Laduni #1

Page 1

MAJALAH BEM KM UGM

LADUNI

Ilustrasi: Riska Kurnia (SV 14)

EDISI KHUSUS

MENCARI REKTOR IDAMAN


DAFTAR

ISI Tentang Laduni

2

PoďŹ l Kabinet Kenalan, yuk! 3 Kegiatan BEM KM UGM Pratama Gandring Kunjungan Kebaikan

5 6

8 Warta Kemasyarakatan #2 10 Warta Kemasyarakatan #3 11 Warta Kemasyarakatan #4 12 Warta Kemasyarakatan #5 13 Kawal Pemilrek 2017 Kawal Pemilrek 2017 14 Laporan Utama Mengawal Pemilihan Rektor 15 Timeline & Calon Timeline & Bakal Calon Rektor 17 Warta Kemasyarakatan #1

Hasil Dialog Bersama Panitia Kerja Seleksi & Pemilihan Rektor

18

Notulensi Forum Bersama MWA UM UGM Karya Puisi I Menunggu

Karya Puisi II Wahai Pemimpin 25 Karya Puisi III Penantian 26 Celotehan Pemilrek Pemilrek? Bodo Amat

27

Opini Kampus Kerakyatan 28 Ayat Kepemimpinan Memimpin Perguruan Profetik Hasil Riset Riset Awal Kabinet 34 TTS Teka-Teki Senang 39

1

20

24

30

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Tentang Laduni

Laduni

L A D

adalah majalah yang diterbitkan oleh BEM KM UGM

Kabinet Kolaborasi Kebaikan dalam rangka memperbaiki dan mengembangkan sistem pengabaran pada periode sebelumnya mengenai kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh BEM KM UGM. Pada periode ini Kabinet Kolaborasi Kebaikan ingin membawa suasana berbeda dalam menyampaikan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh BEM KM UGM, dengan mengangkat isu-isu hangat yang sedang tejadi diangkat ke tataran mahasiswa. Majalah pertama BEM KM UGM ini merupakan edisi khusus karena merangkum kegiatan BEM KM UGM sejak awal kabinet serta mengangkat isu yang perlu dikawal yang paling dekat dengan mahasiswa yaitu Pemilihan Rektor. Semoga ikhtiar kami dapat disambut dengan baik oleh kawan Gadjah Mada.

Salam Kebaikan!

U N I 2

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Kenalan, yuk!

Presiden Mahasiswa Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia

Miftakhul Ilmi

Menteri Koordinator Kemahasiswaan Fathin Naufal N. I.

Menteri Keuangan Fadhilah Dwi Puteri A.

Menteri Kolaborasi Mahasiswa Fajrul Falah F.

Menteri Sekretaris Kabinet Tri Yatmi

Menteri Pengembangan Karya & Potensi Mahasiswa Farhan Noer W.

Sekretaris Jenderal

Menteri Koordinator Eksternal M. Retas Aqabah

Menteri Koordinator Kemasyarakatan Rizqi Prasetiawan

Menteri Kajian Strategis Sri Bintang Pamungkas

Menteri Advokasi Masyarakat Ananto Prabowo

Menteri Kajian Pendidikan Tinggi Dian Widyaningrum

Menteri Riset Aplikatif Tri Dodi Hermawanto

Menteri Pengembangan Sumber Daya Manusia Btari Aktrisa Yara S.

Menteri Kewirausahaan Alwy HerďŹ an Satriatama

Menteri Pengembangan Desa Mitra Nikita Cesaria

Menteri Media & Informasi Nur Isti Khomalia

Menteri Advokasi Mahasiswa Ahmad Khinarto

Menteri Sosial Masyarakat Muhamad Fathan M.

BEM KM UGM diamanahi sebagai Koordinator Isu Pendidikan Tinggi BEM Se-Indonesia

Koordinator Wilayah IV Fornas SOSMAS BEM Se-Indonesia

3

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


KEGIATAN BEM KM UGM

Sejak Kabinet Launching- 28 Februari 2017*

*yang dilaporkan melalui akun resmi BEM KM UGM


Pratama Gandring

PRATAMA GANDRING Pada hari Jumat, 17 Februari 2017 telah dilaksanakan Pratama Gandring yang merupakan acara ďŹ rst gathering seluruh pengurus BEM KM UGM 2017 yang dihadiri oleh 200 lebih pengurus. Acara ini bersifat intern untuk organisasi BEM KM UGM 2017. Acara yang diperuntukkan untuk perkenalan kabinet terbaru dan struktur organisasi baru dari B E M K M U G M 2 0 1 7 . Tahun ini Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia selaku Presiden Mahasiswa membawa BEM KM UGM 2017 dengan nama Kabinet Kolaborasi Kebaikan. Kabinet tersebut terdiri atas 1 Presiden Mahasiswa, 3 Menteri Koordinator, 1 Sekretaris Jenderal, dan 16 Menteri.

5

Acara Pratama Gandring ini bertujuan mengenalkan keseluruhan Pengurus Harian dan merekatkan hubungan antar pengurus Kabinet Kolaborasi Kebaikan. Acara ini diawali dengan perkenalan PH, dilanjutkan dengan sambutan Presiden Mahasiswa dan Menteri Pengembangan Sumber Daya Manusia, kemudian dilanjutkan dengan games. Dan dak lupa dilakukan forum grup diskusi dalam acara tersebut. Tidak hanya itu, seluruh pengurus yang hadir pun mendapatkan souvenir berupa s cket logo Kabinet Kolaborasi Kebaikan dan meline BEM KM UGM 2017 selama satu bulan ke depan. Dan berakhir foto bersama seluruh pengurus harian maupun pengurus Kabinet Kolaborasi Kebaikan serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


KUNJUNGAN K Pada tanggal 30 Desember 2016, BEM KM UGM telah menerima kunjungan dari BEM Universitas Sembilan belas November, Kolaka, Sulawesi Tenggara secara langsung yang diselenggarakan di sekretariat BEM KM UGM. Luar biasa sekali perjuangan teman-teman dari USN ini. Alhamdulillah, ucap syukur dari kami bisa menyambut kedatangan mereka. Pada momen kala itu, kami saling sharing terkait sistem demokrasi di kampus, tentang krea vitas mahasiswa, pergerakan mahasiswa. Besar harapan silaturahmi ini terus terjalin. Bersama-berkolaborasi untuk menebarkan kebaikan. Pada tanggal 5 Januari 2016, BEM KM UGM menerima kunjungan kebaikan dari BEM Fakultas Tarbiyah Ins tut Agama Islam Ibrahim, Genteng, Banyuwangi secara langsung yang diselenggarakan di sekretariat BEM KM UGM. Dalam kunjungan tersebut, perwakilan dari IAII Genteng, Banyuwangi ada Riski selaku Gubernur BEM, Wildan selaku Sekretaris, Nuril selaku Bendahara, Wido selaku Koordinator Informasi Komunikasi, dan Desi selaku Koordinator Pendidikan. Obrolan diawali dengan sambutan hangat dari Alfath selaku Presiden Mahasiswa BEM KM UGM, dilanjutkan dengan sharing bersama. Setelah sesi sharing selesai, besar harapan kami agar dapat saling berkolaborasi untuk kedepannya dan dak cukup sampai disini silaturahim antara BEM Fakultas Tarbiyah IAII Genteng, Banyuwangi dengan BEM KM UGM. Karena sebagai saudara kita diperintahkan untuk saling menjaga hubungan persaudaraan. Banyak sekali ragam mahasiswa, yang sebenarnya kita dak boleh saling mentakďŹ ri . Karena kebaikan itu harus jalan beriringan, jangan dibentur-benturkan.

6

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


KEBAIKAN Yogyakarta (6/1) BEM KM UGM menerima kunjungan dari BEM Fakultas Hukum Universitas Pakuan Bogor. B ertemp at d i Sekreta riat B E M KM UGM , Gelanggang Mahasiswa UGM kedua lembaga berdiskusi mengenai kelembagaan masingm a s i n g U n i ve rs i ta s d i a nta ra nya m e l i p u pergerakan mahasiswa dan program kerja. Setelah sesi sharing selesai, besar harapan kami agar dapat saling berkolaborasi untuk kedepannya dan terus terjalinnya silahturahmi.

Yogyakarta (18/2) BEM KM UGM menerima kunjungan dari BEM Amikom Bertempat di Fakultas Mipa UGM, kedua lembaga berdiskusi mengenai program kerja dan peningkatan kualitas ang gota BEM. Setelah sesi sharing selesai, besar harapan kami agar dapat saling berkolaborasi untuk kedepannya dan terus terjalinnya silahturahmi.

7

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Warta Kemasyarakatan

WARTA KEMASYARAKATAN #1 SUKADESA "Srawung Kaliyan Warga Desa" Membantu merupakan salah satu bagian dari kebahagiaan yang sesungguhnya. Tulus dalam pengabdian yang penuh terhadap proses pencerdasan bangsa ini merupakan salah satu kebaikan yang dak ternilai harganya. Bersama membangun para cikal bakal penerus bangsa dimasa depan ini. Untuk mengawali Kebaikan di 2017 ini, Kementrian Sosial Masyarakat bersama Kementrian Pengembangan Desa Mitra mengadakan kegiatan di Desa Mitr a BEM KM UGM, Turi, Wonokerto. Dimana kegiatan tersebut merupakan salah satu proses pengabdian BEM KM UGM untuk masyarakat sehingga terjalin suatu kekeluargaan yang erat karena bangsa yang kuat adalah bangsa yang sangat erat kekerabatannya. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Minggu, 29 Januari 2017 ini berlangsung sangat menarik. Kegiatan Tersebut dibuka dengan senam ceria warga, yang dimana acara ini mengajak anak - anak untuk semangat dalam berolahraga guna memahami ar pen ngnya kesehatan dan mengajak anak – anak untuk bermain dengan dengan permainan yang sangat mengasyikan sehingga anak – anak bisa lebih antusias untuk mengiku acara. Dilanjutkan dengan acara “Berbagi Kebaikan�, yaitu berbagi 150 sembako yang bekerjasama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Yogyakarta.

8

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Warta Kemasyarakatan

Di Waktu yang sama, diadakan Outbond “Jelajah Anak Nusantara� bersama adik – adik dari SDN Nganggrung yang teknisnya berkolaborasi dengan NUANSA KMP UGM. Kegiatan tersebut diiku oleh sekitar 80 mahasiswa UGM sebagai par sipannya. Acara yang berlangsung juga sangat seru karena beragamnya permainan yang tersedia, ditambah antusiasme para peserta yang menjadikan acara ini lebih meriah.Semoga kegiatan kebaikan ini bisamembuatkitamenjadi lebih menger tentang ar kemasyarakatan, lebih bisa menginspirasi dan menjadikan salah satu pengalamanterbaiksertadapat menjadi bentuk asli dari semangat berkolaborasi dalam kebaikan. Semoga kegiatan kebaikan kemarin dapat menginspirasi dan menjadi pengalaman baik serta dapat menjadi bentuk konkretdari semangat berkolaborasi dalam kebaikan.

9

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Warta Kemasyarakatan

WARTA KEMASYARAKATAN #2 Bumi per wi akhir – akhir ini sering sekali dilanda bencana, dimulai dari bencana yang formal sampai yang ekstrim, Seper yang terjadi di Lebak, Kudus, Jakarta, Sumbawa, Dan wilayah lainnya. Hal ini membuat bumi per wi berduka, khususnya bagi yang terkena dampaknya secara langusng, banyak para korban yang dirugukan secara ba n maupun material. Hal ini menggoyahkan semangat untuk membantu dan menolong para korban – korban yang terkena bencana. Berangkat dari kepedulian dan niat baik, BEM KM UGM sebagai koordinator wilayah IV Forum Nasional Sosial Masyarakat BEM Se-Indonesia menginisiasikan gerakan kolaborasi bersama rekan-rekan sosial masyarakan BEM di DIY Yogyakarta. Bertempat di sekertariat BEM KM UGM, beberapa perwakilan kampus : UGM, UII , UNY, USD, UMY, UPN, dan DERU UGM turut serta dalam rapat koordinasi perial sosialisasi bencana dan langkah teknis dalam penanggulangannya yang akhirnya sepakat meinisiasikan Gerakan Kolaborasi “Mahasiswa Jogja Peduli banjir”. Se ap perwakilan kampus ikut turun serta berperan ak f dalam penggalangan dana dan menyalurkan bantuan satu pintu melalui forum nasional BEM Se-Indonesia. Semoga niat gerakan baik ini bisa turut serta meringankan beban saudara kita yang terkena musibah.

10

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Warta Kemasyarakatan

WARTA KEMASYARAKATAN #3 "Galang Kebaikan: Mahasiswa Jogja Peduli Banjir" Bumi Per wi kembali diuji. Cuaca tak tentu dan hujan deras yang terjadi terus menerus sebabkan banjir di beberapa wilayah di Indonesia. Seper banjir yang melanda Banten, Brebes, Kudus dan Sumbawa. Berangkat dari fenomena tersebut, Paguyuban sosmas DIY menginisiasikan Gerakan "Mahasiswa Jogja Peduli Banjir". Tergabung di dalamnya rekan-rekan sosmas dari BEM KM UGM, UII, UPN, UNY, Universitas Sanata dharma, UMY, Amikom dan Jawaragama Banten. Penggalangan dana dilaksanakan di ap kampus dan disalurkan satu pintu melalui Sosmas BEM KM UGM sebagai koordinator wilayah 3 Yogyakarta Forum Nasional Sosmas BEM SeIndonesia. Bentuk kolaborasi kebaikan lain yang dilakukan adalah dengan melaksanakan aksi simpa k "Galang Kebaikan" di enam k lokasi di Yogyakarta (18/2). Sekitar 75 relawan yang berpar sipasi dibagi menjadi enam kelompok di enam k: Jalan Kaliurang, Condongcatur, Tugu, Malioboro, 0 KM dan Alun-Alun Kidul. Aksi "Galang Kebaikan" direalisasikan melalui sosialisasi fenomena banjir kepada masyarakat, akus kan dan donasi sukarela melalui setangkai bunga mawar. Semoga gelora semangat kebaikan yang dilaksanakan kemarin bisa turut meringankan beban saudara kita yang sedang mengalami musibah. Juga menjadi buk konkret bahwa seja nya semua kebaikan bisa dikolaborasikan.

11

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Warta Kemasyarakatan

WARTA KEMASYARAKATAN #4 "Rembug Desa: Focus Group Discussion"

Mubarak (2010) berkata, “Pemberdayaan Masyarakat dapat diar kan sebagai upaya untuk memulihkan atau meningkatkan kemampuan suatu komunitas untuk mampu berbuat sesuai harkat dan martabat mereka dalam melaksanakan hak-hak dan tanggung jawabnya selaku anggota masyarakat.� Dalam pandangan ini, melibatkan masyarakat adalah point paling pen ng, yaitu dengan langsung masuk ke dalam bentuk par sipa f bukan bentuk mobilisasi. Karena par sipa f merupakan salah satu bentuk nyata dalam proses pengabdian yang mampu memberikan dampak langsung yang posi f bagi masyarakat. Kami Kementrian Pengembangan Desa Mitra telah melaksanakan Focus Group Discussion di awal kabinet ini dalam rangka membuka kedudukan masyarakat desa sebagai produsen bukan hanya semata mata sebagai konsumen. Berdasarkan topik program kami mengundang beberapa kelompok yaitupengurus kampung,pengurus wisata(pokdarwis),pengurus seni dan kelompok ibuibu. Di awali dengan pemaparan program oleh PDM dan dilanjutkan dengan sesi diskusi yang cukup hangat dan mengasyikkan bersama warga. Kami sadar bahwa ke antusiasan dan kesadaran warga sangat besar untuk mengembangkan desanya. Oleh karena itu berikut kami paparkan beberapa masterplan yang direncanakan olehwargadanPDMsetahunkedepan: - Tata Wisata Tlatar Kandangan - Pengembangan Ekonomi Wonokerto - Pengembangan Sumber Daya Manusia Desa - Peningkatan Teknologi dan Informasi Desa

12

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Warta Kemasyarakatan

WARTA KEMASYARAKATAN #5

Wadah Pemikir: Mencari Solusi Irigasi Perkebunan Salak Dusun Tlatar Bersumber dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, peneli an, dan pengabdian masyarakat. Kementrian Pengembangan Desa Mitra berupaya untuk mengkolaborasikan 3 hal tersebut ke dalam satu tujuan yaitu belajar berkontribusi dalam kebaikan, t erutama di kalangan masyarakat desa. Keluarga Mahasiswa Teknik Mesin UGM bidang Pengabdian Masyarakat bersama PDM melakukan survey terkait sistem jalur irigasi yang dak bekerja maksimal di sebagian lahan perkebunan salak Dusun Tlatar Desa Wonokerto, Turi, Sleman ke ka musim kemarau melanda. Ti k Masalah nya ada pada lahan perkebunan salak yang rela f lebih nggi dari mata air yang ada di Dusun Tlatar dengan kemiringan sekitar 15 derajat dan jarak pengairan sejauh1 km, sehingga selama ini warga memakai diesel untuk menyedot air tersebut dan membawanya ke kebun-kebun salak. Sedangkan diesel membutuhkan solar yang dak sedikit biayanyauntukpengambilan air yang diberikan waktu selama 2 hari 2 malam. Sementara ini salah satu solusi nya adalah penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang berguna untuk memompa air yang berada di mata air ke bendungan kemudian mengairinya ke beberapa lahan yang kering dengan menggunakan bahan bakar yang eďŹ sien dan dak menguras kantong warga. Warga masih berupaya terus dalam proses pembenahan perihal permasalahan dan semoga masalah ini dapat teratasi secara menyeluruh dengan bantuan – bantuan dari mahasiswa maupun pemerintah daerah guna langkah teknis penanganan dalam penanggulangannya.

13

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Kawal Pemilrek

kawal pemilrek 2017 Salam Kebaikan! 2017 bukan sekedar rentetan angka tak bermakna. Bukan juga tahun penuh hari yang untuk kau sesali. Tahun ini akan banyak narasi yang sayang sekali untuk kau lewa . Tahun di mana ke ka kita yakin akan bisa bersuara lantang secara bersama. Tahun di mana kita akan berikh ar sekuat-kuatnya untuk membangun k temu. Tahun di mana kita semua berhak tahu dan mendapatkan seorang pemimpin Kampus yang berpihak kepada mahasiswanya. Ini bukan era untuk berdiam diam. Ini adalah era ke ka kamu dan aku menjadi kita. Ini adalah era bagi kita berbuat lebih baik dengan banyak. Maka, siapkah dirimu membersamaiku? Membersamai perjuangan yang layak untuk kita kenang. Perjuangan yang mampu kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan dan adik-adik kita kelak. Saksikanlah kawan. Ini adalah perjuangan memilih pemimpin kampus yang bervisi besar, bukan pragma s apalagi menjadi sekedar mainan poli k. Sambutlah ini, kawan

14

Sebagai bentuk ikh ar BEM KM UGM dalam mengawal pemilrek yang transparan dan melibatkan berbagai elemen, Senin 6 Februari 2017 kami mencoba untuk mengajukan permohonan adanya dialog antara Panja Pemilrek dan Mahasiswa. Isi surat permohonan dapat dibaca di dokumentasi surat terlampir. Surat permohonan tersebut diberikan secara langsung kepada Ketua Panja Prof. Dr. Ir. Indarto, DEA., dan disepaka bahwa Dialog akan dilaksanakan pada hari Selasa, 14 Februari 2017 di R. Mul media Gedung Pusat UGM. Diharapkan melalui Dialog ini mahasiswa dapat memahami rangkaian proses pemilihan rektor serta dapat memberikan masukan secara langsung kepada Panja terkait teknis proses Pemilihan Rektor. Mari berkolaborasi mengawal Pemilihan Rektor yang transparan dan mengakomodir kepen ngan berbagai elemen di UGM. serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Laporan Utama

Mengawal Pemilihan Rektor Hari-hari ini sosial media mahasiswa Universitas Gadjah Mada mulai dipenuhi dengan pemberitaan mengenai pemilihan rektor. Banyak opini dan gambar-gambar berseliweran, namun isu pemilihan rektor masih hambar, belum terasa kenikmatannya, ataupun pahitnya. Pemilihan rektor yang notabene merupakan simbol dari pemerintahan universitas harusnya dapat memantik animo mahasiswa untuk berlomba-lomba dalam proses pengawalannya. Pemilihan rektor diatur dalam Peraturan Majelis Wali Amanat Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tata Cara Seleksi Calon Rektor dan Pemilihan Rektor Universitas Gadjah Mada. Dalam peraturan tersebut dapat kita jumpai adanya tahapan-tahapan pemilihan, yakni penjaringan bakal calon rektor, seleksi c a l o n r e k t o r, s e r t a p e m i l i h a n d a n penetapan rektor oleh MWA. Tahap penjaringan terdiri dari pengumuman pendaftaran, pendaftaran bakal calon rektor, pemeriksaan dan veriďŹ kasi persyaratan bakal calon rektor, dan penetapan bakal calon rektor yang memenuhi persyaratan administrasi. Pada proses pendaftaran yang lalu terdapat sembilan orang bakal calon rektor yang m e n d a f t a r. M e r u j u k p a d a t i m e l i n e pemilihan, saat ini masih dalam rentang waktu seleksi administrasi. Meski begitu proses ini telah selesai dalam jangka waktu yang lebih cepat ditandai dengan telah diterimanya pemberitahuan hasil seleksi administrasi kepada masing-masing bakal calon. Hasil dari seleksi administrasi menempatkan delapan orang calon rektor untuk kemudian mengikuti proses

15

pemilihan selanjutnya. Setelah didapat delapan orang hasil seleksi administrasi, jadwal seleksi selanjutnya adalah kegiatan Forum Aspirasi Masyarakat Universitas yang akan dilaksanakan pada tanggal 1831 Maret 2017. Termasuk dalam Forum Aspirasi Masyarakat Universitas adalah forum dengan mahasiswa yang akan dilakukan pada 30 Maret 2017. Selanjutnya proses akan memasuki tahapan seleksi calon rektor yang dilakukan oleh Senat Akademik. Nantinya Senat Akademik akan menetapkan tiga nama sebagai calon rektor. Kemudian proses seleksi akan memasuki tahapan pemilihan oleh MWA. Proses pemilihan dilakukan dengan musyawarah mufakat. Apabila musyawarah tidak menemui hasil, maka akan digunakan mekanisme pemungutan suara. Dalam pemungutan suara, menteri sebagai anggota MWA mewakili unsur pemerintah memiliki suara 35%. Sedang sisa suara 65% dibagi rata kepada anggota MWA lainnya kecuali anggota MWA unsur rektor. Mengapa Mahasiswa Perlu Mengawal Pemilihan Rekor? Mekanisme pemilihan rektor yang diatur oleh Peraturan MWA tidak mengikutsertakan mahasiswa sebagai komponen dari civitas akademika untuk terlibat langsung di dalam prosesnya. Namun, bukan berarti kita sebagai mahasiswa tidak ikut andil dalam proses pengisian jabatan ini. Rektor sebagai pemegang tampuk pimpinan universitas dengan kewenangan dalam pengambilan kebijakan tentu merupakan jabatan yang serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Laporan Utama

Kursi Rektor Milik siapa?

sangat krusial bagi keberlangsungan kehidupan universitas. Oleh karenanya, mahasiswa mempunyai tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa rektor yang terpilih nantinya mampu menjawab berbagai persoalan yang melanda gadjah mada. Te n t u k i t a s e m u a i n g a t bagaimana implementasi sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang masih jauh dari kata berkeadilan, kuota beasiswa PPABPPA yang semakin menipis saja, berbagai proyek pembangunan yang mangkrak, semakin tidak ramahnya UGM dengan masyarakat, dan masih banyak persoalan lainnya. Persoalan demi

16

persoalan tersebut telah menunggu untuk segera dicarikan solusi terbaiknya oleh rektor yang terpilih nanti. Tugas kita adalah memastikan bahwa rektor yang terpilih mempunyai komitmen yang kuat untuk menuntaskan segala permasalahan yang ada dalam periode kepemimpinannya. (Dian/KPT)

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Timeline Pemilrek & Calon Rektor

Timeline Pemilihan Rektor 17-22 April Pemilihan dan Penetapan

Mei Pelantikan

3-7 April Seleksi Oleh Senat Akademik 30 Maret Forum Aspirasi Mahasiswa

16 Jan - 17 Feb Pendaftaran Bakal Calon

20 Feb - 17 Maret Seleksi dan penetapan calon

Nov-Des 2016 Penunjukkan Panitia Kerja (Panja)

Bakal Calon Rektor

Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D.

Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro, M.Soc.Sc.

Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D.

17

Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng.

Dr. Drs. Parpurna, S.H., M.Hum., LL.M.

dr. Rr. Titi Savitri Prihatiningsih, M.Med.Ed., Ph.D.

Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA.

Ir. Bagas Pujilaksono, M.T., Dr. Erwan Agus Purwanto, Lic.Eng., Ph.D. M.Si. serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Kawal Pemilrek

Hasil Dialog Bersama Panitia Kerja Seleksi dan Pemilihan Rektor Pada Selasa, 14 Februari 2017 telah dilaksanakan Dialog Bersama Pani a Kerja Seleksi dan Pemilihan Rektor di Ruang Mul media, Kantor Pusat Balairung Lt.3 Sayap Utara. Dialog tersebut dihadiri oleh berbagai perwakilan mahasiswa dan pani a penyelenggara. Sebelum dialog dimulai, ketua Pani a Kerja Seleksi dan Pemilihan Rektor UGM periode 2017-2022, Prof. Dr. Ir. indarto, DEA menyampaikan pemaparan terkait mekanisme seleksi dan pemilihan rektor secara umum. Pani a kerja akan melakukan seleksi administrasi dari bakal calon rektor. Oleh senat akademik kemudian melakukan seleksi kembali hingga bakal calon rektor mengerucut menjadi ga calon rektor yang selanjutnya akan dipilih oleh MWA.

Pada saat itu pula, mahasiswa perwakilan dari fakultas, forkom, sekolah pasca sarjana, BEM dan Senat KM UGM menanyakan beberapa poin dan usulan terkait pemilihan rektor ini yang didapatkan beberapa hasil yaitu:

1.

Mahasiswa dapat terlibat dalam pengawalan seleksi dan pemilihan rektor pada se ap tahapan. Informasi terkait perkembangan seleksi ini dapat diakses di seleksirektor.ugm.ac.id

2.

Forum Aspirasi Masyarakat UGM yang akan dilaksanakan antara tanggal 18-31 Maret 2017 menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk melakukan d i a l o g ke p a d a b a ka l c a l o n s e t e l a h m e r e ka menyampaikan visi dan misi selama maksimal 10 menit.

18

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Kawal Pemilrek

3.

Pani a Kerja Seleksi dan Pemilihan Rektor dak membatasi mahasiswa apabila dalam Forum Aspirasi memberikan pakta integritas kepada bakal calon. Pakta integritas ini dapat dirumuskan bersama dengan per mbangan yang matang dari mahasiswa untuk kemudian diusulkan. Pani a kerja dak lagi berkapasitas untuk menangani pengawalan pakta integritas dan pengawalannya dilakukan oleh mahasiswa kepada rektor terpilih.

Mahasiswa dapat melakukan polling untuk mengetahui rektor terpilih versi mahasiswa. Pani a kerja dak berkewenangan untuk menghambatnya. Namun hasil polling sesuai dengan aturannya dak masuk dalam persentase pemilihan, namun hanya sekedar menjadi informasi.

5.

.4

Segala upaya pengawalan seleksi dan pemilihan rektor menjadi tanggung jawab segenap civitas akademika UGM. BEM KM UGM bertugas sebagai mitra kri s dengan membersamai langkah gerak bersama dari segenap en tas mahasiswa UGM.

Demikian beberapa poin pen ng terkait hasil dialog bersama Pani a Kerja Seleksi dan Pemilihan Rektor UGM periode 2017-2022 yang dilakukan pada Selasa, 14 Februari 2017. Semoga kita semua dapat berkolaborasi untuk mengawal seleksi dan pemilihan rektor ini bersama. Dan memperoleh rektor ideal yang benar-benar mampu mengemban amanah menahkodai UGM kedepannya dengan bijaksana tanpa melupakan nilai-nilai ke-UGM-an dan berpihak kepada mahasiswa.

19

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Notulensi Forum Bersama MWA UM UGM Selasa, 21 Februari 2017 Ruang Sidang III, Gelanggang Mahasiswa UGM Pada hari Selasa, 21 Februari 2017 lalu, Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa, Muhsin Al Anas mengadakan Dialog bersama Mahasiswa se-UGM untuk membahas aspirasi untuk seleksi rektor UGM periode 2017-2022. Dialog ini dilakukan di Ruang Sidang III Gelanggang Mahasiswa UGM pada pukul 15.30 18.00 WIB. Beberapa poin pen ng dalam dialog ini diantaranya adalah : 1. Pen ngnya pengawalan masif dari mahasiswa terhadap pemilrek ini karena dampak besar dari kebijakan dan langkah yang diambil oleh rektor dan jajarannya kepada kehidupan di UGM dan Indonesia. 2.Polling yang akan dilakukan untuk mencari tahu rektor terpilih versi mahasiswa. 3.Perlunya reformasi pada aturan terkait MWA. 4. Pengawalan kontrak poli k kepada calon rektor yang dilakakan oleh MWA UM bersama mahasiswa. 5. Dra ing aspirasi yang telah dijaring oleh Tim U21 disampaikan kepada Menteri, Senat Akademik, dan MWA.


NOTULENSI DISKUSI SUMBANG ASPIRASI UNTUK SELEKSI REKTOR UGM 2017-2022 DARI MAJELIS WALI AMANAT UNSUR MAHASISWA MUHSIN AL ANAS Forum penjaringan aspirasi ini dimulai dengan pembukaan dari Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa, Muhsin Al Anas. Beliau menyatakan pembahasan terkait pemilihan rektor ini akan diadakan secara berkelanjutan, tidak hanya terbatas pada forum hari ini. Penjaringan Aspirasi dan dialog ini dilakukan sebagai titik awal untuk mempersiapkan drafting aspirasi mahasiswa dan menyolidkan aspirasi yang yang akan disampaikan pada tanggal 30 Maret pada Forum Aspirasi Mahasiswa UGM. Penjaringan aspirasi ini untuk sementara diusulkan di GSP dengan kapasitas 500 orang, meskipun demikian tentu diharapkan agar forum ini dapat menampung hingga ribuan mahasiswa. Mengingat betapa penting dan besar peran dari rektor kedepannya, maka hal-hal yang substansial yang perlu disampaikan pada forum aspirasi ini perlu dibahas bersama. Tujuannya adalah agar apa yang mahasiswa bawa atau usulkan memang memiliki landasan yang benar-benar kuat. Drafting yang berisi aspirasi tersebut akan disampaikan kepada menteri, senat akademik, dan MWA. Hal ini dilakukan karena dalam prosedur seleksi dan pemilihan rektor unsur-unsur tersebut memiliki peran besar, terutama menteri yang memiliki persentase suara 35%. Prosedur seleksi dan pemilihan secara umum adalah, penjaringan kemudian senat akademik memilih 3 nama, selanjutnya diusulkan kepada MWA untuk kemudian dipilih sehingga keluar satu nama sebagai rektor terpilih. Skema yang akan dilakukan adalah polling, panja dan pihak manapun tidak berkapasitas untuk melarang dilakukannya polling ini. Setelah melalui tahap veriďŹ kasi, hardcopy dari CV bakal calon rektor digandakan untuk kemudian di-scan, selanjutnya dipublikasikan kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat memberikan penilaian terhadap bakal calon. Setalah mahasiswa mengetahui bagaimana visi & misi serta program kerja masing-masing bakal calon, kemudian dilakukan polling untuk mengetahui rektor pilihan mahasiswa. Tim U21 (perwakilan fakultas dan BEM KM yang diamanahi mengawal pemilrek dan MWA) nantinya diharapkan juga aktif menjaring aspirasi dari mahasiswa di fakultas masing-masing sebagai bahan drafting. Dialog dan penjaringan aspirasi juga akan dilakukan bersama ketua lembaga pada Jumat ini pukul 13.00. Fauzan, Mahasiswa FEB mengusulkan agar sebaiknya mahasiswa menulis isu-isu apa saja yang akan diangkat. Robi, Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) UGM, menanyakan terkait penjelasan tim U21. Apakah pergerakannya seluruh UGM atau hanya mewakili f a k u l t a s s a j a m e n g i n g a t b e l u m a d a m a h a s i swa pascasarjana yang tergabung dalam Tim U21, mungkin untuk usulan mahasiswa pascasarjana dapat menitipkan pada tim U21 saja.

21

Muhsin menyatakan kesenangan dapat bertemu dengan mahasiswa kerena sebelumnya agak sulit bertemu mahasiswa karena legitimasi dari mahasiswa tidak kuat, hal ini disebabkan karena MWA UM memang tidak dipilih oleh mahasiswa. Sehingga perlu coba dibahas mungkin juga bisa bersama ketua lembaga t e r ka i t p e r b a i ka n t e r h a d a p s i s t e m M WA Un s u r Mahasiswa. Permasalahan UGM memang sudah banyak, menurut World Bank bahkan pembiayaan dari mahasiswa seharusnya maksimal 30% namun di UGM kenyataannya 34% pembiayaan dari UKT mahasiswa. Kemudian terkait tim U21 diharapkan dapat benar-benar menjaring aspirasi dari teman-teman di tingkat fakultas untuk kemudian dibahas di tingkat universitas agar didapatkan drafting berupa tulisan yang sudah cukup baik. Sehingga diharapkan aspirasi yang terjaring memang dari unsur terkecil dan mencapai akar rumput, sehingga Tim U21 perlu membentuk tim sendiri di masing-masing fakultas sehingga bukan hanya Tim U21 yang berkerja mengawal pemilrek namun dikawal bersama-sama. Ahmad Khinarto, Menteri Adkesma BEM KM UGM sekaligus moderator pada forum ini menjawab perilah Tim U21 yang dibentuk pada akhir Januari di Fakultas Teknik ketika rapat ketua lembaga. Tim ini dibentuk dengan pertimbangan karena perlunya perwakilan dari lembaga untuk mengawal pemilrek. Sehendaknya perwakilan dari pascasarjana juga ikut serta. Anggota dari Tim U21 sendiri terdiri dari berbagai latar belakang tidak harus merupakan anggota lembaga eksekutif, harapannya dari berbagai latar belakang ini didapatkan pemikiran yang juga beragam. Terkait tugas dari Tim U21 yaitu mengawal setiap rangkaian prosedur pemilrek dan mengawal MWA, memperjuangkan agar MWA dipilih dari mahasiswa agar MWA yang terpilih nantinya memiliki legitimasi dari mahasiswa. Pada sesi pertanyaan selanjutnya, Vicky, Mahasiswa Fakultas Hukum menanyakan terkait detail timeline pemilihan rektor ini (pemilihan, pelantikan, dll.). Ia juga mengusulkan agar sistem pemilihan MWA diperbaiki total. Seharusnya perwakilan mahasiswa di MWA berjumlah 15 orang. Jangan pandang ini sebagai hal yang mustahil, hanya menurut kepada norma dan pemikiran yang sudah lumrah dan diterima saja mengingat usulan ini mungkin terkesan mustahil. Jika dipikiran lebih dalam, jumlah mahasiswa UGM sendiri sekitar 50.000, sedangkan perwakilan MWA UM hanya satu orang. Dengan jumlah yang hanya satu orang, tidak akan bisa mengubah kebijakan UGM karena jumlah MWA lainnya juga lebih banyak. Adalah mustahil hanya satu orang MWA mengangkat permasalahan mahasiswa apabila suara yang ada hanyalah satu. Hudzaifah, Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian menanyakan kewenangan MWA dan kebijakan UGM, alasan hanya ada satu MWA UM.

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Zaki, Mahasiswa Kehutanan menyampaikan apresiasinya terhadap Forum yang langsung diadakan oleh MWA tanpa membawa nama lembaga. Kemudian ia menanyakan terkait bagaimana detailnya pemilrek tersebut, bagaimana cara mengawal trackrecord dari calon rektor mengingat calon rektor sebelumnya yang kita kenal berbagai kebijakan UGM akhirnya tidak pro kepada rakyat namun kepada korporasi dan hal ini melangggar dari nilai-nilai ke-UGM-an (universitas kerakyatan), dan bukan hal yang mustahil rektor tersebut kemudian terpilih kembali. Ia juga menyampaikan terkait meningkatkan peranan mahasiswa, dan setuju terhadap polling yang akan mengangkat nama rektor terpilih dari mahasiswa dan dibandingkan dengan yang terpilih di MWA. Apabila yang terpilih nantinya ternyata tidak sesuai dengan harapan maka jangan takut menggunakan cara yang radikal saja, boikot pemilihannya. Muhsin menyatakan kesepakatan bahwa aspirasi ini sesungguhnya tidak hanya demi mahasiwa saja tapi juga demi UGM dan Indonesia. Terkait timeline, pada bulan Maret akan dilaksanakan Forum Penjaringan Aspirasi. 18 Maret akan dilakukan bersama Dewan Guru Besar yang juga memiliki berbagai permasalahan. 28 Maret akan diadakan bersama tendik (tenaga pendidik). Seleksi yang dilakukan senat akademik dilakukan tanggal 10-13 April, dimana anggota dari Senat Akademik sendiri berjumlah 170-an, terkait mekanismenya belum dipastikan. Namun ada kriteria-kriteria yang menjadi pertimbangan dalam tahap seleksi. Namun ada permasalahan besar disini terkait jabatan beliau yang akan berakhir pada 25 Mei, sehingga harus segera diadakan pemilihan MWA agar tidak terjadi kekosongan. Hal ini penting karena nantinya setelah rektor baru terpilih MWA memiliki tugas penting untuk memberikan masukan kepada rektor yang baru. Kemudian terkait jumlah MWA yang hanya satu adalah karena dianggap MWA UM tidak memiliki gagasan yang banyak, sehingga jumlahnya dikurangi. Begitupun MWA dari tendik juga dikurangi menjadi satu karena alasan yang sama. Cara agar jumlah MWA UM bertambah tidaklah mudah karena harus mengubah statuta UGM. Mengubah Statuta UGM-pun tidaklah singkat, karena butuh tanda-tangan dari presiden. Muhsin juga mempertegas bahwa permasalahan di UGM sudah sangat banyak. Ia menambahkan agar pengawalan yang dilakukan kedepannya tidak hanya pada rektor namun juga pada jajarannya (direktur, dll.) hal ini penting mengingat kebijakan, keputusan, dan tindakan yang mereka ambil akan berdampak pada UGM kedepannya. Dwi Cahyo Ramadhan, Mahasiwa Sekolah Vokasi menanyakan terkait bagaimana teknis Forum Aspirasi Mahasiwa, apakah hanya diurus oleh panja atau mahasiswa juga dilibatkan? Kemudian menanyakan juga tentang bagaiamana pengawalan kontrak politik dari mahasiswa kepada calon rektor. Aryo, Mahasiswa Psikologi menanyakan alasan kenapa menteri mendapat suara 35%? Kemudian menanyakan detail persentase suara dari unsur-unsur l a i n . Pe r t a nya a n s e l a n j u t nya a d a l a h s e b e ra p a transparankah musyawarah MWA yang akan dilakukan? dan apabila dilakukan reformasi MWA dapat mengajukan kemana dan mekanismenya bagaimana? Andre, Mahasiwa Fakultas Hukum menyatakan bahwa Dema Justicia sudah menyoroti persoalan 35% suara menteri. Ia kemudian menanyakan

22

apakah menteri memiliki indikator dalam memilih atau hanya sekedar subjektiďŹ tas beliau. Ia juga menanyakan terkait maksud nomenklatur terbuka. Muhsin menanggapi beberapa pertanyaan tersebut. Terkait Forum Aspirasi Mahasiswa tentu harapan nantinya mahsiswa dapat berperan menghandle forum ini. Kemudian terkait kontrak politik dikawal oleh MWA bersama Mahasiswa sehingga hal ini perlu ditransfer kepada MWA selanjutnya. Apabila kontrak politik tersebut menyimpang atau tidak terlaksana maka patut dipertanyakan. Persolan transparansi anggaran, kepada MWA hanya diberikan secara umum namun tidak untuk detail seperti perutukannya. Komite Audit yang berwenang terhadap pemerikasaan keuangan ini pun masalahnya diisi oleh orang yang sibuk. Terkait suara menteri 35% memang sudah tidak relevan lagi. Hal ini terjadi karena UGM yang tengah berada pada masa transisi dari BLU kepada PTN BH yang seharusnya punya otonomi sendiri. Memperbaiki hal ini dapat dengan memperbaiki statuta UGM yang bisa lebih kurang 2 tahun lamanya, sehingga perjuangan perlu diwariskan. MWA tidak termasuk rektor memiliki 18 suara, suara satu menteri sama dengan 4 suara MWA. Senat Akademik akan melakukan streaming secara online untuk seleksi pemilrek ini. Sedangkan untuk pemilihan dari MWA bersifat tertutup, namun untuk plenonya terbuka. Andre, Mahasiswa Fakultas Hukum menyatakan bahwa suara 35% dari menteri tersebut juga sudah diusut oleh KPK, sehingga KPK memperingatkan agar pemilrek ini benar-benar dicermati. Zaza, menanyakan beberapa pertanyaan: Ÿ Ÿ

Ÿ

Ÿ

Parameter apa yang digunakan untuk memilih carek (calon rektor)? Parameter yang digunakan dalam rembug MWA, Apa yang bisa kita wacanakan, mungkin mas Muhsin bisa menyampaikan bagaimana kriteria yang ideal bagi r e k t o r u n t u k b i s a m e n y e l e s a i a ka n m a s a l a h mahasiswa. Apakah live streaming tersebut dipublikasikan secara jelas atau mahasiswa sendiri yang harus berinisiatif mencarinya? Bagaimana cara terlibat dalam pengawalan kontrak politik.

Zaki, Mahasiswa Fakultas Kehutanan sepakat untuk transparansi pemilrek sehingga setiap progres dari pemilrek ini sendiri harus disampaikan hingga ke mahasiswa. Kemudian mengusulkan apabila rektor yang terpilih nanti sesuai dengan hasil poling harapan mahasiswa maka adakanlah pesta pora, dan jika tidak kita ulang 2 Mei kemaren. Vicky, Mahasiswa Fakultas Hukum menyampaikan bahwa terkadang kita lupa bahwa jumlah mahasiswa UGM 50.000 sehingga mahasiswa merasa tidak memiliki wewenang untuk memilih seorang rektor, padahal mahasiswa memegang sekitar 35% saham UGM. Kemudian ia mengusulkan mengapa mahasiswa tidak membuat opini bahwa mahasiswa menginginkan rektornya sendiri? Ia juga mengusulkan simulasi pemilrek yang dilakukan mahasiswa. Sehingga dengan aspirasi dari 50.000 mahasiswa kita mendapatkan bargaining position sehingga mahasiswa tidak hanya dianggap sebagai objek.

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Mahasiswa berhak memilih akan dipimpin oleh rektor seperti apa, sehingga rektor yang terpilih nanti benarbenar paham akan permasalahan mahasiswa, tidak terjadi lagi kebijakan keliru karena rektornya sendiri tidak paham permasalahan yang terjadi di UGM. Robi, Mahasiswa Pasca Sarjana menyampaikan agar apabila ada isu-isu libatkan semua unsur-unsur UGM termasuk pasca sarjana karena pasca sarjana juga termasuk unsur mahasiswa juga. Ia juga menanyakam karena MWA akan segera berganti sehingga agar tidak ada kekosongan, apakah ada mekanisme pengubahan statute sebelum bulan Mei? Puti, Mahasiswa psikologi menanggapi terkait usulan apabila polling atau hasil pilihan rektor dari mahasiswa berbeda dari yang terpilih secara resmi maka dilakukan semacam demo. Sebelumnya perlu dipertimbangkan kembali sejauh mana pengetahuan mahasiswa tersebut terkait rektor yang akan dipilih, jangan sampai mahasiswa hanya memilih karena insight atau tidak secara serius. Jika dasar tuntutan hanya dari polling atau pemilihan mahasiswa berdasar voting maka rektor versi mahasiswa tersebut kekuatannya kurang. Mungkin jika ingin dilakukan skema aksi tersebut bisa diganti atau ditambahkan dengan musyawarah, mahasiswa menganalisis bagaimana SWOT dari masingmasing rektor, apakah mereka akan mampu untuk menjawab permasalahan UGM kedepannya. Apabila dimusyawarahkan maka kita memiliki landasan atau alasan mengapa mahasiswa memilih satu atau beberapa nama rektor tersebut. Muhsin menanggapi parameter memang agak sulit menentukannya, karena landasan seseorang memberi penilaian masih akan ada unsur bias, karena mungkin belum benar-benar bisa mengetahui bagaimana calon tersebut. Belum tau bagaimana parameter pemilihan MWA. Mungkin dilihat dari apakah ia mengetahui tata kelola kelembagaan terutama di mahasiswa menguasai seluk beluk mahasiswa dan itu dapat dilihat dari trackrecord-nya. Kenapa dipilih di direktorat kemahasiswaan alasannya karena di statuta UGM berbunyi, MWA UM dipilih oleh lembaga yang membawahi bidang kemahasiswaan. Karena sistem kelembagaan pada kemahasiswaan belum diatur maka diserahkan kepada kemahasiswaan. Kemudian terkait perbaikan dari peraturan tersebut diserahkan kepada mahasiswa untuk menentukan bagaimana yang terbaik. Kongretnya mari bantu Tim U21 untuk melakukan penjaringan aspirasi. Kemudian untuk publikasi semuanya selalu di-update kecuali pemilihan untuk MWA memang tertutup.

23

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Karya Puisi

Menunggu ALGIFFARI R S Fakultas Kedokteran Hewan

Aku, menunggu, lalu Dirajah sekujur tubuhku Diasingkan dari keluargaku Dititipkan sebentar kepadamu Entah diberikan rumah yang baru Entah dihilangkan oleh sang waktu Entah dilelapkan di saku bajumu Atau dibuang tanpa memilu Aku, menunggu lagi, lalu Berpindah ke rumah itu Bertemu teman baru Senasib, serindu Lalu menunggu Entah dibuang Menghilang dari pandang Atau didaur ulang Hingga remuk tulang belulang Aku, menunggu, saat Diberikan surga di akhirat Diubah bentuk menjadi bulat Dibebaskan dari hidup menjerat Dialihfungsikan selain menjadi alat Oleh yang maha merakyat—korporat Oleh yang maha dekat—tersekat Oleh yang maha berhasrat Oleh yang terhormat Rektorat Aku, menunggu lagi, saat Terpilih sang pembawa amanat Seluruh mahasiswa dan masyarakat Bahwa 5 tahun akan terasa cepat Jika tidak dikawal dengan taat Dan jangan cuma menghujat Namun memberi manfaat Tapi awas dilihat! Ada aparat! B******!

24

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Karya Puisi

WAHAI PEMIMPIN Silvia Achfalina Fakultas Ilmu Budaya

Bila raga menopang hasrat Maka kecerdasan adalah modal kuat Sedangkan para pemimpin berdiskusi Layaknya mereka harus rendah diri Jika belati harus diasah Maka aturan perlu dibedah Sedangkan rakyat sabar menanti Layaknya pemimpin harus tak lupa diri Bukannya rakyat kejam dan rakus Bukan juga berharap yang sempurna Kami hanya lelah dengan para tikus Tikus di luar rumah memang sangat hina Maka setidaknya jagalah rumah kami dari para tikus Pun dari para peternaknya yang juga rakus Karena kami akan menghormati para pemimpin Bahkan tanpa perlu diminta oleh angin

25

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Karya Puisi

PENANTIAN Maryam Fitriana Fakultas Kehutanan

Tak ada gambar yang dapat dilukis Tak ada kata yang dapat ditulis Dan mungkin tak ada ucap yang dapat ditepis Namun ada sebuah harapan yang telah dirilis Harapan sederhana darinya yang selalu hadir Darinya yang melihat lembar ujian dengan nyengir, yang senang ketika jam kosong menggelincir, yang sibuk menata jadwal padat terus mengalir, yang mengantuk di kelas pagi bergulir, yang mengeluh tak dapat bertemu dosen setelah nyinyir, yang serius di antara rak buku bertabir, yang bergejolak memandang portal palawa penuh ukir, yang gugup presentasi di depan tak bisa berpikir, yang berbahagia mengenakan toga dan gincu di bibir Namun dengarlah Nyanyian himne gadjah mada-nya Seruan semangatnya yang membara Argumen bertelenya namun sederhana Aksi unjuk rasanya nan bermakna Langkah-langkahnya untuk berkarya Maka dengarlah Tolong dengarlah Demi membawa perubahan luar biasa Demi revolusi yang bukan wacana belaka Demi masa depan berjaya Sehingga kami bangga pada apa yang melekat Kami cinta pada kebijaksanaan yang hakikat Kami jaga wibawa yang berdaulat Kami junjung nama dan martabat Meski masa berlalu sudah Berjalan menuju satu arah Penantian ini tak kan berubah Menunggu sebuah janji terbelah

26

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Celotehan Tentang Pemilrek

PEMILREK? BODO AMAT malam ini saya ter dur kurang nyenyak. Ada yang membuat saya heran akhir-akhir ini. Menjamurnya hashtag # soal pemilihan rektor. Saya heran, apa sih pen ngnya pemilihan rektor atau yang disingkat jadi pemilrek itu? Saya heran di dunia maya "kayanya" (agak) rame banget. Tapi di dunia nyata, kaya ga terjadi apa-apa. Saya masuk kelas dengerin kuliah, di kelas ga ada dosen bahas soal rektor mau gan . Terus keluar kelas dan Japok, ke ka kerja kelompok juga ga ada yang bahas soal rektor.. 100% percakapan di pergaulan non-lembaga nonpergerakan ga ada yang bahas pemilrek. Jadi gembar-gembor soal pemilrek di medsos itu kayanya hanya ilusi. Antara ada dan ada (antara peduli dan ga peduli atau bahkan ga tahu) terus saya mau nanya, gembargembor opini itu emang ada dampaknya keatas sana? atau minimal bakal berdampak sama meningkatnya atensi mahasiswa sama pemilrek, ada ga? wong kita juga males baca kok. jadi ga ada gunanya. paling yang baca pos ngan soal pemilrek ya orangnya itu-itu aja.. mereka juga rata2 orangnya ak f nyari tahu juga. jadi ga usahlah cape2 bikin opini pemilrek, kita ga peduli. Kita ga bakal baca, males tau baca tulisan panjang-panjang yang ga keluar di UTS dan UAS.

27

Terus mungkin ada yang nanya kenapa kita ga bahas pemilrek waktu lagi nongrong can k dan kongkow imut di kafe hits dengan latar instagramabel? Kenapa? karena ya buat apa dibahas? ngga pen ng banget! Bahkan kita sebagai mahasiswa sendiri merasa hal ini ga perlu, gitu lo.. jadi buat apa pake bikin-bikin hashtag #kawalPemilrek #pemilrekpromahasiswa kita ngga perlu itu.. bukannya ga perlu rektor, ntar saya malah ga bisa lulus, lagi.. wkwk.. tapi maksud saya adalah, ya sama aja sih siapapun rektornya, kehidupan saya gini-gini aja. dan saya juga merasa ngga ada gunanya dikawal. Nambah kerjaan aja, laprak asistensi udah numpuk, ni.. terus.. pemilrek itu kan tugasnya panja, Senat Akademik, MWA, dan kita ga ada hak suara disana.. lagi pula kalo pun ditawarin hak suara ya saya juga ga mau. Ya kali, saya udah sibuk kuliah, sibuk nge-even biar cv saya can k terus malah mau dikasih beban lagi mikirin masalah ugm, mikirin pemilihan rektor. Ngga deh... Jadi gaes, saya mewakili mahasiswa yang dak begitu peduli dengan permasalahan kampus menyatakan sampai kapanpun dak akan peduli. Jadi n g ga u s ah p u s in g d an cap e mencari cara agar kami peduli. ga usah cape-cape bikin pencerdasan karena kami ga butuh pencerdasan soal itu. kami juga bosan membacanya, bahkan tertarik nge-klik aja engga. kalian juga yang birahi menyebar

opini jangan jadi seolah merasa asik dengan dunia kalian sendiri, pergerakan kalian sendiri, seolah dunia gempar dengan apa yang kalian lakukan, seolah kami juga melihat apa yang kalian usahakan, seolah orang bakal tergugah. Padahal nyatanya kalian hanya berkutat pada lingkaran kalian sendiri. sudahlah, jangan kri s banget liat semuanya.. yang pen ng ipk nggi, cepat lulus, orang tua bangga, nikah, kerja di perusahaan besar, dapat gaji besar, menikma kekayaan dengan senang bersama keluarga. udah itu aja cukup. oh ya, masuk surga. saya mah ga peduli mau orang kuliahnya susah, mau pedagang dan masyarakat lainnya perlahan diisolasi dari UGM, saya ga peduli. Ga ada kaitannya sama saya. kalo dibilang saya indivualis dan ga ada rasa kemanusiaan.. hmm.. jangan sembarangan juga kalo ngomong, ap jumat saya infak kok, seribu lima ribu... kalo udah gede, udah banyak duit ya saya naikin lagi infaknya sepuluh dua puluh ribu. Udah beramal kan namanya? lho ini kok udah lari ke amal ya? balik lagi soal pemilrek. pemilrek mau gimana pun.. BODO AMAT...!! Kemudian saya terbangun dari dur dan mandi pagi untuk kemudian dolan ke Sunmor. eh masih malem.. anggap aja udah pagi .hahah . buat yg baru baca pagi-pagi. (Pu /Adkesma) serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Opini

Kampus Kerakyatan Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia Presiden Mahasiswa UGM 2017 Dunia cerita yang saya rancang ini bermula dari kenangan tentang Kampus Kerakyatan. Mungkin itu sebabnya, dalam pergaulan dengan rekan-rekan di luar sana, saya kerap disebut intelektual organik. Alih-alih kenyataan, saya malah merasa terpukul dan hina karena menjauh dari rakyat. *** Beberapa hari lalu saya membaca buku tebal berjudul “50 tahun UGM: Di Seputar Politik Bangsa”. Saya buka lembar buku itu satu persatu, secara perlahan. Sebab tak ingin melewatkan sedikitpun narasi tentang UGM—fyi, buku ini langka—saya mengkopi buku tersebut. Saya memegang keyakinan, kelak buku ini berguna paling tidak untuk mengenang kalau bukan untuk mengupayakannya hadir kembali. Secara sederhana, buku tersebut mendeskipsikan tentang sikap dan peran politik UGM dalam berbagai periode kehidupan bangsa. Kata-kata yang terhimpun di sana mengisyaratkan tentang perjuangan tak kenal lelah untuk menghadirkan suatu lembaga pendidikan tinggi—Universitas—sebagai kawah candradimuka yang peduli dengan rakyat kecil. Tentu saja, siapapun akan tersayat hati dan pikirannya ketika membayangkan betapa Universitas yang berjati diri Pancasila ini mampu memelihara cita-cita rakyat kecil. Namun, saya mulai berpikir, seperti Radhar Panca Dahana bilang kalau 'kata' tidak selalu menjadi daratan yang statis, diam dan tak bergerak. Mungkin ia lautan yang senantiasa bergejolak, pergi-pulang, tiada henti. Kata harus menemukan dirinya,

28

yang tak lain menemukan manusia yang telah meninggalkan dan ia tinggalkan. Maka, berkatalah. Bukan hanya untuk mengerti tapi untuk menjadi. Dari pernyataan Radhar, saya menjadi sadar, paling tidak ada dua maksud yang saya dapat. Pertama, 'kata' bisa berubah makna seiring bergantinya waktu dan tempat. Kata di konstruksi, kemudian beberapa pihak mendekonstruksi; proses ini berlangsung secara terus-menerus. Misal, dahulu kata 'cinta' selalu menunjukkan hal-hal penuh gairah dari dua insan yang sedang dimabuk asmara; senang dan bahagia. Ini akan jauh berbeda dengan 'cinta' sebagaimana kita kenal hari ini. Cinta nyatanya bukan hanya soal senang melainkan juga bisa membunuh karena persoalan ditolak atau putus cinta. Sederhananya, kata akan menuntut hadirnya kebaruan; atau pemahaman ulang atas sesuatu yang dipahami sebelumnya. Kedua, kata-kata bukan sekedar teks. Lebih jauh, ia dipahami sebagai konteks. Dengan kata-kata, kita bisa menyelami suatu keadaan pada suatu masa, sehingga pada akhirnya kita bisa mengerti tanpa harus mengalami; dan kita bisa menjadi sebagaimana pesan yang diamanahkan dalam setiap fenomena, bukan sekedar mengerti. Dari sini saya patut bersyukur bahwa kesadaran merupakan keutaman. Lihat saja, hanya karena buku yang dipinjam, saya pada akhirnya bisa berkesadaran bahwa ada sesuatu yang salah oleh mereka, yang mengelola Kampus Kerakyatan. Mobil-mobil mewah yang berserakan di Grha Sabha Pramana

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Opini

misalnya telah menggantikan gerobak angkringan, bakso, ketoprak yang setia menemani sore mahasiswa. Biaya kuliah yang tinggi mempersulit kawan-kawan saya berkuliah. Beberapa masih ada yang berusaha dengan gigih bekerja paruh waktu, namun sebagian lain harus rela dicutikan karena Ibu-Bapak tak sanggup membiayai Beasiswa yang notabene-nya bisa membantu meringankan beban justru malah dihapuskan; dan masih banyak lagi hal-hal tidak masuk akal yang dilakukan pengelola Gadjah Mada. Pada prinsipnya, Kampus Kerakyatan sebagaimana diawal disebutkan sebagai Kampus yang peduli dan memelihara cita-cita rakyat kecil. Konteks yang terjadi pada saat itu di mana, di awal kemerdekaan, UGM hadir mengusung pendidikan yang mengedepankan kemanusiaan dan pembangunan bangsa. Hal ini ditunjukkan dengan keberpihakannya dalam menyelenggarakan pendidikan berkualitas dengan harga terjangkau, agar setiap anak bangsa bisa meneguk ilmu dari sumber airnya almamater Gadjah Mada. UGM pernah punya pengelola yang berhasil menyelenggarakan pendidikan tinggi berkeadilan dan manusiawi. Adalah Kusnadi Hardjasoemantri. Banyak orang terpesona dengannya. Beliau pendidik. Karenanya, semua mahasiswa dicintai sebagai titipan calon putra-putri terbaik bangsa yang perlu dibimbing, diayomi dan dibesarkan hatinya. Beliau adalah sarjana hukum. Karenanya, beliau mengajari bagaimana cara menghormati hukum dan bukan menakutinya. Pendekatannya adalah keterbukaan, kebersamaan dan kemitraan. Saya berharap, apa yang dilakukan oleh Pak Kus bisa dilanjutkan oleh para pengelola Gadjah Mada hari ini. Mungkin terlalu naif, tetapi sejujurnya ini merupakan ketulusan niat baik mahasiswa kepada almamater. Sebab, bila ini tidak,

29

kami menaruh kekhawatiran mendalam. Jujur saja, Kampus Kerakyatan semakin ke sini telah berubah wajah; terdekonstruksi ke arah yang negatif. UGM lebih dikenal sebagai Universitas Golek Money. Jika bukan itu, pasti jawabnya Universitas Gerai Mobil. Ini sama halnya dengan meruntuhkan cita-cita besar Gadjah Mada dengan sumpah Amukti Palapa-nya yang menggelegar seantero Nusantara itu. Andai kita memahami konteks UGM bermula melalui teks yang bisa kita pelajari saat PPSMB, Pusat Studi Pancasila, Museum UGM, atau paling tidak dari buku yang saya pinjam ini, kita masih punya harapan untuk membingkai kembali cita-cita kerakyatan yang luhur. Dosen dan mahasiswa sama-sama menampilkan wajah yang berkeadilan dan berkeadaban; menjunjung tinggi semangat spiritual dan emansipatoris sebagaimana inti dari sila pertama hingga sila kelima dalam Pancasila. Sekarang pertanyaannya, beranikah kita mengubah kembali wajah Kampus Kerakyatan yang semakin memudar itu, atau kita malah menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan, sehingga membiarkan ini semua jadi kenangan? Saya jadi ingat pesan Ibu: “Jangan hinakan dirimu pada keputusasaan, Nak. Ibu mengandungmu bukan untuk jadi pecundang. Menghadirkanmu ke dunia bukan secara percuma. Ibu ingin melihat kamu berani mengatakan bahwa yang benar itu benar dan yang bathil harus menyerah pada kebenaran. Agar terbukti bahwa yang putih itu tetap putih dan yang hitam kembali memutih. Itulah haqqul yaqin�. Saya berani, kamu?

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Ayat Kepemimpinan

Memimpin Perguruan Profetik Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia Presiden Mahasiswa UGM 2017

GRHA SABHA PRAMANA Universitas Gadjah Mada

Katakanlah, UGM dan Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang luar biasa. Menurut para petinggi kampus, daya saing mahasiswa harus diasah sedemikian rupa sebagai bekal hadapi masa depan. Bersamaan dengan itu terdapat satu krisis yang berkait-kelindan antara mengenal jati diri bangsa dan modal sosial budaya kolektif. Coba bayangkan, negeri yang dihuni ratusan juta insan harus menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan. Persoalannya saya pertegas, kita gagal membangun titik temu. Tengoklah diri dan sekitar. Kini orang bisa dengan mudahnya mencaci-maki, memukul, menyerang hingga membunuh karena berbeda selera. Tidak ada jalan lain, upaya membangun titik temu harus dilakukan. Tentu saja membangun titik temu dalam masyarakat heterogen memiliki tantangan yang sulit. Namun, kita perlu belajar dari pokok gagasan mendiang Nasikun, Guru Besar Sosiologi UGM, tentang cross-cutting aďŹƒliation. Sederhananya menurut Nasikun, perbedaan adalah keniscayaan, tugas kita adalah membangun titik temu. Hal ini mudah dipahami.

30

Sebutlah diri kita ini memiliki beberapa identitas. Saya Alfath mahasiswa Fisipol, asal Jakarta, hobi ping-pong. Diseberang sana ada mahasiswa lain dari Fakultas Teknik bernama Retas, asal Wonosobo, hobi futsal. Tentu kita berdua sekilas berbeda selera. Namun coba pahami, bahwa identitas yang berbeda dan melekat pada pribadi kita ini dapat dirajutkan simpulnya. Ya, saya dan Retas sama-sama mahasiswa UGM, warga negara Indonesia dan gemar olahraga. Disitulah titik temunya, simpulnya. Kemampuan dan kemauan untuk membangun titik temu inilah yang sulit ditemui belakangan di Indonesia. Daya saing penting ketika kita berbicara kompetensi bangsa. Tapi sebelum itu, kita harus sudah selesai dengan urusan mendasar. Lihatlah masyarakat kita, semua angkat bicara, sedikit yang mendengar; banyak kedepankan emosi, sumbu amarah pendek, suka mengeluhmengutuk, saling tuding, dan beragam kengerian lainnya. Tak heran konik horizontal banyak terjadi. Ketakutan demi ketakutan terus direproduksi. Kalau begini, kita butuh sosok pemimpin yang mampu mendamaikan, menentramkannya.

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Ayat Kepemimpinan

Pemimpin masyarakat bukan mereka yang ujug-ujug hadir. Dia dipersiapkan sejak jauh-jauh hari. Kesehariannya ditempa oleh sejumlah persoalan hidup. Dia ditantang untuk menjawab persoalan itu dengan cara-cara kreatif dan elegan, yang melibatkan hati dan perasaan berdasarkan pengalaman dan kenyataan dilapangan. Bahkan lamunannya ialah semata hendak memikirkan orang lain. Apabila dihadapkan oleh persoalan, dipersiapkannya kuda-kuda supaya tetap terjaga. Dan tentu saja, pemimpin yang dinanti tak boleh biasa, apalagi orang sisa. Dia harus canggih menjawab tantangan bangsa. Mempersatukan bangsa dalam kebhinekaannya. Saya punya bicara ini tentu bertujuan, bukan tanpa alasan. Seleksi dan pemilihan rektor yang tengah diselenggarakan ini mengundang tanya, sebenarnya rektor macam apa yang hendak memimpin UGM ke depan? Kita tentu berharap yang terbaik untuk UGM dan bangsa. Saya sebagai bagian masyarakat kampus pun punya harapan, dan barangkali dapatlah juga diinstitusionalisasikan sebagai harapan BEM KM UGM. Beberapa waktu lalu saat saya tengah membuka kembali buku dan dokumen yang menjelaskan sejarah panjang UGM. Tepat 72 tahun lalu saat UGM mendeklarasikan dirinya sebagai perguruan tinggi yang lahir dari rahim ibu kandung keperihan bangsa. Ketika itu kondisi bangsa sangat sulit. Namun demikian UGM justru hadir sebagai upaya bangsa Indonesia keluar dari kebodohan sembari menunjukkan eksistensinya dan identitas pancasila kepada dunia. Memang benar, sejarah berguna sekali. Dari mempelajari sejarah, saya bisa menemukan kembali identitas sesungguhnya yang kini sudah banyak tertutupi debu. Bahwa bangsa Indonesia dan juga UGM lahir atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.

31

Hal ini dapat ditelusuri melalui dokumen pembukaan UUD 1945, sila pertama dari Pancasila, dan juga setiap arsip dokumen UGM yang dapat dengan mudah rekanrekan temui di museum UGM atau perpustakaan UGM lantai tiga. Sederhananya, UGM sebagai perguruan tinggi lahir membawa semangat “spiritualitas yang emansipatoris”. Apa itu semangat “spiritualitas yang emansipatoris”? yakni, suatu semangat yang mendasarkan dirinya pada religiusitas; Ketuhanan Yang Maha Esa dan atas kuasa Tuhan melalui akal dan pikirnya mampu melaksanakan proses emansipasi berlandaskan ilmu yang amaliah serta amal ilmiah. Hal ini dapat disaksikan ketika mahasiswa UGM harus bekerja keras dalam belajar, disertai kehendak untuk membela bangsa saat agresi militer Belanda di Yogyakarta. Kemudian, pengerahan tenaga mahasiswa atau yang kita kenal hari ini kuliah, kerja, nyata (KKN) sebagai kewajiban UGM untuk berbakti pada negeri. Mahasiswa UGM tidak bertanya “saya akan mendapat apa setelah seluruh usaha ini dilakukan?”, sebab mereka seharusnya hanya berpikir dan berorientasi kepada “apa guna ilmu bagi kemajuan bangsa?”. Semangat ini tak boleh redup. Maka, boleh jadi, saya sebagai mahasiswa hanya ingin terus mengupayakannya supaya semangat ini tetap menyala-nyala. Bagaimana cara menjaganya agar tetap menyala-nyala? Bagi saya semangat ini harus dan tetap terjaga dengan kita memahami sejarah dan turut melaksanakannya. Semangat ini bila ditelusuri lebih lanjut adalah hasil analisa pribadi atas konsepsi besar “Ilmu Sosial Profetik” (ISP) milik Kuntowidjoyo, Guru Besar FIB UGM. Dalam konsepsinya itu Kuntowidjoyo menjelaskan tiga misi yang hendak dicapai yakni humanisasi, liberasi dan transendensi.

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Ayat Kepemimpinan

Dalam ISP, humanisasi berarti memanusiakan manusia, menghilangkan “kebendaan�, ketergantungan, kekerasan dan kebencian dari manusia. Kuntowijoyo mengusung humanisme teosentris sebagai pengganti humanisme antroposentris untuk mengangkat kembali martabat manusia. Dengan ini, manusia harus memusatkan dirinya pada Tuhan, tapi tujuannya adalah untuk kepentingan kemanusiaan. Perkembangan peradaban manusia tidak lagi diukur dengan rasionalitas tapi transendensi. Humanisasi dibutuhkan karena masyarakat kita tengah mengalami proses dehumanisasi, agresivitas dan individualistik. Kemudian, nilai-nilai liberatif dalam ISP ditempatkan pada konteks ilmu sosial yang bertanggungjawab membebaskan manusia dari kemiskinan, pemerasan kelimpahan, dominasi struktur yang menindas dan hegemoni kesadaran palsu. Lebih jauh, ISP mendasarkan semangat liberatifnya pada nilai-nilai profetik transendental dari agama yang telah ditransformasikan menjadi ilmu yang objektif-faktual. Terakhir, adalah transendensi yang menjadi dasar dua unsur lainnya. Transendensi hendak menjadikan nilainilai transendental berupa keimanan sebagai bagian penting dari proses membangun peradaban. Transendensi menempatkan agama pada kedudukan yang sangat sentral dalam ISP. Di sini, wahyu menjadi sumber utama dalam proses pencarian ilmu. Wahyu ini kemudian menjadi etos atau model. Dengan memasukkan unsur wahyu dalam paradigma profetik memungkinkan seseorang melakukan lompatan besar dalam keilmuan, yaitu menjadi seorang ilmuwan yang religius. Kita mampu melakukan transformasi individual dan sosial yang diwujudkan dalam sila kedua dari Pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab.

32

Inilah nalar yang perlu dibangun dalam membangun sebuah kajian baru ilmu sosial keindonesiaan. Bagi hemat saya ilmu sosial profetik, meminjam istilah Habermas, adalah paradigma kritis atau emancipatory knowledge (Fakih, 2011: 6162) yang mana ilmu sosial dipahami sebagai proses katalisasi untuk membebaskan manusia dari segenap ketidakadilan. Paradigma ini menganjurkan bahwa ilmu pengetahuan terutama ilmu sosial tidak mungkin bersifat netral. Sehingga ilmu itu memihak, ilmu itu memperjuangkan. Paradigma ini memperjuangkan pendekatan yang holistik dengan menyertakan bukan sekedar teori di atas teks, melainkan pemihakan dan upaya emansipasi masyarakat dalam pengalaman hidupnya sehari-hari. Sebab, UGM adalah perguruan yang hendak merawat keindonesiaan, maka tak salah apabila UGM menyandang gelar sebagai “perguruan profetik�. Perguruan profetik ialah perguruan yang membebaskan diri dari cengkraman gurita problematik bangsa dan menjadi pemecah kebuntuannya dengan benteng spiritual yang kokoh. Perguruan profetik hadir sebagai solusi atas masalah pelik negarabangsa. Wadah ini tidak cukup membuat dirinya sendiri megah dengan alat kelengkapan akademik yang canggih, tapi ia memiliki andil solutif atas hidup matinya suatu negara. Ia menerobos benang kusut, mendobrak pintu yang lama tak terbuka, dan menghidupkan lilin-lilin harapan di tengah kegelapan. Ialah nyala sang fajar sebagai lambang kepedulian yang berisi epos kepahlawanan yang militan dari mahasiswanya untuk menggelar kesejahteraan umum berlandaskan ilmu amaliah serta amal ilmiah yang khidmat dan bertanggungjawab. UGM sebagai perguruan profetik yang berdiri tidak hanya untuk mencerdaskan bangsa, tapi juga untuk tiga tujuan negara lain yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945; melindungi segenap bangsa Indonesia, serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Ayat Kepemimpinan

memajukan kesejahteraan umum dan melaksanakan ketertiban dunia. Empat todo-list UGM ini sebanding lurus dengan pernyataan Soekarno ketika meresmikan Balairung Gedung Pusat pada 19 Desember 1959. Tugas UGM antara lain pertama, ikut membangun RI sebagai wilayah kesatuan dari Sabang sampai Merauke. Kedua, mengisi negara kesatuan Indonesia itu dengan suatu masyarakat yang adil dan makmur. Ketiga, ikut membangun dunia baru dan menempatkan Indonesia dalam dunia baru yang berdasarkan persaudaraan dari bangsa-bangsa. Hal ini sejalan dengan apa yang tertera dalam PP No. 67 Tahun 2013 tentang Statuta UGM dapat diketahui bahwa pasal 2 ayat (1) “UGM mempunyai visi sebagai pelopor perguruan tinggi nasional berkelas dunia yang unggul dan inovatif, mengabdi kepada kepentingan bangsa dan kemanusiaan dijiwai nilai-nilai budaya bangsa berdasarkan Pancasila. (2) UGM mempunyai misi melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat serta pelestarian dan pengembangan ilmu yang unggul dan bermanfaat bagi masyarakat. Sedangkan Pasal (3) Penyelenggaraan UGM berlandaskan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta kebudayaan indonesia yang diwujudkan dalam dasar kerohanian, dasar nasional, dasar demokrasi, dasar kemasyarakatan, dan dasar kekeluargaan Berkaitan dengan nilai profetik, hal tersebut mewujud dalam dasar kerohanian yang menjadi pilar utama penyelenggaraan UGM. Sehingga, nilainilai spiritualitas ini tidak dapat dipisahkan dalam pengajaran dikelas-kelas, pembicaraan diruang publik dan peribadatannya. Sebab, nilai rohani terpancar di manapun dan kapan pun. Bahkan perguruan tinggi bernama UGM lah yang sudah seharusnya menjadi inisiator penabur benih-benih kebajikan dari tiap-tiap individu yang berbeda agama.

33

Karenanya setiap agama selalu memiliki tokoh teladannya masing-masing, dan teladannya itu selalu saja mengajarkan kebaikan. Maka dengan ini sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” menjadi spirit dalam keberagamaan kita. Nilai ketuhanan menjadi basis fondasi atas sila-sila lainnya. Belakangan ini saya sungguh khawatir, sebab pancasila tereduksi. Pancasila seolah bicara sebatas pada urusan kebinekaan, toleransi, dan menafikan peran ketuhanan yang sarat akan keagamaan. Saya menjadi ingat pesan Pak Karno, beliau pesan begini: “....Kalau kita mengecualikan elemen agama ini, kita membuang salah satu elemen yang bisa mempersatukan batin bangsa Indonesia dengan cara yang semesra-mesranya. Kalau kita tidak memasukkan sila ini, kita kehilangan salah satu Leitsar yang utama, sebab kepercayaan kita kepada Tuhan ini bahkan itulah yang menjadi Leitsar kita yang utama, untuk menjadi satu bangsa yang mengejar kebajikan, satu bangsa mengejar kebaikan.” [Kurus Presiden Soekarno tentang Pancasila di Istana Negara tanggal 16 Juni 1958 dalam Bung Karno dan Pancasila, hlm. 107]. Lalu siapa yang selanjutnya layak memimpin perguruan profetik? Pemimpin perguruan profetik yang dibutuhkan UGM adalah sosok yang mampu mencerminkan nilai-nilai kebajikan, memancarkan keteladanan sejati dan kepemimpinannya mampu mengilhami orang lain untuk terus berada dalam jalur yang tepat dengan memiliki benteng keimanan yang kokoh. Memiliki keberpihakan ilmu dan memperjuangkan yang lemah. Semua ini agar gerak-langkah yang dilakukan senantiasa berada dalam lindunganNya.

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Riset Awal Kabinet

231 Responden

Jumlah Angkatan

Perempuan 39,8% Laki-laki 60,2%

2016 2015 2014 2013 2012 2011 0

20

40

RISET AWAL KABINET Siapakah yang sebaiknya mengelola PPSMB Palapa 2017?

Apakah Anda tertarik dengan berita-berita yang dikeluarkan oleh BEM KM UGM?

Mahasiswa 80,1% Rektorat 19,9%

Sgt Tertarik 22,1% Tertarik 59,7% Tdk Tertarik 15,6% Sgt Tdk Tertarik 2,6%

34

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan

60


Riset Awal Kabinet

Apakah hasil riset yang dilakukan BEM KM perlu dipublikasikan secara luas?

Sgt Perlu Perlu Tdk Perlu

71,0% 26,8% 1,7% Sgt Tdk Perlu 0,5%

Apakah anda setuju apabila pengawalan isu relokasi pedagang BONBIN dilanjutkan?

Sgt Perlu Perlu Tdk Perlu

28,6% 46,8% 21,2% Sgt Tdk Perlu 3,4%

35

Apakah pengawalan isu terkait tata ruang DIY tetap dipertahankan?

Sgt Perlu Perlu Tdk Perlu

51,1% 45,0% 2,2% Sgt Tdk Perlu 1,7%

Apakah GMSM (Gadjah Mada Student Movement) dan Pelatihan Pemimpin Bangsa perlu dipertahankan?

70,1% Perlu Hanya PPB 13,0% Hanya GMSM 8,20% 8,70% Tdk Perlu

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Riset Awal Kabinet

BEM KM UGM akan...

keuangan BEM KM melalui laporan publik 1 Transparansi secara berkala perlu dilakukan 2

3

57,1%

menyatakan sangat perlu

Memaksimalkan sosialisai ke mahasiswa mengenai segala aktivitas dan isu melalui website, buletin, youtube, radio, aplikasi android dll Membuat wadah apresiasi dan lomba yang mendukung seni dan olahraga KM UGM

4 yang bekerjasama dengan seluruh elemen mahasiswa ( ukm, hmj, ormada, dsb) lomba, sarana informasi, dan apresisasi karya yang mendukung potensi 5 Mengadakan mahasiswa dengan mengkolaborasikan dengan berbagai elemen baik dirmawa sampai 6

lembaga jurusan Menghadirkan BEM KM ke semua elemen mahasiswa agar mendukung kerjasama dan koordinasi yang baik antar elemen mahasiswa.

mengenai UKT, Saran dan Prasarana, Kuliah Kerja Nyata, kebijakan kampus, 7 Advokasi pemilihan rektor dan informasi lain yang bermanfaat untuk mahasiswa 46,8% 8 Melakukan pengawalan isu Relokasi kantin Bonbinmenyatakan sangat perlu

51,1% 9 Pengawalan isu terkait Tata Ruang DIY menyatakan sangat perlu masyarakat mengawal isu Agraria, Tata Ruang, Sunmor, Freeport, 10 Advokasi Infrastruktur, Transportasi dll 11 Program yang dipertahankan:

Gadjah Mada Student Movement dan Pelatihan Pemimpin Bangsa 70,1%

Program Cafe UKT 48,9% Program Gamastore 53,2% Program Gadjah Mada Exhibition 64,5% Program Sabaragama 65,4% Program Familiarization Trip 60,6% Program Desa Wisata Tlatar 73,6% Program Demokratisasi Desa 54,5% Program Bincang Desa 61,5% Program International Relation 67,1% Pembentukan Tim Aksi 58,9%

36

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Riset Awal Kabinet

12 Program yang perlu dilaksanakan di Kabinet Kolaborasi Kebaikan BEM KM UGM 2017: Expo beasiswa

73,2%

Inilah Persaudaraan KM UGM 58,9% Pesta Rakyat Gadjah Mada 73,2% Mahasiswa Berdonasi 48,1% Sekolah Relawan 60,2% Explorasi Pendidikan 68% Gadjah Mada Menginspirasi 63,6% Mengadakan kegiatan kelas kepemimpinan rutin Mengadakan Pelatihan Pemimpin Bangsa 70% Program Dialog Kebangsaan 68% keuangan BEM KM melalui laporan publik 13 Transparansi secara berkala perlu dilakukan.

57,1%

66,8%

menyatakan sangat perlu

riset yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh KM UGM, civitas akademika 14 Melakukan UGM dan masyarakat luas sebagai basis data yang menjadi bahan pertimbangan kebijakan serta hasil yang diperoleh dapat diakses secara luas .

15 Mengawal isu internal UGM, meliputi: Pemilihan Rektor

Transparansi Anggaran PTN-BH dan UKT Majelis Wali Amanat (MWA) Sistem KM UGM Fasilitas kampus (misal: Bonbin, parkir, sunmor, pembangunan di UGM ) KKN PPSMB

16 Mengawal isu nasional, meliputi: Pendidikan Tinggi

Agraria Penistaan Agama Isu perekonomian Kawal Nawacita dan Pemerintahan Jokowi –JK Ketidaktegakkan hukum (contoh kasus semen kendeng) Pilkada Serentak Tata ruang kota 37

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Riset Awal Kabinet

17 Mengawal isu internasional, meliputi : Politik international ( seperti Kepemimpinan Donald Trump ) Ekonomi dunia dan MEA

18 Pengawalan Isu melalui Aksi dan propaganda51,1% menyatakan sangat perlu mahasiswa terkait berita-berita yang dipublikasikan59,7% 19 Ketertarikan BEM KM UGM menyatakan sangat perlu chirpstory sebagai fasilitas komplementer dari 63,2% 20 Memanfaatkan pengawalan isu menyatakan memilih chirpstory

yang diharapkan mahasiswa untuk BEM KM UGM pada 29,0% 21 Posisi Musyawarah Nasional BEM Seluruh Indonesia 2017 menyatakan memilih sebagai koordinator pusat

menjadi Koordinator Isu, Isu yang perlu dikawal pada 46,3% 22 Bila Kabinet Kolaborasi Kebaikan BEM KM UGM 2017 menyatakan memilih Pendidikan Tinggi

23 Isu Pendidikan Tinggi yang perlu dikawal: Perguruan Tinggi Berbadan Hukum

58,9%

Komersialisasi Pendidikan 59,3% Sistem Uang Kuliah Tunggal 75,8% Pola Rekruitmen Pejabat Kampus 49,8% Kuliah Lima Tahun 51,1%

24

Mengadakan program Sarasehan seluruh elemen mahasiswa

Catatan: Presentase yang dicantumkan merupakan presentase tertinggi dalam setiap poin pertanyaan

38

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Teka-Teki Senang

P 4

3

E M

2

I L

5

R 1

E K

Mendatar: 1. Saat ini sedang berlangsung pemilihan rektor baru, rektor terpilih akan dilantik.... 2. Dulu.. sebelum direlokasi ke pujale, mahasiswa soshum makan di... 4. Di Fakultas Ekonomika dan Bisnis ada... 5. Mahasiswa yang mengikuti UKM, biasanya beraktivitas di... Menurun: 3. Selain kendaraan parkir di kantong parkir dan parkiran yang diperbolehkan, n seharusnya di...

Bagi yang bisa menjawab Teka-Teki Senang (TTS), 1. Foto Jawaban Teka-Teki Senang (TTS) 2. Kirim melalui chat ke OfďŹ cial Account LINE BEM KM UGM atau 1. Chat langsung ke OfďŹ cial Account LINE BEM KM UGM dengan mengirimkan jawaban disertai nomor. Yang mendapat skor sempurna, berhak mendapatkan 1 buah buku dari BEM KM UGM :)

39

serukan kolaborasi sebarkan kebaikan


Connect With Us BEM KM UGM @bemkmugm @bemkmugm @bemkmugm_ BEM KM TV bemkm.ugm.ac.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.