Pembuatan Media Digital Video Informatif & Edukatif Tentang Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III AGKATAN 3

Pembuatan Media Digital Video Informatif dan Edukatif Tentang

Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Pusat Infeksi

Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2022

DISUSUN OLEH:

apt. ISTIQAMAH,S.Farm

NIP. 199501102022032001

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

TAHUN 2022

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PEMBUATAN MEDIA DIGITAL VIDEO INFORMATIF DAN EDUKATIF TENTANG

PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT PUSAT INFEKSI

PROF. DR. SULIANTI SAROSO TAHUN 2022

Telah di seminarkan

Tanggal 29 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang

Coach

Dr. Titiek Resmisari, MARS

NIP. 198104282008012022

Penguji

Ahmad Wajedi,S.Pd.,M.Kes

NIP. 196911121989031002

Mentor

Suaif, S.Farm.,Apt

NIP. 197104251995031001

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kepada Allah SWT karena dalam hal ini penulis dapat menyelesaikan Laporan Rancangan Aktualisasi CPNS 2022 dengan judul “Pembuatan Media Digital Video Informatif Dan Edukatif Tentang Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2022” tepat pada waktu yang telah di tentukan.

Adapun tujuan dari pelaporan pelaksanaan ini adalah sebagai pertanggung jawaban penulis terhadap tugas, fungsi dari penulis sebagai seorang ASN dalam penerapan nilai-nilai BerAKHLAK.

Penulis mendapatkan banyak dukungan selama penyusunan dan penulisan rancangan aktualisasi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Direktur utama RS Pusat Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta, dr. Mohammad Syahril,Sp.P,MPH, yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga dapat mengikuti kegiatan Latsar CPNS Tahun 2022 ini dengan baik.

2. Kepala Insatalasi Farmasi RS Pusat Infeksi Prof.Dr. Sulianti Saroso Jakarta, Bapak Suaif,S.Farm.,Apt sekaligus Mentor penulis dalam penyusunan laporan rancangan Aktualisasi.

3. Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang, Dr. Suherman,M.Kes.

4. Ketua Pelaksana atsar CPNS Golongan III Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang, Ibu Verawaty Lenn,S.K.M.,M.K.M.

5. Ibu dr.Titiek Resmisari, MARS selaku Coach penulis dalam penyusunan laporan rancangan Aktualisasi.

6. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis tanpa henti

7. Rekan-rekan sekalian Latsar CPNS Kemenkes Golongan III Angkatan 3 Bapelkes Cikarang.

8. Rekan sejawat Farmasi RS Pusat Infeksi Prof.Dr. Sulianti Saroso Jakarta, atas segala bantuan dan sumbangsihnya selama pelaksanaan pelatihan dasar CPNS Golongann III.

9. Semua Pihak yang terlibat dalam penulisan laporan rancangan aktualisasi.

ii

Dalam pelaksanaanya penulis merasa banyak kekurangan yang harus disempurnakan.

Namun demikian penulis berharap pada Rancangan Aktualisasi ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi para pembaca dan penulis.

Jakarta, Juni 2022

Peserta

apt.Istiqamah,S.Farm

NIP: 199501102022032001

iii
iv DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN RANCANGAN AKTUALISASI......................................... i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii DAFTAR TABEL .................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR v BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Tujuan ............................................................................................ 2 C. Manfaat kegiatan.............................................................................. 3 D. Ruang Lingkup ................................................................................ 3 BAB II PROFIL INSTANSI DAN PESERTA ..................................................... 4 A. Profil Instansi .................................................................................. 4 B. Profil Peserta ................................................................................... 9 C. Nilai-Nilai ASN BerAKHLAK ................................................................ 9 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI .............................................................. 14 A. Deskripsi Isu ................................................................................... 14 B. Identifikasi Isu ................................................................................. 15 C. Penetapan CoreIsu ......................................................................... 17 D. Deskripsi Coreisu ............................................................................ 18 E. Analisis penyebab isu ....................................................................... 19 F. Dampak analisis Isu ......................................................................... 21 G. Gagasan Kreatif Penyelesaian CoreIsu .............................................. 21 H. Matriks Rancangan Aktualisasi .......................................................... 23 I. Jadwal rancangan kegiatan ............................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 31
v DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Penjelasan Kegiatan Tugas Pokok Jabatan.................................................. 14 Tabel 3.2 Penetapan core isu dengan tehnik AKPL .................................................... 18 Tabel 3.3 Gagasan Penyelesaian Isu ........................................................................ 22 Tabel 3.4 Matriks Rancangan Isu ............................................................................. 23 Tabel 3.5 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi ......................................................... 30
vi
GAMBAR Halaman Tabel 2.1 Struktur Organisasi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta ........................... 6 Tabel 2.2 Profil Peserta............................................................................................ 9 Tabel 3.1 Analisis menggunakan metode fishbone .................................................... 20
DAFTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintahan. Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang professionalisme dan berkualitas serta mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.

Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor

1 Tahun 2021 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam PerLAN

Nomor 1 Tahun 2021 dijelaskan apa yang dimaksud dengan Pelatihan Dasar CPNS pasal

1 butir 7 menjelaskan bahwa Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.

Seperti kita ketahui bahwa pelatihan dasar CPNS adalah pelatihan yang wajib diikuti oleh seseroang yang berstatus CPNS sebelum diangkat Menjadi PNS, karena itu CPNS wajib menjalani masa prajabatan selama satu tahun sejak tanggal pengangkatannya sebagai CPNS. Selama masa prajabatan itulah kemudian CPNS diberikan Pelatihan Dasar CPNS atau Latsar CPNS namun untuk kondisi tertentu berdasarkan keputusan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang Pendayagunaan aparatur negara.

Dalam Pelatihan Dasar CPNS berdasarkan Perlan Nomor 1 tahun 2021 memiliki tujuan untuk mengembangkan Kompetensi CPNS. Apa yang dimaksud dengan Kompetensi adalah "Pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku seorang PNS yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan dalam melaksanakan tugas jabatannya".

Karena itu dalam Proses penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS yang memadukan pendekatan antara jalur Pelatihan Klasikal dengan nonklasikal serta

Pengembangan Kompetensi Sosial Kultural dan Kompetensi bidang para CPNS. Sehingga Kompetensi yang dikembangkan dalam Pelatihan Dasar CPNS merupakan Kompetensi pembentukan karakter PNS yang profesional sesuai bidang tugas.

1

Adapun yang melatar belakangi dibuatnya Proposal rancangan aktualisasi ini, yaitu berdasarkan observasi penulis, yang dimulai pada bulan Maret 2022 sejak menjalankan tugas sebagai CPNS dengan jabatan Apoteker ahli pertama dan juga berdasarkan hasil diskusi dengan Kepala instalasi Farmasi, penanggung jawab farmasi klinis, dan penanggung jawab pengelolaan sediaan farmasia. Dimana penulis menemukan bahwa belum adanya media digital terkait pelayanan kefarmasian baik yang berhubungan dengan Pengelolaan sediaan Farmasi maupun pelayanan Farmasi

Klinis di RSPI Sulianti saroso. Hal tersebut dapat terjadi akibat belum optimalnya pemanfaatan media digital pada pelayanan kefarmasian di Rumah sakit Pusat Infeksi Prof. Dr.Sulianti saroso Jakarta.

Sehingga, berdasarkan hal tersebut diatas, penulis mengangkat isu “Belum optimalnya pemanfaatan Media Digital Mengenai Pelayanan Kefarmasian di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso pada Tahun 2022.”

B. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilakukannya perancangan aktualisasi ini antara lain:

1. Tujuan Umum

Menerapkan nilai-nilai dasar ASN, kedudukan, dan peran ASN di NKRI dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan rancangan aktualisasi sebagai bentuk penyelesaian masalah yang diperoleh dari proses habituasi di Unit Kerja;

2. Tujuan Khusus

A. mengidentifikasi isu yang terjadi di unit kerja

B. Menentukan prioritas isu (coreissue)

C. Menganalisis penyebab-penyebab isu

D. Menentukan gagasan kegiatan inisiatif untuk menyelesaikan isu

E. Melandasi setiap tahapan kegiatan dengan nilai-nilai dasar PNS

F. Menetapkan kontribusi output kegiatan terhadap pencapaian visi dan misi organisasi

G. Menetapkan kontribusi output kegiatan terhadap penguatan nilai-nilai organisasi

H. Menganalisis dampak jika nilai-nilai dasar PNS tidak diterapkan dalam tugas dan jabatan.

2

C. Manfaat Kegiatan

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis serta menjadi pedoman bagi penulis dalam mengimplementasikan nilai-nilai Ber-AKHLAK saat melaksanakan dan menjalankan fungsi dan tugas sebagai di unit satuan kerja RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso.

2. Bagi Balai Pelatihan kesehatan Cikarang

Sebagai upaya untuk membantu proses pembelajaran kepada Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) serta mengubah pola perilaku dan pola pikir peserta, dengan harapan peserta mampu menjadi pelayan publik yang professional bangga melayani bangsa. serta dapat menambah bahan kepustakaan Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang untuk meningkatkan mutu program pendidikan Calon Pegawai Negeri Sipil angkatan selanjutnya.

3. Bagi RSPI Prof.Dr. Sulianti Saroso Jakarta

Menciptakan tenaga handal dan berkompeten sesuai bidang profesinya masingmasing serta untuk membantu memberi perbaikan ke arah yang lebih baik maupun lebih mengoptimalkan lagi proses/ kegiatan yang telah ada/ sudah berjalan.

D. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:

1. Rancangan Aktualisasi ini akan dilaksanakan selama proses Habituasi, sejak tanggal 30 Juni – 5 Agustus 2022.

2. Lokasi Fokus (lokus) dari rancangan aktualisasi ini adalah Rumah Sakit Prof.Dr.Sulianti Saroso di Gudang Farmasi dengan melibatkan staf Farmasi.

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PROFIL INSTANSI

1. Deskripsi Instansi

Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso merupakan rumah sakit khusus kelas A dan sebagai rumah sakit pusat kajian, pendidikan yang berada di bawah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Rumah sakit ini terletak di daerah

Sunter, Jakarta Utara. Nama RSPI Sulianti Saroso berasal dari nama seorang dokter

Indonesia Julie Sulianti Saroso. RSPI Sulianti Saroso berawal dengan didirikannya stasiun karantina di daerah pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 1985, yang fungsi utamanya adalah menampung penderita penyakit cacar dari Jakarta dan sekitarnya, dimana di antara tahun 1964 sampai tahun 1970 merawat penderita cacar sekitar

2.358 orang. Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso diresmikan pada tanggal 21 April 1995 dan berfungsi memberikan pelayanan medis, penunjang medis kepada seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan pelayanan RSPI-SS berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan rawat darurat, pelayanan operasi dan pelayanan ICU serta dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pendidikan tenaga kesehatan.

Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.Dr.Sulianti Saroso atau biasa disingkat dengan RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso menjadi pusat rujukan nasional untuk kasus infeksius serta berpengalaman dalam kesiapan dan penanganan penyakit infeksi emerging, new emerging dan reemerging. RSPI Prof.Dr.Sulianti saroso memiliki motto yaitu “Ikhlas Melayani”. Rumah sakit yang terletak di Jalan Sunter Permai Raya, Jakarta Utara ini memiliki beberapa peran dalam penanggulangan penyakit infeksi diantaranya di Tahun 2003 ditunjuk sebagai salah satu rumah sakit rujukan kasus SARS, Tahun 2005 menjadi rumah sakit rujukan dalam menangani KLB flu burung (H5N1),Tahun 2012 berperan aktif dalam penanganan dan pencegahan penyakit Mers-CoV (MCoV) atau MERS-COV Serta Tahun 2020 sebagai Rumah Sakit rujukan nasional pada pasien Covid-19 serta menjadi rumah sakit pertama yang menangani pasien covid-19 di Indonesia. RSPI Sulianti saroso juga merupakan rumah sakit khusus kelas A, Menjadi pusat kajian, pendidikan jejaring AHS-UI, dan telah terakreditasi KARS Paripurna. Rumah sakit yang sudah lama melayani masyarakat ini juga memiliki beberapa prestasi yang diraih salah satunya baru-baru ini RSPI Sulianti Saroso ini mendapatkan penghargaan dari PERSI AWARD 2020 Sebagai Rumah Sakit dengan Kesiapsiagaan terbaik dalam menghadapi Pandemi COVID-19 dan Rumah

4

Sakit yang memberikan apresiasi terbaik untuk nakes di era pandemi Covid-19 . RSPI

Prof. Dr. Sulianti Saroso sebagai Pusat Infeksi Nasional juga memiliki sejarah yang cukup panjang dalam perjalanannya hingga saat ini.

2. Struktur Organisasi

Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. dr. Sulianti Saroso merupakan Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan telah diresmikan pada tanggal 21

April 1994 yang semula dibawah struktur pembinaan Ditjen P4M Kemenkes kemudian

berubah dibawah Ditjen PPM-PL. Selanjutnya dengan Permenkes No.

2360/Menkes/PER/XI/2011 tentang Perubahan atas Permenkes No.

247/Menkes/PER/III/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Penyakit

Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso,RSPI Sulianti Saroso dibawah pembinaan Ditjen Bina

Upaya Kesehatan (BUK) yang saat ini telah berganti menjadi Ditjen Pelayanan

Kesehatan Kemenkes. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 51 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Penyakit

nfeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, struktur organisasinya sebagai berikut:

5
6
Gambar 2.1. Struktur Organisasi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta

3. Visi dan Misi

Sebagai gambaran mengenai rencana kedepan dari RSPI Sulianti Saroso maka telah dirumuskan Visi dan Misi sebagai berikut :

3.1 VISI

Menjadi RS Rujukan Nasional dan Pusat Kajian Penyakit Infeksi Yang Terdepan Setingkat Asia Pasifik Tahun 2024

3.2 MISI

1. Mengelola penyakit infeksi secara professional dan paripurna

2. Terselenggaranya pengkajian dan penelitian dalam bidang penyakit infeksi emerging,reemergingdantropicalmedicine

3. Terselenggaranya Pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi emerging, reemergingdantropicalmedicine.

4. Memperluas jejaring pelayanan Pendidikan dan penelitian di bidang penyakit infeksi melalui publikasi secara nasional dan internasional

5. Membangun budaya corporate untuk meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan

4. Nilai-Nilai Budaya Rumah Sakit Nilai-nilai budaya kerja yang diterapkan dalam melaksanakan tugas sehari-hari untuk mencapai perwujudan Visi dan Misi Organisasi patut mendapat perhatian khusus, karena memerlukan perjalanan jangka panjang ke suatu keadaan yang belum pernah dialami dan beraneka ragamnya budaya serta pola pikir masyarakat, sehingga dalam perjalanan tersebut akan dijumpai banyak rintangan, kegagalan dan keberhasilan. Untuk tetap eksis dalam mencapai Visi tersebut maka diperlukan kerja keras dan kebersamaan dalam menjalankan tugas sehari-hari. Adapun nilai-nilai dasar Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso adalah sebagai berikut:

a. Responsive yaitu sigap memberikan bantuan kepada yang membutuhkan pelayanan.

b. Satisfaction yaitu memberikan pelayanan lebih dari yang diharapkan.

c. Profesionalisme yaitu memberikan pelayanan yang ramah dan bermutu sesuai dengan standar profesi.

d. Integrity yaitu menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya, disiplin, konsisten serta berkualitas.

7

5. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2073/MENKES/PER/XI/2011 tertanggal 07 Oktober 2011 Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan No.247/MENKES/PER/III/2008 tentang Organisasi dan tata Kerja Rumah sakit Penyakit Infeksi Prof.Dr.Sulianti Saroso, RSPI Sulianti Saroso mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

5.1 Tugas Pokok Rumah Sakit

1. Menyelenggarakan pelayanan medis dan keperawatan secara paripurna, sebagai kegiatan penunjang dalam upaya pengkajian penyakit infeksi dan penyakit menular;

2. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang penyakit infeksi dan penyakit menular beserta faktor risikonya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan untuk penyusunan bahan kebijakan serta standar penanganan/ pengendalian penyakit infeksi dan penyakit menular.

5.2 Fungsi Rumah Sakit

1. Pelaksanaan penatalaksanaan penyakit infeksi dan penyakit menular;

2. Pelaksanaan pelayanan rujukan nasional di bidang penyakit infeksi dan penyakit menular;

3. Pengkajian penyakit infeksi dan penyakit menular, baik di bidang klinik, epidemiologi dan faktor risikonya;

4. Pengkajian pelaksanaan sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB);

5. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan profesi kedokteran dan kedokteran berkelanjutan serta profesi tenaga kesehatan lainnya di bidang penyakit infeksi dan penyakit menular;

6. Pengelolaan informasi dan pemasaran di bidang penyakit infeksi dan penyakit menular;

7. Pelaksanaan urusan hukum dan kemitraan;

8. Pelaksanaan administrasi umum dan keuangan.

6. Tugas dan Fungsi Tenaga Kefarmasian

Tugas dan fungsi tenaga kefarmasian dirumah sakit diatur dalan PerMenkes no.72 tahun 2016, dimana pelayanan kefarmasian di Rumah sakit terdiri dari (1) manajemen pengelolaan sediaan Farmasi, Alkes, dan BMHP, dan (2) pelayanan Kefarmasian.

8

B. PROFIL PESERTA

Nama Lengkap : Istiqamah

NIP : 199501102022032001

Tempat/Tanggal Lahir : Bulukumba, 10 Januari 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Jabatan : Apoteker Ahli Pertama

Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I/ IIIB

Instansi :Kementerian Kesehatan – RSPI Sulianti Saroso Jakarta

1. Sasaran Kerja Pegawai

Berikut adalah Sasaran Kerja Tenaga Kefarmasian (Apoteker) di Rumah sakit yang sesuai dengan tugas dan fungsinya berdasarkan PerMenKes no.72 tahun 2016.

1. Tercapainya waktu tunggu obat jadi <30 menit

2. Tercapainya waktu tunggu obat racikan < 60 menit

3. Terlaksananya kegiatan Pelayanan Informasi Obat

4. Terlaksananya kegiatan konseling obat

5. Terlaksananya Laporan Medication error

6. Terselesaikannya Rancangan Kebutuhan Perbekalan farmasi

7. Terlaksananya Kegiatan Penerimaan perbekalan farmasi

8. Terlaksananya kegiatan penyimpanan perbekalan farmasi

9. Terlaksananya kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi

10. Terlaksananya Stock Opname

11. Terlaksananya Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Perbekalan Farmasi

C Substansi Mata Pelatihan

1. Nilai-Nilai Dasar PNS

Dalam materi pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil disebutkan

bahwa PNS yang profesional adalah PNS yang karakternya dibentuk oleh

nilai-nilai dasar BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Beriorentasi

Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat.

a. Beriorentasi pelayanan

1) memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

2) Ramah, Cekatan, Solutif, dan dapat di andalkan..

9

3) Melakukan perbaikan tiada henti.

b. Akuntabel

1) Melaksanakan tugas dengan jujur,bertanggung jawab , cermat, disiplin,dan berintegritas tinggi.

2) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.

c. Kompeten

1) Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah.

2) Membantu orang lain belajar.

3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

d. Harmonis

1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.

