THE MANGGARAI - Social Vertical Housing with Community Space and Green Space

Page 1

THE MANGGARAI S O C IAL V E RTI CAL H O U S I N G PLAZAAND COMMUNITYCENTER & GREEN SPACE

PROFIL DAN HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

STUDIO DESAIN ARSITEKTUR 2 KELAS D KELOMPOK 1

DOSEN:Ir.FAJRIYANTO,M.T.

ASISTENDOSEN:HILMINURFAUZI,S.Ars.

NABILAH MAR'ATUS SHOLICHAH 19512084
_____________________________________________________
_____________________________________________________
MOH ALWI HASAN 19612191 BIMA BAHITSU'ALI AFNAN KUSUMA 19512188

DAFTAR ISI

Bagian Kelengkapan Dokumen

Ringkasan

Deskripsi Proyek

Analisis Tapak & Masalah Desain

Konsep dan Respons Desain

Gambar Arsitektural

Skematik Rekayasa Bangunan

Pernyataan Kontribusi

NABILAH MAR'ATUS SHOLICHAH MOH ALWI HASAN BIMA BAHITSU'ALI AFNAN KUSUMA

DKI Jakarta sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian menjadi kota metropolitan terbesar di Indonesia dan memiliki daya tarik kuat bagi penduduk Indonesia untuk bermigrasi. Data Dinas Kependudukan Juni 2007 jumlah penduduk DKI Jakarta mencapai 7.552.444 jiwa dengan tingkat persebaran 23,0% di Jakarta Selatan. Pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang pesat di kota menyebabkan permintaan kebutuhan lahan semakin meningkat dibandingkanketersediaan lahan yang strategis. Pertumbuhan ekonomi DKI Jakartayang relatiftinggi menyebabkan besarnya peluang lapangan usaha dibandingkan dengan didaerah lain.

Dampak negatif urbanisasi lainnya khususnya terkait dengan kaum pendatang yang tidak terdidik adalah berkembangnya sektor informal serta munculnya lingkungan kumuh. Pertumbuhan penduduk dan terbatasnya lahan menyebabkan semakin berkembangnya rumah petak kecil yang diperjualbelikan dan disewakan kepada para pendatang. Rumah petak-petak kecil tersebut kemudian berkembang menjadi kawasan padat dan kumuh yang disebut dengan kawasan kumuh(Slum Area). Permukiman kumuh representatif pengejawantahan dari kemiskinan karena pada umumnya di pemukiman kumuh tersebut masyarakat miskintinggaldiwilayahperkotaan.

Lebih dari 20.000 unit rumah susun telah dibangun oleh Dinas Perumahan. DKI Jakarta untuk MBR kosong dan hanya sekitar 20% yang terhuni. sebagian besar ditempati oleh masyarakat berpenghasilan menengah. Sebanyak 10.649 unit rumah susun belum ditempati oleh masyarakat yang berhak. Kegagalan Rusunawa di Jakarta diakibatkan oleh kurangnya studi dan pandangan akan Rusun akan mensejahterakan warga. Penghuni Rusun harus membayar biaya sewadanjauhnyatempattinggalMBRdaritempatkerja.

Permukiman kumuh yang terdapat di bantaran Sungai Ciliwung harus dilakukan penataan kembali dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan melibatkan partisipasi aspirasi masyarakat. Berdasarkan draft Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ) DKI Jakarta. Lokasi yang diperuntukkan untuk lahan perkantoran dan perdagangan jasa ber KDB rendah dan juga untuk jalurpenghijauan.

L A T A R B E L A K A N G

Masalah mendasar adalah tingginya kepadatan permukiman dan beragamnya tingkat perekonomian warga mulai dari rendah hingga menengah. Di Kota Jakarta pengembangan permukiman vertikal sangat dibutuhkan, mengingat Jakarta merupakan kota dengan tingkat kepadatan paling tinggi di Indonesia. Pengembangan hunian vertikal tersebut diperuntukkan untuk masyarakat miskin hingga menengah. Sehingga perencanaan hunian vertikal mampu mengakomodasi perilaku warga, serta dapat mendorong kemajuan ekonomi para penghuninya. Tantangan yang dihadapi adalah keterbatasan lahan dan banyaknya jumlah kepala keluarga. Perencanaan kampung vertikal yang dapat mengatasi kebutuhan ruang yang tinggi dikarenakan tingkat kepadatan penduduk diperlukan dengan mengacu pada mix use building dan konsep kampung oriented development. Sehingga perancangan kampung vertikal dapat menjawab masalah keterbatasan ruang di wilayah Manggarai.

Keterbatasan lahan dan banyaknya jumlah kepala keluarga adalah inti dari permasalahan kependudukan di Jakarta yang mana ini kemudian menjadi isu sosial. Maka dalam menjawab permasalahan tersebut di Kota Jakarta permukiman vertikal menjadi salah satu opsi yang dapat dilakukan dimana konsep dari hunian vertikal dapat mengoptimalkan penggunaan ruang pada hunian sesuai dengan perilaku dan gerak penghuni. Maka dalam menjawab permasalahan tersebut di Kota Jakarta permukimanvertikalmenjadiopsi.

PemerintahKotaJakartaSelatan

KLIEN

Kebijakan pada pemerintah sebagai fasilitas yangmembangunprogramrumahtinggalsusun yang memiliki area hijau termasuk pengelolaan SDAsekitar.

Dengan adanya pemakai fasilitas tersebut warga kampung manggarai sebagai pengguna dari fasilitas, memiliki aktivitas yang melibatkan berdirinya rumah tinggal susun yaitu kegiatan berjualan, hal tersebut dapat membuat terbentuknya plaza pada bagian dari rumahsusun.

BBP2TP mengembangkan teknologi pertanian pada lahan tidur di perkotaan dengan teknologi hidroponik tanpa cahaya matahari oleh balkot farm.

Millenial Success Centre merupakan program yang diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas, agar dapat lebih berwawasan dan keterampilan agar dapat bersaingsecarapositif

Deskripsi Klien & Gambaran Bisnis

WargaKampungManggarai

PedagangUMKM

PARTNERSHIP

PT Adika Tirta Daya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaanairlimbah

Balkot Farm merupakan kumpulan dari petani milenial yang mengembangkan berbagai macam teknologi dalam menanam terutamahidroponiktanpacahayamatahari.

Dibutuhkannya kerjasama dengan stakeholder terkait untuk menggandeng dan mewujudkan mimpi bersama demi masa depan penghijauan dan keberlangsungan kebutuhan hidup perkotaaan. Melalui kerjasama seperti pada contoh yaitu petani milenialdanbalkotfarm.

BalkotFarm
Deskripsi Pengguna

INFORMASI & ATURAN TAPAK

KDB dan KLB

Rumah Susun

KDB 40%

KDH 60%

KLB 5 Lantai

Ketentuan kepemilikan, Bagian Rumah Susun

Tata Ruang Wilayah Kawasan kumuh dan Kebutuhan primer

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bertekad ingin menjadikan Ibukota sebagai pusat layanan unggulan pertanian kota.

Lahan PerkotaanTidur

Pemerintah akan menguruk tanah yang jatuh ke sungai agar aliran sungai tidak terhalang dan area resapan tidak terbendung.

BBP2TPmengembangkan teknologi hidroponik (urban farming)

Air sungai ciliwung yang tercemar memiliki kandungan minyak nabati (jelantah) yang baik untuk tanaman

Upaya Memberdayakan masyarakat rusun

Sempadan

Rumah Vertikal

Urban Farming

SHM, Ruang, Kelengkapan dan Komponen Pendukung

RTH, dan penataan pemukiman yang lebih tertata agar sirkulasi efisien, dinamis

Pedagang Bahan Baku

RTH, Farming

Peresapan Kota

GreenArea, Softscape, Bahan tanaman

Urban Farming BasisAir sungai ( hidroponik)

Biofiltration river, rapid sand filter

Urban Farming

Sempadan Sungai 10 m

Sempadan Jalan 5 m

Sempadan Bangunan 3 mr

O2 dan Resapan Kota, Kompos

Produk mentah dan matang

Kompos, Farming

Pedagang Bahan Baku

Rumah Vertikal

- Wilayah terbagi 4 yaitu : Manggarai area pasar, Manggarai area stasiun, Manggarai komplek AL dan Manggarai Kapuk.

- Berdasar pada pertimbangan rencana tata ruang dan zonasi, intensitas banjir, tingkat perekonomian dan kekumuhan maka area Manggarai Stasiun dipilih menjadi fokus perancangan penataan hunian kampung vertikal Rumah Susun Sederhana Sewa (SocialHousing).

- Pada kampung Manggarai Pasar terdapat dua tipe warga, yaitu warga tetap dimana sudah menetap dalam kurun waktu cukup lama, dan memiliki identitas sebagai warga kota Jakarta. Sedangkan, warga musiman merupakan warga yang biasanya tinggal sendiri, untuk berjualan di sekitar wilayah Manggarai, dan menyewa rumah untuk tinggal sementara di Kota Jakarta.

dikarenakan pembangunan hunian berdampingan langsung dengan bibir sungai serta fungsi lapak jualan dari pinggir jalan yang digunakan untuk perdagangan tidak teratur. Pemerintah ingin menanggulangi permasalahan lahan bermukim dan berjualan dengan penggunaan lahan yang minim dan membuat lahan penghijauan melalui program pertanian di area tersebut. Dengan adanya RTH yang 60% dari kawasan, serta area pemukiman dan sektor ekonomi pada area tersebut, dan pengelolaan SDA sekitar nya.

Kawasan padat lalu lintas

Untuk permasalahan di pinggir jalan adalah banyaknya pedagang yang menggelar lapak mereka, hal ini menyalahi aturan sempadan jalan serta membuat macet dan ruwet sirkulasi jalan disekitar site

Kawasan Kumuh Pinggir Sungai Ciliwung

Banyak bangunan hunian illegal yang tidak layak huni didirikan di pinggir sungai ciliwung, hal ini tentunya menyalahi aturan mengenai sempadan sungai dan juga merusak ekosistem sungai, isu ini terjadi dikarenakan lahan untuk hunian tidak memenuhi jumlah dari banyaknya penduduk.

Perumahan Penduduk

Kawasan perumahan di Manggarai memiliki kepadatan yang tinggi sehingga bangunan hunian menjadi tidak tertata dengan rapih

- Bantaran Kali Ciliwung terdapat banyak bangunan yang terbuat dari kayu-kayu dan seng yaitu sebagai bangunan semi permanen, hal tersebut membuat area Manggarai menjadi area terdampak rencana pelebaran sungai dan relokasi penataan Kawasan Manggarai yaitu ke rusunawa Nagrak, Rusunawa Pasar Rumput dan Rusunawa Jatinegara.

- lokasi manggarai yang strategis membuat masyarakat tidak menginginkan adanya relokasi atau penggusuran paksa.

- Terdapat 4213 jiwa dalam 1188 KK di kelurahan manggarai dengan fokus perancangan yaitu mengolah 202 KK pada bantaran sungai ciliwung dengan luas wilayah kampung adalah 3,2ha dengan kepadatan 1m2 per orang.

Deskripsi ISU & Problematika

ISSUE

Non Arsitektural

Sosial

● Meledaknyajumlahpenduduk

● Minimnyalahankosong

● Hunian/kepemilikanrumahtanpaizin resmi/simpangsiur

● Kesenjangansosial

● JustifikasiMasyarakatmenengahke bawahdenganpenggusuran/penertiban

● Reklamasiberlanjut

● Kriminalitas(perampokandanpreman)

● Bangunankumuh

Kesehatan

● Karenatatalingkunganyangburuk membuatmasyarakatmenjadimudah terkenapenyakit

● Keterbatasanaksesterhadappusat kesehatanmasyarakat

● Penanganancovid-19

Ekonomi

● UMKMrendah

● Bangunanuntukberdagangtapi sekaligustempattinggalliar

● Sulitnyamemilikitempattinggaldi jakarta

● Ketimpanganekonomi, pendapatan masyarakatdanPengangguran

● Persoalanstokdanhargabahanpokok

● Pengentasankemiskinan

Lingkungan

● Persoalanbanjirdarisungaidan kurangnyaresapan

● RTHberkurang

● Sulitnyaaksesairbersih(swastanisasi air),Sampahpermukimandan Tercemarnyaair

● Kampungkotatanpapengaturanyang baik,lingkunganmenjadikotor,Polusi udaradankumuh

● Berkurangnyapepohonan

Budaya Infrastruktur

● Budayasemakintergerus perkembanganzaman

● Banyaknyabudayamasuksehingga budayabetawitergerus

● Budayasebagaisektormengedukasi dandayatarik

● Pembangunantrase-traseinfrastruktur transportasipublik

● Kemacetan

● Ketimpanganpembangunan

● Transportasionlineyangtidaktertib danmembuatmacet

● Kebutuhanparkirvertikaldanzonasi parkir

Arsitektural

Sosial

● Kebutuhanatashunianmeningkatdi lahanyangterbatas

● Tataruangmemfasilitasimata pencaharianpedagang

● Tataruangmeresponbudayainteraksi sosial

● Pemberdayaanmasyarakat(SDM) setempat(lokal)

Kesehatan

● Butuhnyapusatkesehatanyang terintegrasidengantempattinggal

● Bangunanmeresponisupandemi covid-19

Ekonomi

● Butuhsentrabagiparapelaku UMKM

● Butuhnyatempattinggalbiaya terjangkau

● Pengadaanpusatberdagang masyarakatmoderndantradisional

● Penyediaanlapanganpekerjaan

Lingkungan

● Kurangnyaruangpublik/tamankota

● Membutuhkan RTH

● Butuhpenghawaandanpencahayaan alamiyangcukup

● Drainase,IrigasidanSumurresapan minimgunaMengatasibanjir

● Butuhpengolahansampahdengan sirkulasiruntutterorganisir

● Bangunanmeresponterhadapbanjir

Budaya Infrastruktur

● Pusatakulturasipengenalanserta pertunjukanbudayapadakawasan permukiman

● Butuhbangunanyangterintegrasi secarainfrastruktur

● Butuhsirkulasiruntutdanterintegrasi

● butuhparkirvertikaldan/zonasiparkir

KOTA
JAKARTA

Tujuan Perancangan

HOUSING

LINGKUNGAN

UMKM

Pemukiman dengan menggunakan lahan yang minim yaitu Kampung Vertikal dengan mempertimbangkan meningkatkan area hijau terbuka, stimulan sungai dan pemberdayaan keterampilan penghasilan pekerjaan masyarakat yang didalamnya dapat menampung keinginan warga sekitar dengan pertimbangan kebijakan dan green design pemerintah daerah yaitu dengan adanya Plaza, Area RTH, Tempat Pengelolaan SDA, Sirkulasi terhubungpadasekitar.

PEMANFAATAN AIR SUNGAI INTERAKSI SOSIAL

Analisis Tapak dan Masalah Desain

● Gambaran lokasi

● Iklim (suhu, angin,matahari,kelembaban)

● Topografi

● Eksisting (Area hijau dan terbangun, vegetasi)

● Sirkulasi dan lalu lintas

● Gambaran arsitektural

● View vista

● Site montage

● Kesimpulan

Gambaran Lokasi

Manggarai, Kec Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta

202 Kepala Keluarga

LuasSite : 3,2 Ha

Site yang terletak di Manggarai Kota Jakarta Selatan merupakan sebuah kawasan padat penduduk yang bersimpangan dengan kali ciliwung, kawasan ini memiliki kepadatan yang tinggi dikarenakan pembangunan hunian yang dari pinggir jalan yang digunakan untuk perdagangan yang tidak teratur bahkan sampai kepada kawasan pinggir sungai yang penuh dengan hunian.

Iklim

● Sun Path menunjukan data dari matahari pada site pada saat terpanas sepanjang tahun yaitu pada bulan Oktober

● berdasar latitude dan longitude menunjukkan bahwa matahari sepanjang hari dengan rentang terbit pukul angin yang paling besar dari barat daya dan arah selatan, sekitar 10 km/jam.

Kondisi Topografi

Untuk wilayah dataran di Selatan dan Timur, kontur tanahnya cukup bagus, stabil, karena berupa tanah padat.

Secara Umum, dapat disimpulkan bahwa kontur tanah di Jakarta banyak terdiri dari tanah lempung yang sangat tidak konstan hal ini dapat diakibatkan karena daerah geogra)s Jakarta yang merupakan cekungan datarab rendah dari dataran tinggi di daerah hulunya.

View dan Vista

View utama pada site ini adalah sungai yang terletak di sisi utara. Sungai menjadi view utama perancangan desain yang akan terbangun. Pada sisi selatan terdapat stasiun manggarai yang menjadi potensi hubungan lingkungan dengan site. Selain itu, pada sisi utara site tidak dapat terakses dan terlihat karena padatnya bangunan pemukiman dan bangunan sepanjang bibir sungai.

A A B B 1 4 2 3 5 1 3 2 4 5
VIsta pada site yaitu pemukiman kumuh, pasar yang tak teratur dan meluber. Selain itu,

Terbangun

Vegetasi Eksisting

Terdapat tanaman liar seperti rumput bambu, tanaman rambat, hingga pohon kersen yang merupakan tanaman liar yang tumbuh di pemukiman yang lembab dan tidak terawat. Selain itu, tanaman tersebut tumbuh di bibir sungai sekitar sungai ciliwung karena tidak terawat dan diperhatikan kemudian menyebabkan sungai menjadi kumuh dan kotor.

Rumput Bambu Tanaman Liar Rambat Pohon Kersen

Sirkulasi dan Lalu Lintas

Kampung Manggarai terletak diantara Jalan Manggarai Utara, Manggarai Utara 2, Manggarai Utara 1 dan jalan Tambak. Karena letak yang strategis, hal tersebut membuat banyak warga melakukan kegiatan berdagang disepanjang jalan. Dan membuat padatnya lalu lintas dan area pemukiman. Karena selain untuk hunian tempat tersebut juga sebagai mata pencaharian warga setempat.

Jalan Manggarai Utara

Jalan Manggarai Utara 2

Jalan Tambak

Jalan Manggarai 1

GAMBARAN ARSITEKTURAL LINGKUNGAN

Sampah Air CrowdedArea AreaKebutuhanPrimer Pemukiman Warga Sekolah Stasiun Pabrik Komplek Site

RINGKASAN MASALAH DESAIN

Kota DKI Jakarta sebagai pusat aktivitas perekonomian dan pemerintahan negara, memiliki daya tarik yang kuat bagi penduduk Indonesia untuk bermigrasi. Hal tersebut membuat padatnya daerah ibukota, akibat banyaknya masyarakat yang bermukim di kota tersebut. Salah satu daerah yang padat tersebut yaitu Kampung Manggarai, yang terletak di depan Stasiun Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan. Padatnya Kampung Manggarai sebagai kawasan komersil didominasi oleh berbagai aktivitas seperti tempat bermukim, tempat berjualan, dan tempat melakukan berbagai aktivitas lainnya, selain membuat padat untuk melakukan kegiatan, kawasan tersebut juga memiliki sirkulasi yang padat dan terhambat pada area tersebut. Maka dengan adanya hal tersebut luas Kampung Manggarai yang hanya 3,2 hektar, di huni oleh lebih dari 5.000 jiwa, dengan lebih dari 200 kartu keluarga. Dengan adanya hal tersebut membuat rumah, dan bangunan komersil lainnya dibangun tanpa memperhitungkan sirkulasi dan kenyamanan lingkungan, karena dibuat berhimpitan karena lahan yang terbatas. Membuat area tersebut menjadi turun dan tidak memiliki tanah resapan, untuk menanggulangi air bila terjadi hujan. Maka dapat menyebabkan banjir yang membuat air di tanah meluap ke Sungai Ciliwung, kemudian Sungai Ciliwung tidak dapat menampung, dan membuat area tersebut terkena banjir bila hujan tiba. Kemudian lahan yang digunakan merupakan lahan milik negara yang tidak memiliki ijin untuk bermukim. Maka pemerintah ditambah dengan adanya permasalahan tersebut, ingin melakukan penghijauan pada Kampung Manggarai yang memiliki area RTH lebih dari 60%.

Konsep & Respon Desain

● Kajian Preseden

● Pendekatan konsep perancangan

● Eksplorasi bangunan

● Konsep plotingan massa

● Tata tapak

● Konsep per bangunan: konsep ruang, konsep material,selubung, struktur

● Infrastruktur bangunan

Pendekatan Konsep Perancangan

Issue
Inside Outside
Ekonomi Kependudukan KDH 60% Optimalisasi SDA Air Sungai Ciliwung Arsitektur Humanis Lahan Tidur Kota Biophilic Design Green Space Konektivitas Kawasan Interaksi Sosial Pemberdayaan masyarakat Green Space & Circulation Bagaimana merancang kampung vertikal pada lahan tidur kota yang mampu menampung kegiatan berniaga, bertempat tinggal, bersosialisasi/berinteraksi, Berkarakter Arsitektur Humanis dengan pendekatan Biophilic Design

Ide utama: menciptakan social vertikal housing yang terintegrasi dalam satu site dengan plaza community, situs pengolahan kompos dan limbah air, dan fungsi pendukung lainnya menjadi satu siklus berkelanjutan

● Pemukimankumuh

● Padatnyapenduduk

● Perekonomian wargaburuk

● Keterbatasanlahan

● Konteksbantaran sungaidan sirkulasipadat

● Menyediakanwadah ekonomimasyarakat

● Membukalapanganpekerjaan

● Kawasankebutuhan primer

● Kepentinganroda ekonomiMBR

● Pembentukankomunitas swadayamandiri masyarakat

● PlazaCommunity

● FasilitasBersamaterintegrasi satukawasan

● Penataanruanganberdasarkan dinamikakehidupankeseharian penghunisasaran

Sosial Ekonomi

SOCIALHOUSING MIX USE

Lingkungan

● RuangterbukaHijausebagai perwujudanlahantidurkota

● PermukimandanPasar terintegrasidenganfarming danpengelolaanair

● MemperbaikihubunganSDA denganSDM

● Tataolahtapakdansirkulasisesuai kondisieksistingtapakdanaktivitas masyarakat

● Tataolahbangunanmenujulayak huni

● Pembebasanlahanhijaulantaidasar tapak

● Distribusipenjualanfarmingdan pengelolaansampah

SocialVertikalHousing

● HunianRumahSusun SederhanaVertikal pendekatansangatterbuka denganlingkungan.

● KonsepKampung OrientedDevelopment.

● Berbagaimaterialbekas dapatdigunakankembali.

PlazaCommunity

UnityModernandTraditionalMarketin oneArea

● Keberagamanruangpada bagiandalammaupunluar bangunandirancangsecara khususyaituberdasarkan hubunganantarruang bersama(plaza community)dan kebutuhansosialdalam masyarakat.

● Ruangkomunalakan mewadahikegiatan perputaranrodaekonomi parapedagang,PKL.

● Menyatukanberbagai fasilitasdanlayanan publikdalambangunan.

● Masyarakatdapattinggal sekaligusmendapatkan matapencahariandalam satukawasanterintegrasi.

GreenSpace

Basispengolahanairsungai,farming space,riverfrontarea

● Memaksimalkan keberadaanalamdengan membebaskanareahijau didasarbangunan.

● Ruangkomunalyang terbentuksecaraluasakan terintegrasidengan lingkunganalam.

Obyek Rumah Susun Sederhana Sewa (Social Housing) hunian yang dirancang untuk masyarakat kurang mampu dengan merelokasi permukiman kumuh dan horizontal yang memakan lahan, dengan dibangun secara vertikal dengan penyediaan ruang sosial kampung dan ruang ekonomi plaza dengan menekankan pada konsep Kampung Oriented Development.

Program Ruang

Urban Farming

Amphitheatre Workspace

Ruang Sinau

Ruang

Terbuka Hijau

Bridge komunal

Riverfront park

Biofiltration River Hidroponik

Pengolahan Air

Rapid Sand Filter

Penampungan rob air

Ruang Jemur

Ruang Belajar

Rumah Vertikal

Communal Space

Dapur Komunal

Ruang Olahraga

Ruang Berkumpul

Exhibition Gallery

Plaza

Parkir

Community center

Market

Ruang Sinau

No Nama Ruang Pengguna Zona Aktivitas Kapasitas ruang (orang) Kapasitas per orang (m²) Kebutuhan Dimensi Ruang (m²) Jumlah Unit 1 Rumah Vertikal Masyarakat Privat Unit 1 Privat 2 6 12 40 Unit 2 Privat 4 6 24 100 Unit 3 Privat 6 6 36 60 Ruang berkumpul Semi Public 10 1.5 15 5 ruang olahraga Semi Public 6 3 18 5 ruang belajar Semi Public 6 1.5 9 3 ruang jemur Semi Public 4 3 12 10 2 Plaza Penghuni, Masyarakat Public Ekonomi, jual beli, berdagang market Public 4 5 20 20 community center Public 15 1.5 22.5 2 food court Public 20 1.5 30 1 klinik Public 10 3 30 1 workspace Public 15 1.5 22.5 2 Toilet umum Public 1 3 3 8 3 RuangTerbuka Hijau Penghuni Public Taman Hijau Public 0 Riverfront Park Public 0 1 Playground Public 0 1 courtyard Public Bersosialisasi 0 1 workspace Public 15 1.5 22.5 1 amphitheatre Public 30 1.5 45 1
KartuKeluargapadaAreaadalah202denganluasbangunanrumahsusunkuranglebih2080m2untuk26kamar,makauntukmemenuhi202kartu keluargadengan5lantai,1lantaidigunakanuntukplaza,kemudian4lantaibangunankeatasuntuktempattinggal.Maka: - 1lantaiyaitu,80mx26m =2080m2untuk26kamar - 1lantaibangunanyaitu,2080m2x4tingkat =8320m2luaslantaiuntuk104kamar
2bangunan4lantaiyaitu,8320m2x2bangunan =16640m2arealuaslantai2bangunan - Luas1UnitKamarTipeA 1-2orang =12m2 - Luas1UnitKamarTipeB 3-4orang =24m2
Luas1UnitKamarTipeC 5-6orang =36m2
Ketentuan Ruang Jumlah
-
-

Terdapat 3 tipe unit yang dibedakan melalui ukurannya yaitu :

1. Unit A tipe 12m2 = 1-2 Orang

2. Unit B tipe 24m2 = 3-4 Orang

3. Unit C tipe 36m2 = 5-6 Orang

Dengan adanya acam-macam unit, kemudian dapat disesuaikan dengan bentuk pada bangunan yang memiliki 3 variasi luas seperti pada contoh diatas.

12m2 24m2 36m2

Inside Problems

Outside Problems

HUMANIS

DESAIN

Interaktif

Ekonomis

Social interaction

Human Circulation

Healthy Environment

Community Improvement

Mobilisasi

BIOPHILIC DESIGN

Biomorphic Forms & Patterns

Site Plan

Tata Ruang

Bentuk dan Pola

Infrastruktur

Connection Nature & Building

Dynamic nature

Material Expose & koneksi material alam

Thermal, Cahaya dinamis, aliran udara

KAMPUNG ADMIRALTY SINGAPURA

MIXED USE ARCHITECTURE

pengembangan publik terintegrasi yang menyatukan berbagai fasilitas dan layanan publik di bawah satu atap. Kompleks terpadu satu atap memaksimalkan penggunaan lahan, dan merupakan prototipe untuk memenuhi kebutuhan penduduk

“Kampung Vertikal (desa)” dirancang, dengan Plaza Komunitas di lapisan bawah, Pusat Kesehatan di lapisan tengah, dan Taman Komunitas dengan apartemen untuk manula di lapisan atas. Ketiga lapisan yang berbeda ini menyandingkan berbagai penggunaan bangunan untuk mendorong keragaman lintas program dan membebaskan permukaan tanah untuk pembangkit aktivitas. Kedekatan dengan fasilitas kesehatan, sosial, komersial dan lainnya mendukung ikatan antar generasi dan mendorong penuaan aktif di tempat.

Pola pemetaan hunian Kampung Admiralty. Pola hunian dibuat dengan pola grid dengan penempatan hunain di saping dan sirkulasi di bagian tengah

PENDA TOWER

Pattern based melihat kepada bangunan modular Penda tower, merupakan sebuah apartemen yang menggunakan modular concept building, menggunakan material pre fabrication CLT yang dibangun di luar site yang kemudian baru di kembangkan di site

Sang perancanf berpikir bahwa dimasa depan material sepeprti kabel dan tembaga akan menjadi sumber daya langka dimasa depan, memikirkan mengenai pembokangkaran bangunan dengan cara konevnsional, memikirkan mengenai hal ini dengan life cycle building.

MOUNTAIN DWELLING

Architect: BIG

Bangunan yang terletak di kota orestad di copenhagen, terletak ditengah transportasi publik dan bandara, bangunan ini dibangun dengan perhitungan bahwa di masa 20 tahun mendatang kepadatan penduduk naik sekitar 20.000 dan kenaikan lowongan kerja hingga 80.000 dan kenaikan 20.000 untuk sektor sekolah dan universitas. Bangunan ini memakai konsep penyewa, dan pembeli, banguna ini juga mencakup ⅔ untuk lahan parkir dan ⅓ area tempat tinggal. Area parkir terhubung dengan jalan dan area perumahan serta terdapat kebun yang menghadap ke arah matahari.

POLA BANGUNAN Melihat pada pola bangunan yang memakai konsep berundak seperti tangga, pola ini diulang sampai kepada titik tertinggi bangunan, hal ini bertujuan agar bangunan mendapatkan view, penghawaan dan pencahayaan alami. Pola pemetaan ini juga bertujuan memberikan ruang bagi tiap hunian untuk bersosialisasi dan juga memberikan ruang untuk berkebun

Pola sirkulasi pada bangunan terbagi menjadi dua yaitu sirkulasi bagi manusia dan kendaraan. Sirkulasi untuk manusia berkaitan dengan pola pemetaan tiap hunian pada bangunan, dimana tiap hunian diberikan jarak sebagai sirkulasi yang dapat mengakses ke setiap sudut bangunan. Sirkulasi kendaraan dibuat dengan pada dasar bangunan dengan menghubungkan antara jalan raya dengan bangunan dengan area parkir yang terhubung langsung dengan jalan raya

Melihat pada pola struktural bahwa hunian dibuat dengan menggunakan konsep tumbuh dengan penempatan secara vertikal diagonal, pola ini kemudian digunakan kembali pada bagian sirkulasi parkir dengan meletakan parkir tepat dibawah hunian mengikuti pola struktur bangunan. Pola struktur kolom menerus dibuat dengan mengikuti tinggi tiap lantai yang berbeda

Denahmenunjukanpenampatandariareaparkirdanhunian,bisaterlihatrampdigunakanmenandakanlantaiparkirmemilikiperbedaanlevel,halinidikarenkanpola pemetaandaribangunanyangmemilikikonsepberlevel.Untuksirkulasipadaareahuniannyasendiridibuatdenganmenyesuaikanterhadapmasabangunan.Siekulasi dibuatagardapatmengcakuppadaseluruhareabangunan.

Unit

hunia n

Sirkulas i lorong

Sirkulasi

tangga

Pattern Based dengan melihat kepada pemolaan hunian konvensional. Analisis pattern design dari interior bangunan. Denah menunjukan pola pemetaan hunian konvensional yang biasanya banyak digunkana, yaitu degan meletakan unit ruang pada bagian samping dan peletakan sirkulasi sitengah ruang.

Kemudian pada area sirkulasi tangga yang digunakan untuk naik turun yang diletakan di pinggir sisi bangunan agar mempermudah sirkulasi. Melihat dari denah rumah susun pada umumnya peruangan diletakan di pinggir bagunan hal ini bertujuan agar tiap hunaian mendapat penghawaan dan pencahayaan alami selain itu jika dari segi stuktur pada denah bangunan menggunakan core pada sisi sis bangunan dengan pemolaan sirkulasi di tengah bangunan. Penempatan dari alur sirkulasi disesuaikan terhadap pola pemetaan hunian hal ini dimaksudakan agar dapat meciptkan pola sirkulasi yang baik. Jika melihat pada gambar pola sirkulasi diletakn ditengah untuk mengjakau tiap ruangan didalam bangunan.

Preseden Lansekap

Teknik Urban Pengelolaan air yang digunakan merupakan bentuk kegiatan yang dapat digunakan sebagai bahan utama dari pembuatan hidroponik. Yaitu menggunakan sistem sebagai berikut

1. Pengenceran(Dilution) Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru dibuang ke badan-badan air.

2. KolamOksidasi(OxidationPonds) Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah.

3. Irigasi Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali sehingga air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut.

Teknik Urban Farming yang digunakan pada desain ini dengan menggunakan penanaman hidroponik dengan memanfaatkan sumber daya alam, dengan mengurangi penggunaan nutrisi buatan. Yaitu dengan menggunakan air pengelolaan Sungai Ciliwung. Dengan penerapan teknik NFT. Yaitu metode pemberian nutrisi dengan cara mengalirkan air yang mengandung nutrisi dan di sirkulasi secara terus- menerus, sehingga akar tidak mudah busuk, Kelebihan dari sistem NFT ini adalah tanaman memperoleh air dan nutrisi, yang kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan.

Penerapan teknologi Pengolahan air rapidsandfilter biofiltrationriver Urban Farming Spaces

Eksplorasi Lansekap

Pembagian zoning dalam menentukan ruang yang akan terbentuk disesuaikan pada konteks, potensi, problem dan solusi yaitu: Pada area garis merah yang merupakan area utama lokasi terbangun

Pada area garis hijau muda yang merupakan area terbuka hijau yang difungsikan seminimalnya untuk kegiatan outdoor, komunal, fungsi pendukung dan/ penunjang pengelolaan air, urban farming dan pemberdayaan masyarakat serta pedestrian untuk mendukung interaksi sosial yang interaktif dan dekat dengan alam

Pada area garis hijau tebal yang merupakan area terbuka hijau sempurna dan hanya melingkup pedestrian dan fungsi pendukung untuk urban farming dan fasilitas penunjang waterfront dan menikmati sungai.

