4 minute read

Mata Mercusuar

Didirikan pada tahun 1983, Festival Videobrasil pada penyelenggaraan pertama didedikasikan untuk karya video dari Brasil. Pada tahun 1996, kontak dengan generasi baru pembuat video dari Lebanon memperjelas kebutuhan untuk memperluas cakupan; dan Festival yang kemudian berfokus pada wilayah belahan bumi bagian selatan ini mulai menerima kumpulan gagasan dari seluruh wilayah Selatan Global. Dengan berusaha lepas dari kriteria geografis yang cenderung berbau geopolitik juga berarti bahwa bidang ketertarikan Festival ini bersifat fleksibel, dengan

Salah satu ruangan dalam Galpão VB, markas Videobrasil. Dok: Videobrasil

Advertisement

Gabriel Bogossian

Ko-Kurator Associação Cultural Videobrasil dan Ko-Kurator Biennale Jogja XIV

merespons peristiwa-peristiwa sosial politik dalam sistem dunia.

Festival Videobrasil yang digelar dua tahunan di São Paulo, yang saat ini tengah mempersiapkan edisi ke-20 pada Oktober 2017 nanti, menciptakan sebuah jendela besar yang memperlihatkan produksi artistik dari Selatan Global, termasuk diasporanya di seluruh dunia. Bersama 50 seniman dari 25 negara, edisi kali ini mencoba meneguhkan posisi Festival Videobrasil sebagai salah satu acara seni dunia yang komprehensif di São Paulo. Meskipun masih beridentifikasi kuat dengan time-based media sebagai fokus utama, pada tahun-tahun belakangan Festival ini telah menerima pengajuan karya dalam bentuk media yang berbeda. Pada tahun 2015, peresmian Galpão VB membuka Koleksi Bersejarah Videobrasil—yang terdiri dari hampir seluruh karya video yang berpartisipasi dalam Festival—agar dapat diakses oleh publik. Dengan fungsinya sebagai lokasi Videobrasil dan markas Festival, Galpão menerjemahkan fokusnya menjadi sebuah program reguler—tidak hanya pameran, tapi juga lokakarya, ceramah, pemutaran, dan acara khusus lainnya, yang menjadikan institusi ini sebuah titik kunci dalam skena artistik kontemporer di Brasil. Dalam konteks ini, kerja sama dengan Biennale Jogja memberi kami rangsangan ganda. Di satu sisi, hal itu mempertegas komitmen Videobrasil pada pembelajaran tanpa akhir untuk membuka jendela dialog baru dengan skena kesenian lokal di seluruh dunia. Di sisi lain, pameran dua program video—Towards a counter history of a conflict dan Uyuni—dengan karyakarya dari Koleksi Bersejarah Videobrasil memberi gambaran sekilas tentang institusi ini melalui karya seni yang dikumpulkannya. Towards a counter history of a conflict dan Uyuni dirancang dengan dua fungsi: pertama, dengan merangkai sejumlah video dari tahun-tahun yang berbeda, dua program ini berfungsi sebagai fragmen dalam sejarah Festival; kedua dan yang paling penting, program-program ini berperan sebagai sebuah pernyataan artistik dalam konteks dialog kontemporer antara seni dan politik. Towards a counter history of a conflict terdiri dari refleksi atas hubungan Arab-Israel dilihat dari ruang intim ingatan dan kehidupan sehari-hari; sementara Uyuni adalah judul yang diambil dari karya seniman video Argentina, Andrés Denegri, untuk merefleksikan kompleksitas sengketa teritorial dalam konteks Amerika Latin.

Pada akhirnya, kolaborasi dengan Biennale Jogja memberi kesempatan pada Videobrasil untuk memperdalam pengalaman pertukaran dengan karyakarya Indonesia, yang baru sedikit terwakili dalam Festival kami. Kerja sama ini juga membuat kami dapat mengarahkan mata mercusuar kami ke Asia Tenggara, membuka cakrawala baru yang menarik untuk dijelajahi.

BIENNALE JOGJA

BIENNALE JOGJA adalah biennale internasional yang berfokus pada seni rupa, diadakan setiap dua tahun sejak tahun 1988. Sejak tahun 2011, Biennale Jogja bekerja di sekitar Khatulistiwa 23.27 derajad Lintang Utara dan Lintang Selatan. Biennale Jogja mengembangkan perspektif baru yang sekaligus juga membuka diri untuk melakukan konfrontasi atas 'kemapanan' ataupun konvensi atas event sejenis. Khatulistiwa adalah titik berangkat dan akan menjadi common platform untuk 'membaca kembali' dunia. Biennale Jogja diorganisasi oleh Yayasan Biennale Yogyakarta (YBY). YBY juga menyelenggarakan Simposium Khatulistiwa yang diadakan pada tahun berselang dengan even Biennale Jogja.

Biennale Jogja seri Equator : 2011 – 2021

YBY bertekad menjadikan Yogyakarta dan Indonesia secara lebih luas sebagai lokasi yang harus diperhitungkan dalam konstelasi seni rupa internasional. Di tengah dinamika medan seni rupa global yang sangat dinamis — seolah-olah inklusif dan egaliter — hirarki antara pusat dan pinggiran sebetulnya masih sangat nyata. Oleh karena itu pula, kebutuhankebutuhan untuk melakukan intervensi menjadi sangat mendesak.

YBY mengangankan suatu sarana (platform) bersama yang mampu menyanggah, menyela atau sekurang-kurangnya memprovokasi dominasi sang pusat, dan memunculkan alternatif melalui keragaman praktik seni rupa kontemporer dari perspektif Indonesia.

Dimulai pada tahun 2011, YBY akan menyelenggarakan BJ sebagai rangkaian pameran yang berangkat dari satu tema besar, yaitu EQUATOR (KHATULISTIWA). Rangkaian biennale ini mematok batasan geografis tertentu di planet bumi sebagai wilayah kerjanya, yakni kawasan yang terentang di antara 23.27 LU dan 23.27 LS. Dalam setiap penyelenggaraannya BJ bekerja dengan satu, atau lebih, negara, atau kawasan, sebagai 'rekanan', dengan mengundang senimanseniman dari negara-negara yang berada di wilayah ini untuk bekerja sama, berkarya, berpameran, bertemu, dan berdialog dengan seniman-seniman, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi seni dan budaya Indonesia di Yogyakarta.

Perjalanan mengelilingi planet Bumi di sekitar Khatulistiwa ini dimulai dengan berjalan ke arah Barat. Biennale Jogja tidak mengawali perjalanan ini ke arah Timur karena menyadari keterbatasan pengetahuan tentang Pasifik dan bahkan Nusantara itu sendiri. Selain itu YBY yang baru berdiri pada Agustus 2010 memiliki tenggat waktu untuk melaksanakan Biennale Jogja XI pada tahun 2011.

Wilayah-wilayah atau negara-negara di sekitar Khatulistiwa yang direncanakan akan bekerja sama dengan BJ sampai dengan tahun 2021 adalah: India (Biennale Jogja XI 2011), Negaranegara Arab (Biennale Jogja XII 2013), Negaranegara di benua Afrika (Biennale Jogja XIII 2015), Negara-negara di Amerika Latin (Biennale Jogja XIV 2017), Negara-negara di Kepulauan Pasifik dan Australia, termasuk Indonesia sebagai Nusantara (Biennale Jogja XV 2019) – karena kekhasan cakupan wilayah ini, BJ XV dapat disebut sebagai 'Biennale Laut' (Ocean Biennale)–, Negara-negara di Asia Tenggara (Biennale Jogja XVI 2021). BJ seri Khatulistiwa akan ditutup dengan KONFERENSI KHATULISTIWA pada tahun 2022.

YAYASAN

YOGYAKARTA

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Dinas Kebudayaan

This article is from: