Rp. 3.750
Sabtu 15.02.2014
JPNN, Surabaya rupsi Gunung Kelud, Jawa Timur mulai memakan korban jiwa. Hingga Jumat (14/2) kemarin, tercatat tiga orang tewas dan 76.388 orang mengungsi akibat erupsi tersebut. Ketiga korban tewas tersebut semuanya berasal dari Desa Padansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Mereka adalah Sahiri, 70, warga Dusun Ngutut, Nya, 60, dan Sanusi, 80, yang ke duanya berasal dari Dusun Plumbang. Kepala Pusat Data dan Hu mas Badan Nasional Penang gulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho men Saat ini masih gatakan, penyebab tewasnya tiga orang itu beragam. Nya ada evakuasi dan Sanusi diduga tewas sebagian warakibat sesak nafas akibat abu ga yang masih vulkanik dari Gunung Kelud. di radius 10 Sedangkan Sahiri tewas akibat kilometer. tertimpa tembok yang roboh saat menunggu kendaraan Sutopo Purwo Nuevakuasi. groho Informasi mengenai identi tas dan jumlah korban tewas Kepala Pusat Data tersebut sempat simpang siur. dan Humas BNPB Sebelumnya, BNPB merilis jumlah korban tewas sebanyak dua orang. Mereka adalah Sail, 60, warga Dusun Ngutut dan Pontini, 65, warga Dusun Plumbang. “Adanya nama korban dan usia yang berbeda dengan informasi sebelumnya disebabkan adanya informasi dari tetangga yang berbeda-beda.
E
3 Tewas
76.388 Mengungsi Abu Gunung Kelud Menyelimuti Jawa
F.RADAR SOLO
PESAWAT Sriwijaya Air dan pesawat maskapai lain tertutup debu di bandara Adi Soemarmo, Solo, kemarin.
Penerbangan ke Tiga Kota Batal Meletusnya Gunung Kelud membuat pen erbangan dari Bandara Internasional Hang Nadim Batam ke tiga kota yakni Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang dibatalkan, Jumat (14/2). Ribuan pen umpang yang sudah terlanjur datang ke Hang Nadim sebagian besar meminta ganti rugi tiket, sebagian memilih mengganti jadwal penerbangan. Kepala Bagian Keuangan dan Umum Bandara Internasional Hang Nadim Suwarso mengatakan, pembatalan penerbangan itu disebabkan tutupnya bandara di tiga kota tujuan tersebut. Yakni Bandara Juanda di Surabaya, Bandara Adi Soecipto di Yog yakarta dan Bandara Ahmad Yani di Semarang. “Sebenarnya, (Bandara Adi Soemarmo) di Solo juga tutup. Tapi kami tidak ada penerbangan yang direct (langsung) ke Solo. Jadi hanya tiga rute saja yang batal,” katanya saat ditemui di Bandara Inter nasional Hang Nadim Batam, Jumat (14/2).
Baca 3 Tewas...Hal 4
Ingat: atasan yang baik adalah atasan yang pernah menjadi bawa han yang baik.
Baca Penerbangan...Hal 4
oase
Hal Kecil
Mulailah dari hal kecil. Begitulah filosofi John Richard Simplot, raja kentang dari Amerika Serikat. Dia memulai usaha dengan menjadi petani ken tang di umur 16 tahun. Pelan tapi pasti, lahan pertanian pria kelahiran tahun 1909 itu makin luas. Dia berhasil menjual jutaan kilo kentang berkualitas kepada Mc Donald, Burger King, Wendys, dan KFC untuk bahan kentang goreng. Simplot pulalah yang berani menjadi pionir dalam industri pengawetan pa ngan. Ditanya apa kunci suksesnya, Simplot mengatakan, seseo rang harus memulai dari hal kecil. “Tak ada hal besar tanpa dimulai dari yang kecil,” katanya. (med)
F.Hafidz Novalsyah/AP Photo
WARGA Solo mengendarai sepeda motor di tengah hujan debu akibat erupsi Gunung Kelud.
Soerya Kumpulkan Paguyuban Jawa
Buah Bibir Tasya
Lulus dari UI, Fokus Main Film
PETIR menyambar bersamaan dengan erupsi Gunung Kelud yang menyemburkan percikan api dan debu panas, Jumat (14/2) dini hari. Foto diambil dari Blitar, kawasan yang juga terkena semburan debu panas Gunung Kelud. F.andika Yuswantara for Jawa Pos
redaksi@batampos.co.id
http://twitter.com/batampos
Soerya Respationo, Ki Lurah atau pemimpin Paguyuban warga Jawa (Among Jowo) be reaksi cepat menanggapi bencana letusan dan hujan abu dari Gunung Kelud. Sebagai pemimpin paguyuban warga Jawa di Kepri, Soerya akan segera mengumpulkan koordinator masing-masing paguyuban untuk membantu para korban erupsi Gunung Kelud. “Nanti akan kami bahas dan rumuskan rencana apa yang akan dilakukan,” ujar Wakil Gubernur Kepri itu saat dikonfirmasi lewat pesan pendek, Jumat (14/2). Soerya tidak merinci apa yang akan dilakukan Among Jowo nantinya. Yang pasti, katanya, pihak nya akan membantu para korban erupsi Gunung Kelud. (rna)