3 minute read

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu

Penulismenentukan identifikasi isu dengan cara observasi di InstalasiRawatInap

Advertisement

RuangPerkututRumah SakitJiwa dr. Soeharto Heerdjan, berikut beberapa identifikasi isu yang telah dirumuskan :

1. Belum optimalnya penerapan asuhan keperawatan strategi pelaksanaan keluarga terhadap kemampuan keluarga merawat pasien dengan gangguan halusinasi di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto

Heerdjan Tahun 2022.

Strategi pelaksanaan keluarga merupakan hal penting untuk menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien jiwa terutama dengan gangguan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien dirawat sangat dibutuhkan sehingga pasientermotivasiuntukpulihsertatandadangejalahalusinasimenghilang.Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit, keluarga harus mendukung pasien secara konsisten untuk dapat mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun demikian, jika keluarga tidak mampu merawat pasien di rumah, pasien akan kambuh kembali sehingga untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit.

Berdasarkan hasil observasi selama penulis bertugas di Ruang Perkutut, ditemukan bahwa belum dilakukan edukasi strategi pelaksanaan keluarga dengan pasien gangguan halusinasi secara optimal. Perawat hanya menginformasikan jadwal kontrol ulang dan penggunaan obat tanpa mengedukasi perawatan yang dibutuhkan, aktivitas sehari-hari, dan informasi mengenai penyakit pasien. Seharusnya perawat mampu memberikan edukasi secara optimal kepada keluarga agar mampu menjadi pendukung yang efektif bagi pasien dengan halusinasi terutama saat di rumah.

2. Kurang

optimalnya kepatuhan perawat dalam melaksanakan edukasi dischargeplanning di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2022.

DischargePlanningadalah suatu proses yang sistematis dalam pelayanan kesehatan untuk membantu pasien dan keluarga dalam menetapkan kebutuhan, mengembangkan dan mengimplementasikan serta mengkoordinasikan rencana perawatan yang mungkin dilakukan setelah pasien pulang dari rumah sakit dalam upaya meningkatkan atau mempertahankan derajat kesehatannya (The Nurses

Association of New Brunswick, 2002; The Royal Marsden Hospital, 2004 Capernito,1999;Spath,2003).

Berdasarkan hasil observasi di Ruang Perkutut, pelaksanaan edukasi dischargeplanningmasih kurang optimal dilakukan oleh perawat ruang. Media edukasi sudah tersedia namun untuk pelaksanaan belum optimal dilakukan. Media edukasidischargeplanninghanya tersedia dalam bentuk formyang diinformasikan kepada keluarga saat pasien masuk ke ruang Perkutut tanpa berdiskusi langsung mengenai kondisi pasien Idealnya, dischargeplanningdimulai saat penerimaan pasien masuk hingga evaluasi tindakan pada saat pasien akan pulang, untuk mengkaji kemungkinan rujukan, atau perawatan lanjut di rumah sesuai kebutuhan (Shofiana, 2014).

3. Belum optimalnya pelaksanaan terapi modalitas khususnya Terapi

Aktivitas Kelompok di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2022.

Terapi aktivitas kelompok (TAK) adalah salah satu terapi modalitas yang dilakukan olehseorangperawatpadasekelompokklien dengan masalah keperawatan yang sama (Keliat & Pawirowiyono, 2014). TAK menjadi sangat penting untuk proses kesembuhan pasien saat diruang, TAK dapat meningkatkan sosialisasi pada perawat danantarasesamapasiendenganmasalahkeperawatanyangsama,mengembangkan orientasi realitas, meningkatkan keterampilan ekspresi diri, dan membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif.

Berdasarkan observasi selama di Ruang Perkutut, pelaksanaan TAK sudah dilakukan namun belum optimal karena pelaksanaannya belum diberlakukan sesuai dengan kelompok masalah keperawatan yangsama dan belum adanyajadwal khusus untuk pelaksanaan TAK. Idealnya, TAK dilakukan oleh beberapa perawat dengan tugasnyamasing-masingyaitusebagaileader,observer,coleader,danfasilitator.Dan pasien dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan permasalahan keperawatannya.

Governance

Berikut penjelasan mengenai dampak apabila isu tidak ditangani dan keterkaitan isu dengan substansi agenda 3:

Isu

Belum optimalnya penerapan asuhan keperawatan strategi pelaksanaan keluarga terhadap kemampuan keluarga merawat pasien dengan gangguan halusinasi di Ruang

Perkutut Rumah

Sakit Jiwa dr.

Soeharto

Heerdjan Tahun 2022.

Dampak Apabila Isu

Tidak Ditangani

 Meningkatnya risiko perawatan berulang dan kembalinya pasien ke rumah sakit dengan keluhan yang sama.

 Keluarga hanya mengandalkan pemantauan terapi farmakologi untuk perawatan pasien di rumah.

 Tidak adanya dukungan keluarga dalam aktivitas dan kemampuan pasien, sehingga terkadang membutuhkan waktu yang lama untuk kesembuhan pasien.

Keterkaitan Substansi

Mata Pelatihan

Manajemen ASN

Sebagai seorang perawat seharusnya melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, cermat dan disiplin sesuai dengan kode etik ASN. Pelaksanaan edukasi strategi pelaksanaan keluarga merupakan tanggung jawab seorang perawat di ruang yang harus dilakukan untuk kepentingan pasien dan keluarga sebagai bentuk berorientasi pelayanan.

• SMARTASN

Sebagai seorang perawat seharusnya dapat menunjukkan nilai SMART ASN yakni integritas yang menunjukkan konsistensidalam menjalankan tugas.

Kurang optimalnya kepatuhan perawat dalam melaksanakan edukasidischarge planningdi Ruang

Perkutut Rumah

Sakit Jiwa dr.

Soeharto Heerdjan Tahun 2022.

 Tidak ada tindak lanjut secara sistematis yang digunakan untuk menjamin kontinuitas perawatan pasien saat di rumah.

 Tidak ada kemandirian dan kesiapan keluarga dalam melakukan perawatan di rumah.

• Pasen beresiko akan kambuh kembali dan dirawat dirumah sakit dengan keluhan yang sama.

 Manajemen ASN

Seorang perawat seharusnya memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien, dimana dischargeplanningmerupakan suatu kebutuhan pasien dalam proses penyembuhan.

 SMARTASN

Sebagai seorang perawat seharusnya dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan menerapkan nilai

SMARTASN yaitu profesionalisme.

Belum optimalnya pelaksanaan terapi modalitas khususnya

Terapi Aktivitas

Kelompok di Ruang

Perkutut Rumah

Sakit Jiwa dr.

Soeharto

Heerdjan Tahun 2022.

 Tidak terlaksananya terapi modalitas dengan maksimal.

 Masa perawatan pasien beresiko akan lebih lama.

 Pasien tidak dapat bersosialisasi dan membangun hubungan dengan orang lain.

 Manajemen ASN

Perawatseharusnya bertugas sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Terapi

Aktivitas Kelompok merupakan suatu perawatan yangseharusnya dilakukan untuk proses kesembuhan pasien.

 SMART ASN

Sebagai seorang perawat seharusnya dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan menerapkan nilai SMART ASN yaitu profesionalisme dan berintegritas.

This article is from: