4
F=:. -
Paftar Fi rsu
?,tl{
lndustri Rokok, Dilema Tambang Emas Negara
I l::J,},i,.
hubungan rndust,,iar
Langgam Kemitraan di Lahan
@
Tembakau
@
Tembakau Rakyat Tak 5en*ikmat Tembakau lndustri
Menepis Ketidakadilan melaluiu Keharmcnisan Rokok Alternatif, sama rasa beda har8a
@
RISET
Mandu @
Serikat Buruh Rokok Jogja
Tidak Ada Makan Siang Gratis dari
CSR
BUNGA RAMPAI
Besar
@ l:1;*-ru;:;*'"Merokok @ @ Frs**ndsrl,
::;[:,x?:#Jrndustri
Pengendalian Tembakau melalui Kawasan Tanpa Rokok Fir.d Y*yr S" Kala Citra Tanding
@
Fr*fiwi M. ftizr:tAbdi INSAN WAWASAN -
Tembakau dalam
**!
$4glffis *.$8cffi
t"rr;;;;;;@
Paradoks Oei dalam Harmoni Kanvas Kehidupan Sang Grader
@ @
DAPUR
MenyambangiTanah Tak Bertuan APA KATA MEREKA
@
@
edisi #43:
Rol(ok Deri Hulu
tegur sapa tradisidan
KE Hilir industri
Industri Rokok, Dilema "Tambang Emas" Pendapatan Negara
Riflry Firmana dan lloorAlifa A
enda kecil itu, rokok namanya. Jangan
maju), to juta kematian (7o persen di anta-
tertipu oleh kecil penampakannya,
ranya terjadi di negara berkembang), dan
begitu digdayanya, sampai-sampai
sekitar 77o juta anak yang menjadi perokok pasif dalam setahunnya. Dua puluh sampai
Taufiq lsmail menyebutnya "Tuhan Sembilan
Senti".'Kecil ukurannya, panjang usia pun juga berliku sejarah hidupnya, hingga ia telah sedemikian lekat dengan realitas keseharian penduduk dunia. Setiap hari,
25 persen kematian di tahun tersebut dapat
terjadi akibat rokok. Di negara berkembang, jumlah perokoknya 8oo juta orang, hampir tiga kali lipat negara maju. Tentu saja salah
lebih darit5 miliar batang rokok dihisap
satunya lndonesia. Data terakhir yang dipu-
di dunia. Data Organisasi Kesehatan
blikasi WHO tahun zooz menyebutkan bah-
Dunia (WHO) menyebutkan terdapat t,z6
wa lndonesia setiap tahunnya mengonsumsi
milyar perokok di seluruh dunia, lebih dari zoo juta diantaranya adalah wanita.
zr5 milyar batang rokok, nomor 5 di dunia setelah Cina (t.6+3 milyar batang), Amerika
Dari sisi kesehatan bahaya rokok tak
Serikat (45t milyar batang), Jepang (gz8 mi-
terbantahkan lagi. Bukan hanya menurut
lyar batang), dan Rusia (zS8 milyar batang).
WHO, tetapi lebih dari 7o ribu artikel ilmiah membuktikan hal tersebut. Dalam
Rokok, sejak kedatangannya di lndonesia
kepulan asap rokok terkandung 4.ooo racun kimia berbah ava, 43 bersifat karsinogenik (merangsang tumbuhnya kanker) di
antaranya hidrogen-sianida, aceton, amonia, methanol, butane, cadmium.'
oleh penjajah Portugis, telah merebut hati warga lndonesia hingga kini. Tidak hanya para konsumen, tapi juga pelaku bisnis yang memainkan peran perekonomian
di lndo-
nesia. Sebelumnya, lndonesia-khususnya Pulau Jawa-hanya mengenal tembakau
Tembakau, bahan utama rokok itu, disinyalir
sebagai bahan medis. Nama tembakau
menjadi dalang pembunuhan massal sekitar satu milyar jiwa.3 Konsumsi rokok per
yang berasal dari bahasa Portueis
kapitanya niencapai r.37o batang per tahun, dengan kenaikan 12 persen hingga tahun
zooo. Kalau tidak ada penanganan memadai, maka di zo3o akan ada t,6 milyar perokok {r5 persen di antaranya tinggal di negara-negara
ffi
*u*tAL
sALArnuNG
toboco. *----/
selanjutnya digunakan untuk merokok pertama kali pada sekitar t6oo. Sejak saat itulah merokok menjadi kebiasaan mewah para raja atau petinggi kerajaan.4
il:s Sejarahnya membuat keberadaan rokok di
lndonesia menyata dimana-rnana, dari ruang publik hingga ruang privat, dari jalan, sekolah, sampai ruangan dalam rumah. Rokok
telah menjadi budaya, kebiasaan setelah sarapan, kebutuhan ketika lelah pikiran, bahkan jadi teman saat sendirian. Peminatnya
pun bertambah banyak. Sampai sekarang jumlah perokok di lndonesia sudah mencapai 70 persen penduduk lndonesia, 60 persen di antara perokok adalah kelompok penghasilan rendah. Tingginya konsumsi rokok menimbulkan implikasi negatif yang luas,
tidak saja terhadap kualitas kesehatan tetapi menyangkut juga kehidupan sosial ekonomi. Rokok sebagai konsumsi yang tak tergan-
tikan masih tetap melenggang hingga saat ini, meskipun tak sedikit pula yang menentangnya. Tembakau lndonesia menjadi
komoditas yang diekspor ke Bremen, Jerman. Pun dengan lndustrinya. lndustri rokok memang sebuah industri yang menjanjikan. lndustri rokok dianggap mampu menjawab permasalahan negara berkembang seperti
,^.
t'rc*\
:.
6bA..,,:,:.,.,.,.,.,.,.,,.,.
. Reporter : Eka.
S.
?tar*k &fixr if*wbt**gatt 1}r*z*trs*r$*$
Saputra, Rifky Firmansyah I Visual : Ade Chandra, M. Rizal Abdi
Tarik Ulur Hubungan
lndustrial
Unsur yang paling penting, kita irerlu sadar bahwa yang dilakukan adalah
memilih perspektif.
It &"1r,'
ebuah pembahasan tentang hubungan industrial, pertama-tama perlu diawali dengan pendedahan atas perspektif yang dibangu,n dalam memandang hubungan tersebut. Perspektif yang dimaksud tidak lain, dalam bahasa yang ekstrim atau menyeramkan menurut sementara orang,
ideologi. Sehingga, persoalannya adalah menentukan 5udut pandanB Yang, supaya tidak kelihatan subjektil biasa juga dikenal dengan asumsi. Apakah seseorang bisa
berpikir dan mengemukakan pendapat tanpa "sudut pandang" atau '1isme"? Memang tidak sesederhana yang diucapkan, karena pilihan sudut pandang akan menentukan pemahaman kita selanjutnya tentang wajah hubungan industrial. Pemahaman bahwa "hubungan industrial
melibatkan tiga pihak; buruh, negara, serta pemilik industrii', misalnya, sudah mengandung perspektiftertentu. Ungkapan ini cen-
derung menempatkan negara sebagai pihak yang tidak liersengketa. Padahal, dalam
tradisi marxisme sampai sebelum datangnya sosialisme, negara selalu berpihak kepada pemilik modal. Jadi, hubungan industrial pada dasarnya adalah hubungan konflik-
tual antara pekerja dan pemilik kapital.
rm*$! 4&/xXl'a/e03 0 r'
Ltpr*T&f*
Dalam penssalan cerita dunila iniftrstri rokok. akan berbeda kalau bul ruh memiliki kuasa atas saham perusahaan. Jika ada P'eraturan Daerah (perdal melarans rokok. r' misdlnya, burilh tidali akan tdrlalu khawatir. Karena, andai usaha rokok h'arus bereanti de1ga? yang lai"n sepagar oagran oan pemr-
.
lik-sahari, buruh tlapat memikirkan usaha baru
bersama-sama dengan pemilik modal.
Cara yang memungkinkan buruh, sudah
tentu dalam bentuk organisasi perwakilan, ikut menentukan kebijakan (nasional) yang menyangkut ekonomi dan sektor industri. Sebaliknya, tradisi yang nonmarxis-dapat dikatakan tradisi liberal-menerjemahkan posisi buruh yang lemah dalam kategori per-
tama. Yakni, persoalan upah, kondisi kerja, dan lainnya. Karena itu, penyelesaian persoalan buruh tidak perlu mengubah struktur
sisi yang dirugikan. Akan tetapi, pertanyaan
kekuasaan-akses terhadap penguasaan alat produksi, baik di tingkat perusahaan
mendasarnya adalah apa makna posisi buruh
maupun pada skala politik nasional. Cukup
yang lemah itu? Apakah lemah diartikan
dengan memenuhi hak-hak buruh saja.
Buruh sudah tentu selalu berada dalam po-
dalam wujud jumlah upah, serta kondisi kerja? Ataukah ditentukan berdasarkan akses dan kendali terhadap alat-alat produksi?
Dalam tradisi marxisme klasik, posisi buruh yang lemah dilihat dalam cara kedua, yakni persoalan kendali atas alat produksi. Sehingga, jalan keluarnya adalah pemilikan bersama
atas alat produksi. Sebuah pengertian lain dari apa yang dikenal dengan komunisme. Komunisme, sering kali diinterpretasi
menjadi kepemilikan publik lewat perusahan-perusahan negara. Hanya saja, dalam praktiknya negara berubah menjadi majikan baru yang sama menindasnya dengan pe-
milik modal. Di negara lain dengan tradisi sosial demokrat dan negara kesejahteraaan yang kuat, kepemilikan bersama diantaranya
diterjemahkan dengan cara korporatisme.
,u**AL
[
BALATRUNG
Gerakan buruh macam itulah-yang "hanya"
memperjuangkan persoalan upah dan kondisi kerja-dalam istilah Lenin disebut sebagai gerakan buruh borjuis. Vladimir
lllyich Lenin bukan hendak mengatakan bahwa upah dan kondisi kerja tidak pen-
ting untuk diperjuangkan. Bagi dia, dan juga Karl Marx atau Rosa Luxemburg, buruh dibayar murah dan bekerja dalam kondisi yang buruk lebih dikarenakan tidak memiliki kuasa atas pekerjaannya sendiri. Dengan
perkataan lain, tidak memiliki akses terhadap penguasaan alat-alat produksi.
Mengatakan buruh harus memiliki akses kekuasaan ke alat-alat produksi bukan perkara mudah. Menurut bayangan saya
ini berarti, pada bentuk yang paling moderat, buruh dengan modal "lobour" yang
8S1"4
lndonesia-pengangguran. Untuk penyera-
Menurut Suwarta Kosen (zoo7), biaya kese-
pan tenaga kerja, diperkirakan industri ini
hatan akibat rokok yang dikeluarkan lndone-
menyerap 6,5 juta pekerja, antara lain: z5o ribu orang bekerja di pabrik, 2,5 juta
sia pada tahun zoo6 sebesar
bekerja di sektor pertanian tembakau, r,9 juta bekerja di perkebunan cengkeh, t.t50 berprofesi sebagai pedagang asongan, dan
t8,t milyar do-
lar AS atau sekitar 5,r kali pendapatan negara dari cukai tembakau pada tahun yang sama.7 Tak cuma cukai dan pengangguran, citra
9 persennya bekerja di sektor distribusi.s
positif rokok kian memuai lewat iklan dan model Corporote Social Responsibility yang
Berawal dari budaya, ketika tembakau dita-
efektif. Rokok menjadi sponsor utama ber-
nam oleh suku Maya di Amerika Tengah dan
bagai kegiatan seni kemasyarakatan, acara-
dirokok (dihisap kemudian dibakar) pada
acara hiburan anak muda, sampai pembe-
setiap upacara keagamaan mereka, kini rokok
rian beasiswa. Dengan keadaan seperti ini,
telah mengalami transformasi lewat indus-
regulasi seolah selalu mentah. Terlalu sering
ffialiasi. Proses industrialisasi, dari sanalah kompleksitas itu berujung pangkal. lndustri
aturan di negeri ini ditawar dan ditekuk
yang membutuhkan pasar untuk menjual ha-
demi kepentingan pengusaha. Gerakan
lagi kalau bukan pemerintah. Sebagai salah
moral seperti kampanye penyadaran yang kian marak menjadi penanda pada pemerintah agar jangan sampai abai, ada jaminan
satu komoditas industri yang terkena beban
kesehatan warga negara yang tergadai.
sil industrinya membutuhkan rekanan. Siapa
cukai, dengan sumbangan terbesar; dapat
dikatakan industri rokok memegang peranan besar dalam dunia ekonomi lndonesia.
Pemerintah gamang. Kebimbangan pemerintah lndonesia tercermin dalam sikapnya yang hingga kini belum juga berkenan meratifikasi
Kontribusi cukai rokok yang cukup besar terhadap pendapatan negara, membuat
tion on Tobocco Control (FCTC). lndonesia
pemerintah seolah tak punya daya mengha-
adalah satu-satunya negara di Asia Pasifik.
dapi imperium kuasa industri. lndustri rokok
yang tidak menandatangani dan belum
diperkirakan mampu memberikan masukan
melakukan aksesi FCTC tersebut. FCTC adalah
90 persen dari total cukai yang pada 1998 mencapai nominal Z5 trilyun rupiah. Belum
suatu hukum internasional dalam pengendalian masalah tembakau yang telah di-
lagi, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
sepakati secara aklamasi dalam sidang WHO
Penghasilan (PPh). lndustri rokok juga men-
2oo3.8 Sulit memang posisi pemerintah.
dorong peningkatan surplus perdagangan komoditas tembakau dan hasil olahannya
Apalagi merekalah sekutu terbaik industri rokok guna memperbesar pasar. Komplek-
yang mencapai 147,79 juta dolar 45.6 Sampai
sitas permasalahan yang menyelubungi
sekarang mahadaya puntung itu masih meny-
rokok bukan lagi semata tentang untung rugi namun juga jejaring kehidupan yang lebih
isakan devisa setidaknya 27 triliun rupiah setiap tahun (data zooa). Pendapatan pemer-
Konvensi Antirokok atau Framework Conven-
intah dari penetapan cukai rokok memang
luas. Sementara asap rokok kian membuat pengap, banyak orang angkat bicara. Yayasan
kian merayap naik dari tahun ke tahun. Ter-
Lembaga Konsumen lndonesia (YLKI), Fo-
buai, pemerintah seolah menggadai jaminan
rum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Lembaga
kesehatan warganya dengan untung cukai.
Menanggulangi Masalah Merokok (LMg),
,u**Ar
BALATRUNG
Eb{"$
Pengalaman dimanapun di dunia ini menun-
jangan sampai lalai memberikan hak sehat
jukkan bahwa penurunan tenaga industri
pada warga negara. Penanaman kesadaran
rokok akan terjadi karena: r) penerapan
membutuhkan konsistensi dan komitmen
teknologi canggih, dan z) kenaikan upah buruh dimana pekerja memiliki posisi tawar
pengajaran bukan hanya sekadar aturan yang didengungkan di setiap seremonial.
yang cukup tinggi dan berani menggunakan
Kesadaran dalam bentuk kepentingan ber-
haknya. Pertimbangan ekonomi untuk
sama, shared values, shared culture, don
meningkatkan volume dan efisiensi biaya produksi akan memaksa industri memilih
shared point of view-seperti dikatakan
teknologi tinggi daripada memekerjakan
bina dan direproduksi. Apalagi sumber-
tenaga manusia yang berupah tinggi." Penu-
sumber pembinaan kesadaran kelas
runan pekerja industri rokok terjadi secara alamiah sebagai dampak jangka panjang in-
semacam sekolah, media massa, serta
dustrialisasi yang mensyaratkan hal ini. Bukan
ra'da di bawah pengaruh pemilik
karena penanggulangan masalah tembakau.
Lenin dan Gramsci, seringkali harus di-
lembaga-lembaga agama cenderung be-
modal."
Perimbangan peran dari ketiga aras; negara,
Polemik sekian sisi sang "Tuhan Sembi-
industri, dan masyarakat dalam posisi
lan Senti" tak lantas makin menyurutkan
yang pas menjadi suatu hal yang didamba.
kiprahnya. Perlu lebih dari sekadar fatwa, imbauan, pendidikan, dan regulasi untuk
Tapi, bukankah jauh lebih penting untuk mendedah, merunut masalah asal jangan
menumbuhkan kebijakan bersikap agar
sampai bertindak gegabah dan salah arah?
x
[
,u**AL
TALATR,NG
{
r{dL
Y;:ari?r
#F:r
F4a;$3Eili:+4+ffi
i#da*$trie$
dimilikinya dalam memproduksi barang
lik saham, buruh dapat memikirkan usaha
harus dipertimbangkan sebagai salah satu "pemegang saham" perusahaan. Saham
baru bersama-sama dengan pemilik modal. Akan tetapi, karena buruh tidak memiliki kekuasaan politik dalam perusahaan, perda
sama artinya dengan "kekuasaan politik" perusahaan. Dan, karena "kerja" yang
menghasilkan barang sama pentingnya dengan "Llang"-yang diinvestasikan oleh
pengusaha-(modal "labour" tanpa investasi
tidakjadi barang dan jasa, juga sebaliknya) maka besar saham buruh dalam sebuah industri harus "separuh atau lima puluh
persen" dari total jumlah saham perusahaan' Kebanyakan orang memang memafhumkan bahwa yang punya hak atas perusahan
semacam ini berarti PHK massal. Pemilik modal sebagai setu-satunya pemegang saham dapat langsung angkat kaki tanpa perlu mengindahkan nasib pekerjanya.
Memang cukup sulit menentukan langkah yang harus dilakukan agar buruh bisa memperoleh akses kekuasaan untuk mengendalikan alat-alat produksi. Masalahnya sangat kompleks. Di lndonesia, sebelum benar-
(hanya) pemilik modal-dalam bentuk
benar tumbuh, gerakan buruh sudah dibabat habis nrelalui korporatisme yang dilakukan
uang yang diinvestasikan. Sementara buruh adalah pekerja yang tidak punya hak
Orde Baru (Orba). Hal serupa terjadi di negara-negara berkembang, yang mungkin lebih
apa-apa atas perusahan, dengan implikasi
tepat disebut sebagai negara "revblusi industri generasi belakangan" dalam konteks ini.
kerjanya tidak pernah dihitung sama sekali. Beberapa pendapat juga mengemukakan
bahwa buruh sudah digaji dan karenanya sudah "menjual diri" kepada pengusaha. Sehingga, terlihat sudah cukup adil. Hanya saja pendapat tersebut melupakan sesuatu yang disebut nilai tambah. Sudah
tentu buruh diupah sebagai jaminan atas "tubuhnya", tetapi reward atas kerjanya yang terwujud dalam nilai tambah sebuah barang atau jasa yang diproduksi tidak pernah dikembalikan. Nilai tambah tersebut diambil dan dikuasai sepenuhnya oleh pemilik modal
Sementara, di negara maju gerakan buruh sudah lama kehilangan tajinya karena: (t) "Kontra revolusi dari atas", yang dilakukan
oleh pemimpin-pemimpin konservatif seperti Margaret Thatcher dan Ronald Reagen; (z) Krisis ideologi setelah percobaan komunisme yang gagal di Uni Soviet, Eropa Timur, Cina dan beberapa negara lain; dan (3) Gelombang pemikiran baru, terutama diinspirasikan oleh poststru ktura lisme,
mendebat beberapa asumsi dasar sosialisme.
dalam bentuk profit, selisih antara nilai komoditi praproduksi dan pascaproduksi. Dalam penggalan cerita dunia industri rokok, akan berbeda kalau buruh memiliki kuasa atas saham perusahaan. Jika ada
Peraturan Daerah (perda) melarang rokok, misalnya, buruh tidak akan terlalu khawatir. Karena, andai usaha rokok harus berganti dengan yang lain sebagai bagian dari pemi-
ya ng
( \r
,
:L*pui%L$$
trial yang berat sebelah, di manapun dan dalam bentuk apapun industri tersebut. Selanjutnya, kedua perspektif memahami posisi buruh yang lemah tersebut memi-
liki implikasi panjang dalam pemahaman kita tentang dunia industri. Semisal, terkait kehadiran Corporote Sociol Responsibility (CSR). Jika
kita menganggap persoalan bu-
ruh dan industri adalah upah dan kondisi kerja, maka perlu dilakukan pengawasan pelaksanaan CSR agar dilakukan secara sungDengan demikian, beberapa hal penting
guh-sungguh untuk meningkatkan kualitas dan pada gilirannya kesejahteraan buruh.
yang perlu dilakukan sekarang ini adalah:
(t) Mengembalikan "ikon" buruh itu sendiri
Hanya saja, menurut saya, sudut pandang
sebagai agen perubahan sosial. Dapat dilaku-
tersebut tidak seberapa meyakinkan. Masih
kan dengan pendidikan politik, propaganda
dalam tradisi marxisme, sebelum sanggup
yang dimaksudkan sebagai counter discourse,
bekerja dan mendapat upah, buruh memer-
dsb. Penggunaan istilah'buruh' ketimbang
lukan sesuatu yang disebut dengan "sosial-
'tenaga kerja' atau 'Sumber Daya Manusia'
isasi". Maksudnya tidak lain, adalah proses
(SDM), contohnya, merupakan sebuah lang-
memberikan pemahaman pada buruh ten-
kah maju dalam konteks counter discourse. Karena, buruh secara politik mencerminkan
tang cara mengoperasikan mesin, atau bekerja di pabrik secara umum. Sosialisasi biasanya
kekuasaan, penindasan, tidak "netral", dan
memakan waktu panjang, juga melibatkan
"bersih ideologi" seperti istilah tenaga kerja
pelbagai sarana seperti: media, sekolah,
atau SDM yang sering digunakan, terutama
lembaga agama, atau asosiasi sosial lainnya.
oleh teman-teman kita yang belajar llmu
Catatan penting dalam proses sosialisasi,
Ekonomi. (z) Memupuk kesadaran buruh,
yakni ia dapat berbentuk brutal maupun
dalam bahasa marxisme menerjemahkan alienasi yang dideritanya menjadi ideologi
berwajah beradab. Yang pasti tujuannya satu, agar pemilik modal selalu memiliki
dan program politik. (3) Membuat masalah buruh, yakni masalah hubungan industrial,
buruh yang siap digunakan dari waktu ke waktu tanpa harus terganggu oleh perali-
sebagai persoalan politik. Karena, yang diper-
han generasi dalam kelas pekerja. Selain
lukan bukan sekadar perubahan kebijakan
sosialisasi, buruh juga harus selalu dipenuhi
melainkan juga-mungkin dalam
basis material yang memungkinkan eksis-
bahasa
yang agak berlebihan-perebutan negara
tensinya sebagai pekerja tetap bertahan.
daritangan pemilik modal. (4) Menempatkan masalah buruh sebagai masalah nasional
atau bahkan global, bukan masalah buruh pada tiap industri masing-masing. Sumber persoalannya sama, yakni hubungan indus-
[
,u**AL
BALATRUNG
Unsur terakhir inilah, pemenuhan basis
material buruh, yang tidak gampang dipenuhi. Secara matematis saja, upah (harga) buruh selalu lebih rendah dari nilai (harga) barang yang diproduksinya. Kalau pemilik
modal tidak mengatasi situasi ini, suatu saat akan ada keadaan krisis dimana produksi mandeg karena buruhnya tidak mampu memenuhi nilai kebutuhan hidup-yang selalu lebih tinggi dari nilai kerjanya sen-
diri. Nah, agar buruhnya tidak "kelaparan" atau tidak miskin-miskin sekali, pemilik modal, sering dengan bala bantuan negara, memberikan "kesejahteraan" kepada para pekerja. Bentuknya bisa berupa subsidi atau macam bantuan lainnya. Artinya, bagi saya, CSR paling baik dilihat dalam kerangka "sosialisasi" dan "upaya menjaga eksistensi pekerja sebagai labour". Sehingga, jika mema nfaatkan perspektif ma rxisme, dapat dikatakan sebagai bentuk penindasan yang lebih halus dan beradab
CSR
ketimbang, misalnya, sistem tanam paksa. Adapun memandang aspek manfaat dalam CSR,
sangat tergantung pada pemaknaan
dari yang dimaksudkan dengan "manfaat". Apakah gaji yang tinggi, akses pendidikan yang lebih baik, atau seperti yang berulang-ulah saya sebut, akses pada penguasaan atas alat-alat produksi yang dapat disebut manfaat? Begitu juga soal etika. Apakah menaikkan gaji ataukah mem-
berikan kekuasaan politik kepada buruh dalam perusahan yang jauh lebih etis?
Jika kita menganggap
oersoalan buruh-ilah industri adalah uoah dan kondisi keria, maka oerlu dilakukair beneawasan pelaksanaan csn asar dilakukan secara sunigu h;su_nggu h u ntuk meninskatkan kualitas dan o5da eilirannva kesejahtera5n buruh.
T x-/ Pemahaman tentang perspektif dalam me-
ninjau hubungan industrial tidak terlepas dari peran golongan intelektual. Dalam golongan tersebut juga terjadi perdebatan tentang keberpihakan yang seharusnya diterapkan. Semisal bagi akademisi yang berniat mengubah keadaan dengan memasuki sistem
kapital. Mungkin saja mereka tidak melihat "kapitalisme" sebagai sumber persoalan. Atau ada juga yang percaya kapitalisme dapat
dilumpuhkan-atau dijinakkan-dengan
EDrSr4sr(XilrlzfiS
E
3-$SSY&ru
menggunakan kapitalisme itu sendiri. Seperti
Untuk mengukur kedekatan kepentingan
"politik etis" Belanda pada zaman dahulu yang justru mencetak sejumlah tokoh nasio-
intelektual dengan modal pun dapat diilustrasikan dengan posisi manajer tersebut.
nal, yang kemudian berada di garda terdepan
Seorang manajer tidak dibayar dengan upah
perjuangan nasional menentang penjajahan.
melainkan insentif yang ditentukan berdasar-
Guna mengamati peran dan pengaruh
golongan ini dapat dimanfaatkan sudut pandang Antonio Gramsci. Menurutnya,
golongan intelektual memiliki fungsi pen-
ting untuk memproduksi ideologi dan pengetahuan yang menjadi basis pembenar bagi keberadaan kelas sosial
tertentu-is-
tilahnya intelektual organik. Sudah tentu ada intelektual yang kerjanya memproduksi gagasan yang mendukung pemilik modal,
namun ada juga yang sebaliknya.
kan jumlah keuntungan perusahaan. Semakin
besar keuntungan perusahan semakin besar
pula penghasilannya. Karena itu, masuk akal jika manajer selalu menindas buruh dan berada satu gerbong dengan pemilik modal. Sedangkan untuk posisi intelektual, kita
dapat menerapkan argumen sederhana ini dengan sebuah pertanyaan: darimana sumber penghasilannya berasal? Sudah tentu ini bukan satu-satunya cara untuk membedakan dua jenis intelektual, ada hal lain yang juga
berpengaruh seperti tradisi inetelektual,
Perdebatan antara kedua jenis intelektual
latar belakang keluarga, ataupun ideologi.
ini menggambarkan konflik buruh dan majikan. Permasalahannya, bagaimana kita
Saya ingat sewaktu masih menjadi maha-
membedakan kedua jenis intelektual tersebut? Kenyataan jelas bahwa hampir semua
tentang boleh atau tidaknya menerima
intelektual adalah kelas pekerja. Begitupun, tidak semua kelas pekerja bisa dianggap bu-
tion. Ada beberapa sikap waktu itu.
ruh atau proletar. Contohnya, bagaimana kita mengategorikan manajer perusahaan? Apakah dia pekerja atau pemilik modal? Dalam tradisi marxisme juga pernah ada perdebatan panjang tentang hal ini. Salah seorang pemikir neomarxis, yang bernama NicoS Poulantzas, mengeluarkan ide membedakan kedua jenis intelektual berdasarkan jarak
kepentingannya dengan pemilik modal. Semakin dekat kepentingannnya maka intelek-
tual atau manajer tersebut dikategorikan sama dengan majikannya, dan sebaliknya.
!
,u**AL
BALATRUNG
siswa St dulu pernah berdebat panjang beasiswa yang diberikan Toyota FoundaPertama, menolak sama sekali. Kedua,
menerima jika tidak bersifat mengikat karena itu hak kita-dengan asumsi pengusaha menjadi kaya karena menindas
orang miskin. Ketiga, menerima sebagai strategi perlawanan, tentu jika tidak bersifat mengikat. Seperti yang dilakukan pejuang nasional, ketika memanfaatkan politik etis Belanda, untuk melawan kolonialisme.
Ye:riik
ersoalan hubungan industrial
akhirnya menyisakan perdebatan panjang dalam kaitan dengan negara.
Seperti pernah disebutkan, merunut
tinjauan marxisme, negara merupakan aktor yang berpihak pada pemilik modal. Dengan alasan demikian, salah satu tujuan pertama revolusi dalam tradisi marxisme klasik adalah merebut negara dari tangan
pemilik modal. Hanya saja, memang, dalam marxisme ada perdebatan luas dan tidak selesai sampai sekarang menyangkut
ii3$c:rir lf4aifu
wng*ttr
11xalllars*r*e$
rnteleKtual Golonean intelektual Golongan ryremilfki fungsi pen: FnS yntuF m-emprodu ksi rdeologr dan penge-.. tahuan- vans inen-iadi basis pqm oeinbEnar baei a.r 6agi ba.sis keberadaan kelas s6isti la h nva sia I terte ntu intelektual organik. ini memistifikasi hubungan kekuasaan,
politik kelas, ideologi, bahkan represi.
"bagaimana keberpihakan itu terjadi?". Meneruskan pemahaman dari tinjauan Pandangan paling ekstrim akan mengatakan
neomarxis, sekurangnya ada dua cara pan-
negara tak lebih dari organizing committee
dang yang melihat hubungan negara dan
para pemilik modal. Pandangan ini diambil
pengusaha. Pertama, melihat hubungan
dari tulisan Marx,The Communist Manifesto. Tetapi, pada sisi ekstrim yang lain, negara
tersebut bersifat subjektif. Yakni, karena pejabat negara dan pengusaha sekolah di
dianggap jauh lebih independen. Tindakan-
universitas yang sama, makan di restoran
nya yang cenderung berpihak pada pemilik
modal, menurut anggapan ini, lebih karena pertimbangan tindakan tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi, investasi asing, serta prospek lain yang menguntungkan negara. Jadi, negara mendukung kapital karena secara otonom memerlukannya. Cara pan-
dang ini juga bersumber dari tulisan Marx, The Eighteenth Brumaire of Louis Bonoporte.
yang sama, atau sama-sama main golf. Dari kebersamaan macam itulah keber-
pihakan negara terhadap dunia usaha bermula. Kedua, menganggap hubungan seperti ini sudah tentu ada tetapi tidak bisa dipertahankan terus menerus karena akan merusak kapitalisme dan sistem pasar.
Seperti kita ketahui, hubungan ini menimbulkan sesuatu yang di lndonesia dikenal
Tentu kita bisa saja melihat negara sebagai penengah konflik dalam hubungan indus-
trial-terutama antara pemilik modal dan pekerja. Tetapi, dalam kaitan kesadaran
memilih perspektif, saya tergolong orang yang skeptis dengan "netralitas", "win-win sol utio n",
"
dialog", "akomodasi kepentin-
gan semua orang", "kepentingan umum", dan sejenisnya. Seringkali jargon-jargon
dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Agar sistem pasar tidak dirasuki korupsi, dan kapi-
talisme bisa tumbuh sempurna maka hubungan negara dan kapital harus bersifat objektif. Terlebih jika mengingat keduanya memiliki
tujuan yang sama, menghendaki pertumbuhan ekonomi, serta investasi asing yang masuk. Negara terkadangjuga dapat bertindak
"tidak sesuai" dengan kepentingan pemilik
FDr$r
43r(Xilt/2fi0
g
Ltp{3Y&tu
modal. Terutama jika menganggap perilaku
view-seperti dikatakan Lenin dan Gramsci,
sebuah perusahaan atau industri dalam jangka panjang justru membahayakan per-
seringkali harus dibina dan direproduksi. Apalagi sumber-sumber pembinaan kesada-
tumbuhan ekonomi, investasi, dan akumulasi
ran kelas semacam sekolah, media massa,
kapital berkelanjutan lain. Sehingga, negara
serta lembaga-lembaga agama cenderung berada di bawah pengaruh pemilik modal.
boleh mengambil inisiatif melakukan sesuatu sebelum dipikirkan para pengusaha demi perhitungan akumulasi kapital di masa de-
Jika kesadaran kelas buruh tidak dibina maka
pan. Lihat misalnya upaya pemerintah Ameri-
tidak sejalan dengan kelas sosialnya. Buruh
ka Serikat dalam memelopori internet sekitar
tiga dekade setelah Perang Dunia ll dan im-
tanpa kesadaran kelas adalah bentuk kontrol, dari pemilik modal dan negara terhadap
plikasinya terhadap dunia usaha sekarang ini.
pekerja, yang sangat canggih dan murah.
Konstelasi relasi yang dibangun negara
Dalam konteks lndonesia, depolitisasi yang
dalam hubungan industrial akan berpenga-
dialami buruh merupakan cerita panjang dan kompleks. Orba mewarisi gerakan buruh yang sangat politis dibawah pengaruh PKl. Upaya
ruh pada atmosfer dunia buruh yang ambil bagian dalam proses produksi industri. Menanggapi kenyataan minimnya tuntutan buruh terhadap akses atas penguasaan alatalat produksi, dapat diajukan pertanyaan; apakah buruh merasa tidak ingin, takut,
atau enggan melakukan perlawanan untuk sekadar protes? Ataukah memang sudah
mereka akan memiliki kesadaran lain yang
yang dilakukan Orba adalah mengambil alih kendali atas gerakan buruh dengan mengorganisasikannya ke dalam asosiasi yang
bersifat tunggal. Maksudnya, tidak boleh ada organisasi atau serikat buruh tandingan, dan semua buruh harus menjadi anggota organisasi
merasa cukup karena gajinya memadai? Jika jawabannya yang pertama, maka salah
satu persoalannya adalah depolitisasi buruh yang terjadi selama Orba. Setelah Soeharto
jatuh banyak muncul serikat buruh baru dan banyak usaha untuk membuat dunia buruh
"lebih politis". Akan tetapi, upaya ini belum berhasil karena mungkin kita terlalu sibuk dengan isu-isu lain seperti masyarakat sipil,
dialog, dan rekonsiliasi. Hampir tidak ada yang berbicara dalam konteks kelas politik.
tersebut-di bawah kendali pemerintah.
Bahkan, pada awalnya pemimpin asosiasi
ini, pertama Federasi Buruh Seluruh lndonesia (FBSI) kemudian diubah namanya
menjadi Serikat Pekerja Seluruh lndonesia (SPSI), berada
di bawah kendali militer atau
setidaknya figur yang berkaitan dengan
Angkatan Bersenjata Republik lndonesia (ABRI). Selain itu, Orba juga melakukan beberapa strategi untuk mencegah perlawanan kelas dengan cara memecah-belah kelas
pekerja berdasarkan kategori profesi yang
Padahal, salah satu langkah penting untuk
ditempatkan dalam organisasi korporatis
menumbuhkan "kesadaran politik buruh" adalah membuat mereka memiliki "kesada-
berbeda-beda. Sebut saja Korps Pegawai Republik lndonesia (Korpri) dan Persatuan
ran kelas". Seorang buruh tidak otomatis me-
Guru Republik lndonesia (PGRI). Selain itu,
miliki kesadaran sebagai buruh. Kesadaran dalam bentuk kepentingan bersama, shared
dibuat aturan hubungan industrial yang sangat berpihak pada pemilik modal dan
volues, shared culture, dan shared point
mengutamakan kendali atas pekerja. Mereka
!
,u**AL
BALATRUN*
of
{*fl0( {ttff r F{$it}ur:&&f'$ lfl {Iu!$fl
8d]l
juga mengganti istilah "buruh" yang jauh lebih politis, dengan "tenaga kerja"-yang
Adalah fakta bahwa kelas pekerja, tidak se-
cenderung netral dan bersifat ekonomis.
perti yang dibayangkan Marx, menerima dan
Sudah tentu depolitisasi ini tidak sepenuhnya
setuju dengan kapitalisme. Dalam bahasa lain, jika kita ingin mengubah kapitalisme,
berhasil. Setidaknya tercatat sejak awal '9oan muncul kembali gerakan buruh dan juga gerakan petani, yang menurut saya merupbkan faktor penting yang terlupakan dan ber-
menggunakan konsep "kesadaran kelas".
maka kelas pekerja bukan lagi agen pe-
rubahan sosialnya. Mereka menjadi sama konservatifnya dengan pemilik modal.
peran signifikan bagi gerakan mahasiswa dan
Di beberapa negara maju, seperti Amerika,
gerakan kelas menengah di tahun 1997-1998.
salah satu pendukung utama pemerintahan
Walaupun, kedua gerakan tersebut hanya bertahan sampai sekitar paruh kedua 'go-an.
konservatif-seperti George W Bush, ialah kelas pekerja. Begitupun, gejala ini tidak berarti kapitalisme sudah tidak perlu didebatkan lagi atau kapitalisme tidak membawa
Adapun gerakan buruh yang marak dalam sepuluh tahun terakhir, diantaranya merupakan sisa dari gerakan buruh yang meng-
geliat di awal 'go-an tersebut. Pengalaman lndonesia memang sedikit berbeda dengan negara-negara otoriter birokratik lainnya. Di beberapa negara Amerika Latin,
kemunculan pemerintah otoriter yang didominasi perwira militer tidak berhasil memberangus kelas pekerja. Salah satunya disebabkan kelas pekerja memiliki tradisi politik yang jauh lebih lama dan tua dibanding rezim otoriternya. Sehingga, ketika rezim otoriternya tumbang, tidak ada persoalan yang berarti dalam hal mengem-
malapetaka seperti yang dijelaskan Marx. Sebaliknya, kapitalisme tetap menindas dan tetap menyebabkan dislokasi sosial, kemiskinan, eksploitasi, dan kesengsaraan. Hanya saja, penindasan serta eksploitasi
tersebut memerlukan cara pandang baru. Untuk memahami kapitalisme, yang sekaligus menjelaskan gejala bahwa saat ini buruh bukan satu-satunya kekuatan revolusioner. Sekarang, sudah banyak muncul kekuatankekuatan baru yang bersumber dari gerakan
lingkungan, budaya tandingan, atau juga gerakan pembelaan terhadap suku minoritas. []
balikan kesadaran politik para pekerja. Kembali ke konteks gerakan buruh, jika jawabannya yang kedua, yakni buruh tidak protes karena merasa gajinya sudah memadai, maka persoalannya lebih rumit. Perlu dipahami, di negara-negara maju pun kecenderungan umumnya adalah buruh industri tidak akan lagi protes jika mereka sudah menerima gaji yang
cukup. Buktinya, hampir semua perdebatan
Disarikan dari hasil wawancara.
Narasumber: Eric Hiariej, SIB M.Phil, Staf Pengajar Jurusan llmu Hubungan
lnternasional, Fakultas llmu Sosial Politik UGM serta Peneliti di Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian.
tentang nasib buruh adalah soal gaji, kondisi kerja, tunjangan sosial, bonus, dan hari libur. Bagi beberapa pengamat yang "radikal"
situasi ini tidak bisa lagi dijelaskan dengan
EDrSr4sr(Xilr/zfio
E
.dlr
4{s
Kernitnaan menjadi &:asis hubungan kerja
di lingkungan perkebunan tembekau VorstenNanden dan Virginia. lVleski
elipraktikkan dalam waj*h yang be rbeda,
tetapi sama-sanra melanggengkan struktur patronasi yang timpang.
elombang reformasi t998 berhasil membuka pekikan suara dari masyarakat akar rumput untuk
mengubah struktur pemerintahan Orde Baru yang konvensional, kaku, bahkan
represif. Peristiwa itu diikuti dengan menjamurnya arus gerakan sosial yang mengusung keberpihakan pada kelompok yang terpinggirkan oleh birokrasi
tertutup. Kecenderungan tersebut meletup juga di lingkungan perkebunan tembakau Vorstenlanden di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang dikelola PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X). Sebelum reformasi, kehidupan petani
tembakau Vorstenlanden dilumuri kebijakan yang sepihak dan memaksa. Petani
dibonsai lewat Surat Keputusan (SK) Bupati Kabupaten Klaten menyangkut penyerahan tanah sebagai lahan perkebunan dan harga pembelian tembakau Vorstenlanden yang mesti dibayarkan PTPN X. SK Bupati itu merupakan tindak lanjut dari perundingan antara Himpunan Kerukunan Tani lndonesia
petani tersebut dapat dipahami karena status lahan perkebunan yang merupakan milik petani, meskipun keseluruhan biaya pengolahan lahan bersumber dari PTPN X. Setelah adanya tuntutan petani melalui
Wening menengarai, PTPN X sekaligus pemerintah tentu merasa diberatkan. Saat FPTV,
dua tahun awal pengadaan perundingan,
t998 dan 1999,
PTPN X
tak pernah absen
menghadirkan Komisi ll Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Subdinas Perkebunan Dinas Pertanian, Klaten. Kedua institusi
itu merupakan delegasi pemerintah untuk mendampingi PTPN X dalam perundingan. Tetapi, setahun kemudian, FPTV'menolak kehadiran wakil kedua institusi itu lantaran
dinilai tidak berpihak pada petani, justru cenderung membantu PTPN X. Sejak saat itu, tidak ada lagi campur tangan kedua institusi dalam perundingan. "Kalau orang Pemkab datang, ditolak sama petani yang banyak dari Lembaga Swadaya Masyarakat,"
ujar Murtono sembari meluapkan tawa. berperan dalam memperjuangkan kepentingan petani dengan jalan menuntut FPTV
pengadaan perundingan perjanjian KTVL. Saat perundingan berlangsung, setiap indi-
vidu petani yang terlibat, otomatis berstatus wakil desa. Setiap desa mengirimkan personel sesuaijumlah kelompok tani yang aktif
di masing-masing desa. ltu pun dapat terjadi pergantian personel karena keberadaan wakil desa diputuskan lewat perundingan kelompok tani. "Kami mengadakan pertemuan
kelompok tani terlebih dulu, baru kemudian memilih wakil untuk berunding dengan PTPN X," terang Waluyo (48), Ketua Kelompok Tani Desa Gadungan, Kecamatan Wedi, Klaten. Secara birokratis, pemerintah desa mesti
mengedarkan surat kuasa dengan diketahui
ketua kelompok tani dan kepala desa terkait. Surat kuasa yang menerangkan nama dan
jumlah personel yang disepakati sebagai wakil desa tersebut diturunkan sebelum perundingan FPTV dengan PTPN X dimulai. Terkait mekanisme penentuan wakil desa, PTPN X
menilainya sebagai bagian dari
otonomi desa. "ltu merupakan kebijakan masing-masing desa," ujar Murtono. Perundingan antara FPTV dan PTPN X dimulai
sebelum memasuki musim tanam tembakau
Erlt$l
43/xxilyzfio
n
L*F?$$#dir$'it R*as:l[*:rteee *$i
warga desa dengan meminta agar buruh
di lahan perkebunan dan gudang diutamakan dari desa setempat. Upah antara
laki-laki dan perempuan pun tidak boleh dibedakan. Wening mengisahkan, sebelum FPTV berdiri, upah antara laki-laki dan perempuan tidak disamakan dan semua buruh diganjar upah di bawah Upah Mini-
li-*h;*lt
?aa?gfum]lqaâ‚Ź$
Selama ini. rneski keeiatan ekonomi perkebur nan tembakau Vorstenlanden terus berputar, Pemkab Klaten tidak oernah "disumbans" kontri busi penda pitan.
mum Kabupaten (UMK). "Seharusnya acuan upah buruh sesuai UMK," tegasnya. Jika buruh dibayar di bawah UMK, lanjut
Wening, FPTV bakal mengajukan komplain ke PTPN X atau bahkan mengadukan ke Dinas Tenaga Kerja (Disnakertrans), Klaten.
Misalnya, pada musim tanam 2oo8 ini, upah buruh tidak boleh di bawah Rpt8.z35 per hari. Upah minimal merupakan standar kesejahteraan hidup bagi buruh di lahan perkebunan dan gudang. Mereka berstatus tenaga lepas yang bisa masuk kerja setiap saat, pun
memutuskan hubungan kerja setiap saat. Tukirah (+S) dan Yati (+6), misalnya. Kedua
buruh di lahan perkebunan di Desa Gadungan itu mengaku diupah Rp18.235 per hari. Di lahan yang terletak di belakang Gudang
Wedi-Birit itu, mereka tekun menyirami tiga kali dalam sehari benih tembakau VBN dalam polybag kecilyang masih berjajar di bedeng, bidang tanah yang digunakan
untuk perkecambahan biji di persemaian. Upah harian itu baru diterima mereka setiap akhir pekan. Pemberian upah yang sama dengan Tukirah dan Yati diterapkan pula
oleh Waluyo terhadap z4 buruhnya di la'han
seluas 5.3893 hektar di Desa Dukunan, Kelurahan Bakung, Kecamatan Jogonalan, Klaten. "selain upah harian," lelaki yang juga
mandor PTPN X ini melanjutkan, "Tidak ada bonus atau uang kesejahteraan lain yang diberikan PTPN X kepada buruh perkebunan." Seperlakuan dengan buruh lahan, buruh gudang pun mendapatkan upah secara ha-
rian. Menurut Purwanto (g8) selaku Penanggung Jawab Sortasi di Gudang Sorogedug,
pengupahan buruh gudang secara harian
tidak lepas dari kebutuhan PTPN X akan jumlah tenaga kerja yang tidak tetap (Lihat Skema
t). "Kalau harus mengekspor dalam
EDtSt
I
43ixxfl,2010 FFI
g
Pelaksanaan lntensilikasi Tembakau Virginia di Xabupaten Ba_ntul {Tabel 5}
I:Petatri{grang} a:Oven{Unit} lrl-uas{Ha}
ffi
ffi
ffi
*unrueL
BALATRUFeff
V:
Prsduksi {T6n}
L8iip{l.rY,qN
Transformosi Sosial (zoo4) yang menyitir
petani dan buruh dalam hierarki yang lebih
Antonio Gramsci, perjuangan gerakan kelas mesti dilakukan melalui dua strategi utama.
rendah daripada PTPN X. Apabila terdapat upaya-upaya yang bertendensi memotong
Pertama, melalui "perang manuver" yang di-
tujukan untuk mengubah kondisi dalam rang-
mekanisme KTVL, gerakan petani mesti menolak upaya pemotongan tersebut. Kondisi
ka memenuhi kebutuhan praktis dan jangka
demikian sempat terjadi pada zooT ketika
pendek. Kedua, "perang manuver" tersebut
PTPN X menyewa
mesti diinternalisasikan sebagai "perang posisi" dalam kerangka perjuangan ideologis
matan Jogonalan, Klaten. Tanpa melalui
perjanjian KTVL, PTPN X langsung menyewa lahan pada petani-petani setempat, artinya
dan kultural jangka panjang. Kedua strategi itu menuntut peran dan signifikansi pendidikan kritis guna meyakinkan kelas buruh akan
politik perjuangan nilainya. Yakni, supaya tidak tunduk kepada disiplin tetap dari budaya. Birokratisasi di lingkungan perkebunan tem-
to hektar lahan di Keca-
.
bakau Vorstenlanden merupakan bentuk di-
siplin tetap ala Orde Baru yang memosisikan
tidak melalui kelompok tani. Saat itu, harga yang diperoleh petani ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan melalui KTVL, yakni hanya 7 juta rupiah per hektar. Terlebih lagi, uang sewa itu diserahkan di awal musim tanam sehingga petani tidak akan menikmati imbalan sesuai produktivitas yang dihasilkan saat panen. Politik perkebunan serupa juga dilancarkan PTPN X
u:. -j--*s*Sltg!@'4
di Kecamatan Manjung, Klaten.
a: \
...
@e@ql@@
Untuk merespons balik upaya yang tidak melalui perjanjian
Pembagian Keria dalam Kemilraan PT $adlana Arilnusa {Tabel 6}
KTVL
$adhana A,rifnusa
tersebut, karena dite-
ngarai bakal lebih merugikan
VI Uenyediofon seluruh sorcno produk i yang be*oflon dengon leknelogi budidcyo lgng melipdilclano pembjrritan, sorcno pertonomon, dan sorcnc proceslng. Teknologi budidayq yong dibows okon drtronsfer te peloni oleh Petugss Penyuluh Lopangon {PPL).
petani, FPTV selalu mengawal setiap ada pembukaan
glMembuol perencsnoqn produksi be.ssmo peloni tembokou peserto kemilroqn
perkebunan tembakau oleh
oecr dicopqi efKien$l p{oses produkri $ehinego dgdbisnis iembokou \,{rginio lqyok don mengunlungkon kedLio @loh plhak. m Be&ewaiibsn membeli $eniuo hssil tembokou pesedq kemifuoon berdosarkon rnulu dan grqde iembokdu ssuqi standor internosicnol, ElMembsnfu menccdkan dukungon pendonoon modot keio dori ped)onkon otou pinjaman lonlsung do* Pl Sodhdrc Arifnuso. ElEerhok mengevcluc${ don menyelelcl petoni peserto kemitroon,
PTPN X. Strategi
dipakai yakni dengan mene-
mui langsung pihak kelompok
tani. Rumusan sikap yang disebarluaskan FPTV dalam
@ ,/--%
MMenyedickan lohon yang memenuhi syorot teknls minimol 0,8 Hc sebagoi kegiolon ogrbi$nis iemilokau Vl€inio.
ElMelckoncton slondorteknologi hrdldoya
teknis yang
ae|ar
dicapsi
hcsit
pengawalan tersebut adalah
iffipd
menolak penerapan sistem
plodulsidon mdu
\rang diinginkon sehinggo petsni memperoleh keuntungan yong loyak. mBe*nk mendopotkon fmiiilos kredii yang di$iapkon perusohodn. meiipljti k€dit modd ke{a {pupuk obotobcion, don *orano plocegng) don kredn inve$losi oven sesuoi dengon lohopqn pekedodn di ldpong{:n. Ulgerkewoiibon merit,al se1uruh ho$il produksa ke pemsahoon pengelolo dcn hous mengembolikfln sernuo fdsilitos kedit yong diteimo.
(-t--\ Pemerintah) \.-#
mFosilitolor don regulolor onldro pelonidcn perusohoon guno kelcrcorcn proses kemilraon sehingga dspat dicopfli kss€imb'qngon ontqro kedus b€loh pihok.
sewa seperti di Jogonalan dan
Manjung. "Untungnya produk-
'
tivitas di dua tempat tersebut ternyata kecil. Ya, kita syukuri saja;" ketus Wening. FPTV,
menurutnya, dengan tegas menyatakan bahwa kemitraan
3te:nggcr+*x Kea:titr#x?'a
srll[
ilshe$
Y{s*$l*i]*r{4*{il
X harus melalui mekanisme KTVL.
Rpl.ooo untuk tiap meter persegi sehingga Darto mengantongi 1o,2 juta rupiah.
Meskipun terus meluaskan pengaruh guna
Menyangkut kesepakatan harga sewa, Darto
mentransformasikan gagasan keberpihakan terhadap kelompok petani dan buruh,
menilai, posisi tawar PTPN X terbilang lebih kuat dibandingkan pemilik tanah. "PTPN
wilayah gerakan yang tercakup oleh FPTV rupanya belum menyentuh kawasan sekitar
X
perkebunan tembakau dengan PTPN
Dusun Sorogedug. Di daerah itu berdiri gu-
itu prinsipnya kalau kita nggok mau, ya, sudahi' ujarnya. Dengan demikian, para pemilik tanahlah yang menuruti ketentuan
dang PTPN X yang masih beroperasi untuk
yang ditentukan PTPN X, termasuk menge-
pengolahan daun tembakau isi cerutu, baik
nai kisaran harga sewa. Darto menekankan,
tembakau VBN, F1K, maupun Vorstenlanden
kesediaannya untuk menyewakan lahan ke PTPN X lebih karena alasan teknis, yakni
Na-Oogst. Menurut keterangan Kepala Dusun Sorogedug Lor, Hartono, pada 2oo4 dan
zoo6, setidaknya sepuluh perangkat desa
untuk memotong siklus tahunan penanaman di lahan. "Tanah di sini baik untuk padi.
yang memiliki tanah lungguh atau bengkok,
Tetapi, untuk kacang, misalnya, ketika panen
tanah yang dalam tradisi Jawa merupakan upah kepada perangkat desa, seperti kepala
sulit dicabut. Jadi, lebih baik ditanami tembakau," urainya. Meskipun demikian, Darto
dusun, masih menyewakan lahan ke PTPN X. Tanah yang disewakan itu terpisah di
dan para pemilik tanah yang lain tetap tidak menggantungkan penghidupan pada PTPN
dua lokasi, yakni 4 hektar di sebelah barat Dukuh Majasem dan 5 hektar di sebelah
X. ltu terlihat dari keengganan mereka un-
utara Dukuh Candi Songo (Lihat Tabel 3). Darto Sumantri (+t), Kepala Dusun Ketandan,
membenarkan bahwa dirinya pernah menyewakan tanah lungguh ke PTPN X. Tak hanya
tuk tidak meminta PTPN X agar menyewa kembali tanah lungguh pada musim tanam 2oo8. Hingga Juni zoo8, tak kunjung ada penawaran sewa dari PTPN X. Tanah lungguh milik Darto justru ditanami jagung.
pada zoo4 dan 2006, tetapi juga 2oo2.
Selain ke PTPN X, sebagian tanah lungguh
Lelaki yang sekaligus bekerja sebagai kon-
traktor bangunan itu memegang hak milik
di Desa Madurejo juga disewakan ke Perusahaan Gula (PG) Madukismo untuk dita-
1,o2 hektar dari lima hektar tanah lungguh di
nami tebu. Tanah yang disewakan tersebut
utara Dusun Candi Songo. Karena tanahnya terhitung paling luas daripada empat pemilik
umumnya tandus dan tidak produktif. Jika dibandingkan, harga sewa lahan dari PTPN
yang lain, pada 2oo2, Dartolah yang ber-
X
hubungan langsung dengan PTPN X terkait
dukismo yang berkisar antara 2,75 juta rupiah sampai 3,25 juta rupiah per hektar. Per-
kesepakatan harga sewa. Saat itu, dengan sistem sewa borongan, ia mengantongi 8,7
juta rupiah. Dengan sistem sewa serupa, pada zoo4, terjadi peningkatan harga berkat negosiasi para pernilik lahan. Darto pun menerima 9,7 juta rupiah. Sementara itu, pada zoo6, penentuan uang sewa dihitung
terhitung lebih tinggi daripada
PG
Ma-
hitungan harga sewa itulah yang membuat para pemilik tanah lungguh kepincut untuk menyewakannya ke PTPN X. Selain itu, mereka juga diuntungkan dengan lamanya waktu sewa yang disesuaikan dengan lama musim
tanam. Untuk tembakau Vorstenlanden, berlangsung selama tujuh bulan, mulai Mei
EDt$t
43ilnilt/zfi0
E
$-::r#rAN
sampai Novembe6 sementara perkebunan
jumlah persisnya menyesuaikan dengan
tebu menghabiskan hampir setahun penuh.
tingkat permintaan ekspor PTPN X. "Sejak zaman penjajahan Belanda, tenaga di sini
Di Desa Madurejo, PTPN X hanya menyewa
tanah lungguh untuk membuka perkebunan tembakau Vorstenlanden. Tidak ada
memang dikenal terampil-terampil sebagai
tenaga kasar di gudang," pungkas Hartono.
tanah penduduk sipil yang diberdayagu-
Sebagian tanah lungguh di Desa Madurejo
nakan untuk hal ierupa. Adanya perke-
dimanfaatkan untuk perkebunan tembakau Vorstenlanden walau tanpa melalui perjan-
bunan tembakau Vorstenlanden ternyata tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan lahan pertanian di Desa Madurejo. Menu-
rut Hartono, itu karena petani menganggap hasil tembakau Vorstenlanden tidak
jian
pun setiap hari menampung ratusan tenaga buruh perempuan. Meskipun demikian, Desa Madurejo KTVL. Gudang Sorogedug
secara institusional tetap tidak memperoleh
lebih menguntungkan ketimbang kalau ditanami padi ataupun tanaman palawija.
kontribusi materi. Situasi bertambah tidak
"Lagipula, petani umumnya memiliki tanah
sekitar Gudang Sorogedug baru akan dimanfaatkan PTPN X apabila produktivitas
yang sempit. Paling-paling 6oo atau r.zoo
menguntungkan karena lahan-lahan di
yang lokasinya sudah mengelompok," ung-
dari areal perkebunan di Klaten tidak lagi menutupi jumlah permintaan ekspor. "Pada
kap Darto. Kondisi tersebut berkaitan pula
zooT kemarin kon kita tidak tanam. Areal
dengan mata pencaharian bertani di Desa
sini, Klaten, sudah mencukupi," elak Subagio.
meter. PTPN X menyewa tanah lungguh
Madurejo yang hanya dijadikan sambilan.
"Mayoritas Pegawai Negeri Sipil. Kalau toh sudah pensiun, justru banyak yang ambisius ke ternak, bukan pertanian," tambahnya.
Situasi hubungan timbal balik antara PTPN X
dan masyarakat di sekitar Gudang Soroge-
dug di Sleman itu menunjukkan konfigurasi permasalahan yang berbeda dengan di
Selain tak berpengaruh terhadap peman-
Klaten. Lahan di desa-desa di Klaten setiap
faatan lahan pertanian setempat, adanya Gudang Sorogedug pun tidak memberikan
tahun dikelola PTPN X sebagai areal perkebunan tembakau. Desa pun secara otomatis
kontribusi material ke Dusun Sorogedug Lor
mendapatkan kontribusi dana pembangunan
maupun Desa Madurejo.'fDalam hati kecil, saya juga bertanya-tanya. Ada perusahaan,
dari PTPN X. Dengan begitu, PTPN X sebagai perusahaan negara tidak berdiri otonom di
kok tidak ada pemasukan?" kesah Hartono.
tengah-tengah medan interaksi dengan ma-
Paling banter, urainya, Dusun Sorogedug
syarakat sekitar. Karena itu, terfokusnya ge-
Lor hanya meminta sumbangan untuk r7
rakan FPTV pada perjanjian KTVL sejak perta-
Agustus-an, pengecoran jalan, ataupun
ma kali dibentuk dapat dinilai tepat sasaran.
rehabilitasi masjid. Hartono melanjutkan, dampak positif yang dinikmati penduduk Desa Madurejo dengan adanya Gudang So-
rogedug sebatas terserapnya tenaga kerja
perempuan sebagai buruh kasar di gudang. Gudang Sorogedug bisa menjadi ladang
pencaharian ratusan buruh perempuan yang
,u**AL
[
BALATRUNG
i-a*r+{$q*e* i{efl*Atr;iiitinn
ubungan kemitraan dalam pengusahaan perkebunan tembakau
tidak hanya diterapkan
PTPN X di
Klaten, tetapi juga PT Sadhana Arifnusa (PTSA) di Sleman, Yogyakarta. Di hadapan
petani tembakau Vorstenlanden, posisi tawar PTPN X lebih kuat karena memiliki modal dana dan jaringan pemasaran global. Demikian pula dengan PTSA, anak perusahaan PT HM Sampoerna itu berwenang dalam menentukan prasyarat sebelum menjalin kemitraan dengan petani. Pasalnya, PTSA memberikan jaminan harga sekaligus kemudahan untuk menjual tembakau langsung ke PTSA. Gambaran yang berbeda juga tampak dari keterlibatan pemerintah daerah (pemda)
dalam kemitraan. Di Klaten, petani melalui FPTV tidak menginginkan keterlibatan
4i i*fu ;:4ft i+ellt*l*etua{il
Pemkab setempat. Sementara itu, di Yog-
yakarta, hubungan kemitraan PTSA justru banyak dicampuri peran pemda, baik tingkat propinsi maupun kabupaten. Namun, campur tangan pemda tidak banyak membantu petani, terutama dalam penentuan tugas dan kewajiban serta harga pembelian
tembakau yang masih ditentukan PTSA. Dimulai pada zooz silam, Gubernur Daerah lstimewa Yogyakarta (DlY) Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta petinggi Dinas Kehutanan dan Perkebunan, DIY mengadakan studi
banding ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kunjungan itu dimaksudkan untuk mengeksplorasi lebih dekat tentang keberhasilan perkebunan tembakau Virginia yang
dikelola PTSA. "NTB merupakan pemasok 70 persen kebutuhan nasional tembakau Virginia," terang Lalu Kertanah, S.Pt. (gg) se
6m'$x
â‚Źslxx|||/2ws
w
proyek percobaan itu pun terealisasi. Hasil yang ditunjukkan ternyata memuaskan. "Tanamannya tumbuh baik. Begitu pula kualitas daun yang dihasilkan," ungkap lr.
Mashudi, M.Si., Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Kehutanan, Sleman. Saat itu, total produksi tembakau Virginia
mencapai 88.739 ton dari 4z hektar lahan yang tersebar di empat kecamatan, yakni Cangkringan, Ngemplak, Pakem, dan Kalasan. Pengembangan perkebunan tembakau Virginia terus berlanjut. Memasuki sewindu
kiprah PTSA di Yogyakarta, perkebunan tembakau Virginia tidak hanya terkonsentrasi di Sleman, tetapi juga Bantul (Lihat Tabel 4 dan 5). Seluruh kegiatan itu dikontrol dari kantor PTSA Gudang Yogyakata di Jalan Cangkring-
an 234 Kecamatan Pakem, Sleman. Kantor laku Kepala Teknis PTSA Gudang Yogyakarta. Perkembangan perkebunan tembakau Virginia di NTB mulanya termasuk lambat. Meski-
pun, PTSA menerapkan sistem kemitraan dengan petani, produktivitasnya tetap saja rendah, yakni sekitar 1 ton per hektar. "Baru pada r994, produktivitas tembakau meningkat pesat sampai 2,5 ton per hekta4" ujarnya.
tersebut memiliki r8 karyawan. Terdiri atas seorang penanggung jawab kegiatan, empat orang bagian administrasi dan keuangan, seorang groder atau penilai mutu tembakau, dua orang koordinator wilayah, dan sepuluh petugas penyuluh lapangan (Lihat Bagan z).
Melengkapi kronologis keberadaan PTSA di Yogyakarta, Mashudi menuturkan, kedata-
Mencermati perkembangan pesat di NTB, Sri Sultan selaku Gubernur DIY pun me-
tanggung jawab pemda (Lihat Tabel 6). "Pem-
minta
menerapkan model kemitraan serupa di provinsinya. Langkah awal yang
da sebatas menjalankan fungsi fasilitasi dan
ditempuh, observasi lahan yang cocok dijadikan perkebunan tembakau Virginia.
tasi, di antaranya, menjamin PTSA bertempat tinggal dan menyiapkan petani sebagai mitra.
Dari hasil observasi, wilayah Sleman layak
Sementara itu, fungsi regulasi atau perlin-
dijadikan proyek percobaan. Pada zoo3,
dungan terwujud dalam bentuk kewenangan
S
PTSA
,u**AL
*ALATRUN*
ngan PTSA berpdngaruh terhadap tugas dan
regulasi," sebutnya. Penerapan fungsi fasili-
X-sFlSSesrii Keffi *â‚Źrt*&s?
di
li-*i*ktxm T*sxt*x*kaa;:
untuk mengkaji penerapan peraturan atau pun teknologi perkebunan yang mutakhir.
Selain polemik dampak kenaikan BBM yang telah mencuat, sumber konflik yang potensial
Selain kedua fungsi tersebut, pemda juga
melibatkan PTSA dan petani adalah mengenai penentuan mutu dan harga tembakau.
berkewajiban moral untuk menengahi setiap konflik yang melibatkan PTSA dan petani. "Kami bisa memanggil kedua pihak untuk bermusyawarah," tutur lr. Joko Susilo, M.M.A. (St) dari Dinas Kehutanan
dan Perkebunan (Dishutbun), DlY. Seperti dicontohkan Kertanah, pemda mesti menyelesaikan polemik pada Maret 2oo5
menyangkut dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap petani. Dalam kasus tersebut, petani tidak
mendapatkan BBM bersubsidi untuk memanggang daun tembakau dalam oven (Lihat Tabel 7) seperti yang diterima pegiat
industri kecil dan menengah. Untuk menyelesaikan polemik ini, Komisi B DPRD Provinsi DIY bersama Paguyuban Petani Tembakau Virginia (PPTV) akhirnya menggelar audiensi yang melibatkan Dishutbun Provinsi DIY Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Provinsi
Dll
Pertamina
Perwakilan DIY beserta PTSA Gudang Yogyakarta. Hasilnya, petani berhak menerima BBM bersubsidi karena digolongkan sebagai pegiat industri kecil dan menengah. Paguyuban yang terlibat dalam audiensi tersebut, P,PTV, meru pakan organisasi
nonformal untuk pengoordinasian petani tembakau Virginia. Di Sleman, r9z petani tembakau Virginia tergabung di dalamnya. Paguyuban secara teknis tersebut masih dikembangkan dalam paguyuban
wilayah, yakni wilayah Sleman bagian barat dan timur. Pelebaran struktur itu dimaksudkan untuk mempercepat arus informasi dan evaluasi. Sistem paguyuban
"Meski di awal musim tanam selalu diselenggarakan forum bersama, kami tetap tidak berwenang menentukan mutu dan harga tembakau," ungkap Sri Setyowati (4o), petani
mitra
PTSA dari Desa Sidokarto, Kecamatan
Godean, Sleman. Adanya kewenangan PTSA
untuk menentukan harga dan membeli tembakau sesuai mutu memang membuat petani tidak memiliki pilihan. "Mereka akan
tetap melepaskan hasil produksinya karena berstatus mitra PTSA," terang Mashudi. Dalam hubungan kemitraan yang dibangun PTSA, sistem pembagian hasil vang
dite-
rapkan berwujud peminjaman modal dari PTSA. Modal tersebut tidak berbentuk uang
tunai, tetapi bahan material perkebunan seperti pupuk, obat antihama, dan bibit tembakau. Dalam hal ini, tidak terdapat retribusi ataupun pemasukan pendapatan ke pemda. "Modal diberikan dalam bentuk
material agar tidak disalahgunakan dan benar-benar tepat sasaran," jelas Mashudi. Melalui sistem peminjaman modal ini, petani yang menaati teknis pelaksanaan dari PTSA tentu menuai dampak positif berupa keuntungan (Lihat Tabel 8). Sebaliknya, bagi petani yang tak mengindahkan, sering tidak memperoleh keuntungan karena impas dalam pengembalian modal. Kondisi demikian terjadi karena dalam budidaya tembakau Virginia, teknologi yang diterapkan mesti benar-benar te-
pat. "Kalau tidak, tembakau yang dihasilkan dapat bernilai jual rendah," kata Sri
Setyowati yang juga alumnus UGM ini.
per wilayah baru diterapkan pada zoo7.
rmr$r wtxwe4l2il-*
M
g.{tr{.i?&&
rrY-E$iififfiEiliiiii Tembakau Virginia
proses negosiasi," tutur Prof. Dr. Suhar-
tono, dosen Jurusan llmu Sejarah Universitas Gadjah Mada. Dengan demikian,
tanpa terkecuali, mesti dirumuskan satu keseimbangan kolektivitas yang menga-
komodasi ketiga kutub kepentingan demi hubungan kerja yang berkeadilan sosial. Beranjak dari perkebunan tembakau Vors-
tenlanden di Klaten, lantas menyambangi lahan tembakau Virginia di Yogyakarta,
tampak dua struktur perkebunan tembakau yang sama-sama menerapkan prinsip hubungan kerja yang diadik. Diadik ber-
arti mendasarkan pada relasi resiprokal, timbal balik, antara perusahaan pengelola perkebunan dan petani. Di Klaten, PTPN X membangun struktur timbal balik dengan Jalinan kemitraan dalam sruktur perkebunan
tembakau Virginia di Yogyakarta lahir karena inisiatif pemda. Kebijakan itu mencerminkan iktikad baik negara untuk memberdayakan kalangan petani. Sayangnya, justru merupakan tindakan yang mengerdilkan petani
jika pembagian kerja dan penentuan harga saja tidak melibatkan partisipasi langsung mereka. Pemda, petani, dan perusahaan mula-mula mesti reflektif, untuk kbmudian bersikap korektif. Reflektif karena lang-
kelompok tani. Sedangkan di Yogyakarta, lebih menekankan pada interaksi dengan individu petani. Hubungan yang PTSA
memang berbeda, tetapi melanggengkan lagu pemberdayaan atas minoritas petani yang memiliki lahan. Sementara dari sisi
buruh perkebunan, kenyataan akan terputusnya kegiatan di lahan tanpa kontribusi mereka selalu ditempatkan sebagai isu
pinggiran. Lagu lama praktik patronasi yang berjenjang dan selalu timpang.
[]
gam kemitraan yang dibangun dapat di-
M. Lubabun
maknai sebagai hubungan patron-klien.
llihm 4.5.
Petani tembakau Virginia dengan kondisi sosial ekonomi lebih rendah merupakan
klien. Sedangkan PTSA merupakan patron dengan hak istimewa tertentu yang dapat
Editor: Upik Dyah Eka
menggunakan pengaruhnya pada petani. "Namun, tidak perlu memutus hubungan
Ridwan Nugroho S., Latifah Fitriyanti, Rita Pamilia, Yuliana Yuli Astuti I Visual : Kirana
patron-klien. Yang penting adalah adanya
Yunita
fl
,u*rAL BALnnuHs
N.
I
Reporter
:
Tembakau raki/at muncul sebagai kesernpatan eknnorni hagi masyarakat. Dalam alur distnibusi, tembakau kerap
berhr:bungan dengan industri r*kok. l-antas, apakah hubungan tembakau rakyat dengar:
industr! rokok merigunturT gk*n petani?
angan kecil kurus itu dengan cekatan
mencabuti rumput yang berada di lahannya. Sejak pagi sampai sore, Siti (Zo) mencabuti tanaman yang dinilai mengganggu dari bibit tembakau yang
tengah ditanamnya, semisal rumput atau bibit yang mati kehujanan. Siti merupakan petani sekaligus penjual bibit tanaman tembakau di Desa Solodiran dan Desa Nangsri, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, Jawa Tengah. Untuk setiap bibit, ia jual
seharga Rpz5 sampai RpSo. Aktivitas yang sama dilakukan Gunardi (42), yang ketika
ditemui tengah mencabuti hama di lahan tembakau miliknya, tidak jauh dari kebun Siti. Di lahan 50 m', Gunardi rajin menyambangi
lahannya, sebelum bibit-bibit tembakau itu bisa dipindah ke pot. la juga menyediakan
plastik memanjang dengan tiap sisi ditopang kayu untuk melindungi bibit tembakau
apabila kehujanan. "Kalau kehujanan, bibit tembakau bisa mati," ujarnya sembari membuka-tutup plastik yang sewa ktu-waktu bisa digulung untuk menunjuk bibit yang
kuning kecokelatan akibat kehujanan.
'Il*e*h*k;:a*
X4aiic:ril*â‚Ź
:iafu
SaFc?i6<rffi
ae l#ek*lk ifi e*eiistlvi
Berbeda dengan Siti yang petani nonkemi-
segala kebutuhan petani dari penanaman
traan, Gunardi harus merawat bibit tem-
hingga pengolahan dibiayai pabrik. Walau-
bakau Fertila lebih cermat. Pasalnya, bibit
pun, nantinya pendapatan hasil penjualan tembakau akan dipotong untuk modal yang sebelumnya dipinjamkan pabrik. Pabrik
tembakau yang ia tanam merupakan hasil kerjasama atau kemitraan dengan PT Djarum. la mengaku seluruh pembiayaan tanam di lahan seluas dua hektar miliknya ditanggung oleh PT Djarum. Biaya total bisa menghabiskan 6 juta rupiah tiap hektar. Berarti, PT Djarum membiayai hingga 12
juta rupiah
untuk pengelolaan lahannya. Apabila hasil panen Gunardi dijual ke PT Djarum, maka
memberikan jaminan pasti akan pembelian tembakau dari mitranya. Sistem ini yang membuat Gunardi betah menjalin kemitraan dengan PT Djarum selama tiga tahun terakhir. Tak hanya Gunardi, ada juga warga yang
perusahaan itu menagih modal awal yang
menjalin kernitraan dengan perusahaan lain, yakni PT Gudang Garam, Tbk. Dedi (aZ) merupakan salah seorang penilai mutu atau
sebelumnya diberikan kepadanya. Sementara itu, pabrik menghargai tembakau Gunardi
groder dari PT Gudang Garam Tbk. di Desa Kebondalem Lor, Prambanan, Klaten. Groder
Rpz8.ooo per kilogram. Dari dua hektar lahannya, Gunardi dapat menghasilkan 5 ton
ialah orang yang dapat mengetahui harga
tembakau. "setiap kali panen, ya, untung bersihnya sekitar to jutai' selorohnya. Kerjasama atau kemitraan di Solodiran telah
tembakau dengan mengukur kualitasnya melalui warna, aroma, dan rupa. Sebagai
grader,dia harus memiliki gudang untuk menampung hasil pembelian tembakau dari petani di desa tersebut dan desa lain
dilakukan sejak r9Zg. Menurut Jumiyo (S+), Kepala Desa Solodiran, Manisrenggo, Klaten,
yang ada di Prambanan atau Manisrenggo.
saat itu industri-industri rokok besar datang
Selain sebagai grader, Dedi juga menjalin
ke Manisrenggo untuk menyurvei potensi
kualitas tembakau. Hasilnya, beberapa in-
dustri rokok seperti PT Djarum,:PT Gudang Garam, dan PT Bentoel getol menjalin kemitraan dengan warga karena kualitas tembakau asal Manisrenggo dianggap cocok dengan kebutuhan industri rokok. lndustriindustri rokok itu pun mendirikan gudang cabang di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah,
untuk menampung tembakau dari petani di Daerah lstimewa Yogyakarta (DlY) dan Klaten.
kemitraan bersama warga sekitar dengan memberi pinjaman modalpada petani sebelum musim tanam. Besaran pinjaman yang diberikan Dedi disesuaikan dengan luas
kepemilikan lahan petani. Model pemberian pinjamannya menggunakan sistem piramida terbalik dari atas ke bawah. Pinjaman diberikan pada salah seorang petani, kemudian dilanjutkan kepada petani lainnya. Model seperti ini dinilai efektif untuk mengontrol mitra yang dipercayainya. Dengan demikian, Dedi bisa membeli tembakau dari petani
Untuk kemitraan dengan PT Djarum, warga diberi modal mulai dari penanaman, pengo-
yang dipinjami modal untuk memenuhi
lahan, pengepakan dalam keranjang, hingga
kebutuhan stok gudangnya. Kemudian, dia
pengangkutan. Seperti yang dialami Gunardi,
menjualnya ke
PT
Gudang Garam, Tbk.
EDtst4s/xxilt/2fio
E
lI**$:**a:iiiir&ir! X?akget Yafu $*m+!i{r*?e1x 1lrl{t${d}k
kemitraan pabrik dinilai murah dan harga
setelah penyimpanan itu menentukan
tembakau nonkemitraan yang spekulatif.
golongan tembakau beserta harganya.
Tanaman tembakau milik warga Solodiran
dibeli olehnya saat daun belum dipetik, istilahnya sebagai penebas. Gunardi membeli daun tembakau yang masih di pohon dengan satuan hitung patok. Satu patoknya berukuran 18oo m'zdan untuk setiap pa-
toknya ia harus merogoh kantong sampai z juta rupiah. Dengan modal r5 juta rupiah, dia dapat mempekerjakan 15 orang buruh untuk menebas daun tembakau petani lalu dirajang di rumahnya dengan dua mesin perajang. Setelah itu, Gunardi menjual tembakau rajang kering ke tengkulak seharga Rpso.ooo per kilogram. anyak faktor penentu harga tembakau, salah satunya warna daun (Lihat Tabel
z). Beda warna, harga pun berbeda. Menurut Sriharto, buruh tani yang bekerja di lahan Jumiyo, perbedaan warna daun ini menentukan aroma. Perbedaan warna daun diperoleh berdasar lama penyimpanan tembakau. Penyimpanan disesuaikan dengan pemetikan daun tembakau yang dipetik dari tangkai bawah ke atas dalam dua minggu sekali. Warna daun tembakau
Fltd{$stri
Tembakau berwarna hitam mengkilat dijual paling tinggi karena disimpan lebih lama. Setelah melalui proses pemetikan dan
penyimpanan, tembakau tidak langsung dijual. Gudang-gudang pabrik di Muntilan, Magelang hanya menerima tembakau pascarajang. Secara tak langsung, petani harus
memiliki mesin perajang. Sedangkan, harga satu mesin rajang mencapai 15 juta rupiah. Seperti diakui Sriharto, menggunakan mesin rajang hasilnya lebih cepat. Hasil rajangan mesin per hari bisa menghasilkan 8 ton, sementara memakai parang hanya 75o
kilogram. Belum lagi kualitas rajang hasil mesin lebih halus, sedangkan alat rajang parang cenderung kasar. "Pabrik itu minta yang halus dan bagus," kata Sriharto. Selama ini, petani bisa untung jika pabrik-
pabrik semacam PT Djarum, PT Bentoel dan PT Gudang Garam, Tbk. membutuhkan tembakau rakyat sebagai pasokan industri tersebut. Apabila permintaan pabrik semakin meningkat, harga tembakau rajang kering bisa mencapai Rp8o.ooo/ per kilogram. Namun, ketika permintaan pabrik tidak
Warna Daun $aat Ditebas {Tabel 2}
;w{ffiffwr@lrlffiA **-ffililr2ll:t.rrrl;:ffi !.#
w *
Rp 6,000,-
Rp 24.00O-
Rp 30.000,-
Rp 36,000,-
Sumber; hasil wawanoara dengan Sihatto{sl), buruh tombakau.
EDtst43fi(xlili2fio
g
naik, maka harga tembakau rajang kering
harga tembakau di bawah ketentuan harga
bisa merosot hingga Rp3o.ooo. Sistem
pabrik. Harga yang turun menjadi keuntungan groder. Ditambah lagi, subjektivitas
inilah yang disebut "buka-tutup gudang". Hasil panen petani tembakau di Solodiran kemudian mengalami ketergantungan terhadap pabrik atas pembelian tembakau. Pabrik memanfaatkan kondisi tersebut
untuk menekan harga tembakau dengan alasan stok tembakau yang masih tersedia.
penilaian grader bisa seenaknya menentukan harga tembakau. "Penilaian rasa dan
aroma itu kon abstrak," tambah Didik. Sementara itu, Didik Purwadi Nugroho menilai terdapat ketidakpastian harga tembakau.
Hal itu disebabkan oleh posisi petani tem-
Jumiyo sebagai penadah tembakau dari
bakau yang lebih lemah dibanding industri.
masyarakat desanya mengungkapkan,
Walaupun tembakau sebagai komoditas yang berbiaya tinggi, tapi bisa dijual murah
pabrik kerap kali mempermainkan harga tembakau lewal groder. Pabrik menentu-
ke industri. "lstilahnya bisa diinjak," ujarnya
kan harga untuk pembelian tembakau dari
sembari memeragakan kaki kanannya diang-
petani. Tapi, dengan siasat perbandingan harga di wilayah lain, grader menekan agar
kat dan diputarkan posisi sandalnya. Penghasilan panen tembakau selama tiga bulan masa tanam tembakau harus mencukupi
segala kebutuhan petani selama satu tahun.
Seperti petani lain, Gunardi juga merasa bahwa menanam tembakau kadang bisa beruntung besar, sekaligus bisa membangkrutkan petani. Petani diuntungkan jika pabrik rokok tengah membutuhkan tembakau atau yang disebut sistem "buka gudang". Menurut Didik, keuntungannya dapat berlipat dari modal yang dikeluarkan petani. "sampai-sampai kalau petani tengah untung, dealer motor yang keliling di desa, ada warga yang memanggil, dan saat itu juga langsung dibeli," ujarnya sembari tertawa.
S
,u**AL
BALArauNs
Yerll**Esnt: &a$rlpar'i';ti: !ul::ik*'r*:l lâ&#x201A;Źe*k.,*k 11tl{l*:ll"i!
Luas Area Lahan dan Produklivitas Tembakau Rakyat Kabupaten Banlul (Tabel 3)
Piyungan
mw
5,5 6,6
Dlingo
.t:":;<:'::.
iPlergt
,-,L\;:>'
Jetis
Piyunga n
",r''l
3,00
Dli{tgo
6, 18
6|:9" 5,00 5,50
18,00
6,00
1q08,'ql
6, 59
245, O0
4,4 6,59
-b.
sl-*'
6,2
Sumber: Dinas Peftanian dan Kehutanan Bantul 2004-07
tembakau telah surut. Ketika pabrik
sembari terkekeh. Padahal, sekitar 9o persen warga Kebondalem Lor, Prambanan,
tidak membutuhkan tembakau dari petani, pabrik bahkan sampai tidak membeli
merupakan petani tembakau. Karena dinilai merugikan, Didik berencana mengganti
sama sekali tembakau dari petani. Saat
komoditas tembakau ini dengan varietas
itu, ada petani yang tidak bisa membayar
tanaman sayuran organik yang pasarnya jelas dan bisa menguntungkan petani.
ain dulu, lain sekarang. Kini, penjualan
hutang pada bank. Sampai-sampai, menurut Gunardi, Solodiran itu sudah dicap negatif sehingga tidak diberi pinjaman oleh bank. "Sudah di-blocklist," ujarnya
Serupa halnya dengan upaya Didik di Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, peralihan tanam dari tembakau ke tanaman lain juga
fiffi1$!
*3/XX'll/H{}I#
ru ffi
Sunbsr. fiasil wawanGara dangan Srmardranto f34J, Kepab nukuh S,lsk t Seiopatriom dan petani tenbakau
mulai diintensifkan oleh Pemerintah Dae-
Meskipun demikian, di Bantul, petani
rah (Pemda) Kabupaten Bantul lewat Dinas
tembakau masih banyak dijumpai. Hal itu dikarenakan kondisi tanah di Bantul cocok
Pertanian dan Kehutanan. Oleh karena arah penjualan dan harga tembakau yang tidak pasti, ldham Samawi, Bupati Bantul,
Dll
untuk ditanami tembakau. Masyarakat menanam padi saat musim hujan dan
menginstruksikan agar tembakau diganti
menanam tembakau ketika musim kemarau
dengan tanaman yang bisa menguntung-
sekitar awal Mei. Warga Desa Selopami-
kan petani, seperti tebu. Tebu dinilai tidak
oro, lmogiri, Bantul,
berisiko terkena hama dan tak membu-
menanam tembakau karena tekstur tanah
tuhkan pengairan seperti halnya padi.
di wilayah itu berbukit. Kondisijenis tanah
Sebelumnya, penginstruksian dari bupati itu disebabkan oleh kerugian yang dialami pet-
ani beberapa tahun belakangan. Akibatnya, menurut Andar Arwiyati (Sg), Kepala Seksi Perkebunan Dinas Pertanian dan Kehutanan, Bantul, banyak lahan pertanian beralih
tanam ke komoditas pertanian yang menguntungkan saat musim kemarau. Semisal jagung, Iombok, tebu, palawija, dan lainnya. Di beberapa kecamatan di Bantul sejak
2oo4, keinginan petani untuk menanam tembakau setelah menanam padi mulai susut (Lihat Tabel g). Misalnya, di lmogiri pada zoo4 luas pertanian tembakau seluas 275 hektar kemudian zoo5 menjadi zot hektar, dan zoo5-o7 menjadi 153 hektar.
"lni keberhasilan petani mengganti tembakau dengan tanaman lain," ujar Andar.
tE g
,***AL
*ALAIHLJ$''
Dll
memilih masih
latosol yang berwarna merah kuning dan
memiliki kandungan tanah liat dinilai cocok untuk tembakau. Sementara itu, daerah datarannya terdapat jenis tanah aluvial atau berpasir yang persebarannya pada Sungai Oya dan Celeng. Perbukitan ini mengalami
kesulitan dalam penyediaan air. ltu sebabnya padi hanya ditanam saat musim peng-
hujan, setelah itu masyarakat Selopamioro menanam lombok, jagung, dan tembakau.
lle:r$s$*iqax **i!*ya4
T*it S*ctikel$44
f:t{r}${{r}k E!tâ&#x201A;Ź*â&#x201A;Źr}s*ri
Selain kecocokan tanah, bertanam tembakau
lagi menerima pemasukan dari masyarakat
di Bantul telah menjadi tradisi sekaligus sebagai pendapatan tambahan. Penana-
dalam bentuk hasil bumi seperti tembakau.
man tembakau di Bantul telah berlangsung sejak masa kolonialisme Belanda di Jawa,
termasuk di Desa Selopamioro. "Dari dulu kakek-nenek saya sudah menanam," ujar Sumardianto (g+), Kepala Dukuh Siluk 1, Desa Selopamioro. Tembakau di Desa Selopamioro dikenal dengan tembakau Siluk. Sebab, dua di antara t8 dusun yang ada di Selopamioro ialah Dusun Siluk (Siluk t dan z), dan di kedua dusun itu sebanyak 45 persen
penanam padi sekaligus petani tembakau. Menurut Tirtowardoyo (86), warga Siluk 1RTc1/04, Desa Selopamioro, sejak masa kolonialisme Belanda masyarakat desa ini sudah menanam tembakau. Pak Tirto, begitu biasa dipanggil, lahir padalgz't, dan saat itu orangtuanya sudah menanam tembakau. Masyarakat Selopamioro saat itu juga rutin menyetor tembakau Siluk ke Keraton Yogyakarta untuk bahan konsumsi. Tembakau Siluk dinilai wangi, sebab tembakau ini dibungkus dengan daun jati. Sampai Tirto mewariskan lahan pertanian ke sembilan anaknya pada
'7o-an, warga Selopamioro tidak pernah lagi mengirim tembakau Siluk ke keraton. Alasannya, setelah kemerdekaan, keraton tidak
Menurut laporan penelitian Prof. Dr. Suhartono pada t995, 'Agroindustri dan Protes Petani di Yogyakarta 1870-1920" menyebutkan bahwa pertanian tembakau dikenalkan
pemerintah kolonial sejak pemberlakuan masa sewa tanah t87o. Menurut guru besar Jurusan llmu Sejarah Fakultas llmu Budaya UGM itu, pada t87o para pengusaha swasta Belanda mulai mengintensifkan ekonomi perkebunan melalui sewa tanah perke-
bunan dari pejabat daerah di Kesultanan Yogyakarta. Tembakau adalah salah satu
komoditas yang saat itu banyak ditanam. Prof. Dr. Soegianto Padmo, M.Sc., ber5ama Drs. Edhie Djatmiko dalam buku "Tembakau: Kajian Sosial Ekonomi" juga menambahkan
bahwa tembakau rakyat dikenal karena perjumpaan kapitalisme Belanda yang menyewa lahan petani Jawa. Menurut Soegianto Padmo, hal itu bermula dari hubungan antara ekonomi petani yang subsisten dengan
ekonomi perkebunan yang padat modal. Pada kenyataannya, hubungan itu tidak mesti dikaitkan dengan eksploitasi. Justru ekonomi perkebunan ternyata mampu menciptakan peluang ekonomi yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pendapa
Harga Tembakau Rakyai 2gt7 ($kema 2)
Sumber: hasil wawanean dengan Sumardianto, Kepala Dukuh Situk 1
EDr$r
43r(Xilr/2fi0
E
tan kala itu. Tak heran, sampai sekarang masyarakat masih melakukan kegiatan pertanian tembakau sebagai usaha tambahan. engertian tembakau rakyat sering dikaitkan dengan tembakau lokal, yang notabene berbeda dengan
tembakau Virginia. Mulai dari perajangan hingga penjualan tembakau, petanilah yang menentukan sendiri. Di Desa Selopamioro, petani merajang tembakau dengan parang, lalu dikeringkan, hingga dibungkus dengan plastik dalam satuan kilogram, dan
menjualnya. Dalam penjualan tembakau, petani ada yang menjualnya ke bakul kampung, tengkulak desa, atau tengkulak yang berasal dari daerah lain yang sengaja datang ke Selopamioro (Lihat Skema t). Dalam hal penjualan, tembakau rakyat cenderung tidak punya pangsa pasar sendiri.
Mulai dari penanaman, perajangan, dan pengolahan sampai harga jual tembakau ditentukan oleh petani. Selain sebagai penanam, petanijuga menjadi penjual tembakaunya. Petani mempunyai kewenang-
an untuk menjual tembakaunya ke pasar
tertentu sampai menentukan harganya. Di dalam alur penjualan tembakau rakyat
pun ada pihak yang mendapat keuntungan yakni para pedagang perantara. Drs. Edhie Djatmiko menjelaskan dua sebab keberadaan tengkulak dalam ritme penjualan tembakau rakyat. Pertama, petani tidak dapat memasarkan hasil produksi tembakau, entah langsung ke konsumen atau ke industri rokok. Hal
itu bisa disebabkan oleh tempat tinggal dan lahan petani yangjauh dari pabrik dan hasil panen yang jumlahnya sedikit. Sedangkan,
pabrik tidak menerima tembakau dalam jumlah sedikit dan pengangkutan hasil tembakau yang akan dijual memerlukan biaya
mahal. Kedua, pabrik rokok tidak mempunyai tenaga penilai mutu dan aroma tembakau. Oleh sebab itu, pabrik memerlukan grader yang memiliki kemampuan dapat menilai kualitas tembakau serta mempunyai jaringan dengan petani. Pabrik memanfaatkan
grader untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan stok tembakau dari petani.
Yw*s**afu*tt
11t***gaâ&#x201A;Ź Y*tk $**iXsrllrii:llt
S$!!{$k
$*rtjllx*$te$
aat petani memerlukan orang lain
Namun, selain petani yang memerlukan
untuk memasarkan tembakaunya, maka keberadaan perantara menjadi
orang lain untuk memasarkan tembakaunya, ada sebagian petani yang memilih menjual
penting. Di setiap desa, ada perantara yang punya hubungan dekat dengan petani tembakau, seperti bakul kampung. Bakul kampung ialah orang yang biasa mengambil
tembakaunya langsung ke pasar. Petani menjual tembakaunya ke pasar dalam kemasan yang dibungkus plastik dalam satuan
dengan hutang maupun dibayar kontan.
kilogram. Tembakau yang dibungkus tersebut biasanya digunakan untuk kebutuhan konsumsi masyarakat (rokok trngwe, "linting
Mereka adalah orang kampung sekitar yang berkeliling dan menawari penduduk
dhewe"). Dengan demikian, harga tembakau bisa ditentukan oleh petani. Harganya pun
agar menjual tembakau kepadanya. Bakul
cenderung lebih tinggi ketimbang dijual kepada tengkulak sehingga dapat mengun-
hasil panen tembakau penduduk, baik
kampung bisa melanjutkan penjualan tembakaunya kepada tengkulak di kampung atau tengkulak dari daerah luar yang sengaja datang ke Selopamioro. Adanya tengkulak kampung, yaitu orang yang membeli tembakau dari petani dengan harga
tidak lebih dari modal tanam merupakan kelanjutan dari siklus tembakau rakyat. Mereka meneruskan penjualan tembakau kepada tengkulak asal daerah lain. Tembakau
rakyat bisa dijual ke tengkulak dalam bentuk tebas, tembakau basah, atau rajang kering. Tembakau tebas merupakan tembakau yang
dijual saat masih ditanam dengan harga per pohon. Sementara, tembakau basah dijual dalam bentuk daun sebelum dirajang, dan tembakau rajang kering ialah tembakau yang dijual setelah melalui proses perajangan. Namun, biasanya tengkulak membeli tembakau sebelum ditebas. Sebab, harga daun
tembakau yang belum dirajang lebih murah ketimbang yang telah dirajang (Lihat Skema z). "Biasanya tengkulak membeli saat musim
tungkan petani. Seperti yang dituturkan Sumardianto, masyarakat Selopamioro yang memilih menjual tembakaunya ke pasar. Petani menjual tembakau yang telah dipak plastik ke Pasar Pundong, Bantul dan Pasar Sentolo, Kulonprogo, DlY. Selain ke Pasar Pundong dan Sentolo, masyarakat juga biasa menjual tembakaunya tidak jauh dari pemukiman dan lahan pertanian warga yakni di pertigaan Desa Selopamioro yang ramai saat panen. Dengan sendirinya, para pembeli atau tengkulak datang ke pertigaan tersebut.
Dalam hal peniualan,
tembakau iakvat cenderung tidak p.V[ya oangsa Dasar sendln. MulEi dhri pe.nanaman, perafant?h, oan oensolanan samlral hars-a iual tembakau dite-ntL ka n oleh peta ni.
tebas," ujar Sumardianto, yang selain kepala dukuh juga berprofesi sebagai petani tembakau. Kemudian, tengkulak kampung pun
bertindak sebagai pengumpul untuk dijual lagi ke tengkulak yang berasal dari daerah lain seperti Muntilan dan Temanggung.
EDtst
43/xxilt/2fi0
E
Yees'afue*qau $*afuge{
rokok. Harga tembakau di kedua tempat pun berbeda. Di Selopamioro harga tembakau
tertinggi Rp3o.ooo sementara di Prambanan dan Manisrenggo harga tertinggi bisa mencapai Rp8o.ooo per kilogram. Perbedaan harga ini ditentukan berdasar kualitas dan
aroma. Sedangkan aroma sangat dipengaruhi oleh kesesuaian cuaca dan pengolahan. Selain itu, keempat industi rokok besar di Bantul tidak dapat menjamin pembelian
tembakau dari petani, sehingga cenderung arogan. Menurut Andar, arogansi industri rokok itu tampak pada penolakan pembelian tembakau rakyat dengan alasan stok tembakau sudah tercukupi. Pabrik-pabrik itu juga
Tak $*m}l!{$we* F!*k*k
llnid6;t$erll
Tidak pernah bertemunya keiinginan petani $ap kepentingan tndustrr roKoK menvebabkan harsa tem tia ka u tida k pa-sti. Alasan industri rbkok tidak menerima peniualan tembakau iakvat ini dikarenakan perbed.aa.n h.asil rajang antara Kerngrnan industri dan-tembakau raiang petani
selalu beralasan bahwa keberadaan pabrik rokoknya di Bantul sekadar untuk kerje pelin-
Namun, kerjasama itu tidak berjalan mulus,
tingan. Sedangkan stok tembakaunya diakui pabrik sudah mendapat pasokan dari Suraba-
sehingga tahun berikutnya pemda tidak lagi
ya. Padahal itu merupakan siasat untuk
membeli tembakau dari petani. Sebab, lan-
menurunkan harga tembakau yang dijual petani. Lewat orang suruhannya, pabrik rokok
jut Andar, tembakau itu bukan komoditas
tetap saja membeli tembakau dari petani. Karena permainan industri rokok terhadap harga pasar tembakau, pada zoo6, Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul pernah bekerjasama dengan petani untuk membeli hasil tembakau rajang kering. Kerjasama ini
dimaksudkan untuk membeli tembakau petani yang tidak laku dijual ke gudang pabrik. Pemda membelinya seharga Rpr5.ooo sampai Rpzz.ooo per kilogram dengan "sistem
tunda jual". Artinya, pemda sekadar menampung tembakau hasil rajangan petani
utama yang pembeliannya harus dilakukan oleh pemda, seperti padi dan sayuran. Selain
itu, pemda juga mengalami kesulitan ketika harus menjual tembakau ke pasar. Tembakau yang terjual pun jumlahnya sedikit. Maka,
pemda Bantul menganjurkan supaya petani mengganti tembakau ke tanaman yang arah pasarnya jelas dan meminimalkan risiko kegagalan panen akibat hama. Sebagai imbalan
ganti alih tanam, pemda menawarkan bibit gratis dan pembinaan bagi petani oleh petugas Dinas Pertanian dan Kehutanan, Bantul.
Komoditas tembakau tidak begitu saja mu-
yang kemudian oleh Pemda Bantul dijual ke
dah diganti. lmogiri sebagai daerah dengan
pasar. "Tidak ke industri rokok," ujar Andar.
lahan pertanian tembakau yang paling luas
di Bantul, masih menanam tembakau. Oleh sebab itu, pemda memfasilitasi petani tembakau agar tetap bisa berkembang, salah satu caranya dengan pendirian koperasi.
EDt$t
43/xxilvzfio
E
e; $_$p{j}Y&ru
dengan jambu mete dan rempah
titik ini, Koperasi Triarumsari bisa menjadi alternatif untuk mengembang-
obat ke dalam suatu unit, Koperasi
kan ekonomi tembakau rakyat agar tetap
i Bantul Timur, tembakau digabung
Pada
Triarumsari namanya. Koperasi Triarumsari
bertahan dan bisa menguntungkan peta-
didirikan sejak zoo3 untuk membantu pengembangan pertanian ketiga komoditas
ni. Saat industri rokok cenderung arogan atas kebutuhan tembakau rakyat, aktivitas
itu. Kegiatan pengembangan ketiga tanaman pertanian itu dengan cara pemberian pinjaman modal bagi petani. Menurut
pertanian tembakau tidak lagi dapat menguntungkan bagi petani. Bagaimana tidak,
Sogiyanto 1S6), Kepala Koperasi Triarumsari, kerja koperasi bersifat "semidinas" yang
tangan kepentingan industri. Ketidakpastia harga yang sengaja diciptakan membuat
berarti petani bisa meminjam modal ke pemda Bantul. Pengajuan pinjaman
posisi petani semakin tidak berdaya.
melalui koperasi yang kemudian dilanjutkan ke Dinas Pertanian dan Kehutanan
Bantul. Petani boleh mengembalikan pinjaman modal setelah panen. 'Apabila panennya gagal, bisa diundur," tambahnya. Tetapi, saat pengembalian, petani wajib membayar bunga pinjaman untuk pemasukan,kas koperasi.
bila harga tembakau sepenuhnya berada di n
Upaya antisipatif pemerintah mulai dilakukan meski efektifi tasnya masih dipertanyakan. Pemda Bantul telah berusaha mengalih-
tanamkan tembakau dengan komoditas yang menguntungkan petani, seperti tebu. Namun, mental tradisi penanaman tembakau oleh petani tidak mudah menggantikan tembakau dengan komoditas pertanian lain. Koperasi Triarumsari kemudian hadir menjadi
Berbeda dengan model koperasi lainnya, Ko-
secercah harapan bagi petani menggantikan
perasi Triarumsari tidak berkegiatan jual-beli
peran industri rokok. Tidak harus berpindah
hagil komoditas anggotanya. Kegiatan jual-
tanam, namun pemasaran terbantu.[]
beli komoditas diserahkan pada ketua kelom-
lryan Ali
pok tani setiap komoditas. Koperasi hanya
H
membantu dalam hal pemasaran setiap komoditas petani, misalnya berhubungan de-
Al
ngan industri. Hal itu, menurut Siswodiardjo
Editor: Noor Alifa
(6o) bendahara Koperasi Triarumsari, untuk membantu petani agar hasil panennya laku.
Akmala Rahmasanti, Robertus Roni Setiawan,
!
,u**AL
BALATRUNG
Rosmawati Siregar
I
Reporter:Rika Akmala,
Visual : Kirana Yunita
Keperrtingan perrilik modal denrgan kaun'l pekerja atau buruh ffiemang berbeda.
Namun harm*nisasi anta:"keduanya pe
nting untuk diimplentasikan.
alam kajian mengenai hubungan industrial setidaknya tiga pihak bermain di sana. Pemilik modal, buruh dan negara. ldealnya negara merupakan pihak yang tidak bersengketa atau netral. Akan tetapi, dalam tradisi marxisme, negara cenderung lebih berpihak kepada
pemilik modal. Oleh karena itu, buruh selalu berada dalam posisi yang lemah. Buruh hanyalah pihak yang menawarkan jasa berupa tenaga dalam proses produksi. Sehingga setelah memberikan upah, pe-
milik modal menganggap dirinya telah memenuhi kewajibannya kepada buruh. Namun, seringkali para pemodal mengingkari hak-hak buruh dan terus-menerus mengeksploitasi tenaga mereka demi mengejar keuntungan perusahaan. Kondisi semacam itu hampir terjadi di seluruh
industri, tak terkecuali di industri rokok. lndustri roliok di lndonesia merupakan industri yang banyak menyerap tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM). SDM
Q
,u**AL
BAN-ATRUNG
$&a*t**p**
dibutuhkan mulai dari penanaman tembakau dan cengkeh di perkebunan, pengeringan
114*t9i*
aV.xt&*lwvt
&il!,i:::i!a11ali il4$JJts;rlnn!*$fiidl+i?
sifikasi industri didasarkan pada besarnya
jumlah pekerja yang dapat ditampung.
tembakau dan cengkeh, perajangan tembakau, pelintingan tembakau di pabrik-
Jumlah pekerja di bawah roo orang di-
pabrik, hingga pedagang asongan yang memasarkan rokok di jalanan. Menurut data
pekerja antara 1oo sampai 5oo orang dikategorikan sebagai industri menengah, dan
jurnal Swosembodo (tgg+|, industri rokok di lndonesia menyerap sekitar 5oo ribu karyawan yang bekerja langsung pada pabrik,
jumlah tenaga kerja lebih dari 5oo orang dikategorikan sebagai industri besar.
dan pada seluruh level struktur organisasi'
kategorikan sebagai industri kecil, jumlah
Ada beberapa pabrik rokok baik berskala besa6 menengah, dan kecil di provinsi ini.
lndustri rokok berskala besar adalah PT Ca-
Penyerapan tenaga kerja tidak.hanya di pabrik rokok. Akan tetapi, ditambah dengan
haya Mulia Persada Nusa (PT CMPN) dan
orang yang terlibat dari hulu ke hilir yang diawali dari petani tembakau dan cengkeh,
industri rokok berskala menengah ialah Merapi Agung Lestari, dan PD Tarumar-
karyawan produksi pembungkus kertas
tani. Sementara yang berskala kecil, salah
rokok, sampai karyawan dalam jalur distribusi (pengecer, outlet, pedagang aso-
satunya yaitu PT Yogyakarta Tembakau.
ngan). Menurut sumber dari majalah Gotro (zooo), jumlah tenaga kerja yang terserap dalam industri ini sekitar 18 juta jiwa. Pada mulanya, industri rokok terkonsen-
trasi di Jawa Timur dan sebagian daerah Jawa Tengah. Hal itu ditandai dengan berdirinya beberapa industri rokok besar seperti PT
Gudang Garam, Tbk. yang berpusat di
PT
ore itu gerombolan orang berkaos oranye sambil bercanda tawa sedang keluar dari sebuah pabrik. ltulah yang menjadi pemandangan setiap sore di PT CMPN, sebuah pabrik rokok yang baru berumur sekitar lima tahun.
PT
CMPN merupakan
mitra dari PT HM Sampoerna ,Tbk., sebuah pabrik rokok yang didirikan oleh almarhum Liem Seng Tee pada r9r3. Pada awal berdiri,
Kediri, PT Djarum yang berpusat di Kudus, PT HM Sampoerna, Tbk. yang berpusat di
pabrik rokok yang berpusat di Surabaya ini memproduksi merek "Dji Sam Soe". Merek
Surabaya, dan PT Bentoel yang berada di
ini berarti angka"23l'dengan filosofi apa-
Malang. Namun, pada'9o-an, industri rokok mulai merambah ke wilayah Yogyakarta.
bila dijumlahkan akan menghasilkan angka
Perkembangan industri rokok di Yogyakarta cukup menjanjikan. lni terlihat dengan semakin banyaknya industri rokok yang
berproduksi di Kota Gudeg. lndustrinya pun cukup variatif, ada yang berskala kecil, menengah dan berskala besar. Klasifikasi ini mengacu pada kategori yang dibuat oleh Dinas Tenaga Kerja Provinsi
DlY.
Menurut Dinas yang berkantor di seputaran Ring RoodTimur Yogyakarta ini, kla-
sembilan, yang menurut kepercayaan orang Cina dianggap sebagai pembawa keberuntungan. Sedangkan produk yang dimiliki PT HM Sampoerna, Tbk. saat ini antara lain "Dji Sam Soe" dan "Sampoerna Hijau". Untuk menopang roda produksi dan kualitas mutu produk, perusahaan cabang melakukan kerjasama atau bermitra dengan perusahaan induk. Seperti yang dilakukan PT CMPN
yang merupakan mitra PT HM
Sampoerna, Tbk. Surabaya. Pengawasan
Ent$t
{3/xxilvzfiB
E
iXâ&#x201A;Źe*ir*p!*
${#t*qi}&$qaa$:}Niit&*
**l}&*a*x* ffi*&aenaais*Et
laki-laki. Biasanya mereka dipekerjakan sebagai sopir pabrik, satpam, dan staftetap.
terkuras. "Kadang kala sampai mendapat upah satu juta per bulan," ungkap Eni.
Mengenai upah, para pekerja menerima
Sesungguhnya, kerja lembur yang diberlaku-
upah sesuai dengan Upah Minimum Provinsi (UMP), yaitu diatas RpS8S.ooo per bulan. Baik untuk pekerja di bagian produksi mau-
kan oleh perusahaan merupakan strategi untuk mengeruk keuntungan yang lebih
pun nonproduksi. Yang dimaksud bagian nonproduksi yaitu seperti staftetap, keama-
bahwa para pemilik modal mendapatkan surplus volues, yaitu keuntungan yang di-
nan, dan lainnya. Banyak pekerja yang sudah
dapatkan perusahaan atau majikan dari apa
merasa bahwa upah yang diterima dari perusahaan yang berlokasi tepat di jantung Kota
yang dilakukan oleh para pekerja yang sesungguhnya upah sehari satu pekerja sama
Bantul itu sesuai dengan harapan mereka' Namun, bagi sebagian yang lain merasa bah-
nilainya dengan biaya produksi satu jam kerja. Berarti jika para pekerja melakukan
wa upah yang mereka terima masih kurang untuk hari yang akan datang dimana kebutu-
sepuluh jam kerja per hari, maka majikan
han semakin banyak. "Gajiyang saya terima
dari perusah.aan sudah mencukupi saya. Tapi tidak tahu besok di kemudian hari," ungkap Asmawati. Sebagian besar buruh di PT CMPN masih lajang, sehingga wajar bila gaji mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Akan tetapi, kelak ketika mereka berumah tangga, gaji yang mereka terima itu tentu belumlah cukup. Sebab, di perusahaan itu
tidak ada perbedaan tingkat upah baik pekerja yang masih lajang ataupun sudah menikah. Hal inilah yang seringkali menimbulkan persoalan mengenai kesejahteraan buruh.
banyak. Seperti diungkapkan oleh Karl Marx
untung sembilan jam kerja. Dalam waktu sembilan jam itu kita bisa bayangkan berapa keuntungan yang didapat pemilik modal. Sel'ain itu, cuti kehamilan juga diberikan oleh PT CMPN bagi para
pekerja perempuan. Ber-
dasarkan UU No. t3 Tahun 2oo3 tentang ketenagakerjaan pasal 8zayall berbunyi "Pe-
kerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama r,5 bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan". Eni menambahkan,'Ada
cuti hamil tiga bulan, mas, di sini (PT CMPN)."
Kerja lembur kerap kali dijalani oleh para pekerja, tak lain juga di industri rokok. Kerja lembur tersebut harus berdasarkan
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara buruh dan majikan atau pengusaha. Di PT CMPN sendiri rata-rata tiap hari para pekerja melakukan kerja lembur sampai dua
jam. Jadi kalau dihitung waktunya, mereka rata-rata bekerja sepuluh jam. Dimulai dari pukul enam pagi sampai pukul empat sore. Kerja lembur yang dilakukan para pekerja tentu menuai hasil. Upah yang
diterima bertambah banyak tetapi tenaga
rotst4s/xKw3ffis
a
!!-li]f$r1,fTs*!d .
Untuk menunjang keselamatan para pekerja, PT CMPN juga memberikan jaminan asuransi.
gotakan 25 orang. Kegiatan SPTP PT CPMN
Perusahaan itu menggandeng PT JAMSOSTEK
bersifat internal, artinya ia hanya bergerak
sebagai mitra asuransi keselamatan kerja.
di level intern perusahaan. Organisasi ini
Sebenarnya, pemerintah telah menetapkan
bersifat independen, tidak berafiliasi den-
bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan
gan asosiasi buruh yang lain. Sehingga,
sistem manajemen keselamatan dan kese-
bisa dikatakan serikat pekerja ini masih
hatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Hal itu berdasar-
berada dalam pengawasan perusahaan.
kan UU No. t3 Tahun zoo3 pasal 87 ayat
1.
Pada awal berdiri, organisasi ini baru berang-
PT CMPN
yang memiliki buruh yang men-
capai t.5oo orang menyebabkan saling tidak
Seperti perusahaan lainnya, berdasarkan
kenal antarburuh. Beberapa buruh tidak
UU ketenagakerjaan, para buruh atau pe-
mengetahui adanya serikat pekerja di peru-
kerja berhak mendirikan serikat pekerja.
sahaan tersebut. Hal itu ditunjukkan dengan
PT CMPN
pun menamainya Serikat Pekerja
Tingkat Perusahaan PT CMPN Bantul
(SPTP
PT CMPN Bantul). Serikat pekerja yang
ketidaktahuan Eni bahwa ada serikat pekerja di pabrik tempat dia telah bekerja selama
diketuai oleh Sukono (periode zooT-zoo9)
tiga tahun. "Wah, aku tidak tahu-menahu tentang serikat pekerja di sini, apalagi ketu-
ini disahkan pada z7 Agustus 2oo7. Untuk
anya," paparnya. Menurut Eni lagi, yang
menjalankan fungsinya, bentuk organisasi ini
penting dia bekerja dibayar dan tidak penting
adalah organisasi anggota yang berbentuk
siapa bosnya. Hal tersebut mengindikasikan
serikat. Serikat pekerja ini bertujuan mengakomodasi kepentingan pekerja jika berselisih
adanya ketidakefektifan SP di perusahaan
dengan pihak manajemen perusahaan.
Anggota serikat pekerja ini adalah seluruh pekerja yang berada di PT CPMN Bantul, kecuali pekerja yang menduduki jabatan
tertentu yang dapat menimbulkan benturan kepentingan di perusahaan. Misalnya,
yang berdiri kurang lebih lima tahun itu.
Mengenai hubungan pekerja dengan pihak manajemen juga terjadi jarak yang cukup jauh antara buruh dan atasan. Di PT CMPN jarang terjadi sarasehan ataupun tatap muka dengan pihak manajemen kecuali waktu
manajer personalia atau manajer keuangan.
gajian. Komunikasi antara majikan dan buruh pun pada akhirnya jarang terjadi. Me-
Bantul berdiri atas dasar ke-
mang, bagi sebagian pekerja, hal itu tidak
SPTP PT CPMN
sadaran para anggotanya tanpa ada unsur
jadi masalah. Namun, untuk membangun
paksaan dari pihak manapun dan siapapun.
hubungan yang baik antara majikan dan
Sementara itu, Prof. Dr. Susetyawan, SU.,
buruh dalam suatu perusahaan, kiranya komunikasi perlu dimassifkan agar terjalin
berpandangan bahwa adanya serikat pekerja itu bukan kemauan dari para pekerja, namun kemauan dari undang-undang. Akibatnya,
serikat pekerja tersebut mudah didikte oleh perusahaan. "solusinya, buruh harus
memiliki basis material yang cukup, Misalnya, melalui koperasi,'r saran Susetiawan.
fl
,r**AL
BALATHUNG
hubungan yang harmonis di antara mereka.
i$**:=:ls
ii{ci:g:{;:::k;**iiae'a *i+i;+lltr;i â&#x201A;Źefu are;::*is+at
3ooo pekerja pada periode mendatang. Pekerja itu terdiri dari perempuan dan lakilaki yang terbagi ke dalam beberapa divisi. Divisi-divisi yang ada di dalam PT MAL ham-
pir sama dengan perusahaan rokok lainnya. Pembagian divisidiPT MAL juga didasarkan pada tingkat kemahiran pekerja sehingga proses produksi berjalan lancar. Divisi-divisi tersebut meliputi produksi penggilingan, linting, pengemasan, distribusi , serta pemasaran. Namun, para pekerja dibagi
menjadi beberapa kelas mulai A sampai
E.
Pengklasifi kasian kelas berdasarkan seberapa
bal (r bal=zo slok, t slok=to bungkus) yang mampu diproduksi oleh para pekerja. Jika hanya mampu menghasilkan satu bal maka
dikategorikan kelas A, dua bal kelas B, tiga bal kelas C, dan seterusnya. Pengklasifikasian itu juga memengaruhi tingkat upah yang erusahaan rokok yang berskala
diterima oleh buruh. Jika mampu menghasil-
menengah di Yogyakarta, yaitu PT
kan banyak bal, maka upahnya juga akan
Merapi Agung Lestari (PT MAL). Perusahaan ini juga berlokasi di Kabupaten Bantul, tepatnya di Jalan Parangtritis Kilometer 8 Yogyakarta. Lokasi pabrik yang
tepat berada di pinggir jalan membuatnya mudah diakses oleh siapa saja termasuk para buruh. Umur dari perusahaan ini pun masih terbilang muda, yaitu tiga tahun. PT MAL merupakan perusahaan
mitra dari
sebuah perusahaan rokok skala besar di Malang, Jawa Timur. Bahan baku tembakau yang digunakan untuk dijadikan rokok
banyak. Upah per bal sama dengan Rp6.ooo.
Menurut informasi Lilik (zt), salah satu buruh kemas resmi di PT MAL, para pekerja biasanya mampu menghasilkan 4zbal per minggu. Jadi, upah yang diterima para pekerja rata-rata zoo ribu rupiah per minggu.
Seperti halnya di PT CMPN, mayoritas pekerja di PT MAL merupakan pekerja lokal (Bantul) dan perempuan. Namun, cukup banyak juga pekerja laki-laki, terutama di divisi pemasaran. Jam kerja yang harus dilakukan oleh para pekerja pun juga tidak
vestasi awal yang cukup besar, maka perusa-
jauh berbeda dengan perusahaan rokok lainnya, yaitu minimum delapan jam kerja
haan ini mencoba bersaing dengan perusa-
per hari dan enam hari kerja mulai o6.oo
haan-perusahaan rokok besar di lndonesia.
sampai 16.00 termasuk dua jam lembur.
Dalam menjalankan roda produksi agar ber-
Tidak mudah untuk mendapatkan status
jalan lancar, perusahaan ini mempekerjakan sekitar 4oo pekerja dan ditargetkan menjadi
sebagai pegawai resmi atau tetap. Seorang
didatangkan dari Malang. Dengan nilai in-
pekerja harus mampu menghasilkan mini
EE'S|
4&lxxilUzfi0
H
t-*f,sY&#
mal dua ribu batang rokok per hari (kelas Sebelum diangkat menjadi pekerja resmi,
E).
status mereka masih sebagai buruh kontrak. Selama kurun waktu enam bulan, para pe-
kerja kontrak diharapkan mampu beradaptasi untuk bekerja keras sehingga mampu menghasilkan jumlah rokok dalam jumlah banyak. "Kalau selama enam bulan belum bisa mencapai kelas E, kontraknya bisa diperpanjang. Tapi, bisa juga tidak diperpanjang bila tidak bisa melampaui target dua ribu
batang per hari," jelas Fitri Nur Hayati (t9), buruh linting (Kelas B) Pabrik Rokok PT MAL. Walaupun dalam UU No. t3 Tahun 2oo3 para pekerja/buruh berhak mendirikan serikat pekerja, namun para pekerja di
PT.
MAL be-
lum mendirikan serikat pekerja. Alasannya, serikat pekerja sebenarnya ada, tapi berpusat di Malang. Selain itu, jumlah pekerja di PT.
MAL belum mencapai target. "Sampai
sekarang kami masih membuka lowongan
ergeser ke perusahaan rokok ber-
untuk mengatasi kekurangan pekerja," ujar
skala kecil, PT Yogyakarta Tembakau
Pribadi, manajer personalia PT MAL. la pun
(PT YTI). Perusahaan ini berlokasi di
mengaku lebih memprioritaskan warga
Jalan lmogiri Timur kilometer 12, tepatnya
sekitar daripada pekerja dari luar kota.
di Dusun Jati, Wonokromo, Pleret, Bantul.
Untuk memenuhi kepuasan para konsumen,
Dari luar gedung, perusahaan ini tidak ter-
PT MAL memproduksi tiga merek rokok ung-
lihat seperti sebuah perusahaan rokok. Namun, lebih mirp gudang penyimpanan milik
gulan. Produk pertama bermerek ONCE.
Kraton Yogyakarta. Gedung itu dipagari tem-
Merek ini dikhususkan untuk rokok kretek. Kedua, bermerek MERAPI, juga produk rokok
bok tinggi serta di luarnya terdapat lambang
kretek. Sementara itu, produk yang dikhu-
Kraton Yogyakarta. Suasananya pun sepi.
suskan untuk rokok mild bermerek NESS.
didirikan oleh tiga putri Kraton Yogyakarta, mereka adalah Gusti Kanjeng
Namun, dalam implementasinya, oara pekeria terutama bu ru h' pr.o{ u ksi bekerja mtnlmal delapdn iam sehari dari ndkul '06.00 sampai t4.oo.
f,
,r**AL
BALATRUN'
PT YTI
Ratu (GKR) Pembayun, Gusti Raden Ayu
Nurmagupita dan Gusti Kanjeng Nurkamnari Dewi pada awal 2oo3. Putri-putri kra-
ton itu memiliki tujuan mulia mendirikan industri rokok, yakni mengurangi angka pengangguran di Bantul yang relatiftinggi. Maka, sistem industri yang dipakai pun
ll*e*i:tg*lz Ka{i*:ll;:ke#iiex *$ells5*i ffi*&avnt*if sxs:t
menggunakan sistem padat karya yang bisa menyerap banyak tenaga kerja. Dalam meningkatkan mutu produk dan
menjalankan bisnisnya, PT YTI menggandeng pihak ketiga, yaitu PT HM Sampoerna, Tbk. sebagai konsultan teknisi atau supervisi. Perusahaan besar yang berpusat
di Surabaya itu menjadi "kawan" dalam pengawasan mutu serta memberikan pela-
tihan kepada para pegawai dan buruh PT YTl. PT HM Sampoerna, Tbk. turun tangan dalam proses perekrutan pekerja di PT YTI' "Saya dulu seleksi di Sampoerna Bantul (PT CMPN)terus dipindah di
sinii'terang
Yuli(28), salah satu pekerja diPTYTl. memproduksi rokok bermerek "Kraton Dalem" yang pertama kali diluncurkan pada 9 September 2oo3. Rokok "Kraton Dalem" tersebut merupakan jenis rokok PT YTI
sigaret kretek tangan (SKT) yang diperuntukkan bagi pribadi yang mewarisi nilai-nilai kraton dan tradisi Jawa. Selain itu, keinginan untuk mempekerjakan banyak pekerja
merupakan salah satu alasan PT YTI tidak memproduksi rokok jenis filter. "Gusti Pembayun ingin turut serta dalam mengurangi pengangguran di Bantul, nah, industri rokok
Pengklasifikasian PT YTI sedikit membingungkan. Berdasarkan klasifi kasi yang
dibuat Dinas Tenaga Kerja,
PT YTI
seharusnya
tergolong industri menengah sebab memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak t34 pekerja. Akan tetapi, pada akta pendirian yang melekat pada tembok pabrik, PT YTI adalah in-
dustri kecil. Jika mengacu pada kategori besarnya nilai investasi yang ditetapkan Dinas Koperasi Perdagangan, Perindustrian, dan Perkoperasian Provinsi
Dll
memang benar
merupakan industri kecil dengan nilai investasi di bawah dua ratus juta rupiah.
PT YTI
Pekerja PT YTI terbagi ke dalam beberapa divisi kerja, yaitu divisi produksi; divisi
finonce srid accounting; serta divisi morketing, Supaya terkontrol, setiap divisi dipimpin oleh masing-masing koordinator yang membawahi setiap pekerja. Semen-
tara itu, berdasarkan Peraturan Perusahaan pasal 7 PT YTI menggolongkan karyawannya menjadi tiga bagian. Pertama, karya-
wan manajemen, yaitu karYawan Yang menerima gaji tetap setiap bulan namun tidak mendapatkan upah lembur. Biasanya, yang menjabat sebagai karyawan manajemen adalah para manajer dan supervisor.
nyerap banyak tenaga kerja," jelas Totok
Kedua, karyawan nonmanajemen, yaitu karyawan yang mendapatkan gaji berdasarkan
Subroto, SE., manajer personalia
perhitungan gaji bulanan dan diperhitungkan
kretek bersifat padat karya sehingga mePT YTl.
Dalam membangun jaringan pemasaran
produknya,
PT YTI
juga menjalin kerja sama
dengan perusahaan dagang dan industri sebagai distributornya. Dan hasilnya, walaupun masih berumur 4,5 tahun pemasaran
rokok "Kraton Dalem" telah meraih pangsa pasar yang cukup luas yakni di daerah Yogyakarta, Solo, Magelang, Temanggung, bahkan telah dipasarkan sampai Lampung.
mungkin mendapat upah lembur. Termasuk di dalamnya adalah koordinator; staf, dan pegawai keamanan (satpam). Ketiga, karyawan berstatus kontrak, yaitu karyawan yang bekerja pada perusahaan yang
dibatasi oleh waktu tertentu, disepakati oleh perusahaan dan karyawan yang diwujudkan dalam suatu surat perjanjian.
Untuk meningkatkan mutu, pengetahuan, dan keterampilan dalam menjalankan tugas
FDtst4s/xx[u2fi0
g
lllillemarp$* S+eâ&#x201A;Ź$dx$***llle* i?11*$;+i** ii{e&*:rrllt*:ls*tl}
tersebut, status mereka adalah sebagai pekerja borongan resmi. Mengenai gaji atau upah, mereka menerima upah pada hari Jumat setiap minggunya. Dan, tingkat pengupahan yang diperoleh oleh para
pekerja berbeda-beda, yakni berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh perusahaan yang meliputi tiga hal. Pertama, seberapa banyak batang rokok yang mampu mereka hasilkan. Kedua, tingkat kesulitan dan
risiko pada pekerjaannya, dan yang ketiga ialah kualitas dari barang yang dihasilkan.
eberadaan sebuah industri atau perusahaan selalu dinantkan masyarakat karena mampu men-
ciptakan pekerjaan. Hal itu mengindikasikan bahwa para pemilik modal dan penguasa alat produksi menjadi "dewa penolong" bagi masyarakat . Apalagi di lndonesia,
begitu terbatasnya jumlah lahan atau lowongan pekerjaan, persaingan mendapatkan pekerjaan pun semakin sengit. Begitu melimpahnya tenaga kerja membuat harga pekerja pun jadi murah. Se-
perti laiknya hukum ekonomi, banyak penawaran maka harga semakin murah. Mereka kebanyakan dibayar dengan murah dan dieksploitasi tenaganya untuk menga-
kumulasi kapital. Kerja lembur kerap kali diberlaku(an oleh perusahaan dengan alasan permintaan pesanan yang meningkat. Sehingga, surplus volues hanya diperoleh perusahaan sebagai pemilik modal. Pemandangan seperti itu juga berlaku di
industri rokok. Kebanyakan industri rokok bersifat padat karya sehingga kehadirannya diasumsikan akan mampu menyerap banyak tenaga kerja. Dalam industri rokok, pekerja
atau buruh perempuan tidak bisa dianggap
remeh. Kita bisa melihat bahwa mayoritas buruh di industri rokok merupakan kaum hawa. Karena begitu vital fungsi dan perannya dalam menjalankan roda produksi, maka
perempuan mendapat perlindungan dari undang-undang dan semestinya juga mendapat perlakuan khusus dari perusahaan. Perlindungan dari undang-undang tersebut salah satunya ialah bahwa para pekerja
diberi hak untuk membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja. Hal itu dimaksudkan untuk menjalin komunikasi antarpekerja. Tetapi, karena para pekerja kadangkala telah merasa puas dengan upah yang diterima
dari perusahaan, mereka merasa tidak memerlukan adanya serikat pekerja. "Saya bekerja di sini yang penting mendapatkan uang," gurau Eni, pekerja yang tidak tergabung dalam serikat pekerja di PT CMPN. Eksploitasi tenaga sebenarnya juga menjadi
faktor mengapa para pekerja tidak terlalu memikirkan adanya serikat pekerja. Karena
telah bekerja kurang lebih sepuluh jam per-
EDr$r43r(Xilr/zfi0
g
*
$*!ff&ru
hari, hal itu tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk melakukan diskusi dan sarase-
terjadi pada serikat pekerja di
han bersama yang menyebabkan komuni-
yang memfungsikan serikat pekerja se-
kasi antarburuh tidak terbangun. Sehingga,
batas sebagai wadah perkumpulan ang-
seperti yang dikatakan oleh Susetiawan
gota daripada menyoal ketimpangan
bahwa serikat pekerja seringkali dibentuk
hubungan industrial yang mereka alami.
sebagai pesanan dari undang-undang. Se-
jauh ini, baru sedikit perusahaan rokok di Yogyakarta yang memiliki serikat pekerja, salah satunya serikat pekerja di PT CMPN.
Namun, serikat pekerja yang ada bukan
terbentuk dari kesadaran para pekerjanya melainkan bentukan perusahaan. Akibatnya, serikat pekerja yang ada
la mulai bergeser orientasi. Seperti yang PT CMPN,
Apalagi buruh di industri rokok hampir se-
luruhnya perempuan. Tentu bukan tanpa alasan pihak perusahaan lebih memililih pekerja perempuan dibanding laki-laki dalam proses produksi rokok. Perempuan dinilai lebih patuh dan nrimo. Karakter mereka yang demikian akan menguntungkan perusahaan, sebab buruh perempuan
hanya menjadi "alat"
tidak akan berani melawan ke-
bagi perusahaan un-
bijakan-kebijakan yang dibuat
tuk mengontrol para
pengusaha sekalipun merugikan
pekerjanya. Serikat pekerja seolah ke-
mereka. Ketika buruh perempuan mengalami ketidakadilan,
hilangan semangat
mereka akan lebih memilih diam
untuk melawan
daripada melawan. Akibatnya,
ketidakadilan.
buruh selalu berada dalam posisi yang lemah.
sS**r*p*s N*f Faliak***F$**t
ll&{&?allcii K*ch*rmx**sc*qt
Dalam tradisi marxisme klasik, posisi lemah
Untuk membangun hubungan kerja yang
buruh dilihat dari soal kepemilikan alatalat produksi. Oleh karena itu, menurut
bagus di dalam sebuah perusahaan dibutuh-
Eric Hiariej, S.lP., M.Phil., Dosen Hubungan
pekerja dan majikan (pengusaha). Karena
lnternasional UGM, salah satu jalan keluarnya adalah pemilikan bersama alat-alat
pengusaha memiliki capitol powerl semen-
kan komunikasi yang jelas dan efektif antara
tara pekerja pun memiliki labour poweryang
produksi, yang seringkali diinterpretasi menjadi kepemilikan publik melalui perusa-
notabene keduanya saling membutuhkan.
haan-perusahaan negara. "Di negara dengan
buruh dan majikan semestinya dijalankan
tradisi sosial demokrat, kepemilikan bersama
secara nyata. Negara sebagai pihak yang
diterjemahkan melalui koorporatisme. Cara ini memungkinkan buruh untuk ikut menen-
juga terlibat dalam hubungan industrial
tukan kebijakan nasional yang menyangkut ekonomi dan sektor industri, " jelas Eric.
jelas dalam mencapai harmonisasi tersebut. Sehingga, cita-cita ideal untuk memberikan rasa keadilan di kedua pihak bisa terwujud. []
Anggapan yang selalu diyakini bahwa
Untuk itu, harmonisasi kepentingan antara
selayaknya memberikan kontribusi yang
yang memiliki hak penuh atas perusahaan adalah pemilik modal. Sementara, buruh
Setiawan, Sri Zuliari
adalah pekerja yang tidak mempunyai hak atas perusahaan. "Labour" yang di-
miliki buruh tidak pernah dihitung sama sekali karena buruh telah mendapat gaji dari pengusaha. "Upah buruh hanyalah sebagai jaminan atas'tubuhnya' tetapi
Editor: lndra Hari
P
I Reporter : Retno lndriani,
Attiroqul, Nur Kumala Hapsari I Fotografer: M. RizalAbdi, lnfo Grafis : Monika Windriya S
reword atas 'labour'-nya dikuasai sepenuhnya oleh pemilik modal," tambahnya. Penguasaan alat-alat produksi oleh buruh
bukanlah perkara mudah. Menurut pandangan Eric;buruh dengan modal "labour" yang dimilikinya dalam memproduksi barang, harus dipertimbangkan sebagai salah satu
"pemegang saham" perusahaan. Dalam hal ini, saham sama artinya dengan "kekuasaan politik" dalam perusahaan. Karena "labour" yang menghasilkan barang sama pentingnya dengan uang yang diinvestasikan oleh pengusaha, maka besar saham buruh dalam sebuah industri mestinya setengah dari total
jumlah saham yang dimiliki perusahaan.
Entsl
43/xxilt/zfi0
E
_ . -*H'
.H fu.,g
ruF {qru
fir-
aC*ru:v"@
frru;xrSl*
lijiiiiiF.
=6:lrlr'
]]1:
'il
,:,,&l
,,,,St,,
!!$$
-ffiw;r*l '.ffi
Rp::
l,5;ffi$ 1;ffiS
Ei balik ge merlap prcduk industri rokok besar, terdapat tcmbakae.r linting dan rokok
lokal. *ua produk t*nse but, bisa me njadi pilihan di tengah harga-harga
roE<ok
yang
kian nnahal" Meski keberadaan rokok lokal semakin sulit terlacak, a{ternatif rokok murah
tersebut masih dapat dinikmati.
ore itu, Endi Maryadi (zg) dengan lancar meramu racikan rokok lintingan. Endi, warga kelurahan Mergangsan,
Yogyakarta lebih memilih menikmati rokok
lintingan ketimbang mengonsumsi produk rokok industri besar. "Tak selamanya rokok enak harus mahal," ujarnya. Di tengah
melonjaknya harga barang-barang akibat kenaikan harga BBM, kebutuhan rokok semakin sulit terpenuhi. Para penikmat rokok pun menyiasati kesulitan itu. Berbeda dengan Endi, Azwar Anas (zo), mahasiswa Jurusan Sastra lndonesia
Universitas Negeri Yogyakarta, lebih suka membeli rokok kemasan berharga murah. Kisaran harga rokok yang sering ia beli,
antara Rp2.ooo sampai Rp4.ooo. Rokok lintingan menjadi salah satu alternatif
bagi penikmat rokok kala harga rokok
melambung. Dengan sedikit berlatih meracik tembakau dan cengkeh, seseorang sudah bisa menikmati rokok. Tembakau pun tak
sulit dicari. Hampir di seh'ap pasar tradisional terdapat penjual tembakau. Di Daerah
p
,u**AL
BALATRUNG
?8,r*lk:*k &$Ben:*x*iâ&#x201A;Ź"
#;**nx ]|{a*x
lf$*,l$;t
Boyolali; Siluk, lmogiri, Bantul; Garut; Man-
lstimewa Yogyakarta banyak tersebar pasar jenis tersebut, seperti Pasar Beringharjo.
tup, Lamongan; Madura; Lombok; Ngiri,
Di pasar ini terdapat lebih dari sepuluh
Semarang; dan Kalitidu, Tulungagung.
penjual tembakau, mulai dari penjual grosir
}d*rg;*
Meski tidak semua jenis tembakau tersedia,
sampai eceran. Biasanya mereka mulai
Pasar Beringharjo tidak sepi dari proses jual
menjajakan barang dagangannya sejak 09.3o hingga sekitar 17.oo. Tiap kios pun
beli antara tengkulak dan penjual tembakau. Tengkulak yang datang tiap hari tak lantas
menawarkan beragam jenis tembakau. 'Ada sekitar lima belas jenis tembakaui' ungkap lndro Jatmiko (36), warga Wonosari, Yogyakarta, yang sudah enam tahun bekerja
tembakaunya dibeli."Kami akan membeli kalau barang dan harganya sesuai," ujar Sriyadi (35), salah satu penjual tembakau yang berdagang di Beringharjo sejak1998. Setiap
sebagai karyawan penjual tembakau.
transaksi jual beli, sekitar 40 juta rupiah
Menurut lndro, tiap jenis tembakau berasal
harus dikeluarkan penjual tembakau untuk membeli satu ton tembakau. "ltu baru satu
dari daerah yang berbeda-beda. Meski hanya ada tiga jenis tanaman tembakau yang ada di lndonesia, yakni; Virginia, Jawa, dan Vorstelanden. Namun, nama daerah penghasil tembakau lebih banyak digunakan penjual untuk membedakan tembakau ketimbang nama jenisnya. Mereka menyepakati nama tersebut karena daerah penanaman menentukan rasa tembakau. "Tembakau Jawa dari Prambanan rasanya lebih berat, biasanya
jenis," ujar Sriyadi. Kemudian, mereka menjualnya dengan beragam ukuran. Mulai dari partai besar yang berkisar satu sampai tiga kuintal, partai kecil sekitar satu sampai lima kilogram, dan eceran dengan ukuran per ons. Pembeli partai besar umumnya penjual
tembakau di pasar-pasar kecil di daerah. Penjual tembakau di pasar Beringharjo biasanya kulak dua kali dalam satu bulan dari para
simbah-simboh yang pakai," ungkap Sukarti (6o), salah satu pedagang tembakau
tengkulak. Melalui Pasar Beringharjo, tembakau tersebut menyebar ke Bantul, Sleman,
di Prambanan. Daerah asal penanaman juga menentukan harga jual tembakau di
Wates, Wonosari, dan Magelang. Dari bebe-
pasar. "selama ini tembakau terbaik dengan
harga paling tinggi dipegang tembakau asal Temanggung, Jawa Tengah," ujar lndro.
rapa daerah tersebut, penjual tembakau asal Wates yang intensitas kulaknya paling tinggi. Dalam dekade terakhir, tingkat penjualan tem ba ka u di Beringharjo relatif-stabil. "Rata-
Tembakau asal Temanggung sulit ditemui di
rata penjualan tembakau sekitar satu juta
pasar-pasar tradisional. Sebabnya, sebagian masuk ke gudang industri-industri rokok be-
rupiah per hari," ujar Tuwul Muji Lestari (+g), penjual tembakau di Pasar Beringharjo. la telah berprofesi sebagai penjual
sar, seperti perusahaan PT Djarum, PT H.M.
tembakau sejak t985. Menurutnya, tingkat
Sampoerna Tbk., dan PT Gudang Garam.
penjualan tertinggi terjadi pada t998. Su-
Meski tergolong pasar besar; sulit menemu-
yadi (S6), penjual tembakau grosir di Pasai
kan tembakau Temanggung di Pasar Bering-
Beringharjo, mengatakan dala#satu ming-
harjo. Selama ini, tembakau yang dijual di
gu bisa menjual sekitar satu sampai dua
sana berasal dari daerah Trowono, Gunung
kuintal tembakau untuk ukuran pembelian
Kidul; Pakem, Sleman; Kalituri, Bojonegoro;
kiloan. Sementara untuk tembakau yang
besar hasil panen tembakau Temanggung
HDr$r 43/XXil#A{t1C
ru
ffi il
i...ir#?&ffi
dibungkus, seminggu ia dapat menjual roo
Penjual tembakau tak hanya ditemukan di
sampai zoo pak. Tak hanya dari Pulau Jawa,
pembeli tembakau di Kios Yadi ada yang
pasar tradisional. Di beberapa sudut kota Yogyakarta, juga terdapat beberapa toko
berasal dari Sumatera dan Kalimantan.
yang menjual tembakau. Namun, sedikit
Tak seperti kebanyakan penjual tembakau di
Beringharjo yang menjual secara grosir, lda Ratnaningsih 1+o) juga menjual dagangannya secara eceran. "Kalau grosir biasanya
per pak atau per kilo, tapi ada juga yang eceran, biasanya tukang parkir yang beli, per ons," tuturnya. Wanita yang mewarisi kios dari nenek mertuanya ini menjual
berbeda dengan pasar tradisonal yang sebagian besar pedagang menjual tembakau asli atau belum diolah. Di toko-toko
tersebut tembakau telah diracik dengan cengkeh serta telah dibumbui dengan saus
tembakau. Sehingga, saat melinting pembeli tak perlu kesulitan mengukur komposisi campuran tembakau dan cengkeh.
tembakau dengan harga sekitar Rp5.ooo per ons. Meski demikian harga jual tetap
bisa didapat di "Warung Tingwe". Tempat ini
tergantung rasa tembakau. Namun, kisa-
melayani transaksi tembakau, oslok atau alat
ran harga tak lebih dari Rp5.ooo. Pembeli
melinting, dan beberapa pernak-pernik alat
tembakau di pasar Beringharjo berasal dari berbagai kalangan, mulai dari tukang parkir;
merokok seperti dompet rokok, cangklong alias pipa rokok, filter, dan kertas rokok.
mahasiswa, hingga penjual yang nantinya
Layaknya warung, sang pemilik, Panji lndra-
untuk dijual eceran. "Yang paling sering
lesmana (zZ) pun menyediakan bangku dan
membeli adalah mahasiswa," tambah lda.
meja panjang untuk tempat para pelanggan
Faktor harga murah menjadi daya tarik yang
bersantai dan menikmati rokok lintingannya.
paling besar bagl para pembeli eceran.
Oleh karenanya, banyak pelanggan yang sa-
Pasar tradisional lain di luar daerah Yogya-
karta yang menjual tembakau adalah Pasar Prambanan. Namun, biasanya para pedagang
Produk tembakau siap linting semacam itu
ling bercengkerama di tempat itu. Panji pun
tak mempermasalahkan bila ada orang yang hanya mengobrol tanpa membeli tembakau.
di sana tidak khusus menjual tembakau. Mereka juga menjual barang dagangan lain
Bagi masyarakat Yogyakarta, tak sulit me-
seperti kembang kuburan, gula, jamu, atau
yang terletak di Jalan Kapten Pierre Ten-
barang lain. Sukarti menyebutkan bahwa
dean No. z6 Yogyakarta terpampang papan
tembakau yang dijual di Pasar Prambanan
nama bertuliskan "Warung Mbako Tingwe".
biasanya berasal dari Boyolali, Prambanan,
Warung ini pun selalu ramai terlebih pada
Siluk, dan lmogiri. la biasanya membeli tembakau dari para tengkulak yang datang ke
malam minggu. Banyak pelanggan yang duduk bertengger di bangku atau duduk
Pasar Prambanan di hari Legi, salah satu hari
bergerombol di trotoar dengan beralas-
di penanggalan Jawa. Tidak setiap Legi Sukarti membeli jika tembakau dagangannya ma-
kan tikar. Warung Tingwe memang kerap
sih banyak. Sebagian besar klos yang menjual
Khusus malam Minggu, Panjijuga menjual
tembakau di pasar ini tergolong Btsar. Karenanya, disamping pembeli rumahan, banyak
kopi. Tak heran bila pelataran di pertokoan
Wirobrajan itu dipenuhi oleh kerumunan
orang yang kulak untuk dijual kembali.
orang. Mereka datang dari berbagai golo-
!
,u**AL
BALATRUNG
nemukan warung tingwe. Di depan warung
menjadi tempat bersantai para pelanggan.
**rpk**$r
&89*:rnx?if" Ssame
$Aiese
*s$ris
?4#sd$;;*
ngan. Panji mengatakan, "Hampir semua
Meski gratis, tak setiap pengunjung berse-
golongan bisa membaur, mulai dari kaum
dia mencobanya. "Mungkin karena malu,
cerdik mahasiswa, pegawai negeri, tukang
atau khawatir dipaksa membeli," ungkap
becak, seniman, sampai remaja masjid."
Panji. Padahal bagi mereka yang bersedia,
Di "Warung Mbako Tingwe", beragam rasa
berapa batangpun disediakan oleh Panji.
dan aroma tembakau disediakan oleh Panji.
Asal-usul istilah hngwe yang dipakai untuk
Mulai dari rasa rokok mentol, rasa Sam-
warung ini berasal dari kata dalam bahasa
poerna Hijau, Djarum Super, sampai rasa
jawa nglinting dhewe, artinya melinting
Dji Sam Soe Refill yang terkenal mahal pun
tersedia. Nainun bedanya, Panji menye-
senbiri. Konsep toko bernuansa warung dan istilah tingwe yang Panji gunakan untuk
diakan tembakau rasa rokok yang harganya
menamai warungnya digagas oleh Anton
mahal dengan harga yang jauh lebih murah.
Prihardiyanto (So). Jauh sebelum Panji
la menyematkan nama yang berbeda untuk masing-masing jenis produk tembakau-
membuka warungnya, Anton menggunakan konsep tingwe di Jakarta. la mendirikannya
nya. Diantaranya, tembakau rasa Dji Sam
sejak 6 Juni zoo6. Se[agaimana Panji,
Soe dengan nama Samsuri singkatan dari
saat awal mendirikan warungnya, Anton
"'samsu sehari-hari", Sampoerna mentol
mendapat apresiasi dari warga. Alhasil,
dengan nama Saminul, Marlboro namanya
banyak pelanggan berdatangan. Bahkan,
Margono, Sampoerna hijau dengan nama
kini sudah bermunculan warung serupa
Samsi, Djarum Super dengan Sukri, dan Gu-
di Bali, Semarang, Bandung, Sumedang,
dang Garam dengan nama tembakau Gofur.
Makassar, Manado, Sampit, hingga
Bagi mereka yang tidak sempat melinting
Bengkulu. Tak heran bila di Jakarta sudah ada komunitas pelanggan tingwe.
sendiri, Panji menyediakan jasa melinting dengan ongkos Rproo per batang. Meski baru berdiri zr Februari zoo8, jumlah pelanggannya sudah relatif banyak. Tiap hari sekitar zo sampai 3o pelanggan datang. Panji menambahkan, "Selama ini
grafik pengunjung selalu meningkat." Kesimpulan itu berdasarkan data hasil penjualan dan jumlah pelanggan baru yang datang. Padahal, ia sebatas mengandalkan pam-
flet untuk mengiklankan produknya pada bulan-bulan awal pendirian. Karena itu, rata-rata pelanggan tembakau tingwe Panji mendapatkan informasi dari sesama teman. "Saya mendapat informasi alamat warung
ini dari seorang kawan," ujar Endi, salah satu pengunjung. Bagi mereka yang baru pertama datang, Panji menyediakan ber-
Asal-usuI istilah tinswe yang dip.akai untukwarune ini berasal dari ka-ia dalam Bahasa Jawa ngrlinfimg dhewe, artinva melintfng seddiri.
bagai rokok hasil lintingannya untuk dicoba.
EDt$l
43/xxilt/2fi0
H
$4*il*qr!* dtFt*mtr+*:*ii$,
tingwe pun tak kalah nikmat dengan rokok kemasan produk industri besar," ujar Endi. Tak hanya itu, bahkan ada pelanggan yang suka tembakau tingwe karena senang de-
ngan kreasi melinting dan suka mencampurcampur jenis tembakau. Dengan semakin banyaknya warung tingwe, Anton berharap nama tingwe akan lebih akrab dikenal masyarakat untuk menyebut berbagai jenis rokok lintingan. Sebagaimana nama "aqua" yang sering digunakan oleh masyarakat
untuk menyebut air minum kemasan. Warung tembakau tingwe hanyalah salah satu warung maupun toko yang menjual tembakau di seantero kota Yogyakarta. Di sudut
$*:in* JJt**a i$*s:lii:r:
*{e v#a
paling mahal sampai paling murah, dari rokok berbatang paling kecil sampai cerutu. Diantara toko penjual rokok lintingan di Yog-
yakarta, "Toko Arum" adalah satu-satunya toko yang mengolah tembakaunya secara mandiri. Toko yang berdiri di Jalan Nyai A. Dahlan No tB ini dirintis oleh almarhum Hilal sejak rgS+. Kelik Danang Andrianto (25), pengelola toko ini menuturkan, bahwa
keterampilan mengolah tembakau diajarkan secara turun-temurun. Untuk meracik dan menciptakan rasa yang bermacam-macam, Kelik membutuhkan t5 jenis tembakau dan bahan lain seperti cengkeh dan saus. la mendapatkan tembakau mentah dari
kota yang lain, penjualan tembakau murah
Pasar Beringharjo. Sedangkan, saus yang
terdapat di perempatan Tugu Yogyakarta.
ia pakai dijual bebas di toko kimia. Untuk
Sejak berdiri 1935, "Toko Tembakau dan Cerutu" sudah menyediakan tembakau murah
menjaga kekhasan, ia enggan menjelas-
bagi masyarakat. Sebagai toko tembakau
"Toko Arum" melayani pembelian secara grosir. Beberapa toko daerah yang kulak di
yang sudah lama berdiri, tak heran bila toko ini menjadi toko tembakau yang paling akrab di telinga masyarakat Yogyakarta. "Toko ini-
kan komposisi racikan tembakaunya.
toko ini diantaranya berasal dari Muntilan, Kebumen, Purworejo, dan Bantul. Menurut
lah yang paling terkenali' ungkap Endi, salah
Kelik, kini pejualan tembakau ditoko ini
satu pelanggan "Toko Tembakau dan Cerutu". "Tiap hari hampir 5o pelanggan yang datang," ujar Gino (88), pengelola toko ini.
telah banyak mengalami penurunan. Pada
Sama halnya dengan "Warung Mbako Ting-
hari. "Saat itu kami mampu mengunduh t5o juta rupiah per bulan," kenangnya. Namun,
we", "Toko Tembakau dan Cerutu" juga menyediakan beragam jenis tembakau. Be-
2oo3, toko yang ia kelola bersama bapaknya ini bisa meraup uang 4 juta rupiah per
kinf ia hanya mampu mendapatkan uang
berapa diantaranya tembakau rasa Dji Sam
sekitar 8oo ribu rupiah per hari. Penurunan
Soe, Sampoerna Mild, Sampoerna mentol,
Sampoerna Hijau, Djarum Super, Gudang
itu terjadi akibat bermunculannya pesaing baru, baik toko-toko tembakau maupun
Garam, Marlboro, Marlboro Mentol, Wis-
pengolah tembakau. Untuk itu, ia hanya
milak, Trowono, Boyolali, dan tembakau
meracik dua kali dalam satu minggu di luar
Mole. Tembakau-tembakau tersebut di-
pesanan. Sekali meracik biasanya menghasil-
dapatkan dari distributor asal Boyolali dan
kan enam kilogram tembakau siap linting.
Kotagede (Yogyaka rta). Bedanya dengan
warung tingwe, selain menjual tembakau,
Dari beberapa penjual tembakau siap pakai, terdapat banyak variasi harga yang dita-
toko ini menjual beberapa rokok kemasan. Beragam rokok tersedia, mulai dari rokok
warkan terhadap tiap jenis tembakaunya
FDr$t43r(Xllyzfi0
E
i :irtc?;;S*
(Lihat Tabel Harga). "Satu ons tembakau bisa untuk melinting 5o sampai 70 batang
rokok," ujar Endi. Apabila dihitung, harga
mendaftarkan produknya pada lembaga cukai, yakni Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Dengan kebijakan cukai, harapannya peme-
tersebut lebih murah dibanding dengan rokok produk industri besar. Tak heran jika
rintah dapat memantau keberadaan industri
model rokok lintingan menjadi salah satu pilihan bagi penikmat asap tembakau.
semua industri rokok mendaftarkan in-
Di samping tembakau, beberapa konsumen
industri rokok lokal yang seringkali hanya
rokok ada yang memilih membeli rokok lokal.
berupa industri rumahan. Model rokok
Rokok semacam ini biasanya menawarkan
ini biasanya berbasis pada industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
harga yang relatif lebih murah dibanding
rokok kemasan yang lain. Eksistensi in-
dustri rokok lokal menjadi fenomena yang menarik di tengah terus bertumbuhnya
industri rokok besar di lndonesia. Banyak perusahaan rokok-rokok lokal yang kesulitan
untuk memperkuat keberadaan produknya di tengah masyarakat. Hal ini tak lepas dari
intervensi pemerintah yang selalu ada dalam berbagai sektor kehidupan. Bentuk campur
tangan pemerintah pada produksi rokok, salah satunya dalam hal kebijakan cukai. Pasalnya, selain ditujukan pada produk hasil
olahan etil alkohol dan produk yang mengandung kadar alkohol, cukai juga tertuju pada produk yang berbahan baku tembakau atau disebut juga lndustri HasilTembakau (lHI). Konsekuensinya, setiap industri rokok harus
rokok. Namun realitas berbicara lain, tak dustrinya ke pemerintah. Mereka adalah
Secara umum, karakteristik industri UMKM
memiliki permasalahan pada keterbatasan modal dan juga omzet yang tak terlalu besar.
Menurut Marsiyamto,
SE
selaku konsultan di
Small and Medium Enterprises Development Centre (SMEDC) UGM, industrijenis UMKM
memiliki model produksi yang berbeda dengan jenis industri besar. Jika indutri besar melakukan produksi didasarkan atas moss product atau dijual umum ke masyarakat, jenis UMKM hanya melakukan produksi kecil berdasarkan pesanan. Perbedaan model produksi inilah yang kemudian turut memengaruhi pangsa pasar mereka. Dengan cara itulah UMKM mencoba tetap bersaing
ditengah gempuran industri-industri besar.
*slkqlii &llâ&#x201A;Ź*r;:;:;i, Sa#t,$ frar;: G=::1* lh::v#a
Begitu pula dengan gambaran industri
sematan ilegal. lndikator yang paling kentara
rokok lokal, dengan modal kecil yang pas-
dari rokok-rokok semacam ini adalah tidak
pasan, tak sedikit dari mereka kesulitan
adanya label bukti cukai pada bungkus rokok.
untuk mendaftarkan cukai untuk produknya. Apalagi jika dihadapkan dengan birokrasi
Seakan tak kalah ulet, beragam strategi di-
perizinan yang rumit dan sarat akan biaya. Mereka akan menghadapi kesulitan yang tak mudah diselesaikan. Faktor yang membuat aspek legalitas ini cenderung diabaikan karena tingginya biaya administrasi. "Bagi pengusaha keciljumlah biaya untuk mengurus izin gangguan yang pada 2006 saja mencapai 1oo juta rupiah, itu sudah amat besar bagi mereka," ujar Marsiyamto.
gunakan oleh para pengusaha rokokhome
industry. "Untuk menyiasati label cukai, tak sedikit home industry rokok yang menggunakan label tiruan," ujar Butet Kartaredjasa, salah satu kolektor rokok. lnformasi
tersebut ia peroleh saat mendatangi industri rokok lokal di Kudus. Disamping itu, modus lain yang biasa digunakan adalah dengan bergonta-ganti nama produk. Sebab, umumnya para pelanggan rokok
Bentuk penyiasatan pengusaha industri rokok
murah sering mencoba rokok-rokok de-
lokal terhadap cukai tentu sangat beralasan
ngan label dan nama yang baru ia kenal.
jika keterbatasan modal menjadi problem usaha mereka sehari-hari. "Keputusan in-
Dihadapkan pada situasi demikian, mereka
dustri rokok kecil ternyata harus dibayar mahal," ujar Sumbo Tinarbuko seorang kolektor rokok yang juga staf pengajar tetap pada prodi Desain Komunikasi Visual pada lnstitut Seni lndonesia (lSl) Yogyakarta. Disamping
dituduh tidak mematuhi kebijakan cukai dan keberadaaanya selalu dikejar-kejar oleh pemerintah, mereka juga terpaksa menerima
.-
,,,".':t.
D.ii Sanr
akhirnya terpaksa bergerak dengan jalur yang sulit. Justru dengan tidak mendaftarkan cukai pada produknya malah menjadi
pilihan bagi mereka untuk dapat bertahan hidup. Kondisi rokok home industry semakin diperburuk dengan terus melonjaknya beban cukai terhadap lHT. Selagi mereka
mengumpulkan modal untuk mendaftarkan produknya, ternyata harga cukai malah naik.
50e
5ampoerna lWentol Sampoernil,Hij Djarum 5uper Gudang param
_-f. JVlanborc
..::.::. .. a}llillillilrr:t:::r:l:'i
.a.aaaa:::.:,:::..,,:,,,,,.,,,
..,,,ii:i:r::i.j.
rr::l:=:i:::r"
i,r,i.:,,rtr,t,r,rtrrutrt,ut:itri]]]]]]t]:uut:luttltlltllllt:l:i]l]ll,]]]]]lll,:,1,];:tlllllll
....4.
:..:::.::::...:....
:1t1,1t,]]]]]]]]r]]?u:::::::::::::::.:.:::.:::::::::::::::,:.,,,.:,::::.:,:.:::::::::
l
Lk!gt
r
':â&#x201A;Źlt:tuuuutt,u*:ull
r"gp{t?&N
Kenaikan bea cukai rokok yang tinggi pada
Konsekuensi dari pilihan yang diambil,
2ooo-2oo5 rata-rata sebesar 22,89 persen.
pengusaha rokok ilegal harus bermain
Hal ini semakin menjauhkan kemampuan
petak umpet di bawah ancaman pemerin-
mereka dari harga pendaftaran cukai. Tak
tah. Pemerintah pun tak kalah aktif, usaha
heran kalau masih banyak ditemui industri
penggrebekan gencar dilakukan. Alasan
rokok memilih jalur ilegal. Fenomena itu dilatarbelakangi juga dengan anggapan para
peraturan cukai menjadi senjata ampuh bagi pemerintah untuk menggerus ke-
pengusaha UMKM bahwa tidak perlu izin
beradaan mereka. Tak ayal, para pemilik
untuk membuat usaha tetap jalan. "Menurut mereka yang penting bisa jalan, asal
industri ilegal selalu dirundung ancaman denda maupun sanksi dan penutupan.
ada izin gangguan, dan usaha sudah lancar itu sudah cukup," ujar Marsiyamto.
Meskipun mendapat ancaman penutupan dan denda dengan jumlah nominal yang tak
Kini, tak heran bila fenomena rokok lokal
kecil, keberadaan industri kecil ini tetap bisa
tanpa cukai terus marak dalam persaingan
dilihat. Mudahnya ditemukan produk terse-
industri rokok di lndonesia. Berdasar data
but menjadi salah satu indikasinya. Sumbo
yang diberitakan Warto Bea Cukai bulan
menyebut rokok tersebut dengan nama "rokok indie". Sebutan definitif tersebut
Februari 2oo8, menyebutkan bahwa pada
mensyaratkan beberapa hal. Pertama, rokok
zoo5 saja terdapat 2o2 kasus rokok ilegal. Dari kasus yang diungkap pada 2oo5,148
tersebut adalah rokok hasil produksi horne
kasus diantaranya kasus penggunaan pita
industry atau rokok rumahan. Kedua, harga
yang bukan haknya dan 3z kasus rokok polos, sedangkan lainnya kasus penggunaan
rokok tidak melebihi atau sama dengan lima
pita cukai palsu, kasus pabrik tanpa izin atau mengantongi Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Pajak (NPPBKP) serta tidak me-
laporkan kegiatan usahanya. Jumlah tersebut baru data yang berhasil ditelusuri oleh Dirjen Bea dan Cukai, belum lagi rokok lokal tanpa
cukai yang tidak tersentuh oleh mereka.
ribu rupiah. Menurut penuturan Sumbo, rokok jenis ini biasanya ditemukan di daerah Prambanan, Tempel, dan Godean. "Rokok seperti ini gampang ditemukan di pasar-pasar tradisional yang menggunakan hari Jawa,
seperti Pasar Pon, Legi atau Wage," ujarnya.
$twka*$< &*termx{$$" $*amei* !?*a:;;:a &elelia ?'11xv{;llx
etertarikan Sumbo untuk
dari masyarakat atau produsen yang me-
mengoleksi "rokok indie" berawal
lapor tentang hal tersebut," ungkap Kepala Minreskrim Kepolisian Resor Bantul ini.
dari pengalamannya melihat kemasan rokok yang memiliki corak unik. Karena banyak bergumul dengan "rokok indie", akhirnya ia juga tertarik untuk
mengetahui seluk-beluk dari rokok jenis itu. la menuturkan, tak banyak yang menggunakan nama label dan desain kemasannya sendiri, keba nya kan rokok-rokok tersebut menggunakan nama atau gambar dari produk yang sudah memiliki merek terkenal. Misalnya, corak kemasannya mirip bungkus rokok Dji Sam Soe, Djarum 76,
Akibat adanya cukai dan keleluasaan rokokrokok besar, industri-industri kecil kesulitan untuk bertahan. Hal inilah yang dialami Panji saat menjadi distributor rokok lokal. Sebagai seorang distributor rokok lokal, banyak
kendala yang sering ia temui. Menurutnya,
rokok lokal sudah terlanjur mendapatkan stigma negatif. Sehingga, tidak mudah untuk bisa masuk di tengah masyarakat. Kesulitan
itu tak bisa diselesaikan dengan menawarkan produk yang berharga murah. "Ternyata
Sampoerna Hijau, dan sebagainya. "Rokok indie" kebanyakan berjenis rokok kretek, dan hanya sedikit yang berjenis filter.
harga murah saja tak cukup untuk merayu
Mudahnya mendapati jenis produk lokal alias indie lantas tak membuat industri rokok
salahan para pengusaha rokok-rokok lokal.
semacam ini gampang dijumpai. Pasalnya, ketika dikonfirmasi ke beberapa Kepolisian
di daerah Yogyakarta, mereka mengaku tak tahu-menahu tentang keberadaan industri rokok ilegal. Menurut penuturan Aiptu Heru Purwanto, tak ada kasus di kantor kepolisannya yang berkaitan dengan rokok ilegal. "Nggok ada kasus tentang rokok ilegal, karena sampai saat ini belum ada laporan
pembeli agar tertarik membeli," ungkapnya. Kesulitan distribusi rokok menjadi perma-
Di samping harus menghindar dari incaran
pemerintah karena tak bercukai, mereka masih harus menghadapi persoalan pada proses penjualan yang tidak menguntungkan.
"seringkali kami harus menerapkan sistem transaksi konsinyasi," ujar Sastoro (42), salah satu distributor rokok lokal produksi Solo. Dengan sistem transaksi ini, distribu-
tor harus menitipkan terlebih dahulu rokok pada pemilik toko kemudian uang hasil
penjualan diserahkan beberapa hari sesudahnya. Biasanya, setelah dua minggu uang tersebut baru diambil. Akibatnya, uang hasil penjualan tak bisa mereka peroleh secara langsung. Sistem transaksi ini juga turut
menjadi permasalahan pada aliran uang. Karena penjual rokok eceran terkadang molor dan pernah tak dibayar. Dengan demikian, distributorlah yang harus aktif memeriksa produknya di toko tersebut. Setiap harinya para distributor harus mampu memasarkan minimal sesuai target perusa-
EDt$t
43/xxtruzfio
n
MAN:D
S+rsi$t;*9 ?Salri"nilt &**câ&#x201A;Ź;tu S$$$*a $tt;*xdu&
sional (lnternational Labour Organization) 2oo3, lndonesia menduduki peringkat ke z6
Selain ketidakadilan pendapatan, sistem kerja buruh rokok juga merupakan ma-
dari z7 negara dalam hal keselamatan kerja
salah krusial. Salah satunya sistem kejar target batang pada buruh linting. Umum-
(Presiden: keselqmaton dan kesehatan keria Indonesia rendoh, Tempo,6 Januari 2oo3)'
nya, sistem tersebut berlaku pada perusahaan rokok kretek. Para peracik rokok
Buruh pun tak tinggal diam. Mogok kerja jadi pilihan. Kalau seluruh 'isi' pabrik tumpah ke jalan, kegiatan produksi mau
kretek mengolah tembakau, cengkeh dan campuran lainnya secara manual (linting)'
tidak mau mandek. Jika dibiarkan, pabrik
Buruh linting tidak bekerja dalam patokan jam per hari tetapi batang rokok per hari'
akan mengalami kerugian. Kekuatan komunal inilah potensi yang dimiliki kaum
Data Aliansi Buruh Yogyakarta (ABY) zoo8
buruh untuk meneriakkan suara mereka' Namun, saat keran demokrasi terbuka lebar, gerakan buruh kehilangan orientasi. Teriak lantang tuntutan tersisa saat hari buruh saja. Pada 'hari raya buruh'tersebut, mereka
berkonsolidasi lewat aksi massa. Selebihnya, buruh bersatu ketika ada isu insidental. Semi-
menyebutkan, perusahaan rokok di Jogja mewajibkan setiap buruh memproduksi rata-rata 35oo batang rokok pâ&#x201A;Źr hari' Masalihnya, buruh linting didominasi kaum hawa. Kesepakatan kerja target batang memberatkan buruh perempuan. Di ranah domestik, mereka disibukkan
sal ketika perusahaan melakukan pemecatan
urusan rumah tangga. Tak manusiawi jika buruh perempuan harus pulang larut
sepihak atas rekan kerja mereka. lronis, ia mati suri kala tekanan negara kian longgar.
malam untuk memenuhi target batang.
lnkonsistensi gerakan juga dialami buruh
rokok. Perusahaan rokok memiliki tingkat perputaran uang yang besar. Cukai tembakau yang dibebankan kepada pabrik rokok menyuplai penerimaan negara sebesar Rp 29,t7 triliun (zoo4l atau't,zo Yo dari produk domestik bruto (PDB). (Rokok llegal dan Dompoknya, Kompas, Sabtu,
21
Dengan latar tersebut, patut rasanya
buruh memiliki kesadaran untuk mengorganisasi diri. Lewat serikat, mereka dapat mendongkrak nilai tawar yang kerap dipandang sebelah mata. ldealnya, organisasi buruh menjadi jembatan antara buruh dan dua unsur lain dalam hubungan industrial, perusahaan dan negara.
Janu-
ari zoo6). Di lndonesia,6oo ribu pekerja,
Di hadapan perusahaan, serikat buruh men-
yang tersebar di 3.x7 perusahaan, terlibat langsung dalam industri rokok. Pendapatan
jadi penyampai gagasan maupun keluhan
negara dari cukai rokok mencapai Rp 38,53
perusahaan dan buruh dapat terjalin. Pun
triliun
ketika buiuh berurusan dengan negara. Seri-
(Rokok dan Kemiskinan
,Tempo,4
para pekerja. Komunikasi dua arah antara
kat buruh selayaknya mengadvokasi lewat
Maret 2oo7). Tak adiljika buruh sebagai ujung tombak produksi rokok hanya di-
jalur birokrasi legal kala terjadi diskriminasi.
jatah tak sampai sepersatu juta bagian
Tanpa keberidaan serikat yang legal, buruh
keuntungan perusahaan tiap bulannya.
akan kesulitan memperjuangkan haknya.
EDt$t
43/xxiluzfio
E
;1,,,,,r,:,::t::::::trrr.rl.
$e*adt(pryv$$*,&tu$q,es$*l rsnt**i
u$lfixcfwil${,il|'
Metodologi Penelitian
43 orung
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Survei merupakan salah
'l
I
orans 26-30 tahun
21-25 tahun
16-20 tnhun
satu varian dari penelitian kuantitatif yang menggunakan kuesioner sebagai pengum-
.,
34 orang
pul data pokok. Setelah terkumpul, data
1:;1'
31-35tahun
akan diuji deskripsi dan korelasi. Uji korelasi digunakan untuk mengetahui korelasi dari
.::
ttt,t,,,:,:::::ll'
:::.:l:,
>40tahvrn
36-40tahun
.
,::
at I orang
4 .l.lt,.' 3 ::.::::::.::: orang ,,,:t'1".. gnng ";',1,,,''
:
..,,:'
rr,,'r::,iiirL1.indr*,r::'rrr\::i-
beberapa variabel. Sedangkan, uji deskripsi digunakan untuk generalisasi keadaan popu-
;Jei'il:]:::::, :,::''
.
t}.'sls
":r;:rrl:lll:,,,'::
::....
:,:t.'..: ..',
lasi. Penelitian dengan cara ini menggunakan analisis statistik, baik secara manual maupun
ti*m,
menggunakan bantuan program komputer.
I',s %
Para buruh di enam perusahaan rokok di DIY
l{}jnm
menjadi subjek populasi penelitian ini. Enam perusahaan tersebut antara lain, Perusahaan
trhm
ss,s 1f'
, $,*%
Daerah (PD) Tarumartani, Perseroan Terbatas (PT) Mitra Adi Jaya, PT Jogja Tembakau,
ltslqsl,
PT Merapi Agung Lestari, PT Cahaya Mulya
:,:t&?&
Persada, serta PT Putra Patria Adi Karsa.
Penarikan sampel menggunakan simple ran-
.
dom sampling. Jumlah populasi sebesar 5371 pekerja. Data tahun 2oo7 ini didapat dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) DlY. Jumlah sampel yang
}::[.fl OI fifiI[ TTRRXH,I R
'
diambil sebanyak 94 orang dengan presisi sampling error 1o %. Selanjutnya, jumlah sampel tersebut dibagi proposional terhadap keenam perusahaan. Semakin banyak buruh
terdaftar di perusahaan tersebut, semakin banyak pula sampel yang harus diambil. Seluruh sampel penelitian penelitian yang dilakukan pada bulan mei hingga juni zoo8 ini adalah buruh rokok berjenis kelamin perem-
puan. Dari 94 responden,3 orang buruh berpendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD). Sejumlah t7 responden mengaku lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sisanya
alau14 responden merupakan lulusan Sekolah Menengah Umum (SMU) atau sederajat' :
E
B!$ !rr:r43W!
I
Yg0ii$
)irrril
Kesejahteraan, antara Pendapatan dan Perlindungan
$,,,,,,,,,,-ffi
ebanyak 38,3% responden merasa gaji yang diperoleh mencukupi
[
kebutuhan sehari-hari. Bahkan
..,"'
3,2%o responden sangat
setuju dengan
pernyataan gaji pokoknya telah mencukupi
>
ruu,uuu-
iOO^OOO
kebutuhan. Sebaliknya zt,3 % responden
*fr*
tidak setuju dan 9,5 % menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
r.uw.uuu --- -'j-
Sementara
r,7
% masih membutuhkan
penghasilan tambahan di luar gaji pokok. Upah minimum provinsi (UMP) DIY saat ini sebesar Rp S6+ ribu. Upah tersebut dirumuskan oleh dewan pengupahan. Dewan
pengupahan berada di bawah komando Depnakertrans. Dalam dewan tersebut,
terdapat unsur triportheid. Komposisi dari ketiga pihak tersebut yakni, 6 orang wakil
< 500.800 53,2o/o
500.000 - 1.000.00 4Q,3Yo
r.000.000 -2.500.{ 3,2o/a
>2.500"000 l.t ,t,t.,:;',;,,,,,::,,:',t,;,-,,,,,,-,,,.,,:;.,;;ptll[
,ruARAN
{'milf,l?'i.'r
7d
5*:r*k&*
perusahaan, 6 orang dari perwakilan bu-
ruh serta 12 orang wakil pemerintah. Sayang besaran gaji minimum itu tak lepas
dari polemik. Detkri Badirun sekretaris divisi rokok, tembakau, makanan,dan minuman ABY mengungkapkan, upah minimum provinsi DIY saat ini tak layak. "Kami dari kon-
federasi serikat pekerja sebenarnya memiliki hitungan UMP yakni Rp 7oo ribu. Namun, tawaran batas besaran upah tersebut tak disetujui Dewan Pengupahan DlY", tukasnya. ABY merumuskan UMP ideal sebesar Rp 7oo ribu itu setelah melakukan survei terhadap
4?srirti!h
*wk*r$t
J**ia
iBllxn*dw*
kesehatan kerja sebagai hak dasar buruh dianggap angin lalu oleh perusahaan. Proporsi jam kerja bagi pegawai rokok
juga layak disorot. Hasil penelitian menunjukkan, 56,4 yo responden bekerja rata-rata 10 jam sehari. Sebesar t7 %
DIY
bekerja 9 jam sehari, 't2,7 %obekeriatt jam sehari dan 75 % responden bekerja 8 jam sehari. Bahkan, masih ada 5,3 %
responden yang bekerja tz jam sehari. Padahal, menurut Depnakertrans DIY jam kerja normal seorang pegawai dalam satu
yang disesuaikan dengan harga kebutuhan.
hari adalah 8 jam. Ketika buruh bekerja lebih dari batas waktu itu, berarti pekerja tersebut berstatus pekerja lembur. 83 %
Masalah kesehatan buruh rokok
buruh rokok masih memilih bekerja lembur demi memperoleh insentif tambahan. Terlepas dari parameter kebutuhan pokok
nominal kebutuhan minimal seorang pekerja
uruh rokok memiliki resiko tak jauh beda dengan perokok aktif. Keduanya mempertaruhka n kesehatannYa. Perokok aktif melawan racun asap tembakau. Sementara, buruh rokok bertarung dengan bau tembakau kering yang menyengat. Bau tembakau merupakan contoh
masalah kesehatan yang dihadapi buruh
rokok. Bau menyengat tersebut dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan. Kurangnya pemenuhan hak kesehatan
buruh seolah diamini hasil penelitian. Mayoritas responden yaitu 76,6 % tidak setuju dengan pernyataan, perusahaan
telah memenuhi jaminan kesehatan. mentara 7,4
Yo
tiap buruh yang relatif, buruh merasa gaji pokok yang diterima belum memenuhi llebutuhan. Perusahaan rokok memang memiliki sistem kerja target batang, tapi tak berarti mereka berhak mempekerjakan buruh melebihi waktu kerja normal. Meski begitu, tak dapat dipungkiri bahwa perusahaan masih memiliki iktikad baik terhadap kesejahteraan buruh. 7zB
%o
buruh
setuju dengan pernyataan bahwa perusahaan memberika tunjangan diluar gaji pokok, seperti tunjangan hari raya. 4,4% lainnya bahkan memberikan pernyataan sangat setuju perusahaan memberi tunjangan.
Se-
lainnya menyatakan ragu-
ragu perusahaan telah memenuhi jaminan kesehatan. Pasal 86 UU ketenagakerjaan No 13 tahun 2oo3 tentang keselamatan dan
FAt$r
4$fl(Xll'1zffs
g
tersebut membuat serikat buruh kurang masif. Tak cukup waktu bagi buruh untuk mengorganisasi diri. Keberadaan serikat juga
belum menjamin kemandirian buruh. Lebih dari z5 % responden menyatakan belum mendapatkan kebebasan untuk berserikat. Tingkat kepercayaan buruh kepada serikat belum menunjukkan tren positif. 't3,8%o responden menyangsikan serikat buruh mampu mewadahi suara mereka. Bahkan
Kemandulan Serikat Pekerja
2,1 yo responden sangat tidak setuju dengan
pernyataan, serikat buruh mampu menyaeberadaan serikat buruh seharusnya dapat menutup celah itu. lni tertuang dalam UU No. zt Th 2ooo tentang serikat pekerja, "serikat pekerja berfungsi
untuk memperjuangkan kepentingan pekerja/buru h serta meningkatka n kesejahteraan pekerja/buruh dan
lurkan aspirasi buruh. Sebanyak 33,oyo responden ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. Tingginya angka keragu-raguan tersebut menunjukkan, buruh belum percaya sepenuhnya kepada serikat pekerja
untuk menyalurkan aspirasi pekerja. Latar belakang pembentukan serikat buruh
keluarganya." Sayang, fakta keterlibatan
pada enam perusahaan yang menjadi sam-
buruh rokok dalam serikat masih rendah.
pel juga perlu disimak. PT Jogja Tembakau,
Sebanyak 48,9%o responden mengaku tahu tentang peraturan yang menjamin kebebasan bagi buruh untuk berserikat. Hampir separuh atau-45,8 % responden juga mengetahui keberadaan serikat buruh di tempat mereka bekerja. Namun, pernyataan tersebut
yang berada di Jalan lmogiri Km.tt Bantul,
merupakan perusahaan rekanan PT Hanjaya Mandala (HM) Sampoerna. Perusahaan rokok ini memproduksi rokok kretek bermerek dagang Kraton Dalem. Pabrik rokok yang
mempekerjakan tz7 buruh tersebut tak punya serikat buruh pada tingkat perusahaan.
tak sangggup mendongkrak keterlibatan buruh dalam serikat pekerja. Hanya z4,5To
Pun dengan PT Merapi Agung Lestari.
sampel yang terlibat dalam serikat buruh.
Perusahaan yang berkantor pusat di
Padahal, 6c,6 yo responden mengamini pernyataan, buruh membutuhkan keberadaan
serikat pekerja. Bahkan 8,5 % diantaranya sangat setuju. Sungguh aneh, buruh mengaku
membutuhkan keberadaan serikat tetapi keterlibatan buruh akan serikat masih rendah. Fakta ini tentu perlu ditelisik lebih cermat.
Buruh bekerja minimal delapan jam sehari dan libur pada Minggu saja. Kepadatan kerja
,'**AL'BALATH,NG
Malang ini baru membuka cabang di DIY pada zoo6. "Di sini belum ada serikat karena memang baru berdiri dua tahun yang lalu", tutur Pribadi, kepala bagian
personalia pabrik rokok
tersebut.
I
Tiga perusahaan lain, PT Mitra Adi jaya, PT Cahaya Mulya Persada, dan PT Putra Patria
Adi Karsa telah memiliki serikat pekerja pada tingkat perusahaan. Ketiga pabrik rokok tersebut merupakan mitra kerja sekaligus
x,rrr!$c*i isrlr*Fn
&i*il*$a.i*6j:
&g*FlS*$
penyuplai produk rokok Sampoerna. lkatan kerja tersebut memengaruhi !atar belakang pendirian serikat pekerja pada tiap-tiap perusahaan. "HM Sampoerna mewajibkan seluruh anak perusahaannya untuk memiliki serikat buruh tingkat perusahaan," ungkap Fajar,
SilTUS TTMPff TINOOAT
bagian personalia PT Cahaya Mulya Persada' Padahal, UU no.zr tahun zooo tentang serikat pekerja pada bab
1
ayat 1 menyebutkan,
"serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk
pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan
pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya." Serikat buruh yang 'berdiri' atas nama
formalitas, cenderung tertutup. Ketika diwawancarai, salah seorang ketua serikat pekerja dari tiga perusahaan tersebut menolak. la sempat menghindar sembari berdalih harus melapor dulu kepada perusahaan. Ketergantungan terhadap perusahaan menunjukkan kemandirian
serikat buruh belum terjamin. lntervensi perusahaan mengurangi otonomi serikat. Fenomena berbeda ditemukan pada serikat buruh PD Tarumartani yang berdiri sejak r972. Serikat tersebut lahir dari inisiatif buruh dengan persetujuan perusahaan. Serikat buruh Tarumartani kerap mengadvokasi masalah buruh di tingkat perusahaan.
"Terakhir terjadi pemogokan akibat permohonan buruh terhadap perusahaan untuk menambah gaji mereka pada tahun 2ooo", tutur Riyanto, ketua serikat buruh PD Tarumartani. Serikat pekerja di Tarumartani melakukan reorganisasi dua tahun sekali.
En$$t
43txxtil/281s
-m EE
u
5+esifu*1 #:ttr*.rit
*ar!*it i*6;* *i:rcs**i
Saya terlibat langsung tiengan kegiatan di iirihat pekeria
{mlssing 2,1}
':::_
:::1 ,:1,.,
',r$o6,
" .,ilill,".
.l
10;6 ,.
. lruuu,.i.
)'g[r
#{ffi.
IX
Urtl
gffirsE
43fix:lt/3010
ilr
*{$sff?
Korelasi ji korelasi dilakukan demi mengetahui hubungan antar beberapa variabel yang menjadi turunan utama
dalam penelitian. Dua variabel dikatakan berpengaruh jika nilai signifi kansinya (p-value) kurang dari o,o5. penghitungan tersebut didapatkan lewat parameter peqrsons. Korelasi atau hubungan antar turunan tersebut terbagi menjadi dua macam, positif dan negatif.
Namun, variabel keterlibatan buruh di serikat pekerja dengan gaji pokok yang diterima pekerja tidak korelatif. Pada penghitungan, keduanya menunjuk pada angka -o,146 alias
lebih dari ambang batas o,o5. Berarti, gaji sebagai indikator utama penghasilan sebagai
buruh rokok tak berpengaruh sama sekali dengan keterlibatan di serikat pekerja.
Epilog
Korelasi positif berarti dua variabel memunyai hubungan dan kecenderungan yang searah. Kenaikan nilai salah satu variabel
uruh adalah mereka yang tidak memiliki alat produksi...kecuali
akan diikuti dengan kenaikan pada varia-
tenaga untuk bekerja (Sandbrook,
bel lain, begitu pula sebaliknya. Sedang-
dalam Aditya ,2oo5i27). Kekuatan komunal
kan korelasi negatif berarti kedua variabel
merupakan peluang untuk menutupi
memiliki hubungan atau keterkaitan tetapi
kelemahan tersebut. Serikat buruh
sifatnya berkebalikan. Artinya, saat satu
hadir sebagai sarana untuk menyatukan
variabel naik, variabel lainnya akan mengalami penurunan, atau sebaliknya.
persepsi demi arah gerakan yang lebih
jelas. Dengan catatan, organisasi tersebut
Dua variabel utama dalam penelitian ini
muncul atas kesadaran buruh.
ialah kesejahteraan dan serikat pekerja. Ked-
Akan tetapi, selama serikat buruh masih
uanya diturunkan ke beberapa pertanyaan
ditunggangi kepentingan tertentu, belum
tersurat dalam kuesioner. Tujuan utama pencarian korelasi turunan kedua variabel
layak buruh bersenang hati. Pun ketika
yakni mengetahui keterkaitan antara serikat pekerja dan kesejahteraan buruh rokok DlY.
serikat buruh 'didirikan' pihak perusahaan. Hasil penelitian di 6 perusahaan rokok skala besar di DIY menunjukkan, 3 serikat buruh
Setelah melakukan uji korelasi didapat
merupakan bentukan perusahaan. Malah,
simpulan, ada hubungan antara gaji yang,, diterima buruh dengan pernyataan bahwa
z perusahaan lain tak punya serikat buruh.
buruh membutuhkan keberadaan serikat pekerja. Hubungan antar keduanya negatif.
Sosiologi : sejoroh, teori dan metodologi
Hal ini dibuktikan dari angka -o,oz4. Berarti,
palsu (/a/se consciousness). Kelompok borjuis
semakin mencukupi gaji buruh, semakin buruh tidak membutuhkan keberadaan serikat
ditempatkan pada posisi yang tinggi karena telah memberikan nafkah kepada buruh.
pekerja. Sebaliknya, saat gaji buruh semakin
tidak mencukupi, mereka akan menyatakan
Akibatnya, buruh merasa bahwa dirinya telah diperlakukan adil ofeh perusahaan.
membutuhkan keberadaan serikat pekerja.
Meski, buruh harus bekerja dua belas jam
S
,u*rAL
BALArnur{G
Menurut Karl Marx, dalam Sunyoto Usman, (zoo4:341, buruh mengalami kesadaran
$eeik*ail
ffi
r*snnh llillrp*ac$a Saagg"i;x &l}xtl*el1latl
Kalau serikat buruh kehilangan orientasi, ja-
dalam sehari. Kondisi itu mengonstruksikan buruh sebagai pihak yang selalu menerima
ngan harap kebijakan yang memihak kepenti-
nasib dan kehilangan daya untuk melawan.
ngan buruh lahir. Lagu lama mogok kerja saat
Kesadaran yang muncul dari kaum bu-
hari buruh akan terus terulang. Hari Buruh sekedar selebrasi tahunan tanpa arti. Tanpa
ruh merupakan kebutuhan utama untuk mewujudkan serikat buruh yang ideal.
konsolidasi yang kuat, teriakan buruh akan
tergerus. Organisasi diri menjadi keniscayaan. Buruh bersatu tak bisa dikalahkan! [ ]
Ketika posisi serikat buruh tak lagi dipandang sebelah mata, mereka dapat mem-
perjuangkan hak-haknya. Saat nilai tawar buruh sudah mantap, persoalan klasik semacam kontroversi UMP dapat dihindari.
KTBERADAAI{ SERITAT
B
Dt,6 PERUSAI|AAil sAtu
URUH
ptt
PT TARUMAftTANI Serikat nurui UiCi*kan atas inisiatif buruh. Jumlah pekerja : 155 orang
PT Mitra AdiJaya (mitra HM Sampoerna)
Sampoerna mewajibkan anak perusahaan svs, rqql,
y.ljr.k.*:Loirikan ierikat burul : I4TS orang
Jumtah pEkerja
3ffi:ff'#;,f*x*ii y.lly,l,rlr"dirikan serikat buru.h' pekerja
Jurnlah
:
tSi*
*
- - u Luu,'
orang
PT Jogja Tembakau ,''orn,,^:::ouseiikit
buruh. Jumtah pekerja :121 orang
PT MerapiAgung Lestari Tidak ada serilrai
luih.
Jumtah pekerja :300
oranq
Etll$l
o
TID IDAK ADA Makan Siang G ratis dari
CSR
Peron perusohoan rokok di
dunia pendidikon memunculkan kontrovesi di kalangon akodemisi. Rokok diakui sebagai penggonggu ke sehata
n.
Se me
nta ra Coorporate
Social Responsibi lity
1/CSR/
perusahoan rokok didukung kq re
no
ko
ntri b usi nya
kegiotan okodemis.
CSR
te rh ad a p
kemudian
dijadikan alat legitimasi oleh perusahoan.
,rot,,Al
BALATRUNG
Tak Ada Mafican $iang Gratil dari
CSR
Tim Riset: Tuti Elfrida (koordinator), Pratiwi, Ant. M. Z Galih, Farid Fatahilah, Kahai Atit Toiri, Muhammad Ghofur, Manggala lsmanto, Rendy, Rhea Febriani Tritami, Yuliyanti Retno Wibowo, Adilia Rosa Hastarini, Ahmad Musthofa Harun, Eka Yuliyanti Wijaya, Hesti Pratiwi, Niken Ayu Pratiwi, Nurul Azizah Tayzda, Jems Arison Zacharias, Olivia Elfatma. I Editor : Pratiwi I Visual : abdi
Iutitlftida ksistensi rokok menuai pertentangan
dari ranah kesehatan. Rokok berbahaya tidak hanya bagi konsumen tetapi
juga orang-orang di sekitarnya. Bahkan, peringatan kesehatan "Merokok dapat mengakibatkan kanker, serangan jantung,
Perusahaan rokok kemudian memberikan perhatiannya pada aspek-aspek sosial, pen-
didikan, dan kesehatan melalui CSR. Konsep CSR perusahaan rokok lahir sebagai tanggung jawab sosial perusahaan untuk masyarakat karena efek-efek buruk produk rokok.
impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin" wajib dicantumkan di setiap produk
Di bidang pendidikan, CSR perusahaan
dan iklan rokok. Menurut penelitian World Health Organization (zoo7), setiap tahunnya
hatiannya. Misalnya, beasiswa dari
diperkirakan 2oo.ooo-4oo.ooo penduduk lndonesia meninggal akibat merokok. Sementara itu, jutaan jiwa terkena penyakit yang diakibatkan kebiasaan merokok.'
rokok mulai gencar menunjukkan perDjarum Kudus Tbk., dan
PT.
PT.
PT.
Gudang Garam,
Hanjaya Mandala (H.M.)Sam-
poerna Tbk. Selain itu, CSR perusahaan rokok juga menyumbang fasilitas fisik sep-
Bahaya rokok disebabkan kadar nikotin
Wismilak lnti Makmur dan perpustakaan Sampoerna
yang dikandungnya. Nikotin (B-pyridil-a-
Corner dari PT. H.M. Sampoerna Tbk.
N-methyl pyrrolidinel adalah senyawa organik spesifik yang terkandung dalam daun
tembakau. Apabila dihisap, senyawa ini menimbulkan rangsangan psikologis dan mengakibatkan ketagihan.' Nikotin merupakan racun yang menyerang langsung ke
otak, merusak pikiran, dan tubuh. Nikotin yang menempel di paru-paru beresiko menumbuhkan kanker. Selain itu, lapisan paru-paru yang tertutup nikotin mengurangi
erti, sepeda hijau dari
PT.
Kehadiran CSR perusahaan rokok menyulut pelbagai respon dari akademisi. Terkait
haltersebut, Divisi Riset BPPM Balairung UGM ingin mengetahui respon mahasiswa sebagai pihak yang sering bersinggungan dengan CSR perusahaan rokok. Rumusan masalah yang hendak dijawab, bagaimana respon akademisi tentang produk rokok dan CSR perusahaan rokok di UGM?
daya serap paru-paru terhadap oksigen.
Ent$l
{3/xxilrzHo
E
?ak &d* l\E*kan Siang {3rxti*
mahasiswa sepakat fasilitas yang didanai
erbagai macam bentuk CSR perusahaan rokok masuk ke UGM.
Namun, beberapa mahasiswa tidak mengetahui keberadaannya, Lebih dari separuh responden atau 56% mahasiswa mengetahui bentuk-bentuk CSR perusahaan rokok di UGM; t8% menyatakan raguragu; t3%o sa ngat mengetahui bentukCSR
perusahaan rokok. Namun,
9% responden mengaku tidak mengetahui bentuk-bentuk
CSR
CSR
tersebut bermanfaat bagi kegiatan
akademis. 53% responden menyatakan setuju dengan pernyataan, CSR sangat
bermanfaat untuk menunjang kegiatan akademis; zz%; ragu-ragu; r5% menyatakan sangat setuju; 7% Edak setuju; dan 3% sangat tidak setuju. Fakta ini bisa menjadi
pemicu perusahaan rokok untuk terus 'berinvestasi' di dunia pendidikan. Sayangnya pemanfaatan fasilitas CSR
perusahaan rokok.
Bahkan 4% diantaranya benar-benar tidak
perusahaan rokok kurang maksimal. Se-
mengetahui. Ketidaktahuan tersebut
bagian kecil saja mahasiswa yang meng-
memunculkan dua argumen. Pertama,
akses fasilitas-fasilitas CSR tersebut.
mahasiswa. Kedua, mahasiswa tidak peka
Sebanyak 38% mahasiswa tidak pernah menggunakan fasilitas CSR perusahaan
terhadap bentuk
rokok.
bentuk
bentuk
CSR
CSR
tidak dapat dirasakan semua CSR
($R
Meskipun beberapa mengaku tak tahu bentuk CSR perusahaan rokok, mayoritas
Pengetahuan tentang CSR
bentuk
**erâ&#x201A;Ź
di sekitarnya. Ketiga,
tidak gamblang ditunjukkan.
Ba h ka
o,
21o/o
ffiel't\atakan sama
sekali tidak pernah menggunakannya.
Rupanya, ketidakterangan bentuk CSR
Sampoerna Corner (SC) salah satunya.
perusahaan rokok ini justru merupakan
Hingga Mei zoo8, perpustakaan mini yang
yang tidak terang-teran-
terletak di lantai 2 Unit Pelayanan Teknis (UPT) ll Perpustakaan ini telah diakses
gan memberikan sumbangan ke bidang
4257 pengunjung dan 4o9r pengguna in-
pendidil(an. Seperti beasiswa, bentuk
ternet. Menurut buku daftar pengunjung,
suatu bentuk
itu adalah
CSR
CSR
ideal. "CSR yang ideal
CSR
tersebut diketahui beberapa orang sajai'
mayoritas pengunjung adalah mahasiswa
ujar Hanif Kusuma, mahasiswa Teknik Sipil zooT penerima beasiswa. Dengan demikian,
yang letak kampusnya dekat dengan UPT ll
perusahaan rokok dianggap cukup sopan
Teknik. Selain itu, tak banyak mahasiswa tahu
dan tidak terkesan sedang beriklan.
SC
Perpustakaan, seperti mahasiswa MIPA dan karena letaknya relatif 'tersembunyi'.
Erltst
430(xlili2fio
q
fixg*#v
Pencitraan
tidak berusaha merugikan pihak perusahaan. Keseimbangan pasar akan
berjalan dengan sendirinya. Korten
ftT;:rilT:::af:"?i#il dan Nancy Lee, dalam bukunya Corporate Socia I Respon si bi I ity, menjelaskan, sejati nya
merupakan instrumen penting dalam menunjang strategi perusahaan.s Ketika citra perusahaan bagus maka masyarakat CSR
cenderung loyal terhadap perusahaan. Ternyata konsep ini juga berlaku di kalangan
akhirnya mempersembahkan sepuluh kaidah untuk pasar yang peduli.8"
lnti dari sepuluh kaidah tersebut yaitu kepedulian atau kemanusiaan di dalam bisnis. Penerapan CSR merupakan salah satu usaha perusahaan untuk menjadi tetangga yang baik. CSR memang tidak memberikan keuntungan finansial dalam jangka
akademisi UGM. Sejuml ah 3't% responden menyatakan setuju dengan pernyataan, CSR perusahaan rokok di bidang pendidi-
pendek. Apabila perusahaan melakukan
kan akan memengaruhi pencitraan saya
gram-program
terhadap perusahaan rokok. Namun, 3t% juga yang menyatakan ragu-ragu. Semen-
sebagai investasi, laba berkelanjutan dan
tara itu, z3% responden tidak setuju; 8%
jutan laba tak dapat dijamin tanpa ada
sangat setuju; dan 6% sangat tidak setuju.
keberlanjutan lingkungan dan sosial.
program-program CSR, keberlanjutan perusahaan terjamin. Oleh karena itu, proCSR
lebih tepat digolongkan
strategi bisnis perusahaan.e Keberlan-
Kecenderungan tersebut diamini Drs.
Hendrie Adjie Kusworo, M. Sc, dosen llmu Sosiatri UGM. Sisi altruisme perusahaan
Legitimasi
dapat memengaruhi tingkat konsumsi.6 "Misalnya, ada dua produk dengan kuali-
encitraan lewat
tas sama. Akan tetapi yang satu diproduksi
dukungan. Mayoritas responden
entitas yang jelas-jelas membagi keuntungannya pada rakyat miskin, pasti kita
atau 79 % mengharapkan kontribusi
cenderung memilih yang kedua kan?" tutur ketua Forum Sepeda Hijau Jogja ini. Lewat konsep altruisme, David
C.
CSR
berbuah
berkelanjutan bagi kegiatan akademik melalui CSR tersebut. Hanya 6%yang menolak kontribusi berkelanjutan dari
CSR
perusahaan rokok. Dukungan yang diberikan mahasiswa ini menguatkan legitimasi
Korten menerjemahkan kembali pemikiran Adam Smith tentang the in-
akademisi UGM terhadap perusahaan rokok.
visible hondl Adam Smith dalam
Upaya perusahaan untuk mendapat legiti-
Ko rte
n (zooz: 182-18 4) berasu
m si,
"Orang yang perdagangannya mem-
berikan kepedulian kepada masyarakat tak ubahnya tetangga yang baik. Dengan menjadi tetangga (baca; perusahaan) yang baik maka masyarakat
S
,u**AL
BALATRUN*
masi semacam ini dimulai pada era pascakorporasi.'o lstilah ini muncul sebagai reaksi atas
fenomena kapitalisme yang mengakumulasi modal. Menurut analisis Karl Marx, dalam sistem kapitalis terjadi dua proses yang berlawanan. M. Dawam Raharjo, dalam Esei-Esei Ekonom i Pol iti k t ako rta, mengu ngka pkan,
Y*iq.
r&d]:dr
{Wakem 5i**t91 t{S*eâ&#x201A;Ź}s *aed tli$li&
"Di satu sisi, proses peningkatan surplus value (nilai lebih) akan berlanjut dengan proses akumulasi modal,
monopoli dan konsentrasi industri. Di sisi lain, proses peningkatan nilai lebih akan berlanjut dengan proses penu-
runan tingkat upah, makin kecilnya
tingkat laba yang selanjutnya mengakibatkan proses pemiskinan, menurunnya data beli, pengangguran dan runtuhnya,perusa haa n-perusa haan kecil yang tak mampu bersaing.""
Akibatnya, muncul tuntutan masyarakat untuk mewujudkan sistem yang lebih adil. Jika tuntutan ini tak diperhatikan maka
legitimasi perusahaan dari masyarakat berkurang. Pun dengan laba perusahaan. Joko Guntoro menyatakan, CSR merupakan
alat untuk mendapat legitimasi sosial." Legitimasi menurut Suchman, dalam Guntoro
(zool ;zo), meru pakan generalisasi persepsi bahwa suatu tindakan dari sebuah entitas
disebut layak menurut sistem norma, nilai, kepercayaan, dan pengertian.t3 Sejumlah sistem tersebut dikonstruksikan secara sosial. Legitimasi dapat dicapai lewat tindakan yang bermanfaat langsung bagi publik. Ada tiga cara untuk mencapai sebuah legifimasi, yaitu konsensus elit, analisis rasional,
,,,.
l.,::r:ris*,:,r,,,,,,.:
W,,......
dan partisipasi warga.'a CSR perusahaan rokok di ranah pendidikan termasuk dalam konsensus elit. Cara mencapai legitimasi le-
wat konsensus elit melibatkan institusi utama di komunitas sehingga mendapat dukungan darinya. UGM merupakan salah satu institusi utama dalam pendidikan tinggi di lndonesia. Legitimasi dari institusi utama akan mem-
perkecil kemungkinan penolakan masyarakat. Saat perusahaan mendapat legitimasi berarti
juga mendapat pembenaran secara sosial.
EDr$t 43/xxlil/2810
E
I
$t$
s$uLu
cg
c'3*Sf *:rrrrrrrr,:3r:,illll*ffi
rrr,rrrrr,r,.t:
tfofsRAet*Acu
?YO !o/9
'roqxseturL't
*llffi
s+.rcrr r.orx serulu
I
CSR SEHARUSNYA MEMBERIKAN KONTRIBUSI SERKELANJUTAII, RAGU-RAGU
11% 22Ya $AI]GATSETUJU:,
33%
**turr,,,,,,,,
40% SAF6AI$ETUJU
RACU-RASU i
,:::SA|IGATTIDAK ,,:,$EllJlJU ...
,
\',*$,"
r
T|D*ilfsE?uJu-''r'rrrrr"
.'
$ET1{QU: ...
'4%. ,tlt::,.:: W
rr.:.-''l,,r,r,i:.,rlr,l]tr:,1],:r,,:,..,i,
W
l'
E
I
,u**AL
1,, -,,,,.,
RAAUiR{Gllr:
,,,,-r,? , W
.,,..,,
..r ..,,r,r,,,r,,,.
BALA'RUN'
'l ...
":'
utri,i
:8Or.
,,,,, 31e/o ,:t':,,,t,ttt.,tf,,$,.
TlsAt{,8ETUJU:,
,,. !3Yo
sa$â&#x201A;¬4t:TlFAx,,sETUJu
Ij,.,',,,,.,,,,6%
II
,l
.Mr33t&6
.
t'tttt"tttt
1%
llalla
&ds M*ksn $l*fi;{c
#e;:atlis
d*rF {$#ii
Pembatasan Asap Rokok sampai mengganggu orang lain," tutur
erokok merupakan hak setiap individu. Namun, asap rokok membahayakan tak hanya bagi si perokok tetapi juga orang di sekitarnya.
Pemerintah pun lantas merancang regulasi pembatasan asap rokok. Sejumlah 38% responden mengaku tahu perda pembatasan asap rokok di beberapa
daerah. Bahkan, 40 orang (to%) memiliki pengetahuan lebih tentang perda terse-
but. Sebanyak
zE% tidak mengetahui.
Hanya 7%ioyang benar-benar awam dengan
perda tersebut dan sisanya ragu-ragu.
Direktur PSKK Prof Dr Muhadjir Darwin. Hingga saat ini belum ada larangan merokok di area universitas. Akan tetapi, tak semua mahasiswa sepakat dengan perilaku
merokok tersebut. Sejumlah 30% responden tidak setuju dengan perilaku merokok di area universitas dan z7% sangat
tidak setuju. Sedangkan 25yo menganggap merokok di area universitas merupakan tindakan yang sah-sah saja. Asap rokok mengandung ribuan zat berbahaya yang merusak kesehatan. Tak heran,
83 % responden merasa tak nyaman den-
Tak tahu bukan berarti tak setuju. Meski beberapa belum mengetahui perda
gan asap bakaran tembakau tersebut. Hal ini menunjukkan peraturan pembatasan
pembatasan asap rokok, mayoritas
konsumsi rokok perlu diberlakukan di area
responden atau 88 % mendukung peraturan tersebut. Hanya 5 %yang
universitas. Di UGM, 77yo responden mendukung pemberlakuan peraturan terse-
tidak mendukung. Sisanya ragu-ragu.
but.
Penelitian lain juga menemukan kecenderungan selupa. Pusat Studi Kebijakan dan
Se me nta
t?
1oo/o ra
gu-ragu; 7% Itdak
setuju; dan 5% sisanya menyatakan sangat tidak setuju dengan peraturan tersebut.
Kependudukan (PSKK) UGM melakukan quick
Merokok memang hak tiap individu. Namun,
survey tentang regulasi pembatasan asap
tak semua orang nyaman dengan asap rokok.
rokok terhadap 3oo responden.'s Hasilnya,
Tak terkecuali akademisi UGM. Mahasiswa
8z% responden mengharapkan peraturan
pun mendukung pemberlakuan regulasi pembatasan asap rokok. Dukungan akade-
pembatasan asap rokok. Namun, mereka meminta peraturan itu ditetapkan terpisah dengan Perda Pengendalian Pencemaran Udara.
misi terhadap regulasi tersebut membuktikan mereka menolak rokok masuk kampus.
Hasil penelitian tersebut juga mencatat , 83 responden meminta dilakukan pembatasan asap rokok di tempat umum. Di antaranya kantor pemerintah, mal, dan
kampus. "Pembatasan asap rokok bukan berarti merokok itu dilarang. Hanya jangan
EDr$r43r(Xilti201t
E
-
SANGATSTTUJU
i0 % t' DAERAH {PERDA} stiuJU
$A'AMENGETAHUTRAN.AN.AN PERATURAN TENTANG
PEMBATASAN
AsApRoKoKDryocyAKnRTA ATAU DTDAERAH
LAIN
SAYA
TERGANGGU
A$AP ROKOX
sANGArT,DAKSEruru
z%
/l (
KONSUMSI ROKOK HARUS DIBATASI
E
JURNAL BALAIRUNG
ffi
SANGATTIDAKSTTUJU
.,,,,',,,,,,'
l,Lorrru.,u
"':',,t:,* -;"*
23
0lo
38%%.ry.*W\ "Z|V;" RAcu-RAcL
?ak Ad* Makan Slang
Kesimpulan
Korelasi
D
:::"?:
6rattt dari 45R
::l IT: J
:
n:ilIH:: "
I
dan fenis kelamin, status Perokok' pencitraan, dukungan atas pembatasan asap rokok, ketergangguan' Uji korelasi bertujuan
menemukan hubungan antarvariabel' faktorDengan demikian dapat diketahui faktor yang memengaruhi suatu variabel''6 penerima Tidak ada korelasi antara status signifibeasiswa dan semua variabel' Nilai semua kansi antara status beasiswa dan status variabel kurang dari o,o5' lni berarti beasiswa responden tidak berpengaruh pada pencitraan terhadap perusahaan pemrokok. Begitu juga dengan pendapat dan batasan asap rokok di universitas ketergangguan terhadap asap rokok' Status Lain halnya dengan jenis kelamin' identitas ini berkorelasi dengan ketergangcenguan terhadap asap rokok' Perempuan derung terganggu asap rokok' Sebaliknya'
laki-laki relatif bersahabat dengan asap rokok. Nilai korelasi antara kedua variabel disebesar 0,24r..'7 Namun, hasil berbeda dapatkan ketika jenis kelamin dikorelasikan pencitraan terhadap perusahan rodengan
pada kok. Jenis kelamin tidak berpengaruh
pencitraan terhadap perusahaan rokok' deStatus perokok responden berkorelasi perokok ngan semua variabel' Responden
cenderung bersahabat dengan asap rokok Akan dan menolak pembatasan asap rokok' mereka tidak terpengaruh pen-
tetapi,
citraan perusahaan rokok' Hubungan antara dua variabel tersebut sebanyak -o'184''8
ain Produk lain CSR' Akademisi menentang keberadaan Produk lrokok. Penolakan itu terbukti dengan
I I
dukungan mereka terhadap peraturan pembatasan asap rokok di universitas' juga berpendapat' Di sisi lain, akademisi perusahaan rokok seharusnya memberikan sosial' sumbangan terhadap lingkungan Salah satunya lewat CSR berkelanjutan
di bidang pendidikan. Fenomena ini menunjukkan inkonsistensi sikaP rokok' akademisi terhadap perusahaan
teori pilihan
Dualisme sikap ini membuktikan E' Colerasional yang dicetuskan James
perilaku man.'s Teori tersebut menjelaskan' pada suatu atau tindakan manusia mengarah keuntungan atau hadiah' serta rugi
tujuan,
atau biaya. Tujuan serta tindakan tersebut (preferensi)' ditentukan nilai atau pilihan ini Dua unsur utama dalam teori Coleman daya adalah sumber daya dan aktor' Sumber atau dalam konteks ini merupakan kekuatan Sumber sesuatu yang menarik perhatian' tudaya tersebut digunakan untuk mencapai juan yang dapat dikontrol aktor' Sedangkan' aktor merupakan individu yang mempunyai
tujuan dan memakai sumber dayanya untuk mencapai tujuan itu' CSR dan akademisi merupakan aktor. Sedangkan, faktor mateyang dirial yang diberikan CSR serta ilmu akademisi merupakan sumber daya'
miliki
tindaBasis minimal untuk sistem sosial kan adalah dua orang aktor' Masing-mayang sing mengendalikan sumber daya
menarik perhatian pihak lain' Perhatian yang satu orang terhadap sumber daya dikendalikan orang lain membuat keduanya terlibat dalam tindakan saling membutuhkan dan sistem tindakan'
EBtsl4sr(xltyzfi0
E
Perusahaan rokok sebagai pemberi
CSR
berinteraksi dengan akademisi. lnteraksi merepresentasikan pertukaran kepentingan dan pencapaian tujuan. Universitas *ii*tp.r;
berkepentingan untuk menunjang kegiatan akademik. Sedangkan, perusahaan rokok
liltti:gt
berkepentingan mendapatkan legitimasi
',:,iiidBf
akademisi. Pada akhirnya, bagi perusahaan
,
proses interaksi tersebut menjadi alat keber-
]]r:.,.3iSi\lsrirtjrii\;aii
langsungan laba berkelanjutan. Bagaimana-
;:::4tAffi.PLPq1Y:1
pun juga, CSR diberikan tidak secara cumacuma. Seperti apa yang pernah diungkapkan
Adam Smith, "There's no free lunch.'o"
|
l dt6!:
|
;'; dem dem$lffitis; iilft tit;r@blliil*:$;(ffi
.rnarii&6ti.ffiltd]ffi t :
b*n*iair,pii*iiRhiuu-
rrrl:,Fa:n€bebqga$rrrg-rtdi!$tjn,i,,bilkairareD,rti,b.6rh$gl,gtitirk,,
,,,
qdi,r$pe
m
€:i!lp9t
!$liihl*eie
i*i1,ffi;t*61&:,i,::,fi6.: jehte{aarni<eseli('q t!qll;]]l
q.ElLrk rlB$sabdi dgtgqjlli rn ;.:,libl,:@n,,sy,alt,,kt?c!g}!-lawaU ;
bebas dan bertanggLhg
senagai masyarakai
t,rrtivang""p'dii&t tl{6tpQr;3i,.:,p;il&,i:6uuirrir ha,n,€it ri,rt hwar,l ',,Sem b'qya{\liwaktu a d al a h,itisiil4{rrrrt€l a h, beii&ahrrrrrw*n :. r,
! sepelrx:::*&s.:
:,
'
Bes{f:'1j6M;:
i i:i
Fi(,'USM, qlcn Pusit,Stqd,|Ke?'_endudvka'n,daiiXebiilkan
Puqq1,,3sl4:4aj$rin ernrrrrrRelryrtarl::'K€liCfrnlat1
:lUGMrrrrtBltang,r,:Prihlika'qi Diikui'li:Kon!$versi,,rle6i;;O
:::'Rs-{<skl$tdra.igctr har Pcty4kii:da,n Pe*trit:bi:iihrn
; :':':: :,:,:
..:.',: $kd:ilijlfj;,5abt*..31',:,:lt4ei:2oa8];:.' p n iiatfll:af. *e an*in::f1{tan.q.',iip*ii i al l'$;'6 i 6; i ; 71 ,,,,,,,di*liies padat,l:$Mei 2dtlS,i "46. meniaiirni piosram: Si :,rnon penAii.ma 2
'r?Mrrhasiswrrrrvrn€r
]rbetiiiawA di"S]tAkdFU,nivei5ilat,:-
.:::
-,'r',...,r.rr:r :.i:lrrrrr,,:,. '':..a:.
,::aaa::::::,::.:::::::,.
.ke,mahasiswairh
:::45UmbCir,,,:rdata:t:,,&,gd/|laii'....,.d:.iral(totat_.
U@l'rrrr,&espqnd"n'::p&--'-' beasiiini,r,,teisebulil,.l terbSCii
menjlNiiitrresporidilii bener,iriid,,beasiiw6:dnti:lP7::l
,:,Djai!inl, Plitetei.Salnpiierna,tuqt'da!i9a,,,::ifirii
PillrrrrGu-
6A
a.6sl,-68fu ?l&insin6;ta;a;i$.
.'i?Si:Sl:e,ei{;e:i:rrpada'i$:lunir':br6 e ni.l., ',;|t&lial1 :,:,Aarupaka n iieen dl ll:6q1,,;;;; ^lm ' iiriiigkanlllkdpdntitE n berslrmeii.omrsiFeig?/sqhd-is,,lr,rl ltr,,r,.,. . .,,..,,,lrillllll:::,,.,1r::.,::,::,,:,r,;rl,::lt,:-
,]t,&r1e$fui Ceta('ni*Efi6e.i€66irBfla,i,,F,uitrke,,,,,.,=.,],],]']]]]]],,]]"]' :,.,.7Adi4:,A,shij1i::::trre
:,kefr.*q:k
n*
uGtnata&n,G ai
,,lili.d
tingt'n ttktEiliffitiatnen*in
nyiiiiir'bailgkd:iqll€r,p..*esiip
:':::.::i:r'erj@ ,hg:.:a.Inaiyeraka$]:lrr,m .
zte n$lrm i tLd€rAi9:::::akanl,l]eri
eingan,',,,tkonsu'inlti:
,,1,,,651i1r6!il,:rlmhiqkan'ada
e
nylii m baNanr$lta' jadi:
egr:ntui::..ta:ngeiiher ja
rper{tte,hagn,,,r.n!*k$eny€l$i ba* gm
.,,.
Iagi,,,,Bqcarr,lrr,Det!4:111C,.
j
n,,,m
i
nairrrkiiitggmen
iin:,:,2&2,,IlgP-a.sl4o$brste,,r,
.:t,vvqii$iirlarrrta'l*ttrsrii.oboi:ii;a66i4it&..:',:j.rtl]mltdil::::::::,:, "
$wia,&*a#,t
ru.N'l i a&1 e4 ::sapi' trifr*iA:ey*zreiie.:,,
:::;bul yalnipei:ta1f1$11:1i \n]l:]fd]hidiJpan sehaeai,lrj<Urdrn, K6diiil'' b6h?irkah,:::N1yd::::i4dra.l:ig pqiltian: Ke:,rrr ::ijgarrrrda hDlgrkan: peiiila haantva6g::lb$ke16,: m$n usiiir: rr,6|eNgak€huJdbi'i(i'eerfifur,6fi:t g;:,
j*lrlt
rlrll
:',',&n:,,1
r,kan keadi tan':,:!Gti&A:,,.FtAAmq_Ra.rt::Wtq&i*ga1i penu,h. ::""'&944.,i:,1,:,'':*pr9i$rrr"unlij!' , hgib'6i$f:::lgensfehu4:na.jld:t1::::
$knnlbei'.i:l(et{&fu /";**'f*"@m#deA:::::iwisimr.
t sEl
r
trrigat*:rildi,trtsj,jiiaten$A$:pwttt)t1firp, $@.ql!f1beR5j*,rdain,:: r:ihjd*$ilidalem:€ararrrrYa*gr,:t'id!:k:::menirnbu.lkah,:,:dampai<,' 11,;peg{:$f
;unzuAl E*LA|fiuNG
berjangke,,:plnjing terhqdqp rrfingkrngai,,.'
.::'taneg*lt6'/itti;ia,bbt',leni1!
Pdrili'i
:setft_ot:,kn ps?asi.Ai?'rn,riehi nF
:...b{tlkaii:*t|ku:r}den.le'bih besa:rri!'ihada$teiaiiiliaAistruk
...tura*dfig dipertu,karniurpqvCr:itli':a,ka,n,jlfi€nguntnngken :::::i&iiry,:g.lmnprliii,.':',:,.b4*:.$,elytqh1irl.:,|,,.,.i'6tti,E.,..bgj,taftgguni . jii;;tiab::(a**id.,:,:c. {qrleai.;: :,16152. The' Poii:tu'iporote :,:,:,llll!?iild.'ldli6i:t€zlbyasan oboit11,ir$binesia:rr,Hliin."'i64q78)
']1M; oavrimr,rnali*r,ujs', rg8-}irrrrrs ei:e.sei: tidtomi Pontik j okdf{s t:, !}' &ES.,,lt,HI iii:'rrrl'64.-:!.95,,r,l1,Kilti k t€rhada:p':'r'M a rx::,::i$me da,nrrrrM4ixis,me sebaBai.. Kritik,ler.hadiip Peabert: :r.
.:)1j1ang,"'Gaf.arr.-....:::::,::::::::,..,::,..,.,-'r'.rll.tl1
::::ry:tu: l/,\)lis a.
]aui "waktu.]]iu&t| kehiduipaniitrFii$iet<nvat**Ndiin ,lioil,tlrt,'jii*Inj,tg!ffi daz saqiraA:::"ffie1,;11;6.5$1l1,hGli$ar
di:ir;*rlr,,,se,,Bli$*ld*#bitaOg]$jii$*,, l{,
gUA.an KarFit8lj
.]lb ''
ft a
il;::..:..,.:.:::.:,::,,.:,::::..::r,,::::.t:
unt&s,DSltm,,!fu1p6l-&rforpomte Social:
rijjbh,' Meniiiiip
tffte. giqffiA'd:tnsiijl;,'{5iudi:fu lns.pids
Ek*,V,1&9.*i::::,:Daqd.g.:Ri$ti'r,
Prr" rNe!v*!dn!,,,, Nqsair TeiE&:(A;,
t,r,t(6C.,,Riipt n&utiKlB]::5.Urt;ba14{i$:Jl€M,
..,isosiatiir,z0o}lhl:i1j;::21 19,:|
biiA::::'iiiiii,::t6::::,;-'..'ii
,!.cibrd:41i;:a
j::::::r::::,r
..
;'.
rrrYbg$akrft ,,,l lmrtl
..',:
lrllllllllll:lllr:,l:,, .,,l:'llllllrrrrrrrrrr,,,r,.
..
.1sh$,/1 $aots_ttltta*llliiiesirmf
aia*ies.faAa
:'::..13:Atilli:::21:'::",:lr:uutii,,,,,,.,,;]:]:-:]i:.ti..,,,,,
,l6o*ilrruaiilnita
:iii:ii4-lp,Aiieailhrrr
jikanii}illii#i.fr .
.:kari.wi:,,,,1,t&rl0ii:.:kuaia'iicllliilSri v,,17':;#agd;:::,,. ,&tii,,::Bu-
ruh
Rokok Jogja Mondul.
lllie ma.kin.
ni la i.rl:kqrr Ai,i,,::m
"':'sub!l,6s8_n,:l'riii*w}iabel
-
ntrruhirrrnollTrnt il
ktA,:,,,.
eiii
Anda tentu tahu Jakarta, pusat ekonomi
dan pemerintahan lndonesia. Deretan perkantoran multinasional, mal-mal sampai monumen nasional menjadi magnet bagi siaPa saja Yang gemar wisata kota.
ltffilllt, $llllffiilnH ffinfiBIt[R-Slt[R
BTRIIUilUTSff
tRltfiRT[p TEMuKAN JAwABANNYA ur
nlllvnru 'l{1
ilP&TS &{#&#$}*lt$
ii$*S$"$S"ll1*4:}
$t#K{:tit{ H*$i$Sffi
Editor: lndra Hari P I Infografis: Warsini Handayani llustrasi: M. Rizal Abdi
Arif l{urniarrah$!am Mahasiswa Sastra lndonesia UGM. Saat ini sedang bertarung dengan problem "psikologisnya", baik itu berbentuk skripsi maupun hati. Baginya, segala hal perlu dinikmati bukan ditegaskan dengan bahasa, sehingga setiap interaksi harus dimaknai sebagai "manfaat." Bukan "terikat."
Kaum lntelektual rnerurpakan "deputi" dari
0mpok dominan Yang menjalankan fungsi khuus dari hegemoni sosial
dan pemerintahan sosial
{Antonio Gramscl}
erbicara rokok, maka imajinasi kita tidak bisa lepas dari fakta sosial sejarah yang membuatnya menjadi Penting. Selain legitimasi kultural yang menjadi asumsi, relevansi sosial-ekonomi-politik yang melingkupinya pun menjadi sederet kajian yang pantas untuk digali. Pantas, jika
Kuntowijoyo mengatakan bahwa sejarah sosial mempunyai bahan garapan yang luas
Dalam daya kekuatan refl eksi
diri, pengetahuan
dan kepentingarr adalah 4 14.. )dtu
{"!urg*n tlabermas}
dan beraneka ragam karena mempunyai relevansi dengan sejarah ekonomi sehingga, menjadi semacam sejarah sosial-ekonomi.' Salah satu hal yang perlu disorot adalah regulasi yang dibuat pemerintah terkait rokok, PP No.
81
tanggal
S
Oktober tggg
dan PP No. tg Tahun 2oo3. Muncul asumsi telah terjadi korporasi yang dominan antara negara dan industri besar melalui legitimasi moral "intelektual kampus". Tujuannya memonopoli pasar agar konsumen mengarah pada produk industri besar sehingga melahirkan cukai yang melimpah kepada negara. Benarkah demikian?
fDt$t ffin(xilt/z01r
E
st5sd6&,a&{t{p&*
menggunakan daun enau. Di Jawa Tengah,
tembakau dicampur dengan bermacam rempah dan getah, termasuk pala, kayu manis,
dan kemenyan menurut selera perokok.s Pasar untuk industri rokok yang diproduksi
oleh orang lndonesia, yaitu jenis rokok gulung banyak dikonsumsi oleh orang lndonesia sendiri. Produksi ini dianggap menjadi
simbol perlawanan dominasi rokok putih yang banyak diekspor. Perlahan-lahan proses
perubahan rasa pun dilakukan dalam proses meramu. Ada campuran cengkeh dalam
Rokok Produk lndustri yang Dilematis Sebelum mengupas lebih jauh, mari me-
tembakau, tujuannya untuk menyesuaikan lidah orang lndonesia. Selanjutnya, rokok baru ini dikatakan kretek karena ada suara merintik yang terdengar ketika rokok dibakar.6 Produk
ini menjadi komersial ketika
nyimak proses dialektika sejarah rokok.
penjaja duduk di tepijalan menggulung
Menurut Barthes, kajian sejarah penting
kretek untuk konsumen yang sedang melin-
untuk melakukan demistifikasi ideologi dari
tas. Selera kretek kemudian meluas di Jawa
sebuah kebudayaan dengan membeberkan
Tengah dan Jawa Timur. Pada permulaan
asumsi-asumsinya sebagai ideologi.3 Tem-
abad ke-zo, industri ini menjadi sumber
bakau sebagai bahan baku rokok berasal dari
pendapatan untuk wilayah tersebut.
Amerika, sebelum dipopulerkan orang Eropa pada bangsa-bangsa jajahannya. Di lndone-
Sekarang, lebih dari 20 juta penduduk ln-
sia, tembakau pertama kali dibawa pelaut
donesia bergantung pada industri rokok.
Portugis yang melakukan penetrasi dagang.
lndustri rokok diperkirakan mampu mem-
Menurut data, sudah sejak t6z4 tembakau dihisap raja-raja Jawa di Mataram, tetapi
berikan masukan 90 persen dari total cukai pada t998 yang mencapai nominal Z5 triliun
dipastikan belum menjadi barang konsumen
rupiah. Kondisi di atas belum termasuk
bagi rakyat jelata.aSelama masa politik liberal
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
kolonial Belanda, yaitu pada akhir abad ke19, tembakau menjadi hasil perkebunan ter-
Penghasilan (PPh). lndustri rokok juga men-
dorong peningkatan surplus perdagangan
penting di Jawa Tengah, Jawa Barat, sebagian
komoditas tembakau dan hasil olahannya
Jawa Timur, dan Deli Sumatera. Produksi je-
yang mcncapai t47,79 juta dollar
nis ini, khususnya cerutu menjadi langganan
Sumbangan yang sangat besar terhadap
ekspor ke luar negeri. Pada waktu yang sama, produsen lndonesia banyak yang menanam
negara ini, tidak selaras dengan kondisi
daerah penghasil rokok. Hal ini sesuai de-
tembakau untuk memenuhi kebutuhan
ngan amanat UU No. z5 Tahun 1999 tentang
dalam negeri. Di Jawa Barat, tembakau keras
Pengaturan Cukai Rokok untuk Pusat dan
digulung menjadi rokok yang tipis dengan
Daerah. lsinya menyebutkan cukai rokok
p
,o*tAL
BALATRUT',*
AS.7
q.rllryttYs,
$*6sN$p{:i!}L*
{M*#sT${l $t*S#K
&ffi $,&ffi
masih masuk ke kas pemerintah pusat. Aki-
industri rokok PT Djarum memberikan cukai
batnya, beberapa daerah belum menikmati hasil cukai rokok di kotanya sendiri. Dari
sebesar 6 miliar rupiah. Anehnya lagi, realisasi PAD Kabupaten Kudus pada 2ooo tidak
data Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok lndonesia (Gappri) disebutkan bahwa pada
mencapai
lggg/zooo, nilai hasil cukai rokok di seluruh lndonesia berjumlah 9 triliun rupiah. Tentu saja, seluruh cukai rokok itu masuk ke kas pemerintah pusat, Pemerintah Daerah
(Pemda) hanya mendapat realisasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak daerah
(pajak reklame, air bawah tanah, sampah, dan penerangan jalan) dari pabrik itu. Sebagai contoh, pada t999 Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kota Kediri mencapai 7,t4
miliar rupiah. Realisasi PAD tahun anggaran 2ooo mencapai 6,'t7 miliar rupiah. Sementara, realisasi PBB di kota itu pada t999 dan zooo masing-masing telah mencapai 5,46 miliar rupiah dan 5,95 miliar rupiah. Dari sisi PAD, PT Gudang Garam, Tbk. memang menjadi kontributor terpenting. Pada r999, kontribusi PAD dari
PT
Gudang Garam, Tbk.
untuk Kota Kediri mencapai 28,47 persen, sementara pada zooo kontribusinya mening-
to miliar rupiah, sebuah anggaran
yang relatif kecil dibanding cukai yang di-
berikan PT Djarum Kudus kepada Pusat.e lndustri hasil olahan tembakau dengan produksi utama rokok juga berperan dalam sektor lain. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek. Untuk penyerapan tenaga kerja, diperkirakan industri ini menyerap 5,5
juta pekerja, antara lain: z5o ribu bekerja di pabrik, 2,5 juta bekerja di sektor pertanian tembakau, t,9 juta bekerja di perkebunan cengkeh, 1.150 berprofesi sebagai pedagang asongan, dan 585 ribu orang bekerja
di sektor distribusi.'o lndustri rokok juga mendorong berkembangnya industri dan jasa lain seperti percetakan, periklanan, perdagangan, transportasi, dan penelitian.
Walaupun begitu, kampanye antirokok demi kesehatan, meningkatkan kesejahteraan buruh dan petani tembakau, merupakan tantangan yang harus dijawab dalam kerangka pengembangan industri nasional.
kat menjadi 42,5 persen. Kontribusi PT Gudang Garam, Tbk. itu diberikan melalui PBB (985,6 juta rupiah pada 1999 dan 995,48 juta rupiah pada zooo) dan melalui pajak daerah
(t,o5 miliar rupiah pada 1999;'1,63 miliar rupiah pada zooo).8 Kudus pun sebagai salah satu produsen rokok mengalami kondisi serupa. Penerimaan cukai rokok dari PT Djarum selalu mengalami peningkatan antara 15-53 persen tiap tahun. Penerimaan cukai rokok
tahun anggaran 1999-2ooo mencapai t,7 triliun rupiah atau meningkat 52 persen dari tahun anggaran sebelumnya. Namun, Pemerintah Kabupaten Kudus masih mengeluhkan tidak adanya kontribusi langsung industri rokok terhadap PAD. Padahal, pada t998/t999
EDlst 43ixxilt/201r
n
#FeY& frr*###!3#{-? *li+ll}#ST#ll $q#K#ffi
$$ffi$&*?
nufaktur kapas menjadikan lnggris sebagai negara maju dalam perkembangan industrial.
Bonaparte. Akibatnya, negara kuat mampu mengontrol seluruh aktivitas politik dan eko-
Kedua, Prancis. Bagi Marcuse, tujuan revolusi
nomi masyarakat. Negara menghalangi aksi bersatunya kaum borjuis dengan cara me-
Prancis adalah menemukan tempat istirahatnya dalam proses kapitalisme industrial.'4 Wajar bila kemudian produk industri yang
semakin meluas mampu menyediakan sarana penting untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berbeda dengan lnggris, revolusi Prancis pada t789 merupakan usaha kaum borjuis Prancis untuk menggulingkan tata aristokratik rezim lama dan untuk membentuk sebuah masyarakat yang berdasarkan prinsip-prinsip kead ilan serta kebebasa n.'s Revolusi berhasil
menginstitusionalisasikan perubahan poli-
tik sebagai sebuah kelengkapan organisasi masyarakat. Revolusi di Prancis membu-
tuhkan waktu lama. Rasionalisme sekuler sebagai prinsip berpikir dan bertingkah laku sebetulnya telah berkembang sejak abad ke-t6, tetapi kondisi ini belum membuahkan revolusi. Abad ke-t9 situasi politik Prancis berubah, posisi kuat pemerintah yang di-
ngooptasinya ke dalam rezim yang berkuasa. Semangat republik di Prancis bangkit kembali pada t83o, t848, dan t87t, sebelum kembali dihancurkan oleh pemerintahan yang
berdiri pada periode berikutnya. Beberapa hal yang berhasil dicapai dalam revolusi Prancis, yaitu kontrol harga, partisipasi
dalam pemerintahan lokal, dan kemerdekaan para budak Afrika. Perubahan-perubahan konstitusional yang menjadi hasil revolusi Prancis pada t789 secara kuat memengaruhi pemerintahan monarkis, imperial, serta republik yang mengikutinya di abad ke-19.'6 Ketiga, Jerman. Perkembangan ekonomi di
Jerman tertinggal dengan lnggris dan Prancis. Kelas menengah Jerman yang lemah
dipastikan tidak bisa memikirkan revolusi. Memang muncul perusahaan industri di beberapa wilayah, tetapi masih berada dalam
pegang oleh kaum borjuis liberal merosot
mekanisme feodal. Jerman diidentifi kasi
akibat menguatnya kekuasaan otokratis yang ditandai dengan munculnya Napoleon
mengambil bagian restorasi Eropa modern tanpa pernah melakukan revolusi. Abad ke19, Jerman
terkomposisi atas negara-negara
berdaulat yang terikat dalam agregasi. Kondisi ini berakhir ketika Prusia mampu mencapai persatuan Jerman di bawah kepemimpinan Bismarck. lndustrialisasi Jerman dimulai se-
belum terjadinya unifikasi politis, tetapi momentum besarnya baru berlangsung setelah
t87t. Proses industrialisasi Jerman dimulai dari perkembangan segala sektor ekonomi, kemudian migrasi berskala besar, radikalisme sosial (dianggap ancaman terhadap wakil rezim aristokrasi lama), hingga kebijakan sosial dan ekonomi kekaisaran Prusia yang
lebih responsif terhadap perubahan yang sedang berlangsung. Kebijakan ekonomi
â&#x201A;Źwx$t
*s/xxil'1z{tIr
m
s{.$ffi#& &iaM[5]a!
modern Monarki Prusia awalnya berlangsung di bawah pemerintahan Frederick lhe
untuk mengekploitasi tenaga kerja untuk. menanam produk-produk ekspor, rokok bisa
Great. Jerman diidentifikasi belum pernah
menjadi contoh. Pun dengan periode Orde Lama dan Orde Baru, pola hubungan ini
mengalami revolusi borjuis yang berhasil. Sebuah tata otokratis yang kuat, beroperasi
melalui kontrol birokrasi negara serta angka-
tetap dipertahankan. Kondisi yang berlarut ini diakibatkan konsep masyarakat Jawa
tan-angkatan bersenjata. I nstitusi tersebut
dalam memaknai kekuasaan.'e Anderson
mampu menjaga kaum borjuasi yang sedang bangkit agar tetap berposisi tersubordinasi.
mengungkapkan bahwa upacara adalah salah satu simbol kuasa. Semakin luas upacara itu
Negara memberikan peluang, tetapi juga
menjangkau kelompok politik, semakin be-
memiliki kekuasaan untuk mengontrol, sehingga kaum borjuis tidak memlliki kesem-
sarlah kuasa yang nyata yang dipersepsikan.'o
patan untuk menumbangkan kekuasaan.'7
Persepsi tentang upacara di Jawa sangatlah
kompleks. Selain sebagai salah satu bentuk
Walaupun terdapat hubungan historis yang berbeda antarnegara dalam pengertian
ritual, upacara juga dipahami sebagai instru-
hubungan industrial, tetapi kita dapat me-
terhadap lingkungan tidak bisa dilakukan secara individual, namun perlu adanya ke-
nyimpulkan bahwa aristokratis-monarki, borjuis-kapitalis, dan populasi pekerja in-
men kontrol pusat ke pinggiran. Kontrol
sadaran kolektif antarelemen yang dianggap
dustrial masih relevan untuk mengungkap
berpengaruh. Muncul pemahaman bahwa
fenomena hubungan industrial kontemporer. Dalam perkembangan industrialisasi,
seorang penguasa harus menghimpun benda
industri manufaktur telah berubah menjadi sektor utama perekonomian. Akibatnya,
dan orang di sekitarnya untuk menjamin kekuasannya. Hal inilah yang kemudian
sumbangan sektor pertanian dalam produksi
memunculkan konsep korporasi. Dalam perkembangannya, muncullah dua kekua-
ekonomis menurun. Lowongan pekerjaan
tan besar yang dominan, yaitu kekuatan
bergeser dari sektor agrikultur ke sektor
negara dan industri. Korporasi antara industri dan negara mampu menjadi kekuatan dominan dalam laju pasar. Dalam hal ini industri mampu berdiplomasi dengan negara dalam membuat regulasi yang menguntungkan mereka. Negara pun diidentifi kasi mendapatkan kontribusi berupa cukai yang menggiurkan dari regulasi yang dibuat.
manufaktur. Logika perkembangan ekonomi pun bergeser dari 'pemerataan' menjadi 'pertumbuhan'. Makna kebebasan menjadi sangat sempit sesuai kepentingan borjuasi,
yaitu tota literisme. Artinya, satu orga nisasi monopolistik borjuasi berpura-pura membagi kekuasaannya kepada semua pihak.'8 Bagaimana di lndonesia? Proses perkembangan industri di lndonesia selalu dikarakterisasikan institusionalisasi nilai-nilai budaya
tradisional demi kepentingan penguasa. Kelahiran kapitalisme pada masa kolonial tidak memengaruhi struktur feodal Jawa. Pemerintah kolonial Belanda selanjutnya menggunakan aristokrasi Jawa sebagai instrumen
,u**AL m*Lrunur{*
lndustri
I'legara
1t$NisSY;l&
&.*$*'il#11**$'ll Uljl$S{.$S?gilli $X*K4|}K &ffi $;&ft
yang rentan terhadap bahaya kebakaran. Kedua, Kawasan Terbatas Merokok (KTM).
kat. Masyarakat Yogyakarta memiliki tingkat kesungkanan yang tinggi, termasuk eng-
Adapun kawasannya meliputi semua tempat
gan menolak rokok yang ditawarkan ketika
umum, seperti: tempat kerja yang tertutup, stasiun kereta api, hotel, mal, bandara, dan terminal bus. Di tempat tersebut pemilik,
berkumpul bersama komunitasnya. Rokok merupakan salah satu suguhan wajib dalam
pengelola atau penanggungjawab wajib
pertemuan-pertemuan di masyarakat setiap kali ada upacara pernikahan, kematian, rapat
menyediakan ruangan untuk merokok.'e
warga, ataupun kumpul-kumpul santai.
Studi di beberapa daerah mengambarkan bahwa aplikasi peraturan tersebut tidak
Kondisi ini tentu sangat dilematis. Di satu sisi, kebudayaan merupakan aktivitas yang sudah
mampu dijalankan secara maksimal. Andriano Chaniago mengatakan bahwa Pemer-
mengental dalam masyarakat-meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum,
intah Propinsi DKI Jakarta dianggap masih belum memberikan contoh yang baik. Menu-
dan adat
istiadatj
yang perlu dilestarikan
rutnya, Perda Rokok termasuk perda yang tidak berwibawa.3o Semua ruangan yang,
melawan dominasi modernitas sebagai imbas global. Di lain sisi, hal ini menyangkut persoalan HAM yang kesadarannya perlu disosiali-
semula disediakan untuk perokok perlahan hilang, akibatnya banyak pegawai merokok
sasikan ke masyarakat. Kondisi ini tentu memunculkan kontradiksi psikologis dalam ma-
di ruangan kerja yang sebenarnya terlarang untuk merokok, banyak orang yang merokok
syarakat yang berefek pada perilaku. Terkait dengan persoalan tersebut, apa yang diung-
di rumah sakit dan angkutan umum tanpa
kap Kurt Lewin mungkin benar bahwa peng-
ditegur, apalagi dikenakan sanksi. Ketentuan sanksi yang berat ternyata tidak mendapat-
gambaran fa kta-fakta sosiopsikologis dengan
kan respon yang positif bagi masyarakat,
konsepsi yang dinamis memungkinkan derivasi kondisi yang memengaruhi perilaku.3'
bahkan menuai protes. Wajar bila sanksi
Bila pada awalnya tercipta komunikasi yang
peraturan tersebut diturunkan, dari hukuman kurungan 6 bulan menjadi 3 bulan, dari
harmonis dengan mementingkan kebutuhan kolektif, bisa jadi pascaregulasi ini dilegalkan,
denda 5o juta rupiah menjadi 20 juta rupiah.
masyarakat menjadi lebih individual. Rokok
Kondisi ini menjadi sebuah evaluasi, bukan pada kondisi ketegasan regulasinya, tetapi
sebagai alat tata kelakuan individual untuk
berinteraksi menjadi lenyap. Padahal, tata kelakuan masyarakat berefek pada solidari-
lebih mengarah pada objek yang memiliki ruang sosial kebudayaan tersendiri. Artinya,
tas antara anggota sosial masyarakat.33
kadang kondisi sosial kebudayaan tersebut
Dalam konteks lain, adanya sanksi yang
berlawanan dengan model regulasi. Be-
represif di era modern memosisikan huku-
berapa daerah, seperti Yogyakarta masih
man hanya sebagai alat penangkal. Hukuman yang diinstitusikan membuat ukuran morali-
menganggap bahwa implementasi larangan merokok yang termuat dalam perda
tas dihomogenkan. Akibat pola ini, bentuk
budaya yang masih menempatkan rokok
solidaritas yang dibangun pun mengarah pada ketergantungan fungsional, bukan hanya berasal dari penerimaan suatu pe-
sebagai bagian dari kehidupan bermasyara-
rangkat bersama dari kepercayaan. Durkheim
tentang Pengendalian Pencemaran Udara di Yogyakarta akan menghadapi tantangan
Fnrsr 43n{xill/?01-
m
ii$$&ge r*g#F4*S#Lll iru*#STSll $q*ffi#t3{ Fm$&*t
ditafsirkan sebagai suatu hubungan yang tidak hanya politis dalam pengertian sempit, tetapi juga persoalan mengenai gagasan atau kesadaran.3T Hegemoni yang dibangun oleh suatu kelas dominan sebetulnya didasarkan pada mekanisme konsensus. Melalui konsensus muncul komitmen aktif dari seluruh kelas sosial yang secara historis
lahir dari hubungan produksi. Kondisi inilah yang memunculkan pandangan terhadap legitimasi.
kesadaran yang memungkinkan mereka
memahami realitas sosial secara efektif. Terdapat dua hal mendasar yang dianggap Gramsci sebagai biang keladinya, yaitu pen-
didikan dan mekanisme kelembagaan. Untuk pendidikan sebagai mesin pencetak intelektual, Gramsci mengatakan pendidikan yang ada tidak pernah mungkin membangkitkan
Kelas minor pada dasarnya menerima konsesus
kemampuan secara kritis.38 Di lain pihak, mekanisme kelembagaan menjadi tangan dari
ini secara pasif. Hal itu terkondisi karena mereka kekurangan basis konseptual pembentuk
kelompok orang yang berkuasa. Konflik sosial dibatasi karena ideologi yang ada membentuk keinginan-keinginan, nilai-nilai, dan harapan menurut sistem yang ditentukan. lntelektual sebagai produk pendidikan menempati posisi yang penting. Gramsci menguji persoa lan kau m i ntelektual ketika i ntelektua
I
memahami kesatuan nyata dari basis-struk-
tur dan suprastruktur. Kerangka analisis ini dimaksudkan untuk menolak pengertian intelektual yang berkiblat pada filosof beraliran idealis. Kondisi ini memunculkan pertanyaan, apakah intelektual merupakan suatu
kelompok yang otonom dan independen? Kemudian, apakah setiap kelompok mempunyai kategori khusus intelektual? Terkait dengan itu, Gramsci memandang intelek-
tual bukan dari hakikat intrinsik, melainkan posisi kegiatan itu yang masuk dalam suatu hubungan-hubungan sosial yang kompleks.3e Agar lebih memudahkan melakukan kategorisasi, maka Gramsci membagi lntelektual
menjadi dua, yaitu intelektual organik dan intelektual tradisiona l. ntelektua I organi k dimaknai sebagai intelektual yang berasal I
dari kelas tertentu, bisa berasal dari kelas borjuis, kelas buruh dan berpihak kepada perjuangan buruh. Kelompok ini berpenetrasi ke massa dengan memberikan pandangan
dunia baru. Sedangkan intelektual tradi-
Km!$n
effi/xxll,lz$1t
m
I }}ti$$il$& $4&&Siffe$
sional dimaknai sebagai intelektual otonom.
karena industri kecil tidak dapat membuat
Kelompok ini memisahkan inteligensia dengan tatanan sosial. lntelektual jenis ini ter-
rokok mild, ternyata berdampak pula pada
loyalitas konsumen. lndustri besar pun takut
bungkus dalam karakter mereka sendiri.ao
kehilangan segmentasi konsumennya yang
Kompleksitas inilah yang membedakan posisi
intelektual. Hubungan intelektual tidak bisa dimaknai vis a vis, dalam pengertian seper-
ti hubungan antara kapitalis dan proletar. Dalam dunia suprastruktur kaum intelektual
berkembang sebagai agen moral. Kenyataan ini membuat kaum intelektual diasumsikan sebagai pelegitimasi produk negara, terutama dikaitkan dengan peraturan pemerintah pusat atau daerah. Bila dominasi negara le-
mah, maka intelektual selalu menjadi perisai untuk menggodok model kebijakan baru atas
'tinta" dengan produk sebelum mild. Berdasarkan data Gapri, dari zooo hingga
sudah
zoo3 produksi rokok mengalami penurunan. Jika pada zooo produksi rokok mencapai 232,5 miliar batang, maka pada 2oo1 turun menjadi zz7,t miliar batang. Pada zooz, produksi rokok terus turun dibanding tahun sebelumnya menjadi zt5 miliar batang. Terakhir, produksi rokok mencapai titik terendah sejak krisis ekonomi pada zoo3, yaitu hanya t94 miliar batang.a'Kondisi ini mem-
buat negara banyak kehilangan cukainya.
nama dunia akademik, untuk menguatkan
Konsep baru pun dirumuskan. PP No.8t
hegemoninya. Biasanya, masyarakat akan menerima kondisi tersebut karena kelompok
tanggal 5 Oktober t999 seakan tidak ter-
intelektual mampu memberikan argumentasi
intelektual, terutama akademisi kampus
yang rasional. Simak kasus Asian Agri yang
dikeluarkanlah PP No. 19 Tahun 2oo3 yang
menjadikan dunia kampus sebagai senjata
salah satu isinya memuat kawasan bebas
untuk menye rang Tempo karena dianggap
rokok di tempat umum yang diserahkan
telah mencemarkan nama baiknya.a' Terkait rokok, regulasi yang berkenaan dengan pengurangan kadar nikotin rokok dan pelarangan
sepenuhnya kepada pemda atau instansi
terkait. Merespon hal tersebut,
merokok di depan umum adalah sederet
dung membuat Perda No.
regulasi yang muncul dari wacana dunia in-
tentang Penyelenggaraan K3, dan Bogor
tektual, lebih spesifik lagi dunia universitas.
mengeluarkan Perda Ketertiban Umum.
Atas nama moral, akademisi kampus ini me-
nyerukan agar regulasi itu segera dilakukan, mengingat banyak efek negatif yang dimunculkan bila regulasi ini terlambat diputuskan. Menariknya, justru seruan moralitas dari intelektual inilah yang dijadikan argumentasi atas pola monopoli rokok. Monopoli ini
dengar lagi. Berbekal legitimasi moral dari
DKI Jakarta
membuat Perda No. z Tahun 2oo5, Ban11
Tahun 2oo5
Setelah diberlakukannya beberapa perda
tersebut sebagai respon dari PP No. 19 Tahun 2oo3, maka cukai rokok pun dinaikkan. Mulai dari kenaikan harga jual eceran (HJE) rokok sebesar 15-2o persen 1
terhitung
Juli 2oo5, kenaikan HJE ro persen yang
diberlakukan
1
April 2006 dan Permenkeu
berujung pada kenaikan cukai oleh negara karena justifikasi produk rokok. Lihat feno-
negara kembali diuntungkan. lndustri besar
mena regulasi yang dibuat, diberlakukan-
kembali bernafas lega mengingat industri
nya PP No. 8r tanggal S Oktober rg99 selain
kecil tidak akan mampu membeli cukai.
berdampak positif terhadap industri besar
fr
,***AL
EALNRU*G
No. tg+/PMK.o+/zool. Kondisi ini membuat
-ss#* Kondisi ini semakin menguatkan bahwa peran emansipatoris dunia universitas dan
intelektual organik sudah digilas. Praktis emansipatoris pada level makna sebenarnya sudah tidak ada karena para pendidik secara langsung berkaitan secara organis dengan
efek hubungan sosial kapitalis. Situasi tersebut muncul karena kegagalan institusi universitas untuk menolak bahaya kapitalisme secara tegas. Terkait dengan hal itu, Gramsci
menyebutkan bahwa kaum intelektual merupakan deputi dari kelompok dominan yang menjalankan fungsi khusus dari he-
gemoni sosial dan pemerintahan sosial'a3
ltil1,*fi{:F#!: ]}#g:lj$Y*$ F*${{:{ ffi llls:iii{
Dekontruksi Konsep: Pandangan Tentang Emansipasi Keadilan eadilan harus dilandasi sikap bahwa tidak ada manusia vang berhak begitu saja menguasai manusia lain.4 Artinya, masyarakat sendiri yang berhak menentukan sejauh mana partisipasi dirinya dalam mekanisme sosial. lronisnya, masa sekarang muncul penyeragaman produksi yang khas, yaitu industri' lmbasnya
terjadi kemiskinan global yang terstruktur. Golongan-golongan masyarakat miskin bukan tidak memiliki kemampuan untuk hidup dengan wajar; melainkan karena mereka tidak menguasai sarana hidup. Mereka
tergantung dengan golongan-golongan yang
Regulasi Publik Tentang Rokok
memegang kekuasaan. Bagaimana efek industrialisasi di lndonesia? Boeke,
menjelaskan bahwa kapitalisme membuat masyarakat lndonesia terpecah menjadi dua. Sebagian kecil penduduk
lndonesia bisa langsung beradaptasi, tetapi sebagian besar tidak. Bahkan, mereka
melakukan kegiatan ekonomi bermobilitas rendah dan terlokalisasi. Boeke menambahkan bahwa hampir semua masyarakat di daerah
kolonial memiliki nilai dan harapan yang jauh bertentangan dengan apa yang dibutuhkan bagi terciptanya pertu
m bu ha
n ekonomi.as
Cukai sebagai representasi
pertumbuhan ekonomi tentu menjadi sebuah kajian yang
rn rBrsr 43/xxilyz8rfi m
r re
${*AY& ft&4}***pSr-' $ruSr"rsYffi! RsKsK
sâ&#x201A;ŹssR
hierarkis.4T lmbasnya adalah semakin ter-
Jika teori Marx memosisikan kaum prole-
asingnya pengertian yang lebih rendah.
tar sebagai pengawal revolusi, golongan teori kritis periode pertama memosisikan
Untuk menjembatani kondisi tersebut, perlu memunculkan kehidupan bersama yang dicirikan adanya fakta individu yang hanya dapat disatukan oleh keanggotaan bersama, yaitu kebutuhan bersama untuk kelangsungan hidup. Dalam kehidupan yang demikian,
orang-orang yang berkepentingan diharapka n berkompromi. Jika dikaitkan dengan regulasi, diharapkan seluruh komponen dapat berpartisipasi dengan tidak memosisikan negara sebagai "pusat" atau "penentu', sehingga regulasi yang dimunculkan tidak bersifat elitis.
Dalam konteks rokok, bentuk partisipasi ini
dapat dilakukan dengan bermacam bentuk. Keterlibatan para produsen rokok kecil dan
kaum intelektual sebagai lokomotifnya, maka Habermas sebagai tokoh teori kritis kedua menawarkan konsep yang sangat
umum sebagai agen, yaitu rasio manusia. Habermas memaknai rasio sangat dekat dengan aspek bahasa yang mengacu pada
paradigma komunikasi. lmplikasi praktis dari paradigma baru tersebut adalah memahami emansipatoris sebagai bagian dari dialog dan tindakan komunikasi. Perjuangan kelas dalam pandangan klasik diganti dengan pembicaraan rasional, dalam hal ini
argumen berperan sebagai unsur emansipatoris. Habermas memang terkesan netral dengan tidak memihak kepada kepentingan
masyarakat dalam pembuatan regulasi bisa
manapun, tetapi secara implisit kita bisa
menjadi salah satu bentuk konkretnya. Selain itu, adanya kebijakan "subsidi silang" bagi produsen rokok golongan kecil bisa men-
menafsirkan bahwa konsep ini berpihak
jadi bentuk lain partisipasi. Mekanismenya bisa berupa sebagian cukai industri rokok golongan kecil dibebankan pada industri rokok golongan besar dan menengah sebagai konsekuensi dari gaya monopoli industri rokok tersebut di tingkat konsumen. Konsep ini minimal sebagai apresiasi negara kepada usaha kecil yang memang sering
dirugikan akibat regulasi yang dibuat.
kepada kepentingan emansipatoris.a8
lntegritas intelektual dan moral dunia universitas tergantung tanggung jawabnya dalam mempertahankan suasana kritis dan bebas bagi kemajuan intelektual. Artinya, konsep kritis saja tidaklah cukup. Jika Paulo Freire mengonsepkan'bahasa alternatif' yang berpangkal pada visi filosofis, yakni manusia yang terbebaskan. Kemudian, memaknai dominasi telah dipraktikkan lewat
Solusi jangka panjang atas kondisi terse-
kekuasaan, teknologi, dan ideologi dengan bersama-sama menghasilkan ilmu pengeta-
but adalah ikut menempatkan intelektual
huan, hubungan sosial dan ekspresi budaya
sebagai kelompok yang ikut bertanggung
yang berfungsi membuat masyarakat diam.ae
jawab atas terbentuknya korporasi, tidak
Maka, konsep "bebas" pun perlu diaplikasi-
lagi sebagai subjek yang otonom, tetapi
kan. Jangan sampai intelektual dijadikan
sebagai bagian dari masyarakat. Artinya,
stempel" untuk melegitimasi regulasi yang
perlu dirumuskan landasan epistemologis yang mendorong sesuatu yang praktis de-
justru menghancurkan masyarakat kecil.
ngan mengalamatkannya kepada golongan
intelektual, khususnya dunia universitas.
'tap
Langkah awal yang harus dilakukan adalah
mengenalkan keberpihakan kepentingan emansipatoris kepada intelektual. Artinya,
snt$r 43/xxmt/201r
&
]l'#Nse
&&j;$il]*&$
kebebasan intelektual harus dipertang-
gungjawabkan kepada kelompok yang termarjinalisasi secara akses. Tidak lagi memaknai intelektual sebagai agen perubahan secara otonom yang selalu mengarah pada isu elit, tetapi memahami intelektual se-
bagai seorang pekerja yang hidup, bekerja
dan beremansipasi di tengah masyarakat. Konkretnya, seorang intelektual tidak lagi
muncul di kampus tetapi muncul di tengah masyarakat, bisa sebagai petani, buruh, pelaku industri kecil, dan lain sebagainya. Kemunculan sekolah-sekolah tandingan dengan mendesain kurikulum yang berpihak
. 4-5r
kepada buruh, tani, dan pelaku industri kecil bisa menjadi alternatif. Dengan kemunculannya di tengah masyarakat, keberpihakan
intelektual pun diasumsikan jelas.[]
'aJ6ii1l.
ir"iiriill,,:
.i',rr,.,
,lri
''*'8-i*is:(eririiillai:ifn,&q.*yaA:ii'Ju-{etSq*.hl$t:.'2. ,.i
ai ,,lililrrstf
),::,,,,:,,,::,:
i:kd{ds:17.&zleh::::ia6 ii,&iil6,kld$i\9ifl.:?:,,'rr,tr:
:: mod€l ktaF;fi
€rtiiliki:r:5rkt:l€&i*trirb[iii]l::iririib na,N:,
r:,
,:, darnlriberyenga*lirrrtbagj,,penddpatan':aukei.i':;egi^,i:ri'i:
,.::,::,:.Onal:'piiTilL;af,i6an:peiU:l*,Ct:ii:,,r1Uik.,.&a',:,6;..','
perti PT Djarum, PT Gudang Garamfbk., PT H. M. Sampurna, Tbk., dan PT Bentoel dapat -,.d.!$en'ffikiti:.bagi':t4:::da.f.r.&1as...tr]ia::.:t::::::::::::.'t.::':'::"
.:":::::t::'::::::::
,,rrrilllliidustil irrrltadalahrjiitl{ittririioka(s€tcali,,,rrrl ':',:rnad :llLeryeWrh, i9?nya:r:hAii$$':rberadll:ri?}: piediA.ley4l::de|srah.'Aristidijai:i1tft;'ldji{iiiifilfilff'fi!]i ,r:rr,
:::.:,:
tn Etrl lunt'lAl :
BALAERuffG
s"|1P&TS
{H*&ll*tr#it ]ll!q*#s?iiqi $a*K#{ $aiigsR
i*sni :i m€iitrrrdaii
iNili6ierrrrr*tr,:::::l
,,,,9g., ...
Notebooks. New. York: lnte
|
;::::gu
i!{:,,,,'t
blilh€rrrrrrrl:l]:
hlm. rz.
d
Baca Frans Nilagnis Suseno. r Kahteks. Jakarta: PT Gramel hlm. ro5.
llllll:l:a.6r:rr:'i'.lllllllr:t
::r,,:.N:::EaC{:Fr
.,rrrrrr:.rFi{s::SaaIgxr:.: ::,,,Lfl$U&;s
*irrrBerSffia,iiEiil'El
=illlger3ffC
,,a,..,1'.:.:.:a.:8;'i;tfu-::g?nk,t1t'in
llr,.
44llDliii,*Itti:1l*Ei;
Enrst 43/xxHv2s1r
s
Rokok dan Tindakan Merokok: Antara Aksiologi, Kemanusiaan, dan Industri
dr^i tr, I t\I
l.
I
^(t --$t{
1..
m
ill
T
,runmAL BALATRTJNG
t\\
\l
I ffilrxfuerk e$aglr Ytrrudmk*x frSer*kr*$q
Editor: Rifky Firmana I lnfografis: warsini Handayani llustrasi: Ade chandra
&usthaN? Abqary{ la baru saja menyelesaikan studi di Fakultas Filsafat UGM. Saat ini ia sedang berusaha agar di kemudian
hari tidak menjadi salah seorang dari satu miliar orang yang diprediksikan akan meninggal karena rokok. la
dapat ditemui di kelindonkoto.word press.com
pakah rokok dan tindakan menghisap
rokok (berikut industri Yang menyertainya) netral, bebas, atau tidak bebas terhadap nilai (volue)? Sebelum beranjak lebih jauh, maka perlu ditegaskan di sini bahwa saya tidak membedakan antara rokok dan tindakan merokok sebagai dua hal yang terpisah secara tegas. Penyempitan
ruang dan waktu melalui proses globalisasi telah membuat keduanya menjadi satu kesatuan yang utuh. Rokok telah dibungkus
sedemikian rupa sehingga menjadi lebur dengan tindakan merokok yang dicitrakan banyak periklanan sebagai bagian dari gaya hidup, citra seseorang, hingga menjadi semacam stimulus bagi peningkatan kualitas hidup.' Dengan demikian, rokok dan tindakan merokok pada masa sekarang
tidak bisa dipisahkan secara tegas. Sebagian orang percaya bahwa tindakan
tersebut netral nilai3 sebagai "jalan tengah" bagi dikotomi antara tidak bebas nilai dan bebas nilai. Saya percaya bahwa kita perlu
ED'$t4$lxxil!12s1-
w
6?arllc,ilk d*$ila Yiln*efu atrt
hadirnya tanggungjawab sebagai ambang batas (minimal) dalam menjamin terselenggaranya kebebasan positif bagi setiap orang. Di sisi lain, pilihan untuk tidak merokok dapat
digolongkan sebagai bagian dari kebebasan positif yang membatasi dirinya sebagai "kondisi terbebas dari kekuatan kultural dan sosial yang diterima sebagai halangan bagi realisasi diri secara penuh (ful/ self-reolization1".e Dengan kata lain, seorang yang tidak
merokok menyadari secara penuh bahwa pilihannya dapat membantu untuk meningkatkan aktualisasi diri karena didukung oleh kondisi kesehatan diri yang relatif lebih sehat ketimbang perokok. Apabila sebuah masyarakat pedesaan di ketinggian tertentu percaya bahwa tindakan merokok adalah sebuah "keharusan" dalam menyiasati cuaca, maka di sisi lain, seorang yang tidak merokok
dalam komunitas tersebut justru sedang membebaskan diri dari kekuatan sosial dan
3ffi
aYglil$*k
Seratus iuta kematian
tercatat'akibat tembakau pada abad kezo lalu. Jika tren ini terus berlaniut, akan ada kenaikair hinsga satu miliar kemafian pade *bad lEe*af " Mesin Pembunuh
||tyt percaya, reaksi sumbang \r"rr"our aKan semaKtn oerKurang ll*"o*" ctrhadapkan paoa argumen bahwa tindakan merokok, dalam konteks global, merupakan ancaman serius bagi kemanusiaan. Alasannya sederhana. Sebuah laporan yang dirilis World Health
Orgonization (WHO) pada Kamis, 7 Februari zoo8 lalu memperkirakan bahwa r miliar orang di seluruh dunia akan meninggal
kultural yang dominan. Hal tersebut tentu akan terdengar sumbang di telinga pero-
akibat rokok apabila pemerintah di berbagai negara tidak serius dalam mengatasi
kok akan tetapi orang memang sering tidak
kondisi epidemik terhadap penggunaan
berkenan untuk mengakui penilaian objektif atas pilihannya; dan reaksi sumbang tersebut tidak menegasikan kategorisasi pilihan
tembakau. Margaret Chan, Direktur
merokok dalam bentuk kebebasan negatif.
New York, mengatakan demikian:
Umum WHO, dalam jumpa Pers bersama dengan Michael Bloomberg, Walikota
"seratus juta kematian tercatat akibat tembakau pada abad ke-zo lalu. Jika tren ini
terus berlanjut, akan ada kenaikan hingga satu miliar kematian pada abad ke-zt. Bila tidak dikendalikan, kematian yang berkaitan dengan tembakau akan meningkat lebih dari delapan juta per tahunnya pada zo3o, dan 8o persen dari kematian tersebut akan
terjadi di negara-negara berkembang".T Hal tersebut memang cukup mengejutkan
dan seketika saya teringat pada laporan riset Susan George mengenai sebuah sistem
snt$t
4sn(xilrzfis
g
&&rs*sd& ia&Mpd&E
ekonomi yang mendominasi dunia pada saat ini. Laporan tersebut menyimpulkan bahwa
tambahan kepada dokter yang berhasil me-
untuk mempertahankan sistem kapitalisme di abad ke-zr, jumlah penduduk dunia ha-
kok.'o WHO merekomendasikan agar setiap
rus dikurangi sedikitnya z miliar.8 Dengan
guna menekan angka perokok dan tinda-
hati-hati, maka dapat dikatakan bahwa in-
kan merokok di masing-masing wilayahnya.
dustri rokok akan menyumbang setengah
Pertama, memperbaiki kualitas data peng-
dari upaya untuk mempertahankan sistem kapitalisme dan pemusnahan manusia ter-
gunaan tembakau di wilayahnya. Kedua,
besar dalam abad ini. Angka z miliar tentu
seperti di lrlandia. Ketiga, mengintensifkan
jauh melampaui jumlah korban Holocaust
upaya untuk membujuk dan membim-
maupun Zionisme.e Perhitungan tersebut belum termasuk ancaman kemiskinan global,
bing para perokok untuk meninggalkan
HIV/Aids, pemanasan global, serta "tsunami
dakan lainnya mengenai upaya agar para
diam" berjudul krisis pangan. Jumlah terbe-
perokok tidak merokok di tempat umum."
sar penyumbang eliminasi nyawa manusia adalah negara-negara yang sedang berkembang dan miskin. lndonesia tentu salah satu di antaranya. Kualitas tembakau serta
kuantitas lahan perkebunan yang memadai merupakan kekayaan yang cukup besar, namun tidak berarti apapun karena hasil dari
pengolahan tembakau lari ke negara-negara maju. Sedangkan, kaum agamawan masih berjalan di tempat sambil berkhotbah dengan dalil bahwa tindakan merokok adalah
makruh. ldealnya, fakta global tersebut direspon oleh seluruh sektor kehidupan bernegara di lndonesia (khususnya sektor agama dan kesehatan), namun hal tersebut hanya akan menjadi mimpi di siang bolong ketika masih terdapat sebagian orang masih
larut dalam belenggu kenikmatan tembakau.
nyugesti pasiennya hingga berhenti meronegara untuk melakukan enam tindakan
meniru pelarangan keberadaan tembakau
kebiasaan merokok. Sedangkan, ketiga tin-
Di luar keenam hal tersebut, rekomendasi
yang paling ampuh yang ditawarkan oleh WHO ialah agar setiap negara memberlakukan pajak yang sangat tinggi untuk
tembakau. Hasil studi yang dilakukan WHO merekomendasikan agar pajak tembakau dinaikkan hingga sepuluh kali lipat, dengan demikian diharapkan akan menurunkan 4 persen konsumsi rokok di negara-negara kaya dan 8 persen di negara-negara miskin.
Keduanya dapat meningkatkan pendapatan negara di sektor pajak tembakau, namun dengan mengecualikan penurunan angka
penjualan rokok di setiap perusahaan. Dalam hal ini, WHO menginginkan agar setiap negara menerapkan kenaikan harga ritel rokok hingga 70 persen guna menghindari
Antisipasi beberapa negara mengenai tinda-
lebih dari seperempat kematian di seluruh dunia yang disebabkan oleh rokok.'2
kan merokok justru muncul secara mengejut-
Sebagian orang akan berpendapat secara
kan dari lrlandia yang melarang keberadaan
serentak bahwa perusahaan rokok (berikut
tembakau di seluruh tempat kerja. Bergeser
para pekerja yang terlibat) akan menjadi
sedikit ke kontinen, pada awal 2oo8, seluruh kafe di Prancis dilarang mengizinkan
tumbal utama dari upaya penyelamatan kuantitas umat manusia di muka bumi ini
pelanggannya merokok di dalam ruangan.
dalam jangka waktu seratus tahun ke depan.
Pemerintah lnggris bahkan memberi bonus
[
,o**Ar
BALATRUN*
${ttlls.tpk â&#x201A;Ź$as}
Tir}*allq*n *$crd}]l{c:k
Namun, pihak industri rokok di lndonesia selalu bereaksi berlebihan atas rencana pe-
Kretek Mesin (SKM), Sigaret Kretek Tangan (SKT), dan Sigaret Putih Mesin (SPM) berupa:
ngaturan rokok yang ketat. Ketua Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok lndonesia, lsmanu
(t) "Konsumsi rokok SKM dipengaruhi harga
Soemiran pada zooT pernah menyatakan bahwa jika cukai yang pada tahun tersebut
harga SKM akan direspon dengan penurunan konsumsi rokok SKM. Dengan elastisitas
sebesar 31,5 persen dinaikkan, maka sektor industri akan terpukul. Akan tetapi, hal terse-
konsumsi rokok SKM terhadap harga SKM inelastic, maka kenaikan harga SKM sebe-
but dibantah oleh seorang anggota Komisi lX DPR-RI Hakim Sorimuda Pohan. Menurut Hakim, pengendalian terhadap rokok secara ketat tidak pernah menurunkan tingkat konsumsi, bahkan di negara maju sekalipun.
rokok SKM secara negatif, yaitu kenaikan
persen akan menyebabkan penurunan konsumsi rokok SKM sebesar 0,475 persen'
sar
1
(z) Terhadap harga SKf,, konsumsi rokok SKM tidak memiliki hubungan yang signifikan' Hal
Hakim juga melansir bahwa di negara maju yang memiliki pengendalian rokok secara
ini dikarenakan faktor selera yang sangat dominan bagi perokok dalam mengonsumsi suatu jenis rokok maupun berganti jenis
ketat hanya mampu untuk menurunkan
rokok. Sama halnya dengan harga SKT.
tingkat konsumsi sebesar 1 persen, sedang-
Harga SPM tidak berpengaruh terhadap
kan di lndonesia jumlah perokok meningkat sebesar 1,32 persen per tahun. "lndustri yang
konsumsi rokok SKM. (4) Karena faktor selera, tidak mudah bagi perokok SKM untuk
terpukuljika ada regulasi itu hanya mitos,"
melakukan substitusi kepada jenis rokok yang lain (SKT maupun SPM)' Selain masalah
ungkap Hakim.'3 Tegangan antara lsmanu dan Hakim tersebut memberikan ruang bagi
hadirnya rekomendasi WHO di lndonesia. Selama terdapat komitmen yang kuat dari para legislator maupun eksekutif, untuk memberikan jaminan bagi setiap orang agar tidak dirugikan dalam proses perumusan sistem
(:)
selera terhadap satu jenis rokok, serta faktor
addiction terhadap rokok dapat menyebabkan konsumsi rokok SKM tidak dipengaruhi oleh pendapatan dari konsumennya".'a
legal yang akan digunakan. Bahkan, bagi warga negara yang tidak merokok sekalipun. Akan tetapi, aplikasi dari rekomendasi WHO tersebut masih dapat dibenturkan dengan sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Departemen Keuangan (Depkeu) Republik lndonesia. Bahwa pola konsumsi rokok masyarakat lndonesia, khususnya antara tingkat konsumsi dan harga rokok di pasaran memiliki hubungan yang negatif. Hal tersebut dikarenakan sifat adiksi dan
selera perokok. Laporan penelitian tersebut memberikan perbedaan pola antara Sigaret
Harst4s/xxltraffic
K
ficlllc*,k
yaitu dari pemasangan bonner yang mahal hingga penggunaan jasa sales promotion girl/ boy (SPG/B) yang tidak menyumbang apapun
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Corporate Social Responsibility (CSR) tidak
berarti apapun. Terlebih, jika hanya berkutat pada pembangunan pojok internet di dalam
*:r$ ?!;*S*ks* li$*:*ll4*ic
Waris enemuan bahwa tindakan merokok dapat menurun melalui gen daPat dimaknai sebagai penguat bagi pendapat yang mengatakan bahwa tindakan tersebut memang merupakan ancaman bagi kemanusiaan. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh deCODE, dari t3.945
perpustakaan sebuah universitas, terhadap
perokok di lslandia, mereka menemukan
ancaman bencana kepunahan manusia.
bahwa kromosom t5 pada manusia berperan mewariskan kebiasaan merokok orang tua.'7 Hal tersebut berarti kita tidak
\N :tl
l)*
bisa menyelamatkan nyawa satu miliar orang dalam abad ke-zt ini dengan hanya melakukan salah satu dari mengurangi jumlah perokok, atau menaikkan pajak
tembakau, atau menaikkan harga ritel rokok hingga sekurangnya 70 persen seperti yang disarankan oleh WHO'8 karena kebiasaan merokok tersebut diam-diam terwariskan secara alamiah melalui gen. Sedangkan, WHO melansir bahwa jumlah rokok yang dihisap setiap harinya tidak kurang dari t5 miliar batang rokok di seluruh
dunia pada tahun ini.'s Dengan kata lain, kebiasaan merokok juga sedang diwariskan melalui r5 miliar batang rokok setiap harinya di seluruh penjuru muka bumi. Meski akan selalu muncul keraguan publik
terhadap kesuksesan menekan angka kematian yang disebabkan oleh rokok, namun bukan berarti kampanye WHO guna menaikkan harga ritel rokok hingga mencapai 7o persen tidak bermakna. Akan-tetapi, makna
dari rekomendasi WHO tersebut terbentur pada relasi antara 'angka kematian karena rokok' dan 'kenaikan harga ritel rokok'yang dipisahkan dua "jurang", di antaranya: (ta) daya beli perokok dan (za) asumsi bahwa
tindakan merokok sebagai budaYa.
EDiSt
43nfiilt/2010
illi
il
Rnltok dax ?indakan Marokck
Kita tahu bahwa komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai
mahluk sosial, sedangkan pilihan (tbltentu akan selalu membuat seorang yang tidak
Demikian pula sebaliknya dengan lndonesia,
yangnotabene sebuah negeri tropis dengan perolehan cahaya matahari berlimpah,
merokok menjadi dilematis dalam melakukan
namun tidak melarang penduduknya untuk merokok di luar ruangan secara serampangan
komunikasi interpersonal. Dalam konteks
adalah bentuk kekejaman yang secara diam
ini, tindakan merokok secara tidak langsung mengganggu upaya seseorang yang tidak
dilakukan negara terhadap penduduknya yang tidak merokok. Pemberian ruangan
merokok untuk menjalankan proses interaksi secara nyaman dengan perokok. Dikatakan
khusus merokok di bandara internasional
tidak langsung karena hal tersebut memang tidak berhubungan langsung dengan pilihan seorang yang tidak merokok dalarn
lainnya patut digalakkan. Dengan demikian,
jadi jalan tengah untuk sementara waktu'
merespon seorang perokok di sekitarnya.
Udara, laiknya air, merupakan properti yang
Pilihan (zb) secara langsung menjegal upaya seorang perokok maupun yang bukan pero-
dimiliki bersama dan harus dikelola secara
kok untuk berkomunikasi secara nyaman. Pilihan (zb) diterima secara mudah oleh
Soekarno-Hatta dan beberapa fasilitas publik lokalisasi ruang bagi perokok dapat men-
memadai untuk kepentingan bersama. Argumen fundamental mengenai kedua sumber daya tersebut berpangkal dari asumsi dasar
banyak perokok dan yang tidak merokok, namun kerapkali hanya diposisikan sebagai
mengenai kehidupan manusia dan kepemilikan atas segala sesuatu di muka bumi. Se-
fenomen yang "dapat ditoleransi"' Padahal,
bagian orang percaya bahwa hak kepemilikan seseorang atas sumber daya paling tepat jika
toleransi sejatinya menuntut kerelaan setiap pihak yang terlibat tanpa perlu mendapat kerugian yang mendasaq semisal menghirup udara bersih secara bebas. Toleransi juga tidak sama dengan membiarkan segala sesuatu yang buruk terus dibiarkan
berlangsung begitu saja tanpa hadirnya check and balance di antara sesama. Larangan merokok di tempat umum seperti Jakarta, misalnya, patut diapresiasi sebagai regulasi yang positif. Akan tetapi, hal
tersebut tidak selalu menjamin setiap orang akan mendapatkan udara yang bersih untuk dihirup. Apabila The Economisf, media yang mengklaim sebagai moncong kapitalisme
ditentukan oleh siapa pun yang pertama kali mengelola dan mengolahnya. Sedangkan sebagian orang yang lain, percaya bahwa segala sumber daya alam sedari awal didedikasikan untuk kepentingan bersama kemanusiaan. Yang terakhir ini lebih meyakinkan ketimbang yang sebelumnya karena beberapa hal. Pertama, asal-muasal setiap orang berbeda secara arbitrer antara satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut sedikit-banyak akan menimbulkan ketimpangan-ketimpangan yang sejatinya dapat diatasi. Semisal, orang yang terlahir di tengah keluarga yang salah satu anggotanya menjadi perokok, di kemudian
liberal, dalam sebuah laporannya mengatakan bahwa sebuah negeri yang memiliki
hari akan menerima risiko menjadi perokok (aktif maupun pasif) lebih besar ketimbang
cuaca mengerikan seperti lnggris melarang
mereka yang terlahir di dalam keluarga yang
penduduknya untuk merokok di dalam ru-
anggotanya sama sekali tidak merokok. Hal
angan sebagai suatu kebijakan yang kejam.'3
tersebut senada dengan hasil riset deCODE
EDtst4s/xxilt/zfi0
E
Rex*o|c dxn
Dengan kata lain, untu-k konteks I ndonesia persoala nnva memane b'ukan Pada
Sebagian orang melalui basis,penilaian Sandberg, dapat melegitimasi bahwa kolonialisme dan imperialisme dapat diterima selama diletakkan dalam bingkai hukum rimba, "siapa yang kuat dia yang berkuasaf'; :
dan dengan demikian segala transfer sumber daya yang ber.langsung di dalamnya dengan sendirinya menjadi adil. Akan tetapi, saya menolak hal tersebut karena kekuasaan tidak selatu hanya dibangun melulu dengan kekuatan, namun rnelibatkan pengetahuan,
:
informasi, kecerdikan, dan kecerdasan. Sejarah mencatat, beberapa perang telah
wilayah-kepatuhan warga negara, namun mengenal konsistensi dalam mene.rapkan regulasi serta konsekuensl atau hukumbnnya.
menunjukkan kekuatan pasukan yang besar misalnya, tidak selalu menjadi penentu ke' menangan. Dengan kata lain, mendasarkan penerimaan,terhadap kolonialisrne dan' imperialisme hanya pada hukum rimba sama saja dengan melarikan persoalan.
Argumen mengenai orang pertama tidak akan memadaiapabila diterapkan pada udffi
*:. seseorang dapat mengklaim bahwa udara '''*l ra. Siapakah yang dapat menerima bahwa
di wilayah tertentu adalah properti pribadi miliknya (terkecuali pemerintahan suatu negara) layaknya tanah? Baik tanah maupun udara sama-sama sumber daya yang seja-
tinya dikelola secara bersama sedari awal. Perbedaan perlakuan manusia terhadap kedua sumber daya tersebut menunjukkan ketimpangan argumen mengenai orang
pertama dalam membingkai sejarah kepemilikan di muka bumi. Tepat di sini keunggulan argumen bahwa segala sumber daya sedari awal didedikasikan guna kemanusiaan.
Yi*da*ta*l fi&arok**l
:â&#x201A;Ź[ ,,.:*i
.'7.:g* ...:::.:tc
.;*l
I $il{*kcn*c dt*ilt
bagus dan ia merasa lebih berhak untuk mengelolanya ketimbang Barat yang berhasrat
mengeksploitasinya. Namun, pada era sekarang ini, upaya untuk menikmati tembakau tidak harus selalu dengan menghisapnya. Pendapat tersebut juga tidak sedang menyiratkan bahwa pribumi dapat disamakan dengan orang pertama yang mengelola dan
mengolah kemudian dapat memilikinya secara berlebihan. Gagasan mengenai pribumi berdiri di wilayah yang berbeda dengan gagasan mengenai orang pertama sehingga membandingkan keduanya sama sekali tidak memadai. Pribumi adalah salah satu konsep dalam bingkai nasionalisme dan lebih sering mengacu kepada bentuk resistensi masyarakat lokal terhadap eksistensi pihak asing. Sedangkan, orang pertama ialah gagasan
mengenai kepemilikan atas properti (salah satunya sumber daya alam yang terdapat di bumi) dalam ranah global. Haji Agus Salim sebagai pribumi merasa'berhak' namun
'tidak lebih berhak' ketimbang Barat untuk mengelola dan mengolah potensi tembakau yang terdapat di Nusantara. Perasaan 'berhak' tersebut dapat meningkat menjadi 'lebih berhak' ketika kolonialisme hadir. Dengan kata lain, apabila kolonialisme tidak eksis di Nusantara, bukan tidak mungkin
akan terjadi perdagangan tembakau yang foir anlara pihak Nusantara's dengan Barat.
Yim*ak;xt*
jl$sraxllqai}$t
dalam menghasilkan keuntungan terbesar bagi pemilik modal. Kedua, industri rokok selama ini selalu berupaya untuk mengukuhkan asumsi bahwa tindakan merokok adalah pilihan yang bersifat bebas bagi setiap
orang. lnilah argumen terakhir yang masih relatif imun terhadap kritik dari empat argumen historis industri rokok yang dibangun sejak abad ke-r7. Keempat argumen tersebut adalah (tc) perusahaan rokok mengklaim,
tidak ada bukti konklusif bahwa merokok dapat menyebabkan kanker atau penyakit hati; (zc) perusahaan rokok mengklaim bahwa merokok tidak menyebabkan kecanduan; (3c) tindakan merokok adalah bentuk manifestasi daripada tindakan bebas; dan (+c) perusahaan rokok mengklaim bahwa mereka
telah berbuat sesuatu untuk menyikapi hasil penelitian ilmiah, salah satunya dengan cara melakukan riset internal dan membiayai riset yang dikerjakan oleh pihak luar.3o Argumen {tc) dan (zc) sudah terpatahkan sejak dekade' 5o-an dengan ditemukannya fakta bahwa tindakan merokok dapat menimbulkan kanker dan kecanduan. Jauh hari sebelumnya sudah terdapat penelitian sejenis, namun tidak cukup kuat untuk menggoyahkan industri dan bisnis rokok. Bahkan jauh abad sebelumnya, filosof Cina bernama Fang Yizhi pada 16oo-an sudah mengingatkan kita bahwa tindakan merokok dalam waktu menahun dapat "menghanguskan paru-paru".3'
Rokok adalah properti yang tidak bebas nilai
terutama mengenai ancamannya terhadap eksistensi kemanusiaan dalam abad ke-zt. Ancaman tersebut berkait dengan proses
industrialisasi yang membungkus rokok dan kemudian terbagi menjadi beberapa hal. Pertama, apabila rokok menjadi komoditas
industri maka berbagai kepentingan ekonomi akan menjadi prioritas dan tak tertutup kemungkinan untuk menggunakan segala cara
FB!$r43lxxl'l/2$S
ry
S*k$l,t]]];t* T!*dll;tk,*er &ll**"*}q€!t(
ongan publik sekurangnya selama
tahun sejak 1968. Penipuan bekecemasan masyarakat terhadap ran kanker pada dekade'5o-an dan disusul dengan hasil penelitian General pada t964 yang melegitinelitian sebelumnya.3a Oleh karesejak t968, B&W dan BAT lndustries
riset tandingan yang dilakukan ihak internal dan eksternal perusahaan enghapus kekhawatiran masyarakat.3s lsu tersebut sukses mendorong
ouhan konsumsi rokok di seluruh dalam rentang dekade'6o-an hingga
lndikator kesuksesan tersebut termeningkatnya konsumsi batang ,'ringga dua setengah kali
lipat dalam
dekade'6o-an hingga'9o-an. buhan konsumsi rokok tersebut
K*xan8€*as 6klam rmko3q
yqns berlebih dapat
me rh bt.tet p ki ra n.era ng menE;$g! tmun Eernau&o E
fafrta *bfiekttf m#nsdefek l*arE meroligtg tertxacap k*seh.atan
naE
$Yleupiln KemarEus*aaR=
cilihat dalam tabel berikut.36
Konsum$i Batang ftokrk
frlr Hari
td*Iam hitun€an l*Iiliar)
&frP €Hffi. $urni:er: Diolah dari WH0, 7he ?bbacco Atlas" gm'$E d&ffiffK&fi!lg$33tr
"{*ktr
c{
q:isi! ei
'*dt k t n &$ s, r+ke;k
kan kebohongan publik sekurangnya selama tiga puluh tahun sejak 1968, penipuan be_ rawal dari kecemasan masyarakat terhadap
kekhawatiran kanker pada dekade ,5o_an dan kemudian disusul dengan hasil penelitian Surgeon Generalpada r964 yang melegiti_ masi penelitian sebelumnya.3a Oleh kare_ nanya, sejak 1968, B&W dan BAT lndustries membuat riset tandingan yang dilakukan oleh pihak internal dan eksternal perusahaan guna menghapus kekhawatiran masyarakat.3s Riset palsu tersebut sukses mendorong
pertumbuhan konsumsi rokok di seluruh dunia dalam rentang dekade,6o-an hingga '9o-an. lndikator kesuksesan tersebut ter_ lihat dari meningkatnya konsumsi batang rokok hingga dua setengah kali lipat dalam rentang dekade'6o-an hingga,9o-an. Pertumbuhan konsumsi rokok tersebut
Kuantitas iklan rokok Y?ng berlebih dapat membuat pikiran orans mgnjadi i.mun terhada6 fakta obiektif menee* nai efek -dari meroliok terhadap kesehatan maupun kemanusiaan.
dapat dilihat dalam tabel berikut.36
Kansnm$i Batang *okCIk P*r" Hari tdnlam }itunslan Miliar)
$frE
Sumber: Diolah dari WHO, Ifte Ibbaceo Atlas.
EDr$l
{3nffiiltizsl0
I ,::iir;:r* ti:e* ?i*ilfti.,:*c
kan kebohongan publik sekurangnya selama tiga puluh tahun sejak t968. Penipuan berawa I d a ri kEieiir 16 k ha
w'ati ra n
t"nirdiin s
a
s'air-m
r
sya
ffnr.L'l d i.'d
dii,Li,'r
ri'kat' te rlia eiA
d
da
* r e,*.
p' :
e' ;'o-:jii u";h
38ie#iielii f"fi"iitf ; "r.'
u, d287"â&#x201A;¬e i3i;1 fd
r.
a
b..'"isj
dd
V.'nd'Li aeiti: "
i'pi ?ieiitdh'# f"r I lli riVi.i:' 6 1[]r
k2]gl'''
i9e8,ttW iii"garr, a'usltie{j li!8f t, n fr nia I i,i'n H' hi t';ti,] tah'' " 'J"n'i.ii;;ii "' ol;i i"tE iJ)14 Ai'lil;;iOBri,"#;5'il "; fi iiih:'per i fllih?'i"?fi i',i ii.'iv 5'! t ; i:' er n nanya, b;jak
;t
il:..{
iyald
n
i
i
:i
t
rr
ri
b i.i i:.i ?
I r,,
$
!
i:!
gs r!*lai
q
""ri['. ;; ; o
n,irirlilnJnSfi
r
#,'Jr'l
l;nfttr
'{iti' h" ri;
i
: In
Im
q n i? r: 1 t il n,; /-
fr!
d S# i{] ri.l i',ia:
ir"l!r !h r.'*r4rtbarJib 1n';e h
S*i:t '
.fl ir.i.l rl, :h: t:,,-.i i: :i5,,; 5;i: /i/-)/l: t';f:- i ' l',16d .tri;f ii: r liii.li,fii iir'i', i:iji titJ!l dliVt tr1,/r l,: e
i
il sH r"! 9il :'l C;"lCr c ;r rl f.llle .1,1'l-', ' ',i flF.,1r'J-1 ,':.,-(j lL:lr.ri1,
i:;l i t,.x,'ri
e 1 ;.
i--
r
I
I
s
! i.i
sii
inl,li,i; ai;"iuir du:itisl in
.
1r-r>l*i:r1
rlnlnlrl
t
ii j
i'
hingga 'g'6-5ii:''
'
rti lofiit tu rlat..]f di ?;i:lrl! ?t fi F;ff til6ff ]i ;:li; n6 6 u
hih'rlo ;;r;
*p$kXs#**-ffi$&%?ffi
i
fr,1
,"niidg a"r.'r'dtieiot;n rtu
i t'1'! rJ
"''
3rB h E'''' i'*':,tr)r un{ : }'
nb
r5t i iC t J ;iil ii-=l i6* di f a,iJ e Ji,l n e"l','ka i i i'i p';'i dll ;
i lii'J'ft
ro ko r, ri i n
pe
fi
I iy,,.i Eri :jii-r
*_lS
tarin"ii iild]"' a " iiSii'+'i.it'tEF-"*' "i:'''6'lia}.'g jJ"':il;i?':t,lPrl"tri,ie""ifi '"'" r,
.{
"
ili i;jr, u'iEilEt "t -;J,?Lt, "#
o
f
-s? *(;>ijill-,w:+r* gvfl]!,i!..iir cic;l*a ri$i"i .glle
r
"'
b
&S:Fca:i,*li;
I'n
iii'
o''
'1"
"
T
-s*
:'$mhFS r;Xtnrxm$
**xt*Q
Hx*1,l:ffii *:*
-i-#**ffi8ffi*#ffi$S&ri '
(datarR' pl : :
1;-','J{
hltmgnn
rtS}'e*fli
S't
x,h****** $X$;
#lltar)
uf iJl'^ B
ffig?sf 9s"$a'
X*X*g,*.r$a-t
X;*ffi
$urnber: Diolah deri WF{O, Ihe Tbbacco Atla$.
:trffit$g4*lxKlw*e1e
re
8U*GA &A,iilp*l
Apabila tiap menit jumlah penduduk dunia bertambah 24orang37, maka kalkulasi kasar yang dapat dihadirkan di sini ialah z4bayi yang lahir setiap menitnya mewariskan se-
lera merokok jika dan hanya jika sekurangnya ayah atau ibu dari masing-masing bayi
merokok. Dengan kata lain, dalam kalkulasi tersebut, angka maksimal penambahan
sebagai KanselirJerman dari koalisi partai
melalui proses pewarisan gen dari orangtua. Bagaimana dengan lndonesia? Dalam se-
tiap menit, penduduk lndonesia bertambah empat orang.38 Apabila ayah atau ibu dari empat bayi yang dilahirkan setiap menitnya di lndonesia merokok, lndonesia memiliki kemampuan maksimal memproduksi empat perokok dalam setiap menitnya.
Persoalannva tidak sesederhana intara mendukune atau melaranse
4
tingkat konsumsi rokok di negara maju tidak lepas dari lobitingkat tinggi industri rokok dengan pemerintah masing-masing negara maju. Raksasa perusahaan rokok seperti Philip Morris sukses melobi Helmut Kohla"
jumlah perokok di seluruh dunia dalam hitungan menit ialah z4bayi yang terjadi
a
per orang setiap tahunnya.3s Besarnya
tindak5n merokok, namun juga berkait_dengan pe_-rsba lan tradisi kultural tertentu vans sudah lama meng'aka-r di masvarakat sefta kepundan kekuatan modal'dan periklanan Gerilya lndustri Rokok
konservatif seperti CDU/CSUa' dalam dekade '7o-an dan sebagian anggota Bundestag.e Tidak hanya Pemerintahan Jerman, Pemer-
intah UK juga mendapat perhatian khusus dari Philip Morris. Philip Morris selalu membangun komunikasi intensif dengan Perdana
Menteri Margaret Thatcher, bahkan setelah ia turun dari masa jabatannya direkrut sebagai konsultan selama tiga tahun dengan bayaran per tahun mencapai Sz5o,ooo kepada dirinya dan $z5o,ooo lainnya untuk
Margaret Thatcher Foundation.4 Menurut laporan The Sunday Times, Philip Morris percaya bahwa Thatcher masih tetap berpengaruh di Eropa untuk mencegah munculnya resistensi minoritas di masing-masing negara
anggota Uni Eropa.4 Tidak hanya Thatcher, Philip Morris juga mendekati Kenneth Clarke yang ketika itu menjabat sebagai Sekretaris Negara untuk Bidang Pendidikan dan Sains. Uniknya, Philip Morris mengetahui bahwa Kenneth Clarke hobi menonton Formulo One Grand Prix dan kemudian mengajaknya
menonton bersama sembari melakukan lobi agar Pemerintah UK tetap konsisten melawan pelarangan periklanan serla sponsor-
ata lain yang dipublikasiWHO
shrp perusahaan rokok
menunjukkan, lndonesia berada
itu, koneksi Philip Morris dengan Clarke semakin intens hingga yang terakhir ini dipe-
dalam jenjang konsumsi rokok yang
{i
Uni Eropa. Setelah
sama dengan Amerika Serikat, Rusia, Cina,
kerjakan sebagai Deputy Chairman dengan
United Kingdom (UK), dan Jerman, yaitu pada rentang angka r.5oo-2.499 batang
bayaran
f;
,u*rAL
BALATRUN'
floo,ooo per tahun sejak rggS
sembari masih duduk di kursi birokrasi
UK.as
lllll'$*qclk
d*m Ti*$a*aka*t
*!$*n{rHs,t}k
Kesimpulan
D il';lilxti :ilxl:T JI.li :n I
sangat gencar dan mahir dalam
melakukan lobi bisnis hingga sukses memengaruhi sekurangnYa dua nama berpengaruh di Eropa dalam paruh akhir abad yang lalu. Kesesuaian kepentingan
antara politisi, birokrat, dan industri rokok telah terbukti meminggirkan "kebaikan bersama" yang merupakan nilai sekaligus
tujuan dalam tata kehidupan bersama kemanusiaan. Asumsi bahwa tindakan merokok merupakan sebentuk budaya dan salah satu manifestasi dari kebebasan sudah tidak relevan pada masa sekarang' Perokok tidak dapat secara egois mengklaim bahwa dirinya yang paling berhak untuk
mengontaminasi udara karena Yang terakhir ini merupakan properti bersama yang harus dikelola secara kolektif. Meski demikian, sejarah panjang perjalanan rokok
nya. Kebebasan negatif tersebut justru mengancam eksistensi kemanusian dalam abad ke-zr. Sedangkan pertanyaan retoris lainnya yang dapat diajukan adalah: bagaimana bisa
industri rokok mengklaim bahwa merek tertentu dengan kadar nikotin dan tar yang rendah tidak akan adiktif dan membahayakan seseorang, sedangkan di sisi lain kebiasaan
merokok dapat terwaiiskan melalui gen? Agaknya industri rokok sedang menyembunyikan fakta bahwa pewarisan kebiasaan merokok melalui gen jauh lebih berbahaya
ketimbang konstruk periklanan bahwa kadar nikotin dan tar yang rendah tidak akan adik-
tif. Sekelumit fakta dan data di atas lebih dari cukup untuk mengatakan bahwa rokok, tindakan merokok, dan industrinya pada masa sekarang ini dan di masa yang akan datang,
tidak akan bebas dari nilai yang mengancam eksistensi kemanusiaan di muka bumi. []
tidak selamanya menciderai manusia. lndustrialisasi adalah proses yang paling bertanggungjawab dalam menyulap status aksiologis rokok dan tindakan merokok i
t
menjadi ancaman bagi kemanusiaan. Sebagai pemungkas tulisan ini, perlu ditegaskan bahwa rokok dan tindakan merokok tidak bersifat netral terhadap nilai dan juga tidak
bersifat bebas terhadap nilai. Namun, keduanya mengandung riilai yang mengancam eksistensi kema nusiaa n, terlebih ketika sudah
menjadi komoditas bagi industri. Pertanyaan bagi industri rokok adalah kebebasan yang bagaimana lagi yang masih dapat dipertahankan, sekaligus berkait dengan tindakan merokok? Citra bebas yang dibangun industri
rokok bersifat semu atau negatif seperti yang telah ditunjukkan dalam bagian sebelum-
EDrSr
43r(Xlll/201t
tr
PENGENDALIAN TEMBAKAU MELALUI KAWASAN
rANPA RoKoK:
Perlu dan Efektifkah?
#l*xk,&$*
d*tx Y*c*dxfqa$]
rffi
*rak$*s
Editor: Rifky Firmana I Infografis: Warsini Handayani llustrasi: Ade Chandra
*{p rri,
PhD
Imu Kesehatan Masyarakat
FK
, Program Studi llmu Kesehatan rter for Health Behavior & Prorordinator Quit Tobacco lndonesia
#
eskipun kampanye antirokok telah dilakukan oleh DePartemen Kesehatan, beberaPa LSM, dan perguruan tinggi, kebiasaan merokok di
lndonesia masih dianggap hal yang "biasa".
fi
)
Berdasar Survei Kesehatan Nasional (Susenas) diperoleh gambaran bahwa sebanyak 63 persen laki-laki dan 4,5 persen
perempuan di lndonesia berumur t5 tahun ke atas mempunyai kebiasaan merokok.' Tingginya jumlah perokok di lndonesia dan
meningkatnya angka kejadian penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan
merokok memicu pemerintah lndonesia untuk mulai menerapkan beberaPa kebijakan pengendalian tembakau.'z Kebijakan pengendalian tembakau di ln-
donesia masih menimbulkan perdebatan panjang. Mulai dari hak asasi seorang perokok sampai dengan dampak antirokok terhadap perekonomian dan tenaga kerja di lndonesia. Padahal, hasil kajian di beberapa negara menunjukkan bahwa ke
EDlsl
43/xxilt/2fi0
I
ffi?"rN{5e *&$stp&,,
Kebiasaan Merokokdan
bijakan merupakan cara yang efektif untuk mengendalikan tembakau atau lebih khusus
Akibatnya
lagi untuk mengurangi kebiasaan merokok. TCSS-|AKMl bekerjasama dengan Southeast
ebiasaan merokok dan akibatnya
Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lndonesia
melaporkan 4 alternatif kebijakan terbaik untuk pengendalian tembakau, yaitu: r) Me-
an.a Menyusul hasil kajian tersebut, pada
tahun 1964, Surgeon General Departemen
naikkan pajak (6S persen dari harga eceran); z) Melarang semua bentuk iklan rokok; 3)
Kesehatan Amerika menerbitkan laporan resmi yang menyimpulkan bahwa merokok
Mengimplementasikan 1oo persen Kawasan
berbahaya bagi kesehatan.s Semenjak
Tanpa Rokok (KTR) ditempat umum, tempat
itu, penelitian yang mengkaji akibat
kerja, tempat pendidikan; dan 4) Mem-
rokok atau hubungan kebiasaan merokok
perbesar peringatan merokok di bungkus rokok dan menambahkan gambar akibat
dengan berbagai penyakit semakin banyak, hingga pada tahun t986 terbit publikasi
kebiasaan merokok pada bungkus rokok.3
Sm*x $x smKex
c$$*wrmgxkwm
q$$
yang melaporkan bahwa perokok pasif
;lx#â&#x201A;Źwrn*x:*,9*$$
Weffiffi #qrke.{p
terhadap kesehatan sudah mulai dipublikasikan sejak tahun '5o-
(mereka yang tidak merokok namun
terpapar asap rokok) juga menerima $mrym$<
$redmssws$m
risiko yang setara dengan para perokok. Puncak hasil kajian tersebut adalah
laporan di tahun zoo4vang menyatakan ,lt:il1lmm6*xr i:rre $'trruffi
&"?
g
ffiru ll*xm
mg
kwhrrurm *emfu*$mkwm twe.wwllhrl;x& *$m
dmr$ W#trffi ffi tr$x.l;*m .1
t
gxa;r1ll;
d
iii ttrTr":a
r* $m
6
bahwa merokok merusak hampir seluruh organ tubuh manusia, menyebabkan berbagai penyakit, dan berpengaruh pada kesehatan seseorang secara menyeluruh.
i$sxs'{N:*Sq,*w$ mtcla ax
Menurut WHO dan World Bank, tembakau
$w#qal*$ m*rj*m $mfu
membunuh 8 orang setiap menit dan lebih dari 4juta orang setiap tahun.6 Pada zoo8
$':a
mm$m$qs#yBffi$â&#x201A;Źffim KY$ry.
kematian akibat tembakau adalah 5,4 juta per tahun, dan diprediksikan pada tahun
Salah satu alternatif yang cukup layak
zo3o sebanyak 8 juta orang terbunuh karena
diterapkan di lndonesia dengan menimbang bahwa kebijakan tersebut dapat
tembakau setiap tahunnya. Sebesar 8o persen kematian terjadi di negara berkembang.T
dimulai dari institusi atau pemerintah lokal adalah melaksanakan KTR. Tulisan ini akan
menjelaskan efektivitas KTR, setelah sebelumnya memaparkan kebiasaan merokok dan akibatnya serta pola perokok pasif
di lndonesia. Uraian akan diakhiri dengan aplikasi KTR di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM).
,u**AL BALffnuNG
Di lndonesia pada zoor, angka yang dil-
aporkan cukup fantastis, sebanyak 22,6 persen alau 427.948 kematian disebabkan karena penyakit yang berkaitan dengan rokok, sebanyak 5.r6o.o75 kasus penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok (laki-laki: 2.95r.239 dan
X*kak d*r Tladakan lVlercktrh
perempuan: 2.2o8.839) dan setiap hari ada kematia n sebanyak't :t7z yang ber'
Pola Perokok Pasif dan DamPak Kesehatan pada Perokok Pasif
hubungan dengan kebiasaan merokok.s
Melihat akibat yang ditimbulkan oleh tembakau, muncullah Framework Convention on Tobacco Control (FcTc), pada zooz yang
di dalamnya terdapat beberapa strategi untuk melakukan pengendalian tembakau. Pertama, adalah pengurangan permintaan (reducing demand) melalui kenaikan harga dan pajak, pengaturan dan pelarangan iklan,
zoot menunjukkan proporsi perokok pasif di lndonesia untuk semua kelompok umur adalah 66 persen wanita dan 3r,8 persen laki-laki. Angka ini berubah pada Susenas
zoo4, sebanyakS4,z persen Perokok
promosi, sponsorship rokok serta edukasi, pelatihan, peningkatan kesadaran, dan
di lndonesia merokok di dalam rumah bersama dengan keluarga lainnya."
bantuan untuk berhenti merokok. Strategi kedua adalah melalui regulasi terhadap kandungan, pengemasan dan label rokok,
Sementara data yang dikeluarkan dalam Tobacco Atlas menunjukkan sebanyak 67,9
pengurangan perdagangan, pembatasan penjualan pada anak-anak, serta. perlind-
rokok di rumah. Angka ini cukup tinggi
ungan perokok pasif. Strategi berikutnya, proteksi lingkungan dan kesehatan pekerja
tembakau, dukungan terhadap alternatif ekonomi yang memungkinkan, riset, survei dan pertukaran informasi, serta dukungan terhadap aktivitas legislatif. Negara yang menandatangani dan meratifikasi FCTC diharuskan melaksanakan strategi tersebut. Selain itu, pada zoo5 WHO mengamPanyekan berhenti merokok sebagai salah satu
*
Dff :",:?:?#;lilil*i::fu ".,
dari tiga perilaku sehat untuk mencegah berbagai penyakit kronis, selain melakukan aktivitas fisik dan mengatur pola makan.s Sayang sekali, lndonesia merupakan satu-
satunya negara di Asia Tenggara yang belum
menandatangani FCTC, di luar t67 negara yang telah menandatangani. Meskipun demikian, lndonesia telah melakukan be-
persen remaja lndonesia terpapar asap bila dibandingkan dengan remaja Singapura yang terpapar asap rokok di rumah yang hampir separuhnya, 36Tersen'" Dampak perokok pasif ini pada orang dewasa adalah stroke, kanker paru, memperburuk masalah paru seperti emphysema, serangan
jantuifg, angina, dan berpengaruh pada arteri. Pada ibu hamil, paparan rokok menyebabkan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan kelahiran sebelum waktunya. Sementara itu,
perokok pasif usia anak-anak mendapatkan dampak kesehatan berupa infeksi telinga, infeksi pernafasan dan pneumonia, asma, gejala pernafasan kronik (batuk, "mengi', dan kesulitan nafas), dan mengurangi fungsi paru. Selain itu, asap rokok juga menyebabkan sindrom kematian tiba-tiba pada bayi (Sudden lnfant Death Syndrome/S|DS).'3
berapa hal yang merupakan bagian FCTC,
Data kematian pada perokok pasif cu-
yaitu menaikkan pajak, meskipun kenaikan-
kup tinggi. Di Amerika sebanyak 38.ooo perokok pasif meninggal setiap tahunnya
nya tidak bermakna dan dampaknya tidak
terasa, serta melindungi perokok pasif me-
lalui implementasi KTR di beberapa tempat.lo
akibat kanker paru dan penyakitjantung. Sementara, data di lnggris pada zoo3
EDtsr
43/xxilyzuo
E
$texkcrk dmn Tii*rd&*am &Serr*k43k
sebesar dua kali dibandingkan dengan la-
Aplikasi KTR di FK UGM
rangan merokok di sebagian rumah atau
tidak ada larangan merokok sama sekali.
ebagai salah satu inStitusi pendidikan
Dampak negatif KTR untuk perekonomian rupanya tidak seperti yang dikhawatirkan.
yang mendidik calon dokter; FK UGM pada zoo4 menetapkan kamPus FK UGM sebagai Kampus Bebas Rokok atau
Communicable Disease Center (CDC) melaporkan bahwa KTR tidak menurunkan
sebagai KTR. Penetapan kampus bebas
penghasilan restoran maupun bar yang mengimplementasikan kebijakan tersebut.'o
rokok ini dilakukan untuk mendukung "lndonesia Sehat 2o1o" dan "Yogyakarta
Laporan dari California menunjukkan bahwa
Sehat 2oo5". Penetapan Kampus Bebas
implementasi KTR di restoran dan bar justru menaikkan penghasilan restoran dan bar tersebut dari t,8 milyar dolar menjadi 3 mi-
Rokok FK UGM disahkan dengan SK Dekan
lyar dolar dalam kurun waktu t99z-zoo4'"
zoo5 dengan kebijakan bahwa mahasiswa
UGM / KU / 4078 /UM / ot /
lg.
Pe
neta pa n
kampus bebas rokok ini ditindaklanjuti pada FK UGM harus menandatangani kontrak
perilaku profesional, yang salah satunya
Dampak negatif KTR untuk perekonomian rupanya tid5k seperti
adalah tidak boleh merokok selama masa
Vang dikhawatirkan.
positif. Udara di kampus terasa segar, jarang sekali ditemukan sampah puntung rokok,
Communicable Disease Center (CDC) melaporkan bahwa KTR tidak menurunkan penghasilan restoran maupun bar yang t mengimplementasikan kebijakan tersebut.'o .!t
studi. Melalui adanya dua kebijakan, KTR dan pemberlakukan larangan merokok '
.
bagi mahasiswa, dampak yang dirasakan
dan mahasiswa belajar untuk menerapkan perilaku profesional sebagai calon dokter. Seorang dokter diharapkan menjadi
tokoh panutan untuk tidak merokok. Efektivitas pemberlakuan kebijaka n KTR
terlihat dari penurunan jumlah perokok di kalangan mahasiswa FK UGM. Survei yang
dilakukan terhadap mahasiswa FK UGM pada zoo3 yang melibatkan 3rt mahasiswa, menunjukkan jumlah perokok laki-laki to,9 persen, angka tersebut menurun menjadi 8,5
persen dizooT dengan responden sebesar t89 mahasiswa, 3 tahun setelah pember:lakukan KTR. Sementara jumlah perokok eksperimen (tidak selalu merokok setiap hari) menurun dari 36 persen di zoo3 menjadi 21 persen pada zoo7. Selanjutnya, jumlah mahasiswi yang merokok menurun dari o,7 persen pada
zoo3 menjadi o,4 persen dizooT. Sementara
EDt$t
43/xxilt/zHo
E
mtsnn ilIil8nil[ [[Rl nillnTn
s$rluill 3tnlill$ffn lfi tl]rllil ffiPllt [tG01.
MEI\IJADI PILIHAN ANAK MUDA
DUNIA FANTASI
Rekreasi airyang dikemas dalam petualangan seru seperti Kota Atlantis yang hilang, lengkap dengan tampilan reruniuhan bangunan dan kapal-kapei karam. Tersedia bermacam kolam renang yang mempunyai ciri khas masing-masing seperti kolam renang air terjun,
Dunia Fantasi hadir sebagai wahana yang menarik dengan tantangan dan adrenalin kita. wahana yang cocok untuk remaja ysng menghadirkan sensasi seru
GETANGGANG SAMUDERA ,!
TAW,ARAN YANG TERLALU SAYANG NI LEWATKAN " BTRANTKA WAHANA RTKRTASI
ATLANTIS WATER ADVENTURE
kolam renang rain balls, kolam arus, kolom ombak, kolam pelangi, kolam riam jeram dan spiral' Di Atlantis Water Adventure kila dapat bermaln air sepuasnya lengkap dengan semua fasilitas pendukungnya'
*
SEBAGAI KAWASAN WISATA TERPADI.' DAN IKON WISATA NASIONAL, AI{COL MEN]A'DI
Pariwisata dengan menghadirkan pertunjut .n ilt*" seperti pertunjukan lumba-lumba dan arsitektur dengan konsep Negeri Seribu Satu Malam. Ditambah lagi wahana baru sinema 4 D yaitu pertunjukan film 3 Dimensi yang ditambah dengan berbagai efek yang memberi kejutan bagi anda seperti hembusan angin, cipratan air, getaran dan gerakan ternpat duduk yang telah disesuaikan dengan jalan cerita. Pâ&#x201A;Źngunjungpun serasa ikut berpetualang dalam film di sinema 4 D.
TAMAN & PANTAI Taman rekreasi dan pantai merupakan wahana hiburan yang memberikan kesegaran suasana pantai bagi semua kalangan dan usia. Taman danpantai Ancol dilengkapi dengan fasilitas berenang di paniai, fasilitas olah raga pantai, pentas musik serta dilengkapi dengan fasilitas kuliner antara lain Jimbaran Resto, Segarra, Le Brldge. gackstaâ&#x201A;Źe, Planet 8aso, Bandar Djakarta, dll,
seperti Halilintar {Roller Coaster}, Kincir-kineir, Tornado, Air Terjun Niagara-gara dan masih banyak lagi. Siapkan jantung anda dan kalahkan rasa takut anda ketika memulai menaiki berbagai permainan menantang di Dunia Fantasi. Sementara itu apabila anda ingin menikmati Dunia Fantasi dengan santai tanpa perlu banyak memacu adrenalin, anda bisa rnenikmati istana boneka atau balada kera' Dan masilr banyak lagi wahana santai tapi seru. Dunia Fantasi terbagi dalam berbagai kawasan yang tersebut dibedakan berdasarkan ciri khas negara.negara di dunia seperti kawasan Asia, kawasan Eropa, kawasan Amerika, dll. Dunia Fantasi hadir untuk kesenangan dan pilihan anda. lengkap dengan semua rvahana serta fasilitas pendukung lainnya, sehingga anda merasa aman dan nyaman di Dunia tantasi. KFBAYANGKAN BAGAIMA$IA SENUNYA? ! KALAU KE JAKARTA, JANCAN LUPA KE ANCOL
n
"f4*lg Taman lrnrian
ffi m
;uniu&g" BetAEfte.jft\gfr
'
Sx$m #&**'& ?and*nirtt
Editor: Nurainil Visual : M. RizalAbdi
muhammad r,abdi Pegiat b4, bukan berita bergambar biasa. Wirausahawan media ini tengah meretas gelar akademis pertamanya di Komunikasi UGM. Bersama rekan seprofesi, ia getol merintis Sekolah Desain Gratis lndonesia.
Fratiwi Penikmat musik genre swing dan smoothiozz, sempat pula menjadi penggembira di Balairung UGM. Bagi mahasiswa Sosiologi UGM 2oo5 ini,
jazzmenladi pemuas kebutuhan akan inspirasi dan ketenanagan.
Lelaki
itu agak gontai di tengah
keramaian.
Seorang wanita tergopoh menyusul. Sejurus,
sang wanita menarik tangan si lelaki dari belakang. "Mau apa sih lo?t' yang ditarik
tangannya membalas sembari menepis tangan sang wanita. Mata mereka bertatap. "Cutl" Suara asing tiba-tiba memotong pertengkaran. "Mana ekspresinya?" Dengan gaya bak sutradara, lelaki tak dikenal coba
mengarahkan ekspresi kedua pasangan tersebut. Yang diarahkan tentu saja bingung, lantaran mereka sedang berada di mal bukan
di lokasi syuting. Beberapa detik berselang, sebuah tulisan dipampang, "MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN
JANTUNG, IMPOTENSI, DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN."
"
o h, iklan r okok to h . K i r a i n
p r ev i e
w frl m," t
u ka
s
seorang anak pada suatu acara menonton televisi bersama keluarga.
EDISI 43/Xxilr/2010
F{te&ag
{il{ra]la:n+*irlw
Geliat lklan diTengah Gempuran aksud hati memeluk bulan, apa daya
Turunnya Presiden Soeharto dari tampuk kekuasaan bukan berarti perlawanan terha-
dikibuli praktisi iklan. "Pepatah"
dap asap rollok surut. Pada masa Habibie,
tersebut cocok disematkan pada pemerintah lndonesia. Konon, punggawa-
lewat UU Pers No. 4o tahun tg99, iklan rokok kian dibatasi. UU ini menyebutkan,
punggawa Nusantara ingin mengenyah-
"Perusahan Pers dilarang memuat iklan pe-
kan asap rokok dari bumi pertiwi. Asap
ragaan wujud rokok atau penggunaan rokok."
tersebut, menurut tabib-tabib sakti negeri, menggerogoti paru-paru kawula. Padahal,
UU No.8 tahun t999 tentang Perlindungan
asap bakaran tembakau itu salah satu pe-
duet industri rokok dari periklanan. UU ini mensyaratkan setiap produk mencantumkan kandungan dan dampak produk'
nyumbang terbesar pundi-pundi negara' Agar tidak terjadi geger nagari, pemerin-
tah pun mengeluarkan beragam kebijakan untuk membatasi produksi rokok. Dari
Tak cukup dua, PP No. 81 tahun 1999
pemberian cukai sampai pembatasan tata
tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan dipasang agar tak lagi kecolongan.
cara berjaja. Apa lacur, para cukong rokok
Peraturan kali ini lebih detail meregulasi
punya seribu jurus mengakali kebijakan
iklan dan pengonsumsian rokok. Dari kadar maksimum tar dan nikotin, regulasi
tersebut. Asap rokok pun kian bergeliat di tengah gempuran regulasi pemerintah. Enam belas tahun silam, UU No. z3 tahun
iklan rokok, sampai kawasan tanpa asap rokok. Secara eksplisit, PP ini membatasi
1992 tentang Kesehatan digelontorkan.
penayangan iklan rokok hanya pada media
Undang-undang ini menyinggung masalah zat aditifi yang menjadi titik mula regu-
massa cetak dan media luar ruang. Aturan
lasi pengendalian tembakau di lndonesia.
pencatuman peringatan pemerintah tentang kesehatan juga mula'i diberlakukan.8
Lima tahun kemudian, UU Penyiaran No.
Tatkala PP ini disahkan, muncul tantangan
z4 tahun tggT dilempar untuk mengha-
keras dari produsen rokok, petani tembakau,
dang maraknya iklan rokok di media. Regu-
dan media massa. Bahkan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan ikut "menolak"
lasi ini secara tegas melarang iklan yang
l
Konsumen juga diusung untuk menandingi
menggambarkan penggunaan rokok. Bukan industri rokok jika tak mampu berkelit.
tersebut. Respon ini baru diakomodasi tatkala Presiden Abdurrahman Wahid (Gus
Pembatasan inijustru membuka jalan lem-
Dur) naik menggantikan Habibie. PP yang be-
pang hubungan mesra antara industri rokok
rumur tak lebih dari setahun itu diganti dengan PP No. 38 tahun 2ooo tentang Perubahan PP no. 8r tahun t999. lsinya lebih permisif
dan periklanan. Meminjam tangan dingin dan otak kreatif praktisi iklan, para produsen rokok mencipta iklannya lewat permainan citra. Strategi ini untuk mengakali regulasi UU penyiaran No. z4 tahun t997. lklan-iklan rokok dengan atributif kejantanan dan keeksotisan pun berseliweran di media massa.
PP
dibanding regulasi sebelumnya. lklan rokok di media elektronik diperbolehkan pada jam tayang tertentu dan produsen rokok diberi kesempatan melakukan penyesuaian kadar nikotin dengan jangka 7-1o tahun.
Entsl
43/xxilti2fio
E
&&3lllii#& H&ffilrr$&lil
Era Megawati merevisi dua regulasi tentang
rokok. UU Penyiaran No.3z tahun zooz diberlakukan sebagai revisi UU Penyiaran tahun
t997. lsinya takjauh beda. Peraturan baru ini melarang siaran iklan niaga yang memperagakan wujud rokok. Pada era ini diberlakukan pula PP No. t9 tahun 2oo3 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan. PP ini
merupakan penyempurnaan atas PP No.38. Regulasi ini mempertegas atribusi peringatan kesehatan, pencantuman kadar kandungan
Pembatasan ini iustru
membuka'ialan lempang hubuhgan mesra antaE rndustn rokok dan periklanan. Meminiam tanean dinein dan o"tak kreatif pTaktisi i klan, produsen- rokok -para meincipta iklannva lewat permainan citr'a.
tar-nikotin dan kewajiban produsen rokok untuk mengakreditasi kadar tembakaunya.
Penghujung Mei zoo7, Hakim S. Pohan
berkunjung ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Bersama Aisyah Hamid Baid-
lowi, Tuti Loekman, Alvin Lie, Elva Hartati dan Nidalia Djohansyah, kelima anggota Forum Legislasi Nasional ini hendak beraudiensi dengan Agung Laksono, ketua DPR 2oo4-
2oo9, terkait RUU Pengendalian Tembakau. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bersama DPR, tengah menggodok RUU
kontroversial tersebut. Jika RUU ini gol menjadi program legislasi nasional, maka ini bisa menjadi penutup aib lndorresia di dunia internasional. lndonesia merupakan salah satu pengusul aktif draf Konvensi Kerja Pengendalian Tembakau atau Fromework Convention
on Tobacco Control (FCTC) dan satu-satunya negara asia yang tidak meratifikasinya.
S
,u**AL
BALATRUN*
'
Kta$e {*{ra*
Taxdixg
Gelitik Citra di Dua Dunia itra membentuk pengetahuan in-
de Saussure merupakan salah satu yang
dividu terhadap sebuah produk. la merupakan gambaran idealyang coba
menonjol dalam studi semiotik.'o
ditanamkan pembuatnya kepada sasaran dengan maksud tertentu. Tak jarang, citra
Saussure berangkat dari sumber
strukturalisme modern yakni linguistik.
yang melekat pada sebuah produk sal-
Strukturalisme ala Saussure bergeser pada pemusatan struktur bahasa. Berbeda dengan
ing tumpang tindih. Rokok salah satunya.
teoretikus fungsionalis struktural yang
Pelbagai macam citra melekat pada benda
ini antara lain, berbahaya bagi kesehatan,
berpija k pada struktu r sosial, stru ktu ra lisme beranggapan makna, pikiran dan akhirnya
mencerminkan maskulinitas, hingga faktor pelicin berkomunitas. Bahasa pencitraan terhadap rokok bermain di dua ranah. Per-
kehidupan sosial dibentuk lewat struktur bahasa. Konsentrasi strukturalisme
tama, media massa melalui iklan. Kedua,
kemudian berkembang dari bahasa ke studi sistem tanda. Lebih lanjut, Saussure
interaksi sosial, melalui pengaruh pergaulan dalam komunitas (lihat bagan). Kedua ra-
mengungkapkan terdapat dua aspek dalam
nah ini bermuara pada konsumsi rokok.
analisis semiotik, aspek penand a (signifier) dan pertanda (signifiedl )' Penanda merujuk
Ada Udang di Balik lklan
pada ungkapan dan memPunYai wujud atau merupakan bagian fisik seperti bunyi,
lklan merupakan alat pemasaran sebuah produk. Pemasaran bertujuan memersuasi
huruf, kata, gambar, warna, obyek. Pertanda terletak pada tingkatan isi atau gagasan dari
calon konsumen agar mengonsumsi suatu
apa yang diungkapkan. Hubungan antara kedua unsur melahirkan citra atau makna.
produk. Persuasi dapat dilakukan melalui permainan citra untuk mengonstruksi kesadaran konsumen. Salah satunya lewat bahasa iklan' Bahasa merupakan salah satu kunci penting
dalam membangun citra. Bahasa tak sekadar '* alat komunikasi tetapi juga menunjukkan q
keadaan komunitas pemakai bahasa. la menjadi penanda dan penunjuk bagi orang baru yang ingin masuk dalam sebuah komunitas. Studi tentang bahasa dan tanda dapat
ditelisik melalui kajian semiotika, studi mengenai tanda. Kajian ini mengupas cara bahasa digunakan untuk melahirkan makna yang kemudian dikomunikasikan dalam masyarakat.e Karya Ferdinand
Buah pemikiran Saussure ini dapat dipin-
jam guna mengupas cara kerja permainan citra iklan-iklan rokok. Tag line atau bahasa iklan merupakan penanda karena ia dapat ditangkap oleh indra manusia yakni berupa bahasa dan kata-kata. Sedangkan gagasan dari tog /ine merupakan pertanda. Tag line rokok sengaja disajikan melenceng dari caracara persuasi langsung. Gagasan dalam tog /rne rokok memiliki kecenderungan mudah dicerna dan menghasilkan sebuah citra yang
menarik, populer serta persuasif. Berikut ini beberapa tog line dalam iklan rokok dan penafsiran tanda serta citra tentangnya:
lBrsr
43rfilll/zfis
n
Digambarkan melalui beberapa
Seorang petualang yang melalui medan
situasi yang tidak menguntungkan.
berisiko seperti hutan rimba, dan tebing
Seorang pelajar harus mengenakan
tinggi. Namun, ia tetap menganggap
atribut memalukan saat orientasi
medan berisiko tersebut sebagai
siswa baru. Namun, pelajar tersebut
petualangan yang menyenangkan
tetap menyunggingkan senyumnya. lklan tersebut memiliki pesan yakni
dalam keadaan serugi apapun, calon konsumen akan merasa bahwa dirinya
Merupakan sebuah kritik bagi makin
orang yang fleksibel, tak acuh, tetap
sulitnya akses pendidikan akibat
santai, tak membesarkan masalah dan
mahalnya biaya akhir-akhir ini, tag line
menikmati (enjoy) keadaan. Selain itu,
"Tanya kenapa?" merupakan salah
iklan ini seperti melegitimasi kebiasaan
satu pesan yang disampaikan pada
merokok remaja sekolah menengah
calon konsumen untuk bersikap kritis
karena yang menjadi tokoh dalam iklan
terhadap setiap kebijakan dan keadaan
tersebut yakni seorang pelajar
yang terjadi.
Seorang pria sedang memotret seekor
Sekelompok anak muda hendak
harimau. Sang harimau mengejar
makan di sebuah warung tetapi tak
pria yang memotretnya seakan ingin
mempunyai cukup uang. Kemudian
memangsa. Pada akhirnya, pria dan
salah satu pemuda memperlihatkan
harimau tersebut bertemu di sebuah
cara makan murah ramai-ramai.
rumah dengan adegan sang pria yang
Pemuda tersebut menyertakan kuah
mengelus kepala harimau. Ternyata
rendang tanpa menyertakan dagingnya.
harimau tersebut telah jinak oleh sang
Dengan demikian membayarnya jadi
pria. Gagasan yang ditekankan dalam
lebih murah. Jika harus menanggung
iklan ini menunjukan bahwa ternyata
rasa malu, maka rasa itu akan
pria dapat berteman dengan sesuatu
ditanggung bersama. Pesan yang ingin
yang buas.
disampaikan bahwasanya, melakukan hal beramai-ramai dapat meningkatkan
solidaritas dan meringankan beban apapun.
#ufl{fie
3t&i*&p&$
Serdaya Minta Api Citra yang diciptakan media bahkan melebihi
'Apinya dong, mas?" pinta seorang
apa yang menjadi realitas. Akhirnya, sulit
pelanggan sebuah caf6 pada ses-
membedakan antara yang nyata di masyara-
eorang di meja sebelahnya. "Oh,
kat dan yang menjadi tontonan di media.
silakani' jawab yang dimintai api sambil menyodorkan pemantik api.
Citra yang ditanamkan dalam iklan rokok
menjadi larut dengan konsumsi rokok. Kebutuhan merokok tak hanya didorong kenikmatan dalam tubuh, rasa asap yang cocok--awalnya sebagai realitas yang dapat dirasakan panca indra, tapi juga kebutuhan
Si peminta api segera mengeluarkan
rokok berlambang jarum gramafon dari sakunya. Perlahan, ia mulai menyalakan pemantik api sambil mendekatkan ujung rokok pada api.
akan kepuasan citra-- melebihi realitas- yang kemudian larut dalam realitas itu
sendiri. Akibatnya, media iklan sebagai alat produksi citra akan terus berpola un-
tuk memasok kebutuhan akan citra.
"Terimakasih," si peminta api mengembalikan pemantik rokok sembari menghisap rokoknya dalamdalam. "Woh, srJka rokok itu juga ya?" ujar si pemilik pemantik rokok setelah melihat rokok yang dinikmati pelanggan kafe di sebelahnya.
Kemudian percakapan dua orang yang tak saling kenal itu pun berlanjut lantaran keduanya penikmat rcikok dari merk yang sama. Kendati tak pernah mengenal dan tak saling
ai-AY
i:*j\h1 !|
et t\
lT'
cq
Lb It
tr
*-.N\\\,,
menukar tanda sebelumnya, interaksi sosial terjadi. Masing-masing sadar akan pihak lain yang menyebabkan perubahan dalam perasaan dan syaraf orang yang bersangkutan.'7 Budaya minta api tersebut menggam-
barkan bagaimana rokok berfungsi sebagai
simbol atau tanda dalam interaksi sosial. Dalam tinjauan sosiologis, kebiasaan merokok dibesarkan lewat lingkungan pergaulan. Kebiasaan merokok yang bermula dari dorongan orang peer group (teman sebaya)
kemudian memunculkan motivasi untuk mencobanya. Selanjutnya, rokok menjadi
alat sosialisai dan adaptasi yang efektif. Hasiljajak pendapat dalam jurnal Bolairung
n
T'
h{ai!* {lgye ?*rad*e36
edisi 37 (zoo+:t8S) tentang fenomena konsumsi rokok pelajar SMU di Yogyakarta
menunjukkan, sebanyak 85, 4 Yo responden mengakui bahwa pola konsumsi rokok mereka dipengaruhi oleh orang terdekat
disekitranya. Jajak pendapat ini dilakukan terhadap 4oo reponden di to SMU. Data terkini dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas lndonesia (FKM Ul)
tentang fenomena merokok pada remaja menujukan kecenderungan serupa' Mereka melibatkan 4oo responden dibawah t8 tahun sepanjang z5 titikjalur kereta api Jakarta-Bogor. Hasil penelitian menunjukan 6't
Yo
dari responden adalah perokok,
sedangkan motivasi mereka salah satunya karena dorongan peer group anak jalanan. "Kalau kami tak merokok berarti bukan anak jalanani' ungkap salah satu responden.'8 Data tersebut menguatkan, kebiasaan
merokok dilanggengkan melalui sistem pergaulan. Merokok menjadi simbol anak jalanan dan dikenalkan dari mulut ke mulut. Tak hanya dari mulut ke mulut, budaya
merokok berlangsung turun temurun. Budaya orang dewasa yang suka mengunyah
dan menghisap sesuatu dalam mulut dipahami Sigmund Freud sebagai fase oral yang n
tidak sempurna di masa kecil.'s Penyaluran kebiasaan merokok yang turun temurun merupakan proses yang bermula sejak masa anak-anak. Anak-anak yang melihat orang tuanya merokok dan orang-orang
disekitarnya yang juga merokok dapat memberikan dampak pada cara anak tersebut mempersepsikan kebiasaan merokok. Herbert Mead, teoretikus interaksionisme simbolik memaparkan latar belakang dan asal-usul kecenderungan sikap seseorang.'o Teori interaksionisme simbolik merupakan
gagasan-gagasan, asumsi-asumsi tentang manusia dan hubungannya dengan masyarakat. Awalnya kajian ini disebut psikologi sosial " karena judul-judul referensi tentang teori ini banyak menggunakan istilah psikologi sosial. Pertanyaan mendasar dalam kajian ini adalah bagaimana individu mempengaruhi yang
lain lewat makna dan bagaimana pengaruh tersebut ditransformasikan dalam perubahan masyarakat. Penekanan terhadap dua
istilah: 'simbol' dan 'interaksi' menjadi benang merah karya-karya filsuf, sosiolog dan psikolog sosial dalam interaksionisme simbolik. Para imam interaksionisme simbolik meyakini, simbol yang berupa benda, gagasan, isyarat memiliki makna-makna
tertentu yang dapat menjadi salah satu unsur dalam interaksi sosial. Makna-makna
itu dipahami dan dimodifikasi melalui suatu proses interpretasi yang dilakukan seseorang terhadap sesuatu yang ia hadapi.
Mead melihat percakapan isyarat sebagai tahap awal latar belakang diri. Asal-usul
diri dijelaskan dalam dua tahap masa anakanak. Pertama bermain-main (p/oy) dan
permainan (gome). Pada tahap pertama, anak cenderung mengambil sikap orang lain untuk dijadikan sikapnya sendiri. Misalnya, ketika anak melihat ayahnya yang merokok kemudian dapat memerankan 'mami' dan
Er!*sr4sn(K1,12CI1-
w
Ha&a fl ii*ra lla*l*fi
Kala Citra Tanding etiap senjata punya kelemahan, setiap digdaya bisa dilawan. Pun dengan citra. Genderang perang terhadaP
Secara fisik dan perencanaan, bentuk
ILM tak jauh beda dengan iklan komer-
pemerintah menggelontorkan UU Penyiaran
merupakan media komunikasi visual un-
tahun 1997. Lembaga swadaya masyarakat dan institusi kesehatan juga tak tinggal diam.
tuk mempengaruhi persepsi khalayak.
Lewat berbagai penyuluhan bahaya rokok,
Strategi ini punya beberapa kelemahan. Repetisi merupakan unsur penting dalam
iklan rokok coba ditandingi keampuhannya. Namun, lagi-lagi, permainan citra industri
permainan citra dalam lingkup massal. Gobbel, menteri propaganda Hittler,
rokok rupanya terlalu ampuh. Para "gerilyawan" anti-rokok ini pun mulai menggunakan
dalam perang dunia ll mengirim pesan
permainan citra untuk balik menggempur keangkuhan industri rokok. Perang citra
dan Nazi pada masyarakatnya. Perlahan tapi pasti, konsepsi yang dikoar Gobbel merasuk ke pikiran masyarakat Jerman. Tak heran, Hittler mendapat dukungan
citra yang dikembangkan gerilyawan anti rokok : konfrontasi, atribusi, dan parodi.
luas dari masyarakEt Jerman kala itu'
perlawanan frontal dengan membuat sim-
Jurus repetisi ini juga dipakai industri rokok' Dengan modal melimpah, industri rokok mampu menayangkan iklannya secara massif dan kontinyu. lni sulit ditandingi lLM. Menilik muasalnya, ILM merupakan iklan
bol atau citra tandingan. Bentuknya bisa bermacam-macam. Salah-satunya lewat
sosial dan didanai secara independen.
lklan Layanan Masyarakat (lLM). Kehadiran ILM dimaksudkan sebagai citra tandingan
penayangannya cenderung rendah. Tak
terhadap keberadaan iklan komersial (baca: rokok). Sumbo Tinarbuko dalam Semio-
tika lklan Sosial (zoo6)" memaparkan, Sebagai sebuah citra tandingan,
,
berulang-ulang tentang.kejayaan Jerman
Bila dipetakan, ada tiga strategi permainan
Bak sabung silat, strategi ini melakukan
t
pada umumnya berisi Pesan tentang kesadaran nasional dan lingkungan'
sial. Karena pada dasarnya, keduanya
Konfrontasi : Adu Kuat Citra Tandingan
.1
bergerak dalam bidang sosial, ILM
permainan iklan rokok sudah dimulai tatkala
pun tak terelakkan, closh of imaginotion."
*tt6
Dengan kondisi semacam ini, frekeunsi
heran, pesan-pesan sosial yang terkandung muskil diposisikan dalam benak khalayak Kondisi ini diperparah dengan penggarapan lLM, terutama di lndonesia, yang tak
pada dasarnya ILM adalah alat untuk
seserius iklan komersial. Berbeda dengan iklan komersial, kucuran dana segar dalam
menyampaikan pesan sosial kepada
penggarapan ILM sulit didapat. Penggara-
masyarakat. Media semacam ini sering dimanfaatkan oleh pemerintah
pan ILM pun cenderung seadanya. Pesan sosial yang hendak disampaikan pun hilang
untuk menyebarluaskan program-
seiring tanggalnya poster dan riuh ren-
programnya. Sebagai media yang
dah keangkuhan iklan rokok komersial.
EDt$tffin(xily2fis
H
F{ail*
Beberapa contoh iklan laYanan masyarakat tentang ba haya merokok'
*aw;*F
,u;-i*s
-
fr *trer
Y;*t'r**mg
&tlf &&d{ $:iili!rF,{P&*
Atribusi: menumpang lewat kemasan
Tatkala dana tak lagi kuat mengimbangi,
pemerintah pun beralih dengan atribusi. PP No.8r tahun 1999 tentang Pengamanan
konsumen mengenali iklan produk rokok.
pembuka perlawanan citra lewat atribusi. Peraturan ini mensyaratkan setiap produk
AwalJuni 2oo8, Pusat peneliti FKM Ul mem-
rokok mencantumkan peringatan pemer-
publikasikan temuan mereka terkait efek-
intah tentang bahaya rokok dalam kema-
tivitas pencatuman peringatan kesehatan
sannya. Strategi atribusi dapat menyiasati
dalam kemasan rokok. Mayoritas responden
beriklan sembari menjalankan fungsi
@25%) tak percaya akan kebenaran isi peringatan kesehatan, zo % menyatakan takjelas, dan z5 % responden tak peduli lantaran terlanjur ketagihan.'z3 lni menunjukkan strategi atribusi di lndonesia masih kalah taji dengan kesaktian citra iklan rokok.
sosialnya mengingatkan masyarakat atas
Beberapa negara, seperti Thailand, Singa-
bahaya rokok. Berikut contoh atribusi
pura, dan Brasil juga mengadopsi strategi
dalam kemasan produk dan iklan rokok,
atribusi ini. Hanya saja, visualisasi per-
Meski cukup manjur, atribusi ini justru membuat iklan rokok makin mudah dikenali.
ingatan bahaya rokok mendapat porsi
rintah tak perlu mengeluarkan dana bejibun untuk menandingi iklan rokok. Dengan atribusi tersebut, pemerintah seolah ikut
Awalnya, PP No. 8r tahun 1999 bertujuan memutilasi kreativitas industri jklan ro-
lebih besar. Selain itu gambar organ-organ yang rusak akibat rokok juga dicantumkan dalam kemasan rokok. (gambar 6)
kok. Dalam PP tersebut, materi iklan rokok
Di Brasil, peringatan lewat gambar horor
dilarang: Pertama, merangsang atau me-
tersebut mampu menurunkan minat pembeli rokok sampai 6S %. Malah hampir tiga perempat dari responden memilih ber-
nyarankan orang untuk merokok; Kedua, n
dikenali sebagai produk rokok. Pencantuman peringatan pemerintah justru membantu
Rokok bagi Kesehatan menjadi kuda-kuda
kelemahan pemerintah dalam pendanaan ILM anti-rokok. Dengan PP tersebut, peme-
t
agar permainan citra yang dibangun masih
memperagakan atau menggambarkan dalam bentuk gambar, tulisan atau gabungan keduanya rokok atau orang sedang merokok atau mengarahkan pada orang yang sedang
merokok; Ketiga, mencantumkan nama produk yang bersangkutan adalah rokok. Regulasi tersebut tak pelak membuat praktisi
iklan rokok jungkir balik. Permainan citra, dari yang sederhana sampai yang paling absurd, menjadijalan keluar. Kini, penempelan atribusi tersebut malah memudahkan praktisi iklan dalam memproduksi iklan rokok. Mereka tak perlu susah memutar otak
rcH ;unruAl BALATRUNc @ 3
henti menghirup benda racun tersebut.24
*{*:r]$x
{*tlr*e
T;x:me&*mg
Atas : Contoh pencantuman peringatan bahaya rokok pada kemasan produk di luar negeri. Bawah : Contoh pencantuman peringatan bahaya rokok pada kemasan produk di lndonesia
sar$t 4.1ffHt!Er3o1r
ffi
i{txts Siiâ&#x201A;Źsx ?srn*di:*et
gliltw$;ll|{ &}s"s3c$p
Atas dan Kiri Atas: Gambar Parodi iklan rokok di era 9o-an. Pada era ini
pemarodian iklan rokok menggunakan gambar asli iklan tersebut kemudian ditindih dengan togline yang diparodikan.
Kiril Gambar parodi iklan era 2oooan. Parodi iklan tampak lebih kreatif, tak sekadar penindihan atau ;re{t:--dr'geue{eTAft
n*'] L F&ll'i
l}&&l t{,K*Ttl,l S{}$d,16 nAK " K&!{&*N*,9*N$l{Stt}{
AAT &6&BAti,qY,q!-Ail'!f,lYA LAA GS,l{ pH.RLaJ ?*.U,
penggantian togli ne. lklan yang
dibuat lndra Triwahyudy ini menjadi finalis Pinasthika ad festival zoo6.
EmEst
43/xxlEt/zns
ry
llsa.$ei#e
w&wtr$tl
Pun ketika iklan parodi ini hanya bersiar di ajang-ajang festival dengan lingkup terbatas. Jangankan menjadi oase, ide-ide cemerlang praktisi iklan hanya sebatas onani di tengah permainan citra iklan rokok. Penayangan massif dalam skala luas tentu
diperlukan agar; setidaknya, mengimbangi gempuran iklan rokok komersial. Tentunya ini membutuhkan dana yang tak sedikit.
Epilog etiga gambaran tersebut merupakan
potongan kecil dari peperangan citra. Ada banyak jalan dan medan yang bisa ditempuh. Perlawanan
terhadap kedigdayaan citra rokok dapat dikembangkan lewat media lain seperti komik, permainan video dan lelucon. Data-data terkini menunjukkan prevelensi
perokok pemula kian muda umurnya. Data Tobacco Control Network menunjukkan persentase perokok pemula usia 59 tahun meningkat menjadi 1,8Yo pada.'8 Perlu mengaji lebih lanjut media yang cocok untuk
mengenalkan rokok dan bahayanya kepada anak-anak. lde memberi pengetahuan bahaya rokok lebih dini perlu dikaji mendalam.
lmaji tak bisa dibelenggu, tetapi imaji bisa
t
ditandingkan. Pelarangan keras terhadap konsumsi rokok pada anak justru mem-
buat rasa ingin tahu anak kian tangguh. Daripada melarang, lebih bijak mengenalkan anak pada rokok dan bahayanya.'e Citra sebagai jalan masuk ke alam pikiran dan tindakan menjadi medan sekaligus ak-
tor pertempuran. Kepentingan yang beragam menyebabkan perang imaji menjadi tak terelakkan. Selama kepentingan belum sanding, selama itu pula citra tanding.
:
ry
JURNAL BALAIRUNG
[]
=uutzlre
:17,,,*N:iiri; ,'r"iii.li3
5oA
i{*ix {Ftr*
Y;ralc*i*tg
t,
,.::l:,& #r,,t,,,,1 a,.rz:14. :lllll-'.r,lJ
t;:,1::4a
a:
.g:.:.ir.)
--. :, *
''
/\t3 ,'=4/ i $3,:"t-{.-
:::iFlll tl:.,.,:l:,::::1
a r"'. H ':;-d*3;; , H
]]]]t*a:i:
=2ri::ri :,|*:u:;i
t
L\. &
lsilfi & r- -? jj.r' i"i{''
i {,$
Ij
Irsl&',:;u;r,,\I "-a
t';r
rDtsl4.3nffi,li20r-
I
Tim Insan Wawasan I Penulis : Ciptaningrat Larastiti, Achmad Choirudin, Hellatsani Widya Ramadhani I Editor: Azizah Fitriyanti I Visual : M. RizalAbdi, Estu Suryowati
---#\
I
I i
Ent$t
43/xxilt/2fi0
K
:ry
.,',1,;:llllllllllltl:l,t:,:::
llli:;:i::rr
:.,.i
rll :r::r::i
,::,.':.:.:,:::::::::::::::::::::::::::l:::e::;:,:
',:?:|]:l]]l..]]l.],l
:a:].l]]l
':::'""::,':aa:,::a::,:,:a:ta:l:::.a,::,7a
]]]]]]a]]]]]]]]]]]]]]]ll]]rr,.,
l
rrrrr,:::rrr\:r:r-.:..:: llllilr,
:',ll::;::::::::::lllli:=
... ...
t.-..'.:
..::::..::::::
..:..::::::4.,..:::::::::!.,.a::::::;
F;HgE
iB $ Lulusan Fakultas Kedekteran Universitas
$urri
.
j, f;
;
-: *ffi-
-
Anatomy, Universitas Katholik Nijmegen, E tq$ dari latar latar memane.lahir lahir daii tq68 ini memang Belanda tg68
; tr
$
r,rrrrr:Sil.:r,llllllllll,,.llll..il,r*l:rrr,rrl'illlllt$.,,::::::::l::ll
tembakau. Sampai suatu ketika usaha
::::::,::,,,.,,,1a*lAei3.*@$|iit:1i*ll:
ke-
.iir.Ai$
jaiiiil
&r
tembakau berfiasil membuat
ti posisi sebagai i *".5*tt x na --- - ---r--
'korelasinya
de
,hidup dengan .-- -.^-
---L,.Lt--
* d ;-i
I
la
---L-l----l
d
4j
: :"'::::"'z'
:
:.l...lt.r<llllll$.;l' "''.rt.::'::
. ;.,:
yahg menanggung rrurgi. Salah itu manUsiawi,
itu kebetulan,, Tah,U,n 19168, saat saya
::Semurn
tapi ketepatan kita menaksir grade temAlUr* w,"ntuntukan k*feriAyaai' p,abrik.
masih bersekolah di Belanda, mendadak ..
ava
h
m enl
n
t.,t:,
. .:a::
gfa|,',Ka m i, ana k-a n a knva diti ng:
gali tembakau. Ya, harus bagaimana lagi, saya
haius menggmbriif alih,,rrtaniggungjawab,itu.,,,,
melakukah,fuatu pske|..laanri dem,ikian pula dengan grader. Bagaimana pendapat
pedagang itu sama. Tetapi, setelah Orde
Anda mengenai hal itu? Apakah secara
Baru, kebijakan pemerintah berubah. Kredit
pribadi Anda menerapkan nilai-nilai khuim dalam,,menjalankan profesi itu?
untuk pabrik rokok lebih besar. Pabrik rokok pun bisa berkembang pesat. Pedagang
n,,nr;tivasi grader
berafiliasi dengan pabrik. Karena pabrik membeli tembakau sendiri, harganya jadi
i,ngj e ta s be r bed a. Sekara.ng lâ&#x201A;Źlb:i.h mementingkan otomatisas!,,, efisiensi, dan pure bisnis. Kalau dulu, ayah
lebih tinggi dan akhirnya pedagang tidak bisa
saya sangat sdaaagrembukan dengan petani.
furtl,ba.ka.u.tid.ak'bisasurv''.vekela,tidak
,,f;
me*Vainâ&#x201A;Źlnya;,:Ha l,!ain ya:ng,mem buat saya i
tertarik, karena tembakau itu adalah seni. Peke,Jjaran grca.er tembakau itu,miiip gradel
1
sâ&#x201A;Źliltla,r
Ada kebahagiaan tersendiri ketika mengambil i
sampel; befR,mu petat!;,,berunding dengan petani sampai larut malam. ltu merupakan
,
angguri ahIi ,hatu,,:,dan ahl! barangrbarang
kesibukan yang menyenangkan. Namun,
antik. Ada nilai seninya. Ada rasa senangnya.
nilai-nilriitenâ&#x201A;Źbq!,,iekaran{:s*'dahpudar,
Kebetulan, saya senang dengan tembakau.
Sudah tidak idai,6aya,,tarik pria-adi- Kalau
Jadi, ketika musim tembakau saya belum
saya; karefla ada unsur.,:ho,binya dan ada
puas kalau belum memegang dan mencium
kepuasan pribadi. Di(pabrik rokok) Djarum
bau tembakau. Nah, hidup saya dibiayai dari
sendiri posisi ini dilakukan turun-temurun.
profesi itu. Kalau tidak ada profesi groder,
Hubungan sudah tidak murni bisnis, tetapi
saya nggak bisa beli lukisan, ha ha ha.
ada hubungan kekeluargaan. lni sebenarnya
Api sijilkendala
:ketika,
Andi ntdn'
masalah kepercayaan, Daripada .
ke rj a ka
jalani pekerjaan tersebut?
,1;N a
Sekarang zaman sudah berubah. Keadaan
pun menentukan motivasi orang dalam
Namun, usaha keluarga saya sekarang sudah mati. Dulu, kekuatan pabrik dan perantara
.*,i
;,.,,.
;r
[fu
.pe,im*iaan;lriVi;l
i)a
tcen,cela,'
Bagairnana pt*dapat.Anda tentangr,ikuali; tas tembakau di lndonesia? dan tembakau
daeraiimate yang beikualitas unggul?
sekarang lebih rumit. Lika-likunyq pengga-
ravmi,ikim,,iii.i6r;asiAil*,,,tebthribe|karena ga
n tem beka u lua'r,,, Cr-loko nya,
jika penggafarpi mencifi FUrkan tembaka:U den$an gula. Awa,Ihya memang tidak,,keta.' rhuan, tapirrrrSeterlrh dikiri'm,,rke pabrik
impan
dtn dis-
tiga tA:hun, rnulai kelihatan. Saat musim hujan, tembakau jadi lonyot (lembek) dan menggumpal. Jadi bongkokan duarrrratb,u
qepErti batu,, Kalau dikemba:lika,n, ya,
ffi,,,,
* *L,,,m*
I
:,,
lebih, saya sudah bisa mengatasinya. Tapi,
r den
n arang ik{n6.,,ya n g sa m a seka i kita,,
belum tahu. Kepercayaan itu penting.
Tapi karena sudah lama, sudah 4o tahun
d i ca rn,pu
mempe-
;.K&iffi ffi
kita
rr,r,r
''
,
'r'
..'::-
W\::...:.:::' .'::::
ffl:l::::r ...'r .'
'*m*MW$&s*
.
ll:li:,.i
ffi
ffi:
'
:':,.
apakih uniuktem,baksu:'jvga'ber-, laku':kontrol harga seperti itu? Tembakau bukan makanan pokok, jadi tidak ada HPP dari pemerintah. Tapi, sistem
kemitraan tetap dilakukan oleh anak saya {yang meneruskan profesi Oei sebagai grader ). HPP pupuk dan tanah dihargai sesuai stan'dar yang berlaku di pasar. Sistem kemitraan itu seperti apa? Petani dipinjami modal oleh pabrik atau
grader unluk: penanaman ternbakau. Kelak, hasil produksinya pasti dibeli pemberi modal. Untuk kemitraan, meski,:dengan standar harga yang lebih rnurah, jika hasil tembakau kurang baik, kami tetap akan membelinya.
Apakah harga yang ditetapkan untuk petani dalam,pembelian tembakau sudah sesuai dengan kualitas, tembakau? Karena banyak terdengar suara kalau petani tembakau selaln dipermainkan oleh industri rokok.
Meteka bukannya dipermain kan,
,, r
itu kembali lagi pada supply and.de-
"
msnd..:tadi. Disamping itu; pqfuyifu s1E
.,
',:
,.
'rnilirki kalku{asirhya sendi:ii-sendiri. .,,,.,,,,,
"
i,,'
jika...kite,,,,rn",-n*" pokok.r:o.kok-rokokr,,ber.
"i1ri.11merek.lpopDle,i yarng
cukDp tin€Si; a$A:kai
{tem'balkau } su'da h'r}ei m':' :,,1r,::::.:blng::dif,gl4:lthaigg j uarlrrrokoltr ie r',b'Ut?,
, e,:,....:..::,,u:a;be:!
:.biku
nya,,
":::..:a:a.::'.:'.'.:,a:'.:17abii.k:,:lertg,r'11y1e.-
,,ls.. F9 ':,
k0kn yilrr,sud€ h'
nt-l,a
n,
,,
men:Urigt h,e,rCg i
::::::.:::,,,,::,:::::bak*,nyA:::eka&:::mahlel:,N6lfrUn)l,yan$,
buat
ra:V6,k .
ir-d e"kq,1.1igla,iiny, q,,,s,end,i r'!.
: :']::.r[J6f(1f\i6kok kelas fi]ftggi|]tenrtu haiga, ,,,rrirrrrimrem
6 s irft rft 3 rt
ba,tia n
dOminin
hbrgArrrirual;ri6,k$k,,ti:aggi:ada]ah,tttke-
,:::11:1:1111::1;,;b;ijl:l(V6:pem€iihtahl,,rn,enten:ai q.U:hai,, KOfi&a :::::::.:::::::.:,,;;,:,6"U^tt*tl:i::,:*Axa,f.,A.\{J,t::l}er:kAtfangtttganrt,rpemer-
i
:gt,sga seeara t:,,:diiua I
d ra
dengan
lti s. k da6g, iustru
r:haraerdi b$wah
iitkir;
,lha ini kan ioB€t! P€i€tura,n:1*u ka|.Veng1lebih '\nggiekanmematikanrrrrpabiiilr'rakokk€cil.:.,,;;;;
,,lndqstii r$kOkdi]lhdfing
iarrrrbefk€,m-':iirrl,,i,,
,behgiutup:'Fei*t.Ap.a iilFlik5gi:,laei, pa,biiik,li6kOk rkecil?..terute,ma'iOko
,',
r'r'rr:::rr,trrl
.,
i"r,
t::,,,:,,r:::,,.1nrlah'lberkd6jiriitf,:rrtrrE..naikkan:iu:kainia;:patbrik
{okok,l,1tegaly.angfidak'beiaurkai?,, "'rr',,,
.,,...r a,kan saleh,,,ti,qgka.h, Sa.inga'h p*brik,,,.iokok,1tu
:Pabrik, rokok ya:ng.max*\;b|i? beitahra,n,
,r,,r,,r:
kaniba AVlk,, T.idat rntutngkin paxiik,r,idi h ::mb-
It,mpari'SeJ€aang-hanya,ipA,biik"'r€'ko,k,besa,f;,',.,',
Pa,briEk1eil' $;ila dikatakirn
ffi *o**&L
B&LArRtr*G
::,,,,,,,,,,,,',
h1du6gagrsA
rrr,
beredar.,'lni kadang menguntungkan rokok ilegal yang tidak membayar cukai.
Walam$xH.*s Wffi:iruffi
#€}fi??fiffiffiF3 H??ffigYB-
i |
furumtr.hmx'gm $axmfi rs$q#Eq trx s3ffiffi$ mdm&mh $qmW$$m$qmrru
Setelah melalangbuana iebagai grader di kawasan .lawa Tengahi bagaimana pendapat
ffii*ffiBffigf*ffit*ffilllx r&ruffiffiffiffif}&B C&;E* kmH. ffimi*'$km dmwss fum&6 $Y?ffiswffirffi*
wasan'itu dan di,lndonesi'a pada'umumnya?
.4
Kua
ffi
u'
fli::t-&
e*
ma$kkmsft ea$km$ryVry, mm$l*r$frq m$qmm smBmh t$ mgka h....Y$dmffiq rw#re6$eEm g*mfur$$c ekam rry"u*mmikEqnr-g *"setrff& s#cffiE*#E e$rmstfrs, &mdag-"*m
€*6x,' dcmsam
&,,gxggg:ax,'#m$qm$g
?i$6umH
hasil prod,uksi tidaik ikut naik,",Padahal, biaya,', produksi nairk. Namun, akliir-ikhir ini p-ih*k
milakukan' pe.nyUluhan, wala,u tidak''ke semua daera,h.,Pabrik tetap pa
daedh prbtik eteu tidak'
mela'kukan-"iiset l€bih, drulu. Aptkah
itu akan meaCurntungkarn y", 6; 5i fi rlu mayan; d a,iirpada.,,,pe
me rintah
kbr e*b eb'i,h m{ I
dah,rrrd.
n
.,
Pemerihtah hanYa rnengorptimal'kan i,!1: dustria:lisagj drehgan,,,baha,n bqku:
nelkjitan denganii.od'ri
p*lrrik
pa bri:k
lisasi,
i
:,,:,t:tr,i',rr,,
mpoi''
r.ii::::
induitiiaF,
kah pa biikrpCbiik, rokok
cli'r'.rr"rrr'
j?e igka\kadahg,r,rne n gi,mpor, :kare,aa imp6;'r lebiLrsrirn6el' ?enbaka u di s.i'n i flhdonalid'rr,,
',','t,':',,"
bernta
bei
'
d r:,,,,
iatu r,rrr'mrisalhyg)rrisa ya
uti pit:'.'lelt,,,:|k1lt,u
a pa
V$;
neealc )'fu tu:h,,,,uen$'se,Ri);h,,'kamu {p ab rlV
f)
,r
yang k(,fa ng berdnda,L'dahmi perta,nian.:':r':rr,:,,:::,
i:ndonesia rnCngimpor$*bakau dari luar?
ihis, ka .dre nrga
:
""',r'
sea:c*-t$${mm
natl' jaEAen:ggs*t....Ap6r$ci1r:pemer|nia,h,.r.r::
pab rik kecif
k6n tlda.k'biiia,be€iturrK€blliaRan pemeri,ntah, mem*g:,,fidak,,,imenguntungkan]r'?ablik
keail krrena- tii:u:ngkith me:nffut perngiinla;.h,
m urlai
isasi,tadi;
..
ro-kd k: :be sA
brik i-udah
fcmgflt eK*E$ rfis*
a:,
(
rena tanah nya tidak
sehingga cara Yang dig*nakah petani mehgi.r,,rr kuti,tradisi.'Ketika iemua harga haik, harga '
nmkmk *smeifi.
iB.b
Ka
permerintah jat-ang mengadakan penyul uha n
&rdrrum dBfua*was*q eu[q6E= d.Fxm Es.n3 fusrc remepti F'rmrmturmm q.u3cmi"Wqatr lq*b$h
tendiiii
itasnva me,nur,u n.
Beibeda dengan di tndoneSi'a. lni iuga karena
*;:$s*m ffimrcmr$m&-a$-e
rk**tm
I
pernah istirahet, ditanarni terus'' Kalau di Amerika;'masa penanaman'nya b.erglliran.,,,
k*x€ fuerkwrmms u*&sg
Anda' mengenai kondisi pinanian di ka-
merek merepot,kan. Sela]ihjt$
crNrkai
biia
ghan
Cu
a-....Si
as-a
nVi ..,klta,,fi.c.n grir&,
poi ddfi Citlia, T,r;,rki, ataurrrrr.Iiiilbibwe.,N
,.produlenr.termbekaur
p-
-
i..ii
i
n
!n€:,:besar(,a:dartehllC!h'a
;
gibefep6, jau:hI'kontf ,busi,::iabriklfakakbs,iar
$da, pii$n-ti* idihaka(
d,i,,|hdon€siat,11',,:"'
::Kctht{fusi,.gebfl:k.r&kai,W.::,paLih'9,::b;esA:1, y,oi:,:::
,memb-el,i
'''""'
roko,k itD,Dirf,ing'rmuda,h dilianttol.' Karehi,a', jikarrrau.kai tidak,drib.a\tar'.iQkok tidak,
kt.v.A.n
S,iarba
haill prod:uksi itu
i6 ba,ya.ngi
p r bdi:ksi
b.4tan|\omb*ka
.llrrrr,rrrri
{temb-a kau:\,,,,:',.,.'
d r,pat,...n1e.nve
itpr.iihes
u;,8e,1:6:tin 9.4'b
i l..,i.
I
.,
i',,,:,r,,,l
ri,k?,.,,,
:.,,.,.
irrrrKahu,,pa.bjrik..tida:k Nlem.beli,rha5,i!...pioduksi, ..pein.nirtem:baka:u::a,kan':::hanlal)i'/::Kal€nat:.11::1'
**
g
gx,,,
&Sff
Kg€
g/,,,me.g,m
,r,,,rrrr,r,rrrirr:
-r:::;?:lt1r
Makah kebijakan khusus dari industri rokok besar dalam upaya pem-
Ya, dengan siste.m kemitra-an t',t':t:,,.a,:,,.,,,,,,,,,,,.,,,,ia,ou,i,),,uga....nirui,.leblh,
Ni*;1,,,,a;i46,,!1*...lr"*r;lne,
itu.
Pe-
ensian,'r;.;1i$.;,
',...,.,,
pi!llllltn!irll,.rl..lr,,,, ":'::",:,:,.,,,y!rod1titk
lambakeit, qJa yang apkiian {caiat'di antaia lainnya). Rokok yang diproduksi juga murah.
i,,.,ddn.hasilnya ditin$katkah:llli$e:l,,t..,.i
ngan biaya produksi yang sama harus ada
peningkatan kualitas dan kuantitas.
reg
re: M
.tunruAl
B&fl-&$mft.$Eâ&#x201A;Źfi
,-)
...
Iingwe{/rnfing,,cr6*t*,*elinting
''i'
',,,,,,, brand:rlTa pj,
dilaikul'
ka*rsebagian orang;. te.rutatna orang tua,, rBagaimena.,lAnda mclihat,,f€nornena ihi?,i''i O.rahg:oran€'tua vang maSirh,'me:linfing'i:',
l
sendir"i)
''tradisional. Tidak ada piiornosi. Tidak
#*:r,,utit4g!*iu. ie]}i::,t:t'ttr:l
bisaran; akti$iias::milinting masih
",,:.
' ', meiupakan cararlmerokok,,yalng sangatr , '
.'fa3i|tti::*A; ta,tl|*=
Watirupun terjadri],induslrialisa$i'besa'r-
Anda;l'kekuaten :apa,yang :mengubahnya? Kekuatan kapital Yang,.';unUubahanya.
-1,,:.
yaing sudah jadil,,,biki,nan,,pa,brrik biar C€pailr:'
industrialiiasi, merokok bergeser dari kultur'lintihgan rk€ roksk pabtikan. Menurut
:
.: -.t,
uia h'i€pot:idpot Nelinti ng. Lengsung beli,,
,Da{ sejarahnlle, aktiuitas merokok iudah'' ,,,.eda sebelum ada:,industri r*kok. Duls orang meiokok'denggn molinting. Setelah adanya
'
.:
ada
ba:Nka
it,u kan ke
''.l
n : pe,mj,ki
ra,6r;y6 s6r5
i
fu
, ::"r
, .
prirmitif: Neteka,r,itu omhg:oia,ng.lawcs . maiu. 'rl
:,
'
,{lama};,rBe,lum,,sompat,be{plikii
kgmudian;,p.ertkemb'an$an,,,,,,,
::
i
'::
Selaia-itu;.hiasa,nfa m,eiekaiiltaLrlrnerasa'l,,lli li' rl
mai{ep kalau'p(6gfi,i5'3p,,'|6!6["ptr$rikan.,,,:'''] ,,.':,l,A.ili:riryat;ijAdl.sepArn'Ametika.TAkeu'tYl€l,:,,
Merb ,,pn
;
:r r,r,rr.,r.kAiilj,0ga,t*gusVi fUma pebrik .b*!ef.yang
r
..,,,1,hid,lln;...s(ae6ilr.Phitl|t:'.Ma:?ri{.,,,*.,ffi,Samavair
ii,ii.i]i]]]ipabril+,:ta]b;iidl,keiilrtalR lag:iaTide,k gda!' di.'.lndohCsla,,,l6rm:kma,,,joga.$k!.n it:u.l
',,.,.rrrr,,,
Fed)i
g
s{peqti..,
Ku
g
'
:,
ii,rrrrKa
ren,a
pelgesenn
'
ndak usah makan,l,,Cukup pot;re pot
m
a
sa
k.
X,1
r
arui iadus ialis6si?':'''
lirjuga begitu,
fu.kfin membultlh:
iqn€
mau'l-Trern,anam?,,,,,'
:Lah,anplrnanirenr jugasem*.i6',1|iglngiyil.:,,,L.':",. ,
:p3d6li6J,
36,1,4,i'h
gu,naka:n
sebagii b*han..etrel$i,;altelhaf't,.''
kulft ntai iafun$ $p61,ridi;.,r:,,,: ;.,;,:,
biol,a€lt'glalag|,.sekaranf.1rninyaklangka,. Tb
pj; rFremerin%h ta,k..pe,fnah,l,.merned0,li:kan
perita nia'n jagun r
dengan *"L"n:,i
gps li6
::"
ntas,iatau,,tidik ya.? iekaran$ ini sulit ka,lau
,,,ganya irnurahiir,rrSjapa
g; :M aka ; :
$em
a
kln iar6n g
pu
I
:
a
:oriang::::mBlinting. Sebenarayq,,,melinting' ye;
pa:nltk paaias aju-'Motohandi desa, melinti:6g s*da h, n'r e n jadi kuJtrq kea iifan r,lbkal', f l
tabilet. JA'di ce,r.et /co$''ma.kannva, Tak usa,h re
i.glo-'
ini,suii?u ntilhr*endarpatkan,,,kligbdf;iF€tan i.'".,, 'E u d*h jara ng:.m e:hra*a m ja gu ng. Won g/ h at:1.l, :
ke,biasaa,n
-''iam,a-tama kalau",,oreng ingin-kenyang::6udah
a
'
dan per:geseian cara hidup;ibadah kitarikut menyesuaikan-"ltuevoluii biolacis. Mungkin,
.'
r'lrllil
rk€&ikjob.6i{.kulitJagung;',Padehali/se*ravg
ehak, Fe$embangan te'khologi sangat bei: peian* di Sin
:,tengaf*,dCia$ny3
1,1,r,rrrr
' L- -t - Airrtelepon rurnah,'tidak lakUr. lnilah , peruba:han b,udaya. Ofang,vsa'uoya ms,kin ,
:
ng,rm6si*pa:Aias.'diPbrtahinkan:di':
miat:: mefi,n\na.' Mefinti'ng
sdkarang,.mauhy'a,
:
::,::
n-fi
:
.'yang prakti$,l,iern " nyei""sepe1n':d,i-mi!d, coh; :',rr t61 1s11;,sekqtang,inibr:ang'bekeijE $erba .t,,: cepat; Ap,alagi Setel,a h,adanie ha.nd phon.e'
,
ltur,,im€linti nt,isemaki n pune h dilE
'mefi
.*an€rmaAg ah*[ur,me'iinti*g;1,,,,,,,'
Saya,kira,ibiegini;'or*n
u tid a k,,me l,intin g; ta k biisa,'..
balisiii iti. MenirutAnd4,raFnkah ltrs':,,
::rr'-
.,;."':,,"t' kmg/ *iii/6gl:'* 1.,"ling:,be*iitirt: ",,:::.::dil7i'1:p:si6$nai.ki,.[t;tt;ci'. tdknibiikan?
,,
]]]Ka,l a
rrr,,'r'r,
nr€reka:masi? i,,r$gmFBrttehan:ka:h;m*lirti,nS:
.
':,,::t1t'iagi,,1:;',?ab,l.l:kV,egil,:tambah,keiP-Yafigbeaat,,
,..,,,,rr:lr:j*
nfi ,ng.
.':
,,meil iakannlkmatnya,,,temba:kauasli-Dan;,::':' rorkdk ptbaikan iiu:rdn tembikaunya,,,sudah,
tdmbakau,,takr'bii*. Gtflan
,,,,,,,r'':"',lerlliiKd.,bo(ei$khlinygrl$rpf$isme
I i
terrlanj ui rterbiasa den gan,,,,,,
di-btending" {diiamu dehgah komposiei I' 'Cengkeh,d,an teuslr' Ya, bialin siat;"i'lialaturtr:iil'llr:lrrl :
,:,,'.:::MajJ;::ser'iui;a&ka:l:ah|kanl96,ng,:6"ttr.:Mutnigkin r r,rrrrr
q
ka,r s ud,arh
''
Ta k
nmt*,g
*s&,s$,&x/trexl:{}ffi
Paradoks Oei
dalam llaimoni &qkremd *Mg,i,elwffi{tw
Iak semua orang daPat menjalani I dua orofesi vane eksistensinva saline I bertentangan. Oei Hong Djien adalah salah satu dari mereka. Selain sebagai ,:pakai peinakar kuaIita,s tembakau, pria ini
juga se6ia:hi $iaktisi,merdis. Yb, inilah dua rpiofes iiirrya ng kont ra d ktif te(*eb ut g ra d e r
,
i
,da;h_doktBi, M â&#x201A;ŹIihal :1:rotesirrr$roder,
\e,bA;,nyaL6a,paiti beianggapa,n inefeka,,:::Berakok'
ktif
or?ng
bahwa
rr,,''
:-
i:ni ia,k beilaku
a saota r,ig o.e i H on e Dj ien,l arr, b uka n la h -- I beika ita n]..]dengan plerokok]ia ktit ::'l:h.i*:'
rp,ad
:
rpfgft:91r:lyef ,rd.i}isi
f
lain;
ya it :A;ieib-C,eai,
dikter. :Dari persrpektif rned is, merakak:: suatu
ia
kfivitas Vangdipa nd,ang nagatifll,,
Itu :pun ditegaskan :::'
darf
::
rl
ltlr
am,la bql perineatan:,,
dI setfap bungkus,, t"olck;
*;:.:::a':.'.:':.:::'.
a.d.a:lah:::.,'::.:.::
"melofuli &pat
menyebabkan kahken,ier:?,nâ&#x201A;Źah"rjant'ung,
irirr,
r:i::::,,::,:,
irn,pote h si,,d? n ga n Sgt a n,utke h,a:m'i:la n:::clan" :,, ja ry i n". 5e ba gai un r'r*g 1a(ti [siril)1s 7[s:,'..,, r
.
lakang,,ekad:â&#x201A;Źlniirrmedii; wacanq
itu,,,pastil:r,
ltak:aSingbag,i.nUe:,;KWelAVak'umirn:,,6py;;gga,Bnn ,bahwa:5-es1ang ka n, d:iri d a ri ru
io ko k;,Pa nta ng'b agi,ijol4e
ntu:k tne r6kok Du
d i g'a m,ha r kb dah
oto
ri
daktqr., me,ngaiing.,
n
tafi f
se b 'd
n i
agii
a rned ra n a h
is,,,se n r,ya n
e,nfi
arla,,,,,,,
g tel:h
i rn asya,rakal. D;ai
;,,5s
p,,,,,,..
o
rm at
6y26r,
di6kter ke-rap,diposisikan sebaga ite_l_adan
ffi ffi
Jqirq$\;:ea- ffiALetti$qL$Nffi
dalam pelbagai hal. Namun, bagaimana jika dokter tersebut menduakan naluri untuk dunia tembakau dan rokok yang dipandang serba negatif oleh dunia medisnya?
6rader adalah profesi yang tak dapat dipisahkan dari tembakau dan rokok, bak api dengan panasnya, atau samudra dengan ombaknya, Aktivitasnya dalam menakar kualitas tembakau pun tak jarang mefluntut sosok beretnis Tiong Hoa ini untuk menghisap tembakau
demi mengecap cita rasanya' Wataupun tak selalu, cita rasa suatu tembakau menuniukkan kualitasnya. t-eUitr dari itu, setiap merek rokok pasti memiliki cita rasa khas tersendiri. Cita rasa khas inilah yang mengharuskan grader untuk tak sekadar memandang, memegang, dan membau tembakau' Menghisapnya adalah suatu tuntutan. Sekilas, hal ini adalah suatu kewajaran grader merokok. Narnun, akan timbul suatu paradoks, ketika
yalg merokok'tersebut adalah seorang dokter. Kontradiksi paradoksal tersebut tak berlaku bagi Oei- Grader dan dokter dapat didamaikan dan berjalan serasi. Melihatnya merokok; sejenak kita akan beranggapan bahwa Oei
mengingkari naluri sebagai dokter: Memandangnya sebagai dnktet seolah dia melang-
,
gar etika dunia medis kare,na'aktif sebagai grader. Namun, naluli groder juga telah terkonstruksi di alam bawah'sadarnya: Artinya,
dua naluri yahg kontradiktif dapat berkoeksistensi,dalam dir,i Oei. Dan, ia men'ikmatinya'
s#Effis dBs/trH!fiâ&#x201A;Źla*1-
m
I ii giadeq teita nb
:: - Nra I u 1.1,,
r
m:,
:da
lalm diiinya
site bh
lama'rb'eigelUt dehgAn *unja mei;s.,r1a(h r,har:!
iebel ury rne la:ngkah ka:h kaki
n.
:
''tei'Se'd kit menge i
n
erag mb sa'f
alrU
:
dolr
Oeti; sete
le
masyai6:
,
h
,
:.
hal,
menari k,l]dalam'diii Oei. le..:inliern:i:l1n'i:n
i..,m e nga maJrka
:
:
jtan'"RatOlik''',
i..
:,:,,:kdkulretnge:r'ldnaga m,edijt:dan doktbi." Laa.'
r....
i ulnluk
jA dli.lio'l
,
,
uiiier,"
ke_ B el a n -,,
U,n ive,rs
ity,'
k U,run g, taikd i r ti,ni r',"',''
la
h
l i,l
patolog i,'airatam'i
rba nV6,, d
i iu m a h_;l-ayah
:O€i'r"me
rhtar
da
nerus kA:h:,,,us1h:A,,a,Imef
b'*la kang, akadem
h
:a:kh
ir:nV;
n i j ara n
g
klta temrii:pada diri dokteirpada umumnya.
(spek*a
nn,ya
lrr:syaraikat'desa, ,,::,'€
kofi
'o
terhadap kondisir rea tita! ma. ya,ng mayoritis ber,golongan
m-i re'n da h""tel
a
h,,te rlafi
h sej a k keci l.
Usaha tembakau ayahnya, menjadika n
' rurn ahnya seri
n
g' di penru,h i
peta ni tem bakau
._i;
' ketika muii'm,panen. Mereka, adalah petani ng menjual tem ba kas,kepada aya,hnrTa. Tak jaran,g, Me,reka menghabiskan beberapa ya
har.i.untuk tinggarf di gurh.ahnya,
"Dulu'kon
belum banyak,kendaraa,n. Para,petani sering menginap di :sini, karena iumahnya iauh,"' jelas Oeil, Proses ini meRgawali keakrabannya dalam bergaul dengan,masyarakat desa dan petani, Karena ,itu, naluri keberpihakannya pada petani,senantiasa terpelihara.
ffi m ffiffii
JUffi ffiAL mAg-eff
$qA$$Jffi
'
, -,'.:,r
isnya,,iet|,ii,hal:je/l:is't',',',;.,,,.,,..,
ta,krberkOlera $i:::teiata.:,:la'g.iidenBqa uiaha :,' .. b u t. r:seo ra,ng d,'ki :,
te-f;l'danllarhl,i::pbtol€ir-a natomi brBrblinis',
",,1
::,,:,
ll.,,
:
. ir
r,,rr,r,
iEIi ng::rfuerm]tS(hAn te,iSebut tah pa "kete-
Kesad ara n se pe rti'i
,rr
um ayahnya,
*bkte:1,pa9tdy}r,adalahpa1negiian:kermin,u"
tegasnia.
.
nya,'
Oei melakoinl:i dii6''prafe;i.y,q,Ag tampak
']""TBC;"
n
gudant'iembakau.''
0ngkBpn\{4, Pi1i:h'anhya;1ni d,iambii,,ka r:e,n0,.
diderita, maiyarfakat deSra, se$si6"rr^1 ria dan
n,
N ij m ege
te,mba,kbur,Sg:kilai),,terasj,,lucur::Nar:huh,
...$i.aah..,npalag1,'d'u]l,U,be,0:ya.k,'penVakitvang
'&
l;,rr,Te
yan g, d i l afioninti te rse
r t'as:''Saya dritarik ole.;h jar:ihganrrr&mrarnieman
t
.,magirstei'ilmu
]$engah b€tbagEirttper"timbangary
rtr,.ltl
ifu'MAgelah$;d4niemahggung,
::::'Katdllik r16:h'$ 3 xlli d i rrlin
olic
a
nve
m€hginjqkkan kaki ke tanah aii'dengen',''"
kes_ediha:n. Sefi
,:':*€le:ma'*ua-tahrun.dirMa€glang(i9,64-i66}t:,,,:,,,: llrl,li:,l.Padd.r,walgu
h
mEwaiiskan,bebera,pa
:
,':sukarela,nt€ltlU:i:Lay1he*:RbSeh,
fiertifigga
,.mirabAw.A:,,getai
uU,'l.'
n"11m; k- rJ - kterannya iec6 ra
piqgfim
d it:i
,mengharuikan,'Oei menihtgalka,n,,,8-ela,ndar llfa
:::r,,ir
lagiyan6
enga bd i ka n
Ketika'rmasih ingi:A b,elaia,f,rdi sana, tiba.tib'a e\Lahn:y,a
kal,; !lt:,7ns,l:!a i,rdokte.t:::f€lawan'':iji kaWasan'rl:rr:,,
hiatU.
aii ato,m i''di Thre''Cat
:
Kedokterah U,hive,isitas, lndonesia;,ia ge ge-i'a,.1,,,,
.. Ma$etaFi4;:;tAwa{en.*a
h u h,'l,m
l..da11u,ntuk,,,'RiefemDUh
'.r fiendrapatrks6'::gelar doktei,dar.i Fe,kui'tas',,',
rn;e,ngabdikan ilmunya,ke.pada
rapa ta
kepa d.a ma5y a' i:ekairtt :,bd|,be f a n gk
di du,nia
,',temrbakau, Oei,,telah b€-rplafeirii sebagai
:S€t:e I a h' b e be
r.,,,
.,:,'
:
'::::::. .:.,:..
ga nganlL]]]B
aginVa, sem
u a',,it
u te rj ad i ta
kesengaja:anr ltHidup,r.ihi,kd,n
n,p.
a
r
i
rl.]]] .l
kebdtula:w:'',
..illl:;t':a:aa:.tiii,i,i::,,:r..r3!*i,iiiu:rut::r!!lUiirilrllllli!gii:iirrrr,lr,r'tl
115aya su d a h: men d a p,at re zdkllt,ukup' da;r:::i isimblkau. $6ya,gunakan,jlmu,kedoktB,ian,:,::,
ayn,,u ht
nqomal
Sa j,a;3rr
t0tU,r'nya
,Say a:,.:mei;galir Saja;fl uja:rnya.r.H.id up...in i'.bqk'
s
.aliienr isu,hgaii,dan,,ombtk d i rl*ui.,'senalntiaSdllrrrrtr
laij:0u,n :Oei, bdiasal d:ari kelpl,:sl<sn.erni
beigera k,:Tak harus,rter?arkli:
pa:d:a' sa'toit
alas.
Nalui|r$eba$i dokter ffik mengha tehgi,',,,,,,,,,,,,,, biia,,,salihg rnend(ku,ng. l:k5ist€,h,si
dil,,,,.,,
.
.te m ba karu
5:0 ks€srr
bigiurs a'h:a:,:dalam biirra ng
tak m,enghenil,ketn
rnensamatkaR,ihu,med,is-'i,M
r,i , tr
ti
d i r,i' da l a
fi
ked .
lah,se,beliknya,
agai.r]reli]Wanr, Kal i'ini di.Temranggung:' se,$lah' ,t5 tahun:iad||iElawan11::di daerah,Tema nggung g
namu n dia ta'k pef nahrrrrmernrhiatas.i
68< 99r ), 0e,| m* lEOt tUrO, i katanr o r$a,,
rriri
L,,
:::::r'
pe iga u a n .,]]iP]iofe$i seb-aga i d oh, l
!
u
du kan .Va:h€, ia m
ai
l,l3Sdir..dra hg y;lh g',
r.r,'',,,',:l
:'
bahnya. Usaha tembakau turut menyemai,ka6,epiitem,b,logi eggfite-rn$Er, la:ilahr,'yaag,,:,r: menrg:a,hta,ikan Oeri
dekat,'dengai1il'petani'.111/:':';'"",,,;..;,.;.;.;...
tentartg' nalu,ti .panggillA,h.kema,hUiitein.delem ,m
en€orbati, o#lh g;,rr$ei,'mencdritaka n keja
an.'kej ad an',ya,ng tak'aka h p erinali ia i
nriiasloni.lnyai.dari Ldy anan,(esehratail,''Katolik ,jawa Tengahr: rNam,iin,:tak 6'E66i',i3, ,berhenti beramal. Oei tetap melayani pasien yang
fak jarahg
me m b ut u h ka n u.l gis x,rrft n ge ;hny,a' di
,$iun:mel;aya,n1:nya. Apalagi
rumah
;
pe nfi n S brisa d:ilelime,16i mene"'saSa/' larfn - i',''"'
Do:ilis'1,'oe;,1._ti,p m€|anjutkarn,aktivitas 5eb-
rr{i
:i:l:l',,rll',r ;,;,::,:;::
orang. Baginya, semua orang mempunyai
nil'Uiii..iiSosi a,tnya, a
-
nap4i;
,,
jafad,ier,xb,,a,ka'i"semaki:hmb,hefuhkan,i:iwat:
$*ialaVa
r',l:lA/a
teir3e,mlt:kinr rmendekat,kanrnya p.:Ada 5*mUa,,,,,
,linckAhnyA di..dru,nii,'tembakau;,::Ba h,kan, ked;,, :ua nVa,,
u k,,
:a::
d
i.
,,'
lupa:lea h
;,,
ketika,,,ha:ii te,tah,rlar:ut malam; ada
orang men€gedor-$edor piht'f rumahni-a un.
tukberobat. Dehgan::pehuhrrkeikhlaian; Ot€i',: dokter maiih jarang
d,i
dulu kebei6daan ,: '
daefs'hnya. "Dok'"'i
i
ter,di sini stdahtua-tua,nggsk muRgkin
,
",l
melaVani ma|am-malami',kenangnya,,rr"'"irii:
Meskipun seo,phg grlder, tak berarti Oei ,,men,gizi nka
n.begitu saja pasiennya rneroko k,
apabila memalng membahayakan kondisi kesehatannya. Anggapan bahwa merokok dapat merugikan kesehatan tak disalahkan oleh dokter lulusan Ul ini. Ya, tembakau adalah tanaman yang mengandung nikotin, substansi adiktif yang selama ini dftengarai
berdampak buruk bagi kesehatan seseorang. Alasan ini juga turut menj:aganya untuk tidak
memilih menjadi perokok aktif. Merokok hanya dilakoninya ketika menaka'r kualitas tembakau. lni pun tak selalu. Ser"ingkali ketika menentukan grade tembakau, Oei tak
perlu menghisapnya. Cukup dengan melihat, memegang; dan membau, ku,alitas tembakau da
pat diterntukan:oleh .gradar sen ior i ni.
ffi
s$:}i$s s3#HE3s1*fi1
S f;ffiffi
ffi
'ffiffi1!,'.$ ).11,'',:,ll.1@.1lim W,tr;';111i11i1;l$$\
k sepuasnya,,ya,
${!ya Argumen ini te,n16nta r perspektif medis rli'l,r,,6arc;rt*{rrilin;rr,rir,rrrr:*it"t
tan orang ini menganggap bahwa merokok adalah perryebab utama tumbuhnya
'id"tu
peuiikii,U)!
n"n1..iii
11;ne,.,.,:ut:ttt:'',..,ii.,,,,.,i..i
'Kâ&#x201A;Źdua, gaya h!dup..id*ia:h faktor yanf
tak
',,,,,....,..,.....,
kalah penting. Gaya hidup memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pola
makaLsesecrang, Oei.me:nig,|7,|ka& Fola , makan sehari-hari berpotensi besar dalam
..,,
,
menentukan seseorang sehat atau tidak. Zaman yang serba.,,m 6de:fn .ii'i: mem.baOa.,,'
r',,'',,,,
manusia cenderung hidup instan. Pun denM,en
gan pola makan. "Junk food dan fost food menjadi kegemaran orang. Padahal, ini
uiut'Oei, ketika dokter" meiokok tak
berarti mereka mengingkari naluri medis..t:. '&',
nya. "Memang benar merokok itu dapat
merugikan kesehatan, tapi cuma salah satu
faktoi;'im,buhnya. M,â&#x201A;Źrokbk hanya salah ' s-atu da,ri sekia n f*ktoi,yang rneme.ngaruhi kesehatan jasmani. Ada beberapa faktor lain yang bbih,berba'hrayarrdari mer,okok, ' Gâ&#x201A;Źn, gava hidup, dan,kondisi psikologis ada:lahrfaktor-faktor. penting yang harus'
diperhatikan d,al,am hal kesehatan.
.
,,
sa
ngat berba,hayi
ll
u
nt;
k :t<eEeflata
n,-
te-
ga5,
Oei. Oei menambahkan, perkembangan teknologi juga turut menggiring manusia
untuk hidup instan. Seperti yang dikatakannya, "sekarang ini, orang kalau mau apa-apa
ti,nfgal mem.6ukr'iemari es. Nalk mobilcjo, kalau tidark ada AC.nva juga'tak rnaui' ': t<*tigr, k.r*ha"o l"smani i*iaor"ng ,rn: gatidipengaruhi.oleh kondisi psikologis. Padatnya aktivitas tak jarang menghantar-
Genetika adalah unsur terpenting. Begitu
kanseseoryngr'nernasuk!faie]stres'Stres.
banyak orang tua yang telah m'erokok pu-
mempunyai kekuatan
:u
ntu k memenga ruh
kinerja organ tubuh dalam artian negatif.
f- fi Gffi
g
gushr&&- flALATR[r$*ffi
i
r
.,'
.
,
]Zt:l]ilr:rrrrr€r,,.r]]]]]]]:.',',:it!g,rll lllrr:::ar,rarrrrr\sllai,t.rrrrrrrrsrrr
X,.p,,x1}gg
l,,ll.l:]]:]]::,l,::ll,S:€,m]..il&
,ll,l;
,]]]]GW
>dfv
,'
ll'r
s€aKan
ri:lll*g::r:r,,r,,,,,1'':lz[|l!l
JulllvEl
,9*
lJqtvst/
(,::::,,:,t..tS...,r.
?l>*:';;l;.;rrrr :::. l;f i*ifa;; \,...@t's{1].altnusr*r..*'"a'"..,,.,,.!1*'l*.!,dffMffwil'nE€tKl1:::xg F. -':r.:;::::::::::::::aa::::.:.
*:l\,,lllllll:r''4llllllg:.
t
....a,...:..:.a.a,,,,:,,
1
ltirt]t]]n:.:.,lulllll:ll,i:ti$l
:,x:Z', 'te' 6 ffie&wB?
pun
4g:1]jP........7|......'..;j;................\.erye..."t.T6]:K.i]#:::]]iK]ii:z..^]j]]v ' "
buruk rnerok
1
-
nCajq melebih-iebihkan wacana
,
akan rnerakrar.nya pabrik-pabrik
.:.*..:ti trr;,,,,'
.^-,,-^r-h,,.-r".^.o.to,
F-l'""'"""'
ilIJ,T
!il:.,,,,,,,,,,,,,,,,.
iotot meniadi alasan ketakutan ini. Sema-
*
i
: melakukan pembatasan' Pabrik rokok yang
rokok.
x,,*zr,L,,
^-;-r
publi(' pemerintah akan dengan mudah
se-. ini. Pihak
Menurut o.ei, memang ada pihak'yane '.:
.
,
r^r--
e$,im*
.,:::{.{b&tlti
'*<Vr63
'.Ak ,
.,,,,,*lig
. U,A
d U
.€
mr,.tgtl€l}rry,ang::talriar
,,,,t,,9612'rrly.4.i. lthgan,tn8$airrktt plliirlltak ,::::,,.
*...i,Q";;,er,aj;aiiil$U
6!tr;,:kifuyA':':p'djei{6;''""""""'''' na":M:fu:{Akai|l11d.aptit111 ah d;!;.:
q':':*eli,6rirdirm
X111,,.:..r
..,yqng,,menguarsai dus*ii...j,' 1,. iok$kr€€e :i{,i:lCh Qei'mem.bdia :19'egel1ro'iiirrr,,,
: iiii*ag,q$f
Xlnia:rrtemnak) -
bt@;,k;,':w,ngeiah:uan,,,,
'llllll:::rir.utertrra ..1..,1.,,,11oei,
jad i la:n dasa*, a ntl i$isnyirl:'l{etika:i: waraa n'a
:
e$fif}fu*:rtelarh,beg,itu kuat,::teib-a,hgu.n di.ma#aiakat, indiiitij'rrskok.arkan'su,lit-.,,r
,.
]r"i ii;;lms.
,,,,:,
-
'"r,"r rrko-k
dnn rind:utfril:r'okoli mgn',
lMi:iia;6eleke:,ia{,,Alpail,mem'.i'1r,,
dilbe*akurk*nyl
piin"'*ii*.k*.bisa,fa
---
t
ule$.iler5eh,lo1t.:
..''
.,
ta. grpotemik it$.,
eir,,t;ktrlah.,*etikt:r,{egulaiiini.
rme*ang::da,pat,,merugika*kesehattn.',
,:"",,r,r,r,:Tepi;t11€d6fat$orianglgbih:,,b;€ibah,aVarirrrriF
,,
.llrllrl.
.2i*)hAnken.'&,:katahatan,n,enjad,i Fiemis,
a:a:'
t.,,,';,
:l
gghetikir.sata
"',, u:la1lgnya.
ktofi
:rr
:,,,,:'
dln'kondiai'piitiA{ogisl.i.rr,'' Artirnia, *ita' diiuntut,untuft $ij,akr hid'up;,l
.'.'''',
,' iana: dan fi.dak men:empatkin merokCIk'"prada "':'r''r'rr'r ' 1,,,,,,,,fakto1 utama ,penVeba:b tumrbu hnVa,Ben$lt,
sm,lxncm
Ksx#xe*cffi
""",
"',|,:,:
-,.. .l,,
:"i""" "'r'1"
,.''
Ogli,,jugarrimehjelqsk;rn, ml:t<r
.",,,.hAi4::::ienga:Wet,
n
jn
,,,, rnllin fier.npuhyaillkedudukan
:'
',
Va
ng',b;rb,a
mengand,0,ng bora ks dan setarairidengan
,iokok ketika sama.iama dipandang dari pers-
pektif medis. Tapi, pemerintah ta,k rnembatani n tersebut. "ltu tak"adril bagi rokok,'1 tegasnya; Argu-
,si pen gko,ns Urn si,an, maka na,n-maka
men ini,,semakin menguatkan adanya'strategi pemerintah dala,m menaikkan c,u,kai rokok:,
r il' :
Waia,na'rpun biral;h. [.egitimasi regulasi ini , .:.rrr a,khirnyar"'d gir:i ng ke ra ni h,'Ha k,'Asa si'",Ma nus ia i
,
r '
, (HAM). Bahwa meirokokrdarpat
molanggar
.,hak asasi,oiang lain: "ltu,,,,mem,a,ng:5"rtt a o:ila,ni't"mireratotr.
":r....Ketika::rrad
:,''':'l;",;1:"d!sg.kita,i;nya
l,ebih be ib
':::::::::,:::::,:kolk::V?i,i{
ll
aka nr'rte.rsgia ng,.d a:m pa knyA,
perokok pAiif,ll Dn€,k;pnya,,Pe ro-
,,,,,,,:menjadi
::1,'1r,,,,,':glqfifi
I
.
mita oiang lain
o€i
ah
iya dari
6ei beipe,da plir,kal .
if
kok
pa d a,,,,pe ro
merftganggap:jOgis:ajasahr me io kc
t
irni.
me
I
a
'ii
i,
r
ngga
-t:,,l*'A,M:;..:bei.am'lrat<tlVitaSl.iainVaog-me:nC$.ngeu rrrrr.lll6iqn$r,rla!
""'ll.l,ll.,,,,,,,
ra
n,me1an,6gai,r,l4AM,rrpula.,:r,lsua,iCrid:,,
n'lldeii"'lpea*ei
*i s;lu,mlh o 5uO uh, lring
1,,,
111,-irfi,em:b,llngu anrorarhgtlid.Ui&:eli;i6*gii,rHAM :.:.:.:::,:ta&a:.d:6h'gJ:ltt
deblhe'i.a. oia
g
nBrrrls lam,,. ka h',:;:y.an
:
,:,,]]]]]]]]]]*knhll*"!* m,end]apat,kanrdU,a:tati:]].ketiUaf<a' .,,,...:::,.d|:Lan::dlafiam:'V.ene:mbAli ii::rrlrrrlrrrr,r'lndtustii rOkO
hta
p,lr6
n
hya di.:rUe
gga I di
a
m
&1g.l1b'll|k.
m e,nghad
aFi
;i.r...kebt:tkan:d:ibeAaka:nryi'ge€*lAt;ifii:.n:ei.:.' rrrgah penu6,llsefr engatll ind:uiir:i rolkok,lmeni
.""'::'
,.
I
lljiidi $pon$or,fehggodokanr,,nuU: pembetaian
,,r,rr,mgr6kok drilr:DIY
Adal*h PT,HM Sdmp0erna;
Van€ lneiiEd.irip'6,n{6f d,A,lam""agand,,,,,, 'i:ir.,, Pe'nicfa. OlY terseb,ut. O.ei rnenguntkaDkan, : ,.....Tbk,
:rr,,:.'j ii
itih d erka
n,rri
n:dustli r:okOk me
.11,godokan, RU,U, a,rea'brebas
io ri
p€rn g:
:
rokok ada,lah,-
unguk mempertahan kan produ ksi.,
r,,',urrrrttr:strrategi ill:,:.
n S,pOn
Dshga:n, m'emfasil itAsi kegiatanr penggOdskan
,,,,,,,,,''RUU
t€rsebut; seiara tjdak,langqungr.pabrik
':::,:::,i6ftsf4 ri
ffi
ffi
ft
an,
tetAp imem,egan$ posisi tAwa
*u**A*
$3&*-A$$q{.8ffr*s
r:
:
' f'. -#" :i1)ss..r,**. syr. :tiillilllllllrtll::::ut:,i.r:
1;;.;.....1s:l&b*@n.a@u@i$fu.n:::.gem:6el1.iA:n;.:;..
tr'tf$$gt\@adtta$A6..0Allms::1111;;,,; a.....W,kary,,tteme:ti@ih:.wrut,i in .ilirh'k6111,1,1iii111,,,,,,,,,,",,,,,,,, ,,,r,,l,r,;k61gtsd ifi ::Fe:ft tn i|q$ftbisru:'ke,ta n a:,tuabrl:,:':',::",: ,ll!thill :**dt1$\*,t;,',;ruO*ei okhariu*:rrrrrrrrrrr,:r,,,, utrr''
,,.,
.',,6exai;,f e'rra*::::61'b6ia11:l:ba,n;hAissdt4:lihdu$iF,
ffi,:. .k.,: iiih.d. 1€ittaa,*111,bulahr:;......... :.d*gj6i nillFat'trk tOlq:V..,rr:.TAnpe*ebil:,,,,,t.a,.,''t "' ',,,,,,,?l1{6n.
::r
l
6di!*es,iAr$a*peR€rc
r
l
u,n! uk:::*iperd,e.brlFGa't""."
.r.l'RAl|]p@6i9:16"s:ha,N€idi l{hi,*h..Qdd!l!,,,,,,, ,:.::,:','pei*|fu,lli:kuah,Mul**,i' Ag,1<o4si r., rL€fi$hrnysrrp*6d,ilr8.s.Q,i,l{ dor€iQr,r
'''
uh4kaM*
Oaei:
,,,;,Und
lstbe
t,6m
:,
n,,,,,,,,r:,t::,,:,
:bAt *:asela h
.an$36.iki@n:,,dulu,
;;;::
g$n,,,9{.,,,,,,,',,
b*at
"''"'
1............
:.
itaati,,,,,,
,:,:i$,,t6)k7,,,,',nva.,,Pen apat,?)dl,stjb.rrrg srA..*'i...:m1:niaa:i&.d:L:.ery*.d.t|lam'.Qe*$',.......
,,,,,,,0;,:---€Ftmbii,kg
,,,'r ::,,,:',it*rrr$itulm.teilenan:::,dite:iapkeh,.di
....,.,
dfftia,
gela&i:$ra e[:':,:.
pe.nda.R.at*,...pgmeli,ntah,::dqiiigan,:rciikei
,,,,,,1
.....
',1:;:,:,,:,',1gg6a21tand:ti::ne;ara:rpgai{i$r$ehiUtitatk l,banya,k,
,r,....,.,
r,r: ::,,,,,
menua i lbnt ra*e'rsi'kaie*6 tak b)h-
yak mas$is*at
111,,11,,;,,;,
ty
grrrrrldnrg& ntungkatnuh id
parda, irnidUStri ffiO*rlda6,,.pe,rta
:
g-tilrrr{$A€$Vetei.)
irrrr::
d
i JAkafta,
i16::16
tg:[ir;'rrp€i$
tl.r aa:,a.y ee1b
elbai
:,..,t,
.'-.i.{jikok,'d;taeti::at*ufidak?rztamrbiah.hlia:i-'trrtrrrrtt:::'
:
.
timblxrn;,r',4ap*.i*;,ngap,uiai.6n.$
-
:,,:,,,,
11;;;::..:...:l.Pa$lh;et*sa$.seper:fi.i.!11..ok..d.ib*flak*Wdi ,,,:,:,.,.ne ra yan€:tak,m]om,p]ul*Uai lahan p@:aian
': ,.,,
dit$q6eb.&kattt,,atdn
].]:.l.5dl.en]]i]$id@'ni:1!0ba.t431ila|i]],'jgq;,]:ll]]]]:,,']' ::'yr11::66'L:" ' 77te:fi,bitasliheiokok;rl fobE.,fihal,,, :,::
,.,,,,,,.,,l..lpenfery:pa n tAna€a:.let'jalrr$irta ::6eny,€!A;pan
..l::.ptod,uk pel.t7*i6*', f,an
p
'
,,,,,',,Min$hsiffitd,aiir1;( rilr:,,aJ*lN*N.rer,',,,,,,' ..t.l,...l..,&sejdhteiian.nq g6*i:ma;iaiakat;'1,.. .,:.lrr.
lFR,u,
SUa*tipgr*\t rdt, ln@6,9widan'9a16,,,,,,,,,, ,.AsfingA7"hu|*um,:d:ifuq\:ua\Ilk: ha,,.,\ffi:a -
cit|lastt1*im*
sA.a/ li wa
a,.nstai$.*ndld*isi,6; oiise!;6h'.1','1,,',:::.
r..,,,,m€i*,se,ktt,11;manls.ffilhltnva....p*Ealai,,,,pg6Q.p',
llllllll..l.!mahan.&h,dxi..dua:anlalbini,,,te|ah,,,meln-,, ,,:,€;,limi pargpnfren penlerin*ehaq,,b,eh€,iapa " .,,,' .
,lhingca sgkaran6dib$weh...$usilor,, mbi.nl$,:'
nia6,t€m6a[a u.
I
:tai6,,rrhr*ny,ardi:lndronBiia::,Kgtil€lirpRnreiii*iihrrrr:r,l.
rrr,,::rp*l'n--- as;,Ad:,ia;,tahLA,man,,:3O€ni:a,iho,
Oe'i:tturi.i
iigl'n m€:mbatai! aktivitai,,'fieiokok,"'::Wetat,,, ::, p[i,;1€5:,"3Esan menddam,:}1- ad* so!(ile,,pr€s ,,,,,,,,,dipdrtimba:wgkan'mair;.ag-ffi ata.ng.,,k€nsekue,iden, psr*lm,ar.rrb€ ngsa i n i,r"'tlS*tA b&fiar:bdnaL
,,',',:,,,,.,,.
nsi nyd.
P
eratir,:n
itu,,a:ka n
ber dam;Q ak
n
ega-
r tif ttrthad i:.(i.pLbdukfivftasjnduitli',r'o1(ok.,,,,,,, , Fablili:Da'b].?k:,,rcbkr,ak*n,,,r€n$**inBi jUmlah |,bi,a u inya, iKonse ku ew*i$t*;;:. ftgura,aga n d
pe
.',
",]
.:,ffieraseke,i nediei.p{inaln., F€tsksa n!a,n,,,,pe1,,,
'
atu ra n'peru n da ng.; ;6" ngi n se-lam*., pemeq,..., ri"'r,';d,then P-sidon r5oekaf:n:s,fl,,,Rna:n:gnyA':;,111,1,:
i
'''
i
:\tjrdhoyono,,8?Eiava,,peme,linlahe,n,fa,ngi":lit,],r..,', ,
,:.:::::lr:,'llr:'
'::':t:':
tt,',,;',
.
' ,,kali., iM.ulaii darrl,,lpamerirt a,han Si,eka:4b,Q,,
up
i
.,,;,,,,,111
.
EDtSt43fix[!r2o1r
4
:
|,:,:\A:Q$.:1::1.*
Tuhah hir:d*tn*-
:i:t:ltluutiuu:u,:;uuuuutllurtrirr.:uut:uuuutr,l
$arnrUii6,,,,gr*titk:
memilih jJian keluluran. la jujur ketika men.ii
n
i,.:.giof
esinya se b.egai seora ng trodeiir1a
i
tulus ketika membaktikan ilmunya sebagai seorangdoktâ&#x201A;Źn Ia pun''bergairah ketika bâ&#x201A;Źr:: gumul dengan dunia seni sebagai seorang ,,ku1a19r;
Bii
tida k berupayJr meingingka,li:,,,,1.,.'
yang satu atas yang lain. Dengan ini, Oei mengafi rmasi liyo ning /iyon (keberadaan
yang lain). Karena, hidup senantiasa adalah ayat ayat ya ng
m enu
nda,,pemaknaailill',8ag:
inya, hidup senantiasa adalah aliran, bukan
tujuan. ltulah mengapa Oei bisa berdamai Wa lau tâ&#x201A;Ź,ikesan,,beriftia in-main; pernyataan ini,15e$:ungguhny:d mEnjelesrkan posisi:':seorane Oe
i.
ffi
@
PoiriS i
y.ang':kitairya, mE
,lunffiAL
h g izi n ka
ffi&LAEffii.,ru$3
n diii'hya,
dengan panggilan-panggilannya. Kita pun bisa belajar berdamai, baik dengan diri
kita sendiri juga dengan sesama, ketika
iita berkataiiya" pada kel.r^iragaman,ll
,
Krav*r
K*fu d**xxp;;rm $e:tr6
Srader
ta:,aaaaaaa::::::a: :::,::,::
k$.i: iW:lllll:l:=,: l@,iill:]il:i:t:r,rrrrr; E::lll::::,..-.,.:,':::::':::&
$k1ffi::lllll:Y
EDt$l 43nL{ilU2o1G
ffi
G
-
ry
JUilf,rAL s*LArRUrfS
${pc\s**r S*$!${$rt*p*:n
buat Oei mahir mencicipi dan memilah
Demi mendapatkan lukisan yang berkualitas, Oei tak sekadar mendatangi pameran.
tembakau sesuai kualitasnya. Kemahiran-
la bahkan mendatangi langsung rumah
nya itu yang mengantarkan Oei menjadi
pelukis. Oei pernah menyambangi Af-
grader PT Djarum, pada t979. Meskipun
fandi, sang maestro ekspresionisme, di sanggarnya. la rela menunggu berjam-jam
Lama bergelut dengan tembakau mem-
begitu, ia tidak memungkiri adanya faktor kekeluargaan. "Yang punya Djarum
itu adik ipar saya," ungkapnya. Menjadi graderyang handal butuh proses. Awalnya, Oei sering melakukan kesalahan dalam mengevaluasi tembakau.
Namun, ala bisa karena biasa. Lambat laun ia pun hafal dengan tembakautembakau yang harus diklasifi kasikan. "Saya belajar menjadi grader dari tangan kanan ayah saya, Sumarmi," tuturnya.
mengamati seniman favoritnya itu melukis. Alhasil, Affandi tersentuh dengan kerelaan Oei. la memperbolehkan Oei
mendapatkan karyanya dengan mencicil
jika memang saat itu ia tidak punya uang. Oei mengagumi pelukis senior seperti Af-
fandi, Basoeki Abdullah, Hendra Gunawan, Lee Man Fong, S. Sudjojono, serta Widayat. Namun, karya pelukis muda seperti Dadang Christanto, Entang Wiharso, I Made
Selain tembakau, Oei juga akrab dengan lukisan. Sejak kecil ia terbiasa meli-
hat lukisan peninggalan Belanda milik ayahnya. Hal ini turut membentuk Oei sebagai pribadi yang mencintai seni. Oei tak pernah jauh dari benda seni. Kecintaan terhadap seni dibuktikan dengan usahanya yang tidak main-
main untuk mendapatkan lukisan yang ia inginkan. Bahkan, ia acap kali
memburunya hingga ke luar negeri. Kala itu Yoseas Leao, Duta Besar Brazil &
S;xnq #sxc*er
yang bertugas di lndonesia, senang mengoleksi lukisan karya seniman ternama
seperti Affandi, Widayat, dan Sudjojono. Setelah menyelesaikan tugas, ia kembali ke negara asalnya memboyong serta lukisan
itu. Sayang, setelah ia meninggal lukisanlukisan itu tidak terawat dan akan dilelang.
Berita ini sampaijuga ke telinga Oei. la langsung terbang ke Rio de Jeneiro, Brazil,
untuk mengikuti pelelangan dan berhasil membawa pulang dua puluh lukisan.
gm,&r
I
k
Konsep
${ffi,$ry,, €t]km'sN meffiarik $fika bism ffierffiEpuat seE u ru h'tre.a hu$r r:y*
Sl&br,ua]*]ihr]X..e$
,$
reterEndine m n fi s'-:s sEr;a bsEErEbhrgtrsws
!
kX
eiarra
nI
nW
ih A:t:i:l:,, ',:: .,,
"
;ia:;.gf;;1,1uii. rvrei.a.",.,.. memberi usul untuk tata letak lukisan. "Banyak orang usul untuk museum ini,
ny
sstee* n
klem=.nr*r{se F e+v
a r eMtqtdwB
E
rnruSc,rtmr:ltttttubu kan.,rrha
r<iia;,nvi;,..0i:A$
r<
walaupun tetap saya yang memutuskan,"
a
ungkapnya. Sang arsitek adalah sepupunya sendiri. Bangunan itu terbagi dalam
favrqr',,,
|oa.n.S"Situ....*r:tA..lr:Nati:tu'n.ljuga.,menjadi itnye Oei..tA,k,.*iem per:,rna$lah:ka.n sen!o!:,itas, :
dua sayap. Sayap kanan untuk o/d rnos-
pelukis. Sebuah lukisan dikatakan menarik
ter. Sayap kiri untuk seni kontemporer.
$ika,',,bis*..,.m*'m.buat selu,ruh,tuba,h,nya :i:ng
dan enggen
merind'
Sebelum masuk ke sayap kanan, tampak
m€fiingga$(e,R,,l,u,ki:ta,n,,]]its;r:rr,r,rrr,r,r,]i,,,,,
i.RegandiuegannVa
a
'5€pu1t h
jaiei'rarpi,idan,,,rbelass:fl- flfr:r
,fivorit
narso, G. Sidharta, Nyoman Nuarta, dan
yang,l sama,:!aOe::,,menygt!
sed,er*t
nA'4n:;at:,pelAlpa,:,:',:,:',,:,..,,:
Rudi Mantovan,i; S**hiizal,
,,,,riii:r*a$usib:nrMaltunts j.uga
ini
marh*m iwi,t,olqrati S'urjanto;rri$tiinya;,. i:.,te,h
i,,Balngun,all,ii]ii
1
*p16
dasarkah ter:nanya..Gayq,lg.kii, ku.hilsme, lern,a kekejaman Jepang pada masa pendudukan,
ia:TiilitlriRi.::.::::::':::':":.,,a,:.,..,,,,..:
SeU!ry.!.,..teol€kotr,,porngag.am...Sofrkalno
rr
a]
i:fi i dipisahkA,a:::::lekat'se kat$}penii:llllil..,il beroda untuk mengelompokkan lukisan ber-
O
..:.,...:.,:::.:
yang ia gemari. Karya-karya pematung rlm:utda..l$AlpCtti
:i
tefak mungil menyambut. Artefak itu adalah
kan.seni, te,kl$ehiatlel$:::::'
lukisan, ia pun menyukai patung. Edi Su. S1€ArV6:::gda:b:h
,..
patung,l
kelas-kelas sosial, wanita, alam, dan sure...,;;'..'.
alisme adalah beberapa diantaranya.
memiliki lebih dari seribu lukisan yang 25 ..r,pg.$igilta: dj*impao:qi m*iSum piibi.dll':..l.lll.ll,,1rll....1...
Trrru n ke a:ritaj ::sAlu, pat8$S fbailElossl, I
:,:,,,,1r,,rr
I
Bangurnan di belakang rumahnya ini memang
wa,t'iLA'bugi,Wa€]1,{:mbutpanjang,.[1.i.rtgga'',:11,l]iir.':
,"ngaj, dibuat untuk menampung koleksi
hampir menyentuh lantai mengejutkan
benda seninya. Museum yang dibangun
mata. Patung itu buatan Edi Sunarso.
.tah
"Dulu ini dipajang di ruang tamunya Edi. Setelah Edi dan istrinya naik haji, patung
$drb:k
::1
ini disimpan di gudang karena malu. Saya
*at:u
sangat menyayangkan hal ini dan mereka
$R*:5
menawarkannya pada saya. Ya,.saya mau Ealltefa.n,grvallldl!tilng|rrrger|ak11,1.a\$ta:.,1,',.oeli1:.,,,,,,,,.,
memang penyuka lukisan wanita telanjang. Di kamar tidurnya pun ia memajang tiga !r.U:ki
s.q..qt]],]wq,n!ta:
telt:nit€g.
ka
iw
s u dj
Kd,;|QArda,ripintumenuiti::em!$e,f kAr la"'@:A,,ya|d!,,,a:,trg..m.arms.l.
QjonQ:.,
,$rnf'6t!:r,
bef ukiiia,n......
bibser'.d,i,psje6'g:ye.rtiliff lne*,tttla.ffi
p,,,ke,,,,:rir',r',
.:
i
luar. Karya itu menggambarkan kehidupan
di udara, di darat, dan di air. Di darat ada
t*
:':,..::::g34fig:Agde:n ga if :::taniim,{n1t€tNtb*elGdA,f
::
:,
1:L11
:llkEctl.:liinggi b.€sa(lll|\ii. n:njiF*fan:p$iia-i61,,,,,,,,,,,,,,
,,,,t-""'.........'\:,,:'...'.::]]t]] -,',iriiii:iiii.a:.rrrrrr,rrr ,
i.,...,,.r...,,...........,\
,rill.llllll'.:ta..lllllllll.i:rl,11:1111ttt11,t:;;L1:1t11{"':
${:*ir** H*h{SrltP;:arg Ser?# #r*$e:tr
nan tembakau dari mulai dipetik,,dirajang, sampai masuk gudang. "Dari tembakau saya berseni. Karya seni yang saya punya ini dari uang tembakau," tljarnya. Kediaman Widayat di Mungkid, Jawa Tengah, yang berdekatan dengan rumah Oei mem-
salah satu dinding ada delapan lukisan
buat Widayat lebih sering berkunjung ke museum Oei dibanding museum lain. Pun
kecil yang ditata berdampingan, tiap dua lukisan dengan dua objek yang berbeda. Di
sebaliknya, Oei sering mengunjungi museum
situ terdapat rupa Bill Gates berdampingan
milik Widayat. Bahkan, la menjadi kurator museum itu sejak dibuka tahun 1994.
dengan Che Guevara karya Dippo Andy. Tata letak lukisan ini seakan merukunkan dua hal
menantu, dan cucunya ini memang bersahabat dengan Widayat. Bahkan tahun 1992, Widayat bersedia melukis peti mati
yang bertentangan. "Lihat ini, the capitalist
and the communist, mereka ilu kan lawan, tapi saya satukan," terangnya bangga.
Wilowati yang meninggal di Jerman karena
Menuju ke ruang tamu, dua lukisan besar seakan menantang dan sebuah lukisan beru-
kanker, tanpa imbalan apapun. Peti mati
kuran sedang menarik perhatian. Tergambar
yang amat sederhana itu menjadi terke-
seorang wanita yang bersiap mengeluarkan
san sangat mahal dan indah. Keluar dari museum sayap kanan,
tampak hamparan tanah luas berumput. Batu-batu yang ditata apik sebagai pijakan menghubungkan
museum sayap kanan dengan mu-
payudaranya untuk menyusui bayi mungil yang memegang l-Pod kamera dalam gendongannya. Bayi itu seakan hendak merekam apa yang akan dilakukan ibunya. Di ruangan ini banyak hiasan bernilai seni yang semakin
menguatkan citra Oei sebagai kolektor.
seum sayap kiri. Museum berisi
Disamping menjadi kolektor dan kurator,
karya-karya kontemporer ini dari
lelaki pelahap,puku-buku seni ini dikenal sebagai penasihat di beberapa museum
segi tata ruang memang tampak, lebih modern. Pintu tinggi dari kaca se-
t
Beralih ke rumahnya yang ada di antara
dua bangunan itu, terdapat ruang belakang yang terbuka tanpa dinding penutup. Di
Pria yang kini tinggal bersama anak,
.ir,
penggemar musik klasik ini sebagai Brad Pitt (Mr. Smith)dalam film Mr. and Mrs. Smith'
dan galeri. Jogja Galery dan Museum H.
bagai pintu utama memberi kesan luas dan bebas pada ruangan ini. Beragam patung
Widayat adalah dua tempat di lndonesia. Di luar negeri, Oei menjadi kurator di Art
dan pajangan memenuhi ruang lantai satu.
Retreat Museum Singapura dan sebagai
Yang menarik, terdapat boneka favorit Oei
honorory adviser di Singapore Art Museum.
yang kongruen dengan dirinya. "lni hadiah
dari teman-teman saat anak pertama saya, lgor, menikah tahun lalu," pamernya.
Sebagai kolektor yang mencintai seni, ia sangat menyayangkan sikap para kolekdol
(kolektor dodol), sebutan bagi orang-orang
Naik ke lantai dua, tubuh tua Oei masih
yang hanya menganggap seni sebagai in-
tampak kuat dan lincah meniti anak tangga, Di lantai ini ada gambar Oei bersanding den-
vestasi. "Mereka tidak punya dasar untuk
gan Angelina Jolie dalam pose dansa yang
sesal kakek satu cucu ini, Memang, karya
dikuasainya. Gambar itu memarodikan pria
seni yang baik tak akan turun nilainya
mencintai seni, hanya tergiur investasi,"
Eot$l 43/xxrn/2Ho
u
-
la menekankan, rlBetmaiyarakatl, itu penting karena'mereka yanf menfuqusi kita."
Meski sesrang dokter, Oei tjda,k membu,ka praktikdi rumahnya.'lSaya kenal semuar'- ,,,, '' orang di sini" nggak fege/ (tegal kalau harus ' ,
minta bayaran ke mereka," ujarnya' la hanya praktik di sejumlah poliklinik dan balai pen-
''',
gobatan. Berdasar alasan kemanusiaan, Oei bekeria sebagai dokter, sukarelawan untuk Yayasan Katolik di Magelang tahun 1964-
t965 dan di Temanggung 1968'1991' la kerap bertandang ke daerah-daerah Jawa Tengah seperti; Ndekil, Balai Pengobatan Santa Ma. ria di Magelang, Candi Mulyo, Rowo Seneng; Parakan, dan Kebon hldalem. la juga aktif di Balai Pengobatan Pancasila, Temanggung'
',,
Banyaknya pasien yang tidak se,bahdihg ,',,,' dengan jumlah dokter da$ tidak:,hngkaBnya pe ra I ata
n
a
d al a
n a.n ga
h sekel urr:nit'ke
n ya n g
tersimpan. Namun, aktivitas s'ebagai dokter su ka rel awan ini berhentir tatkal a, istri nya me' ninggal. '?nak-anak sa\la masih kecil, waktu imereka,l uja rnya' saya ha bis u ntu k'mengur,ui Dengan apl':::yAng:'lsl,ah "ia mitiki,sekararn$, Oei ' mengaku,beilml.,lp-ua9, Ada bebetrapa..,keinginan ya n g be ii m:,,te rra paj.l..,O$i; m,e ma pa'f ka,n, t
satu diantaianyar; (8a,nyak kalekli yEhB belum
,
bisa saya,:tanga,ni dingan,,,,b;aik.'Jr:rrKegemararn--
nyi
l*:
pa d a se ni- i e,.i!,l.arka n .
teiTan nya;'r,rsaya
diiul
uirr.us; kefet,a:Seri69,
pula
p-ad a,,,te m.a n,r,
i,rprotokito-n,
b:a
hkan.
mem:en6iruhi ataniQ a$ar
menyukai:,apa yeng,,:sa*a,Eurkai;rl unâ&#x201A;Źkapn\la. ,
TetnVata; r(maih beipagaa'rbatu;bata,:ini'''',,
ianeet lsttm'ewa. Berbede,rldengannrtaN;
' pa,k I U,arnya;.iu m; 6',i518**lt3,lt,,1del1gi:tt'ii:i ,beimaiam:bin:dalieni daq,iiingen:lagu "r,,
,
dan:sa'i
da',1:amny6'. Talk'
"'
i::
lagi,l,er1ga]h:g.,Piia'i'
berkum,ii me n,gcmba,ngrkari sEn*j,mah; ,rkurus
".,,
r'
p
ria'
beiuta,p ielama! ja:llffirl:d?r. 0â&#x201A;Źi terrse:,,
nyum. sembaf,i melamba,ikal
lal
gan,
[
'']
]1,,,,,,,,,r,,,,,
wffiffiffiffi
meniadi alternatif bukan pekerjaan gampang
sekilas balairung Menjadi'tagar alam kebebasan pers'i sebagaimana dikatakan Daniel Dakhidae, tentu bukan pekerjaan mudah. Menjadi yang alternatif diperlukan kecerdasan, . keuletan, dan yang lebih penting keberanian. Termasuk di dalamnya keberanian mengambil keputusan. Menempuh jalan yang kadang harus berlainan dengan jalur mainstream pers pada umumnya. Setelah Gama lntrauniversiter (1 950-an) mati dan Gelora Mahasiswa (1970-1 979)
dibredel, BALAIRUNG adalah generasi ketiga pers mahasiswa di universitas tertua di lndonesia ini. Sejak berdiri pertama kali pada ?9 0ktober 1985, EAIAIRUNG mencoba menjadi suara yang lain bagi dunia pers lndonesia sebagaimana yang menjadi ranah pers mahasiswa selama ini.Tentu saja dengan mewarisi semangat generasi sebelumnya.
Semua ditempuh karena SALAIRUNG, mengutip Prof T. Jacob, ingin menjadi
tempat mahasiswa mengasah pena, rnelatih diri untuk kehidupan pascauniversiter, dengan tidak meninggalkan ciri kemahasiswaan, yaitu ingln tahu dan mencoba melihat segala sesuatu secara ilmiah. BALAIRUNG ingin menjadi "balairung'i tempatbelajar, tempat berteduh, tempat bertemu banyak orang, banyak kepala, banyak keinginan, banyak cita-cita. Sampai umurnya yang ke 24, BALAIRUNG telah menelurkan 35 edisi reguler, dan B edisijurnal, selain berita dwi mingguan BALKON, situs maya balairungpress.com, dan Pusat lnformasi Pers Mahasiswa lndanesia (PlPMl). Kerja keras ini berbuah manis dengan menyabet tiga kali berturut-turut juara I Lomba Penerbitan Pers Altenatif lnstitut Studi Arus lnformasi' (lSAl) Jakarta.
Perunrahan'Dosen UQfl$ Jalan Kenilranq Merak Bulaksumur $121, Sleman,.Yogyakarta 5528f
*Sar+se*+tfua:*Si Ya:lt*h Ys*i: S*t'?tlaF.
Menyambangi Tanah Tak Bertuan Kka $rxryama Sapux*ra
Far nc philasaphY hnd as
Yet.
ictentifird Grsd snd N#turc; nc *,strnrlsftc the*r,t: af the world k*d r*eonciled pu&fic and pri'tate interest.
alimat tersebut merupakan penggalan ceramah Arnold Toynbee' Yang
dibukukan dengan iudul Lectures On The Industriol Revolution ln Englond: Populor Addresses, Notes and Other Frogments.2 Diutarakan ketika ia tengah membahas tentang merkantilisme serta Adam Smith, pemikir yang menurutnya banyak mengafirmasi sistem ekonomi negara-kerajaan-klasik. Perubahan besar-
iP.
besaran wajah industri di lnggris pada abad r8, yang melingkuPi metode dan sistem organisasi produksi, dipercayai Toynbee turut memengaruhi perkembangan
peradaban umat manusia. Terutama menyangkut mode produksi, serta campur tangan kepentingan di dalamnya, pada proses pemenuhan kebutuhan hidup.
EDt$t43/xxilt/2fi0
n
pA$$qillt
Dalam bentuk yang paling purba, kita su-
dah mengenal kegiatan "menciptakan" dan "menghabiskan" barang. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kebutuhan alamiah manusia untuk dapat mempertahankan
hidup. lhwal pemenuhan kebutuhan mulanya digarap dengan cara-cara yang sederhana, yang paling mungkin dilakukan dalam konteks ruang dan waktu tersebut. Jadilah
dikenal kegiatan berburu, meramu secara nomaden, sebelum kemudian bercocok tanam dan tinggal menetap, sebagai bagian
dari metode /ood gathering manusia. Pelan-pelan, ketika manusia makin
tanding dalam selubung kepentingan yang dapat dikatakan tidak pernah bebas nilai. Padahal, sebagaimana akhirnya ditegaskan Toynbee, tidak ada harapan untuk
mendapatkan titik temu antara kepentingan publik dan pribadi. Selalu ada pertentanganpertentangan nilai dalam kehidupan. Tentu proposisi tersebut juga berlaku dalam
dunia industri. Kendati industrialisasi memang mampu merekonstruksi peranan negara perihal mode produksi pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat,3 ia tetap tidak menyelesaikan-kalau tidak dapat dikatakan justru menambah, masalah.
menemukan bentuk kolektif kehidupannya, pola produksi yang dibangun makin
terstruktur. Pola tersebut bersifat organis
ertentangan kepentingan itulah,
yang berjalin kelindan satu sama lain
yang seterusnya selalu diwaspadai
dalam wujud masyarakat, juga negara pada wilayah yang lebih luas. Namun, kendati organis, ikatan struktural yang
massa yang meruntuhkan bangunan,
sistem, ide, hingga cita-cita industrialis.
terbangun tetap memiliki efek samping terhadap proses kreatif pemenuhan
Tentunya upaya pendamaian-pendamaian
kebutuhan manusia. Terlebih di tengah
kepentingan juga merupakan bagian proyek
iklim kehidupan negara klasik, dimana negara berada di bawah bayang-bayang
etis modernisme, yang menurut Ross Poole, seorang pemikir yang banyak memberikan
institusi agama dan mencampuri hampir
catatan kritis terhadap "filsuf besar" macam
seluruh sendi kehidupan masyarakat.
lmmanuel Kant, Friedrich Nietschze, Karl
Anasir kekuasaan yang dimiliki ikatan e.
dunia industri. Karena sekali ia mengkristal, dapat menghasilkan amuk
struktur menjadikannya mudah memasuki detail seluk-beluk kehidupan masyarakat
Marx, hingga Jurgen Habermas, telah memunculkan sekaligus mencabut alasan penerimaan konsep moral tertentu.4
manusia. Seperti tatkala tiap negara
lndustrialisasi yang merupakan salah satu
bangsa berlomba-lomba meningkatkan
tanda modernisme, dalam keseharian,
kekayaan dengan penyatuan ekonomi
bagaikan kiblat yang menjadi tempat bagi
nasional lewat monopoli perdagangan
kita untuk selalu memalingkan wajah ke
luar negeri, memperbanyak cadangan
arahnya. la seolah menjadi pilihan tunggal
emas atau yang kemudian lebih dikenal
untuk meraih kemajuan. lmbasnya, dalam pikiran kita selalu terbersit upaya-upaya
dengan sebutan merkantilisme-seperti
dalam pembahasan Toynbee. Kepentingan
mengembangkan sektor industri-atau
nasional, dengan mengatasnamakan
di wilayah pengetahuan, kita banyak
kebaikan bersama, menjadi raja tanpa
berdebat perihal menuju pencerahan pun
S
,u**AL
BALATRruNG
&S*;rcgwn*fue*:ig* Ye:*ak Ym*c
melanjutkan proyek modernisme dengan dalil "kemajuan" peradaban itu ada. Catatan penting dari tiap gagasan etik universal, yang perlu kita mafhumkan sedari awal, yakni ia cukup diposisikan semata sebagai tujuan sementara hidup. Sementara dalam artian, nilai-nilai tersebut hanya bisa didekati tanpa pernah kita
tahu sudah sampai di tempat yang dituju atau belum. Dalam kesementaraan itu diperlukan keinsafan bahwa sepanjang sejarah kehidupan manusia harus selalu diisi pencarian terus menerus menuju keadaan yang adil. Karena ia, kita, merupakan makhluk rasional yang selalu rindu pada
kehidupan yang lebih baik. Pendamaian antara kepentingan pribadi dan publik harus dilihat bukan sebagai suatu titik mati, melainkan sekadar tanda koma yang selalu terbuka atas setiap negasi dan afirmasi' Di tanda koma inilah persinggungan antara
gerakan pers mahasiswa (persma) dan indus-
tri juga menemukan kendali analognya's Jika industri menjadi instrumen paling ampuh dari modernisasi, dengan kemampuannya
t9.
il
**r?4;;a$
diakui persma membutuhkan reposisi. Akan
tetapi, ketika reposisi dibidikkan ke arah cerita-cerita kecilnya, ternyata belum tepat sasara n. Bahkan
terkadang cerita-cerita kecil
itu, hanya sekadar menjadi apologi atas kegagalan melanjutkan sejarah. Narasi persma tak ayal berada di wilayah sempalan paling ujung ruang diskursus masyarakat pembaca. Baik ditingkatan komunitas pun wacana. Gejala ini tidak lain juga dipengaruhi keberhasilan industri menyusupi bidang media dan informasi. Dengan semangat
memperbanyak hasil Produksi ala industrialisasi, media lantas menerabas tiap jengkal peristiwa dan pemikiran untuk diwartakan. Pada satu jeda penerabasan ini dapat diterima sebagai bagian dari upaya transformasi pemahaman dan kesadaran' Namun pada jeda yang lain, sewaktu mulai memasuki "wilayah-wilayah tak bertuan", informasi yang dihambur-hamburkan media terpikir tidak lebih dari upaya industri mempertahankan kemaPanannYa J Persma saat ini bukan sebatas menghadapi
merekayasa pertenta ngan kepentingan, pers-
episode-episode romantis8 seperti pernah ditulis Hasan Bachtiar atau episode-episode
ma selalu digadang-gadang-bahkan dimitoskan, sebagai agen pencerahan suatu ma-
menegangkane sebagaimana dipaparkan Lukman Solikhin sewaktu "merayakan" dua
syarakat bangsa di negara semacam lndone-
puluh tahun BALAIRUNG. Lebih dari itu,
sia. Digadang-gadang dalam artian potensial
persma sudah tiba pada episode-episode akhir, bukan terakhir, untuk memutus mata
untuk memunculkan "orang-orang besari sementara dimitoskan sebab mengingat peranperan kesejarahan penting yang dimainkan.6
Begitupun, nasib keduanya bagaikan bumi dan langit. lndustri masih terus melaju pesat kendati modernisme secara konseptual sudah banyak digugat, sementara persma makin terasa melangkah gontai menuju
rantai perdebatan peran kesejarahan yang diemban. Tarik ulur entitas pers dan mahasiswa-nya bukan dalam kerangka lebih menonjolkan satu daripada yang lain. Kita sudah harus mengatakan dengan lantang dan penuh kesadaran bahwa kita adalah pers dan juga mahasiswa pada saat bersamaan.
sudut sunyi peradaban. Pasca era kebebasan pers menggejala di bumi pertiwi, harus
EDtSr4sr(xllyzfi0
E
MflTSS
Langkah inijelas tidak semudah pelafalannya,
asli Bantul, Yogyakarta, yang melihat
apalagi setelah peleburan medan perten-
bahwa perguruan tinggi dan mahasiswa
tangan. Kita, persma, jadi sibuk dengan pertarungan-pertarungan kecil yang menyedot
termasuk subjek aktif di dalamnya, perlu ditempatkan tidak hanya sebagai pengisi teknostruktur.'o Melainkan juga, dalam
tenaga tidak kalah besar. Dapat dilihat betapa bangga, atau lebih tepatnya lega, jika se-
buah persma sudah berhasil menelurkan se-
sebuah kebudayaan industrial, memegang
pembacaan ganda atas peran persma, artinya
peran kritik sosial yang menjalankan fungsi kontrol agar laju gerak kepentingan tidak timpang. Jangan sampai atas nama publik
upaya menghidupkan kembali pun mengge-
wilayah personal terlindas, dan sebaliknya.
eksemplar produk (baca: terbitan). Perlu ada
ser sudut pandang nilai ideal persma harus
berwatak menyeluruh. Bukan terbatas pada eksemplar produk, ataupun wacana yang diusung. Kita perlu bergerak cepat melampaui perdebatan rasionalisasi atas wujud produk, menyudahi arogansi intelektualitas,
Pemaknaan tentang kepentingan publik dan
pribadi, dalam tulisan ini, pada umumnya dapat diukur berdasarkan sebanyak subjek yang mampu terakomodasi kepentingannya. Semakin banyak, berarti ia kian mendekati
serta menrbuka lembaran baru refleksi diri.
kepentingan publik. Sehingga bisa jadi, kepentingan sebuah persma untuk menerbit-
Mengikuti lajur irisannya dengan dunia industri, persma perlu melihat kembali
kan produk tidak seterdesak penyatuan konsepsi persma secara umum guna menjalank-
kapasitasnya untuk mendamaikan-den-
an peran rekonstruksi sosialnya. Terlebih bila
gan sementara sekaligus terus-menerus,
mencerna bahwa fakta sosial di lndonesia
kepentingan publik dan pribadinya. Tidak
sudah menunjukkan gejala yang pernah di-
bisa sebatas duduk dalam laboratorium
takutkan Kuntowljoyo tentang wajah industri
dokumentasi atau berkeliaran mencari data menjadi pemain Iapangan. Kesemua itu ha-
lndonesia.ll Orang-orang jadi punya kepentingan kelas, menuju masyarakat berkelas,
rus disertai konsepsi dan strategi pergerakan yang matang. Sesekali, persma perlu keluar
penuh konflik. Bahkan politik semata menjadi perwujudan dari kepentingan ekonomi.
dari kamar penerbitannya dan mulai menimbang-nimbang konteks kedirian yang hadir tanpa terlepas kendali ruang dan waktu. Di lingkup lndonesia, negara industrial
gelombang belakangan, peranan persma sebagai "agen pencerahan" generasinya
Pemaknaan kelas pada konteks kekinian jelas tidak lagi cukup mengandalkan iden-
tifikasi strata ekonomi, melainkan turut menganalisis akumulasi kepentingan serta aksesibilitasnya atas otoritas kuasa. M ungkin memang sulit mendamaikan kepentingan
masih signifikan. Dengan catatan, capaian-
. publik dan pribadi, tetapi kita perlu berpikir
capaian ditingkatan komunitas dan wacana
dialektis supaya kepentingan tersebut tidak
ditindaklanjuti secara konsisten untuk
saling meniadakan. Salah satu kata kunci
merekonstruksi fenomena sosial yang lebih banyak memberi kebingungan. Langkah ini perlu dilakukan karena, beranjak dari
untuk membuka logika pikiran macam ini berbunyi etika, yang banyak membong-
pemahaman mendiang Kuntowijoyosejarawan, budayawan, serta sastrawan
[
,u**AL
BALATR'NG
kar ulang pemaknaan atas nilai moral.
lidl!**ye:nnfu *r*g*
lf*n;:lh Tak
ffi
*:râ&#x201A;Źttx*tm
kunci ini jauh hari ketika menyambut kela-
pu merepresentasikan dua dunia yang sudah mengalami persetubuhan: pers dan maha-
hiran edisi perdana BALAIRUNG. Etika harus
siswa. BALAIRUNG pun masih terus belajar
menjadi kebiasaan sehari-hari, sehingga tidak terasa sebagai pembatas kebebasan, seperti
berdialog, menyambangi tiap pemikiran tanpa pernah ada kata puas. Harapannya masih
juga kita berjalan sebelah kiri, berhenti pada
senada, BALAIRUNG dapat menjadi wahana pergelutan intelektual bagi mahasiswa yang
Prof. Dr. T. Jacob, sudah mengingatkan kata
lampu merah, tidak meludah waktu makan." Akhirnya etika harus menyatu, mengalami internalisasi nilai, dengan kebudayaan sehingga dalam pertemuan kepentingan publik dan pribadi tidak terjadi represi, dominasi, pun hegemoni. Layaknya perjumpaan dua sahabat karib yang selalu diisi dengan dialog, dengan perbincangan hangat bernuansa terbuka.
mesti berlatih berpikir tuntas dan detail.'3 Tentu tuntutan-tuntutan terhadap persma
tidak berhenti semata setelah terbitannya rampung. Secara moral ia, pegiat dan juga mantan pegiatnya, masih memiliki tanggungjawab lain. Tanggungjawab mengentaskan pikiran semampu dan sesuai konteks sosialnya. Roos Poole sudah menyatakan moralitas
tika macam inilah, yang sudah membudaya serta memungkinkan tegur sapa dalam keberagaman, yang menjadi salah satu penghuni wilayah tak bertuan dalam keseharian kita. Wilayah yang lebih sering kita lupakan akibat terlalu banyak yang harus "dibaca". lndustrialisasi,
terutama di bidang media, telah banyak memangkas medan-medan permenungan
sebagai ungkapan tuntutan sebentuk kehidupan sosial tertentu, sebagai suara masyarakat yang juga ditujukan pada anggota masyarakat.'a Artinya pikiran tersebut harus dikerjakan, atau kita hanya akan memelihara pe-
nyakit para cerdik pandai yang merasa cukup menghentikan kerjanya di wilayah gagasan. Hanya saja memang ada kelemahan dari
sehingga kita menjadi manusia instan yang
tiap seruan-seruan moral, yang juga tidak luput dari perhatian Poole. Sifat lahiriahnya
merasa lebih nyaman berpikir praktis.
membuat moralitas tidak bisa memberi
Pemangkasan tersebut harus dapat disikapi dengan cermat, mengingat kita pun tidak
penjelasan yang menjadi cukup alasan
bagi kito mengapa seharusnya bertindak
boleh tergesa memutuskan penolakan
dengan cara-cara yang diperintahnya. Kita
terhadap industri karena ketergesaan
bisa mendengar suaranya, tetapi tidak tahu
selalu dekat dengan kegegabahan.
mengapa harus mematuhinya.'s Watak nor-
Menyikapi perbedaan kepentingan kita sama
tidak boleh gegabah menentukan vonis. Selalu dibutuhkan penundaan-penudaan.
Menunda bukan dalam artian tidak mengam-
matifnya selalu dengan mudah dipatahkan
penalaran-yang sering dianggap bebas nilai. Menanggapi kelemahan ini diperlukan sudut pandang lain yang, bukan dengan
bil keputusan, melainkan sikap selalu terbuka
niatan mempertahankan atau menyerang
pada kemungkinan lain di masa depan. Persma tidak boleh selamanya khusyuk dalam du-
suatu argumen, terus membuka ruang dialog. Sejenis satu sudut pandang yang
nia penerbitan yang serba teknis. Konsepsi,
pernah dilontarkan James Rachels, moralis
ide, dan gagasan yang dibangun harus mam-
dari Amerika Serikat yang wafat tahun
EBt$t
43/xxilt/zfis
E
I 4?All:llil.ll$a
2oo3 silam. "Moralitas, pertama-tama dan utama, bertautan dengan akal; hal yang secara moral benar dilakukan, dalam lingkup apapun juga ditentukan oleh alasan-alasan terbaik yang ada untuk melakukannya," tulisnya.'6 Sehingga antara kebaikan dan kebenaran tidak diperlukan ruang sekuler yang cenderung dapat diisi dengan pelbagai
embel-embel kepentingan secara tersamar. Pada pertautan dengan kepentingan,
I
khirnya kita tidak dapat sebatas
fl n:rr,:il ff i;; ::;::
r,"J:"
tidak pernah dapat ditangkap di dalam dirinya sendiri, sehingga ia dengan mudah disisipi pemahaman-pemahaman liar yang belum tentu bertanggungjawab. Lebih
jauh lagi, keputusan macam ini berpotensi
pertimbangan moralitas harus tidak ber,pihak
memperkuat gesekan kepentingan publik dan pribadi. Gesekan yang cenderung
pada salah sebuah kepentingan individual.
menjauhkan proses konstruksi sosial
Dengan kata lain setiap kepentingan
menjadi lebih manusiawi. Untuk itu kita jadi perlu memperhatikan konteks
individual bersifat sama.'7 Pertimbanganpertimbangan sebelum mengambil keputusan jadi sangat menentukan "seberapa benar" konsepsi moral yang diambil. Sehingga langkah mengumpulkan bahan pertimbangan untuk membangun asumsi harus menyeluruh supaya tidak
terjebak pertentangan kepentingan.
"
historis, yang memang menyiadakan ruang permenungan lebih terbuka. Menyoal peran dan posisi persma di palung sosial masyarakat, kita pun jadi perlu menyibak sejarahnya terlebih dahulu. Kegiatan membaca konteks-konteks sejarah
memerlukan energi dan kesabaran khusus,
Budiarto Shambazy pernah terdengar sangat gemas melihat pertentangan ke-
yang sakral. Alam di mana kita tidak dapat
pentingan yang bermain dalam penilaian
memberi campur tangan, hanya menjadi
moral masyarakat-dalam konteks menyoroti aksi demonstrasi mahasiswa.
subjek pasif, sehingga tersadar akan
karena kita bagaikan memasuki alam lain
keterbatasan diri selaku manusia. Kita bagai
melakukan sebuah ziarah, mengunjungi "Demo dinilai anarki. Mana yang lebih anarki: demo aspirasi rakyat atau keputusan menaikkan harga bahan bakar minyak tiga kali dalam tiga tahun? Demo tidak simpatik karena membakari ban-ban bekas. Sampai kini tidak ada yang bertanggung jawab atas pembakaran manusia dan harta benda rakyat tak bersalah saat Tragedi Mei 1998. Demo mengganggu ketertiban umum karena menutupi jalan-jalan. Selama puluhan tahun warga kaya dan miskin Jakarta menutupi jalan dengan portal atau menjadikan jalur lambat sebagai tempat parkir pribadi," tulisnya.'8
if.
!
,u**AL
BALATR,NG
tempat-tempat bernilai suci yang tidak akan hilang sucinya kendati apa yang dilakukan. : Sebuah ziarah tidak lain dari upaya melam-
paui kegiatan mengingat dan melupakan. la menuntut kesadaran penjedaan atas upaya penilaian, yang serupa dengan ujaran Eliyah, "Tidak, tidak, kawanku yang baik," katanya pada Efim "Sekalipun kau dan aku mati, besok pagi dunia masih akan terus berjalan
tanpa kita."'e Kesadaran yang disertai penyerahan total atas langkah yang ditempuh. Kebulatan tekad menjadi inti dari tiap ziarah, pasrah sekaligus aktif memaknai masa lalu.
Y&*tzgauwfu arzg| "ifii*:!'is$l Y;I lk E3*e'****ltt
yang lain, tetapi sesuai takaran alamiahnya.
ersandar pada tahun berdirinya,
Bukan dengan rekayasa apalagi paksaan.'a
29 Oktober 1985, BALAIRUNG
Term tersebut cukup relevan untuk men-
tercatat sebagai generasi ketiga
jadi acuan semangat menghidupi sebentuk
persma di lndonesia pasca kemerdekaan.'o
persma. Dengan dua entitas besar yang
Terlahir di tengah atmosfer politik orde baru yang melakukan pengawasan ketat
tersebut dipenuhi semangat pembuka keran
selalu dipenuhi pertarungan kepentingan, dalam domain publik dan pribadi, persma membutuhkan kebiasaan memandang segala sesuatu secara proporsional. Sesuai identitasnya sebagai pers yang juga maha-
kebebasan berekspresi. Tidak mengherankan jika kemudian narasi sejarah persma
siswa-yang telah menjadikannya punya keisti mewaa n-keistimewaa n te rtentu.
terhadap setiap bentuk aktivitas pergerakan mahasiswa, menjadikan persma era
banyak diisi catatan-catatan mengkritisi
struktur kekuasaan institusional, mulai dari pemerintah tingkat nasional pun lokal hingga jajaran pengurus perguruan tinggi. Keadaan sekarang jelas jauh berbeda, kita sudah berada dalam titik mabuk merayakan kebebasan (pers). Akan tetapi, justru di sanalah masalahnya. Kita tercerabut dari akar kesadaran eksistensial yang jadi landasan pokok segala tindak-tanduk. lmbasnya, peran kritis persma mengalami
mistifikasi narsisme tanpa pernah kita paham mengapa, bagaimana, dan untuk apa. Kata-kata kritis mengalami korupsi makna. Sehingga kita membutuhkan sebuah ruang
jeda yang bebas dari desakan kepentingan, membendung arus deras informasi, serta menyediakan momen-momen-yang dalam kalimat lwan Simatupang" senantiasa berupaya mengundurkan ke hari esok apa yang tidak diperoleh hari
ini."
Dengan identitas istimewa itu, persma mengemban harapan yang tidak sedikit. Ada banyak pengandaian, cita, pun imaji yang telah, dan perlu terus, digeluti. Dalam ziarahnya kita menemukan perubahan sifat persma sembari terus diiringi penyampaian semangat merekonstruksi realitas. Sema ngat untuk tidak pernah puas melakukan pen-
carian makna secara merdeka-sepenggal nilai yang tidak dapat lagi ditawar-tawar. Proporsi mengajarkan ketepatan cakap dan
tindak berpijak di dua dunia antara: pers dan mahasiswa, masa lalu dan masa depan. Yang
jelas kita, persma-termasuk BALAIRUNG, masih akan terus berproses serta belajar berdialog dengan kenyataan untuk siap menghadapi segala kemungkinan di masa depan. Sebuah masa yang akan datang yang kehadirannya kadang-kadang tidak kita harapkan.'s
vrenghaiipi kemungkinan masa itu, tidak perlu ada kecemasan berlebih karena hanya
Dalam karya ziarahnya itu, lwan Simatupang
akan menjadikan kita seorang paranoia
pun menonjolkan satu term yang perlu di-
yang percaya pada satu kebenaran-yang
camkan dalam menimbang-nimbang sebuah
selama ini diyakini tanpa tentu dihayati.
penilaian sebelum menjatuhkan putusan. Proporsi.'3 Sebuah perimbangan !?ng mâ&#x201A;Źn:
Harus ada sebuah keberanian dalam menjawab tantangan zaman, termasuk kebera-
empatkan tiap sesuatu pada arasnya. Kita boleh menempatkan yang satu lebih tinggi dari
nian untuk mengakui kesalahan, kekurangan, pun kelemahan. Karena, meminjam
EDr$r
43r(XilyzfiS
E
-
g$&*?43&
kalimat Emmanuel Subangun-seorang pemerhati sosial budaya yang juga sempat memimpin lembaga penelitian Alocita, kita adalah makhluk yang bathil, jahat, penuh
intrik dan sok kuasa, tak tahu terima kasih, tapi juga oleh sang maha kuasa tetap juga
dilirik sebagai wajah ilahi yang diwajibkan mengarungi laut, membajak tanah dan menghirup udara yang sehat.'6 Namun, sebelum menjawab tantangan itu, kita masih perlu menyambangi sejarah sebagai
Kebisajadian itulah yang patut dijaga ingatan, supaya kita tetap bisa memandang
langit sambil terus memijakkan kaki di bumi. Dalam pertimbangan proporsionalnya, jurnal BALAIRUNG edisi ini dapat dikatakan gagal sekaligus berhasil. Gagal dengan mengingat kenyataan bahwa kajian
"rokok dan hubungan industrialnya" ini semula dimimpikan dapat menyapa pembaca lewat Edisiaz lTahun XXlll I 2oo8.
kawasan tak bertuan yang siap dikoreksi dan diacak-acak. Bukan untuk mendapatkan jawaban tentang benar dan salah,
tetapi sekadar melanjutkan misi peradaban menghadirkan wajah kehidupan yang lebih manusiawi-dengan tiap pertentangannya.
Bisa ada seribu satu alasan yang dapat dituangkan selaku pembenaran. Yang jelas, ketidakmampuan kami mengalahkan si waktu lah yang terutama "memaksa"
membuatnya hadir di Edisi +9. Kendati demikian, kegagalan tersebut tidak
Jurnal BALAIRUNG, pertama-tama memang merupakan sebuah produk. Maksudnya,
sedikitpun membuat kami merasa kalah.
ia adalah hasil kerja dari sekelompok
Anwar, penyalr kesohor lndonesia itu,
identitas pers yang juga mahasiswa. Hasil penyambangan sejarah persma sebagai kawasan tidak bertuan. Namun, kita tidak
Bila boleh mengafirmasi seruan Chairil oku tidok okon menyerah. Kegagalan bagi kami, awak persma, bukan akhir dari
dapat serta-merta melupakannya sebagai
kehidupan. Lagipula akhir kehidupan, kalaupun nanti ada, bagi kami juga bukan
sebuah proses. Sesuatu yang tidak mengenal kata usai. la, eksemplar jurnal itu, juga
merupakan sesuatu yang perlu dihadapi
perlu diingat sebagai tanda pergulatan mencari makna secara merdeka. Memahami jurnal BALAI RUNG, kila lebih
dituntut melampaui logika tafsir dikotomis antara proses dan hasil atau privat dan publik. Keterlibatan, bagikita, dalam konteks kekinian sudah merupakan sebuah keberhasilan proses sekaligus hasil.
Meskipun keberhasilan tersebut, lagi-lagi, bukan sesuatu yang selesai. Karena setiap
keberhasilan pun harus mengenal sebuah proporsi. Artinya, perlu senantiasa ingat bahwa bisa jadi dalam wilayah-wilayah lain, yang tidak bertuan, kita gagal.
S
ru**AL
BALATRUN'
dengan ketakutan {yang berlebihan). []
*8*c'rp;:a:r****:+gi ile:lr+*ll* ?e$c #*r{{iid}tt
EDt$t
43il(xnyzfis
g
Alumnus Fakullas Ekanomi UGM inilelah lama bekecimpung dalam dunia.transportasi. Lahir pada tahun 1952 di Yogyakarta - Jawa Tengah. Lulus Sl Akuntansi Universitas Grdjah Mada Yogyakarta pada tahun 1978 dan 52 Magister Manajemen lnstitut Teknologi Bandung tahun 2ooo. Pernah mengikuti pelatihan lndonesia .. Executive Program. Strategic Mangqenldliit Cause'General Electric. Cottonville, USA pada fahun 1995. Pernah mâ&#x201A;Źnjabat sebagaiq&litrjl (euan$n PERUMKA iaht rl,:i"" 1988 dan Direkhrr Utama PT KAI tahun 1999. Mulai g* bergabung dengan Angkasa Pura ll,6eFItahun 2oo2 sebagai Direktur Utama dan diangkat kembali tahun
.''
'i{al {{a
{1
sela kesibukannya,Ealairung disambut hangat di ruanâ&#x201A;Ź kerjanya, Bapak yang sudah 6 tahun berkarir menjadi direktur utarna PT iPerserol Angkasa Pura ll ini mengaku benci melihat orang yang merokok di ten1pat umum. Kaiena merckok di tempai umum sangat menggangglJ kenyamanan masyarakat, Menurutnya, Bandara harus bebas rokok. Sebuah langkah yang patut kita acungi
jempol. [Teguh]
Alumnus FlSlpOl UGM jurusan llmu Pemerintahan ini merupakan oraRg yang aktif berorganisasi semasa mehasiswa. wakil Ketua dewan mahasiswa UGM {sekarang BgM} di era Toan sudah lama bekerja di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 9elama di Departemen Transmigrasi, Ketua Keluarga Alumni Fisipol Gadjah Mada (K.AFISPOIGAMA) ini.pertama kali berkarirdi Pontianak^
ffironmffi lt n
I
l{ tlF' Bapak yang satu
ini sangat konsen dengan buruh
mengatakan bahwa perlu adanya peningkatan
Dioko Sidiq Pramono Direktur Jendral P2MKT Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
!
,u*AL
BALATRUNG
kesejahteraan para buruh. Kaitanrya dengan rokok, ia berpendapat bahwa kesejahteraan buruh rokok, memang harus di tingkatkan. Karena sejauh ini para
buruhlah yang harus sejahtera. Apabila kesejahteraan para buruh rokok ditingkatkan maka buruh akan bekerja lebih serlusdanterfokus. [Teguh]
:: :.. a;
t:
i!t
!* fiit Uf
I *ta#lt