17 minute read

PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

Next Article
KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

2.1. Profil Instansi

2.1.1. Sejarah RSUP Dr. Hasan Sadikin

Advertisement

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin adalah rumah sakit yang terletak di Kota Bandung, tepatnya di Jalan Pasteur No. 38, Kota Bandung, Jawa

Barat 40161. Rumah sakit ini merupakan salah satu badan layanan umum (BLU) kesehatan di bawah Kementerian Kesehatan dan sebelumnya berbentuk perusahaan jawatan (Perjan). Pada tahun 1920, RSUP Dr. Hasan Sadikin ini dibangun dengan kapasitas 300 tempat tidur oleh pemerintah Belanda dan selesai tahun 1923. Pada tanggal 15 Oktober 1923 diresmikan dan diberi nama MetAlgemeeneBandoengsche

Ziekenhui. Lima tahun kemudian, tepatnya tanggal 30 April 1927, namanya berubah menjadi GemeenteZiekenhuisJuliana. Tenaga dokter pada waktu itu hanya ada 6 dokter berkebangsaan Belanda dan 2 orang dokter berkebangsaan Indonesia, yaitu dr. Tjokro Hadidjojo dan dr. Djundjunan Setiakusumah. Di antara ke enam dokter

Belanda itu ada seorang ahli bedah yang tidak bekerja penuh.

Pada tahun 1942, pecah Perang Pasifik dan rumah sakit ini oleh Belanda dijadikan rumah sakit militer yang pengelolaannya diselenggarakan oleh Dinas

Kesehatan Militer. Kemudian, masih di tahun 1942 bala tentara Jepang menduduki

Pulau Jawa, fasilitas rumah sakit dijadikan rumah sakit militer Jepang dan diberi nama menjadi RigukunByoinsampai tahun 1945. Setelah Jepang menyerah kepada

Sekutu, pada tanggal 17 Agustus 1945 Bung Karno rnemproklamasikan kemerdekaan

Indonesia, namun rumah sakit masih tetap dikuasai oleh Belanda sebagairumah sakit militer dibawah pimpinan W.J. Van Thiel. Pada tahun 1948, fungsi rumah sakit diubah kembali menjadi peruntukan bagi kalangan umum.

Dalam perkembangan selanjutnya, rumah sakit masuk ke dalam naungan

Kotapraja Bandung dan diberi nama Rumah Sakit Rantja Badak (RSRB), sesuai dengan sebutan nama kampung lokasi berdirinya rumah sakit ini yaitu Rantja Badak.

Pimpinan masih tetap oleh W.J. Van Thiel sampai tahun 1949, setelah itu rumah sakit dipimpin oleh Dr. Paryono Suriodipuro sampai tahun 1953. Pada tahun 1954, oleh

Menteri Kesehatan, RSRB ditetapkan menjadi RS Provinsi dan langsung di bawah

Departemen Kesehatan. Pada tahun 1956, RSRB ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Pusat dengan kapasitas perawatan meningkat menjadi 600 tempat tidur.

Pada tanggal 8 Oktober 1967, RSRB berganti nama menjadi Rumah Sakit Dr.

Hasan Sadikin sebagai penghormatan terhadap almarhum Direktur Rumah Sakit yang meninggal dunia pada tanggal 16 Juli 1967 sewaktu masih menjabat sebagai Direktur dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (UNPAD)

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan Rumah Sakit kelas A yang menjadi rujukan tertinggi (Top Referral Hospital) di Provinsi Jawa Barat, juga menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional dan RS Pendidikan yang bermutu dan berdaya saing di tahun 2019. Beberapa unggulan RSHS antara lain, menjadi Pusat

Unggulan Nasional dalam Bidang Kedokteran Nuklir & menjadi satu - satunya Pusat

Pendidikan Spesialis Kedokteran Nuklir, pelayanan Teknologi / Reproduksi Berbantu, Pelayanan Kardiologi, Pelayanan Onkologi & Infeksi dan Pelayanan Transplantasi Ginjal.

Di RSUP Dr. Hasan Sadikin terdapat 21 Kelompok Staf Medis yaitu, Ilmu

Penyakit Dalam, Obstetri dan Ginekologi, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Bedah, Ilmu

Bedah Saraf, Orthopaedi dan Traumatologi, Bedah Mulut, Ilmu Penyakit Saraf, Ilmu

Kesehatan THT, Anestesiologi dan Terapi Intensif, Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Kesehatan Kulit dan Kelamin, Kesehatan Gigi dan Mulut, Ilmu

Kedokteran Jiwa, Radiologi, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Kedokteran Nuklir, Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Farmakologi Klinik dan Urologi. Selain itu,

RSUP Dr. Hasan Sadikin juga memiliki 14 instalasi, yakni Instalasi Gawat Darurat, Rawat Inap, Internship, Labolatorium Klinis, Nuklir, Radioterapi, Radiodiagnostic, Pelayanan Jantung, Teknologi Berbantu Reproduksi, Instalasi Bedah Sentral, Hemodialisa, Rehabilitasi Medik, Pemulasaran Jenazah dan Instalasi Farmasi.

2.1.2. Visi, Misi, Tata Nilai dan Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin a. Visi

Rumusan Visi dari RSUP Dr. Hasan Sadikin mengacu pada Visi

Pemerintah Kabinet Indonesia Maju Tahun 2020-2024 yaitu, “Terwujudnya b. Misi

Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” .

Rumusan Misi dari RSUP Dr. Hasan Sadikin mengacu pada Misi

Pemerintah Kabinet Indonesia Maju Tahun 2020-2024 poin pertama, yaitu peningkatan kualitas hidup manusia dengan cara “Mewujudkan Kualitas Hidup c. Tata Nilai d. Motto

Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera”.

PAMINGPIN PITUIN yang merupakan singkatan dari Kepemimpinan, Profesional,Inovatif,Tulus,Unggul,Integritas.

“Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”.

2.1.3. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Gambar 2.3. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dipimpin oleh Pelaksana Tugas Direktur

Utama yakni dr. Azhar Jaya. Semua tindakan maupun kebijakan yang dibuat oleh beliau akan diawasi oleh Dewan Pengawas yang diketuai oleh Prof. dr. Agus

Purwadianto. Terdapat 4 direktorat yang mendukung serta membantu Direktur

Utama agar pelayanan tetap kondusif, yaitu Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang yang dijabat oleh dr. Yana Akhmad Direktorat Sumber

Daya Manusia, Pendidikan dan Pelatihan yang dijabat oleh dr. I Gusti Lanang

Suartana Putra Direktorat Keuangan dan Barang Milik Negara yang dijabat oleh Drs.

Sudarto Dan yang terakhir ada Direktorat Perencanaan, Organisasi dan Umum yang dijabat oleh drg. Muhammad Kamaruzzaman.

2.1.4. Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Instalasi Farmasi merupakan unit kerja fungsional yang berada dibawah

Direktorat Medik dan Keperawatan. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Direktur

RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2018 tentang Panduan Pengorganisasian Instalasi

Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin. Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi Farmasi dibantu oleh empat orang Kepala Sub-Instalasi yaitu Sub-Instalasi Perbekalan Farmasi, Sub-Instalasi Pelayanan Farmasi, SubInstalasi Mutu dan Pengembangan, dan Sub-Instalasi Umum dan Operasional.

Untuk jabatan asisten apoteker terampil, berada di bawah bagian Pelayanan dan bertanggung jawab langsung kepada apoteker penanggung jawab depo masingmasing tempat bekerja.

2.1.5. Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin

a. Tugas Pokok

Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

 Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian yang optimal dan profesional serta sesuai prosedur dan etik profesi

 Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang aman, bermutu, efektif dan efisien.

 Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP guna memaksimalkan efek terapi dan keamanan serta meminimalkan resiko.

 Melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) serta memberikan rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien.

 Berperan aktif dalam Tim Farmasi dan Terapi.

 Melaksanakan pendidikan dan pelatihan dan pengembangan pelayanan kefarmasian.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP

 Melaksanakan pelayanan farmasi satu pintu.

 Merencanakan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP secara efektif, efisien, dan optimal.

 Menyimpan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian

 Mendistribusikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP ke unit-unit pelayanan di rumah sakit.

 Melakukan penghapusan dan pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang sudah tidak dapat digunakan.

 Melaksanakan komputerisasi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP.

 Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah terkait sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP.

 Melakukan pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang sudah tidak dapat digunakan

 Mengendalikan persediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP.

 Melakukan pencatatan dan pelaporan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP.

 Melaksanakan pengkajian dan pelayanan resep atau instruksi pengobatan.

 Menindaklanjuti rekonsiliasi obat.

 Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait dengan obat.

2.2.

 Melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan obat.

 Melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada tenaga kesehatan lain, pasien atau keluarga pasien, masyarakat, dan institusi lain

 Memberikan konseling pada pasien dan keluarga.

 Melaksanakan Pemantauan Terapi Obat (PTO).

 Melaksanakan Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

 Melaksanakan visite.

 Melaksanakan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO).

 Melaksanakan dispensing sediaan steril (obat sitostatika, high concentratedan nutrisi parenteral untuk pasien neonatus)

 Melakukan penyuluhan kesehatan di rumah sakit.

Nama : Eizy Azizah, A.Md. Farm.

NIP : 199605152022032004

Pangkat/ Golongan : Pengatur/ IIc

Jabatan : Asisten Apoteker Terampil

Instansi : Kementerian Kesehatan

Satuan Kerja : Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Unit Kerja : Depo Farmasi Rawat Inap

Pendidikan : D-III Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung

Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Tenaga

Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi/ Asisten Apoteker. Pekerjaan kefarmasian di rumah sakit adalah pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang terdiri dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian dan administrasi serta pelayanan farmasi klinis terbatas yaitu pengkajian dan pelayanan resep. Terdapat 3 tugas tenaga kefarmasian, yaitu pengkajian dan pelayanan resep, rekonsiliasi obat dan memberikan pelayanan informasi obat (PIO) dengan standar pelayanan kefarmasian berupa tepat pasien, tepat obat, tepat dosis dan tepat indikasi.

Adapun Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) formasi Asisten Apoteker Terampil di RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah:

1. Menyusun laporan kegiatan farmasi klinik.

2. Melaksanakan penerimaan dan seleksi persyaratan administrasi resep serta menghitung harga obat.

3. Melaksanakan penyiapan obat dan membuat etiket dalam rangka dispensing resep individual.

4. Melaksanakan penyiapan kebutuhan obat untuk tiap kali pemakaian untuk dispensing dosis unit.

5. Mengumpulkan berkas dokumen persyaratan administrasi klaim obat pasien BPJS yang lengkap.

2.3. Sikap Perilaku Bela Negara

Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai ancaman.

Sikap perilaku bela negara ini dilandasi oleh UUD 1945 pasal 27 ayan 3 “Setiap Warga Negara Berhak dan Wajib Ikut Serta dalam Upaya Pembelaan Negara”. Tujuan bela negara adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Terdapat 3 substansi dalam sikap perilaku bela Negara, yaitu Wawasan Kebangsaan, Nilai Bela Negara dan Isu Kontemporer.

2.3.1. Wawasan Kebangsaan

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nationcharacter) dan kesadaran terhadap sistem nasional (nationalsystem) yang bersumber dari Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera. Terdapat 4 konsensus dasar berbangsa dan bernegara, yaitu: a. Pancasila b. Undang - Undang Dasar Tahun 1945 c. Bhinneka Tunggal Ika

Pancasila dijadikan sebagai landasan bersama bagi fondasi dan citacita berdirinya negara Indonesia merdeka. Selain berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan bangsa, Pancasila juga berfungsi sebagai bintang pemandu atau Leitstar, sebagai ideologi nasional, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan pokok bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional.

Naskah Undang - Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei - 16 Juli 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada saat itu, Ir. Soekarno menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang disebut Pancasila. Gagasan itu disampaikan dihadapan panitia BPUPKI pada siang perdana mereka tanggal 28 Mei 1945 dan berlangsung hingga tanggal 1 Juni 1945. Setelah dihasilkan sebuah rancangan UUD, berkas rancangan tersebut selanjutnya diajukan ke Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan diperiksan ulang. Dalam sidang pembahasan, terlontar beberapa usulan penyempurnaan.

Mengutip dari Kakawin Sutasoma (Purudasanta) karangan Mpu Tantular, pengertian Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga anekaragam agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit. Sementara dalam lambang NKRI, Garuda Pancasila, pengertiannya diperluas dan diterapkan tidak hanya pada perbedaan kepercayaan dan keagamaan, melainkan juga terhadap perbedaan suku, bahasa, adat istiadat (budaya) dan beda kepulauan (antara nusa) dalam kesatuan nusantara raya. d. Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan “BhinnaIka-Tunggal-Ia” berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Karena meskipun secara keseluruhannya memiliki perbedaan, namun pada hakekatnya tetap satu, satu bangsa dan negara Republik Indonesia.

Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam sidang periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI seperti tercantuk dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

2.3.2. Nilai-Nilai Bela Negara

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan

Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi: a. Cinta Tanah Air b. Sadar Berbangsa Dan Bernegara c. Setia Pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara d. Rela Berkorban Untuk Bangsa Dan Negara. e. Kemampuan Awal Bela Negara

Tanah Air yang kaya akan sumber daya alam, indah dan membanggakan patut untuk disyukuri dan dicintai. Dari rasa cinta tanah air inilah timbul tekad untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan negara dari berbagai ancaman.

Dari rasa cinta pada tanah air, keinginan yang kuat untuk berbuat yang terbaik untuk negeri senantiasa berkembang. Sadar menjadi bagian dari bangsa dan negara akan mendorong pada tekad, sikap dan perilaku untuk menjadi warga negara yang baik, patuh dan taat pada hukum dan normanorma yang berlaku. Kepentingan pribadi, kelompok atau golongan harus diletakkan di bawah kepentingan bangsa dan negara.

Hal penting pada pengembangan kesadaran bela negara berikutnya adalah kesetiaan pada Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara yang mempersatukan bangsa yang majemuk dengan kebhinekaanya.

Kerelaan berkorban untuk bangsa dan Negara harus dikembangkan dengan aksi nyata tanpa pamrih dan didasari pada keyakinan bahwa pengorbanan tersebut tidak akan sia-sia.

Kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing individu sesuai profesinya menjadi awal dari terbentuknya kemampuan untuk membela Negara dan menghadapi berbagai bentuk ancaman, bahkan sejak ancaman tersebut masih berupa potensi ancaman. Dengan kompetensi tersebut, seluruh warga negara berhak dan wajib untuk menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan Negara.

2.3.3. Isu Kontemporer

Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan peradaban manusia. Perubahan global yang terjadi saat ini, memaksa semua negara untuk berperan serta, jika tidak maka arus perubahan tersebut akan menghilangkan dan meninggalkan semua yang tidak mau berubah. Dalam perubahan yang terjadi, ASN dihadapkan pada pengaruh yang datang baik dari eksternal dan internal yang semakin lama semakin menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara.

Fenomena tersebut menjadikan pentingnya untuk setiap ASN dapat mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, diantaranya: bahaya paham radikalisme/ terorisme, bahaya narkoba,cybercrime,moneylaundry, korupsi dan proxywar. Isu-isu tersebut disebut sebagai isu-isu strategis kontemporer. ASN harus memiliki kemampuan untuk dapat mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi perubahan lingkungan strategis dan analisis isu kontemporer.

2.4. Nilai-Nilai Dasar ASN Berakhlak

Pada tanggal 27 Juli 2021, Presiden Ir. Joko Widodo resmi meluncurkan core values ASN, yaitu BerAKHLAK dan employer branding #banggamelayanibangsa. BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Adanya corevaluesASN ini sesuai dengan Undang - Undang No. 5Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, sebagai nilai-nilai dasar ASN yang lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh ASN. Core values ini menjadi pendorong atau penyemangat bagi seluruh ASN untuk selalu memiliki semangat dan kemampuan yang tinggidalam memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas bagi masyarakat.

Dengan berbagai perubahan yang banyak terjadi saat ini, mendorong ASN untuk mampu bergerak cepat untuk menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi. Hadirnya core values ASN yakni BerAKHLAK akan mampu menjadi kekuatan atau inspirasi bagi seluruh ASN untuk tumbuh maju dan berkembang seirama dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi. Core values ASN menjadi titik tonggak penguatan budaya kerja. Oleh karena itu, dalam pekerjaan yang dilakukan ASN harus selalu menerapkan nilai BerAKHLAK ini.

a. Berorientasi Pelayanan b. Akuntabel c. Kompeten d. Harmonis e. Loyal f. Adaptif g. Kolaboratif

Dengan nilai ini, seorang ASN dituntut untuk memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Selalu bersikap ramah kepada siapa saja, dapat diandalkan, cekatan dan dapat memberikan solusi atas masalahmasalah yang ada di masyarakat.

Akuntabel dapat dipahami sebagai sikap jujur dan bertanggungjawab, memiliki disiplin dan berintegritas yang tinggi dalam setiap pelaksanaan tugas. Berkaitan dengan hal ini dalam tugas - tugas kedinasan, ASN dituntut untuk menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien.

Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, sangat penting dilakukan peningkatan kompetensi ASN. Hal ini dilakukan dengan cara meningkatkan kompetensi diri untukmenjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Semakin berkompeten seorang ASN, pelayanan terhadap masyarakat akan lebih baik.

Sangat penting bagi setiap ASN untuk mampu menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis. Kenyamanan dan keharmonisan lingkungan kerja mendorong atau memotivasi ASN untuk lebih produktif dalambekerja.

Dengan nilai dasar ini ASN harus dapat memegang teguh ideologi Pancasila dan UUD Tahun 1945, setia kepada NKRIserta pemerintahan yang sah, menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga rahasia jabatan dan Negara.

Nilai dasar adaptif dapat dilakukan dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas dan bertindak proaktif. Setiap pegawai juga tidak hanya berpangku tangan namun harus responsif dengan berbagai masalah yang berkembang serta mampu menjadi bagian dari solusi dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi.

Dengan nilai dasar ini dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya diharapkan ASN mampu berkolaborasi dengan berbagai pihak baik dalam organisasi maupun diluar organisasi. Kolaboratif dapat dilakukan dengan cara memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah, dan menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

2.5. Kedudukan dan Peran ASN menuju SmartGovernance

2.5.1. Manajemen ASN

Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan UUD Tahun 1945. Semakin banyak tantangan yang dihadapi oleh Aparatur Sipil Negara dalam mencapai tujuan tersebut, baik berasal dari luar maupun dalam negeri. Contohnya adalah perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi serta birokrasi yang sulit terlepas dari korupsi. Maka dari itu, untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme maka dibuatlah manajemen ASN.

Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul dan selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Untuk menjalankan kedudukannya, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.

Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, mampu meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Selain cuti, gaji, tunjangan, jaminan pension dan hari tua, perlindungan, CPNS juga memiliki hak untuk mengembangkan kompetensi. Terdapat 4 macam kompetensi atau kemampuan yang harus dimiliki oleh ASN.

1. Kemampuan teknis, yaitu aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai bidangnya.

2. Kemampuan manajerial, yaitu kemampuan untuk dapat memimpin dan mengelola organisasi.

3. Kemampuan sosial kultural, yaitu pengetahuan yang berinteraksi dengan masyarakat majemuk. Seperti bahasa daerah yang harus dipelajari, budaya dari masyarakatnya, dan lain sebagainya.

4. Kemampuan pemerintahan, yaitu kemampuan melaksanakan tugas pengelolaan pemerintahan sesuai dengan jenjang jabatan.

Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. Dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah terdapat kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN yang digunakan sebagai acuan bagi para ASN. Adanya peraturam kode etik dan kode perilaku ASN ini bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.

Poin selanjutnya dari manajemen ASN ini adalah adanya sistem merit. Sistem merit merupakan kebijakan dan manajeman ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar tanpa membedakan latar belakang dari seseorang tersebut. Hal ini sudah diterapkan dalam proses seleksi ASN, dimana semua orang dengan latar belakang apapun boleh ikut serta. Tidak dibatasi gender, agama, budaya, asal suku, warna kulit dan lainnya. Semua orang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk mengikuti seluruh rangkaian tes. Selain itu, untuk tes kemampuan dasar dan kemampuan bidang sudah dilakukan dengan sistem CATatau sistem yang berbasis komputer. Sehingga kecurangan minim dilakukan dan seluruh proses seleksi transpatan dapat dilihat oleh siapapun.

2.5.2. SmartASN

Pada zaman sekarang, sistem teknologi dan informasi sangat berkembang pesar dan tentunya memberikan kemudahan dalam melakukan segala hal. Banyak manfaat yang diperoleh dari kemajuan teknologi informasi, salah satunya dalam bidang bidang komunikasi. Komunikasi yang bersifat serba digital menjadikan literasi digital sebagai salah satu kebutuhan wajib di era serba teknologi seperti sekarang. Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat menggunakan media digital secara bertanggung jawab. Hal ini termasuk dalam visi misi Presiden Ir. Joko Widodo untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).

Penilaiannya dapat ditinjau dari etis dalam mengakses media digital (digitalethics), budaya menggunakan digital (digitalculture), menggunakan media digital dengan aman (digital safety), dan kecakapan menggunakan media digital (digital skills). Selain menerapkan literasi digital, dalam mewujudkan Smart Governance terdapat 8 nilai yang harus dimiliki oleh Aparatur Sipil Negara, yaitu:

1. Integritas, ASN mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

2. Nasionalisme, ASN tidak membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan.

3. Profesionalisme, ASN memiliki kemampuan atau kompetensi teknis yang baik.

4. Wawasan global, ASN memiliki pengetahuan yang luas dan dapat bersikap adaptif dan terus berinovasi.

5. Kemampuan bahasa asing dan IT, ASN wajib melakukan literasi digital.

6. Hospitality, ASN harus memiliki hubungan yang baik antar manusia.

7. Entrepreneurship, ASN harus memiliki kemampuan untuk memberdayakan ekonomi kecil.

8. Networking, ASN harus memiliki jaringan kerja yang luas. Hal ini dapat dimulai dengan menerapkan 5S dalam pelayanan yang dilakukan.

2.6. RoleModel

Salah satu tokoh yang dijadikan panutan atau rolemodeloleh penulis adalah Ibu apt. Angreni Ayuhastuti, M.Si yang merupakan salah satu ASN dengan jabatan dosen tetap di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung (Poltekkes Bandung) Jurusan Farmasi. Ibu Angreni atau yang biasa dipanggil ibu Neni ini lahir pada tanggal 27 November 1986. Beliau menempuh pendidikan S1 Farmasi dan Pendidikan Profesi Apoteker di Universitas Airlangga, S2 Farmasi di Institut Teknologi Bandung dan sekarang beliau sedang mempersiapkan untuk melanjutkan studi S3.

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, beliau selalu menerapkan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK, yaitu sebagai berikut: a. Berorientasi Pelayanan

Selain menjadi dosen mata kuliah Farmasetika Dasar dan Lanjutan, Teknologi Farmasi, Farmasi Fisika, Kosmetologi serta menjadi pembimbing Karya Tulis Ilmiah (KTI), beliau menjabat sebagai Kepala

Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan yang bertugas mengurus mahasiswa secara administrasi mulai dari registrasi sampai pengolahan nilai. Dalam melakukan tugasnya, Ibu Angreni selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi para mahasiswanya. Beliau selalu menerapkan 5S dalam membantu para mahasiswa yang memiliki kesulitan dalam mengurus hal akademik, seperti pengisian Kartu b. Akuntabel

Rencana Studi (KRS), pemilihan mata kuliah untuk proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan pemilihan tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Sebagai ASN, Ibu Angreni sangat menerapkan nilai dasar akuntabel dalam kegiatan sehari - harinya. Beliau sangat disiplin dan berintegritas. Hal ini dapat dilihat dari kebiasannya datang ke kampus tepat waktu, masuk kelas untuk mengajar tepat waktu dan tentunya mengajarkan para mahasiswanya untuk selalu disiplin dalam hal apapun. Selain itu, beliau sangat menjunjung tinggi nilai kejujuran dan tidak menyukai kecurangan dalam bentuk apapun. Beliau bersikap tegas kepada mahasiswa yang malas, mencontek, tidak mengerjakan tugas dan mahasiswa yang tidak hadir atau tidak mengikuti pembelajaran. Dalam proses pengumuman nilai tugas atau ujian, Ibu Angreni sangat transparan dan detail, sehingga para mahasiswa tidak ada yang protes dan merasa terbohongi.

c. Kompeten

Kompetensi yang dimiliki oleh Ibu Angreni tidak perlu diragukan. Beliau merupakan apoteker lulusan Universitas Airlangga dan menyandang gelar magister dari ITB. Selain menjadi dosen dan kepala bagian ADAK, beliau aktif dalam mengikuti kegiatan seminar atau pelatihan seminar kesehatan khususnya dalam bidang kefarmasian, seperti dalam seminar 4th International Conference Interprofessional Health Collaboration and Community Empowerment pada tahun 2021 sebagai plenaryspeaker.

Sebagai seorang dosen yang kompeten, sangat banyak sekali jurnal dan karya tulis yang sudah beliau tulis dan publikasikan, salah satunya adalah Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi Praktikum Teknologi Sediaan Steril yang diterbitkan oleh Pusdik SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan pada tahun 2016.

d. Harmonis e. Loyal f. Adaptif

Beliau mampu menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis di Kampus Poltekkes Kemenkes Bandung jurusan Farmasi, baik antara sesama dosen, staff dan para mahasiswa. Kepada mahasiswa yang menjadi anak bimbingnya dalam proses penyusunan KTI, bu Angreni tidak pernah melepas begitu saja. Beliau sering menanyakan progress, revisi, sering mengajak bimbingan atau diskusi terlebih dahulu sebelum mahasiswanya yang meminta bahkan mahasiswa yang dibimbingnya tidak boleh mengeluarkan sedikitpun biaya dalam proses penyusunan KTI tersebut. Beliau pun tidak jarang menyapa, menanyakan kabar, karir yang dijalani sekarang hingga bagaimana tujuan ke depannya kepada para alumni Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung, baik secara langsung ketika bertemu atau viamedia sosial.

Setiap pekerjaan yang dilakukan beliau, tidak luput dari sikap loyalnya terhadap Pancasila, instansi dan senantiasa menjaga nama baik pribadi sebagai ASN, nama baik pimpinan, nama baik jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Bandung, nama baik sesame rekan kerja dan juga mahasiswa. Apabila terdapat mahasiswa yang melakukan kesalahan, beliau tidak pernah menegurnya di depan banyak orang, namun menegur secara pribadi atau empat mata dan tentunya dengan bahasa yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa ibu Angreni bersikap loyal dengan menjaga nama baik mahasiswanya di depan mahasiswa lainnya.

Dalam kegiatan belajar mengajar, beliau selalu menerapkan penggunaan teknologi yang baik, terlebih sekarang masih dalam masa pandemic dan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring atau online. Banyak metode dan media pembelajaran berbasis teknologi yang beliau gunakan. Selain itu, Ibu Angreni juga menuntut para mahasiswanya untuk selalu melakukan literasi digital dan berinovasi untuk menyikapi perubahan yang ada.

This article is from: