SANTIKA PREMIERE
URBAN HOTEL & COLIVING
ABSTRAK
LOKASI SITE RANCANGAN
Lokasi Site berada di Kota Yogyakarta yang tepatnya di Jl Jend. Sudirman, Cokrodiningrat, Jetis, Yogyakarta, Indonesia. Site memiliki luas 6500 m2 yang kemudian diperkecil dengan tujuan mempermudah dalam mencapai target perencanaan perancangan yang menjadi 4450 m2, dengan berada di pusat perdagangan & jasa serta ikonik kota yaitu tugu lilin yogyakarta antara Jl P Mangkubumi.
Mayoritas bangunan adalah perkantoran dan penginapan yang dikelilingi dengan toko dan restoran di area tersebut yang menjadi poin tambahan sehingga dapat dikatakan sebagai lokasi strategis.
KDB 70% | KLB 4,5 | RTH 15% | KTB 40
Bagian tengah Kota Yogyakarta tepatnya di Jalan Jend. Sudirman merupakan daerah pusat bisnis dan perkantoran yang dekat dengan perputaran ekonomi Yogyakarta. Daerah tersebut memiliki latar belakang yang memunculkan isu, isu berasal dari permasalahan dan kebutuhan baik dari lingkup non arsitektur hingga arsitektural. Permasalahan dan kebutuhan yang telah dibedah dan dapat disimpulkan dengan bagaimana dapat merancang sebuah hotel dengan annex sebagai fasilitas pendukung dengan batasan aturan yang ada namun tetap dapat menerapkan pendekatan desain bangunan hijau (Green Building Sustainability) sekaligus dapat meningkatkan produktivitas dengan adanya wadah untuk komunitas dan/ perintis yang mulai bangkit setelah pandemi dan akan membutuhkan ruang ruang publik hingga masa mendatang.
Maka dari itu, perancangan ini yaitu menyediakan kamar hotel pada tower serta hiburan pada area publik termasuk annex yang didukung dengan collaborative space. sekaligus dari segi pasar terdapat exhibiton space, coffe shop dan coworking yang dapat dikunjungi setiap saat, itu menjadi fasilitas penunjang perwujudan dukungan atas ide kreatif, sebuah karya dari komunitas terutama para perintis. Perancangan ini berdasar kepada tolak ukur GBCI dengan poin poin terpilih yang memungkinkan diaplikasikan pada desainw
GBCI RESIST RVS FIRE
EDGE
RUMUSAN PERMASALAHAN
Latar belakang kawasan kota Yogyakarta berasal dari berbagai permasalahan dan kebutuhan telah dibedah. diantaranya yaitu:
Urgensi perancangan agar dapat meningkatkan nilai bangunan di perkotaan yogyakarta supaya berdampak positif bagi lingkungan dengan menciptakan ruang hijau kota berbasis sustainable green building sebagaimana yang telah terindikasi urban heat island
Esensi perancangan di Kota Yogyakarta sebagai kota start-up dan pebisnis yang membutuhkan ruang ruang publik untuk berkolaborasi dan berkarya.
Urgensi perancangan atas kebutuhan masa mendatang dalam menciptakan ruang terutama di Kota Yogyakarta membutuhkan prinsip desain, salah satunya yang harus diterapkan adalah keamanan & keefektifan pembiayaan bangunan hotel agar efisien berorientasi pada kepuasan pelanggan
Dirumuskanlah sebuah gagasan sebagai langkah penetapan rumusan masalah, rumusan masalah perancangan hotel adalah Bagaimana merancang hotel melalui pendekatawn desain bangunan hijau (Green Building Sustainability) berbasis komunal living berupa pelayanan dan fasilitas hotel (Co - Living) sehingga dapat membentuk komunitas dan kenyamanan yang memungkinkan terciptanya kolaborasi di dalamnya dengan tetap menikmati privacy.
Perancangan berdasarkan rumusan masalah yang ada menyimpulkan: GREEN HOTEL | EFFICIENT HOTEL BUILDING | COLLABORATIVE SPACE
100% 100% 96% 28% 79% 1 2 3
RESPON & KONSEP DESAIN
Tujuan dari perancangan ini adalah sebuah hotel di pusat kota pariwisata dengan annex sebagai perwujudan dukungan penyediaan ruang berkumpul, santai, kerja sekaligus ruang kreatif bagi publik agar setiap masyarakat dapat melakukan kegiatan rumahnya untuk beristirahat, kegiatan bekerja, bersosialisasi, menyalurkan hobi dan kreativitas hingga berkolaborasi bersama orang lain dengan nyaman dan gembira dalam satu tempat (all in). Perancangan tentu saja dengan konsep bangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable green building).
Santika Premiere menggunakan pendeketan yang dapat menyatukan arsitektur adaptasi teknologi advance dengan alam, diharapkan rancangan akan merespon terkait permasalahan adan kebutuhan lingkungan serta meminimalisir penggunaan energi berlebih dengan menerapkan energi terbarukan yang dapat digunakan kembali. selain itu, mengedepankan faktor pencahayaan dan penghawaan alami yang berupaya diaplikasikan di semua area perancangan.
KONFIGURASI MASSA DALAM SITE
Luas Site 4450 m2 dengan jenis tanah tidak kontur di perkotaan
penempatan tower hotel dan annex dipisah dan akan menciptakan lansekap yang lebih variatif dengan wpemanfaatan site yang maksimal.
selain itu, massa dipotong untuk orientasi yang penting agar kesan dan konfigurasi lebih efisien dan efektif dalam adaptifnya. terdapat area transisi diantara tower dan annex sebagai entrance transisi. Diangkatnya bagian tengah tower menjadi void merespon atas pencahayaan, pergerakan angin penghawaan, view dan sirkulasi yang baik dan sehat.
memaksimalkan view pada barat daya yaitu tugu dan utara yaitu gunung merapi sebagai dimensi dominan bangunan dengan pertimbangan megurangi radiasi matahari dari terkena permukaan dengan adanya shading overhang (eggcreate).ww
menambahkan sirip sebagai bagian perwujudan perlindungan area dalam dari terkena radiasi matahari secara langsung yang bersifat kinetik. meningkatkan kelembaban dan penghijauan untuk udara lingkungan maka ditambahkan area hijau pada bangunan sekaligus sebagai menghalangi cahaya yang masuk ke dalam bangunan.
ROOFTOP
COOLING WATER PANEL SURYA
UPPER TANK
LIFT HOST
FLOOR 4-11
GUEST ROOM
FLOOR 3
CONVENTION HALL GUEST ROOM
FLOOR 2
RESTAURANT
LOUNGE YOGA POOL GYM BAR
COLLABORATIVE SPACE COWORKING MASJID
GROUND FLOOR
STORM WATER MODUL
RUANG KARYAWAN
POMPA DAN GWT
GENERATOR
STORAGE PARKIR
BASEMENT
Mayoritas bangunan adalah perkantoran, penginapan dan toko atau restoran di area tersebut yang menjadi poin tambahan yang dapat dikatakan sebagai lokasi strategis. View pada site sangatlah unggul dengan utamanya pada sisi utara yaitu gunung merapi dan tugu ke arah barat daya. Untuk memaksimalkannya dengan adaptasi orientasi terhadap view, arah matahari, angin dan hujan. Diperlukannya penataan site dengan transformasinya seperti berikut. Site memiliki luasan 4450 m2 di area perkotaan tanah tidak berkontur
Area terbangun di bagian tengah site dengan sedekatnya ke bagian depan agar nampak dan dijauhkan dari sempadan minimal 8 m dan ditambah secukupnya.
3 Zoning untuk setiap area terbangun utama dan landscaping. Selain itu sirkulasi dipusatkan di area depan sehingga bisa memaksimalkan area lain untuk area hijau.
Memenuhi RTH >15% dengan adanya area resapan air dengan ditanami rumput dan tanaman penghias.
Meningkatkan penghijauan kota dan memenuhi ASD serta mengurangi polusi dan kebisingan jalan raya perkotaan serta meminimalisir radiasi matahari dengan adanya vegetasi pada area site yang ditanam. merespon kebisisngan dan kebutuhan sirkulasi yang terlindung maka ditempatkan pohon lokal sebagai pemecah angin, kebisingan dan sebagai pengarah sekaligus penghias yang dapat menajdi peneduh bagi pengguna. ditenpatkan pada area area utama yang memungkinkan pengguna menggunakan area tersebut.
ruang ber-ac
Dimaksimalkan pada pencahayaan alami di bagian kamar dan area publik atau kata lain semua bagian bangunan. dengan luasan lebih dari 30%, maka dapat diperhitungkan dengan rumus: Luas Total Lantai Luas yang berhasil lebih dari 300
lux = Persentase Pencahayaan. Terlihat dari gambar luasan ruang yang memiliki lux lebih dari 300 telah melebihi dari 30% pada saat cuaca biasa saja.
terdapat fasad yang disesuaikan dengan pengaplikasian material yang tidak merusak ozon atau menambah isu urban heat island, maka diperlukan pemilihan material yang telah lulus uji ottv atau memang khusus tidak merusak lingkungan, berikut merupakan fungsi dari uji OTTV building envelope material yang dipakai khusus bertujuan untuk mengurangi polusi udara dari emisi material yang mengganggu kenyamanan. maka dari itu Santika menggunakan cat zero VOC dan material stainless steel fabric dari GKD METAL FABRIC sebagai material fasad yang karakternya peduli karena ramah terhadap lingkungan dan kemudahan perawatan.
penampungan disediakan dan dibuat shaft yang banyak di tiap sisi bangunan sebagai saluran air ke area bawah untuk ditampung di storm water modul yang kemudian disalurkan ke penampungan di atas yang kemudian digunakan kembali melalui fixture fixture yang ada pada kamar hotel dan toilet public