3 minute read
Konservasi Air
Latar Belakang
Presentase Air Bersih
Advertisement
70% permukaan bumi memang terdiri dari air, tetapi sebagian besarnya terdiri dari air asin, gletser di kutub, dan sudah terpolusi atau belum terakses manusia.
Hanya 0.5% dari air tawar cair atau 0,003% dari keseluruhan air yang benarbenar bersih.
Hanya 0.5% dari air tawar cair atau 0,003% dari keseluruhan air yang benarbenar bersih dan layak dikonsumsi manusia.
Pertanian, pembangkit listrik, dan bangunan adalah konsumen terbesar air. Bangunan menghabiskan sebagian besar air untuk kebutuhan toilet dan menyiram rumput
Kesulitan untuk mengakses air bersih menyebabkan masyarakat berbondong-bondong menggunakan air tanah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Selain mengakibatkan cadangan air di dalam tanah untuk generasi mendatang semakin menipis, eksploitasi air tanah yang berlebihan juga mengakibatkan penurunan muka tanah.
Di Jakarta penurunan tanah berpotensi mempercepat Jakarta tenggelam pada tahun 2030 mendatang
Keberadaan bangunan (Fondasi, luas dasar & perkerasan bangunan) mengurangi luasan area resapan yang ada.
Tujuan dari konservasi air adalah untuk meminimalkan konsumsi air pada bangunan dan memaksimalkan air yang terserap ke dalam tanah.
Kebutuhan Air Bangunan
Kurangnya ketersediaan air bersih menyebabkan dehidrasi, masalah kesehatan, gagal panen, bahkan konflik antar daerah yang berkompetisi untuk mendapatkan air bersih.
(Bergman, 2013)
70%
Water
Fresh Water 3%
Potable 0.5% Liquid Water 20%
99.5% Polluted/Inaccessible
80% Ice Caps 97%
Salt Water
Bagan Air Bersih Dunia
Kebocoran 13.7% Lainnya 5.3%
Toilet 26.7%
Keran 15.7%
Shower 16.8% Pakaian 21.7%
Bagan Konsumsi Air Bangunan
Masalah Air Tanah
Peta Penurunan Tanah Jakarta (1974 - 2010) (Jakartaobserver, 2017)
Air Harus Dikembalikan ke Tanah
Tujuan
Konservasi air bisa dicapai melalui optimalisasi area resapan dan efisiensi air bangunan. Konservasi Air
Urban Farming
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengoptimalisasi lahan adalah dengan menyediakan area urban farming.
Selain untuk area resapan, hasil dari pertanian agrikultur ini bisa dijual atau digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan pengguna bangunan.
Zero Run Off
Zero Run Off adalah salah satu usaha mengoptimalisasi area resapan yang saat ini sedang marak digunakan dalam perancangan.
Zero Run Off menekankan pada tidak adanya air yang keluar dari lahan, dengan kata lain keberadaan bangunan tidak menimbulkan air limpasan. Buah
Kacang
Sayur
Urban Farming di New York (Urban Vine, 2020)
Pengaplikasiannya bisa dengan berbagai cara, diantaranya membuat sumur resapan/lubang biopori, kolam retensi, atau membuat bioswale di antara pedestrian dan jalan.
Sumur Resapan
Sumur resapan dan lubang biopori cukup efektif dalam meresap air limpasan hujan, khususnya pada lahan terbatas.
Reuse Water
Penggunaan kembali air bekas yang diolah untuk kebutuhan mencuci, menyiram, dan flashing dapat mengefisiensikan air bersih dunia.
JIka semua orang melakukan metode ini, bisa dibayangkan berapa banyak air bersih yang dihemat untuk generasi mendatang.
Meski begitu, ada beberapa resiko dari penggunaan kembali air bekas, seperti sedikit berbau jika pengolahannya kurang tepat.
Rain Water Harvesting System
Penggunaan air hujan untuk kebutuhan flashing, mencuci, dan menyiram sebenarnya juga bagian dari konsep zero run off.
Selain menghemat air bersih, metode ini juga berkontribusi dalam mengurangi air limpasan hujan
Namun, perlu diperhatikan higenitas air hujan dan tingkat curah hujan di daerah tersebut.
Rainwater Harvesting Tank
Kolam Retensi
Selain digunakan untuk menampung air hujan, kolam retensi bisa digunakan untuk budidaya ikan air tawar, cadangan air irigasi, bahkan dijadikan tempat wisata
Foto & Diagram: (IStcokPhoto, 2021)
Bioswale
Bioswale digunakan pada area yang memanjang seperti pinggir jalan, area ini juga bisa dijadikan pembatas antara jalur pejalan kaki dan kendaraan bermotor
Penggunaan Sarana Utilitas Hemat Air
Foto: (Capital Water Tanks, 2021) Reuse Water System
Rain Water Harvesting System
Foto & Diagram: (IStcokPhoto, 2021)
Pemilihan jenis sarana utilitas juga penting untuk diperhatikan karena berdampak besar bagi jumlah konsumsi air tiap pemakaiannya.
Salah satu contohnya adalah penggunaan shower yang lebih hemat air dibandingkan penggunaan bak mandi.