9 minute read
Tingkatkan Kualitas Produk Kuliner dengan Sertifikasi SNI
Menjelang akhir tahun 2022, mobilitas masyarakat Indonesia semakin meningkat pesat dibandingkan kondisi jelang akhir tahun 2021 lalu. Hal ini tentu terkait dengan banyaknya pemulihan kegiatan pada bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang terus berkembang karena Pemerintah melonggarkan kebijakan terkait Pandemi Covid-19.
Hidupnya kembali bidang pariwisata tersebut membuat Hanifah Makarim, Direktur Standarisasi dan Sertifikasi Usaha pada Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia, selalu bersemangat dalam berbagi informasi tentang program standarisasi untuk usaha kuliner dan pariwisata yaitu SNI CHSE, yang sangat berguna bagi para pelaku usaha di Indonesia agar semakin sukses usahanya dengan produk-produk yang berkualitas.
Advertisement
Sosialisasi yang telah dilakukan oleh Hanifah dan tim dari Kemenparekraf juga turut diinformasikan kepada khalayak luas melalui acara Ngobrol Bareng BARECA yang diadakan secara online via channel Youtube BARECA pada 11 November 2022 yang lalu.
Dipandu oleh Ir Petrus Gandamana MM, Chief Editor
Bareca, acara tersebut dihadiri banyak peserta yang sangat antusias dalam mendengarkan paparan Hanifah, dan sangat bersemangat dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar standarisasi yang sedang digalakkan tersebut.
Kemenparekraf Republik Indonesia terus yang diberi nama SNI CHSE dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas, kapabilitas, dan daya saing dari Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nasional. Hal ini berfungsi sebagai pengawasan terhadap standar akan kualitas yang diproduksi oleh pelaku usaha kepada masyarakat luas.
Seperti yang sudah diketahui, SNI merupakan singkatan Standar Nasional Indonesia, yang berarti ada standar yang digunakan secara nasional dalam berbagai bidang usaha. Selanjutnya, yang dimaksud dengan CHSE adalah Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan). Keempat hal ini menjadi faktor penting, terutama sejak adanya Pandemi Covid-19. Tentunya seluruh protokol kesehatan harus dijalankan dengan tepat dan terstandarisasi.
Tujuan Standarisasi dan Sertifikasi Usaha
Dari SNI CHSE yang sedang diterapkan pada 13 jenis usaha Pariwisata, serta 17 sub-sektor Ekonomi Kreatif, mengandung 4 karakteristik yang telah disesuaikan dengan kondisi masa kini, yaitu Hygiene, Low-touch, Less-crowd, dan Low-mobility. “Ketika pelaku usaha sudah bisa menerapkan 4 karakteristik tersebut secara disiplin, pasti daya saing dari usaha tersebut akan ikut meningkat,” jelas Hanifah.
Hanifah menginformasikan bahwa tujuan penetapan Standarisasi dan Sertifikasi Usaha adalah agar dapat memberikan jaminan kepada masyarakat, bahwa produk dan layanan yang diberikan sudah memenuhi protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan sehingga dapat menimbulkan rasa aman dan kepercayaan masyarakat pada produk tersebut, terutama Industri Kuliner.
Informasi dan
Pendaftaran bagi Pelaku Usaha
Bagi pelaku usaha yang ingin mendaftarkan usahanya untuk memproses sertifikasi SNI CHSE pada usahanya agar di saat awal sudah memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha) yang saat ini proses terbitnya dipersingkat waktunya oleh Pemerintah. Untuk melakukan pendaftaran SNI CHSE bisa akses ke website resmi dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yaitu www.chse.kemenparekraf.go.id dan informasi lainnya bisa didapatkan melalui Instagram @kemenparekraf.ri.
Tayangan Ngobrol Bareng BARECA bersama Hanifah
Makarim bisa dilihat kembali pada channel Youtube BARECA.
Penulis : Alvina Eunice Christian
Foto : Dokumentasi BARECA
Belajar Ekspansi Usaha Kuliner dari
Rumahan Jadi 60 Gerai di 2 Provinsi di Acara Webinar
Prochiz
Webinar Sukses bersama PROCHIZ menjadi salah satu acara yang selalu ditunggu-tunggu banyak pelaku usaha kuliner di setiap bulannya. Pada 24 November 2022 lalu, PROCHIZ kembali mengadakan webinar melalui kanal Zoom dan mengundang narasumber yang selalu jadi inspirasi usaha yang baru bagi peserta.
Dipandu oleh Ir. Petrus Gandamana, MM, Chief Editor BARECA Media, webinar berlangsung selama 90 menit dan diikuti peserta-peserta dari seluruh Indonesia dengan penuh antusias.
Bagian pertama webinar para peserta disambut dengan resep dan inspirasi ide produk dari Chef Tachlis, Technical Baker dari PROCHIZ yang mendemokan produk unggulannya, yaitu Cinnamon Roll dengan menggunakan topping PROCHIZ Spready. Lalu, bagian kedua dilanjutkan dengan perbincangan seru dan inspiratif bersama Eriyanto Eko Seputro, Owner dari Papa Cookies.
Resep dan Inspirasi Terbaru, Cinnamon Roll
Pada edisi bulan November 2022, Chef Tachlis berbagi resep Cinnamon Roll, dengan menggunakan PROCHIZ Spready sebagai salah satu bahan yang ada di topping krim Cinnamon Roll. Chef Tachlis memulai baking demo dengan membuat adonan roti, serta isian yang khas dari Cinnamon Roll, yaitu Kayu Manis Bubuk dan Brown Sugar yang ditaburkan di bagian dalam adonan roti.
Lalu dilanjutkan dengan pembuatan topping dengan campuran PROCHIZ Spready, Susu Kental Manis, dan Susu cair. Ketika ketiganya sudah tercampur merata, bisa langsung dituangkan ke atas Cinnamon Roll yang telah selesai dipanggang.
PROCHIZ Spready merupakan salah satu produk dari PT. Mulia Boga Raya yang berupa cheese spread, sehingga teksturnya memang tidak padat dan cenderung seperti selai.
Chef Tachlis memberikan beberapa inspirasi lainnya dalam penggunaan produk PROCHIZ Spready, yaitu bisa dijadikan pengganti santan ataupun cooking cream pada masakan. Lalu bisa diaplikasikan juga pada minuman, seperti cheese foam. Tak lupa disampaikan food costing dalam membuat Cinnamon Rolls serta ide kemasannya.
Proses Perkembangan Usaha Papa Cookies
Jika biasanya banyak pelaku usaha yang mengumpulkan modal serta memastikan berbagai hal dapat berjalan dengan baik ketika usaha akan dibuka, hal itu tidak berlaku pada Papa Cookies. Eri yang awalnya adalah seorang auditor di sebuah kantor cabang bank swasta yang ada di Yogya, memulai usahanya dengan kesederhanaan, dengan perlengkapan yang seadanya yang dimilikinya di rumah. Bersama dengan sang Istri, Eri memulai perjalanannya dengan menjual cookies.
Namun, sudah menjadi rahasia umum bahwa cookies umumnya dicari pada saat perayaan tertentu, sehingga Eri mencari produk lain yang bisa dijual di setiap harinya. Mulailah Eri menyediakan produk lainnya seperti roti dan chiffon, serta memasarkannya dengan cara door to door, mendatangi satu per satu perusahaan untuk menawarkan produk Snack Box yang berisikan produkproduk miliknya.
Kegigihan Eri memang sebanding dengan hasil yang didapatnya. Hingga kini, Papa Cookies sudah memiliki 60 cabang yang tersebar di berbagai kabupaten dan kotamadya serta ibu kota propinsi Jawa Tengah hingga juga ke Jawa Timur, yang mana gerai-gerai tersebut dibuka dengan pola kemitraan dengan para sahabat Eri.
Produk-produk Papa Cookies dicari-cari pelanggan dikarenakan rasanya yang tentu saja cocok dengan selera pasar serta harganya yang terjangkau. Eri berusaha semampunya untuk menyediakan produk dan layanan yang terbaik untuk pelanggan, termasuk dalam hal packaging box yang digunakan.
Hal lain yang membuat Eri bisa memperluas koneksi dan pangsa pasar hingga sebesar ini adalah karena kerendahan hati yang dimilikinya. Eri sangat mudah untuk bergaul dan membangun komunikasi dengan siapa saja. “Karena, mulai dari perbincangan santai, ternyata peluang untuk memperluas usaha menjadi semakin besar dan pada akhirnya dapat menjadi rekan kerja yang bersama-sama membangun usaha Papa Cookies,” demikian Eri memberikan tips penting bagi para pelaku usaha.
Penulis : Alvina Eunice Christian
Foto : Dokumentasi BARECA & Papa Cookies
Colatta dan Haan
Terus Jaga Kedekatan Dengan
Komunitas Home Baking
Menjaga hubungan dengan pasar agar merek produk tetap terjaga awareness dan citra positifnya adalah hal yang sangat diperhatikan untuk terus dilaksanakan secara intensif oleh PT Gandum Mas Kencana.
Kegiatan baking demo yang sejak Agustus 2022 ini sudah semakin marak dilaksanakan di mana-mana, seakan mengobati rasa kangen para pengguna produk bahan baku roti dan kue untuk bertemu dengan para pendemo berpengalaman dan juga dengan para tenaga penjual serta teknikal dari perusahaan prinsipal produsen bahan baku kue dan roti atau distributor produk baking.
“Sebelum pandemi Covid-19, perusahaan kami memang sudah rutin melaksanakan berbagai baking demo di berbagai kota dan pelosok Tanah Air, untuk menjaga kedekatan dengan pelanggan, juga memberi mereka ide produk untuk keluarganya maupun untuk usaha,”Sri Utami, Marketing Manager PT Gandum Mas Kencana
(GMK) menjelaskan kepada BARECA mengenai acara
Baking Demo Simple & Fun bersama Shabby Mommy, yang dilaksanakan pada Sabtu 26 November 2022 lalu.
Bertempat di ruangan Hall restoran Hujan Rempah
Bogor, sebanyak 120 Ibu-Ibu anggota Komunitas Shabby
Mommy begitu antusias menyaksikan langsung baking demo yang dibuka oleh 2 Technical Chef GMK, yaitu Chef Arief Maulana dan Chef Dandy Prima.
Dengan piawai dan komunikatif, acara yang dipandu oleh Marketing Communication GMK yaitu Julian Rumawi, kedua Chef membawakan resep Chocolate Coffee
Pudding dengan memakai produk GMK berupa Haan
Pudding Chocolate Pouch, Colatta Dark Compound 180 gram dan Bendico Cocoa Powder.
Resep kedua yang ditimpali dengan banyak pertanyaan seru dari para peserta adalah Classic Black Forest, yang selain menggunakan Colatta Dark Compound 180 gram juga menggunakan Haan Black Forest Kukus dan Haan Maizena. Resep terakhir dari kedua chef GMK tersebut berupa produk dari ide minuman tradisional yaitu Bajigur Chocolate Pudding yang menggunakan Bendico Cocoa Powder.
Lomba Kreasi Jajanan Tempo Dulu
Saat istirahat makan siang, ada 14 peserta yang menampilkan kreasinya berupa makanan tempo dulu, yang dibuat memakai berbagai produk GMK utamanya
Colatta Dark Compound 180 gram, dan 14 kreasi makanan tersebut dinilai oleh Chef Lanny Soechan, Pendemo Baking & Cooking dari San Merio Baking
Course, lalu ada Petrus Gandamana selaku PemRed
BARECA Magazine dan Chef Arief Maulana, selaku wakil dari GMK. Produk Cake Getuk Lindri meraih nilai tertinggi dari semua peserta.
Setelah acara penilaian, acara baking demo berlanjut menampilkan Chef Lanny Soechan dan Chef Shandy
Dee, keduanya dari San Merio. Kedua chef pendemo kawakan tersebut menampilkan resep Es Ganefo (Es Mambo Celup Cokelat) yang menggunakan produk
Haan Palm Sugar, Colatta Glaze Dark Chocolate dan Colatta Dark Compound 180 gram.
Dilanjutkan dengan produk Pukis Guling, yang memakai produk Colatta Dark Compound 180 gram dan Bendico Cocoa Powder. Resep pamungkas adalah Brownies 3 Rasa, yang memakai selain Colatta Dark Compound 180 gram juga ada Haan Brownies Pouch dan Haan Fiesta Icing Sugar.
Menurut Sri Utami, produk Colatta Dark Compound sudah dikenal lama dan akrab dipakai para komunitas baking, namun ukuran 180 gram membantu para pengguna memakai produk cokelat olahan yang lebih praktis dan harganya terjangkau untuk pemakaian yang ringkas.
Puas Dan Banyak Manfaat
Komunitas Shabby Mommy yang hadir pada acara Baking Demo Simple & Fun Colatta dan Haan adalah baking class community yang diawali dari grup konsultasi dengan peserta-peserta yang sudah pernah kursus. Grup konsultasi tersebut digunakan untuk berkonsultasi mengenai materi kelas yang pernah diselenggarakan oleh Shabby Mommy. Anggota Shabby Mommy berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Balaraja, Serang, Jampang, Surade sampai Sukabumi.
Acara semakin meriah ketika menjelang selesai baking demo dibagikan berbagai Door Prize dan hadiah untuk para pemenang lomba. Para peserta Baking Demo Simple & Fun mengungkapkan bahwa acara demo yang diselenggarakan seru dan demo resepnya juga menarik.
Sosok pendemo Chef Lanny Soechan dianggap sesuai dengan keinginan mereka, yaitu sosok pengajar kuliner yang profesional dan berpengalaman serta murah hati dalam memberikan berbagai tips dan informasi berharga mengenai dunia baking dari rumah.
Penulis & Foto : Petrus Gandamana
Strategi Cantik Tata Cakery Membuat
Chiffon Cake Disukai Generasi Muda
Produk Klasik seperti Chiffon Cake nyatanya tak lekang oleh waktu. Chiffon Cake selalu menjadi produk yang sepanjang tahun terus dicari oleh pelanggan, apalagi pada saat menjelang Hari Raya atau festive tertentu. Selain itu dicari juga saat ingin menikmati camilan cake yang bertekstur lembut dan ringan untuk dijadikan teman minum Teh di sore hari.
Perjalanan Tata Cakery selama 5 tahun (berdiri tahun 2017) membuktikan bahwa produk Chiffon Cake masih begitu dicintai masyarakat, apalagi ditambah dengan elemen kekinian seperti topping hingga menghadirkan packaging yang cantik, sehingga saat ini Chiffon Cake ternyata juga sering dijadikan Hampers pada saat Hari Raya maupun berbagai festive yang berlangsung di Indonesia.
Chrestella Agatha, Founder dari Tata Cakery, dengan rendah hati berbagi kisahnya melalui Ngobrol Bareng BARECA. Obrolan ringan dipandu Ir. Petrus Gandamana MM, PemRed Bareca Magazine, dengan durasi 60 menit tersebut berlangsung pada 22 November 2022 yang lalu.
Hingga kini (25 November 2022), video tersebut telah ditonton lebih dari 200 orang di Youtube.
Percaya Diri Jadi Modal Awal Membuka Usaha
Tentu saja sepanjang 5 tahun perjalanan usahanya, Stella telah berproses bersama di Tata Cakery untuk membangun sebuah brand kuliner dengan citra yang positif serta menjaga komitmen untuk terus memberikan kualitas yang terbaik bagi pelanggan. Terbukti usahanya saat ini sudah memiliki 3 gerai dengan pelangganpelanggan setia yang hadir di setiap harinya.
Bagi Stella, hal pertama yang harus dimiliki seorang pelaku usaha adalah kepercayaan diri. Seorang pelaku usaha harus memiliki kepercayaan diri atas produk yang ditawarkan kepada pelanggan, dan ini didukung dengan pemakaian bahan baku yang dipastikan berkualitas baik. Hal inilah yang dilakukan Stella pada saat awal membangun Tata Cakery.
Pada awalnya, Stella membuat beberapa produk yang non-chiffon dan ditawarkan kepada keluarga dan kerabat. Namun, produk Chiffon Cake pertama yang dibuat Stella adalah Cheese Chiffon yang dipesan oleh kerabat terdekatnya. Setelah itu, Stella memfokuskan diri dalam mengembangkan produk Chiffon Cake.
Berbekal word of mouth, Chiffon Cake milik Stella mulai dikenal keluarga dan kerabat terdekat hingga akhirnya
Stella memantapkan diri untuk membuka usaha yang berfokus pada Chiffon Cake dan diberi nama Tata Cakery.
Sajikan Kualitas Terbaik untuk Pelanggan
Stella menjamin bahwa seluruh bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan produk Tata Cakery menggunakan bahan dengan kualitas yang baik, serta tanpa pengawet dan pewarna buatan. Seluruh produknya pun dibuat di hari yang sama dengan kuantitas tertentu yang umumnya terjual habis di setiap harinya. Namun, ketika pesanan sedang ramai, terkadang produk bisa habis terlebih dahulu sebelum jam operasional tutup toko.
Hal inilah yang turut membuat pelanggan merasa puas karena mendapatkan produk yang masih segar karena baru diproduksi, serta tambahan kemasan yang dipikirkan sedemikian rupa, membuat pelanggan rela mengeluarkan uang lebih untuk memesan kembali Chiffon Cake dari Tata Cakery untuk dibawa pulang ke rumah atau untuk dibagikan kepada orang lain.
Di gerai Tata Cakery selain tersedia berbagai cake yang ready stock, juga tersedia aneka makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi di tempat, layaknya sebuah café. Stella menuturkan bahwa dia dan tim Tata Cakery selalu memperhatikan dan menindaklanjuti berbagai masukan dari pelanggan terkait produk dan layanan yang disediakan Tata Cakery, termasuk dalam pengembangan produk