LAPORAN SEMINAR RANCANAGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 3
OPTIMALISASI EDUKASI MANAGEMEN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN MEDIA VIDEO EDUKASI MANAGEMEN NYERI DI RUANG
KEMUNING LANTAI 5
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
DISUSUN OLEH : VIKY AULIA SAFITRI NIP. 199410102022032006
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAAN PENATALAKSANAAANNNNNN DI POLI ANAK CENDRAWASIH
RS HASAN SADIKIN BANDUNG
Telah di seminarkan
Tanggal 29 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang
Coach Mentor
dr. Dina Indriyanti, MKM
Fatrisia Madina, S.Kp., MM NIP.197203162002122003 NIP.196303091988032003
Penguji
Verawati Lenny, SKM, MKM NIP.197706112005012001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya Pelatihan Dasar CPNS dapat penulis ikuti dengan baik dan juga dapat Menyusun Rancangan Aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Edukas Managemen Nyeri pada Pasien Post Operasi di Ruang Kemuning Lantai 5 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”. Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, diantaranya adalah:
1. Plt. Direktur Utama RSUP Dr. HasanSadikin Bandung dr. AzharJaya SKM, MARS. yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat mengikuti kegiatan pelatihan dasar CPNS Golongan III Angkatan III inidengan sebaik-baiknya
2. Kepada Ibu Fatrisia Madina, S.Kp., MM selaku Kepala Koordinator Pelayanan Bidang Keperawatan dan sekaligus mentor penulis yang telah memberikan dukungan kepada penulisdalam mengikuti pelatihan dasar CPNS Golongan III ini.
3. Kepala BalaiBesar KesehatanCikarang Bapak Drs. Suherman, M. Kes.
4. Kepada dr. Dina Indriyanti, MKM selakucoach/Pembimbing.
5. Kepada Ibu Verawati Lenny, SKM, MKM selaku coordinator pelatihan managemen dan teknis non kesehatan dan sekaligus sebagai penguji.
6. Kepada Bapak NandangM.A S.Kep., Ners selaku kepala ruangan rawat inap kemuning lantai 5 yang telah memberikan saran dan masukan serta dukungan.
7. Seluruh teman-teman peserta Pelatihan Dasar CPNS golongan III angkatan 3 Tahun 2022.
8. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang turut berpartisipasi sehingga selesainya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak sekali kekurangannya, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demiperbaikan penulisan dan penyusunan hasil laporan dimasa mendatang.
Penulis,
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Presiden RI Joko Widodo secara resmi meluncurkan core values ASN
“BerAKHLAK” danemployerbrandingASN “Bangga Melayani Bangsa” pada tanggal 27 Juli 2021. Adapun corevaluesASN diimplementasikan dalam kata “BerAKHLAK” yang merupakan akronim dari “berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif”. Kemudian, employerbrandingyang merupakan moto ASN dalam bekerja menggunakan semboyan “bangga melayani bangsa”.
CorevaluesASNberperansebagaipanduanberpikir,bertutur,dan berperilaku.
Untukmenerapkancorevaluesyangtelahdiluncurkanolehpresidenperlupembiasaan pada nilai “BerAKHLAK”. Salah satu upaya pembiasaan pada nilai “BerAKHLAK” adalah dengan adanya pelatihan dasar pada calon pegawai negerisipil baru. Dengan harapan tertanamnya nilai corevaluedanemployerbrandingyang telah di tetapkan.
Pelatihan dasar yang di adakan pada calon pegawai negeri sipil di laksanakan dalam empat tahap kegiatan yaitu proses MOOC, E-Learning, aktualisasi dan klasikal dimana setiap pembelajarannya menggunakan metode blended learning yaitu pembelajaran yangdilakukan dengan memadukan proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas dengan proses pembelajaran secara daring dan proses pembelajaran secara mandiri. Dengan harapan setiap tahapan calon pegawai negeri sipil dapat mempelajari dan menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN sehingga tertanam kuat dalam dirinya nilai-nilai dasar tersebut diantaranya: dari “berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif”.
Di harapkan juga peserta pelatihan dasar yang merupakan calon pegawai negeri sipil akan menanamkan nilai corevalues“BerAKHLAK” dalam budaya kerjanya sehingga terciptanya pegawai negeri sipil yang berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten,harmonis,loyal,adaptifdankolaboratif.Sehinggacalonpegawainegerisipil baru bangga melayani bangsa sesuai denganemployerbrandingyang di tetapkan.
Salah satu nilai corevaluesdalam “BerAKHLAK” adalah adaptif dimana salah satu didalamnya terdapat nilai untuk berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
Sehingga diharapakan calon pegawai negeri sipil mampu membuat sebuah inovasi di instansi masing-masing sehingga dapat memudahkan dalam pelayanan. Dalam mewujudkan hal tersebut penulis melakukan observasi di unit kerja yaitu di Ruang
Kemuning lantai 5 di Rumah Sakit Umum Pusat dr.Hasan Sadikin Bandung. Ruang
kemuning lantai 5 merupakan ruang rawat inap bedah kelas 3 untuk pasien anak dan dewasa
Ruang rawat inap kemuning lantai 5 terdiri dari pasien anak dan dewasa. Masalah keperawatan yang paling sering ditemui adalah nyeri. Nyeri yang dirasakan biasanya karena post operasi. Untuk menanggulangi nyeri biasanya diberikan managemen nyeri yang meliputi Teknik relaksasi, Teknik stimulasi kulit, terapi pengalihan,terapinonfarmakologi(hypnosisdanterpibermain)danterapifarmakologi untuk nyeri yang sangat berat. Managemen nyeri yang di lakukan biasanya berupa PendidikanKesehatanyangbiasanyadiberikanmelaluimedialeafletatausecaralisan. Berdasarkan hasil pengamatan selama berdinas di ruang Kemuning lantai 5 penulis menemukan bahwa delapan dari sepuluh pasien tidak di berikan edukasi managemen nyeri. Hal ini sangat berpotensi menimbulkan masalah, karena apabila skala nyeri pasien tidak menurun maka lamanya perawatan akan bertambah. Berdasarkan dampak isu tersebut, maka penulis mengangkat tema “Optimalisasi penerapan edukasi managemen nyeri dengan video di ruang rawat kemuning lantai 5 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin tahun 2022”.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Peserta Pelatihan Dasar calon pegawai negeri sipil mampu menyusun rancangan aktualisasi yang didasari atas pemahaman mengenai kedudukan, peran, dan fungsi ASN sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik dan perekatdanpemersatubangsayangdilandasidengannilai-nilaidasarASNnilainilai dasar “BerAKHLAK” (Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif)”.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mampu melaksanakan optimalisasi edukasi mengenai managemen nyeri kepada pasien post operasi dengan media video di ruang kemuning lantai 5
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang digunakan merupakan instansi tempat penulis bekerja yaitu
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. Rumah Sakit Umum Pusar dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan rumah sakit yang berada dibawah Direktorat
Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Salah satu instalasi yang ada di Rumah Sakit Umum dr. Hasan sadikin adalah instalasi rawat inap. Salah satu unit yan ada di dalamnya adalah ruang Kemuning 5 yang merupakan ruang perawatan bedah dewasa dan anak kelas III.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Penulis
Penulis dapat memahami dan menerapkan mengenai nilai-nilai dasar ASN, fungsi dan kedudukan, serta aktualisasi untuk menjadi ASN yang “BerAKHLAK” sehingga dapat menyusun rancangan aktualisasi sebagai acuan untuk pelaksanakan tugas latsar selama habituasi.
1.4.2 Manfaat Bagi Unit Kerja
Sebagai inovasi pelayanan ilmu keperawatan ke arah yang lebih baik guna mencapai visi misiserta peningkatan mutu pelayanan diunit kerja.
1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat
Sebagai upaya meningkatkan kepuasan pasien dengan meningkatkan rasa nyaman pada pasien.
1.5 Tempat dan Waktu
1.5.1 Tempat
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di ruang Perawatan Bedah Anak dan Dewasa Kemuning 5 Kelas III Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung.
1.5.2 Waktu
Waktu pelaksanaan kegiatan aktualisasi selama tiga puluh hari terhitung tanggal 30 Juni 2022 hingga 05 Agustus 2022.
BAB II PROFIL INSTANSI
2.1 Profil RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung diresmikan pada tahun
1923 dengan nama Met Algemeene Bandoengsche Ziekenhui sebagai rumah sakit pemerintahan belanda pada saat itu. Pada Tahun 1948, barulah Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dikelola oleh pemerintah Kotapraja Bandung dan berubah nama
menjadi Rumah Sakit Rantja Badak. Pada tahun 1967, Rumah Sakit Rantja Badak berubah nama menjadi Rumah Sakit Dr Hasan Sadikin Bandung hingga sekarang
menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung.
RSHS merupakan rumah sakit vertikal utama yang dapat diartikan sebagai rumah sakit rujukan tertinggi di Provinsi Jawa Barat berdasarkan Surat Keputusan
Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional. Sebagairumahsakit rujukan tertinggi, RSHS dituntut untuk memiliki layanan yang lebih dibandingkan dengan rumah sakit kelas B atau C.
2.2 Visi dan Misi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Visi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
Misi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandungyaitu “Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera”.
2.3 Tata Nilai RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Selain memiliki visi dan misi, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung juga memiliki tata nilai, janji pelayanan dan nilai-nilai. Adapun tata nilai yang dimiliki disebut dengan PAMINGPIN PITUIN, meliputi:
1. Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya.
2. Profesional:Nilai yangberorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan.
3. Inovatif:Nilaiyangmenggambarkankeinginanuntukmenghasilkansuatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
4. Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsif.
5. Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
6. Integritas: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
2.4 Motto RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
MottoRSUPdr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “Kesehatan Anda MenjadiPrioritas
Kami”.
2.5 Tugas dan Fungsi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
1. Tugas Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin adalah menyelenggarakan pelatihan Kesehatan perserorangan secara paripurna.
2. Fungsi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin yaitu:
a. Penyusunan rencana, program dan anggaran
b. Pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis
c. Pengelolaan pelayanan keperawatan
d. Pengelolaan pelayanan non medis
e. Pengolaan Pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanan Kesehatan.
f. Pengolaan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi di bidang pelayanan Kesehatan.
g. Pengeloaan keuangan dan barang milik negara.
h. Pengelolaan layanan pengadaan barang dan jasa
i. Pengelolaan sumber daya manusia
j. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi dan hubungan masyarakat.
k. Pelaksanaan kerja sama
l. Pengelolaan system informasi
m. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan
n. Pelaksanaan urusan administrasi rumah sakit.
2.6 Struktur Organisasi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Gambar 2.2 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.7 Profil Ruangan Kemuning 5
Ruang Rawat Inap Kemuning 5 terdiri dari 10 kamar dan 60 tempat tidur yang semuanyakelasIIIdenganjumlahbedperkamarnyaterdiridari6bed.Namunkarena ada3kamaryangtengahdiperbaikijadihanya7kamaryangbisadigunakan,2kamar untuk pasien anak dan 5 untuk pasien dewasa. Sehingga kapasitas tempat tidur yang digunakan adalah 42 tempat tidur.
Model layanan yang digunakan oleh Ruang Rawat Inap Kemuning 5 dalam memberikan asuhan keperawatan adalah metode tim yang dibagi dalam 2 tim yaitu tim I dan tim II. Tim I menangani II, yaitu dari kamar 1 sampai kamar 5, sedangkan tim II memegang kamar 6 sampai kamar 10. Metode tim sudah berjalan, pembagian tugas antar tim, perawat yang bertugas dapat saling membantu dalam tindakan atau tugas yang belum terselesaikan pada salah satu tim (metode tim dikombinasikan dengan metode fungsional).
Kegiatan operan dilakukansetiap pergantian dinas, pada saat dinas pagi, dinas siang, dan dinas malam dengan metode SBAR (SituationBackground Assesment Recomendation).
Tujuan Unit di Ruang Rawat Inap Kemuning 5 diantaranya :
1. Memberikan pelayanan pada pasien dengan kasus bedah
2. Memberikan pelayanan kemoterapi pada pasien dengan kasus bedah
3. Menghitung klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan
Fokus Telaahan
1. Bidang Pelayanan
Ruang Rawat Inap Kemuning 5 merupakan ruang rawat inap predan post operatif dengan kasus bedah, kemoterapi, perawatan dan perbaikan keadaan umum pada pasien bedah dengan fasilitas kelas III. Berbagai kasus bedah yang kami tangani meliputi sub bagian bedah onkologi, digestive, urologi, plastik, bedah syaraf, orthopedi, bedah anak, thorax, vascular, THT, bedah mulut.
Pasien yang berada di Ruang Rawat Inap Kemuning 5 merupakan pasien anak dan dewasa yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan, yang memerlukan tindakan pembedahan, baik menjelang maupun sesudah dilakukan tindakan pembedaha, kemoterapi dan perbaikan keadaan umum. Ruang Rawat Inap Kemuning 5 merupakan unit pelayanan bagi pasien kelas III baik BPJS non PBI, kontaktor perusahaan maupun pasien umum yang berasal dari kota / kabupaten di Provinsi Jawa Barat.
2. Bidang Pendidikan
Fokus telaahan pada bidang pendidikan meliputi praktik sub spesialisasi bedah yaitu meliputi PPDS bedah, mahasiswa keperawatan D3, S1, S2, farmasi dan gizi. Dalam bidang pendidikan fokus telaahan ruang rawat inap Kemuning 5 adalah individu atau kelompok yang membutuhkan pengetahuan dan pengalaman dalam memenuhi hak pasien terkait dengan masalah kesehatan yang dialami dan dampak yang ditimbulkan serta dampaknya bagi kondisi kesehatan pasien baik sebelum maupun setelah dilakukan tindakan pembedahan, kemoterapi dan perbaikan keadaan umum.
3. Bidang Penelitian
Dalam bidang penelitian, fokus telaahan di Ruang Rawat Inap Kemuning 5 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah studi untuk bidang keperawatan, kedokteran, farmasi, gizi untuk berbagai area sub bagian bedah
KEPALA INSTALASI RAWAT INAP Dr Edwin SpOG
KASUB INSTALASI KEMUNING dr. Andriana Purnama. MM SpB-KBD
KEPALA RUANGAN KEMUING 5
Nandang M.A S.Kep., Ners
WAKIL KEPALA I
Tata Sujata, S.Kep.,Ners
KETUA TIM I
Perawat Pelaksana
KETUA TIM II
Perawat Pelaksana
KEPALA KOOR. PELYANAN BIDANG KEPERAWATAN Fatricia Madina SKP.,MM
KEPALA SEKSI YAN RAWAT INAP
Oded Sumarna, S.Kep., M.kep
PENGAWAS PELAYANAN PERAWATAN GEDUNG KEMUNING
Yulia Sri Rahayu, S.Kep., Ners., M.Kep.,ETN
WAKIL KEPALA II Eti Rosanti, S.Kep., Ners
KETUA TIM III
Perawat Pelaksana
PENATA JASA
PEKARYA
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kemuning 5
2.8 Uraian/rincian Tugas Jabatan Peserta
Tabel 2.1. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan
No
Kegiatan Tugas Pokok Jabatan
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada masa pre/intra/post operasi
2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan di rekam medis elektronik.
3. Melaksanakan fungsi pengaranhan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat.
4. Melakukan penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat.
5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu.
6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjuran pada individu.
7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan.
8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu.
9. Membuat prioritas diagnose keperawatan dan masalah keperawatan.
10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan.
11. Melakukan komunikasi teurapetik dalam pemberian asuhan keperawatan.
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
15. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka, atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
21. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
23. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
27. Melakukan perawatan luka
28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi Kesehatan pada individu
29. Melakukan manajemen surveliance haist sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
30. Melakukanpengorganisasianlayananperawatanantarshift/unit/fasilitaskesehatan
31. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
32. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
33. Melakukan Pendidikan Kesehatan pada individu
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi Isu dan Analisis Masalah
Identifikasiisudilakukandengan caramelihathal-halyangtidaksesuaidengankondisi dalam sasaran kerja pegawai (SKP). Hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi sasaran kerja pegawai dapat menjadi isu.
Tabel 3.1 Penjelasan Butir SKP
No Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan
1. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu.
Belum optimalnya penyimpanan obat pada pasien anak, tidak menyertakan BUD pada obat yang di simpan di cool case.
Terdapat BUD di setiap obat yang di simpan di cool case.
2 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan
kebutuhanistirahatdantidur
3. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan istirahat pada pasien yang mengalami kesulitan tidur
Belum optimalnya edukasi mengenai managemen nyeri
Dilaksanakannya pemenuhan
kebutuhan istirahat
Di laksanakannya edukasi mengenai managemen nyeri
3.2 Keterkaitan Isu dengan Peran dan Kedudukan PNS untuk Terwujudnya SMART Governance
Tabel 3.2 keterkaitan isu dengan agenda 3 No Isu Dampak Apabila Isu Tidak Di tangani Keterkaitan dengan Materi Pelatihan
1. Belumoptimalnyapenyimpanan obat pada pasien anak, tidak Obat menjadi tidak dapat di gunakan kembali Managemen ASN
menyertakan BUD pada obat yang di simpan di cool case.
2. Belum optimalnya pemenuhan kebutuhanistirahatpadapasien yangmengalamikesulitantidur.
karena tidak tertera BUD
di obat yang telah di oplos.
Berisiko menurunnya
angka kepuasan pasien
terhadap pelayan
kesehatan.
-Profesional - Etika profesi
Managemen ASN
Memberikan
pelayanan
publik yang professional
dan berkualitas
3. Belum optimalnya edukasi mengenai managemen nyeri.
1.Beresiko terhadap penurunan tingkat
mutu pelayanan
ruangan.
2.Menurunkan angka
kepuasan pasien
terhadap pelayanan
Kesehatan.
3.Memperpanjang hari
rawat pasien
Managemen ASN
Memberikan
pelayanan publik yang professional dan berkualitas.
SMART ASN
memberikan
pelayanan dengan
penggunaan media digital.
Berdasarkan hasil dari environmental scanning yang telah dilakukan di Ruang
Kemuning Lantai 5 selama dinas dari tanggal 23 Mei hingga 29 Mei 2022 terdapat beberapa isu yang muncul, yaitu:
1. Belum optimalnya mengenai penyimpanan obat pada pasien anak di ruang rawat kemuning lantai 5 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin tahun 2022.
Berdasarkan observasi di dapatkan satu dari dua obat yang di simpan di cool case tidak tertulis BUD. (Lampiran 1)
2. Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan istirahat pada pasien yang mengalamikesulitantidurdiruangrawatkemuninglantai5RumahSakitUmum Pusat dr.Hasan Sadikin tahun 2022. Berdasarkan hasil observasi dan wawacanra satu dari lima pasien yang kesulitan tidur yang belum di berikan tindakan secara optimal.
3. Belumoptimalnyapenerapanmanagemennyeridiruangrawatkemuninglantai
5 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin tahun 2022.
Berdasarkanhasilobervasi,delapandarisepuluhpasientidakdiberikanedukasi mengenai managemen nyeri.(Lampiran 2)
3.3 Penapisan Isu
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu dengan Metode USG. Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, serta kemungkinan bekembangnya masalah tersebut semakin besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Urgensyatauurgensi,yaitudilihatdaritersedianyawaktu,mendesakatautidak masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan system atau tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Penggunaan metode USG dalam penentuan prioriotas masalah dilaksanakan apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada, serta hal yang sangat dipentingkan adalah aspek yang ada dimasyarakat dan aspek dari masalah itu sendiri.
Berikut di bawah ini merupakan hasil penetapan isu dengan metode USG:
Tabel 3.3
Penapisan Isu Menggunakan Metode USG
1. Belum optimalnya mengenai penyimpanan obat padapasienanakdiruangrawatkemuninglantai
5 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin tahun 2022.
3 3 3 9 3
2. Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan istirahat pada pasien yang mengalami kesulitan 4 4 3 11 2
tidur di ruang rawat kemuning lantai 5 RUmah Sakit Umum Pusat dr.Hasan Sadikin tahun 2022.
3. Belum optimalnya penerapan managemen nyeri di ruang rawat kemuning lantai 5 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin tahun 2022.
5 4 5 14 1
Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil)
Sesuai hasil Analisa dengan metode USG, maka dipilihlah isu mengenai “Belum optimalnya penerapan edukasi managemen nyeri di ruang rawat kemuning lantai 5 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin tahun 2022”.
3.3 Analisis Penyebab Isu
Isu yang telah diidentifikasi dengan penapisan, selanjutnya dilakukan analisa isu, dalam hal ini untuk mencari akar permasalahan dengan pendekatan metode analisis fishbone, sebagai berikut:
Gambar 3.4 Fish Bone
Material Man
1.Kurangnya minat baca pada pasien.
2.Beban kerja perawat tinggi, 1 perawat memegang 10 pasien.
Belum Tersedianya media edukasi berbasis elektronik
SPO Edukasi Managemen nyeri tidak dapat di akses secara mudah.
Metode edukasi managemen nyeri masih secara lisan.
Method Measurment
Ruangan Kemuning 5 merupakan ruangan peralihan, sebelumnya dialihfungsikan menjadi ruang rawat covid dan baru di buka kembali menjadi pelayanan rawat inap bedah anak dan dewasa
Environment
Belum optimalnya penerapan managemen nyeri di ruang rawat kemuning lantai 5 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin tahun 2022.
Berdasarkan diagram fish bone diatas terdapat penyebab isu belum optimalnya penerapan managemen nyeri di ruang kemuning 5 diantara lain:
1. Man
a. Kurangnya minat baca pada pasien dibuktikan dengan dari 40 lembar leaflet yang disediakan tidak berkurang dari tanggal 23-29 Mei 2022.
b. Beban kerja perawat tinggi di buktikan dengan 1 perawat memegang pasien sebanyak 10. Jumlah tenaga yang dibutuhkan menggunakan perhitungan tenaga kerja menurut Ratna Sitorus (2006) di butuhkan perawat 37 orang sedangkan perawat yang ada di ruang kemuning lantai 5 sebanyak 25 orang sehingga kurang 12 orang perawat.
2. Material
Setelah bertemu dengan bagian promoisi kesehatan, tidak ditemukan media edukasi untukmenagemennyeriyangberbentukvideo.Mediaedukasiyangadaberupaleaflet. (Lampiran 3)
3. Measurement
SPO edukasi managemen nyeri tidak dapat diakses dengan mudah dikarenakan arsip di web Rumah Sakit Umum dr. Hasan Sadikin masih dalam perbaikan sehingga beberapaSPO tidak dapatditemukan. SPOyang ditemukan SPO yangditerbitkanpada tahun 2018. Penulis sedang berkoordinasi dengan bagian team managemen nyeri untuk mencari SPO terbaru. (Lampiran 4)
4. Metode
Metode pemberian edukasi nyeri masih dilakukan secara lisan, ini di buktikan dengan lembaredukasiyangtidakmenggunakanmediaketikamelakukanedukasimanagemen nyeri. (Lampiran 5)
5. Enviorement
Pengalihfungsianruangandariruangancovidmenjadiruanganperawatanbedahanak dan dewasa kelas 3 berdasarkan SK direktur. (Lampiran 6)
3.4 Gagasan Pemecahan Isu
Unit Kerja : Ruang Kemuning Lantai 5 Ruang Perawatan Bedah Anak dan Dewasa.
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya penerapan managemen nyeri di ruang rawat kemuning lantai 5 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin tahun 2022.
Gagasan Pemecahan Isu :
Optimalisasi edukasi managemen nyeri pasien post operasi dengan menggunakan media video edukasi managemen nyeri di ruang rawat Kemuning lantai 5 rumah sakit hasan sadikin bandung tahun 2022. Untuk melaksanakan gagasan kreatif tersebut di lakukan kegiatan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Gagasan Pemecahan Isu No Gagasan Pemecahan Isu Keterangan
1. Koordinasi dan konsultasi terkait gagasan kreatif yang akan dibuat. SKP
2 Penyusunan materi pembuatan video edukasi managemen nyeri. SKP
3. Pembuatan video edukasi managemen nyeri. Inovasi
4. Sosialisasi video edukasi managemen nyeri melalui DRK. SKP
5. Penggunaan media video pada edukasi managemen nyeri. SKP
6. Evaluasi kegiatan. SKP