Makalah Desain Karakter Bercitarasa Indonesia

Page 1

Tugas Penulisan Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Desain Karakter Bercitarasa Indonesia

Radik Sahaja

DKV - 210000231



KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karuniaNyalah, penulisan karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia, pada semester IV, di tahun ajaran 2011-2012, dengan judul “Desain Karakter Bercitarasa Indonesia”. Dengan diselesaikannya tugas ini, diharapkan mampu untuk lebih mengenal tentang karakteristik Indonesia dalam sebuah sebuah karakter (hasil visual) yang sedikit demi sedikit dilupakan oleh kita sebagai masyarakat Indonesia. Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, penulis banyak mengalami kendala, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Safitri Purnama, yang tidak lelah dan bosan dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis. 2. Orang Tua, keluarga, dan para sahabat, penulis tercinta yang telah banyak memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual. 3. Narasumber terpecaya dalam penelitian ini yang sudah banyak membantu, Dianita Nur Sasanti, Dewi “Chimotty” P.S., Rizal Aditama, Listia Wati Sophia, Imam Ari Pangestu, Robby Irawan, Sutik Suyitno, Mayank serta seluruh pihak yang ikut berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung, media cetak maupun elektronik, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas segalanya. Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang mebangun, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa akan datang. Harapan penulis, semoga karya ilmiah yang simpel ini, mampu memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda, terutama kalangan “pemain visual”, bahwa kita juga harus menunjukkan identitas sebagai putra-putri Indonesia di setiap berkarya, karena dengan begitu kita secara tidak langsung telah melestarikan budaya Indonesia tercinta.


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman globalisasi ini berita, budaya, dan tradisi dari negera lain seluruhnya masuk ke dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia cenderung begitu saja menyerap budaya luar tanpa menyaringnya terlebih dahulu, sehingga banyak generasi muda Indonesia bangga dengan sesuatu

yang

bernuansa asing, terlebih yang tengah digandrungi akan menjadi tren yang akhirnya budaya sendiri banyak dilupakan hingga pada akhirnya punah. Sekitar tahun 80-an, serial Unyil menjadi populer di seluruh pelosok nusantara, namun kini popularitasnya dikalahkan oleh karakter-karakter asing, seperti Upin & Ipin dari Malaysia. Serial si Unyil pun sempat vakum selama beberapa tahun, akan tetapi pada tanggal 19 Maret 2007 salah satu stasiun televise swasta membuat serial terbarunya yakni Laptop Si Unyil. Program tersebut menyajikan tayangan yang menghibur sekaligus mencerdaskan. Akan tetapi, sesuatu yang datang dari masa lalu, tanpa peruabahan yang berarti, akan terlihat kusam dan kurang menarik perhatian anak-anak terutama pada kanak-kanak. Dari riset yang dilakukan pada tanggal 24 Maret 2012, pada beberapa responden yang tengah , 9 dari 10 orang tersebut jauh lebih mengahafal nama karakter di dalam anime ataupun tokoh asing ketimbang tokoh-tokoh dalam budaya lokal, seperti Punakawan. Sungguh keadaan yang memerihatinkan. Berdasarkan pengamatan penulis sendiri, di kalangan “penggambar� Indonesia, banyak melupakan karakter budaya pribumi. Mayoritas dari mereka terpengaruh sekali oleh budaya asing, terutama Jepang. Gaya penggambaran karakter Jepang lewat anime dan manga seakan-akan sudah menjadi sesuatu yang wajib untuk diikuti. Mata besar, dagu lancip, hidung kecil, dan ukuran tubuh yang cenderung kurus menjadi ciri karya asal negara sakura tersebut. Kita pun dengan mudah menemukan banyak sekali ilustrasi hasil karya tangan orang asli Indonesia bercitarasa luar (untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada halaman lampiran bab 1). Hal ini membuat penulis merasa prihatin dengan nasib budaya asli Indonesia. Mau


dikemanakan budaya pribumi? Akankah kita membiarkannya menghilang secara perlahan, sampai ada negara luar yang mengklaim kebudayaan tersebut, baru kita merasa bangga dan mencintainya kembali? Mau sampai kapan kebiasaan tersebut akan kita pelihara? Selain itu, pekerjaan mendesain sebuah karakter masih belum cukup dikenal luas di masyarakat Indonesia. Dibutuhkan suatu pemikiran yang ekstra untuk membuat sebuah karakter yang disukai dan diterima banyak orang.

1.2 Batasan Masalah Dari latar belakang yang telah penulis uraikan, maka batasan masalah yang akan penulis bahas lebih dalam nantinya, yaitu: Bagaimana desain karakter bercitarasa Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian Dikarenakan pekerjaan desain karakter ini masih belum cukup dikenal oleh masyarakat luas, pada kesempatan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia ini, penulis ingin mengangkat tema tentang “Desain Karakter Bercitarasa Indonesia�. Dengan harapan mampu mengajak seluruh masyarakat Indonesia, terutama praktisi muda di dunia visual, untuk bangga dengan budaya dan mengusung karakter-karakter lokal di setiap

hasil desainnya.

Penulis

juga berharap akan

banyak

bermunculannya generasi muda Indonesia sebagai pencipta karakter-karakter dalam bidang ilustrasi bercitarasa Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diinginkan penulis dari penelitian ini adalah a. Untuk mengetahui pengertian dari desain karakter b. Untuk mengetahui ciri-ciri sebuah desain karakter yang bercitarasa Indonesia c. Untuk mengetahui proses mendesain sebuah karakter


1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah deskriptif, dengan melakukan kajian pustaka melalui studi literatur buku-buku yang dianggap masih berhubungan dengan tema yang dibahas. Namun, dikarenakan hingga tulisan ini selesai disusun tidak ditemukan buku yang membahas secara komplit mengenai desain karakter, maka untuk memenuhi kekurangan data yang diperlukan, penulis mengambilnya dari internet (mencari di Google dan bertanya di beberapa forum diskusi online) dan melakukan wawancara kepada beberapa responden dari berbagai kalangan yang dirasa akan cukup memenuhi kekerungan tersebut.


BAB II KERANGKA TEORITIS 1.1 Desain 1.1.1. Pengertian Desain Desain (design) berasal dari bahasa Perancis, yaitu dessiner, yang berarti “menggambar” dan kadang kala juga diartikan “perancangan”. 1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2, desain didefinisikan sebagai: 1. Kerangka bentuk; rancangan 2. Motif; corak Selain itu, desain berasal dari kata disegno (Italia), Desseian (Perancis) 3: 1. The art of making designs or pattern. 2. The arrangement of parts, details, form, color, etc so as to produce an artistic unit, artistic invention. 3. A finished artistic work or decoration. 4. A plan; scheme; project. 5. A thing planned for or outcome aimed at. Apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, desain bermakna: 1.Seni membuat rancangan atau pola 2.Penyusunan bagian, detil, bentuk, warna, dan lain-lain sehingga menghasilkan unit yang memiliki nilai artistik, penemuan artistik. 3.Sebuah karya atau dekorasi seni yang telah diselesaikan. 4.Sebuah rancangan, skema, dan proyek. 5.Sebuah hal yang direncanakan atau ditujukan untuk sebuah hasil

1

Surdayat, S.H., M.H., dkk. Hak Kekayaan Intelektual, h. 114. Bandung :Oase Media. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utama. 2011 3 Artikata.com. Diakses pada tanggal 17 Maret 2012. 2


Sedangkan, Oxford Dictionary4 mendifenisikan desain sebagai: 1. A plan or drawing produced to show the look and function or workings of a building, garment, or other object before it is made 2. A decorative pattern Yang berarti desain merupakan: 1. Sebuah hasil perencanaan atau gambar untuk menunjukkan tampilan dan fungsi atau fungsi dari sebuah bangunan, pakaian, atau objek lain sebelum benda tersebut dibuat. 2. Sebuah pola dekoratif.

Dan

Sakti

Maki,

seorang

konsultan

merek,

mengatakan:

Desain itu adalah grafik, desain itu adalah produk, desain itu adalah furnitur. Itu sudah merupakan layer yang kesekian ribu kalinya dari pemahaman yang paling sederhana. Tanpa desain kita tidak bisa hidup. Dan tidak ada satu pun di dunia ini yang tidak didesain. Bedanya, ada yang didesain oleh manusia dan tidak. Yang tidak itulah yang paling luar biasa.5 Suryanto Rustan, desainer grafis, pun mengatakan: Desain itu proses problem solution, gak harus selalu grafis. Ada problem, ada solution. Dan keduanya sebenarnya seperti satu mata uang (koin). Kita akan dapat solusinya, kalau kita tahu problemnya. 6 Dari pengertian di atas, kita dapat simpulkan bahwa desain merupakan seluruh proses pemikiran dan perasaan yang akan menciptakan sesuatu, dengan menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi, dan estetika untuk memenuhi kebutuhan manusia. Desain dua dimensi terutama desain grafis, bersumber pada studi antropologi, kebudayaan, komunikasi, sejarah, psikologi, sosiologi bahkan ilmu pendidikan 7.

1.1.2. Fungsi Desain Empat fungsi desain komunikasi visual (desain grafis)8: 4

Mansyer H. Martin. Oxford Learner’s Pocket Dictionary. Oxford University Press. 2008. http://www.youtube.com/watch?v=Rj1WMB5rLHA&feature=relmfu. Diakses pada tanggal 17 Maret 2012. 6 . http://www.youtube.com/watch?v=yiAu_A9p88Y. Diakses pada tanggal 17 Maret 2012 7 Safanayong, Yongky. Desain Komunikasi Visual Terpadu, halaman 3. Jakarta : Arte Intermedia. 2006. 5


1. Untuk memberitahu atau memberi informasi (to inform), mencakup: menjelaskan, menerangkan, dan mengenalkan. 2. Untuk memberi penerangan (to enlighten), mencakup: membuka pikiran dan menguraikan. 3. Untuk membujuk (to persuade), mencakup: menganjurkan (umumnya dalam periklanan), komponen-komponennya termasuk kepercayaan, logika, dan daya tarik. 4. Untuk melindungi (to protect), fungsi khusus untuk desain kemasan dan kantong belanja.

1.2 Karakter 1.2.1. Pengertian Karakter Berdasarkan kamus Oxford9, pengertian dari karakter yakni a person in a novel, play, or film. Sedangkan, menurut kamus online Artikata.com10: 1. A characteristic property that defines the apparent individual nature of something 2. An imaginary person represented in a work of fiction (play or film or story) a written symbol that is used to represent speech 3. The creation of something in the mind Jadi, karakter merupakan sebuah hasil pemikiran penciptanya yang berdasarkan sebuah inspirasi, baik kejadian yang dirasakan langsung oleh sang pencipta ataupun hasil dari stimulus membaca sebuah cerita dalam karya literatur maupun bidang seni lainnya. Musik dan film. 1.2.2. Fungsi Karakter Karakter bisa bermacam-macam wujudnya. Ditinjau dari segi perannya ada yang berwujud manusia, hewan, tumbuhan, robot, monster, dan lain-lain. Karakter berfungsi sebagai pembeda dengan orang lain, seperti yang didefinisikan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengatakan bahwa 8

Safanayong, Yongky. Desain Komunikasi Visual Terpadu, halaman 3. Jakarta : Arte Intermedia. 2006. 9 Mansyer H. Martin. Oxford Learner’s Pocket Dictionary. Oxford University Press. 2008 10 http:// Artikata.com/. Diakses pada tanggal 17 Maret 2012.


karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang memebedakan seseorang dengan yang lain; tabiat; watak. Karakter menjadi ciri utama si ilustrator dalam setiap karya yang dibuat11. Karakter bisa digambarkan sebagai sifat manusia pada umumnya, dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri, seperti: 1. Pemarah 2. Sabar 3. Ceria 4. Pemaaf Dan banyak lainnya karena setiap manusia pasti mempunyai karakter yang berbeda.Manusia sebagai makhluk individu-sosialis mempunyai karakter sosial yang kuat berbeda dengan makhluk-makhluk hidup lainnya.

1.3 Indonesia 1.3.1. Etimologi Kata "Indonesia" berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang berarti "Hindia" dan kata dalam bahasa Yunani nesos yang berarti "pulau 12. 1.3.2. Hayati Wilayah Indonesia memiliki keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi sehingga oleh beberapa pihak wilayah ekologi Indonesia disebut dengan istilah "Mega biodiversity" atau "keanekaragaman mahluk hidup yang tinggi" umumnya dikenal sebagai Indomalaya atau Malesia bedasarkan penelitian bahwa 10 persen tumbuhan, 12 persen mamalia, 16 persen reptil, 17 persen burung, 25 persen ikan yang ada di dunia hidup di Indonesia, padahal luas Indonesia hanya 1,3 % dari luas Bumi. Kekayaan makhluk hidup Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Brazil dan Republik Demokratik Kongo 13. 1.3.3. Budaya 1.3.3.1. Adat Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah. Adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat terhadap pelaku yang dianggap menyimpang. 11

http://id.wikipedia.org/wiki/Karakter. Diakses pada tanggal 23 Maret 2012

12

http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia Diakses pada tanggal 22 Maret 2012.

13

http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia. Diakses pada tanggal 22 Maret 2012.


Menurut Jalaluddin Tunsam (seorang yang berkebangsaan Arab yang tinggal di Aceh dalam tulisannya pada tahun 1660), dat berasal dari bahasa rab , bentuk jamak dari (adah), yang berarti "cara", "kebiasaan" 14. 1.3.3.2. Arsitektur Arsitektur Indonesia (rumah adat) mencerminkan keanekaragaman budaya, sejarah, dan geografi yang membentuk Indonesia seutuhnya. Kaum penyerang, penjajah, penyebar agama, pedagang, dan saudagar membawa perubahan budaya dengan memberi dampak pada gaya dan teknik bangunan. 15 Beberapa rumah adat di Indonesia: rumah adat palembang, rumah adat sumatera barat, rumah adat gorontalo, rumah adat minang, rumah adat mentawai, rumah adat melayu, rumah adat bangka belitung, rumah adat maluku utara, rumah adat jakarta, rumah adat kalimantan tengah, rumah adat sulawesi tenggara, rumah adat banjar, rumah adat suku dayak, rumah adat bugis, rumah adat kepulauan riau, rumah adat papua barat, rumah adat makassar, rumah adat tradisional, rumah adat ntb, rumah adat lombok, rumah adat irian jaya, rumah adat tongkonan dan gambar rumah adat betawi. 1.3.3.3. Seni Indonesia memiliki sekitar 300 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Cina, Eropa, dan termasuk kebudayaan sendiri yaitu Melayu 16. 

Seni Musik Seni musik di Indonesia, baik tradisional maupun modern sangat banyak terbentang dari Sabang hingga Merauke. Setiap provinsi di Indonesia memiliki musik tradisionaldengan ciri khasnya tersendiri 17. 

Seni Rupa Perkembangan seni rupa tradisional Indonesia sudah dimulai sejak zaman prasejarah. Meskipun tidak ada orang yang tahu secara pasti kapan dimulainya zaman prasejarah. Periodesasi zaman prasejarah di Indonesia di bagi menjadi beberapa periode di antaranya : zaman batu dan zaman logam 18.

14

http://id.wikipedia.org/wiki/Adat. Diakses pada tanggal 24 Maret 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia. Diakses pada tanggal 24 Maret 2012. 16 http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia. Diakses pada tanggal 22 Maret 2012. 17 http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia. Diakses pada tanggal 22 Maret 2012. 18 http://ansar-senibudaya.blogspot.com/2011/04/seni-rupa-tradisional-indonesia.html. Diakses 15

pada tanggal 22 Maret 2012.




Seni Tari Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia 19. 

Seni Pertunjukan Seni pertunjukan meliputi kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik-tradisional, musik-teater, opera, termasuk tur music etnik, desain, dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan 20. Di Indonesia sendiri, terdapat banyak ragam seni pertunjukan ini, dikarenakan masing-masing daerah memiliki seni pertunjukannya sendiri. Seni pertunjukan memang harus membawa misi dan ideologi kebudayaan yang sejauh mungkin mampu menjangkau semua lapisan masyarakat. 1.3.3.4. Pakaian Di bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh dunia adalah kerajinan batik. Busana asli Indonesia dari Sabang sampai Merauke lainnya dapat dikenali dari ciri-cirinya yang dikenakan di setiap daerah antara lain baju kurung dengansongketnya dari Sumatera Barat (Minangkabau), kain ulos dari Sumatra Utara (Batak), busana kebaya, busana khasDayak di Kalimantan, baju bodo dari Sulawesi Selatan, busana 21 berkoteka dari Papua dan sebagainya . Pakaian adat atau yang biasa disebut pakaian tradisional dari masing-masing provinsi ini memiliki suatu cerita masing-masing. 1.3.3.5. Tutur Kata Selain bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa daerah merupakan khasanah kekayaan yang sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan agar terhindar dari jamahan asing yang mampu menghapus jejak budaya kita.22 Secara spesifik keadaan sosial budaya Indonesia sangat kompleks, mengingat penduduk Indonesia kurang lebih sudah di atas 200 juta dalam 30 kesatuan suku bangsa. Oleh karena itu pada bagian ini akan dibicarakan keadaan sosial budaya Indonesia dalam garis besar. Kesatuan politis Negara Kesatuan 19

http://id.wikipedia.org/wiki/Tarian_Indonesia. Diakses pada tanggal 22 Maret 2012. http://pertunjukan.indonesiakreatif.net/ Diakses pada tanggal 22 Maret 2012. 21 http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia. Diakses pada tanggal 22 Maret 2012. 22 http://www.anneahira.com/bahasa-daerah-di-indonesia.htm. Diakses pada tanggal 24 Maret 2012. 20


Republik Indonesia terdiri atas 6000 buah pulau yang terhuni dari jumlah keseluruhan sekitar 13.667 buah pulau. Dapat dibayangkan bahwa bahasa Indonesia yang dijadikan sebagai bahasa nasional belum tentu sudah tersosialisasikan pada 6000 pulau tersebut, mengingat sebagian besar bermukim di pedesaan. Hanya 10-15% penduduk Indonesia yang bermukim di daerah urban. Indonesia sudah tentu bukan hanya Jawa dan Bali saja, karena kenyataan Jawa mencakup 8% penduduk urban. Sementara itu bahasa Indonesia masih dapat dikatakan sebagai “bahasa bagi kaum terdidik/sekolah� 23.

1.4. Desain Karakter Desain Karakter mengacu pada penampilan, kepribadian seorang tokoh yang digambarkan dalam karakter, dan kemampuannya dalam mempresentasikan dalam bentuk digital virtual. Desain karakter telah menjadi komponen utama dalam sejarah perjalanan karya fiksi24. Penulis berpendapat bahwa desain karakter merupakan sebuah proses menciptakan sebuah hasil visual (gambar) yang dihidupkan oleh sang desainer dengan memberikan karakter-karakter ke dalam tokoh tersebut yang diisyaratkan melalui bentuk, warna, dan unsur-unsur visual lainnya. Bisa dibilang, bahwa desain karakter yang diciptakan merupakan perwujudan dari sifat-sifat manusia atau suatu hal di dunia nyata. Desain karakter pun mampu menunjukkan darimana asal sang desainer melalui semiotik-semiotik identitas yang dimasukkan ke dalamnya. Seperti Jepang yang mayoritas memiliki bentuk desain karakter bermata besar dan berdagu lancip. Desain karakter tidak akan berhasil dengan baik apabila tidak melalui proses penciptaan yang tepat, seperti yang sudah sedikit disinggung sebelumnya mengenai tahapan-tahapan mendesain sebuah karakter. Maka penulis ingin menjelaskan tahapan-tahapan proses yang musti dilalui dalam mendesain karakter. 1. Suka menggambar Dalam hal ini menggambar merupakan sebuah proses menorehkan segala sesuatu yang didengar, dirasakan, dilihat, dan dipikirkan oleh seseorang ke dalam bentuk visual. Yang terpenting adalah pesan yang diinginkan tersampaikan dengan baik.

23

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/keadaan-sosial-indonesia/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2012. 24 http://virtuemagz.com/karakter-desain.html. diakses pada tanggal 23 Maret 2012.


2. Desain tepat sasaran Setelah menemukan ide yang ingin divisualkan nantinya, langkah berikutnya yakni menentukan target audiens. Penulis ambil contoh target audiensnya anak-anak, maka dalam pemilihan warna sebaiknya menggunakan warna yang cerah. Hal tersebut dikarenakan warna-warna cerah lebih cepat menarik perhatian anak-anak. Warna-warna cerah tersebut akan berpengaruh dalam proses tumbuh-kembangnya. Yang lebih penting, perhatikan media yang akan dipergunakan nantinya. Sebagai contoh, apabila suatu desain karakter nantinya hanya diperuntukkan bagi layar ponsel, maka detail yang terlalu kompleks ada baiknya dihindarkan guna menghemat waktu dan tenaga. 3. Selalu orisinil Keorisinilan karakter yang nantinya didesain sangatlah penting. Selain agar tidak terkena masalah hukum perdata, keorisinilan akan membuat karakter yang dibuat memiliki daya pembeda dari karakterkarakter yang sudah ada. Diperbolehkan untuk mencari refrensi karakter-karakter yang telah dikenal oleh banyak orang, dan merubahnya sesuai dengan gaya gambar sang desainer (ilustrator). 4. Hidupkan si karakter Setelah secara visual terlihat nyata, ada beberapa hal yang perlu didesain sebagai penunjang nantinya, seperti sifat & kepribadian dari desain karakter. Selain dari gestur, aksesoris, dan lain-lain; sifat & kepribadian sebuah desain karakter dapat dikomunikasikan melalui warna. Berdasarkan pengamatan penulis, karakter-karakter dengan warna gelap akan memberi kesan karakter yang misterius, jahat, & keji. Sedangkan warna terang mengekspresikan keluguan, kebaikan, dan kemurnian; maka mayoritas karakter-karakter protagonis memiliki warna terang. Jika memungkinkan, bisa pula diseting tempat sang karakter hidup. Untuk mengetahui apakah karakter yang didesain tersebut “hidup� atau tidak, maka perlu diadakannya riset sederhana. Lakukan evaluasi dengan cara bertanya kepada seseorang yang mampu mewakili target


audiens: Apakah mereka mampu mengidentifikasi sifat-sifat dan kepribadian dari karakter yang telah didesain. 5. Visual yang berkesan Seperti yang telah diketahui, saat ini sudah banyak sekali desain-desain karakter di dunia. Maka untuk menjadikan sebuah desain karakter mampu bersaing dengan yang telah lebih dulu terkenal, diperlukan sesuatu yang mampu membuat desain karakter tersebut berbeda dan memiliki kesan keorisinilitasan yang tinggi.

1.5. Sejarah Desain Karakter di Indonesia Sebenarnya, di Indonesia sendiri desain karakter (character design) mulai berkembang sejak munculnya beberapa cergam dari tokoh-tokoh daerah Indonesia, seperti Si Buta, dan Jaka Sembung. Namun Drs. Suyadi (Pak Raden) pantas disebut sebagai pionir, karena mampu memasifkan desain karakter Unyil dan kawan lewat serial panggung boneka yang tayang di TVRI, serta menjadi tontonan favorit pada dekade 80-an 25. Jauh sebelum Unyil yang mengudara setiap hari Minggu pagi di stasiun TVRI dimulai pada tanggal 5 April 1981 hingga 1981 26, sebenarnya Indonesia sendiri sudah punya Punakawan dalam wayang Jawa. Pada sekitar tahun 1989, sebuah desain karakter muncul kembali di kalangan anak-anak. Kali ini Si Komo, yang terkenal dengan theme song “Si Komo Lewat�, diciptakan oleh Seto Mulyadi alias Kak Seto. Indonesia pun sebenarnya memiliki desain karakter yang disajikan dalam bentuk superhero. Gundala Putra Petir (1969), Godam Manusia Besi (1969), Aquanus (1968), Pangeran Mlaar, Caroq (1992), Jin Karubi (1968), Kalong (1972), Sembrani (1974), Zantoro, dan Merpati 27. Sayangnya, karakter-karakter lokal ini kurang tergarap dengan baik secara industri. Pada masanya, Si Unyil menjadi primadona di Indonesia. Begitu banyak beberapa produk seperti kaos, kwarter, sablonan di beberapa jenis barang, dan beberapa merchandise memajang gambar Si Unyil. Sayangnya, semua produk 25

Concept Volume 04 Edisi 21 ‘2008, halaman 12. Jakarta : Concept Media. 2008 http://id.wikipedia.org/wiki/Si_Unyil. Diakses pada tanggal 23 Maret 2012. 27 http://hermawayne.blogspot.com/2011/02/10-superhero-indonesia-yang-terlupakan.html 26


tersebut ilegal, dikarenakan Drs. Suyadi mengaku tidak pernah mendapatkan royalti sepeser pun dari pendapatan penjualan produk-produk tersebut

28

.

Diberitakan pula, Drs. Suyadi atau yang lebih dikenal Pak Raden kini tengah dirundung masalah. Hal ini bermula ketika pada tahun 1995, Suyadi alias Pak Raden menyerahkan hak cipta 11 bonekanya kepada Perum Produksi Film Negara. Dalam perjanjian nomor 139/P.PFN/XII/1995 disebutkan, Suyadi menyerahkan hak cipta cerita dan seluruh property Si Unyil selama lima tahun. Akan tetapi, sampai sekarang, hak cipta itu belum kembali kepada beliau. Lebih mirisnya lagi, PFN menganggap beliau tidak berhak lagi atas tokoh-tokoh ciptaannya selama-lamanya29. Pada tanggal 14 April lalu, beliau menggalang dana dengan cara mengamen di kediamannya 30. Si Unyil sendiri apabila dibandingkan dengan desain karakter Upin & Ipin, terlihat sekali perbedaan mereka. Upin & Ipin didesain sedemikian rupa menggunakan CGI (Computer Generated Imagery) sehingga terlihat lebih menarik. Sedangkan Si Unyil sendiri yang hanya berbentuk boneka tangan tak lagi menarik perhatian anak-anak. Punakawan sendiri hanya diproduksi dalam kalangan tertentu saja. Si Komo meskipun pada Juli 2009 lalu dibuat versi tiga 3D-nya31, tetap saja kurang diminati oleh anak-anak Indonesia. Sedangkan kesepuluh superhero pribumi tidak pernah terdengar lagi nama-namanya, bahkan terkesan terlupakan oleh superhero yang diproduksi oleh Marvel dan DC.

28

Concept Volume 04 Edisi 21 ‘2008, halaman 12. Jakarta : Concept Media. 2008 Kompas, Minggu, 15 April 2012, halaman 4. 30 http://dgi-indonesia.com/pak-raden-ngamen-untuk-hak-cipta/. Diakses pada tanggal 13 April 2012 31 http://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/kak-seto-bakal-bawa-kembali-si-komo_print.html . diakses pada tanggal 24 Maret 2012. 29


BAB III PEMBAHASAN 3.1. Identitas yang Bisa Diangkat Menjadi Desain Karakter Indonesia Setelah mengetahui beberapa teori yang berhubungan dengan desain karakter, serta sejarah desain karakter; pertanyaan selanjutnya yang muncul yaitu “bagaimana ciri sebuah desain karakter bercitarasa Indonesia?� Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu identitas, identitas nasional Indonesia, yang bisa diangkat menjadi desain karakter Indonesia. Identitas Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia32. Sejatinya tak sulit mencari identitas nasional Indonesia, mengingat keanekaragaman yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia mulai dari hayati, budaya, pakaian hingga tutur katanya. Semua itu sangatlah tersohor di luar sana. Namun sayangnya, kini generasi muda Indonesia secara perlahan meninggalkan identitasnya sebagai Putra dan Putri Indonesia. Mereka cenderung lebih bangga memakai dan melakukan segala sesuatu yang berasal dari luar, agar terlihat gaya dan gaul. Dari hasil wawancara dengan beberapa responden, 90% dari mereka dengan lancarnya menyebutkan satu persatu nama-nama karakter dari film kartun ataupun animasi, serta buku bacaan yang hampir setiap hari “berinteraksi� dengan mereka. Semua secara keseluruhan seluruhnya berasal dari luar Indonesia, meski sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sekalipun. Namun, ketika disuruh menyebutkan nama-nama karakter pada desain karakter lokal,

mereka

membutuhkan waktu lebih untuk menyebutkannya. Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, banyak sekali identitas nasional yang sejatinya mampu untuk dijadikan inspirasi dalam mendesain sebuah karakter. Menurut pengamatan penulis, masih banyak sekali potensi-potensi identitas nasional Indonesia yang masih menyimpan peluang untuk dikembangkan 32

http://id.shvoong.com/social-sciences/1747413-identitas-nasional-indonesia/#ixzz1q99DKfyF. Diakses pada tanggal 22 Maret 2012.


melalui sebuah desain karakter yang memasyarakat. Rata-rata dari seluruh responden memberi jawaban “batik” dan “wayang” ketika mereka ditanya “apa identitas nasional yang mampu dimasukkan ke dalam sebuah desain karakter lokal?”

3.2. Desain Karakter Bercitarasa Indonesia Berdasarkan hasil riset, wawancara secara langsung, dengan beberapa responden, rata-rata dari mereka tidak mengetahui apa itu desain karakter. Hal tersebut membuktikan bahwa masih minimnya kepedulian masyarakat Indonesia dengan pekerjaan mendesain sebuah karakter (tokoh). Baik nantinya dipergunakan untuk keperluan animasi, game, ataupun sekedar ilustrasi dalam bentuk buku cerita bergambar, komik, dan media-media lainnya yang menggunakan ilustrasi.

http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-ash2/27426_100001248219135_5582_n.jpg diakses pada tanggal 20 April 2012

Sampai hari ini, belum ada local character yang betul-betul digarap berkesinambungan dan eksis di dunia industri layaknya Hello Kitty dan Doraemon di Jepang sana. Dari sekian banyak desain karakter-karakter karya pribumi, sepengetahuan penulis, hanya Panji Koming yang masih ‘hidup’ dan ‘punya nama’ hingga hari ini. Desain karakter ciptaan Dwi Koendoro sejak tanggal 14 Oktober 1979

33

tersebut masih dapat dilihat pada kolom “kartun dan

karikatur” di harian Kompas. Pada karakter Panji Koming tersebut, unsur-unsur lokal sangat terlihat sekali. Mulai dari gestur tubuh si karakter, pakaian para tokoh, serta seting-seting 33

http://dgi-indonesia.com/dwi-koendoro-dan-drs-suyadi-pak-raden-menerima-anugerahsamartharupa-dari-dkv-binus-university/. Diakses pada tanggal 07 April 2012.


pendukung lainnya seperti seting kerajaan yang notabene merupakan sistem pemerintahan di berbagai daerah di nusantara sekitar abad ke-434, arsitektur, dan tutur kata. Meskipun kini rata-rata masyakarat Indonesia lebih mencintai karakterkarakter dari luar, masih banyak pula yang terus berusaha mempertahankan dan mengembangkan karakter-karakter bernuansa Indonesia. Banyak sekali acaraacara yang diselenggarakan guna memersuasi generasi muda untuk mencintai karakter-karakter

lokal

serta

menggali

potensi-potensi

terpendam.

Dari majalah Babyboss yang penulis baca, masih banyak desain-desain karakter yang bercitarasa Indonesia. Meskipun, tidak seluruhnya mereka 100% memertahankan bentuk asli karakter yang sudah hidup di masyarakat. Dalam kasus ini, penulis ambil contoh Indieguerillas. Indieguerillas dalam berkarya mereka selalu mengambil refrensi dari pewayangan Indonesia, akan tetapi bentuk wayang yang ada kurang menarik bagi kalangan anak muda. Berangkat dari fakta tersebut, mereka memvisualkan tokoh pewayangan yang ada dengan gaya ilustrasi mereka, serta memasukkan beberapa unsur yang tengah booming. Terciptalah sebuah desain karakter wayang baru dalam kemasan yang jauh dari kesan tradisional dan ketinggalan jaman yang diberi nama Kanoman. Alhasil, visual dari desain karakter mereka memiliki tempat tersendiri bagi generasi muda Indonesia, dan membuat nama mereka terkenal hingga mancanegara. Jogja Hip Hop Foundation, salah satu kelompok rap yang sempat beraksi

di

New

York,

pun

menggunakan

jasa

Indieguerillas

untuk

mengilustrasikan kelima personilnya baru-baru ini.

https://www.facebook.com/media/set/?set=a.368842769825843.86419.206172239426231&type=3. Diakses pada tanggal 24 April 2012

34

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_pada_era_kerajaan_Hindu-Buddha. Diakses pada tanggal 27 April 2012.


BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Desain karakter merupakan sebuah proses menciptakan sebuah hasil visual (gambar) yang dihidupkan oleh sang desainer dengan memberikan karakterkarakter ke dalam tokoh tersebut yang diisyaratkan melalui bentuk, warna, dan unsur-unsur visual lainnya. Bisa dibilang, bahwa desain karakter yang diciptakan merupakan perwujudan dari sifat-sifat manusia atau suatu hal di dunia nyata. Desain karakter pun mampu menunjukkan darimana asal sang desainer melalui semiotik-semiotik identitas yang dimasukkan ke dalamnya. Jadi, desain karakter bercitarasa Indonesia adalah hasil dari proses penciptaan visual (gambar), berlandaskan fungsi desain dan karakter, yang memasukkan identitas nasional Indonesia ke dalamnya. 4.2. Saran Setelah membaca tulisan ini, semoga pembaca tergerak hatinya untuk mulai mengambil secarik kertas, sebuah alat gambar, memikirkan identitas nasional apa yang ingin diangkat, membuat sketsa, sampai pada akhirnya jadilah sebuah desain karakter bercitrasa Indonesia. Diharapkan pula, setelah “melahirkan� sebuah karakter baru, sang desainer tetap mengembangkan idenya agar mampu bersaing dengan karakter-karakter asing. Dengan begitu, maka secara tidak langsung, pembaca telah melestarikan identitas nasional melalui sebuah bahasa visual (gambar).


Lampiran Bab 1

Hasil karya Anak INDONESIA http://browse.deviantart.com/?qh=&section=&q=Indonesian+Character. Diakses pada 20 April 2012.


Bab 3


DAFTAR PUSTAKA Concept Volume 04 Edisi 21 ‘2008, halaman 12. Jakarta : Concept Media. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utama. 2011 Kompas, Minggu, 15 April 2012, halaman 4. Jakarta: Kompas Gramedia. 2012. Mansyer H. Martin. Oxford Learner’s Pocket Dictionary. Oxford University Press. 2008 Safanayong, Yongky. Desain Komunikasi Visual Terpadu, halaman 3. Jakarta : Arte Intermedia. 2006. Surdayat, S.H., M.H., dkk. Hak Kekayaan Intelektual, h. 114. Bandung :Oase Media. 2010.

Sumber lain:      

        

 

http://www.anneahira.com/bahasa-daerah-di-indonesia.htm. Diakses pada tanggal 24 Maret 2012. http://ansar-senibudaya.blogspot.com/2011/04/seni-rupa-tradisionalindonesia.html. Diakses pada tanggal 22 Maret 2012 http:// Artikata.com/. Diakses pada tanggal 17 Maret 2012. http:// azamku.com/pakaian-adat-tradisional-indonesia.htm. Diakses pada http://dgi-indonesia.com/pak-raden-ngamen-untuk-hak-cipta/. Diakses pada tanggal 13 April 2012 http://dgi-indonesia.com/dwi-koendoro-dan-drs-suyadi-pak-raden-menerimaanugerah-samartharupa-dari-dkv-binus-university/. Diakses pada tanggal 07 April 2012. http://hermawayne.blogspot.com/2011/02/10-superhero-indonesia-yangterlupakan.html http://id.wikipedia.org/wiki/Si_Unyil. Diakses pada tanggal 23 Maret 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Tarian_Indonesia. Diakses pada tanggal 22 Maret 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia. Diakses pada tanggal 22 Maret 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Adat. Diakses pada tanggal 24 Maret 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia. Diakses pada tanggal 22 Maret 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Karakter. Diakses pada tanggal 23 Maret 2012 http://id.shvoong.com/social-sciences/1747413-identitas-nasionalindonesia/#ixzz1q99DKfyF. Diakses pada tanggal 22 Maret 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_pada_era_kerajaan_HinduBuddha. Diakses pada tanggal 27 April 2012. Diakses pada tanggal 07 April 2012. http://indonesiaartnews.or.id/artikeldetil.php?id=114. Diakses pada tanggal 22 Maret 2012. http:// kapanlagi.com/showbiz/selebriti/kak-seto-bakal-bawa-kembali-sikomo_print.html . diakses pada tanggal 24 Maret 2012.


     

http://kaskus.us/showthread.php?t=7583150 http://pertunjukan.indonesiakreatif.net/ Diakses pada tanggal 22 Maret 2012. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/keadaan-sosial-indonesia/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2012. http://virtuemagz.com/karakter-desain.html. diakses pada tanggal 23 Maret 2012. http://www.youtube.com/watch?v=Rj1WMB5rLHA&feature=relmfu. Diakses pada tanggal 17 Maret 2012. http://www.youtube.com/watch?v=yiAu_A9p88Y. Diakses pada tanggal 17 Maret 2012

Wawancara langsung: 1. Ria Ailin Jayani 2. Nadia U. H. 3. Leni Wahyuni 4. Arina D. Putri 5. Deffi Elia P. S. 6. Nadya Sri F. 7. S. Amalia R. 8. S. Syifa A. 9. Agie N. P. 10. Oppy 11. Tini K. N. 12. Cicin C.

Wawancara via media elektronik: 1. Dianita Nur Sasanti 2. Rizal Aditama 3. Dewi “Chimotty” P.S. 4. Listia Wati Sophia 5. Imam Ari Pangestu 6. Robby Irawan 7. Sutik Suyitno 8. Mayank 9. Galuh Dharmawijaya 10. Robby Irawan 11. Mohamad Fathur 12. Muhamad Erlangga Fauzan 13. Azzahra Kamila 14. Ilham Putrayana 15. Newreal Juliette 16. Adlinda Firdienta


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.