5 minute read

No Issue KondisiSaatIni KondisiYang

Diharapkan Keterkaitan Dengan Agenda3

Sadikin Bandung

Advertisement

Tahun 2022

3.2 PenetapanCoreIssue

kesehatan lain, maupun masyarakat

Issue yang ditentukan perlu dilakukan analisis untuk bagaimana memahami issue tersebut secara utuh dan kemudian dengan menggunakan kemampuan berpikir konseptual dicarikan alternatif jalan keluar pemecahan isu. Pada proses penetapan isu yang berkualitas atau dengan kata lain isu yang bersifat aktual, perlu menggunakan kemampuan berpikir kiritis yang ditandai dengan penggunaan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Salah satu alat bantu tersebut menggunakan kriteria USG dari mulai sangat USG atau tidak sangat USG.

Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.

Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera (Lembaga Administrasi Negara, 2019).

Tabel2AnalisisTigaIssueMenggunakanTeknikUSG

NO ISSUE

1 Belummutakhirnyadatainformasipencampuran obat injeksi di ruang perawatan RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung Tahun 2022

2 Belum optimalnya pendokumentasian intervensi klinis dari Apoteker terhadap pasien rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

3 BelumOptimalnyaKegiatanPelayananInformasi

Obat di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung Tahun 2022

Keterangan: Skala USG: 1-5 (skala Likert)

5 = Sangat Besar; 4 = Besar; 3 = Sedang; 2 = Kecil; 1 = Sangat Kecil

Berdasarkan tabel diatas, dari tiga issue yang telah teridentifikasi dipilih salah satu isu dengan skor USGpaling tinggi yaitu:

BelumOptimalnyaKegiatanPelayananInformasiObatdiInstalasiFarmasiRSUP

Dr.HasanSadikinBandungTahun2022

Berkaitan dengan nilai-nilai dasar ASN, manajemen ASN dan smart ASN, issue terpilih memenuhi kaidah tersebut, diantaranya:

1. BerAKHLAK, pada nilai berorientasi pelayanan.

2. Manajemen ASN, pada kewajiban ASN

3. Smart ASN, pada implementasi media digital

3.3 DeskripsiCoreIsu

Berdasarkan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 Tahun 2018, dalam

Penilaian Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) ada 7 kriteria penilaian, salah satunya pada standar PKPO 1 mengenai pengorganisasian dimana dalam penilaian diperlukan kajian tahunan mengumpulkan semua data, informasi, dan pengalaman yang berhubungan dengan pelayanan kefarmasian serta penggunaan obat. Pada Elemen

Penilaian PKPO 1 salah satunya ada bukti pelaksanaan sekurang-kurangnya satu kajian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat yang didokumentasikan selama 12 bulan terakhir serta ada bukti sumber informasi obat yang tepat, terkini, dan selalu tersedia bagi semua yang terlibat dalam penggunaan obat (Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 2017). Pada akreditasi rumah sakit informasi obat merupakan pelaksanaan kewajiban terhadap bentuk pelayananan kefarmasian, memenuhi hak pasien dan keluarga, menjamin keamanan pasien serta sarana pendidikan dan edukasi pasien dan keluarga.

Kegiatan PIO dalam menjawab pertanyaan informasi obat menjadi elemen penilaian dalam akreditasi rumah sakit yang dituangkan dalam pelaporan bulanan serta digunakan sebagai evaluasi setiap akhir bulan dengan merekapitulasi jumlah pertanyaan, penanya, jenis pertanyaan, ruangan, dan tujuan permintaan informasi (Kemkes RI, 2019).

Pelaporan ini tidak hanya sebatas untuk kebutuhan administrasi, namun sebagai sarana pembelajaran dan memberikan gambaran informasi obat apa aja yang dibutuhkan dalam suatu lingkup Instalasi Farmasi Rumah Sakit.

Berdasarkan Permenkes No 72 Tahun 2016, Pelayanan Informasi Obat (PIO) di rumah sakit sendiri memiliki berbagai macam kegiatan, meliputi:

1. Menjawab pertanyaan;

2. Menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter;

3. Menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan dengan penyusunan Formularium Rumah Sakit;

4. Bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap;

5. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya;

6. Melakukan penelitian.

Kegiatan menjawab pertanyaan dari masyarakat rumah sakit atau luar rumah sakit yang telah dijelaskan diatas sudah dilakukan di lingkungan RSUP Dr. Hasan Sadikin. Kegiatan ini tergolong kegiatan PIO pasif.

Pada masa pandemic covid-19 Departemen Farmasi Universitas Katolik Indonesia

Atma Jaya (PSFUAJ) menyelenggarakan program PIO secara daring melalui whatsapp, surel, dan edukasi kesehatan diberikan melalui e-flyer yang dipublikasikan di Instagram. Berdasarkan dari kegiatan tersebut pertanyaan yang paling banyak muncul adalah terkait pilihan terapi/jenis obat. Dari kegiatan ini menunjukkan masyarakat memerlukan fasilitas tempat bertanya yang dapat dijamin kebenarannya (Arrang, et.al., 2021). Kegiatan PIO yang terselenggara saat ini namun belum bervariasi dan terorganisir dengan baik, sehingga masih dapat dioptimalkan kembali melalui pengaktifan kembali Pusat Pelayanan Informasi Obat.

3.4 AnalisisDampakIsu

Selama ini beberapa kegiatan Pelayanan Informasi Obat berdasarkan Permenkes No

72 Tahun 2016 sudah terselenggara. Namun Pusat PIO di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung saat ini cenderung kurang aktif, mengakibatkan kegiatan tersebut belum terorganisir dengan baik. Selain itu, di era arus informasi yang deras seperti sekarang, masyarakat baik di dalam maupun di luar rumah sakit akan mudah terpapar informasi obat yang tidak bisa dijamin kebenarannya sehingga mudah termakan hoax. Pelayanan informasi obat yang ada saat ini yang aktif dilakukan adalah saat penyerahan informasi obat. Pelayanan demikian kurang optimal, karena sebagian informasi kurang komprehensif. Pada beberapa pasien yang memiliki kepatuhan minum obat yang buruk, konseling obat dapat menjadi salah satu bentuk solusi untuk memperbaiki kepatuhan. Kegiatan pasif PIO lainnya yaitu menjawab pertanyaan terkait informasi obat sudah mulai diorganisir kembali sejak periode Juni 2021. Dalam rangka mengantisipasi era derasnya arus informasi, Pusat Pelayanan InformasiObatdi rumah sakitmenjadi salah satusolusi menyajikan informasi obatyangdapat dipercaya serta berbasis ilmiah. Pengaktifan kembali kegiatan PIO merupakan salah satu wujud peran serta ASN dalam Smart Governance dengan mengedepankan nilai BerAKHLAK.

3.5 AnalisisPenyebabIsu

Analisis isu yang digunakan adalah FishboneDiagram.Analisis ini sebagai proses pendekatandenganupayamemahamipersoalandenganmemetakanisuberdasarkancabangcabang terkait, menekankan hubungan sebab-akibat sehingga sering disebut Cause-and-

EffectDiagram.Dikenal juga sebagai IshikawaDiagramkarena diperkenakan oleh Dr. Kaoru Ishikawa. Cara ini dapat mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah terutama ketika sebuah tim cenderung berpikir pada rutinitas. FishboneDiagrammengidentifikasi berbagai sebab potensial dari suatu masalah dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan. Setiap kategori mempunyai sebabyangperlu diuraikan.Kategori yangbiasa digunakandalam bidang jasa yaitu 5S terdiri atas aspek Surroundings(lingkungan), Suppliers(Pemasok), Systems (Sistem), Skills(Keterampilan), dan Safety(Keselamatan). Setiap kategori dicari sebab dan sub-sub sebabbnya. Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori, kemungkinanmerupakanpetunjuksebab yangpalingmungkin. BerikutFishboneDiagramdari coreissue“Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung Tahun 2022 Belum Optimal” yang telah teridentifikasi diatas:

Dokter dan Perawat belummengetahui kegiatan PIO

SOPAP Belum Memadai

UnitLainbelum mengetahui kegiatan PIO

FasilitasTempatdan

Pendukungdialihfungsikan

BentukKegiatan

BelumBervariasi

Format Pelaporan

BelumMutakhir

Belum Optimalnya

Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di

Instalasi Farmasi RSUP

Dr. Hasan Sadikin

BandungTahun 2022

Ilmu pengetahuanApoteker yangbelummutakhir

PengalamanTiap

IndividuApoteker dalamKegiatan

PIO bervariasi

SDMApoteker

BelumMemadai

MotivasiApoteker

Minimal

AlatBantu PIO (Leaflet/Video) belummutakhir

Gambar 3. FishboneCoreIssue

3.6 GagasanPemecahanIssue

Gagasan pemecahan isu dibuat berdasarkan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan inovasi. Gagasan yang dibuat harus dilakukan dengan mengimplementasikan nilai-nilai dasar

PNS yaitu nilai BerAKHLAK, menunjang visi misi organisasi, serta menguatkan nilai organisasi unit kerja. Rekomendasi gagasan pemecahan isu yaitu “Pengaktifan Kembali Kegiatan

Pusat Pelayanan Informasi Obat (PIO) di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”.

Rancangan kegiatan yang dibuat untuk pemecahan isu terpilih yaitu sebagai berikut:

Tabel3GagasanPemecahanIssue

Issue Penyebab

TerjadinyaIsu GagasanKegiatan

BelumOptimalnyaKegiatanPelayanan

Informasi Obat di Instalasi Farmasi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tahun 2022

SOPAP Memperbaiki SOPAP

Bentuk kegiatan Merencanakan kegiatan harian dan bulanan

Fasilitas Tempat dan Pendukung

Mempersiapkan kembali tempat dan fasilitas pendukung

Tenaga Kesehatan

Lain dan Unit Lain

Sosialisasi mengenai Pusat PIO

Motivasi Apoteker Pengajuan SKP Pengabdian

IAI terhadap bentuk kegiatan yang diadakan

Format Pelaporan Memperbaiki jenis pelaporan kegiatan PIO

Alat bantu PIO Rekapitulasi dan memutakhirkan alat bantu

PIO

3.7 MatriksRancanganAktualisasi

UnitKerja : Apoteker Ahli Pertama - RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

IdentifikasiIssue :

1. Belum Mutakhirnya Data Informasi Pencampuran Obat Injeksi Di Ruang

Perawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

2. Belum Optimalnya Pendokumentasian Intervensi Klinis Dari Apoteker Terhadap

Pasien Rawat Inap Di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

3. Belum Optimalnya Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

CoreIssue : Belum Optimalnya Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

Gagasan Pemecahan Issue: Pengaktifan kembali kegiatan Pusat PIO di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

BentukKegiatan:

1. Mempersiapkan Kembali Tempat dan Fasilitas Pendukung Pusat PIO

2. Rekapitulasi Leaflet, Poster, Video Informasi Obat yang tersedia di Instalasi

Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

3. Pembuatan Kegiatan Pelayanan Informasi Obat Kepada Masyarakat

4. Pemberian Konseling di Pusat PIO

INSTALASIFARMASIRSUPDR.HASANSADIKINBANDUNG

Kepala Instalasi

Farmasi RSUP Dr.

Hasan Sadikin

Bandung untuk mempersiapkan kembali tempat dan fasilitas pendukung

Pusat PIO

Izin persiapan kembali tempat dan fasilitas pendukung Pusat

PIO di Instalasi

Farmasi RSUP Dr.

Hasan Sadikin

Bandung

Izin Pelaksanaan kegiatan persiapan kembali tempat danfasilitaspendukungPusat

PIO kepada Kepala Instalasi

Farmasi merupakan bentuk sikap menjaga nama baik pimpinan sesuai nilai dasar

MP.Loyal.

Sesuai Misi RSHS untuk peningkatan kualitas manusia

Indonesia, Persiapan

Kembali Tempat dan

Fasilitas Pendukung

Pusat PIO di RSHS diharapkan dapat berperan men dukung masyarakat

Rumah Sakit yang berkualitas atas informasi obat yang ada.

Kegiatan ini menggambarkan salah satu nilai

Pamingpin Pituin yaitu Integritas dengan menjunjung tinggi etika dalam menjalankan tugas.

Kegiatan ini dibentuk dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif untuk masyarakat rumah sakit yang merupakan bentuk

This article is from: