6 minute read

Siklus & Sumber Material

Latar Belakang

Proses distribusi material bangunan sebenarnya meninggalkan jejak karbon yang besar.

Advertisement

Truk yang digunakan untuk pengiriman b p s iasanya juga digunakan dala anjang sehingga banyak truk m jan yang gka knalpotnya menghasilkan lebih banyak asap

Selain itu, industri semen sebenarnya telah menyumbangkan emisi karbon sebesar 8% dari total emisi global karena proses pembakarannya yang berjalan masal. Polusi yang Dihasilkan Pabrik Semen Padang (Mongabay, 2014)

Proses distribusi material menyumbangkan emisi karbon yang besar (Jurnal Transport, 2015)

Di sisi lain, sebenarnya ada banyak potensi yang bisa dimanfaatkan sebagai material bangunan di sekitar kita.

Selain mengurangi emisi karbon, material lokal biasanya lebih mudah didapatkan dengan harga yang lebih terjangkau. Bahannya juga lebih ramah lingkungan, misalnya bambu atau batu andesit.

Oleh karena itu, pemilihan dan pertimbangan material dari siklus dan sumbernya menjadi penting untuk dipikirkan

Bambu Batu Andesit

Pertimbangan

Sebuah material ditinjau dari semua prosesnya mulai dari proses ekstraksi, pengolahan, distribusi, pembangunan, perawatan, hingga perobohannya nanti

Mungkin saja sebuah material tidak memberikan dampak negatif ketika digunakan, tetapi pada proses ekstraksinya menimbulkan kerusakan lingkungan yang

besar

Oleh karena itu, konstruksi bangunan hijau perlu menggunakan material hijau yang sudah dipertimbangkan dari segi emisi karbon dan dampaknya terhadap lingkungan.

Green Material

Green Material

Selain mempertimbangkan jejak karbon dan dampak negatifnya terhadap lingkunagn, green material juga memperhatikan aspek kesehatan, harga yang terjangkau, kemudahan perawatan, keberlanjutan generasi, dan keamanannya.

(GBCI, 2021)

Radius 1000 km (Google Map, 2022) Material lokal adalah salah satu cara mengurangi emisi karbon, khususnya pada proses distribusi

Material masih dapat dikatakan lokal jika lokasi penggunaan material tidak lebih dari 1000 kilometer jauhnya dari tempat produksi material tersebut

Beberapa contoh material lokal yang sering dijumpai di Indonesia adalah bambu, jerami, batu andesit, dan batu bata. Salah satu material berkelanjutan yang paling umum adalah kayu, namun tidak semua kayu bisa dibilang berkelanjutan

Faktanya, sebagian kayu yang digunakan untuk konstruksi berasal dari penebangan hutan secara ilegal

Green School, Bali Salah satu bangunan yang 100% menggunakan material lokal Oleh karena itu, material kayu yang berkelanjutan memiliki sertifikat hijau yang menandakan kayu tersebut berasal dari hutan produksi yang sudah dikhususkan untuk digunakan sebagai material konstruksi.

Bambu

Selain merupakan material lokal, bambu hanya membutuhkan waktu 2-3 tahun saja untuk bisa dipanen.

Bambu juga memiliki sifat lentur dan kuat saat ditarik sehingga bisa digunakan untuk bangunan dengan bentuk melengkung.

Atap dari Jerami

Jerami

Jerami adalah salah satu material lokal yang sering digunakan sebagai penyusun atap bangunan tradisional. Material ini sangat mudah didapatkan karena hanya memerlukan beberapa bulan saja untuk dipanen. Sayangnya material ini mudah terbakar, sehingga penggunaannya perlu dipertimbangkan.

Batu Andesit

Batu ini cukup melimpah di Indonesia, teksturnya yang alami membuat material ini sering digunakan untuk pedestrian atau dinding eksterior bangunan

Batu Bata

Batu bata umumnya terbuat dari tanah liat yang dibakar hingga 700-1100 °C. Tidak heran ketersediaanya sangat melimpah di Indonesia, biasanya material ini dipakai sebagai dinding pengisi bangunan Kolom dan Balok dari Bambu

Kayu Bersertifikasi Hijau

Material berkelanjutan adalah material yang bisa dihasilkan kembali dalam kurun waktu yang tidak lama sehingga ketersediaannya akan tetap ada dari generasi ke generasi.

