LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI PEMBERIAN EDUKASI PENGGUNAAN ALAT BANTU JALAN PADA
PASIEN PULANG DENGAN FRAKTUR EKSTERMITAS BAWAH
DI RUANG PERAWATAN KANA RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
Telah di seminarkan
Tanggal Juli 2022, di Bapelkes Cikarang
Coach Mentor
NIP.196704201999031006
Penguji
NIP. 196601021990032001
SJAMSUL ARIFFIN,
NIP. 196611151989031002
dr. MARYONO, M.Kes
TITIN MULYATI, S. Kp., M. Kep
SKM, M.Epid
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-Nya Penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi dengan judul “OptimalisasiPemberian EdukasiPenggunaanAlatBantuJalanPadaPasienPulangDenganFrakturEkstermitasBawah di Ruang Perawatan Kana Rsup Dr Hasan Sadikin Bandung”.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak dr. Azhar Jaya, SKM.,MARS, selaky Plt. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2. Bapak Drs. Suherman, M. Kes selaku kepala Bapelkes Cikarang
3. Ibu Fatrisia Madina, S. Kp.MM, selaku Koordinator Bidang Keperawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
4. Bapak dr. Maryono, M.Kes selaku coachyang senantiasa selalu memberikan ilmu, arahan,masukan,danbimbinganselamaprosespenyusunanrancanganaktualisasi ini.
5. Ibu Titin Mulyati, S.Kp.,M.Kep selaku mentor yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik.
6. IbuVerawatiLenny,SKM,MKM,selakuKetuaPelaksanaanLatsarCPNSdanseluruh Panitia Bapelkes Cikarang, yang telah memberikan ilmunya selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Kemenkes RI
7. Bapak Sjamsul Arifin, SKM, M.Epid selaku penguji yang telah memberikan saran kepada penulis.
8. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 5.
9. Bapak Rizki Juniar E, S. Kep., Ners selaku Kepala ruangan Kana, dan seluruh staff Ruangan Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang banyak memberikan masukan dan saran selama proses rancangan aktualisasi.
10. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III khususnya Angkatan 5 atas inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukungannya.
11. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan doa yang tidak pernah putus.
12. Semuapihakyangtakdapatdisebutkansatupersatuyangtelahbanyakmembantu penulis dalam menyelesaikan rancangan aktualisasi.
i
Semoga aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan juga dapat diterapkan di lingkungan kerja dengan sebaikbaiknya, serta dapat dikembangan lebih lanjut. Mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Bandung, 4 Juli 2022
Penulis,
Navillata Birrah Amirah, S.Kep., Ners
ii
iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… i DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. iii DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………… v DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………….. vi DAFTAR BAGAN ………………………………………………………………………. vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………….. 1 B. Tujuan …………………………………………………………………………………………………… 2 1. Tujuan Umum 2 2. Tujuan Khusus 2 C. Manfaat Rancangan Aktualisasi ………………………………………………………………… 2 1. Bagi Unit Kerja 2 2. Bagi Bapelkes 2 3. Bagi Penulis ……………………………………………………………………………………… 3 D. Ruang Lingkup 3 BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA A. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ……………………………………………………………… 4 1. Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung …. 4 2. Tugas Pokok dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ………………….. 6 3. Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ……………………………………. 6 4. Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 7 5. Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 7 6. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ………………………… 7 B. Ruang Rawat Inap Kana 1. Profil Ruangan Kana …………………………………………………………………………. 8 2. Visi Ruangan Kana …………………………………………………………………………… 8 3. Misi Ruangan Kana ………………………………………………………………………….. 8 C. Profil Peserta …………………………………………………………………………………………. 8 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI A. Identifikasi Isu ……………………………………………………….. 11 B. Penetapan CoreIsu ………………………………………………………………………………… 14 C. Latar Belakang Pengambilan Isu ………………………………………………………………. 15
iv C. Analisis Isu …………………………………………………………………………………………….. 15 D. Gagasan Pemecahan Isu ……………………………………………………………………….. 17 E. Rencana Kegiatan Rancangan Aktualisasi ………………………………………………….. 20 F. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi ………………………………………………………… 32 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 33
v DAFTAR TABEL Tabel 1. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan ……………………………………….. 9 Tabel 2. Dampak Isu apabila tidak terselesaikan …………………………… 13 Tabel 3. Teknik Tapisan Isu APKL ………………………………………………… 14 Tabel 5. Keterkaitan dengan substansi Agenda III …………………………. 17 Tabel 6. Gagasan Pemecah Isu …………………………………………………. 17 Tabel 7. Matriks kegatan rancangan aktualisasi …………………………….. 21 Tabel 8. Timeline Kegiatan Aktualisasi …………………………………………. 32
vi Daftar Gambar Gambar1.SturkturOrganisasiRSUPDrHasanSadikinBandung ………………… 7
vii DAFTAR BAGAN Bagan1.AnalisisIsuMenggunakanFishboneDiagram ……………………. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Bekakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) terdiri atas profesi (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang diangkat berdasarkan peraturan perundangundangan.AparaturSipilNegaraadalahbagiandarisumberdayamanusiayang wajib ada karena dibutuhkan dalam menjalankan fungsi negara dengan menempatkan pada tugas, fungsi dan perannya masing-masing. Sebagai fungsi dan tugas utama dari ASN berkewajiban dalam melaksanakan kebijakan publik, sebagai pelayan publik serta menjadi perekat dan pemersatu bangsa.
Berperan sebagai perencana, pelaksana, dam pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintah dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal ini tercantum dalam UU No. 5 Tahun 2014 pasal 10, II dan 12. Maka untuk memaksimalkan fungsi, tugas dan peran tersebut maka perlu diberikan pembekalan untuk meningkatkan potensi sumber daya yang ASN miliki.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan jabatan Aparatur Sipil Neqara (Peqawai Neqeri Sipil). antara lain ditetapkan jenis-jenisdiklatASN/PNS.SalahsatujenisdiklatadalahLatsarCPNS(GolonganI,II,atau III) yang merupakan syarat pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk menjadi ASN. Latsar CPNS menjadi solusi untuk membentuk PNS yang professional dan berkarakter. Latsar CPNS dilaksanakan untuk memberikan untuk pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil, pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya supaya mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.
Sebagai seorang perawat memiliki tugas yaitu melakukan kegiatan pelayanan keperawatan yang meliputi asuhan keperawatan dan pengelolaan keperawatan. Asuhan keperawatan yang dimaksud adalah rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya. Perawat dalam melaksanakan tugasnya memberikan asuhan keperawatan yang bersifat holistic.
LatsarCPNSbeftujuanuntuk mengaktualisasikannilai-nilai dasarprofesi PNSyaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabilitas, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif atau disingkat menjad BerAKHLAK. Untuk mewujudkan ketujuh nilai dasar
1
BerAKHLAK. Penulis membuat rancangan kegiayan yang mengandung unsur BerAKHLAK dalam pelaksanaannya. Selain itu penulis juga mencari isu yang ada di tempat kerja agar isu tersebut dapat diselesaikan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan yang diberikan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Peserta Pelatihan Dasar CPNS mampu menyusun rancangan aktualisasi “Optimalisasi
PemberianEdukasiPenggunaanAlatBantuJalan PadaPasienPulangDenganFraktur EkstermitasBawahDiRuangPerawatanKanaRsupDr.HasanSadikinBandung “yang didasari atas pemahaman mata pelatihan kedudukan, peran, dan fungsi ASN sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik dan perekat dan pemersatu bangsa yang dilandasi dengan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai dalam aktualisasi adalah:
1. Membuat media edukasi leaflet dan video tentang cara penggunaan alat bantu jalan kruk di ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022 untuk meningkatkan mutu edukasi rumah sakit
2. Menerapkan nilai-nilai dasar BerAKHLAK pada setiap kegiatan.
3. Menerapkan hasil kegiatan dilandasi oleh nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK yang mendukung terhadap pencapaian visi, misi, tujuan organisasi, dan penguatan terhadap nilai-nilai organisasi.
C. Manfaat Rancangan Aktualisasi
1. Bagi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Sebagai data acuan instansi untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit guna mencapaivisi misi, peningkatanmutu pelayanan,danmewujudkancitralembagayang baik di mata masyarakat serta mampu bersaing dengan instansi serupa baik secara nasional maupun internasional.
2. Manfaat Bagi Bapelkes Cikarang
Sebagai kepustakaan, data acuan, dan laporan mengenai kondisi yang terjadi di lapangan serta sebagai bahan evaluasi bagi institusi secara keseluruhan, khususnya dalam meningkatkan kualitas pelatihan dasar CPNS selanjutnya.
2
3. Bagi Penulis
Penulis dapat mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN, fungsi dan kedudukan, serta aktualisasi untuk menjadi ASN yang profesional, kompeten, serta akuntabel sehingga dapat menjadi rolemodeldan pemberi pelayanan yang baik, tepat, dan cepat guna meningkatkan kepuasan masyarakat dalam memanfaatkan jasa pelayanan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi oleh penulis mencakup tugas pokok sesuai dengan sasaran kinerja pegawai, dan kegiatan inovasi untuk memecahkan isu yang ada pada unit kerja. Pada setiap kegiatan akan dipaparkan tahap kegiatan dan hasil yang diharapkan.
Kegiatan ini akan dilaksanakan di Ruangan Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Kegiatan dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai BerAKHLAK.
3
BAB II
GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA
A. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
1. Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Pada tahun 1920, rumah sakit Hasan Sadikin dibangun dengan kapasitas 300 tempat tidur oleh pemerintah Belanda dan selesai tahun1923. Pada tanggal 15 Oktober 1923 diresmikan dan diberi nama Met A/gemeene Bandoengsche Ziekenhui.
Lima tahun kemudian, tepatnya tanggal 30 April 1927, namanya berubah menjadi Gemeente Ziekenhuis Juliana. Tenaga dokter pada waktu itu hanya ada 6 dokter berkebangsaan Belanda dan 2 orang dokter berkebangsaan Indonesia, yaitu dr. Tjokro Hadidjojo dan dr. Djundjunan. Setiakusumah.
Pada tahun 1942, pecah Perang Pasifik dan rumah sakit ini oleh Belanda dijadikan rumah sakit militer yang pengelolaannya diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Militer. Kemudian, masih di tahun 1942 bala tentara Jepang menduduki PulauJawa, fasilitas rumahsakit dijadikanrumahsakit militerJepangdandiberi nama menjadiRigukunByoinsampaitahun1945.SetelahJepangmenyerahkepadaSekutu, pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno rnemproklamasikan kemerdekaan Indonesia, namunrumahsakit masihtetapdikuasaiolehBelanda sebagai rumahsakit militer dibawah pimpinan W). van Thiel.
Pada tahun 1948, fungsi rumah sakjt diubah kembali menjadi peruntukan bagikalanganumum.Dalamperkembanganselanjutnya,rumahsakitmasukkedalam naungan Kotapraja Bandung dan diberi nama Rumah Sakit Rantja Badak (RSRB), sesuai dengan sebutan nama kampung lokasi berdirinya rumah sakit ini yaitu Rantja Badak. Pimpinan masih tetap oleh W. J. van Thiel sampai tahun 1949, Setelah itu rumah sakit dipimpin oleh Dr Paryono Suriodipuro sampai tahun 1953. Pada tahun 1954, oleh Menteri Kesehatan, RSRB ditetapkan menjadi RS Provinsi dan langsung di bawah Departemen Kesehatan. Pada tahun 1956, RSRB ditetapkan menjadi Rumah SakitUmumPusatdengankapasitasperawatanmeningkatmenjadi600tempattidur.
Pada tanggal 8 Oktober 1967, RSRB bergantj nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin sebagai penghormatan terhadap almarhum Direktur Rumah Sakit yang meninggalduniapadatanggal16Juli1967sewaktumasihmenjabatsebagaiDirektur dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (UNPAD).
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, RSHS mengembangkan berbagai fasilitas (sarana, prasarana dan alat) sesuai dengan Master Plan Pengembangan
4
RSHS sebagai Teaching Hospital Master Plan RSHS yang mendukung fungsi RSHS sebagai RS Pendidikan, pertama kali dirancang pada tahun 1972, yang kemudian dikaji ulang dan dikembangkan menjadi Master Plan RSHS tahun 1982. Seiring dengan perkembangan ilmudan teknologi di bidang kesehatan, dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan peningkatan cakupan, jangkauan dan mutu pelayanan rumah sakit, melalui soft loan dari OECF/JBIC (Jepang), tersusun Master Plan RSHS tahun 1995 sebagai Model RS Pendidikandi Indonesia, dengan filosofi integral pelayanan medis dan pendidikan kedokteran untuk peningkatan kualitas hidup manusia. Realisasi tahap pertama dan MasterPlantersebut adalahpembangunan Gedung Gawat Darurat dan Bedah Sentral (Emergency Unit Central Orrating Theatre(EU-COT) termasuk ruang rawat intensif, yang diselesaikan pada tahun2001, dilengkapi dengan fasilitas peralatan medik yang canggih pada masanya. Dari efisiensibiayapembangunantersebut,telahsekailgusdapatdibangunGedungRawat Inap Khusus(kelas VIP), berkapasitas 75 tempat tidur, yang kemudian diberi nama Paviliun Parahyangan.
Tahun-tahun berikutnya adalah tahun dimana RSHS semakin berkembang. Ditengah-tengahpertumbuhannyainiRSHSditetapkansebagaiRumahSakitRujukan Nasional berdasarkan S urat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, mengampu tujuh RS Regional di Jawa barat dan beberapaRS di luar provinsi Jawa Barat. Data terakhir menunjukkan, kini RSHS memiliki 944 tempattidur, 3000 kary•awan dengan 395 dokter spesialis dan subspesialis dan enam layanan unggulan terdiri atas Pelayanan Jantung Terpadu, PelayananOnkologi,PelayananInfeksi,BedahMinimalInvasif,KedokteranNuklirdan Transplantasi Ginjal. Fungsi, Klasifikasi danSusunan Organisasi BP4, maka tugas pokok dan fungsi BP4 tidak hanya mengobati tuberkulosis tetapi juga penyakit paru Iainnya.
Pada periode selanjutnya, keterbatasan pemerintah dalam pembiayaan pelayanan rumah sakit yang semakin menurun, sedangkan rumah sakit dituntut untukmeningkatkanmutupelayanannya,pemerintahmengubahparadigmanyalebih berperan sebagai katalis dengan melepaskan bidang-bidang yang dapat dikerjakan oleh rumah sakit (steering rather than rowing). Untuk itu dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah Nomor.119/2000 yang menetapkan RSHS sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan). Dengan otonomi dan fleksibelitas yang lebih luas dalam pengelalaan rumah sakit,kinerjaRSHSdirasakansemakinmembaik.StatusPerjanrumahsakitterkendala dengan perundang-undangan yang baru, sehingga sejaktahun 2005 RSHS bersama
5
12 rumah sakit lainnya, berubah statui menjadi unit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU).
2. Tugas Pokok dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI
No.1673/MENKES/PER/X11/2005 tanggaı 27 Desember 2005 tentang organisasi dan TataKerjaRSUPDr.HasanSadikinBandung,RSHSmerupakanUnitPelaksanaTeknis (UPT) di Ljngkungan Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. RSHS dipimpin oleh seorang kepala yang disebut Direktur Utama. RSHS dikategorikan sebagai Rumah Sakit Kelas A dan berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan Puncak untuk Provinsi Jawa Barat. RSHS juga berfungsi sebagai Pusat Unggulan Nasional (National Centre Excel/ence) dalam bidang Kedokteran Nuklir dan ditetapkan sebagai satu-satunya penyelenggara Pendidikan SpesialisKedokteran Nuklir di Indonesia.
Tugas Pokok
RSHS mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, danberkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, pendidikan, dan penelitian serta upaya lainnya sesuai kebutuhan.
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok di ataş RSHS berfungsi:
a) Pelayanan medik dan penunjang medik.
b) Pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan.
c) Pelayanan rujukan.
d) Pelayanan umum dan operasional penunjang non medik.
e) Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit.
f) Pelayanan administrasi dan keuangan.
g) Pendidikandanpelatihandibidangkesehatansertapengembangansumberdaya manusia penelitjan dan pengembangan.
3. Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Mempunyai visi dan misi yaitu:
a) Visi
Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian erlandaskan Gotong Royong
6
b) Misi
Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi.
4. Moto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
“Kesehatan Anda menjadi Prioritas Kami”.
5. Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Selain memiliki visi dan misi, Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin juga memiliki tata nilai, janji pelayanan, nilai–nilai, danmoto. Adapuntata nilai yang dimiliki disebut dengan PAMINGPIN PITUIN, meliputi
1) Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talentatalenta terbaik di bidangnya.
2) Profesional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan.
3) Inovatif: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
4) Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsif.
5) Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
6) Integritas: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
6. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Gambar1.SturkturOrganisasiRSUPDrHasanSadikinBandung
7
B. Ruang Rawat Inap Kana
1. Profil Ruangan Kana
Ruang Perawatan Kana merupakan ruang rawat inap khusus Bedah baik umum maupun BPJS, yang memiliki kapasitas sebanyak 50 tempat tidur (10 kamar). Ruang Kana memberikan pelayanan kepada berbagai kasus bedah meliputi, bedah digestif, bedah ortho, bedah urologi, bedah onkologi bedah THT, dan bedah mulut, bedah plastic, bedah thorax, bedah vaskuler. Ruang Kana menggunakan metode tim dalam memberikan pelayanan keperawatan yang terbagi dalam 5 tim setiap tim dipimpin oleh 1 ketua tim . Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi, pelayanan pre bedah, post bedah, dan perbaikan keadaan umum.
2. Visi Ruangan Kana
Ruang InstalasiRawat Inap Kanamemilikivisiyaitumenjadiruangperawatan bedah yang berkualitas dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan secara
holistik, bermutu, dan memuaskan bagi pasien dan keluarganya serta menyelenggarakan pelayanan pendidikan dan penelitian yang mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan.
3. Misi Ruangan Kana
a. Melaksanakan asuhan keperawatan yang paripurna meliputi aspek bio- psikososio-spiritual kepada pasien bedah.
b. Menyelenggarakan proses pendidikan keperawatan klinik dan penelitian yang berkualitas.
c. Melaksanakan pengelolaan seluruh sumber daya secara good governance
d. (transparan, efektif, dan akuntabel).
e. Meningkatkan kesejahteraan staf dan pengembangan kualitas asuhan keperawatan.
Nama : Navillata Birrah Amirah, S.Kep., Ners
NIP : 199711102022032007
Jabatan/ Gol : Ahli Pertama Perawat / III b
Unit Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikik Bandung
Instansi : Kementrian kesehatab
8
C. Profil Peserta
Saat ini, peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Kota Bandung
terhitung mulai tanggal 01 Maret 2022 sebagai Perawat Ahli Pertama di bawah Bidang
KeperawatandansekarangbekerjadiunitkerjaRuangRawatInapBedahRuangPerawatan Kana.
Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
meliputi:
Tabel1.KegiatanTugasPokokJabatan
Kegiatan tugas pokok jabatan
1 Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan
pada tahap pre/intra/post operasi
2 Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
3 Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayan keperawatan sebagai
ketua tim/perawat
4 Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
5 Melakukan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
6 Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
7 Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan
8 Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
9 Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan
10 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu
(merumuskan,menetapkan)tindakan
11 Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
12 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
13 Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
14 Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
15 Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayan keperawatan
9
no
16 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
17 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
18 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
19 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
20 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
21 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22 Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
23 Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
24 Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
25 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
26 Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
27 Melakukan perawatan luka
28 Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
29 Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
30 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan
31 Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
32 Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
33 Melakukan Pendidikan kesehatan pada individu
10
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Identifikasiisudilakukandenganmetodeenvironmentalscanningpadaunitkerjaserta konsultasi dengan kepala ruangan dan mentor. Berdasarkan hal tersebut, didapatkan beberapa isu yang beresiko menjadi masalah apabila tidak ditangani yaitu:
1. Belum Optimalnya Pemberian Edukasi Penggunaan Alat Bantu Jalan Pada
Pasien Pulang Dengan Fraktur Ekstermitas Bawah di Ruangan Kana RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung
Fraktur merupakan salah satu penyebab cacat salah satunya akibat suatu trauma karena kecelakaan. Fraktur yang terbanyak di Indonesia yaitu fraktur ekstremitasbawah.Bagiantubuhyangbanyakmengalamicederaadalahekstremitas bagian bawah (Riskesdas, 2018). Fraktur ekstremitas bawah, yang sebagian besar merupakan hasil dari trauma akibat kecelakaan, memiliki tingkat rawat inap yang tinggi, lamarawat danoperasi. Frakturterbanyakdisebabkanolehsuatu kecelakaan.
Pasien dengan fraktur ekstremitas bawah akan mengalami kesulitan saat berjalan, berjongkok, mengangkat benda berat atau bekerja yang melibatkan menahan beban. Pasien dengan kondisi gangguan ortopedi sering membutuhkan perawatan yang lebih lama daripada pasien lain. Fraktur ekstremitas bawah diantaranya fraktur femur, tibia, dan fibula sehingga pasien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya karena immobilisasi. Dalam melakukan aktivitas bergerak, pasien dengan fraktur ekstermitas bawah membutuhkan alat bantu jalan untuk membantu aktivitas yang dilakukan. Pasien yang telah dirawat dan akan pulang harus diberikan edukasi tentang penggunaan alat bantu jalan dengan baik dan jelas.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruangan dan wakil kepala ruangan Kana, semenjak pandemic covid-19, leaflet penggunaan alat bantu jalan kruk tidak lagi tersedia stok nya di ruangan sehingga perawat dalam pelaksanaan edukasi pasien fraktur ekstermitas bawah yang akan pulang tidak terlaksana secara optimal. Berdasarkan hasil observasi juga ditemukan dari 5 pasien fraktur kestremitas bawah, didapat 3 pasien yang tidak mengetahui cara menggunakan alat bantu jalan kruk (26 april - 09 mei 2022) .
11
2. Belum optimalnya pemberian edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka post laparatomi di Ruangan Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Menurut data World Health Organization (WHO) (2013), jumlah pasien dengantindakanoperasimencapaiangkapeningkatanyang sangat signifikan. Pada tahun 2011 terdapat 140 juta pasien di seluruh rumah sakit di dunia, dan pada tahun 2012 diperkirakan meningkat menjadi 148 juta jiwa. Pada tahun 2012 di Indonesia, tindakan operasi mencapai 1,2 juta jiwa dan diperkirakan 32% diantaranya merupakan tindakan bedah laparatomi (Kemenkes RI, 2013). Sementara tindakan bedah laparatomi di RSUP Dr Hasan Sadikin dapat mencapai lebih kurang 50 operasi setiap bulannya (Djaya, Rudiman, & Lukman, 2012).
Laparatomi merupakan jenis operasi bedah mayor yang dilakukan di daerah abdomen (Sjamsuhidajat & Jong, 2005).Sayatan pada operasi laparatomi menimbulkan luka yang berukuran besar dan dalam sehingga membutuhkan waktu penyembuhan yang lama dan perawatan berkelanjutan (Potter & Perry, 2006). Luka pasca operasi sembuh sampai dengan hari ke 10 sampai 14 (Enoch & Leaper, 2007; Heather et al., 2010).
Edukasi pada pasien dan keluagra dalam perawatan luka laparatomi saat pasienpulangdarirumahsakitsangatdiutuhkan,namunpadakenyataannya,edukasi perawatan luka laparatomi lanjutan di rumah pada pasien dan keluarga tidak diberikan secara optimal. Berdasarkan hasil observasi, 2 dari 3 paisen post laparatopi yang akan pulang tidak diberikan edukasi cara perawatan luka bekas operasi di rumah. Dikarenakan beberapa factor dari tidak adanya media edukasi, kekurangan tenaga, serta kesibukan perawat dalam melakukan perawatan pasien.
3. Belum optimalnya pemberian intervensi dalam menurunkan
kecemasan pasien pre operasi di Ruangan Kana RSUP Dr. Hasan
SadikinBandung
Tindakan operasi merupakan tindakan pengobatan dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan di obati dengan cara invasif umumnya dilakukan dengan melakukan sayatan. Setelah pembedahan dan bagian yang akan di tampilkan dilakukan tindakan perbaikan dan akan diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Pratiwi, 2013). Proses perawatan di rumah sakit seringkali mengabaikan aspek – aspek psikologis sehingga menimbulkan berbagai permasalahan psikologis bagi pasien yang salah satunya adalah kecemasan.
12
Diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan sebelum menjalani prosedur operasi..
Berdasarkan Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2013.
Menyatakan bahwa jumlah pasien pre operasi bertambah dengan klien yang
mengalami gangguan kecemasan sebelum menjalani tindakan operasi di Amerika
Serikat sekitar 20 %. Pasien yang menjalani tindakan operasi mengalami kecemasan. Beberapa cara yang bisa digunakan untuk menurunkan kecemasan pada pasien
diantaranya; farmakologi, pendekatan suportif dan psikoterapi. Teknik utama
psikoterapi dalam menangani kecemasan adalah dengan relaksasi dan bio feed back. Teknik relaksasi yang bisa digunakan dalam mengurangi kecemasan pada pasien pre operasi salah satunya berupa teknik relaksasi otot progresif (Smeltzer & Bare, 2002
dalam Arbani, 2015). Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, pasien yang
akan persiapan pre operasi hanya diberikan edukasi dan tidak diberikan tindakan
teknikrelaksasiuntukmenurunkankecemasanyangdirasakanolehpasien.diruangan
juga tidak ada media edukasi tentang teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan pasien yang akan menjalani operasi
Berdasarkan dari pemaparan isu diatas, terdapat beberapa dampaknya apabila isu
tersebut tidak diselesaikan yaitu:
Tabel2. DampakIsuapabilatidakterselesaikan
Isu Dampak Apabila Isu Tidak Diselesaikan
Belum optimalnya pemberian
edukasi penggunaan alat bantu
jalan pada pasien pulang
dengan fraktur ekstermitas
bawah di ruangan kana RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung
• Apabila tidak digunakan dengan cara yang benar beresiko meningkatkan cidera yang lanjutan lebih parah dan menambah biaya perawatan
• Pasien akan kebingungan dalam menggunakan alat bantu jalan tersebut
• Memperlambat proses penyembuhan fisik pasca dirawat di rumah sakit
• Alat bantu jalan tidak digunakan dengan optimal
Belum optimalnya pemberian
edukasi pasien dan keluarga
tentang perawatan luka post
laparatomi di Ruangan Kana
RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
• Apabila tidak dilakukan edukasi perawatan yang benar di rumah akan menyebabkan penyembuhan luka semakin lama.
13
Belum optimalnya pemberian
intervensi dalam menurunkan
kecemasan pasien pre operasi
di Ruangan Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
• Apabila isu tidak diselesaikan dapat menyebabkan beban pikiran pada pasien yang akan melaksanakan tindakan operasi
B. Penetapan CoreIsu
Untukmenetapkancoreisu,dilakukanujikelayakanisudenganmenggunakanmetode APKL (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Layak). Aktual artinya isu tersebyt benarnemar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya isu tersebut memiliki dmensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif. Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Tabel3.TeknikTapisanIsuAPKL
1 Belum optimalnya pemberian edukasi penggunaan alat bantu jalan pada pasien pulang dengan fraktur ekstermitas bawah di ruangan kana RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung
2 Belum optimalnya pemberian edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka post laparatomi di RuanganKanaRSUPDr. HasanSadikinBandung
3 Belum optimalnya pemberian intervensi dalam menurunkan kecemasan pasien pre operasi di Ruangan Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Keterangan:Nilai1sangatkecilpengaruhnya,2kecilpengaruhnya,3cukupberpengaruh,4besarpengaruhnya, 5sangatbesarpengarihnya)
Berdasaran hasil diatas, isu yang akan diangkat untuk prioritas penyelesaian masalah selama proses habituasi adalah belum optimalnya pelaksanaan edukasi pasien pulang denga fraktur ekstremitas bawahtentang latihanberjalan menggunakan alat bantu jalan kruk.
14
No Isu A P K L Total
4 5 4 4 17
4 3 4 4 15
3 3 3 4 13
C. Latar Belakang Pengambilan Isu
Fraktur atau patah tulang adalah ganguan dari kontinuitas yang normal dari suatu tulang(Black2014).Frakturataupatahtulangadalahkondisidimanakontinuitasjaringan tulang dan atau tulang rawan terputus secara sempurna atau sebagian yang disebabkan oleh rudapaksa atau osteoporosis (Smeltzer & Bare, 2013). Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang rawan baik bersifat total maupun sebagian, penyebab utama dapat disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik tulang itu sendiri dan jaringan lunak disekitarnya (Helmi, 2012).
Fraktur dapat terjadi di bagian ekstremitas atau anggota gerak tubuh yang disebut dengan fraktur ekstremitas. Fraktur ekstremitas merupakan fraktur yang terjadi pada tulangyangmembentuklokasiekstremitasatas(tangan,lengan,siku,bahu,pergelangan tangan, dan bawah (pinggul, paha, kaki bagian bawah, pergelangan kaki).
Frakturdisebabkanolehtrauma tunggal yang diberikan kekuatanyang berlebihan dan secara tiba-tiba seperti benturan, plintiran dan penarikan. Selain itu trauma tunggal juga menyebabkanjaringanlunakmenjadirusak.Untukmengembalikangerakan,pencegahan disabilitas dan pengurangan nyeri karena adanya rusaknya kontinuitas jaringan maka dilakukan penanganan pada daerah fraktur. Ada tiga cara dalam melakukan penanganan fraktur yaitu reduksi, imobilisasi, dan rehabilitasi. (Hermanto & Nurhidayat, 2020).
Pasien dengan fraktur ekstremitas cenderung sulit dalam beraktivias dikarenakan adanya gangguan mobiltas fisik yang menyebabkan pasien kesulitan bergerak, terlebih dengan aktivitas fisik seperti berjalan. Maka dari itu diperlukannya alat bantu jala yang dapat memudahkan pasien dalam beraktivitas. Salah satu alat bantu yang dapat memudahkan pasien dalam beraktivitas yaitu kruk.
Kruk adalah suatu alat bantu jalan yang berupa tongkat dengan pegangan alat ditengah supaya dapat digunakan sebagai pegangan, pemakaian alat dengan cara dijepit di ketiak. Alat ini dibutuhkan bagi mereka yang mengalami fraktur ekstremitas bawah atau mereka yang cacat sehingga sulit dalam berjalan.
Pada pasien pulang dengan fraktur ekstremitas setelah perawatan di rumah sakit harus diberikan edukasi terkait penggunaan alat bantu jalan sehingga pasien dapat menggunakan alat bantu jalan tersebut secara optimal.
D. Analisis Isu
Untuk mengidentifikasi isu Belum optimalnya pemberian edukasi cara penggunaan alat bantu jalan kruk pada pasien fraktur ekstermitas bawah yang akan pulang, penulis menggunakan diaram fishbone untuk analisis akar masalah
15
Man
Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang cara penggunaan alat bantu jalankruk
Komunikasiterapeutikantara
perawat dan paasien kurang optimal
Media edukasi yang ada belum
terperinci dan perlu diperbarui dengan referensi terbaru dan penambahanmediaedukasi
Method
Metode edukasi yang dilakukanmasihsecaralisan
dengan konten media
edukasi yang tidak lengkap sehingga penyampaian edukasi tidak terlaksana secaraoptimal
Material
Kurangnya manajemen perawat dalam pemberien
edukasi
menyebabkan
pemberian edukasi tidak terlaksanasecaraoptimal
Management
Belum optimalnya pemberian edukasicarapenggunaanalat
bantu jalan kruk pada pasien
fraktur ekstermitas bawah
yang akan pulang di Ruangan
Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
16
Bagan 1. Analisis Isu Menggunakan Fishbone Diagram
E. Gagasan Pemecahan Isu
Gagasan Pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (sasaran kinerja pegawai), perintah atasan, dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara (berorientasi pelayanan, akuntabilitas, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif), prinsip Smart asn dan manajemen asn serta diintegrasikan dengan nilai-nilai dan visi misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Tabel5. KeterkaitandengansubstansiAgendaIII
Manajemen ASN Melaksanakan kebijakan dan pelayanan publik yang professional Memberikan informasi dengan benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
Smart ASN Memanfaatkan perkembangan teknologi dalam meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan.
Gagasan pemecahan isu yang akan dilaksanakan adalah Membuat Leaflet dan Video Edukaasi cara penggunaan,alat bantu kruk degan beberapa kegiatan yaitu: Tabel6. GagasanPemecahIsu
No Gagasan Pemecahan isu Sumber Kegiatan Output
1 Konsultasi dan Koordinasi terkait pelaksanaan ide kreatif pemberian edukasi pasien dengan media leaflet dan video.
Tahap kegiatan:
1. Melakukan kontrak waktu untuk melakukan pertemuan dengan kepala ruangan dan mentor
2. Melakukan konsultasi terkait ide kreatif yang akan dibuat kepada kepala ruangan dan mentor
SKP Terlaksananya konsultasi dan koordinasi gagasan kreatif pembuatan media edukasi leaflet dan video
17
3. Melakukan koordinasi dengan tim promkes RSHS terkait media edukasi yang akan dibuat.
2 Pembuatan mediaedukasi(leaflet dan video) terkait cara penggunaan alat bantu jalan
Tahapan:
1. Mempersiapkan bahan referensi dan sumber literatur terbaru mengenai cara penggunaan alat bantu jalan kruk
2. Membuat leaflet dan video edukasi cara penggunaan alat bantu jalan kruk
3. Melakukan konsultasi terkait leaflet dan video yang telah dibuat kepada kepala ruangan dan mentor
4. Melakukan koordinasi dan konsultasikepadatimpromkes terkait leaflet dan video yang telah dibuat
3 Penyelenggaraansosialisasikanterkait media edukasi leaflet dan video kepada rekan perawat
Tahapan:
1. Mampersiapkan bahan materi sosialisasi terkait edukasi pasien menggunakan media edukasi yang telah dibuat
Inovasi
Tersedianya media edukasi
terkait cara
penggunaan alat bantu jalan
SKP
Terselenggaranya sosialisai mengenai media edukasi leaflet dan video
18
2. Membuat jadwal sosialisasi yang telah disetujui oleh kepala ruangan dan rekan perawat lainnya
3. Membuat daftar hadir dengan google form
4. Melakukan sosialiasai kepada perawat di ruangan
4 Pelaksanaan edukasi peggunaan alat bantu jalan pada pasien dengan fraktur ekstermitas bawah dengan media video dan leaflet.
Tahapan:
1. Memberikan edukasi langsung kepada pasien tentang cara penggunaan alat bantu jalan kruk
2. Mendokumentasikan kegiatan edukasi di form edukasi
5 Evaluasi pelaksanaan edukasi pasien fraktur ekstremitas bawah yang akan pulang tentang cara penggunaan alat bantu jalan.
Tahapan:
1. Membuat format evaluasi sederhana
2. Melakukan konsultasi format evaluasi kepada mentor dan kepala ruangan
3. Melakukan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan
4. Mengolah dan membuat laporan hasil evaluasi
SKP Terlaksananya edukasi terkait penggunaan alat bantu jalan pada pasien fraktur ekstremitas bawah yang akan pulang
SKP Tersedianya laporan hasil evaluasi kegiatan
19
5. Melaporkan hasil evaluasi kepada kepala ruangan dan mentor
F. Rencana kegiatan rancangan aktualisasi
Unit Kerja : Ruang Rawat Inap Kana RSUP Dr. HasanSadikin Bandung.
Isu yang diangkat : Belum optimalnya pemberian edukasi penggunaan alat bantu jalan pada pasien pulang dengan fraktur ekstermitas bawah di ruangan kana RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
Gagasan Kreatif : Membuat media edukasi berupa leaflet dan video tentang cara penggunaan alat bantu jalan kruk
20
No Kegiatan Tahap kegiatan
Output Tahapan
Kegiatan
Keterkaitan Substansi
nilai-nilai dasar
Kontribusi
output kegiatan
terhadap visimisi organisasi
Kontribusi
output kegiatan
terhadap
penguatan nilai organisasi
1 Konsultasi dan
Koordinasi terkait
pelaksanaan ide
kreatif pemberian
edukasi pasien
dengan media leaflet
dan video.
Melakukan kontrak waktu
untuk melakukan
pertemuan dengan kepala
ruangan dan mentor
Terlaksananya
konsultasi dan
koordinasi gagasan
kreatif pembuatan
media edukasi leaflet
dan video
Mendapatkan kontrak
waktu dan tempat
untukbertemudengan
mentor dan kepala
ruangan melalui pesan
whatsapp
Melakukan kontrak waktu
dengan mentor dan kepala
ruangan melalui pesang WA
dengan tutur Bahasa yang
sopan (Berorientasi
pelayanan)
Pelaksanaan
kegiatan sesuai
dengan visi dari
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
yaitu terwujudnya
indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian, berlandaskan
gotong royong dan
dengan misi yaitu
memujudkan
kualitas hidup
Pelaksanaan
kegiatan sesuai
dengan nilai dari
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
yaitu, Pamingpin
Pituin (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integrita)
21
Tabel 7. Matriks kegatan rancangan aktualisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Melakukan konsultasi
terkait ide kreatif yang
akan dibuat kepada kepala
ruangan dan mentor
Masukan dan saran
tecatat dalam lembar
konsultasi yang telah
di tanda tanga oleh
mentor
Datang tepat waktu sesuai
kontrak waktu yang telah
ditentukan (Akuntable)
bersikap pro aktif
Menyampaikan rancangan
gagasan inovasi yang akan
dilaksaka (Adaptif)
Berdiskusi dengan mentor
dan kepala ruangan den
saling menghargai pendapat, sertamenerimasegalaarahan
dan masukan dari mentor dan
kepalaruangan (harmonis, Loyal)
manusia indonesia
yang tinggi, maju
dan sejahtera
Melakukan koordinasi
dengan tim promkes RSHS
terkait kegiatan aktualisasi
yang akan dilakukan yaitu
pembuatan leaflet dan
video edukasi
Terlaksananya
koordinasi dengan tim
Promkes RSHS serta
mendapatkan
persetujuan
pelaksanaan gagasan
kreatif yang dicatat
dalam catatan
Melakukan koordinasi dengan
tim promkes terkait dengan
kegiatan yang akan dilakukan
dengan bersinergis, dan bersikap professional.
(Kolaboratif dan kompeten)
22
2 Pembuatan media
edukasi (leaflet dan
video) terkait cara
penggunaan alat
bantu jalan
Mempersiapkan bahan
referensi dan sumber
literatur terbaru mengenai
cara penggunaan alat
bantu jalan kruk
konsultasi adanya
surat persetujuan
pelaksanaan kegiatan
dari promkes.
Tersedianya media
edukasi terkait cara
penggunaan alat
bantu jalan
Tersedianya bahan
dan sumber literatur
yang digarap menjadi
suatu draf materi
mengenai cara
penggunaan alat
bantu jalan kruk
Mencari dan mempelajari
bahan literatur/ sumber
terbaru dari jurnal, artikel ataupun evidence based
practice dan merangkumnya
menjadi suatu draf yang
dikejrakan dengan penuh
tanggung jawab (Kompeten
dan Akuntable)
Pelaksanaan
kegiatan sesuai
dengan visi dari
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
yaitu terwujudnya
indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong dan
dengan misi yaitu
memujudkan
kualitas hidup
Pelaksanaan
kegiatan sesuai
dengan nilai dari
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
yaitu, Pamingpin
Pituin (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integrita)
23
Membuat leaflet dan video
edukasi cara penggunaan
alat bantu jalan kruk
Tersedianya media
edukasi leaflet dan
video yang unik
Membuat media edukasi
leaflet dan video dengan
desain dan konten yang unik
sehingga mudah dimengerti
dan dipahami oleh pasien
(Adaptif)
manusia indonesia
yang tinggi, maju
dan sejahtera
Melakukan konsultasikan
terkait hasil media edukasi
yang telah dibuat
Mendapatkan
dukungan dan
masukanterkait media
edukasi yang telah
dibuat yang dibuktikan
dengan adanya
tercatatdalamlembar/
format konsultasi
Melakukan konsultasi terkait
media edukasi yang telah
dibuat dan menerima
dukungan serta arahan dari
kepala ruangan dan mentor
(Loyal)
Melakukan konsultasikan
hasil leaflet dan video yang
telah dibuat kepada tim
promkes
Mendapatkan
persetujuan dari
promkes terkait video
dan leaflet yang telah
dibuat yang dibuktikan
Melakukankonsultasikepihak
promkes rshs terkait media
edukasi yang telah dibuat
dengan tutur Bahasa yang
santun (Berorientasi
pelayanan), saling
24
3 Penyelenggaraan
sosialisasikan terkait
media edukasi leaflet dan video kepada
rekan perawat
Mampersiapkan bahan
materi sosialisasi terkait
media edukasi yang telah
dibuat
dengan lembar
persetujuan
berdiskusi/ bertukar pikiran
serta saling menghargai
perbedaan pendapat yang
diberikan sehingga
menemukan suatu titik terang
dalam persetujuan media
edukasi yang telah dibuat
(Kolaboratif dan
Harmonis)
Terselenggaranya
sosialisai mengenai
media edukasi leaflet dan video
Tersedia nya materi
sosialisasi/ SAP
Membuat materi sosialisasi
dengan jujur dan
bertanggung jawab
berdasarkan beberapa
literatur yang telah didapat
Pelaksanaan
kegiatan sesuai
dengan visi dari
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
yaitu terwujudnya
indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, dan
Pelaksanaan
kegiatan sesuai
dengan nilai dari
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
yaitu, Pamingpin
Pituin (Kepemimpinan, Profesional,
25
Membuat jadwal sosialisasi
yang telah disetujui oleh
kepala ruangan dan rekan
perawat lainnya
Mendapatak izin dan
jadwal kegiatan serta
tersedianya undangan
kegiatan sosialisasi
(Akuntable dan Kompeten)
Meminta izin kepada kepala
ruangan untuk melakukan
sosialisai dengantuturbahasa
yang santun dan menentukan
jadwal sosialisasi sesuai
dengan kesepakatan bersama
(berorientasi pelayanan
dan harmonis)
Menyebarkan jadwal sosialisai
sesuai arahan kepala ruangan
(Loyal)
berkepribadian, berlandaskan
gotong royong dan dengan misi yaitu
memujudkan
kualitas hidup
manusia indonesia
yang tinggi, maju
dan sejahtera
Inovatif, Tulus, Unggul, Integrita)
Membuat daftar hadir
berupa google form
Tersedianya daftar
hadir yang digunakan
saat sosialisai dalam
bentuk google form
Pembuatan daftar hadir
dilakukan dengan membuat
googleformyangbisadiakses
melalui smart phone masing-
masing peserta sosialisasi
(Adaptif)
Melakukan sosialiasai
kepada perawat di
ruangan
Terlaksananya
sosialisasi dengan
mengadirkannotulensi
Melaksanakan sosialisasi
dengan penuh tanggung
jawab dan jujur. Dalam
26
danRTL, sebagaibukti
kegiatan akan
didokumentasikan
daftar absen dan foto
bareng setelah zoom
selesai
pelaksanaan sosialisasi akan
diakan sesi diskusi dengan
semua pihak yang mengikuti
sosialisasi (Akuntable dan
Kolaboratif)
4 Pelaksanaan edukasi
peggunaan alat
bantu jalan pada
pasien dengan
cedera ekstermitas
bawah dengan
media video dan
leaflet.
Kaji tingkat pengetahuan
pasien terkait materi yang
akan diberikan
Terlaksananya edukasi
terkait penggunaan
alat bantu jalan pada
pasien fraktur
ekstremitas bawah
yang akan pulang
Data hasil pengkajian
tingkat pengetahuan
pasien
Melakukan komunikasi
terapeutik kepada pasien
dengan menunjukkan sikap
sopan dan ramah saat
melakukan pengkajian sesuai
dengan nilai yang dianut oleh
rumah sakit (Berorientasi
pelayanan, loyal)
Pelaksanaan
kegiatan sesuai
dengan visi dari
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
yaitu terwujudnya
indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan
gotong royong dan
dengan misi yaitu
memujudkan
kualitas hidup
Pelaksanaan
kegiatan sesuai
dengan nilai dari
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
yaitu, Pamingpin
Pituin (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integrita)
27
Memberikan edukasi
langsung kepada pasien
tentang cara penggunaan
alat bantu jalan kruk
Pemberian edukasi
pasien pulang dengan
fraktur ekstremitas
bawah tentang cara
pengunaan alat bantu
jalan kruk
tersampaikan dengan
media leaflet dan
video yang dibuktikan
terisinya kuesioner
Memberikan edukasi kepada
pasien dengan leaflet dan
video, pasien bisa mengakses
video dengan cara scan
barcode yang disediakan di lembar leaflet (Adaptif)
Melakukan edukasi dengan
kinerja maksimal serta dalam
pemaparan edukasi kepada
pasien dilakukan secara
efisien, dan menggunakan
istilah yang mudah dipahami
oleh pasien (Akuntable)
Dalam memberikan edukasi
kepada pasien, tidak
membeda-bedakan latar
belakang nya (Harmonis)
Melakukan diskusi dengan
semua pihak termasuk pasien
yang terkait mengenai
edukasi yang disampaikan
(Kolaboratif)
manusia indonesia
yang tinggi, maju
dan sejahtera
28
Mendokumentasikan
kegiatan edukasi di form
edukasi
Hasil dokumentasi
didapat dengan bukti
tanda tangan pasien
pada formular edukasi
Mendokumentasikan kegiatan
yang telah sesuai dengan
pelaksanaannya
(Akuntable)
5 Evaluasipelaksanaan
edukasi pasien
pulang dengan
fraktur ekstremitas
bawah tentang cara
penggunaan alat
bantu jalan.
Membuat format evaluasi
sederhana
Tersedianya laporan
hasil evaluasi kegiatan
Adanya format evaluasi untuk pasien
Membuat format evaluasi dari
beberapa sumber referensi
terbaru (Kompeten)
Membuat format evaluasi
sederhana sebagai bentuk
inovasi (adaptif)
Pelaksanaan
kegiatan sesuai
dengan visi dari
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
yaitu terwujudnya
indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, dan
Pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan nilai dari
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
yaitu, Pamingpin
Pituin (Kepemimpinan, Profesional,
29
Melakukan konsultasi
terkait format evaluasi
kegiatan yang telah dibuat
Format evaluasi telah
dikonsultasikan
kepada mentor dan
kepala ruangan yang
tecatat pada formulir
konsultasi
Melakukan konsultasi kepada
kepala ruangan dan mentor
terkait format evaluasi yang
telah dibuat dengan sikap
sopandansantunsertadalam
penyampaian pendapat
menggunakan tutur Bahasa
yang baik, sopan dan saling
bertukar pikiran mencapai
suatu keselarasan pendapat
(Berorientasi pelayanan, kolaboratif, Harmonis)
berkepribadian, berlandaskan
gotong royong dan dengan misi yaitu
memujudkan
kualitas hidup
manusia indonesia
yang tinggi, maju
dan sejahtera
Inovatif, Tulus, Unggul, Integrita)
Melakukan evaluasi
kegitatan yang telah
dilakukan
Form evaluasi terisi
oleh pasien
Memberikan format evaluasi
kepada pasien setelah
diberikan edukasi dengan
ramah, dan sopan serta
penuh tanggung jawab
(Berorientasi pelayanan)
Membuat laporan hasil
Mengelolah dan mengerjakan
dan siap dalam bentuk
evaluasi kegiatan Hasil evaluasi terolah
laporan kegiatan
hasil evaluasi yang telah
didapat dengan teliti dan
30
Melaporkan hasil evaluasi
kepada kepala ruangan
dan mentor
Laporan hasil evaluasi
yangtelahdibuattelah
diberikan kepada
kepala ruangan dan mentor
bersugguh sungguh (Akuntable)
Menyerahkan laporan hasil evaluasi kepada kepala
ruangan dan mentor sebagai
suatu kontribusi kepada
atasan (Loyal)
31
DESKRIPSI ISU TERPILIH
Dari 5 pasien fraktur
Tidak tersedianya
estremitas bawah, didapat 3 pasien yang
Belum optimalnya pemberian edukasi penggunaan
alat bantu jalan pada pasien pulang dengan
fraktur ekstermitas bawah di ruangan kana RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung
Penyebab: Fish bone Diagram
Man
Kurangnya pengetahuan pasien dan
keluarga tentang cara penggunaan
alat bantu jalan kruk
Komunikasi terapeutik antara perawat
dan paasien kurang optimal
Material
Media edukasi yang ada belum
terperinci dan perlu diperbarui
dengan referensi terbaru dan
penambahan media edukasi
Method
penyampaian edukasi tidak
terlaksana secara optimal
Management
Kurangnya manajemen perawat
dalam pelakasanaan edukasi
sehingga pemberian edukasi tidak
terlaksana secara optimal
media edukasi di ruangan
tidak mengetahui cara
menggunakan alat bantu
jalan kruk.
·Dampak:
Apabila tidak digunakan dengan
cara yang benar beresiko
meningkatkan cidera yang lanjutan
lebih parah dan menambah biaya
perawatan pasien
Memperlambat proses
penyembuhan fisik pasca dirawat
di rumah sakit
Alat bantu jalan tidak digunakan
dengan optimal
Isu yang
Gagasan Kreatif
Pemecahan Isu
diambil:
Belum optimalnya pemberian edukasi penggunaan alat bantu jalan pada pasien pulang dengan fraktur ekstermitas bawah di ruangan kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Gagasan Kreatif
Membuat media edukasi berupa leaflet dan video
tentang penggunaan alat bantu jalan kruk
Pelaksanaan Kegiatan
RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
Keterkaitan Isu dengan MP III
Melakukan Pelayanan publik yang profesional dalam memberikan informasi serta
memanfaatkan perkembangan teknologi dalam pemberian informasi kepada pasien dan keluarga
Konsultasi dan Koordinasi terkait
pelaksanaan ide kreatif pemberian edukasi
pasien dengan media leaflet dan video.
Terlaksananya konsultasi dan koordinasi gagasan
kreatif pembuatan media edukasi leaflet dan video
Output
Output:
Melakukan kontrak waktu
untuk melakukan
pertemuan dengan
kepala ruangan dan mentor
Output:
Mendapatkan kontrak waktu
dan tempat untuk bertemu
dengan mentor dan kepala
ruangan melalui pesan
whatsapp
Berorientasi Pelayanan
Melakukan koordinasi
dengan tim promkes RSHS
terkait kegiatan aktualisasi
yang akan dilakukan yaitu
pembuatan leaflet dan video edukasi
Misi:
Melakukan konsultasi
terkait ide kreatif yang
akan dibuat kepada kepala
ruangan dan mentor
Output: Masukan dan saran tecatat
dalam lembar konsultasi
yang telah di tanda tanga
oleh mentor
Akuntable, Adaptif, Harmonis, Loyal
Terlaksananya koordinasi
dengan tim Promkes RSHS
serta mendapatkan
persetujuan
dicatat dalam catatan
konsultasi
Kolaboratif dan Kompeten
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan visi dari RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung yaitu terwujudnya indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan
gotong royong dan dengan misi yaitu memujudkan kualitas
hidup manusia indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera
Nilai: Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas
Pembuatan media edukasi (leaflet dan video) terkait cara penggunaan alat bantu
jalan
Mempersiapkan bahan
referensi dan sumber
literatur terbaru mengenai
cara penggunaan alat bantu
jalan kruk
Output:
Tersedianya bahan dan sumber literatur
yang digarap menjadi
suatu draf materi
Kompeten dan Akuntable
Tersedianya media edukasi terkait cara
penggunaan alat bantu jalan
Membuat leaflet dan
video edukasi cara
penggunaan alat bantu
jalan kruk
Output:
Tersedianya media
edukasi leaflet dan
video yang unik
Adaptif
Melakukan konsultasi
terkait hasil media
edukasi yang telah
dibuat
Output: dukungan dan masukan
tercatat dalam
lembar/ format
konsultasi
Melakukan
konsultasikan hasil
leaflet dan video yang
telah dibuat kepada tim
promkes
Output:
Mendapatkan persetujuan
dari promkes dibuktikan
dengan lembar
persetujuan
Kolaboratif dan Harmonis
Misi:
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan visi dari RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung yaitu terwujudnya indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan
gotong royong dan dengan misi yaitu memujudkan kualitas
hidup manusia indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera
Nilai: Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul,
Integritas
Loyal
Output
Penyelenggaraan sosialisasikan terkait
media edukasi leaflet dan video kepada
rekan perawat
Mampersiapkan bahan
materi sosialisasi terkait
media edukasi yang telah
dibuat
Terselenggaranya sosialisai mengenai
media edukasi leaflet dan video
Output
Output: Tersedia nya
materi sosialisasi/
SAP
Akuntable, Kompeten
Melakukan sosialiasai
kepada perawatdi
ruangan
Output:
Terlaksananya sosialisasi
dengan mengadirkan
notulensi dan RTL
Kolaboratif
Membuat jadwal
sosialisasi yang telah
disetujui oleh kepala
ruangan dan rekan
perawat lainnya
Output:
Mendapatak izin dan jadwal
kegiatan serta tersedianya
undangan kegiatan sosialisasi
berorientasi pelayanan, harmonis, Loyal
Membuat daftar
hadir
Output:
Tersedianya daftar
hadir berupa google fort
Misi:
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan visi dari RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung yaitu terwujudnya indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan
gotong royong dan dengan misi yaitu memujudkan kualitas
hidup manusia indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera
Nilai: Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas
Adaptif
Pelaksanaan edukasi peggunaan alat bantu
jalan pada pasien dengan cedera ekstermitas
bawah dengan media video dan leaflet.
Kaji tingkat
pengetahuan pasien
terkait materi yang
akan diberikan
Memberikan edukasi
langsung kepada pasien
tentang cara penggunaan
alat bantu jalan kruk
output: Data hasil pengkajian
tingkat pengetahuan
pasien
Misi:
Terlaksananya edukasi terkait penggunaan
alat bantu jalan pada pasien fraktur
ekstremitas bawah yang akan pulang
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan visi dari RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung yaitu terwujudnya indonesia maju
Mendokumentasikan
kegiatan edukasi di
form edukasi
Berorientasi Pelayanan, Loyal
Output:
Pemberian edukasi kepada
pasien terlaksana dengan
bukti terisinya kuisioner
Adaptif, Kompeten, Harmonis, Kolaboratif
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong dan dengan misi yaitu memujudkan kualitas
hidup manusia indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera
Nilai: Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas
Output:
Tasil dokumentasi didapat
dengan bukti tanda tangan
pasien pada formular
edukasi
Adaptif
Output
Evaluasi pelaksanaan edukasi pasien
pulang dengan fraktur ekstremitas bawah
tentang cara penggunaan alat bantu jalan.
Membuat format evaluasi
sederhana
Melakukan
konsultasi terkait
format evaluasi
kegiatan yang telah
dibuat
Melakukan evaluasi
kegitatan yang
telah dilakukan
Output: Adanya format evaluasi untuk pasien
Kompeten dan adaptif
Tersedianya laporan hasil evaluasi
kegiatan
Membuat laporan hasil evaluasi
kegiatan
Output:
Format evaluasi telah
dikonsultasikan kepada mentor dan kepala ruangan yang tecatat
pada formulir konsultasi
kolaboratif, harmonis
Melaporkan hasil evaluasi kepada
kepala ruangan dan mentor
Misi:
Output: Form evaluasi terisi
oleh pasien
Beroeientasi Pelayanan
Output: Hasil evaluasi terolah dan siap dalam bentuk laporan
kegiatan
Output:
Akuntable
MLaporan hasil evaluasi telah
diberikan kepada kepala
ruangan dan mentor Loyal
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan visi dari RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung yaitu terwujudnya indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan
gotong royong dan dengan misi yaitu memujudkan kualitas
hidup manusia indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera
Nilai: Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul,
Integritas Output
Waktu pelaksanaan: 06 Juli – 12 Agustus 2022
Tempat Pelaksanaan : Ruangan Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung