![](https://assets.isu.pub/document-structure/230810055148-ad87ca78668fce88773a3b283102100d/v1/a5b3173e9c644e396f765eb7e9c2a730.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
14 minute read
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1. Deskripsi Isu
3.1.1. Belum Optimalnya Pengisian Dan Penguncian Kembali Emergency Trolley a. Uraian Data dan Fakta
Advertisement
Emergencytrolleyadalah troli yang berisi obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai (BMHP) yang digunakan untuk resusitasi dalam keadaan emergensi di ruang perawatan atau tindakan dan dikunci dengan kunci khusus yang disertai nomor seri tertentu. Dalam pengelolaan emergencytrolley,masih ditemukan beberapa kekurangan, salah satunya adalah waktu pengisian dan penutupan kembali yang belum optimal setelah kunci dibuka karena penggunaan sediaan farmasi.
Di RSUP Dr. Hasan Sadikin terdapat SPO dengan nomor dokumen
X/1/1.3.10/07/3010 mengenai Penggunaan Obat dan Bahan Medis Habis b. Dampak c. Penyebab
Pakai (BMHP) Keadaan Emergensi. Namun dalam SPO tersebut tidak ada keterangan mengenai standar waktu pengisian dan penutupan kembali emergencytrolley. Untuk mengendalikan emergencytrolley di ruang rawat inap, terdapat form berita acara pembukaan dan penutupan emergencytrolley, dimana pada bagian pembukaan diisi oleh perawat dan penutupan diisi oleh petugas farmasi. Namun untuk proses controllingwaktu pengisian dan penutupan kembali emergencytrolley, belum ada catatan penerimaan informasi dan penguncian emergency trolleydi depo farmasi karena pada pelaksanaannya selama ini informasi hanya diberikan oleh perawat melalui telepon atau viaWhatsApp.Fakta yang sering dijumpai di lapangan adalah proses pengisian dan penguncian kembali dilakukan dalam waktu yang cukup lama sejak adanya pembukaan emergencytrolley.
Jumlah petugas farmasi di Depo Farmasi Rawat Inap saat ini sebanyak 48 orang, yang dibagi menjadi 3 shift(29 orang shiftpagi, 9 orang shiftsore, 4 orang shiftmalam dan 6 orang libur). Masing-masing petugas, memiliki tanggung jawab yang berbeda. Dalam proses pengisian dan penguncian kembali emergencytrolley, petugas farmasi melakukan serah terima dengan perawat ruangan.
Dampak yang terjadi apabila obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai pada emergency trolley yang telah dipakai tidak segera diisi kembali dan dikunci, maka dikhawatirkan pasien yang sedang mengalami pemburukan atau kritis dan membutuhkan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai tersebut menjadi tidak tertolong.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230810055148-ad87ca78668fce88773a3b283102100d/v1/9a8e7ec3dffa081b4c52dc4006e53257.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Penyebab dari isu ini adalah kurang baiknya komunikasi antar perawat dan petugas farmasi mengenai pembukaan dan penutupan emergencytrolley. Selain itu, terdapat petugas farmasi yang lupa atau bahkan terkadang melimpahkan tanggung jawabnya kepada petugas farmasi lainnya untuk mengisi dan mengunci emergencytrolley. Hal ini dapat disebabkan karena adanya beban kerja perawat ruangan dan petugas farmasi yang cukup tinggi.
Gambar 3.3. Kunci EmergencyTrolley d. Pihak Terdampak
• Pasien
• Petugas Farmasi
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230810055148-ad87ca78668fce88773a3b283102100d/v1/d2f539c8069f137387d8cd82acdb0b48.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
• Perawat Ruangan
3.1.2. Kurangnya Informasi Mengenai Alur Pengambilan Obat Pulang Bagi
Keluarga Pasien a. Uraian Data dan Fakta
Di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin terdapat SPO dengan nomor dokumen X/1/1.3.10/07/3013 mengenai Pelayanan
Farmasi Pasien Keluar Ruang Perawatan. Namun pada SPO tersebut tidak dijelaskan mengenai alur pengambilan obat pulang yang dapat dilakukan oleh pasien. Pada kenyataannya, masih banyak keluarga pasien yang akan mengambil obat pulang tidak mengetahui identitas dari pasien tersebut (tanggal lahir pasien, ruang perawatan, alamat pasien), tidak tahu nomor telepon yang dapat dihubungi dan tidak membawa surat pengantar pulang. Rata-rata jumlah pasien pulang sebanyak 50-80 pasien perharinya, tergantung dari situasi dan kondisi. Petugas farmasi yang bertanggung jawab untuk penyiapan dan penyerahan obat pulang sebanyak 2 orang tiap shiftnya. Jumlah ini tidak sebanding dengan jumlah pasien pulang setiap harinya. Maka oleh karena itu apabila terdapat media informasi mengenai alur pengambilan obat pulang, hal tersebut dapat sangat membantu petugas farmasi, perawat ruangan dan keluarga pasien dalam pengambilan obat pulang.
Gambar 3.4. Surat Pengantar Pulang Pasien dari Ruang Perawatan
Dampak dari adanya isu ini adalah proses penyiapan obat pulang yang terhambat, sehingga pengambilan obat menjadi tidak efektif dan dapat membuat keluarga pasien kebingungan atau bahkan kelelahan karena harus bolak-balik antar ruang perawatan dan depo farmasi.
Isu ini dapat disebabkan karena tidak adanya media informasi (poster/ banner) mengenai alur pengambilan obat pulang dan adanya miss communication antara petugas farmasi, perawat ruangan dan keluarga pasien.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230810055148-ad87ca78668fce88773a3b283102100d/v1/17275e18fc530319ff1234e4275b4fc1.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Gambar 3.5 Kartu Obat Pasien d. Pihak Terdampak
• Pasien
• Keluarga Pasien
• Petugas Farmasi
• Perawat Ruangan
3.1.3. Tidak Adanya Buku Khusus Pencatatan Barang Retur Dari Ruang
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230810055148-ad87ca78668fce88773a3b283102100d/v1/7f3b81008a39d92f6bea90f695d79d8b.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Perawatan a. Uraian Data dan Fakta
Di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin terdapat SPO dengan nomor dokumen X/1/1.5.16/07/1010 mengenai Penanganan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai di Ruang
Perawatan yang menyatakan bahwa petugas farmasi dapat membatalkan transaksi di komputer untuk sediaan bahan medis habis pakai yang sudah tidak digunakan (obat retur). Namun, pada SPO tersebut tidak ada keterangan yang menyatakan bahwa obat retur harus dicatat manual. Dalam kenyataannya, obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang diretur hanya ditulis pada kertas selembar (tidak terdokumentasi dengan baik) dan tidak mencantumkan data pasien (nama pasien, nomor rekam medis), sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti jumlah pasien yang melakukan retur. b. Dampak c. Penyebab d. Pihak Terdampak
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230810055148-ad87ca78668fce88773a3b283102100d/v1/aa402843a173c546b98802c1cd106a57.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Dampak dari isu ini adalah data obat retur mudah hilang karena tidak terdokumentasi dengan baik, Adanya ketidaksesuaian jumlah stok obat di depo farmasi dan Pembayaran yang dilakukan pasien tidak sesuai dengan obat yang digunakan karena petugas farmasi tidak dapat membatalkan transaksi di komputer.
Penyebab dari adanya isu ini adalah urangnya komunikasi antara perawat ruangan dan petugas farmasi mengenai obat retur pasien dan kurangnya kedisiplinan petugas farmasi dalam pengelolaan obat retur.
Para pihak yang terlibat dalam isu ini adalah petugas farmasi dan perawat ruangan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan obat retur.
3.2. Penetapan CoreIssue
Dalam proses penetapan isu yang bersifat aktual, sebaiknya menggunakan kemampuan berpikir kiritis yang ditandai dengan penggunaan alat bantu dalam penetapan kriteria kualitas isu. Alat bantu penetapan kriteria isu yang digunakan adalah metode USG (Urgency,Seriousness,Growth).
a. Urgency, seberapa mendesak suatu isu tersebut untuk dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
b. Seriousness, seberapa serius suatu isu tersebut harus dibahas dan dikaitkan denganakibat yangakan ditimbulkan.
c. Growth, seberapa besar kemungkinan isu tersebut dapat memburuk jika tidak segera ditangani.
Tabel 3.3.Deskripsi KriteriaSeriousness
Nilai Indikator Deskripsi Indikator
5 Sangat serius Merugikan pasien secara langsung dari segi materi dan pelayanan
4 Serius Merugikan pasien secara langsung dari segi pelayanan
3 Cukup serius Merugikan pasien secara tidak langsung dari segi pelayanan
2 Kurang serius Hanya merugikan petugas saja
1 Tidak serius Tidak merugikan pihak manapun
Tabel 3.4.Deskripsi KriteriaGrowth
Nilai Indikator Deskripsi Indikator
5 Sangat cepat memburuk Berkembang sangat cepat di lingkungan kerja
4 Cepat memburuk Berkembang cepat di lingkungan kerja
3 Cukup cepat memburuk Berkembang cukup cepat di lingkungan kerja
2 Kurang cepat memburuk Kurang cepat berkembang di lingkungan kerja
1 Tidak cepat memburuk Sangat kurang cepat berkembang di lingkungan kerja
Berdasarkan metode USG yang digunakan, maka isu yang dipilih sebagai
CoreIssueadalah“Belum Optimalnya Pengisian Dan Penguncian Kembali
Emergency Trolley” dengan rumusan isu ”Keterjaminan Pengisian dan Penguncian Kembali EmergencyTrolley Melalui Penggunaan Logbook di Depo Farmasi Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin”.
3.3. Analisis Faktor Penyebab CoreIssue
Dari ketiga isu yang telah dianalisis dengan metode tapisan, kemudian dilakukan analisis secara mendalam mengenai isu yang telah memenuhi kriteria USG dengan menggunakan alat bantu Fishbone yang lebih menekankan pada hubungan sebab akibat, atau disebut juga sebagai Cause-and-Effect Diagram
Diagram Fishbone akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab yang perlu diuraikan. Kategori yang digunakan adalah menggunakan 4S yaitu, Surroundings (lingkungan), Systems (Sistem), Skills (Keterampilan),Suppliers(Pemasok).
3.4. Gagasan Kreatif Penyelesaian CoreIssue
Berdasarkan teknik analisis diatas dengan menggunakan fishbone maka gagasan kreatif dalam menyelesaikan isu tersebut dengan merujuk pada penyebab “Belum Optimalnya Pengisian Dan Penguncian Kembali
Emergency Trolley” yaitu dengan “Keterjaminan Pengisian dan Penguncian Kembali EmergencyTrolleyMelalui Penggunaan Logbookdi
Depo Farmasi Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin”. Hal ini dilakukan dengan membuat logbook penerimaan informasi dari perawat ruangan yang membuka kunci emergencytrolleyyang berisi:
1. Nama ruang perawatan
2. Nama pasien dan nomor rekam medis
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230810055148-ad87ca78668fce88773a3b283102100d/v1/cfb621618acbecb8a1d333ca5cd1856c.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
3. Nama barang dan jumlah yang digunakan
4. Nama perawat ruangan yang memberikan informasi kepada petugas farmasi beserta jam pemberian informasi
5. Nama petugas farmasi yang menulis informasi pada logbook dan jam ketika petugas tersebut menulis informasi dari perawat ruangan
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230810055148-ad87ca78668fce88773a3b283102100d/v1/f7117498710b6841551f03dbf0c9f405.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
6. Nama petugas farmasi sebagai penanggung jawab ruangan yang mengisi dan mengunci kembali emergency trolley beserta jam penutupan emergencytrolley
Gagasan tersebut terkait dengan Manajemen ASN yang berfungsi sebagai pelayan publik dengan tugas memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas serta menerapkan nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam melakukan pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan.
3.5. Matrik Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Depo Farmasi Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin
Identifikasi Isu : 1. Belum optimalnya pengisian dan penguncian kembali emergencytrolley
2. Kurangnya informasi mengenai alur pengambilan obat pulang bagi keluarga pasien
3. Tidak adanya buku khusus pencatatan barang retur dari ruang perawatan
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya pengisian dan penguncian kembali emergencytrolleydi ruang rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin
Gagasan Pemecahan
Isu : Keterjaminan Pengisian dan Penguncian Kembali EmergencyTrolley Melalui Penggunaan Logbookdi Depo Farmasi Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin.
Gagasan tersebut terkait dengan Manajemen ASN yang berfungsi sebagai pelayan publik dengan tugas memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas serta menerapkan nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam melakukan pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan
Kegiatan : 1. Melakukan konsultasi dengan Apoteker Penanggung Jawab Depo Rawat Inap Pengambilan data pembukaan dan penutupan emergencytrolley
2. Pengambilan data pembukaan dan penutupan emergencytrolley
3. Pembuatan logbookpenerimaan informasi untuk pengisian dan penguncian kembali emergencytrolley
4. Pelaksanaan sosialisasi mengenai logbook penerimaan informasi untuk pengisian dan penguncian kembali emergencytrolleydi Depo Farmasi Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin
5. Implementasi dan evaluasi mengenai penggunaan logbookpenerimaan informasi untuk pengisian dan penguncian kembali emergencytrolleydi Depo Farmasi Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin konsultasi dengan Apoteker
Penanggung Jawab
Depo Rawat Inap a. Melakukan konsultasi dan meminta izin kepada Apoteker
Penanggung
Jawab Depo
Farmasi Rawat
Inap mengenai isu dan gagasan kreatif yang diambil a. Mendapatkan izin penggunaan isu dan gagasan kreatif, masukan dan arahan untuk pelaksanaan selanjutnya yang dibuktikan dengan adanya notulensi hasil konsultasi dan dokumentasi berupa foto kegiatan
Melakukan konsultasi dengan
Apoteker Penanggung Jawab
Depo Farmasi Rawat Inap mengenai isu yang dipilih demi perbaikan dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan cara yang sopan, datang sesuai dengan waktu yang telah disepakati dan menjelaskan secara transparan mengenai rancangan aktualisasi yang diambil guna mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan yang ada (MP.
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel dan Adaptif).
Hal ini dilakukan untuk
Dengan melakukan konsultasi, permohonan izin dan permohonan persetujuan pelaksanaan aktualisasi kepada
Apoteker Penanggung
Jawab Depo Farmasi
Rawat Inap RSUP Dr.
Hasan Sadikin mengenai isu dan gagasan yang diambil, tentunya akan menghasilkan kualitas hidup manusia yang sejahtera karena adanya inovasi untuk
Pada tahap awal kegiatan, adanya konsultasi dan permohonan izin kepada atasan langsung yang tentunya disertai dengan jiwa integritas, professional dan inovatif, dilakukan agar segala tahapan yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini sesuai dengan tata nilai nilai
RSUP Dr. Hasan Sadikin, yaitu b. Meminta persetujuan pelaksanaan aktualisasi di Depo Farmasi
Rawat Inap RSUP menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, serta dapat membangun hubungan dan kerjasama yang baik dengan
Apoteker Penanggung Jawab
Depo Rawat Inap (MP.
Harmonis dan Kolaboratif).
Dalam proses tersebut, penulis meminta masukkan dan saran mengenai rancangan aktualisasi yang dibuat kepada
Apoteker Penanggung Jawab
Depo Farmasi Rawat Inap dan menerimanya untuk perbaikan (MP. Loyal). memberikan pelayanan yang prima kepada pasien. Hal ini sejalan dengan Misi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin yang sesuai dengan Misi
Pemerintah Kabinet
Indonesia Maju Tahun
2020-2024 poin pertama, yaitu
Mewujudkan Kualitas
Hidup Manusia yang
Tinggi, Maju dan kepemimpinan, professional, inovatif, tulus, unggul dan integritas. b. Mendapatkan persetujuan aktualisasi di
Sejahtera.
Depo Farmasi
Rawat Inap RSUP
Dr. Hasan Sadikin
Meminta persetujuan kepada
Apoteker Penanggung Jawab
Depo Farmasi Rawat Inap mengenai pelaksanaan aktualisasi untuk dapat meningkatkan kualitas
Dr. Hasan Sadikin yang dibuktikan dengan adanya hasil notulensi yang ditandatangani oleh Apoteker
Penanggung
Jawab Depo
Farmasi Rawat
Inap pelayanan dengan cara yang sopan, datang sesuai dengan waktu yang telah disepakati guna mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan yang ada (MP. Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel dan Adaptif).
Hal ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, serta dapat membangun hubungan dan kerjasama yang baik dengan
Apoteker Penanggung Jawab
Depo Rawat Inap dalam pelaksanaan aktualisasi selanjutnya (MP. Harmonis dan Kolaboratif).
Dalam proses tersebut, penulis meminta masukkan dan saran kepada Apoteker Penanggung
Jawab Depo Farmasi Rawat
Dampak jika CoreValuesBerAKHLAK tidak dilaksanakan
2. Pengambilan data pembukaan dan penutupan emergencytrolley a. Pengambilan data pembukaan dan penutupan emergencytrolley dari formberita acara pembukaan dan penutupan emergencytrolley dengan cara samplingdi ruang rawat inap
Inap mengenai bagaimana proses aktualisasi yang akan dilaksanakan dan menerimanya untuk perbaikan
(MP. Loyal).
Penulis tidak akan mendapatkan izin dan persetujuan dari Aoteker Penanggung Jawab Depo Farmasi
Rawat Inap mengenai rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan a. 2 data terakhir mengenai pembukaan dan penutupan emergencytrolley dari 6 ruang rawat inap
Mengambil dan mengumpulkan
2 data terakhir mengenai pembukaan dan penutupan emergencytrolleydari dokumen berita acara yang berada di ruang perawatan dengan cara randomsampling terhadap 6 ruangan, dan dilakukan dengan baik disertai sikap jujur dan tanggung jawab (MP. Kompeten dan
Akuntabel).
Dalam proses pengambilan data tersebut, penulis meminta izin dengan sopan kepada
Melakukan pengumpulan data untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan masyarakat merupakan bagian dari kemandirian dalam melakukan perubahan. Hal ini sesuai dengan Visi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin yang mengacu kepada Visi
Pemerintah Kabinet
Indonesia Maju Tahun
Dalam proses pengumpulan data tentunya harus diiringi dengan sikap integritas dan professional, agar dapat tercipta pelayanan yang unggul. Hal ini sejalan dengan tata nilai
RSUP Dr. Hasan
Sadikin yaitu kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus, unggul, b. Menghitung ratarata waktu pengisian dan penutupan kembali emergencytrolley b. Rata-rata waktu pengisian dan penutupan kembali perawat ruangan terlebih dahulu untuk mengakses dokumen tersebut. Hal ini bertujuan agar terciptanya kondisi kerja yang harmonis dan menunjukkan adanya kerjasama antar petugas kesehatan yang ada (MP.
Harmonis dan Kolaboratif).
2020-2024, yaitu
“Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian
Berlandaskan Gotong integritas.
Royong”.
Menghitung rata-rata waktu pengisian dan penutupan kembali emergencytrolley yang didapatkan dari hasil randomsamplingdengan sebaik mungkin dan dilakukan dengan jujur serta penuh rasa tanggung jawab (MP.
Kompeten dan Akuntabel).
Dampak
jika CoreValuesBerAKHLAK
tidak dilaksanakan
Data utama dan pendukung yang digunakan dalam rancangan aktualisasi ini tidak dapat digunakan dan tidak dapat dipertanggung jawabkan informasi untuk pengisian dan penguncian kembali emergency trolley
Membuat dengan baik dan mudah dipahami guna menghadapi perubahan yang ada. Hal ini juga disertai dengan sikap tanggung jawab untuk dapat memberikan pelayanan prima kepada pasien (MP.
Kompeten, Adaptif
Akuntabel, Berorientasi
Pelayanan). Dalam proses pembuatan rancangan logbook ini, penulis pun meminta masukkan dan saran yang membangun kepada Mentor,
Apoteker Penanggung Jawab
Depo dan petugas farmasi lainnya untuk dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis. (MP. Loyal, Kolaboratif dan Harmonis).
Dalam proses membuat rancangan, membuat logbook dengan format yang sudah disetujui dan melakukan proses editingserta pencetakan lembar logbookuntuk meningkatkan pelayanan kepada pasien merupakan bagian dari kesiapan dalam menghadapi perubahan dengan adanya inovasi. Hal ini sesuai dengan Visi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin yang mengacu kepada Visi
Pemerintah Kabinet
Indonesia Maju Tahun
Dalam proses membuat rancangan, membuat logbook dengan format yang sudah disetujui dan melakukan proses editingserta pencetakan lembar logbook,dilakukan dengan jiwa integritas, professional dan inovatif. Hal ini sesuai dengan tata nilai nilai
RSUP Dr. Hasan
Sadikin, yaitu kepemimpinan, professional, inovatif, tulus, unggul dan integritas. b. Membuat logbook dengan format yang sudah disetujui b. Logbook Membuat logbooksesuai format yang sudah disetujui dengan baik dan mudah dipahami guna menghadapi perubahan yang ada. Hal ini juga disertai dengan sikap tanggung jawab untuk dapat memberikan pelayanan prima kepada pasien (MP.
Kompeten, Adaptif
Akuntabel, Berorientasi
Pelayanan). Dalam proses pembuatan logbooksesuai dengan format yang sudah disetujui ini, penulis pun meminta masukkan dan saran yang membangun kepada
Mentor, Apoteker Penanggung
Jawab Depo dan petugas farmasi lainnya untuk dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis. (MP. Loyal,
2020-2024, yaitu
“Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian
Berlandaskan Gotong c. Melakukan pencetakan dan memperbanyak lembar logbook c. Hasil final Logbook
Royong”.
Kolaboratif dan Harmonis).
Melakukan pencetakan dan memperbanyak logbookyang sidah disetujui dengan baik dan mudah dipahami guna menghadapi perubahan yang ada. Hal ini juga disertai dengan sikap tanggung jawab untuk dapat memberikan pelayanan prima kepada pasien (MP. Kompeten,
Adaptif, Akuntabel, Berorientasi Pelayanan).
Dalam proses ini, penulis pun meminta masukkan dan saran yang membangun kepada
Mentor, Apoteker Penanggung
Jawab Depo dan petugas farmasi lainnya untuk dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis. (MP. Loyal,
Dampak jika CoreValues BerAKHLAK tidak dilaksanakan
4. Pelaksanaan sosialisasi mengenai logbook penerimaan informasi untuk pengisian dan penguncian kembali emergency trolleydi Depo
Farmasi Rawat
Inap RSUP Dr.
Hasan Sadikin a. Meminta izin kepada Mentor (Ka. Instalasi
Farmasi) dan
Apoteker Penanggung
Jawab Depo
Farmasi Rawat
Inap untuk melakukan sosialisasi
Kolaboratif dan Harmonis).
Pembuatan logbookpenerimaan informasi untuk pengisian dan penguncian kembali emergencytrolley di Depo Farmasi Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin tidak akan terealisasi a. Mendapatkan izin dan jadwal untuk dilakukan sosialisasi dari
Apoteker
Penanggung
Jawab Depo
Farmasi Rawat
Inap
Meminta izin kepada Apoteker
Penanggung Jawab Depo
Farmasi Rawat Inap mengenai pelaksanaan sosialisasi penggunaan logbookdemi perbaikan dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan cara yang sopan, datang sesuai dengan waktu yang telah disepakati dan menjelaskan secara transparan mengenai rancangan aktualisasi yang diambil guna mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan yang ada (MP.
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel dan Adaptif).
Dengan melakukan sosialisai serta adanya kerja sama dengan petugas farmasi lainnya, tentu akan menghasilkan kualitas hidup manusia yang sejahtera karena pasien mendapatkan pelayanan maksimal.
Hal ini sejalan dengan
Misi RSUP Dr. Hasan
Sadikin yang sesuai dengan Misi
Pemerintah Kabinet
Indonesia Maju Tahun
2020-2024 poin pertama, yaitu
Mewujudkan Kualitas
Pada tahap keempat, adanya konsultasi dan permohonan izin kepada atasan langsung untuk melakukan sosialisasi kepada petugas farmasi lainnya, dilakukan dengan jiwa integritas dan professional.
Kemudian dilakukan pembuatan undangan dan pelaksanaan sosialisasi terkait penggunaan logbook dengan jiwa integritas dan professional serta menggunakan nilai b. Membuat undangan pelaksanaan sosialisasi b. Adanya printout list nama petugas farmasi yang mengikuti sosialisasi beserta waktu pelaksanaan sosialisasi
Membuat undangan dan list nama peserta sosialisasi dari petugas farmasi yang dibuat dengan baik dan tanpa membeda-bedakan (MP.
Harmonis dan Kolaboratif).
Serta meminta saran dan masukkan kepada Apoteker
Penanggung Jawab Depo
Farmasi Rawat Inap mengenai undangan yang dibuat (MP. Loyal).
Hidup Manusia yang
Tinggi, Maju dan kepemimpinan dalam memimpin sosialisasi. Hal ini sesuai dengan tata nilai nilai RSUP c. Melakukan sosialisasi terkait penggunaan logbook c. Adanya daftar hadir petugas farmasi yang mengikuti sosialisasi dan dokumentasi selama sosialisasi
Sejahtera.
Dr. Hasan Sadikin, yaitu kepemimpinan, professional, inovatif, tulus, unggul dan integritas.
Melaksanakan sosialisasi penggunaan logbook penerimaan informasi pengisian dan penutupan kembali emergencytrolley dengan baik disertai sikap tanggung jawab untuk dapat menghadapi perubahan yang ada dan memberikan
Dampak jika CoreValuesBerAKHLAK
tidak dilaksanakan pelayanan yang prima kepada pasien (MP. Kompeten.
Akuntabel, Adaptif dan Berorientasi Pelayanan).
Penulis juga meminta kerja sama, saran dan masukkan kepada Apoteker Penanggung
Jawab Depo Farmasi Rawat
Inap dan petugas farmasi lainnya mengenai penggunaan logbookpenerimaan informasi pengisian dan penutupan kembali emergencytrolleydi
Depo Farmasi Rawat Inap demi terciptanya lingkungan kerja yang kondusif (MP.
Loyal, Kolaboratif dan Harmonis).
Sosialisasi penggunaan logbookpenerimaan informasi untuk pengisian dan penguncian kembali emergencytrolleydi Depo Farmasi Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin tidak akan terlaksana dengan baik
5. Implementasi dan evaluasi mengenai penggunaan logbook penerimaan informasi untuk pengisian dan penguncian kembali emergency trolleydi Depo
Farmasi Rawat
Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin a. Menggunakan logbook penerimaan informasi untuk pengisian dan penguncian kembali emergencytrolley a. Logbookyang sudah diisi oleh petugas farmasi sesuai ketentuan
Menggunakan logbook penerimaan informasi untuk pengisian dan penguncian kembali emergencytrolleydi
Depo Farmasi Rawat Inap
RSUP Dr. Hasan Sadikin dengan baik dan disertai sikap sikap jujur serta bertanggung jawab untuk dapat menghadapi perubahan yang ada dengan adanya inovasi, sehingga dapat memberikan pelayanan yang prima kepada pasien (MP. Kompeten,
Akuntabel, Adaptif dan Berorientasi Pelayanan).
Dalam proses implementasi ini, penulis meminta bantuan dan saling mengin gatkan antar petugas farmasi dalam proses penggunaan logbook penerimaan informasi untuk
Hasil dari implementasi dan evaluasi penggunaan logbook,secara tidak langsung akan meningkatkan kesadaran petugas farmasi akan tugasnya, sehingga pasien akan memperoleh pelayanan yang prima.
Hal ini sejalan dengan
Misi RSUP Dr. Hasan
Sadikin yang sesuai dengan Misi
Pemerintah Kabinet
Indonesia Maju Tahun
2020-2024 poin pertama, yaitu
Mewujudkan Kualitas
Hidup Manusia yang
Pada tahapan terakhir, yaitu implementasi dan evaluasi penggunaan logbookdilakukan dengan professional, integritas, inovatif dan niat yang tulus untuk dapat memberikan pelayanan yang unggul kepada pasien.
Hal ini sesuai dengan tata nilai nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin, yaitu kepemimpinan, professional, inovatif, tulus, unggul dan integritas. b. Evaluasi penggunaan logbook b. Perbandingan waktu pengisian dan penutupan emergencytrolley sebelum dan sesudah adanya logbook di Depo
Farmasi Rawat Inap pengisian dan penguncian kembali emergencytrolleydi
Depo Farmasi Rawat Inap
RSUP Dr. Hasan Sadikin untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif (MP.
Kolaboratif dan Harmonis).
Tinggi, Maju dan
Sejahtera.
Menghitung perbandingan waktu pengisian dan penutupan kembali emergency trolleysebelum dan sesudah adanya logbook di Depo
Farmasi Rawat Inap yang didapatkan dari hasil implementasi dengan sebaik mungkin dan dilakukan dengan jujur serta penuh rasa tanggung jawab (MP.
Kompeten dan Akuntabel).
Dalam proses ini, penulis juga meminta saran dan masukkan c. Membuat laporan mengenai penggunaan logbook penerimaan informasi untuk pengisian dan penguncian kembali emergencytrolley c. Printoutlaporan kepada Apoteker Penanggung
Jawab Depo Farmasi Rawat
Inap (MP. Loyal dan Kolaboratif).
Membuat laporan mengenai penggunaan logbook penerimaan informasi pengisian dan penutupan kembali emergencytrolley dengan baik, jujur dan penuh tanggung jawab gunamemberikan pelayanan primabagi pasien (MP.
Kompeten, Akuntabel dan Berorientasi Pelayanan).
Dalam proses pembuatan laporan ini, penulis pun meminta masukkan dan saran yang membangun kepada
Mentor, Apoteker Penanggung
Jawab Depo dan petugas farmasi lainnya untuk dapat menciptakan lingkungan kerja yang
Dampak jika Core Value BerAKHLAK tidak dan evaluasi mengenai penggunaan logbookpenerimaan informasi untuk
1. Melakukan konsultasi dengan Apoteker Penanggung Jawab Depo Rawat Inap
2. Pengambilan data pembukaan dan penutupan emergencytrolley
3. Pembuatan logbook penerimaan informasi untuk pengisian dan penguncian kembali emergency trolley
4. Pelaksanaan sosialisasi mengenai logbook penerimaan informasi untuk pengisian dan penguncian kembali emergency trolley di Depo FarmasiRawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin
5. Implementasi dan evaluasi mengenai penggunaan logbook penerimaan informasi untuk pengisian dan penguncian kembali emergency trolley di Depo FarmasiRawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin