BABII PROFILINSTANSI
2.1 GambaranOrganisasi
2.1.1 Sejarah Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III berdiri pada tanggal 16 April 2001
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI nomor
298/MENKES-KESOS/SK/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik
Kesehatan. Saat ini Keputusan Menteri Kesehatan tersebut sudah diperbarui dengan
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1988/Menkes/ PER/IX/2011 tanggal 27
September 2011 tentang Perubahan atas peraturan Menteri Kesehatan No.
890/Menkes/PER/VIII/2007 tentang Organisasi dan Tatakerja Politeknik Kesehatan. Poltekkes Kemenkes Jakarta III merupakan salah satu institusi pendidikan tinggi tenaga kesehatan yang terdiri dari jurusan Analis Kesehatan, Kebidanan, Keperawatan, dan Fisioterapiyangbertujuanuntukmenghasilkantenagaanaliskesehatan,bidan,perawat, fisioterapi profesional pemula sebagai tenaga kesehatan
2.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Poltekkes Kemenkes Jakarta III
1. Visi Poltekkes Kemenkes Jakarta III adalah "Menjadi institusi Pendidikan Tinggi yang Unggul Berbasiskan IPTEK Kesehatan di Tingkat Asia Tenggara pada Tahun 2028"
2. Misi Poltekkes Kemenkes Jakarta III adalah sebagai berikut: (1) Menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis IPTEK, berbudaya dan berkarakter untuk menghasilkan tenaga kesehatan berkualitas; (2) Mengembangkan IPTEK terkini melalui penelitian dan pengabdian masyarakat yang berkesinambungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat; (3) Membangun jejaring kerja dengan pemangku kepentingan pada tingkat Nasional dan International dalam pengembangan IPTEK kesehatan untuk menghadapi tantangan global; (4) Menguatkan tata kelola bidang akademik dan umum yang akuntabel, profesional dan transparan.
3. Tujuan Poltekkes Kemenkes Jakarta III berdasarkan Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2019 – 2023 adalah (1) Menjadikan Poltekkes Kemenkes
Jakarta III sebagai institusi pendidikan tinggi kesehatan yang dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, terdidik dengan penguasaan IPTEK Kesehatan, berbudaya dan berkarakter; (2) Meningkatkan peran Poltekkes
Jakarta III dalam penelitian yang berkesinambungan untuk mengembangkan
5
IPTEK baru di bidang kesehatan; (3) Meningkatkan peran civitas akademika Poltekkes Jakarta III dalam memberdayakan potensi masyarakat dan membantu masyarakat agar mandiri untuk menolong dirinya sendiri dalam hidup sehat; (4) Meningkatkan kegiatan kerjasama dengan pemangku kepentingan dalam upaya peningkatan dan pengembangan proses pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
2.1.3 Struktur Organisasi Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Struktur organisasi Poltekkes Kemenkes Jakarta III badalah sebagai berikut:
Gambar2.1StrukturOrganisasiPoltekkesKemenkesJakartaIII
1 Direktur: Yupi Supartini, S.Kp, M.Sc
2. WakilDirektur:
Wakil Direktur I : Sri Mulyati, S.Pd, M.Kes
Wakil Direktur II : Dr. Ni Made Riasmini, S.Kp, M.Kes, Sp.Kom
Wakil Direktur III : Bagya Mujianto, S.Pd, M.Kes
3. PenyelenggaraAdministrasi:
Kepala Bagian Administrasi Akademik: Yandri Irawan, S.Kom, M.Pd
KepalaSub.Bag.Administrasi Akademik:Dwi KartikaRahayuningtyas,S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.M.B
Kepala Satuan Pemeriksa Internal: Endang Susmiati, SKM., MKM
6
Kepala Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat: DR. Yudhia Fratidhina, SKM, M.Kes
Kepala Pusat Penjaminan Mutu: Sri Sukamti, S.Kp, MKM
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan: Ns. Paula Krisanty, S.Kep, MA
Kepala Unit IT: Sulistyo Asmoro Bangun, S.Kom, MKM
Kepala Unit Bahasa: Willa Follona, SST., M.Keb
Kepala Unit Perpustakaan: Haryanto, SIPI
Kepala Unit Laboratotium: Dewi Inderiati, S.Si, S.Pd, M.Biomed
2.2 Nilai – NilaiOrganisasi
2.2.1 Nilai Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Budaya kerja atau nilai yang dimiliki Poltekkes Kemenkes Jakarta III dan telah dilaksanakanolehseluruhpegawai,mulaidaristafhinggaketingkatpimpinan.Nilaiyang dimiliki adalah BERADAB dengan akronim, penjelasaN, dan bentuk implementasinya adalah sebagai berikut:
1. Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Naha Esa, Seluruh civitas akademika Poltekkes Kemenkes Jakarta III dalam
penyelenggaraan proses pendidikan percaya dan meyakini adanya Tuhan Yang
Maha Esa, ditunjukkkan dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya
2. Etika
Seluruh civitas akademika Poltekkes Kemenkes Jakarta III dalam
penyelenggaraan proses pendidikan harus memiliki norma, nilai, kaidah, dan ukuran untuk mengatur cara bergaul / berhubungan dengan saling menghormati, menunjukkan sikap sopan santun, dan tata krama
3. Rasional Seluruh civitas akademika Poltekkes Kemenkes Jakarta III dalam
penyelenggaraan proses pendidikan mampu menyelesaikan masalahnya dengan menggunakan kemampuan berpikir/akal daripada menggunakan batin dan perasaaannya serta memiliki sikap dalam menjalankan tugasnya berdasarkan pikiran dan pertimbangan yang logis dan cocok dengan akal manusia.
4. Amanah
Seluruh civitas akademika Poltekkes Kemenkes Jakarta III dalam
penyelenggaraan proses pendidikan memiliki sifat yang mampu memelihara
stabilitas rohaninya,tidak berkeluh kesah biladitimpakesusahan,tidak melampaui
7
batasketikamendapatkesenangandalammelaksanakantugaskeagamanmaupun kemanusiaan.
5. Dedikasi
Seluruh civitas akademika Poltekkes Kemenkes Jakarta III dalam penyelenggaraan proses pendidikan dengan mengorbankan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu usaha mencapai tujuan yang mulia
6. Akuntabilitas dan Transparan
Seluruh civitas akademika Poltekkes Kemenkes Jakarta III dalam penyelenggaraan proses pendidikan dengan mempertanggungjawabkan secara ilmiah, terbuka dan senantiasa mengacu pada perkembangan keilmuan yang mutakhir dan dinamis, berorientasi pada rasa saling percaya untuk terselenggaranya suasana akademik yang kondusif dan menjamin terwujudnya sinergisme.
7. Berkarakter
Seluruh civitas akademika Poltekkes Kemenkes Jakarta III dalam penyelenggaraan proses pendidikan memiliki watak, sifat, akhlak, tabiat, dan budi pekerti yang membedakannya antara seorang individu dengan individu yang lain.
2.2.2 Nilai Dasar ASN
Seorang ASN harus memiliki nilai-nilai dasar ASN agar dapat bekerja lebih professional, bermoral, bersih, beretika dan mempunyai wawasan global serta memiliki kompetensi yang tinggi. Prinsip dan implementasi nilai dasar ASN berAKHLAK adalah:
1. Berorientasi Pelayanan
Setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Secara opersional berorientasi pelayanan dapat dijabarkan dengan beberapa kriteria yaitu memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; ramah, cekatan,solutif dan dapat diandalkan;melakukanperbaikan tiadahenti (Mirdin,A. A., 2021).
2. Akuntabilitas
Setiap ASN harus memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya yang didalamnya terdapat kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi. Implementasi sikap yang menunjukkan akuntabel adalah melaksakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintergritas tinggi; menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien; dan tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan (Handoko, 2021).
8
3. Kompeten
Seorang ASN diharapkan untuk terus belajar dan mengembangkan kapabilitas yang sesuai dengan kompetensi teknis, manajerial, dan social kultural. Implementasi sikap kompeten yang dapat diterapkan adalah meningkatkan kompetensidiriuntukmenjawabtantanganyangselaluberubah;membantuorang lain belajar; dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik (Jalis, 2021).
4. Harmonis
Seorang ASN harus bisa saling berkerjasama antara dengan berbagai pihak sehingga dapatmenghasilkan suatu kesatuan yangluhur.Perilaku harmonis dapat dicontohkan dengan sikap seperti menghargai setiap orang apapun latar belakangnya; suka menolong orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif (Sembodo, 2021).
5. Loyal Seorang ASN harus memegang teguh setia kepada bangsa dan negara melalui sifat dan sikap mengikuti arahan pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini disebabkan karena seorang ASN merupakan bagian atau komponen dari pemerintahan itu sendiri. Perilaku loyal dapat dicontohkan melalui sikap memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 45, setia pada NKRI serta pemerintah yang sah; menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan Negara; menjaga rahasia jabatan dan negara (Rahmanendra, 2021).
6. Adaptif
Seorang ASN memiliki karakteristik untuk dapat bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Budaya adaptif dalam pemerintahan dengan memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan dengan lingkungannya, danperbaikan proses internal yang berkesinambungan. Perilaku adaptif dapat dicontohkan melalui sikap cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan; terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas; dan bertindak proaktif (Suwarno, 2021).
7. Kolaboratif
Seorang ASN saling menghargai pihak-pihak dengan keahlian yang berbeda dengan melihat berbagai sudut pandang aspek serta dan menemukan solusi baru untuk masalah yang akan lebih sulit untuk. Perilaku kolaboratif dapat dicontohkan melalui sikap memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkonstribusi;
9
terbukadalambekerjasamauntukmenghasilkannilaitambah;danmenggerakkan pemanfaatan sumberdaya untuk tujuan bersama dipecahkan (Gray, 1989) dalam LAN (Sejati,2021).
2.3 TugasOrganisasi
Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Jakarta III merupakan salah satu pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang bertanggung jawab secara administrasi kepada Direktorat Jenderal Tenaga Kesahatan. Namun secara teknis akademik, poltekkes dibina Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Poltekkes Kemenkes
Jakarta III dalam melaksanakan tugasnya mengacu Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 38 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan Lingkungan Badan
PPSDMKEMENKES.TugasdanfungsiPoltekkestercantumdalambabIIIpasal4dan 5,berikut ini adalah bunyi pasal tersebut:
Tugas Poltekkes:
1. Poltekkes mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan Pendidikan Vokasi bidang kesehatan.
2. Poltekkes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menyelenggarakan
Pendidikan Profesi setelah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Fungsi Poltekkes:
1. Penyusunan rencana, program, dan anggaran
2. Pelaksanaan dan pengembangan Pendidikan Vokasi bidang kesehatan
3. Pelaksanaan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat
5. Pelaksanaan pembinaan sivitas akademika
6. Pelaksanaan penjaminan mutu penyelenggaraan Pendidikan Vokasi bidang kesehatan
7. Pelaksanaan kerja sama di bidang Pendidikan Vokasi bidang kesehatan
8. Pengelolaan sistem, data, dan informasi
9. Pelaksanaan urusan hubungan masyarakat;
10. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang Pendidikan Vokasi bidang kesehatan
11. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Poltekkes.
10
2.4 Uraian/RincianTugasJabatanPeserta
Dosen merupakan seorang pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Peraturan Presiden tahun 2009). Tugas jabatan peserta yang merupakan seorang dosen antara lain:
1. Membimbing seminar mahasiswa, kuliah kerja nyata (KKN), praktik kerja nyata (PKN), praktik kerja lapangan (PKL) dan tugas akhir penelitian mahasiswa termasuk membimbing pembuatan laporan hasil penelitian tugas akhir
2. Melaksanakan perkuliahan/tutorial dan membimbing, menguji serta menyelenggarakan pendidikan di laboratorium
3. Membimbing dan ikut membimbing dalam menghasilkan disertasi, tesis, skripsi dan laporan akhir studi sebagai pembimbing pendamping/pembantu skripsi
4. Menjadi anggota dalam suatu Panitia/Badan pada perguruan tinggi sebagai anggota
5. Bertugas sebagai penguji pada ujian akhir sebagai anggota penguji
6. Melakukan kegiatan pengembangan diri untuk meningkatkan kompetensi lamanya 10-30 jam
7. Menghasilkan karya ilmiah hasil penelitian atau pemikiran yang dipublikasikan dalam bentuk jurnal ilmiah nasional
8. Melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (pengabmas)
11
3.1 IdentifikasidanDeskripsiIsu
3.1.1 Identifikasi Isu
Identifikasi isu dilakukan berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yaitu
Tridharma Perguruan Tinggi (pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat)
dengan metodeenvironmentalscanningdi JurusanTeknologi Laboratorium Medis (TLM)
Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Berikut 3 isu yang dapat saya temukan adalah:
1. Jumlah beban sks mengajar dosen TLM Poltekkes Jakarta III pada semester genap tahun ajaran 2021 – 2022 melebihi batas yang harus dilaporkan pada pelaporan
Beban Kinerja Dosen (BKD)
2. Belum adanya diferensiasi modul praktikum kimia klinik prodi DIII dan DIV TLM
Poltekkes Kemenkes Jakarta III Tahun Ajaran 2021-2022
3. Belum optimalnya penggunaan Virtual Learning Center (ViLC) oleh seluruh dosen
TLM Poltekkes Jakarta III pada Semester Genap Tahun Ajaran 2021- 2022
3.1.2 Deskripsi Isu
Setelah dilakukan environmentalscanning, berikut ini deskripsi isu berdasarkan data dan fakta yang ditemukan antara lain
1. Jumlah beban sks mengajar dosen TLM Poltekkes Jakarta III pada semester genap tahun ajaran 2021 – 2022 melebihi batas yang harus
dilaporkanpadapelaporanBebanKinerjaDosen(BKD)
Seorangdosen memiliki kewajibanmembuat pelaporan Beban KinerjaDosen (BKD). BKD merupakan rincian sejumlah tugas yang wajib dilaksanakan oleh seorang dosen untuk memenuhi tugas pokok dan fungsinya sebagai dosen yang memenuhi tridharma
perguruan tinggi, yang terdiri dari pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembanganilmu,sertapengabdianpadamasyarakat. Semuakegiatandosendiakhir semester harus mengisi pelaporan Beban Kinerja Dosen, yang mana menurut
Permeristekdikti No. 51 Tahun 2018, rentang sks pengajaran yang dilaporkan adalah antara 12 sks – 16 sks persemester (atau 37,5 jam – 56,25 jam atau 13,2 sks – 20 sks.
SKS pengajaran yang didadapatkan oleh dosen Teknologi Laboratorium Medis
Poltekkes Kemenkes Jakarta III pada semester genap tahun 2021 - 2022 didapatkan
rata-rata tiap dosen sebanyak 28,17 SKS. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Direktur
PoliteknikKesehatanKementerianKesehatanJakartaIIINomor:PP.06.01/I/00943/2022
12
BABIII ANALISISISUDALAMPELAKSANAANTUGASDANFUNGSI
untuk program sarjana terapan TLM, rata – rata sks yang diajar oleh tiap dosen di semester genap tahun 2022 sebanyak 15,19. Sedangkan Keputusan Direktur Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III Nomor: PP.06.01/I/00357/2022 untuk program studi Diploma III TLM, rata – rata SKS yang diajar oleh tiap dosen di semester genap tahun 2022 adalah 12,98. Beban SKS dosen TLM dalam bidang pengajaran yang berlebih dalam bidang pengajaran ternyata tidak berdampak pada pelayanan akademik kepada mahasiswa, hal ini terbukti dari hasil penilaian evaluasi dosen dari mahasiswa mendapatkanrata-ratanilai4,45dari5.TugasTridharmaDosenselainmengajaradalah penelitian dan pengabdian masyarakat. Mengukur keaktifan di bidang penelitian dan pengabmas dapat dilihat dari publikasi jurnal yang ditulis oleh dosen. Dalam hasil pencarian data, didapatkan rata-rata publikasi dosen TLM dalam 1 tahun (tahun 2021 –2022) adalah sebanyak 3 artikel, hal ini sudah sesuai dengan pelaporan BKD yaitu minimal 2. Berdasarkan keseluruhan dosen TLM, didapatkan 16% dosen dengan SKS berlebih yangmembuatbelum optimalnyapemberian pelayanan kepada mahasiswadan publikasi jurnal.
2. Belum adanya diferensiasi modul praktikum kimia klinik prodi DIII dan
DIVTLMPoltekkesKemenkesJakartaIIITahunAjaran2021-2022
ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medis) merupakan tenaga kesehatan yang bertugas sebagai penunjang diagnostik dokter. Kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa sebelum lulus antara lain kimia klinik, hematologi, bakteriologi, parasitologi, toksikologi, virologi, dan sitohostoteknologi. Berdasarkan dari hasil tracerstudy tahun 2021(Gambar3.1)dibagiantingkatpengetahuanyangdiperlukandiduniakerja,semua alumni berpendapat bahwa keilmuan dasar pada ketujuh kompetensi tersebut penting untuk menunjang pekerjaanya.
13
Gambar3.1TingkatPengetahuanyangDiperlukandiDuniaKerja
Seorang dosen diwajibkan membuat sebuah modul praktikum untuk menunjang
perkuliahan yang diajar, hal ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab dan pelayanan yang harus diberikan ke maahasiswa. Modul praktikum mata kuliah Kimia Klinik yang saat ini digunakan di Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes
KemenkesJakartaIII,belumadaperbedaanantarajenjangDiplomaIIITLMdanSarjana Terapan TLM. Menurut PERMENRISTEKDIKTI No, 44 Tahun 2015l tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI) terdapat level Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) untuk pendidikan program studi Teknologi Laboratorium Medis mulai jenjang SMK, Diploma III, Sarjana Terapan, dan Magster Terapan. Poltekkes Kemenkes
JakartaIIImerupakanperguruantinggivokasionalyangmemilikiprogramStudiDiploma III dan Sarjana Terapan untuk Jurusan Teknologi Laboratorium Medis. Pada program studi Diploma III berdasarkan level KKNI berada pada level 5 yang berperan sebagai teknisi – pelaksana basik dengan profil lulusannya sebagai teknisi, pelaksana, dan verifikator. Sedangkan untuk program studi Sarjana Terapan memiliki level KKNI berada pada level 6 yang berperann sebagai teknisi ahli – supervisor dengan profil lulusannya sebagai supervisor, instruktur, dan validator. Sehubungan dengan hal demikian, maka seharusnya modul praktikum kimia klinik dibedakan antara program studi DIII dan Sarjana Terapan.
Penggunaan modul praktikum mata kuliah Kimia Klinik yang sama untuk semua program studi TLM, akan berdampak mahasiswa sarjana terapan memiliki pemahaman materi yang kurang mendalam terutama di bagian qualitycontroldan validasi hasil. Kemudian dapat membuat mahasiswa Sarjana Terapan TLM kurang memiliki nilai yang lebih di dunia kerja karena kompetensinya yang didapatkan masih sama dengan mahasiswa Diploma III
3. BelumoptimalnyapenggunaanVirtualLearningCenter(ViLC)oleh seluruhdosenTLMPoltekkesJakartaIIIpadaSemesterGenapTahun
Ajaran2021-2022
Proses pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Jakarta III Jurusan TLM di tengah pandemi sampai saati ini dilakukan secara daring. Pembelajaran daring memerlukan effort yang lebih untuk mempersiapkan berbagai macam metode pengajaran yang menarik supaya mahasiswa lebih antusias dalam belajar. Salah satu program yang yang
dimiliki oleh Poltekkes Kemenkes Jakarta III dalam mendukung pembelajaran daring adalah dengan adanya Virtual Learning Centered (ViLC). Melalui ViLC, seorang dosen dapat melakukan pengajaran secara sincronus – asincronus. Fitur – fitur yang dimiliki antara lain uploud materi yang dapat didownload maupun disimak secara online, forum
14
yang digunakan sebagai tempat untuk diskusi pada tiap pertemuan, unggah tugas mahasiswayanglangsungdapatdinilaidandiberikankomentar,danevaluasiyangdapat digunakan untuk UTS/UAS/UAP.Pembelajaran menggunakan ViLC membutuhkan waktu yang lebih dalam persiapannya pada setiap pertemuan. Hal tersebut menyebabkan presentase dosen jurusan TLM yang menggunakan ViLC dalam proses pengajaran di semester genap tahun ajaran 2021-2022 adalah 41%.
3.1.3 Keterkaitan Penyebab Isu dengan kedudukan dan Peran ASN untuk Mendukung
Terwujudnya SmartGovernance
Tabel3.1KeterkaitanIsudenganPeranASN
No Isu KeterkaitandenganPeranASN
1. Jumlah beban sks mengajar dosen TLM
Poltekkes Jakarta III pada semester genap
tahun ajaran 2021 – 2022 melebihi batas
yang harus dilaporkan pada pelaporan
Beban Kinerja Dosen (BKD)
2. Belum adanya diferensiasi modul praktikum
kimia klinik prodi DIII dan DIV TLM
Poltekkes Kemenkes Jakarta III Tahun
Ajaran 2021 – 2022
Pesertalatsar merupakan dosen yang mempunyai tugas melaksakan
tridharma perguruan tinggi yaitu
Pendidikan, penelitian dan pengabdian masyrakat. Pengajaran
dan membuat pelaporan BKD
merupakan kewajiban yang harus
dilakukan dosen dalam satu semester
dan juga sebagai implementasi
MANAJEMEN ASN terkait pengembangan kompetensi dan jenjang karir dosen
Pesertalatsar merupakan dosen yang mempunyai tugas melaksakan
tridharma perguruan tinggi yaitu
Pendidikan, penelitian dan pengabdian masyrakat. Pembuatan
modul praktikum klinik untuk prodi
DIII dan DIV TLM merupakan bagian
dari bidang pendidikan dapat
dijadikan perwujudan SMART
Governece yaitu ASN menerapkan
SMART ASN terkait handal dalam
IPTEK dan juga menerapkan
15
3. Belum optimalnya penggunaan Virtual Learning Center (ViLC) oleh seluruh dosen
TLM Poltekkes Kemenkes Jakarta III pada Semester GenapTahun Ajaran 2021 – 2022
MANAJEMEN ASN terkait pengembangan kompetensi
Pesertalatsar merupakan dosen yang mempunyai tugas melaksanakan
tridarma salah satunya Pendidikan di Jurusan Teknologi Laboratorium Medis. Penggunaan Virtual Learning Center (ViLC) dalam pembelajaran merupakan perwujudan SMART Governence yaitu ASN menerapkan
SMART ASN terkait handal dalam penggunaan aplikasi digital
3.2 AnalisisIsu
Berdasarkan hasil identifikasi isu di Instansi Poltekkes Kemenkes Jakarta III, diperoleh 3 buah isu di bawah ini. Seluruh isu tersebut kemudian dilakukan penapisan menggunakan analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan) untuk menentukan isu yang paling prioritas. Hasil skoring penapisan tersebut ditunjukkan oleh tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel3.2HasilAnalisisAPKL
1.Jumlah beban sks mengajar dosen TLM Poltekkes Jakarta III pada semester
ajaran 2021 – 2022 melebihi batas yang harus dilaporkan pada
Beban Kinerja Dosen (BKD)
2.Belum adanya diferensiasi modul
kimia klinik prodi DIII
DIV TLM Poltekkes Kemenkes
3.Belum optimalnya penggunaan Virtual LearningCenter(ViLC)olehseluruhdosen
JakartaIII pada
16
ISU A P K L JUMLAH PRIORITAS
pelaporan
5 3 5 5 18 3
genaptahun
dan
JakartaIIITahunAjaran2021-2022 5 5 5 5 20 1
praktikum
TLMPoltekkes
Semester
2022 5 5 5 4 19 2
Kemenkes
Genap Tahun Ajaran 2021 –
SETIAPKRITERIADIBERISKORNILAI1-5
DIMANAANGKA5 SANGAT
Keterangan:
5 : Sangat kuat pengaruhnya
4 : Kuat pengaruhnya
3: Sedang pengaruhnya
2 : Kurang pengaruhnya
1 : Sedikit pengaruhnya
A : Aktual
P : Problematik
K : Kekhalayakan
L : Layak
Skordarihasilpenapisanisudidapatkandarikoordinasidenganmentor,dosenPJMK kimia klinik, dan seluruh civitas akademik jurusan Teknologi Laboratorium Medis, sehingga didapatkan isu yang menjadi prioritas dengan jumlah APKL 20 adalah Belum adanya diferensiasi modul praktikum kimia klinik prodi DIII dan DIV TLM
Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Pemilihan isu utama ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa DIII dan DIV TLM pada matakuliah kimia klinik
sesuai dengan standar KKNI yang sesuai aturan Permenristekdiktidiperlukan pengkajian secara mendalam untuk dilakukan pemecahan permasalahan, hal ini berhubungan langsung terhadap kompetensi yang harus dimikiki mahasiswa, karena mahasiswa merupakan masyarakat yang perlu kita layani secara maksimal demi mewujudkan visi misi jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Jakarta III.
Setelah didapatkan prioritas isu dilanjutkan analisa penyebab dan dampak dengan metode Fishbone. Metode Fishbone yang digunakan adalah 6M (Measurenment, Materials,Manpower,MotherNature,Methods,dan Machines). Hasil analisis Fishbone tersebut ditunjukkan oleh gambar 3.2 di bawah ini.
17
Gambar3.2FishboneDiagram
18
Analisis Fish Bone/ Ishikawa
1. Mother Nature merupakan faktor lingkungan yang terjadi di jurusan Teknologi
Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III yaitu jumlah kapasitas maksimum laboratorium selama pandemi dan kompetensi mahasiswa setelah lulus sesuai dengan lingkungan kerja
2. Machinemerupakanfaktoryangberkaitandengansistem,peralatan,fasilitas,danmesin yang digunakan sebagai penunjang pembelajaran praktikum di jurusan Teknologi
Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III terutama pada matakuliah kimia klinik yaitu tidak semuaalatmampu mengeluarkanhasil untuk quality control automatic
3. Methods merupakan faktor metode yang berkaitan dengan metode apa saja yang menjadi penyebabbelum terdifrerensiasinyamodul praktikum DIIIdan DIV yaitu belum adanya grafik kontrol untuk quality control pemeriksaan kimia klinik
4. Manmerupakan faktor yang berkaitan dengan orang yang terlibat dalam menciptakan suasana akademis yang bagus dalam proses pembelajaran Perkuliahan praktikum matakuliah kimia ditentukan oleh dosen pengampu yang harus memahami perkembangan kurikulum dan kompetensi terbaru serta diperlukan saling berdiskusi
5. Material merupakan faktor bahan yang dibutuhkan untuk menunjang praktikum di jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Faktorial material yang berpengaruh disini adalah reagen kontrol tersedia dalam jumlah yang terbatasdanwaktupenyimpananpendekdanreagenkityangdigunakanseringberganti distributor
3.3 AlternatifPemecahanMasalahsebagaiGagasanKreatif
Gagasan Kreatif: “Diferensiasi Modul Praktikum Kimia klinik pada Program Studi DIII dan DIV Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III untuk Tahun Ajaran 2022 – 2023 dalam BentukQRCODE” .
Tahapan kegiatan yang akan dilakukan mendukung gagasan kreatif diatas adalah
ditunjukkan pada tabel 3.3
Tabel3.3TahapanKegiatanAktualisasi
No JENISKEGIATAN
1. Melakukan konsultasi dengan mentor, seluruh tim dosen
pengajar MK Kimia Klinik tentang
rencana aktualisasi yang akan dilaksanakan
TAHAPANKEGIATAN
a. Menyiapkan ide dan gagasan
b. Menghubungi dan membuat jadwal konsultasi dengan seluruh dosen pengajar kimia klinik
c. Melakukan koordinasi terkait modul praktikum
Kimia Klinik terpisah untuk prodi DIII dan DIV
19
2. Mengumpulkan materi dan literatur untuk melengkapi rancangan Modul Praktikum
Kimia Klinik Prodi DIII dan DIV TLM
dengan sleuruh tim dosen pengejar Kimia Klinik
d. Menyampaikan hasil koordinasi tim dosen MK
Kimia Klinik kepada mentor dan masingmasing ketua program studi
a. Mengumpulkan materi dan literatur yang dapat digunakan sebagai rujukan refrensi
unruk Modul Praktikum Kimia Klinik Prodi DIII dan DIV TLM
b. Menentukan materi dan literatur yang dapat digunakan sebagai rujukan refrensi unruk
Modul Praktikum Kimia Klinik Prodi DIII dan DIV TLM
3. Membuat rancangan Modul
Praktikum Kimia Klinik secara terdiferensiasi untuk Prodi DIII
dan DIV TLM
4. Pembahasan dan pengesahan
Modul Praktikum Kimia Klinik
Prodi DIII dan DIV TLM
a. Membuat daftar isi Modul Praktikum Kimia
Klinik Prodi DIII dan DIV TLM
b. Membuat isi tiap topik yang telah tersusun di daftar isi
c. Membuat cover Modul Praktikum Kimia Klinik
Prodi DIII dan DIV TLM
d. MelakukaneditingdanreviewModulPraktikum
Kimia Klinik Prodi DIII dan DIV TLM secara menyeluruh
a. Menghubungi dan membuat jadwal konsultasi dengan seluruh dosen tim teaching kimia klinik, kapordi DIII TLM, dan kaprodi DIV TLM
b. Melakukan koordinasi pembahasan Modul
Praktikum Kimia Klinik yang telah jadi dengan seluruh dosen tim teaching kimia klinik, kapordi DIII TLM, dan kaprodi DIV TLM
c. Membuat finalisasi modul praktikum kimia klinik prodi DIII dan DIV TLM
d. Melakukanpengesahanmodulpraktikumkimia
klinik dengan ditandatangani oleh masingmasing kaprodi dan ketua jurusan TLM
20
5. Implementasi E-Modul Praktikum
Kimia Klinik Prodi DIII dan DIV
TLM dalam bentuk QR code
a. Membuat QR code untuk E-Modul Praktikum
Kimia Klinik Prodi DIII dan DIV TLM
b. Sosialisasi penggunaan QR code untuk Modul
Praktikum Kimia Klinik Prodi DIII dan DIV TLM
kepada mahasiswa
c. Mengajukan pengusulan Hak Cipta untuk
produk E-Modul Praktikum Kimia Klinik Prodi
DIII dan DIV TLM dalam bentuk QR code
21
4.1 RancanganAktualisasiNilai – NilaiDasarPNS
Unit Kerja : Dosen Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Isu yang Diangkat : Belum adanya diferensiasi modul praktikum kimia klinik prodi DIII dan DIV TLM Poltekkes Kemenkes
Jakarta III Tahun Ajaran 2021 – 2022
Gagasan Pemecahan Isu : Diferensiasi Modul Praktikum Kimia klinik pada Program Studi DIII dan DIV Teknologi Laboratorium
Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III untuk Tahun Ajaran 2022 – 2023 dalam BentukQRCODE”
Tujuan Gagasan Pemcahan Isu : Membuat modul praktikum kimia klinik pada prodi DIII dan DIV Teknologi Laboratorium Medis sesuai
dengan standar KKNI
Tabel4.1RancanganAktualisasi
No Kegiatan Output Kegiatan Tahapan Output/Hasil Tahapan
Kegiatan
KeterkaitanSubstansiMata
Pelatihan “BerAKHLAK”
Kontribusi terhadapvisi misi organisasi
PenguatanNilai Organisasi
1.
Melakukan konsultasi dengan mentor, seluruh tim
dosen pengajar
Dokumenta si dan notulensi hasil koordinasi
a. Menyiapkan ide dan gagasan Draft gagasan topik tiap
pertemuan untuk modul praktukum
Saya membaca modul praktikum
Kimia Klinik yang telah disusun
oleh tim dosen sebelumnya
dengan seksama dan tidak
melakukan penilaian buruk
Rangkaian kegiatan ini menguatkan
nilai: Rasional:
22
BABIV RANCANGANAKTUALISASI
MK Kimia Klinik
tentang rencana
aktualisasi yang
akan
dilaksanakan
b. Menghubungi
dan membuat
jadwal
konsultasi
dengan seluruh
dosen pengajar
kimia klinik
terhadap modul praktikum
tersebut (Harmonis). Disatu
sisi saya juga meningkatkan
kompetensi diri (Kompeten)
dengan membaca modul
praktikum Kimia Klinik dari
perguruan tinggi lain yang
selanjutnya menyesuaikan
secara cermat, jujur, dan
bertanggung jawab
(akuntabel) sesuai dengan
kurikulum TLM, visi, misi, dan
nilai organisasi, namun tidak
menyimpang dari ideologi
Pancasila(Loyal)
Pelaksanaan
koordinasi
terkait rancangan
pembuatan E-
Modul Kimia
Klinik untuk
prodi DIII dan
DIV TLM
Dedikasi
Berkarakter
Akuntabel dan Transparan
Amanah
Kesepakatan
jadwal
pelaksanaan
koordinasi
persiapan
pembelajaran
MK Kimia Klinik
Saya memperkenalkan diri
dengan ramah (berorientasi
pelayanan) kepada seluruh
dosen tim teaching Kimia Klinik,
dilanjutkan dengan bertindak
proaktif (Adaptif) melalui
pengutaraan terlebih dahulu
tergambarkan untuk
mendukung misi no 3 Poltekkes
Kemenkes
Jakarta III
“Membangun
jejaringkerja
23
koordinasi
terkait modul
praktikum Kimia
Klinik terpisah
untuk prodi DIII
dan DIV dengan
sleuruh tim
dosen pengejar
Kimia Klinik
maksud dan tujuan
menghubungi masing-masing
dosen, dan dengan sabar
menunggu konfirmasi dari
masing – masing dosen
(Kolaboratif) mengingat tim
teaching MK Kimia Klinik bukan
hanya berasal dari dosen
internal saja tapi ada dosen
luar yang masuk kedalam
tim (harmonis)
dengan pemangku kepentingan padatingkat
Nasionaldan
kesehatan
Notulensi hasil
koordinasi (evaluasi dan masukan dari
seluruh tim dosen)
Sebelum memulai kegiatan
koordinasi dibuka dengan salam
dan berdoa terlebih dahulu
supaya membuat suasana
lebih kondusif (harmonis), kemudian memperkenakan diri
secara ramah (berorientasi
pelayanan) tentang maksud dan
tujuan koordinasi hari tersebut
yang diikuti memberikan
kesempatan kepada dosen-
tantangan global”
24
International dalam pengembanga nIPTEK
untuk menghadapi
c. Melakukan
d. Menyampaikan
hasil koordinasi
tim dosen MK
Kimia Klinik
kepada mentor dan masing-
dosen untuk berkontribusi
memberikan pendapat
(kolaboratif) terkait topik-topik
apa saja yang cocok untuk
dimasukkan ke dalam modul
praktikum. Di tengah kegiatan
jejak pendapat tersebut, saya
menyesuaikan diri dan
bertindak proaktif (adaptif)
untuk menuliskan semua
masukan tersebut ke dalam
notulensi sehingga di akhit
kegiatan didapatkan kesimpulan
dan dapat ditindak lanjutin untuk
diimplementasikan padaE-Modul
Praktikum Kimia Kimia Klinik
Notulensi hasil
koordinasi yang ditanda
tangani oleh
mentor dan
Menyampaikan hasil notulensi
rapat koordinasi secara jujur, bertanggung, dan efisien (akuntabel)
25
2. Mengumpulkan materi dan literatur untuk
melengkapi
rancangan
Modul Praktikum
Kimia Klinik
Prodi DIII dan
DIV TLM
Kumpulan
Jurnal dan
E-Book
yang akan
dimasukkan
dalam daftar pustaka
masing ketua program studi
a. Mengumpulkan materi dan literatur yang
dapat
digunakan
sebagai rujukan
refrensi unruk
Modul
Praktikum Kimia
Klinik Prodi DIII
dan DIV TLM
ketua program studi
Foto
pelaksanaan
pencarian
sumber
Saya melakukan pengumpulan
materi dan literatur dari situs
resmi sebagai bentuk
menghargai hasil karya
oranglain(Harmonis) dengan
Pelaksanaan
pengumpulan
materi dan
literatur untuk
melengkapi
Rangkaian kegiatan ini menguatkan
nilai:
Foto dan
sertifikat
mengikuti workshop
menggunakan fasilitas kampus
berupa wifi secara
bertanggung jawab, efektif,
dan efisien (Akuntabel).
Selain mengumpulkan materi
dari berselancar secara digital,
saya juga harus meningkatkan
kompetensi diri (Kompeten)
dengan mengikuti workshop
yang berhubungan dengan
bidang Kimia Klinik, sehingga
menjadi seorang dosen yang
solutifdandapatdiandalkan
(Berorintasi Pelayanan)
rancangan E-
Modul Praktikum
Kimia Klinik
Prodi DIII dan
DIV TLM
tergambarkan untuk mendukung misi no 1 Poltekkes
Kemenkes
Jakarta III
“Menyelengga
rakan pendidikan
Rasional Amanah Dedikasi Etika
Akuntabilitas dan Transparan
26
3. Membuat rancangan
Modul Praktikum
Kimia Klinik
b. Menentukan materi dan literatur yang dapat digunakan
sebagai rujukan
refrensi unruk
Modul
Praktikum Kimia
Klinik Prodi DIII
dan DIV TLM
Penulisan sitasi
dalam daftar
Pustaka
rancangan E-
Modul
Praktikum
Kimia Klinik
Prodi DIII dan
DIV TLM
Draft tiap materi Modul Kimia Klinik untuk
a. Membuat daftar isi Modul
Praktikum Kimia
Pengetikan daftar isi
dalam meningkatkan kompetensi
Materi dan literatur yang akan
saya gunakan dalam daftar
mahasiswa tinggiberbasis IPTEK, berbudaya dan
pusataka adalah hasil karya
orang lain yang trurut
berkontribusi dalam
kemajuan jurusan TLM
(Kolaboratif) dan tentunya
yang berpegang teguh terhadap
ideologi Pancasila dengan tidak
memasukkan unsur SARA
(loyal) di dalamnya. Selain itu
memilih literatur dengan
menyesuaikan (Adaptif)
dengan maksimal yang
digunakan adalah penerbitan 10
tahun terakhir
Sebelum membuat isi modul
praktikum kimia klinik untuk
Prodi DIII dan DIV TLM, kita
seharusnya menyusun daftar isi
berkarakter
untuk
menghasilkan
tenaga
kesehatan
berkualitas”
Pelaksanaan pengumpulan
materi dan
literatur untuk
Rangkaian kegiatan ini menguatkan
nilai:
27
secara
terdiferensiasi
untuk Prodi DIII dan DIV TLM
Prodi DIII dan DIV TLM
Klinik Prodi DIII dan DIV TLM
terlebih dahulu. Hal ini bertujuan
untuk bisa memenuhi
kompetensi mahasiswa
(Berorientasi Pelayanan)
secara urut dan terstruktur.
Penyusunan daftar isi ini dengan
melibatkan berbagai pihak
(Kolaboratif) dari hasil
koordinasi yang telah
dilaksanakan sebelumnya.
melengkapi rancangan E-
Modul Praktikum
Kimia Klinik
Prodi DIII dan
DIV TLM
tergambarkan untuk
mendukung misi no 1 Poltekkes
Berkarakter.
Akuntabilitas dan Transparan
Dedikasi Rasional Etika
b. Membuat isi tiap
topik yang telah
tersusun di daftar isi
Pengetikan
materi
(content) pada tiap bab
Materi yang ditulis pada tiap bab
dimasukkan secara cermat
(Akuntabel) terdiri dari topik
praktikum, tinjauan materi, metode, alat dan bahan, prosedur pemeriksaan, lembar
kerja, dan daftar pustaka. Pada
bagian lembar kerja, kita
membantu mahasiswa
belajar (Kompeten) untuk
bisa menuliskan hasil praktikum
dan menghubungkan hasil yang
Kemenkes
Jakarta III
“Menyelengga
rakan
pendidikan
tinggiberbasis
IPTEK, berbudaya dan berkarakter untuk
menghasilkan
28
c. Membuat cover
Modul
Praktikum Kimia
Klinik Prodi DIII
dan DIV TLM
Desain cover modul
Praktikum Kimia Klinik
Prodi DIII dan DIV TLM
didapatkan dengan teori yang
sesuai. Berdasarkan hasil lembar
kerja ini dapat membangun
suasanaakademikyangbaik
(Harmonis) untuk
meningkatkan kompetensi
mahasiswa jurusan TLM
Setelah semua isi materi
tersusun rapi di dalam Modul
Praktikum KimiaKlinik baikuntuk
Prodi DIII dan DIV TLM, tidak
lupa sebagai seorang dosen
untuk berinovasi dan
mengembangkan kreativitas
(Adaptif) dengan membuat
cover semenarik mungkin
supaya modul dibuat lebih
menarik sehingga mahasiswa
lebih semangat dalam belajar.
Kemudian mencantumkan
logo instansi Poltekkes
Jakarta III (Loyal) dan tim
tenaga kesehatan berkualitas”
29
4. Pembahasan
dan pengesahan
Modul Praktikum
Kimia Klinik
Prodi DIII dan DIV TLM
Modul
Praktikum
Kimia Klinik
Prodi DIII dan DIV TLM yang
telah
ditanda
tangani oleh
masing –
d. Melakukan
editing dan review Modul
Praktikum Kimia
Klinik Prodi DIII
dan DIV TLM secara menyeluruh
Soft file modul
praktikum
kimia klinik
prodi DIII dan
DIV TLM
dosen penyusun pada bagian covernya.
Modul Praktikum Kimia Klinik
Prodi DIII dan DIV TLM yang
telah selesai dibuat secara
runtut dan menarik
(Akuntabel). Buku praktikum
ini siap untuk dilakukan diskusi
dengan berbagai pihak
(Harmonis) seperti setiap
dosen MK Kimia Klinik, mentor
dan kaprodi.
a. Menghubungi
dan membuat
jadwal
konsultasi
dengan seluruh
dosen tim teaching kimia
klinik, kapordi
DIII TLM, dan
kaprodi DIV TLM
Kesepakatan
jadwal
pelaksanaan
koordinasi
persiapan
pembelajaran
MK Kimia Klinik
Saya memperkenalkan diri
dengan ramah (berorientasi
pelayanan) kepada seluruh
dosen tim teaching Kimia Klinik, dilanjutkan dengan bertindak
proaktif (Adaptif) dengan
mengutarakan tujuan
menghubungi masing-masing
dosen dan dengan sabar
menunggu konfirmasi dari
30
masing
kaprodi dan ketua
jurusan TLM
b. Melakukan
koordinasi
pembahasan
Modul Praktikum
KimiaKlinik yang
telah jadi
dengan seluruh
dosen tim
teaching kimia
klinik, kapordi
DIII TLM, dan
kaprodi DIV TLM
Foto dan
notulensi hasil
pembahasan
masing – masing dosen
(Kolaboratif) mengingat untuk
saling menghormati dan
menghargai kesibukan
masing-masing dosen
(harmonis)
Modul Praktikum Kimia Klinik
Prodi DIII dan DIV TLM yang
telah selesai dibuat secara
cermat dan disiplin
(Akuntabel) dilakukan diskusi
dengan berbagai pihak
(Harmonis) seperti setiap
dosen MK Kimia Klinik, mentor
dan kaprodi Pembahasan ini
memberikan kesempatan
kepadakaprodiDIIIdanDIV
TLM(Kolaboratif) untuk dapat
membantu saya melakukan
perbaikan penyempurnaan
(Berorientasi Pelayanan)
modul ini.
Pelaksanaan
pembahasan dan pengesahan
E-Modul
Praktikum Kimia
Klinik Prodi DIII
dan DIV TLM
tergambarkan untuk mendukung misi no 4 Poltekkes
Kemenkes
Jakarta III
“Menguatkan
tata kelola
bidang
Rangkaian kegiatan
ini menguatkan
nilai:
Berkarakter
Dedikasi
Akuntabilitas dan Transparan
Etika
31
c. Membuat finalisasi modul
praktikum kimia klinik prodi DIII
dan DIV TLM
Finalisasi modul praktikum
kimia klinik yang siap
ditandatangani
Modul Praktikum Kimia Klinik
Prodi DIII dan DIV TLM yang
telah dikonsultasi dengan
seluruh tim dosen MK Kimia
Klinik dan masing-masing
kaprodi (Harmonis), dilakukan
perbaikan secara cermat
(Akuntabel). Perbaikan ini
dilakukan sebagai bentuk
penyempurnaan untuk
pemberian pembelajaran
(Berorientasi Pelayanan),
sehingga didapatkan Modul
Praktikum Kimia Klinik Prodi DIII
dan DIV TLM sesuai dengan
kompetensi mahasiswa yang
siap kerja setelah lulus
(Kompeten)
akademik dan umum yang
akuntabel, profesional dan transparan”
d. Melakukan pengesahan modul praktikum
kimia klinik
Modul
Praktikum
Kimia Klinik
Prodi DIII dan
Modul Praktikum Kimia Klinik
Prodi DIII dan DIV TLM yang
telah dilakukan penyempurnaan
bersama mentor dan kaprodi
32
5. Implementasi
Modul Praktikum
Kimia Klinik
Prodi DIII dan
DIV TLM dalam
bentuk QR code
E-Modul
Praktikum
Kimia Klinik
Prodi DIII dan DIV TLM dalam
bentuk QRCODE
dengan
ditandatangani
oleh masingmasing kaprodi
dan ketua
jurusan TLM
a. Membuat QR
code untuk
Modul Praktikum
Kimia Klinik
Prodi DIII dan
DIV TLM
b. Sosialisasi
penggunaan QR
code untuk
Modul Praktikum
DIV TLM yang
telah ditanda
tangani secara digital
disahkan melalui tandatangan
digital sebagai bukti
kontribusi dan perizinan
(Loyal) dari pihak yang
berwenang. Penggunaan tanda
tangan digital pada Modul
Praktikum Kimia Klinik Prodi DIII
dan DIV TLM merupakan salah
satu bentuk inovasi di era
digital(Adaptif)
Tampilan QR
code Modul
Praktikum
Kimia Klinik
Prodi DIII dan
DIV TLM
Penggunaan E-Modul praktikum
menggunakan sistem QR
barcode merupakan salah satu
bentuk memenuhikebutuhan
mahasiswa(Berorientasi
Pelayanan) yang lebih tertarik
dengan pembelajaranserba
digital(Adaptif)
Pelaksanaan
implementasi
dan
Penyimpanan E-
Modul Praktikum
Kimia Klinik
Prodi DIII dan
DIV TLM pada
Rangkaian kegiatan
ini menguatkan
nilai:
Berkarakter
Dedikasi
Dokumentasi sosialisasi
penggunaan
QR code untuk
Implementasi langsung Modul
praktikum menggunakan sistem
QR barcode, melakukan
sosialisasi (Kompeten) ke
platform ViLC
matakuliah
Kimia Klinik dan youtube jurusan
Akuntabilitas dan Transparan
33
Kimia Klinik
Prodi DIII dan
DIV TLM kepada
mahasiswa
c. Mengajukan pengusulan Hak
Cipta untuk
produk Modul
Praktikum Kimia
Klinik Prodi DIII
dan DIV TLM
dalam bentuk
QR code
Modul Praktikum
Kimia Klinik
Prodi DIII dan
DIV TLM
Nomor dan
Sertifikat HKI
mahasiswa untuk menciptakan
suasana akademik yang
kondusif (Harmonis) selama
proses pembelajaran praktikum.
TLM tergambarkan
untuk mendukung misi
no 1 Poltekkes
Modul Praktikum Kimia Klinik
Prodi DIII dan DIV TLM dalam
bentuk QR-CODE merupakan
salah satu bentuk dedikasi
dosen untuk membuat
pembelajaran interaktif
(Loyal) yang bisa diajukan Hak
Cipta dengan mencantumkan
seluruh tim dosen Kimia
Klinik yang turut
berkontribusi (Kolaboratif)
dan merupakan salah satu
bentuk pembuktian kinerja
yang tanggung jawab dan berintegritas(Akuntabel)
Kemenkes
Jakarta III
“Menyelengga
rakan pendidikan
tinggiberbasis
IPTEK, berbudaya dan berkarakter untuk
menghasilkan
tenaga
kesehatan berkualitas”
34
1. Melakukan koordinasi dengan mentor, PJMK Kimia Klinik dan seluruh tim teaching MK
Kimia Klinik tentang rencana aktualisasi yang akan dilaksanakan
2. Mengumpulkan materi dan literatur untuk melengkapi rancangan E-Modul Praktikum
Kimia Klinik Prodi DIII dan DIV TLM
3. Membuat rancangan E-Modul Praktikum Kimia Klinik Prodi DIII dan DIV TLM
4. Pembahasan dan pengesahan E-Modul Praktikum Kimia Klinik Prodi DIII dan DIV TLM
5. Implementasi E-Modul Praktikum Kimia Klinik Prodi DIII dan DIV TLM dalam bentuk QR code
35
Tabel4.2JadwalRancanganKegiatanAktualisasi No Kegiatan PelaksanaanKegiatan Juli Agustus 4 1 2 3 4
4.2 Penjadwalan
4.3
Tabel4.3ParaPihakdanPerannyadalamAktualisasi
No Para Pihak Peran dalam
Aktualisasi Katerangan
1. Mentor Membimbing peserta
latsar dalam
pembuatan rancangan
aktualisai dan pelaksanaan
aktualisasi
2. Coach Membantu peserta
latsar dalam
menganalisa masalah
dan berfikir kreatif
mengembangkan
gagasan penyelesaian
masalah
kepada peserta latsar
dalam pembuatan
rancangan pedoman
pusat studi
aktualisasi yang akan
dilaksanakan oleh
peserta latsar
Menyetujui rancangan
aktualisasi yang akan
dilaksanakan oleh
peserta latsar
Jurusan TLM
Poltekkes Kmenkes
Jakarta III
Bapelkes Cikarang
Jurusan TLM
Poltekkes Kmenkes
Jakarta III
Jurusan TLM
Poltekkes Kmenkes
Jakarta III
Jurusan TLM
Poltekkes Kmenkes
Jakarta III
36
ParaPihakyangTerlibatdanPerannyadalamAktualisasi
3. PJMK Kimia Klinik Memberikan arahan
4. Ketua Program Studi DIII TLM Menyetujui rancangan
5. Ketua Program Studi DIV TLM
BiroKomunikasidanPelayananPublikKementerianKesehatanRI.2022.DeretanTransformasi Kesehatan. Media Kemenkes RI diakses pada https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/
Handoko, R. (2021). Modul Akuntabel: Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Jalis, A. (2021). Modul Kompeten: Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Tugas dan Fungsi. Artikel Kemenkes RI diakses pada
https://www.kemkes.go.id/article/view/13010100003/struktur-organisasi-kementeriankesehatan-republik-indonesia.html
Kementerian Kesehatan RI.(2020).PERMENKESNomor HK.01.07/MENKES/313/2020tentang
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik yang diakses pada
https://ktki.kemkes.go.id
Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi RI. (2015). PERMENRISTEKDIKTI
Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi diakses pada
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/140595/permen-ristekdikti-no-44-tahun-2015
Mirdin, A. A. (2021). Modul Berorientasi Pelayanan: Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Nasution. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakrta: Bumi Aksara. Cet.10.
Peraturan LAN No.1 Tahun 2021 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil diakses
pada https://lan.go.id/?page_id=1872
Rahmanendra, D. (2021). Modul Loyal: Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Sejati, T. A. (2021). Modul Kolaboratif: Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Sembodo, J. (2021). Modul Harmonis: Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Suwarno, Y. (2021). Modul Adaptif: Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Undang – Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara diakses pada
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38580/uu-no-5-tahun-2014
Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan diakses pada
https://ktki.kemkes.go.id
37
DAFTARPUSTAKA