2) suka mendorong orang lain

3) membangun lingkungan kerja yang kondusif.

e. Loyal

1) memegang teguh ideologi pancasila dan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945, setia kepada negara kesatuan republik indonesia serta pemerintahan yang sah.

2) menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan negara.

3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.

f. Adaptif

1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.

2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.

3) Bertindak proaktif

g. Kolaboratif

1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi

2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.

3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.

2. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

10

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

(PPPK). Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai Pelaksana kebijakan public, Pelayan public, dan Perekat dan pemersatu bangsa. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

Berdasarkan petunjuk khusus dari Presiden pada Rapat Terbatas Perencanaan Transformasi Digital, bahwa transformasi digital di masa pandemi maupun pandemi yang akan datang akan mengubah secara struktural cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi, belajar, bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke daring yang akan dihadapi oleh semua lapisan masyarakat termasuk ASN. literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Kominfo sendiri menjabarkan literasi digital ke dalam 4 kompetensi yaitu kecakapan menggunakan media digital (digital skills), budaya menggunakan digital (digital culture), etis

menggunakan media

digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital (digital safety).

Perumusan kerangka kerja literasi digital digunakan sebagai basis dalam merancang program dan kurikulum literasi digital Indonesia pada tahun 2020-2024. Kerangka kurikulum literasi digital ini juga digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.

11
3. Smart ASN

Digital skill merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Cakap di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP, PC), Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar, Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk , dan berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti Settings Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e- commerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital. Digital safety merupakan kemampuan user dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan seharihari. Dalam Aman Bermedia Digital perlu adanya penguatan pada Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint) Pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata sandi), Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid dari sumber yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing, Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed, dan Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi. Digital culture merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui

pemanfaatan TIK. Dalam Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia, Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan dan radikalisme, Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan benar dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung, mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya. Digital ethics merupakan kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Etika di Dunia

12

Digital perlu adanya penguatan pada Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan etika berinternet (netiquette), Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku, dan Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

13

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan

Peserta latsar menjabat sebagai Apoteker ahli pertama. Berdasarkan Permenkes

no.72 tahun 2016 tentang Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit terdiri dari manajemen pengelolaan sediaan farmasi, Alkes dan BMHP serta pelayanan Farmasi

klinik. Berikut adalah penjelesan kegiatan tugas pokok jabatan yang dihubungkan

kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan pada unit satuan kerja.

Tabel 3.1 Penjelasan Kegiatan Tugas Pokok Jabatan

No. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan

1. Tercapainya waktu tunggu obat jadi <30 menit

2. Tercapainya waktu tunggu obat racikan < 60 menit

3. Terlaksananya kegiatan Pelayanan Informasi Obat

Telah sesuai SOP

Telah sesuai SOP

Telah sesui SOP

Belum optimalnya PIO karena masih kurangnya media pemberian informasi obat kepada beberapa pasien.

Telah sesuai SOP

Adanya media digital berupa video informatif dan edukatif yang dapat mengoptimalkan PIO serta proses pelayanan kefarmasian secara menyeluruh)

4. Terlaksananya kegiatan konseling obat

5. Terlaksananya Laporan Medication error

6. Terselesaikannya Rancangan Kebutuhan Perbekalan farmasi

7. Terlaksananya Kegiatan Penerimaan perbekalan farmasi

Belum Optimalnya proses Konseling pada pasien DM

karena belum adanya Form konseling untuk kepatuhan pasien DM.

Telah sesuai SOP

Adanya form konseling untuk kepatuhan obat pasien DM

Telah sesuai SOP

Telah sesuai SOP

Telah sesuai SOP

Telah sesuai SOP

Telah sesuai SOP

14

Perbekalan Farmasi

Telah sesuai SOP Telah sesuai SOP

Telah sesuai SOP Telah sesuai SOP

Telah sesuai SOP Telah sesuai SOP

Belum optimalnya

Monitoring obat ED terkait obat yang dapat diretur atau tidak. Hal ini dikarenakan pencatatan keterangan retur hanya ditulis pada lembar faktur obat.

Adanya sistem

terkomputerisasi

berupa database

monitoring obat ED yang memuat data

seperti nama dan jumlah obat, nama dan kontak

Distributor, No.Batch, waktu pemesanan, tanggal ED, Ket. Obat bisa diretur/ tidak, berapa lam waktu obat dapat diretur.

B. Identifikasi Isu

Dalam rangkaian kegiatan Latihan dasar CPNS kemenkes RI tahun 2022, salah satu agenda utama yang perlu di laksanakan oleh para peserta adalah aktualisasi, peserta diharuskan mengidentifikasi isu-isu di satuan kerja masing-masing yang akan di angkat menjadi bahan dasar rancangan aktualisasi. Isu yang di angkat merupakan isu yang benar-benar terjadi dan apabila tidak di selesaikan dapat mempengaruhi kinerja organisasi.

Indentifikasi isu di lingkungan kerja di lakukan peserta dengan cara mengobservasi isu-isu yang terjadi selama masa percobaan di satuan kerja masingmasing. Berdasarkan hasil observasi penulis selama melaksanakan masa percobaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Jakarta terhitung sejak bulan Maret 2022.

Terdapat beberapa isu yang dapat di angkat menjadi bahan aktualisasi sebagai berikut :

15
Terlaksananya
8.
kegiatan penyimpanan perbekalan farmasi
Terlaksananya
pendistribusian
9.
kegiatan
perbekalan farmasi
Terlaksananya
10
Stock Opname
Terlaksananya
11.
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi

1. Belum optimalnya pemanfaatan Media Digital Mengenai Pelayanan

Kefarmasian di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso pada Tahun 2022

Pelayanan kefarmasian di RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso terdiri dari pengelolaan sediaan Farmasi, alkes dan BMHP, serta pelayanan farmasi klinis. Pemanfaatan media digital Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Prof.Dr.Sulianti Saroso belum begitu optimal. Belum ada media digital seperti video informatif dan edukatif terkait pelayanan kefarmasian di RSPI Sulianti Saroso. Padahal dengan memanfaatkan media digital, maka kita dapat membuat video informatif dan edukatif dalam manajemen pengelolaan sediaan farmasi, seperti Video Penyimpanan dan Pelaporan Obat Narkotik dan Psikotropik, video tentang pengelolaan obat-obat yang memerlukan pengawasan tinggi, yaitu hight alert medication. Dimana video-video tersebut dapt digunakan untuk kelengkapan akreditasi dan untuk disosialisasikan kepada nakes di Rumah Sakit dan untuk mahasiswa Farmasi yang sedang PKL atau PKPA di Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof. Dr.Sulianti Saroso.

Selain itu pemanfaatan media digital dalam bentuk video juga dapat membantu mengoptimalkan proses pemberian informasi obat seperti video cara penggunaan inhaler pada pasien Asma, Insulin pada pasien DM, cara meminum obat yang baik dan benar untuk pasien hipertensi, DM dihari-hari biasa, atau pada saat berpuasa (karena jadwal minum obat berubah).

Video informatif dan edukatif tersebut juga dapat ditayangkan pada monitor yang terdapat di ruang tunggu. Jadi pasien tidak akan bosan saat menunggu obat disiapkan dan tentunya mendapatkan infromasi yang baru. Dengan dijalankannya sistem tersebut secara teratur maka hal tersebut akan menunjang dalam mengembangkan pelayanan kefarmasian di Depo Farmasi RSPI Sulianti Saroso.

2. Belum Optimalnya proses Konseling pada pasien DM karena belum adanya Form konseling untuk kepatuhan pasien DM.

Penyakit DM merupakan salah satu penyakit kronis yang perlu dilakukan konseling obat. Salah satu tujuannya yaitu untuk memastikan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat dengan harapan tercapainya efeke terapi obat yang diinginkan. Dalam melakukan konseling obat pasien, kita memerlukan adanya form konseling untuk kepatuhan pasien DM. pada Pelayanan kefarmasian di RS Pusat

Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso untuk proses konseling obat ini belum ada form konseling pasien DM. Proses konseling pasien DM akan lebih optimal jika terdapat form konseling kepatuhan pasien DM sebagai indikator agar tercapai efek terapi yang diinginkan.

16

3. Belum adanya Sistem untuk Monitoring Expired Date obat di Gudang

Farmasi RSPI Prof.Dr. Sulianti Saroso pada Tahun 2022

Database merupakan kumpulan data yang dikelola sedemikian rupa berdasarkan ketentuan tertentu yang saling berhubungan sehingga mudah dalam pengelolaannya. Database umumnya disimpan dan diakses secara elektronik dari suatu sistem komputer. Melalui pengelolaan tersebut pengguna dapat memperoleh kemudahan dalam mencari informasi, menyimpan informasi dan membuang informasi.

Monitoring Expireddate obat di Gudang Farmasi RSPI Sulianti saroso masih menggunakan pencatatan manual dan pada sistem informasi obat juga tidak mencantumkan data expired date obat. Hal ini menyebabkan petugas yang bertanggung jawab untuk melakukan monitoring Expired date kewalahan karena harus mengecek Expired date obat satu persatu atau melihat pada kartu stok obatnya. Setelah itu harus mengecek lagi pada faktur obat apakah obat yang Expired bisa diretur atau tidak dan berapa lama waktu obat tersebut bisa diretur. Hal ini tentunya sangat tidak efisien karena memerlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan rangkaian proses tersebut jika dibandingkan dengan adanya database monitoringExpireddateobat.

Sistem terkomputerisasi seperti Database monitoring Expireddate obat yang didalamnya memuat data nama obat, jumlah obat, no.batch, tanggal faktur obat, Expired date obat, nama dan kontak distributor/ sales, keterangan obat dapat diretur/ tidak, dan jangka waktu obat tersebut dapat diretur sebelum kadaluwarsa. Hal tersebut akan lebih memudahkan petugas dalam melakukan monitoring Expired dateobat.

C. PENETAPAN CORE ISU

Berdasarkan isu aktual di atas yang selanjutnya akan dilakukan proses penilaian kualitas Isu. Proses menapis kualitas isu ini merupakan hasil dari diskusi bersama dengan mentor. isu-isu tersebut di analisis kelayakannya melalui metode APKL (Aktual, problematik, kehalayakan, kelayakan) yang Selanjutnya menentukan skala nilai 1-5. Isu yang memiliki total skor tertinggi setelah perengkingan merupakan Isu prioritas.

1. Aktual, artinya yaitu isu tersebut masih di bicarakan atau belum terselesaikan hingga masa sekarang

2. Problematik, artinya memiliki dimensi masalah kompleks yang perlu segera di cari penyebab dan pemecahannya

17

3. Kehalayakan, artinya menyangkut hajat hidup orang banyak bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang

4. Kelayakan, artinya masuk akal dan realistis serta relevan untuk dicarikan solusinya.

Tabel 3.2 Penetapan CoreIsu dengan Tehnik AKPL

1. Belum optimalnya pemanfaatan

2. Belum Optimalnya proses Konseling pada pasien DM karena belum adanya Form konseling

3. Belum adanya sistem untuk Monitoring Expired Date obat di

Berdasarkan analisis AKPL yang ada pada tabel 3.2 trelihat bahwa isu mengenai

“Belum Optimalnya Pemanfaatan Media Digital Mengenai Pelayanan Kefarmasian di RSPI

Prof.Dr. Sulianti Saroso pada Tahun 2022” memilikis score tertinggi sebesar 17 poin

dengan penjelasan sebagai berikut:

D. DESKRIPSI COREISU

Berdasarkan skoring dari pada analisis kriteria isu metode AKPL di atas didapatkan hasil isu prioritas yang memiliki peringkat teratas yaitu “Belum optimalnya pemanfaatan Media Digital Mengenai Pelayanan Kefarmasian di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso pada Tahun 2022”.

Pelayanan kefarmasain di Rumah Sakit terdiri dari manajemen pengelolaan

sediaan farmasi dan pelayanan Farmasi Klinis. Pemanfaatan media digital yang

informatif dan edukatif belum diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian

yang ada di Rumah sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso baik dari segi manajemen

pengelolaan sediaan farmasi maupun pelayana Farmasi klinis. Pemanfaatan media digital juga termasuk bagian dari penerapan salah satu nilai smart ASN yaitu

penguasaan IT.

18
A K P L
Isu Kriteria Jumlah Prioritas Keterkai-tan agenda III
Media Digital Mengenai
Kefarmasian di
Dr. Sulianti Saroso
5 3 4 5 17 1 Smart ASN
Pelayanan
RSPI Prof.
pada Tahun 2022
kepatuhan pasien
4 2 3 5 14 2 Manajemen ASN; Smart ASN
untuk
DM.
Farmasi RSPI Prof.Dr. Sulianti Saroso pada Tahun 2022 4 3 3 3 13 3 Smart ASN
Gudang

Adapun alasan penetapan isu karena belum adanya media digital berupa video informatif dan edukatif dalam pengelolaan sedian farmasi yang mana video informatif dan edukatif tersebut dapat digunakan untuk kelengkapan akreditasi untuk kemudian disosialisasikan kepada nakes khusunya petugas Farmasi di Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof.Dr.sulianti Saroso dan menjadi materi pembelajaran juga bagi mahasiswa Farmasi yang sedang PKL atau PKPA di Rumah sakit Pusat Infeksi Prof.Dr. Sulianti Saroso Jakarta.

Sedangkan pada pelayanan kefarmasian alasan penetapan isu ini berkaitan dengan pemberian informasi obat. Pemberian informasi obat biasanya pasien terima saat berkunjung ke Rumah sakit. Apoteker akan menjelaskan informasi obat tersebut kepada pasien saat penyerahan obat. Pada kasus seperti penyakit kronis, pasien Diabetes biasanya diberikan obat untuk 2 minggu – 1 bulan dan akan berkunjung kembali 1-2 hari sebelum obatnya habis. Masalahnya, Apoteker tidak bisa memastikan apakah setelah pasien pulang, informasi yang kita berikan diawal seperti makanan atau minuman apa saja yang sebaiknya dikurangi konsumsinya agar tercapai terapi yang dinginkan, pasien benar-benar pahami atau tidak atau pasien mungkin lupa.

Di Era modern ini akses informasi menjadi lebih mudah. SDM diharapkan mampu memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada untuk mengembangkan instansinya, termasuk Apoteker. Apoteker diharapkan mampu memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut dengan membuat suatu sistem yang menyediakan video informatif dan edukatif seputar pelayanan obat di Depo Farmasi RSPI Sulianti Saroso yang dapat dengan mudah diakses oleh pasien/masyarakat kapanpun dan dimanapun. Seperti video sosialisasi cara penggunaan inhaler pada pasien Asma, Insulin pada pasien DM, cara meminum obat yang baik dan benar untuk pasien hipertensi, DM dihari-hari biasa, atau pada saat berpuasa (karena jadwal minum obat berubah).

Selain itu, isu pertama juga hanya dikerjakan oleh petugas Farmasi tanpa melibatkan profesi lainnya sehingga dapat mengefisienkan waktu pada saat aktualisasi dilaksanakan sesuai rancangan. Tidak seperti kasus 2 dan 3 yang ikut melibatkan peran berbagai profesi sehingga dikhawatirkan pada saat aktualisasi waktu yang diberikan tidak cukup.

E. ANALISIS PENYEBAB ISU

Untuk menyelesaikan permasalahan ”Belum Optimalnya Pemanfaatan Media

Digital Mengenai Pelayanan Kefarmasian di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso pada Tahun 2022” maka dilakukan analisis menggunakan metode fishbone, yaitu sebagai berikut:

19

MAN

Kurangnya pengetahuan untuk memanfaatkan media digital

sebagai pelengkap dan alat bantu dalam pelayanan Kefarmasian

METODE

Pemberian informasi obat hanya

melaui penjelasan verbal (pelayanan farmasi klinis)

Belum Optimalnya

Pemanfaatan Media

Digital Mengenai

Pelayanan

Belum ada motivasi untuk memanfaatkan media digital

Kefarmasian di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso

pada Tahun 2022

20
Gambar 3.1 Analisis menggunakan metode fishbone Motivasi

F. DAMPAK ANALISIS ISU

Dampak yang mungkin terjadi apabila isu “Belum optimalnya

pemanfaatan Media Digital Mengenai Pelayanan Kefarmasian di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso pada Tahun 2022” antara lain:

1. kurang optimalnya penerapan SPO yang sudah dibuat terkait pelayanan

kefarmasian di RSPI Sulianto Saroso, karena SPO yang dibuat biasanya diarsipkan dan akan dibaca kembali jika akan proses akreditasi

2. Tidak optimalnya pemberian informasi obat terkait penggunaan obat-obat

tertentu yang menggunakan alat seperti inhaler pada pasien Asma, insulin

Pen pada pasien Diabetes Melitus jika hanya dijelaskan secara verbal saja.

3. Petugas ASN di Depo Farmasi RSPI Sulianti Saroso dianggap belum mampu

menerapkan seacara keseluruhan salah satu nilai smart ASN, yaitu mampu menguasai IT.

4. Tidak adanya materi pembelajaran yang dapat dipresentasikan kepada

mahasiswa farmasi yang sedang PKL atau PKPA di RSPI Suliantis Saroso

Jakarta

G. GAGASAN KREATIF PEMECAHAN ISU

Setelah dilakukan metode analisis dengan menggunakan tehnik

fishbone serta merujuk pada akar penyebabnya maka dapat dilakukan

pemecahan masalahnya, yaitu melalui gagasan kreatif “Pembuatan Media

Digital Video Informatif Dan Edukatif Tentang Pelayanan Kefarmasian

Di Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2022”, dengan rencana kegiatan yang sesuai dengan tugas jabatan Apoteker ahli

pertama dalam manajemen pengelolaan sediaan farmasi, alkes dan BMHP serta

Pelayanan Farmasi Klinis, yaitu sebagai berikut:

21

Tabel 3.3 Gagasan Penyelesaian Isu

Tugas Jabatan

No. Rencana Kegiatan

1. Koordinasi rencana kegiatan kepada Penanggung Jawab Depo Farmasi RSPI Sulianti Saroso

2. Merancang Video Informatif dan edukatif Pelayanan Kefarmasian di RSPI Sulianti Saroso

3. PIO menggunakan video Informatif cara penggunaan obat-obat tertentu

Apoteker Ahli Pertama Sumber Capaian

Pemberian informasi obat; pengelolaan sediaan Farmasi SKP

Pemberian informasi obat; pengelolaan sediaan Farmasi Inovasi

Pemberian informasi obat; pengelolaan sediaan Farmasi Inovasi

Optimalisasi

Pelayanan Kefarmasian

Melalui Video

Informatif dan Edukatif di Rumah

Sakit Pusat

Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso

Jakarta

4.

Sosialisasi menggunakan video Informatif dan Edukatif pegelolaan penyimpanan obat-obat tertentu di RSPI Sulianti Saroso

5 Evauasi Kegiatan

Pemberian informasi obat; pengelolaan sediaan Farmasi Inovasi

Pemberian informasi obat; pengelolaan sediaan Farmasi SKP

22

H. MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI

Nama : apt.Istiqamah,S.Farm

Jabatan : Apoteker Ahli Pertama

Unit kerja : RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso Jakarta

Isu yang diangkat : Belum optimalnya Pemanfaatan Media Digital Mengenai Pelayanan Kefarmasian di RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso Jakarta pada Maret 2022

Gagasan Isu : Pembuatan Media Digital Video Informatif Dan Edukatif Tentang Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit

Pusat Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2022.

No . Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil

Daftar kegiatan yang akan dilaksanakan

Keterkaitan substansi mata

pelatihan

Menyiapkan daftar diskusi dengan

Koordinasi rencana

kegiatan kepada

1.

Penanggung Jawab (PJ)

Depo Farmasi RSPI

Sulianti Saroso

beserta jadwalnya

cermat dan teliti

(Akuntabel) dan mempersiapkan

dengan usaha

terbaik (Kompeten)

Kontribusi terhadap visi misi Penguatan nilai organisasi

Kegiatan ini akan mendukung visi

misi dari instansi, yaitu menjadikan

RSPI Sulianti

Saroso seagai

Rumah Sakit

pusat infeksi

Kegiatan ini mndukung nilai professinalisme dan integrity

23
Tabel 3.4 Matriks Rancangan Aktualisasi 1.1 Menyiapkan bahan diskusi rencana kegiatan

1.2 Merumuskan masalah

dan solusi terkait PIO

dan cara penggunaan

obat, serta masalah dan solusi terkait pengelolaan

obat dan penyimpanan obat-obat tertentu.

Daftar solusi terkait

cara penggunaan

Obat tertentu, dan pengelolaan obat

penyimpanan

obat-obat tertentu

Menyampaikan

rumusan masalah

dan rencana

kegiatan secara

ramah dan cekatan

(Beroreintasi

Pelayanan), serta

terbuka menerima

kritik dan saran

(kolaboratif)

menghargai

perbedaan

pendapat

(Harmonis)

terdepan se-Asia

dan mendukung

misi ke-1, yaitu

Mengelola

penyakit infeksi

secara

professional dan

paripurna

1.3 Mengajukan

persetujuan kepada

penanggung jawab Depo

Farmasi RSPI Sulianti

Saroso

Persetujuan

pelaksanaan kegiatan

Akan menerima

saran dan pendapat

(Kolaboratif) dan

menghargai

pendapat/ masukan

(Harmonis)

beradaptasi dengan

perubahan

(adaptif) dan

menjaga rahasia

instansi dan jabatan

(loyal)

24

2. Merancang Video

Informatif dan edukatif

Pelayanan Kefarmasian di RSPI Sulianti Saroso

2.1 Mengumpulkan bahan dan literature Daftar refrensi untuk pembuatan media

Mencari data secara

proaktif (Adaptif)

dengan cermat dan teliti (Akuntabel)

2.2 membuat konsep video informatif dan edukatif

Konten Video

Informatif dan edukatif

2.3 Membuat video cara penggunaan obat tertentu Media video (penggunaan inhaler pada pasien Asma; Penggunaan Insulin pada pasien DM tipe1)

Akan mengerjakan

dengan sunggusungguh (Kompeten) dan menyesuaikan

dengan kebutuhan

masyarakat (Berorientasi

Pelayanan)

Rela mengorbakan waktu dan materi

untuk membuat

video informatif (Loyal)

mengguanakan

kata-kata yang

mudah dipahami

oleh masayarakat (Adaptif)

Kegiatan ini akan

mendukung visi

misi dari instansi, yaitu menjadikan

RSPI Sulianti

Saroso seagai

Rumah Sakit

pusat infeksi

terdepan se-Asia

dan mendukung

misi ke-1, yaitu

Mengelola

penyakit infeksi

secara

professional dan

paripurna

2.4 Membuat video pengelolaan penyimpanan obat tertentu

Media video (penyimpanan dan Pelaporan obat Narkotik dan Psikotropik; pengelolaan obat high alert)

Memberi

kesempatan rekan

sejawat atau

mentor untuk

berkontribusi

(Harmonis) dan

dapat menerima

masukan serta mau

Kegiatan ini

mndukung nilai professinalisme dan integrity

25

3. PIO menggunakan video

Informatif cara

penggunaan obat-obat tertentu

2.5 Mengajukan persetujuan kepada penanggung jawab Depo

Farmasi RSPI Sulianti

Saroso terkait video yang sudah dibuat

Persetejuan terhadap Video yang sudah

dibuat

diajak bekerjasama (Kolaborasi)

Akan menerima

saran dan pendapat

(Kolaboratif) dan

menghargai pendapat/ masukan (Harmonis)

beradaptasi dengan

perubahan (adaptif) dan

menjaga rahasia instansi dan jabatan (loyal)

3.1 Memilih pasien yang tepat untuk diberikan PIO menggunakan video

Informatif

Pasien yang

menggunakan obatobat tertentu

3.2 Memberikan PIO dengan Video Informatif Pasien/keluarga pasien memahami

cara penggunaan obat tertentu

Jujur

menyampaikan informasi

(Akuntabel) sesuai

kebutuhan pasien

(Beroreintasi

pelayanan)

Menjelaskan

dengan kata-kata

yang mudah dipahami (adaptif), dengan

senang hati

menjawab

pertanyaan pasien

(Harmonis)

Kegiatan ini akan mendukung visi

misi dari instansi, yaitu menjadikan

RSPI Sulianti

Saroso seagai

Rumah Sakitpusat

infeksi terdepan

se-Asia dan mendukung misi

ke-1, yaitu

Mengelola

penyakit infeksi

secara

professional dan paripurna

Kegiatan ini mndukung nilai

professinalis-me dan integrity

26

4. Sosialisasi menggunakan video Informatif dan

Edukatif pegelolaan

penyimpanan obat-obat

tertentu di RSPI Sulianti

Saroso

4.1 Sosialisasi penyimpanan obat narkotik dan psikotropik dengan video informative dan edukatif

Petugas farmasi memahamai informasi

penyimpanan dan pelaporan obat narkotik dan psikotropik

Dalam

menyampaikan PIO

Dapat menerima

masukan (Kolaboratif)

menjaga nama baik

instansi dan jabatan (Loyal)

Memberikan usaha

terbaik dalam

memberiakn

informasi melaului

video informative (kompeten)

Jujur

menyampaikan informasi

(Akuntabel)

Dalam menyampaikan

sisaolisasi Dapat

menerima masukan (Kolaboratif)

menjaga nama baik

instansi dan jabatan (Loyal)

Memberikan usaha

terbaik dalam

memberiakn

informasi

(kompeten)

Kegiatan ini akan

mendukung visi

misi dari instansi, yaitu menjadikan

RSPI Sulianti

Saroso seagai

Rumah Sakitpusat

infeksi terdepan

se-Asia dan

mendukung misi

ke-1, yaitu

Mengelola

penyakit infeksi

secara

professional dan

Kegiatan ini mndukung nilai professinalis-me dan integrity

27

5. Evaluasi kegiatan

4.2 Sosialisasi pengelolaan obat high alert di RSPI Sulianti saroso

Petugas farmasi memahamai informasi

penyimpanan obat High Alert

Menjelaskan

dengan kata-kata

yang mudah

dipahami (adaptif),

paripurna

5.1 Meminta persetujuan atasan untuk melakukan evaluasi kegiatan

Persetujuan melakukan evaluasi

kegiatan

Bersikap sopan dan ramah saat

menyampaikan

usulan persetujuan (Harmonis)

Kegiatan ini akan

mendukung visi

5.2 Membuat rancangan form quesioner untuk melaksanakan evaluasi

Rancangan quisioner untuk evaluasi Bekerja dengan

sungguh-sungguh

(kompeten) dalam

menyusun rancangan quisioner secara cermat dan teliti (Akutabel)

misi dari instansi, yaitu menjadikan

RSPI Sulianti

Saroso seagai

Rumah Sakitpusat

infeksi terdepan

Kegiatan ini mndukung nilai

5.3 Membagikan form quesioner evaluasi

Terdistribusinya quisioner evaluasi

Mau mengajak rekan sejawat

untuk ikut

berkontribusi dalam

kegiatan

(kolaboratif)

se-Asia dan mendukung misi

ke-1, yaitu

Mengelola

penyakit infeksi secara

professinalisme dan integrity

5.4 Mengolah data hasil evaluasi dan membuat laporan

Laporan hasil evaluasi

Berkomitmen untukmenyelesaika

n laporan hasil

evaluasi meskipun harus lembur (Loyal)

professional dan paripurna

28

5.5

Rencana tindak

lanjut

Melakukan perbaikan dari

masukan dan saran

yang ada agar

terwujudnya

pelayanan

kefarmasian yang optimal

(beroreintasi

Pelayanan)

29
Menindaklanjuti hasil evaluasi

I. JADWAL RENCANA KEGIATAN

Tabel 3.5 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi

1. Koordinasi rencana kegiatan kepada Penanggung Jawab Depo Farmasi RSPI Sulianti Saroso

2. Merancang Video Informatif dan edukatif Pelayanan Kefarmasian di RSPI Sulianti Saroso

3. PIO menggunakan video Informatif cara penggunaan obat-obat tertentu

4. Sosialisasi menggunakan video Informatif dan Edukatif pegelolaan penyimpanan obat-obat tertentu di RSPI Sulianti Saroso

5. Evauasi Kegiatan

30
No. Kegiatan 30 Juni 2022 Juli 2022 (Minggu ke-) 1-5 agustus 2022 I II III IV

DAFTAR PUSTAKA

Andi,A,M.,(2021).Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Beriorentasi Pelayanan.Jakarta:LAN

Elly,F., & Erna,I.,(2021).Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Manajemen ASN.Jakarta:LAN

Direktur Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. (2021). PeraturanLembagaAdministrasiNegaraRepublik IndonesiaNomor1Tahun2021TentangPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta.

Kementeri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (2017). PeraturanMenteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2017

Tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Kementeri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof.Dr. Sulianti Saroso Jakarta (2022, 13 Juni). sumber : https://rspisuliantisaroso.co.id/id/

Rizky,A.,(2021).ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipilSmartASN.Jakarta:LAN

Seminar Rancangan Aktualisasi

Pembuatan Media Digital Video Informatif dan Edukatif Tentang

Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof. Dr.

Sulianti Saroso Tahun 2022

Oleh:

apt.Istiqamah,S.Farm.

Peserta Latsar CPNS Kemenkes Tahun 2022

Golongan III Angkatan III

Isu TERIDENTIFIKASI

1 2 3

Penetapan Core Isu

Diberiskor:1-5

Tehnik AKPL

Deskripsi Core Isu

Pelayanan kefarmasain di Rumah Sakit terdiri dari manajemen pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan Farmasi Klinis. Pemanfaatan media digital yang informatif dan edukatif belum diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan Kefarmasian baik dari segi manajemen pengelolaan sediaan farmasi maupun pelayanan Farmasi klinis.

pada pengelolaan sediaan farmasi, alasan penetapan isu karena belum adanya media digital berupa video informatif dan edukatif dalam pengelolaan sedian farmasi yang mana video informatif dan edukatif tersebut dapat digunakan untuk

kelengkapan akreditasi untuk kemudian disosialisasikan kepada nakes khusunya petugas Farmasi di Rumah Sakit Pusat

Infeksi Prof.Dr.sulianti Saroso dan menjadi materi pembelajaran juga bagi mahasiswa Farmasi yang sedang PKL atau PKPA di Rumah sakit Pusat Infeksi Prof.Dr. Sulianti Saroso Jakarta.

pada pelayanan kefarmasian alasan penetapan isu ini berkaitan dengan pemberian informasi obat, dengan memanfaatkan media digital video informatif mengenai cara penggunaan obat-obat tertentu

Analisis Isu

Metode Fish Bone

DampakAnalisisIsu

1. kurang optimalnya penerapan SPO yang sudah dibuat terkait pelayanan kefarmasian di RSPI

Sulianto Saroso, karena SPO yang dibuat biasanya diarsipkan dan akan dibaca kembali jika akan proses akreditasi

2. Tidak optimalnya pemberian informasi obat terkait penggunaan obat-obat tertentu yang menggunakan alat seperti inhaler pada pasien Asma, insulin Pen pada pasien Diabetes Melitus jika hanya dijelaskan secara verbal saja.

3. Petugas ASN di Depo Farmasi RSPI Sulianti Saroso dianggap belum mampu menerapkan seacara keseluruhan salah satu nilai smart ASN, yaitu mampu menguasai IT.

4. Tidak adanya materi pembelajaran yang dapat dipresentasikan kepada mahasiswa farmasi yang sedang

PKL atau PKPA di RSPI Suliantis Saroso Jakarta

Gagasan Pemecahan Isu

Pembuatan Media Digital Video Informatif Dan Edukatif

Tentang Pelayanan Kefarmasian

Di Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso

Tahun 2022” ,

Kegiatan Pemecahan Isu

kegiatan 1

kegiatan 2

kegiatan 3

kegiatan 4

kegiatan 5

JADWAL RENCANA KEGIATAN

Wajtu pelaksanaan: 30 Juni-05 Juli

Tempat:

instalasi Farmasi RSPI

Sulianti Saroso Jakarta

Terimakasih rmanfa

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.