LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 3
OPTIMALISASI PENERAPAN REKAMAN KONDISI LINGKUNGAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM KIMIA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
BERBASIS WEB
DISUSUN OLEH :
SITI NOOR A’IN A’FIFAH PUTERI, S.Tr.KL
NIP. 199505092022032002
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
OPTIMALISASI PENERAPAN REKAMAN KONDISI LINGKUNGAN PENGUJIAN
DI LABORATORIUM KIMIA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
BERBASIS WEB
Telah diseminarkan
Tanggal 04 Juli 2022, di Bapelkes Cikarang
Coach
Dr. Titiek Resmisari, MARS NIP.198104282008012022
Mentor
Dr. H.M. Irfa’i, S.ST, MT NIP.196808041991031003
Penguji
Ahmad Wajedi, S.Pd, M.Kes NIP. 196911121989031002
i
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan rancangan aktualisasi ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabat.
Penulisan dalam rancangan aktualisasi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk kegiatan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Adapun judul yang penulis ajukan adalah “Optimalisasi Penerapan Rekaman Kondisi
Lingkungan Pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Berbasis Web”.
Dalam penulisan dan penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. H.M. Irfa’i, S.ST, MT selaku Mentor sekaligus Wakil Direktur III di Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
2. Dr. Titiek Resmisari, MARS selaku Coach dalam kegiatan aktualisasi
3. Suami dan Anak yang selalu memberikan support dan dukungan yang tiada henti
4. Orang tua yang selalu memberikan semangat berupa materi, cinta dan kasih sayang hingga dahulu sampai dengan sekarang
5. Rekan-rekan CPNS Poltekkes Kemenkes Banjarmasin yang saling membantu dalam kegiatan Pelatihan Dasar ini
6. Rekan-rekan Golongan III Angkatan 3 Kelompk C yang kompak dan saling membantu
7. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan rancangan aktualisasi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan rancangan ini. Akhirnya, penulis
ii
KATA PENGANTAR
berharap agar rancangan aktualisasi ini dapat dijadikan tindak lanjut aktualisasi
selanjutnya dan bermanfaat bagi kita semua.
Banjarbaru, Juni 2022
Penulis
Siti Noor A’in A’fifah Puteri, S.Tr.KL
iii
iv DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... i KATA PENGANTAR.................................................................................. ii DAFTAR ISI............................................................................................ iv DAFTAR TABEL...................................................................................... v DAFTAR GAMBAR................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.................................................................... 1 B. Tujuan Aktualisasi................................................................ 2 C. Manfaat Kegiatan................................................................. 3 D. Ruang Lingkup Aktualisasi.................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.............. 5 B. Profil Peserta....................................................................... 10 C. Profil Jurusan Kesehatan Lingkungan.................................... 12 D. Nilai-nilai Dasar PNS (BerAKHLAK)........................................ 17 E. Kedudukan dan Peran PNS dalam Mewujudkan Smart Governance......................................................................... 28 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI A. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan............................................. 32 B. Identifikasi Isu..................................................................... 33 C. Penetapan Core Isu............................................................. 35 D. Deskripsi Core Isu................................................................ 38 E. Analisis Penyebab Isu 38 F. Gagasan Pemecah Isu.......................................................... 39 G. Matriks Rancangan Aktualisasi.............................................. 42 H. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi.................................... 54 DAFTAR PUSTAKA
v
Tabel 3.1 Penjelasan Kegiatan Tugas Pokok Jabatan.................................. 32 Tabel 3.2 Penetapan Core Isu Menggunakan USG...................................... 36 Tabel 3.3 Rencana Kegiatan 39 Tabel 3.4 Matriks Rancangan Aktualisasi.................................................... 42 Tabel 3.5 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi.......................................... 54
DAFTAR TABEL
vi
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin .............. 9 Gambar 2.2 Struktur Organisasi Jurusan Kesehatan Lingkungan.................. 14 Gambar 3.1 Fishbone Analisis Penyebab Isu............................................... 39
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU No. 5 Tahun 2014 Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi
bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Pada pasal 10 diterangkan bahwa fungsi dari ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, sebagai pelayan publik, dan sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Fungsi-fungsi ASN
ini harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. ASN berfungsi, bertugas dan berperan melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, untuk itu diperlukan ASN yang professional yang mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.
ASN yang professional adalah yang memiliki kompetensi yang dapat dibentuk memalui pelatihan dasar CPNS. Pelatihan Jabatan Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) ditetapkan sebagai salah satu jenis Diklat yang strategis untuk mewujudkan ASN yang professional dan membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS. Pola baru prajabatan, nomenklaturnya disebut sebagai
Pelatihan Dasar CPNS sesuai dengan kebijakan Lembaga Administrasi Negara
(LAN) No. 10 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Dalam pelatihan ini CPNS diberikan materi BerAKHLAK (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adapdtif, dan Kolaboratif).
Oleh sebab itu, penulis membuat laporan aktualisasi ini dengan harapan
dapat mengaktualisasikan nilai-nilai BerAKHLAK dan mampu mengatasi isu-isu yang ada di lingkungan kerja penulis yaitu Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.
Poltekkes Banjarmasin memiliki misi sebagai pusat pendidikan Kesehatan yang professional, unggul dan bermoral. Salah satu penunjang agar
dapat menjadi profesional adalah laboratorium sebagai penunjang tridharma
dapat berjalan sesuai dengan standar, adapun standar laboratorium yang harus
1
terpenuhi diantaranya adalah rekaman mengenai kondisi lingkungan laboratorium. Pada umunya, kondisi lingkungan pengujian di laboratorium dapat berpengaruh terhadap kondisi sampel yang akan diuji, kinerja peralatan laboratorium, moralitas personil laboratorium, kesesuaian kondisi yang disyaratkan dalam metode pengujian.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Penanggungjawab Laboratorium di Jurusan Kesehatan Lingkungan, Laboratorium Kimia di Jurusan Kesehatan
Lingkungan belum menerapkan secara optimal mengenai rekaman mengenai kondisi lingkungan pengujian di laboratorium karena berbagai alasan seperti, belum tersedianya SOP mengenai kondisi lingkungan laboratorium, belum tersedianya formulir yang yang mencantumkan syarat keberterimaan kondisi lingkungan laboratorium, kurangnya alat ukur untuk melakukan perekaman, dan belum konsistennya perekaman dokumen tersebut.
Berdasarkan permasalahan diatas penulis mengangkat isu “Belum
Optimalnya Penerapan Rekaman Kondisi Lingkungan Pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin tahun 2022” agar isu tersebut dapat diselesaikan dan kegiatan belajar mengajar bisa menjadi lebih optimal penulis mengurainya kedalam beberapa kegiatan serta tahapan kegiatan. Oleh karena itu, CPNS diharapkan mampu menginternalisasi, menerapkan dan mengaktualisasi serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) sesuai materi yang sudah diajarkan.
Tujuan dari aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
Menjadi PNS yang profesional dan berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai
dasar PNS BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adapdtif, dan Kolaboratif).
2
B. Tujuan Aktualisasi
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Penerapan pengisian rekaman kondisi lingkungan di Laboratorium Kimia
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
dilaksanakan secara konsisten dengan menyusun standar operasioal prosedur dan formulir berbasis web tentang rekaman kondisi lingkungan pengujian serta inovasi untuk mempermudah pengisian rekaman dan pengevaluasian hasil rekaman yaitu formulir rekaman yang dapat di isi secara online dan dapat dikoneksikan langsung dengan softwere yang mendukung untuk melihat hasil evaluasi perekaman tersebut.
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat dari aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya tentang nilai-nilai
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adapdtif, dan Kolaboratif), serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam pekerjaan sehari-hari di unit kerja masing-masing.
2. Bagi Balai Pelatihan Kesehatan Cikrarang
Membantu kegiatan pembelajaran kepada Calon Pegawai Negeri Sipil
guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta dapat
menambah bahan kepustakaan Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang
untuk meningkatkan mutu program pendidikan Calon Pegawai Negeri Sipil angkatan selanjutnya.
3. Bagi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Menciptakan pegawai yang memiliki nilai BerAKHLAK sehingga suasana kerja
menjadi lebih kondusif. Selain itu dapat memberikan bahan masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik, khususnya
tentang aktualisasi nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adapdtif, dan Kolaboratif).
3
D. Ruang Lingkup Aktualisasi
Pendidikan dan pelatihan dasar CPNS golongan III angkatan 3 diselenggarakan di Poltekkes Kemenkes Banjarmasin dan Bapelkes Cikarang.
Pendidikan dan pelatihan dasar Golongan III angkatan 3 ini diselenggarakan dari tanggal 25 April 2022 sampai dengan 19 Agustus 2022, yaitu terdiri atas beberapa tahap yaitu :
1. Tahap I : MOOC (25 April – 21 Mei 2022) kegiatan pada tahap ini adalah pembelajaran secara mandiri secara daring, pada aplikasi MOOC ini terdapat materi kebijakan yang berisi sambutan Kepala LAN, kebijakan pengembangan kompetensi dan kebijakan Pelatihan Dasar CPNS berupa video, kemudia materi substansi 1-kurikulum inti yang berisi 4 agenda, mulai dari sikap dan perilaku bela negara, nilai-nilai dasar PNS, kedudukan dan peran PNS untuk mendukung terwujudnya smartgovernance, dan habituasi dalam bentuk modul dan PPT, kemudian materi substansi 2-microlearning yang berisi 3 agenda mulai dari sikap dan perilaku bela negara, nilai-nilai dasar PNS, kedudukan dan peran PNS untuk mendukung terwujudnya smart governance.
2. Tahap II : Pembelajaran DistanceLearning(30 Mei – 29 Juni 2022) kegiatan pada tahap ini ada 4 agenda yaitu agenda 1 pembelajaran dan penugasan mengenai sikap dan perilaku bela negara, agenda 2 pembelajaran dan penugasan mengenai nilai-nilai dasar PNS, agenda 3 pembelajaran dan penugasan mengenai kedudukan dan peran PNS untuk mendukung terwujudnyasmartgovernance, dan agenda 4coachingmengenai rancangan aktualisasi disertai evaluasi akademik kasus LMS dan evaluasi rancangan aktualisasi.
3. Tahap III : Aktualisasi (30 Juni – 05 Agustus 2022) kegiatan pada tahap ini adalah melakukan aksi yang sudah dirancang untuk pemecahan isu yang ada pada instansi yaitu Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan.
4. Tahap IV : Klasikal (10 Agustus – 19 Agustus 2022) kegiatan pada tahap ini adalah seminar akhir kegiatan aktualisasi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
1. Sejarah Singkat Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Tujuan pendirian Poltekkes Kemenkes Banjarmasin. JPT-D bertujuan
untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang terampil, profesional, dan
bermutu dengan jumlah yang cukup dalam rangka menunjang upaya
pelayanan kesehatan. Program JPT-D Poltekkes Banjarmasin dimulai pada
tahun 2001 yang merupakan gabungan dari akademi pendidikan kesehatan
dibawah pembinaan dan tanggung jawab Departemen Kesehatan RI, antara
lain :
• Akademi Kesehatan Lingkungan
• Akademi Keperawatan
• Akademi Gizi
• Akademi Kebidanan
Penggabungan tersebut dari empat akademi pendidikan kesehatan mengandung konsekuensi adanya perubahan dari akademi menjadi jurusan-
jurusan dibawah institusi Potekkes Kemenkes Banjarmasin. Penggabungan
keempat akademi berdasarkan Surat Keputusan Menkes-Kesos Nomor:
298/Menke-Kesos/SK/IV/2001 tanggal 16 April 2001 dengan status kelembagaan dibawah tanggung jawab Dep.Kes RI.
Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat pada tahun
2005 Poltekkes Banjarmasin bertambah 2 jenis pendidikan antara lain;
Jurusan Analis Kesehatan dan Jurusan Kesehatan Gigi
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.03.2.4.1.04465 Tahun
2005. Pada tahun 2008 Poltekkes Banjarmasin berubah nama menjadi
Poltekkes Depkes Banjarmasin berdasarkan Kepmenkes Nomor:
OT.02.03/I/4/03440.1 tanggal 1 Juli 2008 yang mempunyai 6 (enam)
Jurusan, antara lain :
• Jurusan Kesehatan Lingkungan
5
• Jurusan Keperawatan
• Jurusan Gizi
• Jurusan Kebidanan
• Jurusan Analis Kesehatan
• Kesehatan Gigi
Dan sekarang Poltekkes Kemenkes Banjarmasin berkedudukan di Kota
Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan tepatnya pada Jalan H. Mistar
Cokrokusumo No. 1A ini terdiri dari 6 (enam) Jurusan yaitu (1) Jurusan
Kesehatan Lingkungan; (2) Jurusan Keperawatan; (3) Jurusan Kebidanan; (4) Jurusan Gizi; (5) Jurusan Analis Kesehatan; (6) Jurusan Keperawatan
Gigi.
Sampai akhir Tahun 2019, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin telah
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang sangat baik. Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin berhasil menjadi Poltekkes Kemenkes Kelas II dalam
jajaran Poltekkes Kemenkes seluruh Indonesia yang berjumlah 38 (tiga puluh
delapan). Poltekkes Kemenkes Banjarmasin merupakan Poltekkes Non-BLU.
Keberadaan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin di Kalimantan sangat
berpengaruh khususnya peran dalam penyediaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan yang dibutuhkan oleh Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Kedudukan
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin adalah unit pelaksanan teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan, yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan. Poltekkes Kemenkes Banjarmasin dipimpin oleh
seorang Direktur dan dalam melaksanakan tugas sehari-hari secara teknis
fungsional dibina oleh Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Tugas
Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor:
1988/MENKES/PER/IX/2011 tentang organisasi dan Tata Kerja Politeknik
Kesehatan Nomor dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
6
HK.03.05/I.2/03086/2012 Tanggal 26 April 2012 tentang Petunjuk Teknis
Organisasi dan Tata Laksana Politeknik Kesehatan. Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin mempunyai tugas melaksanakan pendidikan vokasi dalam
bidang kesehatan pada jenjang program Diploma III dan atau Program
Diploma IV/S1 Terapan/Sarjana Sains Terapan, serta program lain sesuai peraturan perundang-undangan.
Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokoknya Poltekkes Kemenkes Banjarmasin memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pengembangan pendidikan dalam bidang kesehatan
b. Pelaksanaan penelitian di bidang pendidikan dan kesehatan
c. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang yang
menjadi tugas dan tanggung jawabnya
d. Pelaksanaan pembinaan civitas akademika
e. Pelaksanaan kegiatan pelayanan administratif
3. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Visi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin : "Sebagai pusat pendidikan kesehatan yang Bermoral, Profesional dan Unggul."
Misi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
1)Menyelenggarakan pendidikan kesehatan yang bermoral, profesional, dan unggul.
2)Menyelenggarakan penelitian dan pelatihan yang unggul untuk meningkatkan mutu pendidikan kesehatan.
3)Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat bidang kesehatan berdasarkan keilmuan, hasil penelitian,dan berorientasi kepada kebutuhan masyarakat.
4)Membangun civitas academica berdasarkan budaya organisasi.
5)Memperkuat sistem manajemen Pendidikan yang profesional dan akuntabel.
6)Membantu jejaring kerjasama lintas program dan sektor, baik nasional maupun internasional.
7
Tujuan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
1)Tersedianya tenaga kesehatan profesional dalam pemenuhan SDM Kesehatan sesuai standar pelayanan kesehatan.
2)Terciptanya karya ilmiah dan/atau teknologi tepat guna yang berkualitas dibidang kesehatan.
3)Terlaksananya dharma bakti kepada masyarakat berbasis penelitian kesehatan.
4)Terjalinnya harmonisasi sivitas akademika dan lingkungan.
5)Terselenggaranya tata kelola manajemen pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sasaran Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
1)Terselenggaranya peningkatan kemampuan SDM (Dosen dan Tenaga Kependidikan)
2)Tersedianya kurikulum yang baik.
3)Terbentuknya beberapa prodi baru.
4)Terselenggaranya penelitian oleh sivitas akademika.
5)Terselenggaranya penelitian kompetitif mahasiswa.
6)Terselenggaranya kegiatan dharmabakti oleh sivitas akademika.
7)Terbangunnya harnonisasi intern sivitas akademika.
8)Terbangunnya harmonisasi antara sivitas akademika dan lingkungan.
9)Terbangunnya organisasi dan manajemen yang baik.
10) Terselenggaranya kerjasama bidang pendidikan dan kesehatan Nasional dan Internasional. (poltekkes-banjarmasin, 2022)
8
9
4. Struktur Organisasi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Berdasarkan struktur organisasi diatas Jabatan Pranata Laboratorium
Pendidikan berada pada kotak bertanda merah yaitu termasuk kelompok
jabatan fungsional yang ada di Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, dimana
Pranata Laboratorium Pendidikan ditempatkan pada Laboratorium di enam
(6) Jurusan yang ada di Poltekkes Kemenkes Banjarmasin yaitu Jurusan
Kesehatan Lingkungan, Jurusan Keperawatan, Jurusan Gizi, Jurusan
Kebidanan, Jurusan Analis Kesehatan dan Jurusan Keperawatan Gigi sesuai
dengan kompetensinya.
B. Profil Peserta
Nama : Siti Noor A’in A’fifah Puteri, S.Tr.KL
Tempat, Tgl. Lahir : Rantawan, 09 Mei 1995
NIP : 199505092022032002
Pangkat/Golongan : Penata Muda/3a
Jabatan : Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Pertama
Unit Kerja : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan
Kesehatan Lingkungan
Instansi : Kementerian Kesehatan
Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang
untuk melakukan pengelolaan Laboratorium Pendidikan. Tugas Jabatan
Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan yaitu melaksanakan kegiatan
pengelolaan Laboratorium yang meliputi perencanaan, pengoperasian
peralatan dan penggunaan bahan, pemeliharaan/perawatan peralatan dan
10
bahan, pengevaluasian sistem kerja dan pengembangan kegiatan Laboratorium.
Untuk perkembangan karirnya, baik itu untuk syarat kenaikan pangkat
maupun kenaikan jabatan, maka PLP harus melaksanakan butir uraian tugas
jabatan PLP Ahli Pertama sesuai unsur dan sub unsur kegiatan yang telah
diatur dalam peraturan perundangan. Unsur kegiatan tugas jabatan
fungsional PLP yang dapat dinilai angka kreditnya, terdiri atas :
1)Pendidikan yaitu pendidikan formal dan memperoleh ijazah/gelar, pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional/teknis di bidang pengelolaan laboratorium serta memperoleh surat Tanda Tamat Pendidikan Dan Pelatihan (STTPP) atau sertifikat dan diklat Prajabatan.
2)Pengelolaan Laboratorium yaitu perencanaan kegiatan Laboratorium, pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan, pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan, pengevaluasian sistem kerja laboratorium, dan pengembangan kegiatan laboratorium.
3)Pengembangan profesi yaitu pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang pengelolaan laboratorium, penerjemahan buku dan pustaka lainnya di bidang pengelolaan laboratorium, penyusunan buku pedoman/ketentuan pelaksanaan/ketentuan teknis di bidang pengelolaan laboratorium, penemuan teknologi tepat guna di bidang pengelolaan laboratorium, dan perolehan sertifikat profesi.
4)Unsur penunjang yaitu pengajar/pelatih pada diklat fungsional/teknis di bidang pengelolaan laboratorium, pemberian bimbingan di bidang pengelolaan laboratorium, peran serta dalam seminar/lokakarya di bidang
pengelolaan laboratorium, keanggotaan dalam organisasi profesijabatan fungsional pranata laboratorium Pendidikan, keanggotaan dalam tim penilaikinerja jabatan fungsional pranata laboratorium Pendidikan, perolehan penghargaan/tanda jasa, dan perolehan ijazah/gelar kesarjanaan lainnya.
11
5. Nilai-nilai Organisasi
Berikut adalah nilai-nilai organisasi pada Poltekkes Kemenkes Banjarmasin :
Moral : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, seluruh civitas academika
beriman, bertakwa, ramah, menjunjung tata krama dan sopan santun
terhadap sesama pegawai, mahasiswa, mitra kerja, dan masyarakat.
Profesional : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin menyelenggarakan
manajemen yang berfokus pada mahasiswa dalam bentuk pembelajaran, bimbingan konseling, pengembangan soft skill mahasiswa, penegakan
disiplin dan etos kerja yang tinggi, mematuhi standar dan etos kerja yang tinggi, mematuhi standar dan etika profesi.
Unggul : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin memiliki manajemen dan output yang lebih baik dibandingkan institusi sejenis sebagai tempat rujukan, benchmark dan percontohan baik tingkat nasional maupun internasional.
C. Profil Jurusan Kesehatan Lingkungan
1. Sejarah Singkat Institusi
Jurusan Kesehatan Lingkungan (Kesling) merupakan salah satu jurusan
pada Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Banjarmasin yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi menyelenggarakan pendidikan kesehatan lingkungan
setingkat Diploma III dan Diploma IV dan bertanggung jawab terhadap
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.
Berdiri sejak tanggal 7 Mei 1983 sesuai SK. Menkes RI Nomor:
76/Diklat/Kes/1983 dengan nama Akademi Penilik Kesehatan-Teknologi
Sanitasi (APK-TS). Kemudian pada tanggal 3 Januari 1992 diubah menjadi
Pendidikan Ahli Madya Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan (PAM-SKL)
Banjarbaru berdasarkan SK Menkes RI No. 14/Menkes/SK/I/1992.
Tanggal 10 April 1997 sesuai SK. Menkes RI Nomor:
232/Menkes/SK/IV/ 1997 menjadi Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL).
Akhirnya pada tanggal 16 April 2001 sesuai SK. Menkes & Kesos RI Nomor:
298/Menkes-Kesos/SK/IV/2001 diresmikan Jurusan Kesehatan Lingkungan sebagai salah satu jurusan pada Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.
12
Berdasarkan Keputusan Ketua Keputusan Ketua Lembaga Akreditasi
Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) Nomor : 0730/LAM-
PTKes/Akr/Dip/XII/2020, Program Studi Sanitasi Program Diploma Tiga
terakreditasi dengan peringkat Akreditasi A, yang berlaku mulai 18 Desember
2020 s.d 17 Desember 2025.
Sedangkan Program Studi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana
Terapan Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
terakreditasi dengan peringkat Akreditasi Unggul, berdasarkan Keputusan
Ketua Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes)
Nomor 0057/LAMPTKes/Akr/Dip/I/2022 yang berlaku mulai tanggal 28
Januari 2022 s.d 27 Januari 2027. (kesling-poltekkesbjm, 2022)
2. Visi-misi Jurusan Kesehatan Lingkungan
Visi : “Sebagai Pusat Pendidikan Vokasi Kesehatan Lingkungan yang
Bermoral, Profesional dan Unggul”
Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan lingkungan yang bermoral, profesional dan unggul
2. Menyelenggarakan penelitian yang unggul untuk meningkatkan mutu pendidikan kesehatan lingkungan
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dan pelatihan di bidang kesehatan lingkungan berdasarkan keilmuan dan hasil penelitian, serta berorientasi kepada kebutuhan masyarakat
4. Membangun civitas academica jurusan kesehatan lingkungan berdasarkan budaya organisasi
5. Menjalankan sistem manajemen pendidikan kesehatan lingkungan secara profesional dan akuntabel
6. Melaksanakan kerjasama lintas program dan sektor di bidang kesehatan lingkungan, baik nasional maupun internasional. (Profil Prodi Sanitasi Program Diploma Tiga, 2021)
13
14
3. Struktur Organisasi Jurusan Kesehatan Lingkungan
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Jurusan Kesehatan Lingkungan
4. Prodi Sanitasi Program Diploma Tiga
Visi Prodi Sanitasi Program Diploma Tiga
“Sebagai Pusat Pendidikan Vokasi Sanitasi yang Bermoral, Profesional dan Unggul”
Misi Prodi Sanitasi Program Diploma Tiga
1) Melaksanakan pendidikan sanitasi yang bermoral, profesional, dan unggul
2) Melaksanakan penelitian yang unggul di bidang kesehatan lingkungan untuk meningkatkan mutu pendidikan sanitasi
3) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dan pelatihan di bidang kesehatan lingkungan berdasarkan keilmuan dan hasil penelitian, serta berorientasi kepada kebutuhan masyarakat
4) Membangun civitas academica prodi sanitasi berdasarkan budaya organisasi
5) Menjalankan sistem manajemen pendidikan di lingkup prodi sanitasi secara profesional dan akuntabel
6) Melaksanakan kerjasama lintas program dan sektor di bidang kesehatan lingkungan, baik nasional maupun internasional
Tujuan
1) Menghasilkan tenaga kesehatan yang bermoral, profesional, dan unggul sehingga mampu bersaing di tingkat Nasional dan Internasional
2) Menghasilkan karya ilmiah inovatif yang unggul dan bermanfaat untuk peningkatan mutu pendidikan Kesehatan
3) Menghasilkan karya, metode, atau model pengabdian/pelayanan kepada masyarakat untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, dan berperilaku hidup sehat.
