Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Page 1



TUGAS REVIEW

TUJUH TRADISI KOMUNIKASI



DAFTAR ISI SEKILAS TENTANG KOMUNIKASI Definisi Komunikasi .........................1 Level Komunikasi .............................2 Unsur-Unsur Komunikasi .................5 Model-Model Komunikasi ................6 Paradigma Komunikasi .....................9 Ranah Komunikasi ...........................12

TUJUH TRADISI KOMUNIKASI Tradisi Tradisi Tradisi Tradisi Tradisi Tradisi Tradisi

Sosiopsikologi ....................15 Sibernetika .........................18 Sosiokultural.......................23 Fenomenologi .....................27 Semiotika.............................30 Retorika................................38 Kritis.....................................48

DAFTAR PUSTAKA


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

6

Radik Sahaja 55218120014


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Sekilas tentang Komunikasi Definisi Komunikasi Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI (2011), komunikasi didefinisikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Book (1980) sebagaimana tertulis dalam Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Ketiga (2018) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu. Sedangkan Shannon dan Weaver (1949) sebagaimana dikutip oleh Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc (2016:22-23) mendefinisikan komunikasi sebagai bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh-memengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.

1


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

Level Komunikasi Aktivitas komunikasi manusia dapat dikelompokkan (diklafisifkasi) berdasarkan tingkatan (levels of communication) atau konteks komunikasi. Hal tersebut dikarenakan komunikasi selalu terjadi pada suatu konteks, setting, atau situasi tertentu. Pembagian paling umum dalam menglasifikasikan aktivitas komunikasi dengan menggunakan level yang dimulai dari komunikasi intrapersonal, komunikasi transpersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa.

2

1. Komunikasi intrapersonal yaitu komunikasi seseorang dengan dirinya sendiri (communication with the self). Tipe komunikasi intrapersonal sama dengan proses berpikir, yaitu ketika seseorang secara sadar (sengaja) mengirimkan informasi pada dirinya untuk menganalisis sebuah situasi dan mengambil sikap atau keputusan. Proses komunikasi intrapersonal pertama ada nya stimulus yang ditangkap oleh tubuh proses tersebut dinamakan sensasi, lalu oleh tubuh diolah proses tersebut yang dinamakan asosiasi lalu otak kita mulai mengartikan stimulus tersebut menjadi sesuatu yang bermakna proses tersebut dinamakan persepsi, disimpan di dalam otak lalu menjadi memori dan akan dipanggil kembali saat kita berpikir. Contoh komunikasi intrapersonal adalah saat seseorang sedang sendiri, merefleksikan dan mengintrospeksi diri, disanalah terjadi proses komunikasi intrapersonal. 2. Komunikasi transpersonal yaitu komunikasi yang terjadi dalam domain spiritual seseorang. Tujuan komunikasi transpersonal yaitu untuk memunculkan kesadaran tentang diri


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

(self-hood), meningkatkan spiritualitas, lebih cenderung bersifat vertikal—mengutamakan hubungan spiritual seseorang dengan Sang Pencipta Yang Maha Segalanya. Menurut John Davis, Komunikasi transpersonal bisa diartikan sebagai ilmu yang menghubungkan psikologi dengan spiritualitas. Komunikasi transpersonal merupakan salah satu Komunikasi yang mengintegrasikan konsep, teori dan metode psikologi dengan kekayaan-kekayaan spiritual dari bermacam-macam budaya dan agama. Komunikasi transpersonal dikenal pula dengan komunikasi transendental. Contoh komunikasi transpersonal adalah saat kita meditasi, beribadah, berdoa dan bermunajat kepada Tuhan. 3. Komunikasi interpersonal yaitu komunikasi yang terjadi dikarenakan adanya interaksi antara dua orang—lazimnya terjadi secara tatap muka (face to face)—yang sudah memiliki kedekatan personal; melibatkan emosional dan psikologi yang telah terjalin dalam jangka waktu yang lama. Tujuan komunikasi antarpribadi biasanya untuk berbagi (share) informasi, pendapat, gagasan (ide), dan sebagainya. Contoh komunikasi interpersonal adalah ketika dua orang sahabat sedang melakukan sesi curhat. 4. Komunikasi kelompok yaitu komunikasi yang terjadi pada sekelompok individu. Tujuannya untuk menyampaikan informasi yang menjadi kebutuhan atau ketertarikan anggota kelompok atau kadang-kadang untuk mengetahui

3


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

pendapat anggota kelompok tentang suatu masalah atau membuat sebuah keputusan. Contoh komunikasi kelompok adalah ketika beberapa desainer grafis/komunikasi visual melakukan brainstorming untuk menyamakan gagasan atau ide dalam suatu project.

4

5. Komunikasi organisasi yaitu komunikasi yang terjadi pada jaringan kerja sama yang besar meliputi seluruh aspek, baik komunikasi interpersonal maupun komunikasi kelompok. Komunikasi organiasi membahas topik-topik seperti struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarpersonal, dan budaya organisasi yang lebih kompleks dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi terdiri dari komunikasi internal dan eksternal. Contoh komunikasi organisasi adalah komunikasi antar divisi di sebuah creative agency guna mengordinasikan pengerjaan suatu project (komunikasi internal). Untuk komunikasi eksternal contohnya komunikasi yang terjadi antara seorang penjaga kasir di sebuah minimarket dengan konsumen yang hendak melakukan transaksi. 6. Komunikasi massa yaitu komunikasi dimana pesan-pesan diproduksi secara masal dan disampaikan kepada penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen; ditujukan kepada massa (atau dapat dikatakan ditujukan kepada khalayak ramai yang luar biasa banyaknya). Contoh komunikasi massa adalah informasi tentang arus mudik lebaran 2019 yang diberitakan oleh media massa kepada khalayak.


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Unsur-Unsur Komunikasi Dalam setiap aktivitas komunikasi dalam level apapun akan melibatkan elemen atau unsur-unsur komunikasi. Secara sederhana dan umum, unsur-unsur dari komunikasi terdiri dari: 1. Komunikator Unsur komunikasi yang utama adalah komunikator atau penyampai pesan. Pengertian komunikator adalah orang atau pihak yang memiliki motif untuk menyampaikan pesan, perasaan atau pikiran kepada pihak lain. Adanya komunikator menjadi syarat awal terjadinya sebuah komunikasi dalam interaksi sosial, baik secara langsung atau tidak langsung. Komunikator bisa individu, kelompok, atau organisasi. 2. Komunikan Selain komunikator, unsur-unsur komunikasi berikutnya adalah komunikan atau penerima pesan (receiver); disebut juga audiensi. Pengertian komunikan adalah orang atau pihak yang dikirimi pesan, pikiran atau perasaan oleh pihak lain. Komunikan bisa terdiri dari satu individu, satu kelompok, organisasi atau bahkan suatu kumpulan besar orang yang tidak saling mengenal. 3. Pesan/Informasi Pesan atau informasi juga termasuk salah satu unsur komunikasi. Pengertian pesan dalam sebuah komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan oleh komunikator, dapat berupa informasi, instruksi dan perasaan. Pesan menjadi isi pokok informasi yang disampaikan dalam proses komunikasi. Pesan memiliki wujud (physical) yang dapat dirasakan atau diterima oleh indera kita. 4. Media/Sarana Unsur komunikasi selanjutnya adalah adanya media, sarana, saluran atau perantara. Pengertian media dalam proses komunikasi adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan, dapat berupa lisan, tulisan, gambar, film, sentuhan dan lain-lain. Adanya media ini penting sebagai sarana komunikasi.

5


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

5. Efek/Dampak Setelah komunikasi juga terdapat efek yang ditimbulkan. Pengertian efek atau dampak dalam proses komunikasi adalah perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan setelah mendapatkan pesan. Hal ini berhubungan dengan sikap penerima pesan apakah sesuai dengan maksud yang diharapkan oleh pengirim pesan. Meski terkadang efek atau dampak yang muncul di luar ekspetasi komunikator. 6. Umpan Balik

6

Unsur-unsur komunikasi berikutnya adalah umpan balik atau feedback. Pengertian umpan balik dalam komunikasi adalah reaksi komunikan atas pesan yang diberikan oleh komunikator kepadanya. Umpan balik menjadi tempat perputaran arah dari arus sebuah komunikasi. Dalam komunikasi, bisa terjadi saling berbalas komunikasi dengan umpan balik yang berkelanjutan. Umpan balik terdiri dari dua jenis, yakni umpan balik positif yang mendorong proses komunikasi lebih jauh dan umpan balik negatif yang mengubah proses komunikasi atau bahkan mengakhiri komunikasi itu sendiri.

Model Komunikasi Komunikasi memiliki berbagai macam model untuk mengidentifikasikan unsur-unsur komunikasi dan bagaimana unsur-unsur tersebut saling berhubungan. Dalam kesempatan ini, hanya memuat 5 (lima) model komunikasi. 1. Model S-R Model komunikasi ini dipengaruhi oleh psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik, dan menggambarkan komunikasi sebagai hubungan antara stimulus dan respon. Model S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang (menstimulus) orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu.


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

2. Model Aristoteles Model komunikasi ini merupakan buah pikir dari seorang filsuf Yunani Aristoteles yang merupakan tokoh paling dini dalam mengaji komunikasi. Inti dari model komunikasi ini adalah persuasi. Model komunikasi ini disebut juga model retoris. Proses komunikasi terjadi ketika ada seorang pembicara berbicara kepada orang lain atau khalayak lain dalam rangka merubah sikap mereka. Fokus komunikasi yang ditelaah oleh Aristoteles adalah komunikasi retoris atau public speaking; Aristoteles tertarik menelaah sarana persuasi yang paling efektif dalam pidato.

3. Model Laswell Model ini dikemukan oleh Harold Laswell pada tahun 1948, menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsinya di dalam masyarakat. Dalam model komunikasi Laswell, terdapat beberapa elemen atau unsur komunikasi yaitu Who, Says Waht, In What Channel, To Whom, dan With Wath Effect.

7


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

Model komunikasi Laswell kemudian dikembangkan oleh Braddock pada tahun 1958 dengan menambahkan dua komponen yaitu lingkungan dimana komunikasi itu terjadi serta untuk tujuan apa komunikator menyampaikan suatu pesan.

8

4. Model Shannon-Weaver Model komunikasi ini diperkenalkan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical Theory of Communication. Model ini sering disebut model matematis yang memiliki pengaruh paling kuat atas model dan teori komunikasi lainnya. Terdapat lima elemen atau unsur komunikasi pada model ini, yaknti information source (yang memroduksi pesan), transmitter (yang menyandikan pesan dalam bentuk sinyal), channel (saluran/media pesan), receiver (pihak yang menguraikan pesan dari sinyal), dan destination (dimana pesan sampai). Dalam model ini terdapat gangguan (noise); rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.

5. Model Osggod-Schram Dalam Pengantar Komunikasi Massa: Literasi Media dan Budaya Edisi 6 Buku 1 (2011) ditulis bahwa Wilbul Schramm seorang peneliti komunikasi menggunakan ide yang awalnya dikembangkan oleh psikolog Charles E. Osggod yang menciptakan garis grafik untuk mewakili hubungan timbal balik alami dalam komunikasi.


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Gambaran di atas merupakan ilustrasi tentang komunikasi interpersonal menunjukkan bahwa tidak ada sumber yang jelas antara pengirim atau penerima pesan, melainkan karena komunikasi merupakan proses timbal balik dan terus menerus, semua partisipan, atau “interpreter� bekerja untuk mengerti arti dengan cara encoding dan decoding pesan. Pesan yang pertama di-encoded, diubah menjadi simbol dan tanda sistem yang dimengerti. Ketika pesan diterima, maka decode yang merupakan simbol dan tanda diinterpretasikan. Decoding dilakukan melalui mendengar, membaca, atau melihat.

Paradigma Komunikasi Menurut George Ritzer (1975 dalam Lawang, 1998:2) mendefinisikan paradigma sebagai gambaran fundamental tentang pokok permasalahan dalam suatu ilmu pengetahuan. Paradigma membantu memberikan definisi tentang apa yang harus dipelajari, pertanyaan apa yang harus dikemukakan, bagaimana pertanyaan itu dikemukakan, dan peraturan apa yang harus dipatuhi dalam menginterpretasi jawaban yang diperoleh. Pemilihan paradigma memiliki implikasi terhadap pemilihan metodologi dan metode pengumpulan dan analisis data. Sama halnya dengan bidang keilmuan sosial lainnya, di dalam ranah ilmu komunikasi terdapat beberapa paradigm, antara lain positivistik, post positivistik, kostruktivistik, dan kritik.

9


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

1. Paradigma Positivistik Paradigma positivistik atau dikenal juga sebagai paradigma klasik menempatkan ilmu-ilmu sosial seprti halnya ilmu-ilmu alam fisika. Semua hal bisa diukur dan diteliti dengan penghitungan yang pasti, termasuk fenomena sosial. Auguste Comte (1798-1857), sarjanawan matematika dan fisika asal Prancis menuliskan buku tentang fenomena sosial yang dapat dikaji dengan metode sains. Pada perkembangannya, hal inilah yang disebut sebagai aliran filsafat positivistik. Aliran filsafat ini lebih berusaha mencari fakta, sebab-akibat terjadinya fenomena secara objektif, dan terlepas dari pandangan subjektifitas pribadi.

10

2. Paradigma Post Positivistik Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 19701980an. Pemikirannya dinamai “post-positivisme�. Tokohnya adalah Karl R. Popper, Thomas Kuhn, para filsuf mazhab Frankfurt (Feyerabend, Richard Rotry). Paham ini menentang positivisme, alasannya tidak mungkin menyamaratakan ilmu-ilmu tentang manusia dengan ilmu alam, karena tindakan manusia tidak bisa diprediksi dengan satu penjelasan yang mutlak pasti, sebab manusia selalu berubah. Post positivistik berpendapat bahwa manusia tidak mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak dengan realitas atau tidak terlibat secara langsung dengan realitas. Hubungan antara peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif, untuk itu perlu menggunakan prinsip trianggulasi, yaitu penggunaan bermacam-macam metode, sumber data, data, dan lain-lain. 3. Paradigma Konstruktivistik Paradigma konstruktivistik memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruktivistik adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk. Ilmu diperoleh melalui pengamatan langsung dan rinci terhadap prilaku sosial dalam suasana keseharian yang ala-


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

miah, agar mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan atau mengelola dunia sosial mereka. 4. Paradigma Kritis Paradigma kritis mendefinisikan ilmu sebagai suatu proses yang secara kritis berusaha mengungkap “the real structures� dibalik ilusi atau kesadaran palsu yang ditampakkan dipermukaan. Bertujuan membantu membentuk suatu kesadaran sosial agar seseorang atau masyarakat dapat memperbaiki dan merubah kondisi kehidupannya. Penelitian yang dilakukan bukan lagi hanya sekadar menghasilkan karya tulis ilmiah yang netral atau tidak memihak dan bersifat akulitis namun lebih bersifat alat untuk mengubah institusi sosial, cara berfikir dan perilaku masyarakat ke arah yang diyakini lebih baik. 11

Untuk memermudah pemahaman tentang keempat paradigma tersebut, berikut ringkasan yang disusun oleh Guba dan Lincoln (dalam Mami Hajaroh, 2010)


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

12

Ranah Komunikasi Dalam memelajari komunikasi sebagai keilmuan, kita harus mampu menelaah suatu fenomena sosial/kasus yang berkaitan dengan komunikasi masuk ke dalam ranah komunikasi apa. Ranah komunikasi pada umumnya dibagi menjadi tiga kategori praktik yang luas yaitu:


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

1. Makro Pada ranah komunikasi makro cakupannya meliputi lingkungan, komunitas dan masyarakat untuk mencapai perubahan sosial. Dalam ranah makro memerlukan pengetahuan tentang standar komunitas dan nilai, dan ketrampilan memobilisasi komunitas yang dibutuhkan dalam memrakarsai pemecahan masalah.

2. Mezzo Pada ranah mezzo meliputi interaksi kelompok formal dan organisasi yang kompleks. Intervensi ranah mezzo, fokus untuk mengubah kelompok atau organisasi itu sendiri. Faktor-faktor dari kelompok dan organisasi yaitu fungsinya, struktur, peran, pola pengambilan keputusan, dan gaya pengaruh interaksi bagi proses perubahan.

3. Mikro Pada ranah mikro komunikasi hanya meliputi individu, keluarga atau dalam kelompok kecil untuk memfasilitasi perubahan perilaku individu atau dalam relasinya dengan orang lain. Sistem dalam ranah mikro ini memerlukan interaksi dari sistem biologis, psikologis dan sosial dari individu.

13


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

7 Tradisi Komunikasi Dalam ilmu komunikasi, penelitian terhadap fenomena-fenomena atau realitas komunikasi terus mengalami perkembangan dari masa ke masa sehingga melahirkan tradisi-tradisi komunikasi yang unik. Menurut Craig—seorang profesor komunikasi Universitas Colorado, sebagaimana ditulis dalam Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa (2015), ilmu komunikasi memiliki iri atau sifat yang selalu diwarnai dengan berbagai teori dan sudut pandang (perspektif). Robert Craig berhasil memetakan ilmu komunikasi ke dalam tujuh (7) bidang tradisi dalam teori komunikasi yang disebut sebagai 7 tradisi (Griffin, 2000:22-35) , yakni Tradisi Sosiopsikologi, Tradisi Sibernetika, Tradisi Sosiokultural, Tradisi Fenomenologi, Tradisi Semiotika, Tradisi Retorika, dan Tradisi Kritis.

14

TUJUH TRADISI KOMUNIKASI


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Tradisi Sosiopsikologi Pemikiran tradisi sosiopsikologi (socio psychology) berasal dari bidang ilmu psikologi sosial dan telah berkembang menjadi suatu pemikiran yang sangat berpengaruh dalam teori komunikasi. Pada tradisi sosiopsikologi memandang individu sebagai makhluk sosial yang memiliki keunikan masing-masing. Setiap orang pada umumnya menyadari bahwa mereka sebagai individu memiliki sejumlah sifat atau karakteristik yang membuat dirinya berbeda dengan individu lainnya; bahkan jika ia memiliki saudara kembar identik. Selain sebagai makhluk individual, manusia adalah makhluk sosial yang memiliki berbagai karakteristik yang kita tunjukkan ketika berkomunikasi dengan orang lain. Pemikiran sosiopsikologi sangat bermanfaat dalam membantu kita untuk memahami situasi-situasi sosial dimana kepribadian menjadi penting di dalamnya, atau bagaimana penilaian seseorang menjadi bias karena adanya faktor kepercayaan dan perasaan serta bagaimana seseorang memiliki pengaruh terhadap orang lain. Dalam tradisi sosiopsikologi, penjelasan psikologis sangat penting dikarenakan menurut pemikiran tradisi ini terdapat suatu mekanisme universal pada diri setiap individu yang akan mengarahkan tindakannya. Pada tradisi ini memandang bahwa mekanisme proses pengolahan informasi berada di luar kesadaran manusia. Sebagai komunikator mungkin sadar terhadap aspek tertentu dari proses pengolahan informasi seperti perhatian dan ingatan, dan mungkin sadar dengan output tertentu yang dilakukan seperti rencana dan tindakan, tetapi proses internal yang terjadi tidaklah disadari. Salah satu tokoh tradisi ini adalah Carl I Hovland, seorang ahli psikologi yang sekaligus peletak dasar-dasar penelitian eksperimen yang berkaitan dengan efek-efek komunikasi. Penelitiannya berupaya: a. Menjadi peletak dasar proposisi empirik yang berkaitan dengan hubungan antara stimulus komunikasi, kecenderungan audiens

15


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

dan perubahan opini. b. Memberikan kerangka awal untuk membangun teori berikutnya. Menurut Ilmuwan Yale ini dalam formula who says what to whom with what effect, ada tiga variabel yang memiliki sifat persuasive, yakni: a. Who---sumber pesan. b. What---isi pesan. c. Whom---karakteristik audiens. Efek utama yang diukur adalah perubahan pendapat yang dinyatakan melalui skala sikap yang diberikan sebelum dan pesan disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Adapun varian dari tradisi sosiopsikologi ini adalah: 16

• Behavioral, adalah kepada hubungan apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan. • Koginitif, cabang ini cukup banyak digunakan saat ini berpusat pada pola pemikiran cabang ini berkonsentrasi pada bagaimana individu memperoleh, menyimpan dan memproses informasi dengan cara yang arah tingkah laku yang keluar. • Biological, cabang ini berupaya mempelajari manusia dari sisi biologikalnya Teori-Teori dalam Tradisi Sosiopsikologi Terdapat banyak sekali teori yang terkait dengan tradisi sosiopsikologis, diantaranya: 1. Teori Stimulus-Respon (S-R). Teori stimulus-respon (stimulus-response theory) adalah teori yang menyatakan bahwa organisme belajar dulu untuk mengasosiasikan stimulus awal dengan yang lainnya, stimulus yang berdekatan dan kemudian menanggapi stimulus kedua yang terkondisi dengan perilaku sebelumnya yang dipicu oleh stimulus awal. Teori S-R ini pun merupakan dasar dari model komunikasi S-R, model komunikasi yang paling sederhana.


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

2. Teori Atribusi. Setiap individu mencoba untuk memahami perilaku mereka sendiri dan orang lain dengan mengamti bagiamana sesungguhnya setiap individu berperilaku. Mencakup penyebab situasional, pengaruh pribbadi, kemampuan, usaha, hasrat, perasaan, kewajiban, dan perizinan. 3. Teori Penilaian Sosial. Berfokus pada bagaimana kita membuat penilaian mengenai pernyataan yang kita dengar. Teori ini mencoba untuk memerkirakan bagaimana menilai pesan dan bagaimana penilaian ini berpengaruh pada sistem keyakinan.. 4. Teori Pengertian Secara Semantik. Berhubungan dengan caracara memelajari makna dan bagaimana makna tersebut berhubungan dengan pemikiran dan perilaku. Teori Osgood adalah sebuah tempat yang berguna untuk mulai berpikir tentang bagaimana lawan bicara memahami pesan. 5. Teori Akomodasi. Menjelaskan bagimana dan mengapa kita menyesuaikan perilaku komunikasi kita terhadap tindakan orang lain. 6. Teori Adaptasi. Melihat bahwa para perilaku komunikasi memiliki sejenis sinkronisasi interaksional atau pola maju mundur yang teratur. 7. Teori Penetrasi Sosial. Teori yang dikemukakan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor dalam mengidentifikasi proses peningkatan pengungkapan dan keintiman dalam sebuah hubungan serta menghadirkan sebuah teori formatif dala sejarah teori tentang hubungan. Fokus pada perilaku dan motivasi individu. 8. Teori Weber tentang Birokrasi. Memberikan sebuah kerangka kerja untuk pandangan tradisional tentang susunan organisasi sebagai sesuatu yang hierarki dan diatur oleh aturan. Prinsip utama tentang birokrasi adalah otoritas. Prinsip kedua adalah spesialisasi. Prinsip ketiga adalah tuntutan aturan (rules). Contoh Kasus Tradisi Sosiopsikologi Seorang anak bertanya kepada orang tuanya dengan bahasa yang dipakai sehari-hari pada temannya, lalu anak tersebut dinasehati oleh orang tuanya agar tidak berbicara dengan orang tua meng-

17


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

gunakan bahasa yang ia pakai dengan teman-temannya, setelah itu anak tersebut menggunakan bahasa yang sopan jika berbicara dengan orang tua nya.

Tradisi Sibernetika

18

Tradisi sosiopsikologi dan tradisi sibernetika sama-sama memahamkan tentang proses pengolahan informasi oleh individu beserta kaitannya, dengan berbagai sistem diluar dirinya. Perbedaannya, dalam tradisi sosiopsikologis menempatkan posisi manusia sebagai mahluk sosial, dengan demikian terdapat bentuk interaksi, ekspresi dan pengaruh. Sedangkan dalam tradisi sibernetika memandang proses secara keseluruhan secara saling berkait dan bersifat utuh (koheren); dimana pemaknaan proses komunikasi manusia selayaknya sistem mengandaikan keberadaan manusia seperti halnya mesin. Secara estimologis (asal-usul kata) sibernetika berasal dari Yunani kuno κυβερνήτης (kybernētēs, jurumudi, gubernur, pilot, atau kemudi—akar yang sama dengan pemerintah). Mengacu kepada KBBI (2011), sibernetika didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang komunikasi dan pengawasan yangg khususnya berkenaan dengan studi bandingan atas sistem pengawasan otomatis (seperti sistem saraf dan otak). Ide komunikasi sebagai pemrosesan informasi pertama kali dikemukakan oleh ahli matematik, Claude Shannon. Karyanya, The Mathematical Theory of Communication diterima secara luas sebagai salah satu benih yang keluar dari studi komunikasi. Teori ini memandang komunikasi sebagai transmisi pesan. Maka dalam sibernetika, komunikasi dipahami sebagai sistem bagian-bagian atau variabel-variabel yang saling memengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta mengontrol karakter keseluruhan sistem dan layaknya organisme, menerima keseimbangan dan perubahan.


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Suatu sistem kompleks terdapat berbagai elemen yang saling berinteraksi dan saling memengaruhi, diibaratkan seperti gear pada sebuah sistem mesin. Ide sistem inilah yang membentuk inti pemikiran sibernetika dimana sistem merupakan seperangkat komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang bersama-sama membentuk sesuatu yang lebih dari sekadar sejumlah bagian-bagian. Teori-teori dalam tradisi sibernatika menjelaskan bagaimana proses fisik, biologis, sosial, dan perilaku bekerja. Bagian apapun dari sebuah sistem selalu dipaksa oleh ketergantungan bagian-bagian lainnya dan bentuk saling ketergantungan inilah yang mengatur sistem itu sendiri. Karena sifat ketergatungan inilah yang kemudian sistem memiliki ciri khas berupa regulasi, diri dan kontrol. Dalam sistem yang kompleks, sejumlah putaran timbal balik menghubungkan semua bagian. Putaran timbal balik ini disebut network (jaringan).

Pada gambar di atas yang alur yang diberi tanda plus (+) merepresentasikan hubungan positif, sendangkan tanda minus (-) merepresentasikan huungan negatif. Dalam hubungan positif, variabel-variabel meningkat dan menurun secara bersamaan. Sedang dalam hubungan negatif, variabel-variabel berbanding terbalik, sehingga jika satu meningkat, lainnnya akan menurun.

19


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

20

Radik Sahaja 55218120014

Adapun varian dari tradisi sibernetika ini adalah: • Teori sistem dasar (basic system theory) Dari bentuknya yang paling mendasar, pendekatan ini menggambarkan sistem-sistem sebagai bentuk-bentuk nyata yang dapat dianalisis dan diobservasi dari luar. • Sibernetika (cybernetics); Sibernetika dalam kesan yang sempit dipopulerkan oleh Norbert Wiener pada tahun 1950-an. Sebagai wilayah kajian, sibernetika merupakan cabang dari teori sistem yang memfokuskan diri pada putaran timbal balik dan proses-proses kontrol. Dengan menekankan pada kekuatan-kekuatan yang tidak terbatas, sibernetika menentang pendekatan linier yang menyatakan bahwa satu hal dapat menyebabkan hal lainnya. Sebagai gantinya, konsep ini mengarahkan kita pada pertanyaan tentang bagaimana sesuatu saling mempengaruhi satu sama lainnya dalam cara yang tidak berujung, bagaimana sistem mempertahankan kontrol, bagaimana mendapatkan keseimbangan, serta bagaimana putaran timbal balik dapat mempertahankan keseimbangan dan membuat perubahan. • Teori sistem umum (General System Theory); Cabang ketiga dari area kajian dalam teori sistem adalah teori sistem umum (General System Theory – GST), yang awalnya diformulasikan oleh ahli biologi Ludwig von Bertalanffy. Bertalanffy menggunakan GST sebagai pendekatan pengetahuan yang luas dan multidisipliner. Secara ringkas, teori sistem ini menggunakan prinsip untuk melihat bagaimana sesuatu pada banyak bidang yang berbeda menjadi selaras antara satu dengan yang lain. • Sibernetika tingkat kedua (second-order cybernetics) Dalam dekade terkini, beberapa pakar teori telah menolak ide yang menjelaskan bahwa sistem dapat diobservasi secara objektif. Sibernetika tingkat kedua (second-order cybernetics) ini dikembangkan sebagai perspektif alternatif dan merupakan variasi terakhir dalam sibernetika. Sibernetika tingkat kedua meya-


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

kini bahwa para peneliti tidak pernah dapat melihat bagaimana sistem bekerja dengan berada di luar sistem itu sendiri karena peneliti selalu diikat secara sibernetika dengan sistem yang diobservasi. Berdasarkan pada perspektif ini, kapanpun Anda mengobservasi sistem, Anda mempengaruhi dan dipengaruhi olehnya. Cabang ini sangat erat dikaitkan dengan Heinz von Foerester, yang juga dikenal dengan ahli sibernetika karena menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari hubungan timbal balik antara orang yang mengetahui dan yang diketahui. Teori-Teori dalam Tradisi Sibernetika Beberapa teori yang terkait dengan tradisi sibernetika, diantaranya yakni: 1. Teori Nilai Ekspetasi. Menurut Martin Fishbein, ada 2 macam keyakinan. Pertama, yakin pada suatu hal. Kedua, yakin tentang perasaan Anda pada kemungkinan bahwa hubungan tertentu ada di antara dua hal. Dari segi evaluatif, sikap berbeda dari keyakinan. Sikap berhubungan keyakinan dan membuat Anda berperilaku dengan cara terntu terhadap sikap objek. Fishbein menyajikan hubungan antara keyakinan dan sikap dengan rumus:

A0 Bi ai n

= sikap terhadap objek o = kekuatan keyakinan i tentang o ( mungkin atau tidak mungkin bahwa o diasosiasikan dengan konsep lain x) = aspek evaluative terhadap B (evaluasi dari konsep x) = jumlah kepercayaan tentang o

2. Teori Tindakan yang Beralasan. Icek Ajzn dan Martin Fishbein memerluas cakupan dari teori nilai ekspetasi dengan menambahkan faktor intense. Secara spesifik, intentesi dari perilaku tertentu ditentukan oleh sikap Anda terhadap perilaku dan

21


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

kumpulan keyakinan tentang bagaimana orang lain ingin Anda berperilaku. Terdapat formula untuk menjelaskan teori ini:

BI AB SN ω1 ω2

22

= intense perilaku = sikap terhadap perilaku = norma subjektif (apa pikiran orang lain) = bobot sikap = bobot normal subjektif

3. Teori Disonansi Kognitif. Tokoh dari teori ini adalah Leon Festinger. Teori ini dimulai dengan gagasan bahwa pelaku komunikasi memeiliki beragam elemen kognitif, seperti sikap, persepsi, pengetahuan, dan perilaku. Elemen-elemen tersebut tidak terpisahkan, tetapi saling berhubungan satu sama lain dalam sebuah sistem serta setiap elemen dari sistem tersebut akan memiliki stu dari tiga macam hubungan dengan setiap elemen dari sistem lainnya. 4. Teori Manajemen Keselarasan Makna. Pendekatan kompreensif terhadap interaksi sosial yang memakai tata cara kompleks dari tindakan dan makna yang selaras dalam komunikasi. 5. Teori Jaringan. Jaringan (networks) merupakan susunan sosial yang diciptakan oleh komunikasi antar individu dan kelompok. 6. Teori Manajemen Keselarasan Makna. Pendekatan komprehensif terhdap interaksi sosial yang memakai tata cara kompleks dari tindakan dan makna yang selaras dalam komunikasi. Contoh Kasus Tradisi Sibernetika Menggunakan teori disonansi kognitif, melihat adanya kesenjangan/gap antara elemen kognitif yang dimiliki oleh seseorang yang menjunjung tinggi kesetaraan, namun orang tersebut tidak bisa menerima keberbedaan suku dengan rekan kerjanya. Contoh lain, pada 7 Desember 2011 lalu, seorang mahasiswa nekat membakar dirinya tepat di depan Istana Merdeka Jakarta. Apa yang ditempuh


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Sondang di depan Istana yang menjadi pusat simbol kekuasaan negara mencerminkan banyaknya masalah serius di negeri ini. Persoalan pelanggaran HAM dan tindakan-tindakan kekerasan yang disponsori negara, korupsi, serta kejahatan-kejahatan lain, tak hanya sulit diatasi melainkan sudah menemui jalan buntu. Sementara itu, terkait dengan aksi nekatnya korban membakar diri di depan istana, ia menafsirkan sebagai bentuk kekecewaannya yang telah lama. Apabila dituliskan dalam rumus yang terdapat dalam teori nilai ekspetasi, maka:

A0

= Sikap Sondang terhadap pemerintahan yang memiliki kinerja buruk, Sondang kecewa, tidak puas.

Bi

= Keyakinan sondang terhadap pemerintah sudah tidak memihak pada rakyat

ai

= Fakta mengatakan bahwa pemerintahan SBY ma- sih mewariskan korupsi, kolusi, birokrasi yang bu- ruk yang berasal dari rezim sebelumnya.

N

= Jumlah keyakinan Sondang untuk melakukan ba- kar diri.

Tradisi Sosiokultural Tradisi sosiokultural dan sosiopsikologis sama-sama berkenaan dengan individu dalam interaksinya dengan yang lain. Yang membedakannya adalah tradisi sosiopsikologis mengedepankan individu, sedangkan sosiokultural menenankan persamaan dalam interaksi sosial.

23


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

24

Radik Sahaja 55218120014

Pendekatan sosikultural terhadap teori komunikasi menunjukkan cara pemahaman kita terhadap makna, norma, peran dan peraturan yang dijalankan secara interaktif dalam komunikasi. Teori ini mengeksplorasi dunia interaksi yang dihuni manusia, menjelaskan bahwa realitas bukanlah seperangkat susunan di luar kita, tetapi dibentuk melalui proses interaksi dalam kelompok, komunitas dan budaya. Gagasan utama dari tradisi sosikultural memfokuskan diri pada bentuk-bentuk interaksi antar manusia daripada karakteristik individu atau model mental. Dalam pendekatan sosiokultural, pengetahuan benar-benar dapat diinterpretasi dan dibentuk. Banyak teori sosiokultural juga memfokuskan pada bagaimana identitas-identitas dibangun melalui interaksi dalam kelompok sosial dan budaya. Maka dari itu dalam tradisi sosiokultural komunikasi dipandang sebagai penciptaan dan penentuan realitas sosial. Sederhananya Tradisi Sosiokultural terkait dengan individu dan interaksinya dengan kelompok lain yang dimana dalam kelompok tersebut terdapat beragam perbedaan tetapi dalam cakupan yang tersusun secara sosial (luas, menyeluruh) dan bukan secara psikologis atau individu masing-masing. Tradisi sosiokultural memiliki sejumlah sudut pandang yang berpengaruh antara lain: • Paham interaksi simbolis berasal dari kajian sosiologi melalui penelitian Herbert Blumer dan George Herbert Mead yang menekankan pentingnya observasi partisipan dalam kajian komunikasi sebagai cara dalam mengeksplorasi hubungan-hubungan sosial. Ide terpokok dari paham interaksi simbolik telah diadopsi dan dielaborasi oleh banyak pakar sosial serta sekarang dimasukkan dalam kajian kelompok, emosi, diri, politik dan struktur sosial. • Konstruktivisme sosial atau yang dikenal juga sebagai the social construction reality berasal dari penelitian Peter Berger dan Thomas Luckmann, di mana sudut pandang ini telah melakukan penyelidikan tentang bagaimana pengetahuan manusia dibentuk melalui interaksi sosial. Identitas benda dihasilkan dari bagaimana kita berbicara tentang objek, bahasa yang digunakan


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

untuk menangkap konsep kita dan cara-cara kelompok sosial menyesuaikan diri pada pengalaman umum mereka • Sosiolinguistik (kajian bahasa dan budaya) yang dicetuskan oleh Ludwig Wittgenstein (filsuf Australia), di mana hal terpokok dalam tradisi ini bahwa manusia menggunakan bahasa secara berbeda-beda dalam kelompok budaya dan kelompok sosial yang berbeda. Teori-Teori dalam Tradisi Sosiokultural Beberapa teori yang terkait dengan tradisi sosiokultural, diantaranya: 1. Interaksi Simbolis dan Pengembangan Diri. Merupakan sebuah cara berpikir mengenai pikiran, diri sendiri, dan masyarakat yang telah member kontribusi yang besar terhadap tradisi sosiokultural dalam teori komunikasi. Interaksi simbolis mengajarkan bahwa manusia berinteraksi satu sama lain sepanjang waktu, mereka berbagi pengertia untuk istilah-istilah dan tindakan-tindakan tertentu dan memahami kejadian-kejadian dalam caracara tertentu pula. 2. Pembentukan Sosial Mengenai Emosi. Emosi merupakan sistem kepercayaan yang memandu pemahaman seseorang mengenai situasi. Biasanya, emosi terdiri norma-norma sosial yang dipelajari dan aturan yang mengatur perasaan. Ada empat aturan yang mengatur emosi, yaitu: aturan-aturan penilaian, aturan perilaku, aturan ramalan, dan aturan pelekatan. Tokoh di balik teori ini adalah James Averill. 3. Pembawaan Diri. Teori ini disampaikan oleh Erving Goffman yang menggunakan sebuah metafora dramatis untuk menjelaskan bagiamana para pelaku komunikasi menghadirkan dirinya. Susunan sehari-hari dipandang sebagai sebuah tahapan dan manusia dianggap sebagai para pemain yang menggunakan performa untuk mengesankan penonton. Pembawaan diri berarti pengelolaan kesan. 4. Teori Komunikasi tentang Identitas. Teori ini menggabungkan ketiga konteks budaya: individu, komunal dan publik. Menurut

25


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

26

Radik Sahaja 55218120014

teori ini, identitas merupakan penghubung utama antara individu dan masyarakat serta komunikasi merupakan mata rantai yang memerbolehkan hubungan ini terjadi. 5. Teori Identifikasi Kenneth Burke. Teori ini memandang individu secara biologis dan neurologis; dibedakan dengan penggunaan simbol perilaku/kemampuan untuk bertindak. Ketika simbol menyatukan manusia ke dalam pemahaman secara lazim, identifikasi telah terjadi. Menurut Burke, ada tiga sumber identifikasi yang saling berkaitan: identifikasi materi, identifikasi idealistis, dan identifikasi formal. 6. Teori Negosiasi Rupa. Teori ini memberikan sebuah dasar untuk memerkirakan bagiamana manusia akan menyelesaikan karya rupa dalam kebudayaan yang berbeda. 7. Teori Pengelolaan Identitas. Teori ini digagas oleh Tadasu Todd Imahori dan William R. Cupach. Teori ini menunjukkan bagaimana identitas terbentuk, terjaga, dan berubah dalam hubungan. Dengan adanya orang-orang yang penting dalam kehidupan Anda, Anda akan terus memberikan jawaban yang dapat diterima secara umum untuk pertanyaan: Siapakah kita dan apa sifat hubungan kita? 8. Teori Media. Dalam teori media setidaknya dapat dibagi menjadi dua, yakni teori media klasik dan teori media baru. Teori media klasik; McLuhan dan Innis menyatakan bahwa media merupakan perpanjang pikiran manusia, jadi media yang menonjol dalam penggunaan membiaskan masa historis apapun. Ellis mencatat bahwa media yang terbesar pada suatu waktu akan membentuk perilaku dan pemikiran. Ketika media berubah, demikian juga dengan cara berpikr kita, cara kita mengatur informasi, dan berhubungan dengan orang lain. Teori media baru; Mark Poster menandai periode baru dimana teknologi interaktif dan komunikasi jaringan, khususnya dunia maya akan mengubah masyarakat. Levy memandang World Wide Web (www) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan dinamis; yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokra-


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

tis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat. Contoh Kasus Tradisi Sosiokultural Dalam kehidupan sehari-hari, Rasyid terkenal sebagai sosok yang periang dan pantang menyerah di mata teman-temannya, maka demi menjaga identitasnya tersebut (dilihat dari teori pembawaan diri) ia selalu menjaga penampilan dengan sering mengekspresikan kegembiraan dan menjalani rutinitas dengan semangat meski sejatinya ia sedang bersedih.

Tradisi Fenomenologi Kata fenomenologi berasal dari kata phenomenon yang berarti kemunculan suatu objek, peristiwa atu kondisi dalam persepsi seorang individu. Tradisi Fenomenologi menitikberatkan bagaimana individu memersepsi dan menginterpretasikan pada pengalaman subjektifnya, sehingga ia dapat memahami lingkungannya melalui pengalaman personal dan langsung dengan lingkungan. Pakar tradisi fenomenologi Maurice Merleau-Ponty, menyatakan semua pengetahuan akan dunia, bahkan pengetahuan ilmiahnya, diperoleh dari beberapa pengalaman akan dunia. Dengan begitu, fenomenologi membuat pengalaman nyata sebagai data pokok sebuah realitas. Menurut Stanley Deetz, menyimpulkan ada 3 prinsip dasar fenomenologis, yakni: Pertama, pengetahuan adalah kesadaran. Pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar. Kita akan mengetahui dunia ketika kita berhubungan dengannya. Kedua, makna dari sesuatu terdiri atas potensi seuatu itu pada kehidupan kita. Bagaimana kita memandang suatu objek bergantung pada makna objek itu bagi kita. Misalnya, seseorang hendak mengambil kajian teori komunikasi dengan serius sebagai pengalaman di bidang pendidikan ketika orang tersebut mengalaminya sebagai sesuatu yang akan memberikan pengaruh posi-

27


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

tif pada kehidupannya. Ketiga, bahasa adalah “kendaraan makna” (vehicle meaning). Kita mendapatkan pengalaman melali bahasa yang dipergunakan untuk mendefinisikan dan mengonsepsi dunia. Kita mengetahui “api” karena bahasa yang kita hubungkan dengan label “panas”, “hangat”, “membakar”, dan sebagainya.

28

Proses interpretasi penting bagi kebanyakan pemikiran fenomenologis. Dalam bahasa Jerman, interpretasi sepadan dengan kata verstchen (pemahaman), merupakan proses menemukan makna dengan pengalaman. Interpretasi merupakan proses aktif pikiran dan tindakan kreatif dalam mengklarifikasi pengalaman pribadi. Interpretasi melibatkan maju mundur antara mengalami suatu kejadian atau situasi dan menentukan maknanya, bergerak dari yang khusus ke umum dan kembali lagi ke yang khusus. Hal ini dikenal sebagai hermeneutic circle. Tradisi fenonemonologi dapat dibagi ke dalam tiga varian, yaitu: • Fenomenologi klasik. Kebenaran dapat diyakinkan melalui kesadaran yang terfokus. Menurut Edmund Husserl yang terkenal sebagai pendiri fenomenologi modern, menyatakan kebenaran dapat diyakinkan melalaui pengalaman langsung dengan catatan kita harus disiplin dalam mengalami segala sesuatu. Hanya melalui perhatian sadar, kebenaran dapat diketahui. Agar dapat mencapai kebenaran melalui perhatian sadar. Pendekatan Husserl dalam fenomenologis sangat objektif, dunia dapat dialami tanpa harus membawa kategori pribadi seseorang agar terpusat pada proses. • Fenomenologi persepsi. Bagian kedua dari tradisi fenomenologi ini merupakan sebuah reaksi yang menentang objektivitas sempit milik Husserl. Di mana pencetus teori ini adalah Maurice Merleau-Ponty, menyatakan bahwa pengalaman itu subjektif, bukan objektif dan percaya bahwa subjektivitas merupakan bentuk penting sebuah pengetahuan. Menurut Ponty, manusia adalah makhluk yang memiliki kesatuan fisik dan mental yang menciptakan makna terhadap dunianya. • Fenomenologi hermenetik. Bagian atau cabang ketiga dari tra-


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

disi fenomenologi ini memiliki kemiripan prinsip dengan fenomenologi persepsi, namun tradisinya lebih luas dalam bentuk penerapan yang lebih lengkap pada komunikasi. Tokohnya adalah Martin Heidegger, filosofinya yang terkenal adalah Hermeneutic of Dasein, artinya interpretasi keberadaan. Hal paling penting menurutnya adalah, pengalaman alami yang tidak terelekkan terjadi dengan hanya tinggal di dunia. Baginya, realitas sesuatu tidak diketahui dengan analisis yang cermat atau pengurangan, melainkan oleh pengalaman alami yang diciptakan oleh penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Teori-Teori dalam Tradisi Fenomenologi Beberapa teori komunikasi yang terkait dengan tradisi fenomenologi, diantaranya: 1. Teori Osgood. Penelitian tentang pengalaman sadar, daimana interpretasi mengambil peranan yang penting. Hermenutika merupakan penafsiran naskah yang sengaja dan hati-hati merupakan dasar bagi tradisi fenomenologis dalam penelitian pesan untuk memastikan arti dari sebuah naskah. 2. Teori Respon Pembaca. Makna terletak dalam membaca, naskah merangsang pembacaan yang aktif, tetapi pembaca sendiri, bukan naskahnya yang memberikan mkananya. Pembaca merupakan anggota dari komunitas interpretif yaitu kelompok yang saling berinteraksi, membentuk realitas dan pemaknaan umum, serta mengunakannya dalam pembacaan mereka. 3. Teori Gadamer. Teori ini menyatakan bahwa seseorang selalu memahami pengalaman dari sudut pandang perkiraan atau asumsi. Pengalaman, sejarah, dan tradisi member kita cara-cara memahami segala sesuatu serta kita tidak dapat memisahkan diri dari kerangka interpretif tersebut. 4. Teori Dialog. Teori ini diciptakan oleh Martin Buber. Bagi Buber, Tuhan hanya dapat dikenal dengan adanya hubungan pribadi dengan Tuhan, dengan manusia lain, dan dengan segala aspek dunia. Oleh sebab itu, tidak ada definisi yang objektif dan utuh tentang Tuhan karena Ia benar-benar selalu pribadi dan didefi-

29


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

nisikan dalam sebuah hubungan khusus yang Buber sebut dengan Dialog. Dialog menanamkan semacam komunikasi khusus yang dinamai dengan hubungan Aku-Engkau. 5. Teori Etnografi. Perumusan teori etnografi sebagai sebuah proses empat bagian: mengembangkan sebuah orientasi dasar pada subjeknya, menetapkan kelas-kelas atau jenis-jenis kegiatan yang akan diamati, merumuskan teroi tentang budaya tertentu yang sedang diteliti, dan melihat lagi pada teori umum tentang budaya dan mengujinya dengan kasus tertentu.

30

Contoh Kasus Tradisi Fenomenologi Penafsiran sebuah makna yang ada dalam informasi menggunakan varian fenomenologi hermeneutik. Misalnya, pada saat Gridho masih anak-anak dirinya sering melihat orang dewasa mengangguk-angguk. Waktu itu ia belum mengerti apa makna dari anggukan tersebut. Seiring dengan bertambahnya usia, Gridho paham bahwa mengangguk-angguk dapat berarti setuju atau membenarkan suatu pesan yang disampaikan.

Tradisi Semiotika Tradisi semiotika dan tradisi fenomenologi sama-sama melibatkan pengalaman pribadi seseorang. Yang menjadi pembeda di antara kedua tradisi tersebut adalah perihal interpretasi dimana dalam tradisi semiotika, interpretasi terpisah dari realitas; sedangkan dalam fenomenologi, interpretasi biasanya membentuk apa yang nyata bagi seseorang. Semiotika cenderung memerhatikan tanda dan fungsinya, akan tetapi fenomenologi lebih melihat pada sosok penafsir sebagai komponen utama dalam proses komunikasi. Semiotika adalah studi mengenai tanda (signs) dan simbol. Semiotika memiliki dua cabang besar yang menjadi akar perkembangan ilmu itu sendiri. Pertama adalah semiotika yang dikembangkan oleh


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Ferdinand de Saussure (1857-1931) dan Charles Sander Peirce (1839-1914). Bagi Saussure semiotika adalah sebuah ilmu umum tentang tanda, sedangkan Peirce mengartikan semiotika lebih ke logikanya (doktrin formal tentang tanda-tanda). Dalam studi mengenai tanda dan simbol terdapat dua konsep dasar. Konsep dasar pertama yang menyatukan tradisi ini adalah tanda yang diidentifikasikan sebagai stimulus yang menandakan atau menunjukkan beberapa kondisi lain, seperti ketika asap menandakan adanya api atau ketika alarm penanda kebakaran berbunyi maka menandakan adanya api yang tengah berkobar membakar suatu tempat. Konsep dasar kedua adalah simbol yang menandakan tanda yang kompleks dengan banyak arti, termasuk arti yang sangat khusus. Secara sederhana perbedaan antara tanda dan simbol, yakni tanda memiliki referensi yang jelas terhadap sesuatu, sedangkan simbol tidak berlaku demikian. Pesan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam komunikasi. Dalam menyusun sebuah pesan tanda mutlak diperlukan. Tanpa memahami teori tanda maka pesan yang disampaikan dapat membingungkan komunikan. Menurut John Powers (1995) dikutip dalam Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa (2013) pesan memiliki tiga unsur, yaitu 1) tanda dan simbol, 2) bahasa dan, 3)wacana. Menurutnya tanda merupakan dasar bagi semua komunikasi. Sementara itu, Ferdinand de Saussure menjelaskan “tanda” sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari penanda (signifie) untuk menjelaskan “bentuk” dan petanda (signified) untuk menjelaskan “konsep” atau “makna”. Dalam melihat relasi pertandaan ini, Saussure menekankan perlunya semacam konvensi sosial yang meregulasikan atau mengatur pengombinasian tanda dan maknanya. Relasi antara penanda dan pertanda berdasarkan konvesi inilah yang disebut sebagai signifikasi (signification). Dalam wawasan Charles Sanders Peirce ditulis dalam Semiotika Komunikasi (2013), “tanda” (sign) berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaannya memiliki hubungan sebab-akibat dengan tanda-tanda atau karena ikatan konvensionl dengan tanda-tanda tersebut. Peirce menggunakan istilah ikon (icon) untuk kesamaannya, indeks (index) untuk hubungan sebab-akibat, dan simbol (symbol) untuk asosiasi konvernsio-

31


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

nalnya. Demi memermudah pemahaman atas ketiganya, dapat melihat tabel berikut:

32

Adapun dilihat dari antara tanda dan sumber acuannya, maka dalam ikon tanda dirancang untuk merepresentasikan sumber acuan melalui simulasi ata persamaan, tanda pada indeks dirancang untuk mengindikasikn sumber acuan atau saling menghubungkan dengan sumber acuan, dan tanda pada simbol dirancang untuk menyandingkan sumber acuan melalui kesepaktan atau persetujuan. Selain Ferdinand de Saussure dan Charles Sander Peirce, terdapat tokoh lain dalam kajian semiotika, yakni Roland Barthes. Pemikiran semiotik Barthes bisa dikatakan paling banyak digunakan dalam penelitian. Konsep pemikiran Barthes terhadap semiotik terkenal dengan konsep mythologies atau mitos. Sebagai penerus dari pemikiran Saussure, Roland Barthes menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. (Kriyantono, 2007 : 268). Konsep pemikiran Barthes yang operasional ini dikenal dengan Tatanan Pertandaan (Order of Signification). Secara sederhana, kajian semiotik Barthes bisa dijabarkan sebagai berikut • Denotasi,merupakan makna sesungguhnya, atau sebuah fenomena yang tampak dengan panca indera, atau bisa juga disebut deskripsi dasar. • Konotasi,merupakan makna-makna kultural yang muncul atau bisa juga disebut makna yang muncul karena adanya konstruksi


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

budaya sehingga ada sebuah pergeseran, tetapi tetap melekat pada simbol atau tanda tersebut. Tradisi semiotika terkonstruksi dari 3 wilayah kajian yaitu: • Semantik, berbicara tentang bagaimana tanda-tanda berhubungan dengan yang ditunjukkannya atau apa yang ditunjukkan oleh tanda-tanda. Di mana semantik mengilustrasikan dua dunia sekaligus, yakni dunia benda dan dunia tanda serta mencerahkan hubungan antara dua dunia tersebut. Contoh sederhana, kamus merupakan buku referensi semantik yang mengatakan apakah arti kata atau apa yang mereka representasikan. • Sintaktik, kajian hubungan di antara tanda-tanda. Tanda-tanda sebetulnya, tidak pernah berdiri sendiri. Hampir semuanya selalu menjadi bagian dari sistem tanda atau kelompok tanda yang lebih besar yang diatur dalam cara-cara tertentu. Karenanya, sintaktik selalu mengacu pada aturan-aturan yang dengannya orang mengombinasikan tanda-tanda dalam sistem makna yang kompleks. Ketika kita bergerak dari satu kata menuju sebuah kalimat, kita berhubungan dengan sintaksis atau struktur bahasa. Isyarat-isyarat selalu dikombinasikan dengan isyarat-isyarat lainnya untuk membentuk sistem kompleks tanda-tanda nonverbal dan tanda-tanda nonverbal dipasangkan dengan bahasa untuk mengekspresikan arti-arti yang halus dan kompleks. Peraturan sintaktik mempermudah manusia menggunakan kombinasi tanda-tanda yang tidak terbatas untuk mengekspresikan kekayaan makna. • Pragmatik, mengkaji bagaimana tanda-tanda membuat perbedaan dalam kehidupan manusia atau penggunaan praktis serta berbagai akibat dan pengaruh tanda pada kehidupan sosial. Cabang semiotik ini memiliki pengaruh yang paling penting dalam teori komunikasi karena tanda-tanda dan sistem tanda dilihat sebagai alat komunikasi umat manusia. Karenanya, pragmatik saling melengkapi dengan tradisi sosial budaya. Dari perspektif semiotik, kita harus memiliki pemahaman bersama bukan hanya pada kata-kata, tapi juga pada struktur bahasa, masyarakat

33


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

dan budaya agar komunikasi dapat mengambil perannya. Tanda nonlinguistik menciptakan permasalahan pragmatik khusus. Contohnya, kode-kode visual lebih terbuka dalam makna potensialnya, interpretasinya sangat subjektif serta lebih dihubungkan dengan persepsual internal dan proses-proses pemikiran penonton daripada representasi konvensional. Makna gambaran visual sangat bergantung pada persepsi serta pengetahuan individu dan sosial.

34

Menurut Hoed (dalam Sobur, 2006:15), terdapat dua jenis kajian semiotika, yaitu sebagai berikut: • Semiotika komunikasi Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu diantara nya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi yaitu pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan). • Semiotika signifikasi Semiotika signifikasi menekankan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Pada jenis yang kedua ini tidak dipersoalkan adanya tujuan berkomunikasi sebaliknya yang di utamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya pada penerima tanda lebih di perhatikan daripada proses komunikasinya. Sedangkan menurut Pateda (2001:29), terdapat sembilan macam semiotik yaitu sebagai berikut: • Semiotik analitik, yaitu semiotik yang menganalisis sistem tanda. Semiotik berobjekan tanda dan penganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna. Ide dapat dikaitkan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu kepada objek tertentu. • Semiotik deskriptif, yaitu semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang. Misalnya, langit yang mendung menandakan bahwa hujan tidak lama lagi


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

akan turun, dari dahulu hingga sekarang tetap saja seperti itu. Demikian pula jika ombak memutih di tengah laut, itu menandakan bahwa laut berombak besar. Namun, dengan majunya ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, telah banyak tanda yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. • Semiotik faunal (Zoo Semiotic), yaitu semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan. Hewan biasanya menghasilkan tanda untuk berkomunikasi antara sesamanya, tetapi juga sering menghasilkan tanda yang dapat ditafsirkan oleh manusia. Misalnya, seekor ayam betina yang berkotek-kotek menandakan ayam itu telah bertelur atau ada sesuatu yang ia takuti. Tanda-tanda yang dihasilkan oleh hewan seperti ini, menjadi perhatian orang yang bergerak dalam bidang semiotik faunal. • Semiotik kultural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan tertentu. Telah diketahui bahwa masyarakat sebagai makhluk sosial memiliki sistem budaya tertentu yang telah turun temurun dipertahankan dan dihormati. Budaya yang terdapat dalam masyarakat yang juga merupakan sistem itu, menggunakan tanda-tanda tertentu yang membedakannya dengan masyarakat yang lain. • Semiotik naratif, yaitu semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan (Folklore). Telah diketahui bahwa mitos dan cerita lisan, ada diantaranya memiliki nilai kultural tinggi. • Semiotik natural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam. Air sungai keruh menandakan di hulu telah turun hujan, dan daun pohon-pohonan yang menguning lalu gugur. Alam yang tidak bersahabat dengan manusia, misalnya banjir atau tanah longsor, sebenarnya memberikan tanda kepada manusia bahwa manusia telah merusak alam. • Semiotik normatif, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu-rambu lalu lintas. Di ruang kereta api sering di-

35


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

jumpai tanda yang bermakna dilarang merokok. • Semiotik sosial, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang berwujud kata maupun lambang berwujud kata dalam satuan yang disebut kalimat. Dengan kata lain, semiotik sosial menelaah sistem tanda yang terdapat dalam bahasa. • Semiotik struktural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.

36

Teori-Teori dalam Tradisi Semiotika Dalam tradisi semiotika terdapat beberapa teori komunikasi, diantaranya: 1. Teori simbol. Teori ini menegaskan beberapa konsep dan istilah yang biasa digunakan dalam bidang komunikasi dan memberikan sejenis standarisasi untuk tradisi semitoika dalam kajian komunikasi. Manusia menggunakan lebih dari sekadar tanda sederhana, dengan menggunakan simbol. Tanda adalah sebuah stimulus yang menandakan kehadiran dari suatu hal. Simbol adalah sebuah instrument pemikiran yang digunakan dengan cara yang lebih konpleks dengan membuat sseorang berpikir tentang sesuatu yang terpisah dari kehadirannya. 2. Teori semiotik media. Teori ini menjelaskan bahwa tanda-tanda memang terpisah dari obejak yang mereka tandai dan bahwa media telah menggerakkan proses ini hingga titik saat tidak ada yang nyata. Tanda adalah representasi sederhana dari sebuah objek atau situasi. Tanda memiliki hubungan yang jejals dengan apa yang diwakilinya, tahap ini sebagai susunan simbolis yang umum pada masyarakat feudal. 3. Realitas linguistik. Terdapat perbedaan pada sintaksis dasar antar kelompok bahasa, relativitas linguistic menyatakan bahwa susunan bahsa sebuah budaya menentukan perilaku dan kebiasaan berpikir dalam budaya tersebut. Hipotesis ini menyatakan bawha proses pemikiran dan cara kita memandang dunia dibentuk oleh susunan tata bahasa.


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

4. Kode-kode meluas dan terbatas. Kode-kode rumit dan terbatas menunjukkan susunan bahasa yang digunakan dalam pembicaraan sehari-hari mencerminkan dan membentuk asumsi-asumsi dari sebuah kelompok sosial. Teori ini berasumsi bahwa hubungan yang dijalin dalam sebuah kelompok sosial memengaruhi tindak tutur yang digunakan oleh kelompok tersebut. Teori Bernstein terpusat pada dua kode, yaitu: kode-kode meluas (elaborated codes) dan kode-kode terbatas (restricted codes). Contoh Kasus Tradisi Semiotika Seorang ibu pergi ke pemakaman dengan mengunakan baju berwarna hitam,Itu sudah termasuk komunikasi simbolik Dimana ibu tersebut ingin mengungkapkan bahwa dirinya ikut berduka cita atas apa yang sedang terjadi. Contoh lain dapat diterapkan dalam analisis makna dari sebuah poster iklan layanan masyarakat (seperti yang tampak di samping. Jika dilihat dari atas, gelas yang diletakkan pada nampan berbentuk lingkaran tersebut terlihat seperti bantalan bullet spinner, dan gelas yang berisi alkohol terlihat seperti peluru. Pada poster tersebut terdapat kalimat yang dituiskan dalam bahasa Jerman yaitu “Mit nur einem glas riskierst du alles. Alkohol am steuer ttet.�, yang memiliki arti “Hanya dengan satu gelas Anda mempertaruhkan segalanya. Alkohol membunuh saat berkemudi.� Dari kombinasi gambar dan kalimat tersebut, poster tersebut ingin mengkomunikasikan kepada audience bahwa alkohol dapat membunuh seseorang seperti peluru jika dikonsumsi ketika sedang mengemudi. Tujuan dari pesan poster ini adalah menghimbau masyarakat agar tidak mengkonsumsi alkohol ketika mengemudi karena dapat mebahayakan nyawa pengemudi.

37


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

Tradisi Retorika

38

Retorika atau dalam bahasa Inggris rhetoric, bersumber dari perkataan latin Rhetorica yang berarti ilmu bicara. Awalnya retorika berhubungan dengan persuasi, sehingga dimakanai sebagai seni penyusunan argumen dan pembuatan naskah pidato. Lantas berkembang meliputi proses “adjusting ideas to people and people to ideasâ€? dalam segala jenis pesan. Fokus dari retorika telah diperluas bahkan lebih mencakup segala cara manusia dalam menggunakan simbol untuk memengaruhi lingkungan di sekitarnya dan untuk membangun dunia tempat mereka tinggal. Secara sederhana, retorika ialah kemampuan berbahasa atau berbicara secara efektif dan dapat diterima dengan baik oleh audiens. Merunut pada sejarah kemunculan, pertumbuhan, dan perkembangan retorika sebagai ilmu dengan metode periodik dapat digolongkan, sebagai berikut: A. Retorika Zaman Yunani Retorika diyakini oleh para ahli sudah ada sejak manusia ada, tetapi seni dalam berbicara baru mulai dipelajari pada abad kelima sebelum Masehi oleh kaum Sofis di Yunani. Kaum Sofis mengembara dari tempat yang satu ketempat yang lain untuk mengajarkan pengetahuan mengenai politik dan pemerintahan dengan penekanan utama pada kemampuan berpidato. Terdapat beberapa tokoh retorika zaman Yunani yang terkenal kala itu, di antaranya: • Georgias (480-370 SM). Georgias merupakan salah satu tokoh aliran Sofisme yang dianggap sebagai guru retorika pertama dalam sejarah manusia. Ia menyatakan bahwa kebenaran suatu pendapat hanya dapat dibuktikan jika tercapai kemenangan dalam pembicaraan. • Protagoras (500-432 SM). Protagoras merupakan salah satu tokoh yang melawan pendapat Georgias. Protagoras berpendapat bahwa kemahiran berbicara bukan demi kemenangan, melainkan demi keindahan bahasa.


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

• Socrates (469-399 SM). Bagi Socrates, retorika adalah demi kebenaran dengan dialog sebagai tekniknya karena dengan dialog kebenaran akan timbul dengan sendirinya. • Plato. Menurut Plato, seorang murid dari Socrates yang sangat terkenal, retorika bertujuan memberikan kemampuan menggunakan bahasa yang sempurna dan merupakan jalan bagi seseorang untuk memeroleh pengetahuan yang luas dan dalam. • Aristoteles. Tidak seperti pendapat tokoh-tokoh lainnya yang memandang retorika sebagai suatu seni, Aristoteles memasukkannya sebagai bagian dari filsafat. Aristosteles merupakan murid Plato yang paling cerdas. Menurut Aristoteles, tujuan retorika adalah membuktikan maksud pembicaraan atu menampakkan pembuktian. Hal tersebut terdapat pada logika. Keindahan bahasa untuk membenarkan, memerintah, mendorong, dan memertahankan sesuatu. Menurutnya, keindahan bahasa hanya dipergunakan untuk empat hal, yaitu yang bersifat membenarkan (corrective), memerintah (instructive), mendorong (suggestive), dan memertahankan (devensive). Aristoteles menulis 3 jilid buku berjudul De Arte Rhetorica, yang diantaranya berisi 5 tahap penyusunan pidato. Tahapan tersebut terkenal dengan sebutan 5 hukum retorika (the five canons of rethorics) yang meliputi : 1. Penemuan (Inventio). Pembicara menggali topik dan meneliti khalayak untuk mengetahui metode persuasi yang paling tepat. 2. Penyusunan (Dispositio). Pembicara menyusun pidato atau mengorganisasikan pesan. Pesan dibagi ke dalam beberapa bagian yang berkaitan secara logis. 3. Gaya (Elocutio). Pemilihan diksi atau kata-kata dan menggunakan bahasa yang tepat untuk “mengemasâ€? pesannya. 4. Memori (Memoria). Pembicara harus mengingat apa yang ingin disampaikan dengan mengatur bahan-bahan pembicaraanya. 5. Penyampaian (Pronuntiatio). Pembicara harus memerhatikan suara dan gerakan anggota tubuh saat menyampaikan pesan.

39


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

Aristoteles pun menyebut ada tiga cara untuk memengaruhi manusia. Pertama, harus sanggup menunjukkan kepada khalayak bahwa Anda memiliki pengetahuan yang luas, kepribadian yang terpecaya, dan status yang terhomat (ethos). Kedua, harus menyentuh hati khalayak perasaan, emosi, harapan, kebencian dan kasih sayang mereka (pathos). Ketiga, meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti; disini Anda mendekati khalayak lewat cara berpikir logisnya (logos).

40

B. Retorika Zaman Romawi Teori retorika Aristoteles sangat sistematis dan komprehensif. Retorika telah memperoleh dasar teoretis yang kokoh. Dikarenakan uraiannya yang lengkap dan persuasif, menyebabkan para ahli retorika setelahnya dinilai tidak menambahkan hal yang berarti bagi perkembangan retorika. Termasuk orang-orang romawi dua ratus setelahnya. Buku Ad Herrenium, yang ditulis dalam bahasa Latin kira-kira 100 SM, hanya menyistematisasikan dengan cara Romawi warisan retorika gaya Yunani. Orang-orang Romawi bahkan hanya mengambil segi-seÂŹgi praktisnya saja. Walaupun begitu, kekaisaran Romawi bukan hanya subur dengan sekolah-sekolah retorika, tetapi juga kaya dengan orator-orator ulung Antonius, Crassus, Rufus, Hortensius. Yang disebut terakhir terkenal begitu piawai dalam berpidato sehingga para artis berusaha mempelajari gerakan dan


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

cara penyampaiannya. Kemampuan Hortensius kemudian disempurnakan oleh Marcus Tulius Cicero (106-43 SM). Karena dibesarkan dalam keluarga kaya dan menikah dengan istri yang memberinya kehormatan dan uang, Cicero muncul sebagai negarawan dan cendekiawan. Sebagai pemuka retorika, Cicero mengembangkan kecakapan retorika yang memiliki dua tujuan pokok bersifat suasio (anjuran) dan dissuasio (penolakan) dan merumuskan sistematika retorika yang mencakup dua tahapan sebagai berikut: 1. Investio. Investio berarti mencari bahan dan tema yang akan dibahas. Bahan yang telah diperoleh disertai bukti-bukti dengan menjurus kepada upaya mendidik, membangkitkan kepercayaan, dan menggerakkan perasaan. 2. Ordo collocatio. Ordo collocation berarti penyusunan pidato. Dalam hubungan ini susunan pidator secara sistematis terbagi menjadi exordium (pendahuluan), narratio (pemaparan), conformatio (pertimbangan), dan peroratio (penutup). Puluhan tahun sepeninggal Cicero, Quintilianus mendirikan sekolah retorika. Ia sangat mengagumi Cicero dan berusaha merumuskan teori-teori retorika dari pidato dan tulisannya. C. Retorika Abad Pertengahan Sejak zaman Yunani sampai zaman Romawi, retorika selalu berkaitan dengan kenegarawanan. Para orator umumnya terlibat dalam kegiatan politik. Retorika pada zaman ini ditandai dengan perubahan sistem pemerintahan yang berubah dari pemerintahan yang berbentuk republik menjadi pemerintahan dengan kekuasaan absolute. Kekuasaan berada di tangan Kaisar. Dengan sistem pemerintahan yang demikian membuat kebebasan berpikir dan berbicara untuk mempersoalkan dan memperdebatkan hal-hal yang berhubungan dengan kebijaksanaan pemerintahan tidak ada lagi. Para kaisar tidak senang mendengar orang yang pandai berbicara. Abad pertengahan sering disebut abad kegelapan, juga buat retorika. Ketika agama Kristen berkuasa, retorika dianggap sebagai kesenian jahiliah dikarenakan sebelumnya retorika dirumuskan

41


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

42

Radik Sahaja 55218120014

oleh orang-orang Yunani dan Romawi yang notabene menyembah berhala. Bila orang memeluk agama Kristen, secara otomatis ia akan memiliki kemampuan untuk nmnyampaikan kebenaran. St. Agustinus, yang telah mempelajari retorika sebelum masuk Kristen tahun 386, adalah kekecualian pada zaman itu. Dalam On Christian Doctrine (426), ia menjelaskan bahwa para pengkhotbah harus sanggup mengajar, menggembirakan, dan meng¬gerakkan – yang oleh Cicero disebut sebagai kewajiban orator. Untuk mencapai tujuan Kristen, yakni mengungkapkan kebenaran, kita harus mempelajari teknik penyampaian pesan. Satu abad kemudian, di Timur muncul peradaban baru. Seorang Nabi menyampaikan firman Tuhan, “Berilah mereka nasihat dan berbicaralah kepada mereka dengan pembicaraan yang menyentuh jiwa mereka” (Alquran 4:63). Nabi Muhammad SAW bersabda, memperteguh firman Tuhan ini, “Sesungguhnya dalam kemampuan berbicara yang baik itu ada sihirnya”. Nabi Muhammad SAW sendiri seorang pembicara yang fasih– dengan kata-kata singkat yang mengandung makna padat. Para sahabatnya bercerita bahwa ucapannya sering menyebabkan pendengar berguncang hatinya dan berlinang air matanya. Tetapi ia tidak hanya menyentuh hati, ia juga mengimbau akal para pendengarnya. Ia sangat memperhatikan orang-orang yang dihadapinya, dan menyesuaikan pesannya dengan keadaan mereka. Ada ulama yang mengumpulkan khusus pidatonya dan menamainya Madinat al-Balaghah (Kota Balaghah). Salah seorang sahabat yang paling dikasihinya, Ali bin Abi Thalib, mewarisi ilmunya dalam berbicara. Pada Ali bin Abi Thalib, kefasihan dan kenegarawanan bergabung kembali. Khotbah-khotbahnya dikumpulkan dengan cermat oleh para pengikutnya dan diberi judul Nahj al-Balaghah (Jalan Balaghah). Balaghah menjadi disiplin ilmu yang menduduki status yang mulia dalam peradaban Islam. Kaum Muslim menggunakan balaghah sebagai pengganti retorika. Tetapi, warisan retorika Yunani, yang dicampakkan di Eropa Abad Pertengahan, dikaji dengan tekun oleh para ahli balaghah.


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

D. Retorika Modern Abad Pertengahan berlangsung selama seribu tahun (400-1400). Di Eropa, selama periode panjang itu, warisan peradaban Yunani diabai¬kan. Pertemuan orang Eropa dengan Islam—yang menyimpan dan mengembangkan khazanah Yunani—dalam peristiwa Perang Salib menimbulkan Renaissance. Salah seorang pemikir Renaissance yang menarik kembali minat orang pada retorika adalah Peter Ramus. Ia membagi retorika pada dua bagian: Inventio dan dispositio dimasukkannya sebagai bagian logika, sedangkan retorika hanyalah berkenaan dengan elocutio dan pronuntiatio saja. Renaissance mengantarkan kita kepada retorika modern. Yang membangun jembatan, menghubungkan Renaissance dengan retorika modern adalah Roger Bacon (1214-1219). Ia bukan saja memperkenalkan metode eksperimental, tetapi juga pentingnya pengetahuan tentang proses psikologis dalam studi retorika. Menurut Jalaluddin Rahmat, ada 3 aliran, yaitu : 1. Aliran pertama retorika dalam masa modern, yang menekankan proses psikologis, dikenal sebagai aliran epistemologis. Epistemologi membahas “teori pengetahuan”; asalusul, sifat, metode, dan batas-batas pengetahuan manusia. Salah satu tokohnya adalah George Campbell (1719-1796) yang memandang retorika haruslah diarahkan kepada upaya “mencerahkan pemahaman, menyenangkan imajinasi, menggerakkan perasaan, dan mempengaruhi kemauan. 2. Aliran retorika modern kedua dikenal sebagai gerakan belles lettres (Bahasa Prancis: tulisan yang indah). Retorika belletris sangat meng-utamakan keindahan bahasa, segi-segi estetis pesan, kadang-kadang dengan mengabaikan segi informatifnya. Hugh Blair (1718-1800) menulis Lectures on Rhetoric and Belles Lettres. Di sini ia menjelaskan hubungan antara retorika, sastra, dan kritik 3. Kedua aliran sebelumnya yang lebih menekankan aspek persiapan pidato, sedangkan pada aliran ketiga menekankan teknik penyampaian pidato. Aliran ini bernama gerakan elokusionis. Diantara tokoh-tokohnya yang paling masyhur

43


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

44

Radik Sahaja 55218120014

adalah Gilbert Austin dan James Burgh. Dalam perkembangannya, gerakan elokusionis dikritik karena pembicara tidak lagi berbicara dan bergerak secara spontan. Gerakannya menjadi artifisial. Pada abad ke-17, era modern, di Eropa muncul tokoh-tokoh orator yang kenamaan, seperti Oliver Cromwell dan Lord Bollingbroke. Pada abad ke-20, retorika mengambil manfaat dari perkem¬bangan ilmu pengetahuan modern – khususnya ilmu-ilmu perilaku seperti psikologi dan sosiologi. Istilah retorika pun mulai digeser oleh speech, speech communication, atau oral communication, atau public speak¬ing. Tokoh-tokoh retorika abad ke-20 diantaranya James A Winans, Charles Henry Woolbert, William Noorwood Brigance, dan Alan H. Monroe. Pegertian retorika berkembang seiring dengan berkembangnya sejarah retorika, saat ini retorika diartikan sebagai seni berbicara yang baik, yang digunakan dalam komunikasi antar manusia. Seni berbicara ini bukan berarti hanya berbicara secara lancar tanpa argumen yang jelas dan tanpa tujuan, melainkan suatu kemampuan “berbicara” secara singkat, padat, jelas dan mengesankan. Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren dalam bukunya “Modern Rhetoric” mendefinisikan retorika sebagai the art of using language effectively atau seni penggunaan bahasa secara efektif. Sementara Douglas Ehninger dalam Smith, et al. (2005, h. 141) menyatakan bahwa retorika tidak hanya secara khusus mengenai simbol verbal melainkan pengertian yang lebih luas dari itu, yaitu segala macam objek visual. Melalui retorika visual seseorang bisa terpengaruh pikiran dan perilakunya melalui penggunaan simbol-simbol yang strategis. Adanya perluasan makna retorika yang tidak lagi hanya berkutat pada dunia politik, tetapi dapat juga diterapkan pada iklan, membuat kita perlu melakukan suatu analisis retorika. Analisis retorika adalah memahami teks, visual ataupun lisan secara eksplisit; berupaya mencari tahu isi dan tujuannya dengan melihat dari berbagai latar belakang serta komponen-komponen yang membentuk retorikanya. Cara menganalisis retorika menurut Jolliffe melalui


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Rhetorical Situation yang terdiri dari: 1. Eksigensi (Exigence). Masalah, kejadian, peristiwa ataupun situasi yang mendorong aktor untuk membuat teks retorika. 2. Audiens. Orang yang menjadi target retorika, perhatikan dari mulai latar belakang audiens, usia, pendidikan, afiliasi politik dan lain-lain. 3. Tujuan (Purpose). Tujuan yang hendak dicapai oleh sang pembuat retorika. 4. Kairos. Pemilihan waktu untuk menyampaikan retorika. 5. Author. Latar belakang pembuat retorika, dari mulai pendidikan, afiliasi politik, kelas social, jenis kelamin, dan afiliasi social. 6. Constraints. Faktkor-faktor yang membatasi pengaruh respon, tanggapan audiens, dan cara pembuat retorika dalam menyampaikan retorikanya. Teori-Teori dalam Tradisi Retorika Beberapa teori komunikasi yang tedapat dalam tradisi retorika, diantaranya: 1. Teori Kebenaran dan Retorika. Teori ini digagas oleh Richard Weaver. Teori ini mengungkap bagaimana manusia yang bertindak sebagai komunikator menyatakan pandangannya dalam pemilihan retorika. Bagi Weaver, manusia memiliki cara tersendiri untuk mengkomunikasikan ide-ide yang mencerminkan diri mereka sebagai seorang manusia. 2. Teori identifikasi. Teori identifikasi pertama kali dikemukakan oleh Kenneth Burke. Identifikasi adalah istilah yang digunakan Burke untuk membahas retorika. Ia menggunakan istilah identifikasi untuk mengevaluasi persepsi tradisional retorika sebagai persuasi. Realitas dimediasikan oleh simbol dan bahasa berfungsi sebagai sarana aksi atau tindakan. 3. Teori konvegensi simbolik. Teori ini dipelopori oleh Ernest Brooman. Proses konvergensi simbolik adalah tema fantasi yang didramatisasi seperti permainan kata-kata, cerita, analo-

45


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

gi, dan pidato yang menghidupkan interaksi dalam kelompok. 4. Teori kontrol organisasi. Menunjukkan bagaimana komunikasi biasa dalam sebuah organisasi terdapat struktur pekerjaan dan hubungan yang berkembang. 5. Teori retorika kritis. Titik awal untuk retorika kritis adalah hegemoni tradisional praktik retoris, dimana orang-orang diatur berbicara mengenai apa dan kapan. Sebaliknya, sikap retoris kritis menantang kekuatan pembentukan dan menawarkan kritik terhadap dominasi dan kritik kebebasan sebagai tujuan.

46

Contoh Kasus Tradisi Retorika Dalam kehidupan sehari-hari, sebuah kelompok terdiri dari tujuh (7) orang teman dan ketika salah satu anggotanya mengatakan Instagram . Maka ada salah satu anggota kelompok itu yang merespon dan mengatakan “kemarin ada yang follow Instagram aku loh�, teman-teman lainnya pun merespon terus menerus. Sehingga, itu dinamakan rantai fantasi. Yang bisa merubah suasana menjadi lebih menyenangkan. Namun, andai salah satu dari mereka tidak memiliki akun Instagram maka tidak akan menimbulkan respon yang sama. Karena tidak memiliki kesamaan makna yang bisa saling di mengerti dan tidak terjadi rantai fantasi.


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Dalam konteks iklan, misalnya iklan sosial sosial dari PeTA. Iklan ini terdapat di Facebook, dan apabila kita melakukan interaksi dengan meng-klik maka akan membuka tautan https://www.peta.org/ blog/im-me-not-meat-peta-holiday-ad-blitz/. Jika dianalisis, maka kita dapat menggunakan rhetorical situation menurut Jolliffe dan appeal bedasarkan tiga cara untuk memengaruhi manusia menurut Aristoteles.

47

Rhetorical Situation Exigence: situasi yang mendorong iklan ini musim libur natal tahun baru (holiday) 2017. Audience: Yang menjadi target iklan ini adalah masyarakat umum, khususnya individu atau kelompok yang peduli dengan isu-isu terkait hewan, lingkungan, atau vegan. Purpose: Tujuan dari iklan ini adalah mendorong orang untuk mengingat hal-hal di dalam diri mereka yang mewujudkan semangat sejati musim liburan: pikiran yang welas asih, hati yang memberi, dan perut yang penuh (tidak hanya penuh dengan bangkai!). Kairos: waktu yang dipilih untuk mengeluarkan iklan ini mulai bulan November hingga Desember 2017 karena terkait dengan momen musim libur natal dan tahun baru.


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

Author: PeTa (People for the Ethical Treatment of Animals); sebuah organisasi sosial pejuang hak-hak hewan yang juga sebagai salah satu makhluk hidup di bumi dengan member dan supporter kurang lebih sekitar 6,5 juta. Constraint: Faktor-faktor yang membatasi iklan adalah iklan ini berlaku regional saja, dan saya mengetahuinya dari internet, sehingga menghambat respons audiens yang tidak berada di regional atau negara tersebut.

48

Appeals Ethos: dalam iklan ini menunjukkan bahwa PeTA adalah organisasi sosial yang memerjuangkan hak-hak hewan. Banyak sekali iklan atau kampanye yang dilakukan oleh PeTA terkait dengan fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat. Pathos: perasaan yang ingin dibangun melalui iklan atau kampanye ini adalah membayangkan apa yang dirasakan oleh hewan yang dagingnya kita konsumsi sehari-hari, dalam konteks iklan ini adalah saat libur natal dan tahun baru. Disamping itu, iklan ini mengingatkan dan memersuasi khalayak untuk mewujudkan semangat sejati musim libur: pikiran yang welas asih, hati yang memberi, dan perut yang penuh (tidak hanya penuh dengan bangkai!). Logos: bukti yang terlihat adanya gambar (foto) hewan yang biasanya dibunuh untuk dikonsumsi dagingnya, dalam iklan ini terdapat dua versi yakni sapi dan babi. Serta ada logo PeTA yang membuktikan bahwa iklan atau kampanye ini diselenggarakan oleh PeTA.

Tradisi Kritis Dalam artian luas, kritis terdapat dua maksud, yang pertama ialah keadan gawat atau darurat, yang kedua sifat tidak mudah percaya dan sangat teliti dalam memilih atau menentukan keputusan atau membuat pernyataan atau pada saat menilai sesuatu.


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Tradisi kritis berlawanan dengan banyak asumsi dasar tradisi lainnya dikarenakan bersumber pada berbagai pemikiran yang berbeda seperti Foucault, Gadamer, Hegel, Marx, Kant, Wittgenstein dan pemikiran-pemikiran lain. Pemikiran-pemikiran berbeda tersebut disatukan oleh sebuah orientasi atau semangat teoretis yang sama yakni semangat untuk melakukan emansipasi. Tradisi kritis menyangkut bagaimana kekuatan dan tekanan serta keistimewaan sebagai hasil dari bentuk-bentuk komunikasi tertentu dalam masyarakat. Proses komunikasi dilihat dari sudut kritis. Bahwa komunikasi disatu sisi telah ditandai dengan proses dominasi oleh kelompok yang kuat atas kelompok masyarakat yang lemah. Pada sisi lain, aktifitas komunikasi mestinya menjadi proses artikulasi bagi kepentingan kelompok masyarakat yang lemah. Tradisi ini dapat menjelaskan baik lingkup komunikasi antar personal maupun komunikasi bermedia. Tradisi ini tampak kental dengan pembelaan terhadap kalangan yang lemah. Komunikasi diharapkan berperan dalam proses transformasi masyarakat yang lemah. Tujuan teori kritis adalah menghilangkan berbagai bentuk dominasi dan mendorong kebebasan, keadilan dan persamaan. Teori ini menggunakan metode reflektif dengan cara mengkritik secara terus menerus terhadap tatanan atau institusi sosial, politik atau ekonomi yang ada, yang cenderung tidak kondusif bagi pencapaian kebebasan, keadilan, dan persamaan. Secara garis besar, tradisi kritis berupaya untuk mencermati dan membongkar realitas semu atau palsu yang diciptakan oleh suatu kalangan yang punya kuasa.

49


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Radik Sahaja 55218120014

Tiga hal penting mengenai Tradisi Kritis • Tradisi kritis berupaya memahami system yang sudah baku yang diterima masyarakat begitu saja. • Tradisi ini menunjukkan ketertarikannya untuk mengemukakan suatu bentuk penindasan sosial dan mengusulkan pengaturan kekuasaan. • Teori dalam tindakan bagaimana berbagai kepentingan yang saling berbenturan dan menunjukkan cara mengatasi konflik.

50

Adapun cabang dari tradisi kritik adalah marxisme, Frankfurt School of Critical Theeory, post modernisme, kajian budaya, post strukturalisme, post kolonialisme dan kajian feminisme. 1. Marxisme, tokohnya Marx mengajarkan bahwa cara-cara produksi dalam masyarakat menentukan sifat dari masyarakat, sehingga menyebabkan ekonomi menjadi dasar dari semua struktur sosial. Saat ini teori kritik ini dinamakan neo marxis atau marxis. Berbeda dengan teori materialis marxisme sederhana, kebanyakan teori-teori kritik kontemporer melihat proses-proses sosial sebagai overdetermined atau diakibatkan oleh sumber-sumber yang banyak. Mereka melihat struktur sosial sebagai sistem yang di dalamnya terdapat banyak faktor yang berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain. Minat dalam bahasa menjadi penting bagi para ahli teori kritik. Dalam marxisme, praktik-praktik komunikasi dilihat sebagai hasil dari tekanan antara kreativitas individu dan desakan sosial pada kreativitas itu. 2. Frankfurt School, mengacu pada kelompok filsuf Jerman, sosilog dan ekonom Max Horkheimer, Theodor Adorno dan Herbert Marcuse. Teori tersebut menyatakan, demi kebutuhan akan integrasi di antara kajian filosofi, ekonomi, sosiologi dan sejarah; untuk mempromosikan filosofi sosiologi yang luas atau teori kritik yang mampu menawarkan pengujian yang komprehensif akan kontradiksi dan interkoneksi dalam masyarakat. Seiring kemunculan Partai Sosialis Nasional (NAZI), di Jerman pada tahun 30-an, banyak akademisi Frankfurt berimigrasi ke Amerika dan membangun institusi penelitian sosial di Universitas Colombia. Sedangkan di Amerika, mereka sangat tertarik dengan


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

komunikasi massa dan media sebagai struktur penekan dalam masyarakat kapitalis. Akademisi Frankfurt kontemporer yang paling terkenal adalah Jurgen Habermas, teorinya meneruskan penilaian terhadap alasan dan memintaa untuk mengembalikan ide-ide rasional dari periode pencerahan (modern). 3. Post modernisme, ditandai oleh perpecahan antara modernitas dan proyek pencerahan. Tahun 70-an, postmodernisme menolak elitisme, puritanisme dan sterilitas rasional karena pluralisme, relativitas, kebaruan (novelty), kompleksitas dan kontradiksi. 4. Kajian budaya (cultural studies), dihubungkan dengan ragam post modernisme dalam tradisi kritik. Para ahli kajian budaya, sama-sama membahas ideologi yang mendominasi sebuah budaya, tapi memfokuskan pada perubahan sosial dari hal yang menguntungkan dalam budaya itu sendiri, untuk mempermudah pergerakan budaya seperti yang telah diperlihatkan dalam kehidupan sosial, hubungan kelompok dan kelas, institusi dan politik, serta ide dan nilai. Nilai-nilai kajian budaya yang umum dan dipinggirkan menjadi pendorong utama di balik minat ilmiah yang berkelanjutan pada permasalahan tersebut. 5. Post strukturalisme, merupakan bagian dari proyek postmodern karena post strukturalisme mengolah usaha modern dalam menemukan kebenaran-kebenaran universal, naratif, metode dan makna yang digunakan untuk mengenal dunia. Jaques Derrida (1966) menuliskan, inti post strukturalisme adalah penolakan akan universalisasi makna yang ditentukan oleh desakan-desakan struktural, kondisi-kondisi dan simbol yang tetap. Malahan para ahli menghubungkan pendekatan historis dan sosial terhadap sifat dunia serta manusia yang masing-masing maknanya ditentukan dalam produksi dinamis dan mencair serta pengaruh spesifik dari simbol-simbol untuk momen sejarah. 6. Teori post kolonialisme, mengaju pada kajian semua kebudayaan dipengaruhi oleh proses kekaisaran dari era kolonialisme sampai hari ini. Inti teori ini adalah gagasan yang dikemukkan oleh Edward Said, bahwa proses penjajahan menciptakan “kebedaaan� yang bertanggung jawab bagi gambaran yang distereotipkan

51


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

52

Radik Sahaja 55218120014

pada populasi bukan kulit putih. Teori Said merupakan proyek kritik dan post modern yang bukan hanya menggambarkan proses kolonialisasi dan keberadaannya untuk mengintervensi “emancipatory political stance�. Post kolonial juga merupakan proyek post modern dalam mempertanyakan bahwa hubungan histori, nasional dan geografis serta penghapusan dibuat eksplisit dalam wacana. Lantas, pakar post kolonial mengkaji isuisu yang sama sebagaimana yang dikaji oleh kajian budaya dan kritik: ras, kelas, gender, seksualitas, tapi semuanya disituasikan dalam susunan geopolitik dan hubungan negara-negara serta sejarah antarnegara mereka. 7. Kajian feminis, didefinisikan secara beragam mulai dari pergerakan untuk menyelamatkan hak-hak wanita sampai semua bentuk usaha penekanan. Para ahli feminisme memulainya dengan fokus pada gender dan mencari perbedaan antara seks, sebuah kategori biologis dan gender, sebuah konstruksi sosial. Feminis berusaha menawarkan teori-teori yang memusatkan pada pengalaman wanita dan untuk membicarakan hubungan antara kategori-kategori gender dan sosial lainnya, termasuk ras, etnik, kelas dan seksualitas. Teori-Teori dalam Tradisi Kritis Dalam tradisi kritis terdapat beberapa teori komunikasi yang termasuk di dalamnya, di antaranya: 1. Teori sudut pandang (standpoint theory) Mengkaji bagaimana keadaan kehidupan individu mempengaruhi aktivitas individu dalam memahami dan membentuk dunia sosial. Hal yang terpenting dalam teori sudut pandang yakni adanya ide pemahaman yang berlapis, yang artinya kita memiliki identitas yang tumpang tindih untuk membentuk sudut pandang kita, termasuk hubungan ras, kelas, gender, dan seksualitas diantara segi-segi identitas yang banyak. 2. Teori Queer Teori ini pemikiran dari Judith Butler, teori ini berusaha membuat ganjil, memusingkan, meniadakan, membatalkan, melebih-lebih-


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

kan pengetahuan dan institusi yang heternomative. Teori queer mencoba menganggu kategori identitas dan seksualitas dengan menunjukkan supaya menjadi konstruksi sosial yang diciptakan dalam wacana daripada kategoriyang biologis dan esensial. 3. Teori Budaya Pendamping (Co-cultural Theory) Teori ini dari pemikiran Mark Orbe yang berbicara mengenai percakapan antara anggota kelompok dominan dan yang terwakilkan, termasuk orang-orang berwarna, wanita, gay, lesbian, biseksual, dan transgender. Orang yang tidak berkemampuan dan sebagainya. Teori ini bersifat khusus diartikan dari perspektif ketika mereka merasakan bahwa perbedaan budaya begitu dominan. Teori ini dirancang untuk memfasilitasi pemahaman anggota kelompok budaya yang pendamping mengatasi perbedaan budaya mereka dengan lainnya. 4. Teori Marxis Klasik (The Critique of Political Economy) Teori ini pemikiran dari Karl Mark, teori ini berbicara mengenai cara-cara produksi dalam masyarakat hingga menentukan sifat dari masyarakat. Ekonomi adalah dasar dari semua struktur sosial. Dalam sistem kapitalis, keuntungan mendorong produksi, suatu proses yang berakhir dengan menekan buruh atau pekerja. Hanya ketika pekerja menentang kelompok-kelompok dominan, cara-cara produksi dapat diubah dan kebebasan pekerja dapat dicapai. 5. Frankfurt School of Critical Theory Teori ini merupakan hasil pemikiran dari Mark Horkheimer, Theodor Adorno dan Habert Marcuse (Frankfurt, 1923) yang berbicara tentang kajian-kajian khususnya filosofi, sosiologi, ekonomi, dan sejarah. Untuk mempromosikan filosofi sosial yang luas atau teori kritik yang mampu menawarkan pengujian yang komprehensif akan kontradiksi dan interkoneksi dalam masyarakat. 6. Teori Kritik dalam paradigma Modernis Tradisi yang dibangun atas sebuah asumsi melalui jawaban ilmu pengetahuan, bahwa agen individu sebagai agen perubahan dan penemuan aspek budaya yang cuma-cuma.

53


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

54

Radik Sahaja 55218120014

7. Post Modernisme (Cultural Studies) Teori ini hasil pemikiran dari Jean Francois Lyotard (1970) yang berbicara tentang perpecahan antara modernitas dan proyek pencerahan. Produksi barang-barang yang dianggap oleh post modernisme sebagai jalan untuk memproduksi dan memanipulasi pengetahuan. Para ahli kajian budaya sama-sama membahas ideology yang mendominasi sebuah budaya, tapi memfokuskan pada perubahan sosial dari hal yang menguntungkan di dalam budaya itu sendiri. 8. Post Strukturalisme Teori ini merupakan hasil pemikiran dari Jageus Derrida (1966), Jean Baudrillard, Rolland Barthes, dan Richard Rorty yang berbicara mengenai post strukturalisme merupakan bagian dari proyek post modernisme karena post strukturalisme mengolah usaha modern dalam menemukan kebenaran-kebenaran universal, naratif, metode dan makna yang digunakan untuk mengenal dunia. 9. Post Kolonialisme Teori ini merupakan pemikiran dari Edward Said yang berbicara tentang kebudayaan dipengaruhi oleh proses kekaisaran dan era kolonialisasi sampai saat ini. Bahwa proses penjajahan menciptakan perbedaan yang bertanggung jawab bagi para gambaran yang distereotipkan pada populasi kulit putih. 10. Kajian Feminisme Menawarkan teori-teori yang memusatkan pada pengalaman perempuan dan untuk membicarakan kategori-kategori gender dan sosial lainya, termasuk ras, etnis, kelas, seksualitas. Kajian feminisme dalam komunikasi misalnya bagaimana praktik komunikasi berfungsi menyebarkan ideologi-ideologi gender yang dimediasi oleh wacana. Contoh Kasus Tradisi Kritis Apabila menganalisis lagu “Get Up, Stand Up� yang diciptakan oleh Bob Marley dan Peter Tosh pada tahun 1973 menggunakan teori sudut pandang (standpoint theory), maka dapat dimaknai bahwa


Radik Sahaja 55218120014

Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

secara keseluruhan lagu tersebut setiap bait liriknya merupakan panggilan bagi rakyat kulit hitam untuk melawan rasisme. Apabila dilihat secara umum, lagu tersebut mengomunikasikan sebuah seruan kepada rakyat atau kaum tertindas di mana saja untuk bangkit merebut hak-haknya.

Usai sudah bahasan 7 tradisi komunikasi berdasarkan pemetaan Robert Craig. Berikut garis besar mengenai 7 tradisi komunikasi yang penulis rangkum. Tradisi

Paradigma Komunikasi

Ranah Komunikasi

Sosiopsikologi

Positivistik

Mikro

Post Positivistik Konstruktivistik

Mezzo

Memfokuskan perhatiannya pada komunikasi sebagai pengaruh antar pribadi

Sibernetika

Melihat komunikasi sebagai pemorsesan informasi

Sosiokultural

Memandang komunikasi sebagai penciptaan dan penentuan realitas sosial

55


Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

Fenomenologi

Memandang komunikasi sebagai pengalaman diri dan orang lain melalui dialog

Radik Sahaja 55218120014

Post Positivistik Konstruktivistik

Mezzo

Kritis

Makro

Semiotika

Memandang komunikasi sebagai proses berbagai makna melalui tandatanda

Retorika

Menitikberatkan perhatiannya pada komunikasi sebagai seni berbicara di depan publik dengan harapan dapat memengaruhi publik

56

Kritis

Menekankan konsepsi komunikasi sebagai tantangan reflektif terhadap diskursus (wacana) ketidakadilan dan mencoba mengungkap realitas yang sebenarnya


DAFTAR PUSTAKA Buku Alex Sobur. 2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Cangara, Hafied. 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi, Edisi Ketiga. Depok: PT RajaGrafindo Persada DuBois, B. and Miley,K. 2014. Social work an empowering profession. USA. Pearson Education, Inc. Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Littlejohn, Stephen W & Karen A. Foss.2009. Teori Komunikasi, edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika Morissan. 2015. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya. Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta. Smith K., Moriarty S., Barbatsis G., & Kenney K. 2005. Handbook of visual communication : theory, methods, and media. America : Lawrence Erlbaum


Artikel Daring (Online) https://mejikubirubiru.wordpress.com/2012/04/15/ teori-nilai-ekspektasi-dan-teori-tindakan-yangberalasan-aksi-bunuh-diri-sondang-hutagalung/ (Diakses pada tanggal 10 Juni 2019) https://www.academia.edu/13034643/Retorika_Zaman_ Romawi_dan_Abad_Pertengahan (Diakses pada tanggal 7 Juni 2019) https://www.academia.edu/31875037/Positivisme_ Post_Positivisme_Critical_Theory_dan_Konstruksivisme (Diakses pada tanggal 9 Juni 2019) https://www.kajianpustaka.com/2018/10/pengertiankomponen-dan-jenis-semiotika.html (Diakses pada tanggal 10 Juni 2019) https://www.storyboardthat.com/articles/e/ethospathos-logos (Diakses pada tanggal 7 Juni 2019)



Tugas Review Tujuh Tradisi Komunikasi

66

Radik Sahaja 55218120014


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.