![](https://static.isu.pub/fe/default-story-images/news.jpg?width=720&quality=85%2C50)
1 minute read
Tabel 3.2 APKL
from Digitalisasi Arsip In Aktif Bagian Kepegawaian Di Direktorat Poltekkes Kemenkes Bandung Tahun 2021
Tabel APKL dibuat dengan rentang penilaian 1-5 dengan angka 5 memiliki bobot terbesar. Tabel APKL
Tabel 3.2 APKL
Advertisement
ISU A P K L JUMLAH PRIORITAS
Belum optimalnya penemuan kembali arsip ketika arsip di bagian kepegawaian butuhkan Di Direktorat Poltekkes Bandung Belum Optimalnya kepatuhan peminjaman arsip oleh atasan atau unit kerja lain di bagian kepegawaian Direktorat Poltekes Bandung Belum optimalnya pengelolaan arsip in aktif di bagian kepegawaian Direktorat Poltekkes Kemenkes Bandung 5 5 5 4 19 2
5 5 4 4 18 3
5 5 5 5 20 1
Berdasarkan analisis penapisan isu dengan metode APKL , maka isu yang dipilih adalah no 3 yaitu isu belum optimalnya pengelolaan arsip in aktif di Bagian Kepegawaian Direktorat Poltekkes Bandung Isu ini yang memiliki skor tertinggi dan harus segera dicarikan solusinya.
3.2 Latar Belakang Pemilihan Isu Yang Diangkat
Latar belakang dari pemilihan isu yang diangkat bahwa sistem penataan dan pengelolaan arsip memiliki kedudukan sangat penting, dalam era globalisasi informasi. Sebab era Globalisasi sekarang ini pertumbuhan informasi yang terwujud baik yang diterima maupun diciptakan oleh suatu organisasi berkembang pesat sejalan dengan informasi itu sendiri. Poltekkes Kemenkes Bandung telah menggunakan aplikasi Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE) sejak tahun 2020, arsip yang dihasilkan di tahun 2020 sudah terdigitalisasi Sebagian, tetapi yang tahun-tahun sebelumnya masih belum terkelola dengan baik. Berdasarkan pengamatan penulis pengelolaan arsip in aktif yang ada di bagian kepegawaian Direktorat Poltekkes Kemenkes Bandung saat ini belum dilaksanakan dengan optimal, hal tersebut terlihat bahwa arsip- arsip hanya disimpan di rak atau lemari seadanya sehingga penemuan kembali arsip jika arsip dibutuhkan akan memerlukan waktu yang lama, arsip cepat rusak bahkan hilang dan memerlukan banyak tempat karena semakin menumpuk. Arsip di copy kemudian disimpan kedalam lemari, ini menyebabkan duplikasi arsip, pemborosan kertas dan memerlukan tempat yang luas untuk penyimpanan ini sangat tidak efektif dan efisien. Padahal sebagaimana diketahui bahwa keberlangsungan hidup dan keberadaan organisasi serta menjamin kelangsungan kegiatan organisasi perlu dilakukan pengelolaan secara terprogram terhadap dokumen / arsip yang sangat