PROFIL DAN HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN
STUDIO DESAIN ARSITEKTUR 2 KELAS D KELOMPOK 1
DOSEN:Ir.FAJRIYANTO,M.T.
ASISTENDOSEN:HILMINURFAUZI,S.Ars.
NABILAH MAR'ATUS SHOLICHAH 19512084DAFTAR ISI
Bagian Kelengkapan Dokumen
Ringkasan
Deskripsi Proyek
Analisis Tapak & Masalah Desain
Konsep dan Respons Desain
Gambar Arsitektural
Skematik Rekayasa Bangunan
Pernyataan Kontribusi
NABILAH MAR'ATUS SHOLICHAH MOH ALWI HASAN BIMA BAHITSU'ALI AFNAN KUSUMADKI Jakarta sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian menjadi kota metropolitan terbesar di Indonesia dan memiliki daya tarik kuat bagi penduduk Indonesia untuk bermigrasi. Data Dinas Kependudukan Juni 2007 jumlah penduduk DKI Jakarta mencapai 7.552.444 jiwa dengan tingkat persebaran 23,0% di Jakarta Selatan. Pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang pesat di kota menyebabkan permintaan kebutuhan lahan semakin meningkat dibandingkanketersediaan lahan yang strategis. Pertumbuhan ekonomi DKI Jakartayang relatiftinggi menyebabkan besarnya peluang lapangan usaha dibandingkan dengan didaerah lain.
Dampak negatif urbanisasi lainnya khususnya terkait dengan kaum pendatang yang tidak terdidik adalah berkembangnya sektor informal serta munculnya lingkungan kumuh. Pertumbuhan penduduk dan terbatasnya lahan menyebabkan semakin berkembangnya rumah petak kecil yang diperjualbelikan dan disewakan kepada para pendatang. Rumah petak-petak kecil tersebut kemudian berkembang menjadi kawasan padat dan kumuh yang disebut dengan kawasan kumuh(Slum Area). Permukiman kumuh representatif pengejawantahan dari kemiskinan karena pada umumnya di pemukiman kumuh tersebut masyarakat miskintinggaldiwilayahperkotaan.
Lebih dari 20.000 unit rumah susun telah dibangun oleh Dinas Perumahan. DKI Jakarta untuk MBR kosong dan hanya sekitar 20% yang terhuni. sebagian besar ditempati oleh masyarakat berpenghasilan menengah. Sebanyak 10.649 unit rumah susun belum ditempati oleh masyarakat yang berhak. Kegagalan Rusunawa di Jakarta diakibatkan oleh kurangnya studi dan pandangan akan Rusun akan mensejahterakan warga. Penghuni Rusun harus membayar biaya sewadanjauhnyatempattinggalMBRdaritempatkerja.
Permukiman kumuh yang terdapat di bantaran Sungai Ciliwung harus dilakukan penataan kembali dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan melibatkan partisipasi aspirasi masyarakat. Berdasarkan draft Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ) DKI Jakarta. Lokasi yang diperuntukkan untuk lahan perkantoran dan perdagangan jasa ber KDB rendah dan juga untuk jalurpenghijauan.
Masalah mendasar adalah tingginya kepadatan permukiman dan beragamnya tingkat perekonomian warga mulai dari rendah hingga menengah. Di Kota Jakarta pengembangan permukiman vertikal sangat dibutuhkan, mengingat Jakarta merupakan kota dengan tingkat kepadatan paling tinggi di Indonesia. Pengembangan hunian vertikal tersebut diperuntukkan untuk masyarakat miskin hingga menengah. Sehingga perencanaan hunian vertikal mampu mengakomodasi perilaku warga, serta dapat mendorong kemajuan ekonomi para penghuninya. Tantangan yang dihadapi adalah keterbatasan lahan dan banyaknya jumlah kepala keluarga. Perencanaan kampung vertikal yang dapat mengatasi kebutuhan ruang yang tinggi dikarenakan tingkat kepadatan penduduk diperlukan dengan mengacu pada mix use building dan konsep kampung oriented development. Sehingga perancangan kampung vertikal dapat menjawab masalah keterbatasan ruang di wilayah Manggarai.
Keterbatasan lahan dan banyaknya jumlah kepala keluarga adalah inti dari permasalahan kependudukan di Jakarta yang mana ini kemudian menjadi isu sosial. Maka dalam menjawab permasalahan tersebut di Kota Jakarta permukiman vertikal menjadi salah satu opsi yang dapat dilakukan dimana konsep dari hunian vertikal dapat mengoptimalkan penggunaan ruang pada hunian sesuai dengan perilaku dan gerak penghuni. Maka dalam menjawab permasalahan tersebut di Kota Jakarta permukimanvertikalmenjadiopsi.
PemerintahKotaJakartaSelatan
KLIEN
Kebijakan pada pemerintah sebagai fasilitas yangmembangunprogramrumahtinggalsusun yang memiliki area hijau termasuk pengelolaan SDAsekitar.
Dengan adanya pemakai fasilitas tersebut warga kampung manggarai sebagai pengguna dari fasilitas, memiliki aktivitas yang melibatkan berdirinya rumah tinggal susun yaitu kegiatan berjualan, hal tersebut dapat membuat terbentuknya plaza pada bagian dari rumahsusun.
BBP2TP mengembangkan teknologi pertanian pada lahan tidur di perkotaan dengan teknologi hidroponik tanpa cahaya matahari oleh balkot farm.
Millenial Success Centre merupakan program yang diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas, agar dapat lebih berwawasan dan keterampilan agar dapat bersaingsecarapositif
Deskripsi Klien & Gambaran Bisnis
WargaKampungManggarai
PedagangUMKM
PARTNERSHIP
PT Adika Tirta Daya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaanairlimbah
Balkot Farm merupakan kumpulan dari petani milenial yang mengembangkan berbagai macam teknologi dalam menanam terutamahidroponiktanpacahayamatahari.
Dibutuhkannya kerjasama dengan stakeholder terkait untuk menggandeng dan mewujudkan mimpi bersama demi masa depan penghijauan dan keberlangsungan kebutuhan hidup perkotaaan. Melalui kerjasama seperti pada contoh yaitu petani milenialdanbalkotfarm.
BalkotFarmINFORMASI & ATURAN TAPAK
KDB dan KLB
Rumah Susun
KDB 40%
KDH 60%
KLB 5 Lantai
Ketentuan kepemilikan, Bagian Rumah Susun
Tata Ruang Wilayah Kawasan kumuh dan Kebutuhan primer
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bertekad ingin menjadikan Ibukota sebagai pusat layanan unggulan pertanian kota.
Lahan PerkotaanTidur
Pemerintah akan menguruk tanah yang jatuh ke sungai agar aliran sungai tidak terhalang dan area resapan tidak terbendung.
BBP2TPmengembangkan teknologi hidroponik (urban farming)
Air sungai ciliwung yang tercemar memiliki kandungan minyak nabati (jelantah) yang baik untuk tanaman
Upaya Memberdayakan masyarakat rusun
Sempadan
Rumah Vertikal
Urban Farming
SHM, Ruang, Kelengkapan dan Komponen Pendukung
RTH, dan penataan pemukiman yang lebih tertata agar sirkulasi efisien, dinamis
Pedagang Bahan Baku
RTH, Farming
Peresapan Kota
GreenArea, Softscape, Bahan tanaman
Urban Farming BasisAir sungai ( hidroponik)
Biofiltration river, rapid sand filter
Urban Farming
Sempadan Sungai 10 m
Sempadan Jalan 5 m
Sempadan Bangunan 3 mr
O2 dan Resapan Kota, Kompos
Produk mentah dan matang
Kompos, Farming
Pedagang Bahan Baku
Rumah Vertikal
- Wilayah terbagi 4 yaitu : Manggarai area pasar, Manggarai area stasiun, Manggarai komplek AL dan Manggarai Kapuk.
- Berdasar pada pertimbangan rencana tata ruang dan zonasi, intensitas banjir, tingkat perekonomian dan kekumuhan maka area Manggarai Stasiun dipilih menjadi fokus perancangan penataan hunian kampung vertikal Rumah Susun Sederhana Sewa (SocialHousing).
- Pada kampung Manggarai Pasar terdapat dua tipe warga, yaitu warga tetap dimana sudah menetap dalam kurun waktu cukup lama, dan memiliki identitas sebagai warga kota Jakarta. Sedangkan, warga musiman merupakan warga yang biasanya tinggal sendiri, untuk berjualan di sekitar wilayah Manggarai, dan menyewa rumah untuk tinggal sementara di Kota Jakarta.
dikarenakan pembangunan hunian berdampingan langsung dengan bibir sungai serta fungsi lapak jualan dari pinggir jalan yang digunakan untuk perdagangan tidak teratur. Pemerintah ingin menanggulangi permasalahan lahan bermukim dan berjualan dengan penggunaan lahan yang minim dan membuat lahan penghijauan melalui program pertanian di area tersebut. Dengan adanya RTH yang 60% dari kawasan, serta area pemukiman dan sektor ekonomi pada area tersebut, dan pengelolaan SDA sekitar nya.
Kawasan padat lalu lintas
Untuk permasalahan di pinggir jalan adalah banyaknya pedagang yang menggelar lapak mereka, hal ini menyalahi aturan sempadan jalan serta membuat macet dan ruwet sirkulasi jalan disekitar site
Kawasan Kumuh Pinggir Sungai Ciliwung
Banyak bangunan hunian illegal yang tidak layak huni didirikan di pinggir sungai ciliwung, hal ini tentunya menyalahi aturan mengenai sempadan sungai dan juga merusak ekosistem sungai, isu ini terjadi dikarenakan lahan untuk hunian tidak memenuhi jumlah dari banyaknya penduduk.
Perumahan Penduduk
Kawasan perumahan di Manggarai memiliki kepadatan yang tinggi sehingga bangunan hunian menjadi tidak tertata dengan rapih
- Bantaran Kali Ciliwung terdapat banyak bangunan yang terbuat dari kayu-kayu dan seng yaitu sebagai bangunan semi permanen, hal tersebut membuat area Manggarai menjadi area terdampak rencana pelebaran sungai dan relokasi penataan Kawasan Manggarai yaitu ke rusunawa Nagrak, Rusunawa Pasar Rumput dan Rusunawa Jatinegara.
- lokasi manggarai yang strategis membuat masyarakat tidak menginginkan adanya relokasi atau penggusuran paksa.
- Terdapat 4213 jiwa dalam 1188 KK di kelurahan manggarai dengan fokus perancangan yaitu mengolah 202 KK pada bantaran sungai ciliwung dengan luas wilayah kampung adalah 3,2ha dengan kepadatan 1m2 per orang.
Deskripsi ISU & Problematika
ISSUE
Non Arsitektural
Sosial
● Meledaknyajumlahpenduduk
● Minimnyalahankosong
● Hunian/kepemilikanrumahtanpaizin resmi/simpangsiur
● Kesenjangansosial
● JustifikasiMasyarakatmenengahke bawahdenganpenggusuran/penertiban
● Reklamasiberlanjut
● Kriminalitas(perampokandanpreman)
● Bangunankumuh
Kesehatan
● Karenatatalingkunganyangburuk membuatmasyarakatmenjadimudah terkenapenyakit
● Keterbatasanaksesterhadappusat kesehatanmasyarakat
● Penanganancovid-19
Ekonomi
● UMKMrendah
● Bangunanuntukberdagangtapi sekaligustempattinggalliar
● Sulitnyamemilikitempattinggaldi jakarta
● Ketimpanganekonomi, pendapatan masyarakatdanPengangguran
● Persoalanstokdanhargabahanpokok
● Pengentasankemiskinan
Lingkungan
● Persoalanbanjirdarisungaidan kurangnyaresapan
● RTHberkurang
● Sulitnyaaksesairbersih(swastanisasi air),Sampahpermukimandan Tercemarnyaair
● Kampungkotatanpapengaturanyang baik,lingkunganmenjadikotor,Polusi udaradankumuh
● Berkurangnyapepohonan
Budaya Infrastruktur
● Budayasemakintergerus perkembanganzaman
● Banyaknyabudayamasuksehingga budayabetawitergerus
● Budayasebagaisektormengedukasi dandayatarik
● Pembangunantrase-traseinfrastruktur transportasipublik
● Kemacetan
● Ketimpanganpembangunan
● Transportasionlineyangtidaktertib danmembuatmacet
● Kebutuhanparkirvertikaldanzonasi parkir
Arsitektural
Sosial
● Kebutuhanatashunianmeningkatdi lahanyangterbatas
● Tataruangmemfasilitasimata pencaharianpedagang
● Tataruangmeresponbudayainteraksi sosial
● Pemberdayaanmasyarakat(SDM) setempat(lokal)
Kesehatan
● Butuhnyapusatkesehatanyang terintegrasidengantempattinggal
● Bangunanmeresponisupandemi covid-19
Ekonomi
● Butuhsentrabagiparapelaku UMKM
● Butuhnyatempattinggalbiaya terjangkau
● Pengadaanpusatberdagang masyarakatmoderndantradisional
● Penyediaanlapanganpekerjaan
Lingkungan
● Kurangnyaruangpublik/tamankota
● Membutuhkan RTH
● Butuhpenghawaandanpencahayaan alamiyangcukup
● Drainase,IrigasidanSumurresapan minimgunaMengatasibanjir
● Butuhpengolahansampahdengan sirkulasiruntutterorganisir
● Bangunanmeresponterhadapbanjir
Budaya Infrastruktur
● Pusatakulturasipengenalanserta pertunjukanbudayapadakawasan permukiman
● Butuhbangunanyangterintegrasi secarainfrastruktur
● Butuhsirkulasiruntutdanterintegrasi
● butuhparkirvertikaldan/zonasiparkir
Tujuan Perancangan
HOUSING
LINGKUNGAN
UMKM
Pemukiman dengan menggunakan lahan yang minim yaitu Kampung Vertikal dengan mempertimbangkan meningkatkan area hijau terbuka, stimulan sungai dan pemberdayaan keterampilan penghasilan pekerjaan masyarakat yang didalamnya dapat menampung keinginan warga sekitar dengan pertimbangan kebijakan dan green design pemerintah daerah yaitu dengan adanya Plaza, Area RTH, Tempat Pengelolaan SDA, Sirkulasi terhubungpadasekitar.
PEMANFAATAN AIR SUNGAI INTERAKSI SOSIALAnalisis Tapak dan Masalah Desain
● Gambaran lokasi
● Iklim (suhu, angin,matahari,kelembaban)
● Topografi
● Eksisting (Area hijau dan terbangun, vegetasi)
● Sirkulasi dan lalu lintas
● Gambaran arsitektural
● View vista
● Site montage
● Kesimpulan
Gambaran Lokasi
Manggarai, Kec Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
202 Kepala Keluarga
LuasSite : 3,2 Ha
Site yang terletak di Manggarai Kota Jakarta Selatan merupakan sebuah kawasan padat penduduk yang bersimpangan dengan kali ciliwung, kawasan ini memiliki kepadatan yang tinggi dikarenakan pembangunan hunian yang dari pinggir jalan yang digunakan untuk perdagangan yang tidak teratur bahkan sampai kepada kawasan pinggir sungai yang penuh dengan hunian.
Iklim
● Sun Path menunjukan data dari matahari pada site pada saat terpanas sepanjang tahun yaitu pada bulan Oktober
● berdasar latitude dan longitude menunjukkan bahwa matahari sepanjang hari dengan rentang terbit pukul angin yang paling besar dari barat daya dan arah selatan, sekitar 10 km/jam.
Kondisi Topografi
Untuk wilayah dataran di Selatan dan Timur, kontur tanahnya cukup bagus, stabil, karena berupa tanah padat.
Secara Umum, dapat disimpulkan bahwa kontur tanah di Jakarta banyak terdiri dari tanah lempung yang sangat tidak konstan hal ini dapat diakibatkan karena daerah geogra)s Jakarta yang merupakan cekungan datarab rendah dari dataran tinggi di daerah hulunya.
View dan Vista
View utama pada site ini adalah sungai yang terletak di sisi utara. Sungai menjadi view utama perancangan desain yang akan terbangun. Pada sisi selatan terdapat stasiun manggarai yang menjadi potensi hubungan lingkungan dengan site. Selain itu, pada sisi utara site tidak dapat terakses dan terlihat karena padatnya bangunan pemukiman dan bangunan sepanjang bibir sungai.
Terbangun
Vegetasi Eksisting
Terdapat tanaman liar seperti rumput bambu, tanaman rambat, hingga pohon kersen yang merupakan tanaman liar yang tumbuh di pemukiman yang lembab dan tidak terawat. Selain itu, tanaman tersebut tumbuh di bibir sungai sekitar sungai ciliwung karena tidak terawat dan diperhatikan kemudian menyebabkan sungai menjadi kumuh dan kotor.
Rumput Bambu Tanaman Liar Rambat Pohon KersenSirkulasi dan Lalu Lintas
Kampung Manggarai terletak diantara Jalan Manggarai Utara, Manggarai Utara 2, Manggarai Utara 1 dan jalan Tambak. Karena letak yang strategis, hal tersebut membuat banyak warga melakukan kegiatan berdagang disepanjang jalan. Dan membuat padatnya lalu lintas dan area pemukiman. Karena selain untuk hunian tempat tersebut juga sebagai mata pencaharian warga setempat.
Jalan Manggarai Utara
Jalan Manggarai Utara 2
Jalan Tambak
Jalan Manggarai 1
GAMBARAN ARSITEKTURAL LINGKUNGAN
Sampah Air CrowdedArea AreaKebutuhanPrimer Pemukiman Warga Sekolah Stasiun Pabrik Komplek SiteRINGKASAN MASALAH DESAIN
Kota DKI Jakarta sebagai pusat aktivitas perekonomian dan pemerintahan negara, memiliki daya tarik yang kuat bagi penduduk Indonesia untuk bermigrasi. Hal tersebut membuat padatnya daerah ibukota, akibat banyaknya masyarakat yang bermukim di kota tersebut. Salah satu daerah yang padat tersebut yaitu Kampung Manggarai, yang terletak di depan Stasiun Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan. Padatnya Kampung Manggarai sebagai kawasan komersil didominasi oleh berbagai aktivitas seperti tempat bermukim, tempat berjualan, dan tempat melakukan berbagai aktivitas lainnya, selain membuat padat untuk melakukan kegiatan, kawasan tersebut juga memiliki sirkulasi yang padat dan terhambat pada area tersebut. Maka dengan adanya hal tersebut luas Kampung Manggarai yang hanya 3,2 hektar, di huni oleh lebih dari 5.000 jiwa, dengan lebih dari 200 kartu keluarga. Dengan adanya hal tersebut membuat rumah, dan bangunan komersil lainnya dibangun tanpa memperhitungkan sirkulasi dan kenyamanan lingkungan, karena dibuat berhimpitan karena lahan yang terbatas. Membuat area tersebut menjadi turun dan tidak memiliki tanah resapan, untuk menanggulangi air bila terjadi hujan. Maka dapat menyebabkan banjir yang membuat air di tanah meluap ke Sungai Ciliwung, kemudian Sungai Ciliwung tidak dapat menampung, dan membuat area tersebut terkena banjir bila hujan tiba. Kemudian lahan yang digunakan merupakan lahan milik negara yang tidak memiliki ijin untuk bermukim. Maka pemerintah ditambah dengan adanya permasalahan tersebut, ingin melakukan penghijauan pada Kampung Manggarai yang memiliki area RTH lebih dari 60%.
Konsep & Respon Desain
● Kajian Preseden
● Pendekatan konsep perancangan
● Eksplorasi bangunan
● Konsep plotingan massa
● Tata tapak
● Konsep per bangunan: konsep ruang, konsep material,selubung, struktur
● Infrastruktur bangunan
Pendekatan Konsep Perancangan
Ide utama: menciptakan social vertikal housing yang terintegrasi dalam satu site dengan plaza community, situs pengolahan kompos dan limbah air, dan fungsi pendukung lainnya menjadi satu siklus berkelanjutan
● Pemukimankumuh
● Padatnyapenduduk
● Perekonomian wargaburuk
● Keterbatasanlahan
● Konteksbantaran sungaidan sirkulasipadat
● Menyediakanwadah ekonomimasyarakat
● Membukalapanganpekerjaan
● Kawasankebutuhan primer
● Kepentinganroda ekonomiMBR
● Pembentukankomunitas swadayamandiri masyarakat
● PlazaCommunity
● FasilitasBersamaterintegrasi satukawasan
● Penataanruanganberdasarkan dinamikakehidupankeseharian penghunisasaran
Sosial Ekonomi
SOCIALHOUSING MIX USE
Lingkungan
● RuangterbukaHijausebagai perwujudanlahantidurkota
● PermukimandanPasar terintegrasidenganfarming danpengelolaanair
● MemperbaikihubunganSDA denganSDM
● Tataolahtapakdansirkulasisesuai kondisieksistingtapakdanaktivitas masyarakat
● Tataolahbangunanmenujulayak huni
● Pembebasanlahanhijaulantaidasar tapak
● Distribusipenjualanfarmingdan pengelolaansampah
SocialVertikalHousing
● HunianRumahSusun SederhanaVertikal pendekatansangatterbuka denganlingkungan.
● KonsepKampung OrientedDevelopment.
● Berbagaimaterialbekas dapatdigunakankembali.
PlazaCommunity
UnityModernandTraditionalMarketin oneArea
● Keberagamanruangpada bagiandalammaupunluar bangunandirancangsecara khususyaituberdasarkan hubunganantarruang bersama(plaza community)dan kebutuhansosialdalam masyarakat.
● Ruangkomunalakan mewadahikegiatan perputaranrodaekonomi parapedagang,PKL.
● Menyatukanberbagai fasilitasdanlayanan publikdalambangunan.
● Masyarakatdapattinggal sekaligusmendapatkan matapencahariandalam satukawasanterintegrasi.
GreenSpace
Basispengolahanairsungai,farming space,riverfrontarea
● Memaksimalkan keberadaanalamdengan membebaskanareahijau didasarbangunan.
● Ruangkomunalyang terbentuksecaraluasakan terintegrasidengan lingkunganalam.
Obyek Rumah Susun Sederhana Sewa (Social Housing) hunian yang dirancang untuk masyarakat kurang mampu dengan merelokasi permukiman kumuh dan horizontal yang memakan lahan, dengan dibangun secara vertikal dengan penyediaan ruang sosial kampung dan ruang ekonomi plaza dengan menekankan pada konsep Kampung Oriented Development.
Program Ruang
Urban Farming
Amphitheatre Workspace
Ruang Sinau
Ruang
Terbuka Hijau
Bridge komunal
Riverfront park
Biofiltration River Hidroponik
Pengolahan Air
Rapid Sand Filter
Penampungan rob air
Ruang Jemur
Ruang Belajar
Rumah Vertikal
Communal Space
Dapur Komunal
Ruang Olahraga
Ruang Berkumpul
Exhibition Gallery
Plaza
Parkir
Community center
Market
Ruang Sinau
Terdapat 3 tipe unit yang dibedakan melalui ukurannya yaitu :
1. Unit A tipe 12m2 = 1-2 Orang
2. Unit B tipe 24m2 = 3-4 Orang
3. Unit C tipe 36m2 = 5-6 Orang
Dengan adanya acam-macam unit, kemudian dapat disesuaikan dengan bentuk pada bangunan yang memiliki 3 variasi luas seperti pada contoh diatas.
12m2 24m2 36m2Inside Problems
Outside Problems
HUMANIS
DESAIN
Interaktif
Ekonomis
Social interaction
Human Circulation
Healthy Environment
Community Improvement
Mobilisasi
BIOPHILIC DESIGN
Biomorphic Forms & Patterns
Site Plan
Tata Ruang
Bentuk dan Pola
Infrastruktur
Connection Nature & Building
Dynamic nature
Material Expose & koneksi material alam
Thermal, Cahaya dinamis, aliran udara
KAMPUNG ADMIRALTY SINGAPURA
MIXED USE ARCHITECTURE
pengembangan publik terintegrasi yang menyatukan berbagai fasilitas dan layanan publik di bawah satu atap. Kompleks terpadu satu atap memaksimalkan penggunaan lahan, dan merupakan prototipe untuk memenuhi kebutuhan penduduk
“Kampung Vertikal (desa)” dirancang, dengan Plaza Komunitas di lapisan bawah, Pusat Kesehatan di lapisan tengah, dan Taman Komunitas dengan apartemen untuk manula di lapisan atas. Ketiga lapisan yang berbeda ini menyandingkan berbagai penggunaan bangunan untuk mendorong keragaman lintas program dan membebaskan permukaan tanah untuk pembangkit aktivitas. Kedekatan dengan fasilitas kesehatan, sosial, komersial dan lainnya mendukung ikatan antar generasi dan mendorong penuaan aktif di tempat.
Pola pemetaan hunian Kampung Admiralty. Pola hunian dibuat dengan pola grid dengan penempatan hunain di saping dan sirkulasi di bagian tengah
PENDA TOWER
Pattern based melihat kepada bangunan modular Penda tower, merupakan sebuah apartemen yang menggunakan modular concept building, menggunakan material pre fabrication CLT yang dibangun di luar site yang kemudian baru di kembangkan di site
Sang perancanf berpikir bahwa dimasa depan material sepeprti kabel dan tembaga akan menjadi sumber daya langka dimasa depan, memikirkan mengenai pembokangkaran bangunan dengan cara konevnsional, memikirkan mengenai hal ini dengan life cycle building.
MOUNTAIN DWELLING
Architect: BIG
Bangunan yang terletak di kota orestad di copenhagen, terletak ditengah transportasi publik dan bandara, bangunan ini dibangun dengan perhitungan bahwa di masa 20 tahun mendatang kepadatan penduduk naik sekitar 20.000 dan kenaikan lowongan kerja hingga 80.000 dan kenaikan 20.000 untuk sektor sekolah dan universitas. Bangunan ini memakai konsep penyewa, dan pembeli, banguna ini juga mencakup ⅔ untuk lahan parkir dan ⅓ area tempat tinggal. Area parkir terhubung dengan jalan dan area perumahan serta terdapat kebun yang menghadap ke arah matahari.
POLA BANGUNAN Melihat pada pola bangunan yang memakai konsep berundak seperti tangga, pola ini diulang sampai kepada titik tertinggi bangunan, hal ini bertujuan agar bangunan mendapatkan view, penghawaan dan pencahayaan alami. Pola pemetaan ini juga bertujuan memberikan ruang bagi tiap hunian untuk bersosialisasi dan juga memberikan ruang untuk berkebun
Pola sirkulasi pada bangunan terbagi menjadi dua yaitu sirkulasi bagi manusia dan kendaraan. Sirkulasi untuk manusia berkaitan dengan pola pemetaan tiap hunian pada bangunan, dimana tiap hunian diberikan jarak sebagai sirkulasi yang dapat mengakses ke setiap sudut bangunan. Sirkulasi kendaraan dibuat dengan pada dasar bangunan dengan menghubungkan antara jalan raya dengan bangunan dengan area parkir yang terhubung langsung dengan jalan raya
Melihat pada pola struktural bahwa hunian dibuat dengan menggunakan konsep tumbuh dengan penempatan secara vertikal diagonal, pola ini kemudian digunakan kembali pada bagian sirkulasi parkir dengan meletakan parkir tepat dibawah hunian mengikuti pola struktur bangunan. Pola struktur kolom menerus dibuat dengan mengikuti tinggi tiap lantai yang berbeda
Denahmenunjukanpenampatandariareaparkirdanhunian,bisaterlihatrampdigunakanmenandakanlantaiparkirmemilikiperbedaanlevel,halinidikarenkanpola pemetaandaribangunanyangmemilikikonsepberlevel.Untuksirkulasipadaareahuniannyasendiridibuatdenganmenyesuaikanterhadapmasabangunan.Siekulasi dibuatagardapatmengcakuppadaseluruhareabangunan.
Unit
hunia n
Sirkulas i lorong
Sirkulasi
tangga
Pattern Based dengan melihat kepada pemolaan hunian konvensional. Analisis pattern design dari interior bangunan. Denah menunjukan pola pemetaan hunian konvensional yang biasanya banyak digunkana, yaitu degan meletakan unit ruang pada bagian samping dan peletakan sirkulasi sitengah ruang.
Kemudian pada area sirkulasi tangga yang digunakan untuk naik turun yang diletakan di pinggir sisi bangunan agar mempermudah sirkulasi. Melihat dari denah rumah susun pada umumnya peruangan diletakan di pinggir bagunan hal ini bertujuan agar tiap hunaian mendapat penghawaan dan pencahayaan alami selain itu jika dari segi stuktur pada denah bangunan menggunakan core pada sisi sis bangunan dengan pemolaan sirkulasi di tengah bangunan. Penempatan dari alur sirkulasi disesuaikan terhadap pola pemetaan hunian hal ini dimaksudakan agar dapat meciptkan pola sirkulasi yang baik. Jika melihat pada gambar pola sirkulasi diletakn ditengah untuk mengjakau tiap ruangan didalam bangunan.
Preseden Lansekap
Teknik Urban Pengelolaan air yang digunakan merupakan bentuk kegiatan yang dapat digunakan sebagai bahan utama dari pembuatan hidroponik. Yaitu menggunakan sistem sebagai berikut
1. Pengenceran(Dilution) Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru dibuang ke badan-badan air.
2. KolamOksidasi(OxidationPonds) Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah.
3. Irigasi Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali sehingga air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut.
Teknik Urban Farming yang digunakan pada desain ini dengan menggunakan penanaman hidroponik dengan memanfaatkan sumber daya alam, dengan mengurangi penggunaan nutrisi buatan. Yaitu dengan menggunakan air pengelolaan Sungai Ciliwung. Dengan penerapan teknik NFT. Yaitu metode pemberian nutrisi dengan cara mengalirkan air yang mengandung nutrisi dan di sirkulasi secara terus- menerus, sehingga akar tidak mudah busuk, Kelebihan dari sistem NFT ini adalah tanaman memperoleh air dan nutrisi, yang kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan.
Penerapan teknologi Pengolahan air rapidsandfilter biofiltrationriver Urban Farming SpacesEksplorasi Lansekap
Pembagian zoning dalam menentukan ruang yang akan terbentuk disesuaikan pada konteks, potensi, problem dan solusi yaitu: Pada area garis merah yang merupakan area utama lokasi terbangun
Pada area garis hijau muda yang merupakan area terbuka hijau yang difungsikan seminimalnya untuk kegiatan outdoor, komunal, fungsi pendukung dan/ penunjang pengelolaan air, urban farming dan pemberdayaan masyarakat serta pedestrian untuk mendukung interaksi sosial yang interaktif dan dekat dengan alam
Pada area garis hijau tebal yang merupakan area terbuka hijau sempurna dan hanya melingkup pedestrian dan fungsi pendukung untuk urban farming dan fasilitas penunjang waterfront dan menikmati sungai.
Vertikal housing
pengolahan air Plaza ruang sinau
Amphiteathre dan workspace Parkir dan pengolahan air
area riverfront park & amphitheatre berada di tepian sungai. sehingga sungai dapat menjadi destinasi bermain bagi warga / masyarakat serta menumbuhkan rasa untuk saling menjaga kebersihan sungai
Entrance utama pejalan kaki
Sirkulasi utama kendaraa n
Plaza ditempatkan ditengah sebagai bangunan utama dan pusat kegiatan yang merupakan poros pada site
Eksplorasi Tata Tapak
ModernAmphitheatre
Plaza dan market Outdoor
MiniAmphitheatre
Urban Farming
KomunalArea
Plaza Market and Housing
Parkir and Water Management
Community Center
RTH Forest Green RTH Forest GreenEKsplorasi Parkir dan Pengelolaan Air
Alternatif 1
Alternatif 2
Parkir Motor
Parkir Mobil
Pengelolaan Air
Parkir Motor
Parkir Mobil
Pengelolaan Air
Eksplorasi Plaza dan Rusun
Area Komunal Kampung danArea Hijau Kampung secara vertikal
Hunian
Plaza market
Konektivitas horizontal dan vertikal dengan adanya sky bridge. Menghindari kesan eksklusif dengan menciptakan orientasi antar massa dan blok kedalam dan keluar. Permeabilitas dan visibilitas view didukung sirkulasi apik.Terdapat pula pola dan integrasi antar lantainya.
Konsep bentuk dan pola berdasar pada alam yaitu yang dinamis dan mengalir seperti sungai. Mengintegrasikan antara bangunan dengan alam melalui bukaan penuh plaza dapat diakses dari setiap sudut dan konektivitas view pada arah sungai. Konsep bentuk dan pola yang interaktif menunjang kebutuhan ruang yang saling berinteraksi sama seperti para pengguna yang akan saling berinteraksi. Pembentukan plaza yang besar dan luas berupaya mewadahi komunitas dan merupakan wadah bagi pemberdayaan masyarakat. Hunian dan komunal yang terbentuk pada hunian sebagai wadah bagi penghuni berkegiatan secara bersama. Material bekas pembongkaran kawasan kumuh yang dapat digunakan kembali secara ekonomis pada fasad dan interior dari hunian dan plaza.
Konsep rekayasa sistem struktur bangunan sistem yaitu kolom bulat pondasi titik
Bentuk massa terdiri dari area ruang publik di lantai dasar, privat untuk hunian dan semi privat pada ruang komunal
Konektivitas Site
MenjawabisukonektivitassitedenganlingkunganyasalahsatunyasolusiuntukmenjawabhaltersebutadalahdenganmenempatkanJPOuntuk menghubungkanareahuniandenganstasiunmanggarai
PenggunaandariJPOdikarenakansitedenganstasiunterpisaholehjalandenganbanyakkendaraanberlalulalang,halinidimaksudkanuntuk efisiensidaripenggunajalan
JPOininantinyahanyaakanberfokussebagaisaranauntukpedestriantanpamenempatkanpedagang.
KONSEP ARSITEKTURAL PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR
Dengan adanya permasalahan tersebut, Hunian Vertikal merupakan alternatif utama, dengan dibantu oleh keseimbangan lingkungan, yaitu dengan penataan kawasan karena lahan yang terbatas, serta penghijauan lingkungan karena kurangnya penghijauan dan area resapan yang membuat kawasan mudah banjir karena air menggenang bila hujan. Konsep pengelolaan air dan area parkir pada kawasan ini merupakan merupakan hal yang dibutuhkan untuk warga setempat dalam mengelola lingkungan dan kehidupan bermasyarakat.
Area parkir dan Pengelolaan Air dibuat dengan pendekatan konsep Arsitektur Humanis dan Bhiopilic Design untuk kenyaman sirkulasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat hingga berdampak ke nilai ekonomi warga. Yaitu dengan penataan kendaraan dapat membuat sirkulasi dan interaksi antar masyarakat dapat berjalan dengan baik, serta terciptanya wadah untuk bagi masyarakat untuk meningkatkan keekonomian dengan metode memanfaatkan air pengelolaan menjadi makanan utama bagi tanaman hidroponik yang memiliki nilai jual.
KONSEP ARSITEKTURAL PLAZA DAN SOCIAL HOUSING
PENERAPANTANAMAN PADA
SELUBUNG SEBAGAI PERWUJUDAN NILAI BIOPHILIC DESIGN
INTERAKSI DI SETIAPSIRKULASI YANG HUMANIS KARENAAKANADA INTERAKTIF
BASIS COMMUNITYDENGAN PENYEDIAANAREAAREA BERKUMPULDILUAR MAUPUN DALAM BANGUNAN (KOMUNUNAL SPACE)
BENTUKYANGALAMI DANTIDAKADASUDUTMATIYAITU PERJUDUWAN BIOMORPHIC DESIN DAN FORM. BENTUKNYADINAMISYANG MENYATU DENGAN SEKITAR DAN SEDERHANAATAUTATA TAPAK PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR
TATA RUANG PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR
TATA RUANG PLAZA DAN SOCIAL HOUSING
Potingan kios, los, toko dan fasilitas. Plaza pasar yang dikolaborasikan dengan adanya working space dan umkm millennial
Konsep plotingan unit hunian 3 tipe dan fasilitas pendukung ruang hijau dan ruang komunal lantai 1
Orange adalah ruang komunal yang tersebar di setiap lantai social housing dengan fungsi beragam
Hijau adalah ruang hijau yang dapat dijadikan tempat bercocok tanam maupun tujuan penghijauan perkotaan
TIPEA: 1-2 Penghuni
TIPE B : 3-4 Penghuni
TIPE C : 4-6 Penghuni
RANCANGAN BANGUNAN PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR
PARKIR
MOBIL
PARKIR
MOTOR
TOILET
UMUM PENGELOLAAN AIR
KONTROL AIR
RANCANGAN LANSEKAP PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR
PARKIR
MOBIL TIKET
PARKIR MOTOR
TOILET
UMUM PARKIR
KHUSUS
PENGELOLAAN AIR
KONTROL AIR PENAMPUNGAN SEMENTSRS
RANCANGAN LANSEKAP
Kangkung Air SawiCommunal
Konsep Lansekap
Zona Entrance
BikeTrack
Plaza & Market
Comunal
Entrance
Zona Entrance
Entrance
BikeTrack
Pathway Communal
Modern Amphiteathre
Plaza Market and Workspace
RTH Forest Green RTH Forest GreenKONSEP TEMATIS PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR
Hunian Vertikal merupakan alternatif utama, dan untuk meningkatkan lingkungan, yaitu dengan penataan kawasan karena lahan yang terbatas, serta penghijauan lingkungan karena mengatasi permasalahan yang ada. Yaitu dengan Area parkir dan Pengelolaan Air dibuat dengan pendekatan konsep Arsitektur Humanis dan Bhiopilic Design untuk kenyaman sirkulasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat hingga berdampak ke nilai ekonomi warga.
Dengan mewadahi hal tersebut diperlukannya ruang untuk melakukan aktivitas tersebut, ruang yang digunakan terbentuk karena adanya penyesuaian antara kebutuhan, lingkungan, masyarakat. Maka Konsep Bhiopilic Design dengan Arsitektur Humanis dapat membantu terciptanya Hunian yang dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat setempat.
Pada Arsitektur Humanis Sirkulasi dan Area Parkir dibuat dengan beberapa bagian seperti Area Parkir Mobil dibuat tanpa peneduh dan terbatas, agar pengguna tidak dapat meninggalkan kendaraan dalam jangka waktu yang lama dan mendukung gerakan menggunakan transportasi umum lebih diutamakan. Kemudian Bhiopilic Design pada pengelolaan air yang dimanfaatkan air nya sebagai makanan untuk tanaman hidroponik. Tanaman tersebut menggunakan sistem NFT, yaitu dengan cara air yang digunakan tidak terlalu banyak danair yang telah digunakan dapat dimanfaatkan kembali atau tidak terbuang. Hal tersebut bertujuan pengendalian lingkungan serta pemberdayaan masyarakat setempat.
KONSEP REKAYASA BANGUNAN PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR
Dengan mewadahi hal tersebut diperlukannya ruang untuk melakukan aktivitas tersebut, ruang yang digunakan terbentuk karena adanya penyesuaian kawasan dengan bentuk bangunan, agar hasilnya selaras dan dapat menciptakan sirkulasi yang baik dan keseimbangan antara alam dapat terjaga dengan mengusung Konsep Arsitektur Humanis. Maka bentuk yang di ciptakan oleh masa yang ada pada area sirkulasi dan pengelolaan air juga mempertimbangkan lingkungan sekitar dan warga setempat. Terutama pada garis lengkung kawasan dan letak kawasan yang berada di pinggir sungai, yang berarti air memiliki arti dan peran penting dalam keberlangsungnya kehidupan yang tak terbatas. Agar masyarakat dengan alam dapat hidup beriringan.
SELUBUNG, INFRASTUKTUR, DAN MATERIAL
PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR
MembranGNET
MembranBardoline
BatuBata
Alumunium
Beton Material
SELUBUNG, INFRASTUKTUR, DAN MATERIAL
PENGELOLAAN AIR DAN AREA PARKIR
PolycarbonateEZ-Lock
PipaParalon4inch
BatuBata
PipaHDPE
Material
SELUBUNG, INFRASTUKTUR, DAN MATERIAL
PLAZA DAN SOCIAL HOUSING
BERBASIS KOMUNITAS PADATIAP
RUANGYANGTERHUBUNG DAN
KONEKSITIAPPINTU DEAN
DIDUKUNGADANYARUANG
KOMUNAL
VOID DAN GREENAREASELAIN
SEBAGAI ESTETIKAJUGA
PERWUJUDAN HUBUNGANANTARA BANGAUNAN DANALAM.
ALIRAN UDARAYANGTIDAKAKANADABAGIAN BUNTU PADABANGUNANTIAPLANTAIYANG
TERINTEGRASI DENGAN BUKAAN SEUTUHNYADANADANYAPENERAPAN GREENAREADAN FASAD
TUMBUHANYANGAKAN MENINGKATKANTARAF KESEHATAN LINGKUNGAN. MATERIALALAMIYANG
TIDAKAKAN BERDAMPAK UNTUK KESEHATANYANG BURUK DENGAN MEMINIMALISIR BAHAN KIMIA
FINISHING. INTEGRASI UNTUK SHAFYANG LURUS DAN EFISIEN