12 minute read

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

Next Article
DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL

1.1. Identifikasi dan Analisis Isu Aktual

1. Belum optimalnya kepatuhan perawat dalam melakukan 6 langkah cuci tangan di Ruang HCU Lantai 2 IGD RSUP Fatmawati Bulan April Tahun 2022 (SKP No.4 Kepatuhan melakukan cuci tangan 6 langkah).

Advertisement

a. Deskripsi b. Dampak c. Keterkaitan dengan Manajemen ASN dan SMART ASN

Cuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan danjemari denganmenggunakanair ataupuncairanlainnyasepertisabunatau handrubdengan tujuan untuk menjadi bersih. Dalam istilah medis dikenal denganhandhygieneyaitu salah satu tindakan pencegahan paling sederhana yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam memutus rantai pencegahan infeksi dan penularan penyakit. Bedasarkan data dari Komisi Pengendalian Pencegahan Infeksi (KPPI) pada bulan April 2022 tingkat kepatuhan perawat HCU Lantai 2 IGD dalam pelaksanaanhandhygieneadalah sebesar 79,8% dari nilai maksimal 100%. Hal ini menunjukkan tidak terlaksananya tugas dan fungsi jabatan perawat sesuai SKP No.4 dalam mengoptimalisasi pelayanan satuan kerja dengan kepatuhan melakukan cuci tangan 6 langkah.

Jika cuci tangan 6 langkah tidak dilakukan dapat menimbulkan infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial atau HealthcareAssociatedInfections(HAIs) adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit dan menyerang pasien yang sedang dalam proses perawatan,yang tidak ditemukan dan tidak dalam masainkubasi saat pasien masuk rumah sakit. Jka terjadi kontaminasi silang akan menimbulkan dampak juga untuk pasien yaitu menurunkan kualitas proses kesembuhan penyakit pada pasien yang dirawat. Tidak hanya pasien rawat inap yang dapat tertular oleh infeki nosokomial tetapi seluruh personil rumah sakit yang berhubungan dengan pasien juga dapat tertular, begitu juga dengan penunggu dan penggunjung pasien.

Isu ini terkait dengan Manajemen ASN adalah tidak menunjukkan peran ASN sebagai pelayan publik yang memiliki sikap kompeten dan profesionalisme dalam cuci tangan 6 langkah yang seharusnya sesuai dengan Standar

Operasional Prosedur (SOP) yangberlaku. Kemudianketerkaitanisujikadilihat dari SMART ASN, perawat belum bertindak profesional karena belum melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dalam melakukan pekerjaannya, serta belum berintegritas tinggi, jujur dan bertanggung jawab terhadap tindakan pencegahan infeksi.

2. Belum optimalnya pendokumentasian pemantauan pemberian obat pasien di ruang a. Deskripsi b. Dampak Apabila pendokumentasian pemantauan pemberian obat pasien tidak lengkap dalam mengisinya yaitu perawat dapat berisiko dalam hukum jika kedepannya terjadi kesalahan pemberian obat karena tidak adanya bukti legal bahwa perawat telah memberikan obat, serta siapa yang telah memberikan obat tersebut. c. Keterkaitan dengan Manajemen ASN dan SMART ASN

HCU Lantai 2 IGD RSUP Fatmawati Bulan Juni 2022 (SKP No.2 ketepatan melakukan tindakan keperawatan).

Pendokumentasian pemantauan pemberian obat pasien dilakukan dengan menulis jam pemberian dan paraf perawat yang memberikan, namun dalam hal ini masih sering ditemukan perawat yang tidak membubuhi parafnya. Pada audit Bulan Juni 2022 terhadap 19 rekam medis pasien di ruang HCU Lantai 2 IGDmasihditemukanbeberapajampemberianobatyangtidakdiberikan paraf oleh perawat. Ada 3 rekam medis pasien dengan dokumentasi pemantauan obat highalerttidak lengkap dalam mengisinya. Highalertyaitu obat dengan kewaspadaan tinggi, sehingga dalam pemberiannya perlu konfirmasi pemberian obat, khusus obathighalertini diperlukan dua paraf perawat, tidak seperti obat biasa lainnya yang cukup dengan satu paraf perawat saja.

Gambar di atas adalah lembar pemantauan obat di ruang HCU Lantai 2 IGD, pasien Ny. I diberikan dua kali obat highalertyaitu cairan KCL 25 meq dalam Nacl 0,9% 500cc. Pada pemberian pertama sudah dibubuhkan dua paraf oleh perawat namun tidak menuliskan nama, sedangkan pada pemberian kedua perawat tidak membubuhkan paraf maupun namanya. Hal ini tidak sesuai dengan SOP pemberian obat highalertdan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014 pasal 37, mengenai perawat berkewajiban mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar. Dalam hal ini perawat harus melaksanakan tugas secara bertanggung jawab dan akuntabel dengan bukti bahwa setelah memberikan obat, perawat harus membubuhkan paraf dan namanya pada jam pemberian obat tersebut.

Keterkaitan isu dengan Manajemen ASN, perawat belum optimal menjalankan kode etik dan kode perilaku ASN, yakni dalam pendokumentasian yang tidak lengkap perawat dapat dinilai belum melaksanakan tugas dengan jujur dan bertanggung jawab, tidak cermat dan disiplin, serta tidak melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan yang berlaku atau SOP yang berlaku. Kemudian keterkaitan isu jika dilihat dari SMART ASN, perawat belum bertindak profesional karena belum melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dalam mendokumentasikan pekerjaannya, serta belum berintegritas tinggi, jujur dan bertanggung jawab.

3. Belum optimalnya layanan penerimaan pasien baru di Ruang HCU Lantai 2 IGD a. Deskripsi

RSUP Fatmawati Bulan Juni 2022 (SKP No. 6 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien atau keluarga).

Salah satu prosedur dalam penerimaan pasien adalah orientasi pasien baru. Orientasi terhadap pasien baru adalah pemberian informasi kepada pasien baru berkaitan dengan proses keperawatan yang akan dilakukan oleh rumah sakit. Program orientasi dilakukan dengan memberikan informasi tentang ruang perawatan, lingkungan sekitar, peraturan yang berlaku, fasilitas yang tersedia, cara penggunaan, tenaga kesehatan dan staf serta kegiatan pasien yang dijelaskan kepada pasien maupun keluarga.

Di dalam ruangan edukasi HCU Lantai 2 IGD didapatkan bahwa belum ada media edukasi orientasi untuk pasien baru, sehingga perawat dalam memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga hanya secara lisan dan dilakukan secara garis besarnya saja yang dapat membuat keluarga pasien tidak sepenuhnya mengetahui siapa yang merawat, fasilitas yang tersedia, serta hak dan kewajibannya. Selain itu masih terdapat pasien dan keluarga yang tidak patuh terhadap aturan di rumah sakit seperti pelanggaran aturan jam kunjung pasien, tata cara cuci tangan yang benar dan pemilahan sampah yang belum sesuai.

Persentase pengetahuan pasien tentang petugas yang merawat

Tidak mengetahui 40%

60%

Gambar 3.3. Diagram persentase pengetahuan pasien tentang petugas yang merawat

Berdasarkan wawancara terhadap pasien yang dirawat di Ruang HCU Lantai 2 IGD pada bulan Juni 2022 pada 25 pasien baru, didapat 10 pasien atau keluarga pasien mengatakan belum mengetahui siapa dokter atau petugas yang merawat dan 15 pasien atau keluarga pasien mengatakan mengetahui siapa dokter yang merawat.

Tabel 3.1. Survey tingkat pengetahuan pasien tentang hak kewajiban pasien dan peraturan di ruang rawat inap.

Berdasarkan tabel di atas dari 25 responden tentang tingkat pengetahuan pasien mengenai hak kewajiban dan peraturan di ruang rawat inap HCU Lantai b. Dampak c. Keterkaitan isu dengan Manajemen ASN dan SMART ASN

2 IGD didapat hasil tingkat pengetahuan baik sebanyak 6 orang, tingkat pengetahuan cukup 11 orang dan tingkat pengetahuan kurang pada 8 orang.

Jika penyampaian edukasi orientasi tidak lengkap dapat menimbulkan keluhan atau komplain dari pasien maupun keluarga karena tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit akibat tidak mengenal dokter dan perawat yang merawatnya serta memicu kecemasan pasien dan keluarga karena mereka membutuhkan informasi tentang rumah sakit yang berbeda dengan keadaan rumah sendiri.

Keterkaitan isu dengan Manajemen ASN yaitu perawat belum melaksanakan tugasnya dengan memberikan pelayanan yang professional dan berkualitas dengan memberikan edukasi yang optimal terkait kesehatan ataupun hal-hal lainnya yang menyangkut kepentingan pasien. Sedangkan keterkaitan isu ini dengan SMART ASN, sebagai ASN sudah seharusnya memahami cara kerja dalam memberikan informasi di dalam media digital. Hal ini juga bisa kita edukasikan ke pasien dengan memberi edukasi melalui literasi digital.

1.2. Isu Yang Diangkat / CoreIsu

Berdasarkan identifikasi isu aktual yang ditemukan di Ruang HCU Lantai 2 IGD RSUP

Famawati, selanjutnya dilakukan pemilihan core isu berdasarkan analisis urgency, serioussness,growth(USG). Teknik analisis USG dipilih karena penggunaannya praktis dan perbandingan nilai masing-masing isu dapat terlihat. Urgency menunjukkan seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas. Serioussnessmenunjukkan seberapa serius isu harus dibahas dan dikaitkan dengan akibat yang dapat ditimbulkan. Growth yaitu seberapa besar perburukan yang timbul jika isu tidak diselesaikan.

Metode USG merupakan salah satu cara untuk menentukan urutan prioritas masalah yang saya

3

Tabel 3.5. Deskripsi Kriteria Growth

Nilai Indikator Deskripsi

5 Sangat cepat memburuk Memburuk dalam kurun waktu 1 Bulan

4 Cepat memburuk Memburuk dalam kurun waktu 3 Bulan

3 Cukup cepat memburuk Memburuk dalam kurun waktu 6 Bulan

2 Kurang cepat memburuk Memburuk dalam kurun waktu 1 Tahun

1 Tidak cepat memburuk Memburuk dalam kurun waktu >1 Tahun

Berdasarkan Analisis USG di atas, maka isu yang dipilih sesuai prioritas pertama yaitu

“Belum optimalnya layanan penerimaan pasien baru di Ruang HCU Lantai 2 IGD RSUP

Fatmawati”.

1.3. Analisis Penyebab Isu

Untuk mencari akar penyebabnya, analisis penyebab isu menggunakan diagram fishbone, dimana tulang ikan digambarkan sebagai penyebab masalah dan kepala ikan menjadi masalah yang difokuskan.

MOTHER NATURE MAN POWER

Perbandingan perawat dan pasien kelolaan tidak sesuai

Perawat melakukan edukasi orientasi hanya poin-poinnya saja

Ruang edukasi belum terpisah

Kurang kondusifnya pelaksanaan edukasi

Belum optimalnya kegiatan sosialisasi SOP

MATERIAL

METHOD

Gambar 3.4. Diagram Fishbone

Belum optimalnya layanan penerimaan pasien baru di ruang

HCU Lantai 2 IGD

Berdasarkan analisis di atas didapatkan beberapa akar masalah yaitu :

1. Man

Standar tenaga perawat di HCU Lantai 2 IGD dibandingkan dengan jumlah pasien kelolaan adalah 1:3, artinya satu orang perawat mengelola tiga pasien. Saat ini jumlah perawat di HCU Lantai 2 IGD sebanyak 25orang dengan pembagian empat sampai lima orang di setiap shifnya. Dengan kapasitas ruangan 21 pasien yang hampir setiap harinya penuh masih belum memenuhi sandar yang menjadikan beban kerja perawat tinggi.

2. Mother Nature

Di HCU Lantai 2 IGD terdapat ruangan edukasi tetapi masih menjadi satu dengan ruang penyimpanan formulir dokumen rekam medis, lemari laken pasien, perlengkapan alat pelindung diri dan penyimpanan alat medis steril.

3. Material

Dalam pelaksanaan edukasi orientasi bagi pasien baru dan keluarga , perawat menyampaikan secara lisan saja karena belum tersedianya media materi edukasi di ruangan seperti leaflet, poster atau lembar balik.

4. Method

Ruang HCU Lantai 2 IGD sebelumnya menjadi ruang perawatan pasien covid dan baru dibuka kembali pada bulan Maret 2022. Selama 4 bulan dinas di HCU Lantai

2 IGD belum ada kegiatan mengenai sosialisasi SOP edukasi orientasi bagi pasien baru dan keluarga.

1.4. Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif

Isu

: Belum optimalnya layanan penerimaan pasien baru di Ruang

HCU Lantai 2 IGD RSUP Fatmawati pada Bulan Juni Tahun

2022

Penyebab : Belum adanya media dalam memberikan edukasi orientasi

Gagasan Penyelesaian Isu : Optimalisasi Layanan Penerimaan Pasien Melalui Video

Edukasi Orientasi Perawatan Bagi Pasien Baru dan Keluarga di Ruang HCU Lantai 2 IGD RSUP Fatmawati Jakarta.

BAB IV. RANCANGAN AKTUALISASI

konsultasi dengan mentor terkait video edukasi orientasi pasien baru dan keluarga a. Menyiapkan bahan materi yang akan ditampilkan di video untuk dikonsultasikan

Terlaksananya konsultasi dengan mentor

Output : Tersedianya dokumen untuk dikonsultasikan

Eviden :

Dokumen dan materi pembuatan video

Saya akan mengumpulkan materi terkait orientasi pasien baru disesuaikan dengan kebutuhan pasien (Berorientasi Pelayanan)

Saya akan menganalisa dengan cermat dan detail setiap keterkaitan antar materi

(Akuntabel)

Kegiatan ini mendukung Visi RSUP

Fatmawati menjadi

Rumah Sakit dengan pelayanan multidisiplin yang handal bagi masyarakat.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan penguatan terhadap nilainilai RSUP b. Membuat janji mengenai tempat dan waktu konsultasi c. Melakukan proses konsultasi dengan mentor

Fatmawati yaitu: Peduli, Profesional, Integritas, Komitmen, Teamwork, Inovatif.

Output : Kesepakatan waktu dan tempat

Eviden : Jadwal rencana konsul

Output : Masukan mentor

Eviden : Lembar konsultasi

Saya akan menggunakan bahasa yang sopan santun ketika membuat janji

(Harmonis)

Saya akan bertanggung jawab sesuai janji yang disepakati dengan hadir tepat waktu dan disiplin (Akuntabel)

Saya akan memulai kegiatan dengan mengucapkan salam dan sopan

(Berorientasi Pelayanan)

Saya akan mendengarkan setiap masukan dan arahan terkait perbaikan materi rancangan video edukasi dengan baik (Harmonis)

Saya akan bekerja sama dengan mentor dalam menentukan materi pembutan video (Kolaboratif) d. Melakukan perbaikan materi pembuatan video sesuai hasil konsultasi

Output : Tersedianya materi video

Eviden : Materi untuk video yang sudah final

Saya akan menyesuaikan diri dan mengikuti arahan sesuai hasil konsultasi dengan mentor (Adaptif)

Saya akan melakukan perbaikan agar tercipta video yang baik dan bermanfaat (Kompeten)

2. Pembuatan video edukasi orientasi pasien baru dan keluarga a. Menyiapkan bahan materi yang telah disepakati bersama mentor untuk menjadi bahan pembuatan video b. Membuat video

Tersedianya video tentang edukasi

Output: Adanya bahan materi pembuatan video.

Eviden : Dokumen dan materi pembuatan video edukasi Output : Tersedianya video edukasi

Deviden :

Video edukasi

Saya akan menyiapkan materi terkait orientasi pasien baru disesuaikan dengan kebutuhan pasien

(Berorientasi Pelayanan)

Saya akan menganalisa dengan cermat dan detail setiap keterkaitan antar materi (Akuntabel)

Kegiatan membuat media edukasi orientasi bagi pasien menjadi wujud dari

Misi “Memberikan pelayanan, Pendidikan dan penelitian yang berfokus pada pasien, berkualitas dan berintegritas”.

Kegiatan ini menguatkan

Nilai RSUP

Fatmawati: Inovatif, Profesional, Integritas, dan Komitmen.

Saya akan membuat video dengan inovasi dengan memanfaatkan media digital (Adaptif)

Saya akan meningkatkan kompetensi diri dengan mengembangkan kreativitas saya dalam proses pembuatan video (Kompeten)

Saya akan membuat video dengan cermat, teliti dan bertanggung jawab

(Akuntabel) c. Melakukan konsultasi kepada mentor atau kepala ruangan mengenai video edukasi

Output :

Masukan dari mentor atau kepala ruangan

Eviden : Lembar konsultasi mentor atau kepala ruangan

Saya akan mengupayakan materi edukasi dibuat dengan bahasa yang mudah dimengerti untuk memenuhi kebutuhan pasien (Berorientasi

Pelayanan)

Saya akan menyampaikan hasil video yang sudah saya buat dengan bahasa yang baik dan sopan (Harmonis)

Saya akan terbuka dalam setiap perubahanyangdiberikanolehmentor dan kepala ruangan yang menghasilkan nilai tambah dalam rencana kegiatan (Kolaboratif)

Saya telah melakukan konsultasi dan dapat menerima masukkan dan saran dari mentor (Kompeten) d. Melakukan finalisasi video edukasi

Output : Video edukasi menjadi lebih baik

Eviden : Video edukasi yang sudah final

Saya akan melakukan perbaikan tiada henti untuk memberikan pelayanan yang terbaik (Berorientasi

Pelayanan)

Saya akan berkomitmen menyelesaikan finalisasi video tepat waktu (Akuntabel)

Saya telah melakukan tindakan proaktif dalam perbaikan video sesuai arahan (Adaptif)

3. Pelaksanaan sosialisasi kepada rekan sejawat terkait video edukasi orientasi untuk pasien baru dan keluarga

Terlaksananya sosialisasi video edukasi orientasi untuk pasien baru dan keluarga a. Membuat materi sosialisasi Output : Tersedianya materi sosialisasi

Eviden : Materi sosialisasi

Saya akan menyiapkan materi sosialisasi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat (Berorientasi

Pelayanan)

Saya akan membuat materi sosialiasi dengan kualitas terbaik dan mudah dipahami (Kompeten)

Melakukan sosialisasi tentang edukasi berbasis media digital wujud implementasi

Visi RSUP Fatmawati yaitu Menjadi Rumah

Sakit dengan pelayanan Multidisiplin yanghandal bagi

Masyarakat dan Misi “Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai perkembangan

Kegiatan ini menguatkan Nilai b. Menyiapkan undangan Output : Tersebarnya undangan Eviden : Undangan sosialisasi c. Melakukan sosialisasi kepada kepala ruangan dan perawat

RSUP Fatmawati: Timwork, Inovatif, Profesional Integritas.

Output : Terlaksananya

Sosialisasi

Eviden : Dokumentasi dan daftar hadir peserta sosialisasi

Saya akan belajar membuat info atau pengumuman sebagai undangan sosialisasi (Kompeten)

Saya akan menyampaikan undangan sosialisasi melalui aplikasi Whatsapp (Adaptif)

Saya akan menyampaikan sosialisasi dengan sopan dan ramah

(Berorientasi Pelayanan)

Saya akan melakukan sosialisasi video edukasi secara cermat, detail dan terstruktur (Akuntabel)

Saya akan membangun situasi yang nyamandalamsosialisasi (Harmonis)

Saya akan memberikan kesempatan kepada perawat ruangan untuk berkontribusi dalam sosialisasi (Kolaboratif) ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan terkini”. d. Membagikan video edukasi melalui Whatsapp Grup

Output : Video edukasi dapa mudah dan cepat diakses

Saya akan bertindak proaktif untuk membagikan video edukasi melalui

Whatsapp Grup Ruang HCU Lantai 2

IGD (Kolaboratif)

4. Pelaksanaan edukasi orientasi perawatan kepada pasien baru atau keluarga dengan media edukasi berupa video a. Menyiapkan video melalui link googledrive

Eviden:Link googledrive

Terlaksananya kegiatan edukasi untuk pasien dan keluarga edukasi Output: Video edukasi tersedia b. Melakukan kontrak waktu dengan pasien atau keluargapasien.

Eviden : Video

Output: Terjadi kesepakatan waktu edukasi

Eviden : Tercapainya kontrak waktu

Saya akan membagikan video edukasi yang dapat digunakan edukasi ke pasien untuk memberikan peyanan yangbaik (BerorientasiPelayanan)

Kegiatan ini mendukung Visi RSUP

Fatmawati yaitu :

Menjadi Rumah Sakit dengan Pelayanan

Kegiatan ini menguatkan

NilaiRSUP c. Menyampaikan video edukasi Output : Terlaksananya edukasi

Eviden :

Saya akan menyiapkan video sebaik mungkin dengan penuh tanggungjawab (Akuntabel)

Saya akan meminta izin untuk menyampaikan edukasi dengan ramah (Berorientasi Pelayanan)

Saya akan menyampaikan kontrak waktu dengan jelas dan tujuan kegiatan edukasi (Akuntabel)

Saya akan melakukan edukasi dengan ramah untuk memenuhi kebutuhan pasien (Berorientasi

Pelayanan)

Multi disiplin yang

Handal bagi

Masyarakat. Misi dari

RSUP fatmawati, yaitu : Memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian yang berfokus pada pasien, berkualitas dan terintegrasi.

Fatmawati: Profesional Peduli, Inovatif, Komitmen.

5. Pelaksanaan evaluasi dan menyusun laporan kegiatan penilaian tingkat pemahaman pasien setelah dilakukan edukasi dengan mengisi linkgoogleform

Formulir lembar edukasi yang ditanda-tangani

Berinovasi menyampaikan materi edukasi menggunakan media video

(Adaptif)

Saya akan meminta persetujuan untuk mengambil foto saat kegiatan edukasi dengan merahasiakan identitas pasien (Loyal)

Saya akan bekerja sama dengan teman sejawat dalam memberikan edukasi (Kolaboratif)

Tersedianya hasil evaluasi dan laporan kegiatan

Output : Terkumpulnya data hasil evaluasi

Eviden : Dokumen evaluasi

Saya akan meminta ijin kepada pasien atau keluarga untuk mengisi formulir evaluasi dengan bahasa yang baik dan ramah (Beorientasi

Pelayanan)

Saya akan melakukan penilaian dengan jujur dan bertanggung jawab

(Akuntabel)

Melakukan evaluasi kepada pasien mewujudkan visi

RSUP Fatmawati

“Menjadi Rumah Sakit dengan pelayanan

Multidisiplin yang

Handal bagi

Masyarakat” dengan misi

“Menyelenggarakan tata kelola klinis dan

Kegiatan ini menguatkan Nilai b. Meminta testimoni dari kepala ruangan dan rekan sejawat c. Melakukan penyusunan laporan kegiatan

RSUP Fatmawati: Peduli, Professional, Integritas, Komitmen dan inovatif.

Output : Tersampaikanya testimoni dari kepala ruangan dan rekan sejawat

Eviden : Saran dan masukan

Saya akan meminta izin dan menjaga kerahasiaan data yang diberikan keluarga pasien (Loyal)

Saya akan menggunakan komunikasi dengan ramah (Beorientasi

Pelayanan)

Saya akan bertindak proaktif dalam meminta saran dan masukan untuk terus melakukan perbaikan (Adaptif)

Saya akan menerima saran dan masukan (Harmonis)

Output : Tersusunnya laporan

Eviden : Dokumen kegiatan laporan

Saya akan melakukan penyusunan laporan dengan jujur dan bertanggungjawab (Akuntabel)

Saya akan menyusun laporan kegitan dengankualitas terbaik (Kompeten) manajemen yang baik”.

4.2. Timeline Rancangan Aktualisasi

Tabel 4.2. Timeline Rancangan Aktualisasi

1. Pelaksanaan konsultasi dengan mentor terkait video edukasi orientasi pasien baru dan keluarga

2. Pembuatan video edukasi orientasi pasien baru dan keluarga

3. Pelaksanaan sosialisasi kepada rekan sejawat terkait video edukasi orientasi untuk pasien baru dan keluarga

4. Pelaksanaan edukasi orientasi perawatan kepada pasien baru atau keluarga dengan media edukasi berupa video

5. Pelaksanaan evaluasi dan menyusun laporan kegiatan

4.3. Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi

Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi banyak aktor atau pihak-pihak yang terlibat dan berperan dalam kegiatan aktualisasi. Pihak-pihak tersebut berperan sesuai dengan perannya masing-masing yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.3. Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi

No Para Pihak Peran dalam aktualisasi

1 Mentor Memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan rancangan aktualisasi

2 Coach Memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan rancangan aktualisasi

3 Kepala Ruang HCU Lantai 2 IGD RSUP

Fatmawati Telah mengijinkan penulis untuk mengambil data dan melaksanakan aktualisasi di Ruang HCU Lantai 2 IGD

4 Perawat Ruang HCU Lantai 2 IGD RSUP

Fatmawati Selaku teman sejawat yang menjadi narasumber dan teman diskusi dalam mendapatkan data terkait rancangan akualisasi

5 KPPI RSUP Fatmawati Memberikan data handhygienebulan April 2022

6 Rekan-rekan CPNS Sebagai rekan diskusi dalam mencari informasi yang berkaitan dengan rancangan aktualisasi

This article is from: