“Keterkaitan Penyebaran Penduduk dengan Pertumbuhan Ekonomi”
Penduduk dan pembangunan nasional merupakan dua konsepsi yang sejatinya tidak dapat dipisahkan. Pembangunan nasional, termasuk di dalamnya pertumbuhan ekonomi sebagai indikator, tidak akan terlaksana dengan baik tanpa penduduk sebagai subjek dan objeknya, begitu juga dengan penduduk, tidak akan sejahtera dan tercukupi kebutuhan dasarnya tanpa pembangunan nasional yang dilakukan secara terencana dan berkelanjutan. Dikarenakan penduduk dan pembangunan nasional merupakan dua variabel yang saling terhubung, maka korelasi keduanya harus terjalin dengan baik. Di satu sisi, penduduk adalah pemicu pembangunan, namun di sisi lain, penduduk dapat menjadi penghambat pembangunan. Penduduk yang memicu pembangunan adalah penduduk
yang
produktif
sekaligus
konsumtif,
sedangkan
penduduk
yang
menghambat pembangunan adalah penduduk yang lebih berat pada karakter konsumtif ketimbang produktif. Aspek kuantitas dan kualitas penduduk juga turut mempengaruhi.1 Berbicara pada sekup yang lebih spesifik, terdapat korelasi yang erat antara masalah persebaran penduduk sebagai bagian dari aspek kependudukan, dengan masalah pertumbuhan ekonomi sebagai bagian dari aspek pembangunan nasional. Hal ini bisa disimak dari postulat Adam Smith, yakni “Suatu perekonomian akan tumbuh dan berkembang jika ada pertambahan penduduk yang akan memperluas pasar, serta mendorong spesialisasi. Munculnya spesialisasi akan meningkatkan produktivitas pekerja dan mendorong kemajuan teknologi hingga terjadinya pertumbuhan ekonomi”.2 Persebaran penduduk menjadi salah satu kunci penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang dicirikan dengan kenaikan kapasitas produksi dan pendapatan nasional memerlukan sumber daya manusia yang tidak hanya unggul dalam kuantitas, tapi juga tersebar secara merata di tiap-tiap daerah sesuai dengan tantangan dan kebutuhan pembangunan di daerah tersebut. 1
3
Jayanti, Ery. 2017. Hubungan Pertumbuhan Penduduk dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Sumatera. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Indonesia. Volume 4 Nomor 2 November 2017. Halaman 1. 2 Kerangka Acuan Diskusi Kelompok (DK) dan Diskusi Antar Kelompok (DAK) untuk Peserta Bidang Studi Demografi PPRA LIX Tahun 2019. Halaman 2. 3 “Pertumbuhan Ekonomi”, diunduh dari https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pertumbuhanekonomi.html, pada tanggal 13 Mei 2019, pukul 21.58 WIB.
1
Yang penting untuk dipahami adalah pemahaman bahwa pembangunan nasional disokong oleh pembangunan daerah yang berlangsung dengan baik. Oleh sebab itu, pertumbuhan ekonomi akan berjalan dengan baik tatkala persebaran penduduk menjadi faktor yang diprioritaskan untuk dikelola. Lebih lanjut, tidak hanya masalah persebaran secara umum yang ditangani, tapi juga komposisi dari persebaran tersebut, seperti usia produktif, jenis kelamin, keahlian dan keterampilan yang dimiliki, tingkat pendidikan, kondisi kesehatan, serta karakter sosial budaya masyarakat. Dibutuhkan kebijakan yang komprehensif agar persebaran penduduk dapat berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang berlangsung secara berkelanjutan dapat terwujud apabila ditopang oleh persebaran penduduk yang merata sebagai salah satu faktor pendukungnya. Hal ini secara faktual terhubung secara erat ketika merujuk pada indikator-indikator penting dalam pertumbuhan ekonomi seperti laju pertumbuhan penduduk dan produk per kapita yang cepat, peningkatan produktivitas masyarakat, adanya urbanisasi dalam suatu negara, adanya ekspansi ke negara-negara maju, hingga pergerakan manusia ke negara lain. Agar indikator-indikator pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dicapai dengan baik, maka pemerintah perlu mengidentifikasi kendala-kendala dalam persebaran penduduk di Indonesia. Kendala-kendala tersebut secara garis besar meliputi, pola migrasi yang perlu ditata lebih baik lagi, ketimpangan dan kesenjangan antar wilayah yang perlu dipersempit, serta perbaikan infrastruktur di wilayah terpencil. Dengan demikian, yang menjadi pertanyaan dalam penulisan ilmiah ini adalah, “Bagaimana mengelola penyebaran penduduk untuk mendukung pertumbuhan ekonomi?� Penulisan ilmiah ini akan mendasarkan pada kerangka teoritis yang bersumber pada pemikiran dua orang prominen yang menitikberatkan pemikirannya pada keterkaitan antara aspek kependudukan (termasuk di dalamnya persebaran penduduk) dengan aspek ekonomi (termasuk di dalamnya pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi. Pertama adalah Thomas Robert Malthus. Teori Malthus menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung. Teori Malthus juga menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap
2
persediaan bahan makanan menurut deret hitung. 4 Secara implisit, dikaitkan dengan tema yang diangkat, pemikiran Malthus ini menjadi pengingat yang sangat penting agar pertambahan penduduk harus dikelola dengan cermat agar tidak menjadi suatu problema ekonomi tersendiri. Penulis sendiri berpendapat bahwa pengelolaan yang paling tepat adalah melalui persebaran penduduk sesuai kebutuhan masing-masing wilayah sehingga dapat menyokong pertumbuhan ekonomi. Kedua adalah Adam Smith dengan teori pertumbuhan ekonomi klasiknya. Pada dasarnya pemikiran Smith serupa dengan pemikiran ekonom lainnya yang bergerak pada fatsun yang sama seperti David Ricardo, John Stuart Mill, hingga Thomas Robert Malthus. Menurut Smith, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor, yakni jumlah penduduk, jumlah barang modal, luas tanah, dan kekayaan alam, serta teknologi yang digunakan. Namun demikian, dari keempat faktor tersebut, yang paling dominan adalah jumlah penduduk. Fokus pada aspek kependudukan dikarenakan ketiga faktor lainnya diasumsikan tidak mengalami perubahan atau bersifat statis. Hal inilah yang mendorong munculnya “Teori Penduduk Optimal�, yang mana teori mencoba untuk menjelaskan keterhubungan antara pendapatan per kapita dengan jumlah penduduk.5 Bagian Pembahasan ini akan mengupas secara terperinci mengenai permasalahanpermasalahan yang muncul di seputar isu persebaran penduduk dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, beserta alternatif solusi yang ditawarkan kepada pemangku kepentingan nasional. Alternatif solusi yang ditawarkan akan merujuk pada kondisi faktual serta teori seperti yang dipaparkan pada landasan teoritis, sebagai berikut:
a) Kebijakan Transmigrasi Terarah Untuk Mendukung Persebaran Penduduk Secara Merata di Tanah Air Tidak dimungkiri bahwa kota-kota besar tanah air seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, menjadi daya tarik tersendiri bagi warga pedesaan untuk berkunjung dan mencari mata pencaharian. Kondisi hari ini tidak sama seperti dulu yang mana para pelaku urbanisasi didominasi oleh tenaga tidak terdidik dan tidak 4
Conway, Edmund. 2015. 50 Gagasan Ekonomi Yang Perlu Anda Ketahui. Jakarta: Esensi Erlangga Group. Halaman 15. 5 “Pengertian Pertumbuhan Ekonomi�, diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26531/Chapter%20II.pdf?sequence=4&isAllow ed=y, pada tanggal 13 Mei 2019, pukul 22.24 WIB.
3
terampil. Dewasa ini, pelaku urbanisasi juga didominasi oleh mereka yang berada pada usia produktif, terdidik sekaligus terampil. Kelompok ini biasanya didominasi oleh para pelajar yang merantau ke Pulau Jawa untuk menimba ilmu, namun setelah menamatkan pendidikannnya, enggan untuk kembali ke daerah dan mendarmabaktikan ilmu dan pengetahuan yang mereka peroleh. Situasi seperti itu sungguh mengkhawatirkan. Terjadi kekosongan sumber daya manusia di daerah di satu sisi, serta penumpukan di daerah lainnya. Pada tataran lebih lanjut, pembangunan di daerah yang ditinggalkan menjadi terganggu sehingga berdampak pada kapasitas dan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Sumber daya alam yang besar, yang umumnya didominasi oleh lahan pertanian potensial menjadi terbengkalai karena ditinggalkan oleh tenaga produktifnya. Oleh sebab itu, dibutuhkan kebijakan pembalikan, yakni kebijakan yang mendorong arus pergerakan tenaga terdidik dan terampil, dari kota menuju desa. Kebijakan yang dinamakan transmigrasi ini perlu digalakkan lagi seperti pada masa lampau. Kebijakan ini mutlak membutuhkan inisiasi dari pemerintah, lengkap dengan sarana prasarana, serta insentif sebagai daya tarik bagi kebijakan tersebut.
b) Mewujudkan Ekuilibrium Kesejahteraan Antar Wilayah Guna Sebagai Pilar Pemerataan Persebaran Penduduk Pada masa lalu, muncul gerakan separatisme di berbagai titik tanah air, seperti Aceh dan Papua. Secara genealogis, kondisi ini tercipta dikarenakan muncul sentimen ketidakadilan dan teralienasi oleh penduduk di kedua wilayah tersebut. Mereka menganggap bahwa telah terjadi ketidakadilan dalam pembangunan nasional, yang mana mereka hanya dijadikan sebagai sapi perah bagi pemenuhan kebutuhan pusat (Baca: Jawa). Fakta sejarah ini memberikan pembelajaran penting bahwa ekuilibrium atau keseimbangan dalam pembangunan nasional adalah hal yang mutlak untuk dilakukan oleh pemerintah. Oleh sebab itu, keterlibatan dan pemberdayaan penduduk lokal seyogianya dijadikan sebagai mekanisme kunci dalam menyokong pembangunan nasional serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Persebaran penduduk dapat menjadi kunci kedua, tapi kunci yang pertama dan utama adalah pelibatan sumber daya manusia daerah itu sendiri. Bilamana terjadi keberlimpahan sumber daya alam, namun secara faktual terdapat lack dalam 4
kualitas dan kuantitas sumber daya manusia lokal, maka mekanisme transmigrasi, akulturasi dan asimilasi penduduk, termasuk alih teknologi bisa ditempuh. Ekspektasi yang bisa dirajut terkait kondisi ini adalah terdapat posibilitas bahwa daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, namun kurang dalam sumber daya manusia, dapat menjadi daya tarik sendiri bagi penduduk dari daerah lainnya untuk datang, mencari mata pencaharian, bermukim, hingga berkontribusi untuk memajukan daerah tersebut, terlepas dari hambatan sosial budaya yang harus ditangani terlebih dahulu dalam dinamikanya.
c) Penguatan Infrastruktur di Wilayah Terpencil sebagai
Daya Tarik Bagi
Persebaran Penduduk Sebuah kondisi yang sangat sulit untuk mengharapkan terjadinya persebaran penduduk secara merata yang dapat menopang pertumbuhan ekonomi tatkala kondisi di suatu wilayah serba kekurangan. Hal inilah yang menjadi kendala dalam program transmigrasi yang digalakkan oleh pemerintah sejak dahulu. Keterbatasan dalam hal sumber daya air bersih untuk bertahan hidup, listrik untuk penerangan, jalan dan jembatan sebagai sarana akomodasi, moda transportasi untuk melakukan
perpindahan,
sekolah
untuk
pendidikan,
rumah
sakit
untuk
pemeliharaan kesehatan, hingga fasilitas perbankan untuk transaksi keuangan, menjadi penyurut semangat para transmigran untuk mengelola wilayah-wilayah terpencil. Menyikapi kondisi ini, pemerintah sejatinya sudah mengambil berbagai kebijakan taktis seperti Program PNPM Mandiri, Pamsimas, pembangunan fasilitas perbankan di wilayah perbatasan, hingga program yang digagas pihak swasta peduli seperti Program Indonesia Mengajar dan Suster Apung. Namun demikian, efektivitas kebijakan dan program tersebut harus terus-menerus ditingkatkan. Untuk menjadikan sebuah wilayah terpencil menjadi daya tarik tersendiri adalah suatu hal yang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Alih-alih memberdayakan daerah, kekurangcermatan dalam mengambil kebijakan dapat kontraproduktif bilamana sumber daya potensial nan produktif di daerah tersebut eksodus ke luar daerah. Oleh sebab itu, kebijakan anggaran dalam menumbuhkembangkan daerah terpencil menjadi kata kunci. Anggaran harus diurun rembuk oleh, baik pusat, maupun daerah.
5
Simpulan Peningkatan produktivitas penduduk serta pendapatan nasional suatu negara sebagai indikator-indikator kunci sehatnya pertumbuhan ekonomi tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh manajemen kependudukan yang baik, khususnya pada aspek persebaran penduduk. Pertumbuhan ekonomi adalah bagian vital dari pembangunan nasional, sedangkan pembangunan nasional ditopang oleh pembangunan daerah. Oleh sebab itu, persebaran penduduk yang baik, yang memperhatikan indikator pendukung kependudukan, mutlak dilakukan agar pembangunan daerah bisa berjalan dengan produktif dan simultan yang pada akhirnya akan mendukung pada titik singgung yang sama, yakni pembangunan nasional yang mendukung tercapainya masyarakat adil, makmur, serta sejahtera.
Daftar Pustaka Conway, Edmund. 2015. 50 Gagasan Ekonomi Yang Perlu Anda Ketahui. Jakarta: Esensi Erlangga Group. Jayanti, Ery. 2017. Hubungan Pertumbuhan Penduduk dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Sumatera. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Indonesia. Volume 4 Nomor 2 November 2017. Kerangka Acuan Diskusi Kelompok (DK) dan Diskusi Antar Kelompok (DAK) untuk Peserta Bidang Studi Demografi PPRA LIX Tahun 2019. “Pertumbuhan Ekonomi”, diunduh dari https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pertumbuhan-ekonomi.html “Pengertian Pertumbuhan Ekonomi”, diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26531/Chapter%20II.pdf?seq uence=4&isAllowed=y
6