4) Mewujudkan tata kelola pendidikan yang profesional, akuntabel, transparan, efektif, efisien, menggunakan teknologi mutakhir dan terintegrasi
5) Mewujudkan kerjasama Nasional dan Internasional yang profitabel untuk mendukung penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Profil Prodi Sanitasi Program Diploma Tiga, 2021)
15
5. Prodi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan
Visi Prodi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan
“Sebagai Pusat Pendidikan Vokasi Sanitasi Lingkungan yang
Bermoral, Profesional dan Unggul”
Misi Prodi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan
1) Melaksanakan pendidikan sanitasi lingkungan yang bermoral, profesional, dan unggul
2) Melaksanakan penelitian yang unggul di bidang kesehatan lingkungan untuk meningkatkan mutu pendidikan sanitasi lingkungan
3) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dan pelatihan di bidang kesehatan lingkungan berdasarkan keilmuan dan hasil penelitian, serta berorientasi kepada kebutuhan masyarakat
4) Membangun civitas academica prodi sanitasi lingkungan berdasarkan budaya organisasi
5) Menjalankan sistem manajemen pendidikan di lingkup prodi sanitasi lingkungan secara profesional dan akuntabel
6) Melaksanakan kerjasama lintas program dan sektor dibidang kesehatan lingkungan, baik nasional maupun internasional
Tujuan
1) Menghasilkan tenaga kesehatan yang bermoral, profesional, dan unggul sehingga mampu bersaing di tingkat Nasional dan Internasional
2) Menghasilkan karya ilmiah inovatif yang unggul dan bermanfaat untuk peningkatan mutu pendidikan Kesehatan
3) Menghasilkan karya, metode, atau model pengabdian/pelayanan kepada masyarakat untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, dan berperilaku hidup sehat.
4) Mewujudkan tata kelola pendidikan yang profesional, akuntabel, transparan, efektif, efisien, menggunakan teknologi mutakhir dan terintegrasi
16
5) Mewujudkan kerjasama Nasional dan Internasional yang profitabel untuk mendukung penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Profil Prodi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan, 2021)
D. Nilai-Nilai Dasar PNS (BerAKHLAK)
1. Berorientasi Pelayanan
1) Pelayanan Publik
Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu :
a. penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi
b. penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan
c. kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.
Pelayanan publik yang prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik, karena dapat menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani.
Dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:
a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
17
c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi
transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga
Melayani Bangsa). Core Values ASN BerAKHLAK merupakan akronim dari
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai
Berorientasi Pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya, yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.
2) Berorientasi Pelayanan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak
hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat. Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani dengan senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat dan tepat waktu; melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untuk
memilih layanan yang tersedia; serta melayani dengan dengan
kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima.
18
Pemberian layanan bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan
masyarakat sudah dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan
dan diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan
pengguna layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini (doing something better and better). Dalam rangka mencapai visi reformasi
birokrasi serta memenangkan persaingan di era digital yang dinamis, diperlukan
akselerasi dan upaya luar biasa (keluar dari rutinitas dan business asusual) agar tercipta breakthrough atau terobosan, yaitu perubahan tradisi, pola, dan cara dalam pemberian pelayanan publik. Terobosan itulah yang disebut dengan inovasi pelayanan publik. Konteks atau
permasalahan publik yang dihadapi instansi pemerintah dalam
memberikan layanannya menjadi akar dari lahirnya suatu inovasi
pelayanan publik.
Dalam lingkungan pemerintahan banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya inovasi pelayanan publik, diantaranya
komitmen dari pimpinan, adanya budaya inovasi, dan dukungan regulasi.
Adanya kolaborasi antara pemerintah, partisipasi masyarakat, dan stakeholders terkait lainnya perlu dibangun sebagai strategi untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya inovasi. (Modul Berorientasi Pelayanan, 2021)
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
19
untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
1)Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
2)Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
3)Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke, 2017). Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Aulich (2011) bahkan mengatakan bahwa sebuah sistem yang memiliki integritas yang baik akan mendorong terciptanya Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, dan Transparansi. Integritas adalah konsepnya telah disebut filsuf Yunani kuno, Plato, dalam The Republic sekitar 25 abad silam, adalah tiang utama dalam kehidupan bernegara. Semua elemen bangsa harus memiliki integritas tinggi, termasuk para penyelenggara negara, pihak swasta, dan masyarakat pada umumnya. Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang ASN akan memberikan dampak sistemik bila bisa dipegang teguh oleh semua unsur. Melalui Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab, Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat membangun lingkungan kerja ASN yang akuntabel. (Modul Akuntabel, 2021)
3. Kompeten
Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan
20
kinerja, termasuk tidak boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat subyektif.
Pembangunan Apartur sesuai Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy), yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien.
Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik tersebut meliputi: integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship. Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi :
1)Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan
2)Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan
3)Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan. (Modul Kompeten, 2021)
21
4. Harmonis
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat
juga menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan
kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas
kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa. Terbentuknya NKRI merupakan
penggabungan suku bangsa di nusantara disadari pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan dalam
Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan
kesadaran persatuan berbangsa tersebut. Etika publik merupakan refleksi
kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik
Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah
1)Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan
2) Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’
3)Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah
4)Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi
5)Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan susasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan bermasyarakat. (Modul Harmonis, 2021)
22
5. Loyal
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), pemerintah telah meluncurkan Core Values
(Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi
salah satu core values yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan
baik oleh setiap ASN dikarenakan oleh faktor penyebab internal dan eksternal. Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis
yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai
Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang
dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
1)Taat pada Peraturan
2)Bekerja dengan Integritas
3)Tanggung Jawab pada Organisasi
4)Kemauan untuk Bekerja Sama
5)Rasa Memiliki yang Tinggi
6)Hubungan Antar Pribadi
7)Kesukaan Terhadap Pekerjaan
8)Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
9)Menjadi teladan bagi Pegawai lain
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values
ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan
perilaku:
1)Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
23
2)Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara, serta
3)Menjaga rahasia jabatan dan negara
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”. Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
1)Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
2)Meningkatkan Kesejahteraan
3)Memenuhi Kebutuhan Rohani
4)Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
5)Melakukan Evaluasi secara Berkala
Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara. Agar para ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya melalui pemantapan Wawasan Kebangsaan. Selain
memantapkan Wawasan Kebangsaan, sikap loyal seorang ASN dapat dibangun dengan cara terus meningkatkan nasionalismenya kepada bangsa dan negara.
Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang ASN, ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip Nilai Dasar (pasal 4) serta Kode Etik dan Kode Perilaku (Pasal 5, Ayat 2) dengan serangkaian Kewajibannya (Pasal 23). Untuk melaksanakan dan mengoperasionalkan ketentuan-ketentuan tersebut maka dirumuskanlah Core Value ASN BerAKHLAK yang
didalamnya terdapat nilai Loyal dengan 3 (tiga) panduan perilaku (kode etik) nya. Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap
24
bangsa dan negaranya dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan
Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-harinya, yaitu:
1)Cinta Tanah Air
2)Sadar Berbangsa dan Bernegara
3)Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara
4)Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
5)Kemampuan Awal Bela Negara (Modul Loyal, 2021)
6. Adaptif
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya.
Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan – baik individu maupun organisasi – dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individu dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan agility.
25
Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel. Budaya organisasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang tepat dan dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Bila budaya organisasi telah disepakati sebagai sebuah strategi perusahaan maka budaya organisasi dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja. Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. (Modul Adaptif, 2021)
7. Kolaboratif
Definisi Kolaborasi berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai
beberapa definisi kolaborasi dan collaborative governance. Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah “ value generated from an alliance between two or more firms aiming to become more competitive by developing shared routines”. Sedangkan Gray (1989) mengungkapkan bahwa : Collaboration is a process though which parties with different expertise, who see different aspects of a problem, can constructively explore differences and find novel solutions to problems that would have been more difficult to solve without the other’s perspective (Gray, 1989).
Lindeke and Sieckert (2005) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah: Collaboration is a complex process, which demands planned, intentional knowledge sharing that becomes the responsibility of all parties (Lindeke and Sieckert, 2005). Mengenal Whole-of-Government (WoG) WoG adalah sebuah
pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG
juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
26
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Dalam pengertian ini WoG dipandang menunjukkan atau menjelaskan
bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas
sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu. Untuk kasus Australia berfokus pada tiga hal yaitu pengembangan kebijakan, manajemen program dan pemberian layanan. Dari definisi ini diketahui bahwa WoG merupakan pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat sektoral yang selama ini terbangun dalam model NPM. Bentuk pendekatannya bisa dilakukan dalam pelembagaan formal atau pendekatan informal.
Dalam pengertian USIP, WoG ditekankan pada pengintegrasian upayaupaya kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama. WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh
aktor, pemerintah dan sebaliknya. Pengertian dari USIP ini menunjukkan
bahwa WoG tidak hanya merupakan pendekatan yang mencoba mengurangi
sekat-sekat sektor, tetapi juga penekanan pada kerjasama guna mencapai
tujuan-tujuan bersama. Dari dua pengertian di atas, dapat diketahui bahwa
karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup
keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan. Kolaboratif dalam
Konteks Organisasi Pemerintah Penelitian yang dilakukan oleh Custumato
(2021) menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Astari dkk (2019) menunjukkan
bahwa ada beberapa faktor yang dapat menghambat kolaborasi antar
organisasi pemerintah. Penelitian tersebut merupakan studi kasus kolaborasi
antar organisasi pemerintah dalam penertiban moda transportasi di Kota
Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi mengalami
27
beberapa hambatan yaitu: ketidakjelasan batasan masalah karena
perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi. Selain itu, dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas. (Modul Kolaboratif, 2021)
E. Kedudukan dan Peran PNS dalam Mewujudkan Smart Governance
1. SMART ASN
Berdasarkan arahan bapak presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan SDM talenta digital, Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar
keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja
literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan
sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.
Digital skill merupakan Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Digital culture merupakan
Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi
kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. Digital ethics merupakan Kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Digital safety merupakan
Kemampuan User dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran pelindungan data
pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan
internet dan media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa
kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama.
Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar
28
menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017).
Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus
tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia
digital dengan penuh tanggung jawab. Terdapat dua poros yang membagi
area setiap domain kompetensi. Poros pertama, yaitu domain kapasitas
‘single–kolektif’ memperlihatkan rentang kapasitas literasi digital sebagai
kemampuan individu untuk mengakomodasi kebutuhan individu sepenuhnya
hingga kemampuan individu untuk berfungsi sebagai bagian dari masyarakat kolektif/societal. Sementara itu, poros berikutnya adalah domain ruang
‘informal–formal’ yang memperlihatkan ruang pendekatan dalam penerapan
kompetensi literasi digital. Ruang informal ditandai dengan pendekatan yang
cair dan fleksibel, dengan instrumen yang lebih menekankan pada kumpulan
individu sebagai sebuah kelompok komunitas/masyarakat. Sedangkan ruang
formal ditandai dengan pendekatan yang lebih terstruktur dilengkapi
instrumen yang lebih menekankan pada kumpulan individu sebagai ‘warga negara digital.’ Blok-blok kompetensi semacam ini memungkinkan kita melihat kekhasan setiap modul sesuai dengan domain kapasitas dan ruangnya.
Digital Skills (Cakap Bermedia Digital) merupakan dasar dari
kompetensi literasi digital, berada di domain ‘single, informal’. Digital Culture (Budaya Bermedia Digital) sebagai wujud kewarganegaraan digital dalam konteks keindonesiaan berada pada domain ‘kolektif, formal’ dimana kompetensi digital individu difungsikan agar mampu berperan sebagai
warganegara dalam batas-batas formal yang berkaitan dengan hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam ruang ‘negara’. Digital Ethics (Etis
Bermedia Digital) sebagai panduan berperilaku terbaik di ruang digital membawa individu untuk bisa menjadi bagian masyarakat digital, berada di domain ‘kolektif, informal’. Digital Safety (Aman Bermedia Digital) sebagai
29
panduan bagi individu agar dapat menjaga keselamatan dirinya berada pada domain ‘single, formal’ karena sudah menyentuh instrumen-instrumen hukum positif.
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita.
Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari.
Durasi penggunaan internet harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020
tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020. Angka ini melampaui
waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII) tahun 2020, selama pandemi COVID-19 mayoritas masyarakat Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola
kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan
wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga negara. (Modul SMART ASN, 2021)
2. Manajemen ASN
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah
dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan
memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang
30
dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.
Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden.
Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri.
Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS. Pegawai ASN
berhimpun dalam wadah korps profesi. Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antarInstansi Pemerintah. Sengketa Pegawai ASN
diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding administrative. (Modul Manajemen ASN, 2017)
31
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan
Peserta Latsar menjabat sebagai Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP)
Ahli Pertama. Menurut Permenpan RB No.7 tahun 2019 adalah Tugas Jabatan
Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan yaitu melaksanakan kegiatan pengelolaan Laboratorium yang meliputi perancangan, pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan, pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan, pengevaluasian sistem kerja dan pengembangan kegiatan Laboratorium. Berikut adalah penjelasan kegiatan tugas pokok jabatan yang dihubungkan dengan kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan pada instansi.
No. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi Saat ini (dipersingkat)
1. Menyusun SOP untuk pemeliharaan peralatan
SOP untuk pemeliharaan masing-masing peralatan sudah tersedia akan tetapi untuk SOP mengenai kondisi lingkungan pengujian di laboratorium yang dapat mempengaruhi kualitas peralatan belum tersedia
Kondisi yang diharapkan
Tersedianya SOP mengenai kondisi lingkungan pengujian di laboratorium kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan
2. Menyusun SOP untuk pemeliharaan bahan
SOP untuk pemeliharaan bahan sudah tersedia akan tetapi untuk SOP mengenai kondisi lingkungan pengujian di laboratorium yang dapat mempengaruhi kualitas bahan belum tersedia
Tersedianya SOP mengenai kondisi lingkungan pengujian di laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan
3. Menyusun kebutuhan peralatan dan bahan pada kegiatan pendidikan
4. Menyusun SOP praktikum yang menggunakan peralatan dan bahan pada kegiatan pendidikan
Telah dilakukan sesuai dengan SOP
SOP sudah tersedia akan tetapi pencatatan logbook dalam penggunaan bahan belum optimal, isi dari logbook penggunaan
Telah dilakukan sesuai dengan SOP
Pencatatan logbook penggunaan bahan terlaksana dengan optimal
32
Tabel 3.1 Penjelasan Kegiatan Tugas Pokok Jabatan
No. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan
Kondisi Saat ini (dipersingkat) Kondisi yang diharapkan
bahan perlu
penyempurnaan agar semua indikator dapat terisi dengan lengkap
5. Memberikan penjelasan dan melakukan supervisi pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan pada kegiatan pendidikan
6 Mengembangkan sistem pengelolaan laboratorium
Telah dilakukan sesuai dengan SOP
Telah dilakukan sesuai dengan SOP
- Belum ada pengembangan sistem pengelolaan laboratorium secara digitalisasi
- Sistem Instalasi
Pengelolaan Air Limbah (IPAL) pada laboratorium
Mikrobiologi dan laboratorium kimia di gedung yang baru belum optimal karena masih dalam tahap penyempurnaan IPAL tersebut sehingga untuk praktikum mata kuliah Mikrobiologi dan Kimia masih menggunakan gedung yang lama, padahal digedung yang lama pun kondisi laboratoriumnya belum sesuai standar
Tugas kinerja dijelaskan secara rinci di SK
- Digitalisasi dalam sistem pengelolaan laboratorium
- Pengelolaan IPAL laboratorium
Mikrobiologi dan laboratorium kimia digedung yang baru dapat berjalan dengan optimal sehingga laboratorium tersebut dapat digunakan dengan sebagaimana mestinya
Tugas kinerja dijelaskan secara rinci di SK
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh beberapa isu strategis yang terdapat di Jurusan Kesehatan Lingkungan. Beberapa isu tersebut selanjutnya diidentifikasi sebagai berikut :
33
7. Menjadi anggota organisasi profesi tingkat internasional/nasional sebagai anggota aktif
B. Identifikasi Isu
1. Belum Optimalnya Instalasi Pengelolaan Air Limbah pada
Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan dan Laboratorium Kimia
Lingkungan di Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin tahun 2022
Saat ini ruang pengujian untuk Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan dan Laboratorium Kimia Lingkungan di Jurusan Kesehatan Lingkungan masih
terletak digedung yang lama, sedangkan proses perkuliahan dan ruang
pengujian untuk Laboratorium yang lain sudah pindah kegedung yang baru.
Terkendalanya pemindahan kegedung baru adalah belum terstandarnya
Instalasi Pengelolaan Air Limbah dari hasil kegiatan laboratorium Mikrobiologi dan Kimia tersebut. Selain karena terpisahnya gedung yang mengharuskan
Pranata Laboratorium Pendidikan, Dosen, dan Mahasiswa yang harus bolakbalik kegedung lama dan kegedung baru dalam akses laboratorium, kondisi
ruang pengujian digedung lama pun belum terstandar dimana ruangan yang
sempit, tidak ada penyekatan ruangan contohnya pada Laboratorium
Mikrobiologi yang masih menggabungkan ruang pengujian dengan ruang sterilisasi, kemudian pada Laboratorium Kimia yang masih menggabungkan
ruang timbang dengan ruang penyimpahan bahan kimia.
2. Belum Optimalnya Penerapan Rekaman Kondisi Lingkungan
Pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin tahun 2022
Belum terlaksananya secara optimal tentang penerapan pengisian rekaman
teknis terkait kondisi lingkungan pengujian di laboratorium kimia karena
belum tersedianya SOP tentang kondisi lingkungan pengujian, untuk formulir
Laboratorium Kesehatan Lingkungan sudah ada menyediakan akan tetapi
tidak disertai dengan syarat keberterimaan dari kondisi lingkungan pengujian
tersebut, seharusnya pada formulir tercantum syarat keberterimaan seperti
berapa seharusnya suhu dan kelembaban pada ruangan tersebut agar tidak
mempengaruhi kualitas pengujian, peralatan dan bahan yang ada dilaboratorium. Selain itu pengisian juga tidak dilakukan dengan konsisten, seharusnya ada waktu-waktu tertentu untuk pencatatan rekaman tersebut
34
yaitu dari jam 10.00 pagi sampai dengan 14.00 siang dimana pada waktu
tersebut kondisi ruangan sudah stabil dan dapat dilakukan pengukuran. Kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian harus sesuai untuk menunjang
kegiatan di laboratorium agar tidak berpengaruh buruk terhadap keabsahan
hasil, tindakan pengendalian ini harus dilaksanakan, dipantau dan ditinjau secara berkala guna mencegah adanya kontaminasi, gangguan yang
merugikan pada kegiatan laboratorium, selain itu faktor-faktor lingkungan, seperti: debu, temperatur, kelembaban, getaran, pencahayaan dan kestabilan tenaga listrik akan mempengaruhi peralatan laboratorium.
3. Belum Optimalnya Pencatatan Logbook Penggunaan Bahan di Laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin tahun 2022
Pada saat ini logbook penggunaan bahan sudah tersedia formulirnya yang
mencantumkan nama bahan yang digunakan dan seberapa bahan yang digunakan, akan tetapi untuk kolom sisa bahan, penjelasan expiredbahan, dan kategori bahan belum tersedia sehingga pencatatannya belum terlaksana dengan optimal. Manfaat diterapkanya logbook penggunaan bahan ini adalah meningkatnya mutu laboratorium dalam hal penyediaan data riwayat penggunaan bahan dan ketersediaan bahan yang dapat dijadikan acuan untuk jadwal pembelian bahan sebelum persediaan habis atau akan expiredsehingga proses kegiatan pendidikan dan penelitian dapat berjalan dengan lancar.
C. Penetapan Core Isu
Berdasarkan proses identifikasi isu sebelumnya, maka diperlukan analisis isu aktual untuk menentukan Isu Prioritas. Dalam modul Latsar CPNS Habituasi (2017), diterangkan bahwa salah satu langkah menentukan isu prioritas dalam rancangan aktualisasi dapat menggunakan USG (Urgency, Seriousness, Growth). Penetapan Isu menggunakan USG dapat dinilai dari tingkat urgensi, keseriusan, dan pengembangan isu dengan rentang skala penilaian 1-5.
35
Urgency yaitu menilai seberapa mendesak suatu isu harus dibahas
kemudian dikaitkan dengan waktu yang tersedia untuk di bahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness yaitu menilai seberapa serius suatu isu harus
dibahas dengan akibat yang di timbulkan. Growthyaitu menilai seberapa besar
kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
*Keterangan : Interval penentuan prioritas
5 = sangat mendesak/gawat
4 = mendesak/gawat
3 = cukup mendesak/gawat
2 = tidak mendesak/gawat
1 = sangat tidak mendesak/gawat
36
ISU U S G Jumlah Rank Keterkaitan
3 Belum Optimalnya Instalasi
Limbah pada Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan dan Laboratorium Kimia Lingkungan di Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin tahun 2022 4 4 4 12 II Manajemen ASN Belum Optimalnya Penerapan Rekaman Kondisi Lingkungan Pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin tahun 2022 4 5 4 13 I Manajemen ASN, SMART ASN Belum Optimalnya Pencatatan Logbook Penggunaan Bahan di Laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin tahun 2022 4 3 4 11 III Manajemen ASN, SMART ASN
Tabel 3.2 Penetapan Core Isu Menggunakan USG
ISU dengan Agenda
Pengelolaan Air
Berdasarkan tabel diatas disimpulkan bahwa isu dengan rank tertinggi
itulah yang perlu segera diselesaikan dalam aktualisasi Latsar kali ini, yaitu
“
Belum Optimalnya Penerapan Rekaman Kondisi Lingkungan
Pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin tahun 2022”.
Berikut adalah pejelasan kenapa setiap isu mendapatkan skor seperti yang
tertera pada tabel USG :
Urgency: Penerapan rekaman kondisi lingkungan di laboratorium kimia mendapatkan skor 4 (mendesak) karena memiliki urgensi yang besar, kondisi
lingkungan laboratorium berhubungan dengan komitmen mutu laboratorium dan kualitas mutu output yang dihasilkan laboratorium. Data rekaman teknis laboratorium yang terisi dan dikelola dengan dengan baik merupakan bagian
dari indikator mutu laboratorium. Begitu pula dengan kedua isu yang lainnya
sama-sama mendapatkan skor 4 (mendesak), untuk isu yang pertama karena
limbah dari hasil kegiatan laboratorium jika tidak dikelola dengan baik dan terstandar dapat mempengaruhi lingkungan sekitar, sedangkan untuk isu yang ketiga juga tidak kalah penting karena merupakan salah satu dokumen
penunjang mutu laboratorium yang akan dijadikan acuan untuk jadwal
pembelian bahan sebelum persediaan habis danexpired.
Seriousness : dari indikator seriousness, penerapan rekaman kondisi lingkungan di laboratorium kimia ini mendapatkan skor 5 (sangat mendesak) karena kondisi lingkungan laboratorium sangat berpengaruh terhadap kondisi sampel yang akan diuji, kinerja peralatan laboratorium, moralitas personil laboratorium, kesesuaian kondisi yang disyaratkan dalam metode pengujian.
Tentunya jika penerapan ini belum dilaksanakan dengan baik akan mempengaruhi sistem manajemen laboratorium. Untuk isu yang pertama mendaptkan skor 4 (mendesak) karena limbah hasil buangan dari kegiatan laboratorium dapat membahayakan lingkungan sekitar, akan tetapi karena saat ini laboratorium digedung baru belum beroperasi untuk pengujian maka
penyelesaian isu ini dapat di tunda terlebih dahulu, sedangkan isu yang ketiga mendapatkan skor 3 (cukup mendesak) karena tidak terlalu membahayakan
37
sistem manajemen laboratorium sehingga pembaharuan formulir masih bisa di tunda terlebih dahulu.
Growth:Ketiga isu sama-sama mendapatkan skor 4 (mendesak) karena
jika dibiarkan begitu saja akan berdampak besar terhadap manajemen laboratorium, dan masalah yang terjadi akan terus berkembang.
D. Deskripsi Core Isu
Kondisi Lingkungan Pengujian adalah kondisi lingkungan laboratorium mulai dari sirkulasi udara, sumber energi, kondisi penerangan dan kebutuhan air bebas mineral pada laboratorium. Pentingnya penerapan perekaman kondisi lingkungan pengujian ini karena berguna untuk mencegah adanya kontaminasi, gangguan yang merugikan pada kegiatan laboratorium. Dampak yang didapat apabila isu tidak diselesaikan adalah mempengaruhi kondisi sampel yang akan diuji misalnya sampel untuk praktikum disimpan pada refrigerator yang tidak memenuhi persyaratan maka hasil pengujian pun tidak akan sesuai dengan kenyataan, mempengaruhi kinerja peralatan laboratorium bisa jadi penyebab kerusakan alat laboratorium adalah karena kondisi tempat penyimpanan alat tersebut tidak sesuai persyaratan, mempengaruhi moralitas personil laboratorium, serta mempengaruhi kesesuaian kondisi yang disyaratkan dalam metode pengujian sehingga membuat pelayanan laboratorium sebagai penunjang tridharma perguruan tinggi kurang optimal.
Oleh sebab itu, peralatan dan bahan yang dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan harus ditempatkan pada lokasi yang tepat untuk mengurangi pengaruh-pengaruh tersebut. Untuk mencapai hal tersebut, maka pedoman yang mencantumkan kondisi yang diperlukan serta cara penempatan peralatan dan bahan harus dipelihara.
E. Analisis Penyebab Isu
Melihat dampak isu yang cukup besar dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, maka dalam menganalisis isu ini penulis mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dengan
38
menggunakan teknik fishbone. Diagram fishbone ini akan mengidentifikasi
masalah berdasarkan method, man, dan machine.
Man
Method
Belum ada SOP yang mengatur kondisi lingkungan pengujian di laboratorium
Keterbatasan jumlah
alat ukur kondisi
lingkungan pengujian di laboratorium
Petugas laboratorium belum konsisten dalam pengisian formulir
Belum ada Formulir rekaman yang mencantumkan syarat keberterimaan
Belum memanfaatkan teknologi dalam pengisian formulir rekaman teknis
Belum Optimalnya
Penerapan Rekaman
Kondisi Lingkungan
Pengujian di Laboratorium
Kimia Jurusan Kesehatan
Lingkungan Poltekkes
Kemenkes
Banjarmasin
Tahun 2022
Machine
Gambar
3.1 FishboneAnalisis Penyebab Isu
F. Gagasan Pemecahan Isu
Berdasarkan isu yang telah dipaparkan gagasan kreatif yang diusulkan
untuk menyelesaikan isu tersebut adalah “Optimalisasi Penerapan
Rekaman Kondisi Lingkungan Pengujian di Laboratorium Kimia
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Berbasis Web” .
Adapun gagasan kreatif yang akan dilaksanakan berupa rencana kegiatan yang disesuaikan dengan Tugas Jabatan Pranata Laboratorium Pendidikan
dalam Pengelolaan Laboratorium, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan
No. Rencana Kegiatan Tugas Jabatan Pranata Laboratorium Pendidikan Sumber Pihak yang Terlibat
1. Koordinasi rencana kegiatan kepada
Penanggung Jawab
(PJ) Laboratorium
Jurusan Kesehatan
Lingkungan
Perancangan Kegiatan Laboratorium SKP PJ Lab. Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
39
No. Rencana Kegiatan Tugas Jabatan Pranata Laboratorium Pendidikan Sumber Pihak yang Terlibat
2. Pembuatan draft SOP serta formulir rekaman kondisi
lingkungan
Pengujian di Laboratorium Kimia
Jurusan Kesehatan
Lingkungan
3. Pembahasan draft
SOP serta formulir rekaman kondisi
lingkungan
Pengujian di Laboratorium Kimia
Jurusan Kesehatan
Lingkungan untuk
disahkan dan
difinalisasi menjadi
SOP
4. Menentukan titik perlu dipantau dan direkam pada formulir kondisi
lingkungan
pengujian di Laboratorium Kimia
Jurusan Kesehatan
Lingkungan
5. Memasukan formulir rekaman kondisi lingkungan
pengujian di Laboratorium Kimia pada web SIKILAT
Jurusan Kesehatan
Lingkungan agar
bisa di isi secara online
6. Uji coba pengisian rekaman kondisi
lingkungan
pengujian di laboratorium kimia
Jurusan Kesehatan
Lingkungan
berbasis web
Perancangan Kegiatan Laboratorium SKP PJ Lab. Jurusan
Kesehatan
Lingkungan, Ka Unit Lab.
Terpadu
Perancangan Kegiatan Laboratorium SKP PJ Lab.
Jurusan
Kesehatan
Lingkungan, Ka Unit Lab.
Terpadu
Perancangan Kegiatan Laboratorium Inovasi PJ Lab. Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
Pengembangan Kegiatan Laboratorium Inovasi IT Jurusan Kesehatan
Lingkungan
Pengoperasian Peralatan, Pemeliharaan Peralatan dan Bahan Laboratorium, Pengevaluasian Sistem Kerja Laboratorium
Inovasi PLP
Lab.Kimia
Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
40
No. Rencana Kegiatan Tugas Jabatan Pranata Laboratorium Pendidikan Sumber Pihak yang Terlibat
7. Sosialisasi
mengenai SOP, formulir rekaman
dan pengisian
rekaman kondisi
lingkungan
pengujian di Laboratorium Kimia
berbasis web
dengan Pranata Laboratorium
Pendidikan Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
8. Evaluasi penerapan
pengisian rekaman
kondisi lingkungan
pengujian di Laboratorium Kimia
Jurusan Kesehatan
Lingkungan
berbasis web
Perancangan Kegiatan Laboratorium
Pengevaluasian Sistem Kerja Laboratorium
Inovasi PJ Lab. Dan PLP Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
Pengevaluasian Sistem Kerja Laboratorium
Inovasi PLP Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
41
G. Matriks Rancangan Aktualisasi
Nama : Siti Noor A’in A’fifah Puteri, S.Tr.KL
Jabatan : Pranata Laboratorium Pendidikan – Ahli Pertama
Unit Kerja : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan
1.
Isu yang
Diangkat : Belum Optimalnya Penerapan Rekaman Kondisi Lingkungan Pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin tahun 2022
Pemecahan Isu : Optimalisasi Penerapan Rekaman Kondisi Lingkungan Pengujian di Laboratorium Jurusan Kesehatan
Gagasan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Berbasis Web
rencana kegiatan kepada
Penanggung
Jawab (PJ)
Laboratorium
Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
1. Menyiapkan Bahan diskusi rencana kegiatan
Hasil diskusi berupa list kegiatan yang akan dilaksanakan berserta jadwalnya
Dalam menyiapkan bahan diskusi mengedepankan
ketelitian dan kecermatan dan mempertanggungjawabkan atas apa yang akan disampaikan (akuntabel) dengan
menyiapkannya dengan sebaikbaiknya (kompeten)
Diangkatnya isu ini, akan mendukung visi institusi dalam memberikan layanan dan menghasilkan output peserta didik yang bermoral, profesional, dan
Kegiatan ini mendukung Nilai
Organisasi, yaitu : moral, profesional, unggul
2. Koordinasi
rencana kegiatan dengan PJ Lab.
Jurusan
Catatan dan arahan dari PJ. Lab
Jurusan Kesehatan
Lingkungan
Dalam menyampaikan rencana kegiatan akan bersikap ramah dan solutif (berorientasi
pelayanan) serta terbuka
unggul. Serta misi ke-5 yaitu “Menjalankan sistem manajemen
Pendidikan Kesehatan
42
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Terhadap Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tabel 3.4 Matriks Rancangan Aktualisasi
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi
Koordinasi
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kesehatan
Lingkungan
menerima masukan, (kolaboratif) mengikuti arahan
dari pimpinan selagi tidak
bertentangan dengan peraturan
yang berlaku (loyal)
menghargai perbedaan
(harmonis) guna melakukan
perbaikan yang tiada henti untuk
kemajuan instansi dan terus
berinovasi menghadapi
perubahan (adaptif)
lingkungan secara profesional dan akuntabel”
2. Pembuatan
draftSOP
serta
formulir
rekaman
kondisi
lingkungan
pengujian di Laboratorium
Kimia
Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
1.Mencari informasi dari literatur, panduan internasional, maupun jurnal dan kepustakaan
lainnya dalam
menyusun draft SOP kondisi
lingkungan
pengujian di Laboratorium
Kimia
DraftSOP kondisi
lingkungan
pengujian di laboratorium kimia
dalam bentuk softcopydan
hardcopy
Pada kegiatan ini bertindak proaktif (adaptif) cekatan dan solutif (berorientasi
pelayanan) untuk mencari
bahan literatur dan akan
mengedepankan ketelitian dan kecermatan (akuntabel) serta
berkerja dengan kualitas terbaik
dalam menyusun draftformulir
(kompeten) dengan
berdedikasi mengutamakan
kepentingan instansi
dibandingkan kepentingan
pribadi (loyal). Menggerakkan
pemanfaatan berbagai sumber
daya untuk tujuan bersama
Diangkatnya isu ini, akan mendukung visi institusi dalam
memberikan layanan dan menghasilkan
output peserta didik
yang bermoral, profesional, dan unggul. Serta
misi ke-5 yaitu
“
Menjalankan sistem
manajemen Pendidikan
Kesehatan lingkungan
secara profesional dan akuntabel”
Kegiatan ini mendukung
Nilai Organisasi, yaitu : moral, profesional, unggul
43
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
2.Mencari informasi
dari literatur, panduan
internasional, maupun jurnal dan kepustakaan
lainnya dalam
menyusun draft formulir kondisi
lingkungan
pengujian di Laboratorium
Kimia pada ruang
pengujian, ruang
penyimpanan
bahan, ruang
Draftformulir
rekaman kondisi
lingkungan
pengujian di laboratorium kimia
untuk pemantauan
ruangan dan refrigerator, dalam
bentuk softcopy
dan hardcopy
(kolaboratif) sehingga kondisi
lingkungan pengujian
dilaboratorium Kimia sesuai
dengan standar dan menjadi
lingkungan kerja yang kondusif
(Harmonis). Dokumentasi
terhadap draftformulir yang
dibuat merupakan bentuk serta
menggunakan inventaris
kantor/ATK secara jujur, dan bertanggungjawab (akuntabel)
Pada kegiatan ini bertindak
proaktif (adaptif) cekatan dan solutif (berorientasi
pelayanan) untuk mencari
bahan literatur dan akan
mengedepankan ketelitian dan kecermatan (akuntabel) serta
berkerja dengan kualitas terbaik
dalam menyusun draftSOP
(kompeten) dengan
berdedikasi mengutamakan
kepentingan instansi
dibandingkan kepentingan
pribadi (loyal). Menggerakkan
pemanfaatan berbagai sumber
daya untuk tujuan bersama
44
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi
Mata
Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) timbang, dan refrigerator (kolaboratif) sehingga kondisi
lingkungan pengujian
dilaboratorium Kimia sesuai
dengan standar dan menjadi
lingkungan kerja yang kondusif
(Harmonis). Dokumentasi
terhadap draftSOP yang dibuat
merupakan bentuk serta
menggunakan inventaris
kantor/ATK secara jujur, dan bertanggungjawab (akuntabel)
3. Pembahasan draftSOP
serta
formulir
rekaman
kondisi
lingkungan
pengujian di Laboratorium
Kimia
Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
untuk
disahkan dan difinalisasi
1. Mengajukan persetujuan draft
SOP dan formulir
rekaman kondisi
lingkungan
pengujian di laboratorium
kimia kepada PJ Lab. Jurusan
Kesehatan
Lingkungan dan
Ka Unit Lab.
Terpadu
Poltekkes
Kemenkes
Banjarmasin
DraftSOP dan formulir kondisi
lingkungan
pengujian di laboratorium kimia
yang telah direviewberserta
saran perbaikan
oleh PJ Lab.
Jurusan Kesehatan
Lingkungan dan Ka
Unit Lab. Terpadu
Poltekkes
Kemenkes
Banjarmasin
Dalam mengajukan persetujuan
draftSOP dan formulir ini akan mengedepankan kejujuran
(akuntabel), menjaga
kesopanan, dan bersikap ramah, menghormati atasan
(berorientasi pelayanan)
guna membangun lingkungan kerja yang kondusif (harmonis)
serta terbuka menerima
masukan dan saran untuk perbaikan (kolaboratif) dan bersedia mengikuti saran dan perintah beliau selagi tidak
bertentangan dengan peraturan yang berlaku (loyal)
Diangkatnya isu
ini, akan mendukung
visi institusi dalam
memberikan layanan dan menghasilkan output peserta didik yang bermoral, profesional, dan unggul. Serta
misi ke-5 yaitu
“
Menjalankan sistem
manajemen Pendidikan
Kesehatan lingkungan
secara profesional dan akuntabel”
Kegiatan ini mendukung
Nilai
Organisasi, yaitu : moral, profesional, unggul
45
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
menjadi SOP
2. Melakukan revisi berdasarkan hasil
reviewdan saran
perbaikan dari PJ
Lab. Jurusan
Kesehatan
Lingkungan dan
Ka Unit Lab.
Terpadu
3. Finalisasi SOP
dan formulir
rekaman kondisi
lingkungan
pengujian di laboratorium
kimia dengan
meminta
pengesahan
kepada PJ Lab.
Jurusan
Kesehatan
Lingkungan dan
Ka Unit Lab.
Terpadu
Poltekkes
Kemenkes
Banjarmasin
DraftSOP dan
formulir rekaman
kondisi lingkungan
pengujian di laboratorium kimia
dalam bentuk
softcopydan
hardcopyyang
akan di finalisasi
SOP dan formulir
kondisi lingkungan
pengujian di laboratorium kimia
yang telah final
dan disahkan oleh
PJ Lab. Jurusan
Kesehatan
Lingkungan dan Ka
Unit Lab. Terpadu
Poltekkes
Kemenkes
Banjarmasin
Terus berinovasi dalam revisi
untuk penyempurnaan
pembuatan SOP dan formulir
rekaman (adaptif) dan akan
melakukannya dengan cermat, efektif, efisien, dan penuh
tanggung jawab (akuntabel)
dan mengerjakannya dengan
sebaik-baiknya (kompeten)
Dalam finalisasi SOP dan formulir ini meminta tandatangan
pengesahan dengan bersikap
ramah, sopan, dan santun (berorientasi pelayanan)
46
Pelatihan
Penguatan Nilai Organisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi
4. Menentukan titik yang perlu dipantau dan direkam pada formulir kondisi
lingkungan
pengujian di Laboratorium
Kimia
Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
1.Penentuan titik yang akan di pantau dan direkam dengan berkonsultasi
dengan PJ Lab.
Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
Berupa listtitik yang akan
dipantau dan direkam
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Dalam menentukan titik pantau akan mengutamakan ketelitian dan kecermatan (akuntabel) agar sesuai dengan standar manajemen laboratorium, menjaga kesopanan, dan bersikap ramah, menghormati atasan (berorientasi
pelayanan) guna membangun
lingkungan kerja yang kondusif (harmonis) serta terbuka
menerima masukan untuk
perbaikan (kolaboratif), dan bersedia mengikuti saran dan perintah beliau selagi tidak
bertentangan dengan peraturan yang berlaku (loyal)
Diangkatnya isu
ini, akan mendukung
visi institusi dalam
memberikan layanan
dan menghasilkan
output peserta didik
yang bermoral, profesional, dan
unggul. Serta misi ke-5
yaitu “Menjalankan
sistem manajemen
Pendidikan Kesehatan
lingkungan secara
profesional dan akuntabel”
Kegiatan ini mendukung
Nilai
Organisasi, yaitu : moral, profesional, unggul
2.
Alat
Proaktif dalam penggunaan alat
thermohygrometer pada ruangan yang akan
dipantau dan direkam
Thermohygrometer
yang terpasang
diruangan yang
akan di pantau dan direkam
Alat thermometer
yang terpasang
ukur (adaptif) untuk
pemantauan dan perekaman, dan melakukannya dengan
konsisten dan sebaik-baiknya (kompeten)
Proaktif dalam penggunaan alat
ukur (adaptif) untuk
pada refrigerator yang akan
pada refrigerator yang akan
pemantauan dan perekaman, dan melakukannya dengan
47
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Meletakan
3. Meletakan thermometer
5. Memasukan
formulir
rekaman
kondisi
lingkungan
pengujian di Laboratorium
Kimia pada
web SIKILAT
Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
agar bisa di isi secara online
dipantau dan direkam
IT Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
2.Membuat formulir rekaman kondisi lingkungan
pengujian di Laboratorium
Kimia dalam bentuk digital
3.Memasukan formulir dalam web SIKILAT pada
bagian
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
dan direkam konsisten dan sebaik-baiknya
Bentuk formulir
rekaman kondisi
lingkungan
pengujian di Laboratorium
Kimia yang akan
digunakan untuk
perekaman secara
onlineserta
panduan
penggunaannya
Link googleform
yang berisi
formulir rekaman
rekaman kondisi
lingkungan
pengujian di Laboratorium
Kimia Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
Formulir rekaman
termuat di dalam
web SIKILAT pada
bagian
Menyampaikan rencana kegiatan
dengan ramah dan solutif (berorientasi pelayanan)
menerima masukan (kolaboratif) dengan
menghargai perbedaan
(harmonis) guna melakukan
perbaikan yang tiada henti
dalam berkontribusi untuk
kemajuan instansi (loyal)
Mempelajari cara pembuatan
formulir melalui internet dengan
cermat, efektif dan efisien (akuntabel) antusias (adaptif)
dalam membuat perubahan
(kompeten) dalam bentuk digital untuk kemajuan instansi dan bertanggung jawab atas
kepercayaan yang terlah diberikan.
Memohon izin kepada pengelola
web SIKILAT untuk
menambahkan bagian formulir
rekaman kondisi akomodasi
Kontribusi Terhadap
Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
Diangkatnya isu
ini, akan mendukung
visi institusi dalam
memberikan layanan
dan menghasilkan
output peserta didik
yang bermoral, profesional, dan
unggul. Serta misi ke-5
yaitu “Menjalankan
sistem manajemen
Pendidikan Kesehatan
lingkungan secara
profesional dan akuntabel”
Kegiatan ini mendukung
Nilai
Organisasi, yaitu : moral, profesional, dan Unggul
48
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
dipantau
(kompeten)
1.Koordinasi dengan
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Laboratorium Kimia laboratorium Kimia lingkungan dengan ramah dan solutif (berorientasi
pelayanan), terbuka menerima
masukan menggerakan
pemanfaatan sumber daya untuk
tujuan bersama (kolaboratif)
dan membangun lingkungan
kerja yang kondusif (harmonis)
4.Membuat panduan penggunaan formulir rekaman
kondisi lingkungan
pengujian di laboratorium kimia
berbasis web
dalam bentuk flowchat
Tersedianya
panduan
penggunaan dalam
bentuk flowchart
onlineyang dimuat
pada web SIKILAT
pada bagian laboratorium Kimia
Pembuatan flowchartini didesain
dengan rapi dan serinci mungkin
untuk membantu rekan-rekan
memahami setiap tahapan
penggunaannya (kompeten)
panduan penggunaan terstruktur
dan berkualitas terbaik serta
dapat dipertanggungjawabkan
(akuntabel) sehingga dapat
bermanfaat dalam berkontribusi
meningkatkan kinerja di Jurusan
Kesehatan Lingkungan
khususnya pada bidang
pengelolaan laboratorium
(loyal)
6. Uji coba
pengisian rekaman
kondisi
1. Melakukan uji
coba pengisian rekaman pada
ruang pengujian,
Formulir rekaman
kondisi lingkungan
laboratorium kimia
terisi secara online
Pada kegiatan ini akan
melakukan pengisian rekaman
formulir dengan jujur, disiplin, bertanggungjawab dan konsisten
Diangkatnya isu
ini, akan mendukung
visi institusi dalam
memberikan layanan
Kegiatan ini mendukung
Nilai
Organisasi,
49
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
lingkungan pengujian di laboratorium
kimia
Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
secara berbasis web
ruang timbang, ruang
penyimpanan bahan, dan refrigerator
dalam waktu yang tertentu
2. Melakukan
evaluasi dari hasil
pengisian rekaman kondisi
lingkungan
pengujian di laboratorium
kimia untuk mengetahui yang yang tidak
memenuhi
persyaratan
Formulir rekaman
kondisi lingkungan laboratorium kimia yang sudah di ekspor ke ms.exel dan dalam bentuk pengevaluasian
“false”untuk yang tidak memenuhi
persyaratan dan “true”untuk yang memenuhi persyaratan
(akuntabel) serta antusias
dalam menggerakan perubahan
dengan melakukan pengisian
secara online(adaptif) karena
kegiatan ini merupakan salah
satu peningkatan kompetensi seorang PLP (kompeten)
Melakukan evaluasi dengan
cermat, jujur, dan penuh tanggung jawab, (akuntabel)
dalam tujuan berkontribusi
memberikan (loyal) pelayanan prima kepada pengguna laboratorium (berorientasi
pelayan) dengan menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama (kolaboratif) untuk
membangun lingkungan kerja yang nyaman (harmonis)
dan menghasilkan
output peserta didik
yang bermoral, profesional,dan unggul.
Serta misi ke-5 yaitu
“
Menjalankan sistem
manajemen Pendidikan
Kesehatan lingkungan
secara profesional dan akuntabel”
yaitu :
moral, profesional, dan unggul
7. Sosialisasi
mengenai
draft SOP, dan formulir
rekaman dan pengisian
rekaman
1. Menentukan metode dan waktu sosialisasi
draftSOP dan formulir kondisi
lingkungan
pengujian di
Metode Sosialisasi dan waktu pelaksanaan
sosialisasi
Melakukan konsultasi
penentuan metode sosialisasi dan waktu pelaksanaan
bersama dengan Penanggung
Jawab Laboratorium Jurusan
Kesehatan Lingkungan
dengan santun (berorientasi
Diangkatnya isu
ini, akan mendukung visi institusi dalam
memberikan
layanan dan menghasilkan output
peserta didik yang
Kegiatan ini mendukung
Nilai
Organisasi, yaitu : moral, profesional,
50
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
lingkungan
pengujian di Laboratorium
Kimia
berbasis web
dengan
Pranata
Laboratorium
Pendidikan
Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
laboratorium
kimia dengan PJ
Lab. Kesehatan
lingkungan
2. Membuat undangan
sosialisasi draft SOP dan formulir
kondisi
lingkungan
pengujian di laboratorium
kimia
3. Distribusi undangan fisik dan informasi via aplikasi sosial media terkait undangan
sosialisasi SOP
dan formulir
rekaman kondisi
lingkungan
pengujian di laboratorium
kimia
Keterkaitan Substansi Mata
Kontribusi Terhadap
Undangan
sosialisasi
ke PJ Lab., serta
seluruh PLP
Jurusan Kesehatan
Lingkungan
pelayanan) dan penuh
tanggung jawab (akuntabel)
bermoral, profesional dan unggul. Serta
misi ke-5 yaitu
“
unggul
Membuat undangan
sosialisasi dengan cermat dan teliti (akuntabel), menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar (loyal), serta bersikap ramah dan sopan (berorientasi pelayanan), menggunakan inventaris kantor/ ATK secara jujur,efisien dan bertanggungjawab (akuntabel)
Menjalankan sistem
manajemen Pendidikan
Kesehatan lingkungan
secara profesional dan
akuntabel”
Undangan dan informasi terkait
pelaksanaan
sosialisasi
terdistribusi dan tersampaikan
dengan
baik
Melakukan distribusi undangan fisik dan beradaptasi dengan memberikan informasi model sekarang melalui sosial media (adaptif) secara profesional dan bertanggung jawab (akuntabel) dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta sopan santun (berorientasi
pelayanan)
51
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Pelatihan
Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) kondisi
8. Evaluasi
penerapan
pengisian
rekaman
kondisi
lingkungan
pengujian di Laboratorium
Kimia
Jurusan
Kesehatan
Lingkungan
4. Sosialisasi SOP dan pengisian formulir rekaman kondisi
lingkungan
pengujian di laboratorium
kimia secara
berbasis web
Peserta sosialisasi
dapat memahami
SOP dan cara
pengisian formulir
rekaman kondisi
akomodasi dan
lingkungan
pengujian secara
berbasis web
Dalam kontribusi memajukan
instansi (loyal) akan membuka
kegiatan sosialisasi dengan
senyum, salam, sapa dan sopan
santun (berorientasi
pelayanan) dan melaksanakan
sosialisasi dengan penuh
tanggungjawab (akuntabel), dan penyampaian dengan
sebaik-baiknya agat orang lain
dapat memahami (kompeten)
serta bersedia menerima
masukan (kolaboratif) untuk
menyelaraskan perbedaan
pendapat (harmonis)
1.Menyusun Instrumen Evaluasi
Instrumen Evaluasi
berupa pertanyaan
dalam bentuk
googleform
Dalam menyusun instrumen evaluasi akan mengedepankan
ketelitian dan kecermatan dan mempertanggung jawabkan (akuntabel) atas apa yang
disampaikan dengan menyusun
pertanyaan terkait penerapan
pengisian formulir secara online ini sebaik mungkin dan dapat
dipahami rekan-rekan Pranata
Laboatorium Pendidikan (kompeten)
Diangkatnya isu ini, akan mendukung
visi institusi dalam
memberikan layanan dan menghasilkan
output peserta didik
yang bermoral, profesional,dan unggul.
Serta misi ke-5 yaitu
“Menjalankan sistem
manajemen Pendidikan
Kesehatan lingkungan
Kegiatan ini mendukung
Nilai
Organisasi, yaitu : moral, profesional, unggul
52
Kegiatan Tahapan Kegiatan
Keterkaitan
Pelatihan Kontribusi
Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
No
Output/Hasil
Substansi Mata
Terhadap
Keterkaitan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) berbasis web 2.Pelaksanaan Evaluasi Hasil evaluasi yang telah di isi oleh
Pranata
Laboratorium
Jurusan Kesehatan
Lingkungan dalam bentuk diagram
Berkontribusi memajukan
instansi (loyal) dengan
melakukan evaluasi terkait pengisian rekaman secara online dengan meminta tolong kepada
para PLP dengan ramah serta
sopan santun (berorientasi
pelayanan) untuk mengisi form evaluasi sebagai bentuk
masukan untuk perbaikan kedepannya (kolaboratif) dan menyelaraskan presepsi (harmonis)
secara profesional dan akuntabel”
3. Penyempurnaan formulir online sesuai dengan hasil evaluasi
Didapatkan model
formulir rekaman
onlinekondisi
lingkungan
pengujian di
Laboratorium kimia
Jurusan Kesehatan
Lingkungan yang
telah
disempurnakan
Terus berinovasi dalam
penyempurnaan formulir online (adaptif) dan akan melakukannya dengan cermat, efektif, efisien, dan penuh tanggung jawab (akuntabel) sehingga formulir dapat
digunakan dengan baik oleh
rekan Pranata Laboratorium
Pendidikan semua (kompeten)
53
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
H. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Berikut adalah rencana jadwal kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan mulai dari 30 Juni 2022 sampai dengan 05 Agustus 2022.
1 Koordinasi rencana kegiatan kepada
Penanggung Jawab (PJ) Laboratorium
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Juli 2022 Agustus 2022
I II III IV I
2
Pembuatan draftSOP serta formulir rekaman kondisi lingkungan pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan
Kesehatan Lingkungan
3
Pembahasan draftSOP serta formulir rekaman kondisi lingkungan Pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan
Kesehatan Lingkungan untuk disahkan
menjadi SOP
Penentuan titik perlu dipantau dan direkam pada formulir kondisi
4
lingkungan pengujian di Laboratorium
Kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan
Memasukan formulir rekaman kondisi
lingkungan pengujian di Laboratorium
5
Kimia pada web SIKILAT Jurusan
Kesehatan Lingkungan agar bisa di isi secara online
Uji coba pengisian rekaman kondisi
lingkungan pengujian di laboratorium
6
kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan secara online
Sosialisasi mengenai SOP, formulir rekaman dan pengisian rekaman
7
kondisi lingkungan pengujian di Laboratorium Kimia secara online
dengan Pranata Laboratorium
Pendidikan Jurusan Kesehatan
Lingkungan
Evaluasi penerapan pengisian
8
rekaman kondisi lingkungan pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan
Kesehatan Lingkungan secara online
54
No
Tabel 3.5 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin. 2021. Buku Profil Program Studi Sanitasi Program Diploma Tiga.
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin. 2021. Buku Profil Program Studi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2019. Analisis Isu Kontemporer Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Berorientasi Pelayanan Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Akuntabel Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Harmonis Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Loyal Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Adaptif Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Kolaboratif Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. SMART ASN Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Aktualisasi : Modul Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Peraturan Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun
2021 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan.
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin. 2020. Renstra Poltekkes Kemenkes Banjarmasin 2020-2024.
LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
ANGKATAN 3
OPTIMALISASI PENERAPAN REKAMAN KONDISI LINGKUNGAN PENGUJIAN
DI LABORATORIUM KIMIA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
BERBASIS WEB
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
Optimalisasi Penerapan Rekaman Kondisi
Lingkungan Pengujian di Laboratorium Kimia
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin Berbasis Web
IDENTITAS PESERTA
Nama : Siti Noor A’in A’fifah Puteri, S.Tr.KL
Tempat, Tgl. Lahir : Rantawan, 09 Mei 1995
NIP : 199505092022032002
Pangkat/Golongan : Penata Muda/3a
Jabatan : Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Pertama
Unit Kerja : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan
Instansi : Kementerian Kesehatan
Visi-Misi Organisasi
Visi : Sebagai pusat pendidikan kesehatan yang Bermoral, Profesional dan Unggul
Misi : Pendidikan kesehatan yang bermoral, profesional, dan unggul., penelitian dan pelatihan yang unggul, pengabdian kepada masyarakat, membangun civitas academika, orgaisasi. memperkuat sistem manajemen Pendidikan yang profesional dan akuntabel, dan membantu jejaring kerjasama lintas program dan sektor, baik nasional maupun internasional.
Tugas Fungsi Organisasi
Tugas : melaksanakan pendidikan vokasi Diploma III dan Diploma IV/S1 Terapan/Sarjana Sains
Terapan, serta program lain sesuai peraturan perundang-undangan.
Fungsi : Pengembangan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pembinaan civitas akademika, kegiatan pelayanan administratif
Moral, Profesional, Unggul
01
02
03
Nilai Organisasi
Perencanaan Kegiatan Laboratorium Pemeliharaan/ Perawatan Peralatan dan Bahan Pengembangan Kegiatan Laboratorium 01 02 04 03 05 Pengoperasian Peralatan dan Penggunaan Bahan Pengevaluasian Sistem Kerja Laboratorium
Tugas Fungsi Pranata Laboratorium Pendidikan
Penjelasan Tupoksi Jabatan
Menyusun SOP untuk pemeliharaan peralatan 01
Saat ini : SOP pemeliharaan peralatan ada, SOP kondisi lingkungan pengujian yang
dapat mempengaruhi kualitas peralatan belum ada.
Diharapkan : Tersedianya SOP mengenai kondisi lingkungan pengujian
Menyusun SOP untuk pemeliharaan bahan 02
Saat ini : SOP pemeliharaan bahan ada, SOP kondisi lingkungan pengujian yang
dapat mempengaruhi kualitas peralatan belum ada.
Diharapkan : Tersedianya SOP mengenai kondisi lingkungan pengujian
Menyusun SOP praktikum yang menggunakan peralatan
dan bahan pada kegiatan pendidikan 03
Saat ini : SOP ada, tetapi pencatatan logbook belum optimal
Diharapkan : Pencatatan logbook optimal
Mengembangkan sistem pengelolaan laboratorium 04
Saat ini : Belum ada pengembangan secara digitalisasi, Sistem IPAL lab. Mikrobiologi
dan Kimia di gedung baru belum optimal
Diharapkan : Digitalisasi sistem pengelolaan laboratorium, Pengelolaan IPAL lab.
Mikrobiologi dan Kimia digedung baru berjalan dengan optimal
IDENTIFIKASI ISU
Belum Optimalnya Instalasi Pengelolaan Air
Limbah pada Laboratorium Mikrobiologi
Lingkungan dan Laboratorium Kimia
Lingkungan di Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin tahun 2022
Belum Optimalnya Penerapan Rekaman
Kondisi Lingkungan Pengujian di Laboratorium
Kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin tahun 2022
Belum Optimalnya Pencatatan Logbook
Penggunaan Bahan di Laboratorium Jurusan
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin tahun 2022
Belum Optimalnya Instalasi Pengelolaan Air Limbah pada
Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan dan Laboratorium Kimia
Lingkungan di Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin tahun 2022
Belum Optimalnya Penerapan Rekaman Kondisi Lingkungan
Pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin tahun 2022
Belum Optimalnya Pencatatan Logbook Penggunaan Bahan di
Laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin tahun 2022
*Keterangan : Interval penentuan prioritas
5 = sangat mendesak/gawat
4 = mendesak/gawat
3 = cukup mendesak/gawat
2 = tidak mendesak/gawat
1 = sangat tidak mendesak/gawat
ISU U S G Jumlah Rank Keterkaitan ISU dengan Agenda 3
PENETAPAN CORE ISU
4 4 4 12 II Manajemen ASN
4 5 4 13 I Manajemen
ASN, SMART ASN
4 3 4 11 III
Manajemen ASN, SMART ASN
Hasil pengujian
tidak sesuai
dengan kenyataan
Mempengaruhi
kinerja peralatan laboratorium
Mempengaruhi
kinerja peralatan laboratorium
Mempengaruhi
kesesuaian
kondisi yang
disyaratkan
dalam metode
pengujian
Dampak Isu Jika
Tidak Diselesaikan
DESKRIPSI CORE ISU
Belum Optimalnya Penerapan
Rekaman Kondisi Lingkungan
Pengujian di Laboratorium Kimia
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
tahun 2022
ANALISIS PENYEBAB ISU
Method Man
Belum ada SOP yang
mengatur kondisi
lingkungan pengujian di laboratorium
Petugas laboratorium
belum konsisten dalam
pengisian formulir
Belum Optimalnya
Penerapan Rekaman
Belum ada Formulir
rekaman yang
Kondisi Lingkungan Pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan
Keterbatasan jumlah alat
ukur kondisi lingkungan
pengujian di laboratorium
mencantumkan syarat
keberterimaan
Belum memanfaatkan
teknologi dalam pengisian
formulir rekaman teknis
Kesehatan Lingkungan Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin
Tahun 2022
Machine
Infographic Style
GAGASAN PEMECAH ISU
“Optimalisasi Penerapan Rekaman Kondisi Lingkungan Pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Berbasis Web”
01
Koordinasi rencana kegiatan kepada Penanggung Jawab (PJ)
Laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan 02
Pembuatan draftSOP serta formulir rekaman kondisi
lingkungan Pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan
Kesehatan Lingkungan 03
Pembahasan draftSOP serta formulir rekaman kondisi
lingkungan Pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan
Kesehatan Lingkungan untuk disahkan dan difinalisasi
menjadi SOP 04
Menentukan titik perlu dipantau dan direkam pada formulir
kondisi lingkungan pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan
Kesehatan Lingkungan
Memasukan formulir rekaman kondisi lingkungan pengujian di Laboratorium Kimia pada web SIKILAT Jurusan Kesehatan
Lingkungan agar bisa di isi secara online 06
Uji coba pengisian rekaman kondisi lingkungan pengujian di laboratorium kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan
berbasis web 07
Sosialisasi mengenai SOP, formulir rekaman dan pengisian
rekaman kondisi lingkungan pengujian di Laboratorium Kimia
berbasis web dengan Pranata Laboratorium Pendidikan
Jurusan Kesehatan Lingkungan 08
Evaluasi penerapan pengisian rekaman kondisi lingkungan
pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan
berbasis web
•
05
KEGIATAN 1 : Koordinasi rencana kegiatan kepada Penanggung
Jawab (PJ) Laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan 01 02
Tahapan Kegiatan
1. Menyiapkan Bahan
diskusi rencana
kegiatan
2. Koordinasi rencana
kegiatan dengan PJ
Lab. Jurusan Kesehatan
Lingkungan
Output/ Hasil
1. List kegiatan berserta
jadwalnya
2. Catatan dan arahan dari
PJ. Lab Jurusan
Kesehatan Lingkungan
Keterkaitan Sub. MP
1. Akuntabel; kompeten
2. Berorientasi Pelayanan; kolaboratif; loyal; harmonis; adaptif
Visi dan Misi ke-5 Kontribusi Visi Misi
Penguatan Nilai Organisasi
Moral, Profesional, Unggul
05
04 03
KEGIATAN 2 : Pembuatan draftSOP serta formulir rekaman
kondisi lingkungan pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan
Kesehatan Lingkungan
Tahapan Kegiatan
1. Menyusun draftSOP
kondisi lingkungan
pengujian di Laboratorium Kimia
2. Menyusun draft
formulir kondisi
lingkungan pengujian di Laboratorium Kimia
pada ruang pengujian, ruang penyimpanan
bahan, ruang timbang, dan refrigerator
Output/ Hasil
1. DraftSOP dalam bentuk softcopydan hardcopy
2. Draftformulir rekaman softcopydan hardcopy
Keterkaitan Sub. MP
1. Adaptif; berorientasi pelayanan; akuntabel; kompeten; loyal; kolaboratif; harmonis
2. Adaptif; berorientasi
pelayanan; akuntabel; kompeten; loyal; kolaboratif; harmonis
Kontribusi Visi Misi
Visi dan Misi ke-5
Penguatan Nilai Organisasi
Moral, Profesional, Unggul
01 02 04 03 05
KEGIATAN 3 : Pembahasan draftSOP serta formulir rekaman kondisi
lingkungan pengujian di Laboratorium
Kimia Jurusan Kesehatan
Lingkungan untuk disahkan dan difinalisasi menjadi SOP 01 02 04 03 05
Tahapan Kegiatan
1. Mengajukan persetujuan draftSOP dan formulir rekaman
2. Melakukan revisi hasil reviewdan saran
perbaikan
3. Finalisasi SOP dan formulir rekaman
dengan meminta pengesahan
Output/ Hasil
1. DraftSOP dan formulir yang telah direview berserta saran perbaikan
2. DraftSOP dan formulir rekaman dalam bentuk
softcopydan hardcopy yang akan di finalisasi
Keterkaitan Sub. MP
1. Akuntabel; berorientasi pelayanan; harmonis; kolaboratif;loyal
2. Adaptif; akuntabel; kompeten
3. Berorientasi pelayanan
Kontribusi Visi Misi
Visi dan Misi ke-5
Penguatan Nilai Organisasi
Moral, Profesional, Unggul
3. SOP dan formulir a yang telah final dan disahkan
KEGIATAN 4 : Menentukan titik yang perlu dipantau dan direkam pada
formulir kondisi lingkungan pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan
Kesehatan Lingkungan
Tahapan Kegiatan
1. Penentuan titik yang
akan di pantau dan
direkam
2. Meletakan
thermohygrometer
pada ruangan
3. Meletakan
thermometer pada
refrigerator
Output/ Hasil
1. Berupa list titik yang
akan dipantau dan
direkam
2. Alat Thermohygrometer
terpasang diruangan
3. Alat thermometer yang
terpasang pada refrigerator
Keterkaitan Sub. MP
1. Akuntabel; berorientasi pelayanan; harmonis; kolaboratif; loyal
2. Adaptif; kompeten
3. Adaptif; kompeten
Kontribusi Visi Misi
Visi dan Misi ke-5
Penguatan Nilai Organisasi
Moral, Profesional, Unggul
04
05
01 02
03
KEGIATAN 5 : Memasukan formulir rekaman kondisi lingkungan pengujian di
Laboratorium Kimia pada web SIKILAT Jurusan Kesehatan Lingkungan agar bisa di isi secara online
Tahapan Kegiatan
1. Koordinasi dengan IT
Jurusan Kesling
2. Membuat formulir
rekaman dalam bentuk digital
3. Memasukan formulir
dalam web SIKILAT
pada bagian
Laboratorium Kimia
4. Membuat panduan
penggunaan formulir
rekaman dalam bentuk
flowchat
Output/ Hasil
1. Bentuk formulir rekaman
serta panduan
penggunaannya
2. Linkgoogleform
3. Formulir rekaman
termuat di dalam web
SIKILAT
4. Tersedianya panduan
penggunaan dalam
bentuk flowchartonline
Keterkaitan Sub. MP
1. Berorientasi pelayanan; kolaboratif; harmonis; loyal
2. Akuntabel; daptif; kompeten
3. Berorientasi pelayanan; kolaboratif; harmonis
4. Kompeten; akuntabel; loyal
Kontribusi Visi Misi
Visi dan Misi ke-5
Penguatan Nilai Organisasi
Moral, Profesional, Unggul
01 02 04 03 05
KEGIATAN 6 : Uji coba pengisian rekaman kondisi lingkungan pengujian di laboratorium
Tahapan Kegiatan
1. Uji coba pengisian rekaman
2. Melakukan evaluasi
dari hasil pengisian rekaman
Output/ Hasil
1. Formulir rekaman terisi
secara online
2. Formulir rekaman di ekspor ke ms.exeldan
dalam bentuk
pengevaluasian “false”
untuk yang tidak
memenuhi persyaratan dan “true”untuk yang
memenuhi persyaratan
Keterkaitan Sub. MP
1. Akuntabel; adaftif; kompeten
2. Akuntabel;loyal; berorientasi pelayanan; kolaboratif; harmonis
Kontribusi Visi Misi
Visi dan Misi ke-5
Penguatan Nilai Organisasi
Moral, Profesional, Unggul
01 02 04 03 05
kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan berbasis web
7 : Sosialisasi mengenai draft SOP, dan formulir rekaman dan
pengisian rekaman kondisi lingkungan pengujian di Laboratorium Kimia
berbasis web
Tahapan Kegiatan
1. Menentukan metode dan waktu sosialisasi
2. Membuat undangan sosialisasi
3. Distribusi undangan fisik dan informasi via aplikasi sosial media
4. Sosialisasi SOP dan pengisian formulir rekaman berbasis web
Output/ Hasil
1. Metode dan waktu pelaksanaan sosialisasi
2. Undangan sosialisasi
3. Undangan dan informasi terkait terdistribusi dan tersampaikan
4. Peserta sosialisasi dapat memahami SOP dan cara pengisian formulir rekaman berbasis web
Keterkaitan Sub. MP
1. Berorientasi pelayanan; akuntabel
2. Akuntabel;loyal; berorientasi pelayanan;
3. Adaptif; akuntabel; berorientasi pelayanan
4. Loyal; berorientasi pelayanan; akuntabel; kompeten;kolaboratif; harmonis
Visi dan Misi ke-5 Kontribusi Visi Misi
Penguatan Nilai Organisasi
Moral, Profesional, Unggul
KEGIATAN
01 02 04 03 05
KEGIATAN 8 : Evaluasi penerapan pengisian rekaman kondisi lingkungan
pengujian di Laboratorium
Kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan berbasis
Tahapan Kegiatan
1. Menyusun Instrumen
Evaluasi
2. Pelaksanaan Evaluasi
3. Penyempurnaan
formulir onlinesesuai
dengan hasil evaluasi
Output/ Hasil
1. Instrumen Evaluasi
berupa pertanyaan dalam
bentuk googleform
2. Hasil evaluasi yang telah
di isi oleh PLP Jurusan
Kesling dalam bentuk diagram
3. Didapatkan model
formulir rekaman online
yang telah disempurnakan
Keterkaitan Sub. MP
1. Akuntabel; kompeten
2. Loyal; berorientasi
pelayanan; kolaboratif; harmonis
3. Adaptif; akuntabel; kompeten
Kontribusi Visi Misi
Visi dan Misi ke-5
Penguatan Nilai Organisasi
Moral, Profesional, Unggul
web 01 02 04 03 05
JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI
No Kegiatan Juli 2022 Agustus 2022
1 Koordinasi rencana kegiatan kepada Penanggung Jawab (PJ) Laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan
2
Pembuatan draft SOP serta formulir rekaman kondisi lingkungan pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan
Kesehatan Lingkungan
Pembahasan draft SOP serta formulir rekaman kondisi lingkungan Pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan
Kesehatan Lingkungan untuk disahkan menjadi SOP
4
Penentuan titik perlu dipantau dan direkam pada formulir kondisi lingkungan pengujian di Laboratorium Kimia
Jurusan Kesehatan Lingkungan
5
Memasukan formulir rekaman kondisi lingkungan pengujian di Laboratorium Kimia pada web SIKILAT Jurusan
Kesehatan Lingkungan agar bisa di isi secara online
6 Uji coba pengisian rekaman kondisi lingkungan pengujian di laboratorium kimia Jurusan Kesehatan
Lingkungan berbasis web
Sosialisasi mengenai SOP, formulir rekaman dan pengisian rekaman kondisi lingkungan pengujian di Laboratorium Kimia berbasis web dengan Pranata Laboratorium Pendidikan Jurusan Kesehatan Lingkungan
Evaluasi penerapan pengisian rekaman kondisi lingkungan pengujian di Laboratorium Kimia Jurusan
Kesehatan Lingkungan berbasis web
I II III IV I
3
7
8
Terimakasih
BerAKHLAK