5 minute read

C. Manfaat

D. Rancangan Tindak Lanjut

Dalam rangka menjaga konsistensi serta meningkatkan keberhasilan kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan, maka perlu disusun rancangan tindak lanjut. Berikut rancangan tindak lanjut yang akan dilakukan oleh peserta:

Advertisement

No Kegiatan Output Durasi dan Waktu Pihak yang Terlibat Keterangan

1 Melakukan diskusi dan konsultasi mengenai hasil evaluasi uji coba di ruangan Fresia 3 kepada Bidang Keperawatan 1.Diskusi dan konsultasi terlaksana 2.Analisis hasil evaluasi

2 Melakukan sosialisasi pengisian instrumen montoring dekubitus lebih luas ke ruang perawatan syaraf dan bedah Sosialisasi terlaksana November 2021

November 2021 - Bidang Keperawatan Kegiatan konsultasi dengan bidang keperawatan menjadi acuan untuk menentukan rencana perluasan uji coba di ruangan lain

- Bidang Keperawatan - Instalasi Rawat Inap Sosialisasi yang diperluas hingga ruang rawat inap syaraf dan bedah diharapkan dapat meningkatkan kepedulian perawat dalam mencegah dekubitus terutama ruangan yang memiliki

70

3 Melakukan koordinasi dengan Bidang Medik dan SIRS 1.Bidang

Medik menyetujui bentuk instrumen 2.Instrumen monitoring dekubitus bisa dimunculkan di EMR Desember 2021 - Bidang Keperawatan - Bidang Medik - SIRS karakter pasien berisiko tinggi terjadi dekubitus. Penetapan instrumen monitoring dekubitus menjadi instrumen yang baku dan terregistrasi menjadi salah satu upaya dalam menurunkan insiden dekubitus secara luas. Selain itu, instrumen yang ditampilkan di EMR (Electronic Medical Record) dapat memaksimalkan perawat dalam melakukan pengisian.

71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Peserta telah melaksanakan kegiatan aktualisasi dari tanggal 13 September hingga 16 Oktober 2021 dengan mengangkat isu “Belum Optimalnya Pencegahan Luka

Dekubitus pada Pasien Rawat Inap”. Terdapat lima kegiatan yang dilakukan oleh peserta yaitu menyampaikan dan konsultasi instrumen pencegahan luka dekubitus, finalisasi draft instrumen, sosialisasi pengisian, uji coba pengisian di ruangan Fresia 3, evaluasi uji coba. Peserta melakukan kegiatan aktualisasi dengan mengaplikasikan Nilai-Nilai Dasar

PNS (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi), Peran dan

Kedudukan PNS (Manajemen ASN, Pelayanan Publik, Whole of Government), serta nilainilai organisasi (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus,Unggul, Integritas) untuk mempercepat tercapainya visi dan misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, Berkepribadian Berlandaskan

Gotong Royong. Nilai PNS yang paling dominan diterapkan oleh peserta adalah etika publik dan komitmen mutu yang tersebar pada masing-masing kegiatan selama aktualisasi. Kegiatan aktualisasi yang dilakukan oleh peserta memiliki beberapa manfaat salah satunya seperti meningkatkan kepedulian perawat terhadap pencegahan dekubitus serta meningkatkan mutu dan pelayanan rumah sakit. Sebagai bentuk meningkatkan keberhasilan dari kegiatan aktualisasi peserta menyusun rencana tindak lanjut yang dapat diterapkan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

B. Saran

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan aktualisasi ini diantaranya: 1. Bagi Kepala Ruang Kepala ruang diharapkan dapat memberikan arahan, dukungan, dan membantu memfasilitasi peserta dalam proses pelaksanaan rancangan tindak lanjut. 2. Rekan Sejawat Rekan sejawat diharapkan dapat memberikan dukungan kepada peserta dan melakukan intervensi serta pendokumentasian secara berkala pada instrumen yang telah disediakan.

3. Bidang Keperawatan

Bidang keperawatan diharapkan dapat memfasilitasi peserta untuk melaksanakan rencana tindak lanjut dan berkoordinasi dengan bagian Medik dan SIRS.

DAFTAR PUSTAKA

Bhattacharya, S., & Mishra, R. K. (2015). Pressure ulcers: Current understanding and newer modalities of treatment. Indian journal of plastic surgery : official publication of the

Association of Plastic Surgeons of India, 48(1), 4–16. https://doi.org/10.4103/09700358.155260 Borojeny, L.A., Albatineh, A.N., Dehkordi, A.H., Gheshlagh, R.G. (2020). The Incidence of Pressure Ulcers and its Associations in Different Wards of the Hospital: A Systematic Review and Meta-Analysis. Int J Prev Med. 2020; 11: 171. Published online 2020 Oct 5. doi: 10.4103/ijpvm.IJPVM_182_19 Felice, F., Mancini, S., & Di Stefano, R. (2021). The importance of Mediterranean diet and hydrationhabitus in patients withlower limbulcers:A pilot study. Journal of vascular nursing : official publication of the Society for Peripheral Vascular Nursing, 39(3), 76–83. https://doi.org/10.1016/j.jvn.2021.06.003 Gaspara, S., Collierc, M., Marquesa, A., Ferreiraa, C., Margarida Gaspar de Matosa. (2020). Pressure ulcers: The Challenge of Monitoring in Hospital Context. Applied Nursing

Research 53 (2020) 151266. https://doi.org/10.1016/j.apnr.2020.151266. Institute for Clinical Systems Improvement (ICSI). (2012). Pressure ulcer prevention and treatment protocol, Health care protocol. Bloomington (MN): Institute for Clinical Systems Improvement (ICSI); 2012 Jan. 88 p. Low, L.L., Vasanwala, F.F., Tay, A.C.(2014). Pressure Ulcer Risk Assessment and Prevention for the Family Physician. Proceedings of Singapore Healthcare ,Volume 23, Number2. Monsonís-Filellaa, B., Gea-Sánchezb, M., García-Martínezb, E., Folguera-Arnaua, M., Josep Maria Vilaplanab, J.M.G., Blanco-Blanco,J. (2020). Improving Risk Assessment and Prevention of Pressure Injuries during the Implementation of a Best Practice Clinical Guideline. Enfermería Clínica 31 (2021) 114---119 DOI of original article: https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2020.10.027 Moore, Z., Avsar, P., Conaty, L., Moore, D.H., Patton, D., O'Connor, T. (2019). European Data Tell Us: A Systematic Review. Published Online: 13 Nov 2019 https://doi.org/10.12968/jowc.2019.28.11.710 Moya-Suárez AnaBelé, Morales-Asencio José Miguel, Aranda-Gallardo M, Enríquez de LunaRodríguez M, Canca-Sánchez JoséCarlos. (2017). Development and psychometric validation of a questionnaire to evaluate nurses' adherence to recommendations for preventing pressure ulcers (QARPPU), Journal of Tissue Viability , doi: 10.1016/j.jtv.2017.09.003. National Pressure Ulcer Advisory Panel, European Pressure Ulcer Advisory Panel and Pan Pacific Pressure Injury Alliance. (2014). Prevention and Treatment of Pressure Ulcers: Quick Reference Guide. Emily Haesler (Ed.). Cambridge Media: Osborne Park, Australia. Registered Nurses’ Association of Ontario (RNAO). (2011). Registered Nurses’ Association of Ontario Nursing Best Practice Guidelines Program: Risk Assessment & Prevention of Pressure Ulcers. Toronto, Ontario M5H 2G4 diakses dari www.rnao.org/bestpractices. Riandini, Rini. (2018). Prevalensi, Pencegahan, Dan Perawatan Luka Dekubitus Pada Pasien

Stroke Di Ruang Azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Universitas Padjajaran Shiferaw, W.S., Aynalem, Y.A. & Akalu, T.Y. Prevalence of pressure ulcers among hospitalized adult patients in Ethiopia: a systematic review and meta-analysis. BMC Dermatol 20, 15 (2020). https://doi.org/10.1186/s12895-020-00112-z

Siew Yi KOH, Hui Ling YEO, Mien Li GOH. (2018). Prevention of Heel Pressure Ulcer among Adult Patients in Orthopaedic Wards: An Evidence-based Implementation Project. International Journal of Orthopaedic and Trauma Nursing. doi: 10.1016/j.ijotn.2018.08.003. Wantanas. 2018. Modul Utama Pembinaan Bela Negara, Modul 1 : Konsepsi Bela Negara dan

Modul 2 : Implementasi Bela Negara. Jakarta : Dewan Ketahanan Nasional RI.

Lampiran 1

LITERATURE REVIEW

INTERVENSI PENCEGAHAN DEKUBITUS

No Penulis, Tahun

1 Ana Belén Moya-Suárez, José Miguel

Morales-Asencio, Marta Aranda-Gallardo,

Margarita Enríquez de Luna-Rodríguez,

José Carlos Canca-Sánchez (2017)

2 National Pressure Ulcer Advisory Panel,

European Pressure Ulcer Advisory Panel and Pan Pacific Pressure Injury Alliance (2014) (NPUAP)

Judul

Development and psychometric validation of a questionnaire to evaluate nurses' adherence to recommendations for preventing pressure ulcers (QARPPU) Prevention and Treatment of Pressure Ulcers: Quick Reference Guide

Intervensi Dekubitus

1. Pengkajian, perawatan kulit (penggunaan matras/kasur dekubitus) 2. Penggunaan instrumen pengkajian risiko 3. Perubahan Posisi (pasien risiko tinggi seharusnya dilakukan reposisi setiap 4 jam) 4. Nutrisi 5. Pendidikan kesehatan

Keterangan

Masuk konten

1. Perawatan kulit a. Inspeksi adanya eritema (hindari penekanan pada area eritema), edema, suhu kulit, nyeri kulit b. Pengkajian kulit maksimal 8 jam setelah pasien masuk c. Kaji kulit yg bersentuhan dengan alat medis 2 kali/hari d. Kaji kulit lebih dari 2 kali/hari pada pasien yang berisiko adanya perpindahan cairan dan atau terjadi edema lokal umum, terpasang alat-alat medis e. Pastikan kulit selalu kering dan bersih f. Jangan memijat atau menggosok kulit yang berisiko PU Masuk konten

75

This article is from: