1
IKHTISAR PERFORMANSI EKONOMI INDONESIA KUARTAL II / SEMESTER I 20201
Pandemi Covid-19 menimbulkan turbulensi atau guncangan ekonomi yang mengarah pada resesi global. Berbagai kebijakan yang dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19, seperti penutupan sekolah dan beberapa kegiatan bisnis, kebijakan pembatasan sosial berskala besar, hingga lockdown menurunkan tingkat konsumsi dan investasi. Harga komoditas migas dan hasil tambang di pasar internasional pada Q2 2020 secara umum mengalami penurunan, baik (q to q) maupun (y on y), sementara itu harga komoditas makanan (gandum, minyak kelapa sawit, dan kedelai) mengalami penurunan (q to q), tetapi secara (y on y) mengalami peningkatan.
Kondisi perekonomian beberapa mitra dagang Indonesia terkontraksi (y on y) sebagai akibat pembatasan aktivitas penduduk untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Data Pertumbuhan Ekonomi Mitra Dagang Indonesia Q2 2020 (y on y): a) Republik Rakyat Tiongkok (3,2) b) Amerika Serikat (-9,5) c) Singapura (-12,6) d) Korea Selatan (-2,9) e) Vietnam (0,4) f) Hongkong (-9,0) g) Uni Eropa (-14,4) Terjadi inflasi sebesar 0,32 persen (q to q), namun jika dibandingkan dengan posisi Juni 2019, terjadi inflasi sebesar 1,96 persen (y on y). Realisasi APBN Q2 2020 mencapai 616,54 triliun rupiah (22,51 persen dari pagu 2020 sebesar 2.739,17 triliun rupiah), naik dibandingkan dengan realisasi Q2 2019 yang mencapai 582,64 triliun rupiah (23,67 persen dari pagu 2019 sebesar 2.461,11 triliun rupiah).
Realisasi penanaman modal (investasi) yang tercatat di BKPM (PMA dan PMDN) selama Q2 2020 sebesar 191,9 triliun atau turun sebesar 8,9 persen (q to q) dan turun 4,3 persen (y on y). Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada Q2 2020 mencapai 482,65 ribu kunjungan, atau turun sebesar 81,49 persen (q to q) dan turun 87,81 persen (y on y).
1
Disajikan sebagai bahan masukan kepada Dr. H. Jazilul Fawaid, S.Q., M.A., Wakil Ketua MPR RI Periode 2019-2024. Sumber dari rilis BPS RI dan Koran Tempo Edisi 6 Agustus 2020. Bahan Masukan
2
Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia Semester I (H1) 2020 dibandingkan dengan H1 2019 terkontraksi 1,26 persen. Laju pertumbuhan triwulanan (y on y) sebesar -5,32 persen, sedangkan laju pertumbuhan triwulanan (q to q) sebesar -4,19 persen. Pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha pada Q2 2020 (q to q) sebesar 4,19 persen. Sedangkan secara y on y sebesar -5,32 persen.
Pertumbuhan PDB menurut pengeluaran pada Q2 2020 (q to q) sebesar -4,19 persen. Sedangkan secara y on y sebesar -5,32 persen. Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada Q2 2020 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 58,55 persen dan Pulau Sumatera sebesar 21,49 persen. Pada Bulan Juni 2020, beberapa indikator mengalami perbaikan, meskipun masih jauh dari normal. Indikator tersebut mencakupi perubahan dari Juni 2020 terhadap Mei 2020 pada: transportasi udara internasional, transportasi udara domestik, angkutan kereta api penumpang, angkutan laut penumpang, serta tingkat penghunian kamar. Sektor penurun pertumbuhan ekonomi (dalam persen), sebagai berikut: Sektor Pertambangan Industri pengolahan Pengadaan listrik dan gas Konstruksi Perdagangan besar Transportasi pergudangan Akomodasi dan makanan Jasa perusahaan Administrasi pemerintahan Jasa lainnya
Q2 -2,72 -6,19 -5,46 -5,39 -7,57 -30,84 -22,02 -12,09 -3,22 -12,60
H1 -1,13 -2,10 -0,83 -1,26 -3,04 -15,07 -10,13 -3,48 -0,09 -2,95
Kontribusi 6,28 19,87 1,14 10,56 12,84 3,57 2,28 1,83 3,80 1,86
Sektor pendorong pertumbuhan ekonomi (dalam persen), sebagai berikut: Sektor Pertanian dan perikanan Pengadaan air Informasi dan komunikasi Jasa keuangan dan asuransi Real estate Jasa pendidikan Jasa kesehatan Pajak dikurangi harga subsidi Total
Q2 2,19 4,56 10,88 1,03 2,30 1,21 3,71 0
H1 1,18 4,56 10,35 5,87 3,04 3,51 7,01 0
Kontribusi 15,46 0,08 4,66 4,44 3,06 3,54 1,23 3,50 100 Bahan Masukan
3
Kunci utama menuju pemulihan ekonomi nasional adalah kedisiplinan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan sehingga angka penyebaran Covid-19 dapat ditekan, serta penggunaan dana pemulihan ekonomi nasional secara optimal dan tepat sasaran.
Jakarta, 6 Agustus 2020 Disusun oleh,
Boy Anugerah, S.I.P., M.Si., M.P.P. (C) Tenaga Ahli A-48 MPR RI
Bahan Masukan