![](https://static.isu.pub/fe/default-story-images/news.jpg?width=720&quality=85%2C50)
1 minute read
BABIII RANCANGANAKTUALISASI
from Belum Optimalnya Kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO) Di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin
3.1 IdentifikasiIssue
Identifikasi issue merupakan kegiatan menetapkan issueatau permasalahan yang berkembang disuatu organisasi. Penentuan issue didasarkan dengan hasil environtmental scanning yaitu melalui sikap peduli dan kritis terhadap masalah disuatu organisasi dan diharapkandapatmemetakanhubungankualitas.Selain pengamatanindividu,environtmental dapat dilakukan denga diskusi dengan masing-masingindividu yangterlibat dalam lingkungan organisasi tersebut (Lembaga Administrasi Negara, 2019).
Advertisement
Identifikasi issuedilakukan dengan melihat permasalahan yang berkaitan dengan peran dan kedudukan PNS di unit kerja. Permasalahan didapatkan dari berbagai sumber, yaitu:
1. Hasil observasi dan pengalaman selama masa percobaan CPNS
2. Tugas pokok dan fungsi apoteker di unit kerja
3. Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
Apoteker Rumah Sakit berkewajiban untuk merealisasikan perluasan paradigma pelayanan kefarmasian dari orientasi produk menjadi orientasi pasien melalui pelayanan farmasi klinik. Berdasarkan Permenkes Nomor 72 Tahun 2016, Pelayanan Farmasi Klinik merupakan pelayanan yang berkaitan langsung oleh apoteker kepada pasien dengan tujuan keselamatan pasien dan menjamin kualitas hidup pasien. Pelayanan tersebut meliputi 11 jenis kegiatan, yaitu 1) pengkajian dan pelayanan esep; 2) penelusuran riwayat penggunaan Obat; 3) rekonsiliasi Obat; 4) Pelayanan Informasi Obat (PIO); 5)konseling; 6)visite; 7)Pemantauan
Terapi Obat (PTO); 8)Monitoring Efek Samping Obat (MESO); 9)Evaluasi Penggunaan Obat (EPO); 10) dispensing sediaan steril; 11)Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD). Namun, keterbatasan sumber daya yangada, menyebabkan kegiatan pelayanan farmasi klinik belum dapat berjalan dengan optimal sepenuhnya.
Berdasarkan pelaksanaan environtmentalscanning yang dilakukan pada periode
Maret – Mei 2022 di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan mengacu pada
Permenkes No 72 Tahun 2016, dihasilkan 3 issue:
Tabel1IdentifikasiTigaIssuediInstalasiFarmasiRSUPDr.HasanSadikin2022
No Issue KondisiSaatIni KondisiYang
Diharapkan Keterkaitan Dengan Agenda3
1 Belum mutakhirnya data informasi pencampuran obat injeksi di ruang perawatan RSUP Dr.
Hasan Sadikin
Bandung Tahun 2022
2 Belum optimalnya pendokumentasian intervensi klinis dari
Apoteker terhadap pasien rawat inap di
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
Tahun 2022
Saat ini informasi pencampuran obat injeksi terbatas pada beberapa obat saja dan data yang tersedia, terakhir diperbaharui pada tahun 2019
Apoteker di RSUP
Dr. Hasan Sadikin sudah melakukan beberapa intervensi klinis, baik dengan tujuan kendali biaya ataupun tujuan terapi rasional.
Namun untuk kegiatan ini jarang terdokumentasi pada rekam medis pasien. Adapun yang tercantum di rekam medis hanya verifikasi apoteker pada catatan pengobatan pasien
Terdapat data informasi pencampuran obat yang bersifat terbaharui
Manajemen ASN
Apoteker lebih aktif dalam mendokumentasikan semua intervensi klinis pada rekam medis pasien dengan harapan, intervensiklinistersebut dapat diketahui seluruh tenaga kesehatan sehingga terapi yang diberikan kepada pasien komprehensif.
Smart ASNImplementasi
LiterasiDigital
3 Belum Optimalnya
Kegiatan Pelayanan
Informasi Obat di
Instalasi Farmasi
RSUP Dr. Hasan
Pelaksanaan PIO saat ini belum bervariasi
Pelaksanaan PIO lebih bervariatif sehingga bisa menjadi sarana informasi baik bagi apoteker, tenaga
Manajeman
ASN dan
Smart ASN