KKL Kota Kanazawa, Jepang (B3)

Page 1

Integrated Educative Small Industry Settlement



Arrangement of Parking Space and Pedestrian Ways in Kanazawa By Fadillah Maretha Adrie Taat Sampah Kota Kanazawa dan WTE By Nadya Ervicha

Transportasi Jepang, Ramah Wisatawan? By Raisha Adila Putri Menelusuri Langkah Kota Kanazawa Dalam Menghidupi Kota Kreatifnya Melalui Energi Terbarukan By Aryo Widyatmoko Information Tourism Center By Ghiyats Muhammad Yede

Potensi Budaya Tradisional Sebagai Wisata Edukasi Di Kanazawa By Putri Rahmah Ash-sari


Bentuk dan tata masa bangunan By Yosephine Tania Hutauruk

Panorama Indah Taman Bersejarah By Faaruq Maulana

Kaga Yuzen By Wildan Adhi Henrieza Fasilitas Penunjang Aktivitas Perkotaan dalam Konsep Integrated Educative Small Industry Settlement Kanazawa, Ishikawa, Japan By Novia Uly Gultom Keterkaitan Budaya dan Bangunan sebagai pertimbangan dalam Upaya Preservasi di Kota Kanazawa, Jepang By Ardhi Aulia Rahman Kota Kanazawa: Ciptakan Harmoni Melalui Penggunaan Lahan Terintehgrasi By Ghiffari Barbarossa


Parking space and pedestrian ways in Kanazawa Oleh: Fadhilah Maretha Adrie

Jika

berbicara tentang sebuah negara yang sangat terkenal

dengan keunikannya, maka Jepang akan terlintas sebagai salah satu bagian dari kategori tersebut. Selain terkenal dengan keunikannya, Jepang juga terkenal dengan masyarakat yang disiplin dan sangat ramah. Hal lain yang membuat kita takjub dengan negara ini adalah tempat wisata yang sangat indah, dunia hiburan yang sangat digemari oleh berbagai kalangan termasuk di Indonesia. Pengaruh akan budaya dan teknologi Jepang banyak sedikitnya telah mempengaruhi dunia, salah satunya adalah Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari industri perfilman seperti anime yang banyak digemari oleh kalangan remaja Indonesia, atau juga kartun yang digemari oleh anakanak. Selain industri perfilman juga terdapat industri rumah tangga contohnya saja peralatan rumah tangga hasil buatan Jepang yang beredar hampir di seluruh swalayan di penjuru Indonesia. Selain industri rumah tangga, juga terdapat industri otomotif, seperti banyaknya kendaraan hasil buatan Jepang yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Membahas fakta mengenai Jepang, akan membuat kita menjadi takjub, semua aspek mengenai Jepang akan saling berkaitan satu sama lain. Pembahasan mengenai negara Jepang akan selalu menarik dan banyak ulasan positif meskipun tidak sedikit ulasan negatif juga yang bermunculan.


Selain pembahasan mengenai industri hiburan, penataan infrastruktur merupakan topik yang tidak kalah menarik pembahasannya. Jepang terkenal dengan negara yang sangat menguatamakan aspek keamanan dan kenyamanan dalam lalu lintas khususnya para pejalan kaki. Baik penataan bangunannya, jalannya, sistem transportasinya, sistem irigasi hingga hal mendetail seperti penataan luasan parkir dan jalur pedestrian yang sangat patut untuk diacungi jempol.

Penataan Ruang Parkir Pada umumnya, penataan ruang parkir pada kota-kota di Jepang sama dengan negara lain yang mempertimbangkan beberapa hal seperti kapasitas pengunjung, luasan bangunan, luas lahan yang tersedia hingga moda transportasi yang digunakan. Namun, perbedaan Jepang dengan negara lain terletak pada bagian permasalahan mengenai sistem ruang parkir. Jepang merupakan negara yang terkenal akan pemanfaatan lahan yang seminimal mungkin, hal ini dicerminkan dari manajemen parkirnya. Penyediaan lahan parkir di Jepang salah satunya adalah Kota Kanazawa disesuaikan berdasarkan kondisi dan karakteristik ketersediaan lahan di kawasan masing-masing. Pada kawasan urban seperti Kanazawa, penyediaan parkir dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyediaan parkir bertingkat dimana parkir ini memiliki sistem berlangganan dan berbayar agar dapat mengakses ruang parkir


Namun, sistem parkir bertingkat dengan sistem berlangganan ini hanya berlaku pada kawasan perumahan atau perkantoran yang memang sangat minim lahan parkir. Bagi lahan yang masih tersedia beberapa lahan parkir menerapkan sistem parkir di lahan yang masih tersedia atau sistem parkir ruang bawah tanah. Sistem ruang parkir bawah tanah yang tidak menggunakan banyak lahan adalah penataan parkir dengan memanfaatkan ruang bawah tanah yang diterapkan di Museum Seni Kontemporer Abad 21 di Kanazawa. Museum yang memiliki luas kurang lebih 3 hektar ini, menerapkan sistem penataan parkir ruang bawah tanah guna memanfaatkan semaksimal mungkin dan meminimalisir pemakaian lahan untuk parkir.

Hal ini tentu berdampak positif bagi berbagaiaspek, selain berdampak positif terhadap minimalnya penggunaan lahan, juga berdampak positif terhadap kenyamanan masyarakat atau pengunjung.

Contoh penerapan sistem parkir bawah tanah: Museum Seni Kontemporer Abad 21 Kanazawa

77


Selain pada bangunan wisata seperti museum, fasilitas pelayanan di Jepang khususnya kota Kanazawa memiliki penataan parkir dengan memanfaatkan lahan dengan sedemikian rupa sehingga parkir tidak idak akan berada di tepi jalan dan tidak akan mengganggu pengguna jalan lainnya. Sebagian besar atau hampir semua ruang parkir di seluruh fasilitas di kota Kanazawa telah dilengkapi dengan marka parkir dan penataan ruang parkir yang berbeda antara jenis kendaraan. Membahas mengenai penataan parkir, dimana di kota Kanazawa setiap fasilitas atau bangunan yang berpotensi mendatangkan pengunjung sebagian besar telah menyediakan ruang parkir sendiri sehingga tidak parkir dijalanan dan tidak menganggu pengguna jalan. Tapi, sebenernya ada gak sih kendaraan yang tetap parkir di tepi jalan ? tentu saja ada!

8


Salah satunya dapat dilihat pada gambar disamping, terlihat angkutan umum sejenis taksi sedang parkir di tepi jalan tepatnya di sebelah jalur pedestrian. Namun, jika diperhatikan lebih taksi tersebut tidak terlihat menganggu pengguna jalan lain mereka memiliki kawasan sendiri untuk parkir dan telah disediakan secara khusus oleh pemerintah Jepang. Dimana taksi diberikan area untuk parkir yang berada di sisi jalan dan didesain sedemikian rupa agar tidak menganggu jalanan dan jalur pejalan kaki. Tujuan penyediaan area parkir yang berada di sisi jalan ini adalah untuk memudahkan masyarakat maupun wisatawan dalam memperoleh angkutan di keadaan darurat jika tidak ingin menggunakan transportasi bersama atau secara privasi.

Sebagai sirkulasi yang nyaman Selain penataan parkir, Jepang juga sangat memperhatikan jalur pedestrian bagi masyarakatnya sebagai pengguna dari fasilitas tersebut. Jalur pedestrian di desain cukup lebar dengan rata-rata lebar 4 meter dan berada di kiri kanan bahu jalan. Selain memiliki jalur pedestrian yang cukup lebar, jalur pedestrian ini juga dilengkapi denga furniture yang menambahkan kesan nyaman berkali-kali lipat. Sepanjang jalur pedestrian ditanami pohon-pohon yang berfungsi sebagai pelindung dari sengatan matahari, juga terdapat beberapa tanaman yang berfungsi sebagai pagar atau pembatas antara jalur pedestrian dengan jalanan. Jalur pedestrian di Jepang khususnya kota Kanazawa juga dilengkapi dengan guilding block yang berfungsi sebagai jalan bagi penyandang disabilitas, jalur ini terdapat dimana saja baik jalur umum maupun jalur khusus.

99


Jika dilihat pada gambar dibawah, jalur pedestrian di Jepang khususnya Kanazawa sangat terjamin dan terlihat sangat nyaman. Di beberapa bagian, jalur pedestrian ini juga dilengkapi dengan tanaman peneduh, lampu jalan, tempat sampah dan bangku di setiap 300 meternya. Sangat memperhatikan kenyamanan bagi penggunanya. Jalur pedestrian yang disediakan di Jepang khususnya kota Kanazawa tidak hanya mengikuti pola jaringan jalan saja , tetapi juga banyak disediakan di lokasi-lokasi seperti garis tepi sungai, dimana jalur ini juga dapat dimanfaatkan sebagai jalur olahraga atau tempat untuk self healing seperti kebanyakan yang dibicarakan masyarakat saat ini.

Jalur pedestrian di Jepang juga dapat digunakan oleh pengguna sepeda, meskipun demikian kondisi nyaman dan tentram antara pejalan kaki dan pengguna sepeda tetap terwujud karena tingginya sikap toleransi antar masyarakat jepang dalam hal penggunaan public space. Meskipun telah tersebar di seluruh area, masih terdapat beberapa kawasan yang masih belum memiliki jalur pedestrian. Meskipun begitu, pemerintah Jepang tidak lepas tangan begitu saja, untuk tetap menjamin keselamatan pejalan kaki, mereka memberi sebuah garis dimana garis tersebut berfungsi sebagai

pemisah antar jalur transportasi dengan jalur pejalan kaki. Hal ini dilakukan demi kepentingan dan kenyamanan masyarakat di Jepang untuk berjalan kaki.

10 10


closing “Memiliki beberapa julukan seperti Negeri Sakura dan Matahari Terbit membuat Jepang gampang diingat dan dikenali. Meskipun sebagian besar orang-orang mengenal karena keindahan pariwisata dan culture nya yang menakjubkan, penataan infrastruktur dan hal yang berkaitan dengan tata ruang kotanya menjadi hal yang tidak kalah menarik untuk dibahas. Seperti contohnya penataan parkir di Jepang, khususnya Kanazawa. Meskipun tidak memiliki aturan tertulis mengenai penataan ruang parkir, namun Jepang sendiri memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya suatu lahan bagi mereka. Memanfaatkan lahan sebaik mungkin adalah menjadi pilihan untuk menata dan mengatur ruang parkir. Selain ruang parkir, penyediaan pedestrian ways bagi masyarakat Jepang merupakan hal yang sangat penting. Penjaminan keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki menjadi prioritas utama dalam rancangan pembangunannya. Tidak sedikit harapan, Indonesia dapat berkiblat pada Jepang dalam hal penataan parkir dan penyediaan pedestrian ways yang tujuannya untuk kenyamanan dan keamanan bersama. “

11 11




Kota Kanazawa Kota Kanazawa merupakan ibukota dari prefektur Ishikagawa yang berada di Jepang, kota ini diakui oleh UNESCO sebagai kota kerajinan dan seni tradisional. Selain terkenal karena budayanya kota ini juga dikenal sebagai salah satu kota dengan sistem pengelolaan sampah yang baik, bahkan karena hal tersebut Kota Kanazawa menjadi salah satu kota yang dianggap berhasil menerapkan sustainability atau keberlanjutan. Pernyataan itu dibuktikan dari adanya sistem pengelolaan sampah di Kota Kanazawa yang dapat menghasilkan energi atau yang biasa disebut dengan Waste to Energy (WTE). Pengelolaan sampah yang ada di Kota Kanazawa menggunakan sistem incineration atau pembakaran, yang menjadi bagian dari pengelolaan sampah yang terintegrasi dengan berdasarkan pada penerapan 4R atau Reduce, Reuse, Recycle, and energy Recovery.


Peraturan Persampahan

Peraturan

Peraturan persampahan yang ada di Kota Kanazawa

persampahan yang ada

tersebut dilakukan dengan pemilahan dan pengumpulan

di Kota Kanazawa

pada

tersebut dilakukan

lingkup

terkecil

yaitu

rumah

tangga

atau

neighborhood. Peraturan ini berlaku bagi seluruh warga

dengan pemilahan dan

Kota Kanazawa, bahkan untuk memudahkan penduduk

pengumpulan pada

yang baru pindah ke Kota Kanazawa yang tidak mengerti

ranah terkecil yaitu

dengan

rumah tangga atau

bahasa

jepang,

disediakan

pamflet

tentang

pemilahan dan pengumpulan sampah dengan berbagai

neighborhood.

bahasa sehingga memudahkan bagi penduduk baru untuk

Peraturan ini berlaku

dapat

mengetahui

dan

segera

beradaptasi

dengan

peraturan tersebut. Tidak hanya tentang keteraturan yang ketat dalam membuang dan memilah sampah pada lingkup rumah tangga atau neighborhood. Sampah yang ada di Kota Kanazawa juga diolah untuk menjadi energi listrik melalui sistem incineration atau pembakaran. Secara keseluruhan proses pengelolaan sampah yang ada di Kanazawa dilakukan melalui beberapa cara, antara lain : 1.

Sampah harus dipisahkan dengan hati-hati

2.

Sampah akan dibuang sesuai dengan jadwal yaitu pukul 8:30 pagi dengan hari yang telah ditentukan

3.

Tempatkan sampah di tempat pengumpulan yang telah ditentukan

4.

Pilah sampah dengan menempatkan sampah yang bisa dibakar dan sampah yang tidak bisa dibakar dalam masing-masing kantok plastic dan letakkan di tempat pembuangan sampah di Kota Kanazawa

5.

Dilarang membawa sampah orang lain

bagi seluruh warga Kota Kanazawa, bahkan untuk memudahkan penduduk yang baru pindah ke Kanazawa yang tidak mengerti dengan Bahasa Jepang, disediakan pamflet tentang pemilahan dan pengumpulan sampah dengan berbagai bahasa sehingga memudahkan bagi

penduduk baru untuk dapat mengetahui dan segera beradaptasi dengan peraturan tersebut.


Tidak hanya tentang keteraturan yang ketat dalam membuang dan memilah sampah pada ranah rumah tangga atau neighborhood. Sampah yang ada di Kota Kanazawa juga diolah untuk menjadi energi listrik melalui sistem

incineration atau pembakaran. Secara keseluruhan proses pengelolaan sampah yang ada di Kanazawa dilakukan melalui beberapa cara, antara lain : 1.

sampah secara umum dipisahkan menurut jenis sampah, yaitu : sampah mudah terbakar, sampah tidak mudah terbakar, sampah besar dan sampah daur ulang.

2.

Kemudian sampah yang telah dikumpulkan akan dipisahkan kembali di fasilitas pengelolaan sampah menjadi sampah yang bisa didaur ulang dan sampah yang tidak dapat didaur ulang

3.

Setelah itu sampah yang bisa didaur ulang akan dibawa ke tempat daur ulang Tomuro.

4.

Sampah yang tidak dapat didaur ulang kemudian disortir lebih lanjut untuk di bawa ke tempat incineration atau pembakaran. Kota Kanazawa memiliki dua fasilitas pembakaran, yaitu Environment Energy Center atau Pusat Energi Lingkungan yang berada di timur dan barat. Environment Energy

Center atau Pusat Energi Lingkungan yang berada di Barat disebut dengan Seibu Environmental Energy Center, dimana pusat energi lingkungan ini memiliki 2 fasilitas incineration atau pembakaran yang dapat menampung 340 ton limbah per hari (170 ton / hari / incineration). Pembakaran yang dilakukan di Seibu Environmental Energy Center atau Pusat Energi Lingkungan Seibu telah menghasilkan sejumlah besar energi terbarukan yang bermanfaat terhadap Kota Kanazawa 5.

Terakhir sisa dari bahan setelah semua penyortiran akan dibuang ke TPA /

Tempat Pembuangan akhir Tumoroshimbo


Tempat daur ulang yang ada di Kota Kanazawa yaitu tempat daur ulang Tomuro tidak hanya berfungsi sebagai tempat mendaur ulang sampah tapi juga digunakan untuk beberapa hal berikut : •

Sebagai tempat untuk memperbaiki barang-barang yang dapat digunakan kembali seperti furnitur, mesin, sepeda, dll.

Sebagai tempat untuk menjual produk daur ulang dan perbaikan kepada masyarakat umum

Sebagai tempat pembelajaran terkait dengan pengelolaan sampah kepada masyarakat khususnya anak sekolah, dimana pendidikan dan pelatihan tersebut mencakup pelajaran tentang 3R. Selain itu Tomuro ini juga tersedia tempat bermain untuk anak-anak yang belajar terkait pengelolaan sampah.

Pemerintah Kota Kanazawa juga berupaya merubah lifestyle atau gaya hidup masyarakatnya dengan cara mendorong seluruh masyarakatnya dari lingkup rumah tangga hingga industri atau bisnis untuk mengurangi sampah yang dihasilkan melalui beberapa hal, yaitu menggunakan atau membeli produk yang tidak akan menghasilkan

sampah dan menggunakan barang yang dapat digunakan beberapa kali dengan tujuan mengurangi atau meminimalisir pembuangan sampah


Tempat Daur Ulang

Tomuro


Adanya peraturan yang ketat terhadap pembuangan dan pemilihan sampah yang ada di Jepang, khususnya di Kota Kanazawa membuat masyarakatnya mau tidak mau harus menuruti aturan tersebut hingga akhirnya hal tersebut menjadi kebiasaan bagi warga Kota Kanazawa. Kemudian adanya tempat daur ulang Tomuro yang memberikan pendidikan dan pelatihan tentang 3R untuk anak sekolah menunjukan bahwa Kota Kanazawa telah berupaya untuk mengajarkan kebiasaan pembuangan dan pemilahan sampah sejak dini sehingga anak-anak di Kota Kanazawa sebagai generasi selanjutnya setelah dewasa nanti akan terbiasa dengan sistem pembuangan dan pemilihan sampah yang diterapkan di Kota Kanazawa. Proses pengelolaan sampah dengan menggunakan sistem incineration

atau pembakaran sebenarnya memiliki dampak buruk yaitu polutan udara yang dihasilkan dari pembakaran yang beracun dan menyebabkan penambahan emisi gas rumah kaca, namun disisi lain adanya proses pengelolaan sampah yang dapat menghasilkan energi listrik dan perubahan gaya hidup masyarakat untuk tidak menimbulkan sampah menjadi bukti bahwa Kota Kanazawa peduli terhadap keberlanjutan baik untuk mendukung Suistainable Development Goals (SDGs) maupun keberlangsungan kehidupan di bumi untuk saat ini dan generasi yang akan datang.


Jepang Ramah Wisatawan Oleh: Raisha Adila Putri

Kanazawa, Kota budaya, yang menjadi tuan rumah sejarah, industri kreatif, dan museum seni yang terpelihara dengan baik menjadikan kota ini dijuluki sebagai ‘little kyoto’. Jepang, merupakan salah satu negara destinasi favorit bagi wisatawan dari seluruh dunia. Transportasi publik Jepang yang tiada bandingnya dapat mengantar jemput Anda ke kota dan desa-desa kuno dengan cepat dan lancar serta tepat waktu. Jadwal shinkansen yang bermoncong seperti peluru hingga kereta lokal yang sederhana diikuti secara tertib dengan pelayanan yang sungguh-sungguh tepercaya. Bus lokal dan kereta jarak jauh juga sama berkualitasnya dan banyak taksi berkeliling di jalanan yang bersih dan mereka semua jelas dapat dipercaya. Untuk meningkatkan transportasi umum yang nyaman, hampir seluruh kota yang ada di negara ini, termasuk kanazawa, melakukan investasi besar dalam menciptakan jaringan kereta api yang nyaman, terintegrasi, dan mengehemat waktu. Kenyamanan yang diciptakan ini menjadikan penduduk, bahkan wisatawan lebih memilih menggunakan transportasi umum dibandingkan transportasi pribadi, karena dimanapun titik awal anda berada, selalu ada cara untuk mencapai tempat yang anda dituju dengan mudah dan efisien.

K C


Sebenarnya, tidak terdapat bandara di Kota Kanazawa. Akan tetapi, apabila wisatawan ingin datang ke kota ini melalui transportasi udara, pengunung dapat mendarat di Bandara Kota Komatsu (Sebelah barat daya Kanazawa) yang berjarak 31,6 Km dari Kota Kanazawa. Untuk menuju Kanazawa, dapat menggunakan bus, kereta, ataupun shuttle.

Shinkansen merupakan salah satu kereta kapsul unggulan jepang yang menghubungkan antar kota Jepang. Pada tahun 2019, kereta ini dijuluki sebagai kereta tercepat di dunia. Perusahaan yang tergabung dalam JR Group ini mengoperasikan Sembilan jalur Shinkansen yang mampu membawa pengguna ke berbagai arah di sekitar Jepang, salah satunya Kota Kanazawa. kereta ini memiliki kecepatan rata-rata 300 km/jam. Fasilitas yang diberikan dan waktu yang terpakai untuk menuju sebuah titik sangatlah sesuai dengan harga yang ditawarkannya.

JR Thunderbird Limited Express adalah kereta yang melayani kawasan barat jepang. Kereta ini merupakan kereta yang menawarkan pemandangan indah sepanjang jalannya. Bayangkan puncak tertutup salju yang menghadap ke hutan lebat, memantul ke danau biru-hijau yang tenang. Uap mengepul dari mata air panas alami, tempat orang berkumpul untuk diremajakan oleh air hangat. Kota dan desa menawan yang memiliki arsitektur bersejarah menghiasi peta. Ini hanyalah pemandangan ideal yang ditetapkan oleh Pegunungan Alpen Jepang. Dengan kereta ini, anda bisa menikmati semua keindahan tersebut. Tidak hanya perjalanannya yang indah, tetapi Thunderbird sebenarnya adalah rute tercepat dari Osaka dan Kyoto ke Kanazawa. Ratarata waktu yang dibutuhkan adalah 2 jam 45 menit untuk sampai ke Kanazawa dari Osaka.

Kanazawa Creative City


Kanazawa merupakan tempat tujuan bagi para wisatawan yang masih kental dalam hal budayanya. Transportasi umum dari luar kota sudah terintegrasi baik dengan transportasi wisata yang ada di Kanazawa. Kanazawa Loop Bus merupakan bus yang difasilitasi oleh pemerintah untuk menghubungkan turis antar transportasi dalam kota dengan tempat-tempat wisata di kota Kanazawa. Pada Kanazawa Loop Bus, terdapat 2 pilihan yang bisa digunakan oleh wisatawan, Kanazawa Right Loop Bus, yang memiliki rute berkeliling penuh Kota Kanazawa searah jarum jam; dan Kanazawa Left Loop Bus, yang dapat digunakan untuk berkeliling penuh kanazawa dengan rute berlawanan arah jarum jam. Selain itu, dari Stasiun Kanazawa juga terdapat Bus Shuttle Kenrouken. Bus ini merupakan bus khusus yang memiliki tujuan Taman Kenrokuen, taman lansekap terbaik ketiga di Jepang, dan Kastil Kanazawa. Terakhir, terdapat Bu Japan Railway yang menghubungkan Stasiun Kanazawa dengan Taman Kenrokuen dan Kastil Kanazawa, hanya saja melalui rute Korinbo (pusat perbelanjaan) dan Owaricho. Fasilitas yang diberikan ini tentunya sangat memperhatikan kenyamanan dan keamanan wisatawan. Para turis bisa memilih bus apa yang dia inginkan. Masing-masing bus memiliki harga, waktu keberangkatan, kode, serta arah yang berbeda.

Transportation Public In Here

Pusat Kota Kanazawa terletak di Kanazawa Castle Park. Pada umumnya Museum, gedung kebudayaan dan sebagainya (City’s Main Attraction) terletak di radius 2 km dari pusat kota, sehingga ramah bagi pejalan kaki yang ingin menelusuri tempat-tempat kebudayaan Kanazawa.


G r e a t Pub l ic T r a ns p o rt I n J a p an Selain adanya fasilitas bus dalam kota yang menawarkan pariwisata yang menarik, Pemerintah Jepang juga memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam hal Transportasi publik. Jepang juga menawarkan berbagai pilihan transportasi umum untuk memudahkan para wisatawan mengunjungi tempat-tempat seru yang ada di setiap kota. Tak perlu khawatir soal tarifnya, karena Jepang menyediakan Japan Rail Pass (JR Pass) yang memungkinkan para wisatawan-

untuk bisa mengeksplorasi Negeri Sakura dengan hemat dan nyaman. JR Pass merupakan fasilitas yang berbentuk tiket khusus dan berlaku bagi wisatawan mancanegara atau luar negeri. Hampir seluruh transportasi utama yang ada di Jepang dapat digunakan dengan JR Pass, mulai dari Shinkansen “Bullet Train”, kereta express, kereta limited express, dan juga kereta lokal. Tiket JR Pass merupakan solusi utama bagi wisatawan yang ingin liburan nyaman dan hemat di Jepang.

Japan Rail Pass


development Sebagai salah satu kota yang maju, Jepang dapat dikatakan sebagai Negara yang memiliki transportasi Publik terbaik. Interkoneksi antarmoda menjadi salah satu kunci utama yang dalam membangun jaringan kereta mereka. Sangat banyak pembangunan yang dilakukan dan kebijakan yang digunakan Pemerintah jepang untuk menjadikan masyarakatnya menggunakan transportasi publik sebagai transportasi utamanya dalam melakukan mobilitas harian. Hal yang Pertama adalah menjadikan transpotasi publik sebagai cheapest option dari seluruh jenis kendaraan yang ada. Kesulitan dan kemahalan dalam mengakses kendaraan pribadi, tarif pajak, parkir, dan bensin yang mahal adalah salah satu kebijakan yang dibuat pemerintahan ini dalam mendorong masyarakatnya menggunakan transportasi publik.

Menurut data, 79,7 persen penduduk jepang menggunakan kereta sebagai transportasi penunjang mobilitas harian. Untuk mendukung hal tersebut, pemerintahpun berlomba-lomba memberikan fasilitas yang nyaman di transportasi publik. Setiap pengelola seakan berlomba-lomba menghadirkan stasiun yang nyaman, bersih, dan teratur. Ketepatan waktu adalah hal yang sangat penting bagi orang Jepang dan dianggap sebagai salah satu patokan dalam setiap kegiatannya. Untuk menyesuaikan budaya tersebut, meski jumlah penumpang banyak, sudah dapat dipastikan setiap 3-5 menit sekali kereta akan tiba dengan tepat waktu. Selain itu, setiap stasiun dilengkapi oleh hotel, tokotoko, Mall/supermarket dan tempat makan di dalam stasiun (karena masyarakat Jepang yang tidak memiliki waktu banyak hanya untuk pergi ke mall, sehingga titik perpindahan ini dapat dimanfaatkan mereka dalam memenuhi kebutuhannya.


Jalur Khusus

Untuk meningkatkan kenyamanan pengguna, Di dalam stasiun juga terdapat Pemisahan jalur khusus dan jalur umum, Jalur biru (khusus) ini ditujukan bagi masyarakat yang ingin berjalan cepat. Sementara, jalur pada kanan kiri-nya merupakan jalur umum. Pengelola stasiun di Jepang menerapkan jalur-jalur tertentu untuk memudahkan mobilitas masyarakat. Stasiun juga memberikan fasilitas terkait tourism information ataupun papan informasi yang berkaitan dengan waktu, biaya, dan rute kereta untuk menuju lokasi tersebut. Hebatnya lagi, pengunjung yang bingung terkait rute, dapat memanfaatkan aplikasi google maps. Diaplikasi tersebut, tertuang sangat detail pilihan kendaraan, waktu, jarak, ataupun biaya yang dikeluarkan untuk menuju sebuah lokasi Selain itu, di stasiun juga umumnya disediakan halte bus sebagai peralihan mereka dari kereta untuk menuju titik tetentu. Terdapat jalur prioritas yang dikhususkan bagi bus, dimana Pada jam-jam sibuk, jalur tersebut tidak boleh dilalui kendaraan pribadi. Di stasiun Kanazawa, terdapat 2 halte, yaitu Hokuketsu Kanazawa (Halte bus untuk menaiki bus keliling kanazawa) dan Kanazawa east bus terminal (Pemberhentian bus dengan berbagai rute dimana halte ini merupakan halte yang terintegrasi dengan stasiun kereta Kanazawa)


KANAZAWA DALAM DALAM MENGHIDUPI MENGHIDUPI KANAZAWA KOTAKREATIFNYA KREATIFNYA MELALUI MELALUI KOTA

ENERGI TERBARUKAN TERBARUKAN ENERGI

D

Di era modern kini, energi merupakan kebutuhan esensial yang menopang kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Listrik sebagai hasil dari perwujudan modernisasi energi telah membantu manusia dalam mengelaborasi berbagai aktivitas dan kehidupan. Namun dalam mencapai hal demikian, energi telah banyak mengorbankan berbagai sektor apabila tidak di proses dengan baik.

S

Seperti halnya pembangkit energi listrik konvensional yang menggunakan bahan bakar fossil seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara dalam menghasilkan daya listrik. Pembangkit bahan bakar fossil memiliki harga lebih ekonomis dibandingkan pembangkit listrik energi terbarukan yang bersumber dari angin, sinar matahari, panas bumi, arus air maupun sebagainya . Pembangkit listrik bertenaga gas alam dan minyak bumi memerlukan $1000/kW untuk menghasilkan listrik. Hal ini relatif lebih murah dibandingkan dengan pembangkit listrik bertenaga angin (di daratan) $1600/kW, (di badan air) $6500/kW, panas bumi $2800/kW dan sebagainya.

Oleh: Aryo Widyatmoko

MENELUSURI LANGKAH LANGKAH KOTA KOTA MENELUSURI














potensi budaya tradisonal sebagai WISATA WISATA EDUKASI EDUKASI DI DI KANAZAWA KANAZAWA Oleh : Putri Rahmah As Sari

Kanazawa di Prefektur Ishikawa adalah kota yang ditetapkan sebagai kota kreatif dan telah diakreditasi oleh UNESCO Creative City of Craft and Folk. Kota ini merupakan surga bagi pecinta seni karena merupakan salah satu pusat seni dan budaya dan yang paling penting

di zaman Edo. Tak heran, sebagai kota kreatif tentunya Kota Kanazawa memiliki berbagai macam obyek wisata yang dapat disuguhkan pada para wisatawan yang ingin berkunjung ke kota ini. Pelestarian akan kerajinan tangan tradisional di

Kanazawa adalah salah satu daya tarik wisata yang dapat dikunjungi

para

wisatawan.

Namun

tidak

hanya

menyuguhkan keindahan saja, para wisatawan juga dapat turut serta mempelajari bagaimana sejarah akan budaya tradisional ini serta mempelajari proses pembuatannya. Kanazawa menyajikan bengkel produksi hingga museum. Beberapa tempat dimana kita bisa mempelajari budaya tradisional Kanazawa adalah National Craft Museum, Utatsuyuma Craft Shop dan Kanazawa Citizen’s Art Center. Penasaran akan tempat ini? Yuk kita cari tau!

edu tourism


LEARN

about kanazawa traditional craft Di Jepang, budaya dan adat istiadat telah lama terbentuk lalu diturunkan dari generasi ke generasi yang berwujud barang-barang dari tradisi tersebut untuk disimpan agar dapat diwariskan ke generasi yang akan mendatang. Bahkan di Jepang khususnya di Kanazawa, banyak didirikan lembaga atau yayasan untuk melestarikan tradisi tersebut. Karena hal inilah Kanazawa menjadi tempat dimana seni bertumbuh dan menjadikan kota ini memiliki daya tarik wisata dimana orang-orang dapat melihat banyak bentuk kerajinan tradisional. Alasan potensial dibalik ini adalah, pada tahun 1583 keluarga Maeda yang

mengatur

Domain

Kaga

(Kanazawa

merupakan

bagiannya),

mendorong prajurit samurai dan masyarakat biasa untuk mengikuti kegiatan budaya seperti teater Noh dan upacara minum teh. Karena hal inilah, produksi akan barang-barang kerajinan tradisional yang digunakan dalam kegiatan tersebut seperti pakaian, perkakas, dan aksesoris terus tersedia oleh Klan Maeda sehingga dapat diwariskan hingga generasi saat ini. Bahkan hingga hari ini dimana kondisi peradaban semakin maju, budaya artistik Noh, upacara minum teh, dan budaya tradisional lainnya masih tetap terlestarikan serta akan terus dijaga dan diwariskan sehingga barang kerajinan tradisional ini akan menjadi lebih dekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Kanazawa. Barang-barang kerajinan tradisional Kanazawa memancarkan keindahan luar biasa yang tak lekang oleh waktu dan merupakan dekorasi yang indah. Di Kanazawa yang sekarang, terdapat berbagai macam kerajinan tangan seperti kerajinan pernis, keramik maupun tempaan pedang.

edu tourism


utatsuyuma craft workshop1 craft

Utatsuyama

workshop didirikan pada tahun 1989.

Awal

didirikannya

mula

tujuan

workshop

ini

adalah untuk melestarikan dan mengembangkan

kerajinan

tradisional di Kanazawa. Dalam

260

tahun

sejarah

domain

Kaga, banyak pengrajin yang awalnya

bekerja

untuk

memperbaiki baju besi prajurit,

Sumber: utatsu-kogei.gr.jp

kemudian seiring waktu teknik dan

pengetahuan

pengrajin

para tersebut

berkembang lebih jauh dan mereka pun memiliki keahlian untuk

membuat

produk

kerajinan lainnya. Berdasarkan

tradisi ini, Kanazawa menjadi salah

satu

daerah

dengan

produksi kerajinan tradisional yang paling aktif.

Sumber: utatsu-kogei.gr.jp

edu tourism


Sumber: crm.hs.kanazawa-u.ac.jp

Para pengunjung dapat mengunjungi pameran dan berpartisipasi dalam kelas kreasi seni. Tawaran yang cukup menarik dari Utatsuyama

Craft Workshop adalah kursus pelatihan untuk pengrajin

kerajinan.

Setiap

tahunnya

10

seniman dan pengrajin muda yang dirasa menjanjikan dipilih untuk dilatih di workshop

Peserta pelatihan dapat menerima 100.000 yen per bulan sebagai tunjangan untuk pembelian bahan.

secara gratis selama dua atau tiga tahun. Dalam dua dekade sejak didirikan, lebih dari 200 peserta pelatihan telah lulus. Meski banyak dari mereka yang berasal dari luar Kanazawa, lebih

banyak lagi dari separuh lulusannya bekerja dalam produksi seni di Kanazawa.

edu tourism


kanazawa citizens art center2 Kanazawa citizen’s art center dibuka pada tahun 1996 sebagai ruang seni multifungsi. Bangunan bata merah di pusat ini adalah bekas pabrik pemintalan Daiwa, yang dibangun sebelum Perang Dunia II.

Awalnya pabrik ini akan dihancurkan, tetapi karena bangunan pabrik adalah bangunan yang penting, kemudian pabrik pun diubah menjadi ruang seni termasuk studio untuk kegiatan multifungsi, drama, musik, dan seni.

Di lantai dasar Kanazawa citizen’s art center, terdapat rumah hutan dan ruang terbuka di mana siapa saja bisa masuk kapan saja tanpa reservasi. Pusat seni ini dikelola

oleh warga kota sendiri dengan direktur artistik yang ditunjuk untuk mengelola setiap studio. Fasilitas ini dibuka 24 jam sehari dan 365 hari setahun. Dengan demikian, pusat ini menjadi penghubung bagi warga Kanazawa untuk melatih keterampilan artistik mereka.

edu tourism


College

of

Craftsmen

menawarkan

berbagai kursus yang mengajarkan teknik dan keterampilan tingkat lanjut di bidang-bidang

seperti kerajinan menggunakan batu, ubin, plesteran, taman, pertukangan kayu, tikar tatami, partisi, pembentukan lembaran logam, dan kertas gantung. Semua spesialisasi tersebut diperlukan

untuk

konservasi

rumah-rumah

Fasilitas pelatihan penting dari Kanazawa citizen’s art center terletak di tempat yang sama dengan pekarangan Kanazawa College of Craftsmen.

bersejarah dan tradisional di Kanazawa.

National craft museum 3 Museum

Kerajinan

Nasional terletak di Zona Budaya

Kenrokuen,

Kanazawa. Museum ini didedikasikan

untuk

melestarikan

kerajinan

jepang

serta

sebagai

sarana promosi tempat

Sumber: asahi.com

tempat wisata di jepang. Pada Museum disimpan koleksi-koleksi lengkap dari periode Meiji tahun 1868 hingga tahun 1912 yang mencakup hingga kurang lebih 1.400 karya seni dari anggota Akademi Seni Jepang dan Pemegang Properti Budaya Penting.

edu tourism


Museum Kerajinan Nasional pada awalnya didirikan pada tahun 1977 sebagai Galeri Kerajinan dari Museum Seni Modern, Tokyo. Namun pada tahun 2020 dipindahkan ke Kanazawa sebagai bentuk dari

kebijakan desentralisasi pemerintah Jepang. Museum ini adalah satusatunya museum nasional yang dikhususkan untuk kerajinan tangan. Oleh karena itu, museum ini sangat penting bagi Negara Jepang sebagai media untuk mempelajari seni Jepang melalui koleksi-koleksi didalamnya baik bagi masyarakat lokal maupun turis yang datang untuk berwisata.

1. Terletak di pesisir laut Jepang 2. Bertempat Sumber: japan.travel.com

di

2

bangunan bersejarah

yang

direlokasi

dan

dikembalikan

ke

tampilan aslinya

Sumber: asahi.com

edu tourism


Pameran pada Museum Kerajinan Nasional akan menampilkan kerajinan tangan Jepang dari abad ke 19 hingga saat ini, namun akan

difokuskan terutama pada karya yang diciptakan setelah Perang Dunia II. Koleksi permanen dari Museum Kerajinan Nasional antara lain adalah kerajinan kayu, kerajinan bambu, logam, barang pecah belah, keramik, kerajinan pernis, boneka, tekstil celup, tenun dan desain industri maupun desain grafis. Hal ini adalah hal yang unik dan menonjol dari Museum Kerajinan Nasional karena menampilkan berbagai macam karya, dimana sebagian besar museum Jepang hanya berfokus pada satu spesialisasi saja.

Lantai pertama dari Museum Kerajinan Nasional berfungsi sebagai ruang pameran yang menjadi tempat pengantar pengenalan akan seni dan kerajinan Jepang. Pada ruang

ini pengunjung dapat belajar tentang

terminology

dan Sumber: travelasianow.net

teknik kerajinan tangan.

Melalui pembelajaran ini, para pengunjung dapat memperdalam pemahaman serta mengapresiasi karya seni tersebut. Pada ruang

pameran

ini

juga

tersedia

zona

digital

experience

yang

memungkinkan pengunjung untuk melihat koleksi museum secara 360 derajat.

edu edu tourism tourism


Pada lantai kedua menampilkan studio Matsuda Gonroku Maki-e yang merupakan ruang kerja yang digunakan oleh Matsuda Gonroku pada tahun 1896 hingga tahun 1986. Studio ini dipindahkan ke Museum Kerajinan Nasional dan dipasang kembali seperti duplikat persis semasa

hidup Gonroku. Pengunjung dapat menonton video dokumenter tentang kehidupan dan karya dari Gonroku serta melihat alat dan bahan yang ia gunakan untuk membuat karyanya. Museum ini juga menyediakan ruang untuk menampilkan secara rinci bagaimana sebuah kerajinan tangan diproduksi. Pada ruang ini ditampilkan sketsa dan desain yang digambar dan disempurnakan langsung oleh para pengrajin.

Sumber: thetaiwantimes.com




HIGASHI CHAYA DISTRICT


TATA DAN MASA BANGUNAN

Tata dan Masa Bangunan HIGASHI CHAYA DISTRICT

Higayashi

Chaya Distict mempunyai bangunan-bangunan tradisional Jepang yang

berdiri sangat kokoh disepanjang jalan arteri dengan Panjang semua bangunan yang ada di distrik tersebut 150 meter. Bentuk bangunan berupa kayu dan lantainya masih terbuat dari semen dan atapnya berupa genteng yang kuat. Bangunan-bangunan disana memiliki tinggi sekitar 10 meter dikarenakan bangunan disana merupakan rumah permanen yang dijadikan toko yang memiliki 2 lantai. Bangunan di Higashi Chaya District pada bagian dalam rumah digunakan oleh masyarakat disana sebagai kedai the, restaurant, ataupun menjual pernak-pernik hasil kerajinan tangan masyarakat disana. Chaya adalah sebutan bagi restauran yang dimana para penjung bsa menikmati menu makanan sambill menonton penampilan para geisha yang menari atau bernyanyi. Istilah Chaya ini mulai dikenal pada zaman Edo, yang dimana setiap malam para geisha ini menghibur para penguasa atau keluarga bangsawan yang ada di Chaya. Pada saat ini Higashi Chaya Disrict menjadi tempat wisata di Kota Kanazawa yang sangat terkenal dan unik dikarenakan para geisha akan menghibur para pengunjung yang sedang makan di restauran, minum teh dan membeli oleh-oleh kerajinan tangan disana. Bangunan di Higashi Chaya District memiliki ciri khas yaitu bangunan disana disebut “Kimusuko” yang memiliki arti tembok yang indah pada sisi luar lantai pertama dan juga terdapat kamar bergaya Jepang yang terletak di lantai dua bangunan tersebut.

Higashi Chaya District adalah satu-satunya distrik geisha yang ditetapkan sebagai aset budaya Jepang. Higashi Chaya District adalah satu-satunya aset kebudayaan Jepang yang memiliki keiistimewaan sendiri yang dimana rumah-rumah disana sudah dibangun 200 tahun yang lalu dan tidak berubah sejak dulu hanya perubahan karena ada kerusakan yang sekarang diubah menjadi restaurant, kafe dan toko souvenir hasil kerajinan tangan. Selain itu juga ada pertunjukan geisha yang dilakukan pada setiap hari Sabtu disana.


NAGAMACHI SAMURAI DISTRICT

MUSEUM SENI MUSEUM SENI KANAZAW KANAZAWA A


TATA DAN MASA BANGUNAN

Tata dan Masa Bangunan NAGAMACHI NAGAMACHI SAMURAI SAMURAI DISTRICT DISTRICT

Nagamchi Samurai District terletak di dekat pusat Kota Kanazawa yang adalah tempat

tinggal para samurai tingkat rendah dan tingkat tinggi. Hal tersebut menyebabkan Nagamachi Samurai District sering disebut dengan distrik samurai. Nagamachi juga memiliki arti “Kota Panjang” yang diambil dari nama keluarga local yang ada di distrik tersebut yaitu Cho yang artinya “Panjang” dan dapat juga diucaokan menjadi arti “Naga”. Nilai sejarah Ngamachi Samurai District terletak pada pelestarian lingkungan, bangunan yang terawat sangat baik. Pada saat kebakaran besar yang terjadi di zaman dahulu Nagamachi District tidak terkena termasuk pada saat pengeboman perang dunia II, sehingga Nagamachi District masih dapat mempertahankan banyak bangunan dan fitur-fitur tradisional pada zaman Edo. Bangunan-bangunan pada Nagamachi District terbuat dari tanah (tsuchi-kabe) yang masih ditutupi dengan jerami untuk melindungi dari embun beku dan retakan. Jalan-jalan di Nagamachi District juga memiliki jalanan yang sempit tetapi sangat baik dan system drainase yang sudah direnovasi dan baik.

MUSEUM MUSEUM SENI SENI KANAZAW KANAZAWA A

Museum seni Kanazawa memiliki bentuk bangunan yang sangat menakjubkan yang

dimana para pencinta seni akan sangat wajib mengunjungi nya karena banyak karyakarya kontemporer hasil dari ide masyarakat disana. Letak museum ini tidak jauh dari Taman Kenrokuen dan Kanazawa Castle, bangunan museum ini berbentuk lingkaran. Bentuk dari museum ini menjadi ciri khas museum tersebut dan dapat menarik banyak wisatawan. Apabila ingin masuk ke kawasan ini harus membayar 1.000 yen untuk dewasa dan 400 yen untuk anak anak.

Gambar bangunan di Nagamachi Samurai District Sumber : flikir.com

Gambar bangunan Museum Seni Kanazawa Sumber : Google Earth


Oleh: Faaruq Maulana









Oleh: Wildan Adhi Hendrieza

‘‘

‘‘ KAGA YUZEN

Kaga Yuzen adalah sebuah teknik kerajinan dalam pewarnaan kain sutra, teknik ini menghasilkan pewarnaan yang unik sehingga tekstur sutra tidak rusak dan tahan lama. Teknik ini dimulai dari pencelupan pada sebuah kain sutra yang sudah di desain lalu dicat dengan menggunakan kuas berbahan kayu dari pohon plum dan kertas. Teknik ini didominasi oleh warna merah gelap, biru, ungu, kuning, dan hijau sebagai warna dasar. Ciri khas dari pewarnaan ini adalah untuk memberikan kesan kehidupan yang indah dari bentuk ekspresi rumput dan bunga, pemandangan pedesaan, dan tempat-tempat menarik. Selain itu, juga menggunakan metode kontras tinggi dengan memanfaatkan kombinasi komplementer waran, metode ini disebut “mushikui’’. Kaga Yuzen merupakan salah satu pola paling dikenal dalam desain kimono dengan sejarah lebih dari 300 tahun.


Dalam proses penjualan dan promosi, pemerintah dan para pengrajin kerajinan Kaga Yuzen saling bersinergi untuk meningkatkan penjualan kerajinan tangan Kaga Yuzen. Berikut adalah cara penjualan kerajinan tangan Kaga Yuzen : • Pertukaran budaya antar negara Pemerintah memiliki prinsip dasar dalam mengembangkan kerajinan tangan yang ada di Kanazawa, yaitu menghubungkan antara budaya dan bisnis, edukasi terhadap para pengrajin, dan menarik wisatawan mancanegara. Untuk itu, pemerintah kota mengadakan dalam serangkaian program, yaitu program untuk mengirim siswa Sekolah Tinggi Seni Kanazawa “ Kanazawa College of Art ”, para anggota workshop kerajinan Utatsuyama, dan pengrajin muda ke kota kreatif UNESCO lain di luar negeri untuk memberikan edukasi terkait pengembangan pengrajin untuk masa depan melalui pertukaran antar negara. Program tersebut mendorong agar para masyarakat luar negeri tertarik untuk mengunjungi ke kawasan kerajinan di Kanazawa. Pada akhirnya, Kota Kanazawa akan dikenal luas dengan seni kerajinan pada dunia internasional.


• Kolaborasi dengan para artis seniman ( artist's signature system ) Sistem ini merupakan kolaborasi antara para pengrajin dengan para artis seniman. Proses produksi yang dilakukan secara original dengat sifatsifat budaya yang ada melalui para seniman sehingga hasil produksi akan meningkatkan daya tarik terhadap pembeli. Pada saat ini sudah terdapat sekitar 50 seniman dan 200 pengrajin penerus serta terdapat para anggota lain yang membantu dalam proses produksi. Pengembangan teknik pewarnaan sutra Kaga-Yuzen pada saat ini juga diterapkan pada pengembangan produk interior.

COLLABORATION


• Museum Seni dan Kerajinan Tradisional Salah satu proses penjualan hasil seni dan kerajinan tangan di Kanazawa melalui Museum Seni dan Kerajinan Tradisional Prefektur Ishikawa. Pada museum ini terdapat 36 jenis kerajinan tangan dari Kanazawa seperti, Pewarnaan Sutra Kaga Yuzen, Tembikar Kutaniyaki, Wajima-nuri, dan lain-lain. Pada museum tersebut, terdapat pameran serta toko yang menjual hasil kerajinan tangan tradisional. Para pengunjung museum ini juga dapat melihat dan ikut membuat kerajinan yang dibuat oleh para pengrajin lokal. Terdapat fasilitas penunjang dalam Museum Seni dan Kerajinan Tradisional Prefektur Ishikawa, yaitu toko dan café. Konsep utama dalam museum tersebut adalah "Traditional Beauty, Skills and Heart“ yang artinya bahwa kerajinan-kerajinan ini merupakan satu bagian dari kehidupan sehari-hari.

Beauty


Oleh: Novia Uly Gultom


Suatu kota tidak akan terlepas kaitannya dari activity support yang mencakup seluruh penggunaan dan aktivitas ruang publik perkotaan, dimana akan selalu terjadi hubungan saling melengkapi antara aktivitas publik dengan ruang fisik perkotaan. Menurut Shirvani (1985) dalam bukunya yang berjudul “The Urban Design Process”; bentuk, lokasi, serta karakteristik suatu area akan menarik fungsi, penggunaan, dan aktivitas yang juga mencerminkan aktivitas masyarakat pada area tersebut. Penyediaan activity support tidak boleh hanya mempertimbangkan satu aspek/kepentingan saja, namun juga harus mempertimbangkan fungsi utama perkotaan dan elemen-elemen kota yang mungkin membangkitkan suatu aktivitas perkotaan, serta tetap memperhatikan implikasi yang mungkin ditimbulkan oleh keberadaan

activity support tersebut. Salah satu

aspek penting yang harus diperhatikan untuk mengimplementasikan suatu activity support adalah integrasi dan koordinasi pola aktivitas suatu kota. Suatu kota yang memiliki tingkat kompleksitas tinggi akan cenderung memiliki kebutuhan akan activity support yang tinggi pula. Pada Kanazawa, Ishikawa, Japan juga tidak luput dari berbagai macam pendukung aktivitas masyarakat kota, dimana kota ini juga merupakan salah satu kota yang padat dan kompleks di Jepang. Sebagai kota yang padat, kompleks, dan terkenal akan sejarah, kreatifitas, dan wisatanya, Kanazawa memiliki berbagai macam fasilitas penunjang aktivitas yang mewadahi beragam aktivitas masyarkat Kanazawa, seperti halnya fasilitas pendidikan, rekreasi, perdagangan dan peribadatan.

Pada Kanazawa, berbagai fasilitas pendidikan tersedia dimulai dari tingkat sekolah dasar hingga universitas. Salah satu universitas unggulan dan terkenal hingga ke kancah internasional yang berada di Kanazawa adalah Kanazawa University yang diresmikan pada Mei 1949 setelah sebelumnya melalui perjalanan yang sangat panjang tercatat dari tahun 1862 sebagai pusat vaksinasi. Kanazawa University merupakan universitas yang kaya akan budaya dan merupakan sebuah universitas riset yang didedikasikan untuk pendidikan bagi mahasiswa lokal dan juga terbuka bagi mahasiswa global (internasional). Mulanya, gedung kampus terletak didalam Kastil Kanazawa yang mana merupakan lokasi yang sangat unik untuk sebuah bangunan kampus. Namun kini, sebagian gedung kampus dipindahkan ke sisi pegunungan hijau Kakuma dan terbagi menjadi 2 kampus utama yaitu Kakuma Campus yang terletak di pegunungan hijau Kakuma dan Takara-machi Tsuruma Campus yang terletak di tengah Kota Kanazawa.

university


Kakuma Campus and Takara-machi Tsuruma Campus Map | Google Image

Kakuma Campus | educations.com


Sebagai universitas yang telah dikenal hingga kancah internasional, Kanazawa University juga menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang pembelajaran diantaranya adalah perpustakaan kampus dan asrama bagi para mahasiswanya. Pada Kakuma Campus terdapat beberapa asrama siswa seperti Sakigake dan Hokumei dimana mahasiswa lokal dan global (internasional) hidup bersama.

Sakigake Dormitory & Kanazawa University Central Library | Sanazawa University

Documentary

Selain Kanazawa University, terdapat juga universitas yang diresmikan beberapa tahun sebelum Kanazawa University. Kanazawa College of Art, diresmikan pada tahun 1946 atas permintaan seniman dan masyarakat sebagai upaya mendukung keberlanjutan kerajinan tradisional yang ada di Kanazawa (Kakiuchi, 2013). Meskipun merupakan universitas yang memiliki jumlah siswa sedikit, namun keberadaan universitas ini sangat memberikan kontribusi pada pengembangan seni dan budaya di Kanazawa.

college of art

Kanazawa College of Art | kanazawa-bidai.ac.jp


umimirai library Selain universitas, terdapat juga fasilitas pendidikan lain seperti halnya perpustakaan umum. Salah satu perpustakaan umum yang ada di Kanazawa adalah Kanazawa Umimirai Library yang didirikan pada tahun 2011. Perpustakaan ini telah memenangkan berbagai macam penghargaan dalam hal desain arsitektur, baik di Jepang maupun di kancah internasional. Perpustakaan ini dibangun setelah diskusi mengenai penggunaan lahan setelah diakuisisi oleh pemerintah sebagai upaya perencanaan jalan baru yang melahirkan keputusan pendirian perpustakaan yang sangat diminati oleh masyarakat Kanazawa. Selain memberikan wadah bagi masyarakat Kanazawa memperluas wawasan, perpustakaan ini juga menarik perhatian wisatawan karena gaya kontemporer dan kemegahan yang dimiliki (Horiba et al., 2020). Selain ruang utama yang dipenuhi oleh buku-buku, gedung ini juga dilengkapi dengan aula kecil dan ruang pertemuan yang diharapkan berfungsi sebagai wadah aktivitas sosial masyarakat setempat. Kanazawa Umimirai Library | inhabitat.com


Dari beberapa fasilitas pendidikan yang ada di Kanazawa, tercermin bahwa antara masyarakat dan pemerintah Kanazawa memiliki interest yang cukup tinggi terhadap pendidikan. Pemerintah sedemikian rupa memajukan pendidikan Kanazawa dengan memaksimalkan fasilitas pendidikannya bahkan hingga dapat dikenal di kancah internasional. Selain berfokus pada pendidikan berbasis riset, pendidikan berbasis kebudayaan yang salah satunya ada pada Kanazawa College of Art juga tidak luput dari fokus pemerintah sehingga antara riset dan kebudayaan tetap imbang keberjalanannya di Kanazawa. Tidak terpaku pada kalangan umur tertentu, pemerintah juga menyediakan ruang khusus bagi mereka yang memiliki minat membaca buku, membutuhkan sumber-sumber kajian penelitian, melaksanakan rapat atau kumpulan, atau hanya sekadar berjalan-jalan menikmati arsitektur kontemporer dengan adanya perpustakaan umum Kanazawa yaitu Kanazawa Umimirai Library.

of contemporary art Fasilitas rekreasi pada suatu kota berfungsi sebagai wadah relaksasi juga bersosialisasi dengan sesama. Salah satu fasilitas rekreasi yang ada dan juga menjadi salah satu icon dari Kanazawa adalah 21st Century Museum of Contemporary Art yang terletak di pusat Kota Kanazawa, dekat dengan Kerokuen Garden dan Ishikawa Prefectural Museum of Art (Museum Seni Ishikawa). Museum ini merupakan fasilitas inovatif yang menampung berbagai macam seni modern, perpustakaan, kafe, serta ruang kegiatan bersama. Bangunan ini terkenal karena desain eksterior serta tata letaknya yang unik, dan kini museum ini menjadi salah satu tempat wisata paling populer di Kanazawa.

21st Century Museum of Contemporary Art | kanazawastation.com


The Design Museum ini diresmikan pada tahun 2004 dan dirancang oleh 2 arsitektur Jepang terkenal yaitu Kazuyo Sejima dan Ryue Nishizawa dari studio arsitektur SANAA. Dirancang tidak memiliki pintu utama dengan tujuan agar semua pengunjung dapat masuk dari semua sisi. Dibangun dengan dinding kaca yang mengelilingi bagian luar museum, ruangan ini akan dipenuhi oleh cahaya alami sinar matahari yang membuat isi galeri semakin menarik. Rasa ekplorasi berusaha dibangkitkan oleh kedua arsitektur dengan merancang peletakkan karya seni dalam labirin dari kamar-kamar yang saling berhubungan.

Access Karena terletak di pusat kota dan dekat dengan Keroku-en Garden serta Kanazawa Castle Park, pengunjung hanya akan memakan waktu 6 menit untuk berjalan dari Keroku-en Garden ke museum dan 10 menit untuk berjalan dari Kanazawa Castle Park. Apabila pengunjung datang dari Stasiun Kanazawa, maka dibutuhkan waktu sekitar 20 menit menggunakan Bus Loop untuk sampai di museum. Umumnya, pengunjung tidak perlu membayar untuk memasuki museum ini, namun pengunjung akan dikenakan tarif untuk beberapa instalasi sementara.

The Collection and Temporary Exhibitions Dalam museum ini terdapat instalasi permanen dan sementara yang menampilkan karya seni kontemporer Jepang dan internasional. Salah satu instalasi permanen yang menjadi icon museum ini adalah kolam renang yang dapat dimasuki oleh pengunjung tanpa menjadi basah. Meskipun bersifat koseptual, namun seni-seni dalam museum ini tetap menyenangkan dan mendorong interaksi fisik dimana membuat pengunjung merasa sangat santai seperti bermain dalam taman bermain raksasa. Alasan itulah yang membuat banyak sekali keluarga dengan anak-anak mengunjungi museum ini.


Museum ini didirikan pada tahun 1959 dan menyimpan koleksi seni dan kerajinan yang mencakup aset budaya lokal serta karya seniman dan pengrajin lokal didalamnya. Selain karya seni modern dari abad-20, terdapat juga banyak koleksi barang antik bahkan terdapat juga koleksi keluarga Maeda. Barang paling terkenal yang dipajang secara permanen di museum ini adalah sepasang pembakar dupa keramik abad ke-17 berbentuk seperti sepasang burung pegar. Koleksi tersebut dibuat oleh seorang pengrajin tembikar, Nonomura Ninsei.

Incense Burners by Nonomura Ninsei |

kanazawastation.com

Pembakar dupa berbentuk burung pegar jantan dinobatkan sebagai harta karun nasional

Museum ini menyediakan beberapa fasilitas pelengkap seperti toko souvenir, kafe, dan tentunya lahan parkir yang memadai. Selain itu, inklusivitas juga nampak pada museum ini dengan adanya beberapa kursi roda dan alat bantu berjalan (rollator) bagi pengunjung usia lansia maupun yang membutuhkan. Untuk menjangkau museum ini, hanya diperlukan waktu 15 menit dari Stasiun Kanazawa menggunakan Kenrokuen Shuttle bus.

prefectural


Dari beberapa fasilitas rekreasi yang dicontohkan, terlihat bahwa kota ini sangat berusaha untuk mempertahankan aset-aset kesenian dan kebudayaan lokal dengan tetap terbuka terhadap kesenian-kesenian internasional. Selain itu, satu hal yang menarik adalah inklusivitas yang ada pada fasilitas-fasilitas tersebut. Sehingga tidak hanya memperhatikan kebutuhan pengunjung pada umumnya, namun juga memperhatikan mereka yang memiliki keterbatasan.

Negara Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki sejarah panjang kebudayaan termasuk didalamnya adalah kepercayaan atau agama. Mayoritas masyarakat Jepang bersikap sangat toleran terhadap keberagaman agama yang ada dan masuk ke negara Jepang sekalipun mayoritas masyarakat Jepang memeluk agama Shinto dan Budha. Kanazawa sendiri dikenal sebagai ‘Little Kyoto’ karena ratusan kuil Buddha dan kuil Shinto-nya. Selain menjalankan fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, terdapat juga beberapa lokasi tempat ibadah yang dijadikan destinasi wisata turis lokal juga mancanegara. Gaya bangunan yang unik dan khas merupakan salah satu daya tarik tempat ibadah di Jepang, termasuk juga Kanazawa.

Oyama Jinja Shrine | Google Image

Myoryu-ji Temple (Ninja Temple) | Google

Image


Bagi penduduk lokal maupun wisatawan yang datang ke Jepang khususnya Kota Kanazawa, mereka akan menemukan banyak hal untuk dijelajahi salah satunya bagi mereka yang datang untuk berbelanja. Kanazawa memiliki berbagai toko serba ada yang menjual barang-barang ternama, juga pasar makanan dan kerajinan yang khas dan pastinya ramai, serta toko souvenir unik yang berusia ratusan tahun. Salah satu shopping street tertua di Jepang juga terletak di Kanazawa, yaitu Katamachi Shopping Street yang telah mencuri perhatian banyak wisatawan mancanegara. Selain Katamashi, masih terdapat banyak pusat-pusat perbelanjaan lain yang siap memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan dan masyarakat Kanazawa sendiri.

the oldest shopping street in Japan Sejak pembukaan Shinkansen Hokuriku, Kanazawa telah menarik banyak wisatawan mancanegara. Menawarkan keindahan kota yang khas, Kanazawa juga memiliki Katamachi sebagai shopping street yang terletak pada kawasan pejalan kaki tertua di Jepang (dapat ditelusuri kembali ke masa awal Zaman Edo (1603-1868)). Katamachi sendiri terletak di tengah Kota Kanazawa sebagai distrik komersil sibuk yang penuh dengan berbagai macam toko, kafe, restoran, hotel, dan bar yang berdampingan di sepanjang rute jalan. Lokasi ini tidak pernah mati baik itu di sepanjang hari, bahkan benar-benar hidup pada malam hari sebagai pusat hiburan dengan lampu neon dengan bar, pub, klub, dan restoran bergaya izakaya yang menyediakan banyak kehidupan malam.

Untuk menjangkau lokasipun sangat mudah, hanya dengan bus dan satu koin saja pengunjung dapat sampai di lokasi indah dan unik ini. Biasanya wisatawan atau masyarakat Kanazawa dapat menjangkau Katamachi Shopping Street ini dengan Bus Machi dari Stasiun Kanazawa. Perjalanan hanya memakan waktu sekitar 10 menit dan bus tersebut beroperasi dengan interval 20 menit, sehingga dapat dipastikan bagi mereka yang akan mengunjungi lokasi ini tidak akan menemukan kesulitan dalam hal transportasi.


Katamachi Shopping Street di Siang dan Malam Hari | Google Image

ichiba market Omicho Ichiba Market merupakan pasar terbesar yang ada di Kanazawa, mirip seperti Tsukiji Market di Tokyo. Karena Kanazawa merupakan kota yang terletak di tepi laut, maka tidak heran pasar ini merupakan tempat terbaik untuk menikmati beragam makanan laut. Pasar ini sudah eksis sejak jaman kekaisaran Edo atau sekitar 280 tahun yang lalu dan masih menjadi salah satu pasar tua di Jepang dan masih eksis hingga kini. Terdapat sekitar 200 toko dan kios yang menjual beragam makanan laut yang dijamin kesegarannya, buah dan sayuran segar, pakaian, kios bunga, makanan lokal dan internasional, hingga berbagai macam dan warna permen. Tempat ini memiliki suasana yang ceria, unik, juga memiliki ciri khas dan dapat menjadi salah satu tempat untuk pengunjung menjelajahi budaya makanan dan minuman Kota Kanazawa.

Selain makanan laut, Kanazawa juga dikenal dengan nasi manis yang terpelihara akibat curah hujan yang tinggi dan air mineral alami. Tidak mengherankan juga jika kota ini memiliki 3 pabrik sake (minuman beralkhohol hasil fermentasi beras) yang terkenal yaitu: Fukumitsuya, Yachiya, dan Nakamura Shuzou. Selain ketiga pabrik tersebut, tersebar juga banyak toko dan kios yang menawarkan berbagai macam sake lokal yang salah satunya terdapat di Omicho Ichiba Market ini. Toko berusia 100 tahun ini merupakan toko yang menjual berbagai sake lokal terbaik dan juga memiliki berbagai macam kerajinan bir lokal. Untuk menjangkau Omicho Ichiba Market hanya dibutuhkan waktu sekitar 15-20 menit dengan berjalan kaki dari Stasiun Kanazawa. Pengunjung juga dapat menggunakan Bus Loop dan berhenti di halte bus Musashigatsuji hanya dengan biaya 200 yen dan sampai di tujuan hanya dalam waktu 5 menit.


Omicho Ichiba Market | kanazawastation.com

Produk Laut Segar Omicho Ichiba Market | kanazawastation.com

Kios Sake dan Kerajinan Bir Lokal Omicho Ichiba Market | kanazawastation.com

Dari beberapa fasilitas pendukung aktivitas perkotaan yang disebutkan di atas, apabila dikaitkan dengan konsep Integrated Educative Small Industry Settlement maka dapat dilihat bahwa beberapa fasilitas berperan representative terhadap konsep tersebut. Dari sisi konsep Integrated, sebagian besar fasilitas telah terintegrasi salah satunya dengan moda transportasi umum. Pengunjung tidak perlu mengeluarkan effort yang berlebihan untuk menjangkau fasilitasfasilitas tersebut. Cukup hanya dengan membayar biaya murah dan dengan waktu yang cukup singkat, pengunjung dapat sampai di tujuan dengan kenyamanan dan keamanan yang terjamin. Bahkan selain menggunakan transportasi umum, beberapa fasilitas dapat dijangkau hanya dengan berjalan kaki dari Stasiun Kanazawa. Bukan hanya karena letaknya yang strategis, namun juga didukung fasilitas penunjang pejalan kaki yang memadai.


Jika dilihat dari sisi konsep Educative, selain tercermin dari terjaminnya mutu kualitas pendidikan formal di Kanazawa, dapat dilihat juga dari tersebarnya museum-museum yang masih menyimpan kesenian-kesenian lokal dari pengrajin lokal Kanazawa. Bahkan ada juga beberapa museum yang menyediakan tempat khusus bagi pengunjung untuk dapat memplejari proses produksi dari kesenian tersebut (terlebih jika seni tersebut adalah seni kriya/3D/instalasi). Menilai dari sisi konsep Small Industry Settlement, mungkin tidak terlalu

terlihat dari fasilitas-fasilitas pendukung aktivitas masyarakat Kanazawa, namun untuk Small Industry sendiri masih dapat terlihat dari adanya kios-kios lokal yang menjual kerajinan lokal, souvenir, kerajinan bir lokal, dan kuliner lokal Kanazawa. Namun memang terlihat bahwa kecenderungan kios-kios tersebut menyatu pada suatu district perdagangan dan bukan dalam suatu district permukiman. Namun tetap, keberadaannya menyongsong perekonomian, pariwisata, dan pengenalan akan kebudayaan atau kesenian Kanazawa juga Jepang.

Penyediaan fasilitas pendukung aktivitas masyarakat di Kanazawa dapat dijadikan sebagai best practice bagi pembangunan di Indonesia. Baik itu pembangunan yang mengintegrasikan antar aspek atau elemen yang ada hingga pembangunan dalam konteks menjaga kelestarian budaya yang kental di Indonesia. Menjadi best practice bukan berarti Indonesia harus mengadopsi keseluruhan konsep bahkan bentuk bangunannya, namun dapat dengan mengambil nilai-nilai positif dari implementasi fasilitas-fasilitas pendukung aktivitas masyarakat di Kanazawa. Satu hal lain yang perlu diperhatikan adalah adanya inklusivitas pada fasilitas-fasilitas pendukung aktivitas masyarakat sehingga pengunjung dalam kondisi apapun dapat tetap menggunakan atau menikmati fasilitas dengan sebagaimana mestinya.


Oleh: Ardhi Aulia Rahman

preservasi merupakan salah satu bentuk tindakan dalam upaya mempertahankan karakter ataupun bentuk asli, baik mencakup struktur suatu bangunan seperti material dan pola bangunan tersebut bahkan tanaman atau vegetasi lain pada tapak tersebut. Kegiatan preservasi dan konservasi merupakan kegiatan yang tidak dapat terpisahkan, dimana kegiatan pereservasi memiliki beragam kelebihan apabila terealisasikan. Pelaksanaan preservasi juga memiliki tujuan diantaranya, pertama, upaya pelestarian nilai-nilai sejarah ataupun budaya sehingga dapat diketauhi dan terus di jaga. Kedua, memberikan manfaat dengan peningkatan baik nilai sosial ataupun ekonomi pada suatu kawasan. Ketiga, dengan ragam bentuk, pola dan gaya arsitektur yang dipertahankan menjadikan suatu kawasan memiliki daya tarik. Negara Inggris pada awal mula abad 19 mengusulkan bahwa segala kegiatan terkait kerajinan dan seni merupakan bentuk upaya untuk peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat, kegiatan tersebut

menjadikan salah satu rujukan yang menginspirasi, hingga akhirnya negara jepang memiliki suatu upaya dalam mempertahankan ragam keindahan baik barang fungsional dan non fungsional yang dapat dijumpai saat melaksanakan aktivitas sehari-hari, kegiatan tersebut dikenal dengan istilah mingei. Secara harfiah gerakan mingei dapat diartikan dari kata “Min” yang memiliki makna orang dan kata “gei” yang memiliki makna orang sehingga secara harfiah dapat diartikan “seni rakyat”. Kegiatan yang dikenal dengan istilah mingei di negara jepang memiliki tujuan menyatukan atau mengumpulkan serta memperlihatkan hasil karya kerajinan dengan harapan dapat menjadikan suatu daya tarik sehingga dapat meningkatkan kondisi perekonomian.

Beragam keunikan budaya dapat ditemukan di negara jepang, seperti kerajinan tangan, ragam bentuk arsitek bangunan kuno jepang, baju tradisional hingga tradisi minum teh. dalam beberapa upacara ataupun hanya untuk menjamu tamu budaya ritual ataupun upacara minum teh yang tetap dipertahankan dinegara jepang. Salah


satu daya tarik dalam upacara minum teh yang dilakuakan di jepang adalah, pelaksanaan dalam menghidangkan dan menikmati minuman sangat memperhatikan keindahan arsitek ruangan ataupun keindahan arsitek taman. Budaya-budaya atau tata krama dalam pelakasanaan upacara minum teh dikembangkan dengan pendirian toko dengan menjual beragam macam teh dengan konsep penyajian menyesuaikan tradisi ataupun adat – adat yang berlaku.

bangunan bersejarah yang menyesuaikan perkembangan zaman modern menjadikan kota kanazawa dikenal akan keunikan kontruksi budayanya. Keunikan suatu kota dapat tercipta melalui desain kontruksi bangunan yang dapat mereprentasikan budaya atau karakteristik suatu kota. Keterkaitan antara pembangunan dan budaya merupakan hal penting dala upaya revitalisasi kota dan wilayah. Pelestarian kawasan bersejarah merupakan upaya kota kanazawa dalam memvisualisasikan pelestarian budaya. Beberapa upaya preservasi dengan mempertimbangkan keterkaitan anatara budaya dan bangunan yang akan dibahas adalah, 1. Tradisi minum teh dengan kawasan distrik Hagashi. 2. Aktivitas kesenian dengan Kanazawa Citizen Art Center. 3. Taman Benteng Kanazawa.

Gambar. Peta Kota Kanazawa Kota Kanazawa, ibukota prefektur Ishikawa dengan luas wilayah 467,7 Km2. Kota Kanazawa dikenal dengan kota yang tetap mempertahankan beragam bangunan bersejarah dan beragam budaya tradisionalnya. Tempat – tempat wisata dapat dikunjungi dengan beragam nuansa pilihan baik modern ataupun classsic. Dalam sejarah, dahulu kala kota kanazawa pernah gagal dalam pengembangan sektor industri, namun berbeda dengan keadaan yang dapat ditemui sekarang, dimana upaya menciptakan keunikan dengan mempertahankan budaya tradisional dan merekrontusiksi


Upaya pelestarian budaya kedai teh diterapkan pada kawasan preservasi dengan konsep bangunan tradisional berbahan baku kayu yang dipertahankan dan mempertimbangkan infrastruktur penunjang bernuansa modern pada kawasan Higashi. Kesan yang didapatkan ketika menyelusuri Kawasan Higashi dapat ditemukan beragam restoran, café ataupun kedai teh yang terbuka untuk umum. Kedai kedai teh pada kawasan Higashi menawarkan seni arsitek bernuansa bangunan jepang dengan beragam pajangan kerajinan yang menghiasi ruangan. Pelaksaan rekontruksi bangunan bernilai sejarah kota kanazawa didukung dengan kebijakan dari pemerintah terkait perlindungan dan rehabilitasi elemen bersejarah seperti meminimalisir kerusakan vegetasi saat proses rekontruksi, dengan tujuan mewariskan kepada generasi yang akan datang agar tetap dapat menikmati keindahan alam yang ada dengan pengembangan lingkungan tradisional dan berorientasi pada masa depan (modern).


Bentuk upaya revitalisasi dengan mengkaitkan antara budaya dan pembangunan lainnya adalah peremajaan bangunan pabrik yang dijadikan sebagai ruangan serbaguna untuk beragam aktivitas yang berkaitan dengan kesenian. Berawal dari bangunan yang sebelumnya memiliki fungsi sebagai pabrik dan akan dihancurkan, dengan melihat dari berbagai pertimbangan dipustukan bahwa bangunan pabrik tetap dipertahankan dengan peremajaan dan pelengkapan beragam furniture – furniture kelengkapan yang dapat menunjang beragam aktivitas kesenian. Bangunan tersebut dikenal dengan nama Kanazawa Citizens Art Center. Bentuk seni arsitek dari bangunan pabrik yang tetap dipetahankan seperti bata merah merupakan salah satu upaya preservasi yang dilakukan. Pelengkapan barang fungsional ataupun furniture seperti tempat duduk dengan model trimbun yang dapat digunakan untuk menampung kapasitas yang besar saat pelaksanaan kegiatan tertentu seperti pameran ataupun event – event tertentu lainnya. Alat – alat penunjang aktivitas kesenian juga dilengkapi dan diletakan dalam ruang – ruang ataupun studio yang sudah direncanakan. Pengelolaan Kanazawa Citizen Art Center diserahkan kepada masyarakat namun didampingi dengan penanggung jawab dari direktur artistik untuk memberikan arahan dalam pengelolaan dan pelaksanaan beragam kegiatan di ruangan – ruangan studio yang terdapat di Kanazawa Citizen Art Center. .


Taman Benteng kanazawa, merupakan sebuah taman dengan asal muasal merupakan bagian dari Benteng Kanazawa. Dahulu Benteng Kanazawa merupakan tempat tinggal dari seorang keluarga yang memiliki tekad dalam mengembangkan Kota Kanazawa, orang tersebut adalah Klan Maeda. Hingga sampai saat ini Taman benteng kanzawa masih berdiri dan ramai dikunjungi wisatawan, sebenarnya bangunan utama dari benteng kanazawa sudah tiada namun gerbang benteng tetap dipertahanakan sebagai bentuk peninggalan sejarah sebagai daya tarik utama dari bangunan. Taman Benteng Kanazawa juga memiliki sebutan lain yang diberikan oleh masyarakat yaitu museum dinding batu, sebutan itu didapatkan karena beragam dinding pada Taman Benteng Kanazawa dilengkapi dengan plakat, dimana pada plakat tersebut berisikan keterangan – keterangan yang dapat dipelajari oleh pengunjung ataupun masyarakat seperti bagaimana proses pemecahan batu – batu yang akan digunakan sebagai bahan baku ataupun hiasan dinding dan penjelasan penjelasan lainnya.dinding benteng terlihat dengan batu yang disusun dengan corak warna batu yang mendominasi adalaha abu – abu dan merah coklat tua.

Ketiga bangunan yang telah dibahas merupakan bentuk upaya Kota Kanazawa dalam mengkaitkan antara budaya dan pembangunan agar tetap beringinan dan seimbang dengan harapan tujuan pelestarian beragam nilai sejarah dan budaya dapat tetap terjaga, memiliki daya tarik tersendiri dari seni, pola dan gaya arsitek jepang serta manfaat nilai sosial dan ekonomi dapat dirasakan oleh masyarakat dapat terwujud. Beberapa bentuk penerapan yang memiliki keunggulan atau nilai positif dan dapat dijadikan sebagi rujukan atau best practice dalam peremajaan, penataan ataupun pembangunan dari Kota kanazawa diantaranya adalah, penerapan konsep bangunan dengan haisan ornamen bambu pada bangunan yang memberikan kesan classic namum tidak tertinggal dengan perubahan zaman mampu memberikan kenyamanan bagi para pengunjung, kemudian peremajaan dan pelengkapan fasilitas penunjang pada Kanazawa Citizen Art Center merupakan betuk penyediaan pelayanan, terakhir adalah benteng kanazawa yang masih terjaga dengan tetap mempertahankan nilainilai sejarah yang dimiliki.










Bahasa, Kanazawa. “Anda Anda Juga Juga Warga Warga Kota Kota Kanazawa.” City, Kanazawa. “Learning from Kanazawa City Prac Tic Al Report.” Google Image. 2021 Mammadova, Aida. 2017. “Sustainability Lessons From Kanazawa City, Japan.” European Journal of Sustainable Development 6(2): 233–39

Lu, Monique. 25 September 2019. Rangkuman Semua Transportasi Jepang.https://www.fun-japan.jp/id/articles/10759 Go with Guide. 2021. Why you should use public transportation in Japan. https://gowithguide.com/blog/why-should-use-public-tra-2588 Japan National Tourism Organization. National Crafts Museum (Crafts Gallery, The National Museum of Modern Art, Tokyo). Diakses melalui: https://www.japan.travel/en/spot/2052/ Kakiuchi, E., & Greffe, X. (2015). Culture, Creativity and Cities. melalui: https://www.researchgate.net/publication/301603142

Diakses

Kanazawa Traditional Arts https://assets.ctfassets.net

melalui:

and

Crafts.

Diakses

SANAA is a Japanese Architectural firm, and a Prtizker Architecture Prize winner in 2010. Michiko Sato,”Kanazawa Today: A City Starting to Open Up,” Axiz no.111(2004):112-115. Tetuyuki Hirano,”Design and Culture: Developing a Nations Brand with Design Management,” Design Management Review 17, no.1 (Winter 2006), 76. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, “UNESCO City of Crafts and Folk Art: Kanazawa, Japan,” accessed Oct 5, 2011


Horiba, H., Kudo, K., Araya, M., & Takama, S. (2020). “Kanazawa Umimirai Library”: Making a large space by a “punching wall” and thin round pillars. Japan Architectural Review, 3(3), 298–306. https://doi.org/10.1002/2475-8876.12153 Johansson, D. (n.d.). 21st Century Museum of Contemporary Art, Kanazawa. Techinoly I: Arch 5514. Kakiuchi, E. (2013). Culture, Creativity and Cities. January 2015. kanazawastation.com. Omicho Ichiba https://www.kanazawastation.com/omicho-ichiba-market/ tanggal 8 April 2020)

Market. (diakses

Sakamoto, Masayoshi. 2018. Katamachi: The Oldest Shopping Street in Japan. https://allabout-japan.com/en/article/6082/ (diakses tanggal 7 April 2020) Shirvani, H. (1985). The Urban Design Process. In Van Nostrand Reinhold Company (Vol. 53, Issue 9). Shoji, A., Kazuichi, H., Akihiro, H., Shoichi, I., Hiroo, K., Masahide, M., Naofumi, M., Masato, N., Shin-ichi, N., Kenji, N., Hideaki, O., Ryoki, S., Masayoshi, S., Megumi, S., Ikumi, T., Tohda, Masahiro, & Nobuo, Y. (2013). II-Girt Round with Stone, the Castle University. In 150th Anniversary History of Kanazawa University. Mammadova. A, Kaluarachchi T.Upeksha., Alvarez M.J .Arellano,, Ndhlovu. N., Aggarwal. R., Nguyen C. Hiep.,Guo.L. eds. (2016) Sustainable Development Goals, Learning from Kanazawa City. Kanazawa University,International Student Center, Japan. 48pp


US Energy Information Administration. (2020). Cost and Performance Characteristics of New Generating Technologies. Annual Energy Outlook 2020, 2020(January), 1–4. Retrieved from https://www.eia.gov/outlooks/aeo/assumptions/pdf/table_8.2.pdf NUNEZ, C. (2019). Carbon dioxide levels are at a record high. Here's what you need to know. Retrieved from National Geographic website: https://www.nationalgeographic.com/environment/article/greenhousegases#:~:text=They cause climate change by,change caused by greenhouse gases. Electricity Generation and Related CO2 Emissions. (2016). Retrieved from Planete Energies website: https://www.planeteenergies.com/en/medias/close/electricity-generation-and-related-co2emissions#:~:text=Electricity generation is responsible for,gas-fired power plants3. Energi Bersih dan Terjangkau. (2021). Retrieved from Bappenas website: http://sdgs.bappenas.go.id/tujuan-7/ Walet, Y. I. ; L. (2012). Japan approves renewable subsidies in shift from nuclear power. Retrieved from Reuters website: https://www.reuters.com/article/us-energy-renewables-japan/japanapproves-renewable-subsidies-in-shift-from-nuclear-poweridUSBRE85H00Z20120618


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.