![](https://static.isu.pub/fe/default-story-images/news.jpg?width=720&quality=85%2C50)
5 minute read
3.3 Latar Belakang Pemilihan Isu
from Pembuatan Booklet Panduan Do’a-Do’a Bagi Orang Sakit & Penerapan Kegiatan Do’a Bersama Dengan Pasien
Berdasarkan hasil penapisan isu di atas maka disimpulkan bahwa belum dilaksanakannya pemenuhan kebutuhan spiritual islam pada pasien terkait beribadah dan berdo’a di Ruang Fresia Lantai 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menjadi isu prioritas yang harus segera di selesaikan.
3.3 Latar Belakang Pemilihan Isu
Advertisement
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional memiliki kesempatan yang paling besar untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu klien untuk memenuhi kebutuhan dasar yang holistik yaitu bio- psiko-sosio dan spiritual (Potter & Perry, 2009; Hermansyah 2017). Aspek spiritual merupakan salah satu komponen yang ada dalam keperawatan menyeluruh (Holistik Nursing) pada diri individu yang dapat mengharmonisasi aspek fisik (body), pikiran/psikologi (mind), dan spirit (spirit) (Hermansyah, 2017). Aspek spiritual dapat mendorong seseorang untuk melakukan yang terbaik ketika menghadapi keadaan stres, emosional, penyakit, atau bahkan menjelang kematian, dengan demikian pasien dapatmencapai kualitas hidup yang terkait dengan kesehatannya (Mc Sherry, 1998; Monod et al 2012; Hermansyah 2017) Besarnya peran aspek spiritual bagi kesehatan sehingga pemberian pelayanan spiritual merupakan hal yang penting yang perlu dilakukan. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang paling lama berada di dekat pasien memiliki kewajiban untuk membantu terpenuhinya kebutuhan dasar pasien, khususnya kebutuhan spiritual pasien disamping memenuhi kebutuhan dasar yang lain. Perawat harus mampu mendapatkan informasi dari pasien tentang spiritual dan prakteknya yang dapat disediakan di rumah sakit, membantu untuk mengungkapkan persepsinya mengenai makna dalam keadaan sakit, menerapkan prinsip membantu pasien melaksanakan konsep- konsep spiritual dalam satu konteks keperawatan. Perawat yang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami aspek spiritual pasien, akan dapat melaksanakan pemenuhan kebutuhan spiritual dan mengetahui bagaimana keyakinan spiritual dapat mempengaruhi kehidupan setiap individu ( Potter & Perry, 2005; Hermansyah 2017). Kebutuhan spiritual adalah suatu kebutuhan dasar manusia yang harus di penuhi. Kebutuhan spiritual mengandung arti suatu keyakinan pendekatan, harapan dan kepercayaan pada Tuhan serta kebutuhan untuk menjalankan agama yang dianut, kebutuhan untuk dicintai dan diampuni oleh Tuhan yang seluruhnya dimiliki dan harus dipertahankan oleh seseorang sampai kapanpun agar memperoleh pertolongan,
ketenangan, keselamatan, kekuatan, penghiburan serta kesembuhan (Bambang,2010). Salah satu karakteristik spiritual yaitu hubungan antara manusia dengan tuhannya. Menurut Wulan (2011), hubungan dengan Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta dapat ditinjau dari hal agama seperti halnya dengan melaksanakan sembahyang, berdo’a, meditasi, melaksanakan kewajiban keagamaan, dan bersatu dengan alam. Prof. Zakiah (dalam Wahyuni, 2014) mengatakan bahwa solat dan berdo’a kepada Allah SWT merupakan cara-cara pelegaan batin yang akan mengembalikan ketentraman jiwa kepada orang-orang yang melakukannya. Dengan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta juga akan memberikan petunjuk tentang nilainilai makna kehidupan, maka diharapkan kecemasan seseorang sedikit demi sedikit dapat berkurang Dengan dilakukannya kegiatan berdo’a merupakan salah satu cara dalam pemenuhan kebutuhan spiritual. Do’a adalah permohonan kepada Tuhan yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan. Berdo’a merupakan ibadah, bahkan merupakan intisari dari ibadah. Setiap manusia tentu pernah merasakan sakit, baik penyakit yang ringan maupun berat. Dalam Islam, setiap penyakit yang diderita seorang muslim sejatinya merupakan suatu ujian kesabaran dari Allah. Ketika dilanda sakit, Nabi Muhammad SAW senantiasa menganjurkan umatnya untuk berdo’a seraya berikhtiar mencari jalan kesembuhan. Berdo’a meminta kesembuhan dari penyakit juga bisa meningkatkan iman seorang muslim. Dengan berdo’a, seseorang percaya bahwa ujian ini datangnya dari Allah dan hanya Allah jugalah yang bisa memberikan kesembuhan. Ketika dilanda penyakit, hal yang pertama dilakukan ialah bersabar dan menerima bahwa ini adalah takdir yang telah ditetapkan oleh Allah. Kemudian, berdo’a meminta kesembuhan dari penyakit kepada Allah, dan berikhtiar dengan menjalani pengobatan. Berdo’a merupakan salah satu kegiatan pemenuhan spiritual, sehingga di perlukan untuk semua pasien yang di rawat di rumah sakit baik itu pasien- pasien pre bedah, post bedah, pasien dengan penyakit dalam dan pasien dengan perbaikan keadaan umum. Ruang Fresia lantai 1 merupakan ruang perawatan penyakit dalam, namun semenjak pandemi Covid-19 ruang fresia lantai 1 memberikan pelayanan kepada semua bagian yang ada di bawah instalasi rawat inap. Pelayanan yang diberikan meliputi, pelayanan pre bedah, pasca bedah, dan perbaikan keadaan umum. Hasil observasi selama environmental scanning, didapatkan data agama pasien di ruangan Fresia 1 selama 3 bulan terakhir (Juni s/d Agustus) terdapat pasien beragama Islam sebanyak 141 orang (97,25) dan 4 orang (2,75) beragama Kristen. Perawat di
ruangan fresia 1 sudah melakukan do’a bersama secara rutin sebelum melakukan operan dinas, namun pasien dan keluarga belum dilibatkan. Hasil wawancara dengan perawat dalam memfasilitasi kebutuhan spiritual pasien yang sudah dijalankan diruangan yaitu terkait bimbingan rohani dengan menghadirkan ustadz, pastor atau pendeta untuk pasien dengan kondisi terminal. Pelayanan bimbingan rohani tersebut dilakukan dengan adanya permintaan dari pasien dan keluarganya dan dilakukan sesuai dengan SPO yang ada di rumah sakit. Namun dalam memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual yang bisa di lakukan sehari-hari oleh perawat, untuk semua pasien tanpa harus ada permintaan dari pasien dan keluarga belum dilaksanakan. Seperti mengingatkan terkait ibadah dan kegiatan berdo’a harian secara rutin belum dilakukan antara perawat dengan pasien. Hal tersebut dikarenakan belum adanya media dalam memfasilitasi kebutuhan spiritual pasien terkait beribadah dan berdo’a. Selain itu kondisi pandemic saat ini menyebabkan pembatasan durasi interaksi antara perawat dan pasien, waktu yang terbatas karena akan dilakukannya kegiatan seperti memberikan obat, visite dokter juga mengantar pasien untuk melakukan pemeriksaan diagnostic yang menunjang perawatan dan pengobatannya. Masalah- masalah psikologis seperti ansietas, stress bahkan depresi dapat di temukan pada pasien juga keluarga yang menjalani perawatan di rumah sakit, sehingga pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien sangatlah penting untuk dilakukan. Hasil penelitian Tri Sumarsih et.al (2019) di RS PKU Muhammadiyah Sruweng, didapatkan bahwa setelah dilakukannya intervensi relaksasi spiritual (berdo’a) menunjukan bahwa sebagian besar responden dengan ansietas ringan merasa lebih rileks dan tenang setelah mempraktekan terapi relaksasi spiritual. Selain itu terapi do’a juga dapat digunakan oleh perawat sebagai salah satu bentuk dukungan spritual. Do’a dapat membantu pasien dalam merasakan kehadiran Tuhan sehingga pasien merasakan kedamaian dan ketenangan, memotivasi pasien untuk optimis dan memiliki rasa percaya diri. Hasil penelitian lain dari Agustinus Talindong et.al (2019) tentang pengaruh pelayanan kebutuhan spiritual terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi di rumah sakit woodward menunjukan ada pengaruh yang bermakna antara tingkat kecemasan pasien pra operasi sebelum dan sesudah diberikan pelayanan kebutuhan spiritual Berdasarkan hak pasien di RS point ke 16, pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual. Sebagai tenaga kesehatan kita mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi kebutuhan spiritual pasien yang dirawat. Salah satu cara memfasilitasi kebutuhan spiritual pada pasien bisa dilakukan dengan melibatkan
pasien dan keluarga dalam melakukan do’a bersama dengan perawat sebelum melakukan aktivitas. Media yang bisa digunakan untuk membantu perawat dalam memfasilitasi kebutuhan spiritual pasien yaitu dengan booklet yang panduan do’a-do’a bagi orang sakit. Dari hasil pengkajian yang dilakukan, ditemukan masalah belum adanya media terkait do’a-do’a dan belum adanya kegiatan do’a bersama dengan pasien diruang fresia lantai 1. Hal ini merupakan masalah yang harus segera ditangani, karena apabila tidak ditangani maka akan banyak dampak yang akan dihasilkan diantaranya meningkatkan kecemasan pasien terhadap diagnosa penyakit, terhambatnya pencapaian kualitas hidup yang optimal dan menurunnya mutu kualitas pelayanan yang diakibatkan perawat tidak melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif
Berdasarkan hasil analisis tersebut, penulis berencana menerapkan kegiatan terkait salah satu cara memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual pasien dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam melakukan do’a bersama yang bisa dilakukan setiap hari saat operan dinas pagi sebagai bentuk dukungan spiritual kepada pasien juga membuat media booklet panduan do’a-do’a bagi orang sakit untuk memfasiltasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritualnya terkait beribadah dan berdo’a.