Optimalisasi Peran Pemuda Terhadap Agama dan Negara Dalam Bingkai Kebhinnekaan

Page 1

1

BAHAN MASUKAN UNTUK WAKIL KETUA MPR RI DR. H. JAZILUL FAWAID, S.Q., M.A., PADA WEBINAR IKMP UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA, SABTU 9 JANUARI 2021 DENGAN TEMA “OPTIMALISASI PERAN PEMUDA TERHADAP AGAMA DAN NEGARA DALAM BINGKAI KEBHINNEKAAN”

>>>Definisi Tentang Pemuda Dalam Bingkai Kenegaraan dan Sosial Budaya<<< 

Dalam UU NRI No. 40/2009 tentang Kepemudaan, pemuda didefinisikan sebagai warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan, yang berusia 16 sampai 30 tahun. Dalam regulasi ini juga disebutkan bahwa kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, serta cita-cita

pemuda. Lebih lanjut, dalam UU NRI No. 40/2009 tentang Kepemudaan disebutkan bahwa pengelolaan pemuda di Indonesia oleh pemerintah meliputi berbagai aspek, yakni sebagai berikut: 1. Pembangunan kepemudaaan (proses memfasilitasi kegiatan para pemuda); serta 2. Pelayanan

kepemudaan

(penyadaran,

pemberdayaan,

pengembangan

kepemimpinan, kewirausahaan, serta kepeloporan pemuda). Pembangunan kepemudaan di Indonesia berlandaskan pada asas; ketuhanan YME,

kemanusiaan,

kebangsaan,

kebhinnekaan,

demokratis,

keadilan,

partisipatif, kebersamaan, kesetaraan, serta kemandirian (berlandaskan nilai

nilai Pancasila dan UUD NRI 1945). Diskursus tentang pemuda dan kepemudaan, tidak terlepas dari pembicaraan mengenai generasi milenial. Generasi milenial disebut juga sebagai generasi Y, yakni sekelompok orang yang lahir pada kisaran 1980-1995. Jika mengacu pada

saat ini, mereka yang berada pada kelompok milenial berusia antara 25-40 tahun. Beberapa ciri khas dari generasi milenial adalah karakter yang optimis, idealis, individualis, tumbuh dan besar pada saat era digital mulai berkembang (sangat

memahami teknologi), dan sangat menyukai tantangan. Selain generasi milenial, ada juga generasi Z. Generasi Z adalah sekelompok orang yang lahir pada kisaran 1995-2015 dan saat ini berusia pada rentang 5-25 tahun. Dalam diskursus mengenai kepemudaan, pemahaman terhadap generasi milenial dan generasi Z sangat penting karena pengelolaan pemuda oleh


2

pemerintah akan sangat menyasar kedua generasi ini sebagai subjek sekaligus objek pembangunan saat ini dan pada masa yang akan datang. >>>Definisi Tentang Pemuda Dari Perspektif Agama Islam<<<  Alquran dengan indahnya telah memberikan kisah teladan para pemuda gua (Ashabul Kahf) yang terkenal kokoh iman dan teguh pendirian dalam memegang prinsip kebenaran. Allah SWT memujinya dalam ayat yang artinya, “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhannya, dan Kami tambahkan petunjuk kepada 

mereka” (Q.S. Al-Kahfi [18]: 13). Teladan tentang kepemudaan juga dikisahkan dengan baik di dalam Alquran dalam kisah masa remaja Nabi Ibrahim AS. Seperti yang tertera dalam kalamNya, artinya, “Mereka menjawab, ‘Kami mendengar seorang pemuda yang mencela

berhala-berhala ini, yang bernama Ibrahim” (Q.S. Al-Anbiya [21]: 60). Rasulullah SAW memberikan jaminan keselamatan di hari akhirat nanti, antara lain kepada para pemuda yang menghabiskan masa mudanya untuk beribadah kepada Allah SWT, pemuda yang gemar melakukan aktivitas ibadah di masjid, serta pemuda yang mampu menahan gejolak hawa nafsunya tatkala berhadapan

dengan godaan syahwat perzinaan. Merujuk pada betapa besar potensi sekaligus kerentanan yang dimiliki oleh pemuda, maka dalam perspektif Islam, sudah menjadi tanggung jawab masyarakat Muslim untuk melakukan pembinaan terhadap generasi muda dengan cara melibatkan generasi muda tersebut ke dalam berbagai aktivitas yang positif dan konstruktif, membina jiwa mereka secara rutin dengan siraman rohani, membentengi mereka dengan tausiyah agar tidak terjebak ke dalam perbuatan nista, zina, dan kejahatan, serta mengajari mereka dengan teladan

kebaikan orang tua. Salah satu pesan penting yang pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW tentang pemuda semasa beliau hidup adalah, “Aku pesankan agar kalian berbuat baik kepada para pemuda, karena sebenarnya hati mereka lembut. Allah SWT telah mengutus aku dengan agama yang lurus dan penuh toleransi, lalu para pemuda

bergabung memberikan dukungan kepadaku. Sementara para orang tua menentangku”. Sahabat Ibnu Abbas pernah menyatakan, “Tidaklah Allah mengutus seorang nabi melainkan pemuda. Dan seorang alim tidak diberi ilmu pengetahuan oleh Allah SWT

melainkan di waktu masa mudanya”. Dari berbagai kisah kepemudaan dalam sejarah Islam tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan pemuda dengan karakter ke-Islaman yang kuat seperti memegang teguh prinsip kebenaran, teguh pada pendirian, memiliki


3

keberanian, senantiasa beribadah kepada Allah SWT, membentengi diri mereka dengan nilai-nilai agama yang kuat agar tidak terjerumus pada perilaku negatif, berjiwa inovatif, serta memiliki kepemimpinan yang tinggi seperti yang ditunjukkan Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya. Karakter-karakter tersebut diharapkan dapat dimiliki oleh pemuda saat ini, khususnya pemuda Islam untuk menjawab tantangan keagamaan, kebangsaan, dan kenegaraan yang semakin kompleks. >>>Peran Pemuda Dalam Sejarah Kebangsaan dan Kenegaraan Indonesia<<< 

Para pemuda memiliki peranan yang sangat penting dalam dinamika kebangsaan dan kenegaraan Indonesia, sejak revolusi fisik memperjuangkan kemerdekaan (menghadapi kolonialisme Belanda dan Jepang), hingga dinamika

pasca kemerdekaan (orde lama, orde baru, era reformasi). Jejak awal peran pemuda dalam sejarah perjuangan bangsa dapat dilacak pada pembentukan Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Budi Utomo merupakan organisasi modern pertama pada masa pergerakan yang menginspirasi dan mendorong terbentuknya organisasi-organisasi pergerakan nasional lainnya. Budi Utomo didirikan oleh para pemuda, yakni sekelompok mahasiswa kedokteran STOVIA. Ide kreatif dan visioner para mahasiswa STOVIA inilah yang menjadi tonggak

awal penetapan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Peran pemuda pada masa perjuangan kemerdekaan semakin signifikan tatkala gabungan pemuda dari berbagai daerah, suku, ras, agama, dan golongan, bersatu padu mengikrarkan sumpah mereka pada 28 Oktober 1928, yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Pada hari itu, mereka berikrar untuk bertumpah darah satu, berbangsa satu, serta berbahasa satu, yakni tanah, bangsa, dan bahasa Indonesia. Sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928 menjadi tonggak sejarah yang merubah cara pandang para pemuda dalam meraih kemerdekaan, dari perjuangan yang bersifat lokal dan tidak terorganisir, menjadi perjuangan yang

terorganisasi dan dan terlepas dari sekat-sekat primordialisme. Peran pemuda juga sangat krusial dalam detik-detik kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Para pemuda seperti Soekarni, Wikana, Chaerul Saleh, dan Sayuti Melik memiliki andil besar dalam mendorong para proklamator kemerdekaan,

yakni

Bung

Karno

dan

Bung

Hatta,

agar

segera

memproklamasikan kemerdekaan pasca menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Bagi para pemuda seperti Soekarni dan Wikana yang terlibat dalam Peristiwa Rengasdengklok, proklamasi kemerdekaan tidak perlu menunggu komando dari Jepang terlebih dahulu, apalagi Jepang terbukti sudah menyerah. Dalam persepsi mereka, jangan sampai kemerdekaan nanti terkesan seperti pemberian dari


4

Jepang. Argumentasi inilah yang akhirnya meyakinkan Bung Karno dan Bung 

Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Pasca kemerdekaan, peran pemuda tidak surut sedikitpun dalam membela bangsa dan negara. Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya misalnya, tidak terlepas dari peran pemuda dari berbagai kalangan (termasuk pemuda santri dan ulama) yang berupaya mempertahankan kemerdekaan dari upaya Belanda untuk merebut kembali kemerdekaan Indonesia dengan cara membonceng tentara Sekutu (Inggris). Heroisme para pemuda dan masyarakat pada momen

tersebut dikenang sebagai Hari Pahlawan. Pada masa Orde Baru, peran pemuda lebih banyak bergerak dalam tataran mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional di segala bidang kehidupan. Pemerintahan Orde Baru pada masa Presiden Soeharto juga sangat memahami pentingnya penguatan sumber daya manusia. Oleh sebab itu, pada masa itu, banyak para pemuda Indonesia yang dikirim ke luar negeri untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya di negeri orang dan kembali ke Indonesia untuk mendarmabaktikan ilmunya bagi kemajuan bangsa. Salah satu kisah sukses dalam pembinaan pemuda pada masa ini adalah sosok B.J. Habibie yang dikenal sebagai pelopor kedirgantaraan di tanah air, hingga menjadi tokoh

nasional (mantan presiden dan bapak bangsa). Eksitensi para pemuda dalam sejarah kebangsaan dan kenegaraan Indonesia juga tidak terlepas dari suksesi dan pergantian rezim kekuasaan. Pada masa Orde Lama, terjadi gelombang aksi mahasiswa yang mengajukan Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) dengan memprotes Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Kabinet Soekarno yang dianggap tidak cakap mengurus negara. Pada masa Orde Baru, para pemuda yang berstatus mahasiwa menyerukan Golput pada Pemilu 1972 dan menggelar demonstrasi besar-besaran pada Januari 1974 sebagai protes kepada pemerintah yang dianggap pro-asing. Yang paling monumental adalah aksi para pemuda-mahasiswa pada Mei 1998 yang menurunkan rezim diktator Soeharto sehingga Indonesia bergerak menuju era yang lebih baik, era reformasi.

>>>Tantangan Pemuda dan Kepemudaan Hari Ini<<< 

Generasi muda saat ini hidup dalam era globalisasi, di mana akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi sangatlah mudah. Meskipun memiliki sisi positif, namun jika generasi muda tidak dibekali dengan mentalitas agama dan kebangsaan yang baik, kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi

tersebut justru membawa dampak negatif dalam kehidupan mereka. Dampak negatif tersebut berupa menggejalanya konsumerisme akibat maraknya aplikasi belanja daring, hilangnya budaya membaca buku karena membaca


5

dapat dilakukan melalui ponsel, hilangnya sikap paguyuban karena interaksi lebih banyak dilakukan melalui media sosial, serta gampang terkontaminasi oleh hoaks dan kabar bohong karena tidak mampu mencerna dengan baik informasi 

yang diterima melalui media sosial yang dimiliki (post-truth dan disrupsi). Generasi muda hari ini meskipun memiliki kecakapan yang sangat tinggi dalam hal penggunaan teknologi, berbahasa asing, dan sains lainnya, tapi banyak tercerabut dari sejarah kebangsaannya dan nilai-nilai budaya bangsanya. Sangat sedikit para generasi muda yang tahu, apalagi paham, mengenai sejarah perjuangan bangsa, menyanyikan lagu-lagu daerah, menikmati seni budaya daerah, dan sebagainya. Mereka lebih paham budaya Barat, Jepang, dan Korea ketimbang budaya bangsanya sendiri sebagai konsekuensi gempuran budaya asing tersebut dalam berbagai kanal informasi tanah air (televisi, radio, media

sosial). Ancaman lainnya terhadap generasi muda Indonesia adalah dijadikannya mereka sebagai objek kejahatan transnasional. Saat ini, upaya untuk menghancurkan sebuah bangsa tidak lagi melalui perang konvensional seperti dahulu, melainkan dengan menghancurkan generasi mudanya agar terlibat dalam konsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang, serta terjerumus pada aksi-aksi radikalisme, dan terorisme. Generasi muda yang berasal dari keluarga tidak mampu, ekonomi lemah, minim nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan, sangat rentan terpapar oleh kejahatan-kejahatan transnasional tersebut.

>>>Strategi Penguatan Peran Pemuda untuk Agama dan Negara<<<  Keluarga merupakan pranata pertama dan utama dalam pembentukan karakter dan kepribadian pemuda. Oleh sebab itu, figur-figur penting dalam sebuah keluarga seperti ayah dan ibu memiliki peranan kunci. Kedua orang tua diharapkan secara konsisten dan persisten menanamkan nilai-nilai luhur 

berbasis agama dan kebangsaan kepada anaknya sejak dini. Unit-unit dalam masyarakat seperti kecamatan, kelurahan, RT dan RW, diharapkan memberikan ruang yang cukup bagi generasi muda untuk tumbuh, berkembang, dan mengaktualisasikan dirinya. Hal ini dapat diwujudkan melalui pembentukan karang taruna, pemuda desa, pemuda masjid, dan sebagainya agar para pemuda memiliki wadah untuk mengabdi kepada masyarakat dan agama

sejak dini. Pendidikan yang diberikan kepada para pemuda di bangku sekolah harus menyentuh pendidikan karakter dan moral. Oleh sebab itu, penting untuk menghidupkan kembali pendidikan Pancasila di bangku sekolah, tidak cukup dengan pendidikan agama dan kewarganegaraan saja. Melalui pendidikan


6

Pancasila, diharapkan terbentuk generasi muda yang Pancasilais dan toleran 

kepada sesama (mengimplementasikan Bhinneka Tunggal Ika). Ancaman yang dihadapi oleh negara saat ini semakin kompleks, sedangkan pertahanan dan keamanan negara tidak cukup hanya ditumpukan kepada TNI saja sebagai komponen utama. Oleh sebab itu, upaya untuk melibatkan para pemuda dalam kegiatan bela negara merupakan langkah tepat. Bela negara di sini dimaksudkan agar semangat patriotisme pemuda semakin terpupuk,

membela negara melalui profesi yang mereka geluti masing-masing. Kita hidup sebagai masyarakat global, yang artinya kita hidup dan berinteraksi dengan masyarakat dari negara lainnya. Para pemuda Indonesia diharapkan dapat menjadi duta-duta bangsa di manapun mereka berada dengan memperkenalkan budaya luhur Indonesia ke mancanagera melalui jalur

pendidikan, pariwisata, pertukaran seni budaya dan lainnya. Program-program pengembangan dan pembinaan pemuda harus semakin digalakkan oleh K/L terkait. Banyak aspek yang mana pemuda dapat dilibatkan. Dialog antar-agama di antara para pemuda di tanah air misalnya, dapat menjadi solusi untuk mencegah segregasi sosial di masyarakat. Kemendikbud, Kemenristekdikti, Kemenag, dan Kemenkeu juga harus semakin memperbesar pagu dana beasiswa pendidikan agar pemuda Indonesia di manapun berada dapat mengenyam pendidikan hingga ke jenjang yang paling tinggi. Ini merupakan modalitas utama dalam menyongsong bonus demografi pada 20252030 mendatang.

Bekasi, 8 Januari 2021 Disusun oleh, signed Boy Anugerah, S.IP., M.Si., MPP. Tenaga Ahli A-48 MPR RI


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.