![](https://assets.isu.pub/document-structure/230810032558-7505a914f1ae56fbe559cbedd93278fa/v1/0423e0a6cdda4fe2e3c42f6a56ce267c.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
7 minute read
DAFTAR GAMBAR
from Optimalisasi Proses Tatalaksana Penderita Mitral Stenosis Yang Akan Menjalani Intervensi Perkutan
Bab I
Pendahuluan
Advertisement
I.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 5 Tahun
2014 merupakan pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja di instansi pemerintah yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan dan harus bebas dari pengaruh perorangan maupun kelompok. ASN termasuk didalamnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki tugas dan fungsi yang telah ditetapkan berdasarkan Undang-Undang, yaitu sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa. Nilai-nilai “BerAKHLAK” merupakan fondasi baru bagi ASN yang merupakan inti dari nilai-nilai dasar ASN sesuai dengan Undang-Undang
No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara untuk mewujudkan satu kesamaan persepsi yang lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh ASN. BerAKHLAK merupakan akronim dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif, yang merupakan panduan perilaku bagi ASN.
Untuk membentuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang profesional yang memenuhi standar kompetensi dalam melaksanakan tugas dan perannya secara efektif dan efisien maka diperlukan pembentukan karakter dan pembinaan melalui jalur pelatihan dasar (latsar) Calon PNS. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Masa prajabatan terintegrasi berarti penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal; dan Kompetensi Sosial Kultural dengan Kompetensi Bidang.
Salah satu kegiatan nyata dari bentuk penerapan nilai-nilai BerAKHLAK tersebut ialah melalui tahapan aktualisasi yang harus dikerjakan di instansi masing-masing. Melalui kegiatan aktualisasi ini, setiap CPNS diharapkan dapat membangun gagasan kreatif, menjabarkan tahapan kegiatan yang dilakukan, serta mempresentasikan hasil dari kegiatan yang dilakukan di unit masing-masing, sehingga pada akhirnya mampu memberikan manfaat bagi lingkungan kerja. Dengan adanya pola baru dalam penerapan nilai-nilai BerAKHLAK ditambah dengan nilai perspektif Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan WholeofGovernment(WoG), maka setiap CPNS yang mengikuti latsar wajib mengaktualisasikan nilai-nilai yang sudah diberikan pada saat latsar.
Penyakit kardiovaskular yang merupakan bagian dari penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi ancaman dunia (globalthreat) dan merupakan penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berbagai spektrum penyakit kardiovaskular di antaranya adalah penyakit jantung koroner, penyakit jantung bawaan, gagal jantung, gangguan irama jantung, dan penyakit katup jantung. Hingga saat ini penyakit jantung koroner masih berkontribusi sebagai spektrum penyakit jantung terbanyak di seluruh dunia termasuk di Indonesia, akan tetapi penyakit jantung katup masih banyak dijumpai di masyarakat Indonesia. Tatalaksana definitif dari kelainan ini adalah koreksi terhadap kelainan struktural katup, baik dengan intervensi bedah maupun non bedah. Keterlambatan intervensi akan mengakibatkan luaran yang buruk dengan penurunan kualitas hidup, serta peningkatan angka kesakitan dan kematian. Sementara itu, Indonesia belum mempunyai data resmi mengenai prevalensi penyakit jantung katup menurut etiologi maupun jenis kelainannya. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin
(RSHS) merupakan rumah sakit pendidikan tipe A yang menjadi rujukan utama di Jawa
Barat dan secara langsung berada di bawah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Oleh sebab itu, RSHS menjadi lini terakhir tatalaksana penderita seluruh spektrum penyakit jantung termasuk kelainan katup jantung di Jawa Barat
Dalam melaksanakan proses aktualisasi yang bertempat di Rumah Sakit Umum Pusat
Dr Hasan Sadikin (RSUP Dr Hasan Sadikin), berdasarkan permasalahan kesehatan pelayanan penyakit katup jantung yang berpotensi mengakibatkan luaran yang buruk dengan penurunan kualitas hidup, serta peningkatan angka kesakitan dan kematian bila terlambat dilakukan intervensi, maka peserta mengusulkan judul mengambil isu :
“
Optimalisasi Proses Tatalaksana Penderita Mitral Stenosis, yang Akan Menjalani
Intervensi Perkutan atau Bedah Di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”.
I.2 Tujuan Aktualisasi
Tujuan Umum : Menjadi PNS yang professional dan berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai dasar
PNS BerAKHLAK
Tujuan Khusus : Peserta mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi ASN BerAKHLAK serta mengetahui kedudukan dan peran profesi ASN dalam NKRI (manajemen ASN, Whole ofGovernment, dan pelayanan publik) dalam melaksanakan tugas pokok dan tugas tambahan di instansi tempat bertugas dan dapat berperan dalam pencapaian visi dan misi instansi dalam kegiatan yang telah ditetapkan sebagai Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP)
I.3 Manfaat Kegiatan
1. Bagi individu
Aktualisasi nilai-nilai dasar BerAKHLAK sebagai panduan perilaku bagi ASN diharapkan dapat menciptakan ASN dengan budaya kerja yang profesional dalam melayani masyarakat.
2. Bagi Satuan Kerja
Terbentuk iklim kerja yang kondusif dalam melayani publik, serta meningkatkan akuntabilitas unit kerja. Kinerja individu yang meningkat memungkinkan unit kerja untuk lebih cepat dalam mencapai visi dan mewujudkan citra lembaga yang lebih baik.
3. Bagi Masyarakat
Aktualisasi nilai-nilai dasar BerAKHLAK ini dapat bermanfaat khususnya bagi penderita penyait jantung untuk mendaptkan tatalaksana yang tepat dan dalam efisiensi waktu.
Bab Ii
Profil Instansi Tempat Aktualisasi
2.1 Profil RSUP Dr Hasan Sadikin
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) adalah rumah sakit yang terletak di Kota Bandung, tepatnya di Jalan Pasteur Nomor 38 Bandung 40161. Sebelumnya rumah sakit ini bernama R.S. Rancabadak. Pada tahun 2006 status rumah sakit berubah menjadi
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU). Adapun peta lokasi RSUP
Dr. Hasan Sadikin bandung dapat dilihat pada lampiran.
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene Bandoengsche
Ziekenhuijs“. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi “Het Gemeente
Ziekenhuijs Juliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur. Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah Indonesia merdeka, pengelolaannya berpindah ke pemerintah daerah yang dikenal oleh masyarakat Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak“.
Pada tahun 1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan sebagai rumah sakit propinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sejak saat itu pula Rumah
Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat pendidikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah menjadi
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal
Pelayanan Medik. Pada tahun 1992-1997 RSHS ditetapkan menjadi unit swadana.
Keluarnya Undang-undang nomor 20 tahun 1997 tentang PNBP yang ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 124 tahun 1997 menyebabkan status
RSHS berubah menjadi Rumah Sakit Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus menyetorkan seluruh pendapatan ke kas Negara.
Bersamaan dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 119 tanggal 12 Desember 2000, status RSHS secara yuridis berubah menjadi perusahaan jawatan (Perjan). Pada tahun 2006 RSHS bersama 12 rumah sakit lainnya, berubah status menjadi unit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (PPK-BLU).
Status RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah sebagai berikut :
1. Rumah Sakit Pemerintah.
2. Di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan RI.
3. Termasuk rumah sakit tipe A.
4. Rumah Sakit Pendidikan.
5. Rujukan utama untuk Provinsi Jawa Barat.
6. Pusat Unggulan Nasional dalam Bidang Jantung, Onkologi, dan Kedokteran Nuklir
2.2 Visi, Misi, Tujuan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (sesuai Pemerintah Kabinet Indonesia
Maju 2)
Visi:
Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong
Misi:
Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera.
Tujuan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Mencipatakan pelayanan sebaik-baiknya kepada seluruh publik sesusai dengan ketetentuan yang telah ditetapkan Kementrian Kesehatan RI.
2.3 Janji Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Nilai-nilai filosofis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dituangkan dalam tata nilai yaitu:
PAMINGPIN PITUIN
Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan mEnyiapkan talenta talenta terbaik dibidangnya
Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalan kemitraan
Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan
Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif
Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima
Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas
Selain itu, terdapat beberapa motto pelayanan kesehatan di RSUP dr. Hasan Sadikin
Bandung, yaitu : “Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”
Struktur
2.5 Profil Instalasi Pelayanan Jantung
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama No : HK.02.05/D1.8-32/998/IV/2008 perihal struktur organisasi dan tata kerja Instalasi Pelayanan Jantung (IPJ) RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung adalah sebagai berikut :
Gambar
2.2 Struktur
Organisasi Instalasi Pelayanan Jantung RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Kepala Instalasi Pelayanan Jantung RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung membawahi: a. Sub-instalasi administrasi dan SDM b. Sub-instalasi dari pelayanan dan pengembangan mutu c. Sub-instalasi sarana dan prasarana d. Unit Diagnostik Non Invasif e. Unit Invasif dan Intervensi non-bedah f. Unit Intervensi Bedah Kardiovaskular g. Unit Pelayanan Rawat Jalan h. Unit Perawatan Intensif i. Unit Perawatan semi-intensif dan Rawat Inap j. Unit Prevensi dan Rehabilitasi Kardiovaskular
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230810032558-7505a914f1ae56fbe559cbedd93278fa/v1/41f2c97ac901c2485577d76ff2da7c71.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Dalam menjalankan pelayanannya Instalasi Pelayanan Jantung mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
- Tugas pokok
Menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan pelayanan jantung terpadu yang terdiri dari Pelayanan diagnostik Non Invasif, invasif dan Intervensi nonbedah , Intervensi Bedah Kardiovaskular, Pelayanan Rawat Jalan, Perawatan Intensif, Perawatan semi-intensif dan Rawat Inap dan Prevensi dan Rehabilitasi Kardiovaskular.
- Fungsi
Dengan melaksanakan tugas Instalasi Pelayanan jantung Terpadu dalam menyelenggarakan fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian.
Adapun deskripsi secara singkat Sumber Daya Manusia di IPJ terdiri dari :
1. Tenaga Medis
• Dokter Spesialis : Merupakan dokter spesialis yang dapat memberikan pelayanan, dan tergantung dengan kewenangan klinik yang disetujui oleh direktur medis RSHS
• Perawat : Minimal 50% dari seluruh perawat di IPJ merupakan perawat terlatih dan mempunyai sertifikat kardiologi dasar. Selain itu minimal 75% dari jumlah perawat di ICU merupakan perawat terlatih dan bersertifikat ICU
2. Tenaga Non Medis
Merupakan tenaga non-medis yang dapat memberikan pelayanan, dan tergantung dengan kewenangan klinik yang disetujui oleh direktur medis RSHS, yaitu tenaga kesehatan non medis dan tenaga administrasi
Sedangkan jenis penderita di IPJ disesuaikan dengan keluhan kearah diagnosis penyakit jantung dan pembuluh darah, dan unit masing-masing, yaitu :
• Unit Diagnostik Non Invasif
• Unit Diagnostik Invasif dan Intervensi Non Bedah
• Unit Rawat Inap Intensif
• Unit Rawat inap semi-intensif dan rawat inap
Adapun secara singkat pelayanan kesehatan yang ada di IPJ terdiri dari :
1. Pelayanan rawat jalan
2. Pelayanan diagnostik non invasif yaitu :
• Ekokardiografi, meliputi Transthoracal Echocardiography, Transesophageal Echocardiography,DobutaminStressEchocardiography,
• Treadmill Test
• Ambulatory Blood Pressure Monitoring
• Holter Monitoring
• USG dopler vaskular
3. Pelayanan Preventif dan Rehabilitasi Jantung
4. Pelayanan Rawat Inap
5. Pelayanan perawatan semi intensif – HCCU
6. Pelayanan Invasif Non Bedah, meliputi angiografi diagnostik, intervensi koroner perkutan, ventrikulografi, penyadapan jantung kanan, penutupan defek kongenital perkutan, elektrofisiologi, pemasangan device, dan intervensi vaskular perifer
7. Pelayanan perawatan intensif – CICU
Nama : Melawati Hasan
NIP : 198205082022032001
Jabatan /Golongan : Dokter Pendidik Klinis Ahli Pertama / IIIb
Unit Kerja : Instalasi Pelayanan Jantung, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
Dr. Hasan Sadikin Bandung
Instansi : Kementerian Kesehatan
Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta diklat mengacu kegiatan dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), yaitu :
1. menjadi supervisor jaga
2. membimbing kegiatan ilmiah case, referat, jurnal PPDS-1 Kardiologi
3. Pembimbing stase echocardiography PPDS-1 Kardiologi
4. Terlaksananya EMR (E-Medical record) dengan lengkap
5. Terlaksananya waktu tunggu rawat jalan (WTRJ) <60 menit
6. Terpenuhinya waktu jam visite dokter penanggung jawab klinik (DPJP)