Tokoh
Edisi Khusus
MAJALAH
Majalah Bali Vol 37 VIII-2/21 Rp. 65.000,-
BALI REALISTIS,
EKSOTIS & DINAMIS
Cara Generasi Muda Mengisi dan Memaknai 4 Kemerdekaan
Manfaat
Tokoh
Tokoh
Khasiat Black Sapote, Buah Langka Rasa Puding Cokelat
Sentuhan Tangan Milenial di Balik Eksistensi Warung Kekinian di Sanur
Melapangkan Rezeki dengan Menjaga Hubungan Silahturahmi antar Saudara
A.A. Ngurah Agung Wira Kesuma
Ni Putu Somawati
26
10
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
18 1
Daftar Tokoh Isi
18
10
16
6
22
20
14
17
8
24 21
15
TOKOH :
6
drg. A.A Tresna Adi Melayani Masyarakat Berlandaskan Dharma kepada Sang Pencipta
8
Devi Lestari Mimpi itu Gratis tapi Butuh Usaha dan Perjuangan untuk Menggapainya
10
A.A. Ngurah Agung Wira Kesuma Sentuhan Tangan Milenial di Balik Eksistensi Warung Kekinian di Sanur
14
I Made Pering Santika Ikhlas dan Jujur adalah Kunci Utama dalam Hidup
15
I Wayan Sastra Astawan Orang Tua adalah Motivator Utama Sejak Dini
16
Ciputry Arya Pasangan Muda Berbagi Visi Misi yang Sama Dalam Membangun Bisnis Bersama
17
I Putu Agi Pratama Kreativitas dan Inovasi Harus Dieksplor Sejak Dini
18
Ni Putu Somawati Melapangkan Rezeki dengan Menjaga Hubungan Silahturahmi antar Saudara
2
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
20
Made Suardana Mempertahankan Konsep Penginapan Alami Khas Pulau Bali
21
I Kadek Murdana Berupaya Memikirkan Kesejahteraan Para Karyawan di Tengah Pandemi
22
I Wayan Arik Suwitra Jangan Pernah Berhenti Bermimpi, Sekalipun Saat Berada di Titik Terendah
24
Putu Bayu Sthira Pradnya Menjadi Anak dari Seorang Pengusaha Memiliki Tanggung Jawab yang Besar untuk Melanjutkan Usaha Bisnis Orang Tua Khasiat Black Sapote, Buah Langka Rasa Puding Cokelat
26
27
Advertisement
MAJALAH
Tokoh
BALI REALISTIS, EKSOTIS & DINAMIS
DIREKTUR Rr. Vasthi Laksmita Putri H
BENDAHARA Putu Kornia
PENASIHAT HUKUM Ny. Dwijawati, SH
PEMIMPIN REDAKSI Koming Diva Wikan Dharma
REDAKTUR Wahyu Kuncoro
PELIPUT I Gede Buonsu Adhi Langlang Buwana I.A Wayan Kusuma Dewi Ni Kadek Juniari Komang Revina Kesya M Putu Intan Pratiwi R. Airlangga Nayottama H
DESAIN GRAFIS/LAYOUTER Wahyu Kuncoro Made Panji Wirawan R. Airlangga Nayottama H Felicia Aris
KAMERAMEN/FOTOGRAFER Made Panji Wirawan I Made Dediariawan I Wayan Ari Darmawan
VIDEO EDITOR Gede Agus Wirawan Komang Revina Kesya M
PENULIS Putu Suci Prastiti Komang Lisna Purnama
TIM IT Made Agus Sanjaya Made Panji Wirawan
SIRKULASI Wibisono Darmaputra Rahmat Hidayat
PENERBIT
CV. Forneo Tomita - Pustaka Nayottama Publishing KANTOR REDAKSI & IKLAN
PT. Media Republik Indonesia
Kemenkumham nomor AHU - 0013549.AH.01.01. Tahun 2017
Redaksi Majalah Bali
Alamat : Jl. Drupadi XIII no. 5 Renon-Denpasar Telp : 0361-4456234 | 087770009969 WA : 087863318381 E-Mail : redaksi@majalahbali.com majalahbali@gmail.com
FOLLOW US Instagram majalahbalicom
ISSUU Majalah Bali
Youtube Majalah Bali
Website majalahbali.com
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
3
Tokoh
Cara Generasi Muda Mengisi dan Memaknai Kemerdekaan
1. Pengabdian ke masyarakat Hari kemerdekaan merupakan momen bersejarah dan momen terpenting bagi suatu bangsa dan negara, termasuk juga bagi Indonesia. Pasalnya, kemerdekaan Indonesia diperoleh melalui perjalanan panjang dan perjuangan yang keras dari para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah.
Terlibat dalam kegiatan sosial dan pelayanan masyarakat merupakan salah satu cara yang kini banyak dilakukan oleh para pemuda yang aktif dalam melakukan kegiatan sosial sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Seperti contoh memberikan inovasi dan mengedukasi penduduk setempat untuk membuat makanan khas daerah agar dapat dikenal di pasaran dan mampu bersaing dengan produk-produk makanan lainnya.
Wajar saja jika seluruh masyarakat Indonesia tidak pernah lupa akan hari kemerdekaan bangsa Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus ini. Banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk memperingati hari kemerdekaan, 2. Mendukung perkembangan produk dalam mulai dari upacara pengibaran bendera merah negeri putih, peringatan proklamasi, karnaval budaya, hingga perlombaan tradisional khas 17-an. Banyak dari anak muda Indonesia yang lebih merasa bangga saat menggunakan produk dari Namun perjuangan para pahlawan untuk merek ternama di dunia. Tanpa disadari, hal merebut kemerdekaan seharusnya tidak hanya tersebut justru dapat mematikan pertumbuhan diperingati setahun sekali dengan perayaan- dari merek lokal yang beberapa di antaranya perayaan tertentu. Perjuangan tersebut harus juga memiliki kualitas produk yang tidak kalah dimaknai dan dilanjutkan oleh generasi muda dan dengan merek luar. Saat ini, begitu banyak merek sudah menjadi kewajiban kita sebagai generasi asli Indonesia yang bermunculan dalam berbagai muda untuk mempertahankan dan mengisi bidang. kemerdekaan yang sudah diraih dengan susah payah melalui perjuangan para pahlawan yang Jika generasi muda merasa bangga menggunakan sudah mempertaruhkan jiwa dan raganya. produk dalam negeri, maka akan mendukung perkembangan merek tersebut, bahkan juga Lalu bagaimana cara generasi muda masa kini mampu mendorongnya untuk dikenal oleh untuk mengisi kemerdekaan? masyarakat dunia.
4
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
Tokoh
3. Terlibat dalam memajukan sektor pendidikan
4. Mengenalkan budaya Indonesia kepada dunia
Aset terbesar dari suatu negara bukanlah sumber daya alamnya, melainkan sumber daya manusia dari negara tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kemerdekaan yang sesungguhnya, diperlukan perbaikan kualitas sumber daya manusia Indonesia, terutama dalam hal pendidikan.
Pengenalan budaya Indonesia kepada masyarakat dunia juga dapat dijadikan sebagai wujud untuk mengisi kemerdekaan.
Maka dari itu, pembenahan fasilitas pendidikan harus menjadi prioritas utama yang harus dilakukan untuk perbaikan kualitas SDM di Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan kepedulian dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga generasi muda. Generasi muda pun bisa ikut berperan aktif dalam memperbaiki sektor pendidikan di Indonesia. Bahwa untuk mencapai kemerdekaan yang sesungguhnya, hal terpenting yang harus dilakukan adalah memerdekakan generasi perbaikan bangsa dari keterbatasan dalam pendidikan maupun kesehatan dan generasi muda bisa ikut terlibat dalam hal tersebut.
Budaya memang menjadi bagian penting dan tidak bisa dilepaskan dari nama suatu bangsa. Bahkan budaya bisa dikatakan sebagai hal yang dapat menjadi representasi dari bangsa dan negara yang bersangkutan. 5. Saling menghormati dan berbagi Menerapkan prinsip setara bersaudara dan saling berbagi satu sama lain, sikap saling menghormati memang sangat diperlukan oleh masyarakat Indonesia yang pada dasarnya terdiri dari berbagai suku, ras dan agama yang berbeda-beda. Jika perbedaan tersebut tidak disikapi dengan rasa saling menghormati, maka tidak akan terjadi kemerdekaan yang sepenuhnya. Selamat Ulang Tahun Ke-76 Republik Indonesia
Apabila setiap pemuda bisa berkontribusi di daerahnya masing-masing bahkan di daerah yang belum terjamah, maka tercapailah maksud dan tujuan dari kemerdekaan.
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
5
Tokoh
Melayani Masyarakat Berlandaskan Dharma Kepada Sang Pencipta
drg. A.A Tresna Adi
Owner Klinik Adi Medika
Cita-cita drg. A.A Tresna Adi menjadi seorang dokter, tak jauh datang dari inspirasinya pada tante yang berprofesi sebagai dokter. Namun bukan dokter gigi yang ingin ia capai, melainkan sebagai dokter umum. Karena keinginan tidak sejalan dengan jalan takdirnya, ia yang tidak lulus di Universitas Udayana, kemudian akhirnya beralih ke dokter gigi di Universitas Saraswati. drg. Tresna sebelum memasuki bangku kuliahnya di Fakultas Kedokteran Gigi, ia sama sekali tidak memiliki pemahaman tentang bidang ini, bahkan memasuki ruang praktek dokter gigi pun sama sekali tak pernah melakukannya sejak kecil. Tentu hal ini pun menjadi tantangan terbesarnya, untuk mulai mengenal lebih dalam ilmu ini dan menyenangi apa yang menjadi pilihannya. drg. Tresna Adi yang memang memiliki passion dalam membaca buku, akhirnya membawa ia pada masa kelulusan dengan gelar dokter gigi, yang ia capai diatas delapan tahun. Jangan heran, pada masa itu rata-rata orang-orang yang menempuh pendidikannya memang membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan masa sekarang. Sudah tidak diragukan lagi, pengalamannya pun lebih panjang dan masih melekat dalam ingatannya. Sekian diantaranya yang paling mengena sepanjang hidupnya, saat ia berlinang air mata berhadapan dengan para dosen penguji yang galak. Bila mahasiswa saat itu tidak memenuhi syarat yang ditentukan untuk kelulusan, tidak ada tawar menawar mereka harus mengikuti ujian selanjutnya. Bila mengingat kembali perjalanan di masa kuliahnya, drg. Tresna Adi sangat bersyukur bisa mencapai posisi saat ini. Ia pun mampu membuka klinik sendiri, diatas tanah peninggalan keluarga yang berlabel Klinik Adi Medika. Berlokasi di Jalan Raya Canggu, Tibubeneng,
6
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
Tokoh
drg. A.A Tresna Adi bersama keluarga Kuta Utara, alasan ia membangun fasilitas kesehatan tersebut tak hanya karena menyangkut profesinya saja, tapi juga sehubungan dengan cita-cita anaknya yang ingin menjadi dokter. Beliau sukses menyekolahkan ketiga putrinya sehingga bisa menjadi dokter. Anak pertama beliau menjadi dokter gigi lulusan fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati. Anak kedua beliau menjadi dokter umum lulusan fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Anak ketiga beliau lulusan fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa dan melanjutkan sekolah s2 magister biomedik anti aging medicine, dimana ia sedang berfokus di bagian estetika saat ini. Ketiganya bekerja di klinik adi medika dan gigih untuk memajukan nama Klinik Adi Medika. Sebagai pelayan masyarakat, drg. Tresna Adi senantiasa berupaya menciptakan suasana yang ramah dan hangat kepada pasien, agar mereka menemukan rasa kenyamanan saat berobat, terutama tidak canggung dalam berinteraktif seputar keluhan yang tengah mereka alami. Karena dalam proses konsultasi, sudah semestinya para pasien yang umumnya masih awam dengan ilmu kedokteran, banyak bertanya dengan dokter yang menanganinya. Dokter dalam memberikan jasa di dunia kesehatan, pun harus memiliki kesabaran yang tinggi dalam menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan pasien, dengan baik dan jelas.
Di musim pandemi, kegiatan di klinik menjadi lebih ketat dalam melayani pasien, sebelum dan sesudah pasien berobat, ruangan selalu didesinfektan dengan sinar UV, seluruh staf menggunakan APD lengkap, pasien sebelum berobat akan di screening kesehatan terlebih dahulu, ungkap drg. Tresna Adi dalam mengelola klinik yang menerima peserta BPJS Kesehatan ini, terlebih sekelas fasilitas kesehatan Klinik Medika, sudah seharusnya memberikan contoh yang baik untuk masyarakat. Tanpa adanya bentuk batasan dan jarak antara profesi dokter dan pasien, drg. Tresna Adi, tak jarang banyak memperoleh ilmu dan pengalaman baru setiap harinya dari lingkungan kerjanya., Ia banyak mendapat pelajaran dari para pasiennya, tentang kesabaran, ketulusan dalam membantu dan pastinya menjalaninya harus berlandaskan kepada Sang Pencipta. Agar kedepannya dalam menjalani profesi apapun, kita memiliki mental yang sehat, baik saat kondisi susah maupun mudah.
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
7
Tokoh
Mimpi itu Gratis tapi Butuh Usaha dan Perjuangan untuk Menggapainya Hidup di dunia ini harus memiliki tujuan yang pasti, berawal dari mimpi besar yang diangankan kemudian berusaha memperjuangkannya. Mimpi itu gratis, tanpa perlu biaya yang harus dikeluarkan, namun untuk menggapainya dibutuhkan usaha dan perjuangan yang sungguh-sungguh. Prinsip itulah yang dipegang teguh oleh sosok wanita pejuang tangguh satu ini yaitu Devi Lestari. Devi Lestari adalah wanita tangguh kelahiran Denpasar 1981 yang mendapat didikan keras sejak kecil oleh orang tua. Hal itu dikarenakan orang tuanya mengharapkan yang terbaik dari Devi Lestari sejak ia kecil. Tempaan keras dari orang tua membuatnya menjadi anak yang visioner atau berjalan dengan tujuan yang sudah direncanakan dari awal. Terlahir dari lingkungan keluarga yang akademis membuatnya mendapat kepercayaan dan tugas untuk melanjutkan profesi ibunya sebagai seorang dosen. Namun, karena Devi Lestari adalah sosok yang menata tujuan hidupnya secara mandiri membuatnya bertentangan dengan harapan keluarganya. Ia justru saat kuliah lebih tertarik memilih program studi accounting. Setelah meluluskan pendidikan accounting-nya di perguruan tinggi, Devi Lestari bekerja di sebuah hotel dan menjadi kepala keuangan di hotel tempat ia bekerja. Tidak semudah itu mendapat kepercayaan dari atasan untuk dapat menjadi kepala keuangan, ia mengawalinya dengan menjadi staff di hotel tesebut, kemudian karena bertahan lama bekerja di sana dan dirasa sangat mahir di bidang keuangan membuat ia mendapatkan kepercayaan itu. Waktu terus berjalan mengikuti pasir waktu kehidupan, hingga menapaki tahun 2006, yang mana di tahun tersebut ia menikah dan menempuh hidup baru dengan suaminya. Support penuh selalu ia dapatkan dari keluarga terkhusus dari suaminya, merasa sangat beruntung karena berada di lingkungan yang selalu mengasihi satu sama lainnya.
8
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
Devi Lestari
Owner La Prissa Kitchen
Dengan support itu ia terus bekerja dengan giat menjadi kepala keuangan di hotel tempat ia mendapatkan kepercayaan lebih itu. Dari sana ia mendapatkan banyak sekali pemahaman dalam mengembangkan suatu bisnis yang mengikuti perkembangan zaman. Tak heran karena Devi Lestari sudah bertahun-tahun bekerja di bidang pariwisata, pahit manis suatu usaha bisnis pariwisata telah ia ketahui. Banyak pengalaman dan pemahaman tentang mengembangkan bisnis pariwisata, memacu Devi Lestari untuk mengembangkan bisnis pariwisata secara pribadi. Bisnis pariwisata yang di bangun oleh Devi Lestari yaitu vila yang diberi nama “The Mavila”. The Mavila rencananya di bangun sebanyak 12 vila, namun karena terbatas dana, rencana membangun 12 vila harus ditunda terlebih dahulu dan hanya membangun 6 vila saja saat awal dibukanya The Mavila. Saat ia harus bekerja menjadi kepala keuangan di hotel dan membuka The Mavila miliknya, membuat Devi Lestari bekerja ekstra. Namun, tahun 2020 pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan Bali adalah salah satu kawasan yang terkena dampak adanya pandemi ini. Wisatawan domestik dan mancanegara yang biasanya lalu lalang menyusuri tempat-tempat pariwisata Bali yang indah, kini harus terheti sejenak akibat pandemi.
Tokoh
Secara otomatis hotel-hotel sepi tidak seramai pengunjung seperti sediakala. Oleh karena itu, membuat Devi Lestari bisa lebih fokus dalam mengembangkan vilanya. Ia mulai memikirkan strategi marketing dan selalu berpikir kreatif ditengah pandemi Covid-19 ini. Karena di The Mavila terdapat lahan kosong yang ditanami rumput dan lahan kosong itu cukup luas, ia kebingungan akan membangun apa untuk dapat memanfaatkan lahan tersebut.
Selain konsep restaurant yang dijadikan modal utama untuk menarik perhatian target pemasaran, rupanya faktor-faktor lain juga pikirkan dengan matang oleh Devi Lestari. Faktorfaktor yang dimaksud meliputi strategi promosi, servis atau pelayanan yang baik juga dipertimbangkan. Tidak hanya itu, review atau penilaian pengunjung juga ia jadikan acuan untuk memperbaiki servis dari segala aspek agar dapat dikembangkan lebih baik lagi kedepannya.
Sempat bertanya kepada beberapa teman terkait bangunan apa yang cocok dibangun di lahan kosong itu. Sebagian besar menyarankan lahan kosong itu agar di bangun cafe saja. Rasa dilema saat itu sangat dirasakan oleh Devi Lestari, dengan berbagai pertimbangan dan diskusi bersama suami dan keluarga akhirnya ia memutuskan untuk membangun restaurant di lahan kosong The Mavila.
Seiring waktu berjalan dibukanya La Prissa Kitchen ternyata mendapatkan respons positif dari masyarakat. Respons positif itu mayoritas dari anak muda yang senang hangout dan jalan-jalan bersama kawanan mereka untuk menikmati masa muda mereka. Tidak hanya anak muda yang meminati tempat ini, bahkan tempat ini kerap dijadikan tempat resepsi pernikahan.
Nekat membangun restaurant di tengah masa pandemi ini dengan modal yang tidak seberapa, tetapi tetap berhasil di bangun karena keyakinan dan keinginannya penuh untuk itu. Dengan tekad itu, akhirnya berhasil membangun restaurant. Restaurant yang dibangun di lahan kosong The Mavila itu diberi nama ‘’La Prissa Kitchen’’.
Tujuan selanjutnya dari sosok visioner Devi Lestari terhadap La Prissa Kitchen yaitu ia berharap ke depannya akan ada spot-spot baru yang lebih bagus lagi dari yang sudah ada. Tentu, ia juga berharap agar badai pandemi Covid-19 yang meresahkan banyak orang saat ini segera terhempas dari muka bumi agar keadaan kembali membaik seperti sediakala.
La Prissa Kitchen di bangun dengan konsep outdoor yang instragamable, tentu menyesuaikan perkembangan zaman seperti saat ini. Konsep itu dipilih karena di masa pandemi ini lebih cocok menggunakan konsep outdoor dibandingkan indoor. Karena konsep indoor sangat memungkinkan penularan Corona Virus. Selain itu, konsep instragamable dipilih karena target pasarnya menyasar pada anak muda lokal yang kini gencar-gencarnya mencari spot foto yang menarik dan estetik untuk dapat di-posting di media sosial mereka.
Devi Lestari berpesan kepada generasi muda agar tidak terlalu mengkhawatirkan modal besar jika ingin memulai suatu bisnis. Karena bisnis dapat dirintis secara perlahan, mulai dari bisnis yang kecil dan sederhana hingga menjadi bisnis yang besar nantinya. Itu semua harus disertakan usaha, doa, support dan juga tekad yang kuat. “Mimpi itu gratis, tidak perlu biaya yang harus dikeluarkan, namun untuk menggapainya dibutuhkan usaha dan perjuangan yang sungguh-sungguh”, ujar Devi Lestari tentang prinsip dalam hidupnya.
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
9
Tokoh
Sentuhan Tangan Milenial di Balik Eksistensi Warung Kekinian
di Sanur
A.A Ngurah Agung Wira Kesuma
Owner Patio Coffee and Comfort Food
Anak muda kerap diremehkan lantaran dianggap belum berpengalaman dan masih harus banyak belajar. Asumsi tersebut bisa jadi tak sepenuhnya salah, tapi bukan berarti bahwa anak muda tidak berhak untuk meraih kesuksesan. Seperti halnya yang dialami oleh Anak Agung Ngurah Agung Wira Kesuma, di usianya yang ke-23 tahun mampu membangun aset dengan cara menjadikan passion sebagai peluang usaha. Pria lulusan Fakultas Hukum ini tidak perlu menunggu usia tua baru terjun sebagai pengusaha, justru di usia muda waktu yang tepat untuk merintis usaha
Satu lagi pengusaha lokal Bali yang memiliki kisah inspiratif bernama Anak Agung Ngurah Agung Wira Kesuma. Ia merupakan sosok di balik lahirnya kedai kopi sekaligus tempat makan kekinian di Sanur yaitu Patio Coffee & Comfort Food. Pria yang akrab dengan sapaan Agung Wira ini memiliki alasan tersendiri soal keputusan menjadi seorang entrepreneur di usianya yang baru kepala dua. Menurutnya, selagi masih muda masih mampu mengerjakan segala kegiatan dengan energik. Selain itu semakin menunda waktu merintis usaha artinya sama saja dengan menunda kesempatan meraih kesuksesan. Agung Wira melirik peluang bisnis kopi dan tempat makan karena memiliki hobi bersosialisasi dengan teman-temannya sembari menikmati khasanah kuliner. Sebelum memulai suatu usaha, ia sendiri telah mengunjungi berbagai kedai kopi dan restoran yang ada di Bali. Dari situ ia melihat betapa besar animo anak muda terhadap keberadaan kedai kopi. Kebanyakan pengunjung tempat bersantap semacam coffee shop merupakan kalangan milenial atau seusia dengannya. Ia pun yakin bahwa kaum milenial bukan hanya bisa menjadi konsumen saja di kedai kopi melainkan bisa berperan sebagai pemilik usaha. Pria asli Sanur ini mengaku memerlukan waktu satu bulan untuk memikirkan rancangan usahanya itu. Sebelumnya ia sudah melakukan
10
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
Tokoh
riset pasar dan mencari-cari vendor yang dapat memenuhi ekspetasinya. Dari hasil pengamatannya, tren kuliner saat ini mengarah pada konsep yang menggabungkan coffee shop dan restoran. Sehingga dalam satu tempat, pengunjung tidak hanya dapat menikmati kopi favorit mereka sekaligus menikmati hidangan yang mengenyangkan. Selanjutnya soal pemberian nama, Agung Wira menyerahkannya pada konsultan yang profesional di bidangnya. Nama Patio yang dipilih merupakan kata dalam bahasa Inggris, berarti teras jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Teras merupakan sebuah ruang terbuka yang ada di setiap rumah, tempat menyambut setiap tamu yang datang. Diharapkan Patio Coffe and Comfort Food dapat menjamu para pengunjung melalui makanan yang nikmat dan menimbulkan perasaan nyaman. “Selain itu tempat makan kami terdiri dari indoor dan outdoor. Di bagian luar ruangan pengunjung dapat bersantap makan sembari menikmati suasana taman, persis seperti tengah bersantai di teras rumah”, tutur Agung Wira.
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
11
Tokoh Gandeng Selebgram Patio Coffee and Comfort Food beralamat di Jl. Cemara No. 19 Semawang, tepat di depan Swalayan Popular Mart Sanur. Lokasinya yang berada di tengah kawasan wisata menjadi Patio Coffee and Comfort Food kerap didatangi para ekspatriat. Para warga negara asing yang bermukim di seputaran Sanur ini mengunjungi tempat makan ini untuk menikmati sarapan hingga makan malam. Namun Agung Wira sendiri tidak menargetkan secara khusus segmentasi pasar tertentu, ia mengaku menyambut hangat siapa pun yang ingin datang ke kedainya. Terbukti, di kala pariwisata Bali tengah meredup, kunjungan di Patio Coffe and Comfort Food didominasi oleh konsumen lokal. Kebanyakan yang datang kaum milenial baik individu maupun dalam bentuk grup. Tidak jarang para tamu datang untuk menghabiskan waktu untuk bercengkrama sembari menyantap makanan dan minuman yang tersaji. Di waktu tertentu, Agung Wira akan menyajikan pertunjukkan musik agar menambah suasana kehangatan waktu berkumpul di tempat makan tersebut. Pilihan menu menjadi pertimbangan seseorang untuk memilih suatu tempat makan. Patio Coffee and Comfort Food kerap direkomendasikan lantaran tempat ini menawarkan berbagai variasi makanan. Mulai dari menu internasional seperti pasta, salad, french fries, sandwich, smoothies, croissant, dan burger. Ada pula sajian khas nusantara dan lokal seperti nasi goreng, ayam betutu dan ayam bakar. Soal minuman juga tidak kalah lengkap. Mulai dari aneka jus dan berbagai pilihan kopi menjadi andalan tempat makan ini untuk menjamu para tamu yang datang. Tak tanggung-tanggung, semua resep dan konsep makanan yang tersedia di kedai ini merupakan hasil karya dari konsultan chef bintang lima sehingga kualitas cita rasa makanan tidak diragukan lagi. Agung Wira menyadari dalam mengembangkan kedai yang mengusung konsep kekinian diperlukan pula metode pemasaran yang fresh dan terkini. Salah
12
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
Tokoh satu langkah yang diambil untuk mempromosikan usahanya ini yaitu dengan memanfaatkan teknik pemasaran digital. Ia memperkenalkan kedainya tersebut lewat media sosial dan menggandeng beberapa influencer seperti tokoh selebgram. Melalui teknik pemasaran tersebut, diakui cukup efektif untuk membranding kedai yang tergolong masih baru tersebut.
pada strategi yang efektif demi dapat menjalankan roda usaha di tengah segala pembatasan yang ada. Sebagai pengusaha ia pun mendukung kebijakan pemerintah sembari memastikan usahanya bergerak mengikuti aturan dan protokol kesehatan. Ia pun mampu mempertahankan 10 orang karyawannya dalam tim di saat banyak pengusaha lainnnya justru merumahkan para pekerja.
Cucu dari pengusaha akomodasi penginapan tersebut juga menggandeng perusahaan layanan antar makanan berbasis digital untuk menjual produknya. Bagi pecinta masakan dari tim dapur Patio Coffee and Comfort Food yang tidak bisa datang langsung ke lokasi dapat memesan melalui aplikasi pengantaran makanan. Hanya dengan menggunakan gawai masing-masing, konsumen dapat memesan makanan dan tinggal menunggu pesanan diantarkan ke tempat masing-masing.
Agung Wira berharap agar ekonomi kembali pulih seiring dengan membaiknya kesehatan masyarakat di dunia. Ia pun siap bersaing apabila nantinya pariwisata dapat dibuka kembali. Ke depannya ia ingin menjadikan Patio Coffee and Comfort Food sebagai tujuan wisata kuliner yang wajib dikunjungi wisatawan di area Sanur. Juga ingin mengembangkan usaha agar dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi.
Menghadapi persaingan usaha yang kian ketat di masa pandemi ini, Agung Wira tetap optimis menjalankan usahanya. Ia hanya ingin berfokus
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
13
Tokoh
Ikhlas dan Jujur adalah
Kunci Utama dalam Hidup Semua orang memiliki peluang yang sama dalam kehidupan, namun tidak semua orang mendapati nasib yang sama tergantung besar usaha dan keberanian diri untuk terjun dan melangkah. Selalu ada celah bagi manusia yang memiliki mental baja pantang menyerah untuk menggapai angan dengan sikap ikhlas dan jujur. I Made Pering Santika atau yang akrab disapa Denik merupakan pria kelahiran Ubud 16 Juni 1973. Ayah Denik yang bernama I Nengah Mider memiliki dua orang istri. Denik adalah anak ke-5 dari enam bersaudara yang merupakan anak dari istri pertama ayahnya yang bernama Ni Ketut Bunter. Kemudian, ayahnya menikah lagi saat Denik berusia satu tahun. Denik dan saudara kandungnya tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ayahnya. Ayahnya selalu memprioritaskan istri kedua dan anak dari istri keduanya. Namun, Denik selalu ikhlas menjalankan nasibnya dan selalu optimis untuk melangkah. Setiap hari Denik selalu mendapati ibu kandungnya menangis meratapi nasib, membuat Denik merasa iba. Tetesan air mata seorang ibu adalah motivasi terbesar Denik untuk bisa melangkah dan bangkit. Tak pernah mengeluh dan patah semangat, itulah sosok dari seorang Denik. Ia berhasil meluluskan pendidikannya di SD Negeri 2 Ubud, SMP Negeri 1 Ubud dan SMA Negeri 1 Ubud. Setelah Denik lulus SMA, Denik kuliah di Surabaya dan mengambil jurusan arsitektur. Di Surabaya, Denik kuliah di Universitas Pembangunan Nasional dengan program studi arsitektur. Lulus dari Universitas Pembangunan Nasional, Denik bekerja di salah satu pabrik di Surabaya. Hingga akhirnya Denik mendapatkan kepercayaan sebagai kepala pabrik itu, tentu tidak mudah seperti kita membalikkan telapak tangan. Itu semua butuh proses dan perjuangan yang sangat panjang. Bekerja menjadi kepala pabrik di salah satu pabrik yang ada di Surabaya, Denik berpenghasilan Rp. 1.000.000. Denik merasa nyaman tinggal dan bekerja di Surabaya dibandingkan
14
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
I Made Pering Santika
Owner UD Karya Pering
di Bali yang harus tinggal bersama keluarganya yang broken home dan selalu menyudutkan dirinya dan selalu merasa iba ketika melihat ibunya menangis setiap hari. Namun takdir berkata lain, Denik terkena penyakit Hepatitis A dan harus diopname selama tiga minggu di salah satu rumah sakit Surabaya. Kakaknya pun meminta agar Denik pulang saja ke Bali. Butuh waktu yang lama dan berpikir berkali-kali terkait pekerjaannya sebagai kepala pabrik. Akhirnya, Denik mengikhlaskan pekerjaannya dan balik ke Bali. Di tahun 2005 Denik menikah dengan pasangannya yang tinggal di Surabaya, bernama Endah Setyowati dan dikaruniai tiga buah hati. Hadirnya seorang istri dan buah hati mendorong Endik untuk lebih semangat dalam menjalani kehidupan. Di tahun 2008 Endik dan istrinya memilih untuk membuka usaha dibandingkan menjadi pekerja. Usaha yang dibuka adalah Toko Bangunan yang diberi nama “UD Karya Pering”. Awal dibukanya UD Karya Pering, Denik kesulitan dalam menjalankan usaha mereka. Hal itu dikarenakan toko bangunannya belum banyak memiliki relasi. Seiring berjalannya waktu, UD Karya Pering mendapatkan kepercayaan dan bekerja sama dengan banyak agen bahan bangunan. Sehingga membuat UD Karya Pering berkembang maju dan eksis dimasyarakat. Denik berpesan kepada generasi muda Bali agar selalu optimis dan ikhlas menjalankan sesuatu hal. Jangan pernah menyerah jika mendapati kegagalan, kegagalan adalah hal yang wajar karena gagal adalah salah satu proses menuju kesuksesan. Selain itu, jujur adalah kunci utama dalam hidup.
Tokoh
Orang Tua adalah Motivator Utama Sejak Dini Hidup di dunia ini harus memiliki tujuan yang pasti, berawal dari mimpi besar yang diangankan kemudian berusaha memperjuangkannya. Mimpi itu gratis, tanpa perlu biaya yang harus dikeluarkan, namun untuk menggapainya dibutuhkan usaha dan perjuangan yang sungguh-sungguh. Prinsip itulah yang selalu diajarkan oleh orang tua pria yang bernama I Wayan Sastra Astawan atau yang kerap disapa Sastra. Sastra adalah pria kelahiran Tabanan 10 Mei 1989 yang mendapat didikan dan motivasi sejak kecil oleh orang tua. Terlahir dari lingkungan keluarga yang akademis, Ayah berprofesi sebagai Guru Agama Hindu dan Ibu berprofesi sebagai Guru Sekolah Dasar membuatnya mendapat arahan dari orang tua untuk terus melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Saat ia lulus dari masa putih abunya di SMA Negeri 2 Tabanan, Sastra bingung akan melanjutkan perkuliahannya di universitas mana dan di bidang apa. Akhirnya setelah berdiskusi bersama kedua orang tuanya, Sastra memutuskan untuk memilih jurusan farmasi di Universitas Surabaya. Teman kuliahnya mayoritas keturunan chinese, sehingga sembari kuliah ia diajarkan ilmu bisnis dari teman kuliahnya saat itu. Sastra merasa bahwa apabila setelah lulus dari perkuliahannya ia tidak harus menjadi seorang apoteker, justru ia ingin merintis sebuah usaha bisnis. Betul saja, di tahun 2018 ayahnya membangun sebuah tempat rekreasi di lahan kosong miliknya. Proses pembangunannya cukup rumit karena lahan yang digunakan adalah lahan miring dan medan menuju lokasi sangat kecil. Namun, karena tekad dan jiwa semangat api yang membara dalam membangun tempat rekreasi itu, akhirnya tempat rekreasi itu berhasil dibangun, lalu diserahkan pada Sastra untuk ia kelola dan tempat rekreasi itu diberi nama “Wahana Sambhrama Ashram”. Wahana Sambhrama Ashram adalah tempat rekreasi kekinian yang berlokasi di Senganan, Penebel, Tabanan, Bali.
I Wayan Sastra Astawan
Owner Wahana Sambhrama Ashram
Tempat rekreasi ini buka mulai pukul 09.00-17.00 WITA di setiap harinya. Fasilitas Wahana Sambhrama Ashram bisa dikatakan cukup lengkap, karena menyediakan fasilitas di antaranya; tempat parkir, toilet, spot foto, restaurant, swing, flying fox, skybike, kolam renang, taman kelinci, dan masih banyak lagi fasilitas lainnya yang ada di Wahana Sambhrama Ashram. Untuk dapat menikmati keindahan alam dan wahana adventure yang menguji adrenalin wisatawan yang berkunjung di Wahana Sambhrama Ashram, wisatawan diwajibkan untuk membeli tiket masuk seharga Rp. 25.000 per orang untuk dewasa dan Rp. 15.000 per orang bagi anak-anak. Harga tiket itu sudah termasuk biaya spot foto, kolam renang, taman kelinci, dan lainnya kecuali wahana adventure. Sastra mengatakan bahwa di masa pandemi ini jumlah wisatawan yang berkunjung di Wahana Sambhrama Ashram mengalami penurunan secara drastis. Sebelum pandemi Wahana Sambhrama Ashram selalu dipadati oleh wisatawan di setiap harinya, terlebih saat weekend. Namun, di masa pandemi saat ini wisatawan tidak seramai dulu lagi meskipun saat weekend. Meski saat ini berada di masa sulit, Sastra tetap bersyukur karena Wahana Sambhrama Ashram masih tetap berjalan dan sangat berharap agar pandemi ini segera berlalu, sehingga pariwisata kembali pulih dan Wahana Sambhrama Ashram bisa kembali eksis lagi.
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
15
Tokoh
Pasangan Muda Berbagi Visi Misi yang Sama dalam Membangun Bisnis Bersama
Couple goals! begitulah ungkapan bagi pasangan zaman sekarang yang tidak hanya memenuhi syarat kompak menjalani berbagai aktivitas, bahkan membangun bisnis bersama. Definisi tersebutlah yang tercermin dari pasangan muda, Ciputry Arya dan Putu Trisna Permana yang memiliki visi misi yang sama dalam upaya rintisan bisnis mereka di bidang kecantikan wanita. Kisahnya diawali dari masa kecil Ciputry Arya yang struggle di daerah Jimbaran, meski sempat mengalami hidup yang bergelimang harta di masa kecilnya. Namun semenjak sepeninggal ayah saat usianya tiga tahun, hidupnya seolah berubah drastis, di mana sang Ibu sampai harus membanting tulang dari pagi sampai malam demi menghidupi ia dan kakak laki-lakinya. Terus survive beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang sama sekali tak terpikirkan akan menimpa keluarganya, Ciputry Arya harus memulai segalanya dari nol. Dimulai dari belajar mandiri saat ibunya bekerja dan ikhlas menerima keadaan yang tidak mudah di usianya masih sangat muda. Kerja keras sang ibu pun menuaikan hasil, ia berhasil lulus dari Fakultas Hukum, seperti latar belakang almarhum ayahnya. Ciputry Arya tak pernah henti berdecak kagum, melihat bagaimana perjuangan ibunya hingga ia akhirnya mampu menjadi wirausaha muda dengan mendirikan sebuah usaha “Manata Beauty Studio” yang beralamat di Jl. Tukad Pakerisan No.94, Dauh Puri Klod, Denpasar Barat. Meski usaha yang bergerak di bidang kecantikan wanita ini, agak melenceng dari ilmu yang ia miliki sebelumnya. Sama halnya dengan partner bisnisnya Putu Trisna Permana, pria asal Ubud ini yang juga merupakan lulusan Fakultas Hukum dari Universitas Udayana, tak terpikirkan akan menekuni bisnis ini. Beruntung keduanya samasama memiliki orangtua yang terbuka dengan pergeseran gaya hidup anak muda, sehingga bentuk dukungan pun didapatkan pasangan muda ini.
16
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
Ciputry Arya
Owner Manata Beauty Studio
Saat akan merintis usaha, Ciputry Arya sempat keberatan untuk meminjam uang sebagai modal, ia sempat berpikir, apakah tidak cukup mengupayakan dari tabungan yang mereka miliki saja, belum lagi kekhawatirannya akan beban dalam melunasi utang tersebut. Namun, Putu Trisna Permana yang telah memiliki usaha terlebih dahulu berhasil meyakininya, bahwa dimana-mana sebuah usaha pasti berawal dari hutang, disanalah tantangan kita sebagai wirausaha, dalam mengelola keuangan usaha agar mampu berjalan seimbang. Manata Beauty Studio pun sukses didirikan dengan penawaran fasilitas kecantikan wanita modern, berupa perawatan kuku (nails), bulu mata (lash), make up dan sulam bedak atau BB glow yang merupakan tren perawatan kecantikan berfungsi untuk mencerahkan dan meratakan warna kulit. Tantangan yang musti dihadapi keduanya dalam proses pengembangan usaha ini, diantaranya terus berupaya membawa customer baru, menjaga kualitas pelayanan & produk dan bertahan diantara usaha serupa lainnya yang lebih senior. Keduanya pun saling bekerjasama berbagi tugas, agar Manata Beauty Studio mampu memperoleh tujuan, hasil dan target yang diharapkan secara tepat waktu. Di mana Putu Trisna Permana dan Ciputry Arya bertekad, akan membawa masa depan Manata Studio terus maju, dari tahap ke tahap selanjutnya, bahkan membuka tiga cabang setiap tahunnya.
Tokoh
Kreativitas dan Inovasi Harus Dieksplor Sejak Dini
I Putu Agi Pratama Owner Umah Lokal Coffee & Roastery
Kreativitas dan inovasi adalah hal yang sangat diperlukan di era revolusi industri 4.0 saat ini. Bebas berkreativitas dan berinovasi sejak dini adalah salah satu cara melatih seseorang untuk mampu bereksplorasi. Baik, itu dalam memikirkan ide-ide cemerlang di bidang akademis, kesenian, maupun entrepreneurship.
I Putu Agi Pratama atau yang kerap disapa Agi merupakan pria kelahiran Denpasar 10 Februari 1996 yang selalu mengasah jiwa kreativitasnya sejak dini. Agi mengaku tidak pernah dikekang dalam hal apapun oleh orang tua. Hal itu dikarenakan orang tuanya mengharapkan yang terbaik dan sesuai dengan keinginan dari sosok Agi. Kebetulan lahir dan besar di lingkungan keluarga seni membuatnya terpengaruh dalam berkesenian. Namun, saat SMP Agi baru mulai terkecimpung dan tertarik di bidang kesenian dan tergabung dalam ekstrakulikuler Tabuh Gamelan Bali dan teater saat SMA. Lulus SMA, Agi ingin mendalami jiwa seninya dan ingin melanjutkan perkuliahannya di ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta. Namun, orang tua tidak mendukung karena meminta Agi berkuliah di Bali saja. Karena hal itu, akhirnya kuliah di Fakultas Pertanian dengan jurusan Agribisnis di UNUD (Universitas Udayana) Jimbaran, Bali. Meski kuliah di bidang pertanian, tidak membuat Agi berhenti mengeksplorasi jiwa seninya. Agi mengikuti teater bersama teman-teman SMA-nya. Bersama dengan teman-teman SMA teater saat lulus, memutuskan bekerja sama membuka usaha coffee shop yang dinamakan “Kedai Ganteng”.
Seiring perjalanan waktu dibukanya Kedai Ganteng, di saat jiwa entrepreneurship Agi bergelora, namun rekan bisnisnya mulai sibuk dengan urusan masing-masing dan akhirnya Kedai Ganteng di tutup. Karena masih semangat dalam berbisnis, Agi memutuskan membangun usaha yang di support keluarga yang dibuka di rumah pamannya. Coffee shop yang dirintis diberi nama “Umah Lokal Coffee & Roastery” yang beralamat di Jl. Plawa No.88, Sumerta Kauh, Denpasar Timur, Bali. “Awal dibukanya Umah Lokal Coffee & Roastery ini di 3 bulan pertama customer boleh membayar seikhlasnya melalui kotak pembayaran yang sudah disediakan”, ungkap Agi. Itu adalah salah satu strategi marketing yang dilakukan agar Umah Lokal Coffee & Roastery mendapat perhatian dan bisa lebih eksis dengan waktu yang cepat di kalangan masyarakat. Benar saja, usaha coffee shop milik Agi berhasil menarik perhatian masyarakat. Saat ini Umah Lokal Coffee & Roastery sudah berdiri selama 5 tahun dengan omzet yang cukup mengejutkan. Hal itu dikarenakan Umah Lokal Coffee & Roastery adalah salah satu coffee shop yang diminati oleh anak-anak muda milenial. Harapan Agi ke depannya yaitu berharap agar mampu mengelola dan mengembangkan Umah Lokal Coffee & Roastery dengan lebih baik lagi dan bisa membuka cabang kedepannya. Agi berpesan kepada generasi muda yang ingin memulai bisnis agar bisa melihat potensi di daerah masingmasing terlebih dahulu. Harus disiplin, bertanggung jawab dan harus berani menerima konsekuensi dalam memulai suatu bisnis.
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
17
Tokoh
Melapangkan Rezeki dengan Menjaga Hubungan Silahturahmi antar Saudara Kehidupan masa kecil Ni Putu Somawati bisa disebut tidak bergelimang harta, tapi matang akan pengalaman yang sarat akan makna kehidupan bersama empat saudaranya. Didukung dengan lingkungan keluarga yang postitif, terutama ia dapatkan dari sosok saudara laki-laki satu-satunya yang begitu menjiwai perannya, mampu mengganti peran orang tua yang sibuk bekerja demi menghidupi enam orang anak.
Ni Putu Somawati
Owner Penny Furniture and Pesso Coffee Putu Somawati yang juga akrab dipanggil “Penny” ini, merupakan lulusan dari Akademi Komunitas Manajemen Perhotelan Indonesia (Mapindo). Ia kemudian bekerja di beberapa hotel pada usia 22 tahun dan setelah merasa cukup matang dengan pengalaman yang dimiliki, wanita asal Abianbase ini memutuskan mendirikan sebuah usaha di bidang yang berbeda dari disiplin ilmu yang ia miliki sebelumnya. Usaha pertama yang didirikan Puru Somawati ialah Penny Furniture, barulah membuka usaha yang sedang digandrungi oleh para pengusaha lokal terutama di masa pandemi ini, yakni usaha warung kopi yang ia beri nama “Pesso Coffee”. Dari masing-masing usaha tersebut, Putu Somawati tak memiliki cara khusus dalam mempromosikan usahanya. Berbekal dari relasi yang ia miliki saat bekerja di hotel, yang dilakukan melalui pembicaraan dari mulut ke mulut, sekitar 10 tahun, usahanya sudah bisa dikatakan stabil dan bisa menikmati hasil jerih payahnya tersebut. Lahir di tengah orang-orang yang selalu mengedepankan kebaikan di atas segalanya, tak semua orang beruntung mengalaminya. Terlebih saat masa remaja Putu Somawati, kadang tak terhindar ia dipertemukan dengan teman-teman seusianya yang bisa saja menjerumuskannya dalam pergaulan negatif, yang bisa berakibat fatal pada perjalanan kariernya.
18
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
Tokoh Berkat memiliki hubungan yang solid antar saudara, terutama saudara laki-laki yang berperan penuh menjaga empat saudara perempuannya, berpengaruh pada bagaimana mereka bersikap dan memilih jalur pertemanan. Karena perangai tersebut, Putu Somawati dan saudara-saudaranya bisa fokus untuk melanjutkan pendidikan seperti harapan ayah dan ibunya. Selain pendidikan dalam keluarga, pendidikan formal menjadi jalan satu-satunya dari orang tua Putu Somawati, agar ia bisa memiliki masa depan yang lebih cerah kedepannya bersama saudara-saudaranya. Terlepas karier seperti apa yang akan dipilih nanti, dalam hal ini, orang tua pun memberikannya kebebasan dan kepercayaan untuknya melanjutkan di pariwisata.
Setelah sempat bekerja sebagai daily worker, Putu Somawati mulai merasa jenuh dengan rutinitas pekerjaannya tersebut. Apalagi setelah berumah tangga, ia membutuhkan waktu yang membuatnya lebih fleksibel untuk keluarga. Diputuskanlah ia membangun usaha pertamanya “Penny Furniture” yang telah berusia 18 tahun, kemudian berlanjut ke usaha yang kedua “Pesso Coffee” yang juga beralamat sama di Jl. By Pass Ngurah Rai Pesanggaran No.123, Semawang, Sanur Kauh. Tak bisa menampik akar kesuksesan membangun usahanya adalah berkat dukungan dari keluarga melalui sikap maupun kata-kata. Salah satu pesan yang paling ia ingat yakni dari almarhum sang Ayah ialah “Bila mau sukses, setidaknya pilihlah satu bidang yang akan ditekuni”. Sedangkan ibunya yang memiliki sifat welas asih, menginginkan ia dan saudara-saudaranya untuk selalu menjaga hubungan baik antar saudara, jangan saling menjatuhkan, terlebih saat memiliki rezeki lebih, agar tak ragu untuk saling berbagi. Terutama di tengah pandemi seperti saat ini, Putu Somawati begitu bersyukur kedua usahanya mampu berjalan dan bertahan hingga saat ini, sehingga apa yang diharapkan kedua orang tuanya, semampu mungkin bisa ia jalankan.
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
19
Tokoh
Mempertahankan Konsep Penginapan Alami Khas Pulau Bali
Made Suardana
Owner Bucu Guest House
Keadaan ekonomi yang pas-pasan, terpaksa Made Suardana hanya menginjakan pendidikannya sampai di bangku SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) Gianyar pada tahun 1989. Orang tua yang bekerja sebagai buruh bangunan dan petani, pun hanya bisa menafkahi keluarga sebatas untuk makan sehari-hari dan kegiatan keagamaan.
Lulus SMEA, Made Suardana sempat mencoba peruntungannya dengan menjual lukisan hasil karyanya. Karena bukan ahlinya dalam seni tersebut, ia kemudian berhenti dan ikut ayahnya bekerja sebagai buruh harian, hingga menikah pada tahun 1992, masih mengambil pekerjaan tersebut dan lebih mengembangkan ruang lingkup pekerjaanya dengan sebagai pekerja borongan khusus pada proyek bangunan stil Bali yang dikenal dengan hitung-hitungan bangunannya yang cukup rumit. Namun entah bagaimana, ia yang tak memiliki ilmu sama sekali dalam bidang tersebut, ternyata setelah terjun langsung untuk mencoba menggarap proyek, sukses membuktikannya bahwa hasil kerjanya tak lagi dipandang sebelah mata. Tak bisa bergantung dari pekerjaan sebagai mandor yang telah menemaninya sampai di tahun 2018, di tengah kebutuhan ekonomi yang terus meningkat, Made Suardana dan istri mencari ide selanjutnya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan, sekaligus agar ada bekal yang ditinggalkan untuk tiga putri mereka. Pasangan suami istri pun memilih mendirikan sebuah penginapan “Bucu Guest House” mengingat mereka tinggal di daerah pariwisata yang cukup menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian.
20
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
Pada tahun 2014, berlokasi di Jl. Hanoman Anila Lane 17 Padangtegal Ubud 80571 Gianyar, Bucu Guest House didirikan secara bertahap di atas tanah yang awalnya beruba tebing. Berawal dari 3 kamar, kemudian bertambah menjadi total 15 kamar pada 4 tahun lalu, seiring wisatawan yang tertarik dengan penginapan tersebut. Rancangan bangunan, penataan kolam renang serta hiasan taman Bucu Guest House yang mempertahankan konsep alami, adalah hasil karya dari pemikiran dan kerja Made Suardana langsung, dibantu dengan beberapa buruh. Untuk pemasaran diperbantu oleh menantu yang kebetulan berlatar belakang sebagai marketing hotel. Sukses bangkit tak hanya dari kegagalan, tapi juga termotivasi dari pandangan orang-orang yang sempat menganggapnya tak akan bisa bekerja tanpa sosok ayah yang mendampingi setelah kepergian beliau, Made Suardana mencoba berbagi pelajaran dari sisi pengalamannya kepada generasi muda. Bahwa di usia yang masih energik, generasi muda harus berani untuk mencoba dan memperjuangkan apa yang menjadi keinginan mereka, terutama soal karier. Jangan fokus dengan omongan orang yang bersifat menjatuhan, tapi fokuslah pada pengembangan diri untuk mencapai tujuan dari kesuksesan tersebut.
Tokoh
Berupaya Memikirkan Kesejahteraan
Para Karyawan di Tengah Pandemi
Minimnya permintaan material bangunan di tengah pandemi, membuat I Kadek Murdana sebagai pemilik usaha UD Putra Dewata mengalami penurunan omzet. Namun dibalik krisis ekonomi ini, ia tidak ingin hanya memikirkan kepentingan usahanya saja, semampunya para karyawannya masih ia pekerjakan, karena memikirkan saat usaha ini sukses, pun berkat kerja sama yang solid oleh seluruh tim. Ayah yang hanya bekerja sebagai kuli bangunan, kehidupan masa kecil I Kadek Murdana jauh dari kata mewah. Kondisi ini pun memaksa ia sejak duduk di bangku SMP sudah mulai membantu orangtua bekerja. Bahkan saat di bangku kuliah pun, ia hanya sampai di semester II dan lebih nyaman untuk memilih langsung bekerja. Sejak SMA, Kadek Murdana sudah mulai terlibat dalam usaha ayahnya yang merintis toko material bangunan, khususnya berupa kayu. Hampir setiap pekerjaan ia lakoni, dari mengangkat barang, mengirim barang dan mengendarai truk. Rutinitasnya pada toko material bangunan yang didirikan tahun 1980 tersebut pun semakin tekun ia jalani, dan merelakan pendidikan di bangku kuliah. Usaha serupa yang semakin menjamur, toko material bangunan yang bernama UD Putra Dewata ini, mulai merasakan omzet yang mulai menurun. Dalam menyikapinya, anak kedua dari enam bersaudara ini yang
I Kadek Murdana
Owner UD Putra Dewata
kini meneruskan usaha, berupaya menjaga kualitas produk, sebagai pelayanan utama dan jujur kepada customer bila ia memperoleh kayu dari distributor dengan kualitas nomor kesekian. Pasar penjualan UD Putra Dewata yang berlokasi di Jl. Raya Semebaung, Bedulu, Blahbatuh, Gianyar ini, bisa menjangkau hingga luar kabupaten Gianyar. Namun karena kondisi pandemi, perputaran usaha saat ini pun hanya mencapai 15% saja. Kadek Murdana sebagai wirausaha pun berupaya tetap optimis dan berharap pandemi segera berakhir. Sembari mengerjakan apa yang ada di depan mata dengan sebaik mungkin dan yang terpenting untuk saat ini, masih mampu berjalan bersama para karyawannya yang tanpa dirumahkan satu pun, sudah patut disyukuri dan masih diberi kesehatan dalam mengelola usaha. Ia pun menambahkan, sebagai ucapan terimakasih sekaligus memikirkan kesejahteraan karyawannya, ia juga memberikan bantuan berupa sembako yang diharapkan mampu meringankan kondisi ekonomi saat ini.
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
21
Tokoh
Jangan Pernah Berhenti Bermimpi, Sekalipun Saat Berada di Titik Terendah
I Wayan Arik Suwitra
Owner Koperasi Agung Mandiri
Keadaan ekonomi keluarga yang awalnya baik-baik saja, masih bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Namun, kian hari kian memburuk akibat dari Bom Bali II di tahun 2005. Membuat sebagian besar pebisnis Bali mengalami penurunan penghasilan daripada sebelumnya. Itulah yang dirasakan oleh keluarga dari pria yang bernama I Wayan Arik Suwitra atau yang kerap disapa Arik.
Arik adalah pria kelahiran Gianyar 19 April 1989 yang merupakan anak pertama dari pasangan Ketut Astika dan Made Wedani yang memiliki 3 buah hati. Terlahir dari background orang tua yang bekerja sebagai pengrajin perak di Gianyar. Namun, akibat dari Bom Bali 2 membuat pariwisata mengalami penurunan, sehingga usaha kerajinan perak orang tuanya harus ditutup. Orang tua Arik mulai beralih profesi dari menjadi pengrajin perak berujung menjadi seorang petani. Memanfaatkan lahan seluas 30 are milik orang tuanya untuk dijadikan lahan pertanian. Namun, hasil pertanian orang tuanya tidak begitu memuaskan, dapat dikatakan tidak sesuai ekspektasi. Saat itu Arik menginjak masa putih abu di SMA Negeri 1 Sukawati dan akan segera lulus. Ayahnya mengatakan bahwa tidak mampu lagi membiayai pendidikan Arik nantinya apabila ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Arik merasa terketuk pintu hatinya mendengar ucapan tersebut, ditambah lagi melihat keadaan ekonomi keluarganya. Hanya satu harapannya
22
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
yaitu agar kedua adik-adiknya tetap bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Lulus dari SMA Negeri 1 Sukawati Arik bekerja di Sukawati Komputer, di sana banyak ilmu yang didapatnya terkhusus ilmu komputer. Cukup lama bekerja di sana, kemudian Arik ditawari untuk mengelola koperasi banjar. Penghasilannya digunakan untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Meski, teman seangkatannya sudah semua sarjana, namun hanya dirinya yang baru kuliah. Arik berkuliah di UNHI (Universitas Negeri Hindu Indonesia) jurusan S1 Ekonomi. Awalnya perkuliahannya masih amanaman saja dari awal. Tetapi, di tahun 2013 Arik menikah dengan istrinya yang bernama Ni Wayan Pramita. Setelah sah menjadi pasutri dan dikaruniai buah hati, banyak kebutuhan yang harus dipenuhi yang membuat Arik kehabisan uang. Di semester akhir kuliahnya, Arik hampir tidak bisa meluluskan pendidikan S1-nya karena terbentur biaya. Maka dari itu, biaya kuliahnya bantu oleh mertuanya hingga berhasil wisuda.
Tokoh
Pasca wisuda, Arik ingin membuka koperasi simpan pinjam dan mengajak beberapa temannya untuk bekerja sama. Hingga mendapatkan 20 orang dan masing-masing harus mengumpulkan uang sebesar 1 juta rupiah setiap orangnya. Karena semua sepakat, maka berhasilah dibukanya koperasi simpan pinjam yang diberi nama “Koperasi Agung Mandiri”. Koperasi Agung Mandiri awalnya hanya terbuka untuk masyarakat Gianyar saja. Namun setelah dikeluarkannya badan hukum koperasi, maka Koperasi Agung Mandiri kini terbuka untuk seluruh masyarakat Bali. Konsep dibentuknya koperasi ini yaitu mengutamakan asas kebersamaan dan kekeluargaan sesama tim dan nasabah. Seiring waktu, Koperasi Agung Mandiri berkembang sangat pesat dan mangalami kemajuan. Di masa pandemi ini Arik berhasil memunculkan transaksi digital dalam koperasinya untuk menerapkan social distancing sesuai imbauan pemerintah. Bahkan, Koperasi Agung Mandiri adalah koperasi pertama yang menciptakan transaksi digital dari seluruh koperasi yang ada di Bali. Menapaki masa suksesnya, ternyata Arik tetap memegang teguh konsep Tri Hita Karana yang sangat kental di Bali. Tri Hita Karana dalam ajaran Hindu merupakan filosofi mengenai tiga hubungan
keharmonisan yang meliputi hubungan dengan sesama manusia (pawongan), hubungan manusia dengan alam sekitar (palemahan), dan hubungan manusia dengan Tuhan (parhyangan) yang saling berkaitan satu sama lain. Arik mengimplementasikan pawongan dengan jalan membantu sesama dan memiliki program akan memberikan bantuan kepada staff jika menikah, sakit dan meninggal dunia. Palemahan diimplementasikan dengan cara ia tidak mencemari lingkungan dan kedepannya akan melakukan penanaman pohon di lingkungan sekitar. Parhyangan diimplementasikan dengan cara Tirtha Yatra atau sengaja mengunjungi beberapa pura untuk melakukan ibadah. Itu menandakan Arik selalu bersyukur karena telah berada di titik saat ini. Harapan Arik kedepannya yaitu agar bisa menyejahterakan staf Koperasi Agung Mandiri dan masyarakat, serta ia berharap kedepannya memiliki unit bisnis baru yang bersifat auto-pilot atau usaha yang tetap berjalan sendiri tanpa harus selalu ada pemilik bisnis itu di dalamnya. “Teruslah berkreativitas, jangan pernah menunda segala hal dan jangan pernah berhenti mencoba dalam melakukan segala hal. Jika gagal, bangkitlah dan perbaiki kesalahan yang membuat gagal. Yakinlah, gagal itu pasti akan terkalahkan dengan usaha dan semangat pantang menyerah”, pesan Arik kepada generasi muda. MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
23
Tokoh
Menjadi Anak dari Seorang Pengusaha Memiliki Tanggung Jawab yang Besar untuk Melanjutkan Usaha
Bisnis Orang Tua
Putu Bayu Sthira Pradnya
Owner Toko Besi Sinar Baja Mandiri
Terlahir dari keluarga pengusaha kerap mendapat pandangan atau penilaian yang kurang baik bagi sebagian orang. Banyak yang menganggap bahwa menjadi anak dari seorang pengusaha selalu dimanja oleh orang tua. Justru, menjadi anak dari seorang pengusaha mendapat tanggung jawab yang besar dari orang tua terhadap usaha yang dijalankan. Itulah yang dirasa oleh Putu Bayu Sthira Pradnya.
Putu Bayu Sthira Pradnya atau yang kerap disapa Bayu adalah pria kelahiran Pejaten 22 Januari 1992. Kedua orang tuanya sukses berkarier di bidang masing-masing. Ayahnya merupakan seorang pengusaha sukses dan sang ibu berprofesi sebagai seorang guru PNS. Terlahir dari keluarga yang mencukupi dari sisi ekonomi membuat Bayu kurang setuju dengan pandangan orang lain terhadapnya yang selalu dimanja. Terlepas dari itu, justru Bayu mendapat tanggung jawab lebih sejak kecil agar bisa meneruskan usaha orang tuanya. “Jika gagal meneruskan usaha orang tua pasti orang di sekitar beranggapan buruk terhadap saya”, ungkap Bayu. Sedari kecil, Bayu sudah diajarkan bekerja keras oleh sosok ayah. Bayu kerap dilibatkan dalam usaha ayahnya, ikut membantu mengirimkan barang dari tempat satu ke tempat lainnya. Sehingga membuat Bayu tertarik untuk berbisnis kelak ketika dewasa.
24
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
Tokoh
Meski harus membantu usaha ayahnya, Bayu tetap memprioritaskan pendidikannya. Masa SD, SMP dan SMA telah dilalui di kampung halamannya. Sedangkan, saat menginjak masa perkuliahan Bayu kuliah di Politeknik Negeri Bali. Jiwa semangat dan pantang menyerah itulah Bayu saat menempuh pendidikan perguruan tinggi.
berani membuka usaha di tengah pandemi saat ini? “Kebutuhan besi dikalangan masyarakat masih tetap dibutuhkan dalam jumlah yang banyak karena pembangunan masih tetap ada, sehingga peluang toko besi cukup besar dan terbukti dari awal buka sampai saat ini besi saya tetap terjual dalam jumlah yang cukup banyak”, ungkap Bayu.
Setelah berhasil lulus dari Politeknik Negeri Bali, Bayu sempat bekerja sebagai pengawas proyek bangunan hotel. Namun, itu hanya dijalankan selama 1 tahun saja karena menjadi seorang pengawas proyek bangunan harus siap siaga bekerja dari pagi sampai pukul 12 malam. Bayu merasa kurang nyaman dengan pekerjaan itu karena takut nanti ketika sudah menikah dan dikaruniai buah hati, Bayu tidak ada banyak waktu dengan keluarganya.
Berkembangnya usaha toko besi milik Bayu tidaklah semudah seperti membalikkan telapak tangan, tentu ada saja masa jatuh bangunnya. Awal bukanya Toko Besi Sinar Baja Mandiri susah mencari distributor yang dapat dipercaya, bahkan Bayu hampir saja tertipu. Namun, seiring waktu dan pengalaman Bayu akhirnya menemukan distributor yang pas dan terus mengeksistensikan usahanya dengan memanfaatkan media sosial sebagai media pemasaran dalam memperluas jaringan.
Berhenti bekerja sebagai pengawas proyek bangunan membuat Bayu lebih intens bisa membantu usaha orang tuanya. Orang tuanya kemudian mulai merintis sebuah usaha baru yang kemudian diberikan sepenuhnya agar dikelola oleh Bayu dan adiknya karena percaya dengan kemampuan bisnis mereka. Usaha yang saat itu dirintis adalah toko besi yang diberi nama “Toko Besi Sinar Baja Mandiri”. Toko Besi Sinar Baja Mandiri beralamat di Jl. Oleg, Banjar Batanbuah, Abiansemal, Badung, Bali. Toko Besi Sinar Baja Mandiri adalah toko yang menyediakan segala jenis besi. Kualitas besi yang dijual di toko ini tidak perlu diragukan lagi karena besi yang dijual sudah melalui tahap sortir dengan kualitas yang sangat bagus dan berkualitas yang dikirim langsung dari Surabaya. Toko Besi Sinar Baja dibuka saat berlangsungnya pandemi Covid-19 dan toko besi ini sudah buka hampir lima bulan sampai saat ini. Lalu, apa yang membuatnya
Bayu berharap usaha toko besinya bisa terus eksis ke depannya dan ingin melebarkan sayap usahanya serta berharap kelak anaknya bisa melanjutkan usaha yang telah dibagun saat ini. Bayu juga berpesan kepada generasi muda agar terus mencoba dan berani mengambil kesempatan untuk memulai suatu usaha, serta memanfaatkan media sosial sebaik mungkin sebagai sarana pemasaran produk usaha yang dikembangkan. Ayah dari Putu Geeta Athalia Afreen tidak pernah lupa dengan kedua orang tuanya karena merekalah sosok yang selalu ada dan selalu mendukung Bayu sejak dini hingga mewujudkan mimpi kecilnya memiliki usaha bisnis dan berhasil menapaki kesuksesan. Rasa syukur dan rasa terima kasih sebesar-besarnya Bayu dedikasikan kepada sosok tercinta yaitu kedua orang tuanya.
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
25
Tokoh Manfaat
Khasiat Black Sapote, Buah Langka Rasa Puding Cokelat Black sapote memiliki nama ilmiah Diospyros Dygina yang berasal dari Meksiko Timur, Amerika Tengah dan Colombia. Nama black sapote pasti belum terdengar familiar di telinga sebagian masyarakat, padahal manfaat buah yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai ‘sawo hitam’ ini tidak kalah jika dibandingkan dengan buah-buahan lainnya. Dilansir dari doktersehat.com, khasiat sawo hitam tak lepas dari kandungan sejumlah zat di dalamnya, yaitu: Vitamin A, Vitamin C, Kalsium, Potasium, Zat Besi. Melihat kandungannya, berikut manfaat buah black sapote bagi tubuh seperti dilansir dari berbagai sumber. 1. Membantu Pembentukan Otot Kemampuan buah black sapote dalam membantu pembentukan massa otot dikarenakan adanya kandungan mineral berupa potasium di dalamnya. Sebagaimana diketahui, potasium adalah salah satu zat yang berperan penting dalam membentuk dan menambah massa otot. 2. Menjaga Kesehatan Mata Menjaga kesehatan mata dan mencegah organ penglihatan ini dari sejumlah gangguan seperti rabun senja menjadi manfaat buah sawo hitam selanjutnya yang perlu Anda ketahui. Adanya kandungan vitamin A menjadi alasan buah ini efektif dalam merawat kesehatan mata. Sebagaimana diketahui, vitamin A adalah vitamin yang identik dengan mata. 3. Menjaga Kesehatan Tulang dan Gigi Membentuk dan menjaga kesehatan serta kekuatan tulang juga masuk dalam daftar manfaat buah ini. Adanya khasiat black sapote yang satu ini dikarenakan buah tersebut juga mengandung kalsium. Mineral yang satu ini memang fungsi utamanya adalah untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. 4. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Buah black sapote adalah salah satu suplemen alami yang bisa Anda konsumsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Manfaat sawo hitam yang satu ini lagi-lagi dikarenakan adanya kandungan vitamin A. 5. Meminimalisasi Risiko Kanker Sawo hitam sudah selayaknya masuk di dalam daftar menu sehat sehari-hari sebagai salah satu upaya untuk mencegah atau setidaknya meminimalisir penyakit kanker. Manfaat black sapote untuk mencegah kanker ini dihasilkan oleh kandungan vitamin C.
26
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
6. Mengatasi Tekanan Darah Tinggi Hal ini dimungkinkan karena pada black sapote terdapat kandungan mineral berupa potasium. Salah satu fungsi dari potasium adalah untuk menjaga agar tekanan darah tetap berada pada angka yang normal. Jadi, rajin-rajinlah makan buah sawo hitam jika tidak ingin tekanan darah Anda naik yang mana hal ini bisa membahayakan diri sendiri. 7. Meminimalisir Risiko Penyakit Jantung Hal ini lagi-lagi dikarenakan adanya kandungan vitamin C pada buah. Selain untuk mencegah penyakit kanker, vitamin C juga memiliki peran penting dalam mencegah penyakit kardiovaskular yakni jantung. Vitamin C bekerja dengan cara menurunkan kadar lemak LDL alias kolesterol ‘jahat’. Sebagaimana diketahui, tingginya kadar kolesterol menjadi salah satu penyebab utama dari penyakit jantung. 8. Sumber Energi Pada setiap 100 gram buah black sapote, terdapat setidaknya 80 kalori yang mana hal ini dihasilkan oleh karbohidrat. Hal tersebut lantas menghasilkan manfaat black sapote sebagai sumber energi bagi tubuh. 9. Membantu Produksi Sel Darah Merah Manfaat buah sawo hitam yang terakhir adalah membantu produksi sel darah merah. Ini tak lepas dari adanya kandungan zat besi di dalam buah tersebut.
Tokoh
MAJALAH BALI Vol 37 VIII-2/21
27
Tokoh
InstagramMAJALAH BALI 28majalahbalicom
Vol 37 VIII-2/21
Youtube
Majalah Bali
ISSUU
Majalah Bali
MAJALAHBALI.COM