09-09-2015
"Durian Montong" dan "Jeruk Tiongkok" Dari Golan Penulis : Derek Manangka, Wartawan Senior
Pebruari 1993, saat rombongan kami wartawan Indonesia berada di Israel, Perang Dingin atau Detente baru saja selesai. Detente antara blok komunis versus blok nonkomunis itu berakhir dengan diawali oleh runtuhnya Tembok Berlin di Jerman Oktober 1989. Sebelum penjebolan tembok yang membelah Berlin Timur (komunis) dan Berlin Barat (non-komunis), Uni Sovyet bubar dan negara intinya berganti menjadi Rusia. Pemicunya sendiri, pidato Mikhail Gorbachev, pemimpin tertinggi Uni Sovyet yang menekankan perlu dan pentingnya demokrasi dan keterbukaan (glasnost dan perestorika). Tuntutan demokratisasi dan liberalisasi pun dengan cepat melanda hampir semua provinsi di Uni Sovyet mulai dari yang berada di kawasan Eropa sampai dengan Asia Barat. Di Eropa lahir negara baru seperti Latvia dan Estonia, sementara di Asia seperti Kazakhstan dan atau Uzbekisthan. Salah satu dampak atas bubarnya Rusia, bermigrasinya ratusan bahkan ribuan ilmuwan Uni Sovyet berdarah Yahudi ke Israel. Negeri Yahudi ini seperti mendapatkan durian runtuh. Para ilmuwan yang selama ini memiliki kepintaran dalam berbagai bidang tapi tak dimanfaatkan oleh Sovyet Komunis, akhirnya mendapatkan tempat berkarya di Israel. Di tempat yang baru ini, para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu tersebut, ditampung di sebuah pusat penelitian. Mereka diberi tugas dan kebebasan penuh melakukan penelitian dan pengembangan sesuai keahlian dan minat masing-masing. Hasil itu jika menguntungkan Israel, langsung dipatenkan pemerintah dan dijual ke negara atau perusahaan korporasi yang berminat. Temuan yang dipatenkan bermacam-macam. Mulai dari makanan, obat-obatan, kimia dan senjata pembunuh umat manusia. Semakin eksklusif dan berharga hasil temuan itu, semakin mahal harganya. Semakin banyak devisa yang masuk ke kantong uang pemerintah Israel. Alhasil di dunia saat ini, tidak sedikit temuan yang digunakan masyarakat dan sejatinya merupakan temuan ilmuwan Israel. Konon diantaranya internet dan google translation. Teknologi internet tadinya hanya digunakan secara terbatas. Di AS pengguna internet tadinya hanya terbatas pada lembaga yang memerlukan komunikasi super cepat dan rahasia. Seperti Dinas Rahasia CIA dan Gedung Putih. Internet tidak digunakan untuk tujuan komersil. Tapi setelah ditemukan teknologi yang lebih maju hasil dari pengembangan internet, internet lalu dilepas ke publik. Internet menjadi alat pendukung kegiatan komersil. Sama halnya dengan Google Translation yang ditemukan oleh ilmuwan Israel. Kami dibawa ke pusat penampungan para imigran Yahudi yang berasal dari negara-negara pecahan Uni Sovyet. Ada sekitar 10 ilmuwan yang diperkenalkan, tetapi kami tidak sempat melakukan komunikasi atau tanya jawab langsung. Para ilmuwan itu sedang melakukan penelitian dan uji coba. Penjelasan yang diberikan antara lain, para ilmuwan sedang melakukan penelitian yang jika berhasil menemukan temuan baru yang bermanfaat bagi umat manusia, hasil temuannya itu akan dicarikan pembelinya. Pembeli bisa berupa sebuah negara atau