Beberapa jenis kayu yang dibudidayakan dan sudah disertifikasi hijau antara lain.

Pedestrian dari Andesit

Sengon

5-12 tahun

Pinus

15-25 tahun

Kayu

Butuh puluhan tahun untuk bisa di panen

Sertifikat Hijau

Lembaga Ekolabel Indonesia

Jati

10-25 tahun

Meranti

25-35 tahun

(Ricky, 2021)

Dengan modul yang sama, material precast lebih menghasilkan sampah. Misalnya dari segi cetakan yang terbuat dari baja dan bisa digunakan berulangulang.

Dibandingkan dengan material in-situ yang menghabiskan banyak kayu untuk bekisting yang hanya digunakan sekali.

Waktu Pengerjaan

Proses pemasangan komponen precast lebih cepat dibandingkan material insitu karena sudah dicetak di pabrik terlebih dahulu

Ark Hotel yang dibangun di China adalah salah satu buktinya, gedung setinggi 30 lantai dapat diselesaikan hanya dalam 15 hari saja.

Penggunaan material precast atau pra-cetak adalah salah satu material konstruksi yang saat ini populer digunakan dalam konstruksi bangunan

Hal ini dikarenakan penggunaannya memiliki banyak kelebihan dibandingkan material in-situ, antara lain:

Sampah Konstruksi

Biaya Konstruksi

Material precast memiliki modul tertentu sehingga dapat diproduksi secara masal yang artinya dapat diborong dengan harga yang lebih murah

Foto: (Gulfprecast, 2015)

Ark Hotel, China 30 Lantai, 15 Hari

(Mackenzie, 2012)

Konsistensi Bentuk

Material precast memiliki modul sehingga bentuk dan ukurannya lebih konsisten dibandingkan material custom yang dibuat langsung di lahan

Fasad Alga

Bioreaktor dari alga adalah salah satu teknologi yang dikembangkan baru-baru ini oleh ilmuwan Austria dan diaplikasikan pada fasad bangunan. Selain unik dari segi estetika, panel alga bisa memfilter CO2 di udara sekaligus menghasilkan listrik tenaga biomasa. Tak hanya itu, alga di dalam panel juga bisa dipanen sewaktu-waktu untuk dijual ke sektor kosmetik.

BIQ House di Jerman merupakan bangunan berfasad alga pertama yang didirikan pada tahun 2009 dan diperkirakan akan menjadi tren di masa depan (Garcia, 2014)

Mycotech

Mycelium

Mycotech Wall Panel BIQ House Hamburg, Jerman

Panel Alga Berisi Mikro Alga

Akhir-akhir ini para ilmuwan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia mengembangkan miselium/jamur untuk merekatkan serbuk kayu bekas yang bisa digunakan sebagai alternatif material bangunan.

Selain dapat digunakan sebagai dinding, material ini ternyata efektif dalam meredam suara sehingga cocok untuk dijadikan peredam akustik dan aneka furnitur lainnya.

(Sitepu, 2018)

Bata Plastik Daur Ulang

Nzambi Matee, ilmuwan dari Kenya berhasil mengembangkan inovasi baru dari plastik daur ulang yang dicampur dengan abu dan pasir yang dipadatkan menjadi material bangunan.

Setelah dilakukan pengujian, ternyata bata plastik densitas tinggi 5-7 kali lebih kuat dari beton biasa karena terdiri dari beberapa plastik polietilen densitas tinggi seperti botol sampo.

Saat ini dirinya sukses mendirikian pabrik bata plastik bernama Gjenge Makers yang mampu memproduksi setidaknya 1.500 bata per hari.

(Techeblog, 2021)

Bata Plastik Densitas Rendah

Sampah Plastik Densitas Rendah

Nzambi Matee Pendiri Gjenge Makers

This article is from: