan komersial. Berbeda dengan iklan komersial, kucuran dana segar dalam

menyampaikan pesan sosial kepada

penggarapan ILM sulit didapat. Penggara-

masyarakat. Media semacam ini sering dimanfaatkan oleh pemerintah

pan ILM pun cenderung seadanya. Pesan sosial yang hendak disampaikan pun hilang

untuk menyebarluaskan program-

seiring tanggalnya poster dan riuh ren-

programnya. Sebagai media yang

dah keangkuhan iklan rokok komersial.

EDt$tffin(xily2fis

H



F{ail*

Beberapa contoh iklan laYanan masyarakat tentang ba haya merokok'

*aw;*F

,u;-i*s

-

fr *trer

Y;*t'r**mg


&tlf &&d{ $:iili!rF,{P&*

Atribusi: menumpang lewat kemasan

Tatkala dana tak lagi kuat mengimbangi,

pemerintah pun beralih dengan atribusi. PP No.8r tahun 1999 tentang Pengamanan

konsumen mengenali iklan produk rokok.

pembuka perlawanan citra lewat atribusi. Peraturan ini mensyaratkan setiap produk

AwalJuni 2oo8, Pusat peneliti FKM Ul mem-

rokok mencantumkan peringatan pemer-

publikasikan temuan mereka terkait efek-

intah tentang bahaya rokok dalam kema-

tivitas pencatuman peringatan kesehatan

sannya. Strategi atribusi dapat menyiasati

dalam kemasan rokok. Mayoritas responden

beriklan sembari menjalankan fungsi

@25%) tak percaya akan kebenaran isi peringatan kesehatan, zo % menyatakan takjelas, dan z5 % responden tak peduli lantaran terlanjur ketagihan.'z3 lni menunjukkan strategi atribusi di lndonesia masih kalah taji dengan kesaktian citra iklan rokok.

sosialnya mengingatkan masyarakat atas

Beberapa negara, seperti Thailand, Singa-

bahaya rokok. Berikut contoh atribusi

pura, dan Brasil juga mengadopsi strategi

dalam kemasan produk dan iklan rokok,

atribusi ini. Hanya saja, visualisasi per-

Meski cukup manjur, atribusi ini justru membuat iklan rokok makin mudah dikenali.

ingatan bahaya rokok mendapat porsi

rintah tak perlu mengeluarkan dana bejibun untuk menandingi iklan rokok. Dengan atribusi tersebut, pemerintah seolah ikut

Awalnya, PP No. 8r tahun 1999 bertujuan memutilasi kreativitas industri jklan ro-

lebih besar. Selain itu gambar organ-organ yang rusak akibat rokok juga dicantumkan dalam kemasan rokok. (gambar 6)

kok. Dalam PP tersebut, materi iklan rokok

Di Brasil, peringatan lewat gambar horor

dilarang: Pertama, merangsang atau me-

tersebut mampu menurunkan minat pembeli rokok sampai 6S %. Malah hampir tiga perempat dari responden memilih ber-

nyarankan orang untuk merokok; Kedua, n

dikenali sebagai produk rokok. Pencantuman peringatan pemerintah justru membantu

Rokok bagi Kesehatan menjadi kuda-kuda

kelemahan pemerintah dalam pendanaan ILM anti-rokok. Dengan PP tersebut, peme-

t

agar permainan citra yang dibangun masih

memperagakan atau menggambarkan dalam bentuk gambar, tulisan atau gabungan keduanya rokok atau orang sedang merokok atau mengarahkan pada orang yang sedang

merokok; Ketiga, mencantumkan nama produk yang bersangkutan adalah rokok. Regulasi tersebut tak pelak membuat praktisi

iklan rokok jungkir balik. Permainan citra, dari yang sederhana sampai yang paling absurd, menjadijalan keluar. Kini, penempelan atribusi tersebut malah memudahkan praktisi iklan dalam memproduksi iklan rokok. Mereka tak perlu susah memutar otak

rcH ;unruAl BALATRUNc @ 3

henti menghirup benda racun tersebut.24


*{*:r]$x

{*tlr*e

T;x:me&*mg

Atas : Contoh pencantuman peringatan bahaya rokok pada kemasan produk di luar negeri. Bawah : Contoh pencantuman peringatan bahaya rokok pada kemasan produk di lndonesia

sar$t 4.1ffHt!Er3o1r

ffi



i{txts Siiâ‚Źsx ?srn*di:*et

gliltw$;ll|{ &}s"s3c$p

Atas dan Kiri Atas: Gambar Parodi iklan rokok di era 9o-an. Pada era ini

pemarodian iklan rokok menggunakan gambar asli iklan tersebut kemudian ditindih dengan togline yang diparodikan.

Kiril Gambar parodi iklan era 2oooan. Parodi iklan tampak lebih kreatif, tak sekadar penindihan atau ;re{t:--dr'geue{eTAft

n*'] L F&ll'i

l}&&l t{,K*Ttl,l S{}$d,16 nAK " K&!{&*N*,9*N$l{Stt}{

AAT &6&BAti,qY,q!-Ail'!f,lYA LAA GS,l{ pH.RLaJ ?*.U,

penggantian togli ne. lklan yang

dibuat lndra Triwahyudy ini menjadi finalis Pinasthika ad festival zoo6.

EmEst

43/xxlEt/zns

ry


llsa.$ei#e

w&wtr$tl

Pun ketika iklan parodi ini hanya bersiar di ajang-ajang festival dengan lingkup terbatas. Jangankan menjadi oase, ide-ide cemerlang praktisi iklan hanya sebatas onani di tengah permainan citra iklan rokok. Penayangan massif dalam skala luas tentu

diperlukan agar; setidaknya, mengimbangi gempuran iklan rokok komersial. Tentunya ini membutuhkan dana yang tak sedikit.

Epilog etiga gambaran tersebut merupakan

potongan kecil dari peperangan citra. Ada banyak jalan dan medan yang bisa ditempuh. Perlawanan

terhadap kedigdayaan citra rokok dapat dikembangkan lewat media lain seperti komik, permainan video dan lelucon. Data-data terkini menunjukkan prevelensi

perokok pemula kian muda umurnya. Data Tobacco Control Network menunjukkan persentase perokok pemula usia 59 tahun meningkat menjadi 1,8Yo pada.'8 Perlu mengaji lebih lanjut media yang cocok untuk

mengenalkan rokok dan bahayanya kepada anak-anak. lde memberi pengetahuan bahaya rokok lebih dini perlu dikaji mendalam.

lmaji tak bisa dibelenggu, tetapi imaji bisa

t

ditandingkan. Pelarangan keras terhadap konsumsi rokok pada anak justru mem-

buat rasa ingin tahu anak kian tangguh. Daripada melarang, lebih bijak mengenalkan anak pada rokok dan bahayanya.'e Citra sebagai jalan masuk ke alam pikiran dan tindakan menjadi medan sekaligus ak-

tor pertempuran. Kepentingan yang beragam menyebabkan perang imaji menjadi tak terelakkan. Selama kepentingan belum sanding, selama itu pula citra tanding.

:

ry

JURNAL BALAIRUNG

[]

=uutzlre

:17,,,*N:iiri; ,'r"iii.li3

5oA


i{*ix {Ftr*

Y;ralc*i*tg

t,

,.::l:,& #r,,t,,,,1 a,.rz:14. :lllll-'.r,lJ

t;:,1::4a

a:

.g:.:.ir.)

--. :, *

''

/\t3 ,'=4/ i $3,:"t-{.-

:::iFlll tl:.,.,:l:,::::1

a r"'. H ':;-d*3;; , H

]]]]t*a:i:

=2ri::ri :,|*:u:;i

t

L\. &

lsilfi & r- -? jj.r' i"i{''

i {,$

Ij

Irsl&',:;u;r,,\I "-a

t';r

rDtsl4.3nffi,li20r-


I


Tim Insan Wawasan I Penulis : Ciptaningrat Larastiti, Achmad Choirudin, Hellatsani Widya Ramadhani I Editor: Azizah Fitriyanti I Visual : M. RizalAbdi, Estu Suryowati

---#\

I

I i

Ent$t

43/xxilt/2fi0

K


:ry

.,',1,;:llllllllllltl:l,t:,:::

llli:;:i::rr

:.,.i

rll :r::r::i

,::,.':.:.:,:::::::::::::::::::::::::::l:::e::;:,:

',:?:|]:l]]l..]]l.],l

:a:].l]]l

':::'""::,':aa:,::a::,:,:a:ta:l:::.a,::,7a

]]]]]]a]]]]]]]]]]]]]]]ll]]rr,.,

l

rrrrr,:::rrr\:r:r-.:..:: llllilr,

:',ll::;::::::::::lllli:=


... ...

t.-..'.:

..::::..::::::

..:..::::::4.,..:::::::::!.,.a::::::;

F;HgE

iB $ Lulusan Fakultas Kedekteran Universitas

$urri

.

j, f;

;

-: *ffi-

-

Anatomy, Universitas Katholik Nijmegen, E tq$ dari latar latar memane.lahir lahir daii tq68 ini memang Belanda tg68

; tr

$

r,rrrrr:Sil.:r,llllllllll,,.llll..il,r*l:rrr,rrl'illlllt$.,,::::::::l::ll

tembakau. Sampai suatu ketika usaha

::::::,::,,,.,,,1a*lAei3.*@$|iit:1i*ll:

ke-

.iir.Ai$

jaiiiil

&r

tembakau berfiasil membuat

ti posisi sebagai i *".5*tt x na --- - ---r--

'korelasinya

de

,hidup dengan .-- -.^-

---L,.Lt--

* d ;-i

I

la

---L-l----l

d

4j

: :"'::::"'z'

:

:.l...lt.r<llllll$.;l' "''.rt.::'::

. ;.,:


yahg menanggung rrurgi. Salah itu manUsiawi,

itu kebetulan,, Tah,U,n 19168, saat saya

::Semurn

tapi ketepatan kita menaksir grade temAlUr* w,"ntuntukan k*feriAyaai' p,abrik.

masih bersekolah di Belanda, mendadak ..

ava

h

m enl

n

t.,t:,

. .:a::

gfa|,',Ka m i, ana k-a n a knva diti ng:

gali tembakau. Ya, harus bagaimana lagi, saya

haius menggmbriif alih,,rrtaniggungjawab,itu.,,,,

melakukah,fuatu pske|..laanri dem,ikian pula dengan grader. Bagaimana pendapat

pedagang itu sama. Tetapi, setelah Orde

Anda mengenai hal itu? Apakah secara

Baru, kebijakan pemerintah berubah. Kredit

pribadi Anda menerapkan nilai-nilai khuim dalam,,menjalankan profesi itu?

untuk pabrik rokok lebih besar. Pabrik rokok pun bisa berkembang pesat. Pedagang

n,,nr;tivasi grader

berafiliasi dengan pabrik. Karena pabrik membeli tembakau sendiri, harganya jadi

i,ngj e ta s be r bed a. Sekara.ng lâ‚Źlb:i.h mementingkan otomatisas!,,, efisiensi, dan pure bisnis. Kalau dulu, ayah

lebih tinggi dan akhirnya pedagang tidak bisa

saya sangat sdaaagrembukan dengan petani.

furtl,ba.ka.u.tid.ak'bisasurv''.vekela,tidak

,,f;

me*Vainâ‚Źlnya;,:Ha l,!ain ya:ng,mem buat saya i

tertarik, karena tembakau itu adalah seni. Peke,Jjaran grca.er tembakau itu,miiip gradel

1

sâ‚Źliltla,r

Ada kebahagiaan tersendiri ketika mengambil i

sampel; befR,mu petat!;,,berunding dengan petani sampai larut malam. ltu merupakan

,

angguri ahIi ,hatu,,:,dan ahl! barangrbarang

kesibukan yang menyenangkan. Namun,

antik. Ada nilai seninya. Ada rasa senangnya.

nilai-nilriitenâ‚Źbq!,,iekaran{:s*'dahpudar,

Kebetulan, saya senang dengan tembakau.

Sudah tidak idai,6aya,,tarik pria-adi- Kalau

Jadi, ketika musim tembakau saya belum

saya; karefla ada unsur.,:ho,binya dan ada

puas kalau belum memegang dan mencium

kepuasan pribadi. Di(pabrik rokok) Djarum

bau tembakau. Nah, hidup saya dibiayai dari

sendiri posisi ini dilakukan turun-temurun.

profesi itu. Kalau tidak ada profesi groder,

Hubungan sudah tidak murni bisnis, tetapi

saya nggak bisa beli lukisan, ha ha ha.

ada hubungan kekeluargaan. lni sebenarnya

Api sijilkendala

:ketika,

Andi ntdn'

masalah kepercayaan, Daripada .

ke rj a ka

jalani pekerjaan tersebut?

,1;N a

Sekarang zaman sudah berubah. Keadaan

pun menentukan motivasi orang dalam

Namun, usaha keluarga saya sekarang sudah mati. Dulu, kekuatan pabrik dan perantara

.*,i

;,.,,.

;r

[fu

.pe,im*iaan;lriVi;l

i)a

tcen,cela,'

Bagairnana pt*dapat.Anda tentangr,ikuali; tas tembakau di lndonesia? dan tembakau

daeraiimate yang beikualitas unggul?

sekarang lebih rumit. Lika-likunyq pengga-

ravmi,ikim,,iii.i6r;asiAil*,,,tebthribe|karena ga

n tem beka u lua'r,,, Cr-loko nya,

jika penggafarpi mencifi FUrkan tembaka:U den$an gula. Awa,Ihya memang tidak,,keta.' rhuan, tapirrrrSeterlrh dikiri'm,,rke pabrik

impan

dtn dis-

tiga tA:hun, rnulai kelihatan. Saat musim hujan, tembakau jadi lonyot (lembek) dan menggumpal. Jadi bongkokan duarrrratb,u

qepErti batu,, Kalau dikemba:lika,n, ya,

ffi,,,,

* *L,,,m*

I

:,,

lebih, saya sudah bisa mengatasinya. Tapi,

r den

n arang ik{n6.,,ya n g sa m a seka i kita,,

belum tahu. Kepercayaan itu penting.

Tapi karena sudah lama, sudah 4o tahun

d i ca rn,pu

mempe-

;.K&iffi ffi

kita

rr,r,r

''

,

'r'


..'::-

W\::...:.:::' .'::::

ffl:l::::r ...'r .'

'*m*MW$&s*

.

ll:li:,.i

ffi

ffi:


'

:':,.

apakih uniuktem,baksu:'jvga'ber-, laku':kontrol harga seperti itu? Tembakau bukan makanan pokok, jadi tidak ada HPP dari pemerintah. Tapi, sistem

kemitraan tetap dilakukan oleh anak saya {yang meneruskan profesi Oei sebagai grader ). HPP pupuk dan tanah dihargai sesuai stan'dar yang berlaku di pasar. Sistem kemitraan itu seperti apa? Petani dipinjami modal oleh pabrik atau

grader unluk: penanaman ternbakau. Kelak, hasil produksinya pasti dibeli pemberi modal. Untuk kemitraan, meski,:dengan standar harga yang lebih rnurah, jika hasil tembakau kurang baik, kami tetap akan membelinya.

Apakah harga yang ditetapkan untuk petani dalam,pembelian tembakau sudah sesuai dengan kualitas, tembakau? Karena banyak terdengar suara kalau petani tembakau selaln dipermainkan oleh industri rokok.

Meteka bukannya dipermain kan,

,, r

itu kembali lagi pada supply and.de-

"

msnd..:tadi. Disamping itu; pqfuyifu s1E

.,

',:

,.

'rnilirki kalku{asirhya sendi:ii-sendiri. .,,,.,,,,,

"

i,,'

jika...kite,,,,rn",-n*" pokok.r:o.kok-rokokr,,ber.

"i1ri.11merek.lpopDle,i yarng

cukDp tin€Si; a$A:kai

{tem'balkau } su'da h'r}ei m':' :,,1r,::::.:blng::dif,gl4:lthaigg j uarlrrrokoltr ie r',b'Ut?,

, e,:,....:..::,,u:a;be:!

:.biku

nya,,

":::..:a:a.::'.:'.'.:,a:'.:17abii.k:,:lertg,r'11y1e.-

,,ls.. F9 ':,

k0kn yilrr,sud€ h'

nt-l,a

n,

,,

men:Urigt h,e,rCg i

::::::.:::,,,,::,:::::bak*,nyA:::eka&:::mahlel:,N6lfrUn)l,yan$,

buat

ra:V6,k .

ir-d e"kq,1.1igla,iiny, q,,,s,end,i r'!.

: :']::.r[J6f(1f\i6kok kelas fi]ftggi|]tenrtu haiga, ,,,rrirrrrimrem

6 s irft rft 3 rt

ba,tia n

dOminin

hbrgArrrirual;ri6,k$k,,ti:aggi:ada]ah,tttke-

,:::11:1:1111::1;,;b;ijl:l(V6:pem€iihtahl,,rn,enten:ai q.U:hai,, KOfi&a :::::::.:::::::.:,,;;,:,6"U^tt*tl:i::,:*Axa,f.,A.\{J,t::l}er:kAtfangtttganrt,rpemer-

i

:gt,sga seeara t:,,:diiua I

d ra

dengan

lti s. k da6g, iustru

r:haraerdi b$wah

iitkir;

,lha ini kan ioB€t! P€i€tura,n:1*u ka|.Veng1lebih '\nggiekanmematikanrrrrpabiiilr'rakokk€cil.:.,,;;;;

,,lndqstii r$kOkdi]lhdfing

iarrrrbefk€,m-':iirrl,,i,,

,behgiutup:'Fei*t.Ap.a iilFlik5gi:,laei, pa,biiik,li6kOk rkecil?..terute,ma'iOko

,',

r'r'rr:::rr,trrl

.,

i"r,

t::,,,:,,r:::,,.1nrlah'lberkd6jiriitf,:rrtrrE..naikkan:iu:kainia;:patbrik

{okok,l,1tegaly.angfidak'beiaurkai?,, "'rr',,,

.,,...r a,kan saleh,,,ti,qgka.h, Sa.inga'h p*brik,,,.iokok,1tu

:Pabrik, rokok ya:ng.max*\;b|i? beitahra,n,

,r,,r,,r:

kaniba AVlk,, T.idat rntutngkin paxiik,r,idi h ::mb-

It,mpari'SeJ€aang-hanya,ipA,biik"'r€'ko,k,besa,f;,',.,',

Pa,briEk1eil' $;ila dikatakirn

ffi *o**&L

B&LArRtr*G

::,,,,,,,,,,,,',

h1du6gagrsA

rrr,


beredar.,'lni kadang menguntungkan rokok ilegal yang tidak membayar cukai.

Walam$xH.*s Wffi:iruffi

#€}fi??fiffiffiF3 H??ffigYB-

i |

furumtr.hmx'gm $axmfi rs$q#Eq trx s3ffiffi$ mdm&mh $qmW$$m$qmrru

Setelah melalangbuana iebagai grader di kawasan .lawa Tengahi bagaimana pendapat

ffii*ffiBffigf*ffit*ffilllx r&ruffiffiffiffif}&B C&;E* kmH. ffimi*'$km dmwss fum&6 $Y?ffiswffirffi*

wasan'itu dan di,lndonesi'a pada'umumnya?

.4

Kua

ffi

u'

fli::t-&

e*

ma$kkmsft ea$km$ryVry, mm$l*r$frq m$qmm smBmh t$ mgka h....Y$dmffiq rw#re6$eEm g*mfur$$c ekam rry"u*mmikEqnr-g *"setrff& s#cffiE*#E e$rmstfrs, &mdag-"*m

€*6x,' dcmsam

&,,gxggg:ax,'#m$qm$g

?i$6umH

hasil prod,uksi tidaik ikut naik,",Padahal, biaya,', produksi nairk. Namun, akliir-ikhir ini p-ih*k

milakukan' pe.nyUluhan, wala,u tidak''ke semua daera,h.,Pabrik tetap pa

daedh prbtik eteu tidak'

mela'kukan-"iiset l€bih, drulu. Aptkah

itu akan meaCurntungkarn y", 6; 5i fi rlu mayan; d a,iirpada.,,,pe

me rintah

kbr e*b eb'i,h m{ I

dah,rrrd.

n

.,

Pemerihtah hanYa rnengorptimal'kan i,!1: dustria:lisagj drehgan,,,baha,n bqku:

nelkjitan denganii.od'ri

p*lrrik

pa bri:k

lisasi,

i

:,,:,t:tr,i',rr,,

mpoi''

r.ii::::

induitiiaF,

kah pa biikrpCbiik, rokok

cli'r'.rr"rrr'

j?e igka\kadahg,r,rne n gi,mpor, :kare,aa imp6;'r lebiLrsrirn6el' ?enbaka u di s.i'n i flhdonalid'rr,,

',','t,':',,"

bernta

bei

'

d r:,,,,

iatu r,rrr'mrisalhyg)rrisa ya

uti pit:'.'lelt,,,:|k1lt,u

a pa

V$;

neealc )'fu tu:h,,,,uen$'se,Ri);h,,'kamu {p ab rlV

f)

,r

yang k(,fa ng berdnda,L'dahmi perta,nian.:':r':rr,:,,:::,

i:ndonesia rnCngimpor$*bakau dari luar?

ihis, ka .dre nrga

:

""',r'

sea:c*-t$${mm

natl' jaEAen:ggs*t....Ap6r$ci1r:pemer|nia,h,.r.r::

pab rik kecif

k6n tlda.k'biiia,be€iturrK€blliaRan pemeri,ntah, mem*g:,,fidak,,,imenguntungkan]r'?ablik

keail krrena- tii:u:ngkith me:nffut perngiinla;.h,

m urlai

isasi,tadi;

..

ro-kd k: :be sA

brik i-udah

fcmgflt eK*E$ rfis*

a:,

(

rena tanah nya tidak

sehingga cara Yang dig*nakah petani mehgi.r,,rr kuti,tradisi.'Ketika iemua harga haik, harga '

nmkmk *smeifi.

iB.b

Ka

permerintah jat-ang mengadakan penyul uha n

&rdrrum dBfua*was*q eu[q6E= d.Fxm Es.n3 fusrc remepti F'rmrmturmm q.u3cmi"Wqatr lq*b$h

tendiiii

itasnva me,nur,u n.

Beibeda dengan di tndoneSi'a. lni iuga karena

*;:$s*m ffimrcmr$m&-a$-e

rk**tm

I

pernah istirahet, ditanarni terus'' Kalau di Amerika;'masa penanaman'nya b.erglliran.,,,

k*x€ fuerkwrmms u*&sg

Anda' mengenai kondisi pinanian di ka-

merek merepot,kan. Sela]ihjt$

crNrkai

biia

ghan

Cu

a-....Si

as-a

nVi ..,klta,,fi.c.n grir&,

poi ddfi Citlia, T,r;,rki, ataurrrrr.Iiiilbibwe.,N

,.produlenr.termbekaur

p-

-

i..ii

i

n

!n€:,:besar(,a:dartehllC!h'a

;

gibefep6, jau:hI'kontf ,busi,::iabriklfakakbs,iar

$da, pii$n-ti* idihaka(

d,i,,|hdon€siat,11',,:"'

::Kctht{fusi,.gebfl:k.r&kai,W.::,paLih'9,::b;esA:1, y,oi:,:::

,memb-el,i

'''""'

roko,k itD,Dirf,ing'rmuda,h dilianttol.' Karehi,a', jikarrrau.kai tidak,drib.a\tar'.iQkok tidak,

kt.v.A.n

S,iarba

haill prod:uksi itu

i6 ba,ya.ngi

p r bdi:ksi

b.4tan|\omb*ka

.llrrrr,rrrri

{temb-a kau:\,,,,:',.,.'

d r,pat,...n1e.nve

itpr.iihes

u;,8e,1:6:tin 9.4'b

i l..,i.

I

.,

i',,,:,r,,,l

ri,k?,.,,,

:.,,.,.

irrrrKahu,,pa.bjrik..tida:k Nlem.beli,rha5,i!...pioduksi, ..pein.nirtem:baka:u::a,kan':::hanlal)i'/::Kal€nat:.11::1'

**

g

gx,,,

&Sff

Kg€

g/,,,me.g,m

,r,,,rrrr,r,rrrirr:


-r:::;?:lt1r

Makah kebijakan khusus dari industri rokok besar dalam upaya pem-

Ya, dengan siste.m kemitra-an t',t':t:,,.a,:,,.,,,,,,,,,,,.,,,,ia,ou,i,),,uga....nirui,.leblh,

Ni*;1,,,,a;i46,,!1*...lr"*r;lne,

itu.

Pe-

ensian,'r;.;1i$.;,

',...,.,,

pi!llllltn!irll,.rl..lr,,,, ":'::",:,:,.,,,y!rod1titk

lambakeit, qJa yang apkiian {caiat'di antaia lainnya). Rokok yang diproduksi juga murah.

i,,.,ddn.hasilnya ditin$katkah:llli$e:l,,t..,.i

ngan biaya produksi yang sama harus ada

peningkatan kualitas dan kuantitas.

reg

re: M

.tunruAl

B&fl-&$mft.$Eâ‚Źfi

,-)


...

Iingwe{/rnfing,,cr6*t*,*elinting

''i'

',,,,,,, brand:rlTa pj,

dilaikul'

ka*rsebagian orang;. te.rutatna orang tua,, rBagaimena.,lAnda mclihat,,f€nornena ihi?,i''i O.rahg:oran€'tua vang maSirh,'me:linfing'i:',

l

sendir"i)

''tradisional. Tidak ada piiornosi. Tidak

#*:r,,utit4g!*iu. ie]}i::,t:t'ttr:l

bisaran; akti$iias::milinting masih

",,:.

' ', meiupakan cararlmerokok,,yalng sangatr , '

.'fa3i|tti::*A; ta,tl|*=

Watirupun terjadri],induslrialisa$i'besa'r-

Anda;l'kekuaten :apa,yang :mengubahnya? Kekuatan kapital Yang,.';unUubahanya.

-1,,:.

yaing sudah jadil,,,biki,nan,,pa,brrik biar C€pailr:'

industrialiiasi, merokok bergeser dari kultur'lintihgan rk€ roksk pabtikan. Menurut

:

.: -.t,

uia h'i€pot:idpot Nelinti ng. Lengsung beli,,

,Da{ sejarahnlle, aktiuitas merokok iudah'' ,,,.eda sebelum ada:,industri r*kok. Duls orang meiokok'denggn molinting. Setelah adanya

'

.:

ada

ba:Nka

it,u kan ke

''.l

n : pe,mj,ki

ra,6r;y6 s6r5

i

fu

, ::"r

, .

prirmitif: Neteka,r,itu omhg:oia,ng.lawcs . maiu. 'rl

:,

'

,{lama};,rBe,lum,,sompat,be{plikii

kgmudian;,p.ertkemb'an$an,,,,,,,

::

i

'::

Selaia-itu;.hiasa,nfa m,eiekaiiltaLrlrnerasa'l,,lli li' rl

mai{ep kalau'p(6gfi,i5'3p,,'|6!6["ptr$rikan.,,,:'''] ,,.':,l,A.ili:riryat;ijAdl.sepArn'Ametika.TAkeu'tYl€l,:,,

Merb ,,pn

;

:r r,r,rr.,r.kAiilj,0ga,t*gusVi fUma pebrik .b*!ef.yang

r

..,,,1,hid,lln;...s(ae6ilr.Phitl|t:'.Ma:?ri{.,,,*.,ffi,Samavair

ii,ii.i]i]]]ipabril+,:ta]b;iidl,keiilrtalR lag:iaTide,k gda!' di.'.lndohCsla,,,l6rm:kma,,,joga.$k!.n it:u.l

',,.,.rrrr,,,

Fed)i

g

s{peqti..,

Ku

g

'

:,

ii,rrrrKa

ren,a

pelgesenn

'

ndak usah makan,l,,Cukup pot;re pot

m

a

sa

k.

X,1

r

arui iadus ialis6si?':'''

lirjuga begitu,

fu.kfin membultlh:

iqn€

mau'l-Trern,anam?,,,,,'

:Lah,anplrnanirenr jugasem*.i6',1|iglngiyil.:,,,L.':",. ,

:p3d6li6J,

36,1,4,i'h

gu,naka:n

sebagii b*han..etrel$i,;altelhaf't,.''

kulft ntai iafun$ $p61,ridi;.,r:,,,: ;.,;,:,

biol,a€lt'glalag|,.sekaranf.1rninyaklangka,. Tb

pj; rFremerin%h ta,k..pe,fnah,l,.merned0,li:kan

perita nia'n jagun r

dengan *"L"n:,i

gps li6

::"

ntas,iatau,,tidik ya.? iekaran$ ini sulit ka,lau

,,,ganya irnurahiir,rrSjapa

g; :M aka ; :

$em

a

kln iar6n g

pu

I

:

a

:oriang::::mBlinting. Sebenarayq,,,melinting' ye;

pa:nltk paaias aju-'Motohandi desa, melinti:6g s*da h, n'r e n jadi kuJtrq kea iifan r,lbkal', f l

tabilet. JA'di ce,r.et /co$''ma.kannva, Tak usa,h re

i.glo-'

ini,suii?u ntilhr*endarpatkan,,,kligbdf;iF€tan i.'".,, 'E u d*h jara ng:.m e:hra*a m ja gu ng. Won g/ h at:1.l, :

ke,biasaa,n

-''iam,a-tama kalau",,oreng ingin-kenyang::6udah

a

'

dan per:geseian cara hidup;ibadah kitarikut menyesuaikan-"ltuevoluii biolacis. Mungkin,

.'

r'lrllil

rk€&ikjob.6i{.kulitJagung;',Padehali/se*ravg

ehak, Fe$embangan te'khologi sangat bei: peian* di Sin

:,tengaf*,dCia$ny3

1,1,r,rrrr

' L- -t - Airrtelepon rurnah,'tidak lakUr. lnilah , peruba:han b,udaya. Ofang,vsa'uoya ms,kin ,

:

ng,rm6si*pa:Aias.'diPbrtahinkan:di':

miat:: mefi,n\na.' Mefinti'ng

sdkarang,.mauhy'a,

:

::,::

n-fi

:

.'yang prakti$,l,iern " nyei""sepe1n':d,i-mi!d, coh; :',rr t61 1s11;,sekqtang,inibr:ang'bekeijE $erba .t,,: cepat; Ap,alagi Setel,a h,adanie ha.nd phon.e'

,

ltur,,im€linti nt,isemaki n pune h dilE

'mefi

.*an€rmaAg ah*[ur,me'iinti*g;1,,,,,,,'

Saya,kira,ibiegini;'or*n

u tid a k,,me l,intin g; ta k biisa,'..

balisiii iti. MenirutAnd4,raFnkah ltrs':,,

::rr'-

.,;."':,,"t' kmg/ *iii/6gl:'* 1.,"ling:,be*iitirt: ",,:::.::dil7i'1:p:si6$nai.ki,.[t;tt;ci'. tdknibiikan?

,,

]]]Ka,l a

rrr,,'r'r,

nr€reka:masi? i,,r$gmFBrttehan:ka:h;m*lirti,nS:

.

':,,::t1t'iagi,,1:;',?ab,l.l:kV,egil,:tambah,keiP-Yafigbeaat,,

,..,,,,rr:lr:j*

nfi ,ng.

.':

,,meil iakannlkmatnya,,,temba:kauasli-Dan;,::':' rorkdk ptbaikan iiu:rdn tembikaunya,,,sudah,

tdmbakau,,takr'bii*. Gtflan

,,,,,,,r'':"',lerlliiKd.,bo(ei$khlinygrl$rpf$isme

I i

terrlanj ui rterbiasa den gan,,,,,,

di-btending" {diiamu dehgah komposiei I' 'Cengkeh,d,an teuslr' Ya, bialin siat;"i'lialaturtr:iil'llr:lrrl :

,:,,'.:::MajJ;::ser'iui;a&ka:l:ah|kanl96,ng,:6"ttr.:Mutnigkin r r,rrrrr

q

ka,r s ud,arh

''

Ta k

nmt*,g

*s&,s$,&x/trexl:{}ffi


Paradoks Oei

dalam llaimoni &qkremd *Mg,i,elwffi{tw

Iak semua orang daPat menjalani I dua orofesi vane eksistensinva saline I bertentangan. Oei Hong Djien adalah salah satu dari mereka. Selain sebagai ,:pakai peinakar kuaIita,s tembakau, pria ini

juga se6ia:hi $iaktisi,merdis. Yb, inilah dua rpiofes iiirrya ng kont ra d ktif te(*eb ut g ra d e r

,

i

,da;h_doktBi, M â‚ŹIihal :1:rotesirrr$roder,

\e,bA;,nyaL6a,paiti beianggapa,n inefeka,,:::Berakok'

ktif

or?ng

bahwa

rr,,''

:-

i:ni ia,k beilaku

a saota r,ig o.e i H on e Dj ien,l arr, b uka n la h -- I beika ita n]..]dengan plerokok]ia ktit ::'l:h.i*:'

rp,ad

:

rpfgft:91r:lyef ,rd.i}isi

f

lain;

ya it :A;ieib-C,eai,

dikter. :Dari persrpektif rned is, merakak:: suatu

ia

kfivitas Vangdipa nd,ang nagatifll,,

Itu :pun ditegaskan :::'

darf

::

rl

ltlr

am,la bql perineatan:,,

dI setfap bungkus,, t"olck;

*;:.:::a':.'.:':.:::'.

a.d.a:lah:::.,'::.:.::

"melofuli &pat

menyebabkan kahken,ier:?,nâ‚Źah"rjant'ung,

irirr,

r:i::::,,::,:,

irn,pote h si,,d? n ga n Sgt a n,utke h,a:m'i:la n:::clan" :,, ja ry i n". 5e ba gai un r'r*g 1a(ti [siril)1s 7[s:,'..,, r

.

lakang,,ekad:â‚Źlniirrmedii; wacanq

itu,,,pastil:r,

ltak:aSingbag,i.nUe:,;KWelAVak'umirn:,,6py;;gga,Bnn ,bahwa:5-es1ang ka n, d:iri d a ri ru

io ko k;,Pa nta ng'b agi,ijol4e

ntu:k tne r6kok Du

d i g'a m,ha r kb dah

oto

ri

daktqr., me,ngaiing.,

n

tafi f

se b 'd

n i

agii

a rned ra n a h

is,,,se n r,ya n

e,nfi

arla,,,,,,,

g tel:h

i rn asya,rakal. D;ai

;,,5s

p,,,,,,..

o

rm at

6y26r,

di6kter ke-rap,diposisikan sebaga ite_l_adan

ffi ffi

Jqirq$\;:ea- ffiALetti$qL$Nffi


dalam pelbagai hal. Namun, bagaimana jika dokter tersebut menduakan naluri untuk dunia tembakau dan rokok yang dipandang serba negatif oleh dunia medisnya?

6rader adalah profesi yang tak dapat dipisahkan dari tembakau dan rokok, bak api dengan panasnya, atau samudra dengan ombaknya, Aktivitasnya dalam menakar kualitas tembakau pun tak jarang mefluntut sosok beretnis Tiong Hoa ini untuk menghisap tembakau

demi mengecap cita rasanya' Wataupun tak selalu, cita rasa suatu tembakau menuniukkan kualitasnya. t-eUitr dari itu, setiap merek rokok pasti memiliki cita rasa khas tersendiri. Cita rasa khas inilah yang mengharuskan grader untuk tak sekadar memandang, memegang, dan membau tembakau' Menghisapnya adalah suatu tuntutan. Sekilas, hal ini adalah suatu kewajaran grader merokok. Narnun, akan timbul suatu paradoks, ketika

yalg merokok'tersebut adalah seorang dokter. Kontradiksi paradoksal tersebut tak berlaku bagi Oei- Grader dan dokter dapat didamaikan dan berjalan serasi. Melihatnya merokok; sejenak kita akan beranggapan bahwa Oei

mengingkari naluri sebagai dokter: Memandangnya sebagai dnktet seolah dia melang-

,

gar etika dunia medis kare,na'aktif sebagai grader. Namun, naluli groder juga telah terkonstruksi di alam bawah'sadarnya: Artinya,

dua naluri yahg kontradiktif dapat berkoeksistensi,dalam dir,i Oei. Dan, ia men'ikmatinya'

s#Effis dBs/trH!fiâ‚Źla*1-

m


I ii giadeq teita nb

:: - Nra I u 1.1,,

r

m:,

:da

lalm diiinya

site bh

lama'rb'eigelUt dehgAn *unja mei;s.,r1a(h r,har:!

iebel ury rne la:ngkah ka:h kaki

n.

:

''tei'Se'd kit menge i

n

erag mb sa'f

alrU

:

dolr

Oeti; sete

le

masyai6:

,

h

,

:.

hal,

menari k,l]dalam'diii Oei. le..:inliern:i:l1n'i:n

i..,m e nga maJrka

:

:

jtan'"RatOlik''',

i..

:,:,,:kdkulretnge:r'ldnaga m,edijt:dan doktbi." Laa.'

r....

i ulnluk

jA dli.lio'l

,

,

uiiier,"

ke_ B el a n -,,

U,n ive,rs

ity,'

k U,run g, taikd i r ti,ni r',"',''

la

h

l i,l

patolog i,'airatam'i

rba nV6,, d

i iu m a h_;l-ayah

:O€i'r"me

rhtar

da

nerus kA:h:,,,us1h:A,,a,Imef

b'*la kang, akadem

h

:a:kh

ir:nV;

n i j ara n

g

klta temrii:pada diri dokteirpada umumnya.

(spek*a

nn,ya

lrr:syaraikat'desa, ,,::,'€

kofi

'o

terhadap kondisir rea tita! ma. ya,ng mayoritis ber,golongan

m-i re'n da h""tel

a

h,,te rlafi

h sej a k keci l.

Usaha tembakau ayahnya, menjadika n

' rurn ahnya seri

n

g' di penru,h i

peta ni tem bakau

._i;

' ketika muii'm,panen. Mereka, adalah petani ng menjual tem ba kas,kepada aya,hnrTa. Tak jaran,g, Me,reka menghabiskan beberapa ya

har.i.untuk tinggarf di gurh.ahnya,

"Dulu'kon

belum banyak,kendaraa,n. Para,petani sering menginap di :sini, karena iumahnya iauh,"' jelas Oeil, Proses ini meRgawali keakrabannya dalam bergaul dengan,masyarakat desa dan petani, Karena ,itu, naluri keberpihakannya pada petani,senantiasa terpelihara.

ffi m ffiffii

JUffi ffiAL mAg-eff

$qA$$Jffi

'

, -,'.:,r

isnya,,iet|,ii,hal:je/l:is't',',',;.,,,.,,..,

ta,krberkOlera $i:::teiata.:,:la'g.iidenBqa uiaha :,' .. b u t. r:seo ra,ng d,'ki :,

te-f;l'danllarhl,i::pbtol€ir-a natomi brBrblinis',

",,1

::,,:,

ll.,,

:

. ir

r,,rr,r,

iEIi ng::rfuerm]tS(hAn te,iSebut tah pa "kete-

Kesad ara n se pe rti'i

,rr

um ayahnya,

*bkte:1,pa9tdy}r,adalahpa1negiian:kermin,u"

tegasnia.

.

nya,'

Oei melakoinl:i dii6''prafe;i.y,q,Ag tampak

']""TBC;"

n

gudant'iembakau.''

0ngkBpn\{4, Pi1i:h'anhya;1ni d,iambii,,ka r:e,n0,.

diderita, maiyarfakat deSra, se$si6"rr^1 ria dan

n,

N ij m ege

te,mba,kbur,Sg:kilai),,terasj,,lucur::Nar:huh,

...$i.aah..,npalag1,'d'u]l,U,be,0:ya.k,'penVakitvang

'&

l;,rr,Te

yan g, d i l afioninti te rse

r t'as:''Saya dritarik ole.;h jar:ihganrrr&mrarnieman

t

.,magirstei'ilmu

]$engah b€tbagEirttper"timbangary

rtr,.ltl

ifu'MAgelah$;d4niemahggung,

::::'Katdllik r16:h'$ 3 xlli d i rrlin

olic

a

nve

m€hginjqkkan kaki ke tanah aii'dengen',''"

kes_ediha:n. Sefi

,:':*€le:ma'*ua-tahrun.dirMa€glang(i9,64-i66}t:,,,:,,,: llrl,li:,l.Padd.r,walgu

h

mEwaiiskan,bebera,pa

:

,':sukarela,nt€ltlU:i:Lay1he*:RbSeh,

fiertifigga

,.mirabAw.A:,,getai

uU,'l.'

n"11m; k- rJ - kterannya iec6 ra

piqgfim

d it:i

,mengharuikan,'Oei menihtgalka,n,,,8-ela,ndar llfa

:::r,,ir

lagiyan6

enga bd i ka n

Ketika'rmasih ingi:A b,elaia,f,rdi sana, tiba.tib'a e\Lahn:y,a

kal,; !lt:,7ns,l:!a i,rdokte.t:::f€lawan'':iji kaWasan'rl:rr:,,

hiatU.

aii ato,m i''di Thre''Cat

:

Kedokterah U,hive,isitas, lndonesia;,ia ge ge-i'a,.1,,,,

.. Ma$etaFi4;:;tAwa{en.*a

h u h,'l,m

l..da11u,ntuk,,,'RiefemDUh

'.r fiendrapatrks6'::gelar doktei,dar.i Fe,kui'tas',,',

rn;e,ngabdikan ilmunya,ke.pada

rapa ta

kepa d.a ma5y a' i:ekairtt :,bd|,be f a n gk

di du,nia

,',temrbakau, Oei,,telah b€-rplafeirii sebagai

:S€t:e I a h' b e be

r.,,,

.,:,'

:


'::::::. .:.,:..

ga nganlL]]]B

aginVa, sem

u a',,it

u te rj ad i ta

kesengaja:anr ltHidup,r.ihi,kd,n

n,p.

a

r

i

rl.]]] .l

kebdtula:w:'',

..illl:;t':a:aa:.tiii,i,i::,,:r..r3!*i,iiiu:rut::r!!lUiirilrllllli!gii:iirrrr,lr,r'tl

115aya su d a h: men d a p,at re zdkllt,ukup' da;r:::i isimblkau. $6ya,gunakan,jlmu,kedoktB,ian,:,::,

ayn,,u ht

nqomal

Sa j,a;3rr

t0tU,r'nya

,Say a:,.:mei;galir Saja;fl uja:rnya.r.H.id up...in i'.bqk'

s

.aliienr isu,hgaii,dan,,ombtk d i rl*ui.,'senalntiaSdllrrrrtr

laij:0u,n :Oei, bdiasal d:ari kelpl,:sl<sn.erni

beigera k,:Tak harus,rter?arkli:

pa:d:a' sa'toit

alas.

Nalui|r$eba$i dokter ffik mengha tehgi,',,,,,,,,,,,,,, biia,,,salihg rnend(ku,ng. l:k5ist€,h,si

dil,,,,.,,

.

.te m ba karu

5:0 ks€srr

bigiurs a'h:a:,:dalam biirra ng

tak m,enghenil,ketn

rnensamatkaR,ihu,med,is-'i,M

r,i , tr

ti

d i r,i' da l a

fi

ked .

lah,se,beliknya,

agai.r]reli]Wanr, Kal i'ini di.Temranggung:' se,$lah' ,t5 tahun:iad||iElawan11::di daerah,Tema nggung g

namu n dia ta'k pef nahrrrrmernrhiatas.i

68< 99r ), 0e,| m* lEOt tUrO, i katanr o r$a,,

rriri

L,,

:::::r'

pe iga u a n .,]]iP]iofe$i seb-aga i d oh, l

!

u

du kan .Va:h€, ia m

ai

l,l3Sdir..dra hg y;lh g',

r.r,'',,,',:l

:'

bahnya. Usaha tembakau turut menyemai,ka6,epiitem,b,logi eggfite-rn$Er, la:ilahr,'yaag,,:,r: menrg:a,hta,ikan Oeri

dekat,'dengai1il'petani'.111/:':';'"",,,;..;,.;.;.;...

tentartg' nalu,ti .panggillA,h.kema,hUiitein.delem ,m

en€orbati, o#lh g;,rr$ei,'mencdritaka n keja

an.'kej ad an',ya,ng tak'aka h p erinali ia i

nriiasloni.lnyai.dari Ldy anan,(esehratail,''Katolik ,jawa Tengahr: rNam,iin,:tak 6'E66i',i3, ,berhenti beramal. Oei tetap melayani pasien yang

fak jarahg

me m b ut u h ka n u.l gis x,rrft n ge ;hny,a' di

,$iun:mel;aya,n1:nya. Apalagi

rumah

;

pe nfi n S brisa d:ilelime,16i mene"'saSa/' larfn - i',''"'

Do:ilis'1,'oe;,1._ti,p m€|anjutkarn,aktivitas 5eb-

rr{i

:i:l:l',,rll',r ;,;,::,:;::

orang. Baginya, semua orang mempunyai

nil'Uiii..iiSosi a,tnya, a

-

nap4i;

,,

jafad,ier,xb,,a,ka'i"semaki:hmb,hefuhkan,i:iwat:

$*ialaVa

r',l:lA/a

teir3e,mlt:kinr rmendekat,kanrnya p.:Ada 5*mUa,,,,,

,linckAhnyA di..dru,nii,'tembakau;,::Ba h,kan, ked;,, :ua nVa,,

u k,,

:a::

d

i.

,,'

lupa:lea h

;,,

ketika,,,ha:ii te,tah,rlar:ut malam; ada

orang men€gedor-$edor piht'f rumahni-a un.

tukberobat. Dehgan::pehuhrrkeikhlaian; Ot€i',: dokter maiih jarang

d,i

dulu kebei6daan ,: '

daefs'hnya. "Dok'"'i

i

ter,di sini stdahtua-tua,nggsk muRgkin

,

",l

melaVani ma|am-malami',kenangnya,,rr"'"irii:

Meskipun seo,phg grlder, tak berarti Oei ,,men,gizi nka

n.begitu saja pasiennya rneroko k,

apabila memalng membahayakan kondisi kesehatannya. Anggapan bahwa merokok dapat merugikan kesehatan tak disalahkan oleh dokter lulusan Ul ini. Ya, tembakau adalah tanaman yang mengandung nikotin, substansi adiktif yang selama ini dftengarai

berdampak buruk bagi kesehatan seseorang. Alasan ini juga turut menj:aganya untuk tidak

memilih menjadi perokok aktif. Merokok hanya dilakoninya ketika menaka'r kualitas tembakau. lni pun tak selalu. Ser"ingkali ketika menentukan grade tembakau, Oei tak

perlu menghisapnya. Cukup dengan melihat, memegang; dan membau, ku,alitas tembakau da

pat diterntukan:oleh .gradar sen ior i ni.

ffi

s$:}i$s s3#HE3s1*fi1

S f;ffiffi

ffi


'ffiffi1!,'.$ ).11,'',:,ll.1@.1lim W,tr;';111i11i1;l$$\

k sepuasnya,,ya,

${!ya Argumen ini te,n16nta r perspektif medis rli'l,r,,6arc;rt*{rrilin;rr,rir,rrrr:*it"t

tan orang ini menganggap bahwa merokok adalah perryebab utama tumbuhnya

'id"tu

peuiikii,U)!

n"n1..iii

11;ne,.,.,:ut:ttt:'',..,ii.,,,,.,i..i

'Kâ‚Źdua, gaya h!dup..id*ia:h faktor yanf

tak

',,,,,....,..,.....,

kalah penting. Gaya hidup memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pola

makaLsesecrang, Oei.me:nig,|7,|ka& Fola , makan sehari-hari berpotensi besar dalam

..,,

,

menentukan seseorang sehat atau tidak. Zaman yang serba.,,m 6de:fn .ii'i: mem.baOa.,,'

r',,'',,,,

manusia cenderung hidup instan. Pun denM,en

gan pola makan. "Junk food dan fost food menjadi kegemaran orang. Padahal, ini

uiut'Oei, ketika dokter" meiokok tak

berarti mereka mengingkari naluri medis..t:. '&',

nya. "Memang benar merokok itu dapat

merugikan kesehatan, tapi cuma salah satu

faktoi;'im,buhnya. M,â‚Źrokbk hanya salah ' s-atu da,ri sekia n f*ktoi,yang rneme.ngaruhi kesehatan jasmani. Ada beberapa faktor lain yang bbih,berba'hrayarrdari mer,okok, ' Gâ‚Źn, gava hidup, dan,kondisi psikologis ada:lahrfaktor-faktor. penting yang harus'

diperhatikan d,al,am hal kesehatan.

.

,,

sa

ngat berba,hayi

ll

u

nt;

k :t<eEeflata

n,-

te-

ga5,

Oei. Oei menambahkan, perkembangan teknologi juga turut menggiring manusia

untuk hidup instan. Seperti yang dikatakannya, "sekarang ini, orang kalau mau apa-apa

ti,nfgal mem.6ukr'iemari es. Nalk mobilcjo, kalau tidark ada AC.nva juga'tak rnaui' ': t<*tigr, k.r*ha"o l"smani i*iaor"ng ,rn: gatidipengaruhi.oleh kondisi psikologis. Padatnya aktivitas tak jarang menghantar-

Genetika adalah unsur terpenting. Begitu

kanseseoryngr'nernasuk!faie]stres'Stres.

banyak orang tua yang telah m'erokok pu-

mempunyai kekuatan

:u

ntu k memenga ruh

kinerja organ tubuh dalam artian negatif.

f- fi Gffi

g

gushr&&- flALATR[r$*ffi

i

r

.,'

.

,


]Zt:l]ilr:rrrrr€r,,.r]]]]]]]:.',',:it!g,rll lllrr:::ar,rarrrrr\sllai,t.rrrrrrrrsrrr

X,.p,,x1}gg

l,,ll.l:]]:]]::,l,::ll,S:€,m]..il&

,ll,l;

,]]]]GW

>dfv

,'

ll'r

s€aKan

ri:lll*g::r:r,,r,,,,,1'':lz[|l!l

JulllvEl

,9*

lJqtvst/

(,::::,,:,t..tS...,r.

?l>*:';;l;.;rrrr :::. l;f i*ifa;; \,...@t's{1].altnusr*r..*'"a'"..,,.,,.!1*'l*.!,dffMffwil'nE€tKl1:::xg F. -':r.:;::::::::::::::aa::::.:.

*:l\,,lllllll:r''4llllllg:.

t

....a,...:..:.a.a,,,,:,,

1

ltirt]t]]n:.:.,lulllll:ll,i:ti$l

:,x:Z', 'te' 6 ffie&wB?

pun

4g:1]jP........7|......'..;j;................\.erye..."t.T6]:K.i]#:::]]iK]ii:z..^]j]]v ' "

buruk rnerok

1

-

nCajq melebih-iebihkan wacana

,

akan rnerakrar.nya pabrik-pabrik

.:.*..:ti trr;,,,,'

.^-,,-^r-h,,.-r".^.o.to,

F-l'""'"""'

ilIJ,T

!il:.,,,,,,,,,,,,,,,,.

iotot meniadi alasan ketakutan ini. Sema-

*

i

: melakukan pembatasan' Pabrik rokok yang

rokok.

x,,*zr,L,,

^-;-r

publi(' pemerintah akan dengan mudah

se-. ini. Pihak

Menurut o.ei, memang ada pihak'yane '.:

.

,

r^r--

e$,im*

.,:::{.{b&tlti

'*<Vr63

'.Ak ,

.,,,,,*lig

. U,A

d U

.€

mr,.tgtl€l}rry,ang::talriar

,,,,t,,9612'rrly.4.i. lthgan,tn8$airrktt plliirlltak ,::::,,.

*...i,Q";;,er,aj;aiiil$U

6!tr;,:kifuyA':':p'djei{6;''""""""'''' na":M:fu:{Akai|l11d.aptit111 ah d;!;.:

q':':*eli,6rirdirm

X111,,.:..r

..,yqng,,menguarsai dus*ii...j,' 1,. iok$kr€€e :i{,i:lCh Qei'mem.bdia :19'egel1ro'iiirrr,,,

: iiii*ag,q$f

Xlnia:rrtemnak) -

bt@;,k;,':w,ngeiah:uan,,,,

'llllll:::rir.utertrra ..1..,1.,,,11oei,

jad i la:n dasa*, a ntl i$isnyirl:'l{etika:i: waraa n'a

:

e$fif}fu*:rtelarh,beg,itu kuat,::teib-a,hgu.n di.ma#aiakat, indiiitij'rrskok.arkan'su,lit-.,,r

,.

]r"i ii;;lms.

,,,,:,

-

'"r,"r rrko-k

dnn rind:utfril:r'okoli mgn',

lMi:iia;6eleke:,ia{,,Alpail,mem'.i'1r,,

dilbe*akurk*nyl

piin"'*ii*.k*.bisa,fa

---

t

ule$.iler5eh,lo1t.:

..''

.,

ta. grpotemik it$.,

eir,,t;ktrlah.,*etikt:r,{egulaiiini.

rme*ang::da,pat,,merugika*kesehattn.',

,:"",,r,r,r,:Tepi;t11€d6fat$orianglgbih:,,b;€ibah,aVarirrrriF

,,

.llrllrl.

.2i*)hAnken.'&,:katahatan,n,enjad,i Fiemis,

a:a:'

t.,,,';,

:l

gghetikir.sata

"',, u:la1lgnya.

ktofi

:rr

:,,,,:'

dln'kondiai'piitiA{ogisl.i.rr,'' Artirnia, *ita' diiuntut,untuft $ij,akr hid'up;,l

.'.'''',

,' iana: dan fi.dak men:empatkin merokCIk'"prada "':'r''r'rr'r ' 1,,,,,,,,fakto1 utama ,penVeba:b tumrbu hnVa,Ben$lt,

sm,lxncm

Ksx#xe*cffi

""",

"',|,:,:

-,.. .l,,

:"i""" "'r'1"


,.''

Ogli,,jugarrimehjelqsk;rn, ml:t<r

.",,,.hAi4::::ienga:Wet,

n

jn

,,,, rnllin fier.npuhyaillkedudukan

:'

',

Va

ng',b;rb,a

mengand,0,ng bora ks dan setarairidengan

,iokok ketika sama.iama dipandang dari pers-

pektif medis. Tapi, pemerintah ta,k rnembatani n tersebut. "ltu tak"adril bagi rokok,'1 tegasnya; Argu-

,si pen gko,ns Urn si,an, maka na,n-maka

men ini,,semakin menguatkan adanya'strategi pemerintah dala,m menaikkan c,u,kai rokok:,

r il' :

Waia,na'rpun biral;h. [.egitimasi regulasi ini , .:.rrr a,khirnyar"'d gir:i ng ke ra ni h,'Ha k,'Asa si'",Ma nus ia i

,

r '

, (HAM). Bahwa meirokokrdarpat

molanggar

.,hak asasi,oiang lain: "ltu,,,,mem,a,ng:5"rtt a o:ila,ni't"mireratotr.

":r....Ketika::rrad

:,''':'l;",;1:"d!sg.kita,i;nya

l,ebih be ib

':::::::::,:::::,:kolk::V?i,i{

ll

aka nr'rte.rsgia ng,.d a:m pa knyA,

perokok pAiif,ll Dn€,k;pnya,,Pe ro-

,,,,,,,:menjadi

::1,'1r,,,,,':glqfifi

I

.

mita oiang lain

o€i

ah

iya dari

6ei beipe,da plir,kal .

if

kok

pa d a,,,,pe ro

merftganggap:jOgis:ajasahr me io kc

t

irni.

me

I

a

'ii

i,

r

ngga

-t:,,l*'A,M:;..:bei.am'lrat<tlVitaSl.iainVaog-me:nC$.ngeu rrrrr.lll6iqn$r,rla!

""'ll.l,ll.,,,,,,,

ra

n,me1an,6gai,r,l4AM,rrpula.,:r,lsua,iCrid:,,

n'lldeii"'lpea*ei

*i s;lu,mlh o 5uO uh, lring

1,,,

111,-irfi,em:b,llngu anrorarhgtlid.Ui&:eli;i6*gii,rHAM :.:.:.:::,:ta&a:.d:6h'gJ:ltt

deblhe'i.a. oia

g

nBrrrls lam,,. ka h',:;:y.an

:

,:,,]]]]]]]]]]*knhll*"!* m,end]apat,kanrdU,a:tati:]].ketiUaf<a' .,,,...:::,.d|:Lan::dlafiam:'V.ene:mbAli ii::rrlrrrlrrrr,r'lndtustii rOkO

hta

p,lr6

n

hya di.:rUe

gga I di

a

m

&1g.l1b'll|k.

m e,nghad

aFi

;i.r...kebt:tkan:d:ibeAaka:nryi'ge€*lAt;ifii:.n:ei.:.' rrrgah penu6,llsefr engatll ind:uiir:i rolkok,lmeni

.""'::'

,.

I

lljiidi $pon$or,fehggodokanr,,nuU: pembetaian

,,r,rr,mgr6kok drilr:DIY

Adal*h PT,HM Sdmp0erna;

Van€ lneiiEd.irip'6,n{6f d,A,lam""agand,,,,,, 'i:ir.,, Pe'nicfa. OlY terseb,ut. O.ei rnenguntkaDkan, : ,.....Tbk,

:rr,,:.'j ii

itih d erka

n,rri

n:dustli r:okOk me

.11,godokan, RU,U, a,rea'brebas

io ri

p€rn g:

:

rokok ada,lah,-

unguk mempertahan kan produ ksi.,

r,,',urrrrttr:strrategi ill:,:.

n S,pOn

Dshga:n, m'emfasil itAsi kegiatanr penggOdskan

,,,,,,,,,''RUU

t€rsebut; seiara tjdak,langqungr.pabrik

':::,:::,i6ftsf4 ri

ffi

ffi

ft

an,

tetAp imem,egan$ posisi tAwa

*u**A*

$3&*-A$$q{.8ffr*s

r:

:


' f'. -#" :i1)ss..r,**. syr. :tiillilllllllrtll::::ut:,i.r:

1;;.;.....1s:l&b*@n.a@u@i$fu.n:::.gem:6el1.iA:n;.:;..

tr'tf$$gt\@adtta$A6..0Allms::1111;;,,; a.....W,kary,,tteme:ti@ih:.wrut,i in .ilirh'k6111,1,1iii111,,,,,,,,,,",,,,,,,, ,,,r,,l,r,;k61gtsd ifi ::Fe:ft tn i|q$ftbisru:'ke,ta n a:,tuabrl:,:':',::",: ,ll!thill :**dt1$\*,t;,',;ruO*ei okhariu*:rrrrrrrrrrr,:r,,,, utrr''

,,.,

.',,6exai;,f e'rra*::::61'b6ia11:l:ba,n;hAissdt4:lihdu$iF,

ffi,:. .k.,: iiih.d. 1€ittaa,*111,bulahr:;......... :.d*gj6i nillFat'trk tOlq:V..,rr:.TAnpe*ebil:,,,,,t.a,.,''t "' ',,,,,,,?l1{6n.

::r

l

6di!*es,iAr$a*peR€rc

r

l

u,n! uk:::*iperd,e.brlFGa't""."

.r.l'RAl|]p@6i9:16"s:ha,N€idi l{hi,*h..Qdd!l!,,,,,,, ,:.::,:','pei*|fu,lli:kuah,Mul**,i' Ag,1<o4si r., rL€fi$hrnysrrp*6d,ilr8.s.Q,i,l{ dor€iQr,r

'''

uh4kaM*

Oaei:

,,,;,Und

lstbe

t,6m

:,

n,,,,,,,,r:,t::,,:,

:bAt *:asela h

.an$36.iki@n:,,dulu,

;;;::

g$n,,,9{.,,,,,,,',,

b*at

"''"'

1............

:.

itaati,,,,,,

,:,:i$,,t6)k7,,,,',nva.,,Pen apat,?)dl,stjb.rrrg srA..*'i...:m1:niaa:i&.d:L:.ery*.d.t|lam'.Qe*$',.......

,,,,,,,0;,:---€Ftmbii,kg

,,,'r ::,,,:',it*rrr$itulm.teilenan:::,dite:iapkeh,.di

....,.,

dfftia,

gela&i:$ra e[:':,:.

pe.nda.R.at*,...pgmeli,ntah,::dqiiigan,:rciikei

,,,,,,1

.....

',1:;:,:,,:,',1gg6a21tand:ti::ne;ara:rpgai{i$r$ehiUtitatk l,banya,k,

,r,....,.,

r,r: ::,,,,,

menua i lbnt ra*e'rsi'kaie*6 tak b)h-

yak mas$is*at

111,,11,,;,,;,

ty

grrrrrldnrg& ntungkatnuh id

parda, irnidUStri ffiO*rlda6,,.pe,rta

:

g-tilrrr{$A€$Vetei.)

irrrr::

d

i JAkafta,

i16::16

tg:[ir;'rrp€i$

tl.r aa:,a.y ee1b

elbai

:,..,t,

.'-.i.{jikok,'d;taeti::at*ufidak?rztamrbiah.hlia:i-'trrtrrrrtt:::'

:

.

timblxrn;,r',4ap*.i*;,ngap,uiai.6n.$

-

:,,:,,,,

11;;;::..:...:l.Pa$lh;et*sa$.seper:fi.i.!11..ok..d.ib*flak*Wdi ,,,:,:,.,.ne ra yan€:tak,m]om,p]ul*Uai lahan p@:aian

': ,.,,

dit$q6eb.&kattt,,atdn

].]:.l.5dl.en]]i]$id@'ni:1!0ba.t431ila|i]],'jgq;,]:ll]]]]:,,']' ::'yr11::66'L:" ' 77te:fi,bitasliheiokok;rl fobE.,fihal,,, :,::

,.,,,,,,.,,l..lpenfery:pa n tAna€a:.let'jalrr$irta ::6eny,€!A;pan

..l::.ptod,uk pel.t7*i6*', f,an

p

'

,,,,,',,Min$hsiffitd,aiir1;( rilr:,,aJ*lN*N.rer,',,,,,,' ..t.l,...l..,&sejdhteiian.nq g6*i:ma;iaiakat;'1,.. .,:.lrr.

lFR,u,

SUa*tipgr*\t rdt, ln@6,9widan'9a16,,,,,,,,,, ,.AsfingA7"hu|*um,:d:ifuq\:ua\Ilk: ha,,.,\ffi:a -

cit|lastt1*im*

sA.a/ li wa

a,.nstai$.*ndld*isi,6; oiise!;6h'.1','1,,',:::.

r..,,,,m€i*,se,ktt,11;manls.ffilhltnva....p*Ealai,,,,pg6Q.p',

llllllll..l.!mahan.&h,dxi..dua:anlalbini,,,te|ah,,,meln-,, ,,:,€;,limi pargpnfren penlerin*ehaq,,b,eh€,iapa " .,,,' .

,lhingca sgkaran6dib$weh...$usilor,, mbi.nl$,:'

nia6,t€m6a[a u.

I

:tai6,,rrhr*ny,ardi:lndronBiia::,Kgtil€lirpRnreiii*iihrrrr:r,l.

rrr,,::rp*l'n--- as;,Ad:,ia;,tahLA,man,,:3O€ni:a,iho,

Oe'i:tturi.i

iigl'n m€:mbatai! aktivitai,,'fieiokok,"'::Wetat,,, ::, p[i,;1€5:,"3Esan menddam,:}1- ad* so!(ile,,pr€s ,,,,,,,,,dipdrtimba:wgkan'mair;.ag-ffi ata.ng.,,k€nsekue,iden, psr*lm,ar.rrb€ ngsa i n i,r"'tlS*tA b&fiar:bdnaL

,,',',:,,,,.,,.

nsi nyd.

P

eratir,:n

itu,,a:ka n

ber dam;Q ak

n

ega-

r tif ttrthad i:.(i.pLbdukfivftasjnduitli',r'o1(ok.,,,,,,, , Fablili:Da'b].?k:,,rcbkr,ak*n,,,r€n$**inBi jUmlah |,bi,a u inya, iKonse ku ew*i$t*;;:. ftgura,aga n d

pe

.',

",]

.:,ffieraseke,i nediei.p{inaln., F€tsksa n!a,n,,,,pe1,,,

'

atu ra n'peru n da ng.; ;6" ngi n se-lam*., pemeq,..., ri"'r,';d,then P-sidon r5oekaf:n:s,fl,,,Rna:n:gnyA':;,111,1,:

i

'''

i

:\tjrdhoyono,,8?Eiava,,peme,linlahe,n,fa,ngi":lit,],r..,', ,

,:.:::::lr:,'llr:'

'::':t:':

tt,',,;',

.

' ,,kali., iM.ulaii darrl,,lpamerirt a,han Si,eka:4b,Q,,

up

i

.,,;,,,,,111

.

EDtSt43fix[!r2o1r

4

:


|,:,:\A:Q$.:1::1.*

Tuhah hir:d*tn*-

:i:t:ltluutiuu:u,:;uuuuutllurtrirr.:uut:uuuutr,l

$arnrUii6,,,,gr*titk:

memilih jJian keluluran. la jujur ketika men.ii

n

i,.:.giof

esinya se b.egai seora ng trodeiir1a

i

tulus ketika membaktikan ilmunya sebagai seorangdoktâ‚Źn Ia pun''bergairah ketika bâ‚Źr:: gumul dengan dunia seni sebagai seorang ,,ku1a19r;

Bii

tida k berupayJr meingingka,li:,,,,1.,.'

yang satu atas yang lain. Dengan ini, Oei mengafi rmasi liyo ning /iyon (keberadaan

yang lain). Karena, hidup senantiasa adalah ayat ayat ya ng

m enu

nda,,pemaknaailill',8ag:

inya, hidup senantiasa adalah aliran, bukan

tujuan. ltulah mengapa Oei bisa berdamai Wa lau tâ‚Ź,ikesan,,beriftia in-main; pernyataan ini,15e$:ungguhny:d mEnjelesrkan posisi:':seorane Oe

i.

ffi

@

PoiriS i

y.ang':kitairya, mE

,lunffiAL

h g izi n ka

ffi&LAEffii.,ru$3

n diii'hya,

dengan panggilan-panggilannya. Kita pun bisa belajar berdamai, baik dengan diri

kita sendiri juga dengan sesama, ketika

iita berkataiiya" pada kel.r^iragaman,ll

,


Krav*r

K*fu d**xxp;;rm $e:tr6

Srader

ta:,aaaaaaa::::::a: :::,::,::

k$.i: iW:lllll:l:=,: l@,iill:]il:i:t:r,rrrrr; E::lll::::,..-.,.:,':::::':::&

$k1ffi::lllll:Y

EDt$l 43nL{ilU2o1G

ffi

G


-

ry

JUilf,rAL s*LArRUrfS


${pc\s**r S*$!${$rt*p*:n

buat Oei mahir mencicipi dan memilah

Demi mendapatkan lukisan yang berkualitas, Oei tak sekadar mendatangi pameran.

tembakau sesuai kualitasnya. Kemahiran-

la bahkan mendatangi langsung rumah

nya itu yang mengantarkan Oei menjadi

pelukis. Oei pernah menyambangi Af-

grader PT Djarum, pada t979. Meskipun

fandi, sang maestro ekspresionisme, di sanggarnya. la rela menunggu berjam-jam

Lama bergelut dengan tembakau mem-

begitu, ia tidak memungkiri adanya faktor kekeluargaan. "Yang punya Djarum

itu adik ipar saya," ungkapnya. Menjadi graderyang handal butuh proses. Awalnya, Oei sering melakukan kesalahan dalam mengevaluasi tembakau.

Namun, ala bisa karena biasa. Lambat laun ia pun hafal dengan tembakautembakau yang harus diklasifi kasikan. "Saya belajar menjadi grader dari tangan kanan ayah saya, Sumarmi," tuturnya.

mengamati seniman favoritnya itu melukis. Alhasil, Affandi tersentuh dengan kerelaan Oei. la memperbolehkan Oei

mendapatkan karyanya dengan mencicil

jika memang saat itu ia tidak punya uang. Oei mengagumi pelukis senior seperti Af-

fandi, Basoeki Abdullah, Hendra Gunawan, Lee Man Fong, S. Sudjojono, serta Widayat. Namun, karya pelukis muda seperti Dadang Christanto, Entang Wiharso, I Made

Selain tembakau, Oei juga akrab dengan lukisan. Sejak kecil ia terbiasa meli-

hat lukisan peninggalan Belanda milik ayahnya. Hal ini turut membentuk Oei sebagai pribadi yang mencintai seni. Oei tak pernah jauh dari benda seni. Kecintaan terhadap seni dibuktikan dengan usahanya yang tidak main-

main untuk mendapatkan lukisan yang ia inginkan. Bahkan, ia acap kali

memburunya hingga ke luar negeri. Kala itu Yoseas Leao, Duta Besar Brazil &

S;xnq #sxc*er

yang bertugas di lndonesia, senang mengoleksi lukisan karya seniman ternama

seperti Affandi, Widayat, dan Sudjojono. Setelah menyelesaikan tugas, ia kembali ke negara asalnya memboyong serta lukisan

itu. Sayang, setelah ia meninggal lukisanlukisan itu tidak terawat dan akan dilelang.

Berita ini sampaijuga ke telinga Oei. la langsung terbang ke Rio de Jeneiro, Brazil,

untuk mengikuti pelelangan dan berhasil membawa pulang dua puluh lukisan.

gm,&r


I

k

Konsep

${ffi,$ry,, €t]km'sN meffiarik $fika bism ffierffiEpuat seE u ru h'tre.a hu$r r:y*

Sl&br,ua]*]ihr]X..e$

,$

reterEndine m n fi s'-:s sEr;a bsEErEbhrgtrsws

!

kX

eiarra

nI

nW

ih A:t:i:l:,, ',:: .,,

"

;ia:;.gf;;1,1uii. rvrei.a.",.,.. memberi usul untuk tata letak lukisan. "Banyak orang usul untuk museum ini,

ny

sstee* n

klem=.nr*r{se F e+v

a r eMtqtdwB

E

rnruSc,rtmr:ltttttubu kan.,rrha

r<iia;,nvi;,..0i:A$

r<

walaupun tetap saya yang memutuskan,"

a

ungkapnya. Sang arsitek adalah sepupunya sendiri. Bangunan itu terbagi dalam

favrqr',,,

|oa.n.S"Situ....*r:tA..lr:Nati:tu'n.ljuga.,menjadi itnye Oei..tA,k,.*iem per:,rna$lah:ka.n sen!o!:,itas, :

dua sayap. Sayap kanan untuk o/d rnos-

pelukis. Sebuah lukisan dikatakan menarik

ter. Sayap kiri untuk seni kontemporer.

$ika,',,bis*..,.m*'m.buat selu,ruh,tuba,h,nya :i:ng

dan enggen

merind'

Sebelum masuk ke sayap kanan, tampak

m€fiingga$(e,R,,l,u,ki:ta,n,,]]its;r:rr,r,rrr,r,r,]i,,,,,

i.RegandiuegannVa

a

'5€pu1t h

jaiei'rarpi,idan,,,rbelass:fl- flfr:r

,fivorit

narso, G. Sidharta, Nyoman Nuarta, dan

yang,l sama,:!aOe::,,menygt!

sed,er*t

nA'4n:;at:,pelAlpa,:,:',:,:',,:,..,,:

Rudi Mantovan,i; S**hiizal,

,,,,riii:r*a$usib:nrMaltunts j.uga

ini

marh*m iwi,t,olqrati S'urjanto;rri$tiinya;,. i:.,te,h

i,,Balngun,all,ii]ii

1

*p16

dasarkah ter:nanya..Gayq,lg.kii, ku.hilsme, lern,a kekejaman Jepang pada masa pendudukan,

ia:TiilitlriRi.::.::::::':::':":.,,a,:.,..,,,,..:

SeU!ry.!.,..teol€kotr,,porngag.am...Sofrkalno

rr

a]

i:fi i dipisahkA,a:::::lekat'se kat$}penii:llllil..,il beroda untuk mengelompokkan lukisan ber-

O

..:.,...:.,:::.:

yang ia gemari. Karya-karya pematung rlm:utda..l$AlpCtti

:i

tefak mungil menyambut. Artefak itu adalah

kan.seni, te,kl$ehiatlel$:::::'

lukisan, ia pun menyukai patung. Edi Su. S1€ArV6:::gda:b:h

,..

patung,l

kelas-kelas sosial, wanita, alam, dan sure...,;;'..'.

alisme adalah beberapa diantaranya.

memiliki lebih dari seribu lukisan yang 25 ..r,pg.$igilta: dj*impao:qi m*iSum piibi.dll':..l.lll.ll,,1rll....1...

Trrru n ke a:ritaj ::sAlu, pat8$S fbailElossl, I

:,:,,,,1r,,rr

I

Bangurnan di belakang rumahnya ini memang

wa,t'iLA'bugi,Wa€]1,{:mbutpanjang,.[1.i.rtgga'',:11,l]iir.':

,"ngaj, dibuat untuk menampung koleksi

hampir menyentuh lantai mengejutkan

benda seninya. Museum yang dibangun

mata. Patung itu buatan Edi Sunarso.

.tah

"Dulu ini dipajang di ruang tamunya Edi. Setelah Edi dan istrinya naik haji, patung

$drb:k

::1

ini disimpan di gudang karena malu. Saya

*at:u

sangat menyayangkan hal ini dan mereka

$R*:5

menawarkannya pada saya. Ya,.saya mau Ealltefa.n,grvallldl!tilng|rrrger|ak11,1.a\$ta:.,1,',.oeli1:.,,,,,,,,.,

memang penyuka lukisan wanita telanjang. Di kamar tidurnya pun ia memajang tiga !r.U:ki

s.q..qt]],]wq,n!ta:

telt:nit€g.

ka

iw

s u dj

Kd,;|QArda,ripintumenuiti::em!$e,f kAr la"'@:A,,ya|d!,,,a:,trg..m.arms.l.

QjonQ:.,

,$rnf'6t!:r,

bef ukiiia,n......

bibser'.d,i,psje6'g:ye.rtiliff lne*,tttla.ffi

p,,,ke,,,,:rir',r',

.:

i

luar. Karya itu menggambarkan kehidupan

di udara, di darat, dan di air. Di darat ada

t*

:':,..::::g34fig:Agde:n ga if :::taniim,{n1t€tNtb*elGdA,f

::

:,

1:L11

:llkEctl.:liinggi b.€sa(lll|\ii. n:njiF*fan:p$iia-i61,,,,,,,,,,,,,,

,,,,t-""'.........'\:,,:'...'.::]]t]] -,',iriiii:iiii.a:.rrrrrr,rrr ,

i.,...,,.r...,,...........,\

,rill.llllll'.:ta..lllllllll.i:rl,11:1111ttt11,t:;;L1:1t11{"':


${:*ir** H*h{SrltP;:arg Ser?# #r*$e:tr

nan tembakau dari mulai dipetik,,dirajang, sampai masuk gudang. "Dari tembakau saya berseni. Karya seni yang saya punya ini dari uang tembakau," tljarnya. Kediaman Widayat di Mungkid, Jawa Tengah, yang berdekatan dengan rumah Oei mem-

salah satu dinding ada delapan lukisan

buat Widayat lebih sering berkunjung ke museum Oei dibanding museum lain. Pun

kecil yang ditata berdampingan, tiap dua lukisan dengan dua objek yang berbeda. Di

sebaliknya, Oei sering mengunjungi museum

situ terdapat rupa Bill Gates berdampingan

milik Widayat. Bahkan, la menjadi kurator museum itu sejak dibuka tahun 1994.

dengan Che Guevara karya Dippo Andy. Tata letak lukisan ini seakan merukunkan dua hal

menantu, dan cucunya ini memang bersahabat dengan Widayat. Bahkan tahun 1992, Widayat bersedia melukis peti mati

yang bertentangan. "Lihat ini, the capitalist

and the communist, mereka ilu kan lawan, tapi saya satukan," terangnya bangga.

Wilowati yang meninggal di Jerman karena

Menuju ke ruang tamu, dua lukisan besar seakan menantang dan sebuah lukisan beru-

kanker, tanpa imbalan apapun. Peti mati

kuran sedang menarik perhatian. Tergambar

yang amat sederhana itu menjadi terke-

seorang wanita yang bersiap mengeluarkan

san sangat mahal dan indah. Keluar dari museum sayap kanan,

tampak hamparan tanah luas berumput. Batu-batu yang ditata apik sebagai pijakan menghubungkan

museum sayap kanan dengan mu-

payudaranya untuk menyusui bayi mungil yang memegang l-Pod kamera dalam gendongannya. Bayi itu seakan hendak merekam apa yang akan dilakukan ibunya. Di ruangan ini banyak hiasan bernilai seni yang semakin

menguatkan citra Oei sebagai kolektor.

seum sayap kiri. Museum berisi

Disamping menjadi kolektor dan kurator,

karya-karya kontemporer ini dari

lelaki pelahap,puku-buku seni ini dikenal sebagai penasihat di beberapa museum

segi tata ruang memang tampak, lebih modern. Pintu tinggi dari kaca se-

t

Beralih ke rumahnya yang ada di antara

dua bangunan itu, terdapat ruang belakang yang terbuka tanpa dinding penutup. Di

Pria yang kini tinggal bersama anak,

.ir,

penggemar musik klasik ini sebagai Brad Pitt (Mr. Smith)dalam film Mr. and Mrs. Smith'

dan galeri. Jogja Galery dan Museum H.

bagai pintu utama memberi kesan luas dan bebas pada ruangan ini. Beragam patung

Widayat adalah dua tempat di lndonesia. Di luar negeri, Oei menjadi kurator di Art

dan pajangan memenuhi ruang lantai satu.

Retreat Museum Singapura dan sebagai

Yang menarik, terdapat boneka favorit Oei

honorory adviser di Singapore Art Museum.

yang kongruen dengan dirinya. "lni hadiah

dari teman-teman saat anak pertama saya, lgor, menikah tahun lalu," pamernya.

Sebagai kolektor yang mencintai seni, ia sangat menyayangkan sikap para kolekdol

(kolektor dodol), sebutan bagi orang-orang

Naik ke lantai dua, tubuh tua Oei masih

yang hanya menganggap seni sebagai in-

tampak kuat dan lincah meniti anak tangga, Di lantai ini ada gambar Oei bersanding den-

vestasi. "Mereka tidak punya dasar untuk

gan Angelina Jolie dalam pose dansa yang

sesal kakek satu cucu ini, Memang, karya

dikuasainya. Gambar itu memarodikan pria

seni yang baik tak akan turun nilainya

mencintai seni, hanya tergiur investasi,"

Eot$l 43/xxrn/2Ho

u


-


la menekankan, rlBetmaiyarakatl, itu penting karena'mereka yanf menfuqusi kita."

Meski sesrang dokter, Oei tjda,k membu,ka praktikdi rumahnya.'lSaya kenal semuar'- ,,,, '' orang di sini" nggak fege/ (tegal kalau harus ' ,

minta bayaran ke mereka," ujarnya' la hanya praktik di sejumlah poliklinik dan balai pen-

''',

gobatan. Berdasar alasan kemanusiaan, Oei bekeria sebagai dokter, sukarelawan untuk Yayasan Katolik di Magelang tahun 1964-

t965 dan di Temanggung 1968'1991' la kerap bertandang ke daerah-daerah Jawa Tengah seperti; Ndekil, Balai Pengobatan Santa Ma. ria di Magelang, Candi Mulyo, Rowo Seneng; Parakan, dan Kebon hldalem. la juga aktif di Balai Pengobatan Pancasila, Temanggung'

',,

Banyaknya pasien yang tidak se,bahdihg ,',,,' dengan jumlah dokter da$ tidak:,hngkaBnya pe ra I ata

n

a

d al a

n a.n ga

h sekel urr:nit'ke

n ya n g

tersimpan. Namun, aktivitas s'ebagai dokter su ka rel awan ini berhentir tatkal a, istri nya me' ninggal. '?nak-anak sa\la masih kecil, waktu imereka,l uja rnya' saya ha bis u ntu k'mengur,ui Dengan apl':::yAng:'lsl,ah "ia mitiki,sekararn$, Oei ' mengaku,beilml.,lp-ua9, Ada bebetrapa..,keinginan ya n g be ii m:,,te rra paj.l..,O$i; m,e ma pa'f ka,n, t

satu diantaianyar; (8a,nyak kalekli yEhB belum

,

bisa saya,:tanga,ni dingan,,,,b;aik.'Jr:rrKegemararn--

nyi

l*:

pa d a se ni- i e,.i!,l.arka n .

teiTan nya;'r,rsaya

diiul

uirr.us; kefet,a:Seri69,

pula

p-ad a,,,te m.a n,r,

i,rprotokito-n,

b:a

hkan.

mem:en6iruhi ataniQ a$ar

menyukai:,apa yeng,,:sa*a,Eurkai;rl unâ‚Źkapn\la. ,

TetnVata; r(maih beipagaa'rbatu;bata,:ini'''',,

ianeet lsttm'ewa. Berbede,rldengannrtaN;

' pa,k I U,arnya;.iu m; 6',i518**lt3,lt,,1del1gi:tt'ii:i ,beimaiam:bin:dalieni daq,iiingen:lagu "r,,

,

dan:sa'i

da',1:amny6'. Talk'

"'

i::

lagi,l,er1ga]h:g.,Piia'i'

berkum,ii me n,gcmba,ngrkari sEn*j,mah; ,rkurus

".,,

r'

p

ria'

beiuta,p ielama! ja:llffirl:d?r. 0â‚Źi terrse:,,

nyum. sembaf,i melamba,ikal

lal

gan,

[

'']

]1,,,,,,,,,r,,,,,

wffiffiffiffi


meniadi alternatif bukan pekerjaan gampang

sekilas balairung Menjadi'tagar alam kebebasan pers'i sebagaimana dikatakan Daniel Dakhidae, tentu bukan pekerjaan mudah. Menjadi yang alternatif diperlukan kecerdasan, . keuletan, dan yang lebih penting keberanian. Termasuk di dalamnya keberanian mengambil keputusan. Menempuh jalan yang kadang harus berlainan dengan jalur mainstream pers pada umumnya. Setelah Gama lntrauniversiter (1 950-an) mati dan Gelora Mahasiswa (1970-1 979)

dibredel, BALAIRUNG adalah generasi ketiga pers mahasiswa di universitas tertua di lndonesia ini. Sejak berdiri pertama kali pada ?9 0ktober 1985, EAIAIRUNG mencoba menjadi suara yang lain bagi dunia pers lndonesia sebagaimana yang menjadi ranah pers mahasiswa selama ini.Tentu saja dengan mewarisi semangat generasi sebelumnya.

Semua ditempuh karena SALAIRUNG, mengutip Prof T. Jacob, ingin menjadi

tempat mahasiswa mengasah pena, rnelatih diri untuk kehidupan pascauniversiter, dengan tidak meninggalkan ciri kemahasiswaan, yaitu ingln tahu dan mencoba melihat segala sesuatu secara ilmiah. BALAIRUNG ingin menjadi "balairung'i tempatbelajar, tempat berteduh, tempat bertemu banyak orang, banyak kepala, banyak keinginan, banyak cita-cita. Sampai umurnya yang ke 24, BALAIRUNG telah menelurkan 35 edisi reguler, dan B edisijurnal, selain berita dwi mingguan BALKON, situs maya balairungpress.com, dan Pusat lnformasi Pers Mahasiswa lndanesia (PlPMl). Kerja keras ini berbuah manis dengan menyabet tiga kali berturut-turut juara I Lomba Penerbitan Pers Altenatif lnstitut Studi Arus lnformasi' (lSAl) Jakarta.

Perunrahan'Dosen UQfl$ Jalan Kenilranq Merak Bulaksumur $121, Sleman,.Yogyakarta 5528f


*Sar+se*+tfua:*Si Ya:lt*h Ys*i: S*t'?tlaF.

Menyambangi Tanah Tak Bertuan Kka $rxryama Sapux*ra

Far nc philasaphY hnd as

Yet.

ictentifird Grsd snd N#turc; nc *,strnrlsftc the*r,t: af the world k*d r*eonciled pu&fic and pri'tate interest.

alimat tersebut merupakan penggalan ceramah Arnold Toynbee' Yang

dibukukan dengan iudul Lectures On The Industriol Revolution ln Englond: Populor Addresses, Notes and Other Frogments.2 Diutarakan ketika ia tengah membahas tentang merkantilisme serta Adam Smith, pemikir yang menurutnya banyak mengafirmasi sistem ekonomi negara-kerajaan-klasik. Perubahan besar-

iP.

besaran wajah industri di lnggris pada abad r8, yang melingkuPi metode dan sistem organisasi produksi, dipercayai Toynbee turut memengaruhi perkembangan

peradaban umat manusia. Terutama menyangkut mode produksi, serta campur tangan kepentingan di dalamnya, pada proses pemenuhan kebutuhan hidup.

EDt$t43/xxilt/2fi0

n


pA$$qillt

Dalam bentuk yang paling purba, kita su-

dah mengenal kegiatan "menciptakan" dan "menghabiskan" barang. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kebutuhan alamiah manusia untuk dapat mempertahankan

hidup. lhwal pemenuhan kebutuhan mulanya digarap dengan cara-cara yang sederhana, yang paling mungkin dilakukan dalam konteks ruang dan waktu tersebut. Jadilah

dikenal kegiatan berburu, meramu secara nomaden, sebelum kemudian bercocok tanam dan tinggal menetap, sebagai bagian

dari metode /ood gathering manusia. Pelan-pelan, ketika manusia makin

tanding dalam selubung kepentingan yang dapat dikatakan tidak pernah bebas nilai. Padahal, sebagaimana akhirnya ditegaskan Toynbee, tidak ada harapan untuk

mendapatkan titik temu antara kepentingan publik dan pribadi. Selalu ada pertentanganpertentangan nilai dalam kehidupan. Tentu proposisi tersebut juga berlaku dalam

dunia industri. Kendati industrialisasi memang mampu merekonstruksi peranan negara perihal mode produksi pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat,3 ia tetap tidak menyelesaikan-kalau tidak dapat dikatakan justru menambah, masalah.

menemukan bentuk kolektif kehidupannya, pola produksi yang dibangun makin

terstruktur. Pola tersebut bersifat organis

ertentangan kepentingan itulah,

yang berjalin kelindan satu sama lain

yang seterusnya selalu diwaspadai

dalam wujud masyarakat, juga negara pada wilayah yang lebih luas. Namun, kendati organis, ikatan struktural yang

massa yang meruntuhkan bangunan,

sistem, ide, hingga cita-cita industrialis.

terbangun tetap memiliki efek samping terhadap proses kreatif pemenuhan

Tentunya upaya pendamaian-pendamaian

kebutuhan manusia. Terlebih di tengah

kepentingan juga merupakan bagian proyek

iklim kehidupan negara klasik, dimana negara berada di bawah bayang-bayang

etis modernisme, yang menurut Ross Poole, seorang pemikir yang banyak memberikan

institusi agama dan mencampuri hampir

catatan kritis terhadap "filsuf besar" macam

seluruh sendi kehidupan masyarakat.

lmmanuel Kant, Friedrich Nietschze, Karl

Anasir kekuasaan yang dimiliki ikatan e.

dunia industri. Karena sekali ia mengkristal, dapat menghasilkan amuk

struktur menjadikannya mudah memasuki detail seluk-beluk kehidupan masyarakat

Marx, hingga Jurgen Habermas, telah memunculkan sekaligus mencabut alasan penerimaan konsep moral tertentu.4

manusia. Seperti tatkala tiap negara

lndustrialisasi yang merupakan salah satu

bangsa berlomba-lomba meningkatkan

tanda modernisme, dalam keseharian,

kekayaan dengan penyatuan ekonomi

bagaikan kiblat yang menjadi tempat bagi

nasional lewat monopoli perdagangan

kita untuk selalu memalingkan wajah ke

luar negeri, memperbanyak cadangan

arahnya. la seolah menjadi pilihan tunggal

emas atau yang kemudian lebih dikenal

untuk meraih kemajuan. lmbasnya, dalam pikiran kita selalu terbersit upaya-upaya

dengan sebutan merkantilisme-seperti

dalam pembahasan Toynbee. Kepentingan

mengembangkan sektor industri-atau

nasional, dengan mengatasnamakan

di wilayah pengetahuan, kita banyak

kebaikan bersama, menjadi raja tanpa

berdebat perihal menuju pencerahan pun

S

,u**AL

BALATRruNG


&S*;rcgwn*fue*:ig* Ye:*ak Ym*c

melanjutkan proyek modernisme dengan dalil "kemajuan" peradaban itu ada. Catatan penting dari tiap gagasan etik universal, yang perlu kita mafhumkan sedari awal, yakni ia cukup diposisikan semata sebagai tujuan sementara hidup. Sementara dalam artian, nilai-nilai tersebut hanya bisa didekati tanpa pernah kita

tahu sudah sampai di tempat yang dituju atau belum. Dalam kesementaraan itu diperlukan keinsafan bahwa sepanjang sejarah kehidupan manusia harus selalu diisi pencarian terus menerus menuju keadaan yang adil. Karena ia, kita, merupakan makhluk rasional yang selalu rindu pada

kehidupan yang lebih baik. Pendamaian antara kepentingan pribadi dan publik harus dilihat bukan sebagai suatu titik mati, melainkan sekadar tanda koma yang selalu terbuka atas setiap negasi dan afirmasi' Di tanda koma inilah persinggungan antara

gerakan pers mahasiswa (persma) dan indus-

tri juga menemukan kendali analognya's Jika industri menjadi instrumen paling ampuh dari modernisasi, dengan kemampuannya

t9.

il

**r?4;;a$

diakui persma membutuhkan reposisi. Akan

tetapi, ketika reposisi dibidikkan ke arah cerita-cerita kecilnya, ternyata belum tepat sasara n. Bahkan

terkadang cerita-cerita kecil

itu, hanya sekadar menjadi apologi atas kegagalan melanjutkan sejarah. Narasi persma tak ayal berada di wilayah sempalan paling ujung ruang diskursus masyarakat pembaca. Baik ditingkatan komunitas pun wacana. Gejala ini tidak lain juga dipengaruhi keberhasilan industri menyusupi bidang media dan informasi. Dengan semangat

memperbanyak hasil Produksi ala industrialisasi, media lantas menerabas tiap jengkal peristiwa dan pemikiran untuk diwartakan. Pada satu jeda penerabasan ini dapat diterima sebagai bagian dari upaya transformasi pemahaman dan kesadaran' Namun pada jeda yang lain, sewaktu mulai memasuki "wilayah-wilayah tak bertuan", informasi yang dihambur-hamburkan media terpikir tidak lebih dari upaya industri mempertahankan kemaPanannYa J Persma saat ini bukan sebatas menghadapi

merekayasa pertenta ngan kepentingan, pers-

episode-episode romantis8 seperti pernah ditulis Hasan Bachtiar atau episode-episode

ma selalu digadang-gadang-bahkan dimitoskan, sebagai agen pencerahan suatu ma-

menegangkane sebagaimana dipaparkan Lukman Solikhin sewaktu "merayakan" dua

syarakat bangsa di negara semacam lndone-

puluh tahun BALAIRUNG. Lebih dari itu,

sia. Digadang-gadang dalam artian potensial

persma sudah tiba pada episode-episode akhir, bukan terakhir, untuk memutus mata

untuk memunculkan "orang-orang besari sementara dimitoskan sebab mengingat peranperan kesejarahan penting yang dimainkan.6

Begitupun, nasib keduanya bagaikan bumi dan langit. lndustri masih terus melaju pesat kendati modernisme secara konseptual sudah banyak digugat, sementara persma makin terasa melangkah gontai menuju

rantai perdebatan peran kesejarahan yang diemban. Tarik ulur entitas pers dan mahasiswa-nya bukan dalam kerangka lebih menonjolkan satu daripada yang lain. Kita sudah harus mengatakan dengan lantang dan penuh kesadaran bahwa kita adalah pers dan juga mahasiswa pada saat bersamaan.

sudut sunyi peradaban. Pasca era kebebasan pers menggejala di bumi pertiwi, harus

EDtSr4sr(xllyzfi0

E


MflTSS

Langkah inijelas tidak semudah pelafalannya,

asli Bantul, Yogyakarta, yang melihat

apalagi setelah peleburan medan perten-

bahwa perguruan tinggi dan mahasiswa

tangan. Kita, persma, jadi sibuk dengan pertarungan-pertarungan kecil yang menyedot

termasuk subjek aktif di dalamnya, perlu ditempatkan tidak hanya sebagai pengisi teknostruktur.'o Melainkan juga, dalam

tenaga tidak kalah besar. Dapat dilihat betapa bangga, atau lebih tepatnya lega, jika se-

buah persma sudah berhasil menelurkan se-

sebuah kebudayaan industrial, memegang

pembacaan ganda atas peran persma, artinya

peran kritik sosial yang menjalankan fungsi kontrol agar laju gerak kepentingan tidak timpang. Jangan sampai atas nama publik

upaya menghidupkan kembali pun mengge-

wilayah personal terlindas, dan sebaliknya.

eksemplar produk (baca: terbitan). Perlu ada

ser sudut pandang nilai ideal persma harus

berwatak menyeluruh. Bukan terbatas pada eksemplar produk, ataupun wacana yang diusung. Kita perlu bergerak cepat melampaui perdebatan rasionalisasi atas wujud produk, menyudahi arogansi intelektualitas,

Pemaknaan tentang kepentingan publik dan

pribadi, dalam tulisan ini, pada umumnya dapat diukur berdasarkan sebanyak subjek yang mampu terakomodasi kepentingannya. Semakin banyak, berarti ia kian mendekati

serta menrbuka lembaran baru refleksi diri.

kepentingan publik. Sehingga bisa jadi, kepentingan sebuah persma untuk menerbit-

Mengikuti lajur irisannya dengan dunia industri, persma perlu melihat kembali

kan produk tidak seterdesak penyatuan konsepsi persma secara umum guna menjalank-

kapasitasnya untuk mendamaikan-den-

an peran rekonstruksi sosialnya. Terlebih bila

gan sementara sekaligus terus-menerus,

mencerna bahwa fakta sosial di lndonesia

kepentingan publik dan pribadinya. Tidak

sudah menunjukkan gejala yang pernah di-

bisa sebatas duduk dalam laboratorium

takutkan Kuntowljoyo tentang wajah industri

dokumentasi atau berkeliaran mencari data menjadi pemain Iapangan. Kesemua itu ha-

lndonesia.ll Orang-orang jadi punya kepentingan kelas, menuju masyarakat berkelas,

rus disertai konsepsi dan strategi pergerakan yang matang. Sesekali, persma perlu keluar

penuh konflik. Bahkan politik semata menjadi perwujudan dari kepentingan ekonomi.

dari kamar penerbitannya dan mulai menimbang-nimbang konteks kedirian yang hadir tanpa terlepas kendali ruang dan waktu. Di lingkup lndonesia, negara industrial

gelombang belakangan, peranan persma sebagai "agen pencerahan" generasinya

Pemaknaan kelas pada konteks kekinian jelas tidak lagi cukup mengandalkan iden-

tifikasi strata ekonomi, melainkan turut menganalisis akumulasi kepentingan serta aksesibilitasnya atas otoritas kuasa. M ungkin memang sulit mendamaikan kepentingan

masih signifikan. Dengan catatan, capaian-

. publik dan pribadi, tetapi kita perlu berpikir

capaian ditingkatan komunitas dan wacana

dialektis supaya kepentingan tersebut tidak

ditindaklanjuti secara konsisten untuk

saling meniadakan. Salah satu kata kunci

merekonstruksi fenomena sosial yang lebih banyak memberi kebingungan. Langkah ini perlu dilakukan karena, beranjak dari

untuk membuka logika pikiran macam ini berbunyi etika, yang banyak membong-

pemahaman mendiang Kuntowijoyosejarawan, budayawan, serta sastrawan

[

,u**AL

BALATR'NG

kar ulang pemaknaan atas nilai moral.


lidl!**ye:nnfu *r*g*

lf*n;:lh Tak

ffi

*:râ‚Źttx*tm

kunci ini jauh hari ketika menyambut kela-

pu merepresentasikan dua dunia yang sudah mengalami persetubuhan: pers dan maha-

hiran edisi perdana BALAIRUNG. Etika harus

siswa. BALAIRUNG pun masih terus belajar

menjadi kebiasaan sehari-hari, sehingga tidak terasa sebagai pembatas kebebasan, seperti

berdialog, menyambangi tiap pemikiran tanpa pernah ada kata puas. Harapannya masih

juga kita berjalan sebelah kiri, berhenti pada

senada, BALAIRUNG dapat menjadi wahana pergelutan intelektual bagi mahasiswa yang

Prof. Dr. T. Jacob, sudah mengingatkan kata

lampu merah, tidak meludah waktu makan." Akhirnya etika harus menyatu, mengalami internalisasi nilai, dengan kebudayaan sehingga dalam pertemuan kepentingan publik dan pribadi tidak terjadi represi, dominasi, pun hegemoni. Layaknya perjumpaan dua sahabat karib yang selalu diisi dengan dialog, dengan perbincangan hangat bernuansa terbuka.

mesti berlatih berpikir tuntas dan detail.'3 Tentu tuntutan-tuntutan terhadap persma

tidak berhenti semata setelah terbitannya rampung. Secara moral ia, pegiat dan juga mantan pegiatnya, masih memiliki tanggungjawab lain. Tanggungjawab mengentaskan pikiran semampu dan sesuai konteks sosialnya. Roos Poole sudah menyatakan moralitas

tika macam inilah, yang sudah membudaya serta memungkinkan tegur sapa dalam keberagaman, yang menjadi salah satu penghuni wilayah tak bertuan dalam keseharian kita. Wilayah yang lebih sering kita lupakan akibat terlalu banyak yang harus "dibaca". lndustrialisasi,

terutama di bidang media, telah banyak memangkas medan-medan permenungan

sebagai ungkapan tuntutan sebentuk kehidupan sosial tertentu, sebagai suara masyarakat yang juga ditujukan pada anggota masyarakat.'a Artinya pikiran tersebut harus dikerjakan, atau kita hanya akan memelihara pe-

nyakit para cerdik pandai yang merasa cukup menghentikan kerjanya di wilayah gagasan. Hanya saja memang ada kelemahan dari

sehingga kita menjadi manusia instan yang

tiap seruan-seruan moral, yang juga tidak luput dari perhatian Poole. Sifat lahiriahnya

merasa lebih nyaman berpikir praktis.

membuat moralitas tidak bisa memberi

Pemangkasan tersebut harus dapat disikapi dengan cermat, mengingat kita pun tidak

penjelasan yang menjadi cukup alasan

bagi kito mengapa seharusnya bertindak

boleh tergesa memutuskan penolakan

dengan cara-cara yang diperintahnya. Kita

terhadap industri karena ketergesaan

bisa mendengar suaranya, tetapi tidak tahu

selalu dekat dengan kegegabahan.

mengapa harus mematuhinya.'s Watak nor-

Menyikapi perbedaan kepentingan kita sama

tidak boleh gegabah menentukan vonis. Selalu dibutuhkan penundaan-penudaan.

Menunda bukan dalam artian tidak mengam-

matifnya selalu dengan mudah dipatahkan

penalaran-yang sering dianggap bebas nilai. Menanggapi kelemahan ini diperlukan sudut pandang lain yang, bukan dengan

bil keputusan, melainkan sikap selalu terbuka

niatan mempertahankan atau menyerang

pada kemungkinan lain di masa depan. Persma tidak boleh selamanya khusyuk dalam du-

suatu argumen, terus membuka ruang dialog. Sejenis satu sudut pandang yang

nia penerbitan yang serba teknis. Konsepsi,

pernah dilontarkan James Rachels, moralis

ide, dan gagasan yang dibangun harus mam-

dari Amerika Serikat yang wafat tahun

EBt$t

43/xxilt/zfis

E


I 4?All:llil.ll$a

2oo3 silam. "Moralitas, pertama-tama dan utama, bertautan dengan akal; hal yang secara moral benar dilakukan, dalam lingkup apapun juga ditentukan oleh alasan-alasan terbaik yang ada untuk melakukannya," tulisnya.'6 Sehingga antara kebaikan dan kebenaran tidak diperlukan ruang sekuler yang cenderung dapat diisi dengan pelbagai

embel-embel kepentingan secara tersamar. Pada pertautan dengan kepentingan,

I

khirnya kita tidak dapat sebatas

fl n:rr,:il ff i;; ::;::

r,"J:"

tidak pernah dapat ditangkap di dalam dirinya sendiri, sehingga ia dengan mudah disisipi pemahaman-pemahaman liar yang belum tentu bertanggungjawab. Lebih

jauh lagi, keputusan macam ini berpotensi

pertimbangan moralitas harus tidak ber,pihak

memperkuat gesekan kepentingan publik dan pribadi. Gesekan yang cenderung

pada salah sebuah kepentingan individual.

menjauhkan proses konstruksi sosial

Dengan kata lain setiap kepentingan

menjadi lebih manusiawi. Untuk itu kita jadi perlu memperhatikan konteks

individual bersifat sama.'7 Pertimbanganpertimbangan sebelum mengambil keputusan jadi sangat menentukan "seberapa benar" konsepsi moral yang diambil. Sehingga langkah mengumpulkan bahan pertimbangan untuk membangun asumsi harus menyeluruh supaya tidak

terjebak pertentangan kepentingan.

"

historis, yang memang menyiadakan ruang permenungan lebih terbuka. Menyoal peran dan posisi persma di palung sosial masyarakat, kita pun jadi perlu menyibak sejarahnya terlebih dahulu. Kegiatan membaca konteks-konteks sejarah

memerlukan energi dan kesabaran khusus,

Budiarto Shambazy pernah terdengar sangat gemas melihat pertentangan ke-

yang sakral. Alam di mana kita tidak dapat

pentingan yang bermain dalam penilaian

memberi campur tangan, hanya menjadi

moral masyarakat-dalam konteks menyoroti aksi demonstrasi mahasiswa.

subjek pasif, sehingga tersadar akan

karena kita bagaikan memasuki alam lain

keterbatasan diri selaku manusia. Kita bagai

melakukan sebuah ziarah, mengunjungi "Demo dinilai anarki. Mana yang lebih anarki: demo aspirasi rakyat atau keputusan menaikkan harga bahan bakar minyak tiga kali dalam tiga tahun? Demo tidak simpatik karena membakari ban-ban bekas. Sampai kini tidak ada yang bertanggung jawab atas pembakaran manusia dan harta benda rakyat tak bersalah saat Tragedi Mei 1998. Demo mengganggu ketertiban umum karena menutupi jalan-jalan. Selama puluhan tahun warga kaya dan miskin Jakarta menutupi jalan dengan portal atau menjadikan jalur lambat sebagai tempat parkir pribadi," tulisnya.'8

if.

!

,u**AL

BALATR,NG

tempat-tempat bernilai suci yang tidak akan hilang sucinya kendati apa yang dilakukan. : Sebuah ziarah tidak lain dari upaya melam-

paui kegiatan mengingat dan melupakan. la menuntut kesadaran penjedaan atas upaya penilaian, yang serupa dengan ujaran Eliyah, "Tidak, tidak, kawanku yang baik," katanya pada Efim "Sekalipun kau dan aku mati, besok pagi dunia masih akan terus berjalan

tanpa kita."'e Kesadaran yang disertai penyerahan total atas langkah yang ditempuh. Kebulatan tekad menjadi inti dari tiap ziarah, pasrah sekaligus aktif memaknai masa lalu.


Y&*tzgauwfu arzg| "ifii*:!'is$l Y;I lk E3*e'****ltt

yang lain, tetapi sesuai takaran alamiahnya.

ersandar pada tahun berdirinya,

Bukan dengan rekayasa apalagi paksaan.'a

29 Oktober 1985, BALAIRUNG

Term tersebut cukup relevan untuk men-

tercatat sebagai generasi ketiga

jadi acuan semangat menghidupi sebentuk

persma di lndonesia pasca kemerdekaan.'o

persma. Dengan dua entitas besar yang

Terlahir di tengah atmosfer politik orde baru yang melakukan pengawasan ketat

tersebut dipenuhi semangat pembuka keran

selalu dipenuhi pertarungan kepentingan, dalam domain publik dan pribadi, persma membutuhkan kebiasaan memandang segala sesuatu secara proporsional. Sesuai identitasnya sebagai pers yang juga maha-

kebebasan berekspresi. Tidak mengherankan jika kemudian narasi sejarah persma

siswa-yang telah menjadikannya punya keisti mewaa n-keistimewaa n te rtentu.

terhadap setiap bentuk aktivitas pergerakan mahasiswa, menjadikan persma era

banyak diisi catatan-catatan mengkritisi

struktur kekuasaan institusional, mulai dari pemerintah tingkat nasional pun lokal hingga jajaran pengurus perguruan tinggi. Keadaan sekarang jelas jauh berbeda, kita sudah berada dalam titik mabuk merayakan kebebasan (pers). Akan tetapi, justru di sanalah masalahnya. Kita tercerabut dari akar kesadaran eksistensial yang jadi landasan pokok segala tindak-tanduk. lmbasnya, peran kritis persma mengalami

mistifikasi narsisme tanpa pernah kita paham mengapa, bagaimana, dan untuk apa. Kata-kata kritis mengalami korupsi makna. Sehingga kita membutuhkan sebuah ruang

jeda yang bebas dari desakan kepentingan, membendung arus deras informasi, serta menyediakan momen-momen-yang dalam kalimat lwan Simatupang" senantiasa berupaya mengundurkan ke hari esok apa yang tidak diperoleh hari

ini."

Dengan identitas istimewa itu, persma mengemban harapan yang tidak sedikit. Ada banyak pengandaian, cita, pun imaji yang telah, dan perlu terus, digeluti. Dalam ziarahnya kita menemukan perubahan sifat persma sembari terus diiringi penyampaian semangat merekonstruksi realitas. Sema ngat untuk tidak pernah puas melakukan pen-

carian makna secara merdeka-sepenggal nilai yang tidak dapat lagi ditawar-tawar. Proporsi mengajarkan ketepatan cakap dan

tindak berpijak di dua dunia antara: pers dan mahasiswa, masa lalu dan masa depan. Yang

jelas kita, persma-termasuk BALAIRUNG, masih akan terus berproses serta belajar berdialog dengan kenyataan untuk siap menghadapi segala kemungkinan di masa depan. Sebuah masa yang akan datang yang kehadirannya kadang-kadang tidak kita harapkan.'s

vrenghaiipi kemungkinan masa itu, tidak perlu ada kecemasan berlebih karena hanya

Dalam karya ziarahnya itu, lwan Simatupang

akan menjadikan kita seorang paranoia

pun menonjolkan satu term yang perlu di-

yang percaya pada satu kebenaran-yang

camkan dalam menimbang-nimbang sebuah

selama ini diyakini tanpa tentu dihayati.

penilaian sebelum menjatuhkan putusan. Proporsi.'3 Sebuah perimbangan !?ng mâ‚Źn:

Harus ada sebuah keberanian dalam menjawab tantangan zaman, termasuk kebera-

empatkan tiap sesuatu pada arasnya. Kita boleh menempatkan yang satu lebih tinggi dari

nian untuk mengakui kesalahan, kekurangan, pun kelemahan. Karena, meminjam

EDr$r

43r(XilyzfiS

E

-


g$&*?43&

kalimat Emmanuel Subangun-seorang pemerhati sosial budaya yang juga sempat memimpin lembaga penelitian Alocita, kita adalah makhluk yang bathil, jahat, penuh

intrik dan sok kuasa, tak tahu terima kasih, tapi juga oleh sang maha kuasa tetap juga

dilirik sebagai wajah ilahi yang diwajibkan mengarungi laut, membajak tanah dan menghirup udara yang sehat.'6 Namun, sebelum menjawab tantangan itu, kita masih perlu menyambangi sejarah sebagai

Kebisajadian itulah yang patut dijaga ingatan, supaya kita tetap bisa memandang

langit sambil terus memijakkan kaki di bumi. Dalam pertimbangan proporsionalnya, jurnal BALAIRUNG edisi ini dapat dikatakan gagal sekaligus berhasil. Gagal dengan mengingat kenyataan bahwa kajian

"rokok dan hubungan industrialnya" ini semula dimimpikan dapat menyapa pembaca lewat Edisiaz lTahun XXlll I 2oo8.

kawasan tak bertuan yang siap dikoreksi dan diacak-acak. Bukan untuk mendapatkan jawaban tentang benar dan salah,

tetapi sekadar melanjutkan misi peradaban menghadirkan wajah kehidupan yang lebih manusiawi-dengan tiap pertentangannya.

Bisa ada seribu satu alasan yang dapat dituangkan selaku pembenaran. Yang jelas, ketidakmampuan kami mengalahkan si waktu lah yang terutama "memaksa"

membuatnya hadir di Edisi +9. Kendati demikian, kegagalan tersebut tidak

Jurnal BALAIRUNG, pertama-tama memang merupakan sebuah produk. Maksudnya,

sedikitpun membuat kami merasa kalah.

ia adalah hasil kerja dari sekelompok

Anwar, penyalr kesohor lndonesia itu,

identitas pers yang juga mahasiswa. Hasil penyambangan sejarah persma sebagai kawasan tidak bertuan. Namun, kita tidak

Bila boleh mengafirmasi seruan Chairil oku tidok okon menyerah. Kegagalan bagi kami, awak persma, bukan akhir dari

dapat serta-merta melupakannya sebagai

kehidupan. Lagipula akhir kehidupan, kalaupun nanti ada, bagi kami juga bukan

sebuah proses. Sesuatu yang tidak mengenal kata usai. la, eksemplar jurnal itu, juga

merupakan sesuatu yang perlu dihadapi

perlu diingat sebagai tanda pergulatan mencari makna secara merdeka. Memahami jurnal BALAI RUNG, kila lebih

dituntut melampaui logika tafsir dikotomis antara proses dan hasil atau privat dan publik. Keterlibatan, bagikita, dalam konteks kekinian sudah merupakan sebuah keberhasilan proses sekaligus hasil.

Meskipun keberhasilan tersebut, lagi-lagi, bukan sesuatu yang selesai. Karena setiap

keberhasilan pun harus mengenal sebuah proporsi. Artinya, perlu senantiasa ingat bahwa bisa jadi dalam wilayah-wilayah lain, yang tidak bertuan, kita gagal.

S

ru**AL

BALATRUN'

dengan ketakutan {yang berlebihan). []


*8*c'rp;:a:r****:+gi ile:lr+*ll* ?e$c #*r{{iid}tt

EDt$t

43il(xnyzfis

g


Alumnus Fakullas Ekanomi UGM inilelah lama bekecimpung dalam dunia.transportasi. Lahir pada tahun 1952 di Yogyakarta - Jawa Tengah. Lulus Sl Akuntansi Universitas Grdjah Mada Yogyakarta pada tahun 1978 dan 52 Magister Manajemen lnstitut Teknologi Bandung tahun 2ooo. Pernah mengikuti pelatihan lndonesia .. Executive Program. Strategic Mangqenldliit Cause'General Electric. Cottonville, USA pada fahun 1995. Pernah mâ‚Źnjabat sebagaiq&litrjl (euan$n PERUMKA iaht rl,:i"" 1988 dan Direkhrr Utama PT KAI tahun 1999. Mulai g* bergabung dengan Angkasa Pura ll,6eFItahun 2oo2 sebagai Direktur Utama dan diangkat kembali tahun

.''

'i{al {{a

{1

sela kesibukannya,Ealairung disambut hangat di ruanâ‚Ź kerjanya, Bapak yang sudah 6 tahun berkarir menjadi direktur utarna PT iPerserol Angkasa Pura ll ini mengaku benci melihat orang yang merokok di ten1pat umum. Kaiena merckok di tempai umum sangat menggangglJ kenyamanan masyarakat, Menurutnya, Bandara harus bebas rokok. Sebuah langkah yang patut kita acungi

jempol. [Teguh]

Alumnus FlSlpOl UGM jurusan llmu Pemerintahan ini merupakan oraRg yang aktif berorganisasi semasa mehasiswa. wakil Ketua dewan mahasiswa UGM {sekarang BgM} di era Toan sudah lama bekerja di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 9elama di Departemen Transmigrasi, Ketua Keluarga Alumni Fisipol Gadjah Mada (K.AFISPOIGAMA) ini.pertama kali berkarirdi Pontianak^

ffironmffi lt n

I

l{ tlF' Bapak yang satu

ini sangat konsen dengan buruh

mengatakan bahwa perlu adanya peningkatan

Dioko Sidiq Pramono Direktur Jendral P2MKT Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

!

,u*AL

BALATRUNG

kesejahteraan para buruh. Kaitanrya dengan rokok, ia berpendapat bahwa kesejahteraan buruh rokok, memang harus di tingkatkan. Karena sejauh ini para

buruhlah yang harus sejahtera. Apabila kesejahteraan para buruh rokok ditingkatkan maka buruh akan bekerja lebih serlusdanterfokus. [Teguh]


:: :.. a;

t:

i!t


!* fiit Uf

I *ta#lt


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.