Vertikal housing

pengolahan air Plaza ruang sinau

Amphiteathre dan workspace Parkir dan pengolahan air

area riverfront park & amphitheatre berada di tepian sungai. sehingga sungai dapat menjadi destinasi bermain bagi warga / masyarakat serta menumbuhkan rasa untuk saling menjaga kebersihan sungai

Entrance utama pejalan kaki

Sirkulasi utama kendaraa n

Plaza ditempatkan ditengah sebagai bangunan utama dan pusat kegiatan yang merupakan poros pada site

Eksplorasi Tata Tapak

ModernAmphitheatre

Plaza dan market Outdoor

MiniAmphitheatre

Urban Farming

KomunalArea

Plaza Market and Housing

Parkir and Water Management

Community Center

RTH Forest Green RTH Forest Green

EKsplorasi Parkir dan Pengelolaan Air

Alternatif 1

Alternatif 2

Parkir Motor

Parkir Mobil

Pengelolaan Air

Parkir Motor

Parkir Mobil

Pengelolaan Air

Eksplorasi Plaza dan Rusun

Area Komunal Kampung danArea Hijau Kampung secara vertikal

Hunian

Plaza market

Konektivitas horizontal dan vertikal dengan adanya sky bridge. Menghindari kesan eksklusif dengan menciptakan orientasi antar massa dan blok kedalam dan keluar. Permeabilitas dan visibilitas view didukung sirkulasi apik.Terdapat pula pola dan integrasi antar lantainya.

Konsep bentuk dan pola berdasar pada alam yaitu yang dinamis dan mengalir seperti sungai. Mengintegrasikan antara bangunan dengan alam melalui bukaan penuh plaza dapat diakses dari setiap sudut dan konektivitas view pada arah sungai. Konsep bentuk dan pola yang interaktif menunjang kebutuhan ruang yang saling berinteraksi sama seperti para pengguna yang akan saling berinteraksi. Pembentukan plaza yang besar dan luas berupaya mewadahi komunitas dan merupakan wadah bagi pemberdayaan masyarakat. Hunian dan komunal yang terbentuk pada hunian sebagai wadah bagi penghuni berkegiatan secara bersama. Material bekas pembongkaran kawasan kumuh yang dapat digunakan kembali secara ekonomis pada fasad dan interior dari hunian dan plaza.

Konsep rekayasa sistem struktur bangunan sistem yaitu kolom bulat pondasi titik

Bentuk massa terdiri dari area ruang publik di lantai dasar, privat untuk hunian dan semi privat pada ruang komunal

Konektivitas Site

MenjawabisukonektivitassitedenganlingkunganyasalahsatunyasolusiuntukmenjawabhaltersebutadalahdenganmenempatkanJPOuntuk menghubungkanareahuniandenganstasiunmanggarai

PenggunaandariJPOdikarenakansitedenganstasiunterpisaholehjalandenganbanyakkendaraanberlalulalang,halinidimaksudkanuntuk efisiensidaripenggunajalan

JPOininantinyahanyaakanberfokussebagaisaranauntukpedestriantanpamenempatkanpedagang.

KONSEP ARSITEKTURAL PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR

Dengan adanya permasalahan tersebut, Hunian Vertikal merupakan alternatif utama, dengan dibantu oleh keseimbangan lingkungan, yaitu dengan penataan kawasan karena lahan yang terbatas, serta penghijauan lingkungan karena kurangnya penghijauan dan area resapan yang membuat kawasan mudah banjir karena air menggenang bila hujan. Konsep pengelolaan air dan area parkir pada kawasan ini merupakan merupakan hal yang dibutuhkan untuk warga setempat dalam mengelola lingkungan dan kehidupan bermasyarakat.

Area parkir dan Pengelolaan Air dibuat dengan pendekatan konsep Arsitektur Humanis dan Bhiopilic Design untuk kenyaman sirkulasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat hingga berdampak ke nilai ekonomi warga. Yaitu dengan penataan kendaraan dapat membuat sirkulasi dan interaksi antar masyarakat dapat berjalan dengan baik, serta terciptanya wadah untuk bagi masyarakat untuk meningkatkan keekonomian dengan metode memanfaatkan air pengelolaan menjadi makanan utama bagi tanaman hidroponik yang memiliki nilai jual.

KONSEP ARSITEKTURAL PLAZA DAN SOCIAL HOUSING

PENERAPANTANAMAN PADA

SELUBUNG SEBAGAI PERWUJUDAN NILAI BIOPHILIC DESIGN

INTERAKSI DI SETIAPSIRKULASI YANG HUMANIS KARENAAKANADA INTERAKTIF

BASIS COMMUNITYDENGAN PENYEDIAANAREAAREA BERKUMPULDILUAR MAUPUN DALAM BANGUNAN (KOMUNUNAL SPACE)

BENTUKYANGALAMI DANTIDAKADASUDUTMATIYAITU PERJUDUWAN BIOMORPHIC DESIN DAN FORM. BENTUKNYADINAMISYANG MENYATU DENGAN SEKITAR DAN SEDERHANAATAU
LEMBUTYAITU KONSEPHUMANIS.

TATA TAPAK PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR

PARKIR MOBIL PARKIR MOTOR PENGELOLAAN AIR

TATA RUANG PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR

TATA RUANG PLAZA DAN SOCIAL HOUSING

Potingan kios, los, toko dan fasilitas. Plaza pasar yang dikolaborasikan dengan adanya working space dan umkm millennial

Konsep plotingan unit hunian 3 tipe dan fasilitas pendukung ruang hijau dan ruang komunal lantai 1

Orange adalah ruang komunal yang tersebar di setiap lantai social housing dengan fungsi beragam

Hijau adalah ruang hijau yang dapat dijadikan tempat bercocok tanam maupun tujuan penghijauan perkotaan

TIPEA: 1-2 Penghuni

TIPE B : 3-4 Penghuni

TIPE C : 4-6 Penghuni

RANCANGAN BANGUNAN PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR

PARKIR

MOBIL

PARKIR

MOTOR

TOILET

UMUM PENGELOLAAN AIR

KONTROL AIR

RANCANGAN LANSEKAP PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR

PARKIR

MOBIL TIKET

PARKIR MOTOR

TOILET

UMUM PARKIR

KHUSUS

PENGELOLAAN AIR

KONTROL AIR PENAMPUNGAN SEMENTSRS

RANCANGAN LANSEKAP

Kangkung Air Sawi
Air
Selada Air Angsana Pandan Sirih Gading

Communal

Konsep Lansekap

Zona Entrance

BikeTrack

Plaza & Market

Comunal

Entrance

Zona Entrance

Entrance

BikeTrack

Pathway Communal

Modern Amphiteathre

Plaza Market and Workspace

RTH Forest Green RTH Forest Green
Area and Water Management
Canopy Walk Parking
Farming Spaces
Canopy Forest Walk
Area
Center
Community
Area
RTH Forest Green Canopy Walk

KONSEP TEMATIS PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR

Hunian Vertikal merupakan alternatif utama, dan untuk meningkatkan lingkungan, yaitu dengan penataan kawasan karena lahan yang terbatas, serta penghijauan lingkungan karena mengatasi permasalahan yang ada. Yaitu dengan Area parkir dan Pengelolaan Air dibuat dengan pendekatan konsep Arsitektur Humanis dan Bhiopilic Design untuk kenyaman sirkulasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat hingga berdampak ke nilai ekonomi warga.

Dengan mewadahi hal tersebut diperlukannya ruang untuk melakukan aktivitas tersebut, ruang yang digunakan terbentuk karena adanya penyesuaian antara kebutuhan, lingkungan, masyarakat. Maka Konsep Bhiopilic Design dengan Arsitektur Humanis dapat membantu terciptanya Hunian yang dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat setempat.

Pada Arsitektur Humanis Sirkulasi dan Area Parkir dibuat dengan beberapa bagian seperti Area Parkir Mobil dibuat tanpa peneduh dan terbatas, agar pengguna tidak dapat meninggalkan kendaraan dalam jangka waktu yang lama dan mendukung gerakan menggunakan transportasi umum lebih diutamakan. Kemudian Bhiopilic Design pada pengelolaan air yang dimanfaatkan air nya sebagai makanan untuk tanaman hidroponik. Tanaman tersebut menggunakan sistem NFT, yaitu dengan cara air yang digunakan tidak terlalu banyak danair yang telah digunakan dapat dimanfaatkan kembali atau tidak terbuang. Hal tersebut bertujuan pengendalian lingkungan serta pemberdayaan masyarakat setempat.

KONSEP REKAYASA BANGUNAN PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR

Dengan mewadahi hal tersebut diperlukannya ruang untuk melakukan aktivitas tersebut, ruang yang digunakan terbentuk karena adanya penyesuaian kawasan dengan bentuk bangunan, agar hasilnya selaras dan dapat menciptakan sirkulasi yang baik dan keseimbangan antara alam dapat terjaga dengan mengusung Konsep Arsitektur Humanis. Maka bentuk yang di ciptakan oleh masa yang ada pada area sirkulasi dan pengelolaan air juga mempertimbangkan lingkungan sekitar dan warga setempat. Terutama pada garis lengkung kawasan dan letak kawasan yang berada di pinggir sungai, yang berarti air memiliki arti dan peran penting dalam keberlangsungnya kehidupan yang tak terbatas. Agar masyarakat dengan alam dapat hidup beriringan.

SELUBUNG, INFRASTUKTUR, DAN MATERIAL

PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR

MembranGNET

MembranBardoline

BatuBata

Alumunium

Beton Material

SELUBUNG, INFRASTUKTUR, DAN MATERIAL

PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR

PolycarbonateEZ-Lock

PipaParalon4inch

BatuBata

PipaHDPE

Material

SELUBUNG, INFRASTUKTUR, DAN MATERIAL

PLAZA DAN SOCIAL HOUSING

BERBASIS KOMUNITAS PADATIAP

RUANGYANGTERHUBUNG DAN

KONEKSITIAPPINTU DEAN

DIDUKUNGADANYARUANG

KOMUNAL

VOID DAN GREENAREASELAIN

SEBAGAI ESTETIKAJUGA

PERWUJUDAN HUBUNGANANTARA BANGAUNAN DANALAM.

ALIRAN UDARAYANGTIDAKAKANADABAGIAN BUNTU PADABANGUNANTIAPLANTAIYANG

TERINTEGRASI DENGAN BUKAAN SEUTUHNYADANADANYAPENERAPAN GREENAREADAN FASAD

TUMBUHANYANGAKAN MENINGKATKANTARAF KESEHATAN LINGKUNGAN. MATERIALALAMIYANG

TIDAKAKAN BERDAMPAK UNTUK KESEHATANYANG BURUK DENGAN MEMINIMALISIR BAHAN KIMIA

FINISHING. INTEGRASI UNTUK SHAFYANG LURUS DAN EFISIEN

Lokasi

situasi

Situasi

Denah Tapak

Denah

Tampak

Potongan

Detail

Utilitas

Elektrikal

Struktur dan Selubung Pengelolaan Air dan Area Parkir

Air Bersih dan Limbah

Pengelolaan
Air dan Area Parkir

Termal Pengelolaan Air

Termal Area Parkir

Rekayasa Bangunan Pengelolaan Air

Skematik Pengelolaan Air

Suasana Interior

Suasana Eksterior

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.