ANUGERAH PEKERTI YANG KUKENAL
ANUGERAH PEKERTI YANG KUKENAL Kenal pertama kali dengan Anugerah Pekerti yang dulu bernama Pek Hin Liang pada tahun 1960-an karena sama-sama mahasiswa Fakultas Psikologi UI dan saya adik kelasnya. Tahun 1970-an ketika saya mutasi dari guru Ilmu Ukur di SMPK 5 menjadi staf BK di BPK PENABUR Jakarta sempat ke rumah Pak Pek di Jatinegara untuk konsultasi karena Pak Pek juga pernah jadi guru BK di SMAK 3 (1964-1967). Selanjutnya juga pernah ketemu Pak Pek ketika ada rapat kerja kepala sekolah BPK PENABUR Jakarta di mana Pak Pek diundang sebagai nara sumber. Tahun 1998 terjadi dialog seperti tertulis di bawah. Yang menarik berkat adanya Facebook, saya berhasil mempertemukan A. Pekerti dengan Chia Han Lie (teman kuliahnya di Bandung) yang tinggal di Swiss dan Kho Lian Eng (mantan muridnya) yang tinggal di Holland. Memang perjalanan hidup ini menarik sekali sehingga sayang kalau tidak diabadikan. BG
DIALOG DENGAN ANUGERAH PEKERTI 1998 Pada video profil BPK Penabur yang selalu ditayangkan setiap ada Forum Komunikasi, Dr. Anugerah Pekerti memberi kesaksian ketika menjadi siswa di BPK Penabur. Untuk keluarga besar BPK Penabur nama Dr. Anugerah Pekerti sudah tidak asing lagi. Tentu kaget ketika menerima e-mail pada tgl. 1 Mei 1998 sbb: "Terima kasih atas pemasangan potret saya dari artikel harian Kompas 28 Desember 1997. Mohon dikoreksi ejaan nama saya, Anugerah bukan Anugrah." Setelah dikoreksi dan minta maaf ternyata setiap hari terjadi dialog dengan beliau. Rupanya internet telah menjadi santapan yang rutin. Ketika diberikan komentar "wah, masih sempat untuk lihat nih", segera dijawab sbb:"Saya memang teratur menjelajah Internet, tapi kali ini anak saya yang memberi tahu ada sesuatu yang baru pada website BPK". Segera ditanyakan, apakah selalu terima Mingguan Berkala Elektronik CyberGKI? Mohon bantuan untuk ruang pembinaan. Dr. Anugerah Pekerti menjawab sbb: "Saya selalu menerima CyberGKI dan kadang-kadang kontak dengan Kristianto dan bereaksi atas karangan atau berita. Namun saya tidak merasa perlu menjadi pembina, sudah terlalu banyak pembinaan. Yang perlu percakapan terbuka". Kemudian ditambahkannya:"Saya hanya ngomong kalau perlu. Sudah terlalu banyak kata diucapkan tanpa perbuatan dan untuk menutupi kebenaran". Karena pernah dengar bahwa Dr. Anugerah Pekerti banyak membantu menggalang dana abadi untuk TOFI (Tim Olimpiade Fisika Indonesia) dan TOKI (Tim Olimpiade Komputer Indonesia) maka hal ini ditanyakan. Bagaimana jawabnya? "Untuk TOFI dan TOKI saya sekedar mendukung karya luar biasa empat orang muda yang saya kagumi. Patutnya revolusi pembelajaran yang dimulai mereka dijadikan kegiatan pelayanan BPK Penabur". Ketika disampaikan bahwa BPK Penabur juga sudah membantu baik TOFI maupun TOKI. Maka Dr. Anugerah Pekerti menambahkan sbb: "Ya tambah dong, sampai berlebihan. Kapan lagi ada peluang untuk ikut membuat revolusi pembelajaran. Ini peluang emas untuk kesaksian dan pelayanan Kristen". Dr. Anugerah Pekerti pernah diminta menjadi pengurus BPK Penabur. Sayang tidak pernah mau. Apakah alasannya? "Orang-orang mudalah yang sebaiknya memimpin BPK, jangan minta pensiunan dan sebaiknya berganti secara berkala. Kalau perlu gagasan, selalu bisa mengundang kalangan lebih luas untuk bertukar pikiran". Karena di atas ada kata pensiun segera ditanyakan: "Lho, ada kata pensiun dalam diri Anda?".
Hal ini dijawab sbb: "Saya sudah lama pensiun untuk kegiatan yang saya nilai sebagai kegiatan pelayanan untuk diri sendiri (anggota gereja, kelompok sendiri). Tapi saya tidak akan pernah pensiun untuk kegiatan misioner. Artinya kegiatan yang membawa manfaat bagi yang miskin dan terpinggirkan dalam masyarakat. Dalam bidang pembelajaran kita harus merakyatkan kesempatan belajar yang bermutu bagi seluruh lapisan masyarakat. Itulah fokus kegiatan saya". Selanjutnya diberikan komentar, bahwa tidak menduga rajin balas email. Karena pensiun jadi banyak waktu? Inilah jawabannya. "Waktu sedikit, tetapi saya coba berdisiplin berkomunikasi melalui sarana jejaring pembelajaran global ini, agar pemikiran dan pengetahuan tetap mutakhir. Kalau bisa lebih maju dari yang muda". Demikianlah obrolan dengan Dr. Anugerah Pekerti. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Tgl. 10 Mei 1998, Bambang Gunawan
Dalam buku INSPIRASI DARI SEORANG URIPTO WIDJAJA, Pak Pek juga ikut nulis dengan judul ORANG YANG MEMAHAMI ASPIRASI SISWANYA pada hal. 86-87. Berikut ini teks asli yang dikirimkan via email.
Dari Anugerah Pekerti
Peristiwa Pak Teng, sepanjang ingatan saya, menarik untuk dituturkan kembali. Demikian kisahnya menurut ingatan saya: Kala itu sebenarnya saya sudah tidak mengajar lagi di SMAK Gunung Sahari. Saya sudah mulai bekerja di PPM (tahun 1968?, bisa dicek di Harian Kompas). Pada suatu hari, saya dihubungi oleh beberapa murid SMAK Gunung Sahari yang meminta nasehat untuk menghadapi Pengurus BPK Penabur Jakarta yang mau memecat Pak Teng. Mereka mengatakan pada saya: "Kami mencintai Pak Teng dan kami tidak rela Pak Teng dipecat dan diperlakukan tidak adil." Saya tanyakan apakah mereka mewakili semua teman mereka. Mereka yakin betul semua murid tidak rela Pak Teng dipecat. Kalau demikian kata saya: "Kalian harus berjuang untuk membatalkan keputusan itu dan saya akan mendukung. Nyatakanlah cinta kalian pada Pak Teng pada Pengurus BPK Penabur Jakarta dengan jelas tapi sopan." Murid SMAK Gunung Sahari menyatakannya dengan mogok belajar dan menyatakan cintanya pada Pak Teng dalam berbagai poster. Saya menghubungi mentor saya Bapak P.K.Ojong dan menceritakan tentang murid yang mau membela guru yang dicintainya. Pak Ojong terharu mendengar cerita itu dan berjanji akan mengirim wartawan KOMPAS untuk meliputnya. Wartawan yang meliput, menulis artikel yang menarik tentang demonstrasi cinta para siswa itu. Pak Ojong juga mengusahakan memuat surat terbuka saya yang membela Pak Teng. Saya menggambarkan Pak Teng sebagai guru yang sungguh mencintai dan dicintai muridnya yang patut diberi kesempatan berkarya terus sampai akhir masa baktinya. Pada kesempatan inilah saya mengenal Pak Uripto lebih akrab. Saya mengenal beliau sebagai orang yang bijaksana yang langsung dapat menangkap dan memahami aspirasi para siswa hingga Pengurus BPK Penabur Jakarta mengubah keputusannya dan memberi kesempatan pada Pak Teng untuk berkarya sebagai Direktur sampai akhir masa baktinya. Lebih dua puluh tahun kemudian, saya berkesempatan lagi bekerja sama dengan Pak Uripto dan mengenal mengapa beliau begitu bijaksana. Pak
Uripto seorang yang hidup dipandu oleh imannya dan hidup untuk melayani Tuhannya. Pendidikan adalah salah satu minat utamanya di luar bisnis yang ditekuninya. Kekuatannya bersumber pada keluarganya, isteri, anak, menantu, dan cucunya.
Selamat Ulang Tahun Pernikahan Emas. Anugerah Pekerti Berikut ini data yang diperoleh dari Facebook:
KASUS PAK TENG [Lelucon yang tidak lucu] From: Uripto Widjaja Sent: Thursday, October 12, 2000 6:13 PM Setelah meninggalnya alm.Sutedja, Ketua BPK Penabur Jakarta waktu itu [th.1967) BPK Penabur (dulu BPK JABAR) mengangkat saya dari Wakil Ketua menjadi Ketua BPK Penabur Jakarta sebagai gantinya. Pada rapat menyusun rencana kerja diputuskan untuk mengadakan beberapa mutasi guru-guru, antaranya mengenai Pak Teng. Pendapat pengurus waktu itu bahwa Pak Teng sebaiknya dijadikan sekretaris pelaksana di Kantor BPK Penabur Jakarta menggantikan Sdr. Gan How Liam, dengan pertimbangan: 1. Karena disiplin di SMAK3 yang dipimpin Pak Teng dirasakan kurang mapan karena karakter pribadi Pak Teng yang halus. Pada saat menerima murid baru untuk SMA klas 1, minat orang tua selalu memilih SMAK1 dan berusaha menolak ditempatkan di SMAK3, meskipun sama-sama sekolah pagi. Hal ini telah beberapa kali didiskusikan dengan Pak Teng. Direncanakan sebagi gantinya diminta kesediaan alm Pak Latuheru dari SMAK2, yang dikenal cukup tegas. 2. Pengurus BPK Penabur Jakarta menganggap Pak Teng sangat cocok memangku jabatan sekretatis pelaksana di kantor BPK Penabur Jakarta, sebab almarhum adalah salah seorang tokoh BPK Penabur (BPK JABAR) yang mengetahui sejarah BPK Penabur (BPK JABAR) secarah lengkap. 3. Pak Teng berencana menyelesaikan kesarjanaannya yang membutuhkan waktu, rencana ini agak merisaukan Pengurus BPK Penabur Jakarta bahwa keadaan SMAK3 mungkin kurang menguntungkan jika sering ditinggal Pak Teng untuk keperluan menyelesaikan kesarjanaannya.. Setelah diputuskan oleh rapat, maka saya diutus untuk menyampaikan sekali gus membicarakan dengan Pak Teng. Almarhum mengatakan: "Jika itu sudah menjadi keputusan pengurus ya saya nurut saja". Maka dikeluarkan surat keputusan mutasi untuk mengganti Kepala Sekolah SMAK3. Berapa hari kemudian pengurus menerima surat protes dari Sdr. Pekerti [Pek Hin Liang pada saat itu], juga dimuat di koran, kalau tidak salah harian Kompas, berbareng mogok belajar dari siswa SMAK3. Pengurus segera rapat dan membatalkan keputusan mutasi untuk Pak Teng, juga mutasi lain yang belum dibuat SKnya tidak diteruskan.
Pelajaran dari lelucon di atas menurut saya sangat penting dalam saya meneruskan tugas mengabdi di BPK Penabur (BPK JABAR), bahwa terhadap guru-guru cara-cara kekeluargaan harus kita dahulukan, bukan formalitas, sekolahan bukan perusahaan, bukan usaha dagang. Dengan bekal pengalaman ini saya merasakan adanya hasil pelayanan saya di bidang pendidikan yang sangat penting untuk generasi penerus yang lebih baik. Dan pelayanan ini tidak mengenal akhir, there is no journey's end in education selama masih lahir bayi baru di dunia ini. Pelari estafet boleh berhenti berlari tetapi lari estafet akan terus ada dan pelari baru akan datang menggantikan pelari yang berhenti berlari. Syalom, Uwidjaja.
Sabtu, tanggal 26 Juli 2003, Anugerah Pekerti (paling kiri) hadir pada saat PELUNCURAN BUKU "INSPIRASI DARI SEORANG URIPTO WIDJAJA"
JAWABAN ANUGERAH PEKERTI From: Anugerah Pekerti Sent: Friday, October 13, 2000 2:40 PM Dengan cerita Pak Uripto ini maka lengkaplah kisahnya. Ada satu hal yang saya pelajari dari almarhum Pak Teng (beliau guru saya, kemudian rekan waktu saya jadi guru pembimbing, dan teman seiman). Dalam pendidikan cinta, lebih penting dari tata tertib. SMAK3 memang terkenal tak tertib, tapi saya tahu betul siswanya dan Pak Teng terikat oleh hubungan kasih yang kuat. Sebagai guru pembimbing saya sering tidak sependapat dengan kebijakan beliau yang menurut saya, kurang tegas dalam menghadapi siswa. Tapi ternyata pendekatannya yang penuh pengertian dan pengampunan sering kali berakibat lebih positif. Pak Teng sadar betul tentang kelemahan dirinya dalam hal tata tertib. Beliau seorang yang sangat rendah hati dan kuat imannya yang sungguh-sungguh mencintai siswanya. Waktu saya tamat pendidikan psikologi beliau menanyakan apakah saya berminat menggantikan beliau sebagai kepala sekolah kalau masa baktinya selesai. Beliau mengatakan, "sekolah ini pasti akan lebih maju dibawah pimpinanmu." Saya terharu dan berterima kasih atas kepercayaan beliau, tetapi memilih untuk menempuh jalan karir lain. Beberapa bulan yang lalu saya bertemu dengan beberapa bekas murid SMAK3 di Perth dan mereka semua mengenang Pak Teng dengan rasa kasih yang besar.
KETEMU CHIA HAN LIE Foto di bawah ini diperoleh dari Vera Wullur teman sekelas Anugerah Pekerti di Fakultas Psikologi UI. Yang mana Pak Pek?
Berkat foto di atas, Chia Han Lie yang tinggal di Swiss ketemu kembali di Facebook dengan Anugerah Pekerti, teman kuliahnya di ITB.
from CHL (Chia Han Lie) to Vera Wullur cc Bambang Gunawan date Tue, Jul 21, 2009 at 12:19 AM subject Kawan Bambang Gunawan Kepada Ibu Vera Wullur. Dengan hormat, Ma’af bila saya begitu saja menulis kepada Ibu, padahal Ibu tidak kenal saya. Namun, nama harum Ibu sudah saya dengar dari Pak Bambang. Ibu secara langsung tidak langsung juga telah membantu menemukan kawan lama saya sewaktu di Bandung (Pek) via Pak Bambang. Dapat saya memperkenalkan saya sendiri. Nama saya Chia Han Lie (pendekan CHL atau Arek-Jawa), lahir, dibesarkan dan tamat sekolah menengah (Chinese school & SMA Negeri) di Jawa. Beberapa tahun di ITB Bandung, lalu meneruskan di Swiss hingga selesai. Menikah, punya 2 anak, bekerja hingga pension selalu di Swiss. Sekarang juga menetap di Swiss. Dasar pernah minum air Indonesia, setelah 50 tahun lebih tidak lupa. Juga dari Pak Bambang saya mengetahui, bahwa Ibu sedang menperdalam teknik pemakaian pc-tricks. Apakah telah banyak maju? Saya yakin Ibu pasti berhasil. Untung Ibu mendapatkan achli seperti Pak Bambang. Saya harap sekali kita juga bisa ber-kommunikasi, umpamanya juga melalu Facebook. Saya juga sedang belajar, beberapa minggu tidak dipraksis cepat lupa lagi. Salam CHL
KETEMU KHO LIAN ENG Kemudian pada September 2010 saya berhasil mempertemukan Pak Pek dengan mantan muridnya yaitu Kho Lian Eng, maka terjadi komunikasi ini:
Selamat kepada Kho Lian Eng (pada tahun 2010 berusia 68 tahun) yang telah berhasil ketemu kembali dengan mantan gurunya waktu di SMA, Pek Hin Liang (Anugerah Pekerti). Bambang Gunawan, 9 